aqidah ahklak

58
Endah Nurfarida

Upload: endah-nurfaryda

Post on 10-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

akhlak berpakaian

TRANSCRIPT

Slide 1

Endah Nurfarida

BAB III PERILAKU AKHLAK TERPUJIStandar Kompetensi3.Membiasakan Perilaku Terpuji

Kompetensi Dasar3.1Membiasakan prilaku terpujiKompetensi dasar3.2Menjelaskan pengertian pentingnya akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.3.3Mengidentifikasi bentuk akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.3.4Menunjukan nilai-nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu dalam fenomena kehidupan.3.5Membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.

Indikator

3.1.1Menjelaskan Pengertian Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu3.1.2Menganalisis dan Menjelaskan Pentingnya Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu3.2.1Mengidentifikasi Bentuk Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu3.2.2Menjelaskan Bentuk Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu yang sesuai dengan Akhlak Islam3.3.1Menganalisis Nilai-Nilai Positif dari Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu dalam Fenomena Kehidupan 3.3.2Menunjukkan Nilai-Nilai Positif dari Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu dalam Fenomena Kehidupan 3.4.1Mengidentifikasi upaya dalam membiasakan Akhlak Berpakain, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu secara Islami3.4.2Membiasakan Akhlak Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima Tamu dalam kehidupan sehari-hari

PENGERTIAN AKIDAH DAN AKHLAKPengertian Akidah

Kata Akidah secara Etimologis atau Bahasa berasal dari Bahasa Arab, yaitu : ( aqada yaqidu aqdan aqidatan ). aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentik kata aqidah maka berarti keyakinan. Relevansi antara kata aqdan dan akidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

Secara Terminologis (istilah), terdapat beberapa definisi, antara lain:

1.Menurut Hrasan Al- Banna, bahwa aqoid (bentuk jamak dari akidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keragu-raguan.

4

Menurut Abu Bakar Jabar Al-Jazairy, bahwa akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan (oleh manusia) didalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaanya (secara pasti) dan tidak ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Berdasarkan pengertian pengertian diatas dapat didefinisikan aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Alloh dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNYa, Qodho dan qodar, mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Usuluddin), perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qathi (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih serta ijma salaf as-shalih.

Pengertian Akhlak

Kata Akhlak juga berasal bahasa arab, berakar dari kata, yaitu [], jamaknya [] Kholoqa akhluqu kholqoh akhlaqon yang artinya tingkah laku, perangai tabiat, watak, moral atau budi pekerti bahkan agama. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikanbudi pekerti, kelakuan.

Secara Istilah Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak lanjut yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral (moralsence) yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Sedangkan Imam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama. Jika perbuatan yang muncul itu indah dan baik, ia disebut akhlak indah (khuluq hasan), sebaliknya jika yang muncul tindakan tercela dan hina, ia disebut akhlak buruk (khuluq sayyi)

Dengan demikian dari uraian diatas dapat diartikan bahwa akhlak adalah suatu kondisi yang terbentuk dalam jiwa manusia yang lekat dan mendalam dalam lubuk hati manusia, sehingga dari kondisi jiwa yang telah terbentuk tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku, baik berupa ucapan maupun tindakan dengan mudah tanpa berfikir panjang. Perilaku tersebut bisa bersifat akhlak yang baik ataupun akhlak yang buruk /tercela.

Para ualama mengkatagorikan perbuatan akhlak menjadi dua karakteristik, yaitu akhlak : Akhlakul Karimah/ Mahmudah : Baik Akhlakul Madzumah : Jahat / T ercela

Menurut Imam Al- Ghazali Kunci akhlak yang baik, ialah keserasian, keseimbangan, dan kesejajaran empat daya didalam jiwa, yaitu: 1.Pengetahuan (quwwah alilm) yang mampu mencerminkan sifat bijaksana 2.Memelihara dari sesuatu yang tidak baik (daya amarah/quwwah al-ghadhab) 3.Keberanian menundukkan kekuatan hawa nafsu (daya syahwat / hasrat/ quwwah al-syahwah), dan 4.Bersifat adil dengan ketiga daya tersebut (keseimbangan / quwwah al-adl).Jika keseimbangan pada daya-daya itu terjaga dengan baik didalam diri, seseorang layak mendapatkan keutamaan (dzu fadhilah).

Sedangkan Akhlak baik yang Islami adalah sebagaimana dicontohkan Rosululloh SAW

Contoh akhlak rosululloh: - Menyatukan kabilah-kabilah dalam pengangkatan Hajar Aswad -Mendoakan orang yang berbuat jahat saat ia dilempari dengan batu di Thaif -Mendoakan orang yang meludahi Nabi -Dalam pembukaan kota Makkah, mengampuni seluruh penduduk Makkah -Rasullulah saw adalah seorang yang sangat mulia akhlaknya, manis sikapnya, dan sangat terjaga ucapannya. Beliau selalu tersenyum dan menyapa siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak berbicara kecuali yang penuh manfaat, dan menganjurkan lebih banyak diam daripada berbicara sia-sia. Cara berbicaranya sangat tenang, sehingga ucapannya jelas dan tujuan yang ingin disampaikan pun bisa dimengerti oleh siapa saja yang menjadi pendengarnya.

Rosululloh diberi gelar oleh Alloh : Khuluqin adzim (memiliki akhlak yang agung), terdapat pada QS. Al-Qalam : 4

Dan sesunggunya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung Aisyah menyebutkan : Akhlak Rosululloh adalah Al-Quran. QS. Al-Ahzab ayat 21

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululloh itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh

Secara Umum Akhlak dikalsifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu :

1.Akhlak Terhadap Alloh

Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Pengakuan dan kesadaran ini mengantarkan manusia untuk tunduk dan patuh kepada semua perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya, sehingga seluruh hidup-Nya akan dipersembahkan kepada Allah dalam berbagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada-Nya. Allah berfirman dalam Quran Surah Adz-Dzariyat ayat 56 :

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah

Ada empat alasan, sehingga manusia harus berakhlak kepada Alloh swt yaitu :Pertama karena Alloh lah yang menciptakan manusia. Sebagaimana difirmankan oleh Alloh dalam Surat At-Thariq ayat 5-7 :

(5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada.

Kedua karena Allohlah yang telah memberikan kelengkapan panca indra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Alloh dalam surat, an-Nahl ayat, 78.

"Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)

Ketiga allahlah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidupmanusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan, air, udara, binatang ternak, dan lain lain. Firman Allah dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13.

(12) "Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. (13), "Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir. (Q.S al-Jatsiyah :12-13 ).Keempat , Allohlah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat, 70.

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).

14

Akhlak kepada Allah SWT terbagi menjadi dua jenis yaitu :

1) Akhlak baik atau terpuji yakni perbuatan baik kepada Allah SWT.2) Ahklak buruk atau tercela yakni perbuatan buruk terhadap Allah SWT

1) Beberapa Contoh Akhlak Terpuji Terhadapa Alloh SWT Iman dan Takwa kepada Alloh (QS. An-Nisa ayat1 dan 136, QS. Ali Imran ayat 102)

Bertaubat (QS. At nTahrim ayat 8) yaitu taubat hanya kepada Alloh. Taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT,. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.(QS> An-Nisa ayat 110, QS. al Aaraf ayat 153,dan QS. An-Nur ayat 31)

Taat, (QS. An Nisa ayat 59 dan QS. Al maidah ayat 9)

Tawakal berserah diri kepada Allah SWT. (QS. Ali-Imron ayat 122,159,160, QS. An- Nisa ayat 81 dan QS. Al-Maidah ayat11,23)

Ikhlas (QS. Al Ikhlas ayat 1-4)

Al-Hubb, Ali imron ayat 31, at taubah 24, al- baqarah ayat 165, yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan; Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.Bersyukur /as-syukr (QS. Al- Baqarah ayat 52), yaitu sikap yang selalu ingin menanfaatkan dengan sebaik-baiknya nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya, lalu berusaha meningkatkan pendekatan diri kepada Sang Pemberi nikmat, yaitu Allah swt.

Mengharap /ar-raja' (QS Al Huud: 56 dan QS. Al-Baqarah ayat 218), Alloh sebagai tempat pengharapan, mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhoaan Alloh SWT

Bersikap takut /al-khauf (QS. Ali Imran ayat 175), adalah pengetahuan yang dimiliki seorang hamba didalam hatinya tentang kebesaran dan keagungan Alloh serta kepedihan siksa-Nya. Khauf adalah tempat persinggahaan yang amat penting dan paling bermanfaat bagi hati. Ini merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim. Al-haya atau malu berbuat dosa (QS An Nahl: 19)

Qanaah, (QS. Hud ayat 6), yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT. setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi).

Bersabar /as-shabr (QS. Al-Baqarah ayat 155), yaitu suatu sikap yang mampu bertahan pada kesulitan yang dihadapi. Sabar disini mesti diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas.

Bersifat husnudzan kepada Allah (QS Fushilat: 22 23)

Yakin akan janji-janji Allah (QS Al Anam: 160)

Optimis terhadap pertolongan Allah (QS Yusuf: 87)

bersabar (QS. Al Baqarah ayat 155)

2) Beberapa Akhlak Tercela Kepada Alloh yang harus dihindari, antara lain :

Takabbur (al-kibr), yaitu sikap menyombongkan diri sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah di alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah yang ada padanya.

Musyrik (al-isyrak), yaitu sikap mempersekutukan Allah dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggap bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.

Murtad (ar-riddah), yaitu sikap meninggalakan atau keluar dari Islam untuk menjadi kafir.

Munafiq (an-nifaq), yaitu sikap menampilkan dirinya yang bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama.

Riya' (ar-riya'), yaitu sikap selalu menunjuk-nunjukan perbuatan baik yang dilakukannya. Ia berbuat bukan karena Allah, melainkan ingin dipuji oleh sesama manusia. Perbuatan ini kebalikan dari sifat ikhlas.

2. Akhlak Kepada Orang Lain

Titik tolak akhlak terhadap orang lain adalah kesadaran bahwa manusia hidup didalam sebuah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang berbeda-beda bahasa dan budayanya, termasuk karakter dan sifat-sifatnya. Kesadaran ini akan membentuk sikap toleransi dan akhlak mulia dalam rangka menciptakan kondisi masyarakat yang rukun dan damai. Steven R. Covey pakar etika karakter yang penulis The 7 Habits of High-Effective People, menilai bahwa mewujudkan etika karakter yang positif terhadap orang lain merupakan salah satu kecerdasan manusia.

Alloh Berfirman dalam Quran Surat Al-Hujjurat ayat 11-13 :

(11)Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok wanita-wanita lain , karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olok lebih baik dari wanita yang memperolok-olok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seburuk-buruk panggilan yang buruk sesudah beriman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. (12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka , sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahaan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya, dan bertaubatlah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (13)Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seseorang laki-laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Alloh ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Pengenal. (QS. Al Hujurat Ayat 11 13)

Beberapa contoh akhlak mulia terhadap orang lain, yaitu :

Belas kasihan atau kasih sayang (asy-syafaqah), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain.

Rasa persaudaraan (al-ikha'), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan atau mengikat tali persaudaraan.

Memberi nasihat (an-nashihah), yaitu suatu upaya untuk memberikan petunjuk yang baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan, baik ketika orang yang dinasihati telah melakukan hal yang buruk maupun belum melakukannya.

Memberi pertolongan (an-nashr), yaitu suatu upaya untuk membantu orang lain agar tidak mengalami suatu kesulitan.

Menahan amarah (kazhmul-ghaiz), yaitu upaya menahan emosi agar tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain.

Sopan santun (al-hilm), yaitu sikap jiwa yang lemah lembut terhadap orang lain, sehingga perkataan dan perbuatannya selalu mengandung kesopanan yang mulia.

Suka memaafkan (al-'afw), yaitu sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan kesalahan orang lain yang pernah dilakukan terhadapnya.

Beberapa contoh akhlak buruk kepada orang lain, yaitu :

Mudah marah (al-ghadhab), yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.

Iri hati atau dengki (al-hasad/al-hiqd), yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.

Mengumpat (al-ghibah), yaitu suatu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang pada orang lain.

Mengadu domba (an-namimah), yaitu suatu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain, dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.Bersifat congkak (al-'ujb), yaitu suatu sikap dan perilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun perkataanya.

Sikap kikir (al-bukhl), yaitu suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.

Berbuat aniaya (az-zhulm), yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materi maupun non materi.

c.Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Selain berakhlak kepada Allah dan berakhlak kepada orang lain, manusia mesti berakhlak terhadap diri sendiri. Akhlak terhadap diri sendiri dapat diartikan sebagai sikap menghormati, menghargai, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya adalah ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaiknya.

Menurut Iman Al-Ghazali, akhlak ialah karakter yang menetap kuat didalam jiwa. Selain berakhlak kepada Allah dan kepada orang lain, manusia mesti berakhlak terhadap diri sendiri, yaitu menghormati, menghargai, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya.

Macam-macam Akhlak seorang Muslim Terhadap Diri Sendiri1.Berakhlak Terhadap Jasmani, seperti : menjaga kesehatan dan kebersihan, berbusana yang layak dan islami2. Berakhlak Terhadap Akal, seperti : menuntut ilmu, mempunyai keahlian, mengajarkan dan mengamalkan ilmu ke orang lain.3.Berakhlak Terhadap Jiwa, seperti : Beribadah, bertaubat dan menjauhkan diri dari segala perbuatan dosa, bermuraqabah (merasa diawasi oleh Alloh), Bermuhasabah, Mujahadah (berjuang besrsungguh sungguh melawan hawa nafsu)

AKHLAK BERPAKAIAN

1.Pengertian dan Pentingnya Akhlak Berpakaiana. Pengertian Akhlak Berpakaian

Dalam bahasa indonesia pakaian di artikan sebagai barang apa yang dipakai seseorang, baik berupa baju, kemeja, jaket, celana, rok, sarung, jubah kerudung, gamis, surban dan sebagainya

Sedangkan dalam agama Islam, pakaian berasal dari bahasa Arab yaitu Libaasun-Tsiyaabun.

Secara istilah pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang dalam berbagai ukuran bentuk dan modenya berupa (baju, celana, jaket, kerudung, jubah atau yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang bersifat khusus ataupun umum. Tujuan bersifat khusus artinya pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakaian.

26

Tujuan bersifat umum lebih berorientasi pada keperluan menutup ataupun melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik menurut kepatutan adat ataupun agama. Menurut kepatutan adat berarti mengenakan pakaian yang sesuai mode atau batasan ukuran yang berlaku dalam suatu wilayah hukum adat yang berlaku.

Sedangkan pakaian menurut ketentuan agama Islam lebih mengarah pada keperluan menutup aurat sesuai ketentuan hukum syariat dengan tujuan untuk beribadah dan mencari ridho Alloh.

Jadi akhlak berpakaian dalam Islam adalah cara atau etika dalam menggunakan pakaian secara harmonis, serasi, sesuai keadaan, kondisi dan syariat Islam, yang berfungsi sebagai penutup aurat dan perhiasan jasmani.

Dalam Al-Quran paling tidak tiga kali istilah untuk pakaian, yaitu: libas, tsiyab dan sarabil

a.Kata Libas ditemukan sebanyak 10 kali. Libas pada mulanya berarti penutup. Dalam QS. Al Araf ayat 26

Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasanmu. Tetapi pakaian takwa, itu yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. (al-A'raf : 2 6)

Ayat ini menjelaskan dua fungsi pakaian, yaitu penutup aurat dan perhiasan. Dengan demikian, jelas tujuan pertama diciptakannya pakaian adalah sebagai penutup aurat baru kemudian sebagai penghias. Sebagian ulama menyatakan bahwa ayat ini tidak hanya mempunyai dua fungsi pakaian tapi mempunyai tiga fungsi pakaian ,yaitu fungsi takwa.

Kata (libasut taqwa) dibaca oleh imam nafi ibnu amir, al-kisai dan abu jafar dengan nashab (dibaca libasa kedudukannya adalah sebagai objek ). Ini berarti sama dengan pakaian-pakaian lain yang diciptakan, pakaian ini tidak berbentuk abstrak, melainkan konkrit/nyata. Takwa yang dimaksud adalah pemeliharaan, yaitu pakaian yang digunakan untuk perisai pelindung dan menghindarkan si pemakainya dari segala bentuk bahaya bencana yang ditimbulkan oleh keduniawian.

Sebagian ada juga yang membaca libasu at-taqwa, tidak berkedudukan sebagai objek. namun salah satu makna yang dikandungnya adalah adanya pakaian bathin yang dapat menghindarkan seseorang dari bencana duniawi sekaligus ukhrawi.

Ini menunjukkan kata libas dalam al-quran adalah pakaian lahir bathin.

b.Kata Tsiyab digunakan untuk menunjukkan pakaian lahir. Kata ini terambil dari kata Tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Ungkapan yang menyatakan, bahwa awalnya adalah ide dan akhirnya adalah kenyataan , mempunyai arti bahwa kenyataaan harus dikembalikan kepada ide asal, karena kenyataan sebenarnya cerminan dari ide asal.

Apakah ide dasar tentang pakaian? ArRaghib Al-Isfahani seorang pakar bahasa AlQuran menyatakan bahwa pakaian dinamai Tsyiab atau Tsaub, karena Alloh menyediakan bahan-bahan sebagai dasar manusia membuat pakaian untuk dipakai manusia itu sendiri tiada lain berfungsi sebagai penutup aurat.

Dalam Al-Quran surat Al-'Araf (7): 20 menjelaskan peristiwa ketika Adam dan Hawa berada di surga:Setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan pada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu melarang kamu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (di surga).

Selanjutnya dijelaskan dalam ayat 22 bahwa: ...setelah mereka merasakan (buah) pohon (terlarang)itu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga...Terlihat jelas bahwa ide dasar yang terdapat dalam diri manusia adalah "tertutupnya aurat", namun karena godaan setan, aurat manusia terbuka. Dengan demikian, aurat yang ditutup dengan pakaian akan dikembalikan pada ide dasarnya. Wajarlah jika pakaian dinamai tsaub/tsiyab yang berarti "sesuatu yang mengembalikan aurat kepada ide dasarnya", yaitu tertutup.

Dan ayat di atas juga tampak bahwa ide "membuka aurat" adalah ide setan. Dengan demikian "tanda-tanda kehadiran setan adalah di tandai dengan adanya "keterbukaan aurat".

Oleh karena itu Tsiyab disebut sebagai pakaian lahir atau pakaian jasmani yang mempunyai fungsi sebagai penutup aurat.

Kata ketiga yang digunakan Al-Quran untuk menjelaskan perihal pakaian adalah sarabil.

Kamus-kamus bahasa mengartikan kata ini sebagai pakaian, apa pun jenis bahannya. Hanya dua ayat yang menggunakan kata tersebut. 1) Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari sengatan panas, dingin, dari berbagai cuaca dan bahaya dalam peperangan. Terdapat dalam QS. An- Nahl ayat 81 2) Dalam QS. Ibrahim ayat 50,tentang siksa yang akan dialami oleh orang- orang berdosa kelak dihari kemudian ; pakaian mereka dari pelangkin. Tentu saja siksaan tersebut untuk mereka yang tidak mengikuti nilai-nilai yang di amanatkan Alloh SWT.

Hakekatnya berpakaian dalam syariat Islam adalah: 1. Berfungsi sebagai penutup aurat 2. Berfungsi sebagai perhiasan3. Berfungsi sebagai pelindung badan dari rasa dingin dang sengatan panas

Mengenai bentuk atau model, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diberi kebasan untuk memakai pakaian dengan model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.

Walaupun demikian Allah memberikan batasan kebebasan itu dalam QS, Al-Araf ayat 26 : Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasanmu. Tetapi pakaian takwa, itu yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. (al-A'raf : 2 6)

Tuntunan Islam dalam berpakaian mengandung didikan moral yang tinggi, terutama masalah aurat sesuatu yang harus ditutup, Islam mempunyai ketetapan batasan aurat untuk laki-laki dan perempuan

b. Pentingnya Akhlak Berpakaian1)Penutup Aurata) Pengertian Aurat Menurut pengertian bahasa aurat adalah al-nuqshaan wa al-syai al mustaqabbih (kekurangan dan sesuatu yang mendatangkan celaan). Dimana secara bahasa berasal dari kata (araa). Diantara bentuk pecahan katanya menjadi bentukan baru dan makna baru pula adalah ( menjadikan buta sebelah mata), ( menyimpangkan, membelokkan dan memalingkan), (tampak lahir atau auratnya) (cela atau aib), ( yang lemah, penakut) (kata-kata dan perbuatan buruk, keji, dan kotor).

Jadi ( adalah segala perkara kalau dibuka bisa menimbulkan aib dan dirasa malu. Disebut aurat, karena tercela bila terlihat (ditampak).

Dalam Syarah Sunan Ibnu Majah juz 1/276 , disebutkan bahwa aurat adalah kullu maa yastahyii minhi wa yasuuu ushahibahu in yura minhu (setiap yang menyebabkan malu, dan membawa aib bagi pemiliknya jika terlihat maka itulah aurat)

Sedangkan dalam Istilah Fiqih aurat diartikan sebagai bagian tubuh seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan.

Di dalam Al-Quran terdapat tiga ayat yang mengandungiperkataan aurat dan perintah untuk menutup aurat.a. Qur'an Surah Al-Nur: 31 (perintah menutup aurat)b. Qur'an Surah Al-Nur: 58c. Qur'an Surah Al-Ahzab ayat : 13, 33 dan 59

Dan Rosululloh juga bersabda:

.... Dan kaum yang berpakaian tetapi telanjang (karena pakaiannya tipis dan tembus pandang) menyimpang (dari kehormatannya) dan mengajak wanita lain untuk untuk berbuat seperti dirinya, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapati aromanya, padahal aromanya bisa didapat dari perjalanan sekian dan sekian... (HR, Muslim)

Pada hadist berikut, Rasulullloh mengatakan:

Tidak diterima shalat seorang perempuan yang sudah haidh (maksudnya sudah baligh) kecuali dengan memakai Khimar (kerudung yang menutup kepala) (HR. Hadist Shahih, diriwayatkan oleh imam Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka ketiga ayat dan kedua Hadist diatas menunjukkan wajibnya seorang muslim maupun muslimah untuk menutup auratnya, bahwasananya Rasululloh SAW mengancam para wanita membuka aurtanya dengan ancman neraka. Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, bahwa tidaklah syariat ini memerintahkan sesuatu kecuali disana ada maslahat dan tindakan melarang dari sesuatu kecuali karena disana ada mafsadat (bahaya).

Aurat Wanita Menurut Al-Quran Dan Hadist

Bulu Kening Menurut Imam Bukhari : Rasululloh melakanat perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta suapaya dicukur bulu keningnya (Riwayat Abu Dawud fi Fathul Bari)

Kaki (tumit kaki)Dan janganlah mereka (perempuan) menghentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahuai perhiasan yang mereka sembunyikan. (Qs. An-Nur ayat 31)

WewangianSiapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian meliwati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina (Riwayat Nasaii, Ibnu Khuzaimah dan Hibban)

4.Dada Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain Khimar hingga menutupi dada-dada mereka (Qs. An-Nur ayat 31)

GigiRasululloh melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya . ( Riwayat At-Thabrani) Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang menubah ciptaan Alloh. (HR. Bukhari dan Muslim)Muka dan TanganAsma binti Abu Bakar menemui Rasululloh dengan pakain yang tipis . Sabda Rasululloh: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja. (Riwayat Muslim dan Bukhari)

TanganSesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya. (Riwayat At-Tabharani)

MataDan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebgaian dari pandangannya. (QS. An-Nur ayat 31)

Sabda Nabi Muhammad SWA: Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama, pandangn seterusnya tidak dibenarkan. (Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Mulut (Suara)Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehinnga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (QS. Al-Ahzab ayat 32)

Sabda Nabi Muhammad SAW :Sesungguhnya akan ada umatku yang minum arak, yang mereka namakan dengan yang lain, yaitu: kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi perempuan, maka Alloh akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi.(Riwayat Ibnu Majah)

KemaluanDan katakanlah kepada permpuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. (QS. An-Nur ayat 31)40

Apabila seorang perempuan itu sholat yang lima waktu, puasa dibulan ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam surga dari pada pintu-pintu yang ia kehendakinya. (Riwayat Al Bazaar)

Tiada seorang permpuan pun yang membuka pakaiannya bukan dirumah suaminya, melainkan dia telah membinasakn tabir antaranya dengan Alloh. (riwayat Tirmidzi, abu daud dan Ibnu Majah)

11.PakaianBarangsiapa memakai pakaian yang berlebi-lebihan, maka Alloh akan memeberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti. (Riwayat Ahmaf, Abu Dawud, An nasaii dan Ibnu Majah)

Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakain tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium bau surga (Riwayat Bukhari dan Muslim)Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak permpuan mu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali. Lantaran itu mereka tidak diganggu. Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS,Al-Ahzab ayat59)

12. Rambut Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia yang tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya ( Riwayat Bukhari dan Muslim)

Para ulama yang mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat dan karenanya muka serta kedua telapak tangan juga wajib ditutup, diantaranya beralasan Firman Alloh Subhanahu Wa Taala dalam QS. Al-ahzab ayat 59 dan 53 yang artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka . Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab ayat 59)

Ayat di atas adalah ayat paling utama dan paling sering dikemukakan oleh pendukung wajibnya NIQAB (adanya penutup muka dan kedua telapak tangan). Mereka mengutip pendapat para mufassirin terhadap ayat ini bahwa Alloh mewajibkan para wanita untuk menjulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka termasuk kepala, muka, dan semuanya, kecuali satu mata untuk melihat. Riwayat ini dikutip dari pendapat Ibnu abbas, Ibnu Masud, Ubaidah As-Salmani dan lainnya, meskipun tidak ada kesepakatan diantara mereka tentang makna jilbab dan makna menjulurkan.b) Batasan AuratAurat Wanita1. Seluruh Tubuh Wanita Adalah Aurat43

... Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri - istri Nabi) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka (QS. Al-ahzab ayat 53)

Ayat ini turun ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menikahi Zainab binti Jahsy. Rasulullah lalu mengadakan walimah dan mengundang para sahabat untuk menghadirinya. Setelah hampir seluruh sahabat pulang, ada beberapa orang yang tetap saja diam tidak segera pulang. Padahal Rasulullah saat itu, sudah lelah dan sudah berharap agar para sahabat segera meninggalkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam saat itu ditemani oleh Zainab terus keluar masuk dengan maksud agar para sahabat memahami dan segera pulang. Tidaklama kemudian, turunlah ayat ni yang memerintahkan agar Rasulullah memberikan tabir (hijab, penghalang) antara para sahabat dengan isterinya itu dengan maksud agar para sahabat tidak dapat melihat isterinya, Zainab binti Jahsy.

Mereka berpendapat ayat ini merupakan dalil bahwa wanita harus menutup tubuhnya termasuk muka dan kedua telapak tangannnya. Kalau seandainya muka dan kedua telapak tangan boleh dibuka dan tidak ditutup, tentu Alloh tidak akan memerintahkan Rasululloh untuk memasang hijab. Meski ayat ini ditujukan kepada istri Nabi, namun pendapat mereka merupakan kewajiban juga bagi wanita mukminah, karena para istri nabi itu adalah teladan dan conntoh yang harus diikuti. Sedangkan pada QS. Al-Ahzab ayat 53, Alloh berfirman, artinya:44

Memang terdapat sebagian pendapat yang menyatakan bahwa menutup wajah adalah wajib (dengan membiarkan hanya mata yang kelihatan). Maka, terdapat sebagian wanita yang mempraktikannya dengan mneggunakan Niqab (kain penutup yang menutup wajah dari hidung atau dari bawah lekuk mata dan ke bawah) atau purdah. Namun menurut Syaikh al-Albani rahimahullah, menutup wajah dan kedua tapak tangan itu hukumnya adalah sunnah dan mustahab saja (tidak sampai kepada hukum wajib). (al-Albani Jilbab al-Maratil Muslimah fii Kitabi wa as-Sunnah 1412H m/s 12)

Perlu kita fahami walaupun perbuatan menutup wajah dan tapak tangan bukanlah suatu perkara yang diwajibkan bagi wanita, namun perbuatan tersebut ada dasarnya dari Sunnah, dan ini juga dipraktikkan oleh para wanita di Zaman Nabi, sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Nabi Shallallahualaihi wa Salam sendiri: Janganlah wanita yang ber-ihram itu mengenakan penutup wajah/muka atau pun penutup/kaos (sarung) tangan. (Hadist Riwayat al-Bukhori, 4/42 dari ibnu umar)

Dari hadis ini menunjukkan bahawa apabila di luar waktu berihram, mereka akan menggunakan penutup wajah dan tangan. Oleh sebab itulah Nabi mengarahkan apabila mereka di dalam ihram supaya tidak berbuat demikian (menutup wajah dan tangan)

Terdapat banyak hadist yang menunjukkan bahwa para istri Nabi SAW memakai niqab (menutup wajah-wajah mereka). Perbuatan menutup wajah juga tsabit dari banyak atsar-atsar/ tabiin yang sahih. Berikut beberapa riwayatnya:

1.Dari Ashim al-ahwal, dia berkata:Kami pernah mengunjungi Hafshah bin Sirin (seorang tabiiyah) yang ketika itu dia menggunakan jilbabnya untuk menutup wajahnya. Lalu, aku katakan kepadanya, Semoga Allah memberi rahmat kepadamu. Allah berfirman: Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak memiliki keinginan untuk berkawin (lagi), bagi mereka tiada dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. (QS.An-Nur:60) (atsar Riwayat ole Al-Baihaqi, 7/93)

Berkenaan ayat 60 dari surah an-Nuur tersebut, Syaikh Abdurrahman as-Sadi berkata di dalam tafsirnya, jil. 5, m/s. 445, katanya: Yaitu pakaian yang jelas tampak, seperti khimar (penutup kepala) dan sejenisnya yang sebelumnya telah Alloh wajibkan untuk dipakai oleh wanita sebagaimana di dalam ayat ... Dan hendaklah mereka melabuhkan khimar mereka sehingga ke dadanya.

2.Dari Anas bin Malik (dalam perang Khaibar)...Akhirnya para sahabat pun mengetahui bahawa Nabi Shallallahu alaihi wa Salam menjadikannya (Shafiyah) sebagai isteri. Ini adalah kerana beliau Shallallahu alaihi wa Salam memakaikan khimar kepadanya dan membawanya duduk di belakangnya (di atas unta). Dan beliau pun menutupkan selendang (pakaian) beliau Shallallahu alaihi wa Salam pada punggung dan wajahnya...(Lihat Hadist Riwayat al-Bukhari, 7/387, 9/105, Muslim, 4/146-147, Ahmad, 3/123, 246, 264 )

3. Dari Aisyah (dalam peristiwa peperangan Bani Mustaliq), dikatakan:Dalam hadist yang diriwayatkan dari Aisyah RA oleh Imam Bukhari dengan sanadnya dari Ibnu Syuihaib az-Zuhri, dan Urwah bin Waqqash, Said bin AlMusaiyib, Alqamah bin Waqqash, Ubaidullah bin Abduliah bin Utbah bin Masud tentang peristiwa tersebut dikatakan, setelah selesai peperangan itu, semua rombongan kaum muslimin bermaksud kembali ke Madinah. Saat itulah, Siti aisyah menyadari bahwa kalungnya yang terbuat dari merjan Azhfar (lihat An=Ni hayah fi Gharib al-Hadist karya Ibnu Katsir 1/269), telah putus (hilang). Maka Siti Aisyah yang biasanya ditandu, segera kembali ke tendanya untuk mencari kalung tersebut. Sekian lama mencari kalung tersebut, sementara orang-orang yang membawa Siti Aisyah tak menyadari bahwa tuannya tidak berada didalamnya, karena itulah Siti Aisyah tertinggal dari rombongan.

Maka Siti Aisyah hanya bisa pasrah. Beliau berharap ada rombongan kaum muslimin yang kembali. Terlalu lama menunggu, Siti aisyah akhirnya merasa kantuk hingga akhirnya tertidur.Tanpa diduga, disaat itu munculah salah seorang anggota rombongan yang bernama Shafwan bin Muathal as-Sulaimi adz-Dzakwani. Shafwan bertugas sebagi pasukan yang paling belakang. Melihat ada orang yang tertinggal, Shafwan segera menjenguknya, namun setelah mengetahui yang tertinggal itu adalah Ummul Mukminin, Siti Aisyah RA, Shafwan pun berteriak ber-istirja (mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rojiin). Mendengar terikan tersebut Siti Aisyah terjaga dari tidurnya dan cepat-cepat menutup wajahnya dengan jilbab...

(rujuk di dalam Tafsir Ibnu Katsir di bawah penafsiran Surah an-Nuur, 24: 11. Sirah Ibnu Hisyam, 3/309. Hadis Riwayat al-Bukhari, 8/194-197. Muslim, 8/133-118)

2.Seluruh Tubuh Wanita Adalah Aurat kecuali Muka dan Kedua Tapak TanganFirman Alloh SWT dalam QS. An-Nur ayat 31

... Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasaI terlihat

Yang dimaksud dengan (janganlah menampakkan perhiasanya) adalah Janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang dikenakan perhiasan. (lihat Abu Bakar Al Jashshash, Ahkamul Quran Juz III hal.316) selanjutnya kalimah (kecuali yang biasa nampak darinya), ini bermaksud ada anggota tubuh yang boleh ditampakkan, yaitu wajah dan kedua telapak tangan demikian pendapat sebagian sahabat,seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan juga Siti Aisyah Ra.

Ibnu Jarir At Thobari (wafat 310 H) menjelaskan dalam kitab tafsirnya, Jami Al Bayan fi Tafsir Al Quran juz XVIII ms 84, mengenai apa yang dimaksud kcuali yang (biasa) nampak darinya (illa maa Zhahara minha), katanya, pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang dimaksud (dalam ayat diatas) adalah wajah dan dua telapak tangan.

Hadist Nabi yang menunjukkan bahwasananya seluruh tubuh wanita aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan, adalah ketika Aisyah meriwayatkan, bahwa saudaranya yaitu Asma binti abubakar, pernah masuk di rumah Nabi dengan berpakaian jarang hingga tampak kulitnya. Kemudian beliau berpaling dan mengatakan : Hai Asma! Sesungguhnya wanita itu apabila telah baligh (haid) maka tidak patut baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya. (Riwayat Abu Daud dalam Fiqh Islam Wa Adillatuh oleh Dr Wahbah Zuhaili Juz :1 Hal :738).

Dalil lain dari Aisyah, berkata:Kami para wanita mukminah biasanya menghadiri solat Subuh bersama Nabi Shallallahu alaihi wa Salam dengan mengenakan kain yang tidak berjahit. Kemudian para wanita tadi pulang ke rumahnya sebaik sahaja melaksanakan solat. Mereka tidak dapat dikenali disebabkan gelap. (Hadis Riwayat al-Bukhari & Muslim. Lihat juga Shahih Sunan Abi Daud, no. 449)

Dari hadis tersebut, para wanita tidak dapat dikenali di akibatkan oleh keadaan yang gelap. Sekiranya tidak gelap, sudah tentu mereka dapat dikenal pasti. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengenakan penutup wajah yang mana mereka boleh dikenali.

50

Mengenai melihat ataupun menampakkan aurat yang boleh ditampakkan pada orang orang lain baik muhrimnya ataupun bukan muhrimnya yaitu wajah dan kedua telapak tangan, hukumnya boleh selama ada alasan yang dibenarkan seperti berobat ataupun keadaan yang memang seharusnya untuk diperlihatkan, sebgaimana yang terdapat dalam firman Alloh QS, An-Nur ayat 30-31.

sedangkan di dalam QS. An-Nur ayat 30nya Alloh memberikan aturan baik bagi yang memandang ataupun yang dipandangnya, diperintahkan kepada kaum mukmin menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya dari perkara yang diharam/tanpa adanya suatu keperluan oleh syara, karena hal tersebut dapat menyebabkan perantara perbuatan tercela. Dan menundukan pandangan merupakan hal sebab keselamatan dari hal tersebut.

Mengenai melihat ataupun menampakkan aurat yang boleh ditampakkan pada orang orang lain baik muhrimnya ataupun bukan muhrimnya yaitu wajah dan kedua telapak tangan, hukumnya boleh selama ada alasan yang dibenarkan seperti berobat ataupun keadaan yang memang seharusnya untuk diperlihatkan, sebgaimana yang terdapat dalam firman Alloh QS, An-Nur ayat 30-31.

sedangkan di dalam QS. An-Nur ayat 30nya Alloh memberikan aturan baik bagi yang memandang ataupun yang dipandangnya, diperintahkan kepada kaum mukmin menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya dari perkara yang diharam/tanpa adanya suatu keperluan oleh syara, karena hal tersebut dapat menyebabkan perantara perbuatan tercela. Dan menundukan pandangan merupakan hal sebab keselamatan dari hal tersebut.

Dari pembahasan tersesebut maka aurat waniita terbagi pada enam keadaan yaitu :

Batasan Aurat Wanita didepan Suami

Alloh SWT memulai firman-Nya dalam QS. An-Nur ayat 31 tentang bolehnya wanita menampakkan perhiasannya salah satunya kepada suaminya, sebagaimana telah diketahui bahwa suami adalah mahram wanita yang terjadi akibat Mushaharah (ikatan pernikahaan). Dan suami boleh melihat anggota tubuh aurat istrinya. Al-Hafizh Imam Ibnu Kaysir ra. Berkata ketika menafsirkan QS.An-Nur ayat 31 Adapun suami, maka semua ini (bolehnya menampakkan perhiasan dan perintah menundukkan diperuntukkan baginya (yakni suami). Mak seorang istri boleh melakukan sesuatu untuk suaminya, yang tidak boleh dilakukannya terhadap orang lain. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir III/284)

Berikut Firman Alloh dalam QS. Al-Maaarij ayat 29-30

Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri yang mereka milii, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela (QS. AL-Maarij:29-30)

Ayat diatas menunjukkan bahwa seorang suami dihalalkan untuk melakukan sesuatu yang lebih sekedar memandangi perhiasan istrinya (lihat al-mabsuuth (X/148) dan al-Muhalla (X/33).

Batasan Aurat Wanita didepan Wanita lainnyaAurat seorang wanita yang wajib ditutup di depan kaum wanita lainnya, yaitu daerah antara pusar hingga lutut (Lihat al-Mughni (VI/562))

Ibnu Jauzi berkata dalam kitabnya Ah kaamun Nissa (hal.76) : Wanita-wanita jahil (yang tidak menegerti) pada umumnya tidak merasa sungkan untuk membuka auratnya / sebagainya, padahal dihadapannya ada ibunya, saudaranya perempuannya atau putrinya, dan ia (wanita itu) berkata mereka adalah kerabat (keluarga) maka hendakklah wanita itu mengetahui bahwa jika ia telah mencapai usia 7 tahun (Tamyiz), karena itu ibunya, saudari perempuannya ataupun putri saudarinya tidak boleh melihat auratnya

Nabi Muhammad SAW, bersabda:

Seorang lelaki tidak boleh melihat aurat lelaki lain, demikian juga wanita tidak boleh melihat aurat wanita yang lain. Tidak boleh dua orang lelaki berada (tidur) dalam satu selimut demikian juga dengan wanita dilarang berbuat demikian. [HR Muslim].

Dalam riwayat lain disebutkan:

Seorang laki-laki janganlah melihat aurat laki-laki lainnya. Begitu pula seorang wanita janganlah melihat aurat wanita lainnya. (H.R. Muslim no. 338), Abu Dawud no.3392 dan 4018, Tirmdzi no. 2793, Ahmad no.11207, dan Ibnu Majah no.661, dari Said Al-Khudury ra.

Makna uryah aurat pada hadist di atas adalah tidak memaki pakaian (telanjang) (lihat panduan nikah. Hal.100)

Adapun mengenai batasan aurat seorang wanita muslimah di depan wanita kafir, maka sebagian ulama berpendapat bahwa seorang wanita muslimah tidak boleh menampakkan perhiasanya kepada selain muslimah, karena lafazh

yang tercamtum dalam QS.An-Nur ayat 31 adalah dimaksudkan kepada wanita-wanita muslimah. Olekh karena itu, wanita-wanita dari kaum Kuffar tidak termasuk ke dalam

ayat tersebut, sehingga wanita muslimah tetap wajib untuk berhijab dari mereka. (lihat Tafsir Ibnu Katasik (III/289)). Tafsir al-Qurthubi no.4625, fat-hul Qaadir (IV/22) dan jilbab wanita muslimah (hal.118-119)

Pada awal ayat tersebut (QS. An-Nur ayat 31) Alloh Taaala memulai hijab dengan lafazh yang artinya , Dan katakannlah kepada wanita-wanita mukminah.... Maka lafazh selanjutnya, yaitu: lebih dekat maknanya kepada wanita-wanita dari kalangan kaunm muslimin. (lihat tafsir Ibnu Katsir III/284)

Akan tetapi sebagian lagi para ulama yang lain berpendapat aurat di hadapan perempuan yang kafir adalah seperti aurat bekerja yaitu seluruh badan kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua siku dan kedua telapak kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan perempuan yang tidak jelas pribadi atau wataknya atau perempuan yang rusak akhlaknya.

Batasan Aurat wanita di depan Para BudakDidalam ayat di atas disebutkan atau budak-budak yang mereka miliki..., dimana maksud ayat ini mencakup budak laki-laki dan wanita, (lihat al-Mabsuuth (X/157)), Syaikhhul Islam Ibnu Taimiyah ra. Mengatakan bahwa seorang budak boleh melihat majikan wanitanya (dalam hal ini maksudnya adalah bertatap muka) karena kebutuhan (lihat Majmuual-Fataawaa (XVI/141)) jadi seorang budak diperbolehkan melihat aurat majikan wanitanya sebatas yang biasa nampak, dan tidak lebih dari itu.

Batasan Aurat Wanita didepan orang yang tidak memiliki hasrat (syahwat) terhadap wanita. Iman Ibnu Katsir menafikkan lafazh maknanya adalah para pelayan dan pembantu yang tidak sepadan, sementara dalam akal mereka terdapat kelemahaan. (lihat. Tafsir ibnu Katsir (III/284)).

Maksudnya adalah orang-orang tersebut tidak memiliki hasrat, kelainan seksual (banci) atau menderita penyakit seksual (impoten/lemah syahwat) (lihat Ensiklopedia Fiqh wanita (II/165)). Jika melihat realita zaman sekarang ini, orang-orang tersebut mungkin tidak akan berhasrat, namun mereka memiliki kecenderungan untuk menceritakan keadaan kaum wanita kepada lain yang memiliki keinginan kepada wanita, sehingga dikhawatirkan akan timbul fitnah secara tidak langsung, oleh karena itu hendaklah para wanita tidak membuka aurat mereka, kecuali yang biasa nampak.

Batasan aurat wanita di depan anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanitaMaksud lafazh adalah anak yang masih keil dan tidak mengerti tantang keadaan kaum wanita dan aurat mereka. Anak yang belum memahami aurat, tidak menagpa bila dia masuk keruangan wanita. Adapun jika anak tersebut, dimana dia muali mengerti peberetas atau mendekatinya, dimana dia muali mengerti tentang semua itu, dan dapat memebedakan antara wanita yang cantik dan yang tidak cantik, maka dia tidak boleh lagi masuk ke dalam ruangan wanita. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir (III/281)

6.Aurat Wanita MerdekaAurat perempuan yang merdeka) dalam sholat adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga pergelangan tangannya. Oleh karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika sholat atau nampak batin telapak kaki ketika rukuk dan sujud, maka batallah sholatnya

Aurat perempuan merdeka di luar sholat Di hadapan laki-laki ajnabi atau bukan muhram, yaitu: seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua telapak tangan (lahir dan batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian menurut mahzab Syafei.