kasus
DESCRIPTION
anastesiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Penatalaksanaan anastesi pada pediatrik sedikit berbeda bila dibandingkan
dengan dewasa.Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan mendasar antara
anak dan dewasa, meliputi perbedaan anatomi, fisiologi, respon farmakologi dan
psikologi disamping prosedur pembedahan yang berbeda pada anak. Walaupun
terdapat perbedaan yang mendasar, tetapi prinsip utama anestesi yaitu :
kewaspadaan, keamanan, kenyamanan, dan perhatian yang seksama baik pada
anak maupun dewasa adalah sama.
Beberapa tahapan anastesi pediatrik seperti tahapan evaluasi, persiapan pra
bedah, dan tahapan premedikasi-induksi merupakan tahapan yang paling
menentukan keberhasilan dati tindakan anastesia yang akan kita lakukan.
Berjalannya setiap tahap dengan baik akan menentukan untuk tahap selanjutnya.
Adaptasi fisiologis dalam sistem jantung dan pernafasan anak-anak untuk
memenuhi peningkatan permintaan merupakan hal fisiologis yang harus
diperhatikan.Salah satu perbedaan paling penting antara pasien anak dan dewasa
adalah konsumsi oksigen yang, pada bayi dapat melebihi 6ml/kg/min, dua kali
lipat dari orang dewasa. Perbedan-perbedaan inilah yang mengakibatkan tindakan
anastesi pada neonatus dan anak adalah istimewa.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : An. Lita Lestari
Umur : 11 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 50 kg
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ketimun No.9
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Sering nyeri menelan.
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke RSU Anutapura
dengan keluhan sering nyeri menelan. Hal ini dialami sudah cukup
lama namun nyeri menelan sering timbul dalam 1 bulan terakhir.
Pasien juga sering demam dan merasa tenggorokannya berlendir.
Tidak ada sakit perut, tetapi pasien ada muntah beberapa kali. BAK
lancar, BAB biasa.
3. Riwayat penyakit dahulu : Pasien memiliki riwayat batuk pilek
yang cukup lama dan hilang timbul sejak 1 bulan terakhir. Pasien telah
berobat ke dokter 1 minggu yang lalu, dan setelah diperiksa pasien
diberitahukan bahwa amandelnya membesar dan disarankan untuk
dilakukan operasi pengangkatan amandel. Riwayat penyakit jatung (-),
asma (-), penyakit hati (-).
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS: E4V5M6
Vital Sign
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 ºC
2. Pemeriksaan Kepala
- Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
refleks cahaya +/+, pupil isokor ± 2 mm
- Telinga : Discharge (-)
- Hidung : Discharge (-), epistaksis (-), deviasi septum (-)
3. Pemeriksaan Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (+),
pembesaran tonsil (+), hiperemis dan dengan ukuran T4-T3.
4. Pemeriksaan leher : simetris, tidak ada deviasi trakea, dan tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening.
Tiroid : Tidak ada kelainan
5. Pemeriksaan Dada
a. Dinding dada/paru :
- Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi IC (-)
- Palpasi : Vokal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor kiri dan kanan
- Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
b. Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea
midclavicularis sinistra
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi : S1 dan S2 murni, regular
6. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk Datar
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
Perkusi : timpani
Palpasi : Nyeri tekan : nyeri tekan epigastrium (+)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
7. Ekstremitas : akral hangat, edem tidak ada, turgor melambat.
8. Genitalia : tidak tampak kelainan.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,2 L: 14-18, P: 12-16 g/dl
Leukosit 14,6 4.000-12.000 /mm3
Eritrosit 5.0 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul
Hematokrit 41,1 L: 40-46 P: 35-47 %
Trombosit 383.000 150.000-450.000 /mm3
Waktu
perdarahan/CT3 1-4 menit m.det
Waktu
perdarahan/BT8 4-12 menit m.det
E. DIAGNOSIS
Tonsilitis Kronis
F. PENATALAKSANAAN
- IVFD Ringer Laktat
- Drips Adona 1 ampul dalam 500 cc RL
- Inj. Ranitidin 1A/12J/IV
- Inj. Ceftriaxone 1A/12J/IV
- Konsul ke bagian anestesi
- Informed consent pembiusan
G. KESIMPULAN KONSUL ANESTESI
- Status fisik ASA I
- Acc. Anestesi
H. LAPORAN ANESTESI PASIEN
a) Diagnosis pra-bedah : Tonsilitis kronis
b) Diagnosis post-bedah : Post tonsilektomi
c) Jenis pembedahan : Tonsilektomi
d) Persiapan anestesi : Informed consent
Puasa ± 8 jam sebelum operasi
e) Jenis anestesi : General Anestesi
f) Teknik anestesi : Intubasi dengan ETT no. 6,5
g) Premedikasi anestesi : Sedacum 3 mg
Ondansentron 4 mg
h) Medikasi : Atracurium 20 mg
Propofol 100 mg
Ketorolac 30 mg
i) Pemeliharaan anestesi : O2 5 L/menit, Sevoflurane
j) Respirasi : Spontan
k) Status Fisik : ASA I
l) Induksi mulai : 09.40 WITA
m) Operasi mulai : 09. 50 WITA
n) Lama operasi : 45 menit
o) Lama puasa : 8 jam
p) Input durante operasi (RL) : 1000 cc
Tabel 3. Tekanan darah dan frekuensi nadi selama operasi
Pukul (WITA) Tekanan Darah (mmHg) Nadi (kali/menit)
09.40 158/108 110
09.45 150/100 106
09.50 148/106 102
09.55 130/94 100
10.00 138/100 96
10.05 120/74 82
10.10 130/76 100
10.15 118/70 80
10.20 110/60 84
10.25 98/60 92
10.30 102/64 86
I. PENATALAKSANAAN PASCA PEMBEDAHAN
Perawatan bangsal
Masuk Tanggal : 18 April 2015
Jam : 11.30 WITA
Airway : clear
Breathing : Spontan, vesikuler
Circulation : S1/S2 reguler murmur -/-, gallop -/-
Disability : GCS: E4V5M6
Instruksi post operasi : observasi selama 24 jam
1. Monitoring kesadaran, tanda vital, dan keseimbangan cairan
2. Ukur TD dan N setiap 15 menit selama 1 jam. Bila TDS < 90 mmHg
beri efedrin dengan dosis bertahap mulai dari 5 mg sehingga
menimbulkan efek.
3. Berikan antibiotik profilaksis, antiemetic, H2 reseptor bloker dan
analgetik.
4. Bila tidak ada mual dan muntah serta peristaltik (+) boleh minum
sedikit-sedikit.
Prognosis: Dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Anastesi pada Anak
1. Pernafasan
Frekuensi pernafasan pada bayi dan anak lebih cepat dibanding orang
dewasa.Pada orok dan bayi antara 30 - 40 x semenit.Tipe pemafasan; orok, dan
bayi ialah abdominal, lewat hidung, sehingga gangguan pada kedua bagian ini
memudahkan timbulnya kegawatan pernafasan. . Paru-paru lebih mudah rusak
karena tekanan ventilasi yang berlebihan, sehingga menyebabkan
pneumotoraks, atau pneumomediastinum 4.
Laju metabolisme yang tinggi menyebabkan cadangan oksigen yang jauh
lebih kecil; sehingga kurangnya kadar oksigen yang tersedia pada udara
inspirasi, dapat menyebabkan terjadinya bahaya hipoksia yang lebih cepat
dibandingkan pada orang dewasa. Neonatus tampaknya lebih dapat bertahan
terbadap gangguan hipoksia daripada anak yang besar dan orang dewasa, tetapi
hal ini bukan alasan untuk mengabaikan hipoksia pada neonatus 4.
Ada 5 perbedaan mendasar anatomi dari airway pada anak-anak dan dewasa2
1. Pada anak-anak, kepala lebih besar, dan lidah jug alebih besar
2. Laring yang letaknya lebih anterior
3. Epiglottis yang lebih panjang
4. Leher dan trache yang lebih pendek daripada dewasa
5. Cartilago tiroid yang terletak berdekatan dengan airway.
Tabel 2. Perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa2
Variable Anak-anak Dewasa
Frekuensi pernafasan 30-50 12-16
Tidal Volume ml/kg 6-8 7
Dead space ml/kg 2-2.5 2.2
Alveolar ventiltion 100-150 60
FRC 27-30 30
Konsumsi Oxygen 6-8 3
2. Kardio-Sirkulasi
Frekuensi jantung/nadi bayi dan anak berkisar antara 100-120 x
permenit.Hipoksia menimbulkan bradikardia, karena parasimpatis yang lebih
dominan. Kadar hemoglobin orok tinggi (16-20 gr%), tetapi kemtidian menurun
sampai usia 6 bulan (10-12 gr%), karena pergantian dari HbF (fetal) menjadi
HbA (adult). Jumlah darah bayi secara absoluts sedikit, walaupun untuk
perhitungan mengandung 90 miligram berat badan Karena itu perdarahan dapat
menimbulkan gangguan sistem kardiosirkulasi. Dan juga duktus arteriosus dan
foramina pada septa interatrium dan interventrikel belum menutup selama
beberapa hari setelah lahir 4.
Tabel 3. Perbedaan heart rate, dan tekanan darah pada pediatric
berdasarkan umur
Umur Heart Rate Tekanan Systolic Tekanan Diastolic
Preterm 1000g 130-150 45 25
Baru lahir 110-150 60-75 27
6 bulan 80-150 95 45
2 tahun 85-125 95 50
4 tahun 75-115 98 57
8 tahun 60-110 112 60
Bayi bersifat poikilotennik, karena luas permukaan tubuhnya relative lebih
luas dibanding orang dewasa.Hal ini dapat menimbulkan bahaya hipotermia pada
lingkungan yang dingin, dan hipertermia pada lingkungan yang panas.
Disamping itu pusat pengaturan suhu di hipotalamus belum berkembang dengan
baik1,6,7
3. Cairan tubuh.
Bayi lahir cukup bulan mengandung relatif banyak air yaitu dari berat badan
75%, setelah berusia 1 tahun turun menjadi 65% clan setelah dewasa menjadi 55-
60 %.Cairan ekstrasel orok ialah 40% dari berat badan, sedangkan pada dewasa
ialah 20%. Pada Tabel 4. dapat dilihat perbedaan EBV (Estimated Blood
Volume) pada pediatric berdasarkan umur.
Umur EBV
Premature 90-100cc/kg
Baru lahir 80-90 cc/kg
3 bulan-1 tahun 70-80 cc/kg
>1tahun 70 cc/kg
Dewasa 55-60 cc/kg