bab iii - kerangka teori

51
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN PPM 3.1. Kerangka Teori Manusia merupakan salah satu dari makhluk hidup yang memiliki bentangan kegiatan dan aktivitas yang sangat luas. Kegiatan dan aktivitas ini dikenal sebagai perilaku. Menurut Hendrik L Boom (1974, dalam Wiarto) perilaku merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan. Perilaku tersebut mencakup tiga domain, yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan atau praktik (practice) (Notoatmodjo, 2010). Oleh sebab itu, perilaku seseorang dapat mencerminkan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan nyata seseorang terhadap sesuatu. Dalam pembentukan perilaku tersebut, banyak faktor baik yang mempengaruhi seseorang, baik faktor dari dalam diri (intern) maupun dari luar diri (eksternal) (Notoatmodjo, 2010). Menurut Green yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2010), ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku, yaitu: 1. Faktor Predisposisi (predisposing factor) Faktor predisposisi merupakan faktor- faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat. Faktor-faktor tersebut 73 Universitas Indonesia

Upload: karinaastheria

Post on 02-Dec-2015

652 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

(Laporan Magang Intervensi Gizi Seimbang)

TRANSCRIPT

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN PPM

3.1. Kerangka Teori

Manusia merupakan salah satu dari makhluk hidup yang memiliki

bentangan kegiatan dan aktivitas yang sangat luas. Kegiatan dan aktivitas ini

dikenal sebagai perilaku. Menurut Hendrik L Boom (1974, dalam Wiarto)

perilaku merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan. Perilaku

tersebut mencakup tiga domain, yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),

dan tindakan atau praktik (practice) (Notoatmodjo, 2010). Oleh sebab itu, perilaku

seseorang dapat mencerminkan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan nyata

seseorang terhadap sesuatu. Dalam pembentukan perilaku tersebut, banyak faktor

baik yang mempengaruhi seseorang, baik faktor dari dalam diri (intern) maupun

dari luar diri (eksternal) (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Green yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2010), ada 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku, yaitu:

1. Faktor Predisposisi (predisposing factor)

Faktor predisposisi merupakan faktor- faktor yang dapat mempermudah

terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat. Faktor-faktor tersebut

mencakup pengetahuan, kepercayaan, nilai masyarakat, sikap, tradisi, dan sistem

di masyarakat. Faktor ini sangat mempengaruhi seseorang atau masyarakat

karena tanpa adanya faktor ini masyarakat tidak akan mengetahui tindakan yang

seharusnya dilakukan oleh mereka.

2. Faktor Pemungkin (enabling factor)

Faktor pemungkin atau pendukung merupakan faktor-faktor yang mencakup

fasilitas, sarana, atau prasarana yang memfasilitasi atau mendukung terjadinya

perilaku pada diri seseorang atau masyarakat. Fasilitas tersebut di antaranya

mencakup Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Posyandu, dan sebagainya.

73Universitas Indonesia

74

3. Faktor Penguat (reinforcing factor)

Faktor penguat merupakan faktor-faktor yang menjadi penguat atau

pendorong untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Faktor tersebut

mencakup tokoh masyarakat, peraturan, undang-undang, surat keputusan pejabat

atau pemerintah pusat, dan sebagainya. Faktor-faktor ini dibutuhkan karena

pengetahuan, sikap, dan fasilitasyang telah tersedia terkadang belum menjamin

perilaku yang terbentuk dalam diri seseorang atau masyarakat sesuai dengan yang

diharapkan.

Merubah perilaku seseorang bukanlah hal mudah. Begitu pun dalam merubah

perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat. Semua faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan perilaku, yaitu faktor predisposing, enabling dan

reinforcing harus ikut diubah. Menurut Green dikutip Bahri 2011, ada 6 proses

untuk melakukan perubahan perilaku kesehatan, yaitu :

1. Penilaian Sosial

Tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari kualitas hidupnya dalam

memenuhi kebutuhannya sehari- hari. Presepsi seseorang terhadap kebutuhan

hidupnya tersebut ditentukan oleh penilaian sosial orang tersebut. Oleh sebab itu,

seorang ahli harus melihat bagaimana persepsi yang dianut oleh masyarakat,

memperluas pemahaman mereka kepada masyarakat dan menganalisis berbagai

data yang ada, sehingga dapat ditemukan berbagai alasan yang menjelaskan

hubungan antara kesehatan dan kualitas hidup seseorang.

2. Penilaian Epidemiologi

Pada penilaian epidemiologi, akan ditetapkan permasalahan kesehatan yang

terpenting. Umumnya, masalah tersebut mengenai hubungan kualitas hidup

seseorang dengan sumber daya yang terbatas yang menjadi masalah kesehatan

yang meluas di masyarakat.

Universitas Indonesia

75

3. Penilaian Perilaku dan Lingkungan

Penilaian perilaku dan lingkungan merupakan penilaian terhadap faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya suatu masalah kesehatan. Di

antaranya, gaya hidup dan lingkungan meliputi sosial dan fisiologis luar

seseorang.

4. Mengidentifikasi Faktor yang Mendahului dan yang Dikuatkan yang Harus

Ditempatkan untuk Memulai dan Menopang Proses Perubahan

Faktor- faktor tersebut diidentifikasi sebagai faktor predisposisi, penguat,

pemungkin yang secara bersama mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku

dan lingkungan.

5. Penilaian Administrasi dan Kebijakan

Penilaian administrasi dan kebijakan meliputi pengindentifikasian kebijakan

yang sedang berjalan dalam masyarakat, baik yang dapat memfasilitasi program

atau yang akan menghalangi program yang akan dijalankan.

6. Implementasi dan Evaluasi

Pada tahap ini, program kesehatan telah siap diimplementasikan untuk

evaluasi berkala dalam menentukan penilaian yang akan berpengaruh kuat

terhadap faktor predisposisi, penguat dan pemungkin, sehingga akan

mempermudah terjadinya perubahan perilaku dan lingkungan.

Universitas Indonesia

Masalah :Praktik

Pemberian MPASI

Faktor PenguatKeluarga Teman sebayaSuamiPetugas kesehatanPrioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan

Faktor PemungkinInformasi terkait ASI eksklusifInformasi terkait MPASIKetersediaan bahan untuk membuat MPASIKeterampilan ibu dalam menerapkan MPASISarana penunjang kesehatan

Faktor PredisposisiKarakteristik ibu:UsiaPendidikanPekerjaanPendapatan KeluargaSikap ibuPengetahuan ibu mengenai ASI eksklusifPengetahuan ibu mengenai MPASIMitos yang berkembang di masyarakat

76

Gambar 3.1. Kerangka Teori MP-ASI

Catatan:

garis utuh merupakan pengaruh langsung

garis putus merupakan akibat sekunder.

Sumber: Green, Lowrence, et.al., 1968

Universitas Indonesia

Faktor PenguatKeluarga Teman sebayaKepala Sekolah GuruPetugas kesehatan

Faktor PemungkinCara mencegah diare yang mudah dilakukanPrioritas dan komitmen anak sekolah dasar/guru dan kepala sekolah terhadap kesehatan

Faktor PredisposisiPengetahuan tentang Makanan Jajanan sehatPersepsiNilai positif dengan tidak jajan sembarangan

Masalah :Makanan Jajanan

Sehat

Faktor PredisposisiPengetahuan tentang Gatritis dan pencegahannyaPersepsiNilai positif dengan mencegah gastritisSikap terhadap Gastritis(variable demografi tertentu)

77

Gambar 3.2. Kerangka Teori Jajanan Sehat

Catatan:

garis utuh merupakan pengaruh langsung

garis putus merupakan akibat sekunder.

Sumber: Green, Lowrence, et.al., 1968

Universitas Indonesia

Faktor PredisposisiPengetahuan mengenai Hipertensi atau tekanan darah tinggi.Sikap terhadap masalah hipertesni atau tekanan darah tinggi (variabel demografi tertentu).PersepsiTingkat pendidikanStatus sosial Status ekonomi

78

Gambar 3.3. Kerangka Teori Gastritis

Catatan:

garis utuh merupakan pengaruh langsung

garis putus merupakan akibat sekunder.

Sumber: Green, Lowrence, et.al., 1968

Universitas Indonesia

79

Gambar 3.4 Kerangka Teori Pencegahan Kekambuhan Hipertensi

Catatan:

garis utuh merupakan pengaruh langsung

garis putus merupakan akibat sekunder.

Sumber: Green, Lowrence, et.al., 1968

Universitas Indonesia

80

3.2. Kerangka Konsep

Untuk ke-3 masalah, kerangka konsep yang digunakan sebagai berikut :

Gambar 3.5. Kerangka Konsep

3.3. Manajemen Operasional

Universitas Indonesia

- Metode- Sasaran- Lokasi

Lama Intervensi

Diagnosis dan Analisis Permasalahan, serta Situasi Tempat

Menganalisis Perilaku Kelompok Sasaran

Menetapkan Penyuluhan

Menentukan Tujuan Spesifik

Penentuan Media KIE

Pengembangan Pesan

Presentasi kepada Pembimbing

Revisi Media

Penyuluhan kepada Sasaran

Monitoring dan Evaluasi

- Pre Test- Post Test

- Kelompok-kelompok Kecil

SDMPelaksana (mahasiswa)Pembimbing AkademikPembimbing LapanganKaderPetugas KesehatanIbu HamilIbu MenyusuiIbu yang Memiliki BalitaAnak kelas 5 SDOrang Dewasa berusia 20 s.d <45 tahunLansia berusia >45 tahunDanaDana mahasiswaDana Dept. GiziBahanMedia KIE KuesionerPre testPost testAlat tulisSuvenirHadiah KuisPeralatan Kamera/HandycamLaptopMetodePenyuluhanKonselingTempatPosyandu, Pengajian, Mushola, Masjid, Rumah Warga, dan SD

Meningkatnya pengetahuan ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki balita mengenai MP-ASI dan Gizi Seimbang Meningkatnya pengetahuan anak usia sekolah dasar mengenai Makanan Jajanan SehatMeningkatnya pengetahuan orang dewasa usia 20 s.d <45 tahun mengenai GastritisMeningkatnya pengetahuan lansia berusia >45 tahun mengenai Pencegahan Kekambuhan Hipertensi

Pembentukan timPembuatan jadwalKoordinasi dengan pihak terkait: Camat, Lurah, Kepala Puskesmas, Pembimbing Lapangan, Tenaga Petugas Gizi, KaderSurvey lapangan / lokasi Diagnosis dan analisis permasalahan, serta situasi tempatAnalisis perilaku kelompok sasaran Penetapan tujuan dan sasaran kegiatanPersiapan kegiatan penyuluhanPenetapan jadwal dan sosialisasi kegiatan penyuluhanPelaksanaan kegiatan penyuluhanPenilaian hasil penyuluhanEvaluasi

FEEDBACKMONEV

81

Gambar 3.6. Manajemen Operasional

Universitas Indonesia

82

3.4. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Media Alat Cara ukur Hasil Skala

1. ASI ASI merupakan suatu

emulsi lemak dalam

larutan protein,

laktose dan garam-

garam organik yang

disekresi oleh kedua

belah kelenjar

payudara sebagai

makanan utama bayi

(Soetjiningsih, 1997).

Lembar

balik,

booklet, dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

2. ASI Eksklusif ASI eksklusif atau

pemberian ASI secara

Lembar

balik,

Kuesioner

Pre dan post

Penyuluhan Adanya

peningkatan

Ordinal

Universitas Indonesia

83

eksklusif adalah bayi

hanya diberi ASI

saja, tanpa tambahan

cairan lain seperti

susu formula, jeruk,

madu, air putih, dan

tanpa tambahan

makanan padat

seperti pisang,

pepaya, bubur susu,

bubur biskuit, bubur

nasi, dan tim (Roesli,

2005).

booklet, dan

kalender

test pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

3. Kolostrum Kolostrum

merupakan cairan

yang pertama

disekresi oleh

kelenjar payudara

Lembar

balik,

booklet, dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

Ordinal

Universitas Indonesia

84

dari hari pertama

sampai hari ke-4

(Hubertin, 2004).

dan Post-test.

4. ASI peralihan ASI peralihan

merupakan ASI yang

disekresi pada hari

ke-4 hingga hari ke-

10 (Hubertin, 2004).

Lembar

balik,

booklet, dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

5. ASI matur ASI matur

merupakan ASI yang

disekresi pada hari

ke-10 dan seterusnya

(Hubertin, 2004).

Lembar

balik,

booklet, dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

6. MP-ASI MP-ASI (Makanan

Pendamping Air Susu

Lembar

balik,

Kuesioner

Pre dan post

Penyuluhan Adanya

peningkatan

Ordinal

Universitas Indonesia

85

Ibu) adalah makanan

atau minuman yang

mengandung zat gizi,

diberikan kepada bayi

atau anak usia 6-24

bulan guna

memenuhi kebutuhan

gizi selain dari ASI

(Depkes RI, 2006).

booklet, dan

kalender

test pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

7. Gizi seimbang Gizi seimbang: Gizi

Seimbang adalah

susunan makanan

sehari-hari yang

mengandung unsur-

unsur zat gizi dalam

jenis dan jumlah yang

sesuai dengan

kebutuhan tubuh,

Lembar

balik,

booklet, dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

Universitas Indonesia

86

dengan

memerhatikan prinsip

keanekaragaman atau

variasi makanan,

aktivitas fisik,

kebersihan, dan berat

badan (BB) ideal

(

http://www.kfindones

ia.org/index.php?

pgid=12&contentid=

21).

8. Wanita Usia

Subur (WUS)

Wanita Usia Subur

(WUS): Wanita usia

produktif merupakan

wanita yang berusia

15-49 tahun dan

Lembar

balik,

booklet, dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Digolongakan

berdasarkan

jenjang usia

Interval

Universitas Indonesia

87

wanita pada pada usia

ini masih berpotensi

untuk mempunyai

keturunan (Depkes

RI, 1993)

9. Makanan

Jajanan Sehat

Menurut surat

keputusan Keputusan

Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

No.

942/MENKES/SK/VI

I/2003, makanan

jajanan adalah

makanan dan

minuman yang diolah

oleh pengrajin

makanan di tempat

penjualan dan atau

Poster dan

sampul buku

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

Universitas Indonesia

88

disajikan sebagai

makanan siap santap

untuk dijual bagi

umum selain yang

disajikan jasa boga,

rumah makan atau

restoran, dan

hotel,serta makanan

jajanan yang sehat

adalah makanan yang

tidak hanya

mengandung zat gizi

yang cukup dan

seimbang juga harus

aman, yaitu bebas

dari bakteri, virus,

parasit, serta bebas

dari pencemaran zat

kimia.

Universitas Indonesia

89

10. Usia anak

sekolah dasar

Usia anak sekolah

dasar biasanya (umur

6-12 tahun) dan

kelompok ini sangat

rentan gizi (Depkes

RI, 2005)

Poster dan

sampul buku

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Digolongakan

berdasarkan

jenjang usia

Interval

11. Gastritis Gastritis merupakan

peradangan lapisan

perut atau mukosa di

lambung

(Department of

Human Services,

2008 dan U.S.

Department of Health

and Human Services

National Institutes of

Health, 2010)

Poster dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

Universitas Indonesia

90

12. Usia dewasa

muda

Seseorang yang

berusia 20-40 tahun

(Dariyo, 2003 dalam

Melati, 2011).

Poster dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Digolongakan

berdasarkan

jenjang usia

Interval

13. Usia pre

lansia

Seseorang yang

berusia 45-59 tahun

(Ian dan Ndy, 2012)

Poster dan

kalender

Kuesioner

Pre dan post

test

Penyuluhan Digolongakan

berdasarkan

jenjang usia

Interval

14. Hipertensi Pada populasi lansia,

hipertensi

didefinisikan sebagai

tekanan sistolik 160

mmHg dan tekanan

diastolik 90 mmHg

(Rohaendi, 2008).

Flipchart,

Poster,

Pembatas

kitab

Kuesioner

Pre-test dan

Post-test

Penyuluhan Adanya

peningkatan

pengetahuan

melalui hasil

pengisian Pre-test

dan Post-test.

Ordinal

15. Usia

Pertengahan

Seseorag yang

berusia 45-59 tahun

Flipchart,

Poster,

Kuesioner

Pre-test dan

Perhitungan usia

melalui tanggal

Digolongakan

berdasarkan

Interval

Universitas Indonesia

91

(Siti Maryam, 2008) Pembatas

kitab

Post-test lahir jenjang usia

16. Usia Lanjut Seseorang yang

berusia 60 tahun atau

lebih (Siti Maryam,

2008).

Flipchart,

Poster,

Pembatas

kitab

Kuesioner

Pre-test dan

Post-test

Perhitungan usia

melalui tanggal

lahir

Digolongakan

berdasarkan

jenjang usia

Interval

3.5. Project Planning Matrix (PPM)

3.5.1.Project Planning Matrix MP-ASI dan Gizi Seimbang

Project Title : Magang Masyarakat

Location : Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat.

Project Duration : Dua (2) Bulan (Mei s.d Juni 2012)

Universitas Indonesia

92

Tabel 3.2. Project Planning Matrix (PPM) MP-ASI dan Gizi Seimbang

Objective Purpose Indicator of Objectives Means of Verification Important Assumption

Overall Goal

Berkurangnya jumlah

praktik pemberian MPASI

yang tidak tepat.

Pemberian ASI eksklusif

pada bayi meningkat

sebanyak 1%

Pemberian makanan

pralaktal pada bayi

sebelum usia 6 bulan

menurun sebanyak 1%

Pre-test dan post-test

Penyuluhan

Konseling

Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang

memiliki balita tidak menghadiri

penyuluhan

Sebagian ibu ada yang tidak

mendengarkan penyuluhan

Project Purpose

Meningkatkan pengetahuan

Ibu mengenai ASI eksklusif

dan MPASI

Meningkatkan pengetahuan

Ibu hamil, ibu menyusui bulan

dan ibu yang memiliki balita

dari 60% menjadi 80%.

Pre-test dan post-test Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang

memiliki balita tidak menghadiri

penyuluhan

Anak menangis dan ingin segera

pulang

Result

Universitas Indonesia

93

Memperluas dan

memperbanyak informasi

mengenai ASI eksklusif dan

MPASI.

Paling sedikit 60% ibu

mengetahui mengenai ASI

Eksklusif dan MPASI

Monitoring Ibu pindah rumah ke tempat lain.

Activities Input of Activities Output

1. Persiapan

Koordinasi dengan Pembimbing akademik,

Pembimbing lapangan (Kepala Puskesmas),

Perangkat Kelurahan, Bidan, dan Kader

Observasi dan analisis sasaran dan situasi di lapangan

Penetapan tujuan, Pembuatan proposal dan rencana

kerja

Pemilihan dan pengembangan media

Pembuatan kuesioner pre dan post-test

Penetapan jadwal dan sosialisasi kegiatan penyuluhan

kepada Pak Lurah, Ibu Lurah, Pembimbing lapangan,

Bidan dan Kader di lokmin

Mencari rumah kontrakan untuk tempat tinggal

1. Man

Mahasiswa Prakesmas

Pembimbing akademik

Pembimbing lapangan

Bidan

Kader

Ibu hamil, ibu menyusui

dan ibu yang memiliki

balita

2. Money

Dana mahasiswa

Dana Dep. Gizi

3. Material

Mendapatkan izin dan dukungan dari

pihak terkait di wilayah kerja

Puskesmas Duren Seribu, Kelurahan

Bojongsari Lama

Mengenali sasaran dan situasi

masyarakat di Kelurahan Bojongsari

Lama

Adanya tujuan dan rencana kerja

yang jelas

Terpilihnya media KIE yang sesuai

dengan pilihan sasaran

Terbentuknya pre dan post-test

untuk penyuluhan

Universitas Indonesia

94

selama magang

2. Pelaksanaan

a. Penyuluhan kepada ibu hamil, ibu menyusui yang

memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan dan ibu

yang memiliki balita

Pengumpulan ibu-ibu

Pembukaan dan pembagian kelompok

Pre-test

Penyuluhan

Post-test

Pembagian souvenir

Quiz

Penutupan

b. Pembuatan laporan kegiatan

Kuesioner Pre dan Post-

test

Media KIE berupa

lembar balik

Alat tulis

Souvenir berupa booklet

Hadiah kuis

4. Machine

Laptop

Kamera

Handycam

5. Method

Penyuluhan

Konseling

6. Place

Posyandu

Mushola

Rumah warga

Terbentuknya jadwal kegiatan

Terlaksananya sosialisasi kegiatan di

lokmin.

Didapatnya rumah kontrakan untuk

tempat tinggal selama magang

Diketahuinya hasil pre-test

Terlaksananya penyuluhan MPASI

Diketahuinya hasil post-test

Terbentuknya laporan kegiatan

Universitas Indonesia

95

3.5.2 Project Planning Matrix Makanan Jajanan Sehat

Project Title : Meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah mengenai makanan jajanan sehat di Kelurahan Bojongsari lama, Kota

Depok tahun 2012

Location : SDN 01 dan SDN 03 Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat

Duration : Dua (2) Bulan (Mei s.d Juni 2012)

Tabel 3.3. Project Planning Matrix (PPM) Jajanan Sehat

Objective Purpose Indicator of

Objectives

Means of Verification Important Assumption

Overall Goal

Berkurangnya tingkat kebiasaan jajan

sembarangan bagi anak usia sekolah

dasar yang mendapatkan penyuluhan

Pre-test dan post-

test

Penyuluhan

Sebagian anak sekolah dasar asyik ribut sendiri

dalam penyuluhan

Project Purpose

Universitas Indonesia

96

Meningkatkan pengetahuan anak

seolah dasar mengenai makanan

jajanan sehat,perbandingan antara

jajanan sehat dan tidak sehat dan

dampaknya

Meningkatkan

pengetahuan

anak sekolah

dasar mengenai

makanan

jajanan sehat

sebesar Ibu

bayi sebesar

25%.

Pre-test dan post-test Diare Anak sekolah

Result

Memperluas dan memperbanyak

informasi mengenai makanan jajanan

sehat

Meningkatnya

pengetahuan

untuk

mendapatkan

informasi

mengenai

makanan

jajanan sehat

sebesar 100%

Monitoring Diare anak usia sekolah

Universitas Indonesia

97

Activities Input of Activities Output

1. Persiapan

Koordinasi dengan Pembimbing akademik,

Pembimbing lapangan (Kepala Puskesmas),

Perangkat Kelurahan, Kepala Sekolah

Observasi dan analisis situasi

Penetapan tujuan, Pembuatan proposal dan

rencana kerja

Pembuatan kuesioner pre dan post-test

Uji coba media KIE ke sekolah dasar

Penetapan jadwal dan sosialisasi kegiatan penyuluhan

kepada anak sekolah dasar

2. Pelaksanaan

a. Penyuluhan kepada ibu bayi

Pengumpulan ibu-ibu bayi

Pre-test

Pemberian informasi dan penyuluhan tentang

diare

Post-test

1. Man

Mahasiswa

Prakesmas

Pembimbing

akademik

Pembimbing

lapangan

Bidan

Kepala sekolah

2. Money

Dana

mahasiswa

Dana Dep. Gizi

3. Material

Kuesioner Pre

dan Post-test

Media KIE

Alat tulis

Mendapatkan izin dan dukungan dari pihak terkait di

wilayah sekolah kelurahan Bojongsari lama

Memahami situasi kebiasaan jajanan anak sekolah di

Kelurahan Bojongsari lama

Adanya tujuan dan rencana kerja yang jelas

Terpilihnya media KIE yang sesuai dengan pilihan

sasaran

Terbentuknya jadwal kegiatan

Diketahuinya hasil pre-test

Terlaksananya penyuluhan makanan jajanan

Diketahuinya hasil post-test

Terbentuknya laporan kegiatan

Universitas Indonesia

98

b. Pembuatan laporan kegiatan Suvenir

Hadiah kuis

4. Machine

Laptop

Kamera

Handycam

5. Method

Penyuluhan

Konseling

6. Place

SDN 01

Bojongsari lama

SDN 03

Bojongsari lama

3.5.3 Project Planning Matrix Gastritis

Project Title : Stop Kekambuhan Gastritis

Location : Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat

Universitas Indonesia

99

Project Duration : Dua (2) Bulan (Mei s.d Juni 2012)

Tabel 3.4. Project Planning Matrix (PPM) Gastritis

Objectives/ Project

Purpose/Result

Indicator of objective Means of Verification Important Assumption

Overall Goal:

Menurunnya kesakitan orang

dewasa usia 20 s.d <45 tahun

akibat gastritis.

Menrunnya jumlah

kekambuhan gastritis pada

orang dewasa usia 20 s.d <45

tahun sebesar 1% dari jumlah

sebelumnya selama dua

bulan

Metode: Observasi Tidak lengkapnya pengarsipan

Bencana alam

Warga kurang kooperatif

Project Purpose:

Meningkatnya pola makan teratur

pada orang dewasa usia 20 s.d

<45 tahun.

Meningkatnya prevalensi

pola makan teratur pada

orang dewasa usia 20 s.d <45

tahun dari 60 % menjadi 62

% selama dua bulan

Metode: Interview Tidak tersedianya makanan di

rumah

Kurangnya dukungan keluarga

yang mendukung pola makan

teratur

Result Meningkatnya pengetahuan Metode: Observasi Daya tangkap yang berbeda-

Universitas Indonesia

100

Meningkatnya pengetahuan orang

dewasa usia 20 s.d <45 tahun

mengenai gastritis dan

penanganannya yang tepat

orang dewasa usia 20 s.d <45

tahun yang mendapatkan

penyuluhan gastritis sebesar

10%

Data primer dari pre-test

dan post- test penyuluhan

hipertensi.

beda

Kondisi yang kurang kondusif

Activities Input of Activities Output

1.Persiapan

Pembentukan tim

Pembentukan jadwal kerja

Koordinasi dengan Pembimbing akademik, Pembimbing

lapangan (Kepala Puskesmas), Perangkat Kelurahan, Bidan,

dan Kader

Survei awal

Penetapan tujuan program, penentuan media KIE, analisis

target sasaran, pengembangan pesan, perencanaan kegiatan,

dan pembuatan proposal serta rancangan kerja .

Persiapan materi dan media penyuluhan

Pembuatan pre dan post test

Pencetakan media serta perbanyakan pre dan post test

Penetapan jadwal dan sosialisasi kegiatan penyuluhan dan

1. Man

Mahasiswa

Prakesmas

Pembimbing

akademik

Pembimbing

lapangan

Bidan

Kader

Orang dewasa

berusia <45 tahun

2. Money

Dana mahasiswa

Terbentuknya tim

Terbentuknya jadwal kerja

Mendapatkan izin dan

dukungan dari pihak terkait di

wilayah kerja Puskesmas

Duren Seribu, Kelurahan

Bojongsari Lama, Bidan, dan

Kader

Terkumpulnya data awal yang

berkaitan dengan intervensi

yang dilakukan

Terumusnya tujuan program,

media beserta kontennya,

Universitas Indonesia

101

konseling kepada Puskesmas, Kelurahan, dan Ibu Kader.

2. Pelaksanaan

a. Penyuluhan

Pengumpulan orang dewasa usia 20 s.d <45 tahun

Pre-test

Penyuluhan gastritis

Tanya jawab

Post-test

Kuis dan pemberian hadiah

Penutupan

b. Pembuatan laporan kegiatan

Dana Dep. Gizi

3. Material

Kuesioner Pre dan

Post-test

Media KIE

Alat tulis

Suvenir

Hadiah Kuis

4. Machine

Laptop

Kamera

Handycam

5. Method

Penyuluhan

Konseling

6. Place

Mushola RW

Masjid

Rumah warga

target sasaran dengan

karakteristiknya, dan pesan

yang ingin disampaikan dalam

intervensi

Terumusnya materi dan media

penyuluhan

Terbentuknya pre dan post test

Tersedianya media penyuluhan

serta pre dan post test

Terbentuknya jadwal dan

tersosialisasikannya kegiatan

penyuluhan dan konseling

yang telah disetujui oleh pihak

Puskesmas, Kelurahan, dan

Ibu Kader

Diketahuinya hasil pre-test

Terlaksananya penyuluhan

gastritis

Diketahuinya hasil post-test

Universitas Indonesia

102

Bertambahnya pengetahuan

mengenai gastritis dan cara

pencegahan kekambuhannya

Terbentuknya laporan kegiatan

3.5.4 Project Planning Matrix Hipertensi

Project Title : Raih Masa Tua yang Ceria Tanpa Hipertensi

Location : Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat

Duration : Dua (2) Bulan (Mei s.d Juni 2012)

Tabel 3.5. Project Planning Matrix (PPM) Hipertensi

Universitas Indonesia

103

Summary of Objective Indicator of Objective Means of Verification Important Assumption

Overall Goal

Menurunnya kejadian

hipertensi di kelurahan

Bojongsari Lama.

Menurunnya kasus hipertensi

sebanyak 1%

Data sekunder dari kantor

Kelurahan Bojongsari Lama

dan Puskesmas Duren Seribu

1. Tidak ada wabah

penyakit

2. Tidak ada bencana alam

Project Purpose

Meningkatnya pengetahuan

usia lanjut tentang hipertensi.

Meningkatnya pengetahuan

usia lanjut tentang hipertensi

minimal sebanyak 15%.

Data primer dari pre-test dan

post- test penyuluhan

hipertensi.

1. Tidak ada wabah

penyakit

2. Tidak ada bencana alam

Result

Suksesnya program “Raih

Masa Tua yang Ceria Tanpa

Hipertensi”

Meningkatnya pengetahuan

usia lanjut tentang hipertensi

minimal sebanyak 15%.

1. Wawancara

2. Data Puskesmas Duren

Seribu

1. Tidak ada wabah

penyakit

2. Tidak ada bencana

Universitas Indonesia

104

Berkurangnya kasus hipertensi

sebanyak 1%

alam

Activities Input of Activities Output

1. Persiapan

Koordinasi dengan Pembimbing akademik, Pembimbing

lapangan (Kepala Puskesmas), Perangkat Kelurahan,

Bidan, dan Kader

Observasi dan analisis situasi

Penetapan tujuan, Pembuatan proposal dan rencana kerja

Pembuatan kuesioner pre dan post-test

Pembuatan media penyuluhan

Penetapan jadwal dan sosialisasi kegiatan penyuluhan

kepada ibu-ibu usia lanjut

2. Pelaksanaan

a. Penyuluhan kepada ibu-ibu usia lanjut

Pengumpulan ibu-ibu usia lanjut

Pre-test

Pemberian informasi dan penyuluhan tentang

1. Man

Mahasiswa Prakesmas

Pembimbing akademik

Pembimbing lapangan

Bidan

Kader

Ibu-ibu usia lanjut

Tokoh masyarakat

2. Money

Dana mahasiswa

Dana Dep. Gizi

3. Material

Kuesioner Pre-test dan

Post-test

Media KIE

Alat tulis

Mendapatkan izin dan

dukungan dari pihak terkait

di wilayah kerja Puskesmas

Duren Seribu, Kelurahan

Bojongsari Lama

Memahami situasi

masyarakat di Kelurahan

Bojongsari Lama

Adanya tujuan dan rencana

kerja yang jelas

Terpilihnya media KIE yang

sesuai dengan pilihan sasaran

Terbentuknya jadwal

kegiatan

Diketahuinya hasil pre-test

Terlaksananya penyuluhan

Universitas Indonesia

105

hipertensi

Post-test

b. Pembuatan laporan kegiatan

Suvenir

Hadiah kuis

4. Machine

Laptop

Kamera

Handycam

5. Method

Penyuluhan

Konseling

6. Place

Musholla RW

Masjid

Rumah kediaman warga

hipertensi

Diketahuinya hasil post-test

Terbentuknya laporan

kegiatan

Universitas Indonesia

106

Universitas Indonesia