GEJALA AWAL KLINIS DAN LABORATORIUM SEBAGAI FAKTOR PREDIKTOR SYOK PADA DEMAM BERDARAH DENGUE

DI INSTALASI KESEHATAN ANAK RS DR SARDJITO

Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

derajat Dokter Spesialis Anak Program Studi Ilmu Kesehatan Anak

Program pendidikan Dokter Spesialis I

Diajukan oleh Peserta PPDS I Ilmu Kesehatan Anak

AGNES FITRI SARI 00/1461/I-SP/0205

Kepada BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA RS DR. SARDJITO YOGYAKARTA

2004

GEJALA AWAL KLINIS DAN LABORATORIUM

SEBAGAI FAKTOR PREDIKTOR SYOK PADA DEMAM BERDARAH DENGUE

DI INSTALASI KESEHATAN ANAK RS. DR. SARDJITO

Agnes Fitri Sari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RS. Dr. Sardjito, Yogyakarta

Intisari Latar Belakang. Demam berdarah dengue mempunyai kemungkinan 5% menyebabkan kematian tetapi jika berkembang menjadi sindrom syok dengue akan meningkatkanangka kematian hingga 40%. Pengenalan awal pasien-pasien yang akan berkembang menjadi sindrom syok dengue adah sangat penting untuk terapi suportif lebih awal sehingga mengurangi angka kematian. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor prediktor syok berupa gejala klinis dan laboratorium saat masuk rumah sakit pada demam berdarah dengue. Metoda. Penelitian ini menggunakan rancang bangun kasus kontrol. Subyek penelitian adalah kasus SSD dengan DBD tanpa syok sebagai kontrol yang terdiagnosis menurut kriteria WHO (sesuai ICDX A91.X, R57.8) dan dirawat di Instalasi Kesehatan Anak RS. Dr. Sardjito Januari 2002-Agustus 2003. Gejala klinis dan laboratorium pada saat masuk rumah sakit diambil dari rekam medis menggunakan kuesioner . Hubungan gejala klinis dan laboratorium pada saat masuk rumah sakit dengan kejadian syok dianalisis menggunakan analisis univariat dan multivariat untuk mencari faktor prediktor syok pada demam berdarah dengue. Hasil. Selama periode penelitian didapatkan 46 kasus SSD dan 67 pasien DBD tanpa syok sebagai kontrol yang memenuhi kriteria masukan dan keluaran. Hasil analisis univariat didapatkan nyeri perut, perdarahan saluran cerna, lemah, gelisah, hepatomegali >2,5 cm , asites, efusi plerura, edema palpebrea, hematokrit >45%, angka trombosit < 57500/mmk, dan protein plasma < 7,2 g/dL berhubungan dengan kejadian syok. Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa perdarahan saluran cerna (OR 6,2; IK 95%:1,2-33,4; p=0,03), lemah (OR 12,8; IK 95%: 3,7-43,9; p=2,5 cm (OR 6,5; IK 95%: 2,0-20,8; p=0,002), hematokrit > 45% (OR 7,8; IK 95%:2,2-27,2; p=0,001), dan protein plasma2,5 cm, hematokrit >45%, dan protein plasma < 7,2 g/dL merupakan factor prediktor yang berpengaruh terjadinya syok pada demam berdarah dengue. Kata kunci : demam berdarah dengue, gejala klinis, laboratorium, faktor prediktor, syok

x.

EARLY CLINICAL SYMPTOMS AND LABORATORY AS SHOCK PREDICTOR FACTORS

IN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER AT THE CHILDS HEALTH INSTALLATION

DR. SARDJITO GENERAL HOSPITAL

Agnes Fitri Sari Departement of Child Health, Faculty of Medicine/Dr. Sardjito Hospital

Gadjah Mada University, Yogyakarta

Abstract Background. Dengue haemorrhagic fever has 5% mortality but if it develop into dengue shock syndrome it will increase its mortality up to 40%. An early patients condition that will lead to dengue shock syndrome recognition is very important due to supportive treatment to reduce the rate of mortality. Objective: The purpose of this study is to identify predictor factors in the form of clinical symptoms when the patients were admitted to hospital before shock happened in dengue hemorrhagic fever. Materials and methods: This study use case control method. The subject on this study are dengue shock syndrome cases with dengue haemorrhagic fever as control, that were diagnosed according to WHO criteria (ICDX A91.X, R57.8) and hospitalized at the Childs Health Installation Dr. Sardjito General Hospital from January 2002 until August 2003 .Clinical symptoms and laboratory when the patients were admitted to hospital are taken from medical record by questioners. Correlation of clinical symptom and laboratory when the patients were admitted with incidence of shock, is being analysed using univariate and multivariate analysis to seek shock predictor factors in dengue haemorrhagic fever. Result: During study period, we found 46 syndrome shock dengue cases and 67 dengue haemorrhagic fever patients without shock that fulfill the inclusive and exclusive criteria. Abdominal pain, gastrointestinal bleeding, weakness, restless, hepatomegaly > 2.5 cm, asites, pleural effusion, palpebrae edema, hematocrit > 45%, platelet count < 57.500/mm3, and plasma protein levels < 7.2 g/% were associated with incidence of shock using univariate analysis. Using multivariate analysis we found that gastrointestinal bleeding (OR 6,2; CI 95%:1,2-33,4; p = 0,03), weakness (OR 12,8; CI 95%: 3,7-43,9; p = < 0,01), hepatomegaly > 2.5 cm (OR 6,5; CI 95%: 2,0-20,8; p = 0,002), hematocrit > 45% (OR 7,8; CI 95%:2,2-27,2; p = 0,001) , and plasma protein levels < 7,2 g/% (OR 14,7; CI 95%: 1,2-199,7; p = 0,04). which are shock predictor factors in dengue haemorrhagic fever. Conclucion: Gastrointestinal bleeding, weakness, hepatomegaly > 2.5 cm, hematocrit > 45%, and plasma protein levels < 7.2 g/% are shock predictor factors in dengue haemorrhagic fever. Keywords: dengue haemorrhagic fever, clinical symptoms and laboratory, shock predictor factors.

xi

Halaman JudulIntisariAbstract