gejala klinis dan gambaran hpa karies

13
2. Gejala Klinis dan Gambaran HPA Karies A. Karies Pada Email Gambaran Makroskopik Gejala dini dalam karies email secara makroskopik adalah terlihatnya suatu bercak putih yang warnanya tampak sangat berbeda dibandingkan email sekitarnya yang masih sehat.Dan terlihat sebagai lesi kecil,opak dan biasanya terletak sedikit kearah seviks dari titik kontak. Kadang-kadang lesi ini dapat bewarna coklat, hal ini disebabkan materi disekelilingnya yang terserap dalam pori-porinya..Selain itu warna coklat dapat didapatkan dari pigmen yang dimiliki oleh bakteri salah satunya adalah Streptococcus mutans. Gambaran Mikroskopik Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya-Lesi permukaan halus. Terdapat 4 zona pada gambaran mikroskopik lesi permukaan halus yaitu Zona Transulen,Zona Gelap,Badan Lesi dan Zona permukaan. a. Zona Translusen Zona ini tampak tidak berstruktur dan berbatasan dengan zona gelap di daerah permukaan dan email normal dibawahnya. Hanya akan terlihat jika ptongan longitudinal sediaan diperiksa dengan menggunakan zat penjelas seperti quinoline. b. Zona Gelap Terletak persis di atas zona translusen Tampak gelap bila sediaan keras ditempatkan pada quinolone

Upload: marittha-novieyanti

Post on 25-Jan-2016

388 views

Category:

Documents


81 download

DESCRIPTION

SDDDS

TRANSCRIPT

2. Gejala Klinis dan Gambaran HPA Karies

A. Karies Pada Email

Gambaran Makroskopik

Gejala dini dalam karies email secara makroskopik adalah terlihatnya suatu bercak putih

yang warnanya tampak sangat berbeda dibandingkan email sekitarnya yang masih sehat.Dan

terlihat sebagai lesi kecil,opak dan biasanya terletak sedikit kearah seviks dari titik kontak.

Kadang-kadang lesi ini dapat bewarna coklat, hal ini disebabkan materi disekelilingnya yang

terserap dalam pori-porinya..Selain itu warna coklat dapat didapatkan dari pigmen yang

dimiliki oleh bakteri salah satunya adalah Streptococcus mutans.

Gambaran Mikroskopik

Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya-Lesi permukaan halus. Terdapat 4 zona pada

gambaran mikroskopik lesi permukaan halus yaitu Zona Transulen,Zona Gelap,Badan Lesi

dan Zona permukaan.

a. Zona Translusen

Zona ini tampak tidak berstruktur dan berbatasan dengan zona gelap di daerah

permukaan dan email normal dibawahnya.

Hanya akan terlihat jika ptongan longitudinal sediaan diperiksa dengan

menggunakan zat penjelas seperti quinoline.

b. Zona Gelap

Terletak persis di atas zona translusen

Tampak gelap bila sediaan keras ditempatkan pada quinolone

Dibilang zona gelap ,karena zona ini memiliki ukuran pori yang

bervariasi.Quinoline merupakan zat dengan molekul besar dan tak dapat

memasuki pori yang kecil yang sementara itu tetap terisi oleh udara,yang pada

akhirnya memberi kesan gelap.

c. Badan Lesi

Terletak diatas zona gelap,dan dibagian dalam dari permukaan lesi yang relatif

tidak terserang karies.

Badan lesi akan tampak terlihat jelas jika sediaan kerasnya diperiksa dalam air.

d. Zona Permukaan

Paling terlihat jelas pada sinar terpolarisasi jika sediaanya diletakkan di air

Zona permukaan dikaitkan dengan adanya lapisan plak di atas lesi.

Zona permukaan merupakan manifestasi dari suatu remineralisasi.

Gambar.2.1.a. Sediaan longitudinal karies email yang kecil pada permukaan halus pada

pemeriksaan dalam air dengan sinar terpolarisasi.Lesi berbentuk kerucut. Badan lesi (B)

terlihat gelap dibawah zona permukaan yang relative utuh (SZ).

Gambar.2.1.b. Potongan yang sama yang diperiksa dengan mikroskop cahaya dan memakai

quinoline.Zona trasnlusen (TZ) terletak pada daerah terdepan zona gelap (DZ) terlihat di

sebelah permukaan. Badan lesi (B) tampak translusen dengan garis Retzius yang tampak

jelas.

Gejala Klinis

Terlihat diskolorasi coklat atau hitam, terdptnya kavitas.

Terasa adanya lubang dlm gigi dengan sentuhan lidahnya,atau sudah terasa nyeri.

Karies sekalipun sudah sampai dentin, kadang-kadang tidak menimbulkan rasa nyeri,

tapi menimbulkan rasa nyeri yg lumayan derajatnya jika kemasukkan makanan yang

manis atau terangsang oleh panas atau dingin.

Bila karies sudah sangat dekat dengan pulpa atau sudah menembusnya, timbul rasa

nyeri yang sangat parah pulpitis (sakit gigi yang paling sering).

Pulpa yang terinflamasi secara kronik bisa tidak menimbulkan gejala atau gejala hanya

ringan saja.Pada pulpitis akut terasa sangat nyeri, sering dipicu oleh stimulus panas atau

dingin dan nyeri tidak dapat dirasakan dengan tepat pada gigi yang mana.

B. Karies Dentin

1. Sklerosis tubuler di dalam dentin:merupakan suatu pelindung dalam permeabilitas,

sehingga mencegah masuknya asam dan toksin-toksin bakteri. Sklerosis tubuler terlihat

pada daerah yang mengalami karies dentin.

2. Dentin reaksioner diantara dentin dan pulpa: reaksi terhadap rangsang yang terjadi di

daerah perifer, lapisan dentin yang yang terbentuk diantara dentin dan pulpa.

3. Peradangan pulpa: dibagi menjadi dua yaitu peradangan akut yang reaksinya bersifat

berat dan tiba-tiba besar. Pada peradangan pulpa akut diawali dengan dilatasi pembuluh

darah sehingga aliran darah dan eksudat meningkat yang dapat mengakibatkan

tersumbatnya aliran darah. Yang kedua adalah peradangan kronis yaitu merupakan

rangsangan yang ringan dan lama.Semua reaksi pertahanan inibergantung dengan adanya

jaringan pulpa yang vital

Proses destruktif pada dentin meliputi:

a. Demineralisasi dentin

b. Destruksi matriks organic

c. Kerusakan dan kematian odontoblas

d. Peradangan pulpa yang mendahului nekrosis

Sebelum dan sesudah kavitasi

Zona Kavitasi

perubahan histologi dalam email dan dentin sebelum kavitasi email. zona permukaan,

zona penetrasi dan zona destruksi.

Pada zona permukaan : daerah ujung dentin yang mengalami demineralisasi (belum berisi

bakteri).

Zona penetrasi : tubulus dentin telah dimasuki bakteri.

Zona destruksi : terjadi nekrosis yang mana dentin sudah dihancurkan oleh bakteri.

Karies dentin yang telah mengalami dekalsifikasi tampak telah dimasuki bakteri.

Tubulus dentin terlihat telah terdorong oleh pengumpulan bakteri dan jaringan nekrotik

membentuk “liquifaction foci” (tampak memisahkan tubuli-tubuli dentin)

Daerah dentin yang karies mengalami dekalsifikasi (penurunan kalsium).

Tubulus telah dimasuki bakteri.

Jaringan telah berbelah tegak lurus terhadap tubulus sepanjang garis pertumbuhan.

Belahan ini disebut celah tranversal.

Potongan transversal karies dentin yang mengalami dekalsifikasi yang menunjukkan

adanya bakteri di tubulus.

Potongan trasversal karies dentin yang mengalami dekalsifikasi dengan bakteri jelas

terlihat diseluruh jaringan.

A. Karies Akar

Karies akar merupakan lesi yang tedapat di area akar gigi.Resesi gingiva merupakan

peristiwa yang menjadi awal terjadinya karies jenis ini. Dengan terjadinya resesi gingiva,

maka daerah akar gigi akan terpapar dan memudahkan bakteri untuk berpenetrasi ke akar

gigi. Namun tentunya diperlukan adanya plak dan diet yang kariogenik untuk mengawali

terjadinya karies ini.

Gambaran klinis

Karies ini meliputi karies aktif yang terlihat pucat dan lunak, dan lesi yang berkembang

lambat, keras dan berwarna coklat tua.

Pemeriksaan radiografi

Pada pemeriksaan radiografi, tahap lesi awal yang berada di permukaan akar akan tampak

sebagai zona translusen, yang merupakan zona demineralisasi. Pada lesi juga sering nampak

sklerosis tubuler, yang hypermineralized.

Gambaran mikroskopis

Gambaran secara mikroskopis karies ini yaitu diawali dengan rusaknya Kristal hidroksi

apatit, yang disusul dengan rusaknya bagian tubulus dentin dan akan menyebar melalui

serabut tom’s (tom’s fiber) yang termineralisasi. Pada tahapan ini sementum diatasnya akan

tampak seperti memisah sepanjang garis inkrementalnya. Sehingga apabila lesi ini bersatu

mengelilingi leher gigi, maka mahkota akan lepas. Karie ini banyak terjadi pada orang

dewasadengan gangguan jaringan periodontal yang rusak (resesi gingiva).

B. Pulpitis Reversible

Histopatologi

Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-

sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin.

Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran

pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, danadanya sel inflamasi kronis yang secara

imunologis kompeten. Meskipun selinflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel

inflamasi akut

Gejala-Gejala Klinis

Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.

Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh

udara dingin.

Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan.

C. Pulpitis irreversibel

Histopatologi

Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akutdi dalam pulpa. Pulpitis

irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahayayang berlangsung lama seperti

misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapatmenyebabkan respon inflamasi kronis.

Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasidi dalam pulpa akan meningkat keparahannya

jika kerusakan mendekati pulpa.

Gejala-Gejala Klinis

Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat disebabkan oleh

hal-hal berikut :

perubahan temperatur, terutama dingin; 

bahan makanan manis atau masam;

tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh

lidah atau pipi;

 sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa.

Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan  dapat datang

dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas.

Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-

nyentak, dan umumnya adalah parah.

Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat

keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus

eksternal.

Gambaran Radiografi

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum

diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual

tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa.Suatu radiografi

dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu

kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa.Pada tingkat awal pulpitis

irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan

stimulus termal.Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara

normal.Hasil pemeriksaan untuk tesmobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.

D. Pulpitis Hiperplastik Kronis

Histopatologi

Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang

bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi

yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada polip pulpa gigi permanen.Epithelium semacam itu

dapat berasal dari gingival atau dari selepithelial mukosa atau lidah yang baru saja

mengalami deskuamasi.Jaringan didalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi,

yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies.Jaringan granulasi adalah jaringan

penghubung vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan sel-sel plasma.Jaringan

pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epithelial

Gejala-Gejala Klinis

Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecualiselama mastikasi,bila tekanan

bolus makanan menyebabkan rasa tidak menyenangkan.

Gambaran Radiografi

Radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan

kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika

digunakan dingin yang ekstriem, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak arus daripada

gigi normal untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester pulpa listrik.

E. Neksrosis pulpa

Bakteriologi

Banyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa nekrotik.Pada persentase tinggi

kasus-kasus ini, saluran akar berisi suatu campuran floramikrobial, aerobik dan anaerobik.

Histopatologi

Jaringan pulpa nekrotik, debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam

kavitas pulpa.Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan sedikit inflamasi yang

dijumpai pada ligament periodontal.

Jenis

Nekrosis ada dua jenis umum :

Koagulan

Pada nekrosis koagulan, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi

bahan solid. caseation adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringan berubah

menjadi massa seperti keju terdiri terutama atas protein yangmengental, lemak dan air.

Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa

yang melunak, suatu cairan, atau debris amorfus.

Penyebab

Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang membahayakan pulpa seperti bakteri,

trauma dan iritasi kimiawi. 

Gejala-Gejala Klinis

Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit.

Seringmengalami :

Diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.

Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkankarena translusensi normal

yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabua-abuan atau

kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang

biasa dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan hanya secara kebetulan,

karena gigi macam itu adalah asimptomatik, dan radiograf adalah nondiagnotik.

Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya

serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya. 

Gambaran Radiografi

Radiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar, suatu jalan terbuka

ke saluran akar, dan suatu penebalan ligament periodontal.Beberapa gigi tidak mempunyai

kavitas ataupu tumpatan, dan pulpanya mati sebagaiakibat trauma.Sedikit pasien mempunyai

riwayat rasa sakit parah yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti oleh

penghentian seluruh rasa sakit yangterjadi.Selama waktu ini, ³pulpa sudah hampir tamat

riwayatnya´ dan memberi pasien perasaan seolah-olah aman dan sehat. Pada kasus lain,

pasien tidak sadar  bahwa pulpa telah mati secara perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa

gejala. Gigidengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik atau

teskavitas. Namun demikian pada kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal

terhadap arus maksimum tester pulpa listrik bila arus listrik dikondusi melalui uaplembab

yang terdapat dalam saluran akar setelah pencairan nekrose ke jaringan vitaltetangganya.

Pada pasien lain, beberapa serabut saraf apical terus bertahan dan bereaksi dengan cara yang

sama. Serabut saraf tahan terhadap perubahan inflamasi.