kumpulan pemicu mhs.doc

5

Click here to load reader

Upload: marta-tata-salember

Post on 24-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUMPULAN PEMICU MHS.doc

KUMPULAN PEMICU

Modul IKK secara keseluruhan terdiri atas 4 pemicu. Setiap Pemicu disediakan 2 kali

diskusi Untuk pemicu 2,3, dan 4 yang terkait dengan tugas puskesmas diskusi

kelompok nya dilakukan di bersama pembimbing puskesmas dan fasilitator/tutor.

Pemicu 1 menggunakan ilustrasi kasus dan terkait dengan tugas puskesmas. Pemicu

2,3, dan 4 sangat tergantung dari hasil observasi pengumpulan data di puskesmas.

Secara skematis kaitan tugas lapangan puskesmas dengan pemicu 2,3, dan 4 adalah

sebagai berikut :

G

ambar 1. Skema pemicu 1-4

Page 2: KUMPULAN PEMICU MHS.doc

PEMICU 1: STUDI KASUS DIAGNOSIS HOLISTIK DAN KELUARGA

KASUS KELOMPOK 1

Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke Posyandu Tulus. Perempuan ini datang untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Pasien mengeluh sering sakit kepala. Keluhan ini sudah dirasakan sejak melahirkan anak yang ke 6. Lokasi sakit kepala yang dirasakan di seluruh kepala dan sering disertai mual. Tidak ada keluhan lain. Haid teratur dan pasien tidak memiliki riwayat KB.Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah 140/80 dan tanda vital lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan mata, THT, jantung , paru tidak ditemukan kelainan kecuali pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri ulu hati ( + ). Berat badan saat ditimbang 41 kg , TB 152 cm. Keadaan umum baik, terlihat letih dengan wajah yang terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.

KASUS KELOMPOK 2

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, datang ke puskesmas diantar ibunya dengan keluhan batuk sejak 2 hari. Anak sering batuk pilek sejak 3 bulan yang lalu dan terdapat banyak koreng di ekstremitasnya. Bisul bernanah dan terasa gatal. Terdapat riwayat asma pada adik nenek dari ibu dan tidak terdapat riwayat atopi lainnya. Ibu pasien (buruh garmen) yang saat ini sedang hamil anak ke dua (usia kehamilan 20 minggu) memiliki alergi terhadap dingin berupa gatal-gatal. Ayah pasien (satpam) merokok sebanyak 1 bungkus sehari. Ayah pasien sering mengalami batuk namun tidak pernah berobat. Selama ini pasien diasuh oleh neneknya karena kedua orang tua bekerja. Sejak kecil pasien susah makan dan BB sulit naik. Pasien hanya makan bila sedang lapar saja. Menurut pengakuan ibu, pasien sering diberikan susu formula. Pemeriksaan fisik secara umum didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kompos mentis, dapat diajak bicara. Tidak ikterik, tidak anemis dan kurang bersih dan kurang terawat. Nadi 84 x/menit, napas 20x/menit, suhu 36.5 derajat C. BB 15 Kg, TB 100 cm.

KASUS KELOMPOK 3

Ibu Ani, berumur 38 tahun, sejak jam 5 pagi mulai merasakan mules2. Suaminya langsung memanggil dukun bersalin di dekat rumah untuk membantu persalinan. Ibu Aminah (dukun bersalin) datang dan menyiapkan segala keperluan untuk menolong persalinan. Bayi lahir secara normal jam 10.30, langsung menangis, meskipun tidak kuat. Tali pusat dipotong menggunakan sebilah bambu yang disiapkan khusus dan sudah direbus.Bu Aminah kemudian menunggu ari-arinya lahir, namun ternyata tidak lahir-lahir dan darah mengalir cukup deras. Bu Aminah memutuskan untuk mempercepat proses kelahiran ari-ari dengan menarik tali pusat pelan-2 namun tidak berhasil, bahkan tampak darah mengalir agak lebih deras. Ibu Ani sudah tampak pucat, lemas dan berkeringat dingin. Sementara itu keluarga bu Ani sudah berkumpul di rumah.

Page 3: KUMPULAN PEMICU MHS.doc

Suami bu Ani memutuskan memanggil Bidan setempat, yang sudah 5 tahun tinggal di desa tersebut. Bidan Umi datang sekitar jam 11 dan melihat bu Ani sudah dalam keadaan pre syok. Tensi 80 mm Hg/palpasi, nadi cepat dan lemah. Bidan menyarankan pada suami untuk segera merujuk ke Puskesmas terdekat. Sementara itu Bidan Umi memasang infus cairan RL diguyur dan mencoba melakukan placenta manual, namun tidak berhasil, karena dirasakan lengket.Suami bu Ani bingung dan bertanya pada keluarga besarnya, mengenai keharusan dirujuk. Keluarga berunding dan juga bertanya pada tokoh masyarakat terdekat mengenai ketersediaan kendaraan. Karena tidak tersedia, dicari dahulu kendaraan, dan akhirnya sesudah jam 13.00 baru tersedia. Ibu Ani dinaikkan ke mobil ditemani 4 orang keluarga dan Bidan Umi duduk didepan sebelah sopir. Perjalanan ke Puskesmas terdekat kurang lebih 90 menit, karena jalannya yang buruk. Sesampai di Puskesmas, ibu Ani dinyatakan sudah meninggal.

KASUS KELOMPOK 4

Seorang Ibu datang ke Puskesmas dengan membawa putranya umur 4 tahun dengan keluhan panas 4 hari naik turun, disertai nyeri pada daerah lehernya. Di rumah sudah diberikan obat penurun panas dan obat antibiotik yang dibeli di pasaran, akan tetapi tidak ada perbaikan, kadang-kadang turun panasnya dan kadang-kadang naik. Saat anak dibawa dalam keadaan lemah, muntah sebanyak 6 kali, anak merasa kedinginan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T 37,3 ‘C, Nadi 58 x/menit, Respirasi 24 x/menit, TD 70/60 mmHg . Saat diperiksa terdapat bintik kemerahan di seluruh tubuhnya.

KASUS KELOMPOK 5

Seorang ibu, Ny N (25 tahun), datang ke Klinik dengan membawa anak ketiganya, An.W yang berusia 9 bulan. Keluhannya adalah demam tinggi yang tidak turun dengan obat turun panas selama 3 hari. Selain An.W, ny.N juga mengajak anak-anaknya yang lain yaitu An.K (6 tahun) dan An.T (5 tahun). Ketiga anak nya tampak kurus dan kumal (termasuk tidak bersih). Ny.N juga membawa KMS An.W yang memperlihatkan kunjungan terakhir ke Posyandu 6 bulan yang lalu. An. W belum pernah mendapat imunisasi sejak lahir karena sering sakit-sakitan dan demam. Ibu pasien adalah mantan penderita TB dan dinyatakan sembuh 1 tahun lalu.Ny. N adalah istri seorang supir bajaj berusia 35 tahun yang telah menjadi supir bajaj sejak 10 tahun yang lalu dan bekerja terus menerus sejak jam 4 pagi hingga 3 siang, berpangkal di pasar induk dekat rumahnya. Pada saat ini mengeluh pergelangan tangannya sering nyeri, baal dan kesemutan. Dan sakit kepala timbul pada hamper setiap sore hari.

Page 4: KUMPULAN PEMICU MHS.doc

II.2. PEMICU 2: EVALUASI PROGRAM

Pemicu 2 Evaluasi program

Evaluasi program dilakukan dengan menganalisis data yang telah

disediakan di puskesmas mengenai laporan pelaksanaan program

puskesmas tertentu. Masing-masing kelompok telah ditetapkan suatu

topik program kegiatan puskesmas tertentu yang akan dievaluasi.

Mahasiswa harus aktif mencari dan menggali informasi dari staf

puskesmas penanggung jawab program untuk ditanyakan mengenai

data pencapaian program kerja dan permasalahannya.

Pasien, petugas administrasi atau masyarakat dapat dilibatkan dalam

kajian evaluasi program bila dianggap perlu.

II.3. PEMICU 3: DIAGNOSIS KOMUNITAS

Pemicu

3

Diagnosis komunitas

Diagnosis komunitas dilakukan selama di puskesmas dengan cara

kelompok melakukan observasi terhadap kegiatan masyarakat yang telah

ditentukan misalnya kegiatan kelompok senam jantung sehat, posyandu,

RW siaga, karang taruna, dan komunitas lain-lain. Evaluasi dilakukan

dukungan staf lapangan puskesmas untuk menilai kondisi lingkungan di

lingkup RW yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi lingkungan

dilakukan terkait permasalahan kesehatan yang telah ditetapkan

sebelumnya

II.4. PEMICU 4: PLANt SURVEY

Pemicu 4 Plant survey

Plan survey dilakukan selama minggu ke-3 di puskesmas yaitu

mengkaji perusahaan baik formal atau informal yang telah dipersiapkan

Page 5: KUMPULAN PEMICU MHS.doc

oleh puskesmas sebelumnya. Selama kunjungan plan survey setiap

kelompok harus didampingi oleh fasilitator dan pembimbing

puskesmas.