kelarutan semu

15
KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY) A. TUJUAN Tujuan pada percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah. B. LANDASAN TEORI Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk diperhatikan pada tahap preformulasi sebelum memformula bahan obat menjadi sediaan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat, antara lain: melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal kristal (polimorfi) atau penambahan suatu bahan penolong, misalnya bahan pengompleks, surfaktan dan kosolven (Sukmawati et al., 2005). Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang penting dalam meramalkan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs) seringkali menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan

Upload: tyaical

Post on 24-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkk

TRANSCRIPT

Page 1: Kelarutan Semu

KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY)

A. TUJUAN

Tujuan pada percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pH

larutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah.

B. LANDASAN TEORI

Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia yang penting untuk

diperhatikan pada tahap preformulasi sebelum memformula bahan obat menjadi

sediaan. Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat,

antara lain: melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal kristal

(polimorfi) atau penambahan suatu bahan penolong, misalnya bahan

pengompleks, surfaktan dan kosolven (Sukmawati et al., 2005).

Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang

penting dalam meramalkan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat

yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs) seringkali

menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan disolusi merupakan tahap

penentu (rate limiting step) pada proses absorpsi obat (Zaini et al., 2011).

Absorpsi obat adalah gerakan suatu obat dari tempat pemberian masuk

dalam aliran darah. Untuk obat-obat tertentu harus mengalami transport aktif

untuk melewati membran biologik guna mencapai aliran darah (Staf Pengajar

Departemen Farmakologi Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2008). Kecepatan

absorpsi obat dipengaruhioleh berbagai hal, misalnya obat yang diberikan per oral

mempunyai aksi yang lebih lambat bila dibanding dengan pemberian melalui

Page 2: Kelarutan Semu

vena. Adanya makanan dalam lambung dapat menghambat absorpsi obat.

Absorpsi juga dipengaruhi oleh bentuk, konsentrasi dan dosis obat (Priharjo,

1995).

Salah satu bahan pengawet yang sering diugunkana dalam makanan aalam

asam benzoat (C6H5COOH). Pengawet ini sangat cocok digunkan untuk bahan

makanan yang berisfat asam seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat efektif

pada pH 2,5 - 4,0 untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri (Siaka, 2009).

Page 3: Kelarutan Semu

C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:

- Labu erlemenyer

- Pipet tetes

- Tabung reaksi

- Filler

- Pipet volume 10 ml

- Oven

- Timbangan

- Batang pengaduk

- Aluminium foil

2. BAHAN

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:

- Asam benzoat

- Aquades

- Kertas saring

- NaOH 0.1 N

- KH2PO4

Page 4: Kelarutan Semu

BufferpH 5.8

BufferpH 6.2

BufferpH 6.0

D. PROSEDUR KERJA

- Ditimbang 1.36 gr sebanyak 2 kali

- Dilarutkan masing-masing ke dalam

100 ml aquades

- Dipipet 50 ml dan dimasukkan ke

dalam 3 labu Erlenmeyer

- Ditambahkan larutan NaOH 0.1 N

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

masing-masing 10 mL

- Dimasukkan 0.2 gr asam benzoate

kedalam masing-masing tabung

reaksi

- Diaduk selama 5 menit

- Disaring dengan menggunakan

kertas saring

- Dikeringkan dengan oven

- Ditimbang

Hasil Pengamatan =..?

KH2PO4

Page 5: Kelarutan Semu

E. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel Hasil Pengamatan

pH

Berat kertas saring

Berat endapan

Berat asam

benzoat yang

larutAwal Endapan

5,8 1.11 1.21 0.10 0.10

6,0 1.11 1.26 0.15 0.05

6,2 1.10 1.26 0.16 0.04

2. Analisis Data

Untuk pH 5.8

[ So ]=grMrV

=

0.11220.01

=0.0081967

0.01=0.082

pH=pKa+log[S−So ]

[So ]

pH−pKa=log[S−So ]

[ So ]

[S−So ][So ]

=anti log( pH−pKa¿)¿

[ S−0.082 ][ 0.082 ]

=anti log(5.8−4.2)

[ S−0.082 ]0.082

=anti log1.6

S = 398.81 × 0.082 – 0.082

Page 6: Kelarutan Semu

S = 3.18

Page 7: Kelarutan Semu

Untuk pH 6,0

[ So ]=grMrV

=

0.051220.01

=4.1 ×10−4

0.01=0.041

pH=pKa+log[S−So ]

[So ]

pH−pKa=log[S−So ]

[ So ]

[S−So ][So ]

=anti log( pH−pKa¿)¿

[ S−0.041 ][ 0.041 ]

=anti log(6.0−4.2)

[ S−0.041 ]0.041

=anti log1.8

S = 63.09 × 0.041 – 0.041

S = 2.54

Untuk pH 6.2

[ So ]=grMrV

=

0.041220.01

=3.2× 10−4

0.01=0.0328

pH=pKa+log[S−So ]

[So ]

pH−pKa=log[S−So ]

[ So ]

[S−So ][So ]

=anti log( pH−pKa)

Page 8: Kelarutan Semu

[ S−0.0328 ][ 0.0328 ]

=anti log(6.2−4.2)

[ S−0.0328 ]0.0328

=anti log2

S = 100 × 0.0328 – 0.0328

S = 3.24

3. Grafik

5.75 5.8 5.85 5.9 5.95 6 6.05 6.1 6.15 6.2 6.250

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Kurva Hubungan pH dan Kelaru-tan

pH

Kel

arut

an (

S)

Page 9: Kelarutan Semu

F. PEMBAHASAN

Kelarutan merupakan kadar solute dari sejumlah solven pada temperatur

tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi antara solven dan solut telah terjadi

sehingga terbentuk dispersi yang homogen. Kelarutan semu adalah keadaan

dimana suatu zat yang terlarut seolah-olah telah terlarut seluruhnya tetapi

sebenarnya masih ada sebagian zat terlarut yang tidak larut. Kelarutan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pH, temperatur, bentuk dan ukuran

partikel zat, jenis pelarut, dan juga konstanta dielektrik pelarut.

Absorbsi obat adalah proses yang terjadi dari waktu obat masuk kedalam

tubuh hingga obat masuk kedalam aliran darah untuk disirkulasikan. Absorbsi

obat dapat dipengaruhi oleh kelarutan, pH, serta tempat absorbsi. Agar dapat

diabsorbsi, obat terlebih dulu larut didalam tempat absorbsi, sehingga kecepatan

larutnya obat sangat menentukan seberapa cepat diabsorbasinya obat tersebut.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pH terhadap kelarutan semu

pada bahan obat. Pada percobaan ini digunakan asam benzoat yang akan diukur

kelarutan semunya. Asam benzoat berbentuk padatan kristal berwarna putih yang

merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam benzoat

termasuk asam lemah yang digunakan sebagai pengawet makanan.

Untuk mengukur kelarutan semu asam benzoat digunakan larutan dapar

fosfat sebagai pelarutnya dengan pH masing-masing 5,6 , 6,0 , dan 6,2. Larutan

dapar fosfat digunakan karena dapat mempertahankan pH apabila ditambahkan

sedikit asam maupun sedikit basa sehingga dapat digunakan sebagai pelarut asam

benzoat yang tergolong asam lemah.

Page 10: Kelarutan Semu

Pada saat percobaan ketika asam benzoat dilarutkan didalam larutan dapar

fosfat dilakukan pengadukan yang bertujuan untuk mempercepat reaksi. Agar dpat

diukur beratnya, larutan tersebut kemudian disaring dari asam benzoat yang belum

larut menggunakan kertas saring yang terlebih dahulu ditimbang beratnya. Dari

hasil percobaan diperoleh kelarutan semu asam benzoat dengan pH larutan dapar

fosfat 5,8 adalah 3,18, pada pH 6,0 adalah 2,54, dan pada pH 6,2 kelarutan semu

asam benzoat adalah 3,24. Terlihat pada hasil pengamatan, grafik menunjukkan

data yang naik-turun. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan

bahwa perubahan pH berbanding lurus dengan kelarutan semu, artinya semakin

tinggi pH maka semakin tinggi kelarutan semunya.

Pada saat percobaan sebenarnya digunakan pula larutan dapar fosfat

dengan pH 6,4, tetapi setelah dilakukan penimbangan diperoleh nilai berat asam

bemzoat yang larut -0,04. Hal ini kemungkinan disebabkan pada pH yang tertentu

kelarutan asam benzoat cenderung meningkat sehingga terbentuk sedikit endapan,

tetapi pada pH lain kelarutan asam benzoat menurun. Selain itu, kemungkinan

disebabkan pengeringan yang dilakukan pada kertas saring tidak optimal.

Page 11: Kelarutan Semu

G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini bahwa pH

mempengaruhi kelarutan asam benzoat (asam lemah), di mana semakin tinggi

nilai pH, maka semakin tinggi pula nilai kelarutan asam benzoat (asam lemah

Page 12: Kelarutan Semu

DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, Robert, 1995, Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Siaka, I M., 2009, Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat Yang Beredar di Wilayah Kota Denpasar, Jurnal Kimia, Vol : 3 (2).

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2008, Kumpulan Kuliah Farmakologi edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sukmawati, Anita, Erindyah R.W., 2005, Peningkatan Kelarutan -1 Melalui Pembentukan Kompleks dengan Polivinilpirolidon, Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol : 6 (2).

Zaini, Erinal, Auzal Halim, Sundani N. Soewandhi, Dwi Setyawan, 2011, Peningkatan Laju Pelarutan Tripetoprim Melalui Ko-Kristalisasi Dengan Nikotinamida, Jurnal Farmasi Indonesia, Vol : 5 (4).