katarak senilis imatur - irma

26
PRESENTASI KASUS IDENTITAS - Nama : Tn. D - Umur : 70 tahun - Jenis kelamin : Laki - laki - Alamat : Purbolinggo, Lampung Timur ANAMNESA (Autoanamnesa 25 Mei 2005 ) - Keluhan utama : Penglihatan kabur dan seperti melihat asap pada kedua mata sejak ± 6 bulan. - Keluhan tambahan: Tidak ada - Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan penglihatan yang kabur dan seperti melihat asap pada kedua matanya sejak ± 2 tahun yang lalu ( menurut pasien keluhan dirasakan secara bersamaan ). Keluhan tersebut dirasakan bertambah dimana penglihatan pada kedua matanya semakin tidak jelas dan buram sehingga mengganggu aktifitas sehari- hari terutama pada 6 bulan terakhir ini. Pasien belum pernah berobat untuk keluhan ini. Riwayat sakit kepala yang hilang timbul dan memakai kacamata untuk melihat jauh disangkal. 1

Upload: willy-tenjaya

Post on 20-Jul-2016

30 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

dffa

TRANSCRIPT

Page 1: Katarak Senilis Imatur - Irma

PRESENTASI KASUS

IDENTITAS

- Nama : Tn. D

- Umur : 70 tahun

- Jenis kelamin : Laki - laki

- Alamat : Purbolinggo, Lampung Timur

ANAMNESA (Autoanamnesa 25 Mei 2005 )

- Keluhan utama :

Penglihatan kabur dan seperti melihat asap pada kedua mata sejak ± 6 bulan.

- Keluhan tambahan:

Tidak ada

- Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang dengan keluhan penglihatan yang kabur dan seperti melihat asap

pada kedua matanya sejak ± 2 tahun yang lalu ( menurut pasien keluhan dirasakan

secara bersamaan ). Keluhan tersebut dirasakan bertambah dimana penglihatan

pada kedua matanya semakin tidak jelas dan buram sehingga mengganggu

aktifitas sehari-hari terutama pada 6 bulan terakhir ini. Pasien belum pernah

berobat untuk keluhan ini. Riwayat sakit kepala yang hilang timbul dan memakai

kacamata untuk melihat jauh disangkal.

ـ Riwayat penyakit dahulu:

Darah tinggi, kencing manis dan trauma pada kedua mata disangkal oleh pasien.

- Riwayat penyakit keluarga:

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini.

1

Page 2: Katarak Senilis Imatur - Irma

PEMERIKSAAN FISIK( 25-5-2005,pkl.08.00)

Status present

- Keadaan umum : Tampak sakit ringan

- Kesadaran : Compos mentis

- Tekanan darah : 130/70 mmHg

- Nadi : 78 x/menit

- Pernafasan : 22 x/menit

- Suhu : afebris

Status generalis

- Kepala

Bentuk : Simetris

Mata : Lihat status oftalmologis

Hidung : Tidak ada kelainan

Telinga : Tidak ada kelainan

Mulut : Tidak ada kelainan

- Toraks

Jantung : Dalam batas normal

Paru : Dalam batas normal

- Abdomen

Hepar : Tidak teraba

Lien : Tidak teraba

- Ekstremitas

Tidak ada kelainan

2

Page 3: Katarak Senilis Imatur - Irma

STATUS OFTALMOLOGIS

1/60 VISUS 3/60Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukanTidak dilakukan SKIASKOPI Tidak dilakukanTidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Kedudukan Normal BULBUS OCULI Kedudukan Normal Tidak ada kelainan SUPERSILIA Tidak ada kelainanTidak ada kelainan PARESE/PARALISE Tidak ada kelainanTidak ada kelainan PALPEBRA SUPERIOR Tidak ada kelainanTidak ada kelainan PALPEBRA INFERIOR Tidak ada kelainan

Tenang CONJUNGTIVAPALPEBRA

Tenang

Tenang CONJUNGTIVA FORNICES

Tenang

Tenang CONJUNGTIVA BULBI Tenang

Anikterik SCLERA AnikterikJernih, arcus senilis (+) CORNEA Jernih, arcus senilis (+)

Sedang CAMERA OCULIANTERIOR

Sedang

Gambaran kripti baik IRIS Gambaran kripti baikBulat,sentral,RC (+) PUPIL Bulat, sentral, RC(+)

Keruh, shadow test (+) LENSA Keruh. Shadow test (+ )

Tidak dilakukan FUNDUS REFLEKS Tidak dilakukanTidak dilakukan CORPUS VITREUM Tidak dilakukanNormal (palpasi) TENSIO OCULI Normal (palpasi)

Normal SISTEM CANALISLACRIMALIS

Normal

3

OCULUS DEKSTRA OCULUS SINISTRA

Page 4: Katarak Senilis Imatur - Irma

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Darah lengkap

Hb : 12,9 gr %

Masa perdarahan : 2 menit

Masa pembekuan : 10 menit

Urea : 31 mg/dl

Creatinin : 0,9 mg/dl

GDS : 113 mg/dl

- Konsul spesialis radiologi :

Hasil konsul :

Foto toraks :

Cardiomegali ringan ( CTR 53 % )

- Konsul spesialis jantung :

Hasil Konsul :

Klinis baik, tidak ada kelainan

- Konsul spesialis anestesi :

Hasil konsul :

Setuju untuk ECCE + IOL dengan anastesi local

RESUME

4

Page 5: Katarak Senilis Imatur - Irma

Pasien laki-laki 70 tahun , datang ke RSUAM dengan keluhan penglihatan yang kabur

dan seperti melihat asap pada kedua matanya sejak ± 2 tahun yang lalu. Keluhan

dirasakan semakin bertambah pada 6 bulan terakhir ini. Riwayat sakit kepala yang

hilang timbul, memakai kacamata untuk melihat jauh, trauma pada kedua mata,

kencing manis dan darah tinggi disangkal. Pada pemeriksaan status generalis dalam

batas normal. Status Oftalmologis VOD = 1/60, VOS = 3/60, lensa OD = keruh,

shadow test (+), lensa OS = keruh, shadow test (+)

PEMERIKSAAN ANJURAN

Funduscopy

Tonometri

Slit lamp

DIAGNOSIS BANDING

Katarak Senilis Immature ODS

DIAGNOSIS KERJA

Katarak Senilis Immature ODS

PENATALAKSANAAN

5

Page 6: Katarak Senilis Imatur - Irma

ـ Ekstraksi katarak ekstrakapsular ODS + pemasangan lensa intraocular dengan

anestesi local pada tanggal 25 Mei 2005.

ـ Medikamentosa

Amoksisilin 500 mg 2x 1

Asam Mefenamat 500 mg 2 x 1

Optixitrol ED 1gtt/2 jam ODS

- Anjuran-anjuran untuk pasien setelah post OP

Tidak boleh menundukkan kepala selama 1 bulan.

Kedua mata tidak boleh terkena air selama 1 bulan.

Tidur terlentang.

Kedua mata tidak boleh digosok-gosok

Tidak boleh mengangkat benda berat selama 1 bulan.

PROGNOSIS

- Quo ad vitam : ad bonam

- Quo ad fungsionam : ad bonam

- Quo ad sanationam : ad bonam

FOLLOW UP

6

Page 7: Katarak Senilis Imatur - Irma

Tanggal 25 Mei 2005

Subjektif Kedua penglihatan sangat kabur

Objektif KU : Baik, compos mentis

TD : 130/70 mmHg

RR : 22 x/menit

Status Oftalmologis

Visus

Bulbus okuli

Palpebra superior

Palpebra inferior

Konjungtiva palpebra

Konjungtiva forniks

Konjungtiva bulbi

Sklera

Kornea

COA

Iris

Pupil

Lensa

OD

1/60

Kedudukan normal

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tenang

Tenang

Tenang

Anikterik

Jernih, arcus senilis (+)

Sedang

Gambaran kripti baik

Bulat, central, RC (+)

Keruh,Shadow test(+)

OS

3/60

Kedudukan normal

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tenang

Tenang

Tenang

Anikterik

Jernih, arcus senilis (+)

Sedang

Gambaran kripti baik

Bulat, central, RC (+)

Keruh,Shadow test(+)

Tanggal 26 Mei 2005

Subjektif Penglihatan masih agak kabur

7

Page 8: Katarak Senilis Imatur - Irma

Objektif KU : Baik, compos mentis

TD : 130/70 mmHg

RR : 22 x/menit

Status Oftalmologis

Visus

Bulbus okuli

Palpebra superior

Palpebra inferior

Konjungtiva bulbi

Kornea

COA

Iris

Pupil

Lensa

Hecting

OD

1/60

Normal

Tenang

Tenang

Hiperemis

Jernih

Sedang, jernih

Gambaran kripti baik

Bulat, central, RC (+)

Pseudofakia

Baik

OS

2/60

Normal

Tenang

Tenang

Sedikit hiperemis

Jernih

Sedang, jernih

Gambaran kripti baik

Bulat,sentral,RC (+)

Pseudofakia

Baik

Terapi Cendoxitrol ED 1 tts/jam ODS

Asam Mefenamat 500 mg 2 x 1

Amoksisilin 500 mg 3 x 1

Tanggal 27 Mei 2005

Subjektif Penglihatan mulai jelas

Objektif KU : Baik, compos mentis

8

Page 9: Katarak Senilis Imatur - Irma

TD : 120/80 mmHg

RR : 20 x/menit

Status Oftalmologis

Visus

Bulbus okuli

Konjungtiva bulbi

Kornea

COA

Iris

Pupil

Lensa

Hecting

OD

3/60

Normal

Hiperemis berkurang

Jernih

Sedang, jernih

Gambaran kripti baik

Bulat, central, RC (+)

Pseudofakia

Baik

OS

3/60

Normal

Hiperemis ( - )

Jernih

Sedang, jernih

Gambaran kripti baik

Bulat, central, RC (+)

Pseudofakia

Baik

Terapi Cendoxitrol 1 tts/jam

Asam Mefenamat 500 mg 2 x 1

Amoksisilin 500 mg 3 x 1

Keterangan Penglihatan pasien membaik dan pasien diizinkan untuk

pulang. Kontrol 3 hari kemudian ke poli mata

LAPORAN OPERASI

Tanggal : 10 Maret 2005

Operator : Dr . Paulus Dwimahdi, SpM

9

Page 10: Katarak Senilis Imatur - Irma

1. Pasien dalam posisi tidur telentang pada meja operasi dalam posisi supine.

2. Dilakukan aseptik dan antiseptik dengan memakai betadine pada daerah mata

kiri.

3. Diberikan duk bolong dan duk steril pada mata kiri

4. Diberi anastesi subkonjungtiva dengan lidocaine 2 % 3cc & marcaine 0,5 % 2

cc.

5. Dilakukan message pada OS lalu dipasang speculo

6. Dibuat jahitan kendali pada musculus rectus superior dengan silk 4.0

7. Dibuat insisi pada limbus superior 120°, perdarahan dirawat dengan baik

8. Pada jam 12 limbus ditembus menuju COA

9. Dilakukan kapsulektomy anterior

10. Insisi limbus diperlebar pada tempat irisan

11. Limbus dibuka dengan gunting kornea

12. Nukleus lensa dikeluarkan dengan sendok lensa & hook musculus

13. Limbus dijahut dengan benang ethilon 10.0

14. dimasukkan Cairan Visco elastis dalam COA

15. Dimasukkan lensa buatan dengan kekuatan 20 D

16. Dilakukan irigasi masa lensa dengan alat simco

17. Limbus dijahit kembali dengan total 5 jahitan

18. Dimasukkan udara ke COA

19. Disuntikan Gentamycin 0,5 cc dan Dexametason 0,2cc pada konjungtiva

fornix,lalu diberikan Gentamycin salep,tutup dengan kasa steril.

20. Setelah itu dilakukan kembali pada mata kanan

21. Operasi selesai.

KATARAK SENILIS

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas 50

tahun. Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama atau berbeda.

10

Page 11: Katarak Senilis Imatur - Irma

Pada katarak senilis akan terjadi degenerasi lensa secara perlahan-lahan, tajam

penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur hingga tinggal proyeksi sinar saja.

Katarak senilis merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat

lensa akibat proses penuaan.

Penyebab katarak senilis hingga saat ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga

terjadi akibat :

Proses pada nukleus

Oleh karena serabut-serabut lensa yang terbentuk terlebih dahulu selalu

terdorong kearah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah akan

menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion calcium

dan sclerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada

keadaan ini lensa menjadi kurang hipermetrop.

Proses pada korteks

Timbul celah-celah diantara serabut serat lensa, yang berisi air dan

penimbunan ion Ca sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan

membengkak menjadi lebih miop.

Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya

mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Pada katark senilis sebaiknya singkirkan

penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti Diabetes mellitus yang dapat

menyebabkan katarak komplikata.

Katarak senilis secara klinik dibagi dalam 4 stadium :

Katarak insipiens

Pada stadium ini terlihat hal-hal berikut :

Mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior

(katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks.

Katarak subskapular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subskapular

posterior celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan

degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipiens.

Kekeruhan ini mulai menimbulkan poliopia, karena indeks refraksi yang tidak

sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk

waktu yang lama.

11

Page 12: Katarak Senilis Imatur - Irma

Katarak Immatur

Kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa, sehingga masih

ditemukan bagian-bagian yang jernih. Pada katarak immatur dapat

menyebabkan bertambahnya volume lensa akibat meningkatnya tekanan

osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa yang cembung akan

dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi Glaukoma sekunder.

Katark matur

Pada katark matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan

ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyuiluruh. Bila katarak immatur

atau katarak intumesens tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar

sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan

seluruh lensa yang bila lama akan menyebabkan kalsifikasi lensa. Bilik mata

depan akan berukuran kedalaman normal, tidak terdapat bayangan iris pada

lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.

Katarak Hipermatur

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut dapat menjadi keras atau

lembek atau mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa

sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Bila proses

katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang

berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan

bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam

kortekslensa karena lebih berat, stadium katarak ini disebut katarak morgagni.

Pada stadium ini juga terjadi degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa

atau korteks lensa yang cair keluar dan masuk kedalam bilik mata depan.

Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea

berupa uveitis. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik

mata sehingga menimbulkan Glaukoma fakolitik. Pada stadium hipermatur

akan terlihat lensa yang lebih kecil normal, yang akan mengakibatkan iris

tremulans dan bilik mata depan terbuka. Pada ujian bayangan iris terlihat

positif walaupun seluruh lensa telah keruh, sehingga pada stadium ini disebut

uji bayangan iris pseudopositif. Bayangan iris yang terbentuk pada kapsul

lensa anterior yang telah keruh dengan lensa yang mengecil

12

Page 13: Katarak Senilis Imatur - Irma

Perbedaan stadium katarak senilis

Insipiens Immatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Besar lensa Normal Lebih besar Normal Kecil

Cairan lensa Normal Bertambah

(air masuk)

Normal Berkurang

(air+massa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

(-) Glaukoma - Uveitis,

Glaukoma

Visus (+) < << <<<

Bayangan iris (-) (++) (-) (+/-)

Pengobatan Katarak Senilis

Tidak ada satupun obat yang dapat diberikan untuk katarak senilis kecuali tindakan

bedah. Tindakan bedah dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak senilis,

seperti: katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walaupun katarak belum

matur, katarak matur, dan katarak yang telah menimbulkan penyulit glaukoma.

Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun. Apabila

diindikasikan pembedahan, maka ekstraksi lensa akan memperbaiki ketajaman lensa.

13

Page 14: Katarak Senilis Imatur - Irma

Persiapan operasi katarak :

1. Tidak ada infeksi pada mata, seperti : Keratitis, konjungtivitis, blefaritis,

hordeolum dan kalazion.

2. Tekanan bola normal atau tidak ada glaukoma.

3. Keadaan umum harus baik.

4. Tidak batuk, terutama saat pembedahan.

5. Fungsi retina harus baik, yang diperiksa dengan tes proyeksi sinar, dimana

penderita dapat menentukan semua arah sinar yang menyinari.

Pemeriksaan sebelum operasi :

1. Gula darah.

2. Tekanan Darah.

3. Elektrokardiografi.

4. Riwayat alergi obat.

5. Pemeriksaan rutin medik lainnya dan bila perlu konsultasi untuk keadaan fisik

prabedah.

6. Tekanan bola mata.

7. Uji Anel.

8. Uji ultrasonografi scan A untuk mengukur panjang bola mata. Pada pasien

tertentu kadang-kadang terdapat perbedaan lensa yang harus ditanam pada

kedua mata. Dengan cara ini dapat ditentukan ukuran lensa yang akan ditanam

untuk mendapat kekuatan refraksi pascabedah.

9. Kelengkungan kornea dapat menentukan kekuatan lensa intraokuler yang akan

ditanam. Keratometri yaitu mengukur kelengkungan kornea dan bersama

pemeriksaan ultrasonografi dapat menentukan kekuatan lensa yang akan

ditanam.

Bedah katarak senilis dibedakan dalam bentuk ekstraksi lensa intrakapsular dan

ekstrakapsuler.

Ekstraksi Lensa Intrakapsuler (ICCE)

Mengeluarkan lensa secara bersama-sama dengan kapsul lensa. Penyulit pada saat

pembedahan yang dapat terjadi adalah :

14

Page 15: Katarak Senilis Imatur - Irma

1. Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama-

sama kapsulnya. Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsuler

tanpa rencana karena kapsul posterior akan tertinggal.

2. Prolaps badan kaca pada saat lensa dikeluarkan.

Ekstraksi lensa Ekstrakapsuler (ECCE)

Dilakukan dengan merobek kapsul anterior lensa dan mengeluarkan nucleus lensa

dan korteks. Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan pada katarak senile bila

tidak mungkin dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak

sinekhia posterior bekas suatu uveitis senhingga bila kapsul ditarik akan

mengakibatkan penarikan kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan.

Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan myopia tinggi untuk

mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar., dengan meninggalkan

kapsul-kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat ini ekstrakapsular lebih

dianjurkan pada katarak senilis untuk mencegah degenerasi macula pasca bedah.

Penyulit yang mungkin timbul pada waktu melakukan operasi katarak :

1. Perdarahan

2. prolaps iris

3. Prolaps badan siliar

Penyulit yang timbul setelah operasi adalah :

1. Pada hari pertama dapat timbul peradangan.

2. Udara yang dimasukkan untuk membentuk COA masuk kebelakang iris

sehingga COA menjadi dangkal.

3. Prolaps iris.

4. Ablasi retina apabila prolaps ini dibiarkan pada hari keempat sampai kelima

dapat menyebabkan COA dangkal.

5. Sesudah prolaps iris, bila dibiarkan pada hari keempat sampai kelima, dapat

menyebabkan COA dangkal, kemudian dapat timbul ablasi retina akibat badan

siliar kedepan.

Fakofragmentasi dan Fakoemulsifikasi

Dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang

menggunakan getaran ultrasonic untuk mengangkat nucleus dan korteks melalui

insisi limbus yang kecil sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi

15

Page 16: Katarak Senilis Imatur - Irma

Pada perjalanan katarak dapat terjadi punyulit. Yang tersering adalah glaukoma, yang

terjadi karena proses :

1. Fakotopik

2. Fakolitik

3. Fakotoksik

Penglihatan setelah pembedahan katarak

Bila lensa yang keruh telah dikeluarkan, maka diperlukan lensa pengganti untuk

memusatkan sinar kedalam mata. Jenis lensa pengganti dapat berupa lensa afakik atau

kacamata yang terletak didepan mata, lensa kontak, lensa intraokular.

Kacamata pascabedahKacamata ini sangat sederhana, aman dipergunakan dan tidak mahal. Memakai

kacamata ini memerlukan penyesuaian dahulu akibat dari sifat lensa yang

memperbesar bayangan 30%, penglihatan seakan-akan melihat dekat.

Kacamata ini sangat tebal dan berat, bahan plastik dapat dipergunakan untuk

mengurangi berat kacamata.

Lensa kontakLensa kontak dengan ukuran tertentu dapat digunakan sebagai pengganti lensa

mata untuk melihat jauh. Menggunakan lensa kontakdapat memberikan kesukaran,

seperti : penyimpanagan yang selamanya harus bersih, steril pemakaiannya,

menyimpan lensa harus dalam keadaan bersih.

Lensa ini sulit dipakai pada lansia, terutama lansia dengan tremor, parkinson

arthitis. Pada keadaan tertentu lensa ini tidak dapat dipergunakan seperti mata

sakit, merah, berair dan silau.

Lensa kontak lembut yang dapat dipakai lama selama 12 jam ataupun 2 – 4

minggu. Lensa kontak sebagai lensa pengganti dikeluarkan akan lebih bermanfaat

untuk penglihatan akan tetapi dalam pemasangannya akan sukar.

Lensa tanam intraokular Lensa jenis ini ditanam ke dalam mata. Pemasangan lensa ke dalam mata ini

memberikan beberapa keuntungan seperti :

Tidak perlu dibersihkan

Dilakukan satu kali pada saat pembedahan

16

Page 17: Katarak Senilis Imatur - Irma

Segera dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan karena lensa intraokular

menggantikan kedudukan lensa katarak yang dikeluarkan,

Pemasangan lensa intraokular tidak dianjurkan pada :

1. Anak yang terlalu kecil ( dibawah 3 tahun )

2. Uveitis menahun

3. Retinopati diabetik proliferatif berat

4. Glaukoma neovaskular

Perawatan Pasca Bedah

Segera setelah pembedahan, pasien akan diberi

Obat pengurang rasa sakit

Antibiotik

Pelindung untuk menutup mata

Selanjutnya diberi :

Obat tetes mata steroid, untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah

Obat tetes yang mengandung antibiotik

Mata akan ditutup selama paling lambat 1 minggu. Untuk mendapatkan kaca mata

pasca bedah sebaiknya menunggu 8 minggu.

Terdapat beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah pembedahan.

Yang boleh dilakukan :

Memakai dan meneteskan obat seperti dianjurkan

Memakai penutup seperti yang dinasehatkan

Melakukan pekerjaan yang tidak berat

Yang tidak boleh dilakukan

Menggosok mata

Bungkuk terlalu dalam

Menggendong yang berat

Membaca yang berlebihan

Mengedan keras waktu buang air besar

Berbaring sisi mata yang baru dibedah

Terkena air

17

Page 18: Katarak Senilis Imatur - Irma

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Katarak dalam penuntun ilmu penyakit mata, Edisi ke-2, Cetakan

ulang 2003, Balai penerbit FKUI, Jakarta, 2003. hal 133 – 137

2. Ilyas S, Mailangkung, H.B.B Taim H, Saman R. Katarak dalam ilmu penyakit

mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran, Edisi ke-2, Cetakan

pertama. Penerbit CV Sagung Seto, Jakarta 2002. Hal 148 – 152

18

Page 19: Katarak Senilis Imatur - Irma

3. Nana Wijaya. Katarak dalam ilmu penyakit mata, Cetakan ke-6. Hal 192 –

211.

19