lahirnya diplomasi terobosan
TRANSCRIPT
Lahirnya Sebuah
“Diplomasi Terobosan”
Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Indonesia
Kelompok I
Mobilisasi komunitas internasional
untuk perdamaianBeberapa saat setelah bencana tsunami di Aceh dan Nias Wapres Jusuf Kalla menulis memo kepada Presiden SBY yang isinya:
Korban meninggal 100.000 Orang
Pengungsian 1.000.000 Orang
Kerusakan rumah 100.000 Unit
Dan menggambarkan bahwa untuk rehabilitasipasca tsunami membutuhkan dana yang sangatbesar yaitu ± 3 milyar US dollar.
Yang berasal dari APBN, partisipasi masyarakat, serta negara dan lembaga internasional.
Antisipasi Wapres Jusuf Kalla pada penyaluranbantuan:
dua hal pertama, menyangkut segi tekns penerimaandan pengorganisasian bantuan.
mengantisipasi tidak terpenuhinya bantuan ke region dan koordinasi perencanaan danpelaksanaandilapangan antara pemrintah indonesiadengan donor tidak lancar.
dua hal kedua terakhir dari memorandum yang samayaitu, gagasan yang memberikan landasan yang secaralangsung atau tidak menstrukturkan jalan Aceh yang baru:
Sikap masyarakat Aceh yang trauma dan terlalumengharap tinggi pada bantuan asing sehinggamenunggu saja dan tidak semangat ,
Potensi konflik dengan GAM juga bisa menyebabkansemua elemen asing meninggalkan Aceh apabilaadaorang asing yang terbunuh atau diculik.
Pesan pentingnya memo Wapres Kalla
kepada Presiden SBY adalah bahwa GAM
pada esensinya menginginkan perdamaian,
namun aparat militer GAM di Aceh tidak
berwenang mengambil kepetusan sepenting
itu, kecuali atas persetujuan markas besar
GAM di Swedia.
Usaha yang dirintis Kalla untuk perdamaian GAMjauh hari seblumnya membuat Wapres Kalla memilikidata yang relatif lebih akurat, bukan saja terhadappada kondisi lapangan, melainkan kekuatan danhubungan antara faksi militer GAM dilapangandengan elite GAM yang berada di Swedia.
Kepemimpinan GAM tidak lagi terlalu aktif setelahada tuntutan hukum dari Indonesia namun tetap adadan memegang wewenang politik untuk memperjelasberikut pimpina GAM
Pimpinan Tertinggi (wali negeri) : Hasan Tiro (Swedia)80th
Perdana Meneteri :Malik Mahmud (Singapura)
Menteri Luar Negeri : Dr. Zaini Abdullah (Swedia)
Menteri Dalam Negeri : Bahtiar (Swedia)
Meneteri Pertahanan : Zakaria Saman (Thailand)
Siapakah tokoh
(Juru runding) antar
RI dengan GAM?
Marti Ahtisaari Lahir pada 1937 di kotaViiburi
Juru damai konflik Pakistan pada 1960an
Kementerian Luar Negeri Finlandia
Duta besar Finlandia di Tanzania 1970an(termuda)
PBB, di Namibia atas arahanya meraihkemerdekaan pada 1990
Presiden Finlandia 1994
Mendirikan Crisis Management Initiative (CMI) komunitas internasional untuk pencegahankrisis dan melakukan rehabilitasi pasca konflik
Secara terbuka presiden yudoyono telahmengungkapkan jalan perdamaian penyelesaiankonflik menjadi strategi pokok. Kombinasi sikappresiden yudoyono dan memo – memo wapresnya diatas pada dasarnya telah meletakan dasar bagi sebuahusaha diplomasi pada perdamaian menyingkirkanalternative tndakan militer dengan memanfaatkandukungan internasional. Dengan rinci Wapres Kallamenyampaikan elemen dari kekuatan internasionaltersebut:
Swedia
Libya
Singapura
Amerika Serikat
Inggris
HDC
Finlandia
Wapres Kalla mengundang duta besar negarauntuk membahas soal GAM diantaranya:
Amerika Serikat(lynn B Pascoe)
Jepang (Yutaka Iimura)
Singapura (Edward Lee)
Inggris (Charles Hamprey)
Swedia (Lennart Linner)
Turut terundang kuasa Libya Ali Mabrouq
Hal terpenting yang disampaikan Presiden SBY adalah bahwa prakarsa perdamaian ini telahdisampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan yang segera menyampaikandukunganya.
Dari pertemuan tersebut diatas Wapres
Kalla ingin mencapai dua hal pokok yaitu:
1. Setiap negara berdaulat harus dibantu
memelihara kedaulatanya dengan dukungan
internasional.
2. Pada tingkat domestik hubungan pusat dan
daerah harus diperbaiki dengan
memberikan penghormatan yang patut
diterima daerah
Perundingan ronda pertama yang terjadi pada
tanggal 27-30 Januari 2005 di Helsinki GAM
bersedia berunding dengan difasilitasi CMI
dibawah kepemimpinan Presiden Ahtisaari,
dengan persyaratan masing-masing pihak
harus menjaga kerahasiaan dan menahan diri
untuk tidak membuat pernyataan apapun
kepada media massa.
Pembentukan juru runding dan
strategi wacana diplomasiWapres Kalla yang latar belakang sebagai
pengusaha mentransformasikan sikap kerja
kewirausahaanya kedalam kinerja
kenegaraanya. Kalla lebih mengandalkan kata
atau kalimat yang tepat untuk memancarkan
daya persuasinya digabung dengan logika
kalkulatif, sehingga kinerja kenegarawanan
Kalla dalam menyelesaikan konflik Aceh
secara damai menjadi sangat menonjol.
Perundingan yang digagas Kalla mendapatkritikan dari kaum “garis keras” kaum militerdengan sipil dan partai – partai politik. Salahsatunya yaitu mantan Wapres Tri Soetrisno. Bagi sang jenderal perundingan tersebutsangat problematik, karena secara tidaklangsung mengakui GAM sebagai entitaspolitik yang absah, karena upaya pejanjiantersebut tanpa adanya persetujuan dari DPR. Akan tetapi hanya dengan mendasarkandirinya pada logika sederhana. NamunWapres Kalla berhasil menjelaskan kepadaTri Soetrisno bahwa perundingan ini tanpaharu persetujuan DPR.
Dari kalangan DPR rencana damai tersebut
mendapat kritikan dari beberapa fraksi di
DPR, yaitu F- PDIP, F-PKB, F-Gollar. Salah
satu pendapat yang disampakian dari P
Golkar yaitu bahwa Wapres Kalla harus
menanggung akibat apabila GAM
mengingkari salah satu butir dari perjanjian
tersebut, karena DPR tidak dimintai
pendapat akan perdamaian ini.
Secara diam-diam Wapres kalla bertemu
dengan Dr. darmien Kingsburry penasihat
politik gerakan gerakan tersebut asal
Australia. Beliau yang mempublikasikan
gagasan self governing untuk Aceh. Sebagai
“pemegang tongkat komando” delegasi
jakarta perundingan tersebut Wapres Kalla
memeberikan respons baik dengan
melakukan kajian atas konstitusi dan undang-
undang daerah serta UU NAD guna untuk
menentukan dasar untuk padanan self
governing.
Implementasi kongkret diplomasi ini wapres Kallamemberikan rincian kepada Presiden bahwa dalampenyusunan delegasi tersusun dalam dua lapis yaitu,
Lapis pertama bermarkas di kedubes RI di Helsinki yang dipimpin oleh Widodo AS
Lapis kedua delegasi perundingan yang langsungberhadapan dengan GAM dipimpin oleh HamidAwaludin
Wapres membuat target motto yaitu “PenyelesaiamAceh yang bermartabat” dengan capaian:
NAD tetap dalam NKRI dengan otonomi khusus yang diakui oleh GAM
GAM menghentikan perlawanan dengan menyerahkansenjata disertai syarat-syarat tertentu yang dipenuhioleh pemerintah RI, termasuk amnesti.
Otonomi khusus sebagai kekhususan atautambahan kewenangan dari pemerintah kepadadaerah khusus NAD lebih lebih memperkuatlagi kewenangan pemerintah daerah untukmemperkuat diri sendiri. Berdasarkan inilahWapres Kalla membuat perbandingan denganusulan GAM dalam perundingan Helsinki apayang dikenal dengan self governing. Self governing hampir tak ada perbedaan prinsipil denganketentuan otonomi daerah yang tercantumdalam UUD 1945, UU no. 32 tahun 2014, danUU no. 18 Tahun 2001.
Kecuali dalam hal politik luar negeri, pertahananfiskal, serta peran serta polisi NAD, danperaturan-peraturan lokal.
Dalam konteks peradilan Wapres Kalla
membubuhi catatanya peradilan dengan
mahkamah syariah, serta pelaksanaan agama
dengan syariah dapat dilaksanakan dengan
Qanun sesuai dengan UU no. 18.
Hal yang diminta dalam self governingadalah :
Hak membuat aturan lokal, gubernur dipilh
oleh rakyat, polisi Aceh yang malaksanakan
ketertiban hukum, dan partai lokal Aceh.