klasifikasi gingivitis & gejala klinis

7
KLASIFIKASI GINGIVITIS & GEJALA KLINIS GINGIVITIS Klasifikasi Penyakit Gingiva berdasarkan American Academy of Periodontology (AAP) Dental Plaque-Induced Gingival Desease Gingivitis yang berasosiasi dengan pembentukan dental plak merupakan bentuk penyakit gingiva yang paling sering terjadi. Gingivitis jenis ini ditandai dengan adanya gejala klinis inflamasi yang terbatas pada gingiva dan berhubungan dengan gigi tanpa adanya kehilangan perlekatan. Gingivitis juga dapat terjadi pada gigi yang sebelumnya mengalami kehilangan perlekatan akibat periodontitis namun telah menjalani terapi periodontal. Gingivitis dapat terjadi pada kasus tersebut tanpa terjadi kehilangan perlekatan kembali. Gingivitis Associated with Dental Plaque Only Penyakit gingiva yang terinduksi plak adalah asil interaksi antara mikroorganisme pada dental plak, biofilm dan jaringan dan sel-sel inflamatori pada host. Interaksi tersebut dapat diubah karena efek dari factor local, factor sistemik, medikasi dan malnutrisi. Factor local dapat memberikan retensi plak yang berujung pada pembentukan kalkulus. Factor-faktor tersebut dapat mempertahankan mikroorganisme pada plak dan menghambat pelepasan mereka. Gingival Diseases Modified by Sistemic Factors Factor sistemik dapat mempengaruhi gingivitis seperti perubahan hormone endokrin pada masa pubertas, siklus menstruasi, kehamilan dan diabetes.

Upload: farah-dillah

Post on 25-Nov-2015

399 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

KLASIFIKASI GINGIVITIS & GEJALA KLINIS GINGIVITIS

Klasifikasi Penyakit Gingiva berdasarkan American Academy of Periodontology (AAP)

Dental Plaque-Induced Gingival Desease

Gingivitis yang berasosiasi dengan pembentukan dental plak merupakan bentuk penyakit gingiva yang paling sering terjadi. Gingivitis jenis ini ditandai dengan adanya gejala klinis inflamasi yang terbatas pada gingiva dan berhubungan dengan gigi tanpa adanya kehilangan perlekatan. Gingivitis juga dapat terjadi pada gigi yang sebelumnya mengalami kehilangan perlekatan akibat periodontitis namun telah menjalani terapi periodontal. Gingivitis dapat terjadi pada kasus tersebut tanpa terjadi kehilangan perlekatan kembali. Gingivitis Associated with Dental Plaque Only

Penyakit gingiva yang terinduksi plak adalah asil interaksi antara mikroorganisme pada dental plak, biofilm dan jaringan dan sel-sel inflamatori pada host. Interaksi tersebut dapat diubah karena efek dari factor local, factor sistemik, medikasi dan malnutrisi. Factor local dapat memberikan retensi plak yang berujung pada pembentukan kalkulus. Factor-faktor tersebut dapat mempertahankan mikroorganisme pada plak dan menghambat pelepasan mereka.

Gingival Diseases Modified by Sistemic FactorsFactor sistemik dapat mempengaruhi gingivitis seperti perubahan hormone endokrin pada masa pubertas, siklus menstruasi, kehamilan dan diabetes. Perubahan tersebut merupakan efek dari kondisi sistemik pada sel host dan fungsi imunnya. Misalnya pada saat kehamilan prevalensi dan tingkat peradangan gingiva lebih tinggi. Leukemia juga dapat mengubah fungsi imun dengan mengganggu keseimbangan normal immunologi kompeten suplai sel darah putih pada periodonsium. Gejala klinis yang biasa ditemukan antara lain terjadi pembesaran gingiva, pendarahan yang dapat diasosiasikan dengan pembengkakan, jaringan gingiva spongy akibat infiltrasi sel darah yang terlalu banyak Gingival Diseases Modified by Medications

Terjadi peningkatan prevalensi penyakit gingiva akibat konsumsi obat yang dapat menginduksi pembesaran gingiva (obat-obat anticonvulsant seperti phenytoin , immunosuppresve seperti cyclosporine dan sebagainya. Tingkat keparahan pembesaran gingiva sebagai respon dari medikasi spesifik bergantung pada masing-masing pasien dan dapat dipengaruhi oleh akumulasi plak yang tidak terkontrol. Peningkatan penggunaan kontrasepsi oral oleh wanita premenopause juga dapat meningkatkan peradangan gingiva dan pembesaran gingiva. Gingival Diseases Modified by Malnutrition

Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan gingiva berwarna merah terang, membengkak, mengalami pendarahan. Kekurangan nutrisi tersebut dapat mengganggu fungsi imun dan dapat mengubah kemampuan host dalam melidungi dirinya melawan efek dari produk seluler seperti oksigen radikal.

Non plaque Induced Gingival Diseases

Penyakit gingiva jenis ini biasanya muncul sebagai manifestasi oral dari suatu penyakit tertentu. Namun, kejadian ini jarang terjadi dan jika terjadi biasanya pada kelompok sosioekonomi rendah. Benign mucous membrane pemphigoid adalah salah satu jenis penyakit gingiva kelompok ini yang tidak berpengaruh pada keadaan sosioekonomi Gingival Diseases of Spesific Bacterial Origin

Prevalensi Penyakit gingiva disebabkan oleh bakteri spesifik meningkat terutama sebagai hasil dari penyakit seksual seperti gonorrhea (Neisseria gonorrhea) dan sifilis (Treponema pallidum). Lesi oral dapat berupa infeksi sistemik sekunder atau dapat berupa infeksi langsung. Gingivitis streptococcus atau gingivostomatitis juga dapat menyebabkan gingivitis akut dengan ciri-ciri kemerahan tersebar, bengkak, perdarahan, dan pembentukan abses gingival disertai demam, malaise, dan rasa sakit. Gingival Diseases of Viral Origin

Penyakit gingiva jenis ini dapat disebabkan dari berbagai macam DNA dan RNA virus, yang paling sering terjadi disebabkan oleh virus herpes. Lesi biasanya dikaitkan karena adanya reaktivasi virus laten, akibat berkurangnya fungsi imun. Gingival Diseases of Fungal Origin

Biasanya lebih sering terjadi pada individu dengan immunocompromised dan kepada mereka yang flora oral normalnya terganggu akibat penggunaan antibiotic broad-spectrum dalam jangka waktu yang lama. Infeksi oral fungal yang paling sering terjadi adalah candidiasis akibat infeksi dari Candida albicans, yang dapat dilihat juga di bawah alat prostetik, pada individu yang menggunakan steroid topical, hiposalivasi, peningkatan glukosa saliva dan penurunan pH salva. Infeksi candida dapat bermanifestasi berupa bercak putih pada gingiva, lidah, atau membran mukosa. Pada indiidu yang terinfeksi virus HIV infeksi candida muncul sebagai eritema attached gingiva yang dikenal sebagai linear gingiva erythema atau HIV-associated gingivitisGingival Diseases of Genetic Origin

Penyakit gingiva yang paling sering terjadi adalah hereditary gingival fibromatosis, yang dapat muncul dari gen autosomal dominant atau autosomal resesif. Pembesaran gingiva dapat secara penuh menutupi gigi, dan dapat menunda erupsi Gingival Manifestations of Systemic Conditions

Penyakit gingiva ini biasanya muncul sebagai lesi deskuamatif, ulserasi gingiva atau keduanya. Biasanya disebabkan karena alergi pada beberapa material restorasi tertentu. Lesi traumatic

Dapat terjadi secara facticial (akibat faktor artifisial tak sengaja, mis: trauma akibat menyikat gigi menimbulkan radang dan resesi), iatrogenic (trauma pada gingiva akibat kelalaian dental professional mis: restorasi), atau kecelakaan (mis: minor burn karena makanan/minuman panas) Foreign Body Reactions

Disebabkan oleh masuknya material asing ke jaringan penyokong gingiva lewat rusaknya epithelium sehingga menyebabkan peradangan gingiva. Contoh yang paling sering terjadi adalah masuknya amalgam ke gingiva selama penempatan restorasi, pencabutan gigi, dan sebagainyaKlasifikasi gingivitis berdasarkan durasi Gingivitis akut: gingivitis yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam durasi yang singkat dan disertai rasa sakit

Gingivitis rekuren: gingivitis yang kembali muncul setelah dieliminasi oleh perawatan atau hilang secara spontan

Gingivitis kronis: gingivitis yang muncul perlahan, durasinya lama, tidak terasa sakit kecuali jika mengalami komplikasi akut atau eksaserbasi subakut. Gingivitis kronis adalah penyakit yang berfluktuasi dimana terjadi peradangan terus menerus disertai penyembuhan.

Klasifikasi gingivitis berdasarkan distribusinya Localized gingivitis: gingivitis yang terbatas pada gingiva satu gigi atau kelompok gigi

Generalized gingivitis: melibatkan gingiva seluruh mulut

Marginal gingivitis: melibatkan margin gingiva dan mungkin termasuk attached gingiva yang berdekatan Papillary gingivitis: melibatkan papilla interdental dan sering meluas ke bagian yang berdekatan dengan margin gingiva, keterlibatan papilla lebih sering dibanding mergin gingiva, tanda-tanda awal gingivitis juga sering terjadi pada papilla

Diffuse gingivitis: mempengaruhi margin gingiva, attached gingiva dan papila interdental

Localized marginal gingivitis

Localized diffuse gingivitis

Generalized marginal gingivitis

Generalized diffuse gingivitis

GEJALA KLINIS GINGIVITISSecara umum gejala klinis gingivitis dapat dikarakteristikan berdasarkan adanya tanda klinis berikut: kemerahan dan terjadi pendarahan, perubahan kontur dan adanya kalkulus atau plak tanpa adanya gambaran radiografik yang menunjukkan kehilangan tulang. Pemeriksaan histology pada gingiva yang terinflamasi menunjukkan epitel terulserasi. Pendarahan gingiva saat ProbingDua tanda awal inflamasi gingiva yaitu peningkatan produksi cairan sulkus gingiva dan pendarahan pada sulkus gingiva pada saat probingPendarahan gingiva bervariasi pada tingkat keparahan, dan durasi. Pendarahan pada saat probing dapat dengan mudah dideteksi secara klinis sehingga menjadi kunci diagnosis dan upaya preventif dari gingivitis lanjut. pendarahan pada saat probing muncul terlebih dulu dibanding perubahan warna atau tanda visual lain. oleh karena itu penggunaan pendarahan sebagai diagnose awal inflamasi gingiva lebih menguntungkan dibanding perubahan warna karena lebih objektif. Pada umumnya, pendarahan gingiva pada saat probing mengindikasikan lesi inflamasi baik pada epithelium maupun pada jaringan penyokong yang menunjukkan perbedaan histologi spesifik dibandingkan dengan gingiva sehat.

Pendarahan juga dapat terjadi akibat factor local seperti variasi anatomi gigi, karies, factor iatrogenic , malposisi gigi, parsial denture, restorasi overhanging dan sebagainya. Tingkat keparahan pendarahan bergantung pada intensitas inflamasi. Setelah pembuluh darah rusak dan pecah, akan menginduksi hemostasis. Dinding Pembuluh berkontraksi, aliran darah berkurang, keeping darah menempel pada tepi jaringan dan terbentuklah clot fibrosa yang mana akan berkontraksi dan menghasilkan tepi area injuri. Pendarahan akan kembali terjadi ketika area teriiritasi.Apisode akut dari pendarahan gingiva disebabkan oleh injury dan dapat terjadi secara spontan pada penyakit gingiva. Laserasi gingiva pada saat menyikat gigi terlalu kencang dapat mengakibatkan pendarahan gingiva meskipun tanpa penyakit gingiva. Makanan panas juga dapat mengakibatkan gingiva terasa terbakar sehingga menyebabkan pendarahan gingiva.Pendarahan gingiva juga dapat disebabkan dari perubahan sistemik. Pada seseorang yang mengalami kelainan sistemik, pendarahan gingiva dapat terjadi secara spontan atau setelah terjadi iritasi. Darah yang keluar dapat sangat banyak dan sulit dikontrol. Pendarahan gingiva dapat terjadi akibat abnormalitas vascular karena kekurngan vitamin C, alergi, atau kerusakan keeping darah, hypothrombinemia dan kerusakan koagulasi lainnya (hemophilia, leukemia dsb). Efek dari penggantian hormone seperti penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, dan siklus menstruasi juga mempengaruhi pendarahan gingiva. Beberapa obat juga dapat mempengaruhipendarahan gingiva seperti anticonvulsant, antihypertensi dan obat immunosuppresan.

Perubahan warna gingiva

Warna gingiva ditentukan oleh banyak factor diantaranya jumlah dan ukuran pembuluh darah, ketebalan epitel, jumlah keratin dan pigmen pada epithel

Perubahan warna pada gingiva merupakan tanda klinis terjadinya penyakit gingiva. Warna gingiva normal adalah coral pink yang dihasilkan dari vaskularitas jaringan dan dimodifikasi dengan lapisan epithel di atasnya. Ketika gingiva berubah warna menjadi merah itu berarti vaskularisasinya meningkat dan lapisan epithel terkeratinisasi berkurang. Ketika warna menjadi pucat berarti vaskularisasi menurun dan epitel terkeratinisasi meningkat.

Pada inflamasi kronik, gingiva akan berwarna merah atau merah kebiruan karena proliferasi vascular dan berkurangnya keratin. Sementara warna biru berasal dari vena. Perubahan warna biasanya dimulai dari papilla interdental dan marginal gingiva lalu menyebar hingga attached gingiva.

Pada inflamasi akut, perubahan warna dapat berupa marginal, difus, atau patchlike tergantung pada kondisi akut di atasnya.

Perubahan warna bergantung pada intensitas inflamasi. Awalnya, ada peningkatan eritema. Jika kondisi tidak memburuk, maka hanya akan ada perubahan warna sampai gingiva kembali lagi ke keadaan normal. Pada inflamasi akut yang berat, warna merahnya lama kelamaan akan menjadi putih keabu-abuan. Warna abu-abu dihasilkan dari jaringan yag nekrosisPigmentasi metal juga dapat mengakibatkan perubahan warna pada gingiva. Metal ini biasanya diserap secara sistemik dari penggunaan terapeutik. Biasanya, metal menghasilkan garis hitam atau kebiruan pada gingiva yang mengikuti kontur margin. Pigmentasi juga dapat terlihat sebagai bercak hitam yang meibatkan marginal interdental dan attached gingiva. Pigmentasi ini bukan merupakan hasil dari keracunan sistemik, ini terjadi hanya pada area inflamasi dimana permeabilitas pembulh darah yang teriritasi meningkat dan membuat metal merembes ke jaringan di sekitarnya. Pigmentasi dapat dihilangkan dengan menghentikan konsumsi obat yang mengandung metal. Perubahan warna pada gingiva juga dapat diinduksi ole factor sistemik seperti leukemia, anemia, plisitemia, gagguan metabolic, gangguan hormone, diabetes dan kehamilan.

Perubahan konsistensi gingiva

Baik kondisi kronis maupun akut dapat menghasilkan perubahan pada konsistensi gingiva normal yang kaku dan tegas. Seperti yang dinyatakan bahwa pada gingivitis kronis, perubahan destruktif atau edema dan reparative atau fibrous terjadi secara bersamaan, dan konsistensi gingiva ditentukan berdasarkan kondisi yang dominan Perubahan tekstur permukaan gingiva

Permukaan gingiva normal biasanya memiliki struktur depresi dan elevasi seperti kulit jeruk yang disebut stippling. Stippling tersebut terbatas hanya pada attached gingiva dan secara dominan terdapat pada daerah subpapila, tetapi meluas sampai ke papilla interdental. Meskipun, Secara biologis stippling pada gingiva tidak diketahui, beberapa peneliti menyimpulkan bahwa kehilangan stippling merupakan tanda awal dari terjadinya gingivitis. Pada peradangan kronis, permukaan gingiva halus dan mengkilap atau kaku, tergantung pada perubahan eksudatif atau fibrotik. Tekstur permukaan yang halus juga dihasilkan oleh atropi epitel pada gingivitis, dan permukaan yang rupture terjadi pada gingivitis kronis. Hiperkeratosis dengan tekstur kasar, dan pertumbuhan gingiva secara berlebih akibat obat akan menghasilkan permukaan yang berbentuk nodular pada gingiva Perubahan posisi gingiva

Pada inflamasi akut, gambarannya berupa epitel nekrosis, erosi atau ulserasi serta adanya eritema. Sedangkan pada inflamasi akut resesi gingiva biasanya paling sering terjadi.

berdasarkan definisi klinis, resesi gingiva adalah tereksposnya permukaan akar oleh pergeseran posisi apical gingiva. Untuk memahami resesi gingiva, harus dibedakan antara actual dan apparent position of gingiva. Actual position adalah tempat perlekatan epithel pada gigi sedangkan apparent position adalah puncak dari margin gingiva. Tingkat keparahan resesi gingiva ditentukan oleh actual position of gingiva bukan oleh apparent position. Resesi gingiva merujuk pada lokasi gingiva bukan kondisinya. Resesi dapat terjadi pada satu gigi atau sekelompok gigi maupun pada seluruh mulut.

Resesi gingiva meningkat seiring meningkatnya umur. Hal ini menunjukkan bahwa resesi gingiva merupakan proses fisiologis. Resesi gingiva juga dapat dsebabkan oleh kesalahan dalam menyikat gigi (abrasi gingiva), malposisi gigi, kesalahan iatrogenic, maupun perlekatan frenum yang abnormal. Resesi gingiva juga dapat disebabkan oleh desain dan penempatan material restorasi yang salah. Misalnya tekanan dari parsial denture dapat menyebabkan trauma dan resesi gingiva. Selain itu resesi gingiva juga dapat disebabkan dari kebiasaan merokok.

Perubahan pada kontur gingiva

Perubahan pada kontur gingiva diasosiasikan dengan pembesaran gingiva, namun dapat pula terjadi pada kasus lain. salah satu perubahan kontur gingiva adalah terbentuknya Stillmans clefts yaitu tipe spesifik dari resesi gingiva yang terdiri dari resesi yang tajam dan berbentuk triangular. Saat resesi berkembang secara apical, celahnya menjadi melebar sehingga mengekspos sementum pada permukaan akar. Pembesaran gingiva

Pembesaran gingiva dapat terjadi secara akut dan kronis

Pembesaran gingiva akut: biasanya terjadi akibat bakteri yang ikut masuk bersama substansi asing ke dalam gingiva, biasanya pembesaran jenis initerasa sakit, terlokalisir, meluas secara cepat, biasanya terdapat pada marginal gingiva atau papilla interdental, berwarna merah, dalam waktu 24-48 jam terlhat eksudat purulent dan lesinya bsa pecah secara spontan Pembesaran gingiva kronis: biasanya terjadi akibat pemaparan dental plak yang berlangsung lama, pembesaran ini bisa terlokalisir atau menyebar, pembesaran biasanya terjadi pada marginal gingiva dan papilla interdental, berkembang secara lambat, tidak terasa sakit dan berwarna merah tua atau merah kebiruan