kelompok iii aqidah

23
AQIDAH Dosen Pebimbing : Arif Marshal. Lc.,M.A Kelompok III : Tauhid Uluhiyah Allah Di susun oleh : Fajri Ramadhan Herry Erwanto Randa Fernandes JURUSAN SISTEM INFORMASI SEMESTER I KELAS A FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

Upload: herry-erwanto

Post on 29-Jul-2015

110 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok iii aqidah

AQIDAH

Dosen Pebimbing :

Arif Marshal. Lc.,M.A

Kelompok III : Tauhid Uluhiyah Allah

Di susun oleh :

Fajri Ramadhan

Herry Erwanto

Randa Fernandes

JURUSAN SISTEM INFORMASI SEMESTER I KELAS A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

T. A 2012/2013

Page 2: Kelompok iii aqidah

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji kita haturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang memberi kesabaran dan

kekuatan melalui rahmat dan karunia-NYA.

Mudah-mudahan makalah yang kami susun bisa menambah wawasan dan ilmu untuk

kita semua dengan pembahasan mengenai Tauhid Uluhiyah Allah. Dan tidak lupa kami ucapkan

kepada semua yang telah membantu menyusun makalah ini sehingga makalah ini bisa tersusun

dengan baik.

Pekanbaru, 22 September 2012

Penyusun

Kelompok 3

Page 3: Kelompok iii aqidah

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dapat kita lihat begitu beragamnya agam-agama didunia ini dan masih banyaknya umat yang

menyembah selain Allah SWT, seperti menyembah matahari, menyembah bulan, menyembah

planet-planet lain, menyembah api yaitu bagi kaum majusi, menyembah sapi seperti yang ada di

india, menyembah malaikat, menyembah pohon-pohon dan batu besar, menyembah kuburan

yang dikeramatkan, menyembah patung-patung dan lain sebagainya. Padahal hal tersebut

merupakan perbuatan syirik terhadap Allah SWT.

Pada pembahasan makalah ini diharapkan bahwasanya tiada tuhan selain allah, dan hanya

Allah lah yang patut di sembah. Dan juga mendalami tentang Tauhid Uluhiyah kepada Allah

B.Rumusan Masalah

1. Definisi Tauhid Uluhiyah

2. Pengertian Tauhid Uluhiyah

Page 4: Kelompok iii aqidah

C.Tujuan

tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1. Memahami dan mempelajari pengertian tauhid ukuhiyah

2. Memahami dan mempelajari konsep ajaran tauhid uluhiyah

3. Mengetahui tuntutan tauhid uluhiyah

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Tauhid Uluhiyyah

Uluhiyah adalah ibadah.

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah melalui perbuatan para hamba berdasarkan

niat taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah, yang disyari’atkan.

Artinya, proses penerapan Tauhid Uluhiyyah adalah melalui perbuatan seorang hamba yang

mengesakan Allah dalam ibadah.

Ia hanya beribadah kepada Allah saja tidak kepada selain-Nya. Dan ibadah itu dilakukan

untuk tujuan mendekatkan diri kepada-Nya.

Selain itu, ibadah yang dilakukan kepada Allah hanya dengan cara yang disyariatkan oleh Allah

saja, tidak dengan cara yang dikehendai oleh si hamba sendiri.

Contoh dari ibadah yang mendekatkan diri dengan cara yang disyariatkan itu adalah berdo’a,

Page 5: Kelompok iii aqidah

bernadzar, berkurban, raja’ (Mengharapkan Keridhaan Allah, mengharapkan rahmat, ampunan

dan Surga-Nya),  khauf (takut terhadap kemarahan, adzab Allah, dan Neraka-Nya), tawakkal, 

dan berbagai jenis ibadah lahir maupun batin yang disyariatkan dan dijelaskan tata caranya oleh

Allah, melalui Nabi-Nya, Muhammad n.

Tauhid Uluhiyyah inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul sejak awal, hingga

nabi Muhammad n.

Allah l berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):

‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’.” (An-Nahl: 36) .

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan

kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu

sekalian akan Aku’.” (Al-Anbiya’: 25)

Setiap Nabi dan Rasul selalu mengajak umatnya untuk merealisasikan tauhid uluhiyyah ini. 

Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib, dan lain-lain: “Hai kaumku,

sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi-mu selainNya.” (Al-A’raf: 59, 65, 73, 85) .

“Dan ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, ‘Sembahlah olehmu Allah dan

bertakwalah kepadaNya’.” (Al-Ankabut: 16)

Demikian jugaa Allah memerintahkan Nabi Muhammad n,

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyem-bah Allah dengan memurnikan

ketaatan kepadaNya dalam (men-jalankan) agama’.” (Az-Zumar: 11)

Page 6: Kelompok iii aqidah

Rasulullah n sendiri bersabda,

“Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada ilah

(sesembahan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” (HR. Al-

Bukhari dan Muslim)

Setiap muslim yang sudah mukallaf, yakni sudah terkena beban syariat, sudah wajib

melaksanakan hukum syariat, wajib merealisasikan tauhid ini, lebih dari segala kewajiban yang

ada.

Allah berfirman,

“Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disem-bah) melainkan Allah dan

mohonlah ampunan bagi dosamu…”. (Muhammad: 19)

Bahkan, kewajiban pertama bagi orang yang ingin masuk Islam adalah melalukan sebuah ikrar,

perjanjian dan persaksian, melalui dua kalimah syahadat, yang merupakan persaksian terhadap

Tauhid Uluuhiyyah, seperti sudah dijelaskan sebelumnya.

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa Tauhid Uluuhiyyah adalah tujuan utama dakwah para

nabi dan rasul.. Oleh sebab itu pula,  uluhiyah adalah sifat Allah yang dipilih oleh Allah sebagai 

nama-Nya, “Allah”, yang artinya Dzul Uluhiyah (yang memiliki hak terhadap uluhiyah).

Karena Allah Maha Esa dalam ibadah, yakni dalam hak untuk diibadahi, maka Allah tidak

mengampuni dosa kemusyrikan, sampai seorang  hamba bertaubat. Karena kemusyrikan berarti

keyakinan dan upaya untuk menduakan Allah dalam hak diibadahi. Dan itu adalah kezhaliman

besar seorang hamba, terhadap dirinya sendiri

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. (An-Nisa’: 48, 116)

“…seandainya mereka mempersekutukan Alah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang

Page 7: Kelompok iii aqidah

telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)

“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu

termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65)

Maka, camkanlah apa yang didakwahkan para rasul :

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat [untuk menyerukan]:

"Sembahlah Allah [saja], dan jauhilah Thaghut itu",

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat

baiklah kepada dua orang ibu-bapak …”. (An-Nisa’: 36) .

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya …” (Al-Isra’: 23) .

“Katakanlah, ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu dari Tuhanmu, yaitu:

janganlah kamu mempersekutukan kamu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu-

bapak …’.” (Al-An’am: 151)

1.         Uluhiyah Adalah Ibadah.

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah  dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat

taqarrub (mendekatkan diri) dengan hal yang disyari’atkan seperti do’a, nadzar, qurban, roja’

(pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali/taubat).

Page 8: Kelompok iii aqidah

Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang

terakhir. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu.” (An-Nahl: 36).

Dalam ayat lain, “Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami

wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka

sembahlah olehmu sekalian akan Aku’.” (Al-Anbiya’: 25)

Setiap rasul selalu melalui dakwahnya dengan perintah tauhid uluhiyah. Sebagaimana yang

diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib, dan lain-lain. Allah  mengisahkan, “Hai

kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” (Al-A’raf: 59, 65,

73, 85). Dan juga kisah Nabi Ibrahim -‘alaihissalam-, “Dan ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata

kepada kaumnya, ‘Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada kepada-Nya’.” (Al-

Ankabut: 16)

Dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad , “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan

supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama.” (Az-Zumar: 11)

Rasulullah  sendiri juga bersabda, “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai

mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak untuk disembah kecuali Allah  dan

bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kewajiban awal sebagai mukallaf (orang Islam yang telah dikenai beban syari’at) adalah

bersaksi laa ilaaha illallah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah ), serta

Page 9: Kelompok iii aqidah

mengamalkannya. Allah  berfirman, “Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak

disembah) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu..” (QS.Muhammad: 19)

Dan kewajiban pertama bagi orang yang ingin masuk Islam adalah mengikrarkan dua kalimat

syahadat.

Jadi jelaslah bahwa tauhid uluhiyah adalah maksud dari dakwah para rasul. Disebut demikian,

karena uluhiyah adalah sifat Allah  yang ditunjukkan oleh nama-Nya, “Allah”, yang artinya dzul

uluhiyah (yang memiliki uluhiyah).

Juga disebut “Tauhid Ibadah”, karena ‘ubudiyah adalah sifat ‘abd (hamba) yang wajib

menyembah Allah  secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepada-Nya. Syaikhul Islam

Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ketahuilah, kebutuhan seorang hamba untuk menyembah Allah

tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, tidak memiliki bandingan yang dapat dikiaskan,

tetapi dari sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman. Akan

tetapi diantara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena hakikat seorang hamba adalah

hati dan ruhnya, ia tidak bisa baik kecuali dengan Allah  yang tiada Tuhan (yang wajib

disembah) selain-Nya. Ia tidak bisa tenang di dunia kecuali dengan mengingat-Nya. Seandainya

hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah , maka hal itu tidak akan

berlangsung lama, tetapi  akan berpindah-pindah dari satu macam ke macam yang lain, dari satu

orang kepada orang lain. Adapun Tuhannya maka Dia dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu,

di manapun ia berada maka Dia selalu bersamanya.” (Majmu’ Fatawa, 1/24)

Page 10: Kelompok iii aqidah

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan pondasi tempat

dibangunnya seluruh amal. Tanpa merealisasikannya, semua amal ibadah tidak akan diterima.

Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokolah lawannya, yaitu syirik.

Sendangkan Allah  berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.” (QS.

An-Nisa: 48)

Dan juga, “…seandainya  mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka

amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)

Dan juga, “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalamu dan tentulah

kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65)

Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba. Allah  berfirman, “Sembahlah

Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah

kepada dua orang ibu bapakmu …” (QS. An-Nisa: 36)

2.         Makna Syahadat الله ااّل� اله اّل

Yaitu ber-i’tiqad (meyakini) dan berikrar bahwasannya tidak ada yang berhak disembah dan

menerima ibadah kecuali Allah , menta’ati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaaha

menafikan hak penyembahan dari selain Allah , siapapun orangnya. Illallah adalah penetapan

hak Allah semata untuk disembah.

Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, “Tidak ada sesembahan yang haq selain

Allah”.

Page 11: Kelompok iii aqidah

Khabar اّل harus di taqdirkan ٍّق�َح� .(ada) َمْو�ُج�ْو�ٌد  tidak boleh ditaqdirkan dengan  ,(yang haq) ِب

Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain Allah  banyak

sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk

Allah . Ini tentu kebathilan yang nyata.

Pembaca yang budiman, jika kita perhatikan seksama, banyak tersebar keyakinan-keyakinan

yang salah di masyarakat kita. Kalimat الله ااّل� اله telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran اّل

yang batil, antara lain:

a.         الله ااّل� اله :artinya اّل

“Tidak ada sesembahan kecuali Allah”. Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap

yang disembah, baik yang haq maupun yang batil itu adalah Allah.

b.         الله ااّل� اله :artinya اّل

“Tidak ada pencipta selain Allah”. Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi

bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum

cukup.

c.         الله ااّل� اله :artinya اّل

“Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah”. Ini juga sebagian dari makna kalimat ااّل� اله اّل

.Tetapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup .الله

Semua tafsiran di atas adalah batil dan kurang. Kami peringatkan di sini karena tafsir-tafsir itu

ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para

Page 12: Kelompok iii aqidah

muhaqqiq (ulama peneliti) الله � �اّل ا �َحٍّق� ِب �ْو�ٌد َمْع�ُب (tidak ada sesembahan yang haq selain Allah اّل

seperti tersebut di atas.

3.         Makna Syahadat  الله رسْول َمَحّم�د أّن�

Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus

kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: menta’ati perintahnya,

membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah  kecuali dengan

apa yang disyari’atkan.

4.         Syarat-syarat الله ااّل� اله اّل

Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat

tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Rinciannya adalah sebagai berikut:

a.         Ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (kebodohan). Artinya memahami makna dan

maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan

ketidaktahuannya dengan hal tersebut. Allah  berfirman, “… akan tetapi (orang yang dapat

member syafaat ialah) orang yang mengakui hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya).” (QS. Az-

Zukhruf: 86)

Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa

yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkan, tetapi tidak mengerti apa maknanya,

maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.

b.         Yaqin (yakin) yang menafikan syak (keraguan). Orang yang mengikrarkannya harus

meyakini kandungan syahadat ini. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian

Page 13: Kelompok iii aqidah

itu. Allah  berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu …” (QS. Al-Hujurat:

15)

Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi  bersabda, “Siapa yang engkau temui di balik

tembok (kebun) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah

dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan (balasan) Surga.” (HR. Al-

Bukhari). Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk Surga.

c.         Qabul (Menerima), yang menafikan radd (penolakan). Menerima kandungan dan

konsekuensi dari syahadat; menyembah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-

Nya. Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta’ati, maka ia termasuk orang-

orang yang difirmankan Allah , “Sesunggunya mereka dahulu apabila dikatakan kepada

mereka: ‘Laa ilaaha illallah’ (tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka

menyombongkan diri. Dan mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan

sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS. Ash-Shafaat: 35-36)

Ini  seperti halnya menyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah,

tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti

mereka belum menerima makna laa ilaaha illallah.

d.         Inqiyaad (tunduk dan patuh dengan kandungan dan makna syahadat) yang menafikan tark

(meninggalkan). Allah  berfirman, “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah ,

sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul

tali yang kokoh.” (QS. Luqman: 22).

Page 14: Kelompok iii aqidah

Makna ‘buhul tali yang kuat’ (Al-’Urwatul Wutsqa) pada ayat diatas adalah laa ilaaha illallah.

Dan makna ‘menyerahkan dirinya’ (yuslim wajhahu) adalah yanqadu (patuh, pasrah).

e.         Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta). Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya

juga membenarkannya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia

adalah munafik dan pendusta.

Allah  berfirman, “Diantara manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepada Allah dan

Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka

hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya

sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah

penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-

Baqarah: 8-10)

f.          Ikhlas, yang menafikan syirik. Yaitu membersihakn amal dari segala debu-debu syirik,

dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam

hadits ‘Itban , Rasulullah  bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang

yang mengucapkan laa ilaaha illallah karena menginginkan ridha Allah.” (HR. Bukhari dan

Muslim)

g.         Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian). Maksudnya mencintai

kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya. Allah

berfirman, “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan

selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang

yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)

Page 15: Kelompok iii aqidah

Maka ahluttauhid mencintai Allah  dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahlu syirik

mencintai Allah  dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan

laa ilaaha illallah.

5.         Syarat-syarat الله رسْول َمَحّم�د أّن�

a.         Mengkui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati,

b.         Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan,

c.         Mengikutinya dan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta

meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya,

d.         Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah lewat

maupun yang akan datang,

e.         Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua, serta

seluruh umat manusia,

f.          Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan

sunnahnya.

Page 16: Kelompok iii aqidah

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Allah  berfirman, “Diantara manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepada Allah dan

Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka

hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya

sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah

penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-

Baqarah: 8-10)

Dari surah di atas menunjukkan bahwasanya hanya allah pemilik semesta alam dan hanya

allah lah yang patut di sembah dan merugilah mereka yang mendustakan Allah dan orang-orang

yang beriman dan mereka kekal di neraka.

B.Saran

Dengan di bahasnya materi mengenai Tauhid Uluhiyah kapada Allah ini, semoga

dapat meningkatkan memperkuat dan keimanan kita kepada allah. Melalui materi ini pun

kita dapat mengambil ilmu dan keyakinan bahwasanya hanya Allah yang patut di sembah.