belinda juniarti hutauruk's undergraduated theses.unlocked

Upload: adhitya-hendraputra

Post on 18-Jul-2015

233 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PERANCANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE INTERDEPENDENT PERFOMANCE (Study Kasus : PT. Posmi Steel Indonesia)TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat Mendapatkan gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh : BELINDA JUNIARTI HUTAURUK 2005-43-088

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2009

DESIGN OF DECISION SUPPORT SELECTION FOR RAW MATERIAL SUPPLIER WITH INTERDEPENDENT PERFOMANCE METHODE( Study Case : PT. Posmi Steel Indonesia)FINAL ASSIGNMENT Proposed as a requirement for Bachelor Degree of Industrial Engineering

By : BELINDA JUNIARTI HUTAURUK 2005-43-088

INDUSTRIAL ENGINEERING FACULTY OF ENGINEERING ATMA JAYA INDONESIA CATHOLIC UNIVERSITY JAKARTA 2009

LEMBAR PENGESAHANYang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM/NIRM : BELINDA JUNIARTI HUTAURUK : 2005-43-088

Judul Tugas Akhir : {Indonesia} : PERANCANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE INTERDEPENDENT PERFOMANCE {Inggris} : DESIGN OF DECISION SUPPORT SELECTION FOR RAW MATERIAL SUPPLIER WITH INTERDEPENDENT PERFOMANCE METHODE

Tanggal Ujian : 6 AGUSTUS 2009 Telah dinyatakan lulus ujian Tugas Akhir dan Tugas Akhir tersebut telah diperiksa, diperbaiki (bila ada yang harus diperbaiki) dan disetujui oleh dosen pembimbing. Jakarta,19 AGUSTUS 2009 Menyetujui Mengetahui

Trifenaus Prabu Hidayat, ST., MT Ketua Sidang/Pembimbing

Vivi Triyanti, ST., M.Sc Ketua Jurusan Teknik Industri

Feliks Prasepta S.S, ST.,MT Sekretaris Sidang

Vivi Triyanti, ST., M.Sc Penguji I

Hotma A Hutahaean, ST., MT Penguji II

Feliks Prasepta S.S, ST.,MT Penguji III

LEMBAR PERNYATAAN KEA SLIANTUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawa h ini : Nama auruk NIM 88 : Belinda Juniarti Hut : 2005-43-0

menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendi ri dan bukanmerupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain yangsudah pernah dipublikasikan at au yang sudah pernah dipakai untukmendapatkan gelar di Universitas lain, kecuali pada bagian di manasumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang semestin ya. Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarn ya secara sadar danbertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalanTugas Akhir s aya apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap Tugas Akhir yang sudah ada.

Jakarta,27 Juli 2009

(Belinda Juniarti Hutauruk)

PERANCANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE INTERDEPENDENT PERFOMANCE Abstrak PT Posmi Steel Indonesia merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang pemotongan coil dan sekarang mulai merambah pada bidang part otomotive. PT. Posmi Steel Indonesia mempunyai target dalam penigkatan pelayanan serta mutu dalam perusahaan setiap tahunnya. Target yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas kepuasan. Bagian yang paling bermasalah adalah bagian pengiriman ke pelanggan dan peningkatan produktivitas. Dalam indikator tersebut dapat dianalisa melalui 4M. Dari hasil analisa, maka dapat diketahui bahwa pokok permasalahan yang paling besar berada pada bagian Material dan Mesin.Pada bagian material terdapat kendala dalam pengiriman barang, dan kualitas barang yang ditawarkan terkadang tidak sesuai dengan yang diterima, sehingga harus dikembalikan dan dapat memperlambat proses produksi barang. Bersadarkan permasalahan yang ada Pemilihan supplier perlu dilakukan untuk mendapatkan supplier yang benar-benar mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan penyelesaian masalah tersebut adalah mengembangkan system pemilihan supplier dari metode lama dengan metode pemilihan supplier menggunakan metode analitik Interdependent Performance sehingga dapat mendukung kelangsungan kegiatan produksi. Metode Analitik dengan Interdependent Perfomance merupakan konsep pemilihan serangkaian Supplier dengan memperhatikan kriteria kapasitas, harga, kualitas, leadtime dan biaya interaksi. Dalam tugas ini proses pemilihan supplier dengan metode interdependent perfomance dibantu dengan pembuatan program untuk membantu PT. Posmi Steel Indonesia dalam menentukan pemilihan supplier. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan perhitungan manual dan program menunjukan hasil yang sama, yaitu pada produk BB kombinasi supplier yang paling baik adalah Bahan baku SAPH :Marubeni Steel; Bahan Baku SPHC: Alumi; Bahan Baku JSC270CC: Benichu; Bahan Baku JSC270CN:Putra Alam. Kata kunci: pemilihan supplier, Interdependent Perfomance

\

DESIGN OF DECISION SUPPORT SELECTION FOR RAW MATERIAL SUPPLIER WITH INTERDEPENDENT PERFOMANCE METHODE Abstrac Posmi Steel Indonesia Company In The one of company in Indonesia was field in Coiling Sharing and this company have become support to automotive field. Posmi Steel company have target to increase service rate and quality, annual. The target of this company focus to quality and service rate. However in the real condition looked in Coil and Stamping Division was not get the target. The most important problem is distribute product to customer and increase productivity. In this indicator can be analyze with 4M. From the result we will known the main problem are in machine and material. In the material there is problem to distribute product and quality of product. So the material must be return and the affect is make the production become a problem. Base on the problem, Supplier Decision maker must do to find the best supplier who able to support consistency .In the case the old method must be improve. The one of method is Interdependent Performance. May it happen is able to support the production of this company. Analytic interdependent method is decision supplier maker with considering of capacity, price, lead time, and cost of interaction. In this paper decision maker with interdependent performance was support with program. In the result of the program and manual calculate have a same result, in product BB the best supplier combination of raw material product are SAPH :Marubeni Steel; Raw material SPHC: Alumi; Raw material JSC270CC: Benichu; Raw material JSC270CN:Putra Alam. Key WoDt: pemilihan supplier, Interdependent Perfomance

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat serta syukur hanya kepada Tuhan Yesus, oleh semua berkat dan perlindunganNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan atau bantuan selama penyusunan laporan tugas akhir, baik secara langsung maupun tidak langsung : 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada, memberkati serta melindungi penulis, sehingga penulis diberikan kekuatan serta kesehatan yang berlimpah dalam penyelesaian laporan tugas akhir. Terima kasih Tuhan Yesus. 2. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, doa serta segala yang dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir. Papa mama tersayang terima kasih atas semua cinta kasihnya. 3. Bapak Trifenaus Prabu Hidayat, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan masukan, ide serta perbaikan dalam menyelesaikan laporan tugas akhir. Terima kasih atas waktu yang bapak sediakan dan

pengalaman-pengalamannya. 4. Ibu Vivi Triyanti, ST, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. 5. Bapak Marsellinus Bachtiar, ST, MM., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

6. Teman-teman Albert Wirawan, Adinda, Firda, Yossie , Estu, Febri (temen seperjuangan). 7. Kepada seseorang yang selalu support baik dalam suka maupun duka, susah maupun senang. Dian Kristian Sianipar....I Love You... 8. Teman-teman all 2005. 9. Keluarga Besar Huaturuk dan Pasaribu. Opung, Tulang Inang Tulang, Uda-Inang uda, semuanyaMauliate 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan doanya. Tuhan Yesus memberkati.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan laporan tugas akhir masih jauh dari sempurna oleh karena keterbatasan dari penulis. Penulis telah mencoba membuat dengan baik, bagi semua pembaca harap maklum. Semoga laporan tugas akhir dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca khususnya untuk mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.

Jakarta , 27 juli 2009

Penulis

DAFTAR ISIABSTRAK.................................................................................................. iii KATA PENGANTAR................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v vii xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 5 1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 5 1.4. Pembatasan Masalah Dan Asumsi............................................ 6 1.5. Sistematika Penulisan .............................................................. 7

BAB II. LANDASAN TEORI................................................................... 2.1.Logistik..................................................................................... 2.2.Supplier.................................................................................... 10

10 10

2.3.E v a l u a s i d a n S e l e k s i S u p p l i e r ........................................ 2.4. Model Keputusan..................................................................... 2.4.1. Konsep Validasi dan Verifikasi................................... 18 17

12

2.5. M a t r i k s P e r b a n d i n g a n B e r p a s a n g a n ............................. 33 2.5.1. Penyusunan Matriks Perbandingan berpasangan ...... 2.5.2. Perhitungan Konsistensi Logis.................................... 20 23

2.6. K o n s e p P e n d e k a t a n A n a l i t i k d e n g a n I n t e r d e p e n d e n t Perfomance d a l a m R a n t a i S u p p l i e r ........................... 24 2.6.1. Kriteria kriteria............................................. 24 2.6.2.Model................... 25 2.6.3. Tahap inisiasi............................................................... 26 2.6.4. Langkah langkah Algoritma............................. 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................. 3.1. Penelitian Pendahuluan........................................................... 3.2. Studi Literatur......................................................................... 3.3. Identifikasi Perumusan Masalah ............................................ 3.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 3.5. Studi Pustaka........................................................................... 3.6. Pengumpulan Data.................................................................. 3.7. Pengolahan Data .................................................................... 3.8. Analisa Hasil Pengolahan Data ............................................. 3.9. Kesimpulan dan Saran ........................................................... 29 30 30 31 31 32 36 36

29 29

BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.................... 4.1. Data Umum Perusahaan ......................................................... 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan......................................... 40 4.1.2. Struktur Organisasi...................................................... 42 4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ........................................... 42 4.1.4. Produk yang Dihasilkan ......................................... 42

40 40

4.2. Pengumpulan dan Penelitian .................................................. 4.2.1. Bahan Baku yang Digunakan ..................................... 44 4.2.2. Pengumpulan Data Harga Pembelian Bahan Baku..... 48 4.2.3.Pengumpulan Data Presentase Cacat dan Leadtime masing masing Supplier........................................... 49

43

4.2.4. Pengumpulan Data Biaya Interaksi antar Supplier..... 50

BAB V. PENGOLAHAN DATA .............................................

53

5.1. Pengolahan Data dengan Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependent Perfomance 53

5.1.1. Perhitungan Bobot untuk Masing masing kriteria ... 53 5.1.2. Perhitungan Pemilihan Supplier untuk Produk BB..... 59 5.1.2.1 Tahap Inisiasi untuk Produk BB .................... 5.1.2.2 Tahap Algoritma untuk Produk BB ............... 5.1.3 Perhitungan Pemilihan Supplier untuk Produk CC .... 71 76 59 64 70

5.1.3.1 Tahap Inisiasi untuk Produk CC ..................... 5.1.3.2. Tahap Algoritma untuk Produk CC ...............

5.2. Pengolahan Data Menggunakan Program Visual Basic, Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependent Perfomance....... 82

5.2.1. Pengenalan Program ...... 82 5.2.2 Langkah - langkah Pengolahan data dengan Metode Analitik dengan 82 98

Interdependent Performance .........................

BAB VI. ANALISA...................................................................................

6.1 Analisa Kriteria yang Terkait dengan Pemilihan Supplier........ 98

6.1.1 Kriteria kriteria yang Terkait dengan Pemilihan Supplier.............................................. 98 6.1.2 Analisa Perhitungan Bobot............................................. 6.2 Analisa Pengembangan Sistem Pemilihan Supplier dengan 101 100

metode Analitik Interdependent Perfomance...........................

6.2.2 Analisa Pengolahan Data Menggunakan Program Microsoft Visual Basic, Metode Analitik dengan 101 Interdependent

Perfomance................................................................... 6.3 Analisa Supplier Yang Tepat Sesuai Dengan Kriteria

Yang Ada.............................................................................. 102 6.4 Analisa Validasi Dan Verikasi............................................. 103

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN................................................

104

6.1. Kesimpulan.................................................................................104 6.2. Saran........................................................................................... 107

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Flow Chart Latar belakang Permasalahan ............................... 8 Gambar 2.1. Hubungan Antara Produksi, Komponen, dan Supplier ........ 25

Gambar 2.2. Grafik Bi Partite ................................................................... 28 Gambar 3.1. Metodologi Penelitian ...................................... 37 Gambar 3.2. Diagram alir pada Metode AHP ...........................38 Gambar 3.3. Pengolahan Data dengan Metode Analitik dengan Interdependent Perfomance ..................................................... 39

Gambar 5.1 Nilai Random Indeks oleh Oarkride Laboratory ............... 57 Gambar 5.2 Grafik Bi- Partite untuk Bahan Baku Produk BB .................. 68

Gambar 5.3 Grafik Bi-Partite untuk Bahan Baku Produk CC .................... 80 Gambar 5.3 Menu Master Data Component .......................................... Gambar 5.4 Sub Menu Data Component................................................... 83 84

Gambar 5.5 Input Data Komponen Baru .................................................... 85 Gambar 5.6 Menu Master Data Supplier ................................................. 85 Gambar 5.7 Sub Menu Data Supplier ............................................. 86 Gambar 5.8 Input Data Supplier Baru ......................................................... 87 Gambar 5.9 Menu File Consistency Ratio ...................................... 87 Gambar 5.10 Input data AHP .......................................... 89 Gambar 5.11 Input data Pemilihan Bahan Baku AHP ................................ 89 Gambar 5.12 Perhitungan Bobot dengan AHP untuk Bahan Baku SAPH. ..90 Gambar 5.13 Hasil Perhitungan Bobot, dan CR pada Bahan Baku SAPH . 90 Gambar 5.14 menu File Atribut ................................................................ 920

Gambar 5.15 Pemilihan Bahan Baku untuk Pengisian Kriteria................ Gambar 5.16 Form pengisian Kriteria ........................................................ Gambar 5.17 menu File Biaya Interaksi .................................................... Gambar 5.18 Form pengisian Biaya Interaksi............................................ Gambar 5.19 Form Perhitungan Tp .......................................................... Gambar 5.20 menu File Biaya Interaksi .................................................... Gambar 5.21 form Calculate ..................................................................... Gambar 5.22 form Pemilihan Supplier .................................................... Gambar 5.23 form Bahasa Pemrograman ................................................ Gambar 5.24 form Pernyataan Validasi ................................................... Gambar 6.1 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku SAPH.................................................................................... 105 Gambar 6.2 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku SPCE.................................................................................. 106

92 93 93 94 95 95 96 97 99 99

Gambar 6.3 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku SPHC................................................................................... 106

Gambar 6.4 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku SGCC................................................................................... 107

Gambar 6.5 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku SPCC.................................................................................... 108 Gambar 6.6 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku STKM11A.................................................................................... 108

Gambar 6.7 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku JSC270CC........................................................................... 109

Gambar 6.8 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku STKM11M................................................................................. 110

Gambar 6.9 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku STKM13B.................................................................................. 110

Gambar 6.10 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku SWM.................................................................................. 111

Gambar 6.11 Bobot AHP untuk masing - masing kriteria bahan baku JSH.................................................................................. 112

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sasaran Mutu Periode Pertama 2008 ........................................ Tabel 1.2 Rekap Quality Objective. .......................................................... Tabel 1.3 Rekap Process Objective ......................................................... Tabel 2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan......................................... Tabel.2.2. Skala Relatif Tingkat Kepentingan .......................................... Tabel 4.1 Bahan Baku Utama dalam Proses Produksi.............................. Tabel 4.2 Data Bahan Baku yang Dibeli dari Supplier dan Nama nama Supplier Untuk Pembuatan Produk BB ............................. 46

2 3 3 21 22 44

Tabel 4.3 Data Bahan Baku yang Dibeli dari Supplier dan Nama nama Supplier Untuk Pembuatan Produk CC................................... 47 48

Tabel 4.4 Harga Pembelian Bahan Baku Setiap Supplier........................ Tabel 4.5 Presentase Cacat dan Lead Time pada masing masing Supplier untuk Bahan baku BB................................................ Tabel 4.6 Presentase Cacat dan Lead Time pada masing masing Supplier untuk Bahan baku CC................................................ 50 49

Tabel 4.7 Biaya Interaksi bahan baku SAPH dengan SPHC .................. Tabel 5.1 Pengumpulan data kuisioner untuk bahan baku SAPH ............ Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Kuisioner Pembobotan Antar Kriteria ........ Tabel 5.3 Matriks Perbandingan Berpasangan ......................................... Tabel 5.4 Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan......................

51 53 54 55 55

Tabel 5.5 Perkalian Matriks Perbandingan awal dengan Matriks Prioritas... 56 Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Bobot dan CR untuk setiap Bahan Baku ..... 58

Tabel 5.7 Bahan Baku Produk BB............................................................. Tabel 5.8 Nilai Kriteria Biaya, Kualitas, dan Leadtime untuk bahan baku Produk BB................................................................................. 60

59

Tabel 5.9 Hasil perhitungan CI dan CR untuk bahan baku BB ............... Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Vcp, Vqp, Vlp dan Tp untuk Bahan Baku Produk BB................................................................................. Tabel 5.11 Biaya Interaksi Relatif antara Supplier i dan j untuk Bahan Baku Produk BB............................................................. Tabel 5.12 Hasil Perhitungan penanda biaya (Z) dan Penanda Biaya Interaksi (A) untuk Bahan Baku Produk BB............................. Tabel 5.13 Pilihan Supplier Terbaik dari Supplier Bahan Baku Produk BB................................................................................. 69 66 63 62

60

Tabel 5.14 Bahan Baku Produk CC........................................................... Tabel 5.15 Nilai Kriteria Biaya, Kualitas, dan Leadtime untuk bahan baku Produk CC........................................................... 71

70

Tabel 5.16 Hasil perhitungan CI dan CR untuk bahan baku CC............. Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Vcp, Vqp, Vlp dan Tp untuk Bahan Baku Produk CC............................................................................... 74

72

Tabel 5.18 Biaya Interaksi Relatif antara Supplier i dan j untuk Bahan Baku Produk CC.............................................................................. Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Penanda Biaya (Z) dan Penanda Biaya Interaksi (A) untuk Bahan Baku Produk CC........................... Tabel 5.20 Pilihan Supplier Terbaik dari Supplier Bahan Baku Produk CC............................................................................... 81 78 75

Tabel 6.1 Perbandingan antara system pemilihan Supplier saat ini dengan usulan................................. 81

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. Form Kuisioner Tingkat Kepentingan................................ L-1 LAMPIRAN B. Hasil Kuesioner Pembobotan............................................ L-2 LAMPIRAN C. Perhitungan AHP Masing- masing Bahan Baku ................ L-3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang PT Posmi Steel Indonesia merupakan salah satu perusahaan di Indonesia

yang bergerak di bidang pemotongan coil dan sekarang mulai merambah pada bidang part otomotive. Sebagai perusahaan yang telah berkembang di Indonesia, PT Posmi Steel Indonesia selalu ingin memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumennya, hal ini didasarkan agar tetap tercipta kerjasama yang baik bagi perusahaan dan konsumennya. Dalam kenyataanya saat ini, terdapat beberapa masalah yang terjadi di dalam tubuh perusahaan. Besar dan kecil ataupun banyak dan sedikit masalah masalah tersebut apabila tidak segera diperbaiki maka akan menghambat kelancaran dalam kegiatan sehari hari didalam perusahaan tersebut. Pada saat ini PT. Posmi Steel Indonesia mempunyai permasalahan dalam pencapaian tingkat produksi serta peningkatan sasaran mutu untuk memuaskan konsumen. Dalam masalah ini, PT. Posmi Steel Indonesia ingin meningkatkan pencapaian dengan memperbaiki divisi divisi yang dinilai mempunyai masalah dan terkait dalam peningkatan tingkat produksi. PT. Posmi Steel Indonesia mempunyai target dalam peningkatan pelayanan serta mutu dalam perusahaan setiap tahunnya. Semua kegiatan yang menjadi urat nadi dalam perusahaan selalu ditargetkan agar dapat memperbaiki dan mengembangkan kualitas dan mutu dalam pelayanan baik untuk konsumen maupun dalam tubuh PT . Posmi Steel Indonesia.

1

Bab I. Pendahuluan

2

Dari rekap tahunan yang dibuat setiap bulannya maka akan terlihat divisi divisi mana yang mempunyai masalah sehingga dapat mengurangi tingkat pencapaian target tersebut. Dalam rekap bulanan yang dibuat oleh PT. Posmi Steel Indonesia pada semester pertama tahun 2008 maka dapat terlihat permasalahan yang ada. Tabel 1.1 Sasaran Mutu Periode Pertama 2008No.

QUALITY OBJECTIVE(Sasaran Mutu) 4

2008 Target Result3,61 (C C ) 3,82 (ST)

Penanggung Jawab (PIC) Semua Dept. (All D e pt)

REPORTED ON (Dilaporkan dalam) S ales Survey K epuasan Pelanggan(sa les c ust mer satisfaction survey) o

Cara Pengukuran (Measurement) Hasil Survey Kepelanggan setiap 1 (satu) Tahun Sekali(customer Satisfaction survey Result once a year) 1. Persentase dari Scrap selama proses dibagi dng actual produksi(Scrap prosenta ge during process d evide to actual process)

Meningkatkan Index 1 Kepuasan Pelanggan(Increasing the Customer satisfaction Index)

Mengurangi (Reducing) 2 S crap Internal (In t ernal Scra p) (CC) Rejection Internal (Internal Rejection) ( ST) Internal Ng (Internal N G) (ST) 1.20% 0.40% 0.75% 1.17% 0.39% 1.67%0,13% (C C )

Laporan Bulanan Produksi Produksi dan QC(Production & QC Dept)

dan Laporan Bulanan QC(Production & QC Month ly Report)

2. Persentase dari reject dibagi dengan output produksi(Reject p resenta ge devide to production outp ut)

3 Mengurangi Tingkat reject external ( Customer Claim )(Reducing external reject level (Customer Claim)

Laporan Bulanan QC Q C (QC D ept)( QC Mon thly Re port)

0.05%0 ,66% (ST)

Persentase jumlah product reject claim k embali dibagi total pengiriman(Incoming r eject pro duct claim devide to t otal d eliver y )

4

Defect dari Supplier (Reducing defect from Suppliers)

0.20%

1.45%

QC Stamping & Coil Center

Laporan Bulanan QC(QC Montly Report)

Persentase jumlah defect yang ditemuk an di produksi yang disebabkan oleh supplier dibagi total pemakaian(To tal p ercent a ge of de fect finding in pro duction caused by su pplie rs devid e to t otal using quantity)

P engiriman kepelanggan tepat waktu 5 (On time delivery to customer (in cluding the Quantity)) 100%

9 7,2 7% (C C )

Laporan Bulanan Delivery Delivery (Delivery D ept.)(Delivery Mont hly Repo rt)

Persentase dari banyaknya pengiriman yang tepat waktu dibandingkan terhadap jumlah pengiriman untuk pelanggan pada bulan yang bersangkutan(The comp ara tion of o n time delivery and tot al delivery to cust omer in the same pe riod e )

89,23% (ST)

6 Increase Productivity

98%

CC : 81,18% ST: 92 ,27 %

Laporan Bulanan Produksi Production CC & ST (Pr oduction Mo nthly Rep ort)

Machinery Productivity of Both Coil & Stamping Division(Data Productivity dari masing- masing mesin ya ng ada di Coil Cente r dan Sta mpin g )

Sumber: Management Review PT. Posmi Steel Indonesia Dari hasil tabel diatas dapat dilihat, bahwa PT. Posmi Steel Indonesia mempunyai beberapa sasaran mutu bermasalah yang harus dibenahi. Terdapat enam sasaran mutu yang harus ditingkatkan. Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan kepuasan pelanggan harus dilakukan pembenahan pada berbagai departemen dalam perusahaan. Seperti pada departemen QC yang menangani kualitas produk mulai dari bahan baku sampai dengan barang jadi, delivery departement yang mana kenyataanya pengiriman yang belum mencapai, hal tersebut juga terjadi dalam peningkatan produktivitas dalam perusahaan. Dalam tugas ini, penulis lebih memfokuskan peningkatan pada pencapaian target

Bab I. Pendahuluan

3

untuk mengurangi tingkat reject dan defect dari supplier. Hal ini didasarkan pada hasil kenyataan yang berada jauh dengan target yang diinginkan. Pengendalian kualitas dalam perusahaan telah dilakukan, dimana dapat dilihat bahwa Dari hasil result pada keadaan didalam produksi, bahwa mengurangi reducing produksi

masih berada dalam batas target. Internal NG adalah sasaran yang masih belum memenuhi target dalam mengurangi reducing. Namun besar presentase cacat akibat kurangnya pengendalian kualitas masih belum menjadi pangkal masalah dalam perusahaan. Target yang ingin dicapai adalah meningkatkan indeks kepuasan pelanggan , namun dalam hasil yang didapat terlihat bahwa pada divisi coil dan Stamping masih belum mencapai target yang diinginkan. Pada bagian ini terkait juga pada indikator indikator performa penilaian. Dalam indikator

tersebut dapat dianalisa melalui 4M. Analisa 4M terdiri dari Material, Man, Machine, Metode. Adapun analisa tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 1. Material : Tabel 1.2 Rekap Quality ObjectiveREDUCING SUPPLIERS DEFFECT deffect (Mengurangi Stamping Division 0.20 % 1.45%

Sumber: Management Review PT. Posmi Steel Indonesia (2008)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa salah satu hal yang mempengaruhi segi material dalah dengan mengurangi deffect dari supplier. Dimana telah ditargetkan sebesar 0.2%, namun pada kenyataanya adalah 1.45% . Apabila terjadi defect, dimana material yang telah dipesan dari supplier mempunyai mutu yang tidak sesuai dengan material yang dikirimkan maka pihak perusahan akan

Bab I. Pendahuluan

4

mengembalikan material tersebut. Pengiriman kembali material yang telah dipesan dapat memperlambat proses produksi. Dengan demikian, keterlambatan pada proses produksi dapat mempengaruhi waktu pengiriman kepada pelanggan. Salah satu faktor untuk mengurangi deffect adalah dengan memilih bahan baku yang baik dari supplier.

2. Machine Tabel 1.3 Rekap Process ObjectiveMax. Down Time Mesin 5.00% On Time Reparation (Perbaikan Tepat Waktu) 100.00% 0.17% 118.07%

Sumber: Management Review PT. Posmi Steel Indonesia (2008) Dari data diatas dapat dilihat bahwa mesin jarang sekali mengalami kerusakan akibat sistem perawatan yang masih baik. Dari segi metode pada panjadwalan mesin, dapat dilihat dari hasil management review dimana mempunyai masalah dalam sistem penjadwalan mesin. Kurananya metode pada penjadwalan mesin dapat berakibat pada kurangnya pencapaian tingkat produksi barang. Sehingga dapat mengurangi tingkat kepuasan pelanggan. Dari hasil analisa dengan 4M, maka dapat diketahui bahwa pokok permasalahan yang paling besar berada pada bagian Material dan Mesin. Dalam hal ini perbaikan akan mula mula dilakukan pada bagian hulu, yaitu bagian material. Bagian mesin dapat dilakukan perbaikan setelah distribusi material

dapat berjalan dengan baik. Pada bagian material terdapat kendala dalam pengiriman barang, dan kualitas barang yang ditawarkan terkadang tidak sesuai

Bab I. Pendahuluan

5

dengan yang diterima, sehingga harus dikembalikan dan dapat memperlambat proses produksi barang. PT. Posmi Steel Indonesia mempunyai banyak daftar suplier, dengan berbagai macam kualitas pelayanan yang ditawarkan. Hal ini membuat pihak perusahaan menjadi agak sulit untuk menentukan supplier mana yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Sistem pemilihan supplier pada PT. Posmi Steel Indonesia saat ini hanya memesan pada satu supplier saja, walaupun dalam kenyataannya PT. Posmi Steel Indonesia mempunyai banyak daftar daftar supplier dari barbagai macam material. Hal ini dikarenakan pihak perusahaan mempunyai penilaian yang subjektif terhadap pemilihan supplier bahan baku saat ini. PT. Posmi Steel Indonesia saat ini mempunyai banyak sekali daftar daftar supplier bahan baku dan bahan pembantu, karena banyaknya jumlah supplier tersebut sehingga dapat membuat pihak purchasing pada PT. Posmi Steel Indonesia kesulitan dalam menentukan supplier mana yang tepat untuk memasok part-part yan akan diproduksi nantinya. Dalam hal inilah dapat dirumuskan bahwa permasalah yang ada pada perusahaan PT. Posmi Steel Indonesia adalah tentang pemilihan supplier untuk memenuhi kebutuhan sehingga dapat memenuhi pencapaian tingkat produksi serta peningkatan sasaran mutu untuk memuaskan konsumen. 1.2. Perumusan Masalah Pemilihan supplier perlu dilakukan untuk mendapatkan supplier yang benar-benar mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten.

Berdasakan latar belakang diatas, diketahui bahwa pokok permasalahan pada PT. Posmi Steel Indonesia adalah bagaimana menentukan serangkaian supplier yang

Bab I. Pendahuluan

6

tepat bagi perusahaan. Proses pemilihan supplier mempertimbangkan banyak kriteria, diantaranya kriteria kualitas material, kapasitas, harga pembelian, dan lead time. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengidentifikasi kriteria - kriteria yang terkait dengan pemilihan supplier. b. Menentukan bobot untuk setiap kriteria yang ada. c. Mengembangkan sistem pemilihan supplier dengan menggunakan Metode analitik Interdependent Performance. d. Memilih supplier yang paling tepat sesuai dengan kriteria yang ada. e. Membuat proram pemilihan supplier dengan menggunakan Metode analitik Interdependent Performance. 1.4. Asumsi dan Batasan Masalah Untuk menjaga agar permasalahan yang dikaji tidak meluas, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: a. Penelitian dilakukan pada PT. POSMI STEEL INDONESIA dan pada departemen purchasing b. Pihak pengambil keputusan adalah pimpinan dari perusahaan. c. Alternatif-alternatif supplier ditetapkan oleh pihak perusahaan. d. Kriteria-kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh dari literatur, masukan dari perusahaan, serta observasi langsung. e. Pengamatan dilakukan pada divisi Coil karena merupakan bahan baku utama untuk semua jenis pemotongan Coil dan Stamping

Bab I. Pendahuluan

7

f. Pengambilan data permintaan supplier dilakukan pada bulan juni sampai dengan desember 2008. g. Pengambilan data untuk perhitungan Metode Pendekatan Interdependent Perfomance dilakukan melalui kuesioner dan hanya dilakukan pada orang orang yang berkompeten. h. Pengambilan data untuk produk, adalah data produk yang menjadi produk tetap pada perusahaan. i. Pada proses perhitungan pada metode AHP dan digunakan alat bantu berupa software. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini menggambarkan secara menyeluruh isi dari semua bab dalam tugas akhir, adapun isinya sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi pendahuluan dari penelitian yang akan menggambarkan gambaran umum tentang apa yang akan dibahas lebih mendalam pada bab bab berikutnya. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah di Perusahaan PT. POSMI STEEL INDONESIA yang terjadi adalah pemilihan supplier berdasarkan kriteria kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini membahas mengenai teori teori analisa keputusan dan metode yang akan dipakai dalam mengambil keputusan. Metode yang akan digunakan adalah sistem pemilihan supplier dengan menggunakan Metode analitik Interdependent Performance.. Tinjauan pustaka ini akan digunakan sebagai dasar untuk mengolah data yang telah dikumpulkan.

Bab I. Pendahuluan

8

Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini akan dibahas mengenai metode metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa langkah langkah yang dilakukan untuk melakukan pemilihan suplier dengan sistem pemilihan supplier dengan menggunakan Metode analitik Interdependent Performance.

Bab IV : Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Bab ini dibahas mengenai keseluruhan data mengenai data-data umum perusahaan beserta data-data yang dibutuhkan dalam menggunakan sistem

pemilihan supplier dengan menggunakan Metode analitik Interdependent Performance sampai dilakukannya pengolahan pada data data tersebut sehingga didapat sistem pemilihan supplier yang tepat untuk perusahaan.

Bab V : Analisis Bab ini berisi analisis secara keseluruhan dari pengumpulan data sampai ke pengolahan data, jadi pada bab ini dilakukan analisa hasil dari perhitungan yang dilakukan dari sistem pemilihan supplier dengan menggunakan Metode analitik Interdependent Performance..

Bab VI : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis dan juga tujuan penelitian yang telah ditentukan, sehingga dapat memberikan hasil dari penelitian dan memberikan saran baru dalam melakukan pemilihan suplier.

Bab I. Pendahuluan

9

Maintenance

Kinerja pekerja

Mesin

Manusia

Pencapaian tingkat produksi dan Peningkatan Sasaran mutu kepada konsumen

Material

Metode

Kualitas Bahan Baku

Waktu kedatangan bahan baku

Proses produksi

Pemilihan terhadap alternatif supplier yang dipengaruhi kriteria kriteria perusahaan

Penjadwalan mesin

Gambar 1.1 Flow Chart Latar belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.

Logistik Definisi logistik seringkali diidentikan dengan definisi supply chain (rantai

pengadaan atau rantai penyediaan). Sedangkan definisi logistik menurut council logistics Management adalah proses perencanaan, implementasi dan pengendalian efisiensi, evektifitas aliran biaya, dan penyimpanan material dasar, persediaan dalam proses maupun akhir, yang dihubungkan dengan informasi mulai dari titik asal sampai ke titik tujuan atas dasar kesesuaian terhadap permintaan konsumen. (Johnson,1996). Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai ke lokasi dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah. Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan (utility) waktu dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan kriteria penting dari operasi perusahaan dan pemerintah. Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya yang ditambahkan kepada material atau produk adalah hasil dari suatu proses logistik.

2.2.

Supplier Supplier sangat penting bagi bisnis manapun dan proses mengenal dan

memilih supplier adalah proses yang sangat penting. Terkadang supplier akan menghubungi organisasi pembeli melalui perwakilan penjualan mereka, tetapi biasanya, pembeli perlu mencari mereka sendiri entah pada pameran dagang,

wholesale showroom, dan convention , atau melalui buku petunjuk pembelian, kontak industri, yellow pages dan jurnal. Supplier dapat dibagi menjadi empat kategori umum: manufaktur, distributor, pengrajin independent, dan importir, sebagaimana yang sudah diteliti oleh Bello (2003). Kategori pertama yaitu manufaktur adalah supplier dimana kebanyakan retailer-nya membeli melalui orang-orang sales perusahaan tersebut atau perwakilan independen yang

menangani barang-barang beberapa perusahaan berbeda. Harga dari sumbersumber ini biasanya paling rendah, kecuali jika lokasi retailer menaikkan harga pengiriman barang. Tipe supplier kedua adalah distributor yang juga dikenal sebagai wholesaler, broker, atau jobber. Distributor membeli dalam jumlah besar dari sejumlah manufaktur dan menyimpan barang-barang tersebut untuk dijual pada retailer. Walaupun harga mereka lebih tinggi dari manufaktur, mereka juga dapat melayani retailer yang membeli dalam jumlah sedikit tetapi dari perusahaan berbeda. Biaya pengiriman yang rendah dan waktu pengiriman yang cepat dari distributor yang dekat akan mengkompensasi biaya per item yang mahal. Jenis yang lain adalah pengerajin independen yang adalah distributor ekslusif berbagai barang unik yang ditawarkan oleh mereka, yang menjual melalui perwakilan atau pada pameran dagang. Kategori terakhir dari supplier adalah importir = di mana banyak retailer membeli barang-barang asing melalui importir domestik, yang beroperasi seperti wholesaler domestik atau tergantung dari kedekatan perusahaan dengan sumber- sumber di luar negeri, mungkin perusahaan tersebut ingin pergi sendiri untuk membeli barang barangnya.

2.3.

Evaluasi dan Seleksi Supplier

Pada suatu rantai suplai, dikenal adanya sistem patrnership yaitu sedapat mungkin dipilih supplier dengan jumlah seminimal mungkin karena dengan jumlah yang sedikit dapat meningkatkan sikap saling percaya dan kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Para ahli setuju tidak ada cara terbaik untuk mengevaluasi dan memilih supplier, sehingga berbagai organisasi menggunakan pendekatan yang berbeda beda. Tujuan utama dari proses pemilihan supplier adalah untuk mengurangi resiko dan memaksimalkan nilai keseluruhan pada si pembeli, sebagaimana (2003). Proses buying sangat kompleks karena banyak faktor yang yang sudah diteliti oleh Bello

dipertimbangkan untuk diputuskan kepada siapa kita membeli. Prosesnya terdiri dari pembuat keputusan dan pengaruh keputusan yang disatukan dalam

DMU (decision-making unit ). Proses evaluasi dan seleksi supplier ini meliputi 12 langkah (Harding, 1991), yakni: 1. Identifikasi kebutuhan 2. Membuat spesifikasi 3. Mencari alternatif 4. mambangun koneksi 5. Mengatur kriteria pembelian dan penggunaan 6. Mengevaluasi alternatif aksi pembelian 7. Anggaran yang tersedia 8. Mengevaluasi alternatif pembelian yang spesifik 9. Bernegosiasi dengan supplier

10. Membeli evaluasi pasca pembelian (postpurchase) 11. Menggunakan evaluasi pasca pembelian 12. Menyalurkan evaluasi pasca pembeliaan

Pada proses pemilihan supplier ini membutuhkan kriteri-kriteria yang berguna untuk menseleksi supplier yang ada. Evaluasi potensial supplier didasarkan pada beberapa hal (Harding, 1991), yang meliputi : 1. Harga Harga terkait dengan jumlah order yang dipesan. Jumlah order optimal mempunyai arti jumlah order maksimal dengan harga minimal. 2. Tingkat Reject Tingkat Reject diukur dalam persentase produk yang cacat. 3. Delivery Performansi delivery dikatakan baik apabila kedatangan order pada saat yang dibutuhkan, tidak datang terlambat atau datang lebih awal. 4. Pelayanan Hal ini diukur dari sikap supplier dalam bekerja sama dengan perusahaan, baik tingkah komunikasi tentang laku supplier tersebut maupun

produknya maupun informasi yang berkaitan

dengan produk yang dapat menguntungkan perusahaan.

5. Persyaratan Pembayaran Persyaratan pembayaran ini diukur dari lamanya tenggang waktu yang diberikan supplier untuk perusahaan dalam hal pembayaran, makin lama tenggang waktu yang diberikan maka makin baik.

Pada proses pemilihan supplier ini membutuhkan kriteria-kriteria yang berguna untuk menseleksi supplier yang ada. Menurut David Garvin mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas, sebagai berikut : 1) Performansi (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karakteristik utama yang

dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.. Sebagai misal, performansi dari produk mobil adalah akselerasi, kecepatan, kenyamanan, dan pemeliharaan; produk penerbangan adalah ketepatan waktu, dll. 2) Features merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan performansi dari

pengembangannya Sebagai misal features untuk produk pene rbangan adalah memberikan minuman atau makanan gratis

dalam pesawat, pembelian tiket melalui telepon dan penyerahan di rumah, pelaporan keberangkatan di kota dan diantar ke lapangan terbang (city check in). Feature dari produk mobil seperti atap yang dapat dibuka, dll. Sering kali terdapat kesulitan untuk memisahkan karakteristik performansi dan features.Biasanya pelanggan

mendefinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas dan kemampuan mereka untuk memilih features yang ada, juga kualitas dari features itu 3) Keandalan (reliability) probabilitas berkaitan dengan atau kemungkinan suatu periode

produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu di

bawah kondisi tertentu. Dengan demikian

keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam

penggunaan produk itu. 4) Konformansi (conformance) berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan keinginan pelanggan. Konformansi merefleksikan derajat di mana karakteristik desain produk operasi memenuhi standar yang didefinisikan (conformanceto banyaknya ata sebagai dan karakteristik

telah ditetapkan, serta sering terhadap ini gagal kebutuhan mengukur memenuhi

konformansi

requirements). presentase

Karakteristik yang

produk

sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki. Sebagai misal, apakah semua pintu mobil untuk model tertentu yang diproduksi berada dalam range dan toleransi yang dapat diterima : 30 0.01 inci. 5) Durability merupakanukuran masa pakai suatu produk.

Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu. Sebagai misal, pelanggan akan membeli ban mobil berdasarkan

daya tahan ban itu dalam penggunaan, sehingga ban ban mobil yang memiliki masa pakai yang lenih panjang tentu akan merupakan salah satu karakteristik kualitas produk yang

dipertimbangkan oleh pelanggan ketika membeli ban. 6) Kemampuan pelayanan (service ability) merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kesopanan,

kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perabaikan. Sebagai misal, saat ini kita menjumpai bahwa banyak perusahaan otomotif yang memberikan pelayanan perawatan atau perbaikan mobil

sepanjang hari (24 jam), atau permintaan pelayanan melalui telepon dan perbaikan mobil dilakukan di rumah. 7) Estetika (aesthetics) merupakan karakteristik yang bersifat

subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi daan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu seperti : keelokan, kemulusan, suara yang merdu, selera, dll. 8) Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif,

berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk itu seperti: meningkatkan harga diri, dll. Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan reputasi (brand nama, image). Sebagai produk elektronik merek sony bermerek sony

misal, seseorang akan membeli

karena memiliki reputasi bahwa produk-produk

adalah produk yang berkualitas, meskipun orang itu belum pernah menggunakan produk-produk merek sony.

2.4

Model Keputusan Sebuah model pengambilan keputusan merupakan instrumen metodologik

yang bersyaratkan rasional yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan meningkatkan nilai utilitas berdasarkan data yang diperoleh. Sistematika dari perancangan model dimulai dengan penyusunan model keputusan yang dilakukan dengan cara mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari

persoalan keputusan (model konseptual), kemudian dituangkan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktorfaktor yang terlibat. Tahap-tahap yang umum digunakan dalam pengembangan suatu model adalah : Definisi masalah, dalam tahap ini masalah yang sulit didefinisikan dan diurai menjadi unsur-unsur pembentuk masalah seperti gejala- gejala yang timbul yang bisa dijadikan titik acuan awal pemecahan masalah dan pernyataan tentang permasalahan yang dihadapi. Didefinisikan juga sistem dan faktor eksternal (di luar sistem). Dicari komponen masalah yang paling penting dan signifikan dalam pemecahan masalah. Strukturisasi model konseptual, pada tahap ini diuraikan hubungan antara komponen penyusun masalah, sistem dan tujuan studi.

Formulasi model, yaitu proses merumuskan perilaku model, dan hubungan antar variabel. Interaksi antar variabel yang kompleks sering

disederhanakan dengan menggunakan asumsi yang tepat. Verifikasi model yaitu menyesuaikan parameter-parameter dalam model sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Validasi model yaitu tahap pengujian keakuratan membandingkan perilaku model dan perilaku sistem nyata. Uji Sensitivitas yaitu tahap pengujian perilaku model dengan mengubahubah nilai variabel model. Analisis dan solusi model. Model akan menghasilkan alternatif solusi sesuai dengan skenario yang kita buat. Hasil model yang dirasa kurang tepat, perlu dijalankan ulang (biasanya menggunakan komputer), sampai tercapai solusi yang memuaskan. Proses ini dikenal dengan simulasi model. Implementasi model. Agar model dapat diterapkan dengan baik, maka pihak perancang model dan pengguna model (misalnya para pengambil keputusan) perlu bekerja sama sejak awal. Perancang model akan membuat model sedinamis dan semudah mungkin operasionalnya (user friendly), dan pengguna model akan memberi masukan-masukan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ada beberapa elemen dan konsep yang biasanya digunakan pada semua model keputusan, hampir semua model apakah itu kompleks dan sederhana, dapat diformulasikan dengan menggunakan suatu struktur standard dan dipecahkan dengan penggunaan prosedur umum. model dengan

2.4.1. Konsep Validasi dan Verifikasi Karena suatu model hanyalah suatu representasi realitas, atau abstraksi dan simplifikasi dari referensi sistem, dan jarang orang dapat memasukan semua variabel, maka tidak ada model yang secara absolut benar dan tidak ada korespondensi satu-satu antara model dengan referensi sistemnya. Oleh karena itu, biasanya model-model harus diuji. Verifikasi dan validasi adalah tahap dalam pemodelan untuk memeriksa diterima atau tidaknya suatu model sebelum model diterapkan. Suatu model dapat diterima jika kebenaran model tidak dapat dibantah (dilihat dari sudut hasil/output) atau model dapat dimengerti oleh pengambil keputusan. Verifikasi adalah memeriksa sintesa sistem dengan logika dan/atau analitik secara teoritik. Verifikasi dapat dibedakan menurut tahap pemodelannya,yaitu : 1. Verifikasi model konseptual adalah pengujian relevansi asumsi-asumsi dan teori-teori yang dipegang oleh pengambil keputusan dan analis dalam melakukan cara pandang situasi masalah 2. Verifikasi logis adalah tahap memeriksa dilibatkan atau diabaikannya suatu variabel atau hubungan. Validasi merupakan tahap yang dilakukan untuk meninjau apakah keluaran sesuai dengan sistem nyata. Menurut Zeigler (1976) terdapat tiga cara menentukan derajad validasi suatu model, yaitu: 1. Valid replikatif, jika sesuai dengan data masa lalu yang didapat dari sistem yang ada.

2. Valid prediktif, merupakan tingkat valid yang lebih baik dari valid replikatif di mana hasil dari model tersebut sesuai dengan data yang belum dikumpulkan dari sistem nyata. 3. Valid struktur, jika model tersebut tidak hanya menghasilkan ulang perilaku sistem nyata tetapi juga kerja sistem nyata akan diperlihatkan untuk menghasilkan perilaku tersebut. Dengan kata lain, valid tidaknya suatu model tergantung pada: Model cukup beralasan (benar) dalam menampilkan referensi (acuan) sistem dalam konteks lingkungan oprasional. Solusi model memenuhi kriteria yang ditetapkan Jadi pada tahap validasi model dilakukan untuk menjawab 2 hal yaitu Apakah model konsisten terhadap realitas yang digambarkannya.Apakah model konsisten dengan tujuan kegunaan dan hal yang dipermasalahkan.

2.5.

Matriks Perbandingan Berpasangan Dalam sistematika pembobotan dengan menggunakan metode AHP,

diperlukan langkah langkah penyusunan matriks perbandingan berpasangan dengan menyusun perbandingan berpasangan (pairwise comparation), dimana dilanjutkan dengan perhitungan konsistensi logis untuk menguji hasil perhitungan yang diperoleh. Hal hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 2.5.1. Penyusunan Matriks Perbandingan Berpasangan Langkah pertama dalam melakukan penyusunan prioritas adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan (pairwise comparation). Urutan

dalam pembentukan matrik perbandingan berpasangan dapat diuraikan sebagai berikut:

Membandingkanseluruh

elemen utnuk setiap level dala m bentuk

berpasangan. Perbandingan tersebut di trsnformasikan ke dalam bentuk matriks. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari para pakar atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan. Dilakukan secara langsung (dengan diskusi) atau dengan kuesioner Jumlah judgment seluruhnya berjumlah sebanyak n banyaknya elemen yang dibandingkan. [n-1]/2, n adalah

Tabel 2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan c A1 A2 An A1 A11 A21 An1 A2 A12 A22 An2 An A1n A2n Am n

Sumber : Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin

Matriks pada tabel 2.1 Matriks tersebut dihasilkan dari

adalah matriks perbandingan berpasangan. perbandingan antar elemen terhadap

kriteria tertentu (dalam hal ini C). Nilai aij adalah nilai perbandingan elemen Ai terhadap Aj yang menyatakan hubungan : a. Seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan dengan Aj,, atau

b. Seberapa banyak kontribusi Ai terhadap kriteria C dibandingkan Aj , atau

c. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada Ai dibandingkan Aj atau d. Seberapa jauh dominasi Ai dibandingkan Aj

Bila diketahui nilai aij

maka

secara teoritis nilai aij = 1/ aij , Sedangkan

nilai aij dalam situasi i = j adalah mutlak 1. Nilai numerik yang dikenakan utnuk perbandingan diatas diperoleh dari skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty. Nilai numerik yang dikenakan pada perbandinga diats, diperoleh dari skala perbandingan berpasangan yang dibuat oleh Thomas. L dan Saaty, seperti yang terlihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel.2.2. Skala Relatif Tingkat Kepentingan (Saaty, 1980)Tingkat Kepentingan 1 3 Definisi Kedua elemen pentingnya sama Keterangan Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

Elemen yang satu sedikit lebihPengalaman dan penilaian sedikit penting dari pada elemen yang menyokongsatu elemen dibandingkan lain elemen lainnya Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak Satu elemen yang kuat disokong dan penting dari pada elemen lainnya dominan terlihat dalam praktek Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen yang lainnya

5

7 9

2,4,6,8 Kebalikan aij = 1/ ai j

Nilai- nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada dua pertimbangan yang berdekatan kompromi diantara dua pilihan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibandingkan dengan i

Sumber : Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin

Jika terdapat multipartisipasi, maka jawaban nilai perbandingan dari masing masing participan harus dirata-ratakan terlebih dahulu. Untuk itu Saaty menyarankan untuk menggunakan rataan metode geometris. Rumus untuk penilaian gabungan dengan metode rata rata ukur adalah sebagai berikut :

Rataan Geometris merupakan teori yang menyatakan bahwa jika nilai n partisipan yang telah melakukan perbandingan berpasangan terhadap suatu topik yang sama, maka akan terdapat nilai n jawaban atau numerik untuk setiap pasangan. Untuk mendapatkan suatu nilai dari semua nilai tersebut, masingmasing nilai harus dikalikan satu sama lain, kemudian hasil perkaliannya dipangkatkan dengan /n. 2.5.2 Perhitungan Konsistensi Logis Matrix bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpansangan tersebu harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut: 1. Hubungan kardinal adalah hubungan memenuhi persamaan: aij . ajk = aik contoh: Apabila anggur lebih enak empat kali dari mangga, dan mangga lebih enak dua kali dari pisang, maka anggur akan delapan kali lebih enak dari pisang. preferensi multiplikasi yang1

2. Hubungan ordinal, adalah hubungan preferensi transitif yang memenuhi persamaan: ai > aj dan aj > ak maka ai > ak contoh : Bila buah anggur lebih enak dari mangga dan buah mangga lebih enak daripada pisang maka buah anggur lebih enak dari buah pisang.

2.6.

Analisis Interdependensi dalam Perencanaan

Pada bagian analisis interdependensi ini, terdapat tiga teknik analisis yang meliputi analisis faktor, analisis kluster, dan multidimensional scaling. 1. Analisis Faktor Yang dimaksud dengan analisis faktor ialah suatu teknik analisis yang digunakan untuk memahami yang mendasari dimensi-dimensi atau regularitas suatu gejala. Tujuan utama teknik ini ialah untuk membuat ringkasan informasi yang dikandung dalam sejumlah besar variable kedalam suatu kelompok faktor yang lebih kecil. Secara statistik tujuan pokok teknik ini ialah untuk menentukan kombinasi linear variable-variabel yang akan membantu dalam penyeledikan saling keterkaitannya variable-variabel tersebut. Atau dengan kata lain digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor yang menerangkan pola hubungan dalam seperangkat variabel. Teknik ini bermanfaat untuk mengurangi jumlah data dalam rangka untuk mengidentifikasi sebagian kecil faktor yang dapat menerangkan varians yang sedang diteliti secara lebih jelas dalam suatu kelompok variabel yang jumlahnya lebih besar. Kegunaan utama analisis faktor ialah untuk melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel menjadi lebih kecil jumlahnya.

Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut dengan faktor sehingga diketemukan variabelvariabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisa lebih lanjut.

Prosedur analisis faktor juga dapat digunakan untuk membuat hipotesis yang mempertimbangkan mekanisme sebab akibat atau menyaring sejumlah variabel untuk kemudian dilakukan analisis selanjutnya, misalnya mengidentifikasi kolinearitas sebelum melakukan analisis regresi linear. Dalam prosedur analisis faktor, terdapat tingkatan fleksibilitas tinggi, diantaranya ialah: Tujuh metode untuk membuat ekstrasi faktor. Lima metode rotasi, diantaranya ialah direct oblimin dan promax untuk rotasi non orthogonal. Tiga metode untuk menghitung nilai-nilai faktor dan kemudian faktor-faktor tersebut dapat disimpan ke dalam file untuk dianalisis lebih lanjut. Sebagai contoh dalam suatu penelitian, kita ingin mengetahui sikap-sikap apa saja yang mendasari orang mau memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam suatu survei politik? Dari hasil penelitian didapatkan adanya tumpang tindih yang signifikan antara berbagai sub-kelompok butir-butir pertanyaan, misalnya pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah perpajakan cenderung untuk berkorelasi satu dengan lainnya, masalah militer saling berkorelasi, masalah ekonomi juga demikian. Jika terjadi demikian, maka kita sebaiknya

menyelesaikan persoalan tersebut dengan menggunakan analisis faktor. Dengan teknik ini kita dapat melakukan penyelidikan sejumlah faktor yang mendasarinya

dan dapat mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mewakilinya secara konseptual. Tidak hanya itu, kita juga dapat menghitung nilai-nilai untuk masingmasing responden dan kemudian dipergunakan untuk analisis selanjutnya. Sebagai contoh kita dapat membuat model regresi logistik untuk memprediksi perilaku pemberian suara didasarkan pada nilai-nilai faktor. Untuk menggunakan teknik ini persyaratan yang sebaiknya dipenuhi ialah: Data yang digunakan ialah data kuantitatif berskala interval atau ratio. Data harus mempunyai distribusi normal bivariate untuk masing-masing pasangan variable Model ini mengkhususkan bahwa semua variabel ditentukan oleh faktor-faktor biasa (faktor-faktor yang diestimasikan oleh model) dan faktor-faktor unik (yang tidak tumpang tindih antara variabel-varaibel yang sedang diobservasi) Estimasi yang dihitung didasarkan pada asumsi bahwa semua faktor unik are tidak saling berkorelasi satu dengan lainnya dan dengan faktor-faktor biasa.

2 Analisis Kluster Analisis kluster merupakan suatu teknik analisis statistik yang ditujukan untuk membuat klasifikasi individu-individu atau obyek-obyek kedalam kelompokkelompok lebih kecil yang berbeda satu dengan yang lain. Prosedur analisis kluster ini digunakan untuk mengidentifikasi kelompok kasus yang secara relatif sama yang didasarkan pada karakteristik-karakteristik yang sudah dipilih dengan menggunakan algoritma yang dapat mengatur kasus dalam jumlah besar. Algoritma yang digunakan mengharuskan kita membuat spesifikasi jumlah kluster-kluster yang akan dibuat. Metode yang digunakan untuk membuat

klasifikasi dapat dipilih satu dari dua metode, yaitu memperbaharui kelompokkelompok kluster secara iteratif atau hanya melakukan klasifikasi. Dalam analisa kluster tidak ada variable bebas dan tergantung karena model analisa ini merupakan model independent. Kegunaan utama ialah untuk mengelompokkan obyek-obyek berdasarkan karakteristik tertentu yang sama. Obyek dapat berupa benda , misalnya produk ataupun orang yang biasa disebut responden. Kluster sebaiknya mempunyai kesamaan yang tinggi dalam kelompok kluster tersebut tetapi mempunyai perbedaan yang besar antar kelompok kluster Untuk menggunakan teknik ini persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya ialah: Data yang digunakan untuk analisis ini ialah data kuantitatif berskala interval atau rasio. Metode yang ada ialah hubungan antara kelompok (between-groups linkage), hubungan dalam kelompok (within-groups linkage), kelompok terdekat (nearest neighbor), kelompok berikutnya (furthest neighbor), kluster centroid (centroid clustering), kluster median (median clustering), dan metode Ward's.

3 Multidimensional Scaling Multidimensional scaling merupakan suatu teknik statistik yang mengukur obyekobyek dalam ruangan multidimensional didasarkan pada penilaian responden mengenai kemiripan (similarity) obyek-obyek tersebut. Perbedaan persepsi diantara semua obyek direfleksikan didalam jarak relative diantara obyek-obyek tersebut didalam suatu ruangan multidimensional. Contoh kasus misalnya seorang responden diminta menilai kemiripan karakteristik antara mobil Honda dengan

mobil Suzuki. Kemiripan ini dilihat didasarkan pada komponen-komponen sikap. Terbukanya komponen-komponen sikap tersebut akan membantu menerangkan mengapa obyek-obyek tersebut, dalam hal ini Mobil Honda dan Suzuki dinilai mempunyai kemiripan atau perbedaan diantaranya keduanya. Multidimensional scaling dapat juga diaplikasikan kedalam rating subyektif dalam perbedaan (dissimilarity) antara obyek atau konsep. Lebih lanjut teknik ini dapat mengolah data yang berbeda dari berbagai sumber yang berasal dari responden. Sebagai contoh bagaimana orang diminta untuk melihat hubungan antara mobil yang berbeda. Jika seorang peneliti mempunyai data yang berasal dari responden yang menunjukkan penilaian kesamaan antara pembuatan yang berbeda dan model mobil, maka teknik multidimensional scaling dapat digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi yang menggambarkan persepsi

konsumen. Peneliti dapat menemukan, misalnya bahwa harga dan ukuran kendaraan mendefinisikan dua ruangan dimensional yang mempertimbangkan kesamaan-kesamaan yang dilaporkan oleh para responden.

Untuk menggunakan teknik analisis ini persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya ialah: Data dapat menggunakan berbagai skala pengukuran, misalnya interval, rasio, ordinal dan nominal. Semua itu tergantung pada teknik yang dipergunakan. Jika data dalam bentuk keterbedaan, maka data tersebut harus kuantitatif dan diukur dengan skala pengukuran metrik yang sama, misalnya skala pengukuran interval. Jika data merupakan data multivariat, maka variable-variabel dapat berupa kuantitatif, biner atau data hitungan. Jika data mempunyai perbedaan

dalam skala, misalnya ada rupiah, tahun, meter, dstnya; maka data tersebut harus di standarisasi terlebih dahulu dengan menggunakan prosedur yang sudah ada di dalam teknik ini. Asumsi menggunakan teknik multidimensional scaling procedure relative bebas dari asumsi distribusional. Sekalipun demikian kita harus memilih skala pengukuran yang tepat, misalnya ordinal, interval, atau ratio. Multidimensional scaling menggunakan data yang berbeda untuk membuat solusi penggunaan skala. Jika data merupakan data multivariat, maka kita harus menciptakan data yang berbeda untuk menghitung solusi multidimensional scaling. Kita dapat membuat spesifikasi detil-detil data tersebut dengan cara menciptakan pengukuran keterbedaan dari data yang kita miliki. Pengukuran akan memungkinkan kita membuat spesifikasi pengukuran keterbedaan dalam analisis yang kita lakukan. Caranya ialah dengan memilih satu alternatif dari Measure group yang berhubungan dengan tipe data yang dipunyai, dan kemudian pilih salah satu pengukuran dari daftar yang ada yang berhubungan dengan tipe pengukuran. Pengukuran nilai-nilai yang ditransformasi digunakan: Z scores. Semua nilai distandarisasi kedalam nilai Z, dengan rata-rata sebesar 0 dan simpangan baku sebesar 1. Range -1 to 1. Masing-masing nilai untuk item tertentu yang sedang distandarisasi dibagi dengan jarak semua nilai. Range 0 to 1. Prosedur ini mengurangi nilai minimum dari masing-masing dari masing-masing item yang sedang distandarisasi kemudian dibagi dengan jarak.

Maximum magnitude of 1. Prosedur untuk membagi masing-masing nilai untuk item tertentu yang sedang distandarisasi dengan jumlah maksimum semua nilai. Mean of 1. Prosedur untuk membagi masing-masing nilai untuk item tertentu yang sedang distandarisasi dengan rata-rata semua nilai. Standard deviation of 1. Prosedur untuk membagi masing-masing nilai untuk variable atau kasus tertentu yang sedang distandarisasi dengan simpanganbaku semua nilai.

2.7.

Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependence Perfomance Dalam Rantai Supplier. Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependence Perfomance adalah

pendekatan secara analitik yang dikembangkan dengan pemilihan supplier-supplier dalam rantai pengadaan (supply chain). (Abdel et al.,2004). Dalam proses pemilihan, konsep ini mempertimbangkan kriteria performansi yang penting yang diperlukan untuk rantai yang dapat dipercaya. Dalam Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependence Perfomance terdapat rantai yang saling bekerjasama dengan berinteraksi untuk memilih supplier. Keadaan saling ketergantungan terjadi ketika semua kriteria - kriteria saling berinteraksi secara aktif dan saling bergantungan dalam setiap informasi, material, dan timbal balik input (Cahmpion et al., 1993; Emery&Trist, 1969).

Interdependence sebagai penengah dalam hubungan proses-perfomansi

Tujuan akhir konsep ini adalah untuk mencari dan menentukan sekumpulan supplier untuk komponen komponen yang dipesan perusahaan, mengevaluasi, dan memberikan rangking sesuai dengan kriteria yang ada. Kriteria kriteria yang dipertimbangkan dalam proses mengevaluasi supplier tersebut adalah : kapasitas, biaya, kualitas dan waktu pemesanan (Lead time). Kelebihan Perfomance Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependence

adalah dimana setiap produk dapat ditentukan supplier yang

memenuhi dari setiap bahan baku dalam produk tersebut. Penentuan supplier pada setiap bahan baku dilakukan berdasarkan nilai bobot kriteria untuk bahan baku

tersebut. Jadi, supplier yang terpilih merupakan gambaran dari perhitungan pada bobot kriteria untuk setiap bahan baku. Konsep Pendekatan Analitik dengan Interdependence Perfomance

memperhitungkan hubungan dan kombnasi antara data responden dan keadaan aktual. Dalam hal ini, hasil bobot pada setiap Kriteria dikomninasikan dengan perfomance kriteria setiap supplier pada masing masing bahan baku sehingga menghasilkan pemilihan supplier yang lebih akurat. 2.7.1 Kriteria kriteria Kriteria kapasitas ; Supplier harus dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan produksi rata-rata pembeliannya. Oleh karena itu, merupakan keharusan bagi Supplier untuk dapat memenuhi kapasitas yang dibutuhkan. Namun kapasitas yang diberikan oleh masing masing Supplier berbeda beda. Kriteria biaya ; biaya adalah hal yang sangat penting dalam proses pemilihan supplier. Biaya biaya yang dipertimbangkan meliputi biaya beli masing masing komponen, biaya pengiriman, biaya pengepakan, biaya

pertukaran mata uang, biaya masuk/ biaya cukai karena supplier berasal dari negara yang berbeda. Kriteria kualitas ; kualitas dari komponen yang disupply juga merupakan hal yang penting dalam pemilihan supplier. Dimana masing masing supllier mempunyai kualitas bahan bakunya masing masing. Dalam konsep ini, kualitas dimasukan dalam pemilihan supplier supplier sebagai fungsi dari persentase cacat. 2.7.2 Model Gambar 2.3 menunjukan konsep ini, yaitu sebuah produk yang terdiri dari beberapa komponen n, dimana pada masing masing kompunen di supply oleh beberapa supplier.

Gambar 2.1 Hubungan Antara Produksi, Komponen, dan Supplier (Abdel et al.,2004) 2.7.3 Tahap Inisialisasi Sebelum memulai tahap inisialisasi, dipilih untuk setiap komponen p, sekumpulan supplier j yang cocok. Supplier supplier ini kemudian di evaluasi

sesusai dengan kriteria kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, kecuali biaya interaksi yang akan dipertimbangkan nantinya. Ambil satu bagian pada kriteria waktu, kapasitas, biaya, kualitas yang kurang, dan lead time untuk masing masing suppliernya, kemudian di pertimbangkan. Kriteria pertama adalah kapasitas. Jika salah satu supplier tidak mempunyai kapasitas untuk mengirim sebuah permintaan, maka supplier tersebut tidak perlu di pertimbangkan lebih jauh dan harus dibuang dari kelompok. Berikut ini langkah langkah dari tahap inisialisasi. 1.Vcp = Wcp[Cps/C ps]..........................................................................................(2-1) 2. Vqp= Wqp [Qps/Q+ ps + +

].........................................................................................(2-2)

3. Vlp = Wlp [Lps/L ps]..........................................................................................(2-3) 4. Tp = x Vxp , x c, q, dan l, p = 1,2,......,n.....................................................(2-4) 5. Misalkan Z1 = T1, maka didefinisikan sebuah vektor [ ZP+1] ( uxv), 1

= [Z P}u,1

* [ TP+1]V, 1, dimana operator menghasilkan elemen ZP+1 dengan cara sebagai berikut:

.................................(2-5) Dimana , i = 1,2,........, (u x v) dan j = 1,2,3........., (v 1).

2.7.4 Langkah langkah Algoritma I. Tetapkan vektor Zn (didapat dari langkah `5` tahap inisialisasi) dengan elemen elemennya disusun secara ascending. Aturan tersebut sebagai

penanda biaya untuk produk dari supplier yang berbeda, dimana elemen z1 mewakili nilai terkecil (dengan mengabaikan biaya interaksi) II. Tetapkan vektor A. Elemen a1 menghadirkan biaya interkasi terkecil, yang merupakan jumlah biaya interaksi dari serangkaian khusus supplier yang membentuk semua produk, dibagi dengan biaya interkasi maksimum. III. (a) Susun grafik bi-partite seperti digambarkan pada gambar 2.4 yang terdiri dari dua kolom A dan Z dan gabungan z1 sekumpulan supplier dengan node yang berpasangan dengannya (rangkaian supplier yang sama). (b) Cari nilai maksimum dari [z1 + ak, a1 +zn]. Hal tersebut mewakili batas atas biaya pemilihan supplier yang optimal. Tiadakan semua node a1, z1 yang mempunyai nilai lebih besar dari minimum tersebut. (c) Asumsi tanpa menghilangkan keadaan umum bahwa z1 + ak adalah yang lebih kecil, kemudian gabungkan z2 dengan rangkaian pasangannya pada `A`. Jika garis tersebut ada dan berada di bawah z1 + ak : itu berarti z1 + ak adalah lebih kecil. Jika garis tersebut bersilangan : bandingkan nilai tersebut dengan z1 + ak. Jika yang lebih kecil adalah kombinasi yang baru, maka hapus garis yang lama dan gantikan dengan garis berhubungan yang baru. (d) Ulangi langkah (c) sampai zi = zn garis berhubungan yang ada adalah pilihan yang optimal.-

Gambar 2.2 Grafik Bi Partite (Abdel et al.,2004)

Keterangan simbol simbol : 1. ai 2. Z1 3. A 4. Z-

= Elemen Vektor A dan A

-. -

= Elemen Vektor Zp dan Z = Vektor Biaya Interaksi Relatif yang diurutkan secara ascending. = Vektor Penanda Biaya perfomansi yang diurutkan secara ascending

-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan metodologi yang jelas dan terarah agar pemecahan masalah dapat dilaksanakan secara sistematis sehingga memudahkan penyelesaian persoalan yang dihadapi. Metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir yang meliputi langkah - langkah penelitian yang harus diterapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat dilakukan dengan cara yang lebih terarah dan dalam rangka yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Tahaptahap metodologi dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema pada gambar 3.1. Penjelasan langkah langkah yang dilakukan dalam memecahkan masalah dapat dilihat pada uraian berikut. 3.1. Penelitian Pendahuluan Penulis melakukan kujungan ke perusahaan untuk melihat kondisi di perusahaan secara langsung sekaligus melakukan diskusi dan wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan langsung, dan dari data data yang diperlukan maka diketahui masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pemilihan supplier bahan baku coil. 3.2. Studi Literatur Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori teori, konsep konsep, dan metode metode yang dapat digunakan dan diperlukan untuk mengumpulkan data dan mengolah data serta dijadikan pedoman untuk menganalisa serta mengevaluasi permasalahan yang ada dalam penelitian tugas akhir ini.

29

Bab III. Metodologi Penelitian

30

Studi pustaka juga diperlukan sebagai landasan dan pedoman untuk berpikir sehingga dapat memberikan informasi secara lengkap tentang langkah langkah yang harus dilakukan untuk meneliti permasalahan. Adapun input pada tahap ini berupa studi terhadap skripsi-skripsi yang berkaitan; buku-buku yang menjadi sumber dan berkaitan dengan topik tugas akhir; jurnal- jurnal yang berkaitan, baik yang diperoleh dari perpustakaan Unika Atma Jaya, universitasuniversitas lainnya, maupun internet. 3.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah mendapatkan garis besar kondisi pemilihan supplier bahan baku coil, penulis melakukan wawancara dengan staff ahli bagian purchasing yang bertugas memeriksa coil yang datang dari supplier yang memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah pemilihan supplier, serta mencari kebutuhan input dan kebutuhan output untuk pembentukan sistem yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini. 3.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengidentifikasi kriteria - kriteria yang terkait dengan pemilihan supplier. b. Menentukan bobot untuk setiap kriteria yang ada. c. Mengembangkan sistem pemilihan supplier dengan menggunakan konsep analitik Interdependent Performance. d. Memilih supplier yang paling tepat sesuai dengan kriteria yang ada. e. Membuat proram pemilihan supplier dengan menggunakan konsep analitik Interdependent Performance

Bab III. Metodologi Penelitian

31

3.5.

Studi Pustaka Adapun dalam studi pustaka penulis akan melakukan : 1. Pembahasan Logistik 2. Pengertian pemilihan supplier 3. Pengenalan konsep analitik Interdependent Perfomance

3.6.

Pengumpulan Data Pada tahap ini, dilakukan proses pengambilan data melalui observasi

dan pembelajaran di bagian purchasing terhadap data-data yang diperlukan oleh penulis, untuk menyusun laporan Tugas Akhir. Supplier yang diteliti diambil dari nama-nama supplier yang akan digunakan oleh PT POSMI STEEL

INDONESIA. Supplier yang dijadikan kandidat diambil dari bagian purchasing (yang selama ini berhubungan langsung dengan coil dan supplier coil yang sudah ditentukan oleh konsumen lain). Adapun rencana pengambilan data untuk masing- masing perspektif adalah sebagai berikut: a) Data umum perusahaan, mencakup sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, job description, dan proses produksi. b) Data umum para supplier c) Data Kebutuhan Spesifikasi Konsumen Peneliti melakukan wawancara dengan manajer departemen pembelian, setelah itu peneliti melakukan pengambilan data di bagian perencanaan pembelian, yaitu data spesifikasi coil yang diinginkan oleh perusahaan.

Bab III. Metodologi Penelitian

32

d) Data Spesifikasi coil Calon Supplier dan data Material Pembantu Peneliti melakukan wawancara dengan manajer departemen Purchasing, setelah itu peneliti melakukan pengambilan data di bagian tersebut, yaitu data spesifikasi Coil dan Material Pembantu yang dipunyai para calon supplier. e) Data Harga, Tingkat Reject, Pemenuhan terhadap Waktu, Pemenuhan terhadap Jumlah, Kualitas barang Tingkat Komunikasi dan Jangka Waktu Pembayaran Calon Supplier . Peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan performasi supplier dari divisi pembelian

(purchasing). f) Data pesanan produk dari konsumen.

3.7.

Pengolahan Data

Hasil pembelajaran dan observasi kemudian diolah, dengan langkah- langkah : (1) Mengidentifikasi Kriteria kritera yang terkait Pengidentifikasian dilakukan dengan cara mewawancara para pihak pihak yang terkait dengan bgian pembelian barang barang material dan

sub material, yaitu pada bagian purcahasing. Dengan wawancara tersebut, akan didapatkan kriteria kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. (2) Menentukan bobot dari kriteria kriteria yang didapatkan dengan metode AHP. Adapun penelitian dengan metode AHP dapat dijelaskan pada flowchart metode AHP. Langkah langkah tersebut adalah : x Menyusun kuisioner perbandingan berpasangan x Membuat matriks perbandingan sementara

Bab III. Metodologi Penelitian

33

x Menghitung Eigenvektor (rata rata Geometris) dan CR x Membuat matriks perbandingan x Menghitung nilain CR. Apabila nilai CR lebih kecil dari 0,1 , maka matriks tersebut harus diulang dengan melakukan kembali kuisioner perbandingan berpasangan dan kembali melanjutkan proses selanjutnya. Sedangankan apabila nilai CR>0.1, maka dapat dilanjutkan. x Membuat matriks perkalian weight matriks alternatif terhadap kriteria x Menentukan bobot prioritas x Penentuan ranking alteratif (3) Memilih supplier dengan pengenalan konsep perfomance. Langkah langkah yag dilakukan dalam Metode analitik Interdependent perfomance adalah sebagai berikit : x Metode analitik o Tahap tahap inisiasi : 1. Definisikan Vektor Vcp. Vektor Vcp adalah vektor yang elemen elemenya mewakili rasio antara nilai biaya dengan nilai biaya terbesar dalam serangkaian Supplier yang memasok komponen p. 2. Definisikan vektor Vqp. Vektor Vqp adalah vektor yang elemen elemennya mewakili rasio antara nilai persen cacat dengan analitik Interdependent

Bab III. Metodologi Penelitian

34

nilai persen cacat terbesar dalam serangkaian Supplier yang memasok komponen p. 3. Definisi vektor Vtp. Vektor Vtp adalah vektor yang elemen elemennya mewakili rasio antara nilai leadtime terbesar

diantara serangkaian Supplier yang memasok komponen p. 4. Menghitung nilai TP. Nilai TP adalah normalisasi vektor komponen P dimana elemen - elemennya (t p) adalah hasil penjumlahan dari elemen vektor Vcp, Vqp, Vtp, Tp

o

Tahap Algoritma : 1. Tetapkan vektor Zn-

(didapatkan dari langkah 5 tahap

inisisasi) yaitu biaya relatif antara Supplier i dan j (Aij), dengan elemen elemen yang disusun secara ascending. Aturan tersebut sebagai penanda biaya untuk produk dari Supplier yang berbeda, dimana elemen Zi mewakili nilai terkecil (dengan mengabaikan biaya interaksi). 2. Tetapkan vektor A . Elemen a1 menghadirkan biaya interraksi terkecil, yang merupakan jumlah biaya interaksi dari-

serangkaian khusus Supplier yang membentuk semua produk, dibagi dengan biaya interaksi maksimum.

Bab III. Metodologi Penelitian

35

3.

Pembuatan grafik bi-partit. Pembuatan grafik seperti pada gambar 2.4 yang terdiri dari dua kolom A dan Z-

dan gabungkan z1

sekumpulan Supplier dengan node yang berpasangan dengannya (rangkaian Supplier yang sama) Cari nilai minimum dari (z1+ ak, a1 + zn). Hal tersebut mewakili batas biaya pemilihan Supplier yang optimal. Tiadakan semua node ai,zi yang mempunyai nilai yang lebih besar dari minimum tersebut. Asumsikan tanpa menghilangkan keadaan umum

bahwa z1+ak adalah yang lebih kecil, kemudian gabungkan z2 dengan rangkaian pasangannya pada A . Jika garis tersebut ada dan berada dibawah garis z1+ak; itu berarti z1+ak adalah lebih kecil. Jika garis tersebut bersilangan; bandingkan nilai tesebut degan z1+ak. Jika yang lebih kecil adalah kombinasi yang baru, maka hapus garis yang lama dan gantikan dengan garis berhubungan yang baru. Ulangi langkah ketiga sampai zi = zn. Garis-

berhubungan yang ada adalah pilihan yang optimal.

4.

Pemilihan Supplier dengan nilai total Z dan A terkecil.

-

-

Bab III. Metodologi Penelitian

36

3.8.

Analisis Hasil Pengolahan Data

Pada tahap ini, penulis melakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Analisis terdiri dari : - Analisa kriteria- kriteria yang terkait dengan pemilihan supplier Analisa pengembangkan sistem pemilihan supplier dengan Metode analitik dengan Interdependent Perfomance. - Analisa Memilih supplier yang paling tepat sesuai dengan kriteria yang ada Analisa tersebut bertujuan untuk mengukur sejauh mana hasil usulan dari penelitian ini dapat berguna dalam menyelesaikan masalah di PT POSMI STEEL INDONESIA .

3.9.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis terhadap hasil pengolahan data, penulis memberikan solusi sebagai jawaban dari tujuan penelitian, dan juga memberikan saran sebagai hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi serta mengacu pada tujuan penelitian.

Bab III. Metodologi Penelitian

37

Ganti kata2 kriteria dengan kriteria

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian

Bab III. Metodologi Penelitian

38

Gambar 3.2 Diagram alir pada Metode AHP

Bab III. Metodologi Penelitian

39

B

Konsep Pendekatan Analitik

Tahap Inisialisasi:1. Definisikan vektor Vcp 2. Definisikan Vektor Vqp 3. Definisikan vektor Vtp 4. Hitung nilai Tp 5. Hitung biaya interaksi relatif (A)

Tahap Algoritma :1. Tetapkan Vektor Zn 2. Tetapkan vektor A3. Buat Grafik Bi-partite-

Pemilihan Pemasok, yaitu pemasok dengan nilai total Z dan A terkecil

Gambar 3.3. Pengolahan Data dengan Metode Analitik dengan Interdependent Perfomance

BAB IV PENGUMPULAN DATA

4.1. DATA UMUM PERUSAHAAN Data umum perusahaan besar akan menjelaskan secara garis

tentang kondisi PT. Posmi Steel Indonesia yang terdiri dari

sejarah singkat, struktur organisasi dan visi & misi perusahaan dan produk yang dihasilkan. 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. POSMI STEEL INDONESIA pada awalnya bernama PT.

Marubeni Steel Processing Indonesia (MSPI), suatu perusahaan PMA yang didirika pada tanggal 3 April 1996. Komposisi sahan PT. MSPI pada awalnya adalah marubeni corporation, perusahaan jepang salah satu trading house terbesar didunia sebesr 90% dan PT. Mekar Armada Jaya (New Armada) salah satu perusahaan karoseri mobil terbesar di Indonesia, sebesar 10%. Pada tahun 2001, perusahaan memperluas bidangnya dengan mengakui sisi salah satu perusahaan marubeni corporation yang ada di Indonesia yang bergerak dibidang steel stamping. Menyusul perluasan bidang usaha ini, terjadi penambahan modal dan perubahan komposisi saham Marubeni Corporation menjadi 91.8% dan PT. Mekar Armada Jaya (New Armada) 8.2%. Sejak perluasan usaha, 40

Bab IV. Pengumpulan Data

41

perusahaan membentuk dua divisi, yaitu divisi Coil center dan divisi stamping. Pada Oktober tahun 2001, terjadi merger antara Marubeni Corporation Steel Division dengan Itochu Corporat ion Steel Division membentuk sebuah perusahaan yang bernama Marubeni Itochu Steel Inc. tanpa merubah komposisi saham. Pada bulan Desember 2002, terjadi perubahan besar dimana sebuah perusahaan raksasa pembuat besi baja terpadu di dunia POSCO beserta anak perusahaannya. POSCO STEEL AND

SERVICE SALES Co., Ltd bergabung diperusahaan ini sebaga i pemegang saham baru. Dengan masuknya POSCO dan anak

perusahaannya, ko mposisi saham diperusahaan ini berubah menjad i 55.04% dari Marubeni Itochu Inc., Jepang dan 27.52% POSCO STEEL AND SERVICE SALES Co., Ltd dan 9.17% POSCO serta 8.27% PT. Mekar Armada Jaya (New Armada). PT. Posmi Steel Indonesia sejak awal berdirinya berdo misili di kawasan Industri MM2100, Blok H/4/1, Ganda Mekar Cikarang Barat (Cibitung), Bekasi diats lahan seluas 16.000 m dengan bidang usaha jasa pemotongan dan pembelahan logam yang pada umumnya disebut Coil center.2

Bab IV. Pengumpulan Data

42

4.1.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. POSMI STEEL INDONESIA adalah

struktur organisasi fungsional yaitu dengan mengelo mpokan orangorang yang terlibat dalam satu aktivitas. Untuk memelihara kelancaran kerja dalam mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan

pengorganisasian yang baik. Organisasi digambarkan dengan suatu bagan struktur organisasi seperti yang ditunjukan organisasi dapat anggota organisasi. 4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT. POSMI STEEL INDONESIA adalah ditentukan tugas, wewenang Melalui struktur dan tanggungjawab

Menjadikan PT. POSMI STEEL INDONESIA sebagai Perusahaan Coil Center dan Stamping Terbaik Di Indonesia. misinya adalah : x Memberikan kepuasan bagi pelanggan x Menciptakan lingkungan yang bersih dan terawat. x Menciptakan sumber daya yang handal dan bermutu 4.1.4 . Produk ya ng dihasilkan Dalam tugas akhir ini, semua produk produk yang dihasilkan oleh PT. Posmi Steel Indonesia diberikan kode kode. Hal ini didasarkan pada permintaan perusahaan sendiri, yang menginginkan agar produk dan bahan baku tidak dipublikasikan kepada pihak lainnya. Sedangkan

Bab IV. Pengumpulan Data

43

PT. Posmi Steel Indonesia memproduksi berbagai ko mopo nen / komponen untuk Industri alat rumah tangga sepeda motor, mobil, dan lainnya. Beberapa produk yang digunakan untuk penelitian tugas akhir ini adalah: body kompor gas (rinai), kerangka jok mobil (Suzuki APV) dan Produk jok Honda Jazz dan New Honda Jazz, dan Pelapis Knalpot motor (motor Honda karisma), pelindung gear motor (Honda Astrea Grand) dan lain lain.

4.2. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN Penentuan Supplier diawali dengan pendefinisian kebutuhan, yang terdiri dari penentuan jumlah kebutuhan bahan baku,

penentuan karakteristik bahan baku, penentuan kisaran harga bahan baku yang diinginkan, penentuan tanggal kebutuhan harus tersedia dan penentuan jenis pelayanan apa yang diinginkan oleh PT. POSMI STEEL INDONESIA dari Supplier. Selain itu untuk mendapatkan bobot dalam perhitungan AHP pada tahap pengolahahan data, akan disebarkan lima kuisioner yang akan diisi oleh orang orang yang berkompeten dalam menentukan keputusan di PT. Posmi Steel Indonesia. Adapun orang orang tersebut adalah MR, Kadep Purchasing, Kadep Quality Control, dan dua orang staff Purchasing.

Bab IV. Pengumpulan Data

44

4.2.1. Bahan Baku yang Digunakan Bahan baku yang digunakan untuk membuat produk adalah semua bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk dapat menghasilkan produk. Bahan baku yang digunakan dibagi berdasarkan struktur produk. Dimana produk yang digunakan merupakan produk tetap yang diproduksi oleh perusahaan. Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Posmi Steel Indonesia seperti yang ditunjukan pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Bahan Baku Utama dalam Proses Produksi

BAHAN BAKU UTAMASAPH SPCE SPHC SGCC SPCC STKM11-A JSC270CC JSH270CN STKM 11M STKM 13B SWM JSHSumber : Bagian Produksi PT. Posmi Steel Indonesia

Bahan baku utama yang digunakan merupakan 70% kebutuhan pada proses produksi, sehingga bahan baku komponen utama tersebut harus prioritaskan dalam pengadaan, baik kuantitas dan kualitas maupun ketepatan waktunya.

Bab IV. Pengumpulan Data

45

PT. Posmi Steel Indonesia mempro duksi berbaga i produk produk / komponen untuk Industri alat rumah tangga sepeda motor, mobil, dan lainnya. Adapun Dalam tugas ini, Produk produk yang akan diteliti adalah : 1. Produk produk yang dihasilkan Kebutuhan komponen dalam pembuatan Produk BB dapat diketahui melalui BOM (Bill Of Material) yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan BOM tersebut dapat diuraikan manakah komponen sampai bahan baku yang diproduksi sendiri oleh

perusahaan maupun komponen dan bahan bak u yang dibeli dan di subkontrakan kepada perusahaan lain. Berdasarkan BOM (Bill Of Material) tersebut, maka dapat ditentukan bahan baku yang dibeli o leh perusaan dengan nama nama Suppliernya, seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.2, 4.3.