kerangka bab

7
Kerang ka Bab Implementasi Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup Dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia (054-2012) Bab 2 : 35 hlm Tindakan Hukum yang Dapat Dilakukan oleh Nasabah Koperasi Langit Biru Terkait Penipuan, Penggelapan dan Pencucian Uang oleh Pengurus Koperasi Langit Biru 1 Bab 3 (40 hlm) Bab 4 a. Tindak Pidana Lingkunga n Hidup dalam Hukum Positif (8 hlm) b. Kasus Tindak Pidana Lingkunga n Hidup di Indonesia yang Dilakukan oleh Korporasi 1) Kasus a (10 hlm) 2) Kasus b (10 hlm) 3) Kasus c (10 hlm) A. Pertanggungjawaban Pidana Dalam Kasus Tindak Pidana Lingkungan Hidup 1. Pertanggungjawaban Pidana Tindak Pidana Lingkungan Hidup oleh PT. NMR - Kaspos - Posisi Subjek hukum PT dalam dakwaan sudah diakui sbg subjek hukum pidana yg diwakili dirut - Pasal yang didakwakan - Teori pertanggungjawaba n pidana yang digunakan (pisau analisis) - Terpenuhi atau tidaknya syarat makanya kenapa dia kena pertanggungjaawab n pidana korporasi : a. Directing mind b. Intravires c. Kebijakan yang ditetapkan mendatangkan

Upload: musa-oktavianus

Post on 16-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

yjyfc juu

TRANSCRIPT

Kerangka BabImplementasi Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup Dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia (054-2012)Bab 2 : 35 hlmTindakan Hukum yang Dapat Dilakukan oleh Nasabah Koperasi Langit Biru Terkait Penipuan, Penggelapan dan Pencucian Uang oleh Pengurus Koperasi Langit Biru

1Bab 3 (40 hlm)Bab 4

a. Tindak Pidana Lingkungan Hidup dalam Hukum Positif (8 hlm)b. Kasus Tindak Pidana Lingkungan Hidup di Indonesia yang Dilakukan oleh Korporasi 1) Kasus a (10 hlm)2) Kasus b (10 hlm)3) Kasus c (10 hlm)A. Pertanggungjawaban Pidana Dalam Kasus Tindak Pidana Lingkungan Hidup1. Pertanggungjawaban Pidana Tindak Pidana Lingkungan Hidup oleh PT. NMR Kaspos Posisi Subjek hukum PT dalam dakwaan sudah diakui sbg subjek hukum pidana yg diwakili dirut Pasal yang didakwakan Teori pertanggungjawaban pidana yang digunakan (pisau analisis) Terpenuhi atau tidaknya syarat makanya kenapa dia kena pertanggungjaawabn pidana korporasi :a. Directing mindb. Intraviresc. Kebijakan yang ditetapkan mendatangkan keuntungan bagi korporasi.Ketiga syarat tersebut harus dapat dibuktikan di pengadilan dalam hal ini menentukan siapa yang mewakili PT. NMR

c.

Terpenuhi atau tidaknya syaratTerkait mengenai pasal 46 UU PLH dimana terdakwa II adlaah Bruce Ness sebagai Direktur maka muladi mengatakan bahwa korporasi dapat dimintai pertanggungjawaban pidana jikalau terdapat orang yang menjadi pengurus dan mempunyai leading position yuang tercermin dalam tiga hal :1. Memiliki kekuasaan untuk mewakili perusahaan (power of representation)2. Kewenangan untuk mengambil keputusan (authority to take decision)3. Kewenangan untuk mengendalikan (authority to exercise control)Teori pertanggungjawaban pidana yang digunakan menurut Mardjono Reksodipuro adalah Identification Theory yang merupakan salahsatu teori yang dapat digunakan untuk memberikan pembenaran bagi pertanggungjawaban pidana kepada pengurus. Penulis menganalisa kasus ini melalui identification theory. Teori ini menempatkan wakil korporasi sebagai pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana apabila memenuhi dua tahapan, yaitu tahapan pertama apakah badan hukum merupakan subjek dari norma-norma yang memuat rumusan delik, apakah menajemen memiliki kewenangan mengatur perilaku orang-orang dalam badan hukum (termasuk terhadap physical preparator), apakah manajemen menerima / lazim menerima perbuatan yang menyimpang tersebut. Tahap kedua, apabila manajemen telah mengetahui perbuatan dan apakah manajemen memiliki kewenangan untuk mencegah perbuatan tersebut, apakah manajemen memiliki kewenangan tetapi tidak mencegah, maka badan hukum dikategorikan melakukan tindak pidana.Richard Bruce Ness yang ditempatkan sebagai terdakwa II memiliki jabatan sebagai direktur PT NMR diangkat secara resmi pada bulan Desember 1999 oleh Dewan Komisaris dan Para Pemegang saham sebagai penentu akhir. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan tugas presdir diantaranya adalah sebagai penghubung dengan pemerintah pusat dan adlaah untuk menentukan atau mengajukan kepala teknik dan juga untuk memimpin pertemuan rapat dengan para pemegang sahan dan komisaris serta ..... (tugas dan kewenangan presdir yang diatur dalam AD). Namun penuntut umum dalam kasus ini tidak membuktikan secara rinci mengenai kapasitas Richard sebagai perwakilan dari PT NMR, apkah telah memenuhi unsur yang disyaratkan oleh teori ini.Adapun syarat pertama yaitu directing mind, apakah Richard benar sebagai orang yang berwenang dan bertanggungjawab ke dalam dan keluar untuk dan atas nama PT NMR berdasarkan AD/ART nya, atau berdasarkan aturan-aturan terhadap hal tersebut di dalam UU PT, mengingat PT NMR berbentuk PT.Kedua syarat intravires, apakah richard sebagai wakil korporasi telah membuat kebijakan tentang pengolah limbah cair yang tidak sempurna dan syarat ketiga apakah kebijakan yang ditetapkan dan diduga menyimpang mendatangkan keuntungan bagi PT. NMR. Ketiga syarat ini harus dapat dibuktikan di pengadilan, dalam hal menentukan siapa yang mewakili PT NMR.

...Namun dalam surat dakwaan yang berbeda baik presdir, direktur, manager personalia, manager produksi, dan manager marketing dalam tindak pidana yang sama masing-masing tetap didakwa dengan pasal 41 (1), Pasal 43(1) Pasal 44 Jo. Pasal 46 (1) UUPLH. Walaupun kasus diaman yang dijadikan terdakwa adalah naturlijke persoon belum mendapat putusan berkekuatan hukum tetap, namun hal ini menimbulkan pertanyaan bahwa penuntut umum di satu pihak mencoba menjadikan PT DEI sebagai seubjek hukum mandiri dengan dakwaan yang terpisah, namun di sisi lain para pengurus yaitu direktur utama, direktur, manager personalia, manager produksi dan manager marketing masih tetap dituntut dalam kasus lingkungan yang sama dengan menggunakan pasal 46 UUPLH yang berarti bahwa masing-masing pengurus didakwa atas kapasitasnya sebagai pengurus korporasi, dalam hal ini korporasi dianggap berbuat dan pengurus yang bertanggungjawab.

Secara umum ide dasar dari pertanggungjawaban pidana korporasi adalah bagaimana korporasi dapat dimintakan pertanggungjawaban secara pidana sehingga korporasi tidak berlindung pada para pekerjanya. Dilihat dari ketiga kasus diatas, maka pada dasarnya tanggungjawab pidana korporasi hanya dpat dilakuakn apabila memenuhi syarat :1. Tindak pidana dilakukan oleh orang-orang yang bertindak untuk dan atas nama korporasi atau demi kepentingan korporasi2. Berdasarkan hubungan kerja atau hubungan yang lainnya 3. Dalam lingkup usaha korporasi.

PEMBIAYAAN SPEKULASI

Pembiayaan Spekulasi adalahhigh financeyaitu penggunaandanaorang lain untukspekulasiyang dapat mengakibatkan kerugian (rugi) bagi pemilik dana.

http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/pembiayaan_spekulasi.aspx RumahCom - Kamus Webster mendefinisikan tindakan investasi adalah "menyimpan uang atau modal di sebuah sektor atau perusahaan dengan harapan akan mendapatkan keuntungan. Sementara itu, definisi spekulasi adalah tindakan dalam bisnis tak lazim, berkaitan dengan pencetakan profit dari fluktuasi harga. Atau memasuki suatu bisnis yang melibatkan risiko-risiko yang tidak biasa, guna beroleh kesempatan meraup keuntungan yang luar biasa besar.

Panangian Simanungkalit dalam bukunya Cara Kaya Melalui Properti, mengatakan ada perbedaan mendasar antara investasi dengan spekulasi. Dalam berinvestasi, seseorang menanamkan sejumlah uang dengan membuat perhitungan-perhitungan untuk mengharapkan keuntungan di masa depan yang tak pasti. Tetapi intinya, dia telah membuat perhitungan-perhitungan untuk menghadapi risiko yang bakal terjadi.

Sebaliknya, spekulasi mengabaikan faktor risiko yang mungkin muncul. Contohnya, Anda melakukan spekulasi dengan membeli sebuah rumah yang sertifikatnya hilang. Rumah seperti ini pasti harganya lebih murah, namun bila sertifikat tersebut tidak ditemukan, maka nilai investasi tersebut bisa hilang.

Jadi, investasi lebih terukur dibanding spekulasi. Biasanya, keuntungan yang diharapkan dari spekulasi lebih tinggi dibanding keuntungan yang diharapkan dari investasi. Hal ini dikenal dengan istilah high risk, high return.

Bila seorang investor berupaya mengukur parameter risiko dan keuntungan investasi properti atas dasar analisa, maka hal tersebut merupakan tindakan investasi. Sebaliknya, bila seorang investor tidak mengestimasi risiko, sementara metode analisa yang digunakan adalah dugaan, naluri, dan intuisi, maka dapat dipastikan tindakan tersebut bersifat spekulatif.

Sejarah membuktikan, di Amerika Serikat dan negara-negara lain, banyak terjadi pembelian properti pada saat booming yang dilakukan sebagai investasi, ketimbang untuk dihuni. Kejatuhan ekonomi Amerika tahun 2008 lalu juga bermula dari krisis sub prime mortgage yang disebabkan oleh tindakan spekulasi. Namun, di tengah perekonomian seperti sekarang ini, saat inflasi dan kompetisi telah mengikis nilai penghasilan properti dan mengakibatkan ketergantungan yang kian besar terhadap proyeksi kenaikan harga bagi keuntungan investor, perbedaan antara spekulasi dan investasi menjadi semakin sumir.

Anto Erawan([email protected]) http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/67244-beda-investasi-dengan-spekulasi-ini-dia.html

Definisi sektor riil dan sektor non rill https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090602013221AA5p9u2 Prinsip piercing the corporate veilini diadopsi dalam UUPT, yaitu dalam:1)Pasal 3 ayat (2), yang mengatur mengenai pengecualian tanggung jawab terbatas pada pemegang saham dalam PT:Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila:a)Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum ata tidak terpenuhi;b)Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi;c)pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan perseroan; ataud)pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan.2)Pasal 104, tentang pengecualian tanggung jawab terbatas dewan direksi dalam hal kepailitan yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi3)Pasal 115, tentang pengecualian tanggung jawab terbatas dewan komisaris dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian dewan komisaris melakukan pengawasan terhadap pengurusan perseroan.Asas Piercing the Corporate Veil Berkaitan dengan asas Corporate Separate Legal Personality tersebut di atas yang membatasi tanggung jawab pemegang saham, dalam hal-ha tertentu pembatasan tersebut dapat diterobos dengan syarat dan keadaan tertentu. Sehingga tanggung jawab pemegang saham tidak lagi terbatas pada nilai pemilikan sahamnya. Penerobosan keterbatasan tanggung jawab pemegang saham Perseroan Terbatas tersebut dikenal dengan asas Piercing the Corporate Veil. Dalam Undang-Undang PT Tahun 2007 hal ini diatur pada Pasal 3 ayat (2), dimana dalam ayat tersebut diketahui untuk dapat terjadinya Piercing the Corporate Veil harus memenuhi syarat sebagai berikut : (1) persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; (2) pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi; (3) pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau (4) pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan.

Cari tesis :1. Perdpektif Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 JO Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidanapencucian uangDihubungkan Dengan Praktekpencucian uangMelalui Perbankan (03-301-05) Asep Jenal Ahmadi / 20082. Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Tindak Pidanapencucian uangDihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 Jo. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentangpencucian uang (03-240-10) U.Badia Yohanes Manurung/2010