kdrt tugas makalah

19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.

Upload: asep-rahman

Post on 12-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tentang KDRT

TRANSCRIPT

Page 1: KDRT Tugas Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh

sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota

keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai

tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota

keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki

hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam

hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut

harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya

konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan

sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya. 

Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak

merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga

yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang

menakutkan. Hampir semua keluarga pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah

bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut.

Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila

masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan

pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian

emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian

Page 2: KDRT Tugas Makalah

konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan

kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama

menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain, apabila

konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga.

Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan

fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah

menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang, memaksa, mengancam atau

melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT) yang diartikan  setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,

yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,

dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,

atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

B.     RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah di atas adalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

2.      Apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

3.      Apakah faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

4.      Bagaimana cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

5.      Apakah perlindungan bagi korban KDRT?

6.      Apakah pengertian KDRT menurut UU?

Page 3: KDRT Tugas Makalah

C.    TUJUAN

Tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu

1.      Menjelaskan yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

2.      Menjelaskan apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga.

3.      Menjelaskan faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga.

4.      Menjelaskan cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

5.      Menjekaskan perlindungan bagi korban KDRT.

6.      Menjelaskan pengertian KDRT menurut UU.

Page 4: KDRT Tugas Makalah

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-undang No.23 Tahun

2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, memiliki arti setiap perbuatan

terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau

penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk

ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara

melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Masalah kekerasan dalam rumah tangga telah mendapatkan perlindungan hukum dalam

Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 yang antara lain menegaskan bahwa:

a.       Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebes dari segala bentuk 

kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945.

b.      Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan dalam rumah tangga merupakan

pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk

deskriminasi yang harus dihapus.

c.       Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah perempuan, hal itu harus

mendapatkan perlindungan dari Negara dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari

kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan

martabat kemanusiaan.

d.      Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d

perlu dibentuk Undang-undang tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

Page 5: KDRT Tugas Makalah

B.     Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap istri dalam  rumah

tangga dibedakan kedalam 4 (empat) macam :

a.       Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.

Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah menampar, memukul,

meludahi, menarik rambut (menjambak), menendang, menyudut dengan rokok,

memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti

bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.

b.      Kekerasan psikologis / emosional

Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,

hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau

penderitaan psikis berat pada seseorang.

Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-

komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir istri dari dunia luar,

mengancam atau ,menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.

c.       Kekerasan seksual

Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan batinnya, memaksa

melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan

pihak istri.

Kekerasan seksual berat, berupa:

Page 6: KDRT Tugas Makalah

1.    Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium

secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina

dan merasa dikendalikan.

2.    Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban tidak

menghendaki.

3.    Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau menyakitkan.

4.    Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau tujuan tertentu.

5.    Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi ketergantungan korban yang

seharusnya dilindungi.

6.    Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang menimbulkan

sakit, luka,atau cedera.

Kekerasan Seksual Ringan, berupa pelecehan seksual secara verbal seperti komentar verbal,

gurauan porno, siulan, ejekan dan julukan dan atau secara non verbal, seperti ekspresi wajah,

gerakan tubuh atau pun perbuatan lainnya

d.      Kekerasan ekonomi

Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan pengendalian lewat

sarana ekonomi berupa:

         Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran.

         Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.

         Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan atau

memanipulasi harta benda korban.

Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya sengaja yang menjadikan

korban tergantung atau tidak berdaya secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Page 7: KDRT Tugas Makalah

C.    Faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Strauss A. Murray mengidentifikasi hal dominasi pria dalam konteks struktur masyarakat dan

keluarga, yang memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (marital violence)

sebagai berikut:

a.       Pembelaan atas kekuasaan laki-laki

Laki-laki dianggap sebagai superioritas sumber daya dibandingkan dengan wanita, sehingga

mampu mengatur dan mengendalikan wanita.

b.      Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomi

Diskriminasi dan pembatasan kesempatan bagi wanita untuk bekerja mengakibatkan wanita

(istri) ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami kehilangan pekerjaan maka istri

mengalami tindakan kekerasan.

c.       Beban pengasuhan anak

Istri yang tidak bekerja, menjadikannya menanggung beban sebagai pengasuh anak.  Ketika

terjadi hal yang tidak diharapkan terhadap anak, maka suami akan menyalah-kan istri sehingga

tejadi kekerasan dalam rumah tangga.

d.      Wanita sebagai anak-anak

Konsep wanita sebagai hak milik bagi laki-laki menurut hukum, mengakibatkan kele-luasaan

laki-laki untuk mengatur dan mengendalikan segala hak dan kewajiban wanita.  Laki-laki merasa

punya hak untuk melakukan kekerasan sebagai seorang bapak melakukan kekerasan terhadap

anaknya agar menjadi tertib.

e.       Orientasi peradilan pidana pada laki-laki

Posisi wanita sebagai istri di dalam rumah tangga yang mengalami kekerasan oleh suaminya,

diterima sebagai pelanggaran hukum, sehingga penyelesaian kasusnya sering ditunda atau

Page 8: KDRT Tugas Makalah

ditutup.  Alasan yang lazim dikemukakan oleh penegak hukum yaitu adanya legitimasi hukum

bagi suami melakukan kekerasan sepanjang bertindak dalam konteks harmoni keluarga.

D.    Cara Penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Untuk menghindari terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga, diperlukan cara-cara

penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga, antara lain:

a.       Perlunya keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan berpegang teguh pada agamanya

sehingga Kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi dan dapat diatasi dengan baik dan penuh

kesabaran.

b.      Harus  tercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah keluarga, karena didalam agama itu

mengajarkan tentang kasih sayang terhadap ibu, bapak, saudara, dan orang lain. Sehingga antara

anggota keluarga dapat saling mengahargai setiap pendapat yang ada.

c.       Harus adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga

yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan

kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam

rumah tangga.

d.      Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya antar anggota keluarga.

Sehingga rumah tangga dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya,

maka mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang

timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-

lebihan.

e.       Seorang istri harus mampu mengkoordinir berapapun keuangan yang ada dalam keluarga,

sehingga seorang istri dapat mengatasi apabila terjadi pendapatan yang minim, sehingga

kekurangan ekonomi dalam keluarga dapat diatasi dengan baik.

Page 9: KDRT Tugas Makalah

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN

Page 10: KDRT Tugas Makalah

Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan belajar, seperti membaca

buku yang memang isi bukunya itu bercerita tentang bagaimana cara menerapkan sebuah

keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar

tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga

tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu

timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan istri bisa mengimbangi

kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat mempengaruhi keinginan kedua belah pihak

yang bertentangan. Seorang suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya

masing-masing.

Seperti halnya dalam berpacaran. Untuk mempertahankan sebuah hubungan, butuh rasa

saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya. Begitu juga halnya dalam rumah

tangga harus dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka

mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul

adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan.

Tidak sedikit seorang suami yang sifat seperti itu, terkadang suami juga melarang istrinya untuk

beraktivitas di luar rumah. Karena mungkin takut istrinya diambil orang atau yang lainnya. jika

sudah begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur dengan orang lain.

Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi.

Banyak contoh yang kita lihat dilingkungan kita, kejadian seperti itu. Sifat rasa cemburu bisa

menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.

Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus sama-sama

menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan. Tidak hanya satu pihak

Page 11: KDRT Tugas Makalah

yang bisa memicu konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun istri. Sebelum kita melihat

kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi

pada diri kita, sehingga menimbulkan perubahan sifat yang terjadi pada pasangan kita masing-

masing.

B.     SARAN

Demikian yang dapat kami jelaskan semonga bemanfaat bagi pembaca dan dalam

makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami senantiasa

menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, Semarang, Suryandaru utama.

Fakih, Mansour, 1998, Diskriminasi dan Beban Kerja Perempuan: Perspektif Gender,

Page 12: KDRT Tugas Makalah

Yogyakarta: CIDESINDO.

Otje Salman, Anton F. Susanto, Beberapa Asoek Sosiologi Hukum, Bandung, Alumni.

Undang-undang tentang Penghapusan KDRT No. 23 tahun 2004, Kenapa Laki-Laki

Melakukan Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)?

http://www.erwinmiradi.com/kenapa-laki-l... #erwinmiradi.com

Kekerasan pada Istri dalam rumah tangga

http://maureenlicious.wordpress.com 2015/08/18/kekerasan-pada-istri-dalam-rumah-tangga/

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Diajukan untuk memenuhi kuliah keperawatan keluarga

Page 13: KDRT Tugas Makalah

Disusun oleh kelompok 4

Ismail candra

Yuni Astutin

Rina

Teti

Asep Rahman M

PROGRAM STUDI S1 KEP. KELAS NON REG DUSTIRA

SEKOLAH TINGGI Kes DUDI LUHUR

2015