implementasi peraturan direktorat jenderal...

122
IMPLEMENTASI BIMBINGAN MASY TENTANG PEDOMAN (Studi di BP4 d Diajukan Kepada Faku Memp KONSEN PROGRA FAK U i I PERATURAN DIREKTORAT JEN YARAKAT ISLAM NO: DJ.II/542 T N PENYELENGGARAAN KURSUS dan Lembaga Arrahman Prewedding Acad SKRIPSI ultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuh mperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: JUNIARTI HARAHAP 1111044100046 NTRASI PERADILAN AGAM AM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM KULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M NDERAL TAHUN 2013 S PRA NIKAH demy) hi Persyaratan A M

Upload: nguyendung

Post on 13-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

i

IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL

BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NO: DJ.II/542 TAHUN 2013

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

(Studi di BP4 dan Lembaga Arrahman Prewedding Academy)

SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

JUNIARTI HARAHAP1111044100046

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/2015 M

i

IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL

BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NO: DJ.II/542 TAHUN 2013

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

(Studi di BP4 dan Lembaga Arrahman Prewedding Academy)

SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

JUNIARTI HARAHAP1111044100046

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/2015 M

i

IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL

BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NO: DJ.II/542 TAHUN 2013

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

(Studi di BP4 dan Lembaga Arrahman Prewedding Academy)

SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

JUNIARTI HARAHAP1111044100046

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/2015 M

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

v

ABSTRAK

Juniarti Harahap. NIM 1111044100046. IMPLEMENTASI PERATURANDIREKTORAT JENDRAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NO:DJ.II/542TAHUN 2013 (Studi di Bp4 dan Lembaga Arrahman Pre Wedding Academy).Konsentrasi Peradilan Agama, Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariahdan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015M.

Ditengah tingginya angka perceraian serta perselisihan rumah tangga makapendidikan dan pembekalan akan kehidupan rumah tangga/ setelah perkawinanmerupakan salah satu cara yang paling mungkin dilakukan kepada remaja usianikah khususnya kepada yang hendak menikah. Upaya tersebut akan berfungsiganda sebagai pembelajaran kepada semua lapisan masyarakat sebagai langkahuntuk memperbaiki mutu perkawinan dan mengurangi angka perceraian.

Berbagai macam bentuk permasalahan dalam rumah tangga yang kerap terjadidalam masyarakat yang melatarbelakangi pemerintah dalam hal ini KementerianAgama membuat peraturan yaitu pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah.Peraturan tersebut mengamanatkan bahwa pengetahuan tentang pernikahan harusdiberikan sedini mungkin, sejak sebelum berlangsungnya perkawinan.

Penyusunan skripsi ini, menggunakan jenis penelitian lapangan (field research).Data primer, yaitu hasil wawancara dan dokumen yang relevan dengan temaskripsi, sedangkan data sekunder, yaitu literatur lainnya yang relevan denganjudul skripsi ini. Metode analisisnya adalah deskriptip analitis berdasarkan datalangsung dari subyek penelitian. Oleh karena itu, pengumpulan dan analisis datadilakukan secara bersamaan, bukan terpisah sebagaimana penelitian kuantitatif.

Setelah dilakukan penelitian tersebut, maka diambil kesimpulan bahwaPelaksanaan pendidikan pra nikah terhadap lembaga penyelenggaraan belumoptimal sesuai dengan peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islamtentang pedoman penyelenggaraan pra nikah, dikarenakan faktor hukum itusendiri yang kurang tersosialisasi sehingga tidak berjalan sesuai dengan kenyataandi masyarakat, mengakibatkan banyaknya faktor yang menghambat dalamimplementasi pelaksanaan pendidikan pra nikah .

Kata kunci : Pendidikan Pra Nikah, Keluarga sakinah, Teori PenegakanHukum.

Pembimbing : Kamarusdiana, S.Ag., M.H.

Daftar Pustaka : 1982 s.d 2011

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya hingga akhir

zaman.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa rintangan

dan hambatan yang terus menerus datang silih berganti. Berkat bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat

diatasi dan tentunya dengan izin Allah SWT, serta dengan wujud yang berbeda-

beda dapat diminimalisir dengan adanya nasihat dan dukungan yang diberikan

oleh keluaga dan teman-teman penulis.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

tiada terhingga untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril

maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tentunya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D selaku Dekan fakultas syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

pembantu Dekan I, II, III Fakulta Syariah dan Hukum.

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

vii

2. Bapak Kamarusdina, S.Ag.,M.H selaku Ketua program Studi Hukum

Keluarga serta Ibu Sri Hidayati, M.Ag. Selaku sekretaris Program Studi

Hukum Keluarga yang telah bekerja dengan maksimal.

3. Bapak Kamarusdina, S.Ag.,M.H Menjadi pembimbing skripsi yang telah

banyak membimbing, memberikan pencerahan, motifasi semangat dan

ilmunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu-

ilmu yang tak ternilai harganya, seluruh staf dan karyawan perpustakaan

fakultas Syariah dan Hukum, perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah dan bagian tata usaha fakultas Syariah yang telah

memberikan pelayanan dengan baik.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Timbul

Harahap dan Ibunda Masnun Tanjung yang telah memberikan motivasi

arahan yang tak pernah jenuh serta tiada henti mendoakan penulis dalam

menempuh pendidikan. Juga kepada adik-adik penulis Romaida Rizki

Harahap, Melati Mai Saroh Harahap, Winda Ayuda Sari Harahap, Siti

Julaikha Harahap, Sarah Harahap, Farhan Alkamil Harahap yang selalu

memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh keikhlasan dan

kesabaran yang tiada tara.

6. Teruntuk Fery Septo yang selama ini menyemangati jalannya penulisan

skripsi ini yang tak kenal lelah untuk memberikan dukungan penuh kepada

penulis.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

viii

7. Sahabat-sahabatku yang terbaik ka Sutinah, Ka Nur Hikmah, Vemy

Zauhara, Intan Pratiwi, Zahrotul Kamilah, Mundalifah, Ai siti Wasilah,

Chaidar Alif, Muhammad Haikal, Fadly Khairuzzadhi, Andi Asraf, Hira

Hidayat, Farhan Qodumi, Hendrawan, Safira Maharani, Lilis Sumiyati,

Epi Yulianti, Kamelia Sari yang telah memberikan masukan, saran,

motivasi dan menghibur penulis.

8. Teman-teman program studi Peradilan Agama angkatan 2011 yang telah

memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan banyak

yang perlu diperbaiki lebih dalam. Oleh karena itu, saran dan kritik penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan setiap pembaca pada umumnya serta

menjadi amal baik di sisi Allah SWT. Semoga setiap bantuan, doa, motivasi yang

telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 7 April 2015

Penulis

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan................................................................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................7

D. Review Studi Terdahulu.....................................................................8

E. Metodologi Penelitian.......................................................................9

F. Sistematika Penulisan.......................................................................13

BAB II TEORI HUKUM PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBENTUKAN

KELUARGA SAKINAH

A. Teori Penegakan Hukum...................................................................14

B. Teori Pembentukan Keluarga Sakinah..............................................26

BAB III KAJIAN UMUM TENTANG PERATURAN DIRJEN BIMAS

ISLAM, BADAN PENASIHATAN PEMBINAAN DAN

PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DAN ARRAHMAN PRE

WEDDING ACADEMY

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

ix

A. Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

No:DJ.II/542 Tahun 2013.................................................................32

B. Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4)

...........................................................................................................37

C. Lembaga Arrahman Pre wedding Academy.....................................40

BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BIMAS ISLAM DI BP4 DAN

LEMBAGA ARRAHMAN PRE WEDDING ACADEMY

A. Pelaksanan Pendidikan Pra Nikah di BP4 Ciputat dan Lembaga

Arrahman Pre Wedding Academy....................................................43

B. Faktor Hambatan dan Tantangan dalam Proses Pendidikan Pra

Nikah.................................................................................................47

C. Analisis Penulis.................................................................................50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................60

B. Saran-Saran.......................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Permohonan kesediaan menjadi dosen pembimbing

2. Permohonan melakukan wawancara di KUA Ciputat

3. Permohonan melakukan wawancara di Kementrian Agama

4. Permohonan melakukan wawancara di Lembaga Arrahman Pre

Wedding Academy

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

x

5. Surat keterangan telah melakukan wawancara di KUA Ciputat

6. Surat keterangan telah melakukan wawancara di Kementrian Agama

7. Pedoman dan hasil wawancara di KUA Ciputat

8. Pedoman dan hasil wawancara di Kementrian Agama

9. Surat keterangan nota dinas

10. Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Nomor:DJ.II/542 Tahun 2013

11. Brosur-brosur kegiatan di Arrahman Pre Wedding Academy

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hidup berpasang-pasangan dalam Islam merupakan rahasia keberadaan

dunia ini. Segala sesuatu yang kita lihat dalam semesta ini, berupa keagungan

ciptaan Allah SWT, dibangun di atas sistem keberpasangan.1 Perkawinan

menurut hukum positif adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.2 Untuk itu maka

suami istri perlu saling membantu melengkapi, agar masing-masing dapat

mengembangkan kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan

spritual dan material3. Firman Allah dalam surat an-Nisaa ayat 1 dijelaskan

bahwa tujuan pernikahan salah satunya adalah memperbanyak jumlah

masyarakat, diharapkan dengan adanya pernikahan menjadikan kehidupan

bangsa yang makmur penuh dengan ketakwaan kepada Allah.

1 Abdul Hakam, Menuju Keluarga Sakinah, (Jakarta: PT. Akbar Media Eka Sarana,2004), cet. Ke-1, h. 32

2 Undang-Undang No 1 tahun 1974 bab 11 pasal 2 dan 3 tentang perkawinan3 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Proyek

Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, (DepartemenAgama RI, 2001), h. 2

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

2

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telahmenciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allahmenciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allahmemperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. danbertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah)hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga danmengawasi kamu.

Dari segi yuridis perkawinan akan menimbulkan suatu hubungan hukum

yang bersifat hak dan kewajiban antara suami dan istri secara timbal balik.

Selain hal tersebut juga merupakan suatu perbuatan keagamaan yang erat

sekali hubungannya dengan kerohanian seseorang, sebagai salah satu masalah

keagamaan maka setiap agama di dunia ini mempunyai peraturan tersendiri

tentang perkawinan. Sehingga pada prinsipnya diatur dan harus tunduk pada

ketentuan-ketentuan ajaran agama yang dianut oleh mereka yang akan

melangsungkan perkawinan.4

Rumah tangga yang bahagia dalam alqur’an disebut dengan keluarga

sakinah, dan merupakan dambaan setiap orang dan Allah menginginkan

setiap hamba-Nya yang menikah dapat mewujudkan sakinah mawaddah wa

rohmah, Karena itu Allah memberikan bimbingan kepada manusia untuk

dapat membangun perkawinan yang sakinah tersebut dalam alquran maupun

hadits. Membentuk rumah tangga yang sakinah penuh dengan ketentraman

adalah impian semua manusia normal. Tidak ada satupun yang ingin rumah

tangganya hancur berantakan atau kandas di tengah jalan. Dengan tujuan

menjadikan keluarga yang sakinah saat ini pemerintah melalui Kementerian

4 Abdurrahman dan Syahrani, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan di Indonesia,(Bandung: Alumni,2001), cet. Ke-IV, h. 17

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

3

Agama membuat regulasi yang bisa dikatakan sebagai langkah awal untuk

membenahi persoalan yang penting tersebut, Yaitu para calon pengantin

harus menjalani pembelajaran tentang pernikahan maupun keluarga yang

disebut sebagai pendidikan pra nikah.

Untuk dapat menjadi seorang business manager, orang diajar berlatih,

mencari pengalaman, dan disiapkan entah berapa lama. Anehnya untuk

menjadi suami dan kepala keluarga, untuk menjadi istri dan kepala rumah

tangga, untuk menjadi ayah dan ibu bagi anak-anak, hampir semua orang tak

pernah menuntut ilmu dan tak pernah disiapkan. Tanpa mempunyai gambaran

yang jelas tentang persoalan-persoalan dalam hubungan suami istri, tentang

kebutuhan-kebutuhan hidup dalam keluarga, tentang bagaimana membina

kerukunan, tentang bagaimana mengatasi konflik. Malahan tentang persoalan

seks pun, pengetahuan mereka biasanya hanya sekedar bagaimana cara

melakukan koitus secara simpel. Banyak pula orangtua, karena ingin

berbesanan lantas mengatur saja perkawinan anak mereka tanpa meneliti

apakah persyaratan yang mutlak perlu untuk keberhasilan perkawinan itu

terpenuhi atau tidak. Dan pula tanpa membekali ilmu yang cukup kepada

putra putrinya tentang bagaimana nanti membina keluarga yang sakinah

mawaddah wa rahmah, tegasnya hampir semua orang muda memasuki

perkawinan tanpa persiapan. Persiapan yang dibuat hanyalah mas kawin,

upacara nikah yang khidmat, resepsi yang meriah dan lainnya. Banyak sekali

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

4

perkawinan yang mengalami kesulitan karena dilakukan tanpa persiapan yang

berupa pendidikan bersama.5

Pertengkaran dan perselisihan yang terjadi dalam keluarga akan

menyebabkan suasana yang panas dan tegang yang dapat mengancam

keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Tidak jarang, pertengkaran itu

berakhir dengan perceraian dan kehancuran keluarga. Fenomena ini

merupakan salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh semua anggota

keluarga, termasuk di dalamnya anak-anak. Keluarga yang kuat adalah

keluarga yang mampu mengelola kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan

cara bervariatif maupun kreatif. Hal ini menunjukkan keluarga tersebut

merupakan keluarga yang kuat, akan tetapi keluarga tersebut bukanlah

keluarga yang tanpa ada permasalahan, namun keluarga tersebut adalah

keluarga yang tahan banting serta cenderung mampu menyelesaikan

permasalahan yang ada. Karakteristik keluarga yang kuat adalah cenderung

mampu melihat sisi positif dari suatu permasalahan, membangun suatu

kebersamaan dan komunikasi yang efektif, fleksibilitas dan mampu

mengalokasikan waktu bersama. Hal-hal yang mampu meningkatkan

kekuatan suatu keluarga adalah adanya kasih sayang, saling menghargai,

memiliki waktu bersama, saling menguatkan, berkomitment, komunikasi,

kesiapan menghadapi perubahan, spiritualitas, komunitas dan ikatan keluarga,

peran yang jelas.

5 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji ProyekPeningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, h. 116-117

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

5

Oleh karena itu, dalam proses pembentukan sebuah keluarga diperlukan

adanya sebuah program pendidikan yang terpadu dan terarah. Program

pendidikan dalam keluarga ini harus pula mampu memberikan deskripsi kerja

yang jelas bagi tiap individu dalam keluarga sehingga masing-masing dapat

melakukan peran yang berkesinambungan demi terciptanya sebuah

lingkungan keluarga yang kondusif untuk mendidik anak secara maksimal.

Di zaman modern sekarang ini, nampaknya begitu banyak hal yang dapat

memicu terjadinya konflik dalam rumah tangga, sehingga menyebabkan

banyak pasangan yang gagal dalam membentuk keluarga yang sakinah. Di

tengah tingginya potensi instabilitas rumah tangga dan banyaknya perceraian,

maka pendidikan dan pembekalan kepada pasangan yang hendak menikah

adalah salah satu cara yang paling mungkin dilakukan. Upaya tersebut akan

berfungsi ganda sebagai edukasi nilai-nilai perkawinan disemua level

masyarakat maupun sebagai langkah untuk memperbaiki mutu perkawinan

dan mengurangi perceraian. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kementerian

Agama Republik Indonesia yang telah mengisntruksikan kepada Direktorat

Urusan Agama Islam supaya membuat terobosan program guna memperkuat

lembaga perkawinan, diantaranya lewat pendidikan pra nikah. Realitas

masyarakat di Indonesia menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu semakin

bertambah jumlah pasangan yang tidak berhasil membangun keluarga

sakinah. Data yang tercatat angka perceraian rata-rata nasional mencapai

kurang lebih 200 ribu pasang pertahun atau sekitar 10 persen dari pernikahan

yang terjadi setiap tahun menunjukkan bahwa pasangan yang menghadapi

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

6

konflik perkawinan semakin bertambah dari tahun ketahun6. Untuk itulah

akhir-akhir ini marak tumbuh badan atau lembaga organisasi Islam yang

menyelenggarakan pendidikan pra nikah. Tentu hal ini sangat

menggembirakan karena lembaga yang menyelenggarakan pendidikan pra

nikah tersebut ikut membantu pemerintah dalam menyiapkan pasangan

keluarga dan sekaligus ikut menghantarkan pasangan keluarga tersebut

kepada kehidupan keluarga yang diidamkan yaitu keluarga yang sakinah

mawaddah warahmah. Sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan pra nikah

ini maka diterbitkan peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam nomor 542 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan

pra nikah. Dalam rangka tertib administrasi dan implementasinya, bagi

lembaga penyelenggara pendidikan pra nikah harus sudah mendapatkan

akreditasi dari Kementerian Agama. Suatu hal yang menarik bagi penulis

untuk diuraikan dan membahasnya, mendorong penulis untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul:

“Implementasi Peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam No:DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus

Pra Nikah (Studi di BP4 Ciputat dan Lembaga Arrahman Pre Wedding

Academy)” .

6 Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No: DJ.II/542 Tahun 2013

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempersempit dan mempermudah penelitian serta

memperjelas pokok-pokok masalah yang akan dibahas dan diuraikan

dalam skripsi ini, maka penulis membatasi masalah tersebut pada

implementasi peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

No: DJ.II/542/Tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus pra

nikah, yang diteliti pada BP4 Ciputat dan lembaga kursus pra nikah

Arrahman pre wedding Academy di Tebet Jakarta Selatan.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi pelaksanaan peraturan Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam No:DJ.II/542 Tahun 2013?

b. Apa faktor hambatan dan tantangan atas pelaksanaan peraturan

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. mengetahui kebijakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam tentang kursus pra nikah dalam fungsinya sebagai pembentukan

keluarga sakinah.

b. mengetahui implementasi kebijakan yang telah ditetapkan oleh

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tersebut dalam

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

8

masyarakat yang dilaksanakan oleh BP4 kecamatan Ciputat dan

lembaga penyelenggara kursus pra nikah Arrahman Pre wedding

Academy di Tebet Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis penelitian ini selain dilakukan untuk memperoleh gelar

sarjana (S-1), hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi

peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang pendidikan pra nikah

sebagai salah satu sarana dalam memberikan pembekalan tentang

kehidupan berumah tangga.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman kepada masyarakat khususnya remaja usia nikah dan

calon pengantin akan pentingnya mengikuti pendidikan pra nikah.

c. Mensosialisasikan program pendidikan pra nikah yang telah di atur

oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Pada Bp4

Kecamatan Ciputat dan Lembaga penyelenggara kursus Arrahman Pre

wedding Academy.

D. Review Studi Terdahulu

Hasil penelitian yang terdahulu yang berhubungan dan sesuai dengan

aspek-aspek dalam penelitian tentang pendidikan pra nikah yaitu:

1. Bayu Noorzaman, SJAS. 2009. Tentang Peranan Penasehat,

Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan di KUA Kecamatan

Pancoran Mas Depok. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

9

bahwa peneliti lebih menekankan kepada upaya mewujudkan

perkawinan yang sukses dengan menguraikan indikator sebagai alat

ukurnya. Penelitian ini sama dengan penelitian penulis dengan tujuan

mensukseskan perkawinan tetapi berbeda pada lembaga yang akan

diteliti.

2. Zulfa Zidniyah Fitri, SAS. 2010. Tentang Peranan BP4 Kemayoran

Jakarta Pusat Terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah. Persoalan

ini sama dengan yang akan peneliti tuliskan tetapi berbeda dalam

lembaga yang mengatasi konflik rumah tangga tersebut.

3. Ahmad Zaki, SAS. 2011. Tentang Peran BP4 dan Tim Mediator

Dalam Membina Keluarga Sakinah (Studi Kasus Di KUA Bekasi

Barat dan PA Bekasi). Dalam penelitian ini mengatakan bahwa peran

BP4 belum maksimal karena masih tingginya angka perceraian.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis karena penelitian di

lakukan pada lembaga pemerintahan dan persoalan yang diteliti akan

berbeda.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari sudut pandang sifat yang dihimpunnya, penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif analitis, artinya metode yang

menggambarkan dan memberikan analisa terhadap kenyataan di lapangan

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

10

berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau pelaku yang diamati7.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang

suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih8. Penelitian ini

dilakukan kepada sebuah lembaga yang khusus mengadakan program

pendidikan pra nikah yang memiliki konselor yang ahli dibidang

perkawinan/keluarga.

2. Pendekatan Penelitian

Disamping tekhnik yang penulis gunakan, penelitian ini juga

menggunakan metode pendekatan normatif, yaitu cara mendekati masalah

yang akan diteliti dengan mengacu kepada peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Kriteria dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah:

a. Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara

langsung dari subjek penelitian. Data penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara dan survei yang dilakukan penulis terhadap lembaga

pemerintahan dalam hal ini Kementerian Agama khususnya Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (BIMAS Islam) yang telah

mengeluarkan peraturan mengenai pedoman penyelenggaraan kursus

7 Lexi J Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Karya, 2002), cet.Ke-1, h. 3.

8 Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Tekhnik Penelitian Bidang KesejahteraanSosial dan Ilmu Budaya Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), cet. Ke-4. H.35.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

11

pra nikah serta data yang diperoleh dari arsip lembaga Arrahman Pre

Wedding Academy dan arsip Badan Penasihatan, Pembinaan dan

Pelestarian Perkawinan (BP4) Ciputat.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan jalan

mengadakan studi kepustakaan atas pembahasan yang berhubungan

dengan masalah yang diajukan yang memberikan penjelasan tentang

bahan data primer.9 Data ini bersifat pelengkap diperoleh dari

kementerian Agama serta dari tulisan-tulisan berbagai referensi pada

saat kuliah serta sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini,

seperti jurnal yang terkait dengan penelitian, surat kabar, majalah dan

sumber tertulis lainnya.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan beberapa instrumen

pengumpulan data, diantaranya adalah adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi dilakukan guna mendapatkan gambaran secara

langsung informasi yang berhubungan dengan bentuk komunikasi

yang dikembangkan. Teknik observasi paling sesuai dengan

penelitian sosial, karena pengamatan dapat dilakukan dengan melihat

kenyataan dan mengamai secara mendalam, lalu mencatat yang

dianggap penting. Peneliti tidak hanya mencatat kejadian atau

9 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press , 2006), h.45

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

12

peristiwa, akan tetapi juga mencatat segala sesuatu yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang diamati

adalah komunikasi, interaksi, pemenuhan kebutuhan, dan pemecahan

masalah.

b) Interview

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada

responden, dan jawaban responden dicatat atau direkam. Wawancara

adalah teknik yang cukup efektif dalam meneliti, karena akan dapat

mengungkapkan lebih dalam informasi dari partisipan,

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, dan sebagainya.10

c) Studi Dokumentasi

Dilakukan untuk pengumpulan data dengan mencari data

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya.

d. Teknik Analisis Data

Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, baik primer maupu sekunder. Setelah

dipelajari dan ditelaah maka langkah penulis berikutnya adalah

mereduksi data, dengan jalan merangkum masalah yang penulis teliti.

10 Lexi J Maelong , Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Karya, 2002),

h.135.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

13

Dalam menganalisa data penulis menggunakan pendekatan deskriptip

analisis. Dianalisis secara kualitatif dan dicari pemecahannya,

kemudian disimpulkandan digunakan untuk menjawab permasalah yang

ada. Proses analisa data dengan mendeskripsikan peraturan Dirjen

Bimas Islam No 542 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan

kursus pra nikah dan menghubungkan bagaimana implementasi

peraturan tersebut terhadap BP4 dan lembaga Arrahman Pre wedding

Academy agar diketahui bagaimana implementsi terhadap peraturan

tersebut.

e. Sistematika Penulisan

Maka penulis mengklasifikasikan permasalahan dalam lima bab

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama : pendahuluan, latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, review studi terdahulu, sistematika penulisan.

Bab kedua : teori hukum implementasi peraturan Dirjen Bimas Islam

dan pembentukan keluarga sakinah, teori penegakan

hukum, teori pembentukan keluarga sakinah.

Bab ketiga : menjelaskan peraturan Dirjen Bimas Islam, BP4 dan

Arrahman Pre wedding Academy.

Bab empat : implementasi kebijakan BIMAS Islam proses pendidikan,

pelaksanan pendidikan Pra Nikah di BP4 Ciputat dan

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

14

Lembaga Arrahman Pre wedding Academy, faktor

hambatan dan tantangan, analisis penulis.

Bab lima : penutup, kesimpulan, saran-saran serta akan dilengkapi

dengan datar pustaka dan lampiran-lampiran yang

dianggap penting.

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

15

BAB II

TEORI PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBENTUKAN

KELUARGA SAKINAH

A. Teori Penegakan Hukum

1. Hukum Sebagai Sarana Pengatur Perikelakuan

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman

prilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Ditinjau dari sudut subjeknya penegakan hukum itu dapat dilakukan

oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan

hukum oleh subjek dalam arti terbatas atau sempit. Dalam arti luas proses

penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap

hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan

diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau

menegakkan aturan hukum.

Sebagai sarana sosial Engineering, hukum sebagai sarana yang

ditujukan untuk mengubah perikelakuan warga masyarakat, sesuai

dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu

masalah yang dihadapi dalam bidang ini adalah apabila terjadi apa yang

dinamakan Gunnar Miyrdal sebagai softdevelopment, dimana hukum-

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

16

hukum tertentu yang dibentuk dan diterapkan, ternyata tidak efektif.

Gejala-gejala semacam itu akan timbul, apabila ada faktor-faktor tertentu

yang menjadi penghalang. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari

pembentuk hukum, penegak hukum, para pencari keadilan (justitiabelen),

maupun golongan lain didalam masyarakat.1 Berhasilnya atau tidaknya

penegakan hukum bergantung pada:

a. Subtansi Hukum

Sebagai sistem subtansial yang menentukan bisa atau tidaknya

hukum itu dilaksanakan. Subtansi juga berarti produk yang dihasilkan

oleh orang yang berada dalam sistem hukum yang mencakup

keputusan yang mereka keluarkan, aturan baru yang mereka susun.

Subtansi juga mencakup hukum yang hidup (living law), bukan hanya

aturan yang ada dalam kitab undang-undang (Law books). Produk

hukum yang dimaksud dalam pembahasan ini merupakan peraturan

yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam mengenai pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah yang

dimaksudkan sebagai pedoman untuk para pejabat teknis di

lingkungan Direktorat Urusan Agama Islam ditingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan kantor urusan agama (KUA) kecamatan serta

badan/lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan pra

nikah. Pedoman ini berisikan tentang mekanisme pelayanan

penyelenggaraan kursus pra nikah, terkait dengan standarisasi materi,

1 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT raja GrafindoPeserta, 2006), h. 135

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

17

narasumber, badan atau lembaga penyelenggara, sarana dan

pembiayaan, sertifikasi dan kurikulum/silabus yang telah ditetapkan.

b. Struktur Hukum/ Pranata Hukum

Sistem struktural yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu

dilaksanakan dengan baik. Kewenangan lembaga penegak hukum

dijamin oleh undang-undang, sehingga dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan

pengaruh-pengaruh lain. Hukum tidak dapat berjalan atau tegak bila

ada aparat penegak hukum yang kredebilitas, kompeten dan

independen. Seberapa bagusnya suatu peraturan perundang-undangan

bila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang baik maka

keadilan serta kesejahteraan hanya angan-angan. Sesuai ketentuan

pasal 3 ayat 1 peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam bahwa penyelenggara pendidikan pra nikah adalah badan

penasihatan, pembinaan, dan pelestarian perkawinan (BP4) atau

lembaga organisasi keagamaan lainnya yang telah mendapat akreditasi

dari kementerian Agama, dengan ketentuan ini maka penyelenggara

dapat dilaksanakan oleh lembaga diluar instansi pemerintah dalam hal

ini Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan.

Upaya meningkatkan peran serta masyarakat, BP4 dapat

berfungsi sebagai penyelenggara sebagaimana halnya badan/lembaga

swasta lainnya karena BP4 sesuai keputusan musyawarah nasional

(Munas) ke XIV tahun 1999 menjadi organisasi yang mandiri,

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

18

profesional dan mitra kerja Kementerian Agama, sehingga BP4 sama

kedudukan dan fungsinya seperti organisasi lainnya, BP4 tidak lagi

menjadi lembaga resmi pemerintah yang berbasis pada dua kaki yaitu

pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu badan atau lembaga

penyelenggara pendidikan pra nikah termasuk BP4 harus mendapat

akreditasi dari Kementerian Agama.

c. Budaya Hukum

Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan

sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau

disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran

hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik dan

dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini.

Secara sederhana, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum

merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. Baik subtansi

hukum, struktur hukum maupun budaya hukum saling keterkaitan

antara satu dengan yang lain dan tidak dapat dipisahkan. Dalam

pelaksanaannya diantara ketiganya harus tercipta hubungan yang

saling mendukung agar tercipta pola hidup aman, tertib, tentram dan

damai.

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum secara sosiologis

atau empiris, intinya adalah efektifitas hukum. Efektifitas hukum

adalah pengaruh hukum terhadap masyarakat, inti dari pengaruh

hukum terhadap masyarakat adalah prilaku warga masyarakat yang

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

19

sesuai dengan hukum yang berlaku. Kalau masyarakat berprilaku

sesuai dengan yang diharapkan atau yang dikehendaki oleh hukum,

maka dapat dikatakan bahwa hukum yang bersangkutan adalah

efektif.2

Agar hukum mempunyai pengaruh terhadap sikap tindak atau

prilaku, maka diperlukan kondisi tertentu yaitu:

1) Hukum harus dikomunikasikan, tujuannya menciptakan

pengertian bersama, supaya hukum benar-benar dapat

mempengaruhi prilaku warga masyarakat, maka hukum harus

disebarkan seluas mungkin sehingga melembaga dalam

masyarakat.

2) Diposisi untuk berperilaku, artinya hal-hal yang menjadi

pendorong bagi manusia untuk berprilaku tertentu. Ada

kemungkinan bahwa seseorang berprilaku tertentu oleh karena

perhitungan laba rugi, artinya kalau dia patuh pada hukum maka

keuntunganya lebih banyak daripada kalau dia melanggar hukum.

Bila kepatuhan hukum timbul karena pertimbangan untung rugi,

maka penegakan hukum senatisa selalu diawasi secara ketat.3

Perkembangan hukum antara aliran yang satu dengan yang

lain kerap bahkan sebagian sebagai berfungsi berpolemik, bisa

2 Soekanto Soerjono, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah MasalahSosial, (Bandung: Alumni, 1982) h. 27

3 Darji Darmodiharjo, Pokok-pokok filsafat hukum ,(Jakarta: PT.Gramedia PustakaUtama, 2002) h. 35

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

20

positivistik, maupun dalam bentuk lain-lainnya. Hal ini berakar

dari hakikat perubahan dengan segala konsekuensinya. Kaitan

dengan penegakan hukum, walaupun polemik hukum senyataya

tidak akan pernah berakhir sepanjang kehidupan manusi masih

ada, namun proses penegakan hukum harus tidak kalah

pentingnya berjalan dengan kritik-kritik berhukum khususnya

dalam bahasan ini dalam konteks Indonesia. Memaknai hukum

sebagai perangkat peraturan yang mengatur masyarakat, barulah

berarti apabila senyatanya didukung oleh sistem sanksi yang tegas

dan jelas.4

Hukum sebagai skema adalah hukum sebagaimana dijumpai

dalam teks atau perundang-undangan atau hukum yang

dirumuskan dengan sengaja rasional. Disini hukum sudah

mengalami pergeseran bentuk, dari hukum yang muncul secara

serta merta (interactional law) menjadi hukum yang dibuat dan

diundangkan (legislated law).5

Dalam menjalankan fungsinya itulah hukum sering

mendapat halangan dari berbagai faktor, sehingga hukum nampak

“mandul”. Hukum yang hidup itu merupakan bagian dari sistem

hukum yang diterapkan dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Apabila hukum dilaksanakan oleh pejabat hukum berbeda

4 Sabian Utsman, Dasar-Dasar Sosiologi Hukum, (makna dialog antara hukum danmasyarakat), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 227

5 Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Progresif, (Jakarta: PT Kompas MediaNusantara, 2009), h. 11

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

21

dengan hukum positif tertulis, maka terdapat jurang pemisah

antara hukum yang hidup dengan hukum positif tertulis.

Demikian juga apabila hukum yang dipraktikkan oleh subyek

hukum lainnya dalam bidang tertentu adalah berbeda dengan

hukum positif tertulis. 6

Penyadaran akan hukum yang berkualitas terbatas itu

menjadi penting ditengah buruknya kualitas kehidupan hukum

kita, tetapi sebenarnya kesadaran itu tidak hanya diperlukan pada

masa-masa sulit seperti sekarang, karena hal itu sudah menjadi

bagian dari realitas dunia hukum kapanpun dan dimanapun.

Hukum sama sekali tidak bisa dilepaskan dari partisipasi publik.

Kurangnya kesadaran serta partisipasi masyarakat terhadap

peraturan dikarenakan dalam produk hukum tidak dijelaskan

secara rinci sanksi bagi yang tidak mengikuti pendidikan pra

nikah bagi remaja usian nikah bahkan yang hendak menikah. Para

calon pengantin yang hendak menikah tanpa sertifikatpun boleh

melakukan pernikahan. Peraturan ini hanya bersifat anjuran yang

mengakibatkan masyarakat tidak mematuhi peraturan tersebut.

d. Teori Pembentukan Keluarga Sakinah

keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang

sah, mampu memenuhi hajat hidup spritual dan material secara layak dan

seimbang, diliputu suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan

6 Rianto Adi, Sosiologi Hukum (Kajian Hukum Secara Sosiologis), (Jakarta: PustakaObor Indonesia), h. 80

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

22

lingkungannya dengan selaras, serasi, serta mampu mengamalkan,

menghayati dan memperdalam, nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan

akhlak mulia.7 Keluarga sakinah adalah dambaan setiap orang yang hidup

berumah tangga yang damai dan bahagia, karena kata sakinah itu berarti

damai bahagia. Keluarga sakinah menurut islam adalah keluarga yang

mendapatkan limpahan rahmat dan berkat dari Allah, menjadi dambaan

dan idaman setiap insan sejak merencanakan pernikahan serta merupakan

tujuan utama dari pernikahan itu sendiri.8 Oleh karena itu ia tidak terjadi

secara mendadak, tetapi di topang oleh pilr-pilar yang kokoh, yang

memerlukan perjuangan serta butuh waktu dan pengorbanan terlebih

dahulu untuk mendapatkan keluarga yang penuh ketentraman. Keluarga

sakinah merupakan subsistem dari sistem sosial .

Keluarga sakinah menurut undang-undang yaitu Bab 1 pasal 1 ayat

11 dari undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan

pendudukan dan pembangunan keluarga sejahtera (keluarga sakinah) itu

adalah keluarga yang tidak hanya tercukupi kebutuhan materiilnya tetapi

juga harus didasarkan pada perkawinan yang sah, tercukupi kebutuhan

spritualnya, memiliki hubungan yang harmonis antar anggota keluarga,

antar keluarga dan masyarakat, dengan lingkungannya dan sebagainya.

Membina keluarga sakinah tidak terlepas dari adanya mawaddah

warahmah, karena mawaddah adalah mencintai suami istri yang

7 Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Hajhai ProyekPeningkatan Keluarga Sakinah, pedoman Konselor Keluarga Sakinah, h. 97

8 Hasan Basri, Keluarga Sakinah “Membina Keluarga Sakinah”, (Jakarta: PustakaAntara, 1996), Cet. 4, h. 16

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

23

mendatangkan komitmen kedua belah pihak dengan nyaman dan aman

tanpa peduli pihak luar. Hubungan antara suami istri harus atas dasar

saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya seperti dalam

firman Allah dalam surat al-Baqoroh ayat 187

............. ............................

Artinya: “Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaianbagi mereka”.(al-Baqoroh (2) ayat 187)

Kriteria mawaddah dalam Islam menghendaki adanya kecintaan

lahir batin agar suasana pernikahan hakiki dapat dicapai dengan benar.

Apabila suasana itu mampu diwujudkan maka anak yang dihasilkan pun

merupakan belahan jiwa mereka berdua kelak menjadi pengikat erat dan

kuat bagi keduanya.9 Sedangkan rahmah adalah kasih sayang antar

keduanya sejak ikrar akad nikah hingga ajal menjemput keduanya.

Rahmah merupakan karunia agung dari Allah yang diberikan kepada

setiap makhluk-Nya yang mengharapkan. Keluarga sakinah merupakan

pilar pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan

yang shalih dan shalihah. Setiap keluarga pasti menginginkan tercapainya

kehidupan yang bahagia, sejahtera dan damai. Kehidupan rumah tangga

yang bahagia, sejahtera dan damai akan menghasilkan masyarakat yang

rukun, damai, adil dan makmur. Karena masyarakat terdiri dari keluarga-

keluarga, dan keluarga merupakan pusat dari semua kegiatan masyarakat.

9 Ahmad Sudirman Abbas, Problematika Pernikahan dan Solusinya, (Jakarta: PT PimaHeza Lestari, 2006), Cet. 1, h. 52

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

24

Kehidupan keluarga sakinah mawaddah warahmah ini harus tertanan sejak

usia remaja, supaya kelak bersemangat dalam menciptakan ketenangan

dalam diri dan tidak hanya menjadi keinginan individu anggota keluarga

yang bersangkutan saja, melainkan sudah menjadi cita-cita dan tujuan

pembangunan nasional di Indonesia.10

Dari semua penjelasan di atas dapat diambil sebuah pengertian

bahwa keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang dibangun atas dasar

agama, rasa saling pengertian, saling menghargai hak-hak dan kewajiban

masing-masing antara pasangan suami istri serta mengutamakan penerapan

akidah dan musyawarah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

membina hubungan suami istri maupun pembinaan keluarganya. Dan

untuk memperoleh situasi ini, hanya dengan jalan melalui pernikahan

ketenangan batin dan rumah tangga diperoleh. Tentunya akan

menghasilkan anggota masyarakat yang baik, dan mengalir darah baru ke

urat-urat masyarakat sehingga menjadi lebih segar, kuat, maju dan

berkembang.11 Dasar pembentukan keluarga terdapat dalam fiman Allah

SWT Q.S. Al-Ruum ayat 21 yang artinya:

Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diamenciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supayakamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan

10 A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga,(Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 14

11 Fuad Shalih, Untukmu Yang Akan Menikah Dan Telah Menikah, (Jakarta: Al-Kautsar,2009), h. 30

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

25

dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapattanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (al-Ruum (30): 21)

1. Kriteria Keluarga Sakinah

Dalam program pembinaan keluarga sakinah disusun kriteria-

kriteria umum keluarga sakinah yang terdiri dari, berikut uraian

masing-masing kriteria tersebut:12

1) Keluarga pra sakinah yaitu keluarga yang dibentuk bukan melalui

ketentuan perkawinan yang sah, tidak dapat memenhi kebutuhan

dasar spirital dan material secara minimal, seperti keimanan, shalat,

zakat, puasa, sandang, pangan, papan, dan kesehatan.

2) Keluarga sakinah I yaitu keluarga yang dibangun atas perkawinan

yang sah dan telah dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan

materiil secara minimal tetapi masih belum bisa memenuhi

kebutuhan psikologisnya seperti kebutuhan pendidikan, bimbingan

keagamaan dalam keluarganya, mengikuti interaksi sosial

keagamaan dengan lingkungannya.

3) Keluarga sakinah II yaitu keluarga yang dibangun atas perkawinan

yang sah dan disamping telah dapat memenuhi kebutuhan

kehidupannya juga telah mampu memahami pentingnya

pelaksanaan ajaran agama serta bimbingan keagamaan dalam

keluarga serta mampu mengadakan interaksi sosial keagamaan

dengan lingkungannya tetapi belum mampu menghayati serta

12 Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Gerakan KeluargaSakinah, (Bandung: Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat Bidang UrusanAgama Islam, 2001), h. 21-25

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

26

mengembangkan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlakul

karimah, infaq, zakat, amal jariyah, menabung dan sebagainya.

4) Keluarga sakinah III yaitu keluarga yang dapat memenuhi seluruh

kebutuhan keimanan, ketaqwaan, akhlakul karimah, sosial

psikologis dan pengembangan keluarganya tetapi belum mampu

menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.

5) Keluarga sakinah III plus yaitu keluarga yang dapat memenuhi

seluruh kebutuhan keimanan, ketaqwaan, akhlakul karimah secara

sempurna, kebutuhan sosial psikologis dan pengembangannya serta

dapat menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.

Adapun berdasarkan pengertian yang dirumuskan oleh BP4,

maka dapat diuraikan bahwa ciri-ciri keluarga sakinah adalah:13

a. Keluarga dibina atas perkawinan yang sah;

b. Keluarga mampu memenuhi kebutuhan hajat hidup baik secara

materiil maupun spiritual yang layak;

c. Keluarga mampu menciptakan suasana cinta kasih dan sayang antara

sesama anggota;

d. Keluarga mampu menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai

keimanan, ketaqwaan, amal shaleh dan akhlakul karimah;

e. Keluarga mampu mendidik anak remaja minimal sampai dengan

sekolah menengah atas;

13 Departemen Agama RI, Modul Pelatihan Motivator Keluarga Sakinah, (Jakarta:Departemen Agama RI Dirjen Bimas Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan PembinaanSyariah, 2005), h. 49

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

27

f. Kehidupan sosial ekonomi keluarga mampu mencapai tingkat yang

memadai sesuai dengan ukuran masyarakat yang maju dan mandiri.

2. Pembentukan Keluarga Sakinah

Keharmonisan hubungan suami istri merupakan faktor penentu

bagi keharmonisan masyarakat, jika kehidupan suami istri tidak

tentram, maka masyarakatpun menjadi tidak tentram. Kasus

perselisihan, perceraian serta kekerasan dalam rumah tangga, yang

sering terjadi dalam masyarakat salah satunya disebabkan oleh

rendahnya pengetahuan serta pemahaman tentang membentuk keluarga

sakinah, dengan beberapa cara yang dapat dilakukan agar keutuhan dan

kebahagiaan rumah tangga dapat tercipta sehingga tujuan pernikahan

dapat tercapai yaitu,14

1. Proses pembentukan keluarga sesuai dengan ajaran islam

2. melaksanakan hak dan kewajiban dalam keluarga

3. memenuhi kebutuhan biologis dalam keluarga

4. memenuhi kebutuhan psikologis dalam keluarga

5. memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga

6. menyelesaikan konflik secara islami dalam keluarga

7. mengembangkan sikap-sikap islami dalam rumah tangga

8. menerapkan nilai islami dalam mendidik anak

9. membina hubungan baik dengan keluarga besar

14 Ulfatmi, Keluarga Sakinah Dalam Persfektif Islam, (Studi Terhadap Pasangan yangBerhasil Mempertahankan Keutuhan Perkawinan Di kota Padang), (Kementerian Agama RI,2011), h. 63

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

28

Sesungguhnya pernikahan tidak hanya bertujuan untuk memenuhi

insting dan berbagai keinginan yang bersifat materi. Lebih dari itu,

terdapat berbagai tugas yang harus dipenuhi, baik segi kejiwaan,

ruhaniah, kemasyarakatan yang harus menjadi tanggung jawabnya.

Termasuk juga hal-hal lain yang diinginkan oleh insting manusia. Maka

proses awal dalam membentuk sebuah keluarga harus diperhatikan;15

a. Memilih Istri

Anjuran dalam memilih istri karena agamanya, Rasulullah telah

mempertimbangkan bagian inisebagai landasan dalam memilih istri.

karenaperempuan yang beragama meskipun tidak cantik secara fisik,

agama merupakan masalah yang sangat penting untuk

dipertimbangkan. Perempuan yang baik agamanya memiliki

keutamaan yang lebih baikdaripada kecantikan fisik. Ia dapat

menyenangkan hati dan baik prilakunya.

b. Memilih Suami

Suami yang terpuji dalam pandangan Islam adalah yang memiliki

sifat-sifat kemanusiaan yang utama, sifat kejantanan yang sempurna,

ia memendang kehidupan dengan benar, melangkah pada jalan yang

lurus, ia bukanlah orang yang memiliki kekayaan atau orang yang

memiliki fisik yang baik dan kedudukan tinggi, dengan tanpa memberi

pertolongan dengan memberikan anugrah dan unsur yang baik.

15 Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga (Pedoman Berkeluarga dalam Islam),(Jakarta:AMZAH, 2010) h. 37

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

29

Dalam suatu perjalanan rumah tangga tidak slalu berisikan senyum

dan tawa, karena pasti ada masalah-masalah yang akan datang,

keluarga yang sakinah bukan keluarga tanpa masalah, melainkan

keluarga yang mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah

dengan baik dan kepala dingin. Karena itulah ketika hendak

melakukan perkawinan dianjurkan untuk memilih jodoh yang baik

(sholeh atau sholehah), hal ini tidak lain hanya untuk bertujuan dalam

menjadikan perkawinan yang bahagia, sakinah dan harmonis. Untuk

itu dalam upaya membina keluarga sakinah perlu diperhatikan

berbagai aspek secara menyeluruh, diantaranya peranan masing-

masing suami dan istri, baik yang individual maupun yang dimiliki

bersama.16Islam memberikan tuntunan pada setiap manusia untuk

menuntun menuju keluarga sakinah yaitu dengan cara;17

1. Di landasi oleh cinta dan kasih sayang

2. Hubungan saling membutuhkan satu sama lain sebagaimana

suami istri disimbolkan dalam al-Quran dengan pakaian, saling

setia.

3. Suami istri dalam bergaul memperhatikan yang secara wajar di

anggap patut.

Selain itu hal yang dapat mewujudkan keluarga sakinah juga

harus disertai dengan kesungguhan, kesabaran, dari keuletan suami

16 Dedi Junaedi, Perkawinan Membina Keluarga Sakinah Menurut Alquran danAssunnah (Jakarta: Akademika Pressindo, 2003) Cet. 1, h. 220

17 Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga KeluargaBangsa, (Jakarta: Bina Reka Pariwara, 2005), h. 49

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

30

istri. Islam memberikan rambu-rambu dalam sejumlah ayat al-Quran

sebagai legitimasi yang dapat digunakan untuk pegang bagi suami

istridalam upaya membangun dan melestarikan perkawinannya antara

lain;

a) Selalu bersyukur saat mendapat nikmat, baik berupa harta, ilmu,

anak, dan lain-lain, bersyukurlah hanya kepada-Nya atas segala

nikmat yang telah diberikan tersebut supaya apa yang ada dalam

genggaman kita barakah.

b) Senantiasa bersabar dan tawakkal saat tertimpa musibah, karna

semua orang pasti mengharapkan bahwa jalan kehidupannya

selalu lancar dan bahagia, namun kenyataannya tidak demikian.

Sangat mungkin dalam kehidupan berkeluarga menghadapi

sejumlah kesulitan dan ujian, pondasi yang harus kita bangun agar

keluarga tetap bahagia walaupun sedang ditimpa musibah,

senantiasa bersabar.

c) Senantiasa memenuhi janji, karena sebuah janji merupakan bukti

kemuliaan seseorang, setinggi apapun kedudukannya, tapi kalau

sering mengingkari janji tentu tidak akan dipercaya lagi.

d) Suami istri yang selalu berprasangka baik akan lebih

menentramkan hati, sehingga konflik dalam keluarga bisa lebih

diminimalisir.

e) Mencintai keluarga istri sebagaimana keluarga sendiri, berlaku

adil atau tidak berat sebelah adalah hal yang mesti dijalankan oleh

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

31

masing-masing pasangan agar tercipta suasana saling

menghormati dalam rumah tangga.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

keluarga sakinah adalah keluarga hidup yang tentram dan bahagia,

selalu saling berkasih sayang, saling menghargai, saling memberi,

saling membantu, saling mengerti dan memahami, saling berupaya

menyempurnakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap Allah,

keluarga maupun masyarakat.18

Bahwa dalam rangka penguatan ketahanan keluarga sebagai upaya

mewujudkan keluarga sakinah melalui penyelenggaraan pendidikan pra

nikah telah dibuat nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Agama

dengan BP4 nomor 18 tahun 2014 dan nomor 035/7P/BP4/X/2014 tentang

penguatan ketahanan keluarga dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah.

Dengan tujuan membawa masyarakat yang sejahtera dan bahagia dimulai

dari sebuah keluarga yang sakinah maka Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam membuat suatu aturan tentang pedoman pendidikan pra

nikah yang berisikan mekanisme serta prosedur pendidikan yang terarah

sehingga diharapkan sesuai dengan tujuan ditetapkannya peraturan ini,

yaitu menjadikan keluarga bahagia yang sakinah mawaddah warahmah.

18 Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN MalangPress, 2008), Cet. 1, hal. 42-47

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

32

BAB III

KAJIAN UMUM TENTANG PERATURAN DIRJEN BIMAS ISLAM,

BADAN PENASIHATAN, PEMBINAAN DAN PELESTARIAN

PERKAWINAN (BP4) DAN ARRAHMAN PRE WEDDING ACADEMY

A. Peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

No:DJ.II/542 Tahun 2013

1. Latar Belakang Lahirnya Peraturan

Secara sosiologis pernikahan adalah suatu ikatan diantara dua

orang manusia antara laki-laki dan perempuan diikuti percampuran dua

keluarga yang berlatar belakang baik dari segi ekonomi, kebudayaan dan

yang lainnya, secara psikologis pernikahan diharuskan penyatuan

sepasang manusia secara emosional dengan karakteristik yang berbeda

dimana dalam penyatuan tersebut begitu banyak memerlukan perjuangan

karena secara fitrah manusia memiliki kepribadian yang berbeda, untuk

menyatukan dua kepribadian itu sungguh berat, maka dengan adanya

pendidikan pra nikah dapat pembekalan bagaimana cara mereka harus

saling terbuka dalam setiap permasalahan yang timbul dalam keluarga.1

Ketidaksiapan pengantin, baru bisa dilihat bagaimana mereka

berperilaku setelah menikah. Jika masih melakukan kebiasaan seperti

sebelum menikah, hal itu menandakan bahwa mereka tidak sadar kalau

dirinya telah berubah fungsi. Seharusnya mereka telah berpikir tentang

1 Hasniah Hasan, Mencegah Perceraian Masalah Sepele Saja Menghancurkan RumahTangga, artikel diakses pada 22 Januari 2015 darihttp://jatim1kemenag.go.id/file/dokumen/304lensut4pdf.

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

33

bagaimana menyikapi faktor-faktor yang mungkin timbul saat berumah

tangga, seperti ketidakcocokan keluarga, perbedaan pandangan, maupun

bagaimana cara menyikapi kebiasaan buruk pasangan.2 Data statistik

perkawinan di Indonesia pertahun rata-rata mencapai 2 (dua) juta pasang.

Suatu angka fantastis dan sangat berpengaruh terhadap kemungkinan

adanya perubahan sosial masyarakat. Baik buruknya kualitas sebuah

keluarga turut menentukan baik buruknya sebuah masyarakat. Jika

karakter yang dihasilkan sebuah keluarga itu baik, akan berpengaruh baik

kepada lingkungan sekitarnya, tetapi sebaliknya jika karakter yang

dihasilkan jelek, maka akan berpengaruh kuat kepada lingkungannya dan

juga terhadap lingkungan yang besar bahkan tidak mustahil akan

mewarnai karakter sebuah bangsa.

Kualitas sebuah perkawinan sangat ditentukan oleh kesiapan dan

kematangan dari kedua calon pasangan nikah dalam menyongsong

kehidupan berumah tangga. Perkawinan sebagai peristiwa sakral dalam

perjalanan hidup dua individu. Agar dapat membentuk keluarga bahagia

dapat terwujud, maka diperlukan pengenalan tentang kehidupan baru

yang akan dialaminya nanti. Diberi informasi singkat tentang

kemungkinan yang akan terjadi dalam berusaha wanti-wanti jauh hari

agar masalah yang timbul kemudian dapat diminimalisir dengan baik,

untuk itu bagi remaja usia nikah atau calon pengantin sangat perlu

mengikuti pembekalan dalam bentuk kursus pra nikah dan parenting

2 Hasniah Hasan, Mencegah Perceraian Masalah Sepele Saja Menghancurkan RumahTangga, artikel diakses pada 22 Januari 2015 darihttp://jatim1kemenag.go.id/file/dokumen/304lensut4pdf

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

34

yang merupakan salah satu upaya penting dan strategis. Untuk itulah

akhir-akhir ini marak tumbuh lembaga dari Ormas Islam dan LSM yang

menyelenggarakan kursus pra nikah, sebagai dasar penyelenggaraan

kursus pra nikah ini maka diterbitkan peraturan Dirjen Masyarakat Islam

tentang kursus pra nikah ini. Dalam rangka tertib administrasi dan

implementasinya, bagi lembaga/badan/organisasi keagamaan Islam yang

akan menjadi penyelenggara kursus pra nikah harus sudah mendapat

akreditasi dari Kementerian agama.

2. Kurikulum dan Silabus Kursus Pranikah

a. Kelompok Dasar

1. Kebijakan Kementerian Agama tentang Pembinaan Keluarga

Sakinah.

2. Kebijakan Ditjen Bimas Islam tentang Pelaksanaan Kursus Pra

Nikah.

3. Hukum Munakahat.

4. Prosedur pernikahan.

5. Peraturan Perundangan tentang perkawinan dan pembinaan

keluarga.

1) UU Perkawinan dan KHI (konsep perkawinan, azas

perkawinan, pembatasan poligami, batasan usia nikah,

pembatalan perkawinan, perjanjian perkawinan, harta

bersama, hak dan kewajiban, masalah status anak,

perkawinan campuran)

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

35

2) UU Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Pengertian

KDRT, bentuk-bentuk KDRT, faktor-faktor Penyebab

KDRT, dampak KDRT, aturan hukum, tanggung jawab

Pemerintah dan keluarga.

3) Undang-undang perlindungan anak.

b. Kelompok Inti

a. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga.

1) Fungsi Agama (fungsi nilai-nilai ajaran agama Islam dalam

kehidupan rumah tangga, Fungsi pemeliharaan fitrah

manusia, Penguatan tauhid dengan pengembangkan akhlakul

karimah).

2) Fungsi reproduksi (Fungsi reproduksi yang didasarkan

akad perkawinan yang suci).

3) Fungsi kasih sayang dan afeksi (kasih sayang dan afeksi

sebagai kebutuhan dasar manusia, Kedekatan dan kelekatan

fisik dan batiniah anak dan orang tua, ketertarikan kepada

lawan jenis sebagai sunatullah, kasih sayang sebagai

landasan amal sholeh yang memberi manfaat bagi sesama)

4) Fungsi Perlindungan (hak dan kewajiban suami isteri

memiliki fungsi perlindungan, perlindungan terhadap

anggota keluarga dari kekerasan dan pengabaian,

perlindungan terhadap hak tumbuh kembang anak)

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

36

5) Fungsi pendidikan dan sosialisasi (Fungsi keluarga bagi

pembentukan karakter, Fungsi sosialisasi dan transmisi

nilai, Fungsi keteladanan dan modeling, Fungsi membangun

benteng moralitas)

6) Fungsi ekonomi (Fungsi produksi untuk memperoleh

penghasilan, fungsi pembelanjaan untuk memenuhi

kebutuhan bagi kelangsungan keluarga, keseimbangan

antara income dan pengeluaran, diperlukan tata kelola

keuangan keluarga)

7) Fungsi sosial budaya (Keluarga sebagai unit terkecil dan inti

dari masyarakat, keluarga sebagai lingkungan sosial budaya

terkecil, nilai-nilai keluarga mencerminkan nilai-nilai dalam

masyarakat, pengejawantahan nilai-nilai agama)

b. Merawat cinta kasih dalam keluarga

1) Nilai-nilai dalam keluarga untuk mewujudkan mu’asyarah bil

ma’ruf (larangan menyia-nyiakan suami/isteri, menahan diri

dan mencari solusi positif).

2) Formula sukses dalam mengelola kehidupan perkawinan

dan keluarga (saling memahami dan saling menghargai)

3) Komunikasi efektif dalam pengelolaan hubungan keluarga.

(Diskripsi komunikasi yang efektif, Komunikasi dalam

keluarga, Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, Macam-

macam komunikasi dalam keluarga)

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

37

c. Manajemen Konflik dalam Keluarga

1) Faktor penyebab konflik (perbedaan kepentingan dan

kebutuhan, komunikasi tidak efektif, hambatan penyesuaian

diri)

2) Tanda-tanda perkawinan dalam bahaya (cekcok terus menerus,

cara komunikasi yang merusak hubungan).

3) Solusi atau cara mengatasi konflik (pasangan, keluarga besar

masing-masing pihak, institusi konseling).

c. Kelompok Penunjang

1) Buku saku membina keluarga Bahagia.

2) Majalah perkawinan dan keluarga BP4.

3) penugasan/rencana aksi.3

B. Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4)

1. Tugas dan Fungsi BP4

Badan penasihatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP4)

pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Badan

penasihatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan merupakan

organisasi profesional yang bersifat sosial keagamaan sebagai mitra kerja

Departemen Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawaddah

warahmah, berdasarkan Islam dan pancasila. Tujuan Bp4 untuk

mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah

3Peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: DJ.II/542 Tahun2013

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

38

menurut ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia

yang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, materil, dan spiritual.

Untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut pada pasal 4 dan 5,

BP4 mempunyai upaya dan usaha sebagai berikut:

1) Memberikan bimbingan, penasihatan dan penerangan mengenai

nikah, talak, cerai, rujuk kepada masyarakat baik perorangan

maupun kelompok;

2) Memberikan bimbingan tentang peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan keluarga;

3) Memberikan bantuan mediasi kepada para pihak yang berperkara di

Pengadilan Agama.

4) Memberikan bantuan advokasi dalam mengatasi masalah

perkawinan, keluarga dan perselisihan rumah tangga di Peradilan

agama;

5) Menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian, poligami yang

tidak bertanggung jawab, pernikahan dibawah umur dan pernikahan

tidak tercatat;

6) Bekerja sama dengan instansi, lembaga dan organisasi yang

memiliki kesamaan tujuan baik di dalam maupun di luar negeri;

7) Menerbitkan dan menyebarluaskan majalah perkawinan dan

keluarga, buku, brosur, dan media elektronik yang dianggap perlu;

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

39

8) Menyelenggarakan kursus calon pengantin, penataran/pelatihan,

diskusi, seminar dan kegiatan-kegiatan sejenis yang berkaitan

dengan perkawinan dan keluarga;

9) Menyelenggarakan pendidikan keluarga untuk meningkatkan

penghayatan dan pengemalan nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan

akhlakul karimah dalam rangka membina keluarga sakinah;

10) Berperan aktif dalam kegiatan lintas sektoral yang bertujuan

membina keluarga sakinah;

11) Meningkatkan upaya pemberdayaan ekonomi keluarga;

12) Upaya dan usaha lain yang dipandang bermanfaat untuk kepentingan

organisasi serta bagi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.4

2. Tugas Pokok dan Fungsi KUA Ciputat

Berdasarkan keputusan Mentri Agama nomor 517 tahun 2001

tentang penataan organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan

Ciputat adalah melaksanakan sebagian tugas Kementerian Agama kantor

kabupaten Tangerang dibidang urusan agama Islam dan wilayah

kecamatan Ciputat dan kecamatan Ciputat timur. Kantor Urusan Agama

(KUA) kecamatan Ciputat dipimpin oleh seorang kepala yang

mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana termaktub dalam keputusan

Menteri Agama Nomor 477 Tahun 2004 tentang pencatatan nikah pasal 2

ayat 1 sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi.

4 Hasil MUNAS BP4 ke XIV/2009 Jakarta, 1-3 Juni 2009.

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

40

b. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, dan

rumah tangga KUA.

c. Melakukan pembinaan kepenghuluan, keluarga sakinah, ibadah sosial,

pangan halal, kemitraan zakat, wakaf, ibadah haji, dan kesejahteraan

keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam sesuai perundang-undangan yang

berlaku.

d. Mengatur pola kerja para penghulu yang berada dilingkungan wilayah

kerjanya.

Kepala KUA kecamatan Ciputat dalam pelaksanan tugasnya

memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan kantor dalam bentuk

bimbingan serta petunjuk pelaksanaan (juklak) masing-masing staff, dengan

mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung

jawab kepada kepala Kementerian Agama kantor kabupaten Tangerang.

C. Lembaga Arrahman pre Wedding Academy

Minimnya lembaga pendidikan yang fokus pada pembentukan

keluarga Islami, mendorong Arrahman Qur’anic Learning Center (AQL)

mendirikan lembaga pendidikan yang fokus pada pendidikan rumah tangga

Islami. Dengan sasaran membangun komunitas pembinaan keluarga Islami.

Arrahman Pre Wedding Academy (APWA) merupakan sebuah

lembaga non formal yang memberikan semacam les menuju rumah tangga

yang Islami. Akademi ini digagas Ust Bachtiar Nasir,Lc.MM yang menjadi

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

41

pendiri dan pembina Arrahman Pre Wedding Academy (APWA) dan ar-

Rahman Quranic Learning Center (AQL).

Program Kegiatan Arrahman Pre Wedding Academy (APWA) antara lain :

1) Kursus Pra Nikah Islami

Kursus pra nikah Islami (KPNI) telah di selenggarakan sejak tahun

2010. Sampai saat ini telah diselenggarakan sebanyak 6 (enam) angkatan

dengan jumlah alumni sebanyak 390 (tiga ratus sembilan puluh) orang.

Kelas untuk angkatan berikutnya akan segera dibuka dengan maksimal

jumlah peserta sebanyak 85 (delapan puluh lima) orang.

Materi Pengajar

Fiqih Nikah dan Proses Pernikahan

dalam Islam

Ust. Bachtiar Nasir, Lc. MM

Akhlak dan Etika Pra Nikah dan

Pernikahan Islami

Ust. Salim Sholeh Muhdar, Lc.

Manajemen Rumah Tangga Islami Ust. Khalid Z.A. Basalamah, Lc.

Hukum Perkawinan Bagi Orang Islam

di Indonesia

Neng Djubaedah, S.H., M.H.

Kesehatan Pra Nikah dan Keluarga Prof.dr.Wahyuning Ramelan, Sp.And.

Parenting (Pola Asuh) Islami Ust.Bendry Jaisyurrahman, S.Ikom.

Psikologi Keluarga Islami Dr. Sitaresmi S. Soekanto M.Psi.T

Keuangan Keluarga Ahmad Gozali

outbond Tim Outbond

Setiap Ahad (Minggu) waktu Pertemuan:

1. Selama 12 (dua belas) pekan @ 2 (dua) sessi

2. Sessi 1 : 08.00 – 09.50 WIB (110 menit)

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

42

3. Sessi 2 : 10.10 – 12.00 WIB (110 menit)

Fasilitas yang diperoleh Peserta:

a. Training kit

b. Sertifikat

c. Snack

2) Seminar Pra Nikah Islami (SPNI)

Seminar pra nikah Islami (SPNI) merupakan salah satu kegiatan yang

memberikan pengetahuan singkat dan penambahan wawasan kepada umat

Islam tentang persiapan pernikahan yang sesuai syariat Islam. Selain itu

menjadi sarana syiar ilmu bagi umat Islam, tentang persiapan pernikahan

yang sesuai syariat Islam.5 SPNI telah sukses diselenggarakan sejak tahun

2010 dan akan menjadi agenda tahunan. Tema SPNI dikemas dengan menarik

dan berbeda tiap tahunnya sehingga para peserta mendapatkan wawasan yang

segar dan bermanfaat untuk bekal pernikahan. Pembicara seminar merupakan

orang-orang yang profesional dibidangnya sehingga suasana menjadi hidup

dan menarik6. Allah berfirman dalam surat An-Nuur (24) ayat 32 :

Artinya:” Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, danorang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang

5 Situs Mizan Amanah, Lajang Mizan Amanah Ikut Seminar Pra Nikah, diakses padatanggal 04 Maret 2015 http://mizanamanah.org/kabar/berita/169-lajang-mizan-amanah-ikut-seminar-pra-nikah.html

6 Situs resmi Arrahman Prewedding Academy, di akses pada tanggal 04 Maret 2015https://apwa.wordpress.com/about/

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

43

lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskinAllah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah MahaLuas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.(QS.An-Nuur 24 : 32)

Serta anjuran menikah dijelaskan pada hadits Rasulullah sebagai berikut:

ـباب مـن اسـتطاع مـنكم : قـال رسـول اهللا ص: ل عن ابن مسعود قـا يـا معشـر الش

و مــــن مل يســـتطع فـعليــــه . البـــاءة فـليتـــــزوج، فانـــه اغــــض للبصـــر و احصــــن للفـــرج

)اجلماعة(.بالصوم فانه له وجاء

Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Hai parapemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, makanikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkanpandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yangbelum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itubaginya (menjadi) pengekang syahwat”. (HR. Jamaah)

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

44

BAB IV

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BIMAS ISLAM DI BP4 DAN LEMBAGA

ARRAHMAN PRE WEDDING ACADEMY

A. Pelaksanaan pendidikan pra nikah di BP4 dan lembaga Arrahman Pre

Wedding Academy

Sesuai ketentuan pasal 3 ayat 1 peraturan Dirjen bimbingan masyarakat

Islam tahun 2013 tentang penyelenggaraan kursus pra nikah: bahwa

penyelenggaraan kursus pra nikah adalah badan penasihatan, pembinaan, dan

pelestarian perkawinan (BP4) atau lembaga/organisasi keagmaan Islam

lainnya sebagai penyelenggara kursus pra nikah yang telah mendapat

akreditasi dari Kementerian Agama.

Dengan ketentuan ini maka penyelenggaraan kursus pra nikah dapat

dilaksanakan oleh badan atau lembaga di luar instansi pemerintah dalam hal

ini KUA kecamatan, tetapi pelaksanaannya dilakukan oleh

badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam yang telah memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah dalam hal ini adalah

Kementerian Agama berfungsi sebagai regulator, pembina, dan pengawas.

Berbeda pelaksanaannya dengan kursus calon pengantin yang dilakukan pada

waktu yang lalu dilaksanakan langsung oleh KUA/BP4 kecamatan.

Penyelenggaraan kursus pra nikah sebagaimana diatur dalam pedoman ini

memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk ikut serta

berpartisipasi dalam pembinaan dan pembangunan keluarga serta membantu

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

45

mengurangi perceraian dan kekerasan dalam keluarga. Kementerian Agama

sebagai regulator dan pengawas bertanggung jawab untuk memberikan

bimbingan pembinaan kepada badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pra nikah agar pembekalan dapat terarah, tepat sasaran

dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, selain itu pembinaan dan

pembangunan keluarga tidak lagi tertumpuk pada tanggung jawab bersama

masyarakat untuk bahu membahu meningkatkan kualitas keluarga dalam

upaya menurunkan angka perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga

yang selama ini marak dimasyarakat.1

1. Pelaksanaan Pendidikan pra nikah di KUA Ciputat

Berdasarkan instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

No:DJ.II/542 Tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan pra nikah

menginstruksikan agar para calon pengantin melaksanakan kursus calon

pengantin 10 hari setelah mendaftar di KUA yang berwenang dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebelum melaksanakan

program kursus pra nikah, calon pengantin terlebih dahulu mendaftarkan

pernikahannya ke KUA melalui PPN lalu dilakukan pemeriksaan

kesehatan oleh calon pengantin sebagai syarat melakukan sebuah

pernikahan. Setelah semua syarat dilengkapi maka calon pengantin dapat

mengikuti kursus calon pengantin mengikuti bimbingan dari pihak KUA.

Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA kecamatan Ciputat

dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari kerja yaitu setiap hari

1 Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor:DJ.II/542 Tahun 2013

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

46

Kamis, selama kurang lebih antara 3 sampai 4 jam, dimulai dari pukul

08.00 WIB dan selesai 12.00 WIB, pelaksanaan kursus calon pengantin

yang berbarengan dengan hari aktif untuk bekerja dan sifat dalam aturan

hukum tersebut yang berupa anjuran dan tidak ada hukuman jika tidak

melaksanakannya membuat para calon pengantin belum keseluruhan

mengikuti kursus calon pengantin tersebut. 2

Metode yang digunakan dalam kursus calon pengantin yaitu dengan

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan disertai dengan latihan

seperti latihan ijab qabul perkawinan. Pemateri atau narasumber

merupakan orang yang ahli/profesional dibidangnya, yakni konsultan

keluarga, tokoh agama, psikolog yang dapat memberikan pengetahuan

dan pemahaman upaya membentuk keluarga sakinah. Materi yang

disampaikan dalam kursus calon pengantin ini meliputi fikih munakahat,

kewajiban suami istri, pengetahuan seputar psikologi keluarga, kesehatan

keluarga, serta undang-undang perkawinan namun dikarenakan faktor

waktu yang amat singkat maka pemberian materi belum dapat dilakukan

secara maksimal sehingga pemateri atau narasumber belum menjelaskan

secara menyeluruh. Setelah mengikuti kursus calon pengantin, peserta

mendapatkan sertifikat kursus calon pengantin yang nantinya sertifikat

tersebut digunakan untuk mendaftarkan kehendak nikah di KUA

setempat.

2 Wawancara dengan bapak Abung Hanifah SHI, pada tanggal 09 Maret 2015 di KUACiputat

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

47

Metode yang digunakan dalam pemberian materi pada pendidikan

pra nikah di KUA Ciputat telah sesuai dengan apa yang ada dalam

silabus, hanya saja dalam pelaksanaannya belum terealisasi dengan baik

karena faktor singkatnya waktu pembelajaran, sehingga tidak maksimal

dalam penyerapan ilmu tentang pendidian pra nikah tersebut.

2. Pelaksanaan Pendidikan Pra nikah di Arrahman Pre Wedding

Academy

Kursus pra nikah Islami (KPNI) memberikan bekal pengetahuan

yang memadai kepada umat Islam tentang pra nikah dan pernikahan yang

sesuai syariat Islami dalam rangka membentuk keluarga Islami dan

membangun tatanan sosial Ilahiyah. Kursus Pra Nikah Islami (KPNI)

merupakan kursus yang rutin dilakukan sejak tahun 2010 dan hingga saat

ini telah meluluskan sebanyak 6 (enam) angkatan dengan jumlah alumni

sebanyak 390 orang. Jumlah peserta dibatasi maksimal 85 (delapan puluh

lima )orang 30 orang laki-laki dan 55 perempuan.

Jumlah pertemuan dilakukan sebanyak 12 (dua belas) pekan total

25 sesi pada setiap hari Minggu, sesi pertama dimulai pada jam 08.00 –

09.50 menit (110) menit , sesi kedua dimulai pada jam 10.10 – 12.00

WIB (110) menit. Tempat belajar di Arrahman Quranic Learning Center

(AQL) di Jl. Tebet Utara 1 No.40, Jakarta Selatan. Para peserta kursus

mendapatkan berbagai macam fasilitas seperti training kit (ordner

Hardcopy Modul, notepad, ballpoint), sertifikat (menyerahkan pasfoto

berwarna 40 X 6 2 lembar), serta mendapatkan snack.

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

48

Kursus pra nikah Islami dilaksanakan dengan metode ceramah,

diskusi, tanya jawab dengan berbagai materi-materi sebagai berikut, niat

dan fikih nikah (2 sesi), manajemen rumah tangga (3 sesi), akhlak, etika

pra nikah dan pernikahan Islami (3 sesi), hukum perkawinan bagi orang

Islam di Indonesia (4 sesi), kesehatan pra nikah dan keluarga (3 sesi),

parenting (pola asuh) Islami (3 sesi), psikologi keluarga Islami (3 sesi),

keuangan keluarga ( sesi), outbond pada hari libur. Biaya kursus sekitar

800.000 (delapan ratus ribu rupiah) dan kursus pra nikah ini terbuka

untuk umum, baik bagi yang mempersiapkan pernikahan, yang hendak

akan menikah, maupun yang baru saja menikah.3 Pelaksanaan pendidikan

di Arrahman tersebut telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh

Dirjen Bimas Islam, baik dalam proses pendidikan maupun silabus

(materi) yang disampaikan hanya saja karena ketidaktahuan, dan

kurangnya sosialisasi peraturan kepada masyarakat maka lembaga

Arrahman tidak mendaftarkan lembaganya untuk diakreditasi oleh

Kementerian Agama.

B. Hambatan dan Tantangan dalam Proses Pendidikan Pra Nikah

1. Hambatan dan Tantangan Dalam Proses Pendidikan Pra Nikah di

KUA Ciputat

Pembiayaan kursus pra nikah sesuai peraturan Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam pada pasal 5 (lima) dapat bersumber dari

dana APBN, dan APBD. Dana pemerintah berupa APBN dan APBD bisa

3 Arsip Arrahman Pre Wedding Academy

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

49

diberikan kepada penyelenggara dalam bentuk bantuan. Bantuan kepada

lembaga/badan penyelenggara dapat dibenarkan sepanjang untuk

peningkatan kesejahteraan dan pembinaan umat sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku, pemerintah dapat membantu badan/lembaga

swasta dari dana APBN/APBD.4

Pernyataan dalam peraturan belum efektif karena kenyataan yang

terjadi belum sesuai dengan KUA Ciputat. Dana/anggaran yang masuk

ke dalam kas KUA Ciputat tidak ada sama sekali, bahkan ditemukan hak

pegawai dalam hal gaji bulanan yang belum terpenuhi karena minimnya

anggaran. Hal ini merupakan penghambat atas terlaksananya program

kursus bagi calon pengantin, karena dari para calon pengantin tidak

dipungut biaya untuk mengikuti kursus jadi pihak KUA merasa sangat

kesulitan untuk mengatur dana yang serba terbatas tersebut.5 Pendapat ini

sejalan dengan pernyataan narasumber yang telah diwawancarai oleh

penulis selaku penghulu di Kecamatan Ciputat yang menyatakan bahwa

pelaksanaan kursus calon pengantin belum optimal dikarenakan waktu

yang singkat, kesadaran masyarakat yang kurang akan pentingnya

pendidikan pra nikah, serta minimnya dana operasional sehingga

pihaknya kesulitan mengundang pemateri maupun narasumber dari

instansi lain. Karena dalam mengundang pemateri memerlukan biaya.

4 Peraturan Dirjen Bimas Islam No:DJ.II/542 Tahun 20135 Wawancara dengan bapak Abung Hanifah selaku penghulu di KUA Ciputat pada

Tanggal 09 Maret 2015

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

50

2. Hambatan dan Tantangan Dalam proses pendidikan Pra Nikah di

Arrahman Pre Wedding Academy

Kelayakan dan kinerja penyelenggara dilihat dari berbagai unsur

yang terkait, mengacu pada baku kualitas yang dikembangkan

berdasarkan indikator-indikator program kegiatan yang dilaksanakan oleh

organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pra nikah;

Proses pendidikan pra nikah di Arrahman Pre Wedding Academy

telah berjalan dengan baik, dengan para narasumber atau pembicara yang

mahir dibidangnya, serta cara pemberian materi yang tidak sulit dipahami,

tapi tidak lepas dari hambatan yaitu berupa kurangnya fasilitas tempat

belajar. Karena terbatasnya ruangan yang menjadi pusat pembelajaran

seluruh kegiatan di Arrohman Quranic Learning Center (AQL).

Kegiatan seminar akbar Pra Nikah Islami (SPNI) yang diadakan

oleh Arrahman pada setiap tahun sekali sangat disambut antusias oleh

masyarakat terbukti dengan banyaknya peserta yang mengikuti seminar

tersebut, dengan banyaknya antusias para peserta tidak efektif jika seminar

dilakukan di Arrahman Quranic Learning Center (pusat Lembaga

Arrahman Pre Wedding Academy) maka gedung SMESCO UKM di

Pancoran Jakarta Selatan menjadi pilihan untuk mengadakan seminar

tersebut.

a) Kurangnya sosialisasi dari Kementerian Agama menjadi hambatan dalam

akrediasi lembaga Arrahman Pre Wedding Academy, sehingga

Ketidaktahuan pihak Arrahman Pre Wedding Academy akan peraturan

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

51

dan berbagai mekanisme bagi penyelenggara pra nikah. Padahal dalam

akreditasi sangat bermanfaat agar organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pra nikah dapat melakukan peningkatan kualitas

atau pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi, serta

organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pra nikah dapat

mempertanggung jawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi

harapan atau keinginan masyarakat.

C. Analisis Penulis

Menurut pengamatan yang penulis lakukan di Kantor Urusan Agama

Ciputat dan di Lembaga Arrahman Pre wedding Academy Tebet Jakarta

Selatan pelaksanaan pendidikan pra nikah belum dilakukan secara optimal,

karena proses pendidikan dilaksanakan selama 3 sampai 4 jam pelajaran saja.

Tentu hal ini tidak sesuai dengan apa yang telah diatur dalam peraturan

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 542 Tahun 2013

tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan pra nikah yang disebut dalam

BAB II bahwa pendidikan yang dimaksud adalah sebagai pembekalan singkat

(short cource) yang diberikan kepada remaja usia nikah atau calon pengantin

dengan waktu tertentu yaitu selama 24 jam pelajaran (JPL) selama 3 (tiga)

hari atau dibuat beberapa kali pertemuan dengan JPL yang sama, sekurang-

kurangnya 16 jam pelajaran. Seharusnya pendidikan pra nikah dilaksanakan

tidak sesingkat hanya sekedar 3 sampai 4 jam, karena itu menurut penulis

tidak akan maksimal pemahaman serta penyerapan ilmu peserta pendidikan

pra nikah. Alangkah lebih baik apabila pendidikan pra nikah menjadi program

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

52

yang unggul, solusi sedini mungkin dalam meminimalisir perceraian dan

menjadikan keluarga yang bahagia, sakinah mawaddah warahmah, sesuai

dengan tujuan ditetapkannya peraturan ini.

Dalam peraturan Dirjen Bimas Islam nomor 542 tahun 2013 penulis

tidak menemukan adanya pasal yang mengatur secara jelas sanksi bagi calon

pengantin yang tidak mengikuti pendidikan pra nikah, sehingga penafsiran

tentang pendidikan pra nikah ini banyak maknanya, serta peraturan

pendidikan pra nikah dianggap hanya bersifat anjuran. Padahal peraturan

yang sudah disahkan akan mengikat kepada subyek hukum tersebut, yaitu

para remaja usia nikah, khususnya para calon pengantin yang akan

mendaftarkan kehendak nikah.

Pada bagian ketiga pasal (5) dalam hal pembiayaan, ketentuan

pembiayaan penyelenggara pendidikan pra nikah dapat bersumber dari APBN

dan APBD, Bapak Abung Hanifah selaku narasumber yang telah

diwawancarai oleh penulis menyatakan bahwa tidak ada anggaran yang

masuk kedalam kas KUA Ciputat, tentu hal ini menjadi hambatan terhadap

pelaksanaan pendidikan pra nikah, karena dalam teknisnya membutuhkan

konsumsi, proyektor sebagai sarana penyampain materi, biaya pemanggilan

narasumber yang kompeten, sarana memadai dalam proses pendidikan dan

sebagainya. kalau komponen tersebut tidak terpenuhi maka mustahil

penegakan hukum akan tercapai sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Nomor:DJ.II/542 Tahun 2013 tentang pedoman

penyelenggaraan pra nikah. Menurut Soerjono Soekanto, inti dalam penelitian

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

53

hukum secara sosiologis atau empiris adalah efektifitas hukum. Efektifitas

hukum adalah pengaruh hukum terhadap masyarakat, sedangkan inti dari

pengaruh hukum terhadap masyarakat adalah prilaku warga masyarakat yang

sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika masyarakat berprilaku sesuai dengan

yang diharapkan atau yang dikehendaki oleh hukum, maka dapat dikatakan

bahwa hukum yang bersangkutan adalah efektif.

Sesuai ketentuan pasal 3 ayat 1 dalam peraturan Dirjen Bimas Islam

tahun 2013 penyelenggara kursus yaitu badan penasihatan, pembinaan, dan

pelestarian perkawinan (BP4) atau lembaga/organisasi keagamaan Islam

lainnya sebagai penyelenggara kursus pra nikah yang telah mendapat

akreditasi dari Kementerian Agama, Dengan ketentuan ini maka

penyelenggara kursus pra nikah dapat dilaksanakan oleh

badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam yang telah memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh pemerintah. Penyelenggara kursus pra nikah

sebagaimana diatur dalam pedoman memberi kesempatan yang luas kepada

masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembinaan dan

pembangunan keluarga serta mengurangi angka perceraian dan kekerasan

dalam keluarga. Kementerian Agama sebagai regulator dan pengawas

bertanggung jawab memberikan bimbingan pembinaan kepada badan

penyelenggara kursus pra nikah agar dapat pembekalan yang terarah, tepat

sasaran dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, selain itu pembinaan dan

pembangunan keluarga tidak lagi tertumpuk pada tanggung jawab pemerintah

secara sepihak tapi menjadi tanggung jawab bersama masyarakat untuk bahu-

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

54

membahu meningkatkan kualitas keluarga dalam upaya menurunkan angka

perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini marak di

masyarakat.

Akreditasi merupakan pengakuan terhadap badan atau lembaga yang

menyelenggarakan kursus pra nikah setelah dinilai memenuhi kriteria dan

persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama. Tujuan akreditasi bagi

penyelenggara kursus pra nikah adalah untuk:

b) Pengetahuan, yakni untuk mengetahui bagaimana kelayakan dan kinerja

badan/lembaga/organisasi penyelenggara dilihat dari berbagai unsur yang

terkait, mengacu pada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan

indikator-indikator program kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi

keagamaan Islam penyelenggara kursus pra nikah;

c) Akuntabilitas; yakni agar organisasi keagamaan Islam penyelenggara

kursus pra nikah dapat mempertanggung jawabkan apakah layanan yang

diberikan memenuhi harapan atau keinginan masyarakat;

d) Kepentingan pengembangan; yakni agar organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pra nikah dapat melakukan peningkatan kualitas

atau pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi.

Beberapa komponen penilaian akreditasi penyelenggara pendidikan pra

nikah yang terdiri dari enam komponen yaitu:

1) Kurikulum dan proses belajar mengajar;

2) Administrasi dan manajemen;

3) Organisasi dan kelembagan;

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

55

4) Sarana dan prasarana

5) Ketenagaan;

6) Pembiayaan;

7) Peserta didik;

Masing-masing komponen dijabarkan kedalam beberapa aspek yang

dituangkan dalam beberapa indikator instrumen visitasi.

Menurut pengamatan yang penulis lakukan selama penelitian di

lembaga Arrahman Pre Wedding Academy, pelaksanaan dari peraturan

Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam tidak efektif, karena

ketidaktahuan pihak mengenai adanya peraturan tersebut, bahkan tidak ada

satupun organisasi masyarakat penyelenggara pendidikan pra nikah yang

telah mendapat akreditasi dari Kementerian Agama selain Bp4, padahal

telah ditemui beberapa lembaga penyelenggara kursus/pendidikan pra

nikah, yang menurut penulis dengan berdasarkan pedoman penyelenggaraan

pendidikan pra nikah No: 542 tahun 2013 telah sesuai dan layak

mendapatkan akreditasi dari pemerintah. Beberapa persyaratan bagi

penyelenggara pendidikan pra nikah yang hendak mengajukan akreditasi ke

Kementerian Agama sebagai berikut:

a) Memiliki surat keputusan/surat izin kelembagaan;

b) Memiliki tenaga pengajar/tutor yang memiliki kompetensi akademis

maupun teknis yang dibuktikan dengan ijazah;

c) Memiliki kurikulum/silabi serta bahan ajar kursus pra nikah sesuai

standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Kementerian Agama);

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

56

d) Memiliki sarana dan prasarana yang memadai (ruang kantor/ruang

belajar, media atau alat bantu pembelajaran, komputer/mesin tik, daftar

registrasi peserta pendidikan pra nikah, papan blank lembaga dn

pengumuman, buku pengelolaan keuangan, jadwal penyelenggaraan

pendidikan pra nikah, file kepegawaian/tenaga pengajar;

e) Profil badan atau lembaga.

Lembaga pendidikan pra nikah Arrahman Pre wedding Academy

(APWA) yang berdiri atas kepedulian terhadap nasib bangsa dan secara

proses pendidikan telah layak mendapatkan akreditasi dari Kementerian

Agama, dikarenakan kurangnya sosialisasi terhadap peraturan tersebut,

maka pihak penyelenggara pendidikan pra nikah swasta (Arrahman Pre

Wedding Acdemy) tidak mendaftarkan lembaganya, padahal jika lembaga

Arrahman Pre Wedding Academy telah terakreditasi maka lebih tersebar

keberadaannya dan para remaja dapat mengikuti program tersebut, hingga

mendapatkan ilmu tentang keluarga sedini mungkin. Menanamkan

pemahaman kehidupan berkeluarga sedari awal sehingga telah siap dalam

berumah tangga nantinya, dan tujuan pernikahanpun akan tercapai yaitu

menjadikan keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, sesuai dalam Al-

Quran maupun Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

Suatu contoh perihal komunikasi hukum, kiranya sudah jelas supaya

hukum benar-benar dapat mempengaruhi perikelakuan warga masyarakat,

maka hukum tadi harus disebarkan seluas mungkin sehingga melembaga

dalam masyarakat. Adanya alat-alat komunikasi tertentu merupakan salah

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

57

satu syarat penyebaran serta pelembagaan hukum. Komunikasi hukum

tersebut dapat dilakukan secara formal, yaitu suatu tata cara yang

terorganisasikan dengan resmi.

Hemat penulis peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam No:DJ.II/542 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan pra nikah

dengan tujuan membentuk keluarga yang sakinah perlu sebuah pola

pembentukan pembelajaran yang matang. Pembentukan sebuah keluarga

diperlukan adanya sebuah program pendidikan yang terpadu dan terarah.

Program pendidikan dalam keluarga ini harus pula mampu memberikan

deskripsi kerja yang jelas bagi tiap individu dalam keluarga sehingga masing-

masing dapat melakukan peran yang berkesinambungan demi terciptanya

sebuah lingkungan keluarga yang kondusif untuk mendidik anak secara

maksimal.

Upaya mewujudkan keluarga sakinah dalam rangka penguatan

ketahanan keluarga sebagai upaya mewujudkan keluarga sakinah melalui

penyelenggaraan pendidikan pra nikah telah dibuat nota kesepahaman

antara Kementerian Agama dengan BP4 nomor 18 tahun 2014 dan nomor

035/7P/BP4/X/2014 tentang penguatan ketahanan keluarga dalam upaya

mewujudkan keluarga sakinah, dengan tujuan membawa masyarakat yang

sejahtera dan bahagia dimulai dari sebuah keluarga yang sakinah, maka

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam membuat suatu aturan

tentang pedoman pendidikan pra nikah yang berisikan mekanisme serta

prosedur pendidikan yang terarah sehingga diharapkan sesuai dengan tujuan

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

58

ditetapkannya peraturan ini, yaitu menjadikan keluarga bahagia yang

sakinah mawaddah warahmah.

Pelaksanaannya merujuk kepada faktor-faktor yang mempengaruhi

efektifitas hukum. Menurut Soerjono Soekanto salah satunya adalah faktor

hukum itu mempengaruhi efektifitas pelaksanaan atau penegakan hukum itu

juga. Hukum sebagai sarana yang ditujukan untuk mengubah perikelakuan

warga masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Salah satu masalah yang dihadapi dalam bidang ini adalah

apabila hukum-hukum tertentu yang dibentuk dan diterapkan, ternyata tidak

efektif. Gejala-gejala semacam itu akan timbul, apabila ada faktor-faktor

tertentu yang menjadi penghalang. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari

pembentuk hukum, penegak hukum, maupun golongan lain didalam

masyarakat. Peraturan Nomor 542 tahun 2013 ini belum efektif dalam

masyarakat karena masih terdapat bebarapa pasal-pasal yang belum

terlaksana, faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum,

serta sosialisasi peraturan tersebut terhadap masyarakat luas khususnya

kepada lembaga-lembaga/organisasi masyarakat penyelenggara pendidikan

pra nikah dan kepada BP4 yang telah mendapatkan akreditasi atau

pengakuan dari Kementerian Agama.

Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat.

Sosialisasi hukum yang terarah maka akan tercipta budaya hukum yang baik

dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai makna hukum selama

ini. Secara sederhana, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

59

merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. Kurangnya kesadaran

serta partisipasi masyarakat terhadap peraturan dikarenakan dalam produk

hukum tidak dijelaskan secara rinci sanksi bagi yang tidak mengikuti

pendidikan pra nikah bagi remaja usia nikah bahkan yang hendak menikah.

Para calon pengantin yang hendak menikah tanpa sertifikat boleh

melakukan pernikahan. Peraturan ini hanya bersifat anjuran yang

mengakibatkan masyarakat tidak mematuhi peraturan tersebut. Memaknai

hukum sebagai perangkat peraturan yang mengatur masyarakat, barulah

berarti apabila senyatanya didukung oleh sistem sanksi yang tegas dan jelas.

Dalam pelaksanaannya harus tercipta hubungan yang saling

mendukung agar tercipta keselarasan dan tujuan dari ditetapkannya

peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 542

Tahun 2013. Hukum harus dikomunikasikan dengan baik, tujuannya

menciptakan pengertian bersama, supaya hukum benar-benar dapat

mempengaruhi prilaku warga masyarakat, maka hukum harus disebarkan

seluas mungkin sehingga melembaga dalam masyarakat.

Hukum yang hidup itu merupakan bagian dari sistem hukum yang

diterapkan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Kehidupan rumah tangga

yang bahagia, sejahtera dan damai akan menghasilkan masyarakat yang

rukun, damai, adil dan makmur. Karena masyarakat terdiri dari keluarga-

keluarga, dan keluarga merupakan pusat dari semua kegiatan masyarakat.

Kehidupan keluarga sakinah mawaddah warahmah ini harus

tertanam sejak usia remaja, supaya kelak bersemangat dalam menciptakan

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

60

ketenangan dalam diri dan tidak hanya menjadi keinginan individu dalam

keluarga melainkan sudah menjadi cita-cita dan tujuan pembangunan

nasional di Indonesia.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang implementasi peraturan

Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam Nomor: DJ.II/542 Tahun

2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah terhadap BP4

Ciputat yang telah mendapat akreditasi sebagai penyelenggara pendidikan pra

nikah dan lembaga Arrahman Pre Wedding Academy yang merupakan

lembaga swasta (independent) maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan pra nikah terhadap lembaga penyelenggara

belum optimal sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam tentang pedoman penyelenggaraan pra nikah,

dikarenakan faktor hukum itu sendiri yang kurang tersosialisasi sehingga

tidak berjalan sesuai dengan kenyataan di masyarakat, mengakibatkan

banyaknya faktor yang menghambat dalam implementasi pelaksanaan

pendidikan pra nikah .

2. Beberapa hal yang menjadi hambatan terhadap pelaksanaan pendidikan

pra nikah di Bp4 Ciputat dan lembaga Arrahman Pre Wedding Academy:

a. Minimnya anggaran dalam pelaksanaan program pendidikan pra

nikah ini, tidak turunnya anggaran dari pemerintah, yang sesuai

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

62

dalam peraturan bahwa biaya pelaksanaan program ini berasal dari

APBN/APBD.

b. Pelaksanaan program pendidikan pra nikah yang dilakukan di BP4

Ciputat dilakukan pada hari Kamis, hari efektif bekerja sehingga

banyak calon pengantin yang tidak bisa mengikuti pendidikan pra

nikah dengan alasan tersebut.

c. Waktu yang terbatas dalam proses pendidikan pra nikah membuat

materi yang didapat tidak maksimal.

d. Kesadaran masyarakat atas pendidikan pra nikah sangat kurang,

mereka tidak menganggap pendidikan pra nikah merupakan suatu hal

yang penting, serta tidak disertakan sanksi yang tegas dalam

peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam bagi

calon pengantin yang tidak mengikutinya.

e. Kurangnya sosialisasi atas peraturan Dirjen Bimas Islam membuat

lembaga masyarakat/Organisasi Islam yang mendirikan kursus pra

nikah khususnya Arrahman Pre Wedding Academy, belum

terakreditasi dari Kementerian agama, karena minimnya pengetahuan

pihak penyelenggara akan peraturan tersebut.

B. Saran-Saran

Setelah penulis melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung

dan telah melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan, maka

berikut ini adalah saran-saran dari penulis untuk kemajuan dan perkembangan

BP4 dan Lembaga Arrahman Pre wedding Academy:

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

63

1. Sosialisasi program pendidikan pra nikah secara langsung kepada

masyarakat perlu ditingkatkan dan diperluas lagi cakupannya agar seluruh

lapisan masyarakat mengetahui dan lebih memahami sehingga timbul

kesadaran masyarakat dan lebih antusias terhadap program pendidikan pra

nikah ini.

2. Sanksi tegas dari pemerintah apabila calon pengantin tidak mengikuti

pendidikan pra nikah atau calon pengantin tidak memiliki

sertifikat/keterangan telah mengikuti pendidikan pra nikah.

3. Kepada pihak KUA harus menjadikan sertifikat atau keterangan telah

mengikuti pendidikan pra nikah sebagai salah satu persyaratan kebolehan

untuk menikah.

4. Pengadaan kursus pra nikah telah tersedia dana dari pemerintah,

diharapkan pihak KUA tidak mengambil dana dari peserta kursus.

5. Kepada pemerintah harus mensosialisasikan peraturan yang mengatur

tentang penyelenggaraan kursus pra nikah, melihat telah banyak lembaga

masyarakat yang peduli dan telah mendirikan lembaga pra nikah yang

harusnya sudah mendapat akreditasi, tapi karena ketidaktahuan akan

peraturan tersebut maka mereka tidak mengurus akreditasinya ke

Kementerian Agama.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman dan Syahrani. Masalah-Masalah Hukum Perkawinan di Indonesia.

Bandung: Alumni. 2001. cet. Ke-IV.

Arsip Arrahman Pre Wedding Academy

Ch. Mufidah Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, Malang: UIN

Malang Press, 2008, Cet. 1.

Darmo. Diharjo. Darji, Pokok-pokok filsafat hukum. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama, 2002.

Dedi Junaedi. Perkawinan Membina Keluarga Sakinah Menurut Alquran dan

Assunnah . Jakarta: Akademika Pressindo, 2003. Cet. 1.

Departemen Agama RI, Modul Pelatihan Motivator Keluarga Sakinah, Jakarta:

Departemen Agama RI Dirjen Bimas Islam Direktorat Urusan Agama

Islam dan Pembinaan Syariah, 2005.

Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga

Sakinah. Bandung: Departemen Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa

Barat Bidang Urusan Agama Islam, 2001.

Farihah. Ipah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press , 2006.

Hakam, Abdul. Menuju Keluarga Sakinah. cet. Ke-1. Jakarta: PT. Akbar Media

Eka Sarana. . 2004

Hasan Basri, Keluarga Sakinah “Membina Keluarga Sakinah”. Jakarta: Pustaka

Antara, 1996. Cet. 4

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

65

Hasil MUNAS BP4 ke XIV/2009 Jakarta, 1-3 Juni 2009.

Hasniah Hasan, Mencegah Perceraian Masalah Sepele Saja Menghancurkan

Rumah Tangga,artikel diakses pada 22 Januari 2015 dari

http://jatim1kemenag.go.id/file/dokumen/304lensut4pdf

Maelong Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja Karya, 2002.

Mubarok. Ahmad Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa. Jakarta: Bina Reka Pariwara.2005.

Peraturan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No: DJ.II/542 Tahun

2013

Rahardjo Satjipto, Penegakan Hukum Progresif. Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara, 2009.

Rianto Adi, Sosiologi Hukum (Kajian Hukum Secara Sosiologis). Jakarta: Pustaka

Obor Indonesia.

Sabian Utsman, Dasar-Dasar Sosiologi Hukum, (makna dialog antara hukum dan

masyarakat). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Shalih. Fuad Untukmu Yang Akan Menikah Dan Telah Menikah. Jakarta: Al-

Kautsar, 2009.

Situs Mizan Amanah, Lajang Mizan Amanah Ikut Seminar Pra Nikah, diakses

pada tanggal 04 Maret 2015 http://mizanamanah.org/kabar/berita/169-

lajang-mizan-amanah-ikut-seminar-pra-nikah.html

Situs resmi Arrahman Prewedding Academy, di akses pada tanggal 04 Maret 2015

https://apwa.wordpress.com/about/

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

66

Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Tekhnik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Budaya Sosial Lainnya, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2000.

Soekanto. Soerjono, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah

Masalah Sosial. Bandung: Alumni, 1982.

Soekanto. Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT raja Grafindo

Peserta, 2006

Sudirman, Ahmad Abbas. Problematika Pernikahan dan Solusinya. Jakarta: PT

Pima Heza Lestari. 2006. Cet. 1.

Sutarmadi, A. dan Mesraini. Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga.

Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

Ulfatmi, Keluarga Sakinah Dalam Persfektif Islam, (Studi Terhadap Pasangan

yang Berhasil Mempertahankan Keutuhan Perkawinan Di kota Padang),

Kementrian Agama RI, 2011.

Undang-Undang No 1 tahun 1974 bab 11 pasal 2 dan 3 tentang perkawinan

Wawancara dengan bapak Abung Hanifah selaku penghulu di KUA Ciputat pada

Tanggal 09 Maret 2015

Yusuf. Ali As-Subki, Fiqh Keluarga (Pedoman Berkeluarga dalam Islam).

Jakarta:AMZAH, 2010.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

HASIL WAWANCARA

Narasumber: Abung Hanifah, SH.I

Jabatan: Penghulu Muda

Nip : 19740609 200212 1003

Tempat: KUA Ciputat

Tanggal: 9 Maret 2015

1. Apa tujuan pendidikan pra nikah bagi calon pengantin ?

Memberikan pemahaman dan ilmu tentang kehidupan keluarga mengenai hal hukum

agama, munakahat, hak dan kewajiban suami istri, kesehatan reproduksi, psikologi

anak dan lain-lain yang menuju kebahagiaan dalam rumah tangga, agar jika sudah

memasuki perkawinan nanti pasangan suami istri telah siap dengan masalah-

masalah yang ada, dan dapat menyelesaikannya dengan baik.

2. Apakah calon pengantin harus mengikuti proses pendidikan pra nikah ?

Seharusnya para calon pengantin wajib mengikuti, agar mereka lebih memahami

tentang kehidupan berumah tangga. Tapi karena tidak ada aturan yang tegas/sanksi

jika tidak mengikuti pendidikan pra nikah, maka masih ada para calon pengantin

yang tidak mengikuti.

3. Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan pra nikah di KUA Ciputat?

setelah mendaftarkan kehendak Menikah di KUA dan telah menyelesaikan berbagai

persyaratan, maka para calon pengantin diberi bimbingan materi-materi yang

mencakup kehidupan berumah tangga, pendidikan pra nikah ini dilaksanakan 1

bulan 4 kali pada setiap hari kamis dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul

12.00

4. Apa faktor yang menghambat atas pelaksanaan program pendidikan pra nikah?

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

Faktor yang menghambat yaitu, karena kurangnya kesadaran dari calon pengantin

yang merasa pendidikan pra nikah bukan merupakan hal yang wajib bagi yang ingin

menikah, sebagaimana tujuan dari pendidikan pra nikah tersebut yaitu

meminimalisir terjadinya percekcokan rumah tangga, kekerasan dalam rumah

tangga (KDRT), perceraian, dan sebagainya.

5. Apakah faktor lain yang menjadi penghambat program pendidikan pra nikah ?

Faktor penghambat lain yaitu dana atau uang, karena sesuai dengan peraturan

Dirjen dana operasional itu berasal dari APBN/APBD tapi tidak ada sama sekali

dana yang masuk untuk melaksanakan program pendidikan pra nikah ini. Kita tidak

bisa menjalankan suatu kegiatan tanpa dana operasional, biaya konsumsi,

transportasi para narasumber, dan lain-lain yang mendukung berjalannya program

pendidikan pra nikah ini.

6. Apakah setelah mengikuti kursus pendidikan pra nikah perceraian, perselisihan

rumah tangga dan KDRT berkurang ?

Kami tidak bisa menjamin setelah mengikuti pendidikan pra nikah pasangan suami

istri akan kekal selamanya, tapi setidaknya diharapka dengan adanya bekal ilmu

pemahaman tentang rumah tangga dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan

bijak dalam kehidupan pernikahan nanti, sehingga meminimalisir terjadinya

perceraian, yang sebagaian orang menganggap sebagai penyelesaian

permasalahan.

7. Apakah setelah mengikuti kursus berhasil membentuk keluarga sakinah ?

Dengan adanya pendidikan pra nikah ini, diharapkan para calon pengantin dapat

membentuk keluarga sakinah tapi indikator keberhasilan tidak bisa dijamin, yang

penting berusaha semaksimal mungkin memberikan arahan agar nantinya para

calon pengantin bisa menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah .

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

8. Bagaimana mensosialisasikan pendidikan pra nikah ini kepada masyarakat ?

Mensosialisasikan pendidikan pra nikah ini pada saat calon pengantin

mendaftarkan kehendak akan menikah di KUA maka akan langsung di beri info

dengan memberi undangan untuk mengikuti pendidikan pra nikah.

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

Narasumber: Dr. H. Muchtar Ali, M.Hum

Jabatan: Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

Tempat: kementerian Agama Pusat

Tanggal: 25 Februari 2015

1. Apakah latar belakang lahirnya peraturan Dirjen Bimas Islam

Nomor: DJ.II/542 Tahun 2013?

Jawab:

Pedoman peraturan ini timbul karena didorong oleh semakin

meningkatnya jumlah perceraian di Indonesia baik karena cerai talak

atau cerai gugat karena sampai tahun 2010 (data dari Ditjen Badilag

Mahkamah Agung) jumlah perceraian mencapai 251.208 pasang atau 9%

dari jumlah peristiwa nikah dan rujuk sebanyak 2.207.300 pasang sejak

lima tahun sebelumnya angka perceraian dari tahun ke tahun terus

eningkat cukup tajam. Contoh:

a. Provinsi DKI Jakarta

Dari sumber data Pengadilan Agama Tinggi DKI merekap:

1) Tahun 2010 kasus perceraian diputus sebanyak 6451 kasus

2) Tahun 2011 kasus perceraian diputus sebanyak 8784 kasus

3) Tahun 2012 sebanyak 8199 kasus perceraian pasangan suami istri

telah diputus di lima pengadilan agama Jakarta, dari data tersebut

kurang lebih 745 warga DKI berstatus janda. Data itu terdiri dari

kasus talak, gugatan, dan putusan permohonan poligami.

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

b. Provinsi Jawa Barat

Dari 400.000 (empat ratus ribu) pasangan yang menikah dalam

setahun, tercatat 10% atau 40.000 pasangan suami isteri menggugat

cerai. Sebagian besar perceraian terjadi pada pasangan usia

pernikahannya kurang dari lima tahun. Hal tersebut mendorong

pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk melakukan

pembinaan agar kursus pra nikah yang dilaksanakan BP4

bekerjasama dengan KUA terus digalakkan dalam rangka

meningkatkan mutu perkawinan dan menekan angka perceraian.

2. Apakah materi dalam kursus pra nikah?

a. Kelompok Dasar

1) Kebijakan Kementerian Agama tentang Pembinaan Keluarga

Sakinah.

2) Kebijakan Ditjen Bimas Islam tentang Pelaksanaan Kursus Pra

Nikah.

3) Hukum Munakahat.

4) Prosedur pernikahan.

5) Peraturan Perundangan tentang perkawinan dan pembinaan

keluarga.

6) UU Perkawinan dan KHI (konsep perkawinan, azas perkawinan,

pembatasan poligami, batasan usia nikah, pembatalan

perkawinan, perjanjian perkawinan, harta bersama, hak dan

kewajiban, masalah status anak, perkawinan campuran).

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

7) UU Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Pengertian KDRT,

bentuk-bentuk KDRT, faktor-faktor Penyebab KDRT, dampak

KDRT, aturan hukum, tanggung jawab Pemerintah dan keluarga.

8) Undang-undang perlindungan anak.

b. Kelompok Inti

1)Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga.

a) Fungsi Agama (fungsi nilai-nilai ajaran agama Islam dalam

kehidupan rumah tangga, Fungsi pemeliharaan fitrah manusia,

Penguatan tauhid dengan pengembangkan akhlakul karimah).

b) Fungsi reproduksi (Fungsi reproduksi yang didasarkan akad

perkawinan yang suci).

c) Fungsi kasih sayang dan afeksi (kasih sayang dan afeksi sebagai

kebutuhan dasar manusia, Kedekatan dan kelekatan fisik dan

batiniah anak dan orang tua, ketertarikan kepada lawan jenis

sebagai sunatullah, kasih sayang sebagai landasan amal sholeh

yang memberi manfaat bagi sesama)

d) Fungsi Perlindungan (hak dan kewajiban suami isteri memiliki

fungsi perlindungan, perlindungan terhadap anggota keluarga

dari kekerasan dan pengabaian, perlindungan terhadap hak

tumbuh kembang anak)

e) Fungsi pendidikan dan sosialisasi (Fungsi keluarga bagi pemben-

tukan karakter, Fungsi sosialisasi dan transmisi nilai,

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

Fungsi keteladanan dan modeling, Fungsi membangun benteng

moralitas)

f) Fungsi ekonomi (Fungsi produksi untuk memperoleh

penghasilan, fungsi pembelanjaan untuk memenuhi kebutuhan

bagi kelangsungan keluarga, keseimbangan antara income dan

pengeluaran, diperlukan tata kelola keuangan keluarga)

g) Fungsi sosial budaya (Keluarga sebagai unit terkecil dan inti

dari masyarakat, keluarga sebagai lingkungan sosial budaya

terkecil, nilai-nilai keluarga mencerminkan nilai-nilai dalam

masyarakat, pengejewantahan nilai-nilai agama)

2)Merawat cinta kasih dalam keluarga

a) Nilai-nilai dalam keluarga untuk mewujudkan mu’asyarah bil

ma’ruf (larangan menyia-nyiakan suami/isteri, cooling down

menahan diri dan mencari solusi positif).

b) Formula sukses dalam mengelola kehidupan perkawinan dan

keluarga (saling memahami dan saling menghargai)

c) Komunikasi efektif dalam pengelolaan hubungan keluarga.

(Diskripsi komunikasi yang efektif, Komunikasi dalam keluarga,

Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, Macam-macam

komunikasi dalam keluarga)

3)Manajemen Konflik dalam Keluarga

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

a) Faktor penyebab konflik (perbedaan kepentingan dan

kebutuhan, komunikasi tidak efektif, hambatan penyesuaian

diri)

b) Tanda-tanda perkawinan dalam bahaya (cekcok terus menerus,

cara komunikasi yang merusak hubungan).

c) Solusi atau cara mengatasi konflik (pasangan, keluarga besar

masing-masing pihak, institusi konseling.

c. Kelompok Penunjang

1) Buku saku membina keluarga Bahagia.

2) Majalah perkawinan dan keluarga BP4.

3) penugasan/rencana aksi.

3. Apakah dalam pelaksanaan peraturan menjalin kerja sama dengan

lembaga atau instansi lain?

Jawab:

Sesuai dengan peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor 542 Tahun 2013

dalam Pasal 3:

a. Ayat (1) penyelenggara kursus pra nikah adalah BP4 dan Ormas

Islam yang telah memiliki akreditasi dari Kementerian Agama

b. Ayat (2) Kementerian Agama dapat menyelnggarakan kursus pra

nikah yang pelaksanaannya bekerja sama dengan BP4 dan Ormas

Islam lainnya.

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

c. Dalam pelaksanannya BP4 atau Ormas Islam penyelenggara kursus

nikah dapat bekerja sama dengan instansi atau kementerian lain atau

lembaga lainnya.

Bahwa dalam rangka penguatan ketahanan keluarga sebagai upaya

mewujudkan keluarga sakinah melalui penyelenggaraan kursus pra

nikah telah dibuat nota kesepahaman antara kementerian Agama

dengan BP4 Nomor 18 Tahun 2014 tentang Penguatan Ketahanan

keluarga dalam upaya mewujudkan keluarga sakinah

4. Apakah faktor pendukung atas pelaksanaan program pendidikan pra

nikah?

Jawab:

Kursus pra nikah dapat dilaksanakan di KUA atau ditempat lain / gedung

BP4 setempat dengan didukung sarana prasarana yang memadai dan

tenaga pengajar profesional dibidangnya.

5. Apa faktor yang menghambat atas pelaksanaan program pendidikan

pra nikah?

Jawab:

Ada beberapa penyebab yang menghambat pelaksanaan program kursus

pra nikah antara lain:

a. Ketidakatahuan masyarakat, remaja usia nikah, dan calon pengantin

akan pentingnya kursus ini.

b. Dukungan anggaran untuk penyelenggaraan kursus pra nikah oleh

BP4 belum memadai.

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

6. Bagaimana pihak Kementrian Agama mensosialisasikan peraturan

ini kepada masyarakat?

Jawab:

Beberapa upaya yang dilakukan Kementrian Agama untuk

mensosialisasikan Peraturan Dirjen tentang kursus pra nikah ini, melalui:

a. Surat edaran Dirjen Bimas Islam Nomor: Dt.II.I/2/Pw.00/094/2015

tanggal 25 Januari perihal pembinaan keluarga sakinah melalui

pelaksanaan kursus pra nikah kepada 33 Kanwil Kemenag Provinsi

seluruh Indonesia;

b. Surat edaran ketua umum BP4 Pusat Nomor:059/13-P/BP4/XII/14

tanggal 16 Desember 2014 perihal kursus pra nikah kepada ketua BP4

Kab/Kota seluruh Indonesia

c. Perjanjian kerjasama BKKBN dann BP4 Nomor:77/KSM/G2/2014 dan

Nomor:056/7-P/BP4/III/2014 tanggal 25 Maret 2014 tentang

pelaksanaan program kependudukan, keluarga berencana dan

pembangunan keluarga melalui program pembinaan dan penasihatan

bagi calon pengantin

d. Website: www.bimasislam.kemenag.go.id yang dapat diakses

masyarakat tentang perdirjen Nomor:DJ.II/542 Tahun 2013 tentang

pedoman penyelenggaraan pra nikah.

7. Bagaimana minat masyarakat dalam mengikuti program pendidikan

pra nikah?

Jawab:

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

Program kursus pra nikah yang utamanya ditujukan bagi remaja usia

nikah belum berjalan maksimal disebabkan dukungan anggaran yang

tidak memadai dan sosialisasi penyelenggaraan dan pelaksanaanny belum

terintegrasi dengan baik.

8. Apakah setelah mengikuti pendidikan pra nikah perceraian,

perselisihan rumah tangga dan KDRT berkurang ?

Jawab:

Melihat data perceraian yang cenderung meningkat setiap tahun

menunjukkan belum maksimalnya pelaksanaan kursus pra nikah telah

dilakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait. Untuk

penguatan kursus pra nikah telah dilakukan kerjasama yang disponsori

oleh PT. Reckitt benckiser indonesia dengan BKKBN dan BP4 Pusat telah

menerbitkan buku saku panduan untuk petugas BP4 dan buku saku untuk

catin tahun 2015.

9. Apakah setelah mengikuti kursus berhasil membentuk keluarga

sakinah ?

Jawab:

Sesuai amanat UU RI nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga yang bertujuan meningkatkan

kualitas keluara agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa

depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan

kebahagiaan batin, sedangkan misi Ditjen Bimas Islam Kementrian

Agama adalah mengoptimalkan ketahanan keluarga sakinah.

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

10. Adakah lembaga masyarakat atau organisasi penyelenggara kursus

pra nikah yang telah terakreditasi selain BP4 dan KUA?

Jawab:

Sampai saat ini hanya BP4 satu-satunya yang telah terakreditasi oleh

Kementrian Agama, sedangkan lembaga penyelenggara lain belum

terakreditasi oleh Kementrian Agama, walaupun pada prakteknya sudah

ada lembaga yang menyelenggarakan kursus pra nikah.

11. Apakah syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah lembaga atau

organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus untuk dapat

diakreditasi oleh Kementrian Agama?

Jawab:

a. Memiliki surat keputusan (SK) atau surat izin kelembagaan

b. Memiliki tenaga pengajar yang memiliki kompetensi akademis maupun

teknis yang dibuktikan dengan ijazah

c. Memiliki kurikulum dan bahan ajar kursus pra nikah sesuai standar

yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Kementrian Agama)

d. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai (ruang kantor, ruang

belajar, ruang kursus, media atau lembaga dan pengumuman, buku

pengelolaan keuangan, jadwal penyelenggaraan kursus pra nikah,

file/arsip kepegawaian dan tenaga pengajar

e. Profil dan lembaga

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

12. Bagaimana tanggapan bapak, fenomena beberapa rumah tangga yang

berakhir dengan perceraian padahal latar belakang pendidikan yang

baik sangat memahami tentang keluarga/rumah tangga?

Jawab:

Ada beberapa penyebab tidak harmonisnya hubungan suami istri dan

berakhir pada perceraian, antara lain: KDRT, faktor ekonomi, selingkuh

dan lain-lain, tingginya angka perceraian ini juga disebabkan karena

persoalan lain yaitu ketika suami atau istri menggugat cerai tanpa melalui

proses mediasi BP4 tapi langsung diproses dan diputus oleh pengadilan.

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

NOMOR : DJ.II/542 TAHUN 2013

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah

warahmah perlu dilakukan kursus pra nikah bagi remaja usia nikah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2019);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) ;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3050);

5. Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara;

6. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

Eselon I Kemnterian Negara ;

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

BAB I

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

(1) kursus Pra Nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah tentang kehidupan rumah tangga dan

keluarga.

(2) Remaja usia nikah adalah laki-laki muslim berumur sekurang-kurangnya 19 tahun dan

perempuan muslimah 16 tahun.

(3) Keluarga sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu

memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang, diliputi suasana

kasih sayang antara internal keluarga dan lingkungannya, mampu memahami,

mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlaqul

karimah.

(4) Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan yang selanjutnya disebut BP4

adalah organisasi profesional yang bersifat sosial keagamaan sebagai mitra kerja

Kementerian Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah.

(5) Lembaga penyelenggara kursus pra nikah adalah organisasi keagamaan Islam yang telah

memiliki akreditasi dari Kementerian Agama.

(6) Sertifikat adalah bukti otentik keikutsertaan/kelulusan dalam mengikuti Kursus pra nikah.

(7) Akreditasi adalah pengakuan terhadap badan atau lembaga yang menyelenggarakan kursus

pra nikah setelah dinilai memenuhi kriteria/persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian

Agama.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan

rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta

mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.

BAB III

PENYELENGGARA KURSUS

Bagian Kesatu

Penyelenggara

Pasal 3

(1) Penyelenggara Kursus pra nikah adalah BP4 dan organisasi keagamaan Islam yang telah

memiliki Akreditasi dari Kementerian Agama;

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

(2) Kementerian Agama dapat menyelenggarakan kursus pra nikah yang pelaksanaannya bekerja

sama dengan Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) atau

organisasi keagamaan Islam lainnya.

(3) Dalam pelaksanaannya BP4 dan organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pra nikah

dapat bekerja sama dengan instansi atau kementerian lain atau lembaga lainnya.

(4) Akreditasi yang diberikan kepada BP4 dan organisasi keagamaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berlaku selama 2 tahun dan selanjutnya dapat diperpanjang dengan permohonan

baru.

Bagian Kedua

Sarana

Pasal 4

Kementerian Agama menyediakan sarana pembelajaran dalam bentuk silabus dan modul;

Bagian Ketiga

Pembiayaan

Pasal 5

Pembiayaan penyelenggaraan Kursus Pranikah dapat bersumber dari APBN dan APBD;

Bagian Keempat

Sertifikasi

Pasal 6

1. Remaja usia nikah yang telah mengikuti Kursus Pra Nikah diberikan sertifikat sebagai tanda

bukti kelulusan;

2. Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh BP4 atau organisasi

keagamaan Islam penyelenggara kursus;

3. Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi syarat kelengkapan pencatatan

perkawinan;

BAB IV

PESERTA KURSUS

Pasal 7

Peserta kursus pra nikah adalah remaja usia nikah dan calon pengantin yang akan melangsungkan

perkawinan.

BAB V

MATERI DAN NARASUMBER

Pasal 8

(1) Materi Kursus Pra Nikah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Kelompok dasar

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

b. Kelompok Inti

c. Kelompok Penunjang

(2) Kursus pra nikah dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

(3) Narasumber terdiri dari konsultan perkawinan dan keluarga, tokoh agama, dan tokoh

masyarakat yang memiliki kompetensi sesuai dengan keahlian yang dimaksud pada ayat (1).

(4) Materi Kursus Pra Nikah diberikan sekurang- kurangnya 16 jam pelajaran.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 9

(1) Hal-hal teknis yang belum diatur dalam peratuan ini, akan diatur dalam Lampiran Peraturan

ini;

(2) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal, 05 Juni 2013 10 Juni 2011

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA

NOMOR DJ.II/542 TAHUN 2013

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data statistik perkawinan di Indonesia per tahun rata-rata mencapai 2 (dua) juta

pasang. Suatu angka yang sangat fantastis dan sangat berpengaruh terhadap kemungkinan

adanya perubahan-perubahan sosial masyarakat. Baik buruknya kualitas sebuah keluarga

turut menentukan baik buruknya sebuah masyarakat. Jika karakter yang dihasilkan sebuah

keluarga itu baik, akan berpengaruh baik kepada lingkungan sekitarnya, tetapi sebaliknya

jika karakter yang dihasilkan tersebut jelek, maka akan berpengaruh kuat kepada

lingkungannya dan juga terhadap lingkungan yang lebih besar bahkan tidak mustahil akan

mewarnai karakter sebuah bangsa.

Suatu masyarakat besar tentu tersusun dari masyarakat-masyarakat kecil yang disebut

keluarga. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, memiliki peran penting dalam

mewujudkan harmonisasi dalam keluarga. Sebuah keluarga dapat disebut harmonis apabila

memiliki indikasi menguatnya hubungan komunikasi yang baik antara sesama anggota

keluarga dan terpenuhinya standar kebutuhan material dan spiritual serta teraplikasinya

nilai-nilai moral dan agama dalam keluarga. Inilah keluarga yang kita kenal dengan sebutan

keluarga sakinah.

Kualitas sebuah perkawinan sangat ditentukan oleh kesiapan dan kematangan kedua

calon pasangan nikah dalam menyongsong kehidupan berumah tangga. Perkawinan sebagai

peristiwa sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali harapan untuk

kelanggengan suatu pernikahan namun di tengah perjalanan kandas yang berujung dengan

perceraian karena kurangnya kesiapan kedua belah pihak suami-isteri dalam mengarungi

rumah tangga. Agar harapan membentuk keluarga bahagia dapat terwujud, maka diperlukan

pengenalan terlebih dahulu tentang kehidupan baru yang akan dialaminya nanti. Sepasang

calon suami isteri diberi informasi singkat tentang kemungkinan yang akan terjadi dalam

rumahtangga, sehingga pada saatnya nanti dapat mengantisipasi dengan baik paling tidak

berusaha wanti-wanti jauh-jauh hari agar masalah yang timbul kemudian dapat diminimalisir

dengan baik, untuk itu bagi remaja usia nikah atau catin sangat perlu mengikuti pembekalan

singkat (short course) dalam bentuk kursus pra nikah dan parenting yang merupakan salah

satu upaya penting dan strategis.

Kursus pra nikah menjadi sangat penting dan vital sebagai bekal bagi kedua calon

pasangan untuk memahami secara subtansial tentang seluk beluk kehidupan keluarga dan

rumah tangga.

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

Di indonesia angka perceraian rata-rata secara nasional mencapai +200 ribu pasang per

tahun atau sekitar 10 persen dari peristiwa pernikahan yang terjadi setiap tahun. Oleh sebab

Kursus Pra Nikah bagi remaja usia nikah dan calon pengantin merupakan salah satu solusi

dan kebutuhan bagi masyarakat untuk mengatasi atau pun mengurangi terjadinya krisis

perkawinan yang berakhir pada perceraian.

Kursus Pra Nikah merupakan proses pendidikan yang memiliki cakupan sangat luas

dan memiliki makna yang sangat strategis dalam rangka pembangunan masyarakat dan

bangsa Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk itulah akhir-akhir ini marak tumbuh badan/lembaga dari Ormas Islam dan LSM

yang menyelenggarakan kursus pra nikah, tentunya hal ini sangat menggembirakan karena

badan/lembaga/ organisasi penyelenggara tersebut ikut membantu pemerintah dalam

menyiapkan pasangan keluarga dan sekaligus ikut menghantarkan pasangan keluarga

tersebut kepada kehidupan keluarga yang diidamkan yaitu keluarga sakinah mawaddah

warahmah.

Sebagai dasar penyelenggaraan kursus pra nikah maka diterbitkan Peraturan Dirjen

Masyarakat Islam tentang Kursus Pra Nikah ini. Dalam rangka tertib administrasi dan

implementasinya, bagi lembaga/badan/organisasi keagamaan Islam yang akan menjadi

penyelenggara kursus pranikah harus sudah mendapatkan akreditasi dari Kementerian

Agama. dan untuk penjelasan lebih lanjut mengenai penyelenggaran kursus pra nikah

dijabarkan melalui pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah ini.

Penyelenggaraan Kursus pra nikah sebagaimana diatur dalam pedoman ini berbeda

dengan kursus calon pengantin yang telah dilaksanakan pada waktu yang lalu, kursus calon

pengantin biasanya dilakukan oleh KUA/BP4 kecamatan pada waktu tertentu yaitu

memanfaatkan 10 hari setelah mendaftar di KUA kecamatan sedangkan Kursus pra nikah

lingkup dan waktunya lebih luas dengan memberi peluang kepada seluruh remaja atau

pemuda usia nikah untuk melakukan kursus tanpa dibatasi oleh waktu 10 hari setelah

pendaftaran di KUA kecamatan sehingga para peserta kursus mempunyai kesempatan yang

luas untuk dapat mengikuti kursus pra nikah kapan pun mereka bisa melakukan sampai

saatnya mendaftar di KUA kecamatan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2019);

2. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahterah ;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4235);

4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah

Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419);

5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional;

6. Keputusan Presiden RI Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional

Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak;

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

7. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008 tentang Perubahan keempat Atas Peraturan

Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian

Negara;

9. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang Gerakan Keluarga Sakinah;

10. Keputusan Menteri Agama Nomor 480 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Keputusan

Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agama;

12. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 400/54/III/Bangda perihal Pelaksanaan

Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah.

C. Tujuan

Tujuan Umum :

Mewujudkan Keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah melalui pemberian bekal

pengetahuan, peningkatan pemahaman dan ketrampilan tentang kehidupan rumah tangga

dan keluarga.

Tujuan khusus :

1. Untuk menyamakan persepsi badan/lembaga penyelenggara tentang substansi dan

mekanisme penyelenggaraan kursus pra nikah bagi remaja usia nikah dan calon

pengantin;

2. Terwujudnya pedoman penyelenggaran kursus pra nikah bagi remaja usia nikah dan

calon pengantin;

D. Pengertian Umum

1. Kursus Pra Nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah dan calon pengantin tentang

kehidupan rumah tangga dan keluarga

2. Keluarga Sakinah adalah Keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu

memenuhi kebutuhan spiritual dan material secara layak dan seimbang, diliputi suasana

kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi serta

mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan

dan akhlak mulia dalam kehidupan bermasayarakat

3. Akreditasi Kursus Pra Nikah adalah pengakuan dari Kementerian Agama C.q

Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam terhadap badan/lembaga

penyelenggara kursus pra nikah melalui upaya penilaian, visitasi dan pengawasan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku tentang penyelenggaraan kursus pra nikah yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

4. Pedoman penyelenggaraan Kursus Pra nikah adalah Pedoman tentang mekanisme

pelayanan penyelenggaraan kursus pra nikah, terkait dengan standarnisasi materi,

narasumber, badan/lembaga penyelenggara, sarana dan pembiayaan, sertifikasi dan

kurikulum / silabus yang telah ditetapkan.

BAB II

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

KURSUS PRA NIKAH

Pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah dimaksudkan sebagai pedoman untuk para

pejabat teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam c.q Direktorat

Urusan Agama Islam di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan KUA Kecamatan serta

badan/lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kursus Pra nikah.

Kursus dimaksudkan adalah sebagai pembekalan singkat (shot cource) yang diberikan

kepada remaja usia nikah atau calon pengantin dengan waktu tertentu yaitu selama 24 jam

pelajaran (JPL) selama 3 (tiga) hari atau dibuat beberapa kali pertemuan dengan JPL yang sama.

Waktunya pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki oleh peserta.

Pelaksanaan Kursus Pra Nikah di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura

dilaksanakan oleh badan atau lembaga masyarakat dengan dukungan regulasi dari pemerintah.

Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) merupakan contoh negara yang menyelenggarakan

kursus pra nikah selama satu sampai tiga bulan dengan 8 kali pertemuan, sedangkan Jabatan

Kemajuan Agama Islam Malaysia (JAKIM) melaksanakan kursus pra nikah selama 3 bulan

dengan 8 sampai 10 kali pertemuan. Adapun Waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu

libur yang dimiliki oleh peserta kursus yang umumnya pegawai atau buruh.

Penyelenggaraan Kursus pra nikah sebagaimana diatur dalam pedoman ini berbeda dengan

kursus calon pengantin yang telah dilaksanakan pada waktu yang lalu, kursus calon pengantin

biasanya dilakukan oleh KUA/BP4 kecamatan pada waktu tertentu yaitu memanfaatkan 10 hari

setelah mendaftar di KUA kecamatan sedangkan Kursus pra nikah lingkup dan waktunya lebih

luas dengan memberi peluang kepada seluruh remaja atau pemuda usia nikah untuk melakukan

kursus tanpa dibatasi oleh waktu 10 hari setelah pendaftaran di KUA kecamatan sehingga para

peserta kursus mempunyai kesempatan yang luas untuk dapat mengikuti kursus pra nikah kapan

pun mereka bisa melakukan sampai saatnya mendaftar di KUA kecamatan.

BAB III

PENYELENGGARA KURSUS PRA NIKAH

Sesuai ketentuan pasal 3 ayat (1) Peraturan Dirjen Masyarakat Islam Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah: bahwa penyelenggara kursus pra nikah adalah Badan

Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) atau lembaga/organisasi keagamaan

Islam lainnya sebagai penyelenggara kursus pra nikah yang telah mendapat Akreditasi dari

Kementerian Agama.

Dengan ketentuan ini maka penyelenggaraan kursus pra nikah dapat dilaksanakan oleh

badan/lembaga di luar instansi pemerintah dalam hal ini KUA kecamatan, tetapi pelaksanaannya

dilakukan oleh badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam yang telah memenuhi ketentuan yang

di tetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Agama berfungsi

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

sebagai regulator, pembina, dan pengawas. Berbeda pelaksanaannya dengan kursus calon

pengantin yang dilakukan pada waktu yang lalu dilaksanakan langsung oleh KUA/BP4

kecamatan. Penyelenggaraan kursus pra nikah sebagaimana diatur dalam pedoman ini memberi

kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembinaan dan

pembangunan keluarga serta mengurangi angka perceraian dan kekerasan dalam keluarga.

Kementerian Agama sebagai regulator dan pengawas bertanggung jawab untuk memberikan

bimbingan pembinaan kepada badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus

pranikah agar pembekalan dapat terarah, tepat sasaran dan berhasil sesuai dengan yang

diharapkan, selain itu pembinaan dan pembangunan keluarga tidak lagi tertumpuk pada

tanggungjawab pemerintah secara sepihak tapi menjadi tanggungjawab bersama masyarakat

untuk bahu-membahu meningkatkan kualitas keluarga dalam upaya menurunkan angka

perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini marak di masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat, BP4 dapat berfungsi sebagai

penyelenggara sebagaimana halnya badan/lembaga swasta lainnya karena BP4 sesuai keputusan

Munas Ke XIV tahun 1999 menjadi organisasi yang mandiri, profesional dan mitra kerja

Kementerian Agama, sehingga BP4 sama kedudukan dan fungsinya seperti organisasi lainnya,

BP4 tidak lagi menjadi lembaga semi resmi pemerintah yang berbasis pada dua kaki yaitu

pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu badan/lembaga penyelenggara kursus termasuk BP4

harus mendapatkan akreditasi dari Kementerian Agama.

BAB IV

AKREDITASI BAGI PENYELENGGARA KURSUS PRANIKAH

a. Akreditasi

1. Pengertian Akreditasi

Akreditasi Kursus Pra Nikah adalah pengakuan dari Kementerian Agama C.q

Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam terhadap organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pranikah kursus pra nikah melalui upaya penilaian, visitasi dan

pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang penyelenggaraan kursus pra

nikah yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

2. Wewenang Akreditasi

a) Akreditasi di tingkat pusat merupakan kewenangan Ditjen Bimbingan Masyarakat

Islam Cq. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah;

b) Akreditasi di tingkat Provinsi merupakan kewenangan Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Cq. Bidang Urusan Agama Islam;

c) Akreditasi di tingkat Kabupaten/Kota merupakan kewenangan Kantor kementerian

Agama Kabupaten/Kota Cq. Kasi Urusan Agama Islam dengan melibatkan kantor

Urusan Agama Kecamatan.

3. Tujuan Akreditasi

Akreditasi bagi penyelenggara kursus pranikah bertujuan untuk :

a. Menentukan tingkat kelayakan suatu organisasi keagamaan Islam penyelenggara

kursus pranikah dalam menyelenggarakan kursus pranikah;

b. Memperoleh gambaran tentang kinerja organisasi keagamaan Islam penyelenggara

kursus pranikah;

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kursus pranikah yang dilaksanakan oleh

badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam.

4. Fungsi Akreditasi penyelenggara kursus pranikah

Fungsi akreditasi penyelenggara kursus pranikah adalah untuk:

a) Pengetahuan; yakni untuk mengetahui bagaimana kelayakan & kinerja

badan/lembaga/organisasi penyelenggara kursus dilihat dari berbagai unsur yang

terkait, mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan indikator-

indikator program kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pranikah kursus pranikah;

b) Akuntabilitas; yakni agar organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah

dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi harapan

atau keinginan masyarakat;

c) Kepentingan pengembangan; yakni agar organisasi keagamaan Islam penyelenggara

kursus pranikah dapat melakukan peningkatan kualitas atau pengembangan

berdasarkan masukan dari hasil akreditasi.

5. Karakteristik Sistem Akreditasi bagi Penyelenggara Kursus Pranikah

Sistem akreditasi Penyelenggara kursus pranikah memiliki karakteristik :

a) Keseimbangan fokus antara kelayakan dan kinerja badan/lembaga/organisasi

keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah;

b) Keseimbangan antara penilaian internal dan eksternal;

c) Keseimbangan antara penetapan formal penyelenggaraan kursus pranikah dan umpan

balik perbaikan.

6. Komponen Penilaian Akreditasi

Komponen penilaian Akreditasi penyelenggara kursus pranikah mencakup enam

komponen yaitu:

a) kurikulum dan proses belajar mengajar;

b) administrasi dan manajemen;

c) organisasi dan kelembagaan;

d) sarana prasarana;

e) ketenagaan;

f) pembiayaan;

g) peserta didik;

Masing-masing komponen dijabarkan ke dalam beberapa aspek yang dituangkan dalam

beberapa indikator Instrumen Visitasi.

7. Prosedur Akreditasi Penyelenggara Kursus Pranikah

Akreditasi bagi penyelenggara kursus pranikah akan dilaksanakan dengan melalui

prosedur/langkah-langkah sebagai berikut :

a) organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah mengajukan permohonan

akreditasi kepada Kementerian Agama RI;

b) visitasi oleh asesor;

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

a) penetapan hasil akreditasi;

b) penerbitan sertifikat dan laporan akreditasi.

8. Persyaratan Akreditasi Bagi Penyelenggara Kursus Pranikah

Penyelenggara kursus pranikah dapat mengajukan permohonan akreditasi dengan

memenuhi persyaratan sebagai berikut;

a) memiliki surat keputusan/surat izin kelembagaan;

b) memiliki tenaga pengajar/tutor yang memiliki kompetensi akademis maupun teknis

yang dibuktikan dengan ijazah;

c) memiliki kurikulum/silabi serta bahan ajar kursus pranikah sesuai standar yang telah

ditetapkan oleh pemerintah (Kementerian Agama);

d) memiliki sarana dan prasarana yang memadai ( ruang kantor/ruang belajar/ruang

kursus, media/alat bantu pembelajaran, komputer/mesin tik, daftar registrasi peserta

kursus pranikah, papan plank lembaga dan pengumuman, buku pengelolaan

keuangan, jadwal penyelenggaraan kursus pranikah, file kepegawaian/tenaga

pengajar;

e) profil badan/lembaga.

9. Hasil Akreditasi

Hasil akreditasi berupa sertifikat akreditasi penyelenggara kursus pranikah.

10. Mekanisme Penetapan Akreditasi

Laporan tim visitasi (asesor) yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan rumusan

saran bersama dengan hasil evaluasi diri akan diolah oleh pelaksana akreditasi untuk

menetapkan nilai akhir badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam sesuai dengan

kondisi nyata. Nilai akhir akreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan tentang kekuatan

dan kelemahan masing-masing komponen dan aspek akreditasi, termasuk saran-saran

tindak lanjut bagi organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah dalam

rangka peningkatan kelayakan dan kinerja organisasi keagamaan Islam penyelenggara

kursus pranikah di masa mendatang.

11. Masa Berlaku Akreditasi

Masa berlaku akreditasi selama 2 tahun. Permohonan pengajuan akreditasi ulang dapat

dilakukan 6 bulan sebelum masa berlaku habis. Akreditasi ulang untuk perbaikan

diajukan sekurang-kurangnya 2 tahun sejak ditetapkan.

12. Mekanisme Pengawasan Akreditasi

Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan secara periodik terhadap jalannya

kegiatan kursus pranikah yang diselenggarakan oleh organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pranikah. Apabila dalam perjalanan 2 tahun didapati

penyimpangan dari peraturan yang berlaku, pemerintah berhak memberikan sanksi

berupa peringatan/ teguran terhadap penyelenggara kursus pranikah.

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

13. Kewenganan Pengawasan

a) Pengawasan di tingkat pusat dilakukan oleh Ditjen Bimbingan masyarakat Islam Cq.

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah

b) Pengawasan di tingkat Provinsi dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Cq. Bidang Urusan Agama Islam

c) Pengawasan ditingkat Kabupaten/kota dilakukan oleh Kantor Kementrian Agama

Kabupaten/Kota Cq. Kasi Urusan Agama Islam dengan melibatkan Kantor Urusan

Agama Kecamatan.

b. Visitasi

Visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan akreditasi yang melekat dengan fungsi akreditasi

dan penyelenggara kursus pranikah sebagai bahan/materi kelengkapan dan ketepatan data

dan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi. Visitasi dilaksanakan oleh

Tim. Visitasi dilaksanakan jika suatu badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pranikah telah mengajukan permohonan akreditasi dengan dilengkapi

persyaratannya. Visitasi dilaksanakan segera (maksimal 1 bulan) setelah badan/lembaga

mengajukan permohonan akreditasi.

1. Pengertian Visitasi

Visitasi adalah kunjungan tim ( asesor ) ke badan/lembaga/organisasi keagamaan Islam

penyelenggara kursus pranikah dalam rangka pengamatan lapangan, wawancara,

verifikasi data pendukung, serta pendalaman hal-hal khusus yang berkaitan dengan

komponen dan aspek akreditasi.

2. Tujuan Visitasi

a. Tujuan visitasi adalah sebagai berikut:

b. meningkatkan keabsahan dan kesesuaian data/informasi;

c. memperoleh data/informasi yang akurat dan valid untuk menetapkan peringkat

akreditasi;

d. memperoleh informasi tambahan (pengamatan, wawancara, dan pencermatan data

pendukung);

e. mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan tidak merugikan pihak manapun,

dengan berpegang pada prinsip-prinsip: obyektif, efektif, efisien, dan mandiri.

3. Pelaksana Visitasi

Pelaksana Visitasi adalah asesor yang memiliki persyaratan dan kewenangan, sebagai

berikut :

a) Pegawai/Pejabat dilingkungan Kementerian Agama dalam hal ini unit yang terkait

secara berjenjang yang memiliki kompetensi, integritas diri dan komitmen untuk

melaksanakan tugasnya;

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

b) memahami dan menguasai konsep/prinsip akreditasi termasuk mekanisme visitasi;

c) bertanggung-jawab untuk melaksanakan tugasnya sesuai prosedur dan norma;

d) bertanggung-jawab terhadap kerahasiaan hasil visitasi, dan melaporkannya secara

obyektif ke pimpinan;

e) memiliki wewenang untuk menggali data/-informasi dari berbagai sumber organisasi

keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah;

f) diangkat sesuai surat tugas.

4. Tata Cara Visitasi

a) Persiapan

Untuk pelaksanaan visitasi, pelaksana akreditasi sebagaimana tersebut diatas

menunjuk dan mengirimkan asesor. Asesor diangkat berdasarkan keputusan pimpinan

tertinggi pada tingkatan pelaksana akreditasi untuk melaksanakan tugasnya sesuai

dengan mekanisme, prosedur, norma, dan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan;

b) Verifikasi data dan informasi

Asesor datang ke sekolah menemui pimpinan badan/lembaga/organisasi keagamaan

Islam penyelenggara kursus pranikah menyampaikan tujuan dari visitasi, melakukan

klarifikasi, verifikasi dan validasi atau cek-ulang terhadap data dan informasi

kuantitatif maupun kualitatif. Kegiatan klarifikasi, verifikasi dan validasi dilakukan

dengan cara membandingkan data dan informasi tersebut dengan kondisi nyata

organisasi keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah melalui pengamatan

lapangan, observasi lokasi, wawancara.

c) Klarifikasi Temuan

Tim asesor melakukan pertemuan dengan pengurus badan/lembaga/organisasi

keagamaan Islam penyelenggara kursus pranikah untuk mengklarifikasi berbagai

temuan penting atau ketidak sesuaian yang sangat signifikan antara fakta lapangan

dengan data/informasi yang terjaring dalam instrument visitasi.

d) Penyusunan dan Penyerahan Laporan

Asesor menyusun perangkat laporan, baik individual maupun tim yang terdiri dari:

1. tabel pengolahan data;

2. instrumen visitasi,

3. rekomendasi atas temuan,

4. berita acara visitasi untuk selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Agama.

5. Larangan Bagi Penyelenggara Kursus Pranikah

Larangan bagi penyelenggara kursus pranikah yang akan divisitasi adalah sebagai

berikut:

a) penyelenggara kursus pranikah dilarang keras melakukan kegiatan yang menghambat

visitasi.

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

b) penyelenggara kursus pranikah dilarang keras memanipulasi data dan memberikan

keterangan yang tidak sesuai dengan kondisi nyata.

c) penyelenggara kursus pranikah dilarang keras memberikan apapun kepada asesor

yang akan mengurangi objektifitas hasil visitasi

6. Pembiayaan Visitasi

a) Pembiayaan visitasi bersumber dari Dipa Ditjen Bimas Islam;

b) Besarnya biaya visitasi ditentukan berdasarkan Surat Keputusan pimpinan pelaksana

akreditasi;

c) Komponen pembiayaan antara lain; honor, transportasi dan akomodasi yang memadai

dan layak bagi tim asesor;

d) Badan atau lembaga penyelenggara yang divisitasi tidak dikenakan biaya.

7. Instrumen Visitasi

Instrumen visitasi adalah beberapa form isian yang harus diisi oleh

lembaga/badan/organisasi keagamaan Islam yang akan diakreditasi. Formulir isian

tersebut terdiri dari; form pernyataan, form identitas, dan questioner, sebagaimana

terlampir.

BAB V

PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

I. Sarana Pembelajaran

Sarana penyelenggara kursus pra nikah meliputi sarana belajar mengajar: silabus,

modul, dan bahan ajar lainnya yang dibutuhkan untuk pembelajaran. Silabus dan modul

disiapkan oleh kementerian agama untuk dijadikan acuan oleh penyelenggara kursus pra

nikah.

II. Materi dan Metode Pembelajaran

Materi kursus pra nikah terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok

penunjang. Materi ini dapat diberikan dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, study

kasus (simulasi) dan penugasan yang pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan di lapangan.

III. Narasumber/pengajar

a. konsultan keluarga,

b. tokoh agama,

c. psikolog, dan

d. profesional dibidangnya.

IV. Pembiayaan

Pembiayaan kursus pra nikah sesuai ketentuan pasal 5 dapat bersumber dari dana

APBN, dan APBD.

Dana pemerintah berupa APBN atau APBD bisa diberikan kepada penyelenggara

dalam bentuk bantuan, bantuan kepada badan/lembaga penyelenggara dapat dibenarkan

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

sepanjang untuk peningkatan kesejahteraan dan pembinaan umat sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku, pemerintah dapat membantu badan/lembaga swasta dari dana

APBN/APBD.

V. Sertifikasi

Sertifikat adalah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berkompeten

yang telah diakreditasi oleh Kementerian Agama bahwa yang bersangkutan telah mengikuti

kegiatan kursus pra nikah.

Sertifikat disiapkan oleh organisasi lembaga, atau badan yang penyelenggarakan

kursus pra nikah (pasal 6 ayat 1, 2, dan 3)

Sertifikat tersebut diberikan kepada peserta kursus sebagai tanda kelulusan atau

sebagai bukti yang bersangkutan telah mengikuti kursus pra nikah.

Calon pengantin yang telah mengikuti kursus pra nikah diberikan sertifikat sebagai

tanda bukti kelulusan. Sertifikat tersebut akan menjadi syarat kelengkapan pencatatan

perkawinan yaitu pada saat mendaftar di KUA Kecamatan, sekalipun dokumen sertifikat ini

sifatnya tidak wajib tetapi sangat dianjurkan memilikinya, karena dengan memiliki sertifikat

berarti pasangan pengantin sudah mempunyai bekal pengetahuan tentang kerumahtanggaaan

dan berupaya mempersiapkan diri secara matang untuk mengarungi kehidupan baru rumah

tangga yaitu dengan membekali dirinya pengetahuan dan pemahaman tentang seluk beluk

kerumahtanggaan, sehingga apapun goncangan yang mereka hadapi nantinya akan

diantisipasi secara baik karena sudah dibekali rambu-rambunya.

Sertifikat dimaksud dikeluarkan oleh penyelenggara setelah peserta kursus dinyatakan

lulus secara meyakinkan mengikuti kursus. Sertifikat yang dimaksud merupakan syarat

pelengkap pencatatan perkawinan pada saat pendaftaran nikah di KUA Kecamatan. Bentuk

sertifikat (model, warna, dan ukuran) diserahkan kepada Badan/Lembaga penyelenggara

dengan berkewajiban mencantumkan nomor akreditasi badan/ kelembagaan yang

dikeluarkan oleh Kementerian Agama.

Ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal, 05 Juni 2013

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

Rujukan:

1. PMA No. 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah

2. UU No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara

Bukan Pajak

3. PMA No. 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan GKS

4. Surat edaran Mendagri No. 400/564/III/Bangda Tahun

1999 tentang Pelaksanaan Pembinaan GKS

5. Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No.

D/71/1999 tentang Juklak pembinaan gerakan keluarga

sakinah

6. Peraturan Dirjen tentang Kursus Pra Nikah

7. Tata Cara Perkawinan

8. Tata Cara Perceraian

9. Tata Cara Rujuk

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

KURIKULUM DAN SILABUS

KURSUS PRA NIKAH

NO. MATA DIKLAT KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK URAIAN MATERI

JUMLAH

JPL Perte

muan

A. KELOMPOK DASAR

1. Kebijakan Kementerian Agama

tentang Pembinaan Keluarga Sakinah

1

2. Kebijakan Ditjen Bimas Islam

tentang Pelaksanaan Kursus Pra

Nikah

1

3. Peraturan Perundangan tentang

perkawinan dan pembinaan keluarga

1. UU Perkawinan & KHI

2. UU KDRT

3. UU Perlindungan Anak

- Konsep perkawinan

- Azas perkawinan

- Pembatasan poligami

- Batasan usia nikah

- Pembatalan perkawinan

- Perjanjian perkawinan

- Harta bersama

- Hak dan kewajiban

- Masalah status anak

- Perkawinan campuran

- Pengertian KDRT

- Bentuk-bentuk KDRT

- Faktor-faktor Penyebab

KDRT

- Dampak KDRT

- Aturan Hukum

- Tanggungjawab

Pemerintah dan

keluarga

- Pengertian anak

- Hak anak

- Kedudukan anak dalam

Islam

1

1

1

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

4. Hukum Munakahat Memahami ketentuan-

ketentuan syariah tentang

fikih munakahat

1. Menjelaskan

Konsep dasar

perkawinan

2. Menjelaskan tujuan

dan hikmah

perkawinan

3. Menjelaskan syarat

dan rukun nikah

4. Menjelaskan akad

nikah dan Ijab kabul

5. Menjelaskan Hak

dan kewajiban

suami isteri

6. Menjelaskan

mu’asarah bil

ma’ruf

7. Menjelaskan adab

nikah

8. Menjelaskan Hak

dan kewajiban

orang tua terhadap

anak

2

5. Prosedur Pernikahan 1

B. KELOMPOK INTI

1. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga - Mampu memahami

fungsi-fungsi keluarga

- Mampu menjelaskan

secara kontekstual

fungsi-fungsi keluarga

dengan pengalaman

kehidupan perkawinan

dan keluarga

- Mampu

mengimplementasikan

dalam kehidupan

keluarga melalui action

plan

1. Fungsi Agama.

2. Fungsi Reproduksi.

1.a. Memfungsikan nilai-

nilai ajaran Islam

dalam kehidupan

rumahtangga

b. Fungsi pemeliharaan

fitrah manusia

c. Penguatan tauhid

dengan

pengembangkan

akhlakulkarimah

Fungsi reproduksi yang

didasarkan akad pertawinan

2

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

3. Fungsi kasih sayang

dan afeksi.

4. Fungsi Perlindungan.

5. Fungsi Pendidikan dan

Sosialisasi Nilai.

6. Fungsi Ekonomi.

yang suci

3.a. Kasih sayang dan efeksi

sebagai kebutuhan

dasar manusia

b. Kedekatan dan

kelekatan fisik dan

batiniah anak dan

orang tua

c. Ketertarikan kepada

lawan jenis sebagai

sunatullah

d. Kasihsayang sebagai

landasan amal sholeh

yang memberi manfaat

bagi sesama

4.a. hak dan kewajiban

suami isteri memiliki

fungsi perlindungan

b. perlindungan terhadap

anggota keluarga dari

kekerasan dan

pengabaian

c. perlindungan terhadap

hak tumbuh kembang

anak

5.a. Fungsi keluarga bagi

pembentukan karakter

b. Fungsi sosialisasi dan

transmisi nilai

c. Fungsi keteladanan dan

modeling

d. Fungsi membangun

benteng moralitas

6.a. Fungsi produksi untuk

memperoleh penghasilan

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

7. Fungsi Sosial Budaya.

b. Fungsi pembelanjaan

untuk memenuhi

kebutuhan bagi

kelangsungan keluarga

c. Keseimbangan antara

income dan pengeluaran

d. Diperlukan tata kelola

keuangan keluarga

7.a. Keluarga sebagai unit

terkecil dan inti dari

masyarakat

b. keluarga sebagai

lingkungan sosial budaya

terkecil

c. nilai-nilai keluarga

mencerminkan nilai-nilai

dalam masyarakat

d. pengejewantahan nilai-

nilai agama

2. Merawat Cinta Kasih dalam

Keluarga

1. Nilai-nilai dalam

keluarga untuk me-

wujudkan mu’asyarah

bil ma’ruf :

2. Formula sukses dalam

mengelola kehidupan

perkawinan dan

keluarga

3. Komunikasi efektif

dalam pengelolaan

hubungan keluarga

1.a. larangan menyia-

nyiakan suami/isteri

b. Coolingdown

c. menahan diri dan

mencari solusi positif

2.a. Saling memahami

b. Saling menghargai

3.a. Diskripsi komunikasi

yang efektif

b. Komunikasi dalam

keluarga

c. Komunikasi dalam

kehidupan sehari-hari

d. Macam-macam

komunikasi dalam

keluarga

2

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

3. Manajemen Konflik dalam Keluarga 1. Faktor penyebab

konflik

2. Tanda-tanda perkawinan

dalam bahaya

3. Solusi atau cara

mengatasi konflik

1.a. perbedaan kepentingan

dan kebutuhan

b. komunikasi tidak

efektif

c. hambatan penyesuaian

diri

2.a. Cekcok terus menerus

b. Cara komunikasi yang

merusak hubungan

3.a. Pasangan

b. Keluarga besar masing-

masing pihak

c. Institusi konseling

2

4. Psikologi perkawinan dan keluarga 1. Pengertian/Deskripsi

2. Upaya mencapai

keluarga sakinah

3. Membina hubungan

dalam keluarga

1.a. Pengertian psikologi

perkawinan

b. Pengertian keluarga

c. Ruang lingkup

psikologi keluarga

2.a. membentuk akhlak

luhur

b. menegakan

rumahtangga Islami

c. meningkatkan ibadah

3.a. Harmonisasi suami-

isteri

b. Orangtua dan anak

c. Anak dengan anak

d. anak dan anggota

keluarga lain

e. kebersamaan dalam

keluarga

2

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan

C. KELOMPOK PENUNJANG

1. Pendekatan Andragogi - Konsepsi 1

2. Penyusunan SAP (Satuan Acara

Pembelajaran) dan Micro Teaching

- 1

3. Pre Test dan Post Test 1

4. Penugasan/Rencana Aksi 1

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Juni 2011

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan
Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30330/1/JUNIARTI... · diatasi dan tentunya dengan izin Allah ... Surat keterangan