kata penganta4.docx

35
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DISUSU OLEH NAMA : MUSFIRA RAHMI NIM : M11115039 1

Upload: rhyta-rhyta-ii

Post on 06-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

DISUSU OLEH

NAMA : MUSFIRA RAHMI

NIM : M11115039

FAKULTAS : KEHUTANAN

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya

juga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan makalah ini.

Penulisan makalah ini dilakukan untuk mengetahui penyebab-penyebab dan dampak dari

kerusakan hutan di Indonesia. Adapun tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk

memenuhi salah satu tugtas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan semester satu program

studi Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami beberapa kesulitan seperti dalam

mendapatkan informasi mengenai kerusakan yang terjadi di seluruh Indonesia.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan sumbangsih dalam dunia pendidikan dan

berharap pula ada penulis yang mengapresiasi karya ini, baik berupa saran maupun

kritik. Untuk itu  penulis mengucapkan terima kasih.

                                                                         Makassar , 18 September 2015

                                                                              Penulis

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 4

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………… 4

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………... 5

C. Tujuan …………………………………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………... 6

A. Pengertian Hutan ……………………………………………………………………… 6

B. Pengertian Lingkungan ………………………………………………………………... 7

C. Pengaruh Hutan Terhadap Lingkungan Darat …………………………………………. 8

D. Pencemaran Hutan Terhadap Lingkungan …………………………………………….. 12

E. Dampak Kerusakan Hutan Terhadap Lingkungan …………………………………….. 14

F. Pengaruh Kebakaran Hutan Terhadap Udara ………………………………………….. 18

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………… 21

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 21

B. Saran ……………………………………………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 23

3

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan

tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan lahan yang tertutup dan tidak ada

campur tangan manusia, masuknya kepentingan manusia secara terbatas seperti pengambilan

hasil hutan untuk subsistem tidak mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan penduduk

dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin

intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain,

misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-

gangguan hutan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi hutan. Perubahan-

perubahan tersebut lebih menekankan kearah fungsi ekonomi dengan mengabaikan fungsi

sosial atau fungsi ekologis.

Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengembalikan fungsi hutan

secara menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi ekonomi) dengan lebih

menekankan kepada peran pemerintah, peran masyarakat dan peran swasta. Langkah-

langkah yang sinergi dari ke tiga komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta) akan

mewujudkan fungsi hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan pelestarian

hutan.

4

Perkembangan pembangunan kehutanan pada masa lalu, telah mengubah banyak

wajah hutan Indonesia. Kebakaran hutan, penebangan liar, perladangan berpindah, dan

penurunan keragaman hayati adalah cerita yang melekat pada hutan Indonesia. Fenomena-

fenomena tersebut telah mempengaruhi cerita bangsa dalam kehidupan masyarakat

Internasional. Kerusakan yang terjadi terhadap salah satu ekosistem dapat  menimbulkan

dampak lanjutan bagi aliran antar ekosistem maupun ekosistem lain di sekitarnya. Khusus

bagi komunitas bakau/mangrove dan lamun, gangguan yang parah akibat kegiatan manusia

berarti kerusakan dan musnahnya ekosistem. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan

manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak

hutan Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu hutan dan lingkungan ?

2. Jelaskan Pengaruh hutan terhadap lingkungan darat ?

3. Jelaskan Pengaruh hutan terhadap lingkungan udara ?

C. Tujuan

Penulisan Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca

pada umumnya dan sebagai bahan pembelajaran serta pengajaran bagi penulis pada khusunya

yang  berkaitan dengan pendidikan mengenai lingkungan hidup. Permasalahan yang ada

disekitar kita, memaksa kita untuk mampu menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini bisa

dijadikan sebagai referensi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut karena penulis juga

menjelaskan kejadian-kejadian kongkrit yang ada di negara kita.

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang

berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta

menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida

(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta

merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk

kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis

maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil

maupun di benua besar. Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu

dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Definisi hutan yang disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang meliputi:

a. Suatu kesatuan ekosistem

b. Berupa hamparan lahan

c. Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan

satu dengan yang lainnya.

d. Mampu memberi manfaat secara lestari

6

Keempat ciri pokok dimiliki suatu wilayah yang dinamakan hutan, merupakan

rangkaian kesatuan komponen yang utuh dan saling ketergantungan terhadap fungsi

ekosistem di bumi.

Hutan diartikan sebagai suatu asosiasi sehingga antara jenis pohon yang satu dan

jenis pohon lain yang terdapat di dalamnya akan saling tergantung. Jenis-jenis tanaman yang

tidak menyukai sinar matahari penuh tentu memerlukan perlindungan dari tanaman yang

lebih tinggi dan suka akan sinar matahari penuh. Tanaman yang suka sinar matahari penuh

akan memperoleh keuntungan dari tanaman yang hidup di bawahnya karena mampu menjaga

kelembaban dan suhu yang diperlukan oleh tanaman tinggi tersebut.

B. Pengertian Lingkungan

  Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para ahli

lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat) adalah suatu

sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan

dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan

bahwa Lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi

pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti tanah,

kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang intervensi manusia.

Kepentingan atau pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap masyakat tumbuhan

berbeda-beda pada saat yang berlainan. Suatu faktor atau beberapa faktor dikatakan penting

apabila pada suatu waktu tertentu faktor atau faktor-faktor itu sangat mempengaruhi hidup

dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, karena dapat pada taraf minimal, maximal atau optimal,

menurut batas-batas toleransi dari tumbuh-tumbuhan atau masyarakat masing-masing.

7

Lingkungan terbagi 2 yaitu Biotik dan Abiotik dapat dijelaskan sebagai berikut :

Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuh-tumbuhan,

dan mikroba.

Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan energi.

C. Pengaruh Hutan Terhadap Lingkungan Darat

Hutan berpengaruh terhadap faktor lingkungan yaitu iklim, tanah dan air. Contoh

hasil penelitian tentang pengaruh hutan terhadap iklim telah dilakukan dengan

membandingkan hutan yang sudah ditebang dan hutan yang masih utuh, hasilnya

menunjukkan bahwa hutan mempengaruhi iklim setempat (iklim mikro). Pada hutan yang

sudah ditebang dapat menimbulkan variasi iklim yang besar dari panas ke dingin, dan dari

basah ke kering sehingga kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada

hutan yang belum ditebang penuh dengan belukar, karena pohon-pohonan mampu

mengurangi kecepatan angin, akibatnya mengurangi penguapan air (evaporasi) dari

tumbuhan yang terlindung olehnya, sehingga apabila dibawahnya ada tanaman pertanian

maka pertumbuhannya akan baik dan dapat meningkatkan hasil panen.

Pohon-pohon hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga

mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai hutan dapat mencegah

rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa adanya serasah, tanah lantai hutan

akan padat oleh air hujan, dengan demikian daya serapnya berkurang. 

8

Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan mengalir deras

membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa

ini akan menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya lebih banyak lagi air

yang mengalir di sepanjang lereng, karena makin berkurangnya daya serap tanah. Hal ini

menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil. Apabila kejadiannya

semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa rintangan, maka menimbulkan

banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan humus pada permukaan tanah.

Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan dapat menciptakan “lingkaran

setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka semakin besar perubahan ekstrim iklim

mikro, sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup.

Pengaruh hutan terhadap Iklim

     Pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama

yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta

kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, perkebunan dan peternakan.

Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung

menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah gas rumah

kaca secara global. Salah satunya adalah gas rumah kaca karbon (emisi/pancaran karbon).

Akan tetapi jika kita pelajari lebih mendalam, sesungguhnya, Gas karbon dioksida

adalah salah satu yang menunjang kehidupan di atas bumi. Tanpa gas karbon dioksida di

dalam matmosfir, bumi kita tidak bisa mendukung kehidupan sebab temperatur bumi akan

terlalu dingin dan semua air akan membeku. Gas karbon dioksida adalah suatu gas yang

9

dapat meredam kuat sinar inframerah, gas karbon dioksida akan menyerap panas yang

dipancarkan. Salah satu manfaat yang sangat kita butuhkan adalah kemampuan hutan dalam

menyerap emisi karbon. Kemampuan hutan untuk menyerap karbon ini sangat dibutuhkan

untuk mengurangi meningkatnya suhu bumi.

Manfaat hutan dalam pengendalian pemanasan global terkait dengan peran hutan

yang sangat penting sebagai penyerap (sink) dan penyimpan (reservoir) karbon. Hutan yang

tersusun dari pepohonan memiliki potensi yang tinggi sebagai penyimpan karbon.

Penyimpanan karbon pada ekosistem hutan terdapat pada pohon, serasah/humus yang

terdapat pada lantai hutan serta tumbuhan bawah. Pada sebatang pohon, karbon tersebut

disimpan pada bagian batang, cabang pohon, daun, bunga serta buah. Dengan kemampuan

hutan untuk menyerap karbon dan menyimpannya, akan berdampak pada menurunnya suhu

dipermukaan bumi, sehingga secara langsung dapat mengendalikan pemanasan global dan

akhirnya akan mencegah terjadinya perubahan iklim.

Langkah nyata yang dapat kita laksanakan untuk mencegah pemanasan global

diantaranya adalah melestarikan hutan. Beberapa kemungkinan penyebab emisi karbon dapat

dikurangi dengan cara penanaman kembali beberapa jenis pohon yang dapat menyerap dan

menanggulangi dampak dari hal tersebut. Dengan demikian perubahan iklim serta kerugian-

kerugian bagi kehidupan pun akan dapat terkendalikan dengan baik.

Pengaruh  Hutan terhadap Tanah

Selain sebagai Pengendali Iklim di bumi, keberadaan hutan juga sangat berperan

sebagai pelindung kesuburan tanah khususnya pada tingkat kesuburannya. Peran hutan dalam

memelihara tingkat kesuburan tanah dapat dijelaskan melalui perputaran unsur hara yang

10

terjadi di dalam sebuah ekosistem hutan, yang lebih dikenal dengan istilah siklus unsur

hara (nutrient cycling).

Dalam siklus ini, unsur hara yang terdapat dalam pohon dan tumbuhan hutan serta

binatang-binatang yang terdapat di hutan setelah makhluk hidup tersebut mati dan mengalami

proses penguraian oleh jasad renik, unsur hara tersebut akan kembali ke dalam tanah hutan.

Sebagian dari unsur hara yang terdapat dalam tanah hutan akan tetap tersimpan di dalam

hutan, sedangkan sebagian lainnya akan dilarutkan dalam air dan terbawa ke tanah di luar

hutan yang letaknya lebih rendah dari hutan tersebut. Dengan demikian, maka keberadaan

hutan dapat secara alami memelihara tingkat kesuburan tanah, baik tanah di dalam hutan

maupun tanah yang berada di sekitarnya yang letaknya lebih rendah dari hutan

tersebut.          

Komponen penyusun hutan tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya

membentuk suatu ekosistem hutan. Salah satu penyusun hutan tersebut

adalah Serasah. Serasah adalah benda-benda mati yang yang berasal dari tumbuhan-

tumbuhan seperti ranting, daun, dan kulit kayu.

Hutan akan menghasilkan lapisan serasah yang merupakan bahan untuk pembentukan

humus. Lapisan humus inilah yang sangat bermanfaat dalam memperkaya kandungan hara

tanah serta memperbaiki struktur tanah. Tanah yang kaya kandungan hara serta baik struktur

tanahnya dapat memperbesar : (1) kapasitas tanah dalam menahan air (2) dapat memperbaiki

kelembaban tanah dan infiltrasi air ke dalam tanah (3) humus juga dapat melenyapkan energi

kinetis air hujan (4) menghambat penguapan air dari permukaan tanah serta (5) dapat

menghambat aliran permukaan sehingga dapat mencegah erosi.

11

Pengaruh hutan terhadap Satwa liar (Fauna)

Hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati serta merupakan rumah bagi

berbagai sumber genetik (plasma nutfah) berupa jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).

Hutan juga dianggap sebagai salah satu tempat yang dapat menjamin atau melindungi

keanekaragaman hayati dan sumber genetik (plasma nutfah) dari ancaman kepunahan. Hal ini

dimungkinkan, karena hutan umumnya jauh dari pemukiman, arealnya luas dengan topografi

yang berat, sehingga agen perusak relative lebih sedikit.

D. Pengaruh Pencemaran Hutan Terhadap Lingkungan

Pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada lingkungan

alam saja, tetapi berakibat dan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga

manusia. Pencemaran yang masuk melalui jalur makanan dan berada dalam daur pencemaran

lingkungan cepat atau lambat akan sampai juga dampaknya pada manusia. Oleh sebab itu

manusia dalam upayanya memperoleh kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu

juga untuk memperhatikan hal-hal apakah yang nantinya akan membuat terjadinya kerusakan

lingkungan. Sehingga kita akan membuat suatu upaya agar lingkungan alam yang kita keruk

SDA-Nya, segera dilakukan proses rehabilitasi terhadap alam untuk mencegah terjadinya

kerusakan yang lebih parah lagi.

Untuk memudahkan pembahasan masalah dampak pencemaran lingkungan, pembahasan

dibagi melalui urutan sebagai berikut :

12

Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,

atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan,

dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan

manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi

cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran

udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh

melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung

kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan

bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari

paru-paru, zat pencemar diserap olehsistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

13

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA(infeksi saluran napas atas),

termasuk di antaranya, asma,bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat

pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang

berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih, serta daun-daun yang

menguning pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:

Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah, saraf, dan

mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.

E. Dampak Kerusakan Hutan Terhadap Lingkungan

Dampak kerusakan hutan terhadap lingkungan, memberi akibat kepada mahluk hidup

di sekitarnya, baik dalam hutan maupun di luar hutan. Kerusakan hutan dengan intensitas

yang besar berakibat negatif pada ekosistem hutan, namun ada kerusakan hutan memberikan

dampak positif terhadap kelangsungan permudaan di dalam hutan.  Jenis-jenis pohon yang

hidup di dalam hutan mempunyai kemampuan adaptasi yang berbeda terhadap cahaya. Ada

yang tergolong dalam jenis intoleran atau jenis senang cahaya dan ada yang termasuk dalam

jenis toleran atau jenis yang memerlukan naungan atau jumlah intesitas cahaya yang terbatas.

Sedangkan ada jenis yang tergolong dalam "Gap Opportunists", banyak di dalamnya jenis-

jenis dari family Dipterocarpaceae.

Jenis-jenis gap opportunist mengambil keuntungan positif dari celah-celah (gap)

yang terbentuk karena tumbangnya pohon-pohon yang besar. Permudaan jenis ini dapat

tumbuh di bawah naungan pohon induk tetapi bila beberapa tahun tidak ada perubahan

cahaya matahari yang masuk sampai ke dasar maka akan terjadi kematian masal dari semai-

14

semai ini. Dalam proses alami pohon-pohon akan menjadi tua dan mati, tumbangnya pohon-

pohon tua ini membuka peluang bagi hidupnya semai-semai yang memerlukan cahaya dalam

pertumbuhan. Kerusakan hutan atau istilahnya "disturbance" ganguan-gangguan dalam

intensitas yang terbatas memberikan dampat posistif terhadap pertumbuhan semai-semai dan

regenerasi di dalam hutan. Semua ini terjadi agar keseimbangan ekosistem dalam hutan dapat

terjadi melalui proses alami yang berjalan dengan baik. Namun bila intensitas kerusakan

hutan itu tinggi melebihi "daya lenting" yang ada, maka akan terjadi deforestasi yang

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

Banyak penyuluhan telah dilakukan untuk menyadarkan masyarakat akan arti

pentingnya manfaat hutan. Berbagai media dipergunakan untuk membuat iklan-iklan tentang

penyelamatan hutan, kampanye lingkungan dilakukan dimana-mana, ditambah lagi artikel,

makalah, paper maupun hasil penelitian oleh para ahli yang mengulas mengenai dampak dan

akibat kerusakan hutan, namun semua itu belum juga sepenuhnya dapat menyadarkan

masyarakat.

Akibat dan dampak dari kerusakan hutan dapat dijelaskan sebagai berikut : 

·     Terganggunya sistem hidro-orologis

Banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau merupakan salah satu contoh

dari tidak berfungsinya hutan untuk menjaga tata air. Air hujan yang jatuh tidak dapat diserap

dengan baik oleh tanah, laju aliran permukaan atau runoff begitu besar. Air Hujan yang jatuh

langsung mengalir ke laut membawa berbagai sedimen dan partikel hasil dari erosi

15

permukaan. Terjadinya banjir bandang dimana-mana yang menimbulkan kerugian harta

maupun nyawa. Masyarakat yang terkena dampaknya kehilangan harta benda dan rumah

tempat mereka berteduh akibat terbawa banjir bandang, bahkan ditambah kerugian jiwa yang

tak ternilai harganya.

·     Hilangnya Biodiversitas

Hutan Indonesia memiliki beranekaragam spesies flora dan fauna, penebangan dan

pengrusakan hutan menyebabkan spesies-spesies langka akan punah. Bahkan spesies yang

belum diketahui nama dan manfaatnya hilang dari permukaan bumi. Hutan Indonesia yang

termasuk hutan hujan tropis memiliki 3000 jenis tumbuhan di dalam satu hektar ditambah

lagi jenis satwa yang ada di dalamnya. Jika laju deforestasi yang mencapai 1-2 juta hektar per

tahun tidak dapat dicegah maka hutan-hutan tropis ini akan hilang.

·     Kemiskinan dan Kerugian secara ekonomis

Masyarakat Indonesia akan bertambah miskin jika kita tidak mempunyai hutan, itulah yang

dikatakan Presiden Bambang Yudhoyono. Departemen Kehutanan mengemukakan bahwa

kerugian negara per hari mencapai Rp. 83 milyar, itu hanya dari kerusakan hutan akibat

penebangan liar. Berapakah kerugian jika semua faktor dan penyebabkan kerugian kita

hitung? 

·   Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

Hutan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen bagi semua mahluk di bumi tidak bisa

menjalankan fungsinya mendaur ulang karbondioksida. Karbondioksida di udara semakin

tinggi menyebabkan efek gas rumah kaca.

16

·     Kerusakan Ekosistem Darat maupun Laut

Pengertian dan definisi hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan

lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu komponen

hutan di rusak, akan berpengaruh terhadap komponen ekosistem yang lain. Hubungan

keterkaitan antara struktur dan fungsi di dalam ekosistem berjalan dalam keseimbangan yang

harmonis, tetapi bila struktur hutan menjadi rusak, akibat dan dampaknya akan

mempengaruhi fungsi hutan itu sendiri.

Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem hutan di darat, namun berdampak pada

kerusakan ekosistem di laut juga. Akibat kerusakan hutan terjadi erosi dan banjir membawa

sedimen ke laut yang merusakan ekosistem laut. Ikan dan Terumbu karang sebagai mahluk

hidup diperairan mendapat akibat dari aktivitas pengrusakan di darat. Kerusakan seperti ini

sangat dirasakan oleh pulau-pulau kecil di Indonesia, dengan ciri daerah das yang pendek dan

topografi yang curam sangat cepat pengaruhnya terhadap lingkungan laut.

·     Abrasi Pantai

Bila pohon-pohon di pesisir pantai ditebang maka tidak ada lagi perlindungan bagi kawasan

pantai. Salah satu fungsi hutan mangrove maupun hutan pantai adalah menjaga daerah pantai

dari hempasan ombak laut. Ombak laut yang menerjang pesisir pantai, dapat

menyebabkan abrasi pantai.

17

·     Intrusi dari Laut

Air laut dapat meresap sampai ke darat jika hutan-hutan pesisir seperti hutan mangrove dan

hutan pantai dirusakan. Ditambah “penambangan” air sebagai kebutuhan hidup rumah tangga

yang menyedot terus persediaan air tanah tanpa adanya keseimbangan infiltrasi dari air hujan

yang jatuh.

·     Hilangnya budaya masyarakat

Dirasakan sangat nyata bahwa hutan menjadi sumber penghidupan dan inspirasi dari

kehidupan masyarakat. Berbagai ragam budaya yang terkait dengan hutan seperti simbol-

simbol dan maskot yang diambil dari hutan, misalnya Harimau sebagai maskot dari Reog,

pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia, Bekantan sebagai maskot dari Kalimantan, dan

sebagainya. Jika semua ini punah maka hilanglah sumber inspirasi dan kebanggaan dari

masyarakat setempat.

F. Pengaruh Kebakaran Hutan Terhadap Udara

Pencemaran udara yang disebabkan dari kebakaran hutan, yang mendapatkan

beberapa dampak yang sangat merugikan bagi seluruh makluk hidup yang ada disekitarnya.

Dapat manggangu kesehatan, estetika, kenyaman maupun merusak properti. Penyebab

kebakaran hutan sebagian dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab, maupun dari

keadaan alam yang bisa menyebabkan kebakaran hutan yang menjadikan polusi diudara.

Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung

dan lokal,regional,maupun global.

18

Salah satu penyebab polusi udara di Indonesia saat ini adalah seringnya terjadi

kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang sering terjadi adalah di hutan-hutan. Kebakaran

hutan merupakan bencana yang setiap tahun terus terjadi. Kebakaran hutan skala besar adalah

fenomena yang menjadi sebuah kecenderungan yang rutin dalam 20 tahun terakhir.

Kebakaran hutan akibatkan polusi udara yang dimana penulisan ini bertujuan untuk

pengetahuan dan penelitian seputar pencemaran udara. Karena memberikan banyak dampak

buruk terhadap makluk hidup sekitar hutan. Menggunakan metode pustaka dari beberapa

sumber yang mendukung penulisan ini. Maksud penulisan ini hanya sebagai pengembangan

dan sebagai peringatan dalam melestarikan hutan agar tidak terbakar kembali yang

mengakibatkan polusi uadara. Sebab sangat merugikan banyak pihak yang ada disekitarnya.

Beberapa bahan polutan yang mencemari udara diantaranya bahan polutan primer

diantaranyad adalah bahan primer seperti hidrokarbon dan oksida, adalah bahan polutan

primer, karbon dioksida, senyawa sulpur oksida, senyawa nitrogen oksida dan dioksida.

Adapun polutan bentuk partikel berupa asap karbon yang sangat halus bercampur debu dari

proses pemecahan suatu bahan.

19

Polusi udara melanda di kota-kota sekitar hutan. Kebakaran hutan berakibat pada

pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain. Dapat menimbulkan

dampak negatif terhadap kesehatan manusia.Berikut ini beberapa mekanisme biologis

bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit. Namun sebagian besar polusi udara

terfokuskan pada efek akibat terhirup melalui saluran pernapassan mengingat saluran napas

merupan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh.  Sumber akibat polusi udara

dari kebakaran hutan merupakan kejadian alami, hal ini mengakibatkan dampak yang sangat

buruk bagi seluruh makluk hidup yag ada disekitarnya. Pencemaran udara terbagi menjadi

dua yaitu primer dan sekunder. Sebagai contoh salah satu senyawa yang aktif dalam polusi

udara yaitu karbon monoksida. Polusi udara juga berdampak bagi kesehatan makluk hidup

diantaranya manusia maupun hewan yang terdapat di hutan tersebut. Hingga saat ini di

Indonesia sering mengalami kebakaran hutan yang mengakibatkan polusi udara yang

ditimbulkannya.

20

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan

tumbuhan lainnya. Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan

yang merusak kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah

ada. Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu,

meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan

terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan.

Kerusakan hutan telah menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah dan

hilangnya lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa hara penting

bagi pertumbuhan tegakan. Terbukanya tajuk iokut menunjang segara habisnya lapisan atas

tanah yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus simpanan hara sebelum

terjadinya dekomposisi oleh organisme tanah. Terjadinya kerusakan hutan, apabila terjadi

perubahan.yang menganggu fungsi hutan yang berdampak negatif, misalnya: adanya

pembalakan liar (illegal logging) menyebabkan terjadinya hutan gundul, banjir, tanah lonsor,

kehidupan masyarakat terganggu akibat hutan yang jadi tumpuhan hidup dan kehidupanya

tidak berarti lagi serta kesulitan dalam memenuhi ekonominya.

21

B.  Saran

Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengembalikan fungsi hutan

secara menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi ekonomi) dengan lebih

menekankan kepada peran pemerintah, peran masyarakat dan peran swasta. Langkah-

langkah yang sinergi dari ke tiga komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta) akan

mewujudkan fungsi hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan pelestarian

hutan.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 1992: 20 tahun Setelah Stockholm.

(http://rudyct.com/PPS702- ipb/08234/nuraini_soleiman.htm, diakses 2 Desember 2009).

Kumar, A.D. 1986. Environmental Chemistry. India: Mohender Singh Sejwal.

Manahan, S.B. 1983. Environmental Chemistry. Boston: Willard Grant Press.

Rahardjo, S., Dina, L., dan Suyono. 2006. Pengendalian Dampak Lingkungan. Surabaya:

Penerbit Airlangga.

Soemarwoto, O. 1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Djambatan,

365 hal.

Soeriaatmadja, R. E. 1989. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. 133 hal.

23