buku aqidah

100
Page | 1 I. PENGERTIAN AKIDAH Akidah berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu-‘aqdan yang berarti mengikatkan tali, mengokohkan janji, dan menyatakan ikatan jual beli. Secara bahasa kata aqidah juga dapat diartikan cara bicara terpatah-patah (gagap), terikat, hasil kesepakatan, berjanji setia, menyerahkan urusan pada orang lain karena ia dipercaya, persetujuan, dalil, alasan, ikatan nikah, kalung leher, sukar, sulit, dan teka-teki yang diambil dari kata ‘aqida-ya’qidu-aqadan. Dalam Al-Qur’an kata aqidah berarti sumpah setia. Firma Allah: “Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang- orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu” (QS. An-Nisa’, 4:33) AQIDAH_ISLAM_TUGAS_AKHIR_KEL.I_PAI_UNY_2012

Upload: ahmad-saifull-abbid

Post on 22-Sep-2015

57 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Aqidah

TRANSCRIPT

Page | 72

I. PENGERTIAN AKIDAH Akidah berasal dari kata aqada-yaqidu-aqdan yang berarti mengikatkan tali, mengokohkan janji, dan menyatakan ikatan jual beli. Secara bahasa kata aqidah juga dapat diartikan cara bicara terpatah-patah (gagap), terikat, hasil kesepakatan, berjanji setia, menyerahkan urusan pada orang lain karena ia dipercaya, persetujuan, dalil, alasan, ikatan nikah, kalung leher, sukar, sulit, dan teka-teki yang diambil dari kata aqida-yaqidu-aqadan.

Dalam Al-Quran kata aqidah berarti sumpah setia. Firma Allah:

((((((((( ((((((((( ((((((((( ((((( (((((( (((((((((((((( ((((((((((((((( ( ((((((((((( (((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((( (((((( ((((( (((((( (((((((( ((((

Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu (QS. An-Nisa, 4:33)

((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((((((( ((((((((((((( ( (((((((( ((((( ((((((((( ((((((((((( (((( ((( (((((((( (((((((((( (((((( (((((((( ((((((((( ((((((((( (((((( ( (((( (((( (((((((( ((( ((((((( (((

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu (perjanjian). Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya (QS. Al-Maidah, 5:1)(( ((((((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((( ((((((((( ((((((((((( ( ((((((((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((( ((((((((((( ((((((((((( (((( (((((((((((( (((( ((((((((( (((((((( ( ((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((( ((((((( ( ((((((( ((((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((((( ( (((((((((((((( ((((((((((((( ( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (QS. Al-Maidah, 5:1)

Aqidah dalam Al-Quran juga dapat berarti ikatan nikah (QS. Al-baqarah 2:235&237), kekakuan lidah (QS. Thaha, 20:27), dan ikatan tali (QS. Al-Falaq, 113:4). Firman Allah:(((( ((((((( (((((((((( (((((( ((((((((( ((((( (((( (((((((( (((((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((((( ( (((((( (((( (((((((( ((((((((((((((((( (((((((( (( (((((((((((((( ((((( (((( ((( (((((((((( (((((( (((((((((( ( (((( ((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((( ( (((((((((((((( (((( (((( (((((((( ((( (((( ((((((((((( ((((((((((((( ( (((((((((((((( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((( Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu[148] dengan sindiran[149] atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun (QS. Al-baqarah: 235)((((( ((((((((((((((( ((( (((((( ((( ((((((((((( (((((( (((((((((( (((((( ((((((((( (((((((( ((( (((((((((( (((( ((( ((((((((( (((( (((((((((( ((((((( ((((((((( (((((((( ((((((((((( ( ((((( (((((((((( (((((((( ((((((((((( ( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((((( ( (((( (((( ((((( ((((((((((( ((((((( (((((

Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema'afkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah[151], dan pema'afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan (QS. Al-baqarah: 237)

(((((((((( (((((((( (((( ((((((((( ((((

Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (QS. Thaha, 20:27)((((( ((((( ((((((((((((( ((( (((((((((( ((( Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut(QS. Al-Falaq:04)Kamus besar bahasa Indonesia memaknai akidah sebagai kepercayaan dasar atau keyakinan pokok. Berdasarkan penjelasan diatas baik meurut Al-Quran atau kamus dapat diartikan bahwa akidah merupakan perjanjian manusia dengan Tuhan yang berisi tentang kesediaan manusia untuk tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Allah.

II. RUANG LINGKUP AKIDAHa) IMAN KEPADA ALLAH

Kita mengimani keberadaan Allah sebagai Dzat pencipta dari segala yang ada. Tanpa adanya Allah maka seluruh dunia dan segala isinya belum tentu adanya. Esensi dari iman kepada Allah adalah mentauhidkan Allah baik mengesakan-Nya dalam dzat, afal, maupun asma wa shifat. Kata tauhid sendiri berasal dari bahasa arab yang berasal dari kata

yang berarti satu. Secara istilah tauhid merupakan suatu bentuk mengimani rububiyah Allah, artinya bahwa Allah adalah Rabb (pencipta), Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita mengimani uluhiyah Allah, artinya Allah adalah Ilaah (Sembahan) Yang Haq, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Kita mengimani nama-nama dan sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki nama-nama yang maha indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur. Dan kita mengimani keesaan Allah dalam hal itu semua, artinya bahwa Allah tiada sesuatu pun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah maupun dalam asma dan sifat-Nya. Sebagaimana firman Allah:(((( ((((((((((((( (((((((((( ((((( ((((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ( (((( (((((((( ((((( ((((((( ((((

(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)? (QS. Maryam: 65)

Ayat diatas memerintahkan kepada kita untuk hanya menyembah pada Allah SWT dan tidak menyamakan Allah dengan apapun karena sejatinya semua selain Allah adalah makhluk. Dalam ayat lain juga dijelaskan:

(((( (( ((((((( (((( (((( (((((((( ((((((((((( ( (( ((((((((((( (((((( (((( (((((( ( ((((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( ( ((( ((( ((((((( (((((((( ((((((((( (((( ((((((((((( ( (((((((( ((( (((((( ((((((((((( ((((( (((((((((( ( (((( (((((((((( (((((((( ((((( (((((((((( (((( ((((( (((((( ( (((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((((( ( (((( (((((((((( ((((((((((( ( (((((( (((((((((( ((((((((((( (((((

Allah, tiada sembahan (yang haq) selain Dia, yang Maha Hidup lagi Maha Menegakkan (segala urusan makhluk-Nya), tidak pernah mengantuk dan tidak pernah pula tidur. Hanya milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak dapat mengetahui sesuatu pun ilmu dari-Nya kecuali dengan kehendak-Nya. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidaklah merasa berat memelihara kedua-nya, dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Baqarah: 255)Adapaun penjelasan tentang esensi iman kepada Allah (tauhid) akan dijelaskan dibawah ini:

1. Tauhid RububiyahTauhid rububiyah adalah sebuah keyakinan yang kuat bahwasannya Allah adalah rabb dari segala sesuatu, dan tidak ada rabb selainNya. Mengesakan Allah dalam kemaha ciptaan-Nya, kekuasaan-Nya atas segala sesuatu dan pengetuyran-Nya atas segala susuatu. Atau dengan kata lain Allah adalah subyek mutlak di alam semesta. Allah yang menciptakan, mengatur, mengubah, menjalankan, menambah dan mengurangi, menghidupkan dan mematikan. Rububiyah iniharus di pahami dan diyakini secara totalitas dan tidak parsial, maka dalam tauhid ini kita harus senantiasa menghadurkan Allah dalam setiap musibah yang menimpa, dalam perdagangan, pekerjaan, perjalanan, dan seluruh aktifitas kehiduan kita.

Tauhid ini menjadi dasar tauhid uluhiyah dan asma wa shiffa. Karenan keyakinan Ia adalah yang menciptakan makhluk, mengaturnya, memberi rizki, menghidupkan dan mematikannya, harus menjadi awal ibadah kita. Tidak ada Dzat yang mampu melakukannya kecuali Allah SWT. Allah berfirman:

(((( ((((((((((( ((( ((((( (((( ((( (( (((((((((( (((( ((((((((( (((((((( (((((( (((((((((((( (((((( (((( (((((((( (((( ((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((( ((( (((((((( ((((((((( (((((( ((((((((( ((((((((((((( ((((( ((((((((( ((((((((( ( (((( (((( ((((( (((( (((( (((((((((( ( ((((((((((( (((((((((( ((((((( (((((((((((((( ((((

Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang[488], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam (QS. Al-Anam: 71)

(((( (((((((((( ((((( ((((((((((((( ((((((( (((((((( ((((( (((((((((((((( ((((

Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam (QS. Al-Jatsiyah: 36)

(((( (((((((( (((( ((((((( (((((( ((((((((((((( (((((((((( ((( (((((( ((((((( (((( (((((((((( ((((( (((((((((( ((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((( (((((((((((( ((((((((((( (((((((((((( ( (((( (((( (((((((((( (((((((((( ( ((((((((( (((( (((( (((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ( ((((((( (( (((((( ((((((((((((((( ((((

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas(QS. Al-Arof: 54-55)2. Tauhid UluhiyahTauhid Uluhiyah merupakan sebuah keyakinan yang mendalam bahwasannya Allah adalah Illah yang sebenar-benarnya. Sedangkan arti Illah adalah yang disembah (Al-Maluh/AlMabud). Tauhid inilah yang membedakan dengan jelas antara yang mukmin dan yang kafir. Karena, bisa jadi seorang kafir meyakini adanya allah SWT, tetapi dia dikendalikan nafsunya yang enggan untuk menyembah-Nya. Tauhid ini memberi batas yanng jekas mana yang kafir dan mana yang muslim.btauhid ini menjdadi dasar bagi paea rasul dalam menyampaikan risalah yang dibawahnya. Firman Allah:(((((((( ((((((((( ((( ((((( (((((( ((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((((((((( ((((((((((( ( ((((((((( (((( ((((( (((( ((((((((( (((( (((((( (((((((( (((((((((((( ( (((((((((( ((( (((((((( (((((((((((( (((((( ((((( ((((((((( (((((((((((((((( ((((

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul) (QS. An-Nahl: 36)

(((((( (((((((( (((((((( ((((((( (((((( ((((((((((((( (((((((((( (((((((( ( (((((( (((((( (((( ((((((((((((((( ((((

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan(QS. Al-Anam: 79)

Tauhid uluhiyah ini terdiri atas bangunan keikhlasan ibadah kepada Allah baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Ikhlas dalam cinta, takut, harapan, doa, tawakkal, dan taat. Pilar utama dalamibadah adalah cinta, takut, dan harapan.

Beberapa yang menjadi perhatian pada tauhid uluhiyah ini adalah:

a. Kewajiban cinta kepada Allah sWT dan tidak menjadikan manusia sebagai sndingan allah dalam cinta kita. Mencintai makhluk melebihi cinta kepada Allah atau bahkan lebih mendahulukan makhluk dibandingkan Allah. Allah berfirman:(((((( (((((((( ((( (((((((( ((( ((((( (((( ((((((((( ((((((((((((( ((((((( (((( ( ((((((((((( ((((((((((( (((((( ((((( (( ( (((((( ((((( ((((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((((( (((( (((((((((( (( (((((((( (((((( (((( ((((((( ((((((((((( (((((

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal) (QS. Al-Baqarah: 165)

Termasuk didalamnya kita tidak boleh berlebihan mencintai anak-anak, bangsa, harta, dan istri. Kita boleh mencintai semua yang ada di dunia setelah cinta kita kepada Allah, karena cinta kepada Allah harus berada di atas semua cinta. Cinte dengan apapun dan siapapun tidak boleh melebihi cinta kepada Allah. b. Wajib mengesakan Allah dalam doa, tawakkal, dan harapan. Allah berfirman:

(((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((( ((((((((( (((((((( ((( (((((((((( ( (((( ((((((((((((((( (((((( ((((((( ((((( (((((((((((((((( ((((( Mereka tidak menunggu-nunggu kecuali (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah: "Maka tunggulah, sesungguhnya akupun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu" (QS. Yunus:102)

((((( (((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((( (((( ((((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((( ((((((((((((( (((((((((( (((((((((( ( ((((((( (((( (((((((((((((( ((( (((((( ((((((((((( (((( Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman" (QS. Al-Maidah: 23)

(((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((( ((((((( (((( (((((((((((( ((((((((( (((((((( (((( ( (((((( ((((((( ((((((( (((((

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-Baqarah: 218)

Intinya tidak ada permohonan, permintaan, dan doa melainkan hanya kepada Allah.

c. Wajib mengesakan Allah dalam takut pada-Nya, namun perlu dibedakan antara takut ibadah dengan takut fitrah. Allah berfirman:

((((((( (((( (( (((((((((((( ((((((((((( (((((((((( ( ((((((( (((( ((((((( ((((((( ( ((((((((( ((((((((((((( (((( Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut" (QS. An-Nahl: 51)

Takut ibadah adalah meyakini bahwa manusia dapat mendatangkan kemudlaratan baginya. Sesungguhnya tidak ada satupun manusia yang mendatangkan kemudlaratan kepada kita terkecuali atas izin Allah SWT. Biasanya criri takut ibadah ini adalah perasaan dalam hati setiap kali disebut seseorang atau sesuatu yang ditakutinya. Misalnya takut pada penguasa, dukun, hantu, dan lainnya. Takut seperti ini tidak diperbolehkan oleh agama. Sedangkan takut fitrah seperti halnya ketakutan hewan akan pemangsa. Ini diperbolehkan dan tidak berdampak pada tauhid karena hal itu merupakakn fitrah manusiawi. Hal penting dalam mengelolah ketakutan adalah jika kita takut pada Allah bukan berarti kita menjahui Allah seperti halnya jika kita takut pada hewan buas semisal ular, namun dalam ketakutan terhadapa Allah wajib hukumnya bagi kita untuk terus mendekati Allah. d. Mengesakan Allah dalam segala bentuk peribadatan badaniyah (perbuatan) seperti shalat, ruku, sujud, shaum, kurban, dan thawaf. Begitu juga dengan seluruh peribadatan qauliyah (perkataan) seperti nadzar istighfar, dan lainnya. Allah berfirman:

(((( (((( (( (((((((( ((( (((((((( ((((( (((((((((( ((( ((((( ((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((( (((((( (((((((((( ((((((( (((((((( (((( Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (QS. An-Nisa: 48)3. Tauhid Asma wa shiffatPengertiannya: memahaminya, menghafalnya, mengakuinya, menyembah kepada Allah SWT dengannya, dan mengamalkan tuntutannya. Maka, mengenal sifat-sifat keagungan, kebesaran, kemuliaan, dan keagungan Allah SWT akan mengisi hati semua hamba karena membesarkan dan mengagungkan-Nya. Mengenal sifat kemuliaan, kemampuan, kekuasaan mengisi hati sifat hina, tunduk, dan merendahkan diri di hadapan Rabb-nya. Mengenal sifat-sifat kasih sayang, kebaikan, pemurah, dan pemberi mengisi hari rasa ingin dan berharap pada karunia, kebaikan, dan kemurahan Allah SWT. Mengenal sifat ilmu dan meliputi, mengharuskan bagi hamba sifat muraqabah kepada Rabb-nya dalam segala gerak geriknya. Gabungan semua sifat ini mengharuskan seorang hamba untuk memiliki sifat mahabbah (cinta), rindu, bahagia dekat dengan-Nya, tawakkal, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagi-Nya

Tauhid asma wa shiffat meruapakan keyakinan yang mendalam bahwasannya Allah SWT disifati dengan sifat-sifat yang sempurna, dan terhindar dari ketidak sempurnaan. Sifat-sifat Allah yang sempurna itu tidak boleh disertai pengubahan (tahrif) baik lafadz maupun maknanya (tathil), menanyakan bagaimana (takyiti), dan menyeripakan dengan sifat mahluk (tasybih).Kita menetapkan bagi Allah SWT asma` dan sifat (Nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia) yang ditetapkan-Nya untuk diri-Nya atau yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW bagi-Nya. Kita beriman kepada-Nya dan kepada yang diindikasikan atasnya berupa ma'na dan pengaruh. Maka, kita beriman bahwa Allah SWT (Maha Pengasih) dan pengertiannya adalah bahwa Dia mempunyai sifat kasih sayang. Dan di antara pengaruh dari nama ini: bahwa Dia memberikan kasih sayang kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan, seperti inilah penjelasan pada nama-nama yang lain. Kita menetapkan hal itu berdasarkan atas sifat dan asma` yang pantas bagi kebesaran Allah SWT tanpa ada tahrif (mengubah lafazh dan membelokkan makna sebenarnya), ta'thil (pengingkaran seluruh atau sebagian asma` dan sifat Allah SWT), takyif (menanyakan bagaimana Allah SWT), dan tamtsil (menyerupakan Allah SWT dengan makhluk-Nya berdasarkan firman Allah SWT:(((((( ((((((((((( (((((( ( (((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS. Asy-Syura:11)Kita mengetahui dan meyakini bahwa hanya Allah SWT semata yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi dan kita berdoa kepada-Nya dengannya:

1. Firman Allah SWT:(((( (((((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((( ( ((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((( ((((((((((((( ( (((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((( (((((

Hanya milik Allah SWT asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'raaf :180)

2. Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Allah SWT bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang dapat menghitungnya niscaya ia masuk surga." Muttafqun 'alaih.Sifat-sifat Allah termaktub dalam Al-Quran dan Ash-Sunnah terbagi menjadi dua, pertama sifat Dzatiyah yaitu sifat yang melekat yang tidak bisa dipisahkan pada Dza-Nya. Seperti ilmu, Maha Hidup, Berkuasa, Maha Tinggi, Maha Kaya dan Maha Penyayang. Sedangkan yang kedua adalah sifat Filiah yaitu yang berkaitan dengan kehendak dan qadrat-Nya, seperti istiwa (bersemayam), turun, datang, ridho, cinta, benci, murka, bahagia, marah, dan makar.Asma` Allah SWT mengindikasikan atas sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Ia (asma`) diambil dari sifat. Maka, ia adalah asma` dan sifat, karena itulah ia menjadi indah. Dan, mengetahui Allah SWT, asma dan sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulia, paling agung dan paling wajib. Di antara asma` Allah SWT adalah:

1. Allah: yaitu yang disembah, dicintai, diagungkan oleh semua makhluk, tunduk bagi-Nya dan kembali kepada-Nya dalam segala kebutuhan.

2. Ar-Rahman ar-Rahim: Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang: yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu.

3. Al-Malik:Dia Yang Maha Memiliki: yang memiliki semua makhluk.

4. Al-Maalik: Dia Raja: yang merajai semua pemilik, raja-raja dan hamba.

5. Al-Maliik: Pemilik Kerajaan: yang terlaksana perintah-Nya di dalam kerajaan-Nya. Di Tangan-Nya kerajaan. Dia memberikan kerajaan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan mengambil kerajaan dari orang yang Dia kehendaki.

6. Al-Quddus (Yang Maha Suci): yang Maha Suci dari kekurangan dan cela, yang diberikan sifat dengan sifat kesempurnaan.

7. As-Salaam (Yang Memberi Keselamatan, Yang Melimpahkan kesejahteraan, Yang Terhindar dari segala kekurangan): yang terhindar dari segala cela, penyakit, dan kekurangan.

8. Al-Mukmin (Yang Memberi Keamanan): yang makhluk-Nya aman dari perbuatan zhalim-Nya. Dia menciptakan keamanan dan memberikan nikmat dengannya kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.

9. Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara), Yang Maha Menyaksikan apa saja dari makhluk-Nya, tiada suatu pun yang gaib dari-Nya.

10. Al-'Aziz (Yang Maha Perkasa): Yang milik-Nya semua keperkasaan. Dia-lah yang maha perkasa yang tidak ada tandingannya. Yang Maha Perkasa yang tidak bisa dikalahkan, Yang Maha Kuat lagi keras, yang semua makhluk tunduk kepada-Nya.

11. Al-Jabbar (Yang Maha Kuasa memaksakan semua kehendak-Nya kepada semua makhluk-Nya): Yang Maha Tinggi di atas makhluk-Nya, yang berkuasa terhadap mereka menurut yang Dia kehendaki, yang memiliki alam jagat raya dan kebesaran yang memaksa hamba-Nya dan memperbaiki kondisi mereka.

12. Al-Mutakabbir (Yang Mempunyai segala kebesaran dan keagungan): yang mempunyai kebesaran dari sifat, maka tidak ada sesuatu yang seumpama-Nya, yang mempunyai keagungan dari setiap yang buruk dan zalim.

13. Al-Kabir (Yang Maha Besar): Yang segala sesuatu adalah kecil di bawah-Nya. Milik-Nya kebesaran di langit dan bumi.

14. Al-Khaliq (Yang Maha Pencipta): Yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya.15. Al-Khallaaq : Yang telah menciptakan dan terus menciptakan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya.

16. Al-Baari` (Yang Mengadakan): Yang mengadakan makhluk, maka Dia mengadakan mereka dengan kekuasaan, dan membedakan sebagian makhluk-Nya dari yang lain serta menjadikan mereka bebas.

17. Al-Mushawwir (Yang Membentuk rupa): Yang memunculkan makhluk-Nya berdasarkan rupa yang berbeda-beda, berupa panjang dan pendek, besar dan kecil.

18. Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi): Yang bermurah hati dengan pemberian dan nikmat secara terus menerus.

19. Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rizqi): yang rizqi-Nya meluasi semua makhluk.

20. Ar-Raziiq (Yang Memberi Rizqi): Yang menciptakan segala rizqi dan menyampaikannya kepada makhluk-Nya.

21. Al-Ghafur al-Ghaffar (Yang Maha pengampun): yang dikenal dengan pengampunan dan maaf.

22. Al-Ghaafir : Yang menutupi dosa hamba-Nya.

23. Al-Qaahir (Yang mempunyai kekuasaan tertinggi): Yang maha tinggi, yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas hamba-hamba-Nya. Yang tunduk bagi-Nya semua jiwa dan menghinakan diri kepada-Nya orang-orang yang kuat.

24. Al-Qahhar (Yang Maha Mengalahkan): Yang mengalahkan semua makhluk menurut apa yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Yang Maha Mengalahkan dan apa yang selain-Nya dikalahkan.

25. Al-Fattah (Yang Maha Pemberi Keputusan): Yang memutuskan di antara hamba-Nya dengan benar dan adil, dan Dia membuka untuk mereka pintu-pintu rahmat dan rizqi, Yang Maha Penolong bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, Yang menyendiri mengetahui kunci-kunci yang gaib.

26. Al-'Aliim (Yang Maha Mengetahui): Yang tidak ada sesuatu yang samar atasnya. Yang Maha Mengetahui rahasia dan yang samar, segala yang nampak dan yang tersembunyi, ucapan dan perbuatan, yang gaib dan nyata, Dia Maha Mengetahui yang gaib.

27. Al-Majiid (Yang Maha Mulia/Yang Maha Terpuji): Yang dipuji dengan perbuatan-Nya. Makhluk-Nya memuji-Nya karena keagungan-Nya. Dia-lah yang dipuji di atas kemuliaan, keagungan, dan kebaikan-Nya.

28. Ar-Rabb: Yang Maha Memiliki lagi Mengatur (semua makhluk), Rabb segala yang memiliki, Yang memiliki segala makhluk, yang mengatur makhluk-Nya dan mengatur perkara mereka di dunia dan akhirat. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain-Nya. Dan tidak ada Rabb selain-Nya.

29. Al-'Azhim (Yang Maha Agung): Yang memiliki keagungan dan kebesaran dalam kerajaan dan kekuasaan-Nya.

30. Al-Waasi' (Yang Maha Luas karunia-Nya): Yang rahmat-Nya meluasi segala sesuatu, rizqi-Nya meluasi semua makhluk, Maha luas keagungan, kerajaan, dan kekuasaan, Maha luas karunia dan kebaikan.

31. Al-Karim (Yang Maha Pemurah/Mulia): Yang memiliki kemampuan yang besar, Yang mempunyai kebaikan yang banyak secara terus menerus. Maha suci dari kekurangan dan aib.

32. Al-Akram (Yang Paling Pemurah): Yang meliputi semua dengan pemberian dan karunia-Nya.

33. Al-Waduud (Yang Maha Pengasih): Yang mencintai bagi orang yang taat dan kembali kepada-Nya. Yang memuji mereka. Yang berbuat baik kepada mereka dan selain mereka.

34. Al-Muqit (Yang berkuasa memberi rizqi kepada setiap makhluk, Yang menjaga dan melindungi): Yang menjaga segala sesuatu, Yang mengurus segala sesuatu, Yang memberikan rizqi kepada semua makhluk.

35. As-Syakuur (Yang Maha Mensyukuri): Yang melipat gandakan segala kebaikan dan menghapus segala kesalahan.

36. Asy-Syaakir (Yang Mensyukuri amal kebaikan hamba-Nya): Yang mensyukuri perbuatan taat yang sedikit, lalu Dia memberikan pahala yang besar, memberikan nikmat yang banyak, ridha terhadap syukur yang sedikit.

37. Al-Lathiif (Yang Maha Halus, Yang Maha lembut terhadap hamba-Nya): Yang tidak ada sesuatu yang samar atas-Nya, Yang berbuat kebaikan kepada hamba-Nya, Yang bersikap lembut kepada mereka dari tempat yang tidak mereka ketahui, Maha Halus yang tidak ditemukan penglihatan.

38. Al-Halim (Yang Maha penyantun): Yang tidak segera menyiksa hamba-hamba-Nya karena perbuatan dosa mereka, bahkan Dia memberikan tempo agar mereka bertaubat.

39. Al-Khabiir (Yang Maha Mengenal, Yang Maha Mengetahui): Yang tidak ada sesuatu yang samar atas-Nya dari urusan makhluk-Nya, dari yang bergerak dan berdiam diri, berbicara dan membisu, dan yang kecil dan besar.

40. Al-Hafiizh (Yang Maha Pemelihara): Yang memelihara apa yang telah Dia ciptakan. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.

41. Al-Haafizh: Yang memelihara amal perbuatan hamba dan menjaga kekasih-kekasih-Nya dari terjatuh di dalam dosa.

42. Ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi): Yang mengawasi hamba-Nya di dalam semua kondisi mereka. Yang Maha Memelihara, Yang tidak pernah gaib dari apa yang dipeliharanya.

43. As-Samii' (Yang Maha Mendengar): Yang mendengar semua suara. Pendengaran-Nya meluasi segala suara. Mendengar sesuatu tidak mengganggu-Nya dari mendengar yang lain, kendati berbeda lisan, bahasa, dan kebutuhan. Tidak ada perbedaan di sisi-Nya yang rahasia dan terang-terangan, yang dekat dan yang jauh.

44. Al-Bashir (Yang Maha Melihat): Yang melihat segala sesuatu. Yang Maha Mengetahui segala kebutuhan dan perbuatan hamba. Siapa yang berhak mendapat petunjuk dan siapa yang berhak mendapat kesesatan. Tidak ada sesuatu yang terlupakan/hilang dari-Nya. Tidak ada sesuatu yang gaib dari-Nya.

45. Al-'Ali, al-A'la, al-Muta'aal (Yang Maha Tinggi, Yang Paling Tinggi) : Yang memiliki ketinggian dan terangkat. Yang segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya. Dia Yang Maha Agung, Yang tidak ada yang lebih agung dari-Nya. Yang Maha Tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya. Yang Maha Besar, tidak ada yang lebih besar dari-Nya.46. Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana): Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan hikmah dan keadilan-Nya. Yang Maha Bijaksana dalam perkataan dan perbuatan-Nya.

47. Al-Hakam al-Hakim: Yang diserahkan hukum kepada-Nya, maka Dia tidak berbuat aniaya dan tidak berbuat zalim kepada seseorang.

48. Al-Qayyum (Yang Tegak dan terus menerus mengurus makhluk-Nya): Yang berdiri dengan diri-Nya sendiri, maka Dia tidak membutuhkan seseorang. Yang menegakkan/mengurus selain-Nya. Yang tegak mengurus semua makhluk, tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.

49. Al-Wahid, al-Ahad (Yang Satu, Yang Tunggal): Yang menyendiri dengan segala kesempurnaan, tidak ada sesuatupun yang menyekutui-Nya padanya.

50. Al-Hayy (Yang Maha Hidup): Yang Kekal, tidak akan pernah mati dan tidak pula binasa.

51. Al-Haasib, al-Hasiib (Yang memberi kecukupan dengan kadar yang tepat): Yang memberi kecukupan kepada hamba-Nya yang selalu mereka butuhkan darinya, yang menghisab hamba-Nya.

52. Asy-Syahid (Yang Maha Menyaksikan): Yang menyaksikan segala sesuatu. Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Yang menyaksikan untuk dan atas hamba-Nya dengan apa yang mereka perbuat.

53. Al-Qawiyy, al-Matiin (Yang Maha Kuat, Yang Maha Kokoh): Yang Memiliki kekuatan sempurna. Tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya. Yang lari tidak bisa lepas dari-Nya. Yang Maha Kuat yang tidak terputus kekuatan-Nya.

54. Al-Waliyy (Yang Melindungi): Yang memiliki pengaturan.

55. Al-Maula: Yang mencintai, menolong, membantu hamba-hamba-Nya yang beriman.

56. Al-Hamid (Yang Maha Terpuji): Yang berhak mendapat pujian. Yang dipuji atas asma` dan sifat-Nya, perbuatan dan ucapan-Nya, kebaikan-Nya, syari'at dan kekuasaan-Nya.

57. As-Shamad (Yang Maha Sempurna, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu): Yang mencapai kesempurnaan dalam kepemimpinan-Nya, keagungan, dan kemurahan-Nya, yang digantungkan kepada-Nya dalam segala kebutuhan.

58. Al-Qadiir, al-Qaadir, al-Muqtadir (Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berkuasa): Yang sempurna kekuasaan. Tidak ada sesuatu yang melemahkan-Nya. Tidak ada sesuatu yang luput darinya. Yang memiliki kekuasaan yang sempurna, kekal dan mencakup/meliputi.

59. Al-Wakiil (Pemelihara, Pelindung): Yang melaksanakan semua urusan hamba.

60. Al-Kafiil: Yang memelihara segala sesuatu, Yang tegak di atas semua jiwa, Yang menjamin rizqi semua hamba, dan memelihara kemashlahatan mereka.

61. Al-Ghaniyy (Yang Maha Kaya): Yang Maha Kaya dari makhluk, Dia tidak membutuhkan pada seseorang secara absolut.

62. Al-Haqq, al-Mubiin (Yang Benar): Yang tidak ada keraguan akan keberadaan-Nya, Yang tidak samar atas makhluk-Nya.

63. Al-Mubiin (Yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat sebenarnya): Yang menjelaskan kepada makhluk-Nya jalan-jalan keselamatan di dunia dan akhirat.

64. An-Nuur (Pemberi Cahaya):Yang menerangi langit dan bumi. Menerangi hati orang-orang yang beriman dengan mengenal dan beriman kepada-Nya.

65. Dzul Jalaali wal Ikraam (Yang memiliki kebesaran dan karunia): Yang berhak ditakuti dan dipuji atasnya sendirian-Nya. Yang memiliki keagungan dan kebesaran. Yang memiliki rahmat dan kebaikan.

66. Al-Barr (Yang Melimpahkan kebaikan): Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, Yang Mengasihi mereka, Yang Melimpahkan kebaikan kepada mereka.

67. At-Tawwab (Yang Maha Penerima taubat): Yang menerima taubat orang-orang yang bertaubat, mengampuni dosa orang-orang yang kembali, menciptakan taubat dan menerimanya dari hamba-hamba-Nya.

68. Al-'Afuww (Yang Maha Pemaaf): Yang maaf-Nya meluasi semua dosa yang berasal dari hamba-hamba-Nya, terutama bila disertai taubat dan istighfar.

69. Ar-Rau`uf: Yang memiliki belas kasih. Ar-Ra`fah: kasih sayang yang tertinggi.

70. Al-Awwaal: Yang telah ada sebelum segala sesuatu.

71. Al-Akhir: Yang tidak ada sesuatu sesudah-Nya.

72. Azh-Zhahir: Yang tidak ada sesuatupun di atas-Nya.

73. Al-Bathin: Yang tidak ada sesuatupun di bawah-Nya.

74. Al-Warits: Yang tetap ada setelah punahnya semua makhluk-Nya. Kepada-Nya kembali segala sesuatu, Yang hidup tidak pernah mati.

75. Al-Muhith (Yang meliputi terhadap segala sesuatu): Yang kekuasaan-Nya mencakup semua makhluk-Nya, mereka tidak pernah mampu melepaskan diri atau lari dari-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Menghitung segala sesuatu.

76. Al-Qariib (Yang Maha Dekat): dari setiap orang. Yang dekat dari yang berdoa dan yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai macam perbuatan taat dan kebaikan.

77. Al-Haadi (Yang Maha Pemberi petunjuk): Yang memberi petunjuk kepada semua makhluk menuju kebaikan mereka. Yang memberi hidayah kepada hamba-hamba-Nya. Yang menjelaskan kepada mereka jalan yang haq dari yang batil.

78. Al-Badii' (Yang Maha Pencipta): Yang tidak ada yang serupa dan sebanding bagi-Nya. Yang menciptakan semua makhluk tanpa contoh sebelumnya.

79. Al-Faathir: Yang menciptakan semua makhluk. Menciptakan langit dan bumi yang sebelumnya tidak ada.

80. Al-Kaafi (Yang Melindungi hamba-hamba-Nya): Yang memberi kecukupan kepada semua hamba-Nya apa yang mereka perlukan dan butuhkan.

81. Al-Ghalib: Yang mengalahkan selamanya. Yang mengalahkan semua yang meminta. Tidak ada seseorang yang bisa menolak keputusan-Nya, atau menghalangi apa yang telah berlalu. Tidak ada yang menolak qadha-Nya. Tidak ada yang mengkritik hukum-Nya.

82. An-Naashir, an-Nashir: Yang menolong para rasul dan para pengikut mereka atas musuh-musuh mereka. Di Tangan-Nya pertolongan, tidak ada sekutu bagi-Nya.

83. Al-Musta'aan (Yang diminta pertolongan): Yang tidak meminta pertolongan, bahkan dimohon pertolongan dari-Nya. Kekasih-kekasih dan musuh-musuh-Nya meminta pertolongan kepada-Nya. Dia SWT memberi pertolongan kepada mereka dan mereka?.

84. Dzul Ma'arij: Yang naik kepada-Nya para malaikat dan ar-Ruh (Jibril a.s), dan naik kepada-Nya segala amal perbuatan dan ucapan yang Shaleh dan baik.

85. Dzuth-Thaul: Yang menguraikan karunia, nikmat, dan pemberian kepada hamba-Nya.

86. Dzul Fadhl: Yang memiliki segala sesuatu, memberi karunia kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ni'mat.

87. Ar-Rafiiq (Yang Maha Lembut, Maha Halus): Yang menyukai kelembutan dan pelakunya. Maha belas kasih kepada hamba-hamba-Nya lagi Maha Penyayang kepada mereka.

88. Al-Jamiil (Yang Maha Indah): pada dzat, asma`, sifat, dan perbuatan-Nya.

89. Ath-Thayyib: Yang Maha Suci dari kekurangan dan cacat.90. Asy-Syafi (Yang Menyembuhkan): bagi setiap penyakit sendirian-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.

91. As-Subbuh: Yang Maha Suci dari cacat dan kekurangan, Yang bertasbih bagi-Nya tujuh lapis langit dan bumi serta yang ada di atasnya, bertasbih dengan pujian-Nya segala sesuatu.

92. Al-Witr (Yang Maha Esa, Tunggal, Ganjil): Yang tidak ada sekutu baginya, tidak ada yang serupa dan sebanding. Ganjil yang menyukai ganjil dari amal dan taat.

93. Ad-Dayyan (Yang Maha Kuasa): Yang menghisab hamba dan membalas mereka, dan memutuskan di antara mereka pada hari pembalasan.

94. Al-Muqaddim, al-Mu`akhkhir (Yang Mendahulukan, Yang Mengakhirkan): mendahulukan dan mengakhirkan siapa dikehendakinya, mengangkat dan merendahkan siapa dikehendaki-Nya.

95. Al-Hannan: Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, memuliakan orang-orang yang berbuat baik dan mengampuni yang bersalah.

96. Al-Mannan (Yang Maha Pemberi, Yang Maha Pemurah): Yang memulai pemberian sebelum diminta, banyak memberi, memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam kebaikan, nikmat, rizqi dan pemberian.

97. Al-Qaabidh (Yang Menyempitkan rizqi): Yang menyempitkan kebaktian dan ma'rufnya dari siapa yang dikehendaki-Nya.

98. Al-Baasith (Yang Melapangkan rizqi): Yang menyebarkan karunia-Nya dan meluaskan riqzi-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya.

99. Al-Hayii, as-Sittiir: Yang menyukai orang yang pemalu dan menutupi (aib, cela) dari hamba-hamba-Nya. Menutupi atas hamba-Nya kebanyakan dari dosa dan cela.

100. As-Sayyid: Yang sempurna dalam kepemimpinan, keagungan, kekuatan, dan semua sifat-Nya.

101. Al-Muhsin: Yang meliputi semua makhluk dengan kebaikan dan karunia-Nya.

Namun dalam berinteraksi dengan Tauhid Asma wa shiffat ini, kita tidak boleh sedikitpun mempersamakan Allah dengan makhluk-Nya. Meskipun ada beberapa aktivitas manusia yang sama dalam bahasa dengan faal Allah. Cinta, benci, sertamurka manusia berbeda dengan Cinta, Benci, serta Murka Allah.

Menyamakan Allah dengan makhluk adalah perbuatan dosa yang tidak akan diampuni sampai kapanpun (kufur). Seperti umat Nasrani yang mempersamakan Allah dengan Al-masih ibnu Maryam,orang yahudi mempersamakan uzair dengan allah, dan kaum-kaum musyrik yang lain yang menyamakan Allah dengan berhala atau benda-benda alam lainnya.

b) IMAN KEPADA PARA MALAIKAT ALLAH

Kita mengimani kebenaran adanya para malaikat Allah.Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya:(((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((( ( (((((((((((( ( (((( ((((((( ((((((((((( (((( (( (((((((((((((( (((((((((((( ((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((

Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (QS. Al-Anbiya: 26-27)

Mereka diciptakan Allah, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman

Allah:

((((((( ((( ((( ((((((((((((( (((((((((( ( (((((( (((((((( (( ((((((((((((((( (((( (((((((((((( (((( ((((((((((((((( (((( (((((((((((( (((((((( (((((((((((( (( ((((((((((( (((( (((( (((((((((((( ((((((((( ((((( (((((((( (((( (((((((((( ((((

Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tiada bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nya

dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al-Anbiya: 19-20)Mereka tidak ditampakkan Allah kepada kita, sehingga kita tidak dapat melihat mereka. Tetapi kadangkala Allah memperlihatkan mereka kepada sebagian hamba-hamba- Nya. Seperti halnya Nabi, pernah melihat Jibril menurut wujudnya yang sebenarnya memiliki enam ratus sayap dan menutupi ufuk.1) Jibril telah datang kepada Maryam dan berbicara dengannya.2) Demikian juga, Jibril telah datang kepada Nabi Muhammad SAW. ketika para sahabat berada di sisi beliau, dengan menyerupai seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dan sangat hitam rambutnya, tak tampak pada dirinyatanda-tanda bekas bepergian jauh, namun tak seorang sahabat pun mengenalinya. Lalu duduklah ia di hadapan Nabi dengan menyandarkan kedua lututnya kepada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya ke atas kedua paha beliau, kemudian menanyakan beberapa hal kepada Nabi dan beliau pun menjawabnya. Setelah ia pergi dan menghilang, Nabi memberitahu para sahabat bahwa orang laki-laki tersebut adalah Jibril.

Kita mengimani bahwa para malaikat mempunyai tugast-ugas yang dilimpahkan kepada mereka. Di antara beribu-ribu malaikat Allah, ada sepuluh malaikat yang wajib diketahui oleh semua umat islam. Yakni:1. Jibril, bertugas menyampaikan wahyu yang datang dari Allah kepada para nabi dan rasul yang dikehendaki-Nya.

2. Mikail, dilimpahkan tugas tentang hujan dan tanaman atau membagi rizeki.

3. Israfil, dilimpahkan tugas meniup sangkakala pada saat seluruh makhluk hendak dimatikan dan pada hari mereka dibangkitkan.

4. Izrail, bertugas mencabut nyawa makhluk yang akan mati.5. Munkar, bertugas memberi pertanyakan sekaligus penanya pada manusia yang telah mati di alam kubur.6. Nakir, bertugas memberi pertanyakan sekaligus penanya pada manusia yang telah mati di alam kubur.(((( ((((((((( (((((((((((((((((( (((( ((((((((((( (((((( ((((((((((( ((((((( (((( ((( (((((((( ((( (((((( (((( (((((((( ((((((( ((((((( ((((

(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk (mengintai) di sebelah kanan dan yang lain duduk (mengintai) di sebelah kiri. Tiada suatu perkataan yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 17-18)Malaikat yang dilimpahi tugas untuk menanyai orang yang meninggal. Setelah orang itu dikuburkan, maka akan didatangi dua malaikat yang akan menanyakan kepadanya: siapa Tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Adapun orang yang beriman dia akan diteguhkan Allah dengan ucapan yang teguh (kalimat tauhid); sedangkan orang yang zhalim dia akan disesatkan-Nya. Firman-Nya:((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((( (((((((((((( (((((((((( ((((( (((((((((( ( (((((((( (((( ((((((((((((( ( (((((((((( (((( ((( (((((((( ((((

Allah meneguhkan oerang-orang yang beriman

dengan ucapan yang teguh di dalam kehidupan dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim, dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27)7. Raqib, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang baik (khasanah) selama hidup di dunia8. Atid, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang buruk (sayyiah) selama hidup di dunia9. Malik, malaikat yang bertugas menjaga neraka10. Ridlwan, bertugas menjaga syurga Allah(((((((((((((((((( ((((((((((( ((((((((( (((( ((((( ((((( (((( ((((((( ((((((((( ((((( (((((((((( ( (((((((( ((((((( (((((((( ((((

dan para malaikat masuk (mengunjungi) mereka dari semua pintu (Surga) seraya mengucapkan: Keselamatan atasmu, berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Rad: 23-24)Selain sepuluh malaikat yang wajib diketahui, masih banyak malaikat-malaikat yang lain yang mempunyai tugas dan peranan yang berbeda sesuai tugas yang diterima dari Allah. Selain itu, Nabi telah memberitakan bahwa Al-Bait Al-Mamur yang ada di atas langit dimasuki (dalam riwayat lain, bershalat di dalamnya) setiap harinya tujuh puluh ribu malaikat, setelah mereka keluar darinya tidak kembali lagi.c) IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Kita mengimani bahwa Allah SWT telah menurunkan kepada rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia pada masa dan rasul tertentu yang sesuai. Sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan membersihkan jiwa mereka dari kemusyrikan. Kita mengimani bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para rasul, karena Allah SWT telah berfirman:

(((((( ((((((((((( ((((((((( (((((((((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((((( ( (((((((((((( ((((((((((( ((((( (((((( ((((((( ((((((((((( (((((((( (((((((((((( (((( ((( (((((((((( ((((((((((( (((((((((((( ( (((( (((( (((((( ((((((( ((((

Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan kepada mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan. (QS. Al-Hadid: 25)

Kitab-kitab Allah yang wajib diyakini oleh umat islam yang diturunkan kepada para rasulnya berjumlah empat. Dari kitab-kitab yang kita kenal adalah:1. Taurat, yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS merupakan kitab terpenting bagi Bani Israil. Firman Allah: (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((( ((((( ((((((( ( (((((((( ((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((((((( (((((((( ((((((((((((((((( ((((((((((((( ((((( ((((((((((((((( ((( ((((((( (((( (((((((((( (((((((( (((((((((( (

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat yang berisi tentang petunjuk dan nur, dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang berserah diri (kepada Allah), oleh orang-orang alim dan pendeta-pendeta meraka, disebabkan mereka telah diperintahkan untuk memelihara kitab Allah dan mereka menjadi saksi atasnya (QS. Al-Maidah: 44)2. Injil, diturunkan Allah kepada Nabi Isa AS sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. firman Allah:((((((((((( (((((( ((((((((((( (((((((( (((((( (((((((( (((((((((( (((((( (((((( (((((((( (((( (((((((((((( ( (((((((((((((( (((((((((( ((((( ((((( ((((((( (((((((((((( (((((( (((((( (((((((( (((( (((((((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((

Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) Injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Maidah: 46)(((((((((((( (((((( (((((( (((((( (((( (((((((((((( (((((((( ((((( (((((( ((((((( ((((((( (((((((((( (

Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan bagimu (QS. Al-Imran: 50)3. Zabur, kitab yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Daud AS4. Al-Quran Al-Azhim, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, penutup para nabi. firman Allah:

(((((( ((((((((( (((((((( ((((((( ((((( ((((((((((((( ((((( ((((((((( (((((((((((( ((((( (((((((((( ((((((((((((((( (

Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil (QS. Al Baqarah: 185)((((((((((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((( (((((( (((((((( (((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((( ( Dan Kami telah turunkan kepadamu kitab (Al-Quran) ini dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadi saksiatasnya.. (QS. Al-Maidah: 48)

Maka dengan diturunkannya Al-Quran, Allah mencabut keberlakuan hukum kitab-kitab yang sebelumnya dan menjamin untuk memeliharanya dari tindakan jahat orang-orang yang mau merusaknya serta orang-orang yang ingin merubahnya, karena Al-Quran akan tetap lestari menjadi bukti yang nyata bagi seluruh makhluk sampai datang hari Kiamat nanti. Firman Allah:((((( (((((( ((((((((( (((((((((( ((((((( ((((( (((((((((((( (((

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz-Dzikir (Al-Quran) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)Adapun kitab-kitab yang terdahulu sifatnya adalah sementara, berakhir dengan turunnya kitab lain yang menghapuskan masa keberlakuan hukumnya serta menerangkan penyelewengan dan perubahan yang telah terjadi padanya. Untuk itu maka kitab-kitab tersebut tidak mendapatkan jaminan perlindungan dari Allah sehingga mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah:

((((( ((((((((( (((((((( (((((((((((( (((((((((( ((( (((((((((((( Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah kalimat-kalimat (Allah dalam Taurat) dari tempat-tempat yang sebenarnya (QS. An-Nisa: 46)(((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((( (((((( (((( ((((( (((( ((((((((((((( ((((( ((((((( ((((((( ( (((((((( ((((( (((((( (((((((( ((((((((((( (((((((( ((((( (((((( ((((((((((( ((((

Maka amat celakalah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab (Taurat) dengan tangan mereka sendiri, kemudian mereka berkata: Ini berasal dari Allah (dengan maksud) untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit dari perbuatan itu. Maka amat celakalah bagi mereka, karena apa yang ditulis oleh tangan mereka, dan amat celaka pula bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 79)5. Shuhuf (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

d) IMAN KEPADA RASUL-RASULSeorang Muslim beriman dan percaya bahwa Allah SWT telah memilih di antara umat manusia sejumlah nabi dan rasul sebagai utusan-Nya kepada ummat manusia. Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk membawa kabar gembira kepada ummat manusia tentang kenikmatan abadi yang disediakan bagi mereka yang beriman, dan memperingatkan mereka tentang akibat kekufuran (syirik). Merekapun memberi teladan tingkah laku yang baik dan mulia bagi manusia, antara lain dalam bentuk ibadah yang benar, akhlaq yang terpuji dan istiqomah. Sebagaiman firman Allah:(((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((( ((((((( (((((((( ((((( (((( (((((( (((((( ((((((((( ( ((((((( (((( (((((((( (((((((( ((((( (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa:165)

Walaupun tugas Nabi dan Rasul adalah sama dari segi tugas penyampaian wahyu, tetapi kedua istilah ini maknanya berbeda. Sebagian kaum Muslimin berpendapat bahwa nabi atau rasul adalah orang yang menerima wahyu Allah untuk dilaksanakan terutama untuk dirinya sendiri; lalu jika ia diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu itu kepada manusia, maka ia disebut Rasul. Tetapi jika tidak demikian, maka ia disebut Nabi. Pendapat ini terasa ganjil terdengar. Sebab, mungkinkah seorang Nabi tidak diberikan tugas untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia? Apakah Nabi hanya diutus Allah untuk melaksanakan agama Allah untuk dirinya sendiri?

Sesungguhnya, arti Nabi adalah orang yang dipilih Allah yang diwahyukan kepadanya syari'at Rasul sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikan syari'at itu kepada suatu kaum tertentu. Contohnya adalah Nabi-nabi Bani Israil seperti nabi Musa dan Isa. Sedangkan Rasul adalah orang yang diwahyukan kepadanya suatu syaria't baru untuk disampaikan kepada kaumnya sendiri atau suatu kaum. Singkatnya rasul adalah orang yang diperintahkan untuk menyampaikan syari'atnya sendiri, sedangkan nabi diperintahkan untuk menyampaikan syari'at rasul yang lain (rasul sebelumnya). Firman Allah:

(((((( ((((((((((( ((( (((((((( ((( ((((((( (((( (((((((

"(Dan) Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak pula seorang nabi.." (QS Al Hajj 52)Imam Baidlawi menafsirkan ayat itu sebagai berikut: "Rasul adalah orang yang diutus Allah dengan syari'at yang baru untuk menyeru manusia kepada-Nya. Sedangkan Nabi adalah orang yang diutus Allah untuk menetapkan (menjalankan) syari'at rasul-rasul sebelumnya". Dengan batasan yang jelas ini, dapat dikatakan bahwa Nabi Musa adalah Nabi sekaligus Rasul. Tetapi Nabi Harun hanyalah Nabi. Sebab ia tidak diberikan syari'at yang baru. Sayyidina Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul. Namun yang paling istimewa pada diri beliau adalah kenabian dan kerasulannya diutus untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu kaum tertentu.

Seorang muslim wajib meyakini semua nabi dan rasul sebagaimana firman Allah SWT:

((((((((( (((((((( (((((( (((((( ((((((( ((((((((( (((((( ((((((( (((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((( ((((((((( (((((( ((((((( (((((((((((( ((( ((((((((( (( ((((((((( (((((( (((((( ((((((((( (((((((( ((((( ((((((((((( (((((

Katakanlah (kepada orang-orang mukmin): 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'kub dan anak cucunya, dan apa yang diturunkan kepada Musa dan Isa, serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabbnya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS.Al-Baqarah 136).Seorang Muslim wajib beriman bahwa Allah telah mengutus sejumlah nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. meski tidak perlu mengetahui berapa jumlah mereka seluruhnya, siapa nama-nama mereka dan di mana mereka bertugas. Memang dalam suatu hadits riwayat Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnadnya, dikatakan bahwa jumlah nabi ada lebih kurang 124.000 orang dan jumlah rasul ada 315 orang.Tetapi riwayat tersebut bukan hadits mutawatir, karenanya tidak bisa dijadikan pegangan dalam bidang aqidah. Sebab aqidah tidak boleh berlandaskan dalil-dalil yang dzonni (yang belum pasti kebenarannya, seperti hadits ahad). Tetapi ia harus berdasarkan dalil-dalil yang qothi.Allah berfirman:

(((((((( ((((((((((( (((((( (((( (((((((( ((((((( ((( ((((((((( (((((((( ((((((((( ((( (((( (((((((( (((((((( ( (Dan) sesungguhnya telah Kami utus beberapa rasul sebelum kamu. Diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu" (QS. Al Mukmin 78).Ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa Allah hanya memperkenalkan sebagian dari para nabi dan rasul-Nya. Al-Qur'an hanya menerangkan (menceritakan) sebanyak 25 nabi dan rasul saja, yang wajib dipercayai kenabian dan kerasulannya. Semua nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk suatu bangsa tertentu (baik satu atau beberapa ge-nerasi dari suatu bangsa) dan untuk suatu periode tertentu. Masa berlaku syariat dan daerah dakwah para nabi terbatas di daerah dan waktu tertentu sampai datang rasul penggantinya. Kecuali risalah dakwah Nabi Muhammad SAW yang bersifat universal, sebagaimana firman Allah SWT:

(((((( ((((((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((( (( ((((((((((( ((((

"Dan Kami tidak mengutus engkau melainkan bagi ummat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Tetapi kebanyakan manusia tidak (mau) mengetahui." (QS. Saba' 28)Dan yang paling mulia di antara para Rasul itu ialah Nabi Muhammad, kemudian Nabi Ibrahim, kemudian Nabi Musa, kemudian Nabi Nuh, kemudian Nabi Isa putera Maryam. Mereka itulah yang telah disebutkan secara khusus dalam firman Allah:(((((( ((((((((( (((( ((((((((((((( (((((((((((( ((((((( ((((( ((((( (((((((((((((( ((((((((( (((((((( (((((( (((((((( ( ((((((((((( ((((((( (((((((((( (((((((( (((

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu sendiri (Muhammad), dan dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam.Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh. (QS. Al-Ahzab: 7)Berbeda dengan para nabi dan rasul lainnya, kenabian Muhammad SAW, dapat dibuktikan secara aqli dengan mukjizatnya yang abadi, yaitu Al Qur'an. Al-Quran adalah wahyu Allah sekaligus mukjizat abadi bagi kenabian Muhammad SAW. Al-Qur'an telah membungkam orang-orang kafir, terdiam tak mampu menandingi atau mendatangkan satu surat saja semisal dalam Al Qur'an. Inilah dalil yang meyakinkan bahwa

Muhammad SAW adalah seorang nabi dan rasul. Sebab, suatu mukjizat hanya diberikan Allah kepada para nabi dan rasul. Allah SWT berfirman :"(Dan) jika kalian (tetap) meragukan Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad SAW), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an dan ajaklah para penolong selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar' (QS Al Baqarah 23).

Kita berkeyakinan bahwa syariat yang dibawa Nabi dan Rasul adalah benar apalagi syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang mencakup semua keutamaan syariat-syariat yang dibawa para rasul yang dimuliakan secara khusus itu, berdasarkan firman-Nya:

(((((( ((((( ((((( ((((((((( ((( (((((( ((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((( ((((((((( (((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((( ( (((( (((((((((( ((((((((( (((( ((((((((((((( ((((( ( Dia telah mensyariatkan kepada kamu dari agama ini apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) serta apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-pecah di dalamnya (QS. Asy-Syura: 13)

Selain beriman kepada kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, seorang muslim wajib pula meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin (penutup para nabi). Tidak ada lagi nabi dan rasul sesudahnya sampai hari kiamat. Hal ini berdasarkan :1) Firman Allah SWT :

((( ((((( (((((((( (((((( (((((( (((( (((((((((((( (((((((( ((((((( (((( ((((((((( ((((((((((((( ( ((((((( (((( ((((((( (((((( (((((((( ((((

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi. Dan Allah Mahatahu segala sesuatu" (QS.Al Ahzab 40)(2). Hadits Mutawatir :

(a). Hadits mutawatir yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik:

"Sesunggguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada Nabi dan Rasul sesudahku".

(b). Hadits shohih riwayat Imam Bukhari, Ahmad Ibnu Hibban dari Abi Hurairah:

"Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rumah; diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang disiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya : "mengapa engkau belum memasang batu bata itu?' Nabipun berkata ; ' Sayalah batu bata (terakhir) sebagai penyempurna--itu, dan sayalah penutup para nabi"

Dengan nash-nash tersebut faham Ahmadiyah Qadiyani yakni sesudah Rasulullah SAW masih ada nabi; adalah keliru (sesat) dan tidak berdasarkan pengertian bahasa Arab dan syara'. Pemahaman Qadiyani tentang kalimat "Khatamun-nabiyyin" adalah cap (stempel) untuk nabi-nabi sebelumnya, jelas sangat keliru. Sebab, pengertian kalimat ini menurut bahasa Arab adalah "Nabi peghabisan (terakhir)".Selanjutnya, Kita mengimani bahwa semua rasul adalah manusia biasa yang diciptakan Allah, mereka tidak memiliki apa pun yang merupakan hak-hak khusus Allah. Firman Allah:(((( ((((((( (((((( (((((( (((((((((( (((( (((( (((((((( (((((((((( (((( ((((((( (((((( ((((((

Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa ada padaku perbendaharaan Allah dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan bahwa aku seorang malaikat (QS. Hud: 31)

((( (( (((((((( ((((((((( ((((((( (((( ((((( (((( ((( (((((( (((( ( (((((( ((((( (((((((( (((((((((( (((((((((((((( (((( (((((((((( ((((( (((((((( ((((((((( ( (((( (((((( (((( ((((((( ((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( aku tidak berkuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku sendiri dan tidak pula (berkuasa) menolak kemadharatan, melainkan apa yang dikehendaki Allah (QS. Al-Araf: 188)

(((( (((((( (( (((((((( (((((( ((((( (((( ((((((( (((( (((( (((((( ((( (((((((((( (((( (((( (((((( (((((( (((((( ((( (((((((( ((((((((((( (((( Katakanlah (Muhammad): Sesungguhnya aku tidak berkuasa menolakkan suatu kemudharatan bagimu dan tidak pula (berkuasa) mendatangkan suatu kemanfaatan. Katakanlah: Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya. (QS. Al-Jinn: 21-22)Kita mengimani bahwa para rasul adalah hamba-hamba Allah, dimuliakan Allah dengan diutus sebagai rasul dan disifati Allah sebagai hamba yang paling tinggi kedudukannya, sebagaimana dalam sanjungan dan pujian yang disampaikan Allah untuk mereka, seperti:

((((((((( (((( ((((((((( (((( ((((( ( ((((((( ((((( ((((((( (((((((( ((( (Hai) anak-cucu dari orang-orang yang telah Kami bawa bersama Nuh, sesungguhnya dia adalah seorang hamba yang banyak bersyukur. (QS. Al-Isra:3)Kita mengimani bahwa syariat yang dibawa Rasulullah SAW. adalah agama Islam, yang telah diridhai Allah sebagai agama untuk para hamba-Nya, dan mengimani bahwa Allah tidak akan menerima dari siapa pun suatu agama selain Islam. Firman Allah:(((( ((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( Sesungguhnya agama (yang haq) menurut Allah, hanyalah Islam (QS. Al Imran: 19)( (((((((((( (((((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((( (((((( ((((((((((( (((((( ( Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nimat-Ku serta telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu (QS. Al-Maidah: 3)

e) IMAN KEPADA HARI AKHIR

Kita mengimani kebenaran adanya hari Akhirat, yaitu hari Kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut, ialah ketika umat manusia dibangkitkan kembali untuk kehidupan yang kekal dengan masuk Surga, tempat kebahagiaan yang hakiki; atau masuk Neraka, tempat siksaan yang pedih.

Untuk itu, kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupkannya semua makhluk yang sudah mati oleh Allah di saat malaikat Israfil meniup sangkakala untuk kedua kalinya. Allah befirman:(((((((( ((( (((((((( (((((((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( (((( ((( (((((( (((( ( (((( (((((( ((((( (((((((( ((((((( (((( ((((((( (((((((((( ((((

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah, Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkit menung-gu (putusan masing-masing). (QS. Az-Zumar: 68)

Maka bangkitlah umat manusia dari kuburnya untuk, menghadap kepada Allah, Tuhan alam semesta, dalam keadaan tidak beralas kaki, tak berpakaian, dan tidak berkhitan. Firman Allah:(((((( ((((((( ((((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((((((( ( ((((( (((((((((( (((((( (((((( (((((((((( ( ((((((( (((((((((( ( ((((( ((((( (((((((((( (((((

Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kami pasti melaksanakannya. (QS. Al-Anbiya: 104)Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang akan diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah:((((((( (((( ((((((( (((((((((( (((((((((((( ((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((((((( ((( ((((((((((( (((((( ((((((((( (((((((((( ((( ((((((( (((( ((((((( (((((((((( (((((((( ((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((( (((((((((( (((((((( ((((

Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak Celakalah aku, dan dia akan masuk Neraka yang menyalanyala. (QS. Al-Insyiqaq: 7-12)

(((((( (((((((( ((((((((((((( ((((((((((( ((( ((((((((( ( (((((((((( ((((( (((((( ((((((((((((( (((((((( ((((((((( ((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((((( (((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((( ((((

Dan setiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu! cukuplah dirimu sendiri (pada saat ini) sebagai penghisab terhadapmu. (QS. Al-Isra: 13-14)Kita mengimani bahwa pada hari Kiamat akan dipasang timbangan-timbangan, maka ditimbanglah ketika itu amal perbuatan manusia. Dan tiada seorang pun yang diperlakukan zhalim terhadap dirinya. Firman Allah:Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil- kecilnya niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan yang sekecil-kecilnya niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula. (Surah Az-Zalzalah: 7-8)

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya,

maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam; muka mereka dibakar api neraka dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan yang mengerikan. (QS. Al-Muminin: 102-104)

Barangsiapa membawa satu kebaikan maka baginya balasan sepuluh kali lipat kebaikannya; dan barang-siapa membawa satu kejahatan maka dia tidak diberi balasan kecuali yang seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dirugikan. (QS. Al-Anam: 160)

Kita mengimani adanya Syafaat Uzhma (syafaat agung) yang khusus bagi Rasulullah SAW. Di saat manusia tertimpa kesusahan dan penderitaan yang tidak ertanggungkan oleh Adam, kemudian kepada Nabi Nuh, kemudian Nabi Ibrahim, kemudian Nabi Musa, kemudian Nabi Isa, terakhirkepada Rasulullah _. Maka Rasulullah, dengan seizin Allah, memberikan syafaat kepada umat manusia yang sedang dalam keadaan demikian itu agar mereka diberi keputusan-Nya.Kita mengimani adanya syafaat terhadap kaum muminin yang masuk neraka bahwa mereka akan dikeluarkan dari neraka itu. Syafaat ini adalah bagi Nabi Muhammad SAW. para nabi lainnya, para malaikat dan orang-orang mumin.4) Dan kita mengimani bahwa Allah SWT akan mengeluarkan dari neraka orang-orang dari kalangan kaum muminin tanpa melalui syafaat, tetapi berkat karunia dan rahmat-Nya.

Kita mengimani adanya haudh (telaga) bagi Rasulullah SAW. Airnya lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebih harum daripada aroma kesturi. Panjangnya sejauh perjalanan sebulan dan lebarnya pun sejauh perjalanan sebulan. Bejana-bejananya seindah dan sebanyak bintang-bintang di langit. Kaum muminin dari umat beliau akan meminum dari haudh tersebut. Siapa yang meminum seteguk air dari haudh ini tidak akan merasa haus lagi sesudah itu. Kita mengimani adanya jembatan yang direntangkan di atas Neraka Jahanam, yang akan dilewati umat manusia sesuai dengan amal perbuatan mereka. Yang pertama kali melewatinya seperti kilat, kemudian seperti angin, kemudian seperti burung terbang dan seperti orang yang lari. Mereka dibawa oleh amal perbuatan mereka. Ketika itu, Nabi berdiri di atas jembatan dengan berdoa: Ya Allah! Selamatkanlah, selamatkanlah! Sampai datanglah manusia yang lemah amal perbuatannya, sehingga mereka tidak dapat berjalan kecuali dengan merangkak. Pada kedua sisi jembatan tersebut ada kait-kait yang digantungkan, diperintahkan untuk mengait siapa yang telah diperintahkan kepadanya, maka ada yang terkoyak tetapi selamat dan ada pula yang tercampakkan ke dalam api neraka.7)

Kita mengimani setiap berita yang disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah yang berkenaan dengan hari Akhirat ini beserta segala peristiwanya yang mengerikan. Semoga Allah memberikan pertolongan-Nya kepada kita untuk menghadapinya.

Kita mengimani adanya syafaat Nabi bagi para ahli surga untuk memasukinya. Dan syafaat ini khusus buat Nabi.

Kita mengimani adanya surga dan neraka. Surga adalah tempat kebahagiaan yang hakiki, disediakan oleh Allah untuk kaum muminin yang muttaqin. Di dalamnya terdapat segala kenimatan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terbesit oleh hati manusia. Firman Allah:(((( (((((((( (((((( (((( (((((((( ((((( (((( (((((( (((((((( (((((((( ((((( (((((((( ((((((((((( ((((

Maka tiada seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu bermacam-macam nikmat yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah: 17)

Sedang neraka adalah tempat segala siksaan, disediakan Allah SWT untuk orang-orang kafir dan zhalim. Di dalamnya terdapat segala macam adzab dan siksaan yang tak terbayangkan. Firman Allah:( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((((( (((((( (((((((((((( ( ((((( (((((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((((((( ( (((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang zhalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, diberilah mereka minum dengan air seperti besi yang mendidih, yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat tinggal yang paling jelek. (QS. Al-Kahfi: 29)Surga dan neraka ini telah ada sekarang, dan keduanya kekal, tidak akan binasa selama-lamanya. Firman Allah:

((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((( (((((((((( ((((((( ((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((( ( (((( (((((((( (((( ((((( ((((((( ((((

Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan beramal shalih, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah telah memberikan rizki yang baik kepadanya. (QS. At-Thalaq: 11)

(((( (((( (((((( (((((((((((((( (((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((((( ((((((( ((((((( ( (( ((((((((( ((((((( (((( (((((((( (((( (((((( (((((((( ((((((((((( ((( (((((((( (((((((((( ((((((((((((( ((((((((( (((( ((((((((((( (((((((((( (((( Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api neraka yang menyala-nyala. Mereka kekal di dalamnya selamalamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan di dalam neraka, mereka berkata: Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. (QS. Al-Ahzab: 64-66)

Kita mengakui bahwa akan masuk surga orang-orang yang telah dinyatakan demikian dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan ditentukan pribadinya atau disebutkan sifatnya.

Adapun yang ditentukan pribadinya, seperti: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan selain mereka yang sudah ditentukan Nabi Muhammad Sedang yang disebutkan sifatnya adalah orang yang beriman atau orang yang taqwa. Kita pun mengakui bahwa akan masuk neraka orang-orang yang telah dinyatakan demikian dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan ditentukan pribadinya atau disebutkan sifatnya.

Adapun yang ditentukan pribadinya, seperti: Abu Lahab, Amr bin Luhay Al-Khuzai dan selain mereka. Sedang yang disebutkan sifatnya adalah setiap orang yang kafir, atau musyrik yang melakukan syirik akbar, atau munafik. Pada orang yang telah mati di dalam kuburnya tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya? Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman di dalam ucapan yang teguh di dalam kehidupan dunia dan akhirat, maka orang yang beriman akan menjawab: Tuhanku Allah, agamaku Islam, Nabiku Muhammad.

Adapun orang kafir dan orang munafik dia akan menjawab: Aku tidak tahu, aku telah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu maka aku pun mengatakannyaKita mengimani pula adanya kenimatan bagi kaum muminin di alam kubur. Firman Allah:

((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( (((((((((( ( (((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((( ((((

(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): Selamat sejahtera bagimu, masuklah kamu ke dalam surga itu karena apa yang telah kamu kerjakan. (QS. An-Nahl: 32)

Dan kita mengimani adanya siksa kubur untuk orang-orang zhalim dan kafir. Firman Allah:( (((((( (((((( (((( ((((((((((((( ((( ((((((((( (((((((((( (((((((((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ( (((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((( ((((( ((((((( (((((((((( ((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((( (((( ((((((((((( ((((((((((((((( ((((

Alangkah dahsyatnya, seandainya kamu melihat ketika orang-orang yang zhalim berada dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): Keluarlah nyawamu! Pada hari ini, kamu akan diberi balasan siksa kehinaan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al-Anam: 93)

Hadits-hadits yang berkenaan dengan hal ini pun banyak dan sudah dikenal. Maka wajib bagi orang mumin untuk mengimani semua perkara-perkara ghaib ini yang telah disebutkan oleh Al-Quran dan Sunnah; janganlah menolaknya berdasarkan apa yang disaksikannya di dunia, sebab masalahmasalah akhirat tidak dapat dikiaskan dengan masalah-masalah dunia, dikarenakan adanya perbedaan besar yang amat menyolok di antara keduanya. Hanya kepada Allah jua kita memohon pertolongan.f) IMAN KEPADA QADLA DAN QADAR ALLAH (Baik dan Buruk)Qadar: yaitu ilmu Allah SWT terhadap segala sesuatu, dan tentang apa saja yang dikehendakiNya ada atau dikehendaki terjadi dari setiap makhluk, alam semesta, segala sesuatu, dan Allah ( mentakdirkan hal itu, serta menulisnya di Lauhul Mahfudz. Al-Qadar adalah rahasia Allah ( terpadap makhluk-Nya, yang tidak diketahui oleh malaikat yang dekat dan tidak pula nabi yang diutus.Iman kepada qadar:

Yaitu meyakini dengan keyakinan yang pasti bahwa segala kebaikan, keburukan segala sesuatu yang terjadi, adalah dengan qadha dan qadar Allah, sebagaimana firman-Nya:

((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((( (((( Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (QS. Al-Qamar: 49)Beriman kepada qadar mencakup Empat perkara:

1. Percaya bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu secara umum dan terperinci. Baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya, seperti menciptakan, mengatur, menghidupkan, mematikan, dan semisal dengan yang demikian itu. Atau mengetahui perkara yang berhubungan dengan perbuatan makhluk, seperti semua ucapan, perbuatan dan keadaan manusia dan keadaan seluruh hewan, tumbuhan dan benda-benda padat serta segala sesuatu. Allah SWT mengetahuinya, seperti firman Allah:

(((( ((((((( (((((( (((((( (((((((((( (((((( (((((((( (((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((((( (((((((((((((( (((( (((( (((((( ((((( (((((( ((((((( (((((( (((( (((( ((((((( ((((((( (((((( ((((((( (((( Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu" (QS. Ath-Thalaq: 12)2. Percaya bahwa Allah SWT telah menulis takdir (ketentuan) segala sesuatu di Lauhul Mahfuzh, yaitu ketentuan segala makhluk, keadaan, rizqi. Allah SWT menulis jumlahnya, tata caranya, waktunya dan tempatnya. Maka ketentuan itu tidak berubah dan tidak berganti. Tidak bertambah dan tidak berkurang, kecuali dengan perintah-Nya.

a. Firman Allah:(((((( (((((((( (((( (((( (((((((( ((( ((( ((((((((((( (((((((((( ( (((( ((((((( ((( ((((((( ( (((( ((((((( ((((( (((( ((((((( ((((

"Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah". (QS. Al-Hajj: 70)b. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Amr berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

. : ."Allah SWT telah menetapkan ketentuan-ketentuan makhluk limapuluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi" Rasulullah bersabda: Dan arsy-Nya berada di atas air."

2. Ketiga: Percaya bahwa semua makhluk tidak ada kecuali dengan kehendak dan keinginan Allah SWT. Maka semua itu terjadi dengan kehendak Allah, apapun yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi, dan yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi., baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya, seperti menciptakan, mengatur, menghidupkan, mematikan dan semisal yang demikian itu, atau yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan makhluk berupa tingakh lakunnya, ucapan, dan keadaannya.

a. Firman Allah:

(((((((( (((((((( ((( (((((((( ((((((((((( ( Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya (QS. Al-Qashash: 68)b. Firman Allah:(( (((((((((( (((( ((( (((((((( ((((

"..dan memperbuat apa yang dia kehendaki" (QS. Ibrahim: 27)c. Firman Allah:

((((((((((( ((((((((( ((((((( ((((((( ((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((( (((((((((( (((((( (((((( (((((((( (((((((((( (((((((( ( (((((( (((((( (((((( ((( ((((((((( ( (((((((((( ((((( ((((((((((( (((((

"Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan" (QS. Al-An'aam: 112)d. Firman Allah:

((((( (((((( ((((((( ((( ((((((((((( (((( ((((( ((((((((((( (((( ((( (((((((( (((( (((( (((((((((((((( ((((

"(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. 29. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam" (QS. At-Takwiir: 28-29)3. Percaya bahwa Allah menciptakan segala sesuatu, menciptakan semua alam dengan zat, sifat, dan geraknya. Tidak ada pencipta dan Rabb selain-Nya.

a. Firman Allah:

(((( ((((((( ((((( (((((( ( (((((( (((((( ((((( (((((( ((((((( ((((

"Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu" (QS. Az-Zumar: 62)b. Firman Allah:

((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((( (((( "Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". (QS. Al-Qamar: 49)c. Firman Allah (:

(((((( (((((((((( ((((( ((((((((((( ((((

"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu" (QS. Ash-Shaaffat: 96) Berhujjah (beralasan) dengan qadar

Apa yang telah ditentukan oleh Allah bagi manusia terbagi menjdi dua:

Pertama: Sesuatu yang ditakdirkan dan ditentukan oleh Allah berupa perbuatan dan keadaan yang keluar dari kehendak manusia: baik seperti tinggi dan pendeknya seseorang, baik dan buruknya (dalam penampilan lahiriyahnya), hidup dan matinya, atau apa saja yang terjadi atas dirinya di luar kehendaknya, seperti terjadinya musibah, penyakit, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan musibah-musibah lainnya yang terkadang sebagai hukuman terhadap hamba, dan terkadang sebagai cobaan baginya, dan terkadang pula untuk mengangkat derajatnya.

Perbuatan-perbuatan ini atau yang terjadi atas dirinya tanpa kehendaknya, maka seseorang tidak akan ditanya dan dihisab atasnya. Ia harus beriman kepadanya bahwa semua itu terjadi dengan ketentuan dan takdir Allah. Ia harus sabar, ridha, dan berserah diri. Tidak ada satu peristiwa apapun yang terjadi di alam semesta melainkan ada hikmah yang telah ditentukan oleh Yang Maha Mengetahui padanya.

a. Firman Allah:

(((( ((((((( ((( ((((((((( ((( (((((((( (((( (((( ((((((((((( (((( ((( ((((((( (((( (((((( ((( (((((((((((( ( (((( ((((((( ((((( (((( ((((((( ((((

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (QS. Al-Hadid: 22)b. Dari Ibnu Abbas (, ia berkata, 'Aku berada di belakang Rasulullah ( pada suatu hari, maka beliau ( bersabda:

. . . . . .

"Wahai gulam, sesungguhnya aku mengajarkanmu beberapa kalimah: jagalah Allah niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau mendapatkan-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta maka memintalah kepada Allah, dan apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya jika seluruh umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak bisa memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk membahayakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak bisa membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.

c. Dari Abu Hurairah ( berkata: Rasulullah bersabda:

: , , .

"Allah berfirman: Manusia menyakiti-Ku, ia mencela masa, padahal Akulah masa itu. Ditangan-Ku semua perkara, Aku membalikkan malam dan siang" Muttafaqun 'alaih.

2. Kedua: Sesuatu yang ditentukan dan takdirkan oleh Allah berupa segala perbuatan yang mampu dan bisa dilakukan oleh manusia, dengan bekal yang telah diberikan oleh Allah berupa akal, kemampuan dan kebebasan memilih, seperti memilih antara iman dan kafir, antara taat dan maksiat, juaga memilih antara perbuatan baik dan perbuatan buruk.

Maka hal ini dan semisalnya manusia dihisab atasnya, dan dengan hisab itulah diadakannya pahala dan hukuman, karena Allah ( telah mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab untuk menjelaskan kebenaran dari kebatilan, mendorong kepada iman dan ketaatan dan memperingatkan dari perbuatan kafir dan maksiat. Allah ( telah membekali manusia dengan akal dan memberikannya kemampuan untuk memilih dengannya. Maka ia sebenarnya menempuh jalan yang dikehendaki menurut pilihannya. Namun, pilihan apapun yang diambilnya, ia termasuk dalam kehendak dan takdir Allah, karena tidak ada sesuatu yang terjadi di dalam kerajaan Allah tanpa pengetahuan dan kehendak Allah.

a. Firman Allah:

(((((( (((((((( ((( ((((((((( ( ((((( (((((( ((((((((((( ((((( (((((( (((((((((((( ( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((((( (((((( (((((((((((( ( ((((( (((((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((((((( ( (((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Dan Katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir (QS. Al-Kahfi: 29)b. Firman Allah:

(((( (((((( (((((((( ((((((((((((( ( (((((( (((((((( ((((((((((( ( ((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( (((( ((((((((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((( ((((( ((((((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ( ((((((((( ((((((((((((( ((((( ((((((((( (((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((( ((((( (( (((((((( (((((((( (((((((((( ((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( ( (((((((((((((( (((( ((((((((((((((( ((((( Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya" (QS. Fushshilat: 46)c. Firman Allah:

((( (((((( (((((((((( ((((((((( ( (((((( (((((( (((((((( ((((((((((((( ((((((((((( ((((

Barangsiapa yang kafir Maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh Maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan) (QS. Ar-Ruum: 44)d. Firman Allah:

(((( (((( (((( (((((( ((((((((((((((( (((( ((((( (((((( ((((((( ((( ((((((((((( (((( ((((( ((((((((((( (((( ((( (((((((( (((( (((( (((((((((((((( ((((

Al Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta Alam, 28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. 29. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (QS. At-Takwiir: 27-29)

Kapan boleh berhujjah dengan qadar:

1. Manusia boleh berhujjah dengan qadar pada musibah (yang menimpanya), seperti yang dijelaskan pada bagian pertama. Apabila seseorang sakit, atau meninggal dunia, atau mendapat musibah di luar kehendaknya, maka ia boleh berhujjah dengan takdir Allah, Hendaklah dia mengucapkan:

"Allah telah menentukannya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi" Maka dia harus bersabar dan ridha jika ia mampu, demi untuk mendapatkan pahala. Seperti firman Allah:

( ((((((((( ((((((((((((( ((((( ((((((((( (((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((( ((((( (( (((((((( (((((((( (((((((((( ((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( ( (((((((((((((( (((( ((((((((((((((( ((((( "... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101]. 157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-Baqarah: 155-157)2. Manusia tidak boleh beralasan dengan takdir atas kemaksiatan yang dilakukannya, sebab mengakibatkan seseorang meninggalkan kewajiban, atau melakukan apa yang diharamkan, karena Allah menyuruh berbuat taat dan meninggalkan maksiat, menyuruh bekerja dan melarang berpegang kepada takdir. Jika takdir boleh menjadi hujjah bagi seseorang, tentu Allah tidak menyiksa orang-orang yang mendustakan para rasul, seperti kaum nabi Nuh, kaum 'Aad, kaum Tsamud, dan semisal mereka, dan tentu Allah tidak memerintahkan untuk menegakkan hukum kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran.

Dan barangsiapa yang menganggap takdir sebagai hujjah bagi pelaku maksiat, maka hal itu berarti akan menghapuskan kebolehan mencela dan menghukum manusia (yang berbuat buruk). Sehingga seseorang tidak boleh mencela dan menghukum orang yang melakukan aniaya terhadap dirinya, dan tidak pula boleh membedakan di antara orang yang melakukan perbuatan baik atau perbuatan jahat. Dan ini jelas merupakan pendapat yang batil.

Sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah bagi para hamba, berupa kebaikan atau keburukan, tergantung pada sebab-sebabnya. Suatu kebaikan memiliki sebab-sebabnya yaitu keimanan dan ketaatan, dan bagi keburukan ada sebab-sebabnya, yaitu kufur dan maksiat. Dan manusia beramal menurut kehendak yang telah ditentukan Allah baginya, dan berhak memilih apa yang telah diberikan Allah untuknya. Dan seorang hamba tidak bisa mencapai ketentuan Allah yang telah ditakdirkan baginya, baik berupa keberuntungan atau kecelakaan, kecuali setelah menjalani sebab-sebab yang telah dilakukannya dengan ikhtiar yang telah diberikan Allah kepadanya. Oleh karenanya, untuk memasuki surga ada sebab-sebabnya dan untuk memasuki neraka ada sebab-sebabnya.

1. Firman Allah (:

((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((( (((((( (((( (((( ((((((((((( (((( (((((((((((( (((( ((((((((( ((( (((((( ( ((((((((( (((((( ((((((((( ((( (((((((((( (((((( (((((((( ((((((((( ( (((( (((( (((((((( ((((( (((((( ((((((((((((( (((((( ( ((( ((((((((((( (((( ((((((( (((((( ((((((( (((( ((((((((((( (((((

"Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun." demikian pulalah orang-orang sebelum mereka Telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada kami?" kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta". QS. Al-An'aam:148

2. Firman Allah:

(((((((((((( (((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((

"Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat" (QS. Ali 'Imraan: 132)3. Dari Ali bin Abi Thalib, sesungguhnya Rasulullah bersabda:

"Tidak ada satu jiwapun darimu kecuali telah diketahui tempatnya, surga atau neraka.' Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, kenapa kita mesti beramal?". Tidakkah kita berserah diri tanpa beramal?. Beliau menjawab: 'Tidak, beramallah, sebab setiap orang dimudahkan untuk sesuatu yang ia diciptakan untuknya Kemudian Rasulullah membaca:

((((((( (((( (((((((( (((((((((( ((( (((((((( (((((((((((((( ((( (((((((((((((((( (((((((((((( ((( ((((((( (((( (((((( (((((((((((((( ((( (((((((( (((((((((((((( ((( (((((((((((((((( (((((((((((( ((((

"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, 6. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), 7. Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. 8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, 9. Serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar" (QS. Al-Lail: 5-10) Disyari'atkan menolak takdir dengan takdir:

1. Menolak takdir yang sungguh tersimpul sebab-sebabnya dan belum terjadi dengan sebab-sebab lain dari takdir yang berlawanan, seperti menolak musuh dengan memeranginya, menolak panas dan dingin serta semisal yang demikian itu.

2. Menolak takdir yang telah terjadi dengan sesuatu yang ditakdirkan bisa mengangkat dan menghilangkannya, seperti menolak takdir sakit dengan takdir berobat, menolak takdir dosa dengan takdir bertaubat, menolak takdir berbuat jahat dengan takdir berbuat baik dan seterusnya.

3. Perbuatan baik dan buruk yang muncul dari hamba tidak menafikan penyandarannya kepada Allah dalam menciptakan dan mengadakan. Allah ( menciptakan segala sesuatu, yaitu menciptakan manusia dan perbuatannya. Namun, adanya kehendak Allah (pada sesuatu) bukan sebagai bukti atas keridhaan-Nya.

Kekafiran, perbuatan maksiat, dan kerusakan terjadi dengan kehendak Allah, akan tetapi Allah tidak menyukainya, tidak meridhainya, dan tidak pula memerintahkannya. Bahkan, Dia membenci dan melarangnya. Keadaan bahwa sesuatu hal dibenci dan tidak diredhai tidak mengeluarkannya dari kehendak Allah yang meliputi penciptaan semua makhluk. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah mengadung hikmah sesuai dengan apa yang diatur-Nya pada ke