kata - yccp-indonesia.org · 1.cakupan kb dan permasalahannya ... (kontrak kinerja provinsi). ......

68

Upload: dinhnhi

Post on 03-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik
Page 2: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat sertakarunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan “Riset Operasional Advokasi KeluargaBerencana untuk Meningkatkan Metode Ragam Kontrasepsi di Provinsi Jawa Timur dan NusaTenggara Barat” yang dilaksanakan dari Bulan April hingga Mei 2013.Laporan ini berisi hasil studi kualitatif di Kabupaten Lombok Timur yang merupakan satu darienam laporan studi kualitatif di tingkat kabupaten. Enam laporan tersebut berisi informasiterkait Keluarga Berencana di 3 kabupaten di Provinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Kediri,Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Tuban; serta 3 kabupaten di Provinsi Nusa TenggaraBarat yakni Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa.Pengumpulan data dilaksanakan dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.Secara garis besar, informasi yang dikumpulkan adalah cakupan program Keluarga Berencanadan permasalahannya, manajemen program Keluarga Berencana, pendapat masyarakatterhadap Keluarga Berencana, serta pembelajaran yang diperoleh dari desa Metode KontrasepsiJangka Panjang tinggi dan rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasarinformasi upaya advokasi dan intervensi untuk meningkatkan ragam kontrasepsi di lokasipenelitian.Berlangsungnya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Olehkarena itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada yangterhormat:1. Susan Krenn, Direktur Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health Centerfor Communication Programs2. Duff Gillespie dari Bill & Melinda Gates Institute for Population and Reproductive Health3. J. Douglas Strorey, Sarah V. Harland, Priya Emmart dan Jennifer Kreslake dari JohnHopkins University Bloomberg School of Public Health Center for CommunicationPrograms4. Fitri Putjuk, Eugenita Garot dan Anggita Florenita dari John Hopkins UniversityBloomberg School of Public Health Center for Communication Programs Indonesia Office5. Mayun Pudja, Dini Haryati dan Christiana Tri Desintawati dari Cipta Cara PaduFoundation6. Sabarinah Prasetyo (Direktur) dan seluruh staff Pusat Penelitian Kesehatan UI7. Ruth Stella, Anwar Fachmy, Cahyowati, Halimatus Sa’diyah, Menik Aryani,Rosmilawati,dari Universitas Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat;sertaWindhuPurnomo, Irma Prasetyowati, Ni’mal Baroya, Annis Catur Adi, Riris Diana Rachmayanti,Nurul Fitriyah, dan Dini Ririn Andrias dari Universitas Airlangga di Provinsi Jawa Timur8. Serta semua informan yang bersedia berkontribusi dalam penelitian ini.Secara khusus, kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua peneliti yangterlibat, yakni Agus Dwi Setiawan, Christiana R. Titaley, Dadun, Dini Dachlia, Dwi Astuti YunitaSaputri, Ferdinand Siagian, Heru Suparno, dan Yudarini. Kami juga mengucapkan terima kasihkepada Donal Husni, Hafizah, Vetty Yulianty, dan Ade W. Prastyani yang telah membantu prosesakhir penyelesaian laporan ini.Kami berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk memajukan program keluarga berencanadi Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Jawa Timur.Depok, 31 Maret 2014Dr. dra. Rita Damayanti, MSPHPeneliti Utama

Page 3: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

ii

RINGKASAN EKSEKUTIFUNTUK KABUPATEN STUDI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1. Cakupan KB dan permasalahannyaSecara nasional Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan satu dari tujuh provinsi yangmendapatkan alat kontrasepsi 100% dari tingkat pusat. Hal ini dipicu oleh rendahnya angkaIndeks Pembangunan Masyarakat (IPM) NTB dimana provinsi menempati urutan ke 32 dari33 provinsi di Indonesia. Namun demikian, Provinsi NTB dapat menekan laju pertumbuhanpenduduknya dari 1,29 menjadi 1,17, sementara rata-rata laju pertumbuhan penduduksecara nasional berkisar pada angka 1,49.Komitmen pemerintah Provinsi NTB cukup tinggi untuk meningkatkan IPM dengan KBmenjadi salah satu prioritas utama. Arahan yang jelas dari pemimpin daerah untukmenjadikan KB menjadi salah satu investasi sumber daya manusia. Saat ini angkapenggunaan kontrasepsi aktif adalah 56%, sedikit di bawah angka nasional yaitu 57,9%.Persentase unmet need di Provinsi NTB lebih tinggi (14%) dibandingkan rata-rata nasional(11,4%) (SDKI 2012). Indikator-indikator ini tidak dicatat dan dilaporkan oleh DinasKesehatan.2. Non MKJP versus MKJPSeperti halnya provinsi lainnya, angka pengguna non-MKJP Provinsi NTB jauh lebih tinggi(86,1%) dibandingkan MKJP (13,9%). Walaupun demikian, cakupan MKJP cenderungmeningkat seiring berjalannya waktu. Pada umumnya, kontrasepsi suntik menjadikontrasepsi yang paling diminati di daerah dengan akses layanan kesehatan yang baik.Walaupun secara teknis kontrasepsi pil lebih mudah penggunaannya, lebih murah danpraktis, kontrasepsi jangka panjang seperti implan lebih diminati di daerah dengan aksesyang sulit ke layanan kesehatan. IUD lebih banyak diminati di daerah perkotaandibandingkan pedesaan. Perempuan di daerah pedesaan cenderung merasa khawatir suamiakan mengeluh mengenai IUD dan khawatir akseptor IUD akan mengalami kesulitan saatmelakukan pekerjaan berat. Walau jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang melakukansterilisasi masih kecil, penggunaannya diminati di daerah tertentu yang lebih permisifterhadap poligami.Rekomendasi: Mengintensifkan kegiatan KB masal dengan lebih mendorong masyarakat menggukan alatkontrasepsi MKJP dan membatasi alat konstrasepsi non-MKJP. Meningkatkan kualitas pemasangan MKJP melalui pelatihan dan praktek pemasangan alatkontrasepsi MKJP seperti IUD dan implan pada petugas pemberi pelayanan kesehatantermasuk BPS. Meningkatkan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta promosi MKJPmengenai keuntungan menggunakan MKJP melalui penyuluhan, sharing dan integrasikegiatan.

3. Kebijakan dan alokasi anggaranKomitmen provinsi NTB untuk meningkatkan IPM sangat kuat karena NTB saat inimenempati ranking 32 dari 33 provinsi yang ada. Oleh karena itu, program kesehatan danpendidikan menjadi sektor pembangunan yang diprioritaskan. Komitmen yang kuat daripusat dengan memberikan alat kontrasepsi untuk seluruh penduduk juga didukung olehkomitmen yang kuat dari daerah, dengan memberikan pelayanan KB gratis di Puskesmas.

Page 4: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

iii

Gubernur Provinsi NTB yang telah terpilih untuk kedua kalinya memiliki kewibawaan untukmemberikan arahan pada seluruh kabupaten terkait program yang meningkatkan IPMdengan membuat Nota Kesepakatan dan moto yang dibuat oleh provinsi. Beberapa jargonyang dikembangkan di tingkat provinsi seperti Generasi Emas, AKINO (angka kematian ibuNOL) membuat kabupaten harus bergerak ke arah yang sama. Dengan perkataan lain,desentralisasi hanya memiliki sedikit dampak terhadap variasi program di tingkat kabupatenterutama dalam konteks pembangunan manusia. Pendanaan untuk program-program iniditanggung baik oleh provinsi maupun kabupaten.4. Pengadaan dan distribusi alat kontrasepsiPengadaan alat kontrasepsi dilakukan di tingkat pusat untuk seluruh penduduk. Perhitunganalat kontrasepsi dilakukan berdasarkan perhitungan target, potensi tahun lalu, angka unmet

need, serta ketersediaan budget, yang kemudian menjadi KKP (Kontrak Kinerja Provinsi).Dinas Kesehatan mengeluh bahwa BKKBN kurang memperhatikan hal teknis dalampendistribusian alat kontrasepsi ke Puskesmas/klinik. Kontrasepsi juga tergolong kelompokobat, sehingga pendistribusian harus berada dalam pengawasan apoteker. Namun bilakegiatan pendistribusian didelegasikan kepada Dinas Kesehatan, maka kemungkinan dapatterjadi keterlambatan.Stok kebutuhan alat kontrasepsi tidak boleh kurang dari dua sampai tiga bulan ke depan.Sejauh ini tidak ada masalah supply yang terjadi. Hanya pendistribusian untuk tempatterpencil sering menjadi masalah. Mekanisme distribusi alat kontrasepsi di tingkatkecamatan ada yang menerapkan kebijakan "satu pintu" melalui Puskesmas, atau "beberapapintu", dimana PLKB mendistribusikan alat kontrasepsi langsung ke bidan desa dan ke BPS.Rekomendasi: Melibatkan Dinas Kesehatan dalam pendistribusian alat kontrasepsi mulai dari tingkatprovinsi hingga Puskesmas. Kebijakan "satu pintu" sebaiknya dilaksanakan denganPuskesmas bertanggung jawab untuk mendistribusikan alat kontrasepsi, bukan hanyakepada bidan di desa tapi juga kepada bidan praktek swasta. Mekanisme ini membantuPuskesmas dalam melakukan kontrol sistem pelaporan.

5. Pelayanan KB dan pembiayaannyaPelayanan KB paling sederhana yang dikelola pemerintah dilakukan di tingkat desa olehbidan desa yang menyediakan pil dan suntik. Pelayanan MKJP seperti implan dan IUDdiberikan di Puskesmas, sedangkan pelayanan sterilisasi dilakukan di Rumah Sakit. Unitpelayanan KB dapat berada dibawah naungan pemerintah maupun non-pemerintah.Keterlibatan dan dukungan klinik non-pemerintah terhadap MKJP pun cukup baik, sehinggadapat merupakan perpanjangan tangan pelayanan KB.Dalam kenyataannya, pihak non-pemerintah juga memberikan pelayanan KB melalui klinikatau BPS. Di Provinsi NTB alat kontrasepsi diberikan secara gratis, namun biaya pelayanandan bahan habis pakai dibebankan kepada pasien. Demikian pula jika ada keluhan tentangefek samping dan pasien membutuhkan obat, maka pasien harus membayar sendiri obatnya.Kika pasien adalah pasien Jamkesmas atau Jamkesda, maka biaya obat ditanggung olehpemerintah.

Page 5: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

iv

Rekomendasi: Meningkatkan keterlibatan sektor swasta dalam pelayanan KB, terutama MKJP, denganmembentuk sistim kerjasama yang saling menguntungkan dan melibatkan mereka dalamJampersal, Jamkesmas/Jamkesda. Memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengikuti pelatihan CTU dankonseling untuk selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilannya. Mendorong disertakannya biaya pelayanan medis MKJP ke dalam skema JaminanPemeliharaan Kesehatan Masyarakat, sehingga pelayanan diberikan kepada seluruhmasyarakat tanpa dipungut bayaran (bukan hanya keluarga miskin).Konseling dilakukan sebelum akseptor memutuskan untuk ber-KB; namun pada umumnyapasien telah memutuskan sendiri jenis alat kontrasepsi yang ingin digunakan berdasarkanpenjelasan yang didapat saat ANC atau dari PLKB. Konseling KB juga dilakukan setelahpersalinan, dimana pasien dimotivasi untuk mendapatkan pelayanan IUD gratis jikapemasangan dilakukan dalam kurun waktu 40 hari. Dengan masuknya KB pasca persalinandalam skema Jampersal, maka bidan dapat lebih memotivasi pasien untuk tidakmenggunakan alat kontrasepsi hormonal karena banyaknya efek samping yang terjadi.Prinsip kafetaria dalam konseling sulit dilaksanakan karena terbatasanya jenis alatkontrasepsi yang tersedia. Jika alat kontrasepsi yang dipilih tidak ada, beberapa pasienterpaksa membeli sendiri atau diminta menunggu hingga alat kontrasepsi ada.Rekomendasi: Melakukan pelatihan ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) bagi bidan, baik bidanswasta maupun yang bekerja di pemerintah.Standar pelayanan bagi peserta KB baru adalah petugas kesehatan melakukan konseling kecalon akspetor sebelum calon akseptor memutuskan ber-KB. Idealnya, calon akseptor jugasudah dimotivasi oleh PLKB. Dalam kondisi yang ideal, konseling menerapkan prinsipkafetaria, namun pada kenyataannya hal ini sulit dilakukan karena keterbatasan jenis alatkontrasepsi yang tersedia. Dalam konseling ditemukan banyak keluhan terkait non-MKJPyang merupakan kontrasepsi hormonal. MKJP ditemukan belum terlalu populer dimasyarakat.Rekomendasi: Melakukan pelatihan konseling bagi yang belum mengikuti pelatihan, dan pelatihanpenyegaran bagi yang telah mengikut pelatihan, untuk menekankan pentingnya edukasiterutama terkait alat kontrasespsi MKJP.

6. Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia yang memberikan pelayanan KB di Provinsi NTB sudah cukupmemadai dengan adanya dokter ahli kandungan tersebar hampir di semua kabupaten danbidan yang tersebar di desa. Namun untuk PLKB, distribusi tidak merata karena jumlahnyayang kurang dan tidak adanya regenerasi.Rekomendasi: Penambahan tenaga PLKB perlu menjadi perhatian penting bagi pemerintah kabupaten,di samping upaya peningkatan kualitas PLKB. Meningkatkan kapasitas PPKBD dan sub-PPKBD untuk membantu PLKB dalam programKB.

Page 6: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

v

Dana pelatihan untuk petugas kesehatan ada di BKKBN, namun selalu berkoordinasi denganDinas Kesehatan yang lebih mengetahui tentang ketenagaan bidan. Pelatihan ContraceptiveTechnology Update (CTU) dilakukan di RSU melalui jejaring P2KS (Pusat Pelatihan KlinikSekunder) sejak tahun 2006 dengan materi: konseling, pencegahan infeksi, pengetahuanumum tentang kontrasepsi, serta tindakan pemasangan IUD dan implan bagi bidan dandokter. Pelatihan CTU dilaksanakan dua kali setahun dan tidak termasuk MOP dan MOW.MOP dapat dilakukan dengan dokter umum dan MOW oleh dokter spesialis.Rekomendasi: Mengikusertakan BPS dalam pelatihan CTU dan konseling. Mengikutsertakan PLKB dalam pelatihan konseling medis, sehingga PLKB memahamipersyaratan medis yang dibutuhkan untuk metode kontrasepsi tertentu.Terjadi perdebatan tentang kewenangan bidan untuk memasang IUD dan implan karena adaUU kedokteran yang tidak mengizinkan bidan melakukan tindakan medis. Namun di NTB, halini tidak terlalu dipermasalahkan. Di daerah terpencil, bidan diperbolehkan menyediakanlayanan implan dan IUD. Sementara itu, juga ditemukan perawat yang memberikanpelayanan kontrasepsi suntik.Rekomendasi: Diperlukan adanya kejelasan kewenangan bidan tentang pelayanan KB denganmempertimbangkan aksesibilitas masyarakat terutama dalam pelayanan MKJP,mengingat sebagaian besar pelayanan KB dilakukan oleh bidan.

7. Kerjasama antar instansiAda empat instansi yang terkait dengan KB ditingkat provinsi: BKKBN yang bekerja di sisidemand/permintaan dan bertindak sebagai koordinator, Dinas Kesehatan yang bekerja disisi supply/pelayanan, Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KeluargaBerencana (BP3AKB) dan Program Kesejahteraan Keluarga (PKK). BP3AKB yang didirikantahun 2008 bukan hanya mengelola kegiatan KB, tapi juga mengelola progam pemberdayaanperempuan dan perlindungan anak. Institusi ini memiliki perpanjangan tangan di tingkatkabupaten. Instansi lainn yang tidak kalah pentingnya adalah PKK yang selalu memberikandukungan pada pelayanan rutin dan momentum KB.Rekomendasi: Meningkatkan koordinasi antar instansi dengan melibatkan Bappeda agar tidak terjaditumpang tindih kegiatan di tingkat kabupaten. Memanfaatkan District Working Group (DWG) sebagai pemicu kerjasama antar instansi,namun tidak tersedianya dana operasional dapat menjadi kendala.Beberapa klinik swasta telah ikut serta membantu pelayanan KB dengan memperolah alatkontrasepsi dari BKKBN, walaupun pasien tetap membayar jasa medis dan bahan habispakai.Rekomendasi: Meningkatkan kerjasama dengan klinik swasta atau BPS terutama dalam pelayananMKJP, dengan membentuk sistim yang saling menguntungkan. Mengembangkan mekanisme kerjasama dengan pihak swasta untuk juga menerimaakseptor dengan Jamkesda atau Jamkesmas.

Page 7: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

vi

Potensi kerjasama dengan sektor swasta dapat dikembangkan dengan perusahaan padatkarya.Rekomendasi: Mengembangkan inovasi kerjasama dengan perusahaan menggunakan skema Corporate

Social Responsibility (CSR). Hal ini dapat dilakukan melalui upaya advokasi padapemerintah daerah yang memiliki pabrik padat karya untuk mengajak pihak swasta agarterlibat dalam program KB misalnya melalui APINDO.8. Menciptakan kebutuhanSecara umum, program KB sudah diterima masyarakat baik yang berusia muda maupun yangberusia tua. Meskipun demikian, terdapat faktor budaya mempengaruhi angka akseptor KB,misalnya pandangan masyarakat tentang pentingnya memiliki seorang anak laki-laki dalamkeluarga. Hal ini menyebabkan banyak keluarga berhenti menggunakan alat kontrasepsiuntuk mendapatkan anak laki-laki yang didambakan.Masih kuatnya pengaruh agama dan efek samping alat konstrasepsi menghambat keputusanuntuk menggunakan alat kontrasepsi, terutama alat kontrasepsi jenis MKJP.Rekomendasi: Mendorong pemerintah daerah dan SKPD yang terkait untuk lebih melibatkan Tuan Guruatau tokoh agama untuk memberikan informasi tentang keuntungan ber-KB dari sisiagama. Menggunakan testimoni pasangan yang berhasil menggunakan MKJP.Untuk menciptakan kebutuhan, BKKBN sering menggunakan momentum KB denganmengadakan pelayanan KB massal dengan menggunakan organisasi profesi IBI untukmenjadi petugas. Permasalahannya adalah banyak anggota IBI yang juga berstatus pegawainegeri, sehingga ketika mereka bertugas dalam kegiatan momentum tersebut, pelayanan diPuskesmas menjadi terganggu.Rekomendasi: Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan jika BKKBN atau unit KB tingkatkabupaten akan melakukan momentum KB untuk mempromosikan MKJP. Disarankan agar BKKBN hanya menggunakan bidan swasta saja saat Momentum KB. Melaksanakan kegiatan momentum KB hanya di Puskesmas, klinik atau Rumah Sakitsehingga tidak mengganggu pelayanan dan jika terjadi komplikasi akan lebih mudahmenanganinya. Menggunakan testimoni atau atau menggunakan teknik dari mulut ke mulut untukpromosi KB MKJP, dimana petugas kesehatan menawarkan MKJP dengan membericontoh teman atau kerabat yang dikenalnya yang menggunakan MKJP dan tidakmengalami masalah. Menyertakan Tuan Guru untuk turut mempromosikan MKJP.

9. Pencatatan dan pelaporanDi Provinsi NTB, pendataan KB lebih di tangan BKKBN dan jajarannya. Dinas Kesehatanlebih bersikap pasif dan menunggu dari BKKBN. Jika memerlukan data, maka DinasKesehatan akan memintanya dari BKKBN. Oleh karena itu, perbedaan angka peserta KBaktif atau angka KB lainnya tidak terlalu dipersoalkan di Provinsi NTB. Namun untukmenetapkan taget, ada perbedaan karena BKKBN menetapkan target berdasarkan PPM(Perkiraan Permintaan Masyarakat) sedangkan Dinas Kesehatan menggunakan data kohort

Page 8: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

vii

berdasarkan PUS.Terkait dengan pencatatan dan pelaporan, bidan desa mengeluhkan adanya beban gandaterkait pencatatan data KB bagi Unit KB dan bagi Dinas Kesehatan dalam register kohort KB.Rekomendasi: Menetapkan kesepakatan mengenai pendataan peserta KB dan adanya satu sistimpelaporan yang didukung oleh kedua instansi, dimulai dari tingkat pusat untukmenghindari beban ganda bidan di desa dan menghindari perbedaan data.Tidak ada sistim pelaporan dari klinik swasta, kecuali jika mereka mengambil alatkontrasepsi dari BKKBN. Jika bidan swasta adalah PNS, maka mereka akan jugamemberikan laporan kepada Dinas Kesehatan.Rekomendasi: Memperbaiki sistim manajemen data sehingga pelayanan klinik swasta dapat ikutterdata.

Page 9: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................iRINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................................................... iiUNTUK KABUPATEN STUDI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ....................................................... iiDAFTAR ISI...................................................................................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL..................................................................................................................................................................xDAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................................................... xi1.PENDAHULUAN............................................................................................................................................................. 11.1 Latar belakang...................................................................................................................................................... 11.2 Tujuan ...................................................................................................................................................................... 2A. Tujuan umum ............................................................................................................................................... 2B. Tujuan khusus.............................................................................................................................................. 22.METODOLOGI................................................................................................................................................................. 32.1 Rancangan penelitian...................................................................................................................................... 32.2 Lokasi penelitian ............................................................................................................................................... 32.3 Metode penelitian ............................................................................................................................................. 4A. Kerangka sampel......................................................................................................................................... 4B. Populasi penelitian..................................................................................................................................... 4C. Pengambilan sampel ................................................................................................................................. 5D. Metode pengumpulan data ..................................................................................................................... 5E. Kerangka konsep ........................................................................................................................................ 8F. Pedoman diskusi kelompok dan wawancara.................................................................................. 8G. Data analisis .................................................................................................................................................. 9H. Etik.................................................................................................................................................................... 93.KARAKTERISTIK SOSIAL DEMOGRAFI DAERAH STUDI ........................................................................... 113.1 Provinsi Jawa Timur ..................................................................................................................................... 11A. Provinsi ........................................................................................................................................................ 11B. Kabupaten Tuban .................................................................................................................................... 12C. Kabupaten Lumajang ............................................................................................................................. 12D. Kabupaten Kediri ..................................................................................................................................... 123.2 Provinsi Nusa Tenggara Barat .................................................................................................................. 13A. Provinsi ........................................................................................................................................................ 13B. Kabupaten Lombok Barat .................................................................................................................... 14C. Kabupaten Lombok Timur................................................................................................................... 14D. Kabupaten Sumbawa.............................................................................................................................. 144.HASIL TEMUAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ......................................................................... 16

Page 10: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

ix

4.1 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ..................................................................................................... 16A. Pendahuluan.............................................................................................................................................. 16B. Manajemen program keluarga berencana .................................................................................... 174.2 KABUPATEN LOMBOK TIMUR ................................................................................................................. 23A. Pendahuluan.............................................................................................................................................. 23B. Manajemen program keluarga berencana .................................................................................... 28C. Pendapat masyarakat............................................................................................................................. 37D. Pembelajaran dari desa MKJP tinggi dan rendah....................................................................... 484.3 KESIMPULAN DAN SARANPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT .............................................. 49A. Ringkasan hasil penelitian di tingkat provinsi dan kabupaten ............................................ 49B. Penerimaan masyarakat terhadap alat kontrasepsi (difusi inovasi) ................................. 51C. Kesimpulan dan saran tingkat provinsi ......................................................................................... 52D. Kesimpulan dan saran tingkat kabupaten..................................................................................... 53REFERENSI....................................................................................................................................................................... 55

Page 11: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daerah penelitian .................................................................................................................................... 4Tabel 2.2 Kategori informan dan metode pengumpulan data dalam studi kualitatif ..................... 6Tabel 2.3 Kategori informan dan metode pengumpulan data dalam studi kualitatif ..................... 7Tabel 2.4 Topik utama pertanyaan dalam studi kualitatif.......................................................................... 8Tabel 4.1 Indikator pencapaian dan target Provinsi Nusa Tenggara Barat ..................................... 16Tabel 4-2 Laju pertambahan penduduk, TFR, CPR dan unmet need Kab. Lombok Timur.......... 23Tabel 4-3 Cakupan dan jenis kontrasepsi yang digunakan di Kecamatan Jerowaru danSelong ........................................................................................................................................................ 25Tabel 4-4 Cakupan KB berdasarkan jenis alat kontrasepsi di Kabupaten Lombok Timur......... 27Tabel 4-5 Anggapan masyarakat Kabupaten Lombok Timur tentang MKJP dan non-MKJP ..... 27Tabel 4-6 Alokasi anggaran terkait KB di Kabupaten Lombok Timur ................................................ 30Tabel 4-7 Klaim Dana Dekon dan Jampersal untuk pelayanan KB Pasca Salin ............................... 31Tabel 4-8 Harga alat kontrasepsi dan pelayanan beragam jenis KB di Kabupaten LombokTimur ......................................................................................................................................................... 34Tabel 4-9 Ringkasan hasil penelitian kualitatif di Provinsi Nusa Tenggara Barat......................... 49Tabel 4.13 Penerimaan masyarkat terhadap alat kontrasepsi (difusi inovasi) ................................ 51

Page 12: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Cakupan KB Nasional............................................................................................................................. 1Gambar 2.1 Lokasi penelitian................................................................................................................................... 3Gambar 2.2 Kerangka sampel studi kualitatif ................................................................................................... 4Gambar 2.3 Kerangka konsep .................................................................................................................................. 8Gambar 3.1 Wilayah administratif Provinsi Jawa Timur........................................................................... 11Gambar 3.2 Piramida penduduk Provinsi Jawa Timur............................................................................... 12Gambar 3.3 Provinsi Nusa Tenggara Barat...................................................................................................... 13Gambar 3.4 Piramida penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat............................................................ 13

Page 13: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangImplementasi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia dikenal sebagai salah satu yangterbaik di dunia.Walaupun demikian, masih ditemukan berbagai tantangan terkait keragamanpenggunaan metode kontrasepsi.Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1987-2012 menunjukkan bahwa presentase pasangan yang menggunakan kontrasepsi jangka pendek(suntik dan pil) di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan jenis kontrasepsi jangka panjangdan permanen (MKJP) seperti IUD, implan, dan metode operasi wanita (MOW)/pria(MOP).Lebih jauh lagi, sebagian besar pasangan yang ingin membatasi kehamilan (tidak inginpunya anak lagi) masih memilih menggunakan kontrasepsi pil dan suntik, yang sebenarnyalebih bertujuan untuk menjarangkan kehamilan. Data SDKI 2007 menunjukkan bahwa sebanyak78% pasangan pengguna kontrasepsi modern menggunakan kontrasepsi jangka pendek (suntikdan pil) dan hanya 27%yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang/permanen(Gambar1.1).Selain rendahnya keragaman kontrasepsi, data SDKI 2007 juga menunjukkan bahwa angkaketidakberlanjutan metode kontrasepsi pil dan suntik lebih tinggi dibandingkan MKJP.Dalam 12bulan pertama sejak menggunakan alat kontrasepsi, angka ketidakberlanjutan akseptor pilmencapai hampir 40% dan suntik lebih dari 20%, dibandingkan IUD sebesar 10% dan implanyang hanya 5%.

Gambar 1.1 Cakupan KB Nasional

Penggunaan alat kontrasepsi oleh masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasukadanya izin dari pasangan, kualitas pelayanan, keramahan pemberi pelayanan kesehatan, danpengetahuan wanita tentang.Selain itu, tingkat pendapatan, akses terhadap pelayanan, dankepercayaan yang dianut juga berpengaruh pada besarnya penggunaan KB di suatu daerah(Okech, et. al, 2011).Di Indonesia sendiri, studi BKKBN menunjukkan umur Pasangan UsiaSubur (PUS), lama menikah, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, tingkatan keluargasejahtera, tujuan ber-KB, dan sumber pelayanan mempengaruhi penggunaan MKJP di Indonesia.Studi kualitatif BKKBN pada tahun 2011 ini juga mengungkapkan banyaknya rumor yangberedar di masyarakat terkait kegagalan IUD menjadi hambatan dalam upaya peningkatanMKJP (BKKBN, 2011).

42 45 48 51 5210 10 9 6 6

0

20

40

60

80

100

1994 1997 2002/3 2007 2012

%

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Non-MKJP MKJP

Page 14: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

2

Untuk mempromosikan KB termasuk MKJP di Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan. Salahsatu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperkuat aspek pelayanan dan aspekpenggerakan program KB (menciptakan kebutuhan/demand creation). Pada aspek pelayanan,pemerintah memperkuat kerjasama dengan mitra pelayanan program KB, memastikanketersediaan sarana-prasarana dan alat kontrasepsi di semua pelayanan kesehatan, danmeningkatkan kualitas sumber daya manusia penyedia pelayanan kesehatan (Kemenkes RI,2013). Dari aspek penggerakkan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN), merubah kembali moto “Dua Anak Lebih Baik” ke moto sebelumnya yang lebihpopular yaitu “Dua Anak Cukup” untuk menumbuhkan pola pikirkeluarga kecil bahagiasejahtera (BKKBN, 2013). Walaupun demikian, terlepas dari berbagai upaya yang dilakukanpemerintah untuk meningkatkan program KB di Indonesia, masih sedikitnya penggunaan MKJPdi antara pasangan yang ingin membatasi kehamilan atau tidak ingin hamil menunjukkan masihdiperlukannya upaya peningkatan penggunaan keragaman metode/alat kontrasepsi sesuaidengan tujuan penggunaan.Menyikapi hal tersebut, Center for Communication Programof Johns Hopkins University(JHU-CCP)bekerja sama dengan Yayasan Cipta Cara Padu, Kementerian Kesehatan RI, dan BKKBN, sertaPusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK-UI) mengadakan kegiatan OperationalResearch (OR) yang diharapkan dapat mendemonstrasikan upaya di tingkat kabupaten dalammeningkatkan ketersediaan dan penggunaan pelayanan Keluarga Berencana di daerah. Kegiatanini dilakukan di enam kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Tuban, Lumajang (Provinsi JawaTimur), dan Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa (Provinsi Nusa TenggaraBarat).Dalam kegiatan OR ini, pengumpulan data dasar dilakukan dengan menggunakan metodekuantitatif dan kualitatif. Laporan ini hanya mendiskusikan hasil penelitian kualitatif yangdilakukan oleh PPK UI bekerja sama dengan mitra lokal di masing-masing provinsi. Data dasarini akan dipergunakan oleh Yayasan Cipta Cara Padu untuk melakukan intervensi advokasi dienam kabupaten tersebut.1.2 TujuanA. Tujuan umumPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perlaku masyarakatterkait penggunaan alat kontrasepsi Keluarga Berencana.B. Tujuan khusus

Untuk mengetahui prevalensi penggunaan kontrasepsi khususnya Metode KontrasepsiJangka Panjang (MKJP). Untuk menilai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terkait MKJP. Untuk mengetahui alasan masyarakat menggunakan atau tidak menggunakan metodekontrasepsi. Untuk mengetahui hambatan yang dialami masyarakat dalam mengakses pelayanankeluarga berencana.

Page 15: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

3

2. METODOLOGI

2.1 Rancangan penelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalamdan diskusi kelompok terarah dengan informan dan informan kunci. Penelitian kualitatif inidilakukan sebelum penelitian kuantitatif.2.2 Lokasi penelitianPenelitian dilaksanakaan di dua provinsi: Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Nusa TenggaraBarat (Gambar 2.1). Di masing-masing provinsi dipilih tiga kabupaten sebagai lokasi penelitian:Kabupaten Tuban, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Lumajang untuk Provinsi Jawa Timur;serta Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa untukProvinsi Nusa Tenggara Barat.

Gambar 2.1 Lokasi penelitianPenelitian kualitatif dilaksanakan di dua desa terpilih dari masing-masing kabupaten untukmewakili gambaran desa dengan tingkat penggunaan MKJP tinggi dan rendah (Tabel 2.1).Datadikumpulkan dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.

Provinsi Jawa Timur

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Page 16: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

4

Tabel 2.1 Daerah penelitianProvinsi Jawa TimurKabupaten Kediri Lumajang TubanCakupan MKJP Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah TinggiKecamatan Pagu Tarokan Tekung Candipuro Rengel ParenganDesa Semanding Tarokan Wonogriyo Jarit Maibit SidangrejoProvinsi Nusa Tenggara BaratKabupaten Lombok Barat Lombok Timur SumbawaCakupan MKJP Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah TinggiKecamatan Kediri Narmada Jerowaru Selong Rhee SeketengDesa Banyumulek,Lelede DasanTereng Paro Mas KelayuUtara Sampe Seketeng2.3 Metode penelitianA. Kerangka sampelEnam sampai delapan wawancara mendalam dilaksanakan di tingkat provinsi, kabupaten, dankecamatan.Selain itu, kurang lebihempat wawancara mendalam dan empat diskusi kelompokdiselenggarakan di tingkat desa.Lebih lanjut, kerangka sampel dapat dilihat di Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kerangka sampel studi kualitatifB. Populasi penelitianUntuk mengetahui tingkat pengetahan, sikap, dan perilaku terkait penggunaan MKJP, populasipenelitian yang diambil adalah sebagai berikut: Wanita menikah (15-49 tahun) bertempat tinggal di lokasi penelitian, memilikisetidaknya satu orang anak, dan yang memenuhi kriteria berikut:a. Menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)b. Menggunakan metode kontrasepsi lainc. Tidak menggunakan metode kontrasepsi jenis apapun (tidak ber-KB) Pihak lain yang berperan:a. Suami dari wanita yang menggunakan MKJP

Page 17: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

5

b. Suami dari wanita yang menggunakan metode lainc. Suami dari wanita yang tidak ber-KBd. Pria yang menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi (15-49 tahun)e. Ibu atau mertua dari suami atau wanita yang menggunakan MKJPf. Ibu atau mertua dari suami atau wanita yang menggunakan metode laing. Ibu atau mertua dari suami atau wanita yang tidak ber-KB Pembuat kebijakan atau tokoh masyarakat terkait program keluarga berencana,termasuk:a. Tingkat provinsi: pegawai pemerintah daerah, Badan Perencanaan danPembangunan Daerah (Bappeda), BKKBN provinsi, PKK, Ikatan Bidan Nasional (IBI)b. Tingkat kabupaten: wakil bupati, pegawai pemerintah daerah, Bappeda, BadanKeluarga Berencana (BKB), PKKc. Tingkat kecamatan: kepala kecamatan, BKB, PKK, KUPT-KBd. Tingkat desa: kepala desa dan tokoh masyarakat/agama Pemberi layanan kesehatana. Tingkat provinsi: pegawai dinas kesehatan, pegawai RSUD, pegawai rumah sakitswastab. Tingkat kabupaten: pegawai dinas kesehatan, pegawai RSUD, RS swastac. Tingkat kecamatan: pegawai dinas kesehatan dan bidan koordinator, Bidan PraktekSwasta (BPS)d. Tingkat desa: petugas lapangan keluarga berencana (PLKB), sub-PPKBD, kader,bidan desa, BPS.

C. Pengambilan sampelPengambilan sampel dari populasi penelitian menggunakan metode non-probabilitas.Pengambilan sampel di tingkat desa dilakukan dengan meminta bantuan dari kader atau bidandesa. Detail informasi terkait informan disajikan di Tabel 2.2 dan 2.3.D. Metode pengumpulan dataPenelitian kualitatif ini menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terarah (Focus GroupDiscussion/FGD) untuk mengumpulkan informasi dari masyarakat. Setiap diskusi kelompokmelibatkan enam hingga delapan peserta. FGD dilaksanakan secara terpisah untuk pria danwanita di tingkat desa.Di setiap desa, dilakukan dua FGD untuk kelompok wanita yang terdiri dari satu FGD ibu yangber-KB dan satu FGD ibu yang tidak ber-KB. Pada FGD ibu ber-KB, baik ibu yang menggunakanMKJP ataupun metode lain dilibatkan sebagai peserta FGD. Hal serupa juga berlaku untuk FGDpria, satu FGD bapak untuk bapak atau pasangannya yang ber-KB dan satu FGD bapak untukbapak dan pasangannya yang tidak ber-KB. Lebih lanjut, kategori responden dan metodepengumpulan data dapat dilihat di Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.Data dikumpulkan dari total 453 informan yang terdiri atas 237 informan di provinsi JawaTimur dan 216 informan di provinsi Nusa Tenggara Barat. Lebih lanjut, detail jumlah informanuntuk masing-masing kabupaten di Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat disajikan diTabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Page 18: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

6

Tabel 2.2 Kategori informan dan metode pengumpulan data dalam studi kualitatifProvinsi Jawa TimurKegiatan Jumlah Informan

Provinsi Jawa TimurWM: Wakil bupati 1WM: Pemda 1WM: Dinkes 1WM: BKKBN 1WM: RS swasta 1WM: IBI 1Kabupaten Kediri Lumajang TubanWM: Pemda 1 1WM: Bappeda 1 1 1WM: Dinkes 1 1 1WM: Institusi KB 1 1 1WM:PKK Digabung dengan inst KB 1 1WM: RSUD 1 1WM: RS swasta 1 1 1Lainnya 1Kecamatan Pagu Tarokan Candipuro Tekung Parengan RengelWM: Bidan koordinator 1 1 1 1 1 1WM: KUPT-KB 1 1 1 Sama denganPLKBWM: PKK 1 1 1 1 1 1WM: BPS 1 Sama denganbidan 1 1 1Desa Semanding Tarokan Jarit Wonogriyo Sidangrejo MaibitFGD: Ibu KB 6 8 6 8 8 6FGD: Ibu non-KB 8 6 6 6 7 6FGD: Bapak KB 6 8 6 6 7 5FGD: Bapak non-KB 6 6 6 6 6 6WM: Kades 1 1 1 1 1 1WM: kader 1 1 1 1 1 1WM: Toga/toma 1 1 1 1 1 1WM: Bidan desa 1 1 1 1 1 1WM: PLKB Sama dengan KUPT KB 1 1 1 1WM: ibu/mertua dariPUS KB 1 1 1 1 1 1WM: ibu/mertua dariPUS non KB 1 1 1 1 1 1Lainnya 1 1 11Total 82 76 79WM = Wawancara Mendalam FGD = Focus Group Discussion

Page 19: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

7

Tabel 2.3 Kategori informan dan metode pengumpulan data dalam studi kualitatifProvinsi Nusa Tenggara BaratKegiatan Jumlah Informan

Provinsi Nusa Tenggara BaratWM: Pemda 1WM: Bappeda 1WM: Dinkes 1WM: BKKBN 1WM: PKK 1WM: RSUD 1WM: RS swasta 1WM: IBI 1District Sumbawa Lombok Timur Lombok BaratWM: Pemda 1 1 1WM: Bappeda 1 1 1WM: Dinkes 1 1 1WM: Institusi KB 1 1 1WM:PKK 1 1 1WM: RSUD 1 1 1WM: RS swasta 1 Tidak ada RS swastaLainnya 1 1Sub-district: Rhee Seketeng Jerowaru Selong Kediri NarmadaWM: Bidan koordinator 1 1 1 1 1 1WM: KUPT-KB 1 1 1 1 1 1WM: PKK 1 1 1 1 1 1WM: BPS 1 1 1 1 1Village: Sampe Seketeng Paro Mas Kelayu

UtaraBanyumulek,

Lalede Dasan TerengFGD: Ibu KB 6 6 6 6 7 6FGD: Ibu non-KB 6 3 6 5 6 6FGD: Bapak KB 5 5 6 5 7 6FGD: Bapak non-KB 3 4 6 6 7 7WM: Kades 1 1 1 1 1 1WM: kader 1 1 1 1 1 1WM: Toga/toma 1 1 1 1 1 1WM: Bidan desa 1 1 1 1 1 1WM: PLKB 1 1 1 1 1 1WM: ibu/mertua dariPUS KB 1 1 1 1 1 1WM: ibu/mertua dariPUS non KB 1 1 1 1 1Total 64 76 81WM = Wawancara Mendalam FGD = Focus Group Discussion

Page 20: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

8

E. Kerangka KonsepKerangka konsep yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dari Theory of Diffusion ofInnovations (Rogers, 1962) dan Health Belief Model (Rosenstock, 1966) yang telah banyakdigunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan. Kerangka konsep penelitian ini terlihat diGambar 2.3.

Antecedents Proses Dampak

Gambar 2.3 Kerangka konsepF. Pedoman diskusi kelompok dan wawancaraVariabel, indikator, dan metode penilaianpada penelitian ini disajikan di Tabel 2.4.Tabel 2.4 Topik utama pertanyaan dalam studi kualitatifNo Topik Informan1 Kondisi SES (kuesioner pendek) Perempuan usia suburSuamiIbu atau mertua dari PUS2 Pengetahuan, pengalaman masyarakatmengenai penggunaan alatkontrasepsi Perempuan usia suburSuamiIbu atau mertua dari PUSTenaga kesehatanTokoh masyarakat/agama3 Faktor pendorong maupunpenghambat penggunaan metodekontrasepsi Perempuan usia suburSuamiTenaga kesehatanTokoh masyarakat/agama

Page 21: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

9

No Topik Informan4 Pandangan masyarakat mengenaiKeluarga Berencana dan alat/carakontrasepsi Perempuan usia suburSuamiTenaga kesehatanTokoh masyarakat/agama5 Ketersediaan, keterjangkauan, danakses untuk mendapatkan alatkontrasepsi Perempuan usia suburSuamiTenaga kesehatanPemerintah daerah dan pemangku kepentinganTokoh masyarakat/agama6 Kebijakan KB di daerah tersebut, kerjasama lintas institusi dan sektor terkaitprogram KB, ketersediaan danketerjangkauan metode kontrasepsi,promosi program KB dan MKJP,sumber pendanaan program KB, SDMyang ada, pelatihan bagi SDM yangada, pemantauan dan evaluasi.

Tenaga kesehatanPemerintah daerah dan pemangku kepentinganTokoh masyarakat/agama

G. Data analisisSemua hasil diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD) dan wawancaramendalam direkam audio dan kemudian ditranskrip oleh petugas lapangan. Analisis isi dantematik dilakukan untuk mengidentifikasi tema yang muncul dari transkrip tersebut. Analisisdilakukan secara terpisah untuk setiap provinsi dan kabupaten. Identifikasi tema mengacukepada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.Secara umum analisis data yang terkumpul dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama,konseptualisasi informasi yang terkumpul dan identifikasi hasilke dalam beberapa area utamaseperti cakupan program KB dan permasalahannya, manajemen program KB, pendapatmasyarakat terhadap KB, serta pembelajaran yang diperoleh dari desa MKJP tinggi dan rendah.Proses ini berguna untuk mempermudah analisis selanjutnya ke dalam tema yangteridentifikasi. Kemudian dilakukan penilaian kritis terhadap kondisi program termasukkekuatan, kelemahan, hambatan, area yang perlu ditingkatkan, dan faktor-faktor yangberhubungan sertaberguna agar dapat diajukan sebagai saran nyata. Selanjutnya, kutipan teksdari transkrip yang relevan diletakkan dibawah tema yang diidentifikasi.Selain itu, untuk meningkatkan kevalidan data, hasil wawancara mendalam dan FGD dianalisisdengan menggunakan:1. Triangulasi sumber, yakni membandingkan konsistensi hasil yang diperoleh dariberbagai sumber penelitian.2. Triangulasi metode, yakni membandingkan konsistensi hasil yang diperoleh dariberbagai metode pengumpulan data.3. Triangulasi teori, yakni membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang ada.H. EtikPerizinan etik untuk penilitian ini diperoleh dari Komite Etik Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia. Izin penelitian juga diperoleh dari Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsadan Politik Kementerian Dalam Negeri, Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakatdari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten. Perizinan pelaksanaan studi juga diperoleh daritingkat desa dan kecamatan.Dalam pengambilan data, fasilitator FGD dan pewawancara lebih dahulu menjelaskan protokolpenelitian kepada informan/peserta FGD. Selain itu, informan dan peserta FGD yang terlibatjuga telah mengerti bahwa informasi yang diberikan dalam penelitian ini bersifat rahasia. Untuk

Page 22: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

10

itu, informan dan peserta FGD yang terlibat diminta menandatangi informed consent sebelumwawancara mendalam atau FGD dilaksanakan. Informed consent ini berfungsi sebagai buktikebersediaan informan dan peserta FGD untuk terlibat dalam peneitian serta kebersediaaninforman dan peserta FGD bahwa proses wawancara mendalam atau FGD direkam secara audio.

Page 23: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

11

3. KARAKTERISTIK SOSIAL DEMOGRAFI DAERAH STUDI

3.1 Provinsi Jawa TimurA. ProvinsiProvinsi Jawa Timur terletak di bagian timur Pulau Jawa dan berbatasan dengan PulauKalimantan, Pulau Bali, perairan terbuka Samudera Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah.Provinsi Jawa Timur dari permukaan laut terbagi menjadi 3 bagian dimana sebagian besar (20kabupaten/kota) terletak di daratan rendah (< 45 meter) dan sisanya tersebar di dataran tinggidan sedang. Dari sudut kepulauannya, Provinsi Jawa Timur terbagi atas 2 bagian besar yaituJawa Timur daratan dan Pulau Madura dengan luas wilayah 47.281 km2. Provinsi ini terbagiatas 29 kabupaten dan 9 kota, dengan 658 kecamatan dan 8.497 desa/kelurahan.

Gambar 3.1 Wilayah administratif Provinsi Jawa Timur

Jumlah penduduk di Jawa Timur sebanyak 37.476.757 jiwa(BPS, 2010) dengan lajupertumbuhan penduduk sebesar 0,76. Perbandingan urban dan rural adalah 47,6% tinggal diperkotaan dan sisanya di perdesaan. Di bawah ini (Gambar 3.2) adalah gambaran dari piramidapenduduk di Jawa Timur, yang menggambarkan jumlah penduduk usia anak-anak masih cukuptinggi.Seks rasio di Jawa Timur adalah 98 yang berarti terdapat 98 laki-laki untuk setiap 100perempuan. Median umur penduduk Provinsi Jawa Timur tahun 2010 adalah 31,03 tahun atautergolong dalam kategori tua dengan rasio ketergantungan penduduk: 46,33. Dengan kata lain,setiap 100 orang usia produktif terdapat sekitar 46 orang usia tidak produkif, yangmenunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah.

Page 24: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

12

Gambar 3.2 Piramida penduduk Provinsi Jawa TimurRata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki di Jawa Timur adalah 26,6 tahun danperempuan lebih muda empat tahun yakni 22,0 tahun. Di atas kertas, angka ini sudahmenunjukkan tercapainya anjuran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) untuk menunda perkawinan hingga usia 25 tahun bagi laki-laki dan 20 tahun bagiperempuan.B. Kabupaten TubanPada bulan Agustus 2005, Kabupaten Tuban mengalami pemekaran kecamatan dari 19 menjadi20 .Jumlah penduduk Kabupaten Tuban pada tahun 2011 adalah 1.258.816, dengan komposisilaki-laki 630.576 jiwa dan perempuan berjumlah 628.240 jiwa. Kepadatan pendudukKabupaten Tuban meningkat dibandingkan tahun lalu. Kepadatan penduduk tahun 2011 adalah684 jiwa/km2. Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Tuban dengan kepadatan 4.297jiwa/km2 (Kabupaten Tuban Dalam Angka Tahun 2011, BPS Kabupaten Tuban).C. Kabupaten LumajangKabupaten Lumajang memiliki 21 kecamatan yang meliputi 197 desa dan tujuhkelurahan.Jumlah total penduduk di Kabupaten Lumajang adalah 1.006.563 jiwa dengankepadatan penduduk 567 jiwa/km². Jumlah penduduk pria adalah 490.490 jiwadan pendudukwanita berjumlah 516.073 jiwa.D. Kabupaten KediriPada tahun 2011, Kabupaten Kediri memiliki 26 kecamatan, 343 desa, dan satu kelurahan(Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2012). Berdasarkan hasil sensus penduduktahun2000, Proyeksi Penduduk 2010 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi JawaTimur menyatakan jumlah penduduk Kabupaten Kediri sebesar 1.546.782 jiwa dengankomposisi laki-laki sebanyak 771.675 jiwa dan perempuan sebanyak 775.107 jiwa.

Page 25: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

13

3.2 Provinsi Nusa Tenggara BaratA. ProvinsiProvinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki perbatasan di sebelah utara dengan Laut Jawa,sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sebelah timur dengan Selat Sepadan dan sebelahbarat dengan Selat Lombok.NTB terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan PulauSumbawa. Secara total NTB memiliki luas wilayah 20.153,15 km2 dengan delapan kabupaten,dua kota, dan 116 kecamatan serta 1.110 desa.

Gambar 3.3 Provinsi Nusa Tenggara BaratNTB memiliki jumlah penduduk sebesar 4,5 juta jiwa (Profil NTB 2010) dengan tingkatkepadatan penduduk 225 kilometer persegi. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 2,99juta jiwa. Dari jumlah tersebut, jumlah angkatan kerja berjumlah 2,03 juta jiwa dan yang bukanangkatan kerja sebanyak 968,64 ribu jiwa.

Gambar 3.4 Piramida penduduk Provinsi Nusa Tenggara BaratJumlah penduduk miskin NTB pada tahun 2007 sebanyak 25% yang tersebar merata baikdiperkotaan maupun pedesaan. Pada tahun 2010 NTB tercatat sebagai provinsi dengan IPMkedua terendah setelah Papua dengan laju pertumbuhan penduduk (2000-2010) sebesar 1,17.Gambaran piramida penduduk di provinsi NTB yang menggambarkan rata-rata usia pendudukberusia 25,4 tahun dapat dilihat di Gambar 3.4 (Sensus, 2010). Angka ini menunjukkan bahwa

Page 26: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

14

penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk kategori menengah (median antara 20-30tahun).Rasio ketergantungan penduduk NTB adalah 55,5 atau untuk setiap 100 orang usia produktif(15-64 tahun) terdapat sekitar 56 orang usia tidak produkif (dibawah 14 tahun dan diatas 65tahun). Hal ini menunjukkan beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Sementara rasioketergantungan di daerah perkotaan adalah 51,5 dibandingkan dengan daerah perdesaan 58,5.Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 24,8 tahun dan perempuan22,1 tahun. Di atas kertas tampak bahwa anjuran dari BKKBN untuk usia menikah laki-laki 25tahun dan perempuan 20 tahun tampaknya telah tercapai.Seks rasio di NTB adalah 94, berartiterdapat 94 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yangterendah adalah Kabupaten Lombok Timur sebesar 87 dan tertinggi adalah KabupatenSumbawa sebesar 104.B. Kabupaten Lombok BaratPresentase wanita berstatus kawin usia 15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi KB diIndonesia (KB aktif) adalah sebesar 64.2%. Angka ini diatas angka nasional 61.9% (SDKI 2007dan 2012 dalam Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Nusa TenggaraBarat, 2012). Kabupaten Lombok Barat saat ini memiliki 10 kecamatan, 88 desa, dan 657 dusun.C. Kabupaten Lombok TimurKabupaten Lombok Timur terdiri dari 20 kecamatan. Pada tahun 2010, jumlah desa/kelurahandi Kabupaten Lombok Timur tercatat sebanyak 215 desa/kelurahan, sedangkan pada bulanDesember 2011 jumlah desa/kelurahan dimekarkan menjadi 252. Satuan pemerintahan dibawah desa yakni dusun/lingkungan tercatat berjumlah sekitar 1.271 pada akhir tahun.Berdasarkan buku Penduduk Lombok Timur Dalam Angka 2011, jumlah penduduk KabupatenLombok Timur tahun 2011 sekitar 1.116.745 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatansekitar 1,01% jika dibandingkan jumlah penduduk tahun 2010. Apabila dirinci menurut jeniskelamin, penduduk Lombok Timur tahun 2011 terdiri dari 519.898 laki-laki dan 596.847perempuan.Dengan demikian, rasio jenis kelamin penduduk Lombok Timur sebesar 87,11artinya terdapat 87 laki-laki setiap 100 penduduk perempuan.Sementara itu perkembangan tingkat kepadatan penduduk juga mengalami perubahan dimanapada tahun 2005 Kabupaten Lombok Timur tercatat memiliki 644 jiwa/km2 dan pada tahun2010 meningkat menjadi 689 jiwa/km2. Jumlah ini terus meningkat dimana pada tahun 2011tingkat kepadatan penduduk tercatat menjadi 696 jiwa/km2. Hal ini menunjukkan ketersediaanruang bagi penduduk di Kabupaten Lombok Timur semakin terbatas.D. Kabupaten SumbawaPenduduk Kabupaten Sumbawa pada tahun 2011 berjumlah sekitar 419.989 jiwa, terdiri dari214.387 laki-laki dan 205.602 perempuan dengan sex rasio 104. Bila jumlah pendudukdibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Sumbawa yakni 6.643,98 km2, maka setiap km2dihuni oleh 63 jiwa. Ini memperlihatkan penduduk Kabupaten Sumbawa masih jarang. Jikadilihat keadaan masing-masing kecamatan, maka kecamatan Sumbawa merupakan yangterpadat yaitu sebesar 1.269 jiwa/km2, diikuti Kecamatan Alas dan Unter Iwes dengan masing-masing sebesar 231 dan 223 jiwa/km2.Sumbawa mempunyai beberapa wilayah remote dan pulau-pulau kecil yang didiami olehbeberapa etnis yang berbeda, etnis terbesar adalah suku Sumbawa, dan pendatang dariLombok, Bali serta Jawa.

Page 27: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

15

Kabupaten Sumbawa cukup berhasil melakukan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, halini terbukti dengan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 (SP-2010) yang menunjukkan jumlahpenduduk Kabupaten Sumbawa sebanyak 415,789 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduksekitar 0,94 % (LLP 2000-2010).

Page 28: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

16

4. HASIL TEMUAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

4.1 PROVINSI NUSA TENGGARA BARATA. Pendahuluan

A.1 Cakupan program Keluarga Berencana (KB) dan permasalahannya di NusaTenggara BaratSecara nasional Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu dari tujuh provinsi dimanaalat kontrasepsinya 100% ditanggung oleh pemerintah pusat. Namun demikian NTB berhasilmenurunkan Laju Pertumbuhan Penduduknya dari 1,82 menjadi 1,17.Dari data kohort ibu Dinas Kesehatan, CPR adalah 64% dari seluruh PUS, sementara hasil SurveiDemografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menujukkan angka 56,0%. Jenis kontrasepsi tidakdirangkum dan dilaporkan walaupun pada data kohort ibu di tingkat Puskesmas, data tentangjenis kontrasepsi tersedia. Angka unmet need juga tidak tercatat di Dinas Kesehatan sehinggaangka yang digunakan adalah angka SDKI, namun BPPKB mengikuti tentang angka unmet needini.Dinas Kesehatan lebih menekankan pada data tentang komplikasi dan efek samping.Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa CPR 56,0 % tidak mampu menekan TFR 2,8? Apakahkarena pemakaian alat kontrasepsi masih yang tergolong non-MKJP? Atau karena distribusi alatkontrasepsi yang kurang merata? Atau karena usia kawin pertama yang masih rendah? Tabel dibawah ini memberikan gambaran mengenai pencapaian NTB terkait dengan indikator KB.Tabel 4.1 Indikator pencapaian dan target Provinsi Nusa Tenggara BaratIndikator Capaian NTB Capaian Nasional Target MDGs

Tingkat PertumbuhanPenduduk

1,17 (SensusPenduduk 2012) 1.49(SP, 2010) 1,1Total Fertility Rate (FTR) 2,8 (SDKI, 2012) 2,6(SDKI, 2012) 2,1ContraceptionPrevalence Rate (CPR)

56% (SDKI, 2012) 57,9(SDKI, 2012, hasilsementara) 65%MKJP 13,9% (SDKI, 2012)Age Specific FertilityRate (ASFR) untuk 15-19tahun

48/1000(SDKI, 2012, hasilsementara) 30/1000perempuanUnmet Need 16,1% (metode baru)14,0% (metode lama) (SDKI, 2012) 11,4% 5%Rata-rata umur pertamamenikah

Laki-laki:24,8 Perempuan22,1 21 tahunData dari berbagai sumber menunjukkan bahwa pencapaian Provinsi NTB cenderung di bawahrata-rata nasional, seperti misalnya TFR dan CPR (Tabel 4.1). Angka unmet need juga masihmasih sekitar 14%, lebih tinggi dari rata-rata nasional (11,4%). Pada umumnya pasangan inisudah mencoba menggunakan alat kontrasepsi namun karena ada efek sampingnya sehinggamereka takut untuk mencoba yang lain.Terlepas dari ketertinggalan NTB dalam indikator terkait KB, saat ini tampaknya NTB berusahamengejar ketinggalannya dengan tingginya komitmen dari pemerintah untuk program KB.Pertanyaan penting yang perlu diajukan untuk mendapat gambaran masyarakat terpencil NTBadalah:

Page 29: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

17

• Ibu hamil keberapa? Karena masih banyak ibu di daerah terpencil yang memiliki banyakanak• Suami keberapa? Karena kawin cerai adalah hal yang umum dilakukan oleh masyarakat diNTB terutama di pulau Lombok.• Berapa anak yang hidup? Di daerah terpencil, masih sering terjadi kematian bayi karenafasilitas yang kurang memadai.Usia perkawinan menurut nara sumber rata-rata masih rendah 15-17 tahun, terutama didaerahpantai, namun di perkotaan rata-rata perempuan menikah sudah di atas 20 tahun.Hal inibertolak belakang dengan data Sensus Penduduk (2010) yang menunjukan usia rata-rataperkawinan pertama adalah 22 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki.Terlepas dari hal ini, diakui bahwa kesadaran ber-KB untuk pasangan-pasangan muda sudahjauh lebih baik.Pada umumnya pasangan muda baru menggunakan KB jika mereka telahmemiliki anak pertama, hal ini disebabkan karena desakan orang tua mereka yangmengharapkan cucu.A.2 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) versus Jangka Pendek (non-MKJP)Data SDKI menunjukkan bahwa suntik merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak diminati(36,8%) di NTB, terutama untuk daerah yang aksesnya mudah. Kemudian disusul oleh pil(7,1%), yang rawan gagal, walaupun secara teknis lebih mudah. Non-MKJP masih banyakdiminati karena saran suami yang masih ingin punya anak lagi. Jadi jika ingin punya anak lagilebih mudah untuk dihentikan. Selain ini non-MKJP dianggap masyarakat lebih murah danpraktis.Alat kontrasepsi yang tergolong MKJP seperti IUD dan implan masih kurang diminati. PenggunaIUD hanya 3,8% sementara implan lebih banyak diminati di NTB (5,4%). IUD lebih banyakdiminati di perkotaan dan sulit untuk diterima untuk masyarakat pedesaan karena takut ataumalu pemasangannya. Rumor bahwa suami mengeluh jika berhubungan seksual juga seringterdengar demikian juga alatnya yang lepas ketika bekerja berat. Implan lebih diminati olehmasyarakat daerah terpencil/pegunungan karena akses tenaga kesehatan sulit. Denganmenggunakan implan maka mereka tidak harus bolak balik ke bidan.B. MANAJEMEN PROGRAM KELUARGA BERENCANA

B.1 Kebijakan dan alokasi anggaranNTB adalah provinsi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ketiga, terendah setelahPapua, menurut Bapeda, sehingga komitmen pemerintah daearah untuk meningkatkan IPM diNTB sangat kuat. Kesehatan dan pendidikan dianggap sebagai modal utama untukmeningkatkan kesejahteraan penduduk di NTB. Oleh karena itu pemerintah daerah mencanangkan program pelayanan KB gratis di Puskesmas.Program Keluarga Berencana mendapat perhatian khusus dimana dalam RencanaPembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014-2018 program KB dibahas secara khusus denganprogramnya Generasi Emas NTB. Selain itu Pemerintah daerah juga membentuk BadanPemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kelurga Berencana (BP3AKB) sebagaisatuan kegiatan perangkat daerah yang juga turut aktif menggiatkan program KB selain BKKBNyang merupakan perpanjangan tangan pusat. Komitmen pemerintah terlihat denganmeningkatnya anggaran unit ini dari 2M pada tahun 2012 menjadi 3,5M pada tahun 2014 nanti.Kebijakan provinsiuntuk mendukung tercapainya MDGs juga cukup kuat. NTB membuat jargonseperti: AKINO atau Angka Kematian Ibu NOL dan Generasi Emas 2025 mengarahkan NTBuntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Gubernur NTB, meminta pada bupati untuk

Page 30: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

18

ikut serta komit melaksanakan program yang telah dicanangkan provinsi dalam upayameningkatkan IPM NTB. Misalnya, pada tahun 2009, Gubernur minta komitmen kabupatenuntuk sharing dana revitalisasi Posyandu, kebutuhan dana keseluruhan dihitung, lalu dibagidua, setengah ditanggung provinsi dan setengah lagi ditanggung kabupaten.Pengusulan AnggaranPengusulan anggaran mengikuti proses yagn berlaku umum. Setiap Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) menghitung kebutuhan anggarannya dan kemudian diajukan ke Bappeda. Padaumumnya SKPD mengajukan 2-3 kali lebih besar dari pagu yang telah ditetapkan. Kemudiandibahas dengan Bappeda untuk disesuaikan pagu anggaran yang telah ditetapkan untukmasing-masing SKPD.Jamkesmas/Jamkesda dan KBPelayanan KB telah diikut sertakan dalam Jamkesmas/Jamkesda. Pihak RS Pemerintah jugamengakui bahwa pasien rujukan semua gratis jika dengan menggunakan skema jampersal.Darisalah seorang narasumber, disebutkan bahwa Bidan Praktek Swasta (BPS) boleh ikut skemaJampersal namun tidak boleh mengambil pasien swasta lagi. Hal ini diakui memberatkan bidanpraktek swasta.B.2 Pengadaan dan distribusi alat kontrasepsi

Mekanisme pengadaan dan peruntukanNTB merupakan salah satu provinsi dengan pengadaan alat kontrasepsi 100% ditanggung olehpemerintah pusat. Oleh karena itu baik di tingkat provinsi maupun kabupaten tidak melakukanpengadaan alat kontrasepsi. Perhitungan jumlah alat kontrasepsi yang dibutuhkan dilakukanmelalui perhitungan jumlah peserta KB baru, Perkiraan Permintaan Masyarakat. Data-data inidiperoleh dari Puskesmas dengan mengumpulkan data dari klinik (F/II/KB) dan pustu-pustunya, kemudian koordinator tingkat kecamatan UPT-KB mengumpulkan data ini danmenyerahkan ke SKPD KB tingkat kabupaten dan kemudian mengkompilasi semua data yangada.Dengan mempertimbangkan angka unmet need dan ketersediaan anggaran operasional, makaangka ini diolah menjadi Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) yang harus di capai untuk masing-masing kabupaten. Kebutuhan stok alat kontrasepsi tidak boleh kurang dari 2-3 bulan ke depan.Hingga saat ini belum terjadi kekurangan stok alat kontrasepsi.Sebenarnya seluruh alat kontrasepsi disediakan secara gratis dari pemerintah pusat, namunpada pelaksanannya pelayanan KB tidak seluruhnya diberikan secara gratis di seluruhkabupaten. Misalnya di Kabupaten Lombok Timur, masyarakat yang mau ber-KB diberikangratis asalkan dilakukan di pelayanan pemerintah seperti Puskesmas dan RS atau Poskesdes.Sedangkan di Lombok Barat, pelayanan KB gratis bagi masyarakat yang memegang kartujaminan pelayanan (jamkesmas atau askeskin). Sedangkan masyarakat non-Gakin yang datangke Puskesmas/RS dikenakan biaya pelayanan sesuai ketentuan Perda No.4/2011.Distribusi alat kontrasepsiPendistribusian alat kontrasepsi dari Pusat didistribusikan ke BKKBN provinsi dan dari provinsididistribusikan ke unit KB tingkat kabupaten. Dari unit KB tingkat kabupaten kemudiandidistribusikan ke KUPT KB tingkat kecamatan. Dari tingkat ini ada dua variasi pendistribusian,yang pertama adalah alat kontrasepsi didistribusikan ke Puskesmas lalu Puskesmas akanmendistribusikan pada bidan di desa dan bidan praktek swasta yang berada di wilayahnya.Variasi ke dua adalah alat kontrasepsi didistribusikan ke Puskesmas, bidan di desa dan KlinikSwasta oleh KUPT KB melalui PLKB. Persoalannya adalah pendistribusian alat kontrasepsi ke

Page 31: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

19

daerah terpencil. Walaupun ada dana untuk mendistribusikan alat kontrasepsi, namun untukdaerah yang terpencil kurang mencukupi. Memahami hal ini, bidan di desa terpencil sering kalisecara suka rela memberikan transportasi tambahan ala kadarnya kepada PLKB yang diperolehdari akseptor. Misalnya di Kabupaten Lombok Timur bidan mengumpulkan Rp.2000,- darisetiap akseptor suntik untuk diberikan kepada PLKB.Dinas Kesehatan sering mengeluh bahwa BKKBN kurang memperhatikan hal teknis dalampendistribusian alat kontrasepsi ke klinik/Puskesmas. Alat kontrasepsi juga termasuk obatsehingga pendistribusian harus ada pengawasan dari apoteker.Pernah di coba alat kontrasepsiyang didistribusikan di titipkan ke gudang obat Dinas Kesehatan, tapi hanya bertahan satutahun saja, karena dianggap menjadi lambat.Kecukupan alat kontrasepsiSecara umum stok alat kontrasepsi selalu tercukupi karena telah disediakan untuk jangkawaktu ketersediaan tiga bulan ke depan.Pelaporan stok alat kontrasepsiSetiap bulan Unit KB tingkat kabupaten mendapatkan informasi dari Puskesmas kecamatan dankoordinator PLKB tentang stok KB yang ada dan kemudian unit KB tingkat kabupaten mengisiform Evaluasi dan melaporkannya ke tingkat provinsi.B.3 Pelayanan KB dan pembiayaannya

Unit Pelayan KBSecara umum ada tiga tingkat pelayanan KB. Tingkat yang paling dasar adalah Polindes, dimanapoli ini hanya dapat melayani KB sederhana seperti KB suntik. Tingkat yang lebih tinggi adalahPuskesmas, dimana klinik ini dapat melayani pemasangan IUD dan implan. Tingkat yang lebihtinggi lagi adalah Rumas Sakit, dimana pelayanan KB yang kompleks seperti Metode OperasiPria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW) hanya dapat dilaksanakan di Rumah Sakit.Dalam studi ini peneliti mengunjungi salah satu RSB Swasta dimana jumlah pasien perbulan: 26orang dengan rincian: IUD 22 pasien, MOW tiga pasien dan suntik satu pasien. Di klinik ini ibu-ibu lebih banyak memilih metode MKJP.RS Pemerintah yang merupakan RS rujukan juga memiliki pola yang sama, dimana pasien yangdatang ke RS lebih memilih MKJP. Contoh dari catatan bulan yang lalu adalah IUD postpartum60 pasien perbulan. Tubektomi kurang lebih 13 pasien perbulan dan vasektomi berkisar antara7-10 perbulannya.Biaya Pelayanan KBUntuk biaya pelayanan KB di RS Pemerintah, jika pasien ingin menggunakan kondom, suntikdan pil maka pasien hanya membeli karcis saja, karena alat kontrasepsi tersebut gratis. Namununtuk suntik ada biaya pelayanan medisnya yang dikenakan sebesar Rp.25.000,-. Di bawah iniadalah biaya pelayanan medis untuk MKJP:

• Biaya pelayanan medis IUD Rp.75.000,-• Biaya pelayanan medis MOW Rp.2.500.000,-• Biaya pelayanan medis MOP Rp.1.250.000,-Gambaran biaya pelayanan di RSB Swasta diambil dari salah satu Rumas Sakit Bersalin (RSB)untuk golongan menengah. Pada umumnya pasien yang ingin mendapatkan pelayanan KBadalah pasien yang baru melahirkan. Umumnya mereka diarahkan untuk menggunakan MKJP

Page 32: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

20

terutama IUD. Biaya yang dikenakan di RSB untuk IUD hanyalah untuk pelayanan medis sajadan berkisar antara Rp.300.000,- hinggaRp.400.000,-. RSB ini menghindari penggunaanNorplant atau implan karena mahal. Untuk Lingkaran Biru saja harganya sudah Rp.55.000,-.Untuk biaya tubektomi biayanya antara 1,5 juta-2 juta karena harus ada tindakan operasi.Pelayanan KB pada bidan praktek swasta, untuk metode suntik gratis karena obatnya diperolehdari pemerintah, namun pasien dibebani bahan habis pakai karena semua peralatan habis pakaiini harus dibeli. Demikian maka pasien tetap akan ditarik biaya hanya untuk konseling danbarang habis pakai yang dibebankan antaraRp.10.000,- hingga Rp.15.000,-. Namun demikianpasien yang kurang mampu akan diberi biaya khusus sebagai amal atau disarankan untukmenggunakan Jamkesmas/Jamkesda/ Jampersal.RSB atau Klinik swasta lebih mendorong pasiennya untuk memilih MKJP, hal ini dikarenakanefek samping yang hampir tidak ada, berbeda dengan yang hormonal. Pada umumnya semuapasien dikenakan biaya. Sebaliknya di RS umum pemerintah, selama minggu hanya satu orangyang dikenakan biaya, karena RS ini adalah RS rujukan sehingga banyak yang menggunakanjaminan kesehatannya.Konseling KBSesuai dengan standarnya, konseling harus dilakukan pada pasangan atau ibu sebelummemutuskan untuk ber-KB, namun pada umumnya pasien yang datang ke RS sudah tau apayang diinginkan sebab sudah dijelaskan saat Anthenatal Care oleh bidan atau mendapatpenjelasan dari PLKB.Pada RSB Swasta, konseling KB dilakukan terutama setelah persalinan dan umumnya ibudimotivasi untuk menggunakan IUD. Dokter tidak menyarankan alat kontrasepsi yang hormonalkarena banyak efek sampingnya. Untuk RSB swasta hal ini diupayakan untuk dihindari karenapasien akan bolak balik mengeluhkan efek sampingnya.Pada dasarnya prinsip cafetaria harus dilaksanakan, dimana pasien dijelaskan pada semuametode kontrasepsi dan kemudian diminta untuk memutuskan sendiri sesuai denganpertimbangannya. Namun pada prakteknya hal ini sulit dilaksanakan karena keterbatasan jenisalat kontrasepsi tertentu. Jika alat kontrasepsi yang dipilih sedang tidak ada maka pasienterpaksa membeli sendiri atau diminta menunggu sampai alat kontrasepsinya ada. Namun halini memberikan risiko bahwa pasien keberatan untuk membeli atau tidak kembali lagi.Walaupun alat kontrasepsi gratis, namun jika ada keluhan tentang efek samping dan pasienmembutuhkan obat, pasien harus memayar sendiri obatnya kecuali jika pasienJamkesmas/Jamkesda, maka obat digratiskan.B.4 Sumber daya manusia

Jumlah tenaga kerja terkaitDinas Kesehatan di NTB memiliki 27 obgyn yang tersebar hampir di semua kabupaten denganrasio bidan 45,6/100.000, sementara Indonesia 52,2/100.000 penduduk (sumber: BadanPPSDMK 2012 dalam Data/ Informasi Kesehatan Provinsi NTB, 2012), namun demikian bidancukup tersebar merata. Sementara jumlah PLKB berkurang dan distribusinya juga tidak merata.Tenaga PLKB pada jaman sentralisasi BKKBN sudah banyak yang menjelang pensiun, namuntidak ada pengganti yang cukup berpengalaman. Setelah PLKB dipegang oleh masing-masingkabupaten maka perekrutan sudah jarang terjadi. Oleh karena itu PLKB dibantu oleh kader BinaKeluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Balita (BKB) atau PPKBD ditingkat desa dan PPKBDtingkat dusun.

Page 33: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

21

Kewenangan untuk memberikan pelayanan KBIsu tentang adanya tentang kewenangan bidan untuk memasang IUD dan implan karena adanyaUU kedokteran, juga muncul di NTB. Namun untuk daerah terpencil, bidan masih bolehmemasang implan atau IUD. Bidan yang memasang IUD atau implan harus berada di bawahpengawasan dokter. Padahal dalam kenyataannya tidak banyak dokter yang tertarik untukmemberikan pelayanan kontrasepsi. Di NTB bahkan ada perawat yang memberikan pelayanansuntik KB.PelatihanDana pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB bagi petugas kesehatan ada diBKKBN, namun BKKBN berkoordinasinya dengan dinas kesehatan karena tenagaan bidanberada di bawah pengawasan dinas kesehatan.Sejak tahun 2006 RSUmum di NTB telah melakukan pelatihan Contraceptive Training Update(CTU). Untuk tahun 2012 telah dilaksanakan 8 kali pelatihan dengan peserta kurang lebihorang untuk setiap angkatan. Setelah pelatihan dilakukan juga supervisi ketika bidanmelakukannya di lapangan.Materi yang diberikan adalah: konseling, pencegahan infeksi, pengetahuan umum tentangkontrasepsi, tindakan pemasangan difokuskan pada IUD dan implan untuk para bidan dandokter. Dalam pelatihan ini tidak termasuk MOP dan vasektomi. Pelatihan MOP hanya dilakukanuntuk dokter spesialis dan MOP untuk dokter umum. Pelatihan ini hanya dilakukan 2 kalisetahun.Ikatan Bidan IndonesiaIkatan Bidan Indonesia (IBI) memperkirakan 30% pelayanan kontrasepsi dilakukan oleh BidanPraktek Swasta (BPS), karena BPS hampir dapat dikatakan buka 24 jam sehari. IBI mendukungtenaga jika ada momentum KB dengan cara mengkoordinir anggotanya untuk melakukanpelayanan KB, karena dalam kegiatan itu dibutuhkan banyak petugas kesehatan.B.5 Kerjasama antar instansiAda empat institusi yang terkait dengan program KB ditingkat provinsi, yaitu BKKBN yangbekerja di sisi demand/permintaan dan berperan sebagai koordinator, Dinas Kesehatan yangbekerja di sisi supply/pelayanan.BKKBN provinsi adalah merupakan perpanjangan tangan daripemerintah pusat, namun untuk tingkat kabupaten berada di bawah perintah daerah masing-masing.Selain kedua instansi tersebut, di NTB terdapat pula BP3KB (Badan Pemberdayaan PerempuanPerlinndungan Anak dan KB) yang didirikan didirikan tahun 2008. Namun instansi ini bukanhanya bekerja untuk program KB saja, tapi juga untuk pemberdayaanperempuan danperlindungan anak. Institusi ini memiliki kepanjangan tangan di tingkat kabupaten.Institusi keempat adalah PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga). PKK memberikandukungan pada pelayanan rutin dan momentum KB seperti yang diselenggarakan dari TNI,Bhayangkari, IBI, dan para kader.Peran SwastaBeberapa klinik swasta telah ikut serta membantu pelayanan KB dengan memperolah alatkontrasepsi dari BKKBN, namun demikian pasien membayar untuk tenaga pelayannya danbahan habis pakai. Tampaknya keterlibatan klinik swasta dapat lebih ditingkatkan lagi. klinikswasta yang terlibat dapat lebih banyak lagi dilibatkan. IBI memperkirakan 60% kepesertaan

Page 34: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

22

KB dari bidan yang bekerja pada pemerintah, sumbangan dari sektor swasta 30% dan 10%dokter atau RS/RSB.Hingga saat ini pelatihan-pelatihan banyak dilakukan untuk bidan di desa atau bidan yangpraktik di puskemas, Dinas Kesehatan mengusulkan agar bidan praktek swasta dapat ikut dilatih konseling.B.6 Menciptakan kebutuhanUntuk meningkatkan MKJP, BKKBN Provinsi dengan menggunakan testimoni pasangan yangmenggunakan KB jenis MKJP misalnya MOP atau MOW. Sebab masyarakat lebih percaya jikayang berbicara adalah orang yang telah menggunakan metode kontrasepsi tersebut.BKKBN juga memiliki satu buah Klinik P2KS (Pos Pelayanan Keluarga Sejahtera) disetiapprovinsi sebagai klinik percontohan. Tujuan dari klinik ini adalah untuk meningkatkanpertahanan keluarga. Jadi penekanannya bukan pada pelayanan medis, namun pada pelayanannon medis. Karena isu ketahanan keluarga bukan hanya KB jadi klinik ini tidak hanyamemberikan konseling KB saja namun juga konseling bagi remaja dan lansia.BKKBN juga memiliki anggaran untuk promosi khusus, walaupun tidak besar, yang berada padaBidang Advokasi Penggerakan dan Informasi. Umumnya promosi KB berbentuk Baliho,penyuluhan lewat tokoh masyarakat dan tokoh agama, pemutaran film. BKKBN juga memilikimobil unit penerangan untuk penyuluhan keliling.Pesan yang dipromosikan oleh BKKBN kembali lagi menjadi dua anak cukup, setelah pesan duaanak lebih baik dianggap tidak tepat. Pesan KB lainnya disampaikan pula pada kelompok Genre(Generasi Berencana), Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga Lansia.Untuk menciptakan kebutuhan, BKKBN sering menggunakan momentum KB denganmengadakan pelayanan KB massal. BKKBN menghubungi IBI untuk menjadi petugasnya.Masalahnya adalah anggota IBI banyak juga yang pegawai negeri, sehingga ketika merekamelayani kegiatan tersebut, maka tidak ada di yang melayani di Puskesmas. Pernah terjadiBKKBN minta 500-700 bidan serentak dan hal ini mengganggu pelayanan di Puskesmas.Disarankan agar BKKBN hanya menggunakan bidan swasta saja.B.7 Pencatatan dan pelaporanSeperti juga di provinsi Jawa Timur, di NTB juga ada dua sistim pencatataan terkait KB, satuadalah dari BKKBN dan satu dari Dinas Kesehatan. Namun di NTB Dinas Kesehatan dalam soaldata KB, bersikap lebih bersikap pasif dan menunggu angka dari BKKBN atau jika memerlukanmaka Dinas minta data ke BKKBN. Karena itu di NTB masalah perbedaan angka akseptor baruatau indikator lainnya tidak terlalu menonjol.Namun, karena ada rumor bahwa BKKBN akan berada di bawah Kementrian Kesehatan(dimana kepala BKKBN saat ini dilantik oleh menteri Kesehatan), maka Dinas Kesehatanmencoba lebih aktif dalam merekap data.Dalam sistim pencatatan ini, ada perbedaan data karena perbedaan formulasi yang ditetapkan.BKKBN menghitung angka akseptor baru bersarkan berdasarkan PPM (Perkiraan PermintaanMasyarakat) dan dinas menggunakan data kohort berdasarkan PUS.Dalam hal perhitungan, terdapat perbedaan rumus perhitungan untuk akseptor baru. DinasKesehatan dalam data kohort ibu menghitung jumlah peserta KB baru dengan denominatorjumlah PUS kemudian dikalikan dengan 100%. Sementara BKKBN menghitung jumlah pesertaKB baru dibagi dengan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) baru dikalikan 100%.

Page 35: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

23

Untuk memantau program KB, mekanisme pemantauan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatandilakukan setiap tiga bulan sekali. Dalam pertemuan yang diadakan tersebut, dilakukan validasidata serta pemberian umpan balik bagi Puskesmas.Untuk mekanisme pemantauan dilakukan umpan balik bulanan dari BPPKB di tingkatkecamatan. Hal ini perlu dilakukan karena kualitas pelaporan dari PLKB masih harus ditingkatkan.Sektor SwastaLaporan sektor swasta diambil oleh BPPKB setiap bulannya dengan format Laporan bulanan KBF/II/KB/08. Sektor swasta jika tidak diambil tidak melaporkan, kecuali jika mengambil alatkontrasepsi dari BKKBN.Tenaga kesehatan yang juga PNS dan melakukan praktek swasta padasore harinya, umumnya membawa laporannya ke dinas kesehatan.PKKPKK juga memiliki pendataan tersendiri. Dinas Kesehatan dan Mendagri membuat sistiminformasi terpadu (SIP). Dimana PKK memiliki tiga buku wajib pendataan yaitu untuk ibu hamil,ibu nifas dan pencatatan untuk bayi dan ibu yang meninggal dunia.4.2 KABUPATEN LOMBOK TIMURA. PENDAHULUAN

A.1. Cakupan program Keluarga Berencana (KB) dan permasalahannyaCakupan KB, angka penggunaan kontrasepsi dan unmet need di tingkat kabupatenBerdasarkan data dalam Lombok Timur Dalam Angka 2011, jumlah penduduk KabupatenLombok Timur sekitar 1.116.745 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 1,01%jika dibandingkan jumlah penduduk tahun 2010. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)Kabupaten Lombok Timur sebesar 1,01. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan LPPProvinsi NTB sebesar 2,8 dan secara nasional sebesar 2,6. Angka Kelahiran Total atau TotalFertility Rate (TFR) sebesar 2,14 juga jauh lebih rendah dibandingan angka TFR provinsi dannasional (LPPD, 2011), lebih lanjut disajikan di Tabel 4.2.Tabel 4-2 Laju pertambahan penduduk, TFR, CPR dan unmet need Kab. Lombok Timur

Lombok Timur NTB Nasional

Total Fertility Rate (TFR) 2,143) 2,83) 2,64)Laju pertumbuhan penduduk 1,011) 1,172) 1,492)Pasangan Uisa Subur (PUS) 273.9623)Prevalensi PUS Aktif 72,83) 71,685)Contraceptive Prevalence Rate (CPR) 54,94) 55,14) 57,94)Unmet need 14,7%1) 144) 11,4%4)Sumber: 1lombok Timur Dalam Angka – BPS 2011, , 2BPS (Sensus Penduduk 2010); 3) BP2KB Kab. Lombok Timur2012, 4)Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 5) BKKBN Prov NTB 2009Data Kepala Bidang KB Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa dari 273.962 Pasangan Usia Subur (PUS) aktif,sebanyak 72,8% merupakan peserta KB. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan angkapenggunaan kontrasepsi di Provinsi NTB (71,68%). Angka prevalensi ini mengalami

Page 36: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

24

peningkatan dalam 4 tahun terakhir karena tidak lepas dari dukungan penuh dari PemerintahDaerah Kabupaten Lombok Timur. Angka penggunaan kontrasepsi di kabupaten dan provinsiterlihat tidak terlalu berbeda dan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional.Angka unmet need sebesar 14,7%, terlihat masih sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angkaprovinsi dan nasional. Tingginya angka unmet need ini karena cukup besarnya suami dari PUSyang bekerja sebagai tenaga kerja indonesia (TKI) ke luar negeri; selain karena PUS perempuanyang ingin beristirahat menggunakan KB, merasa sudah tidak subur lagi (di atas 35 tahun) dansudah bertahun-tahun tidak hamil lagi.Penerimaan program KB di masyarakat

KabupatenBagi masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, penerimaan KB sudah baik sekali meskipunsebagian besar masih menggunakan alat KB jenis suntik dan pil atau KB non-MKJP. Berdasarkanhasil wawancara dengan Kepala Bidang KB (Kabid KB) BPPKB Kabupaten Lombok Timur, saatini sangat jarang sekali ditemukan ibu-ibu yang tidak menggunakan KB. Keinginan ber-KB jugasudah atas kemauan sendiri, bukan paksaan seperti pada masa lalu. Cara ber-KB metode operasipria (MOP) dan metode operasi wanita (MOW) juga sudah mulai diminati meskipun jumlahnyamasih sedikit.Diundangkannya UU RI Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan danPembangunan Keluarga, tampaknya memberikan nuansa dan semangat baru di dalampengelolaan program kependudukan dan keluarga berencana pada masing-masing wilayah.Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, program KB di Kabupaten Lombok Timur cukupmenggembirakan dalam artian terjadi perbaikan sarana dan prasarana pelayanan KB,peningkatan pelayanan KB, pemberian KB gratis bagi seluruh masyarakat dan masih banyakprogram-program lain yang sudah dijalankan. Hasil yang dapat dilihat adalah terjadipenambahan PUS yang ber-KB, LPP yang menurun, layanan KB berkesinambungan di tempatpelayanan kesehatan dan lainnya. Menurut informasi dari pemangku kepentingan di tingkatkabupaten, peningkatan ini tidak lepas dari dukungan penuh mulai dari pemerintah tingkatprovinsi, kabupaten, sampai tingkat kecamatan dan desa.Dukungan dari pemerintah kabupaten terhadap progam KB cukup besar karena pemerintahmempunyai tujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut KetuaPenggerak PKK Kabupaten Lombok Timur, program keluarga berencana (KB) mempunyaiperanan penting dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana KB jugaberperan dalam pembangunan indikator pendukung IPM, yakni pendidikan, kesehatan danekonomi. Untuk itu, perlu sekali dilakukan akselarasi program KB yang dituangkan dalampetunjuk dan teknis operasional di tingkat kabupaten, alat kontrasepsi 100% gratis,pemanfaatan momentum strategis (Hari Kesatuan Gerak PKK, Muslimat Nahdatul Wathan, KBBhayangkari, TNI Manunggal Masuk Desa), penguatan KIE melalui tokoh agama dan tokohmasyarakat, serta unsur pendidikan.KecamatanProgram KB di Kecamatan Selong (cakupan MKJP tinggi) dan Kecamatan Jerowaru (cakupanMKJP rendah) saat ini sudah berjalan dengan baik. Hasil wawancara dengan pemangkukepentingan di kedua kecamatan mengatakan bahwa KB sudah menjadi kebutuhan masyarakatdalam artian masysrakat sudah menyadari pentingnya ikut program KB. Kepala PKK KecamatanSelong mengatakan bahwa PUS rajin mendatangi Posyandu setiap ada pelayanan KB. Menurutketua PKK Kecamatan Jerowaru, setiap ada pelayanan masal KB seperti pada saat Hari KesatuanGerak PKK atau Hari Ulang Tahun Nahdatul Wathan, cukup banyak PUS yang hadir.

Page 37: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

25

Ditambahkan oleh bidan koordinator Kecamatan Selong bahwa, KB pasca salin sudah banyakdiikuti oleh PUS. Masyarakat juga dimotivasi untuk ber-KB dan memeriksa kehamilan.Kesadaran untuk mau datang sendiri ke tempat pelayanan KB seperti ini dalam masapemerintahan Orde Baru sangat jarang kecuali dengan mobilisasi dari pemerintah setempat. Dimasa sekarang, masyarakat yang mendatangi tempat pelayanan di Puskesmas atau Posyandu,bahkan masyarakat yang mampu datang sendiri ke Bidan Praktek Swasta (BPS).Dilihat dari cakupan kontrasepsi MKJP, Kecamatan Jerowaru lebih rendah dibandingkan denganKecamatan Selong. Menurut informasi dari Kabid Kesga Dinkes Lombok Timur, hal ini terjadikarenaKecamatan Jerowaru jauh dari kota kabupaten, sebagian besar penduduk bermatapencaharian nelayan, pendidikan masyarakat lebih rendah, dan fasilitas layanan kesehatan jugatidak sebanyak di Kecamatan Selong yang merupakan ibu kota kabupaten. Masyarakat dapatmendatangi RS, dokter praktek, BPS, Puskesmas, apotik dan perawat.Luas wilayah dan jumlah tenaga PLKB juga berpengaruh terhadap rendahnya cakupan MKJP. DiKecamatan Jerowaru, seorang PLKB bisa mempunyai wilayah kerja tiga sampai lima desadengan jarak desa yang cukup jauh dan bahkan di beberapa desa harus menggunakan perahu.Sementara di Kecamatan Selong dengan luas wilayah dikota dan lebih kecil, satu orang PLKBmaksimal memegang dua desa.Jika dilihat dari pilihan kontrasepsi di kedua kecamatan, memang kontrasepsi non-MKJP lebihbanyak dipilih dibandingkan dengan kontrasepsi MKJP. Di Kecamatan Jerowaru, sebagian besarPUS menggunakan kontrasepsi non-MKJP jenis suntik (77,14%) dan di Kecamatan Selong46,55%. PUS yang menggunakan kontrasepsi MKJP secara umum memang belum terlalu besartetapi terlihat bahwa PUS di Kecamatan Selong lebih banyak yang menggunakan IUD (12,4%)dan implan (17%) dibandingkan dengan PUS di Kecamatan Jerowaru dimana PUS yangmenggunakan IUD sangat rendah, hanya 3,6% (Tabel 4.3).Tabel 4-3 Cakupan dan jenis kontrasepsi yang digunakan di Kecamatan Jerowaru dan Selong

KecamatanNon-MKJP (%) MKJP

Pil Suntik Kondom IUD Implan MOW MOPJerowaru 3,5 77,14 7,5 3,6 14 0,2 0,3Selong 21,7 46,55 8,2 12,4 17 7,3 0Menurut informasi yang diperoleh dari pemangku kepentingan di tingkat kecamatan, alasanyang paling banyak disebutkan mengapa cakupan kontrasepsi MKJP masih kurang diminatidibandingkan dengan non-MKJP karena terhambat oleh masalah budaya dan agama sertasejumlah rumor tentang MKJP. Masalah budaya yang sering disebutkan adalah calon akseptormerasa malu harus membuka aurat dalam pemasangan IUD dan menggunakan IUD dapatmenyebabkan seorang ibu tidak dapat membantu suami mengolah kebun atau sawah.Hambatan agama yang sering dikatakan adalah masih kuatnya larangan dari tokoh-tokohagama terutama MOW/MOP dan juga IUD. Cerita-cerita yang tidak benar atau rumor tentangMKJP antara lain takut karena harus melalui operasi, implan yang ditanam di tangan yang manaletak implan bisa berpindah-pndah, suami tidak nyaman saat berhubungan dengan istri yangmenggunakan IUD.Menurut Kepala UPTB Kecamatan Jerowaru dan Selong, hambatan utama yang menyebabkankontrasepsi MKJP kurang diminati karena adanya larangan dari suami. Kaum ibu yang inginber-KB masih banyak yang harus mendapatkan persetujuan dari suami. Keengganan suamimengijinkan istri menggunakan KB tidak lepas dari pengaruh budaya dan agama yangdisebutkan di atas.

Page 38: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

26

DesaPenerimaan KB di tingkat desa tidak berbeda jauh dengan penerimaan di tingkat kecamatan,dimana sebagian besar masyarakat sudah menggunakan kontrasepsi atau pernah menggunakanbagi ibu yang sedang hamil atau tidak ikut KB lagi karena faktor usia. PUS yang berusia mudapada umumnya sudah ikut program KB terus meningkat karena merasakan pentingnya untukmengatur jarak kelahiran dan mengurangi jumlah anak. Dari hasil wawancara mendalamdengan kepala desa, kader dan tokoh masyarakat, sebagian besar peserta memberikanpendapat yang positif untuk program KB.“KB prioritas bu, kalau tidak ber-KB kita suruh KB. Banyak yang sudah sadar untuk KB. Kalautidak mau KB kita kunjungi dari rumah ke rumah.” (Kader, Ds. Kelayu Utara , Kec. Selong, Kab.Lombok Timur)

“Kalau menjadi prioritas saya tidak tau persis Bu, tapi yang saya liat sendiri suatu kenyataan ditengah masyarakat kita antusiasme masyarakat kita untuk mengikuti program KB alhamdulillahcukup bagus.” (Tokoh Agama, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Situasi dan Kondisi KB disini alhamdulillah lancar. Masyarakat rata-rata memakai pil dansuntikan.” (Kader, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Berdasarkan hasil FGD dan wawancara dari semua kelompok, PUS dan orang tua/mertuamendukung program KB. KB dinilai baik untuk menjarangkan anak dan mengatur jarakkelahiran anak. Dengan mengatur kelahiran dan membatasi anak, hal ini dapat mengurangibeban ekonomi dan dapat memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak.“Alhamdulillah ada KB bu. Karena kalau tidak ada KB, kan isteri kita itu setahun diamelahirkan.. gitu kan. Kalau ada KB kan dia punya jarak untuk mengatur anak keluaritukan. Alhamdulillah.” (Bapak KB, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur).

A.2. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) versus Jangka Pendek(Non-MKJP)Kabupaten dan KecamatanBerdasarkan data yang diperoleh dari BPPKB Kabupaten Lombok Timur tahun 2012, dapatdilihat bahwa bahwa cakupan alat kontrasepsi non-MKJP mencapai 71,9%, sedangkan MKJPsebesar 28,1%. Alat kontrasepsi non-MKJP yang paling banyak digunakan oleh PUS adalahsuntik kemudian diikuti oleh pil. Untuk MKJP, jenis implan sedkit lebih banyak digunakandibandingkan dengan IUD, sedangkan untuk jenis kontap (MOP dan MOW) peminatnya masihkecil sekali (Tabel 4-4).Jika dilihat dari tabel di bawah, cakupan KB kabupaten lebih tinggi dibandingkan dengan tingkatnasional dan provinsi. Namun demikian, menurut kepala BPPKB Kabupaten Lombok Timur,cakupan MKJP cenderung terus meningkat dalam empat tahun terakhir, terutama untuk jenisimplan. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh perawat yang bertugas dibagian polikebidanan anak RSUD Kabupaten Lombok Timur, bahwa PUS pasca salin yang menggunakanMKJP terjadi peningkatan. Peningkatan ini tidak lepas dari program Jampersal yang mewajibkanPUS pasca salin menggunakan alat kontrasepsi.

Page 39: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

27

Tabel 4-4 Cakupan KB berdasarkan jenis alat kontrasepsi di Kabupaten Lombok Timur

Jenis Alat Kontrasepsi Lombok Timur NTB NasionalSuntikan 46,2 36,8 31,9Pil 23,2 7,1 13,6Kondom 2,5 0,5 1,8Implan 14,0 5,4 3,3IUD 11,2 3,8 3,9MOW 2,4 1,4 3,2MOP 0,57 0,0 0,2Sumber: *BKBPP Kab. TLombok Timur 2012. Angka yang lain bersumber SDKI 2012Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa PUS yang menggunakan non-MKJP masih cukuptinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak RSUD, Dinkes dan PKK kabupaten,ditemukan bahwa tingginya cakupan non-MKJP disebabkan PUS yang baru menikah umumnyalebih memilih non-MKJP. Alat kontrasepsi non-MKJP dipilih karena mereka keluarga muda yangmasih ingin mempunyai anak dulu baru kemudian ikut KB. Sedangkan PUS yang menggunakanMKJP umumnya adalah PUS yang sudah memiliki 2 orang anak.Tingginya alat kontrasepsi non-MKJP menurut pemangku kepentingan di tingkat kabupaen dankecamatan disebabkan karena faktor cara pemasangan, efek samping dan kenyamanan, aksesdan keterjangakauan, dan kepercayaan seperti yang tabel di bawah.Tabel 4-5 Anggapan masyarakat Kabupaten Lombok Timur tentang MKJP dan non-MKJP

Faktor Non-MKJP MKJPCara pemasangan Praktis (tidak perlu buka-bukaan) Tidak sakit ketika pasang Malu karena harus membuka aurat

Takut pada saat pemasangan karenaharus melalui operasiEfek samping dankenyamanan Mudah untuk ganti cara

Tidak menggangguaktivitas sehari-hari Khawatir mengganggu pekerjaansehari-hari Suami tidak nyaman pada saatberhubunganAkses danketerjangkauan Harganya murah

Mudah diperoleh (bisa dipos yandu atau melaluikader (cth. Pil) atauperawat (cth. Suntik) Repot (karena pemasangan diPuskesmas dan RS) Harganya lebih mahal

Kepercayaan Tidak bertentangandengan agama Dilarang oleh agama karenamembuka aurat (IUD) danpermanen (MOP/MOW) Alat kontrasepsi bisa berpindah-pindah (implan) atau jatuh (IUD)

Page 40: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

28

DesaMeskipun jumlah PUS yang ikut program KB menunjukkan peningkatan, alat kontrasepsi yangbanyak digunakan adalah alat kontrasepsi non-MKJP jenis pil dan suntik. Berdasarkan hasilwawancara dengan kader di Kecamatan Jerowaru, MKJP kurang diminati karena alatkontrasepsi yang banyak disediakan di Posyandu adalah jenis pil dan suntik. Bahkan pada saatdilaksanakan pemasangan KB masal di sebuah desa di Kecamatan Jerowaru, hampir seluruhPUS meminta pil.“Pendapat mereka lebih gampang pakai pil sama suntikan, soalnya itu aja yang lebih gampangdicari disini. Misalnya di Posyandu kebanyakan yang dikasi pil saja.” (Kader, Ds. Paro Mas, Kec.Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Kalo di Gili Belek pernah sekali pas KB Massal. Tapi ndak ada yang mau cuma pake pil samasuntikan saja. Malahan kebanyakan pake pil.” (Kader, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. LombokTimur)

Rendahnya minat masyarakat menggunakan MKJP menurut kepala desa disebabkan karenabeberapa desa di Kecamatan Jerowaru letaknya terpencil, jauh dari akses pelayanan kesehatan,pendidikan, dan mata pencaharian sebagian besar nelayan. Menurut kader, selain karena faktortersebut di atas, terdapat faktor informasi yang kurang dari tenaga kesehatan. Masyarakathanya mendapatkan informasi yang kurang benar (rumor) tentang MKJP yang menyebabkanmasyarakat menjadi takut menggunakan MKJP. Agar masyarakat mau menggunakan MKJP,cerita rumor harus diganti dengan memberikan informasi yang benar tengan MKJP dan lebihbanyak menjelaskan tentang kelebihan MKJP dibanding non-MKJP.“Belum, masih sekitar 50%., rupanya belum bisa dijangkau 100%, karena pertama faktorinfrastruktur, jalan, itu yang pertama, kedua berdasarkan e... SDMnya... pendidikannya, sekitar20-30% yang sudah berpendidikan [SD, SMP].” (Kades, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. LombokTimur)

“Salah informasi atau ndak ada informasi mungkin dari petugas kesehatan makanya dia takut,ndak tau manfaat atau efek samping dan keuntungannya makanya dia takut. Katanya ada, kalauimplan pendarahan katanya, kalau IUD juga ada yang pendarahan, kalau pakai IUD ngangkatberat nggak bisa dia bilang. Dilarang mengangkat berat-berat katanya.” (Kader, Ds. Paro Mas,Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Kalau menurut kita kalau mau dipakai jangka panjang harus dikenalkan dulu alatnya terus apakeuntungannya, apa efek sampingnya. Kalau disuruh langsung kemugkinan ndak mau.” (Kader,Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

B. MANAJEMEN PROGRAM KELUARGA BERENCANAB.1. Kebijakan dan alokasi anggaran

KebijakanProgram KB menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, selain programdi bidang kesehatan. Pemerintah Lombok Timur berkeinginan untuk meningkatkan IndeksPembangunan Manusia (IPM) melalui program KB. IPM Kabupaten Lombok Timur pada tahun2007 berada di peringkat ke-7 dari 10 kabupaten/kota. Lalu meningkat menjadi urutan ke-5pada tahun 2009 dan ke-3 tahun 2012. Peningkatan IPM ini tidak terlepas dari programkesehatan dan KB yang berjalan dengan baik. Salah satu program kesehatan yang dicanangkanadalah mewujudkan Angka Kematian Ibu Melahirkan Menuju Nol (AKINO) yang memberikankepastian terpenuhi hak masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam program KB,pemerintah secara gencar memberikan pelayanan KB gratis kepada masyarakat.

Page 41: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

29

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur memberikan dukungan penuh untuk semua program KBsejak tahun 2009 hingga saat ini. Dukungan pemerintah ini terlihat jelas dalam penyediaanpelayanan KB dan alat kontrasepsi berikut pemasangannya secara gratis bagi seluruh lapisanmasyarakat. Selain itu juga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Fisik Pelayanan KBdalam pembangunan Unit Pelayanan Terpadu KB (UPTKB), menyediakan sepeda motor dankomputer laptop kepada seluruh UPTB di dua puluh kecamatan.Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang memberikan alatkontrasepsi secara gratis kepada seluruh PUS sejak tahun 2011. NTB merupakan salah satudaerah di Indonesia yang rata-rata angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR)mencapai 2,8 % atau masih di atas angka rata-rata nasional yakni sebesar 2,3 %. Tujuan daripemberian alat kontrasepsi gratis tersebut adalah untuk menekan laju pertumbuhan pendudukdan meningkatkan jumlah akseptor. Pelaksanaan program alat kontrasepsi gratis ini secaraumum berjalan cukup baik di seluruh kabupaten tidak terkecuali di Kabupaten Lombok Timur.Masyarakat bisa mendapatkan alat kontrasepsi dan pelayanan gratis jika datang ke RSUD,Puskesmas dan Polindes.Alokasi anggaranSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BPPKB terdiri dari bidang Pemberdayaan Perempuandan bidang Keluarga Berencana. Masing-masing bidang membuat alokasi anggaran setiap tahunyang diajukan ke DPRD. Yang bertugas untuk membuat anggaran setiap tahun untuk programKB berada pada BPPKB, berada di tangan Bidang Keluarga Berencana.Proses pengganggaran berawal dari musyawarah perencanaan pembangungan (musrenbang) ditingkat desa, kecamatan, sampai musrenbang di tingkat kabupaten. Di setiap levelpemerintahan ini, dibuat rencana berkaitan dengan KB yang akan dilakukan dalam satu tahunke depan. Sesampainya di tingkat kabupaten (BP2KB), rencana tersebut digodok lagi olehBagian Perencanaan dan Program bersama dengan kepala badan/ketua SKPD.Setelah seluruh rencana selesai dibahas di tingkat kabupaten, seluruh SKPD dipanggil untukmembentuk panita pembentuk APBD yang diketuai oleh Sekertaris Daerah (Setda) besertadengan Bappeda. Panitia ini selanjutnya membuat Rencana Kerja Anggaran (RKA) untukseluruh SKPD yang dikirim ke Badan Anggaran Legislatif untuk dibahas di DPRD. Seluruh SKPDdiundang untuk membahas RKA. Hasil pembahasan nantinya bisa berubah (bertambah, tetapatau berkurang). Jika sudah disetujui DPRD barulah RKA tersebut masuk kedalam Daftar IsianPelaksanaan Anggaran (DIPA).Menurut Kepala Bidan KB, Kemampuan Fiskal Kab. Lombok Timur termasuk kecil. AnggaranPendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp. 1,4 Trilyun dan Pendapatan Asili Daerah (PAD)Rp. 42,01 Milyar (Data dari RPJMD Kab. Lombok Timur 2008-2013). Rata-rata SKPDanggarannya di bawah Rp. 1 Milyar.Berikut adalah sumber anggaran untuk BPPKB berdasarkan informasi dari Kabid KB dan BidangKesejahteraan Keluarga Dinkes Kabupaten Lombok Timur:1. Dana Alokasi Umum (DAU) untuk BP2KB sebesar Rp. 438-an Milyar. Dari jumlah tersebutuntuk Bidang KB anggarannya sebesar Rp. 82 juta, untuk bidang PemberdayaanPerempuan (PP) sebesar Rp. 120 juta-an, sisanya untuk bidang lain di BP2KB sepertibidang data, penerangan, sekertariat dan lain sebagainya.2. Dana Dekon sebesar Rp. 1,2 Milyar yang diperoleh dari dari BKKBN Pusat dan diberikanmelalui ke BKKBN Provinsi. Dana Dekon ini sebenarnya Rp. 2,5 Milyar, sebesar Rp. 1,3Milyar masih diberi tanda bintang (*) oleh DPRD. Dana Dekon ini diantaranyadipergunakan untuk Jamkesmas, pembelian kit dan Kegiatan GalCilTas (Tertinggal,Terpencil dan Perbatasan)

Page 42: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

30

3. Dana Alokasi Khusus sebesar Rp. 1,2 Milyar4. Dana Pendamping sebesar Rp. 120 jutaTabel 4-6 Alokasi anggaran terkait KB di Kabupaten Lombok Timur

SumberAnggaran

PemkabLombok Timur BPPKB Bagian Kesga Dinkes

Lombok Timur Peruntukkan (BP2KB)APBD Rp. 1,4 TPAD Rp. 86,79 MAPBD II Rp. 130 jtDAU (APBD) Rp. 82juta Rp. 300 jt**Dekon* --- Rp. 1,2 M* RP. 490 jt Peruntukan Dekon dapatdigunakan untuk programGalCilTas sebesar Rp. 29juta, program unggulan diNTB Bina Keluarga Balitayang terintegrasi sebesarRp. 325 juta dan juga biayapetugas yang memberikanpelayananDAK --- Rp. 1,2 M Dipergunakan untukmembangun kantor, belisepeda motor, beli laptop,beli KB kit dll. DAK tidakboleh digunakan untukkegiatan operasionalDanaPendamping --- Rp. 120jutaDari berbagaisumber + Rp. 500-an jt*Dana Dekon seluruhnya Rp. 2,5 M, sebesar Rp. 1,3 M masih ada tanda bintang. Dana Dekom digunakanuntuk Jamkesmas, pembelian Kit, Kegiatan GalCilTas (Tertinggal, Terpencil dan Perbatasan)** Dana untuk 3 seksi: KIA, Gizi dan Remaja. Tidak ada alokasi dana khusus untuk KB karena sudahgabung dengan KIA. Biaya untuk honor tenaga kesehatan yang melayani akseptor KB ditanggung olehBP2KB/BKKBN ProvinsiJaminan kesehatanDari hampir 1,2 juta jiwa penduduk di Kabupaten Lombok Timur, lebih dari 600.000 jiwa sudahmendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Berkat program bantuansosial bidang kesehatan ini, penduduk miskin di Lombok Timur dapat mengakses pelayanankesehatan secara menyeluruh (komprehensif) tampa dipungut biaya di fasilitas kesehatanpemerintah secara berjenjang. Pelayanan kesehatan yang dicakup adalah pelayanan promotif,prefentif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan secara berjenjang bagi masyarakat miskin ataupeserta yang iurannya dibayar oleh pemerintah.Dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang KB BPPKB, biaya pelayanan KB bagi masyarakatditanggung melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal) dan dana Dekonsentrasi (Dekon).Dana ini diberikan kepada seluruh masyarakat baik yang miskin maupun yang mampu asalkanpelayanan dilakukan di fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta yang bekerja sama.Dana pelayanan KB yang ditanggung melalui Jampersal harus KB pasca salin dan tidak lebih dari42 hari. Jika lebih dari 42 hari, maka dana pelayanan ditanggung oleh dana dari Dekon.

Page 43: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

31

Dana pelayanan pemasangan alat kontrasepsi yang didanai oleh Dana Dekonsentrasi, diberikankepada petugas yang memberikan pelayanan (dokter atau bidan), kader dan bagian UnitPelaksana Teknis Badan (UPTB) di tingkat kecamatan. Biaya pelayanan kontrasepsi mantap(MOW/MOP) sebesar Rp. 500.000,- yang terdiri dari Rp. 300.000,- untuk jasa dokter dan Rp.200.000,- untuk kader atau orang yang mengantar (untuk pengganti transport, makan/minum).Biaya persalinan yang dibiayai dari Dana Dekon ini dibayar oleh BKKBN Provinsi. Khusus untukpelayanan kontap yang ditanggung dari dana dekon, biayanya dibayar langsung kepada dokteratau kader. Oleh karena itu, rumah sakit baru melaksanakan operasi jika sudah adapemberitahuan dari BKKBN Provinsi bahwa dana pelayanan sudah tersedia.Untuk pelayanan IUD dan implan, pembayaran dilakukan dengan sistem klaim. Jadi petugaskesehatan (dokter atau bidan) dibayar dalam waktu dua sampai tiga bulan kemudian. Biayayang ditetapkan pada pemasangan IUD sebesar Rp. 85.000,- setelah dikenakan PajakPenghasilan (PPH) menjadi Rp. 66.000,-. Dari Rp. 66.000,- ini, sebesar Rp. 25.000,- diberikankepada bidan, Rp. 10.000,- untuk kader dan Rp. 31.000,- untuk UPTB kecamatan. Biaya untukUPTB ini nantinya dibagi secara rata untuk seluruh staff yang ada seperti kepala UPTB, PLKBdan staf administrasi. Besarnya biaya pelayanan implan juga diberlakukan sama sepertipelayanan IUD (Tabel 4-7).Tabel 4-7 Klaim Dana Dekon dan Jampersal untuk pelayanan KB Pasca Salin

Biaya (Rp.)Biaya setelahdikenakan PPH

(Rp.)

Jasa petugaskesehatan(Rp.)

Kader UPTB

Dana DekonMOW 500.000 300.000 200.000*IUD 85.000 66.000 25.000 10.000 31.000**Pemasanganimplan 45.000 35.000 20.000 5.000 10.000**Pembukaanimplan 80.000 60.000 25.000 --- 35.000**Dana JampersalIUD & implan 60.000 -- -- -- --Suntik 10.000 -- -- -- --Persalinan Menggunakan tarifIndonesiaCase BaseGroup (INA-CBGs).*Diberikan untuk biaya transportasi, pengantar/kader, konsumsi.** Digunakan untuk biaya foto copy, surat-surat, sisanya untuk seluruh staf UPTB dllSumber: wawancara dengan Kabid KB, Ka UPTBB.2. Pengadaan dan distribusi alat kontrasepsi

Mekanisme pengadaanPengadaan alat kontrasepsi, alat pendukung untuk kontap (seperti ring) dan obat-obatanlangsung untuk kabupaten seluruhnya bersumber dari BKKBN Pusat yang dikirim ke BKKBNProvinsi selanjutnya dikirim ke BPPKB Kabupaten. Permintaan alat kontrasepsi dan alat-alatlainnya dilakukan setahun sekali berdasarkan perkiraan kebutuhan BPPKB.Besarnya permintaan dihitung berdasarkan data dari pendataan keluarga dan PUS yangdilakukan pada bulan Juli-September dan data jumlah PUS aktif yang diperoleh dari setiap klinikKB (Polindes/Poskedes) dan Puskesmas yang dikumpulkan oleh PLKB. Dari pendataan tersebut

Page 44: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

32

dibuat perkiraan kebutuhan alat kontrasepsi dalam setahun dengan formula = Jumlah PUS aktif+ Perkiraan jumlah PUS baru sebesar 10%. Pada bulan November, data tersebut dikirim keBKKBN Provinsi dan selanjutnya dikirim ke BKKBN Pusat. Pada sekitar bulan Januari tahunberikutnya, BP2KB mendapat dropping dari BKKBN Pusat. Selanjutnya alat kontrasepsididistribusikan ke klinik UPTB kecamatan dan RS.Pendistribusian alat kontrasepsi dari BPPKB kabupaten ke UPTB kecamatan menggunakankendaraan. Dari UPTB alat kontrasepsi didistribusikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB) keKKB KB/KKB (Puskesmas, Poskesdes). Khusus untuk RS, sejak tahun 2012 pihak RS yangmengambil langsung ke BPPKB. Sebelumnya RS mendapatkan alat kontrasepsi dari UPTBkecamatan.

Gambar 4-1 Alur distribusi alat kontrasepsi di Kabupaten Lombok Timur

Mekanisme laporan permintaan alat kontrasepsi dimulai dari KKB berdasarkan laporanF2KB. Dalam formulir F2KB tersebut tercatat jumlah akseptor rutin dan perkiraan akseptorbaru. Dari tingkat KKB, F2KB dibawa ke UPTB kecamatan dan selanjutnya diserahkan keBPPKB. Setalah dari BPPKB, permintaan dihitung lagi lalu dikirim ke BKKBN Provinsi untukselanjutnya diserahkan ke BKKBN Pusat (Gambar 5.4).

BKKBN Provinsi

PLKB

BKKBN Pusat

BPPKB KabupatenUPTB Kecamatan

Klinik KB:Puskesmas Klinik KB:Polindes/PoskesdesPosyandu

Rumah Sakit

Page 45: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

33

Gambar 4-2 Mekanisme permintaan alat kontrasepsi di Kabupaten Lombok Timur

Pelayanan KB dan pembiayaannya

Kabupaten/kecamatanTempat pelayanan KB di Lombok Timur dilakukan di rumah sakit, Puskesmas, Polindes danPosyandu. Pelayanan MOP/MOP hanya dapat dilakukan di RS oleh dokter yang sudah mendapatpelatihan khusus. Pelayanan alat kontrasepsi IUD, implan, suntik, pil dan kondom dapatdiberikan di Puskesmas, sedangkan di Posyandu biasanya hanya untuk alat kontrasepsi pil dansuntik.Dari hasil wawancara dengan bidan koordinator, kepala UPTB dan bidan desa di KabupatenLombok Timur, bidan desa memiliki wewenang memberikan pelayanan IUD dan implan diPolindes jika memiliki ruang bersalin peralatan yang memadai. Sayangnya meskipun memilikiwewenang, jumlah PUS yang memilih alat kontrasepsi ini sangat kurang, terlebih di desa yangberada jauh dari kota.Sebenarnya ada peraturan dari pemerintah bahwa bidan yang boleh memberikan pelayananIUD dan implan adalah bidan yang sudah mendapatkan pelatihan. Ilmu yang diperoleh padasaat kuliah tidak cukup untuk memberikan pelayanan tetap harus melalui pelatihan khusus.Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut biasanya bidan koordinator mau mengajari bidandesa jika ada pelayanan IUD di Puskesmas atau pada saat ada pelayanan KB masal. Denganbekal tersebut, bidan desa berani memberikan pelayanan di Polindes asalkan memiliki ruangankhusus, obgyn bed dan peralatan khusus.Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan di tingkat kabupatendan kecamatan, pelayanan KB masal cukup sering dilakukan yaitu pada saat hari ulang tahunsebuah institusi tertentu. Hari ulang tahun yang biasa ada pelayanan KB masal seperti pada saatHari Kesatuan Gerak PKK KB dan Kesehatan, HUT Nahdatul Wathan, HUT ABRI/Bhayangkaradan Hari Kartini. Seluruh alat kontrasepsi yang diberikan pada saat HUT tersebut disediakanoleh BPPKB dan diberikan secara gratis. Sayangnya pada saat pelayanan KB masal tersebut, alatkontrasepsi yang paling banyak diminati adalah non-MKJP terutama suntik.Provinsi NTB merupakan salah satu provinsi yang memberikan alat kontrasepsi gratis bagiseluruh masyarakat asalkan pelayananan diberikan di pelayanan kesehatan pemerintah. Dalamkenyataannya, dari hasil penelitian di Kecamatan Jerowaru, masyarakat tetap dipungut biayaoleh bidan desa pada saat pelayanan di Polindes atau Posyandu. Hasil wawancara dengan bidandesa mengatakan bahwa memang terdapat pungutan biaya sebesar Rp. 10.000,- hingga Rp.12.000,- untuk alat kontrasepsi suntik. Bidan tersebut menjelaskan alasan dia memungut biaya

BKBPP Kabupaten

PLKBPolindes

Ka Unit Pelaksana Teknis KBKecamatan

PuskesmasRumah Sakit

Page 46: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

34

karena untuk jasa, mengganti jarum suntik dan untuk “uang rokok” PLKB yang sudah jauh-jauhdatang membawa alat kontrasepsi ke Polindes.Bidan tersubut juga menuturkan bahwa praktek memungut biaya dari PUS banyak dilakukanoleh bidan desa lainnya. Bidan tersebut paham betul bahwa alat kontrasepsi suntik yang diaperoleh seharusnya diberikan gratis kepada masyarakat. Ditambahkan oleh bidan tersebutbahwa masyarakat biasa dan tidak keberatan meskipun harus membayar.Selain di tempat pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah, masyarakat yangmampu (KB mandiri) juga bisa mendapatkan pelayanan di Bidan Praktek Swasta (BPS) atauperawat. Ada fenomena yang menarik di dua kecamatan penelitian dilakukan, bahwa perawat(perawat keliling) dapat dipanggil untuk memberikan alat kontrasepsi suntik. Bidan praktekswasta dan perawat memperoleh alat kontrasepsi dari apotek atau toko obat yang ada di kota.Seorang bidan praktek swasta di Kecamatan Selong yang kliniknya sudah cukup besar bahkanmembeli alat kontrasepsi dari pedagang besar farmasi di Denpasar, Bali. Berikut ini biayapelayanan KB di bidan praktek swasta dan perawat (Tabel 5.23).Tabel 4-8 Harga alat kontrasepsi dan pelayanan beragam jenis KB di Kabupaten Lombok Timur

Jenis Alat kontrasepsi Tempat Pelayanan Biaya (Rp.)Suntik 3 bulan BPS 30.000Suntik 1 bulan BPS 35.000IUD (Nova T) BPS 400.000Suntik Perawat 15.000Semua jenis alat kontrasepsi Puskeasmas/ RS Gratis di fasilitas kesehatan milikpemerintahDesaPelayanan KB di desa dilakukan di Polindes, Posyandu, perawat dan BPS. Di semua tempatpelayanan yang ada, alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah pil dan suntik. Untukpelayanan KB di BPS, terdapat perbedaan antara di Kecamatan Selong dan Jerowaru. DiKecamatan Selong yang berada di ibu kota kabupaten, PUS mandiri yang memilih MKJP jauhlebih banyak dibandingkan di Kecamatan Jerowaru.Untuk menjaring akseptor baru, PLKB cukup aktif mencari PUS yang baru menikah dan yangsedang hamil. PLKB datang ke rumah menjelaskan program KB, tempat pelayanan dan jenis-jenis alat kontrasepsi. Keaktifan PLKB ini membuat cakupan KB terus meningkat. PLKB bersamakader juga aktif mendata calon akseptor baru yang akan dilayani pada saat ada pelayanan KBmasal di Puskesmas.Dari hasil wawancara dengan kader di desa, bahwa masyarakat menyambut baik aktifnyakembali program KB. Saat ini masyarakat menyadari bahwa program KB sangat membantu PUSdalam mengatur jarak kelahiran dan ekonomi rumah tangga juga tidak berat karena jumlahanak sedikit.B.3. Sumber daya manusia

Jumlah tenagaJumlah tenaga PLKB untuk kabupaten Lombok Timur masih kurang. Idealnya dalam satu desaada satu orang PLKB. Saat ini jumlah PLKB yang ada sebanyak 127 orang untuk 250 desa.Jumlah desa dalam satu kecamatan bervariasi, ada kecamatan yang jumlah desanya banyak ada

Page 47: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

35

yang sedikit. Untuk kecamatan yang desanya banyak, seorang PLKB bisa melayani tiga sampaiempat desa. Untuk tenaga bidan desa, saat ini jumlah bidan tercukupi karena sudah hampir disetiap desa ada seorang orang bidan desa.Peran PLKB masih dibutuhkan untuk mendistribusikan alat kontrasepsi dan menyampaikaninformasi tentang KB ke masyarakat di desa. Setelah otonomi daerah, sebagian besar tenagaPLKB dan bidan BKKBN banyak dimutasi ke berbagai SKPD. Setelah tahun 2009, setelah progamKB kembali diaktifkan BPPKB terjadi, tenaga PLKB sangat berkurang. Oleh karena itu, BPPKBharus merekrut tenaga PLKB baru baik dari SKPD lain maupun dengan proses rekrutmen baru.Sayangnya setelah PLKB diberi pelatihan dasar umum menyuluh, sering terjadi PLKB tersebutditarik ke SKPD lain sehingga terpaksa PLKB harus direkrut kembali.PelatihanSebagian besar bidan desa belum mendapatkan pelatihan CTU, KB pasca salin dan Alat BantuPengambil Keputusan (ABPK). Bidan yang memiliki sertifikat pemasangan/membuka IUD danimplan masih terbatas kepada bidan koordinator dan bidan PNS. Meskipun demikian, bidanyang sudah mendapatkan pelatihan mau mengajari bidan desa memasang IUD dan implan saatada pelayanan di Puskesmas atau pada saat ada pelayanan KB massal. Setelah melihat beberapakali cara pemasangan, bidan desa diminta untuk memasang sendiri di bawah pengawasan bidanyang sudah terlatih. Jika sudah merasa mampu, bidan dapat memberikan pelayanan MKJP IUDdan implan di Polindes asalkan tempatnya memenuhi syarat seperti yang disebutkansebelumnya.Diakui oleh BPPKB bahwa memang penting melatih bidan desa sebanyak mungkin namunBP2KB hanya mampu melatih bidan satu kali dalam satu tahun. Jumlah bidan yang dilatihberjumlah 20 orang atau dengan kata lain 1 orang bidan di tiap kecamatan. Bidan yangmendapat pelatihan juga adalah bidan yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).Harapannya BPPKB dapat memberikan 2 kali pelatihan setiap tahun sehingga bidan yang telatihjuga semakin banyak dan tidak terbatas hanya kepada bidan yang berstatus PNS namun jugakepada bidan desa.B.4. Kerjasama antar instansi

Instansi pemerintahInstansi pemerintah yang terlibat dalam program KB dimana BPPKB yang menjadi leadingsektor adalah

1. Dinkes : melakukan pelayanan KB2. Tim Penggerak PKK: membina keluarga sejahtera3. Dispora : Bina keluarga balita integrasi dengan PAUD, pendidikan4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) : Posyandu5. Sosial Tenaga Kerja (STK) dibawah Pemda : Bina Keluarga Lansia6. Kementrian Agama7. Kesra di kantor Bupati8. ABRI/KepolisianPeran BPPKB dan Dinkes dalam program KB sangat besar. Oleh karena itu, masing-masing unitharus bersinergi agar pelayanan dapat diberikan dengan baik. BPPKB sangat berperan dalammenciptakan promosi dan penyediaan alat kontrasepsi melalui PLKB, PPKBD dan sub-PPKBD.Dinkes dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada memberikan pelayanan mulai dari

Page 48: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

36

tingkat kabupaten sampai tingkat desa. Koordinasi antara BPPKB dan Dinkes saat ini sudah jauhlebih baik dibandingkan masa lalu.Peran PKK sangat strategis dalam program KB karena PKK mempunyai kemampuan yang dapatdiandalkan untuk membina keluarga dan memberdayakan keluarga, unit terkecil di masyarakat.Dengan kader-kader yang ada di setiap desa, PKK mampu menghimpun PUS yang ingin ber-KB.Hal ini terlihat nyata pada saat ada pelayanan masal. Tanpa ada campur tangan kader PKK,PLKB tidak dapat menggerakkan PUS datang ke tempat pelayanan.Sektor swastaJumlah RS swasta yang memberikan pelayanan KB (klinik KB) belum ada. Kerjasama yangsudah adalah dengan klinik yang berada di bawah naungan Nahdatul Wathan. Pelayanan yangdiberikan adalah pelayanan KB masal yang dilakukan pada setiap HUT Nahdatul Wathan.BPPKB dan Nahdatul Wathan sudah melakukan MoU sejak tahun 2009 untuk memberikanpelayanan KB masal. BPPKB bertindak sebagai penyedia alat kontrasepsi dan Nahdatul Wathanbersama dengan kader-kadernya (yang mana sebagian besar kader PKK juga) bertindak sebagaipemberi dana untuk petugas kesehatan dan yang mencari akseptor. Tempat pelaksanaannyabiasanya di Puskesmas dan tenaganya dari Dinkes.B.5. Menciptakan kebutuhanPromosi programBPPKB gencar melakukan promosi program KB dalam rangka terus meningkatkan cakupan KB.Seluruh perangkat yang ada bersama-sama membuat berbagai kegiatan yang dapat menjaringakseptor baru. Penyuluhan, sosialiasi dilakukan melalui media mobil unit penerangan, melaluimedia cetak/elektronik, melalui Posyandu. BPPKB juga bekerja sama dengan TelevisiSelaparang dalam acara talk show terkait promosi KB.Untuk mendapatkan akseptor baru, PLKB secara aktif turun langsung ke rumah warga mendataPUS yang baru menikah dan sedang hamil dibantu oleh kader PKK. PLKB dan kader PKKmempromosikan berbagai alat kontrasepsi terutama MKJP.Agar tujuan program KB mencapai keluarga yang sejahtera, salah satu kebijakan yang dilakukanBKKBN provinsi dan BP2KB bekerjasama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitudengan memberikan pinjaman untuk kelompok warga binaan, sebagai penjaminnya adalahBP2KB, diharapkan dengan pinjaman ini dapat meningkatkan perekonomian keluarga.Diharapkan dari program ini PUS merasakan manfaat langsung dari program KB yang manadapat meningkatkan ekonomi keluarga.Konseling KBBerdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa dan bidan praktek swasta (BPS) di KecamatanSelong bahwa mereka memberikan konseling kepada PUS yang baru maupun PUS lama jikaingin berganti cara. Prinsip yang dipergunakan adalah cafetaria yang mana bidan memberikanpenjelasan tentang berbagai alat kontrasepsi. PUS diberi keleluasaan untuk memilih alatkontrasepsi yang tersedia. Bidan desa dan BPS tetap masih mendorong agar PUS memilih MKJPmeskipun sebagian besar PUS lebih suka alat kontrasepsi non-MKJP.Menurut BPS yang merupakan bidan senior mengatakan bahwa konseling yang terbaik adalahharus bersama suami dan istri. Waktu yang paling tepat agar suami juga hadir adalah pada saatkunjungan nifas. Pada saat itu BPS menjelaskan tentang berbagai macam alat kontrasepsi,kelebihan dan kekurangannya. Setelah diberi penjelasan pasangan diminta untuk merenungkanterlebih dahulu selama 1-2 minggu jika saat itu belum dapat memberikan keputusan. Selama iniPUS yang datang ke klinik bidan tersebut sebagian besar memilih MKJP, terutama IUD. Menurut

Page 49: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

37

bidan, yang terpenting untuk memotivasi agar PUS mau menggunakan MKJP adalah pemberianinformasi yang lengkap tentang alat kontrasepsi sambil memberikan beberapa cerita suksesorang yang sudah menggunakannya. Memang perlu waktu untuk merubah pilihan dari non-MKJP ke MKJP, tetapi dengan pemberian informasi yang terus menerus dapat memberikan hasilbaik.C. PENDAPAT MASYARAKAT

C.1. Sikap Masyarakat

Sikap pasangan usia subur

Akseptor KBFGD dengan kelompok pasangan usia subur (PUS) yang ber-KB menyatakan bahwa semuanyamendukung sekali program keluarga berencana. Pasangan usia subur yang berusia muda yangbaru menikah atau memiliki satu orang anak hampir seluruhnya menjadi akseptor KB. Seakantidak mau ketinggalan, PUS yang sudah terlanjut memiliki lebih dari 2 orang anak juga ikutmenjadi akseptor karena tidak ingin menambah anak lagi. Secara umum seluruh peserta FGDmengatakan bahwa keluarga yang ikut progam KB adalah keluarga yang ingin mengaturkelahiran, membatasi jumlah anak tidak lebih dari dua orang anak, dapat membuat keluargamenjadi sejahtera dan masa depan anak lebih baik.“Alhamdulillah ada KB bu. Karena kalau tidak ada KB , kan isteri kita itu setiap tahun diamelahirkan.. gitu kan. Kalau ada KB kan dia punya jarak untuk mengatur anak keluar itu kan?Alhamdulillah.” (Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Untung ada pemerintah yang punya cara KB, saya suka sekali, saya seneng ada KB itu.” (Bapak KB,Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“KB ndek beduwe luek anak [tidak banyak punya anak].” (Ibu KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab.Lombok Timur)

“Saya rasa ... mengapa di rumahtangga... yang pertama dia tidak terpenuhi sandang panganpapan. Tidak sesuai dengan pendapatan. Salah satu caranya kita menekan kita harus mengikutiprogram-program aturan dari dinas pemerintah, lebih-lebih program dari dinas kesehatan duaanak baik. Cukuplah dua anak saja.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)Seluruh peserta FGD menyatakan bahwa keluarga yang mengikuti program KB dapat membuatkeluarga menjadi sejahtera. Keluarga sejahtera umumnya diartikan sebagai keluarga yang dapatmerencanakan dan mengatur jumlah anak. Orang tua yang ber-KB dapat secara ekonomi tidakterlalu berat dalam memenuhi kebutuhan anak terhadap pangan dan pendidikan.“Keluarga sejahtera itu adalah keluarga yang kebutuhan ekonominya terpenuhi, anaknyaterpenuhi. Semua lingkungan keluarganya terpenuhi.” (Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong,Kab. Lombok Timur)

“Kalau saya... keluarga sejahtera itu ... kan kalau anak kita sudah 2 misalnya, anak yang sudah 2 itubisa kita sekolahkan... kita lanjutkan sekolahnya... kita carikan dana sekolahnya... banyak kitacarikan... karena kalau 2 itu bisa kita lanjutkan sampai mana sekolah ... itu yang kita inginkan.”(Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“KB bisa membuat keluarga jadi sejahtera. Biar masa depan anak juga lebih bagus.” (Ibu KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)Jenis kelamin anak untuk masyarakat di Lombok Timur masih dinilai penting. Hampir seluruhpeserta diskusi mengatakan bahwa akan senang sekali jika memiliki anak laki-laki danperempuan. Terdapat perbedaan pendapat tentang jenis kelamin anak antara kelompok bapak

Page 50: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

38

dan ibu yang ber-KB. Pada kelompok bapak, sebagian besar mengharapkan agar anak yangpertama berjenis kelamin laki-laki. Menurut kelompok bapak, anak laki-laki diharapkan dapatmembantu orang tua jika sudah dewasa. Berbeda jika anak pertama berjenis kelaminperempuan karena di Kabupaten Lombok Timur, anak perempuan biasanya lebih cepatmenikah dibandingkan anak laki-laki. Pada FGD kelompok ibu ber-KB, dikemukakan bahwamereka tidak mempersoalkan anak pertama laki-laki atau perempuan asalkan anak tersebutdilahirkan dalam kondisi sehat. Melihat kenyataan bahwa nilai anak laki-laki sangat pentingbagi masyarakat, maka bila PUS belum mendapatkan anak laki-laki, maka kemungkinan besarmereka memiliki jumlah anak yang banyak.“Alasannya kan...kalau kami lihat di daerah NTB ini... biasanya kalau perempuan itu dia belumsampai SMA dia sudah kawin. Kalau anak laki itu kadang-kadang sudah selesai kuliah belum diakawin. Besar pengaruhnya kalau anak perempuan itu kadang-kadang menikah di bawah umur.Yang 15 tahun ada juga . Yang 20 tahun juga ada yang menikah. Menurut saya di situ peran orangtua yang kurang memberikan sosialisasi kepadaanaknya bagaimana menikah yang benar di umursekian.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru Kab. Lombok Timur)

“Kalau saya ingin anak pertama itu laki-laki. Laki-laki itu ndak rewel gitu.. Maksudnya tidak sulitdiuruslah gitu. Kalau perempuan duluan ya... terlalu sulitlah buat saya memikirkannya. Karenaterlalu banyak keperluan dan kebutuhannya. Nah... kalau yang laki-laki duluan mudah. Karenakebutuhan si anak itu sedikit. Dari segi pakaian saja udah banyak sekali macam-macamnya.”(Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Menurut saya jenis kelamin itu penting. Biar lengkap kalau ada anak laki-laki dan perempuannya."(Ibu KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Anak pertama laki-laki atau perempuan tidak apa. Sama-sama... yang penting sehat...” (Ibu KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Mele malik [mau lagi]. Mau nambah lagi, tambah lagi yang 4, tambah lagi yang 5 biar sampaibanyak....” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Ya... inginnya sih awal-awal kita mau yang laki-laki kan? Tapi.. itu yang diberi oleh Allah swt. Anakperempuan. Diterima aja. Apa adanya. Nah .. sekarang kan alhamdulillah dapet anak laki-laki yangketiga itu." (Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Non-akseptor KBPeserta FGD yang dari kelompok PUS yang tidak ber-KB terdiri dari PUS yang masihmenginginkan anak, PUS yang sedang berhenti ber-KB karena sudah lebih dari 20 tahun ber-KByang merasa sudah tidak produktif lagi dan PUS yang merasa tidak cocok dengan salah satu alatKB.“Dulu pake implan, tapi sudah dilepas sekarang karena ingin punya anak lagi. Anak pertamausianya 10 tahun.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Kalau pribadi saya sendiri yang saya alami... ya karena merasa sudah sekian tahun.. Saya merasabukan mesti ingin punya anak lagi, tapi.. Kurang produktiflah gitu. Jadi buka aja dulu. Rasanyasudah tidak produktif lagi.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Ya… setuju. Ada 1 atau 2 yang tidak setuju. Karena kebanyakan anak… karena ndak nyocok KB,katanya.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Tidak cocok, suntikan… pernah, pil... pernah, steril… IUD… tidak berani, kondom.” (Ibu non-KB,Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Page 51: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

39

Sama halnya dengan PUS yang ber-KB, kelompok PUS yang tidak ber-KB juga menilai bahwaanak laki-laki itu sangat diharapkan. Anak laki-laki dianggap dapat membantu orng tua danmenjadi penerus keluarga. Keinginan mendapatkan sepasang anak juga menjadi penyebab PUSmengurungkan menggunakan alat kontrasepsi. Oleh karena itu jika PUS hanya memiliki satuanak, umumnya pasti ingin menambah anak lagi agar mendapatkan jenis kelamin yang lain. Jikasudah terpenuhi barulah ikut KB (lagi, bagi yang pernah ber-KB)."Karena ingin punya anak yang ke–2. Anak yang pertama usianya 6 tahun. Sejak anak yangpertama lahir pake pil." (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

"Ya, kita kan utamanya mau masuk KB, supaya sejahtera. Dalam rencana demikian ini kita haruspunya anak pertama laki. Ini perlu untuk melanjutkan keturunan. Kalau dia perempuan, terusperempuan-perempuan , wah... susah nanti, itu alasannya kita perlu punya laki-laki. Tapialhamdulillah, saya diberikan laki-perempuan, laki perempuan, sama saja." (Bapak non-KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

"Suami saya belum punya anak perempuan, ingin nambah anak perempuan." (Ibu non-KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

"Jenis kelamin anak penting. Harus laki dan perempuan. Supaya rukunnya lengkap." (Bapak non-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Sikap orang tuaDari hasil wawancara mendalam dengan orang tua atau mertua dari PUS yang ber-KB dan yangtidak ber-KB, ditemukan perbedaan program KB yang sangat besar, pada saat era orangtua/mertua masih muda dengan era saat ini. Pada era orang tua/mertua, program KB masihbelum ada atau belum menjangkau seluruh desa. Kalaupun orang tua/mertua PUS pernahmenjadi akseptor, itu terjadi pada saat jumlah anak sudah lebih dari 4 orang, sehingga dapatdikatakan sudah terlambat. Jumlah penduduk seusia orang tua/mertua PUS sampai saat inimasih cukup banyak terlihat. Menurut para orang tua/mertua yang diwawancarai, saat ini bisadikatakan bahwa PUS usia muda rata-rata sudah ber-KB. Mereka senang melihat program KBberkembang lebih baik."Karena kita dulu seperti ini, belum ada keluarga berencana. Sekarang tidak ada keluarga sepertiini disini. Kalau sekarang pasangan yang muda-muda sudah malas banyak anak." (Ibu/mertuaPUS non-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

"Karena kita dulu seperti ini, belum ada keluarga berencana." (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Paro Mas,Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

"Keluarga yang anaknya banyak masih banyak di sini. Mungkin ada sekitar 20 orangan.Umumnya orangnya sudah tua-tua seperti saya." (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)Sebagai orang tua yang sudah mengalami betapa sulitnya membesarkan anak dalam jumlahyang banyak, mereka ingin agar anak-anak mereka yang sudah menikah dianjurkan untuk ber-KB. Dengan ber-KB berarti anaknya dapat mengatur jarak kelahiran anak dan dapat merawatanak yang dilahirkan sampai cukup besar baru merencanakan untuk mempunyai anak lagi.Karena anak yang dimiliki hanya satu orang, mereka bisa bekerja dan pengeluaran untuk rumahtangga juga tidak besar."Senang melihat anak ikut KB. Supaya anaknya lebih besar dulu baru punya anak lagi."(Ibu/mertua PUS KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

"Supaya jarang punya anak, supaya anak bahagia dulu baru punya anak lagi." (Ibu/mertua PUSnon-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Page 52: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

40

"Untuk menjarangkan anak, kesehatan kandungan." (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

"Untuk menjarangkan kehamilan, kalau kita KB… kita bisa kemana-mana, bebas… tidakkepikiran, bisa cari kerja, soalnya… kalau kita hubungan suami-istri jadi baik, jarak anak … tidakterlalu dekat, anak sudah bisa mandiri.” (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab.Lombok Timur)Orang tua yang diwawancarai dalam studi ini mengatakan bahwa dengan ber-KB diharapkananak-anak mereka dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera dimana hanya memiliki duaorang anak, mempunya penghasilan yang cukup untuk memunuhi kebutuhan keluarga.Keluarga juga dapat merencanakan dan menyekolahkan anak dengan baik.“Membuat anak-anaknya bahagia, sehingga bisa menjamin kesejahteraan dan biaya sekolahanak. Itu saja yang saya tahu.” (Ibu/mertua PUS non-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab.Lombok Timur)

“Yang saya tahu itu, kesejahteraan dari …mandiri secara ekonomi. Contohnya itu… Bisasekolahkan anak, bisa bantu anaknya ngaji. Punya anak 2, biar bisa menyekolahkan anak."(Ibu/mertua PUS KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)”

“Keluarga yang bisa mencukupi seluruh kebutuhan keluarga. Seperti pendidikannya, terusmakanannya. Dia kuliah anaknya, misalnya dia mau mengeluarkan uang… bisa dikasih, kalaumau minta kebutuhan sehari-hari… sudah tersedia, sudah ada tabungannya. Anaknya bisa dua,bisa tiga.” (Ibu/mertua PUS non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)Saat ini, keluarga muda yang tidak ber-KB dan memiliki banyak anak malah menjadipergunjingan. Keluarga tersebut sudah ekonomi kurang mampu, masih tetap mempunyaibanyak anak sehingga tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya dengan baik.“Diomongkan … kalau tidak ber-KB… tidak bagus… karena banyak anak… tidak bisa sekolahkananak.” (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Ya… diomongkan… kenapa dia tidak pakai KB, padahal… kalau ber-KB kita enak…, leluasauntuk… tidak terlalu capai ngurus anak... gitu kan.” (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

C.2. Pengetahuan alat kontrasepsiPengetahuan informan tentang alat kontrasepsi seperti pil, suntik, kondom, implan dan IUDsudah bagus terutama pada masyarakat yang pernah atau masih menjadi akseptor. Selainmengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi, nereka jauh tahu bagaimana kontrasepsi tersebutdipasang/digunakan. Cara KB Metode Operasi Pria/Wanita (MOP/MOW) bagi sebagian orangtua, terutama dari orang tua PUS yang sudah berusia lanjut usia belum dipahami."Yang ini saja pil sama suntik, yang lain belum pernah ada yang memakai disini. Tidak beranidipasang yang lain. kalau pil diminum sekali semalam, kalau suntik sekali 3 bulan..." (Ibu/mertuaPUS non-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

"Suntik di pantat, bisa 3 bulan sekali, pil diminum 1 kali semalam." (Ibu/mertua PUS KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Page 53: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

41

Pengetahuan non- MKJP pada PUS dan orang tua/mertuaPada umumnya peserta FGD mumnya dapat menyebutkan alat kontrasepsi non-MKJP denganbaik sepeti pil, suntik dan kondom. Mereka juga tahu cara menggunakan, jangka waktukontrasepsi tersebut, dan kapan harus memeriksakan kembali. Khusus kontrasepsi kondom,sebagian besar peserta hanya pernah mendengar tetapi tidak pernah menggunakan."Kalau suntik itu disuntiknya di pinggang... pantat. Pil diminum, minum tiap malam sebelumtidur." (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

"Kalau kondom itu katanya dipakenya waktu kita berhubungan sama istri." (Bapak KB, Ds. KelayuUtara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Dari hasil FGD pada kelompok PUS ber-KB, pengetahuan mengenai dampak samping MKJP, jenissuntik lebih banyak dikeluhkan dibandingkan dengan jenis pil. Efek samping yang seringdirasakan atau diketahui adalah haid yang tidak teratur atau tidak dapat haid dalam waktulama. Bahkan ada informan yang mengatakan setelah menggunakan alat kontrasepsi suntiksudah bertahun-tahun tidak dapat hamil lagi, padahal PUS masih mendambakan anak lagi."Ada, cuman satu anaknya ga bisa lagi..." (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. LombokTimur)

"Kan kalau nganak kita bisa setop kalau pil tapi kalau suntikan kering di dalam." (Ibu KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)Pengetahuan jenis alat kontrasepsi non-MKJP dan penggunaannya secara umum pada kelompokorang tua/mertua tidak terlalu berbeda jauh, meskipun ada juga dari mereka yang belumpernah menggunakannya. Beberapa informan ibu mertua mengatakan pernah menggunakanalat kontrasepsi pil sehelum berhenti ber-KB karena sudah tidak produktif lagi atau suamisudah meninggal."Yang ini saja pil sama suntik, yang lain belum pernah ada yang memakai disini. Tidak beranidipasang yang lain. kalau pil diminum sekali semalam, kalau suntik sekali 3 bulan." (Ibu/mertuaPUS non-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Pernah dulu pake pil saja, tapi sekarang sudah berhenti karena sudah tidak haid lagi.”(Ibu/mertua PUS KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Pengetahuan MKJP pada PUS dan orang tua/mertuaSecara umum pengetahuan informan PUS (yang ber-KB maupun yang tidak ber-KB) denganorang tua/mertua tentang MKJP tidak terlalu berbeda jauh. Beberapa informan PUS yang ber-KB menyatakan sudah menggunakan MOW karena ingin berhenti memiliki anak karena jumlahanak yang dimiliki sudah cukup banyak. Seluruh informan dapat menyebutkan bagaimanapenggunaan MKJP dan jangka waktu penggunaannya.“IUD dipakai di bawah, implan di lengan, pil ditelan, suntik di pantat.” (Ibu KB, Ds. Paro Mas,Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

”Kalau implan itu bisa tahunan itu bu... Ada yang sampai lima tahun.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas,Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Kalau implan pakenya dilengannya. Kalau IUD di bawah..., kalau ini kan didalam rahim yakalau sepiral.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Page 54: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

42

“Ya bu saya pake steril. Sudah cukup dua laki dua perempuan.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

C.3. Penerimaan jenis alat kontrasepsiBerdasarkan teori diffusion of innovation, beberapa karakteristik yang berhubungan dengan alatkontrasepsi dikelompokkan ke dalam: (1) keuntungan relatif; (2) kompatibilitas; (3)kepraktisan dan kemudahan penggunaan; (4) kemungkinan bisa mencoba; dan (5) hasil yangnyata, seperti yang diuraikan berikut ini:Non-Metode Kontrasepsi Jangka PanjangNon-MKJP merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan masyarakat di LombokTimur, tidak terkecuali pada seluruh informan, baik yang PUS maupun yang orang tua yang saatini sudah tidak menggunakan lagi. MKJP lebih mudah diterima masyarakat tanpa ada hambatansosial, budaya dan agama. Metoda ini juga sudah sangat mudah mendapatkannya, seperti dibidan praktek, klinik, RS dan bahkan dapat diperoleh dari perawat. Non-MKJP yang palingbanyak digunakan adalah suntik dan pil. Sangat jarang sekali PUS yang menggunakan kondom.Berbagai alasan diungkapkan oleh informan peserta FGD mengapa mereka menggunakan non-MKJP yang meliputi keuntungan relatif, kompatibilitas, kepraktisan, kemungkinan mencoba danhasil yang nyata.Keuntungan RelatifKontrasepsi jenis pil dan suntik adalah kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh Ibukarena kemudahan untuk mendapatkan, menggunakan dan harga yang relatif murah, meskipunada juga yang merasakan efek samping yang tidak menyenangkan. Keuntungan yang dirasakanoleh masing-masing akseptor dapat berbeda. Sesuatu yang dirasakan menguntungkan bagiseseorang belum tentu dirasakan oleh orang yang lain. Berikut beberapa alasan yangdisampaikan keuntungan yang dirasakan setelah menggunakan alat kontrasepsi jenis pil.

“Pakai pil… gratis. Kalaupun bayar tidak mahal paling Rp. 5000, dan supaya tidak terlalu gemuk.”(Ibu KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Keuntungannya mudah dipakai tinggal diminum saja. Kelemahannya kalau lupa minum bisahamil.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Keuntungan pil tiap bulan bisa mens, kerugiannya… Cuma pusing.” (Ibu non-KB, Ds. Paro Mas,Kec. Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur)

“Keuntungannya, pil agar jarang anak, sehat... Kerugian pil… ndak ada, suntik…ndak tidakcocok.” (Ibu non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)Alasan yang tidak jauh berbeda juga terlihat pada PUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenissuntik. Terkadang pengalaman yang tidak menyenangkan bagi PUS yang beralih menggunakanpil, ternyata menyenangkan bagi pengguna alat kontrasepsi suntik seperti terlihat dalamkutipan di bawah ini.“Saya kan 3 bulan sekali, bayarnya taruhlah kita cicil 15.000.... yang 3 bulan itu kan.. Kita tabung500... 1000... Itulah lebih untungnya kalau suntikan.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab.Lombok Timur)

“Suntikan... keuntungannya sehat, kelemahanya tidak ada, sehat-sehat saja.” (Ibu non-KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Biar agak besar, biar anaknya punya jarak.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. LombokTimur)

Page 55: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

43

“Saya tidak takut pakai suntik, sudah tiga anak saya... sudah banyak anaknya.” (Ibu KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Karena kita sudah terlanjur memakai suntik, maka karena sudah rasanya enak gitu... maka kitalanjutkan ke suntik gitu. Sudah cocok.” (Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong,, Kab. LombokTimur)

KompatibilitasSampai saat ini, bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia secara umum dan di KabupatenLombok Timur secara khusus, MKJP tidak terlalu banyak mendapat hambatan di masyarakat.Penggunaanya yang tidak membuka aurat dan melalui operasi dirasakan cocok bagi PUS.Sebagian besar PUS juga mengatakan mereka cocok menggunakan pil atau suntik dan sejauh initidak merasakan efek samping. Beberapa alasan dikemukan di bawah ini bagi PUS yangmenggunakan pil dan suntik.“Kalau isteri saya, pakai suntiklan dia gemuk. Pakai pil... Bisalah, sekarang sudah turun lagi beratbadannya.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Kalau isteri saya kemarin dia pakai pil... Tapi setelah beberapa bulan... Gemuk dia pakai pil. Orangbilang, coba dia pakai suntikan.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur).

“Saya pake suntikan karena saya rasa cocok.” (Ibu KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. LombokTimur)

KepraktisanPUS yang biasa menggunakan non-MKJP merasakan bahwa non-MKJP lebih praktispenggunaanya dibandingkan dengan MKJP karena dapat langsung diminum setiap hari ataudisuntik dalam waktu tertentu tanpa perlu harus membuka aurat atau merasakan sakit padapemasangan alat kontrasepsi implan. Bagi PUS yang biasa menggunakan MKJP melihat bahwaMKJP-lah yang praktis karena meskipun agak rumit dalam pemasangannya tetapi setelahpemasangan PUS tidak perlu pusing untuk mengingat setiap hari minum pil atau setiap bulanatau tiga bulan sekali pergi ke pelayanan kesehatan untuk disuntik ulang. Bahkan PUS yangbiasa menggunakan non-MKJP melihat bahwa alat kontrasepsi suntik dan pil mempunyaiperbedaan tersendiri mengenai kepraktisan. Dari hasil FGD, ditemukan bahwa alat kontrasepsisuntik dinilai lebih praktis dibandingkan pil. Ada beberapa hal yang menyebabkan merekamengatakan bahwa non-MKJP dirasakan lebih praktis dibanding MKJP seperti di bawah ini.“Suntikan biar praktis, kalau pil. Aku lupa minum.“(Ibu KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab.Lombok Timur)

“Suntikan menurut saya. Kalau suntikan itu kan tinggal tunggu waktunya saja. Satu kali 3 bulanitu tanggalnya. Kalau suntikan itu satu kali 2, 3 bulan itu kan tenang. Kita tinggal tunggutanggalnya. Ndak ada masalah.” (Bapak KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Kemungkinan Untuk MencobaDari hasil FGD dengan kelompok PUS, non-MKJP banyak dipilih karena sangat mudah untukberhenti tanpa harus pergi ke Puskesmas atau rumah sakit. Alat kontrasepsi pil lebih dipiliholeh ibu yang ingin punya anak lagi karena bisa lebih mudah untuk hamil dibandingkan denganalat kontrasepsi suntikan.“Kan kalau kita mau punya anak lagi bisa setop kalau pil, tapi kalau suntikan kering di dalamlama lagi punya anaknya.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Page 56: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

44

“Pil... pernah nyoba... tapi saya ndak cocok... pusing tiap hari, bagi orang yang cocok… ya tidakmengalami pusing seperti saya. Nanti kalau mau pake saya mungkin coba suntik.” (Ibu KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Hasil yang NyataMenurut peserta FGD, dalam memilih alat kontrasepsi mereka sering memperhatikan efeksamping dari alat kontrasepsi tersebut. Informasi tentang efek samping diperoleh daripengalaman sendiri atau dengan melihat sendiri orang lain yang sudah menggunakan alatkontrasepsi yang ingin dipilihnya.“...terlalu lama pakai suntikan badannya kurus , terus pendarahan. Ndak cocok, terus pindah kepil baru dirasa cocok.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Kalau pakai suntikan... sakit lutut... sakit pinggang.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab.Lombok Timur)

“Kelemahannya seperti tadi kadang-kadang lupa jarak suntiknya itu. Yang seharusnya tanggalberapa, tau-taunya lewat satu bulan. Atau lewat 1 minggu... bisa jebol jadinya.” (Bapak non-KB,Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong Kab. Lombok Timur)

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)Tidak berbeda jauh dengan non-MKJP, masyarakat dalam memilih MKJP juga melaluipertimbangan tertentu yang didasarkan pada aspek keuntungan relatif,kompabilitas/kecocokan, kepraktisan, kemungkinan mencoba dan hasil nyata/efek samping.Berikut di bawah ini alasan yang diberikan oleh seluruh informan kenapa memilih alatkontrasepsi jenis MKJP.Keuntungan relatifBagi PUS yang ingin menunda anak dalam jangka waktu lama tanpa khawatir lupa meminumatau menyuntik, MKJP menjadi pilihan utama. MKJP juga dipilih bagi PUS yang sudah tidak inginanak lagi.

“Pake implan karena jangka waktunya lama jadi tidak takut kalau kebobolan.” (Ibu KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Keuntungannya bisa digunakan dalam waktu yang lama Keuntungan IUD jangka waktunyalama. Kelemahannya ya... harus sering kontrol.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong,Kab. Lombok Timur)

“Kelemahannya disana kalau pake IUD. Karena kalau tidak sering kontrol bisa-bisanya akanterjadi efek sampingnya bisa infeksi katanya...” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab.Lombok Timur)

“Sekarang saya sudah disteril, karena sudah tidak ingin punya anak lagi.” (Ibu KB, Ds. KelayuUtara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

KompatibilitasInforman PUS ibu yang ber-KB di Kecamatan Selong mengatakan bahwa suami tidakmengizinkannya menggunakan IUD karena menurut suaminya membuat hubungan suami istrimenjadi tidak enak dan menimbulkan rasa sakit.“Ga’ dikasih suami pake IUD. Katanya pedes... kebanyakan laki bilang pedes. Ga’ pernah sih sayacoba tapi kata orang sih anuknya luka,merah.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab.Lombok Timur)

Page 57: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

45

“Mau…steril, ndak dikasih sama ibu, untuk sementara bisa kita pakai suntikan dulu...“ (Ibu KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru,, Kab. Lombok Timur)

KepraktisanMKJP dinilai praktis dalam penggunaannya karena dapat dipergunakan dalam waktu lamatanpa khawatir lupa.“Pilih implanan, kalau harus suntik... repot kalau tidak punya uang.“ (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

“Implan…lebih praktis…. Implan pake sekali untuk 3 tahun sekaligus.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara,Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“IUD juga praktis. Lama-lama baru kita penggantiannya.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru,Kab. Lombok Timur)

“Kalau jenis IUD itu apa... IUD itu kadang2 pemasangannya, dia kan harus ke rumah sakit.” (BapakKB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Enak sudah disteril. Biar tidak punya anak lagi.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab.Lombok Timur)

Kemungkinan untuk mencobaDari hasil FGD diketahui bahwa ada mereka awalnya memilih non-MKJP karena pertimbanganagar tidak mengalami efek samping yang dialami pada saat menggunakan MKJP. Informanbapak yang menggunakan non-MKJP berencana untuk beralih ke steril karena merasa jumlahanaknya sudah lebih dari cukup.“Itu lebih cocok. Saya mungkin pilih steril karena sudah cukup anak saya empat.“ (Bapak KB, Ds.Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Kalau implan itu... keuntungannya itu lama jangka waktunya. Pas kemudian... nyabut lagi...gampang, ndak terlalu sulit. Cuman kadang-kadang kelemahannya mungkin sama ibu yangkurang darahnya.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

Hasil yang nyataDari studi ini ditemukan bahwa cerita-cerita rumor lebih dominan dibandingkan dengankeuntungan yang didapat jika menggunakan MKJP. Berikut adalah beberapa rumor yangdidapat terkait dengan MKJP.“Ndak bisa bawa barang berat.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Implan itu, temen saya pernah pasang. Dia bisa jalan katanya. Ada cerita-cerita. Dipasang di atas,dia bisa ke bawah.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Ya.. ke rumah skit. Dan juga IUD itu kadang-kadang saya pernah dengar kalau ndak cocok, bisakurus. “ (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

C.4. Proses pengambilan keputusan

Pengambil keputusan dalam ber-KBDari hasil penelitian ini diperoleh informasi bahwa proses pengambilan keputusan untuk ikutdalam progam KB bervariasi. Keputusan untuk ber-KB ada yang berdasarkan izin suami,keputusan bersama dan keputusan istri. Tetapi dari hasil FGD ditemukan bahwa sebagian besar

Page 58: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

46

suami masih mempunyai peran yang besar dalam penentuan jenis alat kontrasepsi yang akandipilih.Suami sebagai pengambil keputusanSuami berperan besar dalam menentukan dalam hal memutuskan untuk memilih jenis alatkontrasepsi yang akan digunakan istrinya. Dilihat dari seluruh informan yang terlibat dalamFGD bahwa sebagian besar istri masih tergantung kepada suami dalam memilih alatkontrasepsi.

“Kalau di sini bu... tanpa persetujuan suami ndak berani... isteri.” (Bapak KB, Ds. Kelayu Utara,Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Contohnya saya ndak mau punya anak lagi dalam jangka waktu lima – enam tahun lagi. Sayaambil keputusan itu dan dia ikut.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Saya yang mengambil keputusan mau pake KB apa, karena saya kepala keluarga.” (Bapak non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Kalau saya sebenarnya maunya implan supaya dalam waktu lama, tapi suami ingin suntik.” (Ibunon-KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Istri sebagai pengambil keputusanMeskipun sebagian besar pengambil keputusan ada di tangan suami, ternyata ada juga suamiyang menyerahkan kepada istri dalam memilih alat kontrasepsi. Menurut penuturan para suamibahwa yang menjalankan dan merasakan adalah istri jadi seluruhnya diserahkan kepada istri.“Saya sendiri yang mengambil keputusan, suami setuju-setuju saja.” (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

“Biasanya dia kalau menurut saya bu karena dia yang menjalankannya. Nah.. kadang-kadang diakasih tahu kita.. terserah andalah mana yang kira-kira cocok. “(Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec.Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Suami dan istri sebagai pengambil keputusanDari hasil FGD pada seluruh PUS di kedua kecamatan, ternyata sudah cukup banyak jugapengambilan keputusan ber-KB dan memilih jenis alat kontrasepsi bedasarkan hasil diskusisuami dan istri.“Iya. Tapi kadang-kadang dia kasih tahu kita. Kita ikuti.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru,Kab. Lombok Timur)

“Waktu itu atas keinginan bersama suami.” (Ibu KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. LombokTimur)

Peran orang tua dalam pengambilan keputusanMenurut penuturan orang tua atau mertua yang diwawancarai secara mendalam, keputusanuntuk memilih sudah diserahkan kepada anak. Orang tua hanya diminta pendapat dalammemutuskan pilihan jenis alat kontrasepsi.“Saya pernah menyarankan anak saya agar ber-KB.” (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Paro Mas, Kec.Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Page 59: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

47

“Pake pil atau suntik sama saja, mana-mana maunya, pil mungkin atau suntik juga mungkin. KalauIUD tidak berani, takut.” (Ibu/mertua PUS KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)“Mereka izin dan saya suruh pakai KB, supaya anaknya lebih besar dulu baru punya anak lagi.Pertama saya sarankan pake suntik ternyata tidak cocok karena pernah pendarahan. Habis ituberhenti pake suntik tetapi menjadi tidak haid. Akhirnya ganti pake pil.“ (Ibu/mertua PUS KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)Berdasarkan hasil FGD pada kelompok PUS, mereka juga menyatakan bahwa orang tua ataumertua hanya memberikan saran untuk mengikuti KB. Mereka tidak menyuruh untukmenggunakan salah satu alat kontrasepsi tertentu. Beberapa informan mengatakan saran orangtua terkadang tidak sesuai dengan keinginan anak seperti dalam hal apakah memiliki anak duluatau ber-KB dulu setelah menikah.“Malahan saya dulu, sama mertua saya, gini katanya... kalau besok sudah kawin, pakai KB dulu,bikin anak 1 lalu ber-KB. Biar besar-besar dulu. Cari uang. Biar tenang. Saya dianjurkan gitu.”(Bapak KB, Kecamatan Selong, Kab. Lombok Timur)

“Saya dilarang punya anak dulu.Tapi saya bilang, saya mau punya anak dulu baru ber-KB, karenaanak itu yang bisa membut saya mau bekerja. Anak ndak ada, saya ndak mau kerja. Gitu aja saya.Saya kalau kawin itu punya anak dulu.“ (Bapak KB, Kecamatan Selong, Kab. Lombok Timur)

“Orang tua suruh saya ber-KB dulu. Dikira saya ndak bisa cari uang. Insyaallah bisa saya. Karenaanak sudah ada, insyaallah giat kita kerja. Biar ada semangat. Gitu aja. Kita bikin lagi, nanti dulu.Nanti 7 tahun sudah SD baru kita bikin.“ (Bapak KB, Kecamatan Selong, Kab. Lombok Timur)

Keyakinan terhadap berkurangnya risiko jika ber-KBSeluruh peserta FGD menyadari bahwa jika mereka tidak ber-KB, maka kemungkinan terjadinyakehamilan sangat besar. Menurut sebagian besar peserta FGD, PUS yang menggunakan alatkontrasepsi pil akan lebih mudah hamil dibandingkan PUS yang menggunakan alat kontrasepsisuntik. Dijelaskan bahwa jika seorang ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik, jika inginmerencanakan hamil lagi maka akan memakan waktu lama dan harus ikut terapi kesuburan.“Nah segera kalau kita pakai pil, ya lamaan kita pakai suntikan.“ (Ibu KB, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

“Karena peluangnya lebih besar, kalau telat suntik.” (Ibu non-KB, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong,Kab. Lombok Timur)

Hambatan dalam pengambilan keputusanDalam proses pengambilan keputusan untuk memilih jenis alat kontrasepsi sangat tergantungdari berbagai macam kondisi yang ada. Beberapa hambatan yang dihadapi PUS untukmemutuskan beberapa diantaranya adalah norma dan kenyamanan.Hambatan normaProgram KB saat ini sudah diterima oleh sebagian besar masyarakat di Lombok Timur, hanyasedikit sekali keluarga yang belum atau menolak KB. Hambatan yang masih kerap munculadalah pemilihan jenis alat kontrasepsi. MKJP oleh sebagian besar masyarakat masih dianggapbertentangan dengan norma agama. Alat kontrasepsi IUD dinilai bertentangan dengan agamakarena pemasangannya harus membuka aurat kaum wanita. MOW dan MOP diperdebatkan olehpara ulama Islam karena sifatnya yang permanen dan menganggap cara ini sama denganpengebirian yang dilarang dalam hukum Islam.

Page 60: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

48

Dari hasil FGD pada kelompok PUS, keinginan untuk mendapatkan anak laki-laki danperempuan cukup tinggi. Hal ini menyebabkan PUS yang ber-KB memutuskan untuk berhentidahulu ber-KB untuk mendapatkan jenis kelamin anak yang diinginkan. Kuatnya peran suamidalam keluarga menyebabkan istri tidak dapat menolak jika suami berkeinginan menambahanak, terlebih lagi bila belum mendapatkan anak laki-laki.“Saya ingin anak laki-laki, kalau sudah tua ada yang ganti kita.” (Bapak non-KB, Ds. Paro Mas, Kec.Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Sekarang ingin perempuan satu lagi. Kalau ndak bisa dapat, baru ber-KB.” (Bapak non-KB, Ds.Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

“Kalau menurut saya laki-laki yang duluan bisa bantu saya. Kalau yang perempuan... ibunya yanguntung.” (Bapak KB, Ds. Paro Mas, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur)

Hambatan kenyamanan dan rumorPengalaman selama menggunakan alat KB dapat mempengaruhi sesorang untuk tetap atauberganti cara/alat kontrasepsi. Jika seseorang sudah merasa cocok dalam satu jenis alatkontrasepsi, maka dia cenderung tidak mau berubah. Perasaan cocok yang dirasakan akibattidak adanya efek samping atau tidak adanya gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.Pengalaman yang kurang menyenangkan dan rumor tentang alat kontrasepsi jugamenyebabkan keengganan memilih alat kontrasepsi tersebut. Pengalaman buruk atau rumorterkait alat kontrasepsi sangat cepat menyebar dan diterima oleh masyarakat, dibandingkancerita positif dari alat kontrasepsi tersebut. Berdasarkan hasil FGD pada kelompok ibu sertawawancara mendalam dengan orang tua dan kepala desa/kader, sebagian masyarakat masihenggan menggunakan MKJP karena berbagai alasan, seperti takut harus dioperasi, alatkontrasepsinya keluar dari rahim ibu, atau tetap hamil (kebobolan).“Mungkin ada pertimbangan dari pengalaman-pengalaman orang mungkin yang sering adakatanya takut nanti bisa jebol apa istilahnya bisa lepas.” (Kepala desa, Ds. Kelayu Utara, Kec.Selong, Kab. Lombok Timur)

“Kalau disini belum pernah bu, tapi memang pernah saya dengar ada saudara misan kebetulan,dia pakai IUD, … anaknya masih kecil itu tidak tahu dirinya hamil, anaknya baru umur 1 tahun.”(Kepala desa, Ds. Kelayu Utara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

“Terus kalau... IUD.... itu takut. Soalnya takut lepas. Juga kata suami-suaminya, ada yang terasa[saat berhubungan]..., mungkin tidak bagus pemasangannya, mungkin gitu bu.” (Kader, Ds. KelayuUtara, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur)

D. PEMBELAJARAN DARI DESA MKJP TINGGI DAN RENDAH

Cakupan dan luas wilayahKecamatan Jerowaru memiliki luas wilayah yang lebih besar (142, 78 km2) dibandingkandengan Kecamatan Selong (31, 68). Kecamatan Jerowaru memiliki 15 desa dengan jumlahpenduduk 54.125 dan Kecamatan Selong 2 desa dengan jumlah penduduk 83.892 (LombokTimur Dalam Angka, 2011). Wilayah Kecamatan Jerowaru memiliki keadaan geografis tepipantai dan beberapa desa berada di pulau dengan akses jalan yang kurang baik. SementaraKecamatan Selong berada di ibu kota dengan fasilitas kesehatan yang lebih banyak dan aksesjalan yang bagus dimana seluruh desa dapat dijangkau melalui jalan darat. Dengan jumlah 4orang PLKB, seorang PLKB bekerja di 3-5 desa yang jaraknya jauh dari kota kecamatan.

Page 61: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

49

Sosial ekonomiDilihat dari status sosial ekonomi (SSE), SSE masyarakat di Kecamatan Selong jauh lebih tinggidalam hal pendidikan dan penghasilan dibandingkan dengan masyarakat di KecamatanJerowaru. Masyarakat di Kecamatan Selong relatif lebih terbuka dalam hal penerimaan programKB termasuk dalam hal penggunaan MKJP.Kinerja BPPKB, Dinkes dan PKKTiga piliar BPPKB, Dinkes dan PKK dalam program KB dalam empat tahun terakhir sangatberperan. Dalam semua kegiatan KB masal, ketiga insitusi inilah yang menjadi ujung tombakdengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. BPPKB menjamin ketersediaan alat kontrasepsi,Dinkes memberikan pelayanan dan tenaga kesehatan dan PKK menggerakan kader-kadernyadalam memberikan sosialisasi dan KIE.Peran aktif pembinaan Keluarga Sejahtera (PKK)Program PKK sangat mendukung dalam mensukseskan Program Kependudukan dan KeluargaBerencana (KKB). PKK yang menjadi garda terdepan. Tim Penggerak PKK Kabupaten danKecamatan rutin ke masyarakat di pelosok desa memberikan advokasi dan KIE kepada PUSuntuk mengikuti program KB.Peranan Nahdatul WathanPeranan organisasi keagamaan Nahdatul Wathan tidak bisa dipungkiri telah banyak membukakesadaran masyarakat untuk program KB. Salah satu misi dari Nahdatul Wathan adalahmeningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui gerakan Keluarga Berencana. Mobilisasimasyarakat dilakukan dengan pendekatan keagamaan yang melibatkan tuan guru dan tokohagama mulai dari tingkat provinsi sampai desa.4.3 KESIMPULAN DAN SARANPROVINSI NUSA TENGGARA BARATA. Ringkasan hasil penelitian di tingkat provinsi dan kabupatenSelain melakukan wawancara pada pemangku kepentingan ditingkat provinsi, dilakukan pulapenelitian kualitatif di tingkat kabupaten. Tiga kabupaten terpilih adalah Kabupaten Tuban,Lumajang dan Kediri. Di bawah ini di tampilkan matriks ringkasan dari hasil penelitiankualitatif, dimana laporan lebih rinci untuk masing-masing kabupaten akan diuraikan padabagian selanjutnya.Tabel 4-9 Ringkasan hasil penelitian kualitatif di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Topikbahasan Propinsi Kabupaten

Lombok Barat Lombok Timur SumbawaA. Gambaran Umum Cakupan KB1. Cakupan KBdanpermasalahannya

Alat kontrasepsiuntuk semuamasyarakat NTBditanggung dariPusat PrioritasmeningkatkanIPM Komitment tinggi

Alat kontrasepsiuntuk semuamasyarakat NTBditanggung dariPusat Prioritasmeningkatkan IPM Komitmen tinggi Kawin usia muda,cerai adalah biasa

Alat kontrasepsi untuksemua masyarakat NTBditanggung dari Pusat Prioritas meningkatkanIPM Komitment tinggi Tingkat kawin ceraitinggi, sehingga jumlahanak menjadi banyakjuga

Alat kontrasepsiuntuk semuamasyarakat NTBditanggung dari Pusat Prioritasmeningkatkan IPM Komitment tinggi Budaya kawin ceraijarang2. PersepsitentangMKJP versusnon-MKJP

Masyarakat masihlebih menyukainon-MKJP Trend LAPM naiksedikit Pola preferensi jenisKB: Perkotaanpreferensi desaterpencil (aksessusah) lebihdidorong MKJP

Trend MKJP naik banyakterutama implan Daerah terpencil untukmasyarakat nelayanlebih sulit diubah keMKJP

Trend LAPM naik Pola preferensi jenisKB: Perkotaanpreferensi desaterpencil (akses susah)lebih didorong MKJP

Page 62: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

50

No. Topikbahasan Propinsi Kabupaten

Lombok Barat Lombok Timur SumbawaB. Manajemen Program KB1. Kebijakandan alokasianggaran Gubernur bisamemegangkomitmentkabupaten danmengikat-nyadengankesepakatan

Bupati komit, setiapbulan akanmemantau semuaprogram termasukKB Alokasi dana BKBPP:Penekanan padaprogram masyarakat

Bupati komit denganprogram KB anggaranBPPKB selalu dipenuhimisalnya:Kantor UPTKBkecamatan untuk koordPLKB di bangun kantorasal ada lahannya,petugas diberi sepedamotor dan laptop

Bupati komit denganprogram KB BKBPP Dana cukup

2. Pengadaandandistribusialatkontrasepsi Pengadaan daripusat Dinkesmenyarankanagar distribusilewat dinkes,namun hanyabertahan setahun.

Pengadaan daripusat Dua caradikecamatan: LewatPuskesmas diapotiknya ataugudang atau melaluiKUPTKB tingkatkecamatan

Pengadaan dari pusat Distribusi alatkontrasepsi lewat PLKBke desa sehingga adakebiasaan bidanmemberikan transportuntuk daerah-daerahyang jauh Dana distribusi PLKB 1juta.

Pengadaan dari pusat Dikahawatir-kanmasih terjadi transaksidalam pendistribusianalat kontrasepsi lewatPLKB ke desa, walausudah ada danatransportasinya. Persediaan pil dansuntik kurang karenamasih banyak diminati3. PelayananKB Sektor swastamendukung MKJP Swasta mendukungMKJP walau belumdidukung BPPKBuntuk alat KIEnya

Klinik swasta bersifatCBO BPS mendukung MKJP Di tingkat RS MKJPsangat terungkitmengungkit denganadanya Jampersal danIUD pasca persalinan4. Sumber DayaManusia 1 bidan satu desa

1 PLKB untuk 1-2desa; tidak adaregenerasi Kewenangan bidantidak ada masalah,kecuali KB pascaplasenta harus yangdilatih Pelatihan CTU baru30%

Jumlah bidan cukup PLKB kurang karenapemekaran wilayah, 125PLKB untuk 254 desa Kewenangan bidan tidakada masalah. Pelatihan CTU baru 30% Bidan yang belum dilatihberlatih pada bidanterlatih untuk KB pascaplasenta Perawat banyak yangmemberikan pelayanansuntik KB

165 desa 68% tercoverbidan. Ada rencana untukmengaktifkan bidanKB PLKB sangat kurang1:4 Pelatihan CTU baru30%

5. KerjasamaAntarInstitusi Dinkes, BP3KB,BKKBN BKKBN dianggapkurang koordinasiterutama untukpelatihan BKKBN merasalebih inferiorsecara struktural

Koordinasi baik, tidakada masalah dilapangan. BKBPP tidak adamasalah juga.

Koordinasi baik. Pilar utama KB: PKK,Dinkes dan BP2KB Koordinasi baik,

Pilar utama KB: PKK,Dinkes dan BKBPPterutama dalammendukung momentumKB Potensi CSR Newmountuntuk membiayaiposBKB6. Menciptakankebutuhan Anggaranpromosi KB adadi BKKBN walautidak besar

Penggunaanmomentum KBoleh BKKBNuntuk promosimengganggudinkes karenatenaga yangdigunakan bidanPuskesmas juga

Pemutaran filmsebelum pelayanandinamis (bidanserempak datang kePoskesdes untukMKJP) Dinkes unggulannyakelas bumil dan KBpasca persalinandipromosikan Kotbah Jumatmenyinggung KB Grebeg pasar:Model ini tidakdisukai dinkes;banyak keluhankarena kualitaspelayanan kurang.

Hari kesatuan gerak PKK,dinkes dan KB setahunsekali pelayanan masal Ulang tahun CBOpelayanan masal PLKB dan kaderbersama-samamemantau bumil danmenyarankan KB Selaparang TV untuk tiapdinasPutar film

Pospa BKB: IntegrasiPosyandu, Paud danKB Momentum KB Penyuluhan oleh bidanmulai digencarkankembali Belum ada promosikhusus baik dari dinasmaupun unit KBterutama untuk MKJP Blusukan ibubupati/PKK Kabupatendijadikan sarana untukpromosi MKJP denganmembawa pasanganKB Lestari

Page 63: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

51

No. Topikbahasan Propinsi Kabupaten

Lombok Barat Lombok Timur Sumbawa7. PencatatandanPelaporan Yang dicatatBKBBN lengkap,tapi dinas hanyaKB aktif dan KBbaru tidak dibagiperkatagori alat.Unmett needtidak ada, fokuspada kegagalan.

Puskesmas punyadata peralatkontrasepsi (F2KB)namun untukdilaporkan keBKKBN Puskesmas punya dataperalat kontrasepsi(F2KB) namun untukdilaporkan ke BKKBN

Puskesmas punya dataperalat kontrasepsi(F2KB) namun untukdilaporkan ke BKKBN

B. Penerimaan masyarakat terhadap alat kontrasepsi (difusi inovasi)Tabel di bawah ini merupakan rangkuman perspektif masyarakat terhadap alat kontrasepsi.Berikut uraian perspektif masyarakat dari sisi keuntungan relatif, kenyamanan, kepraktisan,kemungkinan dicoba dan hasil yang nyata. Semakin banyak perspektif positif yang muncul dimasyarakat menunjukkan umumnya alat kontrasepsi tersebut semakin digemari dandigunakan.Tabel 4.10 Penerimaan masyarkat terhadap alat kontrasepsi (difusi inovasi)Penilaian masyarakat

Alat kontrasepsi

Pil Suntik Kondom IUD Implan MOW MOP

Keuntungan relatifMurah dalam jangka pendek +++ + ++ +/- +/-- +/--- +/---Mudah diperoleh +++ ++ + + + +/-- +/--Kenyamanan dalam penggunaan + - + + ++ ++KompatibilitasTidak perlu buka aurat +++ + --- ++ --- ---Banyak digunakan dimasyarakat/keluarga ++ +++ -- ++ + - -Tidak dilarang suami/istri ++ + +/-- +/- +/--- +/---Tidak dilarang agama + + +/-- +/-- +/-- +/--Kepraktisan dan kemudahan penggunaaanTidak perlunya kepatuhan --- -- + + ++ ++Tidak perlu digunakan tiap hari --- + + + ++ ++Mudah digunakan (tdk perlu operasi) +++ ++ +++ - -- --- ---Kemungkinan bisa mencobaGampang berganti/berhenti +++ ++ +++ - -- --- ---Hasil yang nyataKeberhasilan --- -- + + ++ ++Tanpa efek samping -- -- +/- +/-- +/-- +/--Berdasarkan perspektif klien, pil dan suntik dinilai mudah diperoleh, murah, tidak perlu bukaaurat, banyak digunakan masyarakat, mudah digunakan (tidak perlu operasi atau tindakaninvasif) dan mudah berganti ke alat kontrasepsi lain bila menginginkannya atau bila ingin hamillagi. Bila untuk alat kontrasepsi seperti IUD, implan dan MOW ditemukan adanya larangan darisuami, maka secara umum untuk pil dan suntik tidak ditemukan adanya larangan tersebut.Berdasarkan kepraktisannya, pil dinilai masih membutuhkan kepatuhan untuk minum setiaphari dan tingkat keberhasilan pil dinilai rendah.

Page 64: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

52

Sebagian informan menilai bahwa IUD dan implan cukup murah (bagi akseptor KB pemerintah),namun sebagian lain menyatakan cukup mahal (untuk akseptor KB mandiri). IUD dan implanmudah diperoleh, namun dalam pemasangan membutuhkan tindakan yang invasif oleh karenaitu masyarakat cenderung takut untuk menggunakannya. Kedua alat kontrasepsi ini jugadiasosiasikandengan berbagai efek samping. Dibandingkan non-MKJP, akseptor IUD dan implandisebutkan akan lebih sulit berganti alat atau bila suatu saat ingin memiliki anak. Tingkatkeberhasilan IUD dan implan dinilai lebih baik dibandingkan non-MKJP.Diantara MKJP, informan yang menggunakan MOW/MOP berpendapat bahwa alat kontrasepsiyang digunakan cukup nyaman, hanya diperlukan sekali tindakan. MOW/MOP tidakmemerlukan kepatuhan dan ketelatenan seperti non-MKJP yang harus diminum setiap hari ataudisuntik secara rutin. Bagi akseptor KB Mandiri, tarif MOW dan MOP tergolong mahal. Keduametode kontrasepsi ini disebutkan memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi, namunhampir tidak dapat berganti atau bila suatu saat akseptor ingin memiliki anak.Ditemukan adanya penilaian sebagian kecil masyarakat bahwa memasang MKJP (IUD, implandan MOW/MOP) bertentangan dengan norma dan agama. Pendapat seperti dikaitkan denganupaya menghalangi kehamilan, kehamilan merupakan ibadah, dan memasang IUDmemperlihatkan aurat kepada orang lain. Umumnya informan menyadari bahwa dari aspekkepraktisan, MKJP dinilai lebih praktis karena tidak perlu mengingat harus waktu pemakaiannamun dari aspek cara penggunaannya, pil dan suntik dinilai lebih praktis karena kapan sajabisa menghentikan penggunaannya.Bila pil dan suntik dinilai gampang mencoba dan mudah diperoleh, dan murah, tetapisebaliknya IUD, implan dan MOW/MOP dinilai cukup repot memasangnya, alat ini tidak untukdicoba karena akan repot melepasnya kembali bila ada masalah. Namun demikian merekaumumnya mengetahui bahwa MKJP lebih berhasil mencegah kehamilan dibanding non-MKJP.C. Kesimpulan dan saran tingkat provinsi

Kesimpulan

Komitmen provinsi NTB untuk meningkatkan IPM sangat kuat. Karena itu programkesehatan dan pendidikan menjadi sektor pembangunan yang diutamakan. Koordinasi antara BKKBN, Dinas kesehatan dan BPPKB di tingkat provinsi harus diperkuatsehingga tidak ada tumpang tindih kegiatan. Gubernur saat ini cukup memiliki kewibawaan untuk mengatur seluruh kabupaten terkaitprogram-program guna untuk meningkatkan IPM dengan membuat Nota Kesepakatan danmoto yang dibuat oleh provinsi. Dengan perkataan lain desentralisasi sedikit berdampakterhadap variasi program di tingkat kabupaten. Sektor swasta belum banyak dilibatkan dalam program KB.Saran

District Working Group (DWG) dapat digunakan untuk menjadi pemicu kerjasama antarinstansi, namun kendalanya adalah tidak tersedianya dana operasional. Mengembangkan mekanisme kerjasama dengan pihak swasta untuk menerima pesertaJamkesda atau Jamkesmas. Mengkaji dan memutuskan kewenangan bidan sehingga tidak merugikan pelayanan KBserta membuat aturan untuk perawat dalam kaitannya dengan pelayanan KB.

Page 65: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

53

D. Kesimpulan dan saran tingkat kabupaten

Kesimpulan

Program Keluarga Berencana sudah menjadi prioritas pemerintah daerah dengan tujuanmeningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dengan meningkatnya IPM makatingkat kesejahteraan masyarakat NTB juga akan semakin lebih baik. Oleh karena itu dalamprogram KB pemerintah banyak memberikan bantuan baik sarana dan prasarana demiberjalannya program dan pelayanan KB. Hasil sementara yang dapat dilihat adalah LajuPetambahan Penduduk (LPP) yang lebih rendah dari LPP nasional dan provinsi. CakupanKB juga meningkat, dan terjadi kecenderungan penggunaan MKJP juga meningkat terutamauntuk alat kontrasepsi implan. Tiga piliar BPPKB, Dinas Kesehatan dan PKK dalam program KB dalam 4 tahun terakhirsangat berperan. Dalam semua kegiatan KB massal, ketiga insitusi inilah yang menjadi jungtombak dengan tugas plok dan fungsi masing-masing. BPPKB menjamin ketersediaa alatkontrasepsi. Dinkes memberikan pelayanan dan tenaga kesehatan dan PKK menggerakankader-kadernya dalam memberikan sosialisasi dan KIE. Program PKK sangat mendukung dalam mensukseskan Program Kependudukan danKeluarga Berencana (KKB). PKK yang menjadi garda terdepan. Tim Penggerak PKKKabupaten dan Kecamatan rutin ke masyarakat di pelosok desa memberikan advokasi danKIE kepada pasangan usia subur (PUS) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana (KB). Peranan organisasi keagamaan Nahdatul Wathan tidak bisa dinafikan telah banyakmembuka kesadaran masyarakat untuk program KB. Salah satu misi dari Nahdatul Wathanadalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui gerakan Keluarga Berencana.Dengan pendekatan keagamaan yang melibatkan Tuan Guru dan tokoh agama mulai daritingkat provinsi sampai desa dapat memobilisai masyarakat. Adanya program jampersal memang membawa dampak semakin banyaknya PUS yang barumelahirkan menjadi akseptor KB meskipun sebagian besar masih didominasi oleh akseptorjenis suntik. Tenaga PLKB masih kurang sehingga seorang PLKB yang idealnya bekerja untuk satu desadituntut bekerja di 2-3 desa. Ketrampilan PLKB juga masih belum merata karena sebagianadalah PLKB yang masih baru, sementara PLKB yang berkualitas dimutasi ke SKPD lain. Pelatihan ketrampilan terkait KB masih diprioritaskan kepada bidan yang sudah PNS belumkepada bidan desa. Untuk dapat memiliki ketrampilan terkait KB, bida desa Bindan PNSyang sudah dilatih mengajak bidan pada saat ada pelayanan di puskesmas. Secara umum program KB sudah diterima masyarakat baik yang berusia muda maupunyang usia tua. Meskipun demikian, adanya faktor budaya dapat mempengaruhi turunnaiknya anga akseptor aktif dan pertumbuhan penduduk dimana masyarakat menilai bahwaperan anak laki-laki sangat penting dalam keluarga. Hal ini menyebabkan banyak keluargayang berhenti ber-KB untuk mendapatkan anak laki-laki yang didambakan. Masih kuatnya pengaruh agama dan efek samping alat kontrasepsi menghambat keputusanuntuk menggunakan alat kontrasepsi, terutama alat kontrasepsi jenis MKJP.Saran

Mendorong pemerintah daerah dan SKPD yang terkait untuk lebih melibatkan Tuan Guruatau tokoh agama untuk memberikan informasi tentang keuntungan ber-KB dari sisi agama. Mengintensifkan kegiatan KB masal dengan lebih mendorong masyarakat agar memilih alatkontrasepsi MKJP dan membatasi alat kontrasepsi Non-MKJP. Untuk itu perlu sekalimemberikan promosi dan edukasi yang komprehensif dari tokoh-tokoh yang berpengaruhdi dalam masyarakat. BKKBN dan BPPKB perlu memberikan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan PLKBdan bidan, termasuk juga bidan desa.

Page 66: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

54

Memantau keberadaan perawat yang memberikan layanan KB suntik kepada masyarakatagar agar berada dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten baik untuk cakupan danjuga pelaporannya. Mendorong semua pihak untuk mendukung program KB berdasar kebijakan yang ada danpemerintah daerah menjamin kelangsungan/ kesinambungan ketersdiaan alat kontrasepsiagar tidak tergantung kepada pemerintah pusat.

Page 67: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

55

REFERENSI

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (Mei 17 2013). Aktifkan kembalikampanye "Dua Anak Cukup". http://www.bkkbn.go.id/View Berita.aspx?BeritaID=813.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Petunjuk teknis tata carapelaksanaan pelayanan kontrasepsi program kependudukan dan Keluarga BerencanaNasional. Jakarta: BKKBN.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Analisis lanjut faktor-faktoryang mempengaruhi penggunaan MKJP di enam wilayah Indonesia.Jakarta: BKKBNBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Laporan pendahuluan SurveiDemografi Kesehatan Indonesia tahun 2012. Jakarta: BKKBNBKKBN NTB. (2009). Selayang pandang program KB nasional, Provinsi Nusa Tenggara Barat.Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Lombok Barat. (2013). Laporanbulanan pengendalian lapangan tingkat kabupaten/kota, Sistem InformasiKependudukan dan Keluarga (Siduga) Bulan Februari 2013. Lombok Barat: BKBPPBadan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kediri. (2013). Rapatkerja daerah (Rakerda) tahun 2013. Kediri: BPPKBBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2010). RisetKesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kemenkes RIBadan Pusat Statistik. (2010). Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010.http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=sd/view&kd=1558&th=2010Badan Pusat Statistik. (2010). Laporan eksekutif hasil Sensus Penduduk 2010.Badan Pusat Statistik et.al. (Desember 2012). Laporan pendahuluan Survei Demografi danKesehatan Indonesia 2012.Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang. (2012). Kabupaten Lumajang dalam angka.Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat. (2011). Lombok Barat dalam angka.Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur. (2011). Lombok Timur dalam angka.Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa. (2012). Sumbawa dalam angkaBadan Pusat Statistik KabupatenTuban. (2011). Kabupaten Tuban dalam angka.Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. (2011). Profil kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2010.Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Data informasikesehatan Provinsi JawaTimurOkech, Timothy C., et.al. (2011). Empirical analysis of determinants of demand for family palnningservices in Kenya's city slums. Global Journal of Health Science Vol.3, No.2, October2011Pemerintah Dearah Lombok Timur.(2011). Laporan Penyelenggaraan Pemerintah DaerahPusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2013). Ringkasaneksekutif data dan informasi kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. (Juni 13, 2013).Program KB Nasional perlu dukungan semua pihak.http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2321-program-kb-nasional-perlu-dukungan-semua-pihak.html

Page 68: KATA - yccp-indonesia.org · 1.Cakupan KB dan permasalahannya ... (Kontrak Kinerja Provinsi). ... bidan desa yang menyediakan pil dan suntik

56

Rogers, M. Everett.(1962). Diffusion of innovations. Illinois: Free Press of GlencoeRosenstock, IM. (1966). Why people use health services, Milbank Memorial Fund Quarterly 44,94-124, 1966.Rosenstock IM. (1974). Historical origins of the health belief model, Health EducationMonographs 2:328-335, 1974.Satriani.(2012). Septi Satriana dalampergeseranmaknaperkawinanadatdalammasyarakatSasak.http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/politik-lokal/629-amak-bangkol-inak-bangkol-dan-merariq-pergeseran-makna-perkawinan-adat-dalam-masyarakat-sasak.htmlUnited Nations Development Program.(2008). Millennium Development Goals. Jakarta:UNDPhttp://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf