kti wastek

22
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Alga Merah (Eucheuma cottoni) sebagai Tenaga Alternatif Pembangkit Listrik Bidang Kegiatan : PKM-GT Disusun oleh : Aloysius Tatus K 5214100186 Ferdian Widyatama 5214100113 Fikrian Haikan B.I. 5214100042 Zuhriya Firda 5214100138 Suci Anggraeni 1514100016

Upload: suci-anggraeni

Post on 02-Feb-2016

250 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

salah satu mata kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: KTI Wastek

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Judul Karya Tulis :

Pemanfaatan Alga Merah (Eucheuma cottoni) sebagai Tenaga Alternatif Pembangkit Listrik

Bidang Kegiatan :

PKM-GT

Disusun oleh :

Aloysius Tatus K 5214100186Ferdian Widyatama 5214100113Fikrian Haikan B.I. 5214100042Zuhriya Firda 5214100138Suci Anggraeni 1514100016

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA

2015

Page 2: KTI Wastek

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : “Pemanfaatan Chlorella Sp. Sebagai Tenaga Alternatif Pembangkit Listrik”

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( v ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Aloysius Tatus Kb. NIM : 5214100186c. Jurusan : S1-Sistem Informasid. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS) Surabayae. Alamat Rumah dan No Tel/HP :f. Alamat email :

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIDN : Alamat Rumah dan No Tel/HP :

Surabaya, 4 April 2012

Menyetujui,Ketua Jurusan Sistem Informasi Ketua Pelaksana Kegiatan

( ) (Aloysius Tatus K.) NIP. NIM. 5214100186

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko) ( ) NIP. 196010041986011001 NIP.

2

Page 3: KTI Wastek

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan karya tulis ini dengan lancar.

Penulisan ini ditujukan untuk PKM-GT dengan judul “Pemanfaatan Alga Merah (Eucheuma cottoni) sebagai Tenaga Alternatif Pembangkit Listrik” sebagai Solusi meledaknya kebutuhan bahan bakar di Indonesia.

Penulis menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof.Dr.Ing.Herman Sasongko atas bantuan moral dan materiil yang telah diberikan

2. Bapak Budi Suswanto ST, MT, Ph.D selaku pembimbing atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan

3. Dosen-dosen Sistem Informasi, Biologi, dan Wawasan Teknologi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

4. Berbagai pihak yang telah membantu proses terselesaikannya karya tulis ini.

Penulis menyadari karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan karya ilmiah ini.

Surabaya, 4 April 2015

Penulis

3

Page 4: KTI Wastek

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 2

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................5

Latar Belakang.....................................................................................................5

Rumusan Masalah................................................................................................6

Tujuan...................................................................................................................6

Manfaat.................................................................................................................6

GAGASAN..............................................................................................................6

Kondisi Kekinian tentang Permasalahan Kebutuhan Bahan Bakar.....................6

Solusi yang Pernah Ditawarkan.........................................................................10

Solusi yang Ditawarkan .....................................................................................13

Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan...................................14

Langkah-langkah strategis implementasi gagasan.............................................14

KESIMPULAN......................................................................................................14

Inti Gagasan........................................................................................................14

Teknik Implementasi Gagasan...........................................................................15

Prediksi Keberhasilan Gagasan.........................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

4

Page 5: KTI Wastek

PENDAHULUAN

Latar BelakangKrisis energi adalah masalah yang sangat fundamental di

Indonesia, khususnya masalah energi listrik. Energi listrik merupakan energi yang sangat diperlukan bagi manusia modern. Bahkan sebagian besar aktivitas manusiaditunjang dengan sebuah peralatan dan teknologi yang menggunakan listrik sebagai sumber energi. Hal ini menjadikan bahwa listrik menjadi sebuah bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas manusia. Sejak  beberapa tahun terakhir ini, para ahli mulai merubah pendapatnya tentang pemanfaatan sumber energi yang ada di Indonesia. Timbulnya kesadaran akansumber bahan bakar fosil yang selama ini merupakan sumber energi andalan, akan terancam kelangkaan dalam beberapa tahun kedepan.

Cadangan energi fosil Indonesia kian hari makin menipis, seperti minyak, cadangannya hanya 0,5 % dari cadangan dunia, gas hanya sekitar 1,4 % dari cadangan dunia dan batu bara 3,1 %. Sumber energi tersebut diperkirakan tak mampu memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Sedangkan potensi energi terbarukan. Potensi energi besar namun kapasitasnya produksinya ini masih kecil. Untuk membangun energi terbaru juga tidak mudah dan murah. Potensi tersebut tetap tidak dapat mencukupi kebutuhan energi yang terus meningkat, sehingga perlu adanya pasokan energi listrik yang stabil untuk memenuhi kebutuhan yaitu dengan membangun PLTN. (Liputan 6).

Keanekaragaman sumberdaya di perairan Indonesia merupakan kekayaan alam yang kemungkinan besar masih sangat sedikit dimanfaatkan oleh manusia. Wilayah perairan Indonesia mencapai sekitar 5,8 juta km2 serta mempunyai garis  pantai yang panjangnya sekitar 81.000 km, sehingga pemanfaatan sumberdaya laut selayaknya dilakukan secara optimal. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Tingginya keanekaragaman hayati di laut dapat merefleksikan potensi ekonomi perairan pesisir dan lautan tersebut, dalam artian bahwa semakin tinggi keanekaragaman hayati yang terkandung, semakin besar  potensi yang dapat dikembangkan (Dahuri, 2003). Mikroalga sebagai salah satu komoditi hasil perairan dewasa ini telah menjadi alternatif untuk dikembangkan karena memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan. Seiring perkembangan bioteknologi mikroalga, sejumlah penelitian mulai ditujukan untuk menghasilkan produk bermanfaat yang bernilai tinggi diantaranya sebagai sumber bahan kimia dan sumber pembangkit listik.

5

Page 6: KTI Wastek

Rumusan Masalah1. Apa saja kandungan alga sehingga memiliki potensi pembangkit listrik?2. Bagaimana cara pemanfaatan alga sebagai sumber pembangkit listrik.

Tujuan1.Untuk mengetahui kandungan alga sehingga memiliki potensi pembangkit listrik2.Untuk mengetahui cara pemanfaatan alga sebagai sumber pembangkit listrik.

Manfaat1. Manfaat bagi penulis sendiri adalah untuk menambahkan landasan

pengetahuan tentang pemanfaatan alga hijau (Chlorella sp.) sebagai tenaga pembangkit listrik

2. Manfaat bagi pembaca adalah untuk menambah pengetahuan dan kiranya bisa dijadikan bahan referensi untuk melakukan kajian.

3. Manfaat bagi lingkungan akademis adalah untuk dijadikan sebagai landasan dalam pembuatan karya ilmiah atau penulisan makalah dengan tema yang sama, yaitu yang mencakup pemanfaatan alga hijau (Chlorella sp.) sebagai tenaga pembangkit listrik.

4. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai sumber alternatif pembangkit listrik.

GAGASAN

Kondisi Kekinian tentang Permasalahan Kebutuhan Bahan BakarSelama ini pembahasan energi hanya fokus pada jumlah pasokan bahan

bakar. Akibatnya, perhatian masyarakat dan negara hanya berkutat pada peningkatan jumlah produksi pertambangan. Faktor tingginya konsumsi bahan bakar tidak dipertimbangkan sebagai fokus penting memperkuat cadangan energi. Hendro Sangkoyo, pendiri School of Democratic of Economics, mengatakan konsumsi energi Indonesia memang termasuk kecil di kawasan Asia, Australia, dan Selandia Baru. Namun, jika kebutuhan energi dibandingkan jumlah industri dan perumahan rakyat, Indonesia termasuk boros. ”Kita memang kecil. Tapi kalau dilihat dengan kaca pembesar, sebenarnya kita boros.” Hendro memberikan contoh, Pondok Indah Mall 2 di Jakarta membutuhkan daya listrik 13 juta watt per

6

Page 7: KTI Wastek

detik. Jumlah itu setara dengan konsumsi listrik 1.000 rumah dengan daya 1.300 watt per rumah. Total penggunaan listrik Pondok Indah Mall 2 setara dengan konsumsi listrik Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Berdasarkan kesepakatan Konsorsium Pembangunan Mal ASEAN, di Jakarta akan berdiri 214 mal menjelang tahun 2014. Akibatnya, kebutuhan listrik untuk Jakarta setara dengan listrik yang mengaliri separo Sumatera. (http://www.vhrmedia.com/2010/).

Konsumsi Listrik di Indonesia serta Estimasi Kekurangan Pasokan Listrik

Tabel 1. Konsumsi Listrik di Indonesia serta Estimasi Kekurangan Pasokan Listrik (GWh).

(Sumber : Handbook of Energy, 2011)

Berdasarkan data rasio elektrifikasi yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, dapat diketahui bahwa hampir setengah dari seluruh rumah tangga di Indonesia yang belum dialiri listrik. Ini tentu saja menimbulkan kesenjangan ekonomi yang besar. Jakarta contohnya, menjadi sebuah daerah dengan rasio elektrifikasi 100% yang kemungkinan besar disebabkan karena status Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia, pusat bisnis serta ekonomi negara. Statusnya membuat Jakarta harus membangun transmisi baru untuk melancarkan kegiatan ekonomi Indonesia yang umumnya dilakukan di Jakarta. Hal ini juga menimbulkan sebuah hipotesis, bahwa kegiatan perekonomian akan timbul pada saat fasilitas energi terjamin, seperti listrik dan energi untuk memasak (Data IESR, 2009).

7

Page 8: KTI Wastek

Peluang Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia

a. Menipisnya cadangan minyak bumi Setelah terjadinya krisis energi yang mencapai puncak pada 1970,

dunia menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu tulang punggung produksi energi terus berkurang. Bahkan beberapa ahli berpendapat, bahwa dengan pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam waktu 50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis. Keadaan ini bisa diamati dengan kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam negeri, serta ketidakstabilan harga tersebut di pasar internasional, karena beberapa negara maju sebagai konsumen minyak terbesar mulai melepaskan diri dari ketergantungannya kepada minyak bumi sekaligus berusaha mengendalikan harga, agar tidak meningkat. Sebagai contoh pada tahun 1970 negara Jerman mengkonsumsi minyak bumi sekitar 75 persen dari total konsumsi energinya, namun pada tahun 1990 konsumsi tersebut menurun hingga tinggal 50 persen (Pinske, 1993).

Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit listrik, maka kecenderungan tersebut berarti akan meningkatkan pula biaya operasional pembangkitan yang berpengaruh langsung terhadap biaya satuan produksi energi listriknya. Di lain pihak biaya satuan produksi energi listrik dari sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan menunjukkan tendensi menurun, sehingga banyak ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut akan lebih rendah dari biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energi fosil lainnya.

b. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan Dalam sepuluh tahun terakhir ini, pengetahuan dan kesadaran

masyarakat akan pelestarian lingkungan hidup menunjukkan gejala yang positif. Masyarakat semakin peduli dengan upaya penanggulangan segala bentuk polusi, mulai dari sekedar menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan mengontrol limbah buangan dan sisa produksi. Banyak pembangunan proyek fisik yang memperhatikan faktor pelestarian lingkungan, sehingga perusakan ataupun pengotoran yang merugikan lingkungan sekitar dapat dihindari, minimal dikurangi. Setiap bentuk produksi energi dan pemakaian energi secara prinsip dapat menimbulkan bahaya bagi manusia, karena pencemaran udara, air dan tanah, akibat pembakaran energi fosil, seperti batubara, minyak dan gas di industri, pusat pembangkit maupun kendaraan bermotor. Limbah produksi energi listrik konvensional, dari sumber daya energi fosil, sebagian besar

8

Page 9: KTI Wastek

memberi kontribusi terhadap polusi udara, khususnya berpengaruh terhadap kondisi iklim.

Pembakaran energi fosil akan membebaskan Karbondioksida (CO2) dan beberapa gas yang merugikan lainnya ke atmosfir. Pembebasan ini merubah komposisi kimia lapisan udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif tersebut, sudah sepantasnya dikembangkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dalam produksi energi listrik. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg NOx ke udara, dari pada Jlka diproduksi dari energi fosil. Bisa dihitung, jika pada tahun 1990 yang lalu 85 persen dari produksi energi listrik di Indonesia (sekitar 43.200 GWh) dihasilkan oleh energi fosil, berarti terjadi pembebasan 42 juta ton CO2, 41,5 ribu ton SO2 serta 30 ribu ton NOx. Kita tahu bahwa CO2 merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca, SO2

mengganggu proses fotosintesis pada pohon, karena merusak zat hijau daunnya, serta menjadi penyebab terjadinya hujan asam bersama-sama dengan NOx. Sedangkan NOx sendiri secara umum dapat menumbuhkan sel-sel beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta meningkatkan derajat keasaman tanah dan air jika bereaksi dengan SO2.

Kendala pengembangan Energi terbarukan di Indonesia

Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan antara lain;

1) relatif mudah didapat;2) dapat diperoleh dengan gratis, berarti biaya operasional sangat rendah; 3) tidak mengenal problem limbah;4) proses produksinya tidak menyebabkan kenaikan temperatur bumi, dan 5) tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).

Akan tetapi bukan berarti pengembangan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan ini terbebas dari segala kendala. Khususnya di Indonesia ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi terbarukan bagi produksi energi listrik, seperti:

1) harga jual energi fosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia masih sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia Rp.380,-/liter sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam kali lebih tinggi;

2) rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar negeri;

9

Page 10: KTI Wastek

3) biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial pada penyediaan modal awal;

4) belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih terbatasnya studi dan penelitian yang dilkakukan;

5) secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi fosil;6) kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya

energinya sangat bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu. Potensi sumber daya energi terbarukan, seperti; matahari, angin dan air, ini

secara prinsip memang dapat diperbarui, karena selalu tersedia di alam. Namun pada kenyataannya potensi yang dapat dimanfaatkan adalah terbatas. Tidak di setiap daerah dan setiap waktu; matahari bersinar cerah air jatuh dari ketinggan dan mengailr deras serta angin bertiup dengan kencang Di sebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan tersebut, nilaii sumber daya energi sampal saat ini belum dapat begitu menggantikan kedudukan sumber daya energi fosil sebagai bahan baku produksi energi listrik. Oleh sebab itu energi terbarukan ini lebih tepat disebut sebagai energi aditif, yaitu sumber daya energi tambahan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi listrik, serta menghambat atau mengurangi peranan sumber daya energi fosil.

Solusi yang Pernah DitawarkanPenggunaan energy geothermal (panas bumi)

Sebagai sebuah sumber energi alternatif dan sumber energi terbarukan, energi geothermal memiliki kelebihan dan kekurangan. Layaknya energi lainnya, keunggulan (kelebihan) dan kelemahan (kekurangan) energi geothermal (panas bumi) jamak, karena tidak ada sumber energi benar-benar yang sempurna.

Energi panas bumi atau geothermal energy adalah salah satu sumber energi terbarukan yang dipercaya ketersediannya melimpah dan sangat ramah lingkungan. Kandungan panas bumi yang dipunyai Indonesia, diyakini mencapai 40 persen dari total potensi panas bumi dunia. Jika potensi ini di manfaatkan tidak terbayang berapa energi yang dapat di ‘panen’ Indonesia. Meskipun melimpah dan ramah lingkungan bukan berarti geothermal energy luput dari kekurangan. Energi geothermal sendiri merupakan energi panas yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi dihasilkan dari aktivitas tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di samping itu dapat pula berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi.

10

Page 11: KTI Wastek

Pembangkit Listrik panas Bumi Dieng (Foto : aangeo.wordpress.com)

Kekurangan Energi Geothermal (Panas Bumi)

Energi geothermal pun memiliki kekurangan. Di antara kekurangan energi geothermal adalah biaya modal yang tinggi, pembangunan pembangkit listrik geothermal memerlukan biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Indonesia memiliki tambang yang melimpah dan yang belum dimanfaatkan secara maksimal yaitu tambang uranium. Uranium ini merupakan bahan bakar nuklir. Ahli nuklir di Indonesia jumlahnya sudah banyak, tersebar di berbagai instansi seperti BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) yang merupakan cikal bakal pencetus berdirinya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Pada dasarnya, sumber panas yang dipakai pada PLTN merupakan hasil dari reaksi pembelahan inti atom (fisi) secara berantai dan terkendali dan terkendali, terkungkung di dalam kelongsong yang kedap udara dan air, walaupun pada temperature operasi yang cukup tinggi.

Tenaga nuklir fisi dapat dibebaskan dari reaksi neutron dengan uranium-235 yang disebut sebagai bahan bakar nuklir. Satu kilogram U-235 akan menghasilkan energi sebesar 8,212x1013. Sehingga, energi fisi dari 1 kg U-235 akan setara dengan pembakaran batubara sebanyak 2,941x106 kg.

11

Page 12: KTI Wastek

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dapat menambahkan atau mengantisipasi kekurangan pasokan energi listrik yang ada, mengingat semakin kompleksnya kebutuhan listrik dimasa modern ini. Selain itu, sifat-sifat energi Nuklir merupakan Energi alam yang paling fundamental, konsentrasi energi sangat tinggi, 1 gram U-235 = 3.000.000 gram batu bara (fisika/teori), volume limbah kecil, mudah dikumpulkan, diproses dan disimpan (diisolasi dari lingkungan dan manusia), pembelahan melalui reaksi inti dengan neutron tidak menimbulkan polutan organik dan anorganik (sebaliknya batubara dibakar dengan oksigen, menimbulkan polutan organic dan nonorganic yang berbahaya bagi kesehatan).

Sekarang ini, sedang terjadi isu mengenai kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) ataupun akan dicabutnya subsidi BBM serta terjadi kelangkaan BBM. Maka sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi terbarukan sebagai energi alternatif penjawab kelangkaan tersebut dan yang ramah lingkungan tentunya, salah satunya yaitu PLTN.

Untuk membangun PLTN, pemerintah sudah menyiapkan tempat lokasi yang aman dari gempa, salah satunya yaitu di Muria, Jepara Jawa Tengah dan Pulau Bangka. Sehingga, jika ke depan Indonesia memilik PLTN, diharapkan dapat memenuhi kekurangan kebutuhan energi di negeri ini. Hal ini bisa membuat semakin majunya perekonomian bangsa Indonesia serta tercukupinya sumber pasokan listrik nasional baik skala rumah tangga, industri dan bahkan dapat memperbanyak fasilitas kereta listrik seperti Negara Jepang.(Sumber : Karangnews.com )

Sel Surya

Riset dan pengembangan teknologi sel surya sebagai sumber energi listrik terbarukan oleh LIPI gagal menuju komersialisasi. Mengantisipasi krisis energi karena harga minyak terus melambung, LIPI beralih fokus pada riset dan pengembangan sel bahan bakar dengan gas hidrogen.Teknologi sel surya tidak bisa secara penuh menggantikan bahan bakar minyak. Masih membutuhkan teknologi baterai yang lebih efisien untuk menyimpan energinya. LIPI sejak tahun 1980 menetapkan riset dan pengembangan sel surya untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan energi (listrik) dari sumber energi terbarukan. Sel surya butuh sumber energi sinar matahari sebagai sumber terbarukan itu. (Sumber: Kompas, 2011)

12

Page 13: KTI Wastek

Solusi yang Ditawarkan (SUCI TOLONG EDIT LAGI YANG INI YA )Mikroalga mampu menangkap karbon, menghasilkan biofuel, pembangkit

listrik, dan gas buang indutri lain yang digunakan dalam foto bio-reaktor untuk budi daya alga. Micro alga dapat dimodifikasi secara genetik agar memiliki kandungan gula tinggi dan tepung atau kandungan minyak lipid yang tinggi. Gula dan tepung ini dapat diekstrak dan digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan biofuel. Minyak lipid dapat diekstrak menggunakan proses penekanan dan dialihkan menjadi bio-diesel, bio-massa diesel, dan bahan bakar bio-jet. Menambahkan perkebunan alga ke dalam fasilitas yang memiliki sumber CO2 akan sangat menguntungkan. Sistem Alga foto-bioreaktor merupakan inovasi energi terbarukan yang bersih dan terbaru

Alga merupakan sumber energi terbarukan yang bersih dan tidak habis-habisnya dan potensi terbesar untuk memutuskan ketergantungan akan persediaan minyak. Peningkatan lingkungan dengan kandungan non-sulfur dan pengurangan CO2 memungkinan dalam perkebunan alga.

Foto-bioreaktor alga memiliki kemampuan untuk membuat energi terbarukan dalam waktu yang sedikit dengan kemampuan permintaan produksi, sering beberapa produk dapat dihasilkan dari produksi  tanaman tunggal alga. Dengan penambahan karbon, sistem ini menghasilkan pendapatan berkali-lipat bagi pemiliknya.

Alga merupakan organisme satu sel. Alga membutuhkan hidrogen yang didapat dari H2O dan karbon dari CO2 dan melalui proses fotosintesis menghasilkan rantai hidrokarbon dan melepaskan oksigen. Banyak alga hijau dan hijau-biru mampu menduakalilipatkan massanya setiap 24 jam siklus pertumbuhan. Suku lain alga memproduksi minyak alga dengan sedikit perbedaan rantai hidrokarbon. Micro alga memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat dari tanaman terrestrial. Panen  minyak alga per unit  diperkirakan antara 2000 hingga 20000 galon per acre, per tahun (4,6 hingga 18,4 l/m2per tahun); hal ini 7 sampai 30 kali lebih baik dari tanaman terbaik lainnya, lemak Cina (699 galon).

Penelitian menunjukkan alga mampu menghasilkan hingga 60% bomassa dalam bentuk minyak. Karena sel tumbuh dalam suspensi air di mana mereka memiliki akses lebih efisien di air, CO2, nutrisi terlarut. Mikroalga mampu menghasilkan biomassa dalam jumlah besar dan minyak yang dapat digunakan baik dalam kolam tingkat tinggi atau alga foto-bioreaktor. Minyak ini dapat dialihkan menjadi biodiesel yang dapat dijual untuk automobile. Biomassa dapat digunakan untuk memproduksi biogas menjadi metana untuk menghasilkan listrik. Semakin efisien prosesnya semakin besar keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Produksi regional dan pengolahan microalga menjadi biofuel akan menyediakan keutungan ekonomi untuk  komunitas pedesaan.

13

Page 14: KTI Wastek

Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasanUntuk merealisasikan Chlorella sp sebagai pembangkit tenaga listrik

diperlukan kerjasama dan partisipasi aktif dengan berbagai pihak, seperti berikut ini :

1. Departemen Riset dan Teknologi di Indonesia sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan kebijakan dalam standart operasional konsep inovasit ini sebagai teknologi yang terus berkembang.

2. PEMKOT sebagai sarana sarana perijinan gagasan ini. 3. PT. PLN merupakan pihak yang terkait dalam bidang pendistribusian

tenaga listrik.4. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dapat

mendukung dan memfasilitasi konsep ini yang berhubungan dengan jaringan.

5. Badan Meteorologi dan Geofisika sebagai pihak yang membantu dalam pencarian tempat dengan prakiraan cuaca.

6. Pemerintah daerah kota sebagai pendukung dengan adanya suatu ide ilmiah ini.

Langkah-langkah strategis implementasi gagasanLangkah - langkah strategis untuk mewujudkan gagasan Chlorella sp

sebagai pembangkit listrik ini adalah :

1. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada tokoh masyarakat sebagai awal pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat.

2. Melakukan kerja sama dengan PEMKOT untuk merealisasikan gagasan ini.

3. Melakukan kerjasama dengan PT. PLN.4. Melakukan kerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika di tiap

daerah.5. Penanaman kepercayaan kepada masyarakat (trust) bakal menjadi lebih

baik jika dilakukan konsep teknologi ini.6. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas,

termasuk pembagian keuntungan yang tidak merugikan salah satu pihak.7. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional.

KESIMPULAN

Inti Gagasan Hal pokok yang kami ambil dari konsep gagasan kami ini adalah :

pertama, membuat suatu sistem pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Dengan vector chlorella sp sebagai pembangkit listrik . Dimana konsep tersebut merupakan suatu alternatif sumber energi listrik yang semakin berkurang dengan konsumsi yang semakin bertambah. Dengan didirikannya pembangkit listrik berbasis lingkungan ini diharapkan agar kedepan masyarakat bisa merasakan

14

Page 15: KTI Wastek

energy listrik yang terbarukan sebagai alternative pembantu pasokan listrik daerah perkotaan yang membutuhkan energy listrik yang banyak.

Teknik Implementasi Gagasan Supaya gagasan konsep Pembangkit listrik tenaga alga ini dapat di

implementasikan dengan baik, maka haruslah didukung hal-hal berikut ini:

1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan energi yang dihasilkan oleh makhluk hidup.

2. Dukungan pemerintah pusat dalam penciptaan alternative penghasil energy listrik yang terbarukan dan ramah lingkungan.

3. Dukungan dari Pemkot dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dan juga penciptaan alternative energy listrik.

4. Komitmen antara pemerintah dan masyarakat mengenai keberadaan pembangkit ini agar Indonesia dapat menjadi negara dengan pengelolaan energi mandiri.

5. Diperlukan riset mengenai cara pendistribusiannya ke wilayah-wilayah perkotaan khususnya dan untuk daerah yang belum terpasoki listrik pada umumnya.

Prediksi Keberhasilan GagasanDengan direalisasikannya gagasan Pembangkit Listrik tenaga alga ini

sistem pembangkit listrik yang ramah lingkungan akan terealisasi. Dengan konsep chlorella sp sebagai pembangkit listrik . Dimana konsep tersebut merupakan suatu alternatif sumber energi listrik yang semakin berkurang dengan konsumsi yang semakin bertambah. Juga mendukung Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) . Dengan didirikannya pembangkit listrik berbasis lingkungan ini diharapkan agar kedepan masyarakat bisa merasakan energy listrik yang terbarukan sebagai alternatif pembantu pasokan listrik daerah perkotaan yang membutuhkan energi listrik yang banyak. Selain itu pemerintah yang terus berupaya untuk menciptakan alternative pembangkit listrik terbarukan akan mendukung konsep ini.

DAFTAR PUSTAKAhttp://matoa.org/perkebunan-alga-sebagai-sumber-energi-terbarukan-dan-pereduksi-co2/

http://www.indoenergi.com/2012/04/mendapatkan-listrik-dari-sel-alga.html

http://ilmulistrik.com/potensi-ganggang-mikro-sebagai-sumber-energi-terbarukan.html

15