kti juniarti edit1

59
Contoh PTK /KTI Guru SMP Matematika Oleh Eni Sulastri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heuvel-Panhuizen (1998) dan Verchaffel-De Corte (1977) menyatakan bahwa pendidikan matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk “menemukan kembali” matematika dengan berbuat matematika. Pembelajaran matematika harus mampu memberi siswa situasi masalah yang dapat dibayangkan atau mempunyai hubungan dengan dunia nyata. Lebih lanjut mereka menemukan adanya kecenderungan kuat bahwa dalam memecahkan masalah dunia nyata siswa tergantung pada pengetahuan yang dimiliki siswa tentang dunia nyata tersebut. Pembelajaran matematika haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam

Upload: findadestalia

Post on 26-Jun-2015

1.104 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI Juniarti edit1

Contoh PTK /KTI Guru SMP Matematika

Oleh Eni Sulastri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Heuvel-Panhuizen (1998) dan Verchaffel-De Corte (1977) menyatakan

bahwa pendidikan matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa

untuk “menemukan kembali” matematika dengan berbuat matematika. Pembelajaran

matematika harus mampu memberi siswa situasi masalah yang dapat dibayangkan

atau mempunyai hubungan dengan dunia nyata. Lebih lanjut mereka menemukan

adanya kecenderungan kuat bahwa dalam memecahkan masalah dunia nyata siswa

tergantung pada pengetahuan yang dimiliki siswa tentang dunia nyata tersebut.

Pembelajaran matematika haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada

kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi,

diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Namun hasil perolehan nilai

beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi

standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran matematika. Salah satu faktor

penyebabnya adalah latihan soal umumnya jarang sekali berbentuk soal cerita yang

berkaitan dengan terapan matematika atau kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

sangat memungkinkan siswa telah mengalami kesulitan dalam menerima konsep

matematika, karena cenderung tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya.

Fenomena umum dibanyak sekolah ini, terjadi pula pada SMPN I Pasrepan.

Beberapa hal yang lazim terjadi pada pembelajaran matematika di SMPN I Pasrepan

adalah (1) Teknik mengajar masih relatif monoton. Metode guru dalam

Page 2: KTI Juniarti edit1

menyampaikan materi masih terbatas dengan metode ceramah, hanya mendikte atau

menuliskan catatan atau tugas siswa, demikian halnya pada saat pembahasan soal-soal

latihan. (2) Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa yang ada di SMPN I

Pasrepan termasuk lemah. Guru tidak ubahnya seperti pendongeng cerita, yang akan

berakhir dengan soal atau pertanyaan dan seolah-olah tidak begitu bermakna. Hal

yang menyebabkan kegiatan kosultatif antara guru dan siswa untuk menyelesaikan

soal-soal yang berkategori sulit jarang terjadi. (3) Di dalam kelas, guru jarang sekali

berkeliling melihat pekerjaan siswa dibarisan belakang, guru lebih sering berinteraksi

dengan anak-anak dibarisan depan. Bagi siswa yang ada dibarisan belakang, baru

akan mendapatkan peran apabila ada giliran untuk maju ke depan mengerjakan soal.

Padahal beberapa siswa yang ada dibelakang mungkin sekali mengalami kesulitan

belajar matematika yang apabila dibiarkan dapat melemahkan motivasi belajar siswa.

(4) Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan atau bahkan

membosankan. Siswa-siswa SMPN I Pasrepan seringkali masih merasa kesulitan,

ragu-ragu, agak takut, dan kuatir salah jika menjawab pertanyaan dari guru, dan

terlebih lagi siswa malu untuk bertanya. Hal ini salah satu hal yang menyebabkan

disetiap jam pelajaran matematika siswa cenderung merasa enggan dan malas.

Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran matematika akan semakin

menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah

ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu

memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengelolaan kelas yang menarik dan

melibatkan siswa dalam menemukan konsep.

Pengalaman peneliti sebagai guru matematika di SMPN I Pasrepan sebelum

melaksanakan pembelajaran sudah berusaha maksimal, mulai dari persiapan RPP,

media hingga strategi pembelajaran dan pengelolaan kelas. Namun disisi lain peneliti

2

Page 3: KTI Juniarti edit1

sebagai guru memang masih cenderung menggunakan metode mengajar yang

monoton yaitu metode ceramah, kondisi ini ternyata membuat siswa menjadi bosan,

jemu dan tidak tertarik untuk belajar. Guru kurang mampu mengelola kelas dengan

baik, sehingga banyak diantara siswa yang acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang

sedang dilakukan oleh guru bahkan sebagian diantaranya lebih sering mengerjakan

tugas lain. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan alat bantu pembelajaran. Hal

inilah yang diduga menyebabkan lemahnya siswa dalam memahami konsep-konsep

dasar matematika, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat

dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Bentuk dari tindakan guru dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa ini diwujudkan dengan memilih metode diskusi dan

penemuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan

adalah:

1. Bagaimana penggunaan metode diskusi dan penemuan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika kelas II SMPN I Pasrepan

Kecamatan Pasrepan Kabupaten Pasuruan ?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa dengan penggunaan metode diskusi dan penemuan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika

kelas II SMPN I Pasrepan Kecamatan Pasrepan Kabupaten Pasuruan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

3

Page 4: KTI Juniarti edit1

1. Menjelaskan penggunaan metode diskusi dan penemuan yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika kelas II SMPN I

Pasrepan Kecamatan Pasrepan Kabupaten Pasuruan

2. Menjelaskan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan metode

diskusi dan penemuan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran matematika kelas II SMPN I Pasrepan Kecamatan Pasrepan

Kabupaten Pasuruan

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

a. Bagi Guru

Dapat memilih metode dan alat bantu pembelajaran yang sesuai.

b. Bagi Siswa

1) Dengan pembelajaran yang menyenangkan siswa bergairah belajar sehingga

hasil belajar meningkat.

2) Membangkitkan minat siswa untuk mempelajari matematika.

c. Bagi lembaga (SD)

Memberikan masukan terhadap pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas dan

hasil belajar siswa.

d. Sebagai sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kerjasama dan kreatifitas guru

dan siswa.

4

Page 5: KTI Juniarti edit1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar menurut Nana Sudjana (1988; 28), adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento (1995;

2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Pasaribu (1983;59) belajar diartikan sebagai suatu proses

perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat

disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara

seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan. Perubahan kegiatan

yang dimaksud mencangkup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku. Perubahan ini

diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya

karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara seperti mabuk.

Belajar menurut Engkoswara (1988; 2) adalah suatu proses perubahan tingkah

laku, yaitu dalam bentuk prestasi yang telah direncanakan terlebih dahulu. Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu pola penguasaan

terhadap suatu pengetahuan .

1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

Prinsip dari belajar adalah terjadinya perubahan terhadap diri seseorang. Belajar

yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada,

Page 6: KTI Juniarti edit1

diantaranya adalah: seperti yang dikemukakan oleh A. Tabrani ( 1992; 23-24 )

yaitu :

a) Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan.

b) Belajar memerlukan latihan dengan Relearning, Recall, dan Review, agar

pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai, dan yang belum dikuasai akan

menjadi milik peserta didik.

c) Belajar akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan

mendapat kepuasan.

d) Peserta didik yang belajar mengetahui apakah ia gagal atau berhasil dalam

belajar.

e) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman

belajar, antara yang lama dan yang baru secara berurutan diasosiasikan .

f) Pengalaman masa lampau dan pengertian yang dimiliki siswa besar

peranannya dalam proses belajar.

g) Kesiapan belajar. Maksudnya peserta didik yang telah siap belajar akan

dapat melakukan kegiatan-kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

h) Minat dan Usaha. Maksudnya adalah dengan minat dan usaha yang baik

akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.

i) Fisiologis. Kondisi badan peserta didik sangat mempengaruhi proses

belajar mengajar .

B. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut

pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191 ) tes hasil belajar adalah salah satu alat

6

Page 7: KTI Juniarti edit1

ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam

suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program

pendidikan. Adapun dasar-dasar penyususan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam

kurikulum yang berlaku.

b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang

telah dipelajari.

c) Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek

tingkat belajar yang diharapkan.

d) Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar.

A. Tabrani (1992;3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses

yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan

berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan , terutama bila diinginkan

hasil yang lebih baik .

C. Tipe Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1988; 49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai

dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan

yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988;50-54) juga

mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah

sebagai berikut :

7

Page 8: KTI Juniarti edit1

Tipe hasil belajar bidang kognitif

Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu tipe hasil belajar :

a. Pengetahuan hafalan (Knowledge), yaitu pengetahuan yang

sifatnya faktual. Merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar

lainnya.

b. Pemahaman (konprehention), kemampuan menangkap makna

atau arti dari suatu konsep

c. Penerapan (aplikasi), yaitu kesanggupan menerapkan dan

mengabtraksikan suatu konsep. Ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru,

misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.

d. Analisis, yaitu kesanggupan memecahkan, menguasai suatu

intergritas (kesatuan ynag utuh) menjadi unsur atau bagian yang mempunyai

arti .

e. Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian

menjadi satu integritas.

f. Evaluasi, yaitu kesanggupan memberikan keputusan tentang

nilai sesuatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang

dipakainya.

Tipe hasil belajar afektif

Bidang afektif disini berkenaan dengan sikap. Bidang ini kurang

diperhatikanoleh guru, tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan

pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat

tinggi.

8

Page 9: KTI Juniarti edit1

Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari

yang sederhana ke yang lebih komplek yaitu :

a. Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk

masalah situasi dan gejala.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan

seseorang terhadap stimulus dari luar .

c. Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap stimulus.

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam system

organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lainnya dan

kemantapan prioritas yang dimilikinya .

e. Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari

semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya

Tipe hasil belajar bidang psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan,

kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan ketrampilan yaitu :

a. Gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan tidak sadar.

b. Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan pesreptual termasuk di dalamnya membedakan

visual , adaptif, motorik, dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan

dan ketetapan.

9

Page 10: KTI Juniarti edit1

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari dari ketrampilan sederhana

sampai pada ketrampilan yang kompleks .

f. Kemampuan yang berkenaan dan komunikasi non decorsive

seperti gerakan ekspresif, interpretatif.

D. Metode Pembelajaran

Metode merupakan salah satu “sub-system” dalam “sistem pembelajaran”,

yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara yang dianggap efisien

yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada

siswa-siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan

pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Setiap mata pelajaran mempunyai metode

tertentu sesuai dengan kekhususan mata pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru

hendaknya dapat menentukan metode apa yang paling efisien bagi mata pelajarannya

sehingga tujuan pengajaran tercapai secara maksimal dan efektif. Metode

pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengajar.

Penggunaan sebuah metode mengajar harus tepat, efisien dan efektif, sehingga siswa

dapat menerima, memahami, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran.

E. Pengertian Belajar Matematika

Ada beberapa pendapat tentang belajar matematika seperti yang

dikemukakan oleh Herman Hudoyo (1990:25-27) :

a. Robert Gane berpendapat bahwa belajar matematika harus didasarkan kepada

pandangan bahwa tahap belajar yang lebih tinggi berdasarkan atas tahap belajar

yang lebih rendah.

10

Page 11: KTI Juniarti edit1

b. J. Bruner berpendapat bahwa belajar matematika ialah belajar tentang konsep-

konsep dan struktur matematikanyang terdapat dalam materi yang dipelajari serta

mencari hubungan antara konsep - konsep dan struktur-struktur matematika.

c. Z.P Dienes berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat

dimengerti secara sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada siswa

dalam bentuk konkrit.

d. Sedangkan menurut Aussebel, bahan pelajaran yang dipelajari harus bermakna,

artinya bahan pelajaran itu cocok dengan kemampuan siswa harus sesuai dengan

struktur koginitif yang dimiliki siswa. Denga kata lain pelajaran baru harus

dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada sedemikian sehingga konsep-

konsep yang sudah aaa sedemikian sehingga konsep-konsep itu benar-benar

terserap.

Sementara itu Sri Wardani (2003:3-4) mengemukakan pendapat beberapa

pakar seperti berikut :

a. Kolb (1949) mendefinisikan belajar matematika sebagai proses memperoleh

pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui

transformasi pengalaman individu siswa. Pendapat Kolb ini intinya menekankan

bahwa dalam belajar siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya mengkontruksi

sendiri pengetahuan yang dipelajari dan siswa harus didorong untuk aktif

berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sehingga dapat memperoleh

pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya.

b. Heuvel-Panhuizen (1998) dan Verchaffel-De Corte (1977) menyatakan bahwa

pendidikan matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

“menemukan kembali” matematika dengan berbuat matematika. Pembelajaran

matematika harus mampu mmeberi siswa situasi masalah yang dapat

11

Page 12: KTI Juniarti edit1

dibanyangkan atau mempunyai hubungan dengan dunia nyata. Lebih lanjut

mereka menemukan adanya kecenderungan kuat bahwa dalam memecahkan

masalah dunia nyata siswa tergantung pada pengetahuan pada pengetahuan yang

dimiliki siswa tentang dunia nyata tersebut.

c. Goldin (1992) menyatakan bahwa matematika ditemukan dan dibangun oleh

manusia sehingga dalam pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh

siswa daripada ditanamkan oleh guru. Pembelajaran matematikan menjadi lebh

aktif bila guru membantu siswa menemukan dan memecahkan masalah dengan

menerapkan pembelajaran bermakna.

d. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika

adalah belajar tentang rangkaian-rangkaian pengertian (kosnep) dan rangkaian

pertanyaan-pertanyaan (sifat, teorema, dalili, prinsip). Untuk mengungkapkan

tentang pengertian dan pernyataan diciptakan lambang-lambang, nama-nama,

istilah dan perjanjian-perjanjian (fakta). Konsep yaitu pengertian abstrak yang

memungkinkan seseorang dapat membedakan suatu obyek dengan yang lain.

12

Page 13: KTI Juniarti edit1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN I Pasrepan, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten

Pasuruan, dari kota kecamatan berjarak kurang lebih 4 km. Adapun subyek penelitian

adalah siswa kelas II SMPN I Pasrepan, sebanyak 38 siswa. Pelaksanaan penelitian ini

melibatkan 1 orang rekan guru sebagai pengamat terhadap aktivitas dan kegiatan

pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

B. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2006/ 2007

1) Persiapan pada minggu I bulan Februari 2007

2) Pelaksanaan tindakan I pada bulan Februari minggu II yaitu tanggal 12,14,16

3) Pelaksanaan tindakan II pada bulan Februari minggu II yaitu tanggal 19, 21, 23

4) Penyusunan data pada tanggal 24 sampai dengan 28 Februari 2007

5) Pelaporan pada tanggal 7 Maret 2007

C. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya

realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat

diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti.

Dalam buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau

19

Page 14: KTI Juniarti edit1

Penelitian Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus,

tiap siklus terdiri dari:

a) Persiapan/perencanaan (Planning)

b) Tindakan/pelaksanaan (Acting)

c) Observasi (Observing)

d) Refleksi (Reflecting)

a. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 siklus yaitu :

1) Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasikan bahan pembelajaran

2. Menyusun silabus dan RPP tentang sistem persamaan linear dua

variabel

3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran

4. Menyiapkan lembar tes sistem persamaan linear dua variabel

5. Menyiapkan lembar observasi

b. Tindakan / pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah tertuang

dalam rencana pembelajaran dengan modifikasi pelaksanaan sesuai

dengan situasi yang terjadi :

1. Tindakan Siklus 1

20

Page 15: KTI Juniarti edit1

Pertemuan 1, 2 dan 3 tentang persamaan linear 2 variabel (PLDV)

dan sistem persamaan linear 2 variabel (SPLDV)

Materi Pembelajaran :

1. Persamaan PLDV dan

SPLDV (konsep)

2. Bentuk soal-soal latihan

PLDV dan SPLDV

3. Cara penyelesaian soal-soal

latihan PLDV dan SPLDV dengan teknik eliminasi dan substitusi

Langkah-langkah tindakan:

Pertemuan dan Materi Langkah tindakan Tujuan1.

SPLDV (konsep)√ guru memotivasi

siswa untuk antuasias dalam mengikuti materi PLDV dan SPLDV dengan cara guru mengajukan pertanyaan pada siswa

√ guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

√ guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan PLDV dan SPLDV

√ bersama siswa guru memulai diskusi kelas

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

√ guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

√ menghidupkan suasana pembelajaran

√ menggali pengetahuan siswa

√ memberikan peluang kerjasama kepada siswa

√ menguatkan penguasaan konsep siswa

2.latihan PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk soal PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan

√ pengenalan bentuk soal PLDV dan SPLDV

√ memban

21

Page 16: KTI Juniarti edit1

kepada siswa yang bukan merupakan bentuk-bentuk soal PLDV dan SPLDV

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk memberikan contoh seperti yang telah ditunjukkan guru kepadanya

√ guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok

√ bersama siswa guru memulai diskusi kelas

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

√ guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

tu siswa dalam menganalisa soal

√ menumbuhkan kemampuan dan keberanian siswa

√ menumbuhkan kerjasama diantara siswa

√ melatih kemampuan komunikasi siswa

√ menumbuhkan keberanian siswa dalam menyatakan pendapat

3.soal-soal latihan PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada siswa beberapa tahapan teknik penyelesaian bentuk soal PLDV dan SPLDV, kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya lebih mudah

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru kepadanya di depan kelas

√ guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok

√ bersama siswa guru memulai diskusi kelas

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

√ pengenalan bentuk – bentuk teknik penyelesaian soal kepada siswa

√ membelajarkan teknik penyelesaian soal

√ menguji kemampuan dan pemahaman siswa

√ menumbuhkan kerjasama diantara siswa

√ melatih kemampuan komunikasi siswa

√ menumbuhkan keberanian siswa dalam menyatakan pendapat

22

Page 17: KTI Juniarti edit1

√ guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah:

1. Siswa mengalami peningkatan minat

belajar dan aktivitas di kelas selama guru melakukan kegiatan

pembelajaran

2. Terdapat peningkatan pemahaman

konsep tentang PLDV dan SPLDV dengan baik, agar nantinya

memudahkan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh

guru

3. Terjalin komunikasi dan kerjasama

yang baik antara siswa dalam kelas

4. Siswa memiliki keberanian dalam

menyampaikan gagasan dan mampu berinisiatif

c. Observasi (Observing)

Dalam tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama

kegiatan berlangsung, juga teman guru yang diminta bantuan untuk ikut

mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi

aktifitas guru.

d. Refleksi (Reflecting)

23

Page 18: KTI Juniarti edit1

Tahap ini merupakan tahap menganalisa hasil catatan selama

kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar observasi

keaktifan siswa, lembar observasi aktivitas guru dan hasil tes siswa.

Dalam refleksi melibatkan guru peneliti, siswa, dan teman sejawat yang

membantu mengamati selama kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan

dengan mendiskusikan kekurangan - kekurangan yang dilakukan oleh

guru selama kegiatan pembelajaran di kelas serta masalah - masalah

yang muncul pada saat itu. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan

perbaikan perencanaan pada siklus berikutnya.

2) Siklus II

a. Persiapan/ perencanaan (Planning)

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, peneliti melakukan perbaikan-

perbaikan terkait dengan temuan-temuan pada siklus I yang menyangkut

hal-hal sebagai berikut :

1. Bahan ajar

2. Alat peraga

3. RPP

4. Soal tes

5. Lembar observasi

b. Tindakan/ pelaksanaan (Acting)

Pertemuan 1, 2 dan 3 tentang persamaan linear 2 variabel (PLDV) dan

sistem persamaan linear 2 variabel (SPLDV)

Materi Pembelajaran :

24

Page 19: KTI Juniarti edit1

1. Teknik substitusi persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

2. Teknik eliminasi PLDV dan SPLDV

3. Teknik grafik soal-soal latihan PLDV dan SPLDV

Langkah-langkah tindakan:

Pertemuan dan Materi Langkah tindakan Tujuan1. Teknik substitusi

persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

√ guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik penyelesaian metode substitusi pada bentuk-bentuk soal PLDV dan SPLDV, kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya lebih mudah

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas

√ guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok

√ bersama siswa guru memulai diskusi kelas

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

√ guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

√ menghidupkan suasana pembelajaran

√ menggali pengetahuan siswa

√ memberikan peluang kerjasama kepada siswa

√ menguatkan penguasaan konsep siswa

2. Teknik eliminasi PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik penyelesaian metode

√ pengenalan bentuk soal PLDV dan PSDV

√ membantu siswa dalam menganalisa soal

√ menumb

25

Page 20: KTI Juniarti edit1

eliminasi pada bentuk-bentuk soal PLDV dan SPLDV, kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya lebih mudah

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas

√ guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok

√ bersama siswa guru memulai diskusi kelas

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

√ guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

uhkan kemampuan dan keberanian siswa

√ menumbukan kerjasama diantara siswa

√ melatih kemampuan komunikasi siswa

√ menumbuhkan keberanian siswa dalam menyatakan pendapat

3. Teknik grafik soal-soal latihan PLDV dan SPLDV

√ guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal PLDV dan PSDV

√ guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik penyelesaian metode grafik pada bentuk-bentuk soal PLDV dan SPLDV, kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya lebih mudah

√ guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas

√ guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok

√ bersama siswa guru memulai diskusi kelas

√ guru menunjuk salah

√ pengenalan bentuk penyelesaian soal kepada siswa

√ membelajarkan teknik penyelesaian soal

√ menguji kemampuan dan pemahaman siswa

√ menumbukan kerjasama diantara siswa

√ melatih kemampuan komunikasi siswa

√ menumb

26

Page 21: KTI Juniarti edit1

seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

√ guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

uhkan keberanian siswa dalam menyatakan pendapat

Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus II ini adalah bahwa :

1. Siswa mampu menyelesaikan soal PLDV dan SPLDV dengan

menggunakan metode substitusi, eleminasi dan grafik

2. Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dapat meningkat

dengan baik

3. Inisiatif siswa dalam menyelesaikan soal dengan metode yang

menurutnya mudah semakin meningkat

c. Observasi (Observing)

Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan

berlangsung, peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk

mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan lembar keaktifan

siswa.

d. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil pengamatan pada siklus kedua dapat digunakan untuk

melakukan refleksi apakah hasil ulangan siswa sudah memenuhi

ketuntasan secara klasikal maupun individual.

27

Page 22: KTI Juniarti edit1

D. Perangkat penelitian

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas digunakan beberapa perangkat

penelitian sebagai berikut :

a. Rencana Pembelajaran

Skenario pembelajaran dengan pokok bahasan perpangkatan dan akar yang

berisi tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tentang

bagaimana menerapakan metode variasi sehingga mampu meningkatkan minat

siswa terhadap pembelajaran

b. Media Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh peneliti, dalam rangka

mempermudah proses pembelajaran dengan metode variasi

E. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan beberapa analisa,

antara lain :

1. Lembar observasi

Lembar observasi guru digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran antara lain contoh lembar observasi seperti pada lampiran.

2. Soal tes

Berupa tes hasil belajar berbentuk soal pilihan ganda dan uraian. Soal tes

dikerjakan secara invidu oleh siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan gambaran

hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, tes diadakan setiap

akhir siklus. Dari hasil tes pada siklus satu dan dua dapat ditarik kesimpulan ada

tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil

28

Page 23: KTI Juniarti edit1

ulangan siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun

individual.

3. Angket/ Kuisioner

Angket diberikan setelah proses pembelajaran berakhir pada akhir siklus.

Tujuannya untuk mengetahui respon siswa tentang kekurangan, kelebihan atau

kendala yang ada serta saran siswa terhadap proses pembelajaran. Contoh angket

dapat dilihat dalam lampiran.

F. Tehnik Analisis Data

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas teknik analisis terhadap data

yang telah dikumpulkan sebagai berikut :

1. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa adalah data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

selanjutnya diobservasi dengan mengkaitkannya dalam kategori;

Baik apabila tercatat ≥ 10 tally

Sedang apabila tercatat ≥ 6 tally

Rendah apabila tercatat ≤ 6 tally

Indikator observasi ini meliputi; memperhatikan penjelasan guru, mengajukan

pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal ke papan tulis, dan

menyelesaikan tugas mandiri. (Lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran form

pengamatan)

2. Data Hasil Tes Belajar Siswa

29

Page 24: KTI Juniarti edit1

Data hasil tes adalah data yang diperoleh oleh peneliti setelah melakukan tes

formatif terhadap siswa setelah pembelajaran. Tes belajar siswa dilakukan selama

2 (dua) kali, pada setiap siklus yang dilakukan. Dari hasil tes pada siklus satu dan

dua nantinya akan dibandingkan sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya

peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan

siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun individual.

Ketuntasan individiual ditentukan dengan ketentuan:

Adapun rumusan yang digunakan di dalam ketuntasan belajar adalah

sebagai berikut :

a). Ketuntasan secara individu Rumus persentase Jumlah skor yang diperoleh

x 100 % Jumlah skor maksimal

b) Ketuntasan secara klasikal Rumus persentase ketuntasan :Jumlah siswa yang tuntas

X 100 % Jumlah seluruh siswa

Ketuntasan belajar individu dinyatakan tuntas apabila tingkat persentase

ketuntasan minimal mencapai 65 %, sedangkan untuk tingkat klasikal minimal

mencapai 85 % (Depdikbud, 1994, dalam Kustantini:10)

3. Angket/ Kuisioner

30

Page 25: KTI Juniarti edit1

Data yang diperoleh melalui angket siswa dianalisis dengan menggunakan jumlah

responden yang telah menjawab setiap pertanyaan angket. Kategori jawaban

terbagi menjadi 3 (tiga) macam: ya, tidak dan cukup.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana tiap siklusnya

terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran

yang lamanya 2 x 35 menit. Jadi pada penelitian tindakan kelas ini diadakan proses

pembelajaran sebanyak tiga pertemuan.

1. Pelaksanaan Siklus 1

1) Perencanan ( planning )

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah :

a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode variasi, sesuai

materi yang diajarkan

b. Membuat instrumen penelitian

c. Membuat silabus

31

Page 26: KTI Juniarti edit1

d. Membuat lembar kerja sesuai materi

Pertemuan I : Persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

Guru memotivasi siswa untuk antuasias dalam mengikuti materi PSDV dan

PLDV. Kepada beberapa siswa guru mengajukan pertanyaan siswa seputar

PLDV dan PSDV. Dari pertanyaan-pertanyaan ini guru ingin mengetahui

sejauhmana kemampuan siswa awal sebelum melaksanakan pembelajaran.

guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, guru memberikan tugas

kepada masing-masing siswa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan

PLDV dan PSDV. Pada saat 15 setelah itu dilakukan kegiatan bersama siswa

guru memulai diskusi kelas. Dalam hal ini guru menunjuk salah seorang siswa

untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Dan pada sesi akhir

guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan

Pertemuan II : Bentuk-bentuk soal-soal latihan PLDV dan SPLDV

Pembelajaran dimulai dengan guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk

soal PLDV dan PSDV dengan menggunakan media pembelajaran yang ada.

Guru menunjukkan kepada siswa yang mana persamaan PLDV dan yang mana

yang bukan merupakan bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV. Guru menunjuk

salah seorang siswa untuk memberikan contoh seperti yang telah ditunjukkan

guru kepadanya. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok,

dan dilanjutkan pada 15 menit kemudian bersama siswa guru memulai diskusi

kelas. Dan seperti halnya pertemuan kemarin guru menunjuk salah seorang

siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Guru dan siswa

bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

32

Page 27: KTI Juniarti edit1

Pertemuan III : Teknik penyelesaian soal-soal latihan PLDV dan SPLDV

Guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal

PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik

penyelesaian bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV, kemudian siswa diminta

membandingkan mana yang menurutnya lebih mudah, guru menunjuk salah

seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru

kepadanya didepan kelas, guru membagikan tugas kepada masing-masing

kelompok. Bersama siswa guru memulai diskusi kelas dan guru menunjuk

salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya

Terakhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah dilakukan

Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus 1 adalah sebagai berikut:

a. Temuan positif

a) Melalui penggunaan metode variasi ini siswa terlihat lebih bergairah

dalam belajar

b) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski

masih ada siswa yang masih kurang karena hanya beberapa orang saja

c) Motivasi siswa dalam memahami konsep meningkat hal ini terlihat

dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang

dilakukan oleh siswa-siswa yang lain

b. Temuan negatif

a) Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada

teman-temannya dalam menyampaikan pengalamannya

33

Page 28: KTI Juniarti edit1

b) Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum

maksimal.

2. Pelaksanaan Siklus 2

1) Perencanan ( planning )

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :

a. Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode variasi, sesuai

materi yang diajarkan

b. Membuat instrumen penelitian

c. Membuat RPP

d. Membuat lembar kerja sesuai materi

Pertemuan I : teknik substitusi persamaan PLDV dan SPLDV (konsep)

Guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal

PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik

penyelesaian metode substitusi pada bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV,

kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya lebih

mudah. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal

yang. telah ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas. Guru membagikan

tugas kepada masing-masing kelompok. Bersama siswa guru memulai diskusi

kelas. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil

pekerjaan kelompoknya. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan

Pertemuan II : Teknik eliminasi PLDV dan SPLDV

34

Page 29: KTI Juniarti edit1

Guru menunjukkan kepada guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk

teknik penyelesaian soal PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa

yang tahapan teknik penyelesaian metode eliminasi pada bentuk-bentuk soal

PLDV dan PSDV, kemudian siswa diminta membandingkan mana yang

menurutnya lebih mudah. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk

mengerjakan contoh soal yang telah ditunjukkan guru kepadanya didepan

kelas. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok, bersama

siswa guru memulai diskusi kelas. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, guru dan siswa bersama-

sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

Pertemuan III : Teknik grafik soal-soal latihan PLDV dan SPLDV

Guru menunjukkan kepada siswa bentuk-bentuk teknik penyelesaian soal

PLDV dan PSDV. Guru menunjukkan kepada siswa yang tahapan teknik

penyelesaian metode grafik pada bentuk-bentuk soal PLDV dan PSDV,

kemudian siswa diminta membandingkan mana yang menurutnya lebih mudah

guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan contoh soal yang

telah ditunjukkan guru kepadanya didepan kelas. Guru membagikan tugas

kepada masing-masing kelompok bersama siswa guru memulai diskusi kelas.

Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan

kelompoknya. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan

Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus 2 adalah sebagai berikut:

1. Temuan positif

a) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski

peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja

35

Page 30: KTI Juniarti edit1

b) Jumlah siswa yang aktif meningkat hal ini terlihat dengan adanya

bertambahnya siswa yang bertanya

c) Inisiatif siswa dalam menemukan metode penyelesaian soal semakin

kreatif

d) Kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal meningkat sebaab dalam

menyelesaikan soal siswa jarang bertanya kepada guru namun kepada

rekan lain dalam kelompoknya

C. Deskripsi Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dari siklus I, II dan III

menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Dan secara terperinci ditunjukkan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 1

Hasil Observasi Keaktifan Siswa

No. Tingkat Keaktifan Siklus I Siklus II

1. Rendah 4 -

2. Sedang 20 15

3. Tinggi 8 17

Jumlah 32 32

D. Deskripsi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepad siswa diperoleh kesimpulan bahwa

metode variasi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap

pembelajaran matematika. Berikut disajikan lengkap pad tabel dibawah ini:

Tabel 2

Hasil Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

No. PertanyaanKriteria

Y T

36

Page 31: KTI Juniarti edit1

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Apakah kamu suka pelajaran matematika ?

Apakah kamu selalu bertanya jika ada materi yang tidak

kamu pahami ?

Apakah kamu selalu menjawab pertanyaan guru ?

Apakah kamu selalu membantu temanmu, jika temanmu

tidak bisa menjawab pertanyaan guru ?

Apakah kamu menyukai bekerja dalam kelompok ?

Apakah kamu berperan dalam diskusi kelompok ?

Apakah kamu menyukai jika guru membimbing kerja

kelompok ?

Apakah kamu memahami materi yang diajarkan metode

yang disampaikan guru ?

Apakah kamu senang dengan metode guru ini ?

Apakah kamu selalu menulis rangkuman ?

18

14

12

14

15

15

16

18

18

14

2

6

8

6

5

5

4

2

2

6

E. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Dalam segi hasil belajar, berdasarkan hasil tes belajar yang dilakukan oleh siswa

maka diperoleh kesimpulan bahwa metode variasi terbukti dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Hasil belajar sikap

ditunjukkan dengan dikuasainya sikap-sikap ilmiah oleh siswa dalam mengerjakan

soal-soal dikerjakan dengan langkah-langkah yang tepat dan benar. Berdasarkan hasil

rata-rata belajar matematika pada siklus I, II, dan III yang selalu mengalami

peningkatan, menunjukkan bahwa penggunaan variasi metode ceramah, tanya jawab

dan diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar.

1. Data Hasil Tes Pada Siklus I

Terlihat pada data siklus I dalam mengikuti pembelajaran siswa masih pasif,

masih banyak siswa kelas II yang mendapat nilai yang kurang memuaskan yaitu

37

Page 32: KTI Juniarti edit1

dengan rata-rata kelas 5,875dengan jumlah siswa yang tuntas secara individual 13

orang.

2. Data Hasil Tes Pada Siklus II

Dalam pelaksanaannya pada siklus II, guru melalui metode variasi ternyata

mampu meningkatkan kembali perolehan hasil belajar siswa. Dalam pembelajran

siklus II ini guru terbukti mampu melalui metode variasi meningkatkan motivasi

dan kualitas diskusi yang dilakukan oleh siswa. Data menunjukkan bahwa pada

pembelajaran siklus II mulai ada peningkatan, hal ini ditandai dengan aktifnya

murid bertanya sehingga ada interaksi antara guru dan murid sehingga nilai rata-

ratanya menjadi 6,90.

38

Page 33: KTI Juniarti edit1

B. Pembahasan Hasil Temuan

1. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan tes yang dilaksanakan dapat diketahui hasilnya, yaitu :

1. Siklus pertama nilai rata-rata kelas 5,875

2. Siklus kedua nilai rata-rata kelas 6,90

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada siklus pertama persiapan partisipasi

siswa untuk mengikuti pelajaran matematika sangat rendah, hal ini berpengaruh

pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi, sehingga mengakibatkan siswa

sulit menjawab soal tes formatif yang disajikan guru. Nilai pada siklus I kurang

memuaskan dengan rata-rata kelas 5,875.

Pada siklus kedua dan ketiga terjadi peningkatan dalam pembelajaran. Siswa lebih

siap dan aktif mengikuti pembelajaran, sehingga materi yang diberikan guru lebih

menarik sehingga lebih cepat diserap murid. Nilai tes akhir siswa meningkat, yaitu

pada siklus kedua 6,90. Dengan melihat nilai rata-rata kelas tersebut menunjukkan

bahwa variasi metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi dapat meningkatkan

prestasi belajar. Siswa mudah memahami dan mengingat materi yang disampaikan

karena menarik dalam penyajiannya.

2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

matematika

39

Page 34: KTI Juniarti edit1

Pada siklus I aktivitas siswa masih belum nampak, baru pada siklus II

siswa mulai menunjukkan aktivitasnya yaitu sering ada interaksi antar siswa

dengan peneliti. Dan pada siklus III, siswa tampak antusias dalam proses belajar

mengajar karena penggunaan metode variasi yang dikemas dengan menarik.

3. Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran

matematika

Pada siklus I aktivitas siswa masih belum nampak, baru pada siklus II siswa mulai

menunjukkan aktivitasnya yaitu sering ada interaksi antar siswa dengan peneliti.

Dan pada siklus III, siswa tampak antusias dalam proses belajar mengajar karena

penggunaan metode variasi yang dikemas dengan menarik.

4. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil rata-rata belajar matematika sebagai produk pada siklus I

dengan rata-rata kelas 5,875 ni disebabkan siswa kurang termotivasi belajarnya.

Pada siklus II rata-rata hasil belajarnya ada peningkatan yaitu 6,90Kenaikan ini

karena adanya tanya jawab dan media chart

Tabel 6

Data Nilai Rata-rata Kelas

No. Siklus Nilai rata-rata kelas tes formatif

1. Siklus I 5,875

2. Siklus II 6,90

40

Page 35: KTI Juniarti edit1

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran matematika melalui metode inovasi dari

siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan secara bertahap.

2. Respon siswa melalui pelaksanaan metode variasi dalam pembelajaran

matematika terbukti positif.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika melalui metode inovasi

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I dengan rata-rata

kelas 5,875meningkat pada siklus II menjadi 6,9

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai masukan dalam proses belajar mengajar:

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya berusaha lebih giat belajar baik secara berkelompok, sendiri-

sendiri maupun bertanya pada guru sehingga tidak mengalami kesulitan dalam

mempelajari matematika.

2. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembelajaran guru hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam

memilih metode serta media pembelajaran agar siswa siswa dapat termotivasi

dalam belajar.

41

Page 36: KTI Juniarti edit1

3. Bagi Sekolah

Jika pembelajaran ingin tercapai, sekolah hendaknya berusaha memenuhi

kebutuhan media yang dibutuhkan semua guru dalam proses belajar mengajar.

42

Page 37: KTI Juniarti edit1

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. GBBP SD 1994. Jakarta : Depdikbud.

Eman Suherman dan Udin S. Winatapura. 1993. Materi Pokok Strategi Mengajar. Jakarta

: Depdikbud.

Holstein. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung : Remadja Karya.

IG.A.K. Wardani, Kuswaya W, Noehi Nasoetion. 2004. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Sudiyono, Triyo Supriyatno, Padil. 2000. Strategi Pembelajaran Partisipatori di

Perguruan Tinggi. Malang : UIN Malang.

Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.

Sunardi. 2006. Mengakrabkan MATEMATIKA Pada Anak. Yogyakarta : Kedaulatan

rakyat.

Wagiman, Setiyandoko, dkk. 2005. Belajar dan Bermain MATEMATIKA untuk SD/MI

Kelas 5. Malang : Universitas Negeri Malang.

Page 38: KTI Juniarti edit1

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

No. Kegiatan SiswaSiklus I Siklus II Siklus III

Tally Jumlah Tally Jumlah Tally Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

Memperhatikan penjelasan

guru.

Mengajukan pertanyaan.

Menjawab pertanyaan guru.

Mengerjakan soal ke papan

tulis.

Menyelesaikan tugas

mandiri

44

Page 39: KTI Juniarti edit1

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER SISWA

Berilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu !

No PertanyaanKriteria

1 2 31.2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Apakah kamu suka pelajaran MATEMATIKA ?Apakah kamu selalu bertanya jika ada materi yang tidak kamu pahami ?Apakah kamu selalu menjawab pertanyaan guru ?Apakah kamu selalu membantu temanmu, jika temanmu tidak bisa menjawab pertanyaan guru ?Apakah kamu menyukai bekerja dalam kelompok ?Apakah kamu berperan dalam diskusi kelompok ?Apakah kamu menyukai jika guru membimbing kerja kelompok ?Apakah kamu memahami materi yang diajarkan metode yang disampaikan guru ?Apakah kamu senang dengan metode guru ini?Apakah kamu selalu menulis rangkuman ?

Catatan :

1 = Ya

2 = Cukup/sedang/kadang-kadang

3 = Tidak

45

Page 40: KTI Juniarti edit1

46