sap kdrt jadi.doc

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Penyakit Neurobehaviour II Sub Pokok Bahasan : KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) Sasaran : Masyarakat Waktu : 30 menit Hari / Tanggal : Sabtu,6 februari 2015 Tempat : Desa Songan Bangli Penyuluh : Mahasiswa STIKES Wira Medika I. LATAR BELAKANG Salah-satu bentuk dari kejahatan adalah kekerasan terhadap sesama manusia. kekerasan merupakan suatu konsep yang makna dan isinya sangat tergantung pada masyarakat sendiri. Selain faktor kekuatan, kekerasan juga muncul karena adanya kekuasaan yang diabsahkan secara hukum dalam pengertian yang luas. Kekerasan bisa terjadi dalam berbagai bidang, baik politik, ekonomi, sosial budaya dan pemikiran agama. Lebih jauh lagi kekerasan itu telah memasuki ruang lingkup yang paling kecil dan eksklusif yaitu keluarga. Di dalam keluarga, kekerasan terhadap perempuan bisa terjadi antara anggota keluarga. 1

Upload: mariadana-espada

Post on 15-Apr-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sap kdrt jadi.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Neurobehaviour II

Sub Pokok Bahasan : KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 30 menit

Hari / Tanggal : Sabtu,6 februari 2015

Tempat : Desa Songan Bangli

Penyuluh : Mahasiswa STIKES Wira Medika

I. LATAR BELAKANG

Salah-satu bentuk dari kejahatan adalah kekerasan terhadap sesama

manusia. kekerasan merupakan suatu konsep yang makna dan isinya

sangat tergantung pada masyarakat sendiri. Selain faktor kekuatan,

kekerasan juga muncul karena adanya kekuasaan yang diabsahkan secara

hukum dalam pengertian yang luas. Kekerasan bisa terjadi dalam berbagai

bidang, baik politik, ekonomi, sosial budaya dan pemikiran agama. Lebih

jauh lagi kekerasan itu telah memasuki ruang lingkup yang paling kecil

dan eksklusif yaitu keluarga. Di dalam keluarga, kekerasan terhadap

perempuan bisa terjadi antara anggota keluarga. Di tengah masyarakat

modern yang dibangun atas prinsip rasionalitas, demokrasi dan

humanisme yang secara teori dapat menekan tindak kekerasan namun

budaya kekerasan ini menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat

dipisahkan. Segala bentuk kejahatan terhadap martabat manusia dan

kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan

pelanggaran hak asasi manusia yang harus dihapuskan.

Biasanya yang menjadi korban dalam KDRT adalah kebanyakan

perempuan. Di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

1

Page 2: sap kdrt jadi.doc

banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia diantaranya adalah hak-hak

perempuan. Data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap

Perempuan (Komnas Perempuan), memperlihatkan bahwa pada sepanjang

tahun 2003 telah terjadi 5.934 kasus kekerasan terhadap perempuan.

Sebanyak 2.703 diantaranya adalah kasus KDRT, dengan korban

terbanyak adalah istri yaitu 2.025 kasus atau 75%.4 Bahkan dalam

pengamatan Kompas, kasus KDRT cenderung meningkat. 5 Seperti

halnya fenomena gunung es, kasus-kasus yang dilaporkan diyakini jauh

lebih sedikit daripada yang tersembunyi dan tidak terungkap.

Untuk itulah kami inggin melakukan penyuluhan mengenai prilaku

KDRT utuk dapat meminimalisir dan mencegah terjadinya prilaku

kekerasan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM( TUK)

Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit diharapkan mahasiswa

dapat memahami tentang prilaku kekerasan dalam rumah tangga(KDRT)

dan dapat meakukan sosialisasi pada masyarakat agar perilaku kekerasan

dalam rumah tangga tidak terjadi lagi di masyarakat.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mahasiswa

diharapkan:

1.      Mampu menjelaskan mengenai Pengertian dari KDRT

2.      Mampu menjelaskan mengenai Bentuk kekerasan dalam rumah

tangga

3.      Mampu menjelaskan mengenai Factor pemicu terjadinya kekerasan

dalam rumah tangga

4.      Mampu menjelaskan mengenai Dampak dari kekerasan dalam

rumah tangga

5.      Mampu menjelaskan mengelai upaya pemulihan kekerasan dalam

rumah tangga

2

Page 3: sap kdrt jadi.doc

IV. METODE

Ceramah, demontrasi dan tanya jawab

V. MEDIA

a. Leaflet

b. Leptop

c. LCD

VI. ISI MATERI

1. Pengertian dari KDRT

2. Bentuk kekerasan dalam rumah tangga

3. Siklus kekerasan

4. Factor pemicu terjadinya kekerasan

5. Dampak dari kekerasan

6. Upaya pemulihan dan preventif

VII. PROSES PELAKSANAAN

NO. KEGIATAN RESPON KELUARAGA WAKT

U

1. Pendahuluan

- Memberikan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjelaskan tujuan

- Menyebutkan materi yang akan

disajikan

- Kontrak waktu

- Membalas salam

- Memperhatikan

- Memberikan

respon

3 menit

2. Penyampaian materi

a. Menyampaikan dan menguraikan

tentang materi :

- Pengertian dari KDRT

- Bentuk kekerasan dalam rumah tangga

- Memperhatikan

penjelasan dan

demonstrasi

20

menit

3

Page 4: sap kdrt jadi.doc

- Siklus kekerasan

-Factor pemicu terjadinya kekerasan

- Dampak dari kekerasan

- Upaya pemulihan dan preventif

b. Memberikan kesempatan pada peserta

penyuluhan untuk bertanya

c. Menjawab pertanyaan peserta

penyuluhan yang berkaitan dengan

materi yang kurang jelas

dengan cermat

- Menanyakan hal

yang belum jelas

- Menyimak

jawaban penyaji

3. Penutup

a. Tanya jawab (evaluasi) :

- Menyimpulkan hasil materi

b. Mengakhiri serta menutup kegiatan

(salam)

- Menanyakanhal

yang belum jelas

serta menjawab

pertanyaan dari

penyaji untuk

mengetahui

apakah keluarga

sudah mengerti.

- Membalas salam

7 menit

4

Page 5: sap kdrt jadi.doc

VIII. SETTING TEMPAT

Setting / Tempat menyerupai huruf “U”

O 4 2 1 O 6

5 O 6

O O 7

3

O O O O 8

O O O O

Keterangan :

1. Papan tulis

2. Laptop

3. LCD

4. Penyaji

5. Moderator/ sekretaris

6. Fasilitator

7. Observer

8. audiens

IX. PENGORGANISASI

a. Penyaji : indah

b. Moderator : agus hari

c. Fasilitator : mariadana

d. Observer : parma

e. Anggota : - asih

- Ardi saputra

5

Page 6: sap kdrt jadi.doc

X. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a) Materi siap dua hari sebelum penyuluhan

b) Media : lcd, leaflet, dan Laptop siap 1 hari sebelum penyuluhan

c) Penyuluh melaksanakan tugasnya sesuai dengan pembagian tugas

2. Evaluasi Proses

a. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Suasana penyuluhan tertib

d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum

penyuluhan selesai

3. Evaluasi Hasil

Keluarga pasien serta pengunjung dapat :

a. Mampu menjelaskan pengertian dari KDRT

b. Mampu menjelaskan bentuk kekerasan dalam rumah tangga

c. Mampu menjelaskan siklus kekerasan

d. Mampu menjelaskan factor pemicu terjadinya kekerasan

e. Mampu menjelaskan dampak dari kekerasan

f. Mampu menjelaskan upaya pemulihan dan preventif

XI. REFERENSI

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen.2002. Buku Saku Keperawatan

Jiwa, Edisi 3 . Jakarta : EGC

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1.

Bandung : RSJP Bandung

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Isaacs, Ann. 2004. Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik. Edisi 3.

Jakarta : EGC

6

Page 7: sap kdrt jadi.doc

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

         Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri

sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk

mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan

Sundeen, 1995)

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis

(Berkowitz, 1993).

Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua

menjadi perilaku kekerasan scara verbal dan fisik (Keltner et al, 1995).

Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuk

kepada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang biasanya disebut

dengan perasaan marah (Berkowitz, 1993)

perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan

yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996)

Ekspresi marah yang segera karena sesuatu penyebab adalah wajar

dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi marah tidak

diperbolehkan. Oleh karena itu marah sering diekspresikan secara tidak

langsung.

Sedangkan menurut Depkes RI, Asuhan keperawatan pada pasien

dengan gangguan penyakit jiwa, Jilid III Edisi I, hlm 52 tahun 1996 : “Marah

adalah pengalaman emosi yang kuat dari individu dimana hasil/tujuan yang

harus dicapai terhambat”. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak

marah akan mempersulit sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.

Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada waktu

terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti

perasaan yang sebenarnya. Untuk itu perawat harus pula mengetahui tentang

respons kemarahan sesorang dan fungsi positif marah.

7

Page 8: sap kdrt jadi.doc

Konselor Pernikahan Jan Held LPC menjelaskan kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT) adalah sebuah perilaku manipulatif dan mengontrol

yang dilakukan pasangan. Perilaku kekerasan tersebut mencakup empat hal:

1. Kekerasan Fisik : Anda disebut mengalami kekerasan fisik jika

pasangan melakukan pemukulan, ditampar, menarik rambut,

mencekik atau melakukan sentuhan (secara kasar) yang tidak

diinginkan.

2.   Kekerasan Seksual : Sentuhan secara seksual, hubungan seksual

yang tak diinginkan adalah bentuk dari kekerasan seksual.

3. Kekerasan Psikis : Anda diisolasi atau dijauhkan dari keluarga dan

teman-teman, setiap aktivitas dipantau pasangan, pasangan terlalu

posesif atau kerap disakiti dengan kata-kata kasar. Jika iya, artinya

Anda sudah mengalami kekerasan psikis.

4. Kecemburuan : Pasangan suka mengancam dan mengintimidasi,

pasangan kerap membuat Anda tersakiti dengan merendahkan atau

mengucapkan kata-kata kasar, pasangan kerap membuat Anda

merasa tidak bisa hidup sendiri, adalah bagian dari kecemburuan.

KDRT adalah pelakuan kasar dalam bentuk fisik dan nonfisik yang

dilakukan oleh seorang atau lebih anggota keluarga kepada anggota

lainnya.

B. Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Ada beberapa faktor yang sering dipandang sebagai pemicu KDRT, yaitu:

a. Pertengkaran masalah uang, suami mengetatkan uang

belanja, memberi uang belanja pas-pasan, sementara isteri

banyak kebutuhan lainnya.

b. Cemburu karena isteri bekerja dan memiliki kedududukan dan

penghasilan lebih tinggi daripada suaminya.

c. Problem/kelainan seksual seperti impotensi, hiperseks, frigid,

dan sadisme seksual.

d. Pengaruh miras, narkoba, perjudian, dan utang.

8

Page 9: sap kdrt jadi.doc

e. Pertengkaran tentang anak, ketidakserasian cara pandang

terhadap cara pendidikan anak

f. Suami di PHK atau menganggur,

g. Isteri ingin meningkatkan pendidikan atau sibuk dalam

organisasi/bisnis, sering bila isteri bekerja isteri mulai besar

kepala karena tidak merasa tegantung lagi pada suami secara

ekonomi.

h. Kehamilan yang tidak dikehendaki atau kemandulan,

i. Poligami dan perselingkuhan, dan lain-lain.

C. Siklus Kekerasan KDRT

Kerap kali para pelaku KDRT membuat pasangannya sulit melepaskan

diri dari mereka. Pelaku ini bisa melakukan berbagai cara misalnya dengan

menguasai atau tidak memberi uang, mencabut akses komunikasi dan

tranportasi. Para pelaku KDRT ini pun punya sikap yang naik turun.

Berikut tiga tahapan sikap mereka :

1. Tahap Membangun Emosi : pada saat ini biasanya pelaku akan

merasa tidak berdaya. Pelaku merasa pasangan yang menjadi

korban KDRT seharusnya menenangkan dan pelaku merasa

mereka memiliki beberapa cara untuk mengatasi stres.

2. Tahap Meledak : ketika stres sudah tidak bisa diatasi, pelaku akan

kehilangan kontrol diri, pelaku pun akan menyalahkan pasangan

atas kekerasan yang mereka lakukan.

3.   Tahap 'Bulan Madu' : di tahapan ini si pelaku akan insyaf

mendadak. Mereka akan minta maaf dan berjanji tidak akan

mengulangi perbuatannya. Pelaku juga akan memberikan

korbannya hadiah. Pelaku mengurangi KDRT-nya. Untuk

mengatasi perasaan bersalah, pelaku akan mengalihkan ke hal lain

dengan minum alkohol atau memukul orang/benda lain.

Ada pola yang khas bagaimana penganiayaan terjadi. Episode awal

pemukulan atau perilaku kekerasan biasanya diikuti oleh periode ketika

penganiaya mengungkapkan penyesalannya dan meminta maaf, dengan

9

Page 10: sap kdrt jadi.doc

berjanji bahwa hal tersebut tidak akan terulang. Ia dapat mengungkapkan

cinta kepada istrinya, bahkan dapat menunjukkan perilaku romantic,

dengan membelikan hadiah dan bunga. Periode penyesalan ini kadang-

kadang disebut periode bulan madu. Wanita biasanya ingin mempercayai

suaminya dan berharap bahwa kekerasan yang dialaminya adalah suatu

insiden tersendiri. Setelah periode bulan madu ini, terjadi fase munculnya

ketegangan yang diwarnai oleh pertengkaran, saling diam, atau suami lebih

banyak mengeluh. Ketegangan tersebut berakhir dengan episode kekerasan

lain, setelah itu suami penganiaya merasa menyesal dan berjanji untuk

berubah. Siklus ini terjadi berulang-ulang. Setiap waktu korban terus

berharap bahwa kali ini kekerasan akan berakhir.

Pada awalnya, periode bulan madu dapat berlangsung berminggu-

minggu atau bahkan berbulan-bulan, yang membuat wanita yakin bahwa

hubungan telah membaik dan perilaku suaminya telah berubah. Pada

waktu selanjutnya, episode kekerasan terjadi lebih sering, periode

penyesalan tidak ada sama sekali, dan tingkat kekerasan serta keparahan

cedera semakin berat. Pada akhirnya, perilaku kekerasan rutin terjadi,

beberapa kali seminggu atau bahkan setiap hari.

D. Faktor Pemicu terjadinya Kekerasan KDRT

a) Ada beberapa faktor yang sering dipandang sebagai pemicu KDRT,

yaitu:   Pertengkaran masalah uang, suami mengetatkan uang belanja,

memberi uang belanja pas-pasan, sementara isteri banyak kebutuhan

lainnya.

b) Cemburu karena isteri bekerja dan memiliki kedududukan dan

penghasilan lebih tinggi daripada suaminya.

c) Problem/kelainan seksual seperti impotensi, hiperseks, frigid, dan

sadisme seksual.

d) Pengaruh miras, narkoba, perjudian, dan utang.

e) Pertengkaran tentang anak, ketidakserasian cara pandang terhadap cara

pendidikan anak

10

Page 11: sap kdrt jadi.doc

f) Suami di PHK atau menganggur, Isteri ingin meningkatkan pendidikan

atau sibuk dalam organisasi/bisnis, sering bila isteri bekerja isteri mulai

besar kepala karena tidak merasa tegantung lagi pada suami secara

ekonomi.

g) Kehamilan yang tidak dikehendaki atau kemandulan,

h) Poligami dan perselingkuhan, dan lain-lain.

E. Dampak Daei KDRT

Beberapa dampak yang mungkin timbul akibat terjadinya KDRT adalah:

1. Dampak pada istri : perasaan rendah diri, malu dan pasif, gangguan

kesehatan mental seperti kecemasan yang berlebihan, susah makan

dan susah tidur, mengalami sakit serius, luka parah dan cacat

permanen, gangguan kesehatan seksual.

2. Dampak pada anak-anak : mengembangkan prilaku agresif dan

pendendam, mimpi buruk, ketakutan, dan gangguan kesehatan,

kekerasan menimbulkan luka, cacat mental dan cacat fisik.

3. Dampak pada suami : merasa rendah diri, pemalu, dan pesimis,

pendiam, cepat tersinggung, dan suka menyendiri.

4. Korban sebagai perwujudan dampak psikis dari kekerasan yang ia

alami. Ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan

untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat

dapat tampil dalam perilaku-perilaku berikut ini :

Kehilangan minat untuk merawat diri, yang tampil dalam

perilaku menolak atau enggan makan/minum, makan tidak

teratur, malas mandi atau berdandan, tampil berantakan seperti

rambut kusut, pakaian awut-awutan.

Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, yang

tampil dalam perilaku mengurung diri di kamar, tidak mau

berhubungan dengan orang lain, cenderung diam, dan enggan

bercakap-cakap.

Perilaku depresif, tampil dalam bentuk pandangan mata

kosong seperti menatap jauh ke depan, murung, banyak

11

Page 12: sap kdrt jadi.doc

melamun, mudah menangis, sulit tidur atau sebaliknya terlalu

banyak tidur, dan berpikir tentang kematian

Terganggunya aktivitas atau pekerjaan sehari-hari, seperti

sering menjatuhkan barang tanpa sengaja, kurang teliti dalam

bekerja yang ditunjukkan dengan banyaknya kesalahan yang

tidak perlu, sering datang terlambat atau tidak masuk bekerja,

tugas-tugas terlambat tidak sesuai tenggat waktu, tidak

menyediakan makanan untuk anak padahal sebelumnya hal-hal

ini dilakukannya secara rutin

Ketidakmampuan melihat kelebihan diri, tidak yakin dengan

kemampuan diri, dan kecenderungan membandingkan diri

dengan orang lain yang dianggapnya lebih baik. Contohnya

menganggap diri tidak memiliki kelebihan meski fakta yang

ada menunjukkan hal sebaliknya, atau sering bertanya apakah

yang ia lakukan sudah benar atau belum

Kehilangan keberanian untuk melakukan tindakan yang

ditunjukkan dengan tidak berani mengungkapkan pendapat

atau tidak berani mengingatkan pelaku jika bertindak salah

Stres pascatrauma, yang tampil dalam bentuk mudah terkejut,

selalu waspada; sangat takut bila melihat pelaku, orang yang

mirip pelaku, benda-benda atau situasi yang mengingatkan

akan kekerasan, gangguan kilas balik (flash back) seperti tiba-

tiba disergap bayangan kejadian yang telah dialami, mimpi-

mimpi buruk dan atau gangguan tidur

Kebingungan-kebingungan dan hilangnya orientasi, yang

tampil dalam bentuk merasa sangat bingung, tidak tahu hendak

melakukan apa atau harus bagaimana melakukannya, seperti

orang linglung, bengong, mudah lupa akan banyak hal, terlihat

tidak peduli pada keadaan sekitar, tidak konsentrasi bila diajak

berbicara

Menyakiti diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri

12

Page 13: sap kdrt jadi.doc

Perilaku berlebihan dan tidak lazim seperti tertawa sendiri,

bercakap-cakap sendiri, terus berbicara dan sulit dihentikan,

pembicaraan kacau; melantur, berteriak-teriak, terlihat kacau

tak mampu mengendalikan diri, berulang-ulang menyebut

nama tertentu, misalnya nama pelaku tanpa sadar

Perilaku agresif, seperti menjadi kasar atau mudah marah

terhadap anak/pekerja rumah tangga/staf atau rekan kerja,

membalas kekasaran pelaku seperti mengucapkan kata-kata

kasar, banyak mengeluhkan kekecewaan terhadap pelaku

Sakit tanpa ada penyebab medis (psikosomatis), seperti

infeksi lambung, gangguan pencernaan, sakit kepala, namun

dokter tidak menemukan penyebab medis, mudah merasa

lelah, seperti tidak bertenaga, dan pegal/sakit/ngilu, tubuh

sering gemetar

Khusus pada anak, dampak psikis muncul dalam bentuk:

a) Mundur kembali ke fase perkembangan sebelumnya

seperti kembali mengompol, tidak berani lagi tidur

sendiri, kembali ingin terus berdekatan dengan orang lain

yang dirasa memberi rasa aman, harus selalu ditemani

b) Gangguan perkembangan bahasa seperti keterlambatan

perkembangan bahasa, gangguan bicara seperti gagap.

c)    Depresi yang tampil dalam bentuk perilaku menolak ke

sekolah; prestasi menurun; tidak dapat mengerjakan tugas

sekolah atau pekerjaan rumah dengan baik yang ditandai

dengan banyaknya kesalahan, kurangnya perhatian pada

tugas atau pada penjelasan yang diberikan orang tua/guru,

dan berbagai keluhan fisik.

13

Page 14: sap kdrt jadi.doc

F. Upaya Pemulihan dan PrevetifBeberapa upaya/langkah pemulihan dan preventif terhadap kekerasan

terhadap perempuan dan KDRT adalah:

a) Dharma Wanita/BKOW atau LSM yang perduli pada

perempuan

Membuka HOTLINE sebagai wadah curhat dan

konsultasi para korban kekerasan.

Mengkoordinir suatu wadah atau asosiasi para korban

kekerasan. Wadah seperti ini mengadakan pertemuan

secara rutin untuk bertukar pikiran, berdiskusi, dan

sharing tentang berbagai masalah yangdihadapi dan

bagaimana jalan keluar yang baik dari masalah yang

dihadapi oleh perempuan.

b) Menjalin hubungan keluarga yang harmonis dan terbuka antara

suami-istri-anak dan keluarga lainya.

c) Menanamkan nilai-nilai agama

d) Perempuan harus berani dan tegas dalam menghadapi laki-laki

agar mereka merasa segan pada perempuan

e) Kendatipun suami dan isteri sama-sama sibuk, cobalah beri

perhatian pada anak-anak dan luangkan waktu untuk

berdiskusi dan bercanda dalam keluarga

f) Jangan menghadapi masalah dalam rumah tangga dengan

emosi, atau menaruh curiga yang berlebihan pada istri/suami.

g) Bila salah satu pasangan sedang marah/emosi, sebaiknya yang

lain menggunakan ilmu Silence is golden, baru kemudian

mendiskusikannya pada saat-saat yang memungkinkan.

14

Page 15: sap kdrt jadi.doc

15