bab ii tinjauan pustaka i. tinjauan medis a. konsep dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/belinda...

68
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Pengertian kehamilan Menurut Manuaba (2010) kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Menurut Sarwono (2012) Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Menurut Saifuddin (2006) Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Definisi kehamilan adalah tumbuh serta berkembangnya janin di dalam intrauteri dikarenakan adanya pertemuan spermatozoa dan ovum yang berimplantasi selama belum ada tanda persalinan. 2. Periode Kehamilan Menurut Asrinah dkk (2010), periode ini dibagi menjadi tiga semester yaitu: a. Trimerster I berlangsung pada 0 minggu hingga ke 12 minggu b. Trimester II berlangsung dari minggu ke 13 sampai dengan minggu ke 27 c. Trimester III berlangsung mulai dari minggu 18 hingga minggu 28 sampai dengan minggu ke 40 11 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Upload: truongtram

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. Tinjauan Medis

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Menurut Manuaba (2010) kehamilan adalah pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir

sampai permulaan persalinan.

Menurut Sarwono (2012) Kehamilan didefinisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi.

Menurut Saifuddin (2006) Kehamilan adalah dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin.

Definisi kehamilan adalah tumbuh serta berkembangnya janin

di dalam intrauteri dikarenakan adanya pertemuan spermatozoa dan

ovum yang berimplantasi selama belum ada tanda persalinan.

2. Periode Kehamilan

Menurut Asrinah dkk (2010), periode ini dibagi menjadi tiga

semester yaitu:

a. Trimerster I berlangsung pada 0 minggu hingga ke 12 minggu

b. Trimester II berlangsung dari minggu ke 13 sampai dengan

minggu ke 27

c. Trimester III berlangsung mulai dari minggu 18 hingga minggu 28

sampai dengan minggu ke 40

11

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

12

3. Proses kehamilan

Proses konsepsi, fertilisasi dan implantasi menurut Sulistyawati

(2012), yaitu pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang

memungkinkan terjadinya kehamilan lalu kelanjutan dari proses

konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan

sperma dan ovum sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi

ovum-sperma menjadi buah dari kehamilan, buah dari kehamilan

masuk atau tertanam, hasilnya konsepsi dalam endometerium.

Proses konsepsi, dan nidasi menurut Manuaba (2010) yaitu

ovum yang matang yang telah dibuahi oleh spermatozoa memasuki

kanalis serviks, setelah masuk ovum yang telah dibuahi sperma akan

melakukan fertilisasi, ketika inti ovum dan sperma bertemu ini

dinamakan zigot, dan zigot akan tumbuh di dalam rahim

4. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda-tanda kehamilan menurut (Mochtar 2012;h.35) yaitu

Tanda tidak pasti hamil terdiri dari

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

3) Ngidam (menginginkan sesuatu)

4) Syncope (pingsan)

5) Payudara tegang

6) Pigmentasi kulit

7) Konstipasi atau obstipasi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

13

b. Tanda pasti kehamilan menurut Manuaba 2010 : 109 yaitu

1) Gerakan janin dalam rahim

Terlihat atau teraba gerakan janin. Teraba bagian-bagian janin.

2) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotokografi, alat

Doppler. Dilihat dengan Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan

dengan alat Rontgen untuk melihat kerangka janin (sekarang

sudah tidak dipakai).

c. Tanda mungkin hamil (Mochtar,2012;h.35 ).

1) Uterus yang membesar

2) Adanya tanda hegar

Tanda hegar adalah perlunakan pada daerah istimus uteri

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan

tipis, sehingga uterus mudah di fleksikan.

3) Tanda chadwick

Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan

yang terlihat diporsio, bagina, dan labia. Tanda tersebut timbul

akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar esterogen

4) Tanda piskacek adalah pertumbuhan yang asimetris pada

bagian uterus yang dekat dengan implantasi plaseta.

5) Braxton hicks

5. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Pada Ibu Hamil

a. Uterus

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

14

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau

beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,

sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot

rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar,

lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena

pertumbuhan janin menurut (Mochtar, 2012; h.29).

b. Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna

merah dan kebiru-biruan ( Mochtar,2012;h30).

c. Ovarium

Ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran

esterogen dan progesteron (Mochtar,2012;h30).

d. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, adanya

hiperpigmentasi pada aerola dan papila mamae, pembesaran

kelenjar montgometri (Prawiroharjo,2011;h117).

e. Sirkulasi darah ibu

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia

kehamilan 32 minggu ( Varney,2007;h498).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

15

Volume darah akan bertambah banyak kira kira 25 %

dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti dengan

curah jantung yang meningkat sebanyak 30 % (Mochtar

2012;h30).

f. Sistem pernafasan

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem pernafasan

untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen disamping itu dapat

juga dipengaruhi oleh desakan diafragma karena dorongan rahim

yang membesar. (Varney,2007;h.499).

Pernapasan yang sering digunakan pada ibu hamil biasanya

pernapsan dada, karena lebih dalam (Mochtar,2012;h.31).

g. Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi

pada hamil tua, terjadi gangguan dalam bentuk sering BAK

(Mochtar,2012;h31).

h. Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh Melanosit Stimulating Hormon

(MSH) lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

Hiperpigmentasi ini terjadi pada strie gravidarum livid atau alba,

areola payudara, papila payudara, linea nigra, pipi (kloasma

gravidarum) (Mochtar.2012.h.31).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

16

i. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh

mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi

makin tinggi untuk pertumbuhan janin maka dari itu hamil harus

makan makanan yang banyak mengandung gizi

(Mochtar,2012.h31).

6. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan

Menurut Kurniasih (2012: 97), perubahan adaptasi psikologis dalam

masa kehamilan meliputi :

a. Perubahan psikologis pada trimester I

Trimester pertama sering dirujuk kepada masa penentuan.

Penentuan membuat fakta bahwa ia hamil. Trimester pertama

juga sering merupakan masa masa kekhawatiran dan penantian.

Perubahan psikologisnya adalah perubahan emosional, rasa

cemas bercampur dengan bahagia, ketidakyakinan dan stres

(Pantikawati,2010).

b. Perubahan psikologis pada trimester II.

Trimester dua ini sering dikatakan periode pancaran

kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya

merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan

Trimester kedua dibagi menjadi dua fase meliputi :

1) Fase prequickening

Selama akhir trimester pertama dan masa

Prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

17

lagi hubungannya dan segala aspek di dalamnya dengan

ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan

mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang

telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia

mengembangkan hubungan dengan anak yang dilahirkannya.

Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah

diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang

negatif, maka ia akan menolaknya (Suryani,2011;h100).

2) Fase postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening identitas ke

ibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada

kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai

seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan

meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama

pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir.

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan

yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan

bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat

hamil. Pada saat ini sebagian wanita mengalami kemajuan

yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada

trimester pertama (Dwi, 2011; h.100).

c. Perubahan psikologis pada trimester III

Trimester tiga sering disebut periode menunggu/penantian

dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

18

menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk yang terpisah

sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran bayi. Perasaan

waspada mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya

berjaga-jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan

gejala persalinan muncul (Suryani,2011;h.103).

7. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

a. Rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester I yaitu

Nausea,Ptialisme ,Keletihan,Leukore,sering buang air kecil,nyeri

Punggung (Varney, 2007;h.536).

b. Rasa ketidaknyamanan pada Trimester II

Nyeri uluh hati,KonstipasiHemoroid,kram tungkai,oedem (Varney :

h.539-540).

c. Rasa ketidaknyamanan pada Trimester III

Kaki Bengkak,Varises (Manuaba,2010;h.79),Nocturia Insomnia

Nyeri punggung bawah, Kesemutan dan baal jari (Varney, 2007;

h.543).

8. Cara Mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hami;

a. Cara mengatasi ketidaknyamanan ibu hamil TM I

1) Makan dengan porsi kecil tapi sering hindari makanan yang

beraroma kuat (Varney, 2007; h.537).

2) Keletihan dengan cara memberikan konseling dan

meyakinkan ibu bahwa keletihan tersebut normal dilami

(Varney, 2007;h538).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

19

3) Buang air kecil cara mengatasinya adalah mengurangi

asupan cairan sebelum tidur malam sehingga ibu tidak perlu

boal balik ke kamar mandi (Varney, 2007;H. 538).

4) Solusi untuk punggung yang sakit dikarenakan payudara

yang membesar yaitu dengan mengganti bra yang sesuai

dengan ukuran payudara( Varney, 2007;h. 538).

b. Cara mengatasi ketidaknyamanan trimester II yaitu

1) Nyeri uluh hati makan degan porsi kecil tetapi sering untuk

menghindari lambung menjadi penuh. Pertahankan postur

tubuh yang baik supaya ada ruang yang lebih besar bagi

lambung, regangkan lengan melampaui kepala untuk memberi

ruang bagi perut untuk berfungsi. Hindari makanan berlemak,

hindari minum bersamaan dengan makan karena cairan

cenderung menghambat asam lambung (Varney ; 2007.

h.538).

2) Konstipasi yaitu dengan asupan cairan yang adekuat yakni

munum air putih sebanyak minimal 8 gelas/hari, istirahat sing

yang cukup, minum air hangat selagi bangun tidur untuk

menstimulasi gerakan peristaltik pada usus , makan makanan

yang berserat serta banyak yang mengandung serat yang

alami. Lalu melakukan defekasi/ pembuangan yang teratur

(Varney ; 2007. h539).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

20

3) Hemoroid yaitu dengan menghindari konstpasi, hindari

mengejan saat defekasi, kompres dengan air es

(Varrney,2007;h.539).

4) Kram tungkai yaitu dengan meluruskan kaki yang kram lalu

tekan tumit lakukan berulang lalu mempertahankan

mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi

darah, anjurkan untuk diet yang mengandung pospor dan

kalsium ( Varney, 2007:h.540).

5) Oedem yaitu dengan jangan menggunakan baju ketat, elevasi

kaki secara teratur sepanjang hari. Posisi menghadap

kesamping saat berbaring (Varney;2007: h.540).

c. Cara mengatasi ketidaknyamanan Trimester III yaitu :

1) Dianjurkan untuk istirahat dengan posisi kkai lebih tinggi serta

mengurangi konsumsi garam (Manuaba,2010;h.79).

2) Dianjurkan untuk memakai kaos kaki nilon panjang sampai

paha atau menggunakan stocking ketat (Manuaba,2010;h.79)

3) Apabila mau tidur kurangi mengkonsumsi air yang banyak

(Varney,2007;h.541).

4) Mandi dengan air hangat, melakukan aktifitas yang ringan,

mengambil posisi relaksasi (Varney,2007;h.541).

5) Tekuk kaki ketika mengangkat apapun, hindari membungkuk

yang berlebihan, kompres es pada punggung, pijatan atau

usapan pada punggung (Varney, 2007;h.542).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

21

6) Berbaring, menelentangkan tangan dan jangan untiuk

pangkuan tidur (Varney,2007;h.543).

9. Asuhan kehamilan

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui serangkaian kegiatan pemantuan rutin selama kehamilan

(Prawirohardjo, 2011 : 278).

Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil

Tujuan secara umum dari pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil

adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak

selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan

ibu dan anak yang sehat (Mochtar,2012;h.38).

Tujuan khusus dari pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil adalah:

a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin

dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita

sedini mungkin

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

d. Memberikan nasehat-nasehat tentang pola hidup sehari-hari dan

keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi

(Mochtar, 2012h.38).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

22

10. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal.

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan (Sarwono, 2006) :

a. Satu kali pada trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu)

b. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan antara 14-28 minggu)

c. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan antara 28-36 minggu

dan sesudah kehamilan 36 minggu)

Pelayanan/asuhan antenatal standar minimal (termasuk 7T) (Mochtar

2012)

a. Timbang berat badan

b. Ukur Tekanan darah

c. Ukur Tinggi fundus uteri

d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid yang lengkap

e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan

f. Tes terhadap penyakit menular seksual

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

11. Pemeriksaan Ibu Hamil (Varney)

a. Anamnesa

Anamnesa identitas dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan,

alamat dan sebagainya.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

23

Anamnesa umum:Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur,

miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya.Tentang haid, kapan

mendapat haid terakhir (HPHT). Tentang kehamilan, persalinan,

keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola

sebelumnya.

b. Inspeksi dan Pemeriksaan Fisik Diagnostik

Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik meliputi: tekanan darah,

nadi,suhu,pernapasan,jantung,paru paru, dan sebagainya.

c. Perkusi

Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu indikasi.

d. Palpasi

Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit

lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah

kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi

bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. Palpasi

perut untuk menentukan : Besar dan konsistensi rahim, bagian-

bagian janin, letak dan presentasi, Gerakan janin, Kontraksi rahim

Braxton-Hicks dan his. Manuver Palpasi Menurut Leopold :

Leopold I:

Menentukan letak kepala atau bokong, satu tangan di fundus dan

tangan yang lain diatas simfisis.

Leopold II:

Menentukan letak punggung, dengan satu tangan menekan di

fundus.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

24

Leopold III:

Menentukan bagian terbawah janin.Menentukan letak punggung,

dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.

Leopold IV:

Menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah

masuk pintu atas panggul ( PAP ) (Mochtar, 2012; 340).

e. Auskultasi

Monoaural (stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan denyut

jantung janin (djj). Yang kita dengarkan adalah :

1) Dari janin: Djj pada bulan 4-5 normalnya 120-160x/menit, Bising

tali pusat, Gerakan dan tendangan janin

2) Dari Ibu: Bising rahim (uterine souffle), Bising aorta, Peristaltik

usus

12. Komplikasi pada kehamilan

a. Pada Trimester I

1) Abortus

a) Pengertian Abortus

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup diluar kandungan (Rustam Mochtar, 2012).

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat

akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan belum mampu

untuk hidup diluar kandungan (Prawirohardjo,2011.145)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

25

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak di

dahului faktor faktor mekanis ataupun medinalis, semata

mata disebabkan oleh faktor faktor alamiah

b) Klasifikasi

Macam macam abortus terbagi menjadi 5 yaitu

(1) Abortus imminens

Keguguran yang mengancam. Keguguran belum terjadi

sehingga kehamilan dapat dipertahankan

(2) Abortus insipien

Proses keguguran yang sedang berlangsung.

(3) Abortus inkompleteus

Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan,

tertinggal hanya desidua atau plasenta

(4) Abortus kompleteus

Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan ( desidua dan fetus),

sehingga rongga rahim kosong.

(5) Missed abortion

Keadaan dimana janin yang telah mati masih didalam

rahim.

(6) Abortus provakatus (induced abortion) adalah abortus

yang disengaja, baik dengan memakai obat obatan

maupun alat. Abortus ini lagi terbagi menjadi dua yaitu:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

26

(a) Abortus medisianalis dikarenakan kahamilannya

dapat mengancam jiwa ibu (berdasarkan indikasi

medis)

(b) Abortus kriminalis Abortus yang terjadi oleh karena

tindakan tindakan yang tidak ilegal atau

berdasarkan indikasi medis (Mochtar,2012).

2) Hiperemesis Gravidarum

Adalah mual muntah berlebihan pada ibu hamil sampai

mengganggu pekerjaan sehari hari karena kekurangan cairan

dan terganggunya keseimbangan elektrolit (Manuaba, 2010

h.229).

Klasifikasi Hiperemesisi Gravidarum

a) Tingkat I (Ringan)

Mual muntah yang menyebabkan penderita lemah, tidak

mau makan, berat badan menurun, rasa nyeri di

epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, Tekanan darah

turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung

b) Tingkat II (Sedang)

Keadaan lemah, apatis. Turgor kulit mulai jelek, lidah kering

dan kotor, nadi kecil dan cepat, berat badan turun, ikterus

ringan, oliguri dan konstipoasi, mala ikterik

c) Tingkat III (Berat)

Muntah berkurang Keadaan umum jelek kesadaran

menurun, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berta, suhu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

27

badan meningkat, ikterus, komplikasi yang terparah adalah

gangguan mental.

3) Kram kaki Ini disebabkan karena mual muntah karena ketidak

seimbangnya cairan elektrolit dan kalium

4) Hipersalivasi Ini menyebabkan ibu hamil susah untuk menelan,

akan tetapi kan menghilang sesuai bertambahnya usia kehamilan

5) Pada trimester II

a) Solusio plasenta

b) Plasenta previa

c) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

d) Mola

e) Kehamilan Ganda

f) PER

6) Pada Trimester III

a) Persalinan Prematuritas

b) Kehamilan dengan pre eklampsia dan eklampsi

c) Kehamilan lewat waktu persalinan

d) Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim

e) Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini

f) Kehamilan dengan perdarahan

B. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian persalinan

Definisi Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

28

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010 : 164).

Menurut Mochtar (2012), persalinan adalah suatu proses pengeluaran

hasil konsepsi ( janindan uri ) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim

melalui jalan rahir atau dengan jalan lain

Menurut Sarwono (2009), persalinan adalah proses membuka dan

menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir.

2. Teori Terjadinya Persalinan

a. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan

dimulai (Manuaba,2010;h.168).

b. Teori penurunan hormon

Hormon progesteron menurun menjadikan otot rahim sensitif

terhadap oksitosin, akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapai tingkat penurunan progesteron (Manuaba,2010;h.168).

Menurut mochtar (2012) , 1-2 minggu sebelum partus mulai

terjadpenurunan kadar hormon esterogen dan progesteron.

Progesteron bekerja sebagai penenang otot otot rahim, karena itu

maka dari itu akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang

menimbulkan his pada saat progrsteron turun

c. Teori oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior, perubahan

keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

29

sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi. Dengan

menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktivitasnya sehingga persalinan dapat

mulai (Manuaba,2010;h.168).

d. Teori pengaruh prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat pada usia kehamilan 15 minggu

yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil

dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi

dikeluarkan dan dapat dianggap pemicu terjadinya persalinan

(Manuaba, 2010;h.168).

e. Teori Hipotalamus hipofisis dan glandula suprarenalis

Teori ini sering menunjukkan kelambanan persalinan karena tidak

terbentuk hipotalamus, pemberian kartokosteroid dapat

menyebabkan maturitas janin, induksi persalinan. Dari percobaan

tersebut dapat disimpulkan bahwa antara hipotalamus-hipofisis

dengan mulainya persalinan, serta glandula suprenalis merupakan

pemicu terjadinya persalinan (Manuaba,2010;h.168).

f. Teori plasenta menjadi tua

Penuaan plasenta akan menyebabkan turunya kadar esterogen dan

progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal ini

akan mengakibatkan kontraksi rahim (Mochtar,2012;h.70).

g. Induksi Partus

Partus dapat ditimbulkan dengan gagang laminaria yang dimasukkan

bertujuan untuk merangsang pleksus franken hauser, dapat juga

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

30

dengan amniotomi/ pemecahan ketuban serta dapat dengan tetesan

oksitosin melalui pemberian infus (Mochtar,2012;h.70).

3. Tanda tanda Persalinan

a. Tanda tanda persalinan menurut (Manuaba, 2010 : 173).

1) Terjadinya his persalinan, mempunyai ciri khas pinggang terasa

nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin

pendek dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh

terhadap perubahan serviks, semakin beraktivitas kekuatan

makin bertambah.

2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his

persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan

pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir

yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah

yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban

baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya

ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

b. Tanda tanda persalinan Menurut Mochtar (2012;h;70).

1) Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun

memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada

multipara hal itu tidak begitu jelas

2) perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

31

3) sering buang air kecil atau sulit berkemih karena kandung kemih

tertekan oleh bagianterbawah janin.

4) perasaan nyeri perut dan pinggang oleh adanya kontraksi

kontraksi lemah

5) serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertamba, mungkin bercampur darah.

4. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

Menurut Manuaba (2010: 169) faktor-faktor yang berperan dalam

persalinan meliputi : Power (His/kontraksi otot rahim, kontraksi otot

dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan,

keregangan dan kontraksi ligamentum rotundum), passenger (janin dan

plasenta), passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang), psikis ibu

bersalin, penolong.

5. Asuhan persalinan

Menurut JPNK-KR (2008 : 52 )

a. Persiapan kelahiran bayi meliputi mempersiapkan ruangan untuk

persalinan dan kelahiran bayi

b. Persiapan perlengkapan bahan bahan dan obat obatan yang

diperlukan.

c. Persiapan rujukan

d. Memberikan asuhan sayang ibu

menyapa ibu dengan baik, jawab setiap pertanyaan yang

diajukanoleh keluarga dan ibu, anjurkan keluarga untuk memberi

dukungan, waspadai gejala dan penyulitselama proses persalinan,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

32

dan siap dengan rencana rujukan. Asuhan sayang ibu selama

persalinan termasuk memberikan dukungan emosional, membantu

pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, keleluasaan

menggunakan kamar mandi secara teratur dan pencegahan infeksi.

6. Tahap-tahap persalinan

a. Kala I

Menurut JNPK-KR (2008 : 40) kala satu persalinan dimulai sejak

terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan

kekuatannya) sehingga serviks membuka lengkap (10 cm).

Menurut Mochtar 2012 Kala satu persalinan waktu untuk pembukaan

serviks sampai menjadi pembukaan lengkap.

Menurut Saifuddin Kala I dimulai saat persalianan mulai sampai

pembukaan 10 cm (lengkap). Kala satu persalinan terdiri atas dua

fase, yaitu :

1) Fase laten

Menurut Mochtar ( 2012 ) pembukaan serviks berlangsung lambat

sampaipembukaan 3 cm, lamanya 7 – 8 jam.

Menurut JNPK KR ( 2008: 40 ) Dimulai sejak awal berkontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara

bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

dan pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8

jam.

Menurut Saifuddin ( 2009 ) fase laten 8 jam serviks membuka

sampai 3 jam.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

33

2) Fase aktif

Fase aktif yaitu berlangsung dalam 6 jam dan dibagi selama 3

subfase menurut Mochtar (2012) :

a) Fase akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4cm

b) Fase dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan cepat

sampai 9 cm

c) Fase deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi lengkap 10 cm.

Fase aktif yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi

menjadi 3 (Manuaba, 2010 : 173) yaitu :

a) Fase akselerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm

sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

b) Fase dilatasi maksimal dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm

yang dicapai dalam 2 jam.

c) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9 cm

sampai 10 cm selama 2 jam.

b. Kala II

Menurut (JNPK-KR, 2008 : 79) dimulai ketika pembukaan

servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda dan

gejala kala dua di antaranya : Ibu merasa ingin meneran bersamaan

dengan terjadinya kontraksi. Ibu merasakan adanya peningkatan

tekanan pada rektum dan vaginanya. Perineum menonjol. Vulva-

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

34

vagina dan sfingter ani membuka. Meningkatnya pengeluaran lendir

bercampur darah.

Menurut Saifuddin dimulai dari pembukaan lengkap (10cm)

sampai bayi lahir. Proses ini biasanya 2 jam pada primi dan 1 jam

pada multi

c. Kala III

Menurut JNPK-KR (2008: 99) yang menyatakan bahwa

Manajemen Aktif Kala (MAK) III terdiri dari pemberian suntik oksitosin

dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir dengan dosis 10

Internasional Unit (IU) secara Intra Muskular (IM), melakukan

peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri selama 15

detik. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda-tanda seperti perubahan bentuk dan tinggi

uterus, tali pusat bertambah panjang, dan ada semburan darah

mendadak dan singkat.

Kala III dimulai segera setelah bayi baru lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin,

2010;h.101).

d. Kala IV

Menurut Saifuddin (2010) Kala IV dimulai dari saat lahirnya

plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

Menurut Mochtar (2012) kala IV mulai dari lahirnya uri,

selama 1 sampai dengan 2 jam.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

35

Menurut Manuaba (2010) kala IV dimaksudkan untuk

melakukan observasi karena perdarahan postpartum sering terjadi

pada 2 jam pertama

Pada teori Varney et all (2008,h;835) bahwa data dasar untuk

kala empat persalinan mencakup informasi yang dibutuhkan untuk

evaluasi dan penatalaksanaan perawatan selama jam pertama

pascapartum,dan pengetahuan fase taking in pada bayi baru lahir

dan proses bounding attachment antara ibu dan bayi.

Menurut Varney, et all ( 2008,h;836) hal yang perlu dikaji

adalah Tekanan darah,nadi,suhu, dan respirasi harus menjadi stabil

selama satu jam pertama pasca partus. Suhu ibu akan mengalami

peningkatan tidak melebihi 38°C Pemantauan tekanan darah dan

nadi yang rutin menjadi hal yang pokok untuk mendeteksi adanya

komplikasi pasca persalinan. Selain itu bidan melakukan tindakan

pertama setelah plasenta lahir adalah mengevaluasi konsistensi

uterus.

Pemantauan Keadaan umum Ibu

Menurut JPNK-KR (2008 : h.116) pantau keadaan ibu selama

2 jam postpartum, pantau keadaan ibu meliputi tekanan darah, Nadi,

suhu, Tinggi Fundus Uteri, kontraksi, keadaan kandung kemih dan

jumlah perdarahan pada 15 menit pertama dijam pertama dan

lakukan pengecekan kembali pada 30 menit pada jam kedua.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

36

Tabel 2.1 Lama persalinan pada primigravida dan Multigravida Kala persalianan Primigravida Multigravida I 10 sampai 12 jam 6 sampai 8 jam II 1 sampai 5 jam 0,5 sampai 1 jam III 10 menit 10 menit IV 2 jam 2 jam Jumlah (tanpa memasukkan kala IV yang bersifat Observasi

10 sampai 12 jam 8 sampai 10 jam

Sumber Mochtar (2012)

e. Mekanisme persalinan

Mekanisme persalianan menurut Varney (2007 h.754) : Engagement,

Penurunan lengkap, Fleksi, Rotasi internal, Pelahiran Kepala, Rotasi

Eksternal, Pelahiran bahu dan tubuh dengan fleksi lateral.

f. 58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Menurut buku pedoman Asuhan Persalinan Normal (2008) prosedur

persalinan normal antara lain :

Mengenali tanda dan gejala kala II

1) Mendengarkan dan melihat adanya tanda-tanda persalinan kala

dua. Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakan

tekanan yang semakin meningkat pada rektum/vaginanya,

perineum menonjol, vulva, vagina dan sfingter ani membuka.

2) Menyiapkan pertolongan persalinan Memastikan perlengkapan

peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong

persalinan dan menatalaksanakan komplikasi ibu dan BBL. Untuk

asfiksia tempat datar dan keras. 2 kain dan 1 handuk bersih dan

kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

37

bahu bayi. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril

sekali pakai dalam partus set.

3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku.

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir

dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi

yang bersih.

5) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk

semua pemeriksaan dalam.

6) Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi/steril.

Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

7) Membersihkan vulva, perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina

perineum anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya

dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.

Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah

yang benar, mengganti sarung tangan jika terkontaminasi.

8) Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan bahwa serviks sudah lengkap, bila

selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah

lengkap lakukan amniotomi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

38

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan

klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik

serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit,

mencuci tangan.

10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam keadaan baik dan semua hasil-hasil penilaian

serta asuhan lainnya dicatat pada partograf.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya, menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan

ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan temuan-temuan, menjelaskan kepada

anggota bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi

semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

meneran.Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa

ada dorongan untuk meneran. Bimbing ibu agar dapat meneran

secara benar dan efektif. Dukung dan beri semangat pada saat

meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak

sesuai. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

39

pilihannya. Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi.

Anjurkan keluarga untuk memberi semangat pada ibu. Berikan

cukup asupan cairan. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

Segera rujuk bila bayi tidak lahir setelah 2 jam meneran

(primigravida) atau 1 jam meneran (multigravida).

13) Anjurkan pada ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi yang nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit.

14) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,

jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

15) Letakkan kain bersih yang diletakkan 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

16) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali perlengkapan alat

dan bahan.

17) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

18) Persiapan pertolongan kelahiran bayI Setelah tampak kepala

bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan

kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu

untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.

Dengan lembut, menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

40

19) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses

kelahiran bayi.

20) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

21) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi berikutnya

dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk

melahirkan bahu posterior.

22) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum

tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut. Mengendalikan kelahiran dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

23) Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada

di atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya

saat punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi,

dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.

Penanganan bayi baru lahir

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

41

24) Melakukan penilaian, apakah bayi menangis kuat atau bernafas

tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak kesulitan. Jika bayi tidak

bernafas tidak menangis lakukan resusitasi.

25) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian lainnya

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti

handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan

bayi di atas perut ibu.

26) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi

dalam uterus (hamil tunggal).

27) Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin 10 unit agar

uterus berkontraksi baik.

28) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir suntikkan oksitosin

secara IM di 1/3 paha bagian distal lateral.

29) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan

menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan

urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.

30) Memotong dan mengikat tali pusat, dengan satu tangan

memegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan penjepitan

tali pusat antara 2 klem tersebut atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan satu simpul kunci pada sisi lainnya.

Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

42

31) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bayi sehingga

bayi menempel di dada ibu/di perut ibu. Usahakan kepala bayi

berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari

posisi puting payudara ibu.

32) Selimut ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di

kepala bayi.

33) Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.

35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas

simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.

36) Setelah uterus berkontraksi regangkan tali pusat kearah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah darso kranial

secara hati-hati. Untuk mencegah inversio uterus jika plasenta

tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat

dan tunggu hingga kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di

atas.

37) Lakukan peregangan dan dorongan dorso kranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik

tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,

mengikuti proses jalan lahir. Jika tali pusat bertambah panjang,

pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan

lahirkan plasenta. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit

meregangkan tali pusat : Beri dosis ulang oksitosin 10 unit

IM. Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh. Minta

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

43

keluarga untuk menyiapkan rujukan. Ulangi peregangan tali

pusat 15 menit berikutnya. Jika plasenta tidak lahir dalam 30

menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan segera

lakukan plasenta manual.

38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga

selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan

plasenta pada wadah yang telah disediakan. Dan jika selaput

ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk

melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari

tangan atau klem DTT untuk mengeluarkan bagian selaput yang

tertinggal.

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan

masase uterus, letakkan tangan di fundus dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras).

40) Menilai perdarahan Periksa kedua sisa plasenta baik bagian ibu

maupun janin dan pastikan selaput ketuban utuh dan lengkap,

masukkan plasenta kedalam kantong plastik atau tempat khusus.

41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penilaian bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42) Melakukan prosedur pasca persalinan Pastikan uterus

berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

44

43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit dengan ibu paling

sedikit 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan

inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu

pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup

menyusu dari satu payudara. Biarkan bayi berada di dada ibu

selama satu jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.

44) Setelah satu jam lakukan penimbangan dan pengukuran bayi,

beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 mg IM di paha

kiri anterolateral.

45) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi

hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakkan bayi didalam

jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakkan

kembali bayi didada ibu bila bayi belum berhasil menyusu dalam

1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.

46) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinsan.

Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap

23-30 menit pada jam kedua pasca persalinan. Jika uterus tidak

berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk

penatalaksanaan atonia uteri.

47) Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase dan menilai

kontraksi.

48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

45

49) Memeriksa nadi dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1

jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam

kedua pasca persalinan. Memeriksa suhu ibu sekali setiap jam

selama 2 jam pertama pasca persalinan. Melakukan tindakan

yag sesuai untuk temuan yang tidak normal

50) Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-

37,5 oC).

51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah dekontaminasi.

52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang

sesuai.

53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air Desinfektan Tingkat

Tinggi (DTT). Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.

Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

54) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkannya.

55) Dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin 0,5 %.

56) Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 %.

Balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin

selama 10 menit

57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

46

58) Lengkapi partograf.

g. 18 Penapisan Asuhan Persalinan Normal JNPK-KR (2008)

Riwayat bedah sesar, pedarahan pervaginam, persalinan kurang bulan

(usia kehamilan kurang dari 37 minggu), ketuban pecah disertai

dengan mekonium yang kental, ketuban pecah lama (lebih dari 24

jam), ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan

kurang dari 37 minggu), ikterus, anemia berat, tanda/gejala

infeksi, pre-eklampsia/hipertensi dalam kehamilan, tinggi fundus 40 cm

atau lebih, gawat janin, primipara dalam fase aktif kala satu persalinan

dan kepala janin masih 5/5, presentasi bukan belakang kepala,

presentasi ganda (majemuk), kehamilan ganda atau gemeli, tali pusat

menumbung, syok

h. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Definisi Inisiasi menyusu dini adalah segera setelah bayi lahir

dan tali pusat diikat, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit

bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini

berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat

menyusu sendiri.

Keuntungan Kontak Kulit dengan Kulit untuk Ibu

1) Oksitosin

Membantu kontraksi uterus sehingga risiko perdarahan pasca

persalinan lebih rendah. Merangsang pengeluaran kolostrum dan

meningkatkan produksi ASI. Penting untuk kelekatan hubungan ibu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

47

dan bayi. Ibu lebih tenang dan tidak merasa nyeri pada saat

plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.

2) Prolaktin

Meningkatkan produksi ASI Membantu ibu mengatasi stres.

Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai

menyusu. Menunda ovulasi.

Keuntungan IMD ada 2 yaitu

1) Keuntungan IMD untuk Bayi

Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum

segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.

Meningkatkan kecerdasan. Membantu bayi mengkoordinasikan

hisap, telan dan nafas. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan

bayi. Mencegah kehilangan panas.

2) Keuntungan IMD untuk Ibu

Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin. Meningkatkan

keberhasilan produksi ASI. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu

dan bayi.

C. Konsep Dasar Nifas

1. Definisi

Masa nifas adalah masa peurperium yaitu masa pemulihan

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan

kembali seperti pra hamil (Mochtar,2012.87).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

48

Masa nifas atau peurperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu ( Sarwono, 2010.

H 356).

Masa nifas atau peurperium dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti semula ataupun

keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira kira 6 minggu

(Saifuddin, 2012.h;122).

2. Pembagian masa Nifas

Nifas dibagi menjadi dalam 3 periode (Mochtar,2012;h.87) yaitu :

a. Peurperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri

berjalan. Dalam ajaran Islam diperbolehkan bekerja dan dikatakan

bersih ketikka ia sudah 40 hari pasca bersalin

b. Peurperium intermediet, yaitu kepulihan penyeluruhan alat alat

genetelia yang lamanya 6 sampai dengan 8 minggu

c. Peurperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu

persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat

sempurna dapat berminggu minggu bahkan tahunan

3. Involusi alat alat Kandungan menurut Mochtar (2012) :

a. Uterus, secara berangsur angsur menjadi kecil hingga berakhir

kembali seperti sebelum hamil

b. Bekas implantasi uri, placental bed mengecil karena kontraksi dan

menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu

menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

49

c. Luka luka, pada jalan lahir apabila tidak disertai dengan infeksi akan

sembuh dengan 6 samapi dengan 7 hari.

d. Rasa nyeri, yang disebut after pains ( merian atau mulas mulas)

disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 sampai 4 hari

pasca persalinan.

e. Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

dalam masa nifas. Lokia terbagi menjadi 6 yaitu :

1) Lokia Rubra berisi darah segar sisa sisa selaput ketuban, sel sel

desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari

pasca persalinan

2) Lokia sangu inolenta berwarna merah kuning, berisi darah dan

lendir hari ke 3 sampai 7 pascapersalinan

3) Lokia serosa berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7 sampai 14 pascapersalinan.

4) Lokia alba cairan putih, setelah 2 minggu

5) Lokia purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

busuk

6) Lokiostasis lokia yang keluarnya tidak lancar.

Tabel 2.2 Tinggi Fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi fundus uteri Berat Uterus Bayi lahir Setinggipusat 1000 gram Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat

simpisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba diatas simpisis

350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram

(Sumber: Mochtar 2012;h 87).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

50

f. Serviks

Setelah persalinan, bentuk servik akan menjadi seperti corong

dan menganga serta berwarna merah kehitaman. Konsistensinya

lunak kadang ada perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih

bisa masuk kerongga rahim, akan tetapi setelah 2 jam dapat dilalui

hanya 2 sampai 3 jari dan setelah lewat dari 7 hari hanya dapat dilalui

oleh satu jari saja

g. Ligamen ligamen

Ligamen, facia dan diafragma dikarenakan adanya peregangan

pada saat persalinan, setelah bayi lahir ligamen ini akan menjadi ciut

dan pulih kembali, dan biasanya ini mengakibatkan uterus jatuh

kebelakang dan menjadi retrofleksi dikarenakan ligamen rotundum

menjadi kendur. Dan untuk memulihkan kembali, sebaiknya ibu ibu

pasca bersalin harus latihan senam pascabersalin.

4. Perawatan Pasca Persalinan menurut Mochtar (2012) :

1) Mobilisasi

Karena kelelahan setelah bersalin, ibu harus beristirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pascabersalin. Setelahnya, ibu boleh miring

kanan dan kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli. Pada hari kedua ibu diperbolehkan duduk, hari ketiga

boleh berjalan jalan, dan hari keempat atau kelima sudah

diperbolehkan pulang. Mobilisasi tersebut memiliki variasi, tergantung

pada komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka luka.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

51

b. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan

makanan yang mengandung banyak protein, banyak cairan, sayur

sayuran serta buah buahan.

c. Miksi

Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri dengan

secepatnya. Biasanya wanita susah berkemih dikarenakan adanya

penekanan kepala bayi pada saat persalinan, dapat juga dikarenakan

adanya edema kandung kemih. Apabila ada edema kandung kemih

dianjurkan untuk dipasang kateterisasi.

d. Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3 sampai 4 hari pascabersalin.

Apabila masih sulit untuk buang air besar ataupun keluarnya keras

dapat diberikan obat laktasif atau peroral ataupun perektal, dan

apabila masib belum bisa lakukan klisma.

e. Perawatan Payudara

Perawatan payudara / mamae telah dimulai sejak wanita hamil agar

puting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk

menyusui bayi, apabila bayi meninggal, laktasi harus dihentikkan

dengan cara pembalutan mamae sampai tertekan, pemberian obat

esterogen untuk supresi LH, seperti tablet lynoral dan parlodel.

Sangat dianjurkan agar seorang ibu menyusui bayinya karena sangat

baik untuk kesehatan bayi tersebut.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

52

1) Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi sejak kehamilan telah terjadi

perubahan perubahan pada kelenjar mamae yaitu :

2) Poliferasi jaringan pada kelenjar kelenjar alveoli dan

bertambahnya jaringan lemak

3) Pengeluaran cairan susu jolong (koloustrum) yang berwarna putih

kekuning kuningan dari duktus laktiferi hipervaskularisasi pada

permukaan dan bagian dalam vena vena berdilatasi sehingga

tampak jelas

4) Setelah persalinan, pengaruh supresi esterogen dan progesteron

hilang sehingga timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau

prolaktin yang merangsang air susu. Disamping itu pengaruh

oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi

sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak setelah 2 sampai

3 hari pascapersalinan.

5) Cuti Hamil dan Bersalin: Menurut undang-undang, wanita pekerja

mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan

sebelum bersalin ditambah 2 bulan setelah bersalin.

6) Pemeriksaan pascapersalinan: Di Indonesia, ada kebiasaan atau

kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah

setelah selesai nifas, yaitu 40hari. Bagi wanita dengan persalinan

normal hal tersebut dapat diterima dan dilakukan pemeriksaan

kembal.6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

53

persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu

kemudian

5. Nasihat untuk ibu postnatal

Fisioterapi post natal sangat baik diberikan, sebaiknya bayi disusui,

lakuakan senam pascapersalinan, untuk kesehatan ibu, bayi, dan

keluarga sebaiknya menggunakan KB untuk menjarangkan anak,

bawalah bayi untuk memperoleh imunisasi

6. Program dan Kebijakan Tekhnik / Kunjungan Nifas

Tabel 2.3 Kunjungan nifas

Kunjungan Waktu Tujuan 1 6 sampai 8

jam Mencegah perdarahan mas anifas karena atonia uteri Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga Pemberian ASI awal Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

2 6 hari setelah persalinan

Memastikan involusi uterus berjalan normal Menialai adanya tanda tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal Memastikan ibu mendapatkan asupan makanan, cairan dan istirahat yang cukup Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperhatikan tanda tanda penyulit Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayibaru lahir, tali pusat, dan merawat bayi sehari hari.

3 2 minggu setelah persalinan

Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan)

4 6 minggu setelah persalinan

Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang ia atau bayi alami Memberikan konseling untuk KB secara dini

Sumber : Saifuddin, 2009; h.123

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

54

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

1. Definisi

Menurut Sondakh (2013) bayi baru lahir normal adalah bayi yang

lahir pada usia kehamilan 37 sampai 42 minggu dengan berat lahir

antar 2500 s/d 4000 gram, atau bayi lahir normal adalah bayi yang lahir

cukup bulan, 38 sampai 42 minggu dengan berat badan sekitar 2500 s/d

3000 gram dan panjang badan sekitar 50 s/d 55cm.

Bayi Baru Lahir (BBL) merupakan bayi segera setelah lahir yang

berusaha untuk melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauteri ke

hehidupan ekstrauteri (Bobak,2005;h.362).

2. Asuhan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR (2008) asuhan BBL meliputi:

Jaga kehangatan, Bersihkan jalan nafas (bila perlu), Keringkan

dan tetap jaga kehangatan, Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi

apapun, kira- kira 2 menit setelah lahir, Lakukan Inisiasi Menyusui Dini

(IMD) dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu, Beri salep mata

antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata, Beri suntikan vitamin K1 1

mg IM, di paha kiri anterolateral setelah IMD, Beri imunisasi hepatitis B

0,5 ml IM, dipaha kanan anterolateral, diberikan kira- kira 1-2 jam

setelah pemberian vitamin K1.

3. Mekanisme pengaturan tubuh

Mekanisme pengaturan tubuh BBL belum sempurna, sehingga apabila

tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh

maka BBL dapat mengalami hipotermi (JNPK-KN.2008;h.127-130).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

55

4. Mekanisme kehilangan panas

BBL dapat mengalami kehilangan panas dengan cara-cara berikut:

a. Evaporasi

Merupakan jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas

dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan

tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir bayi tidak

segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan.

b. Konduksi

Merupakan kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

c. Konveksi

Merupakan kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar

udara sekitar yang lebih dingin.

d. Radiasi

Merupakan kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di

dekat benda- benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu

tubuh bayi.

5. Mencegah kehilangan panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut, yaitu:

a. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks, karena verniks

akan membantu menghangatkan tubuh bayi.

b. Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi.

c. Selimuti ibu dan bayi serta pakaikan topi dikepala bayi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

56

d. Jangan segera menimbang atau memandikan BBL.Lakukan

penimbangan setelah 1 jam kontak kulit bayi dengan kulit ibu dan

mandikan bayi minimal 6 jam setelah bayi lahir. Karena BBL cepat

kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum

melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain

atau selimut bersih dan kering.

e. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya,

hal ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi tetap

hangat dan mendorong ibu segera menyusukan bayinya serta dapat

mencegah paparan infeksi pada bayi.

f. Bayi jangan dibedong terlalu ketat, karena akan menghambat gerakan

bayi

6. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Sondakh, J (2013;h.150) Bayi lahir dikatakan normal dengan

kriteria antara lain:

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34cm.

d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180x/menit sampai

kemudian turun antara 120-160x/menit dalam usia bayi 30 menit

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

57

f. Pernafasan cepat pada menit menit pertama kira kira 80x/menit

disertai pernafasan caping hidung dan rintihan hanya berlangsung

10-15 menit.

g. Terdapat vernik caseosa dan cairan surfaktan dilapisan kulit

kemerahan bayi

h. Rambut kepala tumbuh baik sedangkan rambut lanuago telah hilang

i. Kuku panjang dan lemas

j. Mempunyai reflek hisap, moro dan menelan

k. Testis sudah turun pada jenis kelamin laki laki dan labia mayora telah

menutupi labia minora pada jenis kelamin perempuan

l. Sudah buang air kecil dan besar maksimal dalam 24 jam dan

konsistensi mekonium hitam kehijauan dan lengket

7. Tanda-Tanda Kelainan Pada Bayi Baru Lahir

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kelainan

yang menunjukan suatu penyakit, yaitu : Sesak nafas, frekuensi

pernafasan 60 kali/menit, retraksi dinding dada, malas minum, panas

atau suhu bayi rendah, kurang aktif dan BBLR. Tanda- tanda bayi sakit

berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti : sulit minum,

sianosis sentral, perut kembung, kejang, perdarahan, merintih, sangat

kuning dan BBLSR (Saifuddin, 2009; h.139).

8. Reflek Bayi Baru Lahir

Reflek bayi baru lahir adalah respon otomatis dan spontan

terhadap rangsangan eksternal atau internal. Respon adalah bahan

pembangun kecerdasan dan dasar dari koordinasi fisik. Beberapa reflek

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

58

seperti tersedak, dan berkedip tetap ada selama hidup. Sedangkan yang

lainnya seperti menggenggam dan melangkah akan hilang atau

tersembunyi hanya muncul pada saat tertentu, sebagai aktivitas

pengontrol di luar sadar (Kelly,2010;h. 23-24).

Tabel 2.4 Reflek pada Bayi Baru Lahir Refleks Pemicu Gambaran Muncul/

Menghilang

Moro (Terkejut)

Rangsangan eksternal seperti perubahan cahaya, suara bising, perubahan gerak, atau posisi yang tiba-tiba. Rangsangan internal seperti tangisan bayi sendiri atau pergerakan otot selama tidur.

Bayi akan merentangkan lengan dan tungkainya, kemudian segera menariknya kea rah dada sementara tubuhnya melengkung.

Mulai terlihat pada usia 1 sampai 2 minggu dan menghilan pada usia 6 bulan.

Menghisap Menyentuh bagian mulut atau pipi bayi dengan putting atau jari.

Bibir bayi mencucu dan lidahnya ditarik melengkung ke arah dalam.

Reflek menguat 4 bulan pertama. Setelah 6 bulan menghilang secara bertahap menjadi aktivitas yang disadari.

Rotting Mengusap pipi atau area disekitar mulut

Kepala bayi kearah sumber sentuhan dan mencari putting dengan mulutnya. Bayi menggunakan reflek ini untuk mencari makanan

Terus berlanjut selama bayi masih menyusu.

Berkedip Sinar yang terang menyentuh mata, atau suara bising yang mendadak.

Kelopak mata bayi akan membuka dan menutup sangat cepat.

Permanen

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

59

Menelan Makanan di dalam mulut

Trakea bayi menutup pada saat esophagus membuka

Permanen

Menggenggam Menepuk dengan tangan atau

menekan tumit di telapak kaki

Jari-jari bayi melengkung seperti memegang benda atau jari-jari kaki melengkung

Mulai berkurang setelah 10 hari dan biasanya menghilang sekitar 4 bulan. Refleks di kaki dapat terus ada sampai usia 6 bulan.

Melangkah Pegang bayi dalam posisi berdiri dan kaki agak menekan ke lantai

Bayi akan mengangkat kaki secara bergantian, atau jari-jari kaki melengkung

Berkurang setelah 1 minggu dan menghilang pada usia sekitar 2 bulan.

Menapak Pegang bayi dengan posisi tulang kering menyentuh pinggiran sesuatu

Bayi akan mencoba untuk melangkah baik dan menapakkan kakinya dipermukaan meja atau tempat tidur

Menghilang pada usia 2 bulan

Tonic neck

Baringkan bayi terlentang

Kepala bayi akan menoleh ke samping pada saat berbaring. Lengan yang sejajar arah kepala menoleh akan direntangkan lurus, sementara lengan lainnya akan menekuk (fleksi)

Paling nyata terlihat usia 2 sampai 3 bulan dan menghilang pada usia 4 bulan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

60

Withdrawal

Nyeri udara dingin

Bayi berusaha untuk menarik lengan dan tungkainya mendekati tubuh

Permanen

Tersedak

Benda asing masuk ke system pernapasan.

Bayi akan seperti tercekik, megap-megap, lidah menjulur, dan menjadi agak kebiruan (vahkan jika kepala berada di dalam air, pada kebanyakan kasus reflek ini mencegah bayi mengambil napas)

Permanen

Parasut Menerjunkan bayi kearah lantai

Bayi akan merentangkan tangannya sebagai upaya melindungi diri

Muncul pada usia 7 bulan setelah lahir.

(Sumber : Kelly,2010;h. 24-26)

9. Kunjungan Bayi Baru Lahir

Terdapat minimal 3 kali kunjungan ulang BBL yaitu:

a. Pada usia 6-48 jam (Kunjungan neeonatal 1)

1) Pastikan bayi tetap hangat dan jangan mandikan bayi higga 24

jam setelah persalinan. Jaga kontak kulit antara ibu dan bayi serta

tutupi kepala bayi dengan topi.

2) Tanyakan pada ibu dan atau keluarga tentang masalah kesehatan

pada ibu.

3) Lakukan pemeriksaan fisik.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

61

4) Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila terdapat kelainan, lakukan

rujukan sesuai pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS).

5) Berikan ibu nasihat cara perawatan tali pusat.

6) Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan

sebelum 12 jam persalinan.

b. Pada usia 3-7 hari (Kunjungan neonatal 2)

c. Pada usia 8-28 hari (Kunjungan neonatal 3)

1) Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat, periksa suhu dan

kebiasaan makan bayi.

2) Periiksa tanda infeksi-infeksi kulit superfisial, seperti nanah keluar

dari umbilikus, umbilikus kemerahan, adanya lebih dari 10 pustula

di kulit, pembengkakan, kemerahan dan pengerasan kulit.

3) Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas

kesehatan.

4) Pastikan ibu memberikan ASI eksklusif.

5) Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata serta tali pusat

dengan baik.

6) Ingatkan orangtua untuk mengurus akte kelahiran bayinya.

7) Berikan Imunisasi tepat waktu.

8) Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda bahaya

pada bayinya.

(KemenKes RI,2013;h.50;52;54-56).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

62

E. Konsep Dasar Keluarga Berencana (Kb)

1. Definisi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan.

Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan sepsi yang disatukan

menjadi kontrasepsi. Dengan demikian, pengertian metode keluarga

berencana adalah mencegah saat terjadinya “konsepsi” (Manuaba,

2006; h.56).Kontrasepsi anti konsepsi adalah cara, alat, atau obat-

obatan untuk mencegah terjadinya konsepsi (Mochtar , 2012; h.195).

2. Syarat keluarga berencana

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.

b. Tidak ada efek samping yang merugikan

c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan

d. Tidak mengganggu dalam persetubuhan

e. Cara penggunaanya sederhana

f. Harganya murah supaya dapat terjangkau untuk masyarakat luas.

g. Dapat diterima oleh suami dan istri (Mochtar, 2009; h.195).

3. Jenis keluarga berencana (kb)

a. KB Non Hormonal

1) Senggama Terputus (Coitus Interuptus)

Definisi Senggama terputus adalah penarikan penis dari

vagina sebelum terjadinya ejakulasi (Prawirihardjo, 2014; h.438).

Efek samping dari metode ini adalah kepuasan, dalam

berhubungan seksual tidak normal dan menimbulkan tekanan jiwa

(Manuaba, 2009; hal. 244).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

63

Kekurangan metode ini adalah mengganggu kepuasan

kedua belah pihak, kegagalan hamil sekitas 30 sampai 35%

karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan

(Manuaba, 2010; h. 596).

Keuntungan dari metode ini adalah tidak membutuhkan

biaya, tidak mengganggu ASI, dapat digunakan setiap waktu dan

lain-lain (Affandi Biran, 2012; h.MK-15).

Indikasi metode ini adalah pasangan yang berhubungan

seksualnya tidak teratur, pasangan yang memerlukan kontrasepsi

segera, pasangan yang membutuhkan metode mendukung

(Affandi Biran, 2012; h. MK-16).

Kontra indikasi dari metode ini adalah suami yang sulit

melakukan senggama terputus, pasangan yang tidak bersedia

melakukan senggama terputus, suami dengan ejakulasi dini

(Affandi Biran, 2012; h.MK-16).

2) Pembilasan Pasca Senggama

Definisi Pembilasan Pasca Senggama adalah pembilasan

yang dilakukan setelah melakukan senggama (Prawirohardjo,

2014; h.439).

Efek Samping Jadi dalam metode ini setelah melakukan

senggama dengan pasangan maka langsung dilakukan

pembilasan diarea vagina (Prawirihardjo, 2014; h.439).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

64

Kekurangan dari metode ini ialah harus langsung

membersihkan area vagina untuk mengeluarkan sperma tersebut

agar tidak terjadi konsepsi.

Keuntungan dari metode ini adalah tidak mengganggu ASI,

dapat digunakan untuk kontrasepsi lainya, tidak memerlukan biaya

dan lain-lain.

3) Kondom

Definisi Kondom adalah merupakan selubung/sarung karet

yang dapat terbuat dari berbagai bahan yang diantaranya lateks

(karet), plastik (vinil), atau bahan alami yang digunakan pada saat

hubungan seksual (Affandi Biran, 2012; h.MK-17).

Efek samping dari metode ini adalah tidak ada, kecuali bila

ada alergi dengan bahan kondom itu sendiri (Prawirohardjo, 2014;

h. 442).

Kekurangan dari metode ini adalah harus selalu

menyediakan kondom sebelum melakkan koitus, agak

mengganggu kenimatan pasangan, efektifitas tidak terlalu tinggi

(Affandi Biran, 2012; h.MK-19).

Keuntungan dari metode ini adalah dapat menghindari

penyakit hubungan seks seperti AIDS/Inveksi HIV, bagi mereka

yang mengalami kelemahan ejakulasi dini dapat bertindak sebagai

penghambat orgasme (Manuaba, 2009; h. 244).

Indikasi dari metode ini adalah pasangan yang ingin

berpartisipasi untuk keluarga berencana, ingin menggunakan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

65

kontrasepsi sementara, ingin kontrasepsi tambahan (Affandi Biran,

2012; h.MK-19).

Kontra Indikasi dari metode ini adalah pasangan yang tidak

ingin berpartisipasi dalam keluarga berencana, pasangan yang

tidak mau terganngu dalam hubungan seksual (Affandi Biran,

2012; h.MK-19).

4) Pantang Berkala

Definisi Pantang berkala adalah berpantang (tidak koitus)

beberapa hari sebelum hingga beberapa setelah ovulasi (Mochtar

Rustam, 2012; h. 198).

Kekurangan dari metode ini ialah sulit menentukan waktu

yang tepat pada ovulasi. Dengan demikian untuk wanita yang

siklusnya tidak teratur , sangat sulit atau sama sekali tidak dapat

diperhitungkan saat terjadinya ovulasi (Prawirohardjo, 2014;

h.439).

Keuntungan dari metode ini adalah dapat menghitung masa

subur dari pasangan tersebut (Manuaba, 2010; h. 596).

Indikasi dari metode ini adalah bagi pasangan yang mampu

bekerja sama untuk penggunaan metode ini, pasangan yang

menstruasinya teratur (Manuaba, 2010; h. 594).

Kontra Indikasi dari metode ini adalah bagi pasangan yang

siklus menstruasinya tidak teratur, pasangan yang tidak mau

bekerja sama (Manuaba, 2010; h. 594).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

66

5) Spermisida

Definisi Spermisisda adalah bahan kimia yang digunakan

untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam

bentuk aerosol (busa), tablet vagina, suppositoria, dan krim

(Affandi Biran, 2012; h.MK24).

Efek Samping dari metode ini adalah dapat menimbulkan

alergi atau iritasi (Manuaba, 2010;h. 596).

Kekurangan Keefektivitasannya hanya berkisar antara 1-2

jam, pengguna harus menunggu 10-15 menit sebelum melakukan

koitus, bergantung pada kepatuhan menggunakannya (Affandi

Biran, 2012; h.MK-25), timbulnya perasaan kurang enak pada

kedua belah pihak karena “becek”, kadang timbul alergi (Mochtar

Rustam, 2012; h.202).

Keuntungan Metode ini sulit digunakan secara masal dan

hanya dapat diajarkan pada kalangan terbatas yang mempunyai

pendidikan (Manuaba, 2010; h.597).

Indikasi dari metode ini adalah bagi pasangan yang masih

menyusiu dan perlu kontrasepsi, atau sambil menunggu

kontrasepsi yang lain (Affandi Biran, 2012; h.MK-26).

Kontra Indikasi dari metode ini adalah bagi pasangan yang

menginginkan kontrasepsi yang efektif (Affandi Biran, 2012; h.MK-

25).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

67

6) Diafragma

Definisi Diafragma adalah kap bentuk bulat cembung,

terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina

sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks (Affandi

Biran, 2012; h.MK-21).

Efek samping dari metode ini adalah rasa nyeri pada

tekanan terhadap kandung kemih, dugaan alergi terhadap bahan

diafragma (Affandi Biran, 2012; h.MK-23).

Kekurangan dari metode ini ialah diperlukannya motivasi

yang cukup kuat, umumnya cocok untuk wanita terpelajar dan

tidak digunakan untuk secara masal, pemakaian yang tidak teratur

dapat menjadi kegagalan (Prawirohardjo, 2014; h.443).

Keuntungan dari metode ini hampir tidak ada efek

sampingnya dengan motivasi yang baik dan cara pemakaian yang

betul hasilnya memuaskan (Prawirohardjo, 2014; h.443).

Indikasi dari metode ini adalah bagipasangan yang

memerlukan dengan menunggu metode yang lain, menyusui dan

perlu kontrasepsi (Affandi Biran, 2012; h.MK-22).

Kontra indikasi metode ini adalah bagipasangan yang

menggunakan kontrasepsi yang efektif (Affandi Biran, 2012; h.

MK-22).

b. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Metode amenor laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif, artinya

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

68

hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun

lainnya (Affandi Biran, 2012; h.MK-1).

Kekurangan dari metode ini adalah mungkin sulit dilakukan karena

kondisi sosial, efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau

hanya sampai 6 bulan, tidak melindungi dari IMS termasuk virus

hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS (Affandi Biran, 2012; h.MK-2).

Keuntungan dari metode ini adalah mengurangi perdarahan pasca

persalinan, mengurangi resiko anemia, meningkatkan hubungan

psikologik ibu dan bayi (Affandi Biran, 2012; h.MK-2).

Indikasi metode ini adalah ibu yang menyusui secra ekslusif,

bayinya berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapat haid setelah

melahirkan (Affandi Biran, 2012; h.MK-2).

Kontra indikasi dari metode ini adalah bagi ibu yang tidak

menyusui secara ekslusif, bayinya berumur lebih dari 6 bulan (Affandi

Biran, 2012; h.MK-2).

c. KB Hormonal

1) Pil Kombinasi

Definisi Sebuah kontrasepsi yang menggunakan obat/pil yang

harus selalu di minum setiap hari (Affandi Biran, 2012; h.MK-30).

Efek samping dari metode ini adalah mual, pusing, muntah, tidak haid

(Affandi Biran, 2012; h.MK-35).

Kekurangan Pil harus diminum setiap hari, kurang cocok nagi

wanita yang pelupa,motivasi harus diberikan secara lebih intensif

(Mochtar Rustam, 2012, h.- 2004).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

69

Keuntungan dari Pil ini adalah memiliki efektifitas yang tinggi

jika digunakan setiap hari, resiko kesehatan kecil, tidak mengganggu

hubungan seksual, mencegah anemia (Affandi Biran, 2012; h.MK-

31).

Indikasi dari metod ini adalah bagi wanita yang haidnya tidak

teratur, haid yang terlambat (Mochtar Rustam, 2012; h.207).

Kontra Indikasi metode ini adalah bagi wanita yang tidak rajin

meminum pil setiap hari, wanita yang mempunyai tekanan darah

tinggi (Mochtar Rustam, 2012; h.206).

2) Kontrasepsi Suntikan

a) Definisi Kontrasepsi yang penggunaannya dilakukan dengan

suntikan.

b) Efek samping dari metode ini adalah tidak haid, perdarahan tidak

menentu (Manuaba, 2010; h.601).

c) Kekurangan dari metode ini adalah dapat merubah pola haid,

ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan, tidak

menjamin dari penyakit menular seks (Affandi Biran, 2012; h.MK-

37).

d) Keuntungan dari metode ini adalah tidak memerlukan

pemeriksaan dalam, jangka panjang, tidak memerlukan

menyimpan obat dan lain-lain (Affandi Biran, 2012; h.MK-36).

e) Indikasi dari metode ini adalah wanita yang anemia, pasca

persalinan tetapi tdk mrnyusui, sering lupa menggunakan pil

kontrasepsi (Affandi Biran, 2012; h.MK-37).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

70

3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a) Definisi AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam

rongga rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar Rustam,

2012; h.220).

b) Efek samping metode ini adalah perdarahan yang tidak teratur,

berat badan yang meningkat (Affandi Biran, 2012; h.MK-63).

c) Kekurangan metode ini adalah harus dilakukan pemeriksaan

dalam sebelum pemasangan AKDR, Diperlukan tenaga terlatih

untuk pemasangan dan pencabutan AKDR, kejadian kehamilan

ektopik cukup tinggi dan lain-lain (Affandi Biran, 2012; h.MK-70).

d) Keuntungan dari metode ini adalah pemulihan kesuburan yang

cepat, kontrol medis yang ringan, jangka panjang dan lain-lain

(Manuaba, 2010, h.611).

e) Indikasi dari metode ini adalah wanita yang ingin menggunakan

kontrasepsi jangka panjang, sering lupa menggunakan pil (Affandi

Biran, 2012; h.MK-71).

f) Kontra Indikasi dari metode ini adalah hamil atau diduga hamil,

kannker genetalia (Affandi Biran, 2012; h. MK-71).

4) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Definisi AKBK adalah metode kontasepsi hormonal yang efektif, tidak

permanen dan implan mencegah terjadinya kehamilan antara 3

sampai 5 tahun (Affandi Biran, 2012; h.MK-55).

a) Efek samping dari metode ini adalah tidak haid, masa perdarahan

panjang (Mochtar Rustam, 2012; h.210).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

71

b) Kekurangan dari metode ini adalah menimbulkan gangguan

menstruasi, berat badan bertambah, liang senggama menjadi

kering, menimbulkan acne, ketegangan payudara dan lain-lainnya

(Manuaba, 2010; h.603).

c) Keuntungan dari metode ini adalah KB jangka panjang, kontrol

medis ringan, dapat dilayani didaerah pedesaan, penyulit medis

tidak terlalu tinggi (Manuaba, 2010; h.603).

d) Indikasi dari metode ini adalah wanita yang ingin menggunakan

kontraseps jangka panjang, tida ingin mempunyai anak lagi

(Affandi Biran, 2012; h. MK-64).

e) Kontra Indikasi dari metode ini adalah diduga hamil atau hamil

(Affandi Biran, 2012; h.MK-65).

d. Kontrasepsi Mantap

1) Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Definisi Tubektomi adalah kontrasepsi permanen yang

dilakukan pada wanita dengan cara melakukan suatu tindakan pada

kedua saluran telur sehingga menghalangi saluran telur dengan sel

sperma (Mochtar Rustam, 2012; h. 230).

Efek Samping Jarang sekali ditemukan efek samping, baik

jangka pendek atau jangka panjang (Affandi Biran, 2012; h.MK-89).

Kekurangan dalam metode ini adalah harus dipertimbangkan

sifat permanen metode ini, klien dapat menyesal dikemudian hari,

tidak melindungi diri dari IMS (Affandi Biran, 2012; h.92).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

72

Keuntungan dari metode ini adalah metode dengan jangka

panjang, efektifitas hampir 100%, tidak mempengaruhi libido

seksualitas, tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (Prawiroharjo,

2014; h.457).

Indikasi dari metode ini adalah wanita dengan paritas >2,

pasca persalinan, sudah mantap ingin menggunakan metode ini

(Affandi Biran, 2012; h.92).

Kontra indikasi dari metode pemakaian ini adalah wanita

hamil, kurang yakin dengan metode ini (Affandi Biran, 2012; h.MK-

93).

2) Vasektomi (Sterilisasi pada Laki-laki)

Definisi Vasektomi adalah operasi kecil dan dapat dilakukan

oleh seseorang yang telah mendapat latihan khusus untuk itu

(Prawirohardjo, 2014; h.461).

Efek samping metode ini tidak ada efek samping jangka

panjang maupun jangka pendek (Affandi Biran, 2012; h.MK-97).

Kekurangan dari metode ini adalah cara ini tidak langsung

efektif, perlu menunggu beberapa waktu hingga sperma benar benar

tidak ditemukan berdarkan analisis semen, karena namanya masih

metupakan tindakan operasi para pria masih takut (Mochtar Rustam,

2012; h.249).

Keuntungan dari metode ini adalah komplikasi yang dijumpai

sedikit, hasil yang diperoleh (efektivitas) 100%, biayanya murah dan

terjangkau bagi masyarakat (Mochtar Rustam, 2012; h.249).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

73

Indikasi metode ini adalah laki-laki yang tidak ingin

mempunyai anak lagi, yang merasa yakin dengan metode ini (Affandi

Biran, 2012; h. 97).

Kontra indikasi dari metode ini adalah laki-laki yang kurang

mantap dalam kontrasepsi ini (Affandi Biran, 2012;h. 97).

e. Kontrasepsi Darurat

Kontrasepi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah

kehamilan bila digunakan seger setelah hubungan seksual (Affandi

Biran, 2012; h.U-61).

Efek samping dari metode ini adalah mual, muntah, perdarahan

(Affandi Biran, 2012; h.U-62).

Kekurangan dalam metode ini adalah pil kombinasi hanya efektif

bila digunakan dalam 72 jam sesudah hubungan seksual tanpa

perlindungan, AKDR hanya efektif jika dipasang dalam 7 hari sesudah

hubungan seksual, pil kombinasi dapat menyebabkan nausea, muntah,

dan nyeri payudara (Affandi Biran, 2012; h.U-60).

Keuntungan dari metode ini adalah sangat efektif (tingkat

kehamilan < 3%), AKDR juga bermanfaat jangka panjang (Affandi Biran,

2012; h.U-61).

Indikasi metode ini adalah bila terjadi kesalahan dalam pemakaian

kontrasepsi seperti lupa minum pil tablet 2 hari, kondom boocor, salah

hitung masa subur (Affandi Biran, 2012; h.u-62).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

74

II. TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN

A. Managemen Kebidanan

1. Pengertian Managemen Kebidanan

Manajemen 7 langkah varney

Dalam membuat karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan

managemen 7 langkah varney :

a. Pengkajian

Merupakan suatu pengumpulan data secara menyeluruh

untuk mengevaluasi keadaan ibu dan bayi baru lahir

(Varney,2006;h.27). Validitas dan akurasi data akan sangat

membantu dalam memberi pelayanan untuk melakukan analisis

dan akhirnya digunakan untuk membuat keputusan klinik yang

tepat, data tersebut meliputi data subyektif dan data obyektif

(JNPK, 2008;h.8).

1) Data Subyektiif

Merupakan informasi yang diceritakan ibu tentang apa

yang dirasakannya serta apa yang sedang dan telah

dialaminya. Selain itu data subyektif merupakan data

informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga

tentang status ibu, terutama jika ibu merasa nyeri atau sangat

sakit.

2) Data Obyektif

Merupakan informasi yang dikumpulkan berdasarkan

pemeriksaan atau pengamatan terhadap ibu dan bayi baru

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

75

lahir, hasil pemeriksaan berupa pemeriksaan fisik yang

meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan

pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan

laboraturium, USG, rontgen dsb.

b. Interpretasi Data

Diagnosa kebidanan mengacu pada data utama, analisis

data subyektif dan obyektif yang diperoleh. Masalah dapat

memiliki dimensi yang lebih luas dan mungkin berada di luar

kontek kebidanan sehingga batasannya menjadi tidak jelas untuk

diagnosa kebidanan yang akan dibuat dibuat sehingga sulit untuk

segera diselesaikan (JNPK-KR,2008;h.9).

1) Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial

Dianalogikan dengan proses membuat diagnosis kerja

setelah mengembangkan berbagai kemungkinan daignosis

banding (JNPK,2008;h.9).

2) Identifikasi Kebutuhan tindakan Segera

Mengantisipasi masalah atau diagnosis yang akan terjadi

lainnya, dapat menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah

ada masalah atau diagnosis yang teridentifiikasi

(Varney,2006;h.26).

3) Perencanaan

Langkah ini merupakan pengembangan masalah data

diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupuun yang

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

76

dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan

(Varney,2006;h.28).

4) Pelaksanaan

Langkah ini adalah melaksanakan rencana perawatan

secara menyeluruh, dapat dilaksanakan oleh bidan atau

dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau

anggota tim kesehatan (Varney,2006;h.28).

5) Evaluasi

Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana

perawatan yang dilakukan benar- benar telah mencapai tujuan,

yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney,2006;h.28).

III. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN

A. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor

1464/MENKES/PER/X/2010 yang berisi tentang izin dan penyelenggara

praktik bidan. Pada pasal 9 disebutkan bahwa bidan dalam

menyelenggarakan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan

yang meliputi: pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa

prahamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan

masa antara kedua kehamilan. Kemudian pelayanan kesehatan anak

yang diberikan pada bayi baru lahir,kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana dengan memberikan penyuluhan dan konseling

kesehatan repsoduksi perempuan dan keluarga berencana.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 67: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

77

Bidan dalam melakukan tugasnya wajib melakukan pencatatan

dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan kemudian

ditunjukan ke puskesmas wilayah tempat praktek, dikecualikan untuk

bidan yang bekerja difasilitas pelayanan kesehatan.

B. Kompetensi Bidan

1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan, dan keterampilan dari

ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk

dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk

wanita, bayii baru lahir dan keluarganya (Yanti, 2010; h.59).

2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan

kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan

menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan

kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, dan

kesiapan menjadi orang tua (Yanti, 2010; h.60).

3. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untu

mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi

dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu(Yanti, 2010;

h.61).

4. Bidan memberikan asuhan bermutu tinggi, tanggap terhadap

kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama

persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi

kegawatdaruratan tertentu, untuk mengoptimalkan kesehatan wanita

dan bayinya yang baru lahir (Yanti, 2010; h.64).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016

Page 68: BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. Konsep Dasar ...repository.ump.ac.id/889/3/Belinda Amalia BAB II.pdf · ... (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu

78

5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang

bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat (Yanti, 2010;

h.66).

6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada

bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan(Yanti, 2010; h.67).

7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada

bayi dn balita sehat (1 bulan sampai 5 tahun) (Yanti, 2010; h.69).

8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, dan komprehensif

pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya

setempat (Yanti, 2010; h.70).

9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu, dengan

gangguan sistem reproduksi (Yanti, 2010; h.71).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Belinda Amalia, Kebidanan DIII UMP, 2016