kti rev

82
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan dan kematian pada manusia Kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita dengan 1,38 juta kasus kanker diperkirakan baru didiagnosa pada tahun 2008 (23% dari semua kanker), dan menempati posisi kedua secara keseluruhan (10,9% dari semua kanker). (1) Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan.Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya. Sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang. Di Amerika Serikat, keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan di AS 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker 1

Upload: imran-taufik

Post on 15-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: KTI rev

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan dan kematian

pada manusia Kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada

wanita dengan 1,38 juta kasus kanker diperkirakan baru didiagnosa pada tahun

2008 (23% dari semua kanker), dan menempati posisi kedua secara keseluruhan

(10,9% dari semua kanker).(1)

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif

tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan.Dari 600.000 kasus kanker payudara

baru yang didiagnosis setiap tahunnya.  Sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan

di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang. Di

Amerika Serikat, keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa.

Diperkirakan di AS 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang

mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan

dari  150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000

orang di antaranya meninggal setiap tahunnya. American Cancer Society

memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di

antaranya meninggal antara 1990-2000.(2)

Data Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI)

1994 memperlihatkan bahwa kanker payudara wanita menduduki urutan tertinggi

(11,77%). (3)

1

Page 2: KTI rev

Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

tahun 2008, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di

seluruh RS di Indonesia (18,4%), disusul kanker leher rahim (10,3%), kanker hati

dan saluran empedu intrahepatik (8,2%), Leukemia (7,3%), dan Limfoma non

Hodgkin (6,5%).(4)

Sedangkan menurut survey sentinel dari Bidang Pencegahan Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

menemukan kanker payudara menempati urutan pertama, disusul kanker genitalia

interna perempuan, kanker serviks dan kanker kulit.(4)

Kanker dapat membunuh penderitanya dengan berbagai cara, tetapi yang

paling sering adalah akibat kekurangan gizi yang berat atau kakhesia. Pada

penderita dengan kakhesia, penderita mengalami kurus kering dan lemah lunglai,

seperti orang yang menderita kelaparan dengan jangka waktu yang

lama .Malnutrisi pada kanker disebabkan oleh faktor-faktor primer dan skunder

baik langsung maupun tidak langsung. Pada 20%-40% dari seluruh penderita

kanker, penyebab kematian adalah karena kelaparan.(5)

Kanker dapat menyebabkan efek merugikan yang berat bagi status gizi.

Tidak hanya sel kanker yang mengambil zat gizi dari tubuh pasien, tapi

pengobatan dan akibat fisiologis dari kanker dapat mengganggu dalam

mempertahankan kecukupan gizi .Status gizi atau tingkat konsumsi pangan

merupakan bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi

yang mempengaruhi kesehatan seseorang, tetapi status kesehatan juga

mempengaruhi status gizi.(5)

2

Page 3: KTI rev

Selain itu pandangan dan kepercayaan seseorang, termasuk juga

pengetahuan mereka tentang ilmu gizi, harus dipertimbangkan sebagai bagian dari

berbagai faktor penyebab yang berhubungan terhadap konsumsi makanan

mereka . Dengan pendidikan dapat ditingkatkan konsumsi pangan dan keadaan

gizi.(5)

Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penting yang sangat

mempengaruhi hasil pengobatan kanker karena pasien dengan kecukupan gizi

dan status gizi yang baik relatif lebih tahan terhadap terapi kanker dari pada

pasien yang berstatus gizi buruk serta kecukupannya kurang .(5)

Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Gambaran Status Gizi Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun

2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Gambaran Status Gizi Pasien

Kanker Payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 . Tujuan Umum

Mengetahui tentang gambaran status gizi pasien kanker payudara di Rumah

Sakit Ibnu Sina Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

umur di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013.

3

Page 4: KTI rev

b. Mengetahui gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

jenis pekerjaan di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

c. Mengetahui gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

stadium kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013.

d. Mengetahui gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

riwayat keluarga di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman berharga dalam melaksanakan penelitian dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan tentang gambaran status gizi pasien

kanker payudara stadium lanjut.

2. Bagi Rumah Sakit Ibnu Sina

Sebagai bahan masukan atau informasi pengetahuan tentang status gizi

pasien kanker payudara .

3. Bagi Masyarakat

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang status gizi pasien

kanker payudara .

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi dan

masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan yang lebih

berkualitas, khususnya untuk pengaturan pola makan dan pemberian pemahaman

terhadap pasien kanker payudara stadium lanjut, agar status gizi dapat

dipertahankan dalam keadaan normal.

4

Page 5: KTI rev

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Kanker Payudara

2.1.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel

jaringan yang tidak terkendali. Sel-sel bagian tubuh yang terserang penyakit ini

mengalami perubahan material genetik asam deoksiribonukleat (DNA), yang

merupakan ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda dari tiap sel.(6)

Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan

payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar

(saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health

Organization (WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International

Classification of Disease (ICD) dengan kode 174-175.15 Kanker payudara terjadi

karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diffrensiasi

sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan.

Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan tumbuh

di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar

ke organ lain seperti paru-paru, hati dan otak.(6)

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis

kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang

kanker payudara, walaupun kemungkinannya sangat kecil sekitar 1 diantara 1000

kejadian kanker payudara pada wanita, tapi tentu saja dapat terjadi karena pada

5

Page 6: KTI rev

dasarnya, kaum pria memiliki struktur payudara yang sama dengan wanita,

struktur payudara pria hanya tidak mengalami perkembangan lebih lanjut.

Penyebab kanker payudara ini, sebenarnya tidak diketahui secara pasti, namun ada

beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin

menderita kanker payudara,antara lain: faktor genetic, hormonal, pola hidup, dan

lingkungan sekitar. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan

dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi.(7)

Kanker payudara dalam hal ini, berkaitan dengan gambaran status gizi

pasien kanker payudara stadium lanjut yang akan diamati, apakah status gizi

pasien memburuk atau mengalami penurunan drastis pada stadium lanjut atau

tidak. Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyerang bagian tubuh penderita

yang lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak bahkan bisa juga menyerang

kelenjar kulit dan kelenjar limfa yang ada pada stadium III, tindakan yang hanya

bisa dilakukan adalah pengangkatan payudara penderita yang sudah terkena

kanker.(7)

Pasien perlu dinilai status gizinya agar diberi intervensi gizi guna perbaikan

kualitas hidup pasien pada stadium lanjut. Yang dimana diketahui sel-sel kanker

dapat menyebabkan kegagalan metabolisme sehingga pada pasien kanker

cenderung didapatkan kondisi pasien dengan berat badan dibawah normal

sehingga dibutuhkan asupan gizi yang sesuai dengan kondisi pasienWalaupun

mekanismenya belum diketahui dengan pasti, tetapi gizi diduga dapat mengubah

proses karsinogenesis, termasuk metabolisme karsinogen, pertahanan sel,

diferensiasi sel, dan pertumbuhan tumor. Sebaliknya, keadaan gizi pasien

6

Page 7: KTI rev

dipengaruhi oleh pertumbuhan tumor dan pengobatan medis yang diberikan,

seperti pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan transplantasi. Oleh sebab itu

diperlukan pengetahuan status gizi dalam memberikan terapi diet.(7)

2.1.2 Epidemiologi

Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami

peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara Barat,

maupun pada insiden rendah seperti dibanyak Negara di Asia. Satu laporan

penelitian pada tahun 1993 memperkirakan bahwa jumlah kasus baru di seluruh

dunia pada tahun1985 mencapai 720.000 orang , terdiri atas 422.000 di Negara

maju dan 298.000 di Negara berkembang. Di Indonesia, kanker payudara

merupakan kanker paling banyak diderita kaum wanita setelah kanker mulut/leher

rahim. (8)

Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun

kemungkinannya sangat kecil sekitar 1 diantara 1000 kejadian kanker payudara

pada wanita, tapi tentu saja dapat terjadi karena pada dasarnya, kaum pria

memiliki struktur payudara yang sama dengan wanita,struktur payudara pria

hanya tidak mengalami perkembangan lebih lanjut. Kanker payudara, umumnya

menyerang wanita yang telah berumur 40 tahun, namun wanita muda pun bisa

terserang kanker ini.(8)

Di Indonesia, Epidemiologi kanker bervariasi. dikatakan bahwa kanker

menjadi penyebab kematian urutan ke 5. Kejadian Kanker payudara tertinggi

diantara jenis kanker lainnya, walaupun dapat  mengenai pria (persentasi sedikit).

Secara estimasi kejadian 26/100.000 perempuan. Badan registrasi Kanker Ikatan

7

Page 8: KTI rev

Dokter Ahli Patologi Indonesia pada tahun 1998 dari 13 Rumah Sakit  diperolah

data 12,2 % diagnosa  kanker payudara. Penyebabnya belum diketahui, namun

beberapa faktor risiko dapat diketahui dan  beberapa dapat dikendalikan.

Untuk /.itu pentingnya melakukan deteksi dini (semakin dini diagnosa dan

penanganan semakin besar kemungkinan disembuhkan). Kebanyakan 50%

penderita datang sudah dalam kondisi stadium lanjut, hanya 5 % wanita di negara

berkembang melakukan Pemeriksaan Deteksi Dini (negara maju 40 %).(9)

2.1.3 Faktor Resiko Penyebab Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui.Penyebab

kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu

dengan yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya

kanker payudara adalah :(10)

1. Usia

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan

penelitian American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40 tahun

mempunyai risiko yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1

per 68 penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia

yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50 tahun, 1 per 26 penduduk usia 60 tahun

dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker payudara juga ditemukan pada usia

<40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit yakni 1 per 1.985 penduduk usia 20

tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30 tahun.22 Data American Cancer Society

(2007) melaporkan 70% perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di atas

usia 55.(10)

8

Page 9: KTI rev

2. Jenis Kelamin

Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat

terjadi kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari

kanker payudara pada wanita.(10)

3. Riwayat Reproduksi

Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan

anak pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak

atau yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisiko 2-4 kali

lebih tinggi dari pada wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 30

tahun. Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara 2

kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui mengurangi risiko wanita untuk

terpapar dengan hormon estrogen. Pada wanita menyusui, kelenjar payudara dapat

berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan menstimulir sekresi hormon

progesteron yang bersifat melindungi wanita dari kanker payudara.(10)

4. Faktor hormon

Yang diduga memegang peranan cukup penting dalam proses kejadian

tumor ini adalah faktor hormon estrogen. Namun, bagaimana mekanisme

kejadiannya belum jelas diketahui. Akan tetapi pemberian hormone estrogen dan

progesteron pada penggunaan alat kontrasepsi belum terbukti berpengaruh

meningkatkan angka kejadian kanker payudara, kecuali pemakaian pil kontrasepsi

pada usia muda, penelitian membuktikan bahwa wanita usia dini (remaja) yang

memakai alat kontrasepsi oral (pil) sangat beresiko tinggi terserang kanker

payudara.(10)

9

Page 10: KTI rev

5. Riwayat Kanker Individu

Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak

payudara berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita

tumor jinak payudara seperti kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita

yang mengalami operasi tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar.(10)

6. Riwayat Kanker Keluarga

Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga

menderita kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker.

Menurut sutjipto (2000) yang dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena

kanker payudara lebih besar 2 hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara

perempuannya mengidap penyakit kanker payudara.(10)

7. Menstruasi cepat dan Menopause lambat.

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang

dari 12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan

menstruasi yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang

mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga

5 kali lebih tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun

dan wanita yang mengalami masa menopause terlambat akan mengalami siklus

menstruasi lebih lama sepanjang hidupnya yang mengakibatkan keterpaparan

lebih lama dengan hormon estrogen.(10)

8. Pajanan Radiasi

Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding

dada berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.(10)

10

Page 11: KTI rev

9. Obesitas dan Konsumsi makanan lemak tinggi

Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu

dengan konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas

dan yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi

karena jumlah lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam

darah sehingga akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.(10)

10. Wanita pekerja malam hari

Pusat penelitian kanker Fired Hutchison Cancer di Seatle, Amerika Serikat,

menyebutkan bahwa wanita yang bekerja malam hari mempunyai peluang 60%

terkena kanker payudara.Cahaya lampu yang kusam pada malam hari dapat

menekan produksi melatonin nocturnal pada otak sehingga hormon estrogen yang

diproduksi oleh ovarium meningkat.Padahal diketahui melatonin dapat menekan

pertumbuhan sel kanker payudara.(10)

2.1.4 Gejala

Terdapat sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan

yang ada pada payudara dan sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa

nyeri dan biasanya juga memiliki bentuk pinggiran tidak teratur. Pada penderita

kanker payudara yang masih pada tahap awal, benjolan yang ada bisa digerak-

gerakkandan dapat juga didorong dengan jari tangan. Namun, pada stadium lanjut,

biasanya melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium

lanjut ini, benjolan yang ada bisa membengkak dan juga terdapat borok kulit.(11)

Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah adanya benjolan atau massa

diketiak penderita, perubahan bentuk dan ukuran payudara penderita, serta

11

Page 12: KTI rev

keluarnya cairan abnormal dari putting susu pada fase lanjut (berdarah atau

bernanah). Perubahan tekstur dan warna kulit disekitar payudara, biasanya

kemerahan, kulit disekitar payudara bersisik, puting susu tertarik kedalam dan

terasa gatal, nyeri pada payudara, pada fase / stadium lanjut biasa nyeri pada

tulang, penderita mengalami penurunan berat badan dan pembengkakan lengan

serta ulsurasi kulit.(11)

2.1.5 Stadium dan metastasis pada Kanker Payudara

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter

saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar

maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas

atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium,

harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang

lainnya yaitu histopatologi atau Patologi Anatomi, radiologi , USG, dan bila

memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dan sebagainya. Banyak sekali cara

untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah

stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh

UICC (International Union Against Cancer dari WHO atau World Health

Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer) yang disponsori

oleh ( American Cancer Society dan American College of Surgeons).(12)

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor ,

"N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau

penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum

12

Page 13: KTI rev

dilakukan operasi , juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi

(PA) . Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :(12)

T = ukuran tumor primer

Ukuran T secara klinis , radiologis dan mikroskopis adalah sama.

Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.

Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.

T0 : Tidak terdapat tumor primer.

Tis : Karsinoma in situ.

T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang.

T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 - 5 cm.

T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.

T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau

kulit.

N = Kelenjar getah bening regional

Klinis :

Nx : Kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai .

N0 : Tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening.

N1 : Metastasis ke kelenjar getah bening aksila ipsilateral yang mobile.

N2 : Metastasis ke kelenjar getah bening aksila ipsilateral terfiksir,

berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kelenjar getah bening mamaria interna

ipsilateral tanpa adanya metastasis ke kelenjar getah bening aksila.

N3 : Metastasis pada kelenjar getah bening infraklavikular ipsilateral dengan

atau tanpa metastasis kelenjar getah bening aksila atau klinis terdapat metastasis

13

Page 14: KTI rev

pada kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada

kelenjar getah bening aksila, atau metastasis pada kelenjar getah bening

supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kelenjar getah

beniing aksila / mamaria interna.

M : metastasis jauh.

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.

M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.

M1 : Terdapat metastasis jauh.

Setelah masing-masing faktot T,N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut

kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut:(12)

Grup stadium :

Stadium 0 : Tis N0 M0

Stadium I : T1 N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IIIA : T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

14

Page 15: KTI rev

Stadium IIIB : T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stadium IIIC : Tx N3 M0

Stadium IV : Tx Nx M1

Adapun pembagian kanker payudara ditinjau dari modalitas terapi yang

dipergunakan, dibagi menjadi beberapa kategori :

1. Stadium dini : stadium I - stadium II

2. Stadium lokal lanjut : stadium IIIA – stadium IIIC

3. Stadium lanjut : stadium IV

2.1.6 Jenis dan Grading Histopatologik Kanker Payudara

1. Jenis histopatologik kanker payudara

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker

payudara diklasifikasikan sebagai berikut :(12)

a. Non-invasif karsinoma

1) Non-invasif duktal karsinoma

2) Lobular karsinoma in situ

b. Invasif karsinoma

1) Invasif duktal karsinoma

a) Papilobular karsinoma

b) Solid-tubular karsinoma

c) Scirrhous karsinoma

15

Page 16: KTI rev

d) Special types

e) Mucinous karsinoma

f) Medulare karsinoma

c. Invasif lobular karsinoma

a) Adenoid cystic karsinoma

b) Karsinoma sel squamos

c) Karsinoma sel spindel

d) Apocrin karsinoma

e) Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia

f) Tubular karsinoma

g) Sekretori karsinoma

2. Paget's Disease

Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi

histologisnya. Sistim gradasi histologis yang direkomendasikan adalah menurut

“The Nottingham combined histologic grade“ ( menurut Elston-Ellis yang

merupakan modifikasi dari Bloom-Richardson ). Gradasinya adalah menurut

sebagai berikut (12)

GX : Grading tidak dapat dinilai.

G1 : Low grade (rendah).

G2 : Intermediate grade (sedang).

G3 : High grade (tinggi).

2.1.7 Diagnosa

Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu :(13)

16

Page 17: KTI rev

1. Anamnesa

a. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan,

rasa sakit, edema lengan atau kelainan kulit.

b. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis

seperti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.

c. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat

kanker individu dan konsumsi lemak).

2. Pemeriksaan Fisik

Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar

70%.Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri

atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang.

Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan

puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada lokasi metastasis

jauh.(13)

3. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi

dicurigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan

jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan

masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh

ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna)

atau jinak (benigna).(13)

4. Pemeriksaan Radiologik

17

Page 18: KTI rev

Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan

USG Payudara.Mammografi merupakan tindakan pemeriksaan payudara dengan

menggunakan sinar X berintensitas rendah.Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk

melihat ada tidaknya benjolan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan

untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan

maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker

payudara.American Cancer Society dalam programmya menganjurkan sebagai

berikut (13)

a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali

mammografi dasar (Baseline Mammogram).

b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1 atau 2

tahun sekali.

c. Untuk perempuan berumur diatas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun

sekali.

USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi

untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau

solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG

abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.(13)

2.1.8 Pencegahan Kanker Payudara

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok

besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone.Hampir

setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian

18

Page 19: KTI rev

penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula

pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:(14)

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat.(14)

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko

untuk terkena kanker payudara.Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus

haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.Pencegahan

sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.Beberapa metode deteksi dini

terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki

akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-

menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor

risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap

dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:(14)

a. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer

risk assessement    survey.

b. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan 

mammografi setiap tahun.

c. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun.

19

Page 20: KTI rev

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara

lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan

Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI

untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan

mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.(14)

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara

sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan

pengobatan.Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak

berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.Bila kanker telah jauh

bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.Pada stadium

tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk

mencari pengobatan aiternatif.(14)

2.1.9 Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi penderita kanker

payudara

1. Umur

Kemungkinan (probabilitay) pada wanita umur 75-79 tahun untuk

menderita kanker payudara adalah 10 kali bila dibandingkan dengan para wanita

20

Page 21: KTI rev

yang berusia sekitar 35-39 tahun . Sedangkan wanita dengan usia lanjut

dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungan

dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan

degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi

disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Faktor lain yang

mengganggu kondisi gizi manula secara tidak langsung ialah kondisi fisik yang

labil dan menjadi sangat sensitif .(15)

2. Tingkat Pendidikan

Pandangan dan kepercayaan seseorang, termasuk juga pengetahuan

mereka tentang ilmu gizi, harus dipertimbangkan sebagai bagian dari berbagai

faktor penyebab yang berpengaruh terhadap konsumsi makan mereka. Dengan

pendidikan dapat ditingkatkan konsumsi pangan dan keadaan gizi.(15)

3. Pengetahuan Gizi

Salah satu sebab masalah kurang gizi yaitu kurangnya pengetahuan

tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam

kehidupan sehari-hari .Kegiatan memperbaiki keadaan gizi masyarakat maupun

perorangan memerlukan tenaga ahli gizi yang masih terus harus dilatih dan

ditingkatkanpengetahuan maupun ketrampilannya. Karena itu upaya pendidikan

gizi merupakan suatu keharusan dalam kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan

gizi masyarakat maupun perorangan. Pendidkan gizi harus meliputi seluruh

lapisan masyarakat, karena semua warga masyarakat harus mengetahui dan

menerapkan prinsip-prinsip gizi yang baik .(16)

4. Pendapatan Keluarga

21

Page 22: KTI rev

Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan

cenderung untuk membaik juga tetapi mutu makanan tidak selalu membaik .

Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan

hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah

makanan. (16)

5. Jenis Pekerjaan

Kebutuhan zat-zat gizi dipengaruhi oleh berat badan, umur, dan jenis

kelamin. Pada orang dewasa zat-zat gizi digunakan untuk aktifitas/kerja .Jenis

pekerjaan tersebut dogolongkan menurut jumlah energi yang diperlukannya

menjadi pekerjaan ringan, sedang dan berat serta berat sekali. Kebutuhan energi

untuk kegiatan ringan, sedang, berat dan sangat berat berbeda, makin berat

kegiatan/pekerjaan yang dilakukan makin banyak juga energi yang dibutuhkan.

Perhitungan rata-rata orang bekerja sehari adalah 8 jam. Untuk kegiatan ringan

misalnya ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaannya dengan bantuan alat

mekanik, untuk kegiatan sedang misalnya kebanyakan pekerjaan pada industri

ringan (memperbaiki jam, menggambar, dan melukis), untuk kegiatan sangat berat

misalnya menyikat lantai, memukul karpet, kerja dipertanian dan untuk kegiatan

sangat berat misalnya pekerja bangunan.(16)

6. Asupan makanan

Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian besar penderita kanker

terutama disebabkan turunnya asupan zat gizi, baik akibat gejala penyakit

kankernya sendiri atau efek samping pengobatan .Hal utama dalam menghadapi

penderita kanker adalah mencegah penurunan status gizi lebih lanjut dan akan

22

Page 23: KTI rev

lebih baik jika dapat dicapai status gizi normal. Oleh karena itu, asupan makanan

harus ditingkatkan, walaupun terdapat berbagai kendala, seperti anoreksia dengan

berbagai penyebabnya, perubahan cita rasa dan aroma terhadap makanan,

kekeringan dan sariawan pada mulut, disfagia, mual dan muntah, perasaan cepat

kenyang, rasa capai, kembung, serta diare .(17)

2.1.10 Patofisiologi malnutrisi pada kanker

Kanker dapat menyebabkan efek merugikan yang berat bagi status gizi.

Tidak hanya sel kanker yang mengambil zat gizi dari tubuh pasien, tapi

pengobatan dan akibat fisiologis dari kanker dapat mengganggu dalam

mempertahankan kecukupan gizi.(18)

Beberapa efek potensial dari kanker terhadap gizi meliputi:(18)

1. Kehilangan berat badan akibat:

a. Berkurangnya makanan yang masuk, mungkin diinduksi oleh perubahan

kadar neotransmiter (serotin) pada susunan saraf pusat; peningkatan kadar asam

laktat yang diproduksi oleh metabolisme anaerob, metode metabolisme yang

disenangi oleh tumor; stres psikologis, disguesia (perubahan dalam pengecapan);

dan tidak suka terhadap makanan tertentu. Sekitar 70% dari individu dengan

kanker mengalami keengganan atau tidak suka pada makanan tertentu, rupanya

karena perubahan ambang pengecapan terhadap beberapa komponen bau dan rasa.

b. Meningkatnya kecepatan metabolisme basal.

c. Meningkatnya glukoneogenesis (produksi glukosa dengan pecahan

glikogen, lemak, dan protein tubuh) yang disebabkan oleh ketergantungan tumor

pada metabolisme anaerob.

23

Page 24: KTI rev

2. Penurunan sintesis protein tubuh

Kakeksia kanker adalah bentuk malnutrisi berat yang ditandai dengan

anoreksia, cepat kenyang, penurunan berat badan, anemia, lemah, kehilangan otot.

Walaupun dukungan gizi yang adekuat dapat membantu mencegah kehilangan

otot dan berat badan, hanya terapi kanker yang sukses yang dapat

memperbaiki/mengembalikan sindrom kakeksia kanker ini.(18)

Malnutrisi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam keadaan. Keadaan

pertama, marasmus, terjadi akibat asupan nutrien, khususnya kalori, yang tidak

mencukupi dalam waktu lama dan penguraian simpanan kalori dalam jaringan

otot serta lemak yang ditimbulkan oleh kurangnya asupan nutrien tersebut untuk

menghasilkan energi. Tipe ini dapat ditemukan diantara pasien-pasien dengan

anoreksia yang berkelanjutan, para lansia, dan penderita obstruksi usus parsial.(18)

Tipe malnutrisi yang kedua, kwashiorkor, terjadi akibat asupan protein

yang tidak memadai, seperti pasien di rumah sakit yang mendapatkan infus dalam

waktu lama tanpa suplementasi protein. Tipe ketiga adalah kombinasi kedua tipe

diatas, yaitu kekurangan kalori-protein (KKP) atau PCM (Proteincalori

malnutrition) dan merupakan karakteristik pada pasien-pasien kanker tahap lanjut.

(18)

2.1.11 Penatalaksanaan gizi

Tujuan dari penatalaksanaan gizi adalah : (18)

1. Untuk mengidentifikasi dan mencegah atau memperbaiki defisiensi gizi

akibat kanker atau penyumbatannya

24

Page 25: KTI rev

2. Untuk mempertahankan atau memperbaiki kapasitas fungsional dan

kualitas kehidupan.

The American Institute for Cancer Research yang dikutip oleh Dra. Elly

Nurrachmah memberikan pedoman diet untuk menurunkan risiko kanker :

menurunkan masukan makanan berlemak tiap hari baik lemak jenuh maupun

lemak tak jenuh sampai 30% dari total kalori, meningkatkan konsumsi buah-

buahan dan sayur-sayuran, menurunkan atau menghilangkan kebiasaan merokok

dan minum alkohol.(18)

Penatalaksanaan makan pada penderita kanker dapat meningkatkan berat

badan dan protein tubuh, meskipun tidak dapat mengembalikan status gizi secara

sempurna. Meskipun demikian, keadaan ini akan menurunkan kerentanan

penderita terhadap infeksi dan mengurangi gejala akibat efek samping pengobatan

sehingga pengobatan dapat berlangsung sampai sangat membantu dalam

pemulihan kesehatan.(18)

2.2 Kerangka Teori

25

Pengetahuan

tentang GiziPendapatan KeluargaTindakan

Pengobatan

Faktor Resiko Kanker

Payudara

Status Gizi Penderita Kanker

Payudara

Tingkat Pendidikan

Jenis Pekerjaan

Asupan Makanan

Stadium Kanker

Payudara

Kanker Payudara

Umur Jenis Kelamin Riwayat Reproduksi Radiasii

Riwayat keluarga

Page 26: KTI rev

2.3 Kerangka Konsep

Keterangan :

26

Status Gizi Penderita Kanker

Payudara

Umur

Jenis Pekerjaan

Stadium Kanker Payudara

Riwayat Keluarga

Page 27: KTI rev

: Variabel dependent

: Variabel Independent

: Variabel yang diteliti

2.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Status gizi

Status gizi penderita kanker payudara stadium lanjut yang dimaksud adalah

data subjektif yang tertulis di status generalis pada pemeriksaan fisis yang

dilakukan dokter.

Kriteria Objektif :

a. Status Gizi Kurang

b. Status Gizi Cukup

c. Status Gizi Baik

d. Status Gizi Lebih

2. Umur

Umur yang dimaksud pada penelitian ini adalah kelompok umur pasien

dengan diagnosis kanker payudara stadium lanjut di Rumah Saakit Ibnu Sina .

Kriteria Objektif :

a. Umur < 50 Tahun

b. Umur > 50 Tahun

2. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan tersebut dogolongkan menurut jumlah energi yang

diperlukannya menjadi pekerjaan ringan, sedang dan berat. Kebutuhan energi

27

Page 28: KTI rev

untuk kegiatan ringan, sedang, berat berbeda, makin berat kegiatan/pekerjaan

yang dilakukan makin banyak juga energi yang dibutuhkan.

Kriteria Objektif :

a. Pekerjaan ringan : pegawai kantor, pegawai toko, pegawai negeri sipil,

supir, sekertaris.

b. Pekerjaan sedang : Ibu rumah tangga, mahasiswa,wiraswasta.

c. Pekerjaan berat : Pelaut, petani, penari, atlit, pekerja bangunan, pekerja

industri.

3. Stadium Kanker Payudara

Untuk penentuan stadium keganasan, digunakan sistem TNM, yang

merupakan singkatan dari tumor size atau ukuran tumor (massa), node atau

kelenjar getah bening regional yang terlibat, dan metastasis. Pembagian stadium

kanker payudara sebagai berikut:

Grup stadium :

Stadium 0 : Tis N0 M0

Stadium I : T1 N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IIIA : T0 N2 M0

T1 N2 M0

28

Page 29: KTI rev

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stadium IIIB : T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stadium IIIC : Tx N3 M0

Stadium IV : Tx Nx M1

Kriteria Objektif :

a. Stadium dini : stadium I - stadium II

b. Stadium lokal lanjut : stadium IIIA – stadium IIIC

c. Stadium lanjut : stadium IV

4. Riwayat Keluarga

Riwayat kanker payudara keluarga yaitu ada tidaknya keluarga yang

menderita kanker payudara berdasarkan hasil uji laboratorium.

Kriteria Objektif :

a. Ada keluarga yang menderita kanker payudara

b. Tidak ada keluarga yang menderita kanker payudara.

c. Tidak ada data karena tidak tertera pada rekam medik.

29

Page 30: KTI rev

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan jenis penelitian

Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode

survey dengan menggunakan desain cross sectional study. Jenis Penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskripsi yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan

data sebagaimana adanya dan hasil selanjutnya digambarkan berdasarkan tujuan

penelitian yang akan dicapai.

3.2 Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker payudara stadium

lanjut di Rumah Sakit Ibnu Sina pada periode yang telah ditetapkan.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari pasien kanker payudara yang

berada di Rumah Sakit Ibnu Sina pada periode yang telah ditentukan

3. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random

sampling. Dimana teknik merupakan suatu cara untuk menentukan sampel dengan

memberikan peluang yang sama terhadap seluruh populasi untuk dijadikan

sampel. Dimana jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut.:

Besar sampel dala penelitian ini menggunakan rumus (slovin) :

30

Page 31: KTI rev

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : penyimpangan 0,1

480 n = 1+480(0.1)2

n = 82,75 sampel yang kemudian dibulatkan menjadi 83

4. Kriteria Seleksi

Data rekam medik penderita kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina

tahun 2013.

3. 3 Lokasi Dan Waktu Penelitian.

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar, Sulawesi

Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada januari 2014

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah data rekam medik.

3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

31

NNn = n =

1 + N (d2)1 + N (d2)

Page 32: KTI rev

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan sistematis, yaitu

jenis pengamatan ini mempunyai kerangka atau struktur yang jelas, di mana di

dalamnya berisikan faktor yang diperlukan, dan sudah dikelompokkan kedalam

kategori-kategori. Dengan demikian maka metode observasi mempunyai scope

yang lebih sempit dan pengamatan lebih terarah. Pada umunya observasi

sistematis ini didahului suatu observasi pendahuluan, yakni dengan observasi

partisipatif guna mencari penemuan dan perumusan masalah yang akan dijadikan

sasara observasi. Apabila dalam suatu observasi tidak diadakan secara sistematika

atau tidak mempunyai kerangka struktur maka pengamatan ini digolongkan

dalam observasi nonsistematis. Hal ini perlu diperhatikan agar dalam melakukan

pengamatan peralatan yang digunakan untuk mengadakan pencatatan jangan

sampai mengganggu hubungan antara pengamat dengan observe (yang diamati).

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anecdotal Record

(Darftar riwayat kelakuan) Adalah catatan mengenai tingkah laku seseorang

(observe) yang luar bersifat khas, dalam hal ini data rekam medik pasien yang ada

di rumah sakit.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Teknik nonstatistik, yakni pengolahan data dengan tidak menggunakan

analisis statistik, tetapi dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif ini dapat

dilakukan melalui cara, induktif, yakni pengambilan kesimpulan umum

32

Page 33: KTI rev

berdasarkan hasil-hasil observasi yang khusus. Dalam analisis ini tidak

diperlukan perubahan data kualitatif ke dalam data kuantitatif.

3.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan instasi-

instasi terkait lainnya. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti melakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar persetujuan dari institusi untuk melakukan penelitian ( Informed

consent)

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh institusi ditetapkan

setelah terlebih dahulu mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta

dampak yang diteliti selama pengumpulan data, setelah institusi bersedia atau

memberikan izin maka harus menandatangani lembar persetujuan penelitian.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Kerahasiaan terhadap observe (yang diamati) dalam penelitian ini menjadi

prioritas dengan cara tidak akan disebutkan namanya dalam data penelitian dan di

lapangan penelitian dan penamaan hanya dengan menggunakan kode.

3. Kerahasiaan informasi (Confidentiality).

Kerahasiaan informasi yang diberikan sampel observe (yang diamati)

dalam penelitian dijamin oleh peneliti.

33

Page 34: KTI rev

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Ibnu Sina

Rumah sakit Ibnu Sina UMI merupakan Rumah Sakit Umum Swasta yaitu

eks Rumah Sakit “45” yang didirikan pada tahun 1988 berdasarkan Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No.

6783/DK-I/SK/TV.1/X/88 tanggal 05 Oktober 1988 dan pada hari senin tanggal

16 Juni 2003 telah dilakukan penyerahan kepemilikan dari Yayasan Andi Sose

kepada Yayasan Wakaf UMI yang ditanda tangani oleh Ketua Yayasan Andi Sose

dan Ketua Yayasan Wakaf UMI Bapak Almarhum Prof. Dr. H. Abdurahman A.

Basalamah SE, MSi. Berdasarkan atas Hak kepemilikan baru ini, maka nama

Rumah Sakit “45” oleh Yayasan Wakaf UMI dirubah menjadi Rumah Sakit Ibnu

Sina UMI.

Gambar 4.1. Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar

34

Page 35: KTI rev

Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI dibangun diatas tanah 18.008 m2 dengan

luas bangunan 12.025 m2beralamat jalan Letnan Jenderal Urip Sumoharjo km 5

no. 264 Makassar. Berdasarkan surat permohonan dari Yayasan Wakaf UMI

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menerbitkan surat izin uji

coba penyelengaaan operasional Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI pada tanggal

23 September 2003 No. 6703A/DK-IV/PTS-TK/2/IX/2003.

Pada hari senin tanggal 17 Mei 2004 Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI

diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan bapak H.M. Amin Syam, serta

Rumah Sakit Ibnu Sina memperoleh Surat Izin penyelenggaraan Rumah Sakit dari

departemen Kesehatan Republik Indonesia berdasarkan keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. YM.02.04.3.5.4187 tanggal 26 September

2005.

Sebagaimana diketahui bahwa Universitas Muslim Indonesia (UMI) sejak

tahun 1991 telah memiliki Fakultas Kedokteran dan telah menghasilkan dokter

umum, maka keberadaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI akan lebih menambah

dan melengkapi sarana/fasilitas pendidikan kedokteran, terutama pendidikan

klinik bagi calon dokter umum dan calon dokter ahli. Dengan demikian

diharapkan bahwa Keluaran dokter fakultas Kedokteran UMI pada masa

mendatang akan lebih meningkatkan kualitas, keterampilan, dan ahlaq mulia serta

memiliki integritas pengabdian yang tinggi bagi umat Islam dan masyarakat pada

umumnya.

35

Page 36: KTI rev

4.2. Visi dan misi Rumah sakit

1. Visi

“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dengan pelayanan Kesehatan yang

Islami ekselen dan terkemuka di Indonesia.”

2. Misi

a. Melaksanakan dan megembangkan pelayanan kesehatan unggul yang

menjunjung tinggi moral dan etika ( Misi Pelayanan Kesehatan )

b. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan kedokteran dan

professional kesehatan lainnya (Misi pendidikan)

c. Melangsungkan pelayanan dakwah dan bimbingan spiritual kepada

penderita dan pengelolaan Rumah Sakit ( Misi dakawah )

3. Nilai

a. Amanah ( jujur, berdedikasi dan bertanggung jawab )

b. Professional ( kompetensi dab etika )

c. Akhlaqul qarimah ( menjaga silaturrahmi, saling menghargai dan

kepedulian yang tinggi )

4.3 Sarana dan Prasarana rumah Sakit

1. Gedung

Rumah Sakit Ibnu Sina mempunyai luas tanah 18.008 m dengan luas

gedung 12.025 m yang terdiri atas :

a. Gedung UGD, ICU, ICCU, kamar operasi ( 2 lantai )

b. Gedung perawatan dan administrasi ( 5 lantai )

36

Page 37: KTI rev

c. Gedung poliklinik Umum, Poliklinik Spesialis dan Klinik Spesialis

Konsultan ( 2 lantai)

2. Keadaan Tenaga Kesehatan

a. Tenaga Tetap : 263 orang

b. Tenaga Magang : 8 orang

c. Harian lepas : 68 orang

3. Sarana Kesehatan

a. Fasilitas

1) Instalasi Rawat darurat

2) Instalasi rawat Intensif

3) Instalasi radiologi

4) Instalasi Laboratorium

5) Instalasi Farmasi

6) Instalasi gizi

7) Instalasi rehabilitasi Medik

8) Instalasi pemulasaran jenazah

9) Instalasi pemelthraraan sarana Rumah Sakit

b. Rawat jalan

Instalasi rawat jalan adalah unit pelayanan yang menyediakan fasilitas dan

menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat jalan dan terdiri dari poliklinik

umum, dan beberapa poliklinik spesialis dalam berbagai bidang disiplin ilmu

kedokteran klinis.

37

Page 38: KTI rev

1) Poliklinik Penyakit Dalam

Pelayanan pada polilinik penyakit dalam meliputi pelayanan rujukan

penyakit dalam dan poliklinik umum, gawat darurat maupun rujukan dan Luar

rumah Sakit Ibnu Sina. Termasuk penyakit Kardiologi, penyakit paru – paru dan

lain – lain.

2) Poliklinik Bedah

Poliklinik bedah memberikan pelayanan berbagai bedah meliputi bedah

umum, bedah digestive, bedah tumor, bedah saraf, bedah orthopedi, bedah

urologi, dan bedah plastik.

3) Poliklinik Penyakit Anak

4) Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan

5) Poliklinik Penyakit saraf

6) Poliklinik Penyakit THT

7) Poliklinik Penyakit mata

8) Poliklinik Penyakit kulit dan Kelamin serta Pelayanan kosmetik

9) Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut

10) Poliklinik Konsultasi gizi

11) Poliklinik umum

c. Rawat Inap

1) Ruang Perawatan Nifas

2) Ruang perawatan bayi

3) Ruang Perawatan Umum

38

Page 39: KTI rev

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari 2014 terhadap pasien

yang menderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina. Proses yang

dilakukan selama penelitian berlangsung yakni mengumpulkan data rekam medik

tahun 2013.

Pada penelitian ini jumlah sampel yaitu 83 orang yang telah memenuhi

syarat. Penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu

mengambil responden dengan cara acak sesuai dengan daftar yang telah

disediakan pihak rumah sakit.

Hasil penelitian berupa data telah diolah menjadi informasi sesuai dengan

tujuan penelitian yang akan dideskripsikan dalam bentuk tabel dan penjelasan.

Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan SPSS for windows versi 16,0

yang menggambarkan status gizi dan hasil yang sesuai tujuan penelitian. Adapun

hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

39

Page 40: KTI rev

5.1.1 Distribusi status gizi penderita kanker payudara

Tabel 5.1Distribusi Status Gizi Penderita Kanker Payudara

di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Status Gizi   Frekuensi(n)   Persen(%)

Kurang 0 0

Cukup 77 92,8%

Baik 6 7,2%

Lebih 0 0

Total   83   100

Sumber : Rekam Medik RS Ibnu Sina,2013

Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas pasien mempunyai status

gizi yang cukup yaitu sebanyak 77 penderita (92,8%). Penderita yang mempunyai

status gizi yang baik yaitu sebanyak 6 penderita (7,2%). Sedangkan proporsi

penderita dengan status gizi lebih tidak ada.

Grafik. 5.1Distribusi status gizi penderita kanker payudara

di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun2013

40

Page 41: KTI rev

5.1.2. Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan umur di

Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Tabel 5.2Distribusi Status Gizi Penderita Kanker Payudara berdasarkan umur

di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Umur

Status gizi

Kurang Cukup Baik Lebih

n % N % n % n %

< 50 Tahun 0 0 46 59,7 5 83,3 0 0

≥ 50 Tahun 0 0 31 40,3 1 16,7 0 0

Total 0 0 77 100 6 100 0 0

Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit Ibnu Sina,2013

Dari Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas penderita kanker payudara

dengan status gizi cukup 46 penderita ( 59,7%), gizi baik 5 penderita (83,3%), gizi

kurang dan gizi lebih tidak ada berada pada kelompok umur < 50 tahun. Pada

penderita kanker payudara dengan status gizi cukup 31 penderita (40,3%), gizi

baik 1 penderita (16,7%), gizi kurang dan gizi lebih tidak ada berada pada

kelompok umur ≥ 50 Tahun.

41

Page 42: KTI rev

Grafik 5.2Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan umur

di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

5.1.3. Distribusi status gizi penderita kanker payudara stadium lanjut

berdasarkan jenis pekerjaan di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

Tabel 5.3Distribusi Status Gizi Penderita Kanker Payudara berdasarkan

jenis pekerjaan di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Jenis Pekerjaan

Status gizi

Kurang Cukup Baik Lebih

n % N % n % n %

Ringan 0 0 24 31,2 2 33,3 0 0

Sedang 0 0 53 68,8 4 66,7 0 0

Berat 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 77 100 6 100 0 0

Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit Ibnu Sina,2013

42

Page 43: KTI rev

Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas penderita kanker payudara

dengan jenis pekerjaan sedang memiliki status gizi cukup 53 penderita (68,8%),

gizi baik 4 penderita (66,7%), dan gizi kurang dan gizi lebih tidak ada. Pada

penderita kanker payudara jenis pekerjaan ringan memiliki status gizi cukup 24

penderita (31,2%), status gizi baik 2 penderita (33,3%), gizi kurang an gizi lebih

tidak ada..

Grafik 5.3Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

jenis pekerjaan di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

43

Page 44: KTI rev

5.1.4. Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan stadium

kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

Tabel 5.4Distribusi Status Gizi Penderita Kanker Payudara berdasarkan

stadium kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Stadium kanker payudara

Status gizi

Kurang Cukup Baik Lebih

n % N % n % N %

Stadium dini 0 0 41 53,2 2 33,3 0 0

Stadium lokal lanjut

0 0 32 41,6 2 33,3 0 0

Stadium lanjut 0 0 4 5,2 2 33,3 0 0

Total 0 0 77 100 6 100 0 0

Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit Ibnu Sina,2013

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas penderita kanker

payudara stadium dini memiliki status gizi cukup 41 penderita (53,2%), gizi baik

2 penderita (33,3%), gizi kurang dan gizi lebih tidak ada. Pada penderita kanker

payudara dengan stadium lokal lanjut memiliki status gizi baik 32 penderita

(41,6%), gizi baik 2 penderita (33,3%), gizi kurang dan lebih tidak ada.tidak ada.

Pada penderita kanker payudara dengan stadium lanjut memiliki status gizi cukup

4 pendderita (5,2%), gizi baik 2 penerita (33,3%), gizi kurang dan lebih tidak ada..

44

Page 45: KTI rev

Grafik. 5.4Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

stadium kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

5.1.5. Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan riwayat

keluarga di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

Tabel 5.5Distribusi Status Gizi Penderita Kanker Payudara berdasarkan

riwayat keluarga di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Riwayat Keluarga

Status gizi

Kurang Cukup Baik Lebih

n % N % n % n %

Ada 0 0 12 15,6 1 16,7 0 0

Tidak ada 0 0 51 66,2 3 50,0 0 0

Tidak ada data 0 0 14 18,2 2 33,3 0 0

Total 0 0 77 100 6 100 0 0

45

Page 46: KTI rev

Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit Ibnu Sina,2013

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas penderita kanker payudara

tidak ada riwayat keluarga memiliki status gizi cukup 51 penderita (66,2%), gizi

baik 3 penderita (50%), gizi kurang dan gizi lebih tidak ada. Penderita kanker

payudara dengan ada riwayat keluarga memiliki status gizi cukup 12 penderita

(15,6%), gizi baik 1 penderita (50%), gizi kuran dan gizi lebih tidak ada.

Penderita kanker payudara dengan tida ada data tentang riwayat keluarga

memiliki status gizi cukup 14 penderita (18,2%), izi baik 2 penderita (33,3%), gizi

kurang dan lebih tidak ada.

Grafik. 5.5Distribusi status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

riwayat keluarga di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013

46

Page 47: KTI rev

5.2 Pembahasan

5.2.1 Gambaran status gizi penderita kanker payudara di Rumah Sakit

Ibnu Sina Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas pasien mempunyai

status gizi yang cukup yaitu sebanyak 92,8%. Pasien yang mempunyai status gizi

yang baik yaitu sebanyak 7,2%. Pasien yang mempunyai status gizi lebih tidak

ada.

Diet omega 3 polyunsaturated fatty acids (PUFA) akan menaikkan

immunitas tubuh dengan cara menurunkan syntesa prostaglandin dari dienoic

prostaglandin menjadi trienoic prostaglandin. Dimana prostaglandin, terutama

prostaglandin E2, mempunyai peranan yang penting dalam proliferasi sel.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa diet yang kaya akan kandungan

omega 3 polyunsaturated fatty acids (PUFA) akan mensupresi tumorogenesis dan

mencegah terjadinya metastase. Minyak ikan yang banyak mengandung omega 3

polyunsaturated fatty acids (PUFA) mempunyai efek anti kanker dengan

mekanisme langsung yaitu menurunkan proliferase sel melalui menurunkan kadar

prostaglandin E dalam jaringan dan metabolisme sel. Pemberian omega 3

polyunsaturated fatty acids (PUFA) seperti terkandung dalam minyak ikan secara

epidemiologi dapat mencegah terjadinya kanker payudara.(17)

Menurut Philpott dan Ferguson, 2004 menuliskan bahwa sejumlah zat gizi

memiliki kemampuan untuk memodulasi respon imun dan melawan proses

47

Page 48: KTI rev

peradangan. Zat gizi tersebut adalah seng, EGCG (epigallocatechin galate),

omega 3 asam lemak tak jenuh ganda dan probioitik. Zat gizi tersebut dikenal

dengan imunonutrition dan dapat menjadi alternative untuk imunoterapi untuk

penderita kanker yang berhubungan dengan peradangan kronis.(17)

Diet tinggi lemak akan memicu terjadinya kanker payudara. Berdasarkan

beberapa penelitian bahwa tidak semua lemak bisa memicu terjadinya kanker

akan tetapi lemak yang polyunsaturated sedangkan yang monounsaturated tidak.

Dengan demikian yang terpenting bukannya lemak dan kuantitasnya, tetapi tipe

dari lemaknya lah yang sangat menentukan. Terdapat data menunjukkan orang

yang gemuk sesudah berusia 50 tahun berpeluang lebih besar terkena kanker

payudara.(9),(19)

5.2.2. Gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan umur

di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Pada tabel 5.2. dapat diketahui bahwa proporsi penderita kanker payudara

dibagi menjadi 2 kategori kelompok umur. Penderita kanker payudara yang

berada pada kelompok umur < 50 tahun dengan status gizi cukup tercatat sebagai

jumlah yang terbanyak, yakni sebanyak 59,7%. Sedangkan proporsi terendah

terjadi pada pasien yang berumur ≥ 50 tahun dengan status gizi cukup yaitu

40,3%.

Satu faktor resiko terbesar kanker payudara adalah umur. umur rata-rata

wanita yang didiagnosis kanker payudara adalah awal 60-an. Ini bukan berarti

wanita muda berusia 20-an, 30-an, dan 40-an tidak beresiko terkena kanker

payudara, mengingat faktor resiko lainnya, semua wanita berbeda, dan tidak

48

Page 49: KTI rev

semua wanita di atas umur 60 akan terkena kanker payudara, hanya saja rata-rata

mereka beresiko terkena dibanding wanita berusia 40-an atau 50-an. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh badan kesehatan amerika, statistik menyebutkan

bahwa 1 dari 8 wanita akan terkena kanker payudara dalam hidupnya. Statistik

yang lebih spesifik, yang memperhitungkan usia wanita, menunjukan hal yang

berbeda (dan lebih meyakinkan) wanita di usia akhir 30-an, misalnya : berpeluang

terkena kanker payudara 1 banding 36. Resiko meningkat secara eksponensial

setelah usia 30, tapi pada wanita berusia 80-an, peluang terkena kanker payudara

sekitar 1 banding 24. Jadi, apa artinya? Ini artinya, seiring pertambahan usia,

wanita perlu waspada memperhatikan tanda-tanda perubahan pada payudara

mereka karena resiko mereka meningkat.(11)

5.2.3. Gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan jenis

pekerjaan di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa proporsi jenis pekerjaan pada

kanker payudara dibagi menjadi 3 kategori jenis pekerjaan Penderita kanker

payudara dengan pekerjaan sedang memiliki status gizi cukup yang terbanyak,

yakni 68,8%. Sedangkan untuk penderita kanker payudara dengan pekerjaan

ringan memiliki status gizi cukup terendah yaitu 31,2%.

Pada umumnya jenis pekerjaan ini dihubungkan dengan tingkat

pendapatan. Tngkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung untuk

membaik juga tetapi mutu makanan tidak selalu membaik . Tidak dapat disangkal

bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan

untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. (16)

49

Page 50: KTI rev

Kebutuhan zat-zat gizi dipengaruhi oleh berat badan, umur, dan jenis

kelamin. Pada orang dewasa zat-zat gizi digunakan untuk aktifitas/kerja .Jenis

pekerjaan tersebut dogolongkan menurut jumlah energi yang diperlukannya

menjadi pekerjaan ringan, sedang dan berat. Kebutuhan energi untuk kegiatan

ringan, sedang, berat berbeda, makin berat kegiatan/pekerjaan yang dilakukan

makin banyak juga energi yang dibutuhkan. Perhitungan rata-rata orang bekerja

sehari adalah 8 jam. Untuk kegiatan ringan misalnya ibu rumah tangga yang

melakukan pekerjaannya dengan bantuan alat mekanik, untuk kegiatan sedang

misalnya kebanyakan pekerjaan pada industri ringan (memperbaiki jam,

menggambar, dan melukis), untuk kegiatan sangat berat misalnya menyikat lantai,

memukul karpet, kerja dipertanian dan untuk kegiatan sangat berat misalnya

pekerja bangunan.(16)

Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian besar penderita kanker

terutama disebabkan turunnya asupan zat gizi, baik akibat gejala penyakit

kankernya sendiri atau efek samping pengobatan .Hal utama dalam menghadapi

penderita kanker adalah mencegah penurunan status gizi lebih lanjut dan akan

lebih baik jika dapat dicapai status gizi normal. Oleh karena itu, asupan makanan

harus ditingkatkan, walaupun terdapat berbagai kendala, seperti anoreksia dengan

berbagai penyebabnya, perubahan cita rasa dan aroma terhadap makanan,

kekeringan dan sariawan pada mulut, disfagia, mual dan muntah, perasaan cepat

kenyang, rasa capai, kembung, serta diare .(18)

Dalam studi yang dipimpin oleh Dr. Kristan Aronson, profesor ilmu

kesehatan masyarakat di Queen’s Cancer Research Institute dari Queen’s

50

Page 51: KTI rev

University, Ontario, Kanada, mereka mempelajari 1.134 wanita dengan kanker

payudara dan 1.179 wanita pada usia yang sama tanpa penyakit kanker payudara

dan tinggal di Vancouver. Rata-rata, para peserta berusia pertengahan hingga

akhir 50an tahun, beberapa sudah menopause, sementara yang lain belum.(19)

Para peserta datang dari berbagai jenis pekerjaan, dan ditanya tentang pola

kerja shiftmalam mereka. Lalu para peneliti menyesuaikan data catatan kesehatan

mereka dari rumah sakit dan sepertiga dari peserta tersebut pernah terlibat dalam

kerja shiftmalam. Ketika Dr. Aronson melihat peserta yang telah

bekerja shift malam selama 30 tahun atau lebih, ternyata mereka berisiko 2 kali

lebih besar terkena penyakit kanker payudara daripada yang bekerja shift malam

kurang dari 30 tahun.(19)

Beberapa hipotesis tentang hubungan bagaimana bekerja shift malam

dalam jangka panjang bisa meningkatan risiko penyakit kanker payudara adalah

gangguan ritme tubuh normal sehari-hari (sirkadian), penurunan melatonin

(hormon yang membantu mengatur siklus tidur dan bangun), dan kekurangan

vitamin D.(19)

5.2.4. Gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan

stadium kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahin 2013

Pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa proporsi stadium penderita kanker

payudara dibagi menjadi 3 kategori kelompok stadium. Penderita kanker payudara

stadium dini dengan status gizi cukup tercatat sebagai jumlah yang terbanyak,

yakni sebanyak 53,2%. Sedangkan proporsi terendah terjadi pada penderita kanker

payudara stadium lanjut untuk status gizi cukup yaitu 5,2%.

51

Page 52: KTI rev

Stadium segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat

membantu dokter dan tim perawatan kesehatan dalam merekomendasikan,

pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan membandingkan hasil

dari program pengobatan alternatif.(17)

Menurut Vera Uripi, pada stadium tingkat keganasan dapat terjadi

peningkatan metabolisme akibat penggunaan zat yang tidak efektif.

Bagaimanapun juga, sel kanker akan mengambil zat gizi untuk melancarkan

aktivitasnya. Oleh karena itu pemberian diet yang tepat bagi penderita kanker

payudara akan memperbaiki status gizi penderita kanker payudara.(17)

5.2.5 Gambaran status gizi penderita kanker payudara berdasarkan riwayat

keluarga di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2013

Pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa proporsi riwayat keluarga penderita

kanker payudara dibagi menjadi 3 kategori . Penderita kanker payudara

berdasarkan tidak ada riwayat yang sama dalam keluarga memiliki status gizi

cukup terbanyak yaitu 66,2%. Sedangan proporsi terendah pada penderita kanker

payudara berdasarkan ada riwayat keluarga dengan status gizi cukup yaitu 15,6% .

Sekitar 5 hingga 10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter

spesifik. Perempuan lebih besar kemungkinannya gen kerentanan kanker payudara

jika mereka mengidap kanker payudara sebelum menopause, mengidap kanker

payudara bilateral, mengidap kanker terkait lain (misalnya kanker ovarium),

memiliki riwayat keluarga yang signifikan (yaitu banyak anggota keluarga yang

terjangkit sebelum menopause), atau berasal dari kelompok etnik tertentu.(20)

52

Page 53: KTI rev

Apabila kanker payudara ditemukan dalam suatu keluarga, risiko wanita

lain dalam keluarga yang sama untuk menderita kanker payudara secara bermakna

lebih tinggi. Keluarga tingkat pertama, seperti saudara perempuan atau anak

perempuan, mempunyai risiko lebih tinggi dua kali lipat untuk menderita kanker

payudara jika pasien pertama menderita kanker payudara pada satu payudara

setelah menopause.(20)

Wnaita dengan riwayat keluarga kanker payudara pada satu payudara

dalam masa sebelum mengalami menopause memiliki risiko tiga kali lebih besar.

Jika pasien pertama menderita kanker pasca menopause pada kedua payudara,

keluarga tingkat pertamanya mempunyai risiko lebih dari empat kali lipat.

Keluarga tingkat pertama dari pasien dengan kanker pada kedua payudara

sebelum menopause mempunyai risiko hampir sembilan kali lebih besar. Pola

hubungan dari keluarga ayah memiliki resiko yang sama dengan keluarga ibu

untuk diturunkan kepada anaknya.(20)

Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya

kanker payudara, yaitu BRCA1dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah

satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat

besar. Kurang dari 1% wanita yang memiliki gen ini. Wanita yang lebih mungkin

memiliki gen ini adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker

payudara, biasanya pada keluarga dekat. Untuk itu, pemeriksaan genetik rutin

tidak selalu dilakukan, kecuali untuk wanita yang memiliki riwayat kanker

payudara dalam keluarga. (20)

53

Page 54: KTI rev

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan mengenai gambaran status

gizi penderita kanker payudara stadium lanjut di rumah sakit ibnu sina tahun

2013, maka dari 83 sampel dapat ditarik kesimpulan:

1. Status gizi penderita kanker payudara yang terbanyak adalah status gizi

cukup yaitu 77 pasien (92.8%).

2. Pada Penderita kanker payudara berdasarkan umur memiliki status gizi

cukup yang terbanyak pada kelompok umur < 50 tahun yaitu 46 penderita

(59,7%).

3. Pada penderita kanker payudara berdasarkan jenis pekerjaan memiliki

status gizi yang terbanyak pada jenis pekerjaan sedang yaitu 53 penderita

(68.8%).

4. Pada penderita kanker payudara berdasarkan stadium kanker payudara

memiliki status gizi cukup yang terbanyak pada stadium dini kanker payudara

yaitu 41 penderita (53,2%).

5. Pada penderita kanker payudara berdasarkan riwayat keluarga memiliki

status gizi cukup yang terbanyak pada kelompok tidak ada riwayat keluarga

sebelumnya yaitu 51 penderita (66,2%).

54

Page 55: KTI rev

6.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai gambaran status gizi penderita

kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina tahun 2013, maka diberikan saran

berupa:

1. Kanker payudara merupakan penyakit kronik multifaktorial sehingga

diperlukan deteksi dini untuk mencegah stadium lebih lanjut, peningkatan kualitas

hidup, dan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kanker,

contohnya dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

2. Perlu peran serta petugas kesehatan dalam upaya promotif dan preventif

terhadap penyakit kanker payudara, misalnya dalam hal pemberian diet yang tepat

bagi penderita kanker payudara.

3. Perlunya peran serta keluarga dalam mendukung proses pengobatan baik

berupa dukungan moril, materiil, maupun psikis dan spiritual sehingga tidak akan

memperburuk kualitas hidup pasien.

4. Perlu kiranya dalam pengisian status pasien dituliskan secara lengkap

mengingat ada data dari variabel yang tidak diketahui (kosong) dalam rekam

medik terutama identitas, keluhan, dan hasil pemeriksaan fisik, serta pemberian

obat-obatan sehingga tidak mengaburkan diagnosa dan pasien dapat difollow up

dengan baik sewaktu data rekam medik diperlukan.

55