kelarutan senyawa organik perc ii
DESCRIPTION
tentang kelarutan senyawa suatu organik pada perc IITRANSCRIPT
SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan “Sifat-Sifat Kelarutan Senyawa Organik” adalah
1. Mempelajari Sifat-Sifat Kelarutan Senyawa Organik
2. Membandingkan Tingkat Kelarutan Suatu Senyawa Terhadap Beberapa
Pelarut
B. DASAR TEORI
Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk
diperhatikan pada tahap preformulasi sebelum memformula bahan obat menjadi
sediaan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat,
antara lain: melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal kristal
(polimorfi) atau penambahan suatu bahan penolong, misalnya bahan
pengompleks, surfaktan dan kosolven (Sukmawati dan Erindyah, 2005).
Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang
penting dalam meramalkan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat
yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs) seringkali
menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan disolusi merupakan tahap
penentu (rate limiting step) pada proses absorpsi obat Berbagai metode untuk
meningkatkan kelarutan dan laju disolusi obat telah banyak dilaporkan seperti
pembuatan dispersi padat, pembentukan prodrug, kompleks inklusi obat dengan
pembawa dan modifikasi senyawa menjadi bentuk garam dan solvat (Zaini dkk.,
2011).
Kelarutan suatu zat berkhasiat yang kurang dari 1 mg/ml mempunyai
tingkat disolusi yang kecil karena kelarutan suatu obat dengan tingkat disolusi
obat tersebut sangat berkaitan. Salah satu cara yang diterapkan oleh industri
farmasi saat ini untuk meningkatkan kelarutan suatu obat yang bersifat lipofilik
atau hidrofobik adalah dengan membuat sediaan emulsi (Rahmawati, dkk., 2004).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah
suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya
senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan
sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang
tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang
merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea
dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan
senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Bahan organik merupakan unsur yang penting dalam tanah. Bahan organik
berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sifat fisik
berupa pembentukan agregat tanah dan sifat kimia berupa penyedia hara mikro.
Sifat biologi berupa sumber energi dan makanan mikroorganisme. Bahan organik
sangat berva-riasi tergantung pada bahan dasar pembentuknya. Bahan organik
dapat berasal dari sisa tanaman, sisa hewan, ataupun sisa industri (Hatta, 2011).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu ;
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Gelas kimia
d) Gegep
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu ;
a) Metanol
b) Etanol
c) Air / aquades
d) Minyak tanah
e) Minyak goreng
f) Pertamax
g) Solar
h) Bensin
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji kelarutan dalam bensin
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan solar
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
bensin, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
2. Uji kelarutan dalam solar
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
Bensin
Solar
3. Uji kelarutan dalam pertamax
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
4. Uji kelarutan dalam minyak tanah
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
Pertamax
Minyak Tanah
5. Uji kelarutan dalam minyak goreng
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
6. Uji kelarutan dalam metanol
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
Minyak Goreng
Metanol
7. Uji kelarutan dalam etanol
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
8. Uji kelarutan dalam air
- Dipipet
- Dimasukkan ke dalam tabung
- Ditambahkan bensin
- Diamati kelarutannya
- Diulangi prosedur di atas untuk penambahan
solar, pertamax, minyak tanah, minyak
goreng, etanol, metanol, dan air
Hasil Pengamatan . . . ?
Etanol
Air
E. HASIL PENGAMATAN
Bahan
Yang
diuji
PELARUT
Bensin Solar PertamaxMinyak
Tanah
Minyak
GorengMetanol Etanol Air
Air x x X x x √ √ √
Etanol √ x X √ x √ √ √
Metanol x x X x x √ √ √
Bensin √ √ √ √ x x x x
Minyak
goreng√ √ √ √ √ x x x
Minyak
tanahx √ X x √ x x x
Pertamax √ √ √ √ x x x x
Solar √ √ √ √ x x x x
F. PEMBAHASAN
Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk
diperhatikan pada tahap preformulasi sebelum memformula bahan obat menjadi
sediaan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat,
antara lain: melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal kristal
(polimorfi) atau penambahan suatu bahan penolong, misalnya bahan
pengompleks, surfaktan dan kosolven. Kelarutan merupakan salah satu sifat
fisikokimia senyawa obat yang penting dalam meramalkan derajat absorpsi obat
dalam saluran cerna. Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly
soluble drugs) seringkali menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan
disolusi merupakan tahap penentu (rate limiting step) pada proses absorpsi obat.
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah
suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya
senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan
sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang
tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang
merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea
dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan
senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Senyawa organik merupakan
senyawa yang mengandung unsur karbon, selain itu juga terdapat unsur hidrogen
(H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S) dan pospor (P). Senyawa organik dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi atau hasil isolasi bahan-bahan alam. Senyawa
organik banyak terkandung didalam jasad hidup, dan sangat lama dipercayai
bahwa senyawa organik tidak bisa disintesis di laboratorium. Kini pernyataan
tersebut tidak benar, setelah wohler berhasil mensintesis senyawa organik
amonium sianat membentuk urea.
Larutan-larutan yang merupakan senyawa polar pada percobaan ini adalah
air, etanol, dan methanol. Sedangkan, senyawa – senyawa yang termasuk senyawa
non polar adalah bensin, minyak tanah, minyak goreng, pertamax, dan solar.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, larutan air dapat larut dalam etanol
dan metanol karena air dapat bereaksi antara senyawa polar dengan senyawa
polar. begitu juga sebaliknya antara larutan etanol dengan air dan metanol, dan
antara larutan metanol dengan air dan etanol. Larutan air tidak dapat larut dalam
bensin, minyak tanah, minyak goreng, pertamax, dan solar karena air tidak dapat
bereaksi antar senyawa non polar. Disebabkan karena air merupakan senyawa
polar. Hal itu juga berlaku pada metanol dan etanol yang merupakan senyawa
polar. Larutan bensin yang merupakan senyawa non polar dapat larut pada larutan
minyak tanah, minyak goreng, pertamax, dan solar karena mereka termasuk
senyawa non polar.
Pada percobaan yang kami lakukan, ada beberapa larutan yang tidak dapat
larut antara senyawa non polar dengan non polar seperti pada solar dengan
minyak goreng, minyak tanah dengan minyak tanah, pertamax dan bensin, dan
pertamax dengan minyak goreng. Ada juga beberapa larutan yang dapat larut
antara senyawa polar dengan non polar seperti pada etanol dan minyak tanah. Hal-
hal tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya ketelitian yang dilakukan
sehingga terjadi kesalahan dalam mencampur larutan antara senyawa polar dan
non polar tersebut.
G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam percobaan ini adalah :
1. Prinsip kelarutan senyawa organik berdasarkan prinsip like disolve like yaitu senyawa
polar hanya dapat larut dalam senyawa polar dan senyawa non polar hanya dapat larut
dalam senyawa non polar juga.
2. Senyawa metanol dan etanol adalah senyawa polar yang merupakan senyawa
hidrokarbon berantai rendah dan memiliki keasaman yang tinggi sehingga dapat larut
dalam air. Sedangkan minyak tanah merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak dapat
larut dalam pelarut yang bersifat polar
DAFTAR PUSTAKA
Hatta, Muhammad., 2011, “Aplikasi Perlakuan Permukaan Tanah Dan Jenis Bahan Organik Terhadap Indeks Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit”, J. Floratek, Vol.6 : 18-27.
Nurdin, M. A., Supriyanti, F. M. S., dan Zackiyah, 2010, Penentuan Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif Dari Kulit Batang Artocarpus Heterophyllus, Jurnal Sains Dan Teknologi Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No.2
Rahmawati, N., Handayani, D., dan Mulyani, N.,2010 Skrining Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Dan Fraksi Beberapa Jenis Spon Laut Asal Pulau Mandeh Sumatera Barat, Jurnal STI Farmasi, Universitas Andalas, Padang.
Siswoyo, Riswiyanto., 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta
Sukmawati, dan Erindyah R.W., 2005, Peningkatan Kelarutan -1 Melalui Pembentukan Kompleks dengan Polivinilpirolidon, Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 6, No.2
Zaini, Erinal, Auzal Halim, Sundani N. Soewandhi, Dwi Setyawan, 2011, Peningkatan Laju Pelarutan Tripetoprim Melalui Ko-Kristalisasi Dengan Nikotinamida, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 5, No.4