karya tulis pengaruh gorengan di jakarta

66
PENGARUH GORENGAN TERHADAP PANGAN WARGA JAKARTA Karya Tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh Adrianus Steffan XD/1 Anthony Susilo XD/5 Erwin XD/12 Leonsius Hendra XD/21

Upload: leonsius

Post on 08-Jun-2015

15.132 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Karya tulis mengenai pengaruh gorengan di jakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

PENGARUH GORENGAN TERHADAP PANGAN WARGA JAKARTA

Karya Tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaranBahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

Adrianus Steffan XD/1Anthony Susilo XD/5Erwin XD/12Leonsius Hendra XD/21

SMA KOLESE KANISIUSJAKARTA

2008

Page 2: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta
Page 3: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis dengan judul

“PENGARUH GORENGAN TERHADAP PANGAN WARGA JAKARTA”

Disusun oleh:

1. Adrianus Steffan XD/1

2. Anthony Susilo XD/5

3. Erwin XD/12

4. Leonsius Hendra XD/21

telah disahkan pada

hari :

tanggal :

Pembimbing

N. Widi Wahyono

Page 4: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas bantuan, berkat, dan rahmat-Nya pada penulis selama proses

pembuatan Karya Tulis ini berlangsung. Penulis juga ingin berterima kasih kepada

semua orang/ lembaga yang telah membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini,

yaitu:

1. Pater E. Baskoro Poedjinoegroho, SJ, selaku Kepala Sekolah SMA

Kolese Kanisius yang telah memberikan kesempatan pada penulis

untuk membuat Karya Tulis ini.

2. Bapak N. Widi Wahyono, selaku pembimbing yang senantiasa

membimbing penulis selama pembuatan karya Tulis ini.

3. Kedua orang tua dan sanak keluarga, yang selalu memberikan

bantuan, dukungan, dan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis ini.

4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya

Tulis ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, oleh karena itu penulis menyadari

bahwa Karya Tulis ini tidaklah sempurna. Adanya keterbatasan kemampuan penulis

juga semakin menegaskan bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis sangat berharap agar para pembaca yang telah membaca Karya Tulis

ini dapat memberikan kritik yang konstruktif, sehingga penulis dapat meningkatkan

hasil penulisannya di lain kesempatan, serta dapat memuaskan para pembaca.

Penulis berharap agar Karya Tulis ini bermanfaat bagi para pembaca,

khususnya dalam memberikan berbagai informasi tentang pangan. Semoga kelak

setelah membaca Karya Tulis ini, wawasan para pembaca dalam bidang pangan

Page 5: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

menjadi lebih luas serta dapat bermanfaat bagi kehidupan para pembaca di masa yang

akan datang.

Penulis

Page 6: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

HALAMAN MOTTO

Motto yang kami pegang dalam penulisan Karya Ilmiah ini

“Pleasure in the job puts perfection in the work.”

(Kesenangan dalam pekerjaan membuahkan hasil yang sempurna)

Aristoteles (384 SM - 322 SM)

Page 7: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kami persembahkan untuk :

1. Bapak Widi Wahyono, yang telah membimbing kami dalam menyusun Karya

Tulis ini.

2. Temen-temen di kelas XD, yang telah membantu kami dalam melengkapi

Karya Tulis ini.

3. Orang tua kami, yang telah mau membantu kami dan memberikan semangat

dalam penyusunan Karya Tulis ini.

Page 8: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

ABSTRAKSI

Gorengan tentu kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Hampir semua

warga Jakarta mengetahui dan pernah memakan gorengan. Gorengan merupakan

salah satu jajanan pasar yang paling digemari oleh masyrakat Jakarta. Selain

harganya yang cukup terjangkau juga karena jenisnya yang bermacam-macam.

Macam-macam gorengan ini memang sengaja dibuat sesuai dengan lidah masyarkat

Jakarta. Di era globalisasi seperti sekarang ini, gorengan mempunyai peranan yang

cukup penting bagi masyarakat. Masyarkat yang terlalu sibuk tentu menginginkan

makanan yang instan agar tidak mengganggu waktu kerja mereka. Dan gorengan

menjadi salah satu alternatif makanan yang enak, murah, dan mudah ditemukan

hampir di seluruh pelosok Jakarta. Tidak hanya itu, hampir seluruh jenis gorengan

mengandung protein dan karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Menanggapi hal di atas, maka kami mencoba untuk melakukan penelitian

guna menyelidiki peranan gorengan dalam pemenuhan kebutuhan masyarkat Jakarta.

Salah satu metode penelitian yang kami pakai yaitu metode angket. Kita akan

memberikan angket kepada beberapa konsumen gorengan di Jakarta. Konsumen

gorengan yang nanti akan kami berikan angket akan bertindak sebagai responden

yang mewakili seluruh konsumen gorengan di Jakarta. Sebelumnya pertanyaan yang

kami berikan dalam angket telah kami sesuaikan dengan kondisi atau peranan si

responden itu sendiri.

Setelah hasil angket tersebut kami peroleh, kami akan mendapatkan jawaban

dari rumusan pertanyaan yang telah kami ajukan sebelumnya termasuk tujuan awal

dari penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar peranan

gorengan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Jakarta. Sampai akhirnya kami

akan menarik sebuah kesimpulan dari penelitian yang telah kami lakukan.

Page 9: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan...................................................................................................i

Kata Pengantar............................................................................................................ii

Halaman Motto..........................................................................................................iv

Halaman Persembahan................................................................................................v

Abstraksi....................................................................................................................vi

Daftar Isi...................................................................................................................vii

Daftar Grafik dan Tabel.............................................................................................ix

Bab I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2 Pembatasan Masalah......................................................................................2

1.3 Perumusan Masalah.......................................................................................3

1.4 Tujuan Penulisan............................................................................................3

1.5 Metode Penelitian..........................................................................................4

1.6 Hipotesa.........................................................................................................4

1.7 Manfaat Penelitian.........................................................................................5

Bab II LANDASAN TEORI.......................................................................................6

Bab III METODE PENELITIAN.............................................................................10

3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................10

3.2 Sumber Data..................................................................................................10

3.3 Tekhnik Penelitian.......................................................................................11

3.4 Tekhnik Analisis..........................................................................................11

Bab IV GORENGAN DI MATA MASYARAKAT................................................12

4.1 Posisi Gorengan dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masyarakat.......... 12

4.2 Keterjangkauan Gorengan Oleh Masyarakat...............................................17

Bab V KANDUNGAN GIZI DALAM GORENGAN.............................................22

Page 10: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

Bab VI EFEK GORENGAN BAGI KESEHATAN................................................25

6.1 Efek Gorengan Secara Spesifik...................................................................25

6.2 Efek Gorengan Secara Umum.....................................................................27

Bab VII PENUTUP...................................................................................................30

7.1 Kesimpulan...................................................................................................30

7.2 Saran.............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................32

LAMPIRAN.............................................................................................................33

Page 11: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

DAFTAR GRAFIK & TABEL

Grafik 4.1 Intensitas Pembelian Gorengan dalam 1 (satu) Minggu..........................13

Grafik 4.2 Tujuan Konsumen Membeli Gorengan...................................................14

Grafik 4.3 Pengeluaran Uang Konsumen untuk 1 (satu) Kali Membeli Gorengan. .16

Tabel 4.1 Alasan yang Mendasari Konsumen untuk Membeli Gorengan................18

Grafik 4.4 Jumlah Penjual Gorengan di Sekitar Lingkungan Konsumen.................19

Grafik 4.5 Tempat Konsumen Biasanya Membeli Gorengan...................................20

Grafik 6.1 Efek yang Dirasakan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Gorengan......27

Grafik 6.2 Hal yang Ditakutkan Konsumen dalam Mengkonsumsi Gorengan........28

Page 12: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian,

hipotesa, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan makanan yang bernama gorengan.

Sebuah makanan yang enak, murah, dan instan. Tidaklah mengherankan jika

gorengan dapat menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Jakarta. Gorengan

memang makanan yang mempunyai ciri khas atau daya tarik tersendiri terutama bagi

para pencintanya. Apalagi gorengan kini terdiri dari banyak jenis yang telah

disesuaikan dengan lidah masyarakat Jakarta. Dari segi rasa, gorengan mempunyai

rasa yang tidak perlu diragukan.

Masalah hargapun tak perlu dikhawatirkan. Harga gorengan sangat terjangkau

baik untuk kalangan kelas atas, kelas menengah, ataupun kelas bawah. Untuk

mendapatkan gorengan di Jakarta sangatlah mudah. Hampir di setiap pelosok kota

Jakarta terdapat para pedagang gorengan atau jika kita mempunyai watu kita dapat

membuat gorengan sndiri dengan proses dan bahan yang sangat cepat dan mudah.

Di era globalisasi ini, tentu setiap orang menginginkan sesuatu yang serba

cepat/instan karena sudah terlalu sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Akibatnya mereka sering melupakan porsi makanan yang harus mereka makan untuk

memenuhi gizi mereka. Pada saat menghadapi kondisi ini, gorengan dapat menjadi

salah satu alternatif makanan yang cepat dan memiliki gizi yang cukup tinggi. Seperti

kita tahu juga, beberapa jenis gorengan mengandung karbohidrat dan protein yang

sangat berguna untuk menambah stamina dan menjaga kesehatan tubuh. Gorengan

memang merupakan cemilan yang instan tanpa mengurangi kualitas dari gorengan itu

Page 13: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

sendiri. Oleh karena itu tidaklah salah di era globalisasi ini, orang memakan gorengan

sebagai pengganti makanan pokok mereka.

Pangan dunia yang semakin menipis membuat harga beberapa pangan

meningkat drastis. Dampaknya bukan hanya harga barang-barang naik pada saat ini

tapi juga dikhawatirkan dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi kelangkaan

pangan. Bila kita teliti lebih jauh, penyebab itu semua tidak jauh dari pola hidup

manusia itu sendiri. Manusia yang sangat sibuk dituntut untuk memenuhi kebutuhan

mereka secara instan. Akibatnya, mereka mengkonsumsi makanan cepat saji atau

makanan kemasan. Dari makanan instan itu akan membuat tubuh menjadi tidak sehat.

Bila kita belum merasakannya sekarang, mungkin nanti beberapa tahun ke depan kita

akan merasakan dampaknya secara bertahap. Dengan gorengan kita mengkonsumsi

lebih banyak zat-zat kimia seperti zat pengawet yang berbahaya bagi tubuh jika

dikonsumsi secara terus-menerus. Tidak hanya itu harga gorengan juga jauh lebih

murah dari harga makanan instan tersebut. Hal ini sangat membantu masyarakat kelas

bawah yang membutuhkan cukup gizi tetapi tidak mempunyai cukup uang.

Selain mempunyai kelebihan, gorengan juga mempunyai beberapa kelemahan.

Sesuai dengan namanya, gorengan adalah makanan yang cara memasaknya dengan

digoreng. Dengan cara memasak seperti itu, tidak menutup kemungkinan gorengan

dapat menyebabkan penyakit batuk atau bahkan kolestrol. Hal ini makin diperarah

oleh kehigienisan gorengan yang patut dipertanyakan. Mengingat pentingnya hal di

atas, kami terdorong untuk meneliti dan melakukan pengamatan terhadap hal

tersebut.

1.2 Pembatasan Masalah

Hal yang dijadikan sebagai topik umum dalam Karya Ilmiah ini adalah

tentang pangan, khususnya gorengan. Gorengan dapat didefinisikan sebagai salah

satu jenis makanan instan yang merupakan hasil dari proses memasak yang disebut

menggoreng. ”Menggoreng sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan memasak

Page 14: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

makanan dengan menggunakan minyak, atau lemak (margarin, shortening, mentega)

sebagai medium penghantar panas” (Wikipedia Indonesia, 2008).

Beberapa kata kunci dalam judul Karya Ilmiah ini yang dapat dijadikan

sebagai bahan kajian adalah dominasi, gorengan, dan masyarakat Jakarta. Kata

”dominasi” atau ”pengaruh” mengindikasikan bahwa penulis tidak bertujuan untuk

membahas apakah masyarakat suka atau tidak dengan gorengan, melainkan

bagaimana kedudukan gorengan terhadap kebutuhan pangan masyarakat. Kemudian,

gorengan yang dijadikan sebagai objek kajian hanyalah gorengan yang dijual secara

berkeliling atau secara terbuka di tempat-tempat umum. Selain itu, kata ”masyarakat

Indonesia” juga memegang peranan penting. Penelitian terhadap pengaruh gorengan

dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat hanya dikhususkan untuk

masyarakat Jakarta saja.

1.3 Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang kami teliti, dapat dirumuskan menjadi:

1. Apakah gorengan menempati kedudukan yang penting dan memegang

peranan besar dalam proses pemenuhan kebutuhan masyarakat?

2. Apakah gorengan mudah dijangkau oleh masyarakat?

3. Apa saja kandungan gizi yang terdapat di dalam gorengan?

4. Apakah efek gorengan bagi kesehatan sebagai makanan instan atau cepat saji?

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari Karya Ilmiah ini adalah

1. Untuk mengetahui posisi gorengan dalam proses pemenuhan kebutuhan

pangan masyarakat Jakarta.

2. Untuk mengetahui apakah gorengan dapat dijangkau dengan mudah oleh

masyarakat.

3. Untuk mendapatkan informasi tentang kandungan gizi dari gorengan.

Page 15: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

4. Untuk memaparkan informasi mengenai pengaruh-pengaruh gorengan

terhadap kesehatan manusia.

1.5 Metode Penelitian

Salah satu metode penelitian yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah

metode angket. Kami akan memberikan angket kepada beberapa konsumen gorengan

di Jakarta. Konsumen gorengan yang mendapat dan mengisi angket tersebut akan

mewakili seluruh konsumen gorengan di Jakarta. Sebelumnya, penulis telah

menyusun pertanyaan untuk angket tersebut, yang telah disesuaikan dengan kondisi si

responden itu sendiri. Adapun bentuk angket yang dipakai adalah angket tertutup.

Dalam angket tertutup tersebut, pertanyaan yang diberikan dalam bentuk pilihan

ganda dengan pilihan-pilihan jawaban yang telah kami sediakan dan sesuaikan

dengan pertanyaannya.

Untuk melengkapi itu metode tadi, dipakai pula data dari sumber-sumber yang

dapat dipercaya baik dari media cetak maupun media elektronik sebagai studi

pustaka.

1.6 Hipotesa

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, kami membuat hipotesisnya, yaitu:

1. Apakah gorengan menempati kedudukan yang penting dan memegang

peranan besar dalam proses pemenuhan kebutuhan masyarakat?

Hipotesa:

1. Gorengan menempati kedudukan yang penting dan memegang peranan

besar dalam proses pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2. Gorengan tidak menempati kedudukan yang penting dan memegang

peranan besar dalam proses pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2. Apakah gorengan mudah dijangkau oleh masyarakat?

Hipotesa:

Page 16: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

1. Gorengan mudah dijangkau oleh masyarakat.

2. Gorengan sulit dijangkau oleh masyarakat.

3. Apa saja gizi yang terkandung di dalam gorengan?

Hipotesa:

1. Gorengan mengandung gizi yang baik dan lengkap

2. Gorengan tidak mengandung gizi yang baik dan lengkap

4. Apa efek gorengan sebagai makanan instant atau cepat saji?

Hipotesa:

1. Gorengan banyak diburu masyarakat, karena praktis.

2. Gorengan menjadi salah satu makanan yang dijauhi, karena termasuk fast

food.

1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan sebagai sumber referensi Karya Ilmiah

ini adalah sebagai berikut

1. Menambah wawasan tentang kedudukan atau posisi gorengan dalam

pemenuhan kebutuhan akan pangan.

2. Menambah pengetahuan tentang bagaimana gorengan dapat dijangkau oleh

masyarakat.

3. Memberikan penjelasan tentang kandungan gizi yang terdapat di dalam

gorengan.

4. Sebagai bahan referensi untuk mengetahui efek dari gorengan sebagai salah

satu jenis makanan instan bagi kesehatan manusia.

Page 17: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB II

LANDASAN TEORI

Judul dari Karya Ilmiah ini, yaitu “Pengaruh Gorengan Terhadap Kebutuhan

Pangan Warga Jakarta”, mengandung beberapa kata kunci yang menjadi batasan-

batasan dalam pembuatan Karya Ilmiah ini. Kata-kata tersebut adalah “dominasi”

atau “pengaruh”, “gorengan”, “pangan”, dan “warga”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dominasi adalah

“penguasaan oleh pihak yg lebih kuat thd yg lebih lemah (dl bidang politik, militer,

ekonomi, perdagangan, olahraga, dsb).” (Depdikbud, 2002:273), sedangkan pengaruh

disebut sebagai “daya yg ada atau timbul dr sesuatu (orang, benda).” (Depdikbud,

2002:849). Hal ini menunjukkan bahwa di dalam Karya Ilmiah ini, tidak dibahas

apakah masyarakat menyukai gorengan, melainkan bagaimana posisi atau kedudukan

gorengan itu sendiri di mata masyarakat.

Kata kunci selanjutnya adalah gorengan yang menjadi sorotan utama Karya

Ilmiah ini. Masih berdasarkan KBBI, gorengan ialah “barang apa yg digoreng.”

(Depdikbud, 2002:369). Jadi, secara sederhana gorengan dapat disimpulkan berasal

dari proses atau kegiatan menggoreng. Menggoreng sendiri diartikan sebagai

“kegiatan memasak makanan dengan menggunakan minyak, atau lemak (margarin,

shortening, mentega) sebagai medium penghantar panas.” (Wikipedia, 2008).

Gorengan memang dijadikan sebagai sorotan utama dalam tulisan ini, namun

tidak semua gorengan masuk ke dalam kategori penelitian. Gorengan yang dijadikan

sebagai objek kajian hanyalah gorengan yang dijual secara berkeliling atau secara

terbuka di tempat-tempat umum. Hal tersebut dikarenakan gorengan yang dijual

secara terbuka lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga pengaruhnya lebih

nampak atau terlihat.

Kemudian, kata pangan menurut KBBI memiliki arti “makanan” dan “olahan

makanan jadi (penganan, kue, saus, dsb) yg diolah untuk diperdagangkan.”

(Depdikbud, 2002:822). Selanjutnya, kata warga berarti “anggota (keluarga,

Page 18: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

perkumpulan, dsb).” (Depdikbud, 2002:1268). Seperti yang tertera pada judul utama,

yaitu warga Jakarta, maka penulis tidak melakukan penelitian terhadap seluruh

masyarakat, melainkan hanya masyarakat Jakarta secara khusus saja. Semuanya

dikarenakan keterbatasan tenaga, kemampuan, dan waktu yang dihadapi penulis.

Gorengan memang sangat terkenal di dalam masyarakat. Selain harganya

murah, rasanya pun enak dan mudah didapat. Tidak heran tentunya, gorengan

menduduki posisi yang cukup penting di dalam masyarakat meskipun hanya

segelintir orang saja, seperti anak sekolah, kuliahan, dan masyarakat yang masuk ke

dalam kelas menengah ke bawah. Seperti yang dikutip dari sebuah blog yang dimiliki

oleh seorang anak kuliahan berikut.

“Perut keroncongan sedikit karena terlalu banyak berpikir pilihan pertama selalu membeli gorengan. Penganan ringan yang 'pas' di perut. Tidak terlalu ringan seperti kerupuk, keripik dan saudara-saudaranya, tetapi juga tidak seberat makan nasi dan lauk pauknya. Setidaknya mengganjal perut untuk sementara hingga pekerjaan selesai dilakukan tanpa harus mengalihkan konsentrasi sepenuhnya ke hal lain (makanan-red). Karena banyaknya penjual gorengan, terutama di malam hari, sebagai konsumen kita sendiri memang harus pintar-pintar memilih mana yang enak dan mana yang murah hati (biasanya selalu memberi bonus 1 atau 2 biji tempe goreng atau bala-bala hehe), sehingga bila kedua kriteria itu terpenuhi bisa dipastikan tukang gorengan itu pasti menjadi favorit anak-anak kos, seperti saya.” (www.fataya.blogspot.com, 2006)

Gorengan akhirnya menjadi bagian dari gaya hidup tersendiri. Bahkan

beberapa orang sudah menganggap bahwa menyantap gorengan adalah sebuah

kebiasaan, meskipun mereka menyadari beberapa kekurangan dibaliknya. Tetapi

akibat kesibukan, kesulitan ekonomi, ataupun kesulitan memenuhi asupan gizi dalam

waktu yang sempit, mereka rela mengabaikannya.

“Belum lengkap kalau belum makan gorengan,” ungkap Rosa (33 tahun), mahasiswi pascasarjana Universitas Indonesia, Depok, sambil membeli lima gorengan yang dijual di kantin kampusnya. Bagi Rosa, mengonsumsi makanan praktis tersebut seperti candu yang dilakoninya nyaris

Page 19: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

setiap hari. Padahal, Rosa paham sekali jika makanan tak sehat itu sangat berisiko bagi kesehatan dirinya. “Bagaimana ya, sulit melepaskan diri dari gorengan,” ungkapnya. (www.keluargasehat.com, 2008)

Itulah salah satu gambaran yang membenarkan bahwa pengaruh gorengan dalam

memenuhi kebutuhan pangan bagi warga Jakarta sudah cukup besar.

Selain itu, gorengan ternyata merupakan salah satu sumber penyakit yang

cukup serius bagi manusia. Banyak penyakit berbahaya ditimbulkan dari gorengan.

Dampak dari gorengan juga menjadi bahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini. Salah

satu dampak yang ditimbulkan adalah kanker payudara pada wanita yang telah

mengalami masa menopause. Gorengan ternyata memiliki kandungan lemak trans

yang sangat berbahaya bagi tubuh.

“European Community Multicenter Study on Antioksidant Myocardial Infraction and Breast Cancer (EURAMIC) menemukan hubungan positif antara konsumsi asam lemak trans dengan kanker payudara pada wanita yang telah mengalami menopause.”(www.keluargasehat.com, 2008)

Gorengan yang ternyata sudah menjadi makanan yang ‘merakyat’ tersebut

mampu menjadi ‘pisau’ bagi tubuh kita. Kandungan lemak trans dari gorengan sangat

tinggi. “Tingginya asupan lemak sebesar 80 persen hingga 90 persen dari minyak

goreng.” (www.keluargasehat.com, 2008). Lemak yang berlebih tersebut menjadi

salah satu sumber penyakit yang menyerang tubuh. Lemak yang berlebih juga

menjadi faktor pendorong obesitas.

Proses pemanasan minyak goreng yang bekas merupakan sumber dari lemak

trans. “Kemungkinan terjadinya asal lemak trans pada makanan tersebut berasal dari

minyak goreng hasil pengulangan atau pemanasan dengan cara deep frying.”

(www.keluargasehat.com, 2008). Deep frying atau yang sering kita sebut dengan

minyak hasil saringan ulang, ternyata banyak digunakan untuk menggoreng makanan

yang banyak dijual di sisi jalan. Seperti pisang goreng, ubi goreng, ayam goreng, dan

makanan yang berbasis pada gorengan.

Page 20: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

Asam lemak trans adalah “asam lemak karena atom H-nya berseberangan

tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif

lurus.”(Wikipedia Indonesia, 2008).

“Asam lemak trans ini secara alami terdapat pada ruminansia yaitu hewan yang memamah biak seperti sapi, kerbau, kambing, dan lain-lain. Selain itu, asam lemak 'jahat' ini juga berasal dari hasil proses menggoreng deep frying serta margarin atau produk makanan jadi yang menggunakan minyak terhidrogenasi.” (www.keluargasehat.com, 2008)

Jadi, berdasarkan kedua sumber tersebut, dapat disimpulkan, bahwa asam lemak trans

adalah asam lemak yang terjadi karena atom H berseberangan tidak mengalami efek

polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus yang hanya terdapat pada hewan

memamah biak.

Asam lemak trans ini juga menjadi pemicu kolestrol. “Asam lemak trans ini

dapat meningkatkan kolesterol LDL (K-LDL) alias kolesterol 'jahat', rasio kolesterol

total (K-HDL), rasio K-LDL dan H-LDL, serta menurunkan kolesterol 'baik' HDL

(K-HDL).” (www.keluargasehat.com, 2008). Menurut kutipan tersebut, kami dapat

menyimpulkan, bahwa lemak trans memang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Masalah gizi di Indonesia merupakan masalah yang sudah dikenal baik oleh

masyarakat Indonesia. Banyak sekali orang yang kekurangan gizi. Penyakit-penyakit

yang jarang kita temui, seperti adanya bayi yang berkepala dua dan berbadan satu,

menjadi indikator kurangnya asupan gizi. “ ‘Masalah gizi di Indonesia menunjukkan

adanya transisi epidemiologis,’ kata Ayu. Adanya transisi itu terlihat pada gaya hidup

masyarakat yang lebih bersifat sedentary life style dengan pola makan yang salah.”

(www.gizi.net, 2008).

Page 21: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data,

tekhnik pengumpulan data, dan tekhnik analisis.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Kami

menggolongkannya sebagai jenis deskriptif karena di dalamnya kami akan

menjelaskan bagaimana pengaruh gorengan terhadap kehidupan rakyat Jakarta,

hubungan gorengan terhadap masyarakat Jakarta, dan juga bagaimana rakyat Jakarta

menanggapi gorengan tersebut. Kami juga akan menjelaskan apakah pengaruh

gorengan terhadap kesehatan manusia dan kandungan gizi yang terdapat dalam

gorengan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kami ada dua sumber. Sumber pertama adalah

masyarakat. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah para pencinta/pembeli

gorengan yang tersebar di seluruh pelosok Jakarta. Mengingat keterbatasan yang

kami miliki, maka hanya beberapa pencinta/pembeli gorengan yang kami jadikan

sebagai sumber data dan itu akan mewakili seluruh pencinta/pembeli gorengan di

Jakarta.

Sumber kami yang kedua adalah informasi-informasi baik dari media cetak

maupun media elektronik. Untuk informasi-informasi tersebut, kami tentu mencari

dan menyeleksi data yang seakurat mungkin agar sesuai dengan tema penelitian kali

ini. Data yang kami peroleh tersebut berperan sebagai studi pustaka.

Page 22: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk tekhnik pengumpulan data, yang pertama kami menggunakan metode

angket. Kami menggunakan jenis angket tertutup di mana pertanyaan-pertanyaan

yang disajikan dalam angket berbentuk pilihan ganda dengan pilihan jawaban yang

telah disesuaikan.

Metode kami yang kedua adalah observasi atau pengamatan. Observasi ini

akan dilakukan secara langsung ke lapangan. Tujuan utama dari observasi ini adalah

lebih mengetahui kondisi keseharian para pedagang gorengan sehingga diharapkan

hasil penelitian dapat lebih maksimal.

3.4 Tekhnik Analisis

Setelah mengumpulkan data dari berbagai sumber, tahap selanjutnya adalah

analisis. Data-data yang masih belum teratur dan mentah tersebut akan kami

kelompokkan agar menjadi lebih mudah untuk dipahami. Setelah teratur, dari data-

data tersebut akan dibuat sebuah tabel dan grafik yang semenarik mungkin dan sesuai

dengan tujuan awal dari pembuatan makalah ini.

Dari tabel dan grafik yang telah kami buat, selanjutnya akan dibandingkan

dengan tujuan awal dari pembuatan makalah ini dan data-data yang sudah ada

sebelumnya dari berbagai sumber. Dari semua itu, akhirnya ditarik sebuah

kesimpulan sebagai titik puncak dan tujuan utama dari pembuatan makalah ini.

Page 23: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB IV

GORENGAN DI MATA MASYARAKAT

Pada Bab IV ini akan dipaparkan mengenai posisi atau peranan gorengan

dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan apakah gorengan mudah

dijangkau oleh masyarakat.

4.1 Posisi Gorengan dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masyarakat

Kebutuhan pangan atau makanan adalah salah satu kebutuhan yang sangat

vital bagi manusia. “Manusia makan untuk hidup”, maka tidak satu pun manusia yang

bisa bertahan lama tanpa makanan. Awalnya, itulah tujuan utama manusia akan

makanan. Namun sejalan dengan perkembangan jaman, manusia mulai meningkatkan

kualitas makanan yang mereka makan. Dari yang sangat sederhana, hingga yang

berkesan mewah bahkan sedikit berlebihan. Itulah mengapa muncul istilah yang

bertentangan yang telah disebutkan di atas, yaitu “Manusia hidup untuk makan”. Hal

ini mengindikasikan bahwa makan, semakin lama menjadi semakin penting.

Selain menjadi semakin penting, makanan juga semakin beragam seiring

berjalannya waktu. Gorengan pun muncul sebagai akibatnya. Murah, mudah

ditemukan, cepat saji, dan enak; itulah beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh

makanan ini. Tetapi, apakah hal itu bisa membuat gorengan menduduki posisi yang

penting dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat? Penelitian yang

dilakukan penulis melalui metode angket, wawancara, dan pustaka dikhususkan untuk

menjawab pertanyaan tersebut. Inilah yang akan dipaparkan dalam sub-bab berikut.

Posisi gorengan dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat

dapat ditinjau dan diteliti melalui beberapa faktor, yaitu seberapa sering masyarakat

membeli gorengan dalam kurun waktu tertentu, tujuan masyarakat membeli

gorengan, serta jumlah uang yang dihabiskan dalam sekali membeli gorengan.

Berdasarkan penelitian melalui metode angket yang dilakukan pada tanggal 18-19

April 2008, didapatkan data-data yang memaparkan faktor-faktor tersebut. Untuk

Page 24: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

sekedar informasi, penulis membagikan angket kepada 50 orang masyarakat Jakarta

(sebagai responden) yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

Selain melalui metode angket, penulis juga mendapatkan referensi melalui metode

pustaka.

Jawaban responden melalui angket berdasarkan faktor pertama—intensitas

pembelian gorengan dalam kurun waktu 1 (satu) minggu— ternyata cukup beragam.

17 responden mengaku membeli gorengan sebanyak 1-2 kali tiap minggunya.

Sebanyak 9 respoden membeli gorengan 3-4 kali, tidak ada responden yang membeli

gorengan sebanyak 5-6 kali tiap minggunya. Sedangkan sisanya, yaitu 24 responden,

mengaku intensitas pembelian gorengan dalam seminggu tidak menentu. Untuk lebih

jelasnya, perhatikan grafik di bawah ini.

Dari data tersebut, diketahui bahwa mayoritas responden membeli gorengan

dalam intensitas yang tidak menentu. Dari faktor pertama ini, dapat dibuat

kesimpulan sementara bahwa gorengan dianggap penting di suatu saat tertentu,

sedangkan di saat yang lain tidak terlalu penting. Itulah penyebab tidak menentunya

intensitas keseringan masyarakat membeli gorengan dalam 1 (satu) minggu.

Faktor kedua, yaitu tujuan membeli gorengan, juga ditanggapi oleh responden

dengan jawaban yang beragam. Sebanyak 8% responden atau 4 orang menyatakan

Grafik 4.1

Intensitas Pembelian Gorengan dalam 1 (satu) Minggu

34%

18%0%

48%

1-2 Kali

3-4 Kali

5-6 Kali

Tidak Tentu

Page 25: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

tujuannya membeli gorengan dikarenakan lapar, sehingga gorengan dijadikan sebagai

lauk makanan. Mayoritas dari responden, yaitu sebanyak 39 orang, membeli

gorengan karena iseng, sehingga gorengan itu dijadikan camilan. 3 responden atau

sebanyak 6% menyatakan membeli gorengan sebagai hobi, dan 4 orang lainnya

memberikan alasan lain-lain. Persentase jawaban dari responden yang lebih jelas

dapat dilihat pada Grafik 4.2 berikut ini.

Dari jawaban atas faktor kedua ini, juga dapat ditarik kesimpulan sementara

yaitu posisi gorengan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat cenderung

cukup penting. Itulah sebabnya tujuan masyarakat membeli gorengan sekedar untuk

iseng. Hanya 8% responden yang menyatakan posisi gorengan penting, karena

mereka membelinya sebagai lauk makan.

Ada beberapa penyebab mengapa gorengan tidak dianggap penting dalam

pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Namun penyebab yang paling kuat adalah

karena tradisi atau budaya makan negeri kita sendiri. Nasi dianggap sebagai makanan

pokok sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga tidaklah heran muncul pepatah

yang mengatakan, “Kalau belum ketemu nasi, belum makan namanya”. Masyarakat

menilai, makan dengan nasi akan membuat kenyang, sedangkan makanan selain nasi

Grafik 4.2

Tujuan Konsumen Membeli Gorengan

8%

78%

6%8%

Lapar

Iseng

Memenuhi Hobi

Lainnya

Page 26: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

berfungsi sebagai camilan atau ‘pengganjal perut’ saja. Hal tersebut mirip dengan

pernyataan seorang mahasiswa berikut ini.

“Perut keroncongan sedikit karena terlalu banyak berpikir pilihan pertama selalu membeli gorengan. Penganan ringan yang 'pas' di perut. Tidak terlalu ringan seperti kerupuk, keripik dan saudara-saudaranya, tetapi juga tidak seberat makan nasi dan lauk pauknya. Setidaknya mengganjal perut untuk sementara hingga pekerjaan selesai dilakukan tanpa harus mengalihkan konsentrasi sepenuhnya ke hal lain (makanan-red). ...adanya gerobak gorengan buat saya sangat membantu mengefisienkan kerja otak dan fisik untuk mempersiapkan suplai energi. Walaupun tidak bisa dikatakan termasuk makanan 4 sehat 5 sempurna tapi setidaknya bisa menjaga saya untuk tidak ambruk di tengah jalan.” (http://fataya.blogspot.com, 2006)

Faktor terakhir, yaitu uang yang dihabiskan masyarakat dalam satu kali

membeli gorengan, ditanggapi lebih beragam lagi. 9 orang responden hanya

membelanjakan sebesar Rp 500,- s/d Rp 1.000,- untuk membeli gorengan. Lebih dari

separuh responden, atau sekitar 56% mengeluarkan Rp 1.500,- s/d Rp 2.000,- setiap

satu kali membeli gorengan. Lalu responden yang memilih membelanjakan uangnya

sebanyak Rp 2.500,- s/d Rp 3.000,- untuk satu kali membeli gorengan berjumlah 10

orang atau sekitar 20%. Kemudian sisanya menghabiskan lebih dari Rp 3.000,- untuk

setiap kali membeli gorengan.

Page 27: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

Semua data tersebut terangkum dalam grafik di bawah ini.

Jawaban responden atas faktor ketiga ini berujung pada kesimpulan sementara

yaitu posisi gorengan cukup penting, karena masyarakat rela mengeluarkan uangnya,

meskipun hanya kurang dari Rp 3.000,-. Tentu hasil jawaban dari responden ini

sangat cocok dengan jawaban dari faktor kedua tadi, yaitu gorengan yang dibeli

hanya sekedar untuk iseng-iseng atau camilan.

Ada alasan yang cukup kuat mengapa hanya ada sekitar 6% dari responden

yang menganggap posisi gorengan penting, yang tidak lain dan tidak bukan adalah

mereka yang mau merogoh kocek lebih dari Rp 3.000,-. Itu dikarenakan karena

mereka tidak terlalu berniat untuk membelanjakan uang mereka dalam jumlah

banyak, untuk sekedar membeli gorengan yang dianggap camilan. Lagi-lagi hal

tersebut berhubungan dengan tradisi makan nasi di negara kita. Mereka lebih merasa

‘klop’ bila menghabiskan uang untuk membeli nasi yang dapat mengenyangkan

daripada membeli gorengan yang sekedar mengganjal perut.

Oleh karena itu, posisi gorengan secara keseluruhan bagi masyarakat dapat

dikatakan cukup penting. Gorengan, meskipun hanya dijadikan sebagai camilan,

Grafik 4.3

Pengeluaran Uang Konsumenuntuk 1 (satu) Kali Membeli Gorengan

18%

56%

20%

6% Rp 500,- s/d Rp 1.000,-

Rp 1.500,- s/d Rp 2.000,-

Rp 2.500,- s/d Rp 3.000,-

Lebih dari Rp 3.000,-

Page 28: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

tetapi bukan berarti gorengan kehilangan pamornya. Tetap saja gorengan masih

menjadi camilan favorit bagi seluruh lapisan masyarakat. Perlu diingat kembali

bahwa responden dari angket yang diberikan penulis hanya berjumlah lima puluh

orang, sangat jauh bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta. Jadi, hasil

penelitian ini hanya melambangkan sepersekian persen dari opini masyarakat Jakarta.

4.2 Keterjangkauan Gorengan oleh Masyarakat

Setelah mengetahui posisi gorengan dalam proses pemenuhan kebutuhan

pangan masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta, kita juga perlu meneliti alasan

mengapa cukup banyak masyarakat yang menganggap posisi gorengan cukup

penting. Seperti yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa alasan yang mendasari

hal tersebut. Gorengan dianggap sebagai jenis makanan yang murah, enak, cepat saji,

dan mudah ditemukan. Seperti yang dikutip dari sebuah situs internet, “Rasanya yang

gurih, renyah, dan harga murah, membuat orang menyukai makanan gorengan.”

(http://www.pjnhk.go.id, 2008).

Keempat kelebihan gorengan tersebut di mata masyarakat, sedikit banyak

berpengaruh terhadap posisi gorengan dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh

karena itu, penulis akan membahasnya untuk semakin memperjelas dan mendukung

topik utama dari Karya Ilmiah ini. Tetapi, pembahasan kali ini dikhususkan dalam hal

apakah gorengan terjangkau atau tidak. Kata terjangkau sendiri dapat diartikan

sebagai “tercapai; terambil” atau “terbeli; terbayar” (Depdikbud, 2002:458). Berarti

terjangau memiliki dua definisi; satu dari segi ekonomis yaitu murah dan yang satu

lagi dari segi lokasi yang berarti mudah dijangkau. Jadi, kelebihan gorengan yang

tidak berhubungan dengan keterjangkauan, seperti enak dan cepat saji, tidak dibahas.

Yang pertama kali akan dibahas di sini adalah terjangkau dari segi harga.

Seperti yang kita ketahui, kebutuhan hidup manusia tidak ada habisnya. Itulah

mengapa harga memang salah satu hal paling penting yang dipertimbangkan oleh

setiap orang setiap kali akan membeli suatu barang atau jasa, terutama bagi lapisan

masyarakat menengah ke bawah.Masih berdasarkan penelitian yang dilakukan

Page 29: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

penulis melalui metode angket, didapatkan beberapa informasi yang menjawab

apakah gorengan tergolong murah atau tidak. Penulis memberikan pertanyaan kepada

para responden sebagai konsumen gorengan, apakah alasan yang mendasari mereka

untuk membeli gorengan. Hasil jawaban yang diberikan oleh semua responden dapat

dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Alasan yang Mendasari Konsumen untuk Membeli Gorengan

Pilihan

JawabanKeterangan Jumlah Pemilih

A Harganya murah 22 orang

B Enak 15 orang

C Cepat saji 6 orang

D Mudah ditemukan 7 orang

Total responden 50 orang

Dari hasil jawaban tersebut, diketahui bahwa mayoritas responden, yaitu

sebanyak 22 orang menjawab bahwa harga murah merupakan alasan yang mendasari

mereka membeli gorengan. Karenanya, dapat dengan mudah disimpulkan bahwa

faktor harga banyak mempengaruhi alasan masyarakat membeli gorengan. Dengan

merogoh kocek kurang dari tiga ribu rupiah, kita bisa menikmati gorengan yang

cukup mengenyangkan. Diketahui juga bahwa mayoritas peminat gorengan adalah

mereka yang hidup dalam golongan menengah ke bawah, karenanya mereka masih

sangat memikirkan faktor harga dari jenis makanan yang dibeli.

Page 30: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai apakah gorengan terjangkau dari

segi lokasi. Mudah dijangkau atau tidaknya gorengan oleh masyarakat akan sangat

mempengaruhi posisi gorengan dalam pemenuhan kebutuhan pangan itu sendiri.

Semakin mudah dijangkau, akan membawa dampak semakin pentingnya posisi

gorengan, dan sebaliknya. Hal tersebut dapat ditinjau melaui satu faktor yang telah

dijawab pula oleh responden angket, yaitu jumlah penjual gorengan yang ada di

sekitar lingkungan mereka. Ketika penulis menanyakan pertanyaan di atas melalui

angket, jawaban yang diberikan masing-masing responden berbeda.

Dari diagram tersebut, diketahui bahwa 70% persen responden mengaku ada

sekitar 1 sampai 2 penjual gorengan di lingkungan mereka. Ada juga yang menjawab

bahwa ada 3 sampai 4 penjual gorengan di sekitar lingkungan mereka, yaitu sebanyak

8%. Sisanya, yaitu sebanyak 8% menjawab tidak tentu dan 14% menjawab tidak ada.

Dari pertanyaan ini, penulis memberikan pertanyaan lanjutan yang lebih

spesifik. Penulis mempertanyakan lokasi atau tempat dimana responden biasanya

membeli gorengan. Secara berurutan dari yang terbanyak, 29 responden biasanya

membeli gorengan di penjual keliling, 14 responden menjawab bahwa mereka

membeli gorengan di tempat yang berbeda-beda atau tidak menentu, 5 responden atau

sekitar 10% dari total responden menjawab bahwa mereke membeli gorengan di

Grafik 4.4

Jumlah Penjual Gorengan di Sekitar Lingkungan Konsumen

70%

8%

8%

14%1-2 orang

3-4 orang

Tidak tentu

Tidak ada

Page 31: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

tempat lain. Sisanya mengaku membeli gorengan di restoran atau rumah-rumah

makan. Berikut ini dipaparkan hasil jawaban dari responden secara lebih jelasnya.

Dengan menggabungkan data pada Grafik 4.4 dan Grafik 4.5, dapat diketahui

bahwa mayoritas dari masyarakat lebih sering membeli gorengan di penjual keliling.

Secara sekilas, dapat juga disimpulkan bahwa penjual keliling yang menjual gorengan

lebih banyak daripada restoran atau tempat lain yang menjual gorengan pula.

Kesimpulan lain adalah, sebagian masyarakat tidak mengetahui jumlah pasti dari

penjual keliling yang menjajakan gorengan. Tentunya hal ini dikarenakan penjual

keliling berjualan di tempat-tempat yang tidak menentu, sehingga terkadang

masyarakat tidak menyadari bahwa mereka ada. Akhirnya, masyarakat tidak

menyadari bahwa terkadang, ada lebih banyak penjual keliling gorengan daripada

yang mereka ketahui sebelumnya.

Secara keseluruhan, gorengan dapat dikatakan terjangkau oleh masyarakat,

khususnya masyarakat Jakarta. Dari segi ekonomis, gorengan merupakan jenis

makanan yang sangat murah. Sampai-sampai faktor harga murah inilah yang paling

mendominasi dari alasan masyarakat pada umumnya membeli gorengan. Dari segi

lokasi, gorengan cukup terjangkau karena ada banyak sekali penjual keliling yang

Grafik 4.5

Tempat Konsumen Biasanya Membeli Gorengan

58%

4%10%

28%Penjual keliling

Restoran

Tempat Lain

Tidak tentu

Page 32: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

menjajakan gorengan, khususnya di Jakarta. Tetapi, terkadang masyarakat memang

cukup dirumitkan oleh lokasi berjualan penjual-penjual tersebut yang tidak menentu.

Page 33: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB V

KANDUNGAN GIZI DALAM GORENGAN

Gizi adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Setiap orang

tentu menginginkan gizi yang seimbang untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan

lancar dan untuk itu mereka rela mengeluarkan uang yang cukup banyak hanya untuk

kesehatan. Karena seperti pepatah bilang kesehatan tak ternilai harganya. Oleh karena

itu tidaklah mengherankan jika gizi diidentikan dengan kesehatan. Gizi adalah zat

makanan pokok yang dipelukan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia.

Sumber gizi yang utama berasal dari makanan yang kita makan. Namun salah-salah

kita justru bisa mendapatkan penyakit dari makanan yang tidak sehat. Jadi kita harus

selektif dalam memilih makanan karena terkadang makanan enak belum tentu sehat

dan baik untuk tubuh kita.

Bagi beberapa orang yang begitu menjaga kesehatan, mungkin akan langsung

menghindar begitu mendengar kata “gorengan”. Gorengan sering dipandang sebelah

mata dan di anggap tak ada gunanya. Begitu mendengar kata “gorengan”, secara

spontan orang akan mengatakan makanan sampah yang membawa penyakit. Hal

tersebut tidak 100% benar. Bagi para pencintanya, gorengan sudah di anggap sebagai

hobi yang tab dapat mereka tinggalkan. Mereka melakukan kebiasaan tersebut tanpa

perlu takut atau khawatir akan dampak negatf yang ditimbulkan oleh gorengan.

Gorengan memang telah menjadi makanan yang mendominasi di Jakarta.

Selain harganya murah, rasanyapun enak dan mudah untuk ditemukan. Disadari

ataupun tidak, gorengan ternyata selain mempunyai dampak negatif juga mempunyai

dampak positif. Gorengan memiliki kandungan gizi yang dapat dikatakan cukup

tinggi. Kandungan gizi tersebut berasal dari bahan-bahan pembuatannya. Hal ini

menambah daya tarik untuk menyantap gorengan.

Page 34: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

Setiap jenis gorengan mempunyai kandungan gizi yang berbeda-beda

tergantung bahan dasar pembuatannya. Beberapa bahan dasar pembuatan gorengan

antara lain :

1. Tempe dan tahu

Seperti kita tahu tempe dan tahu yang terbuat dari kacang kedelai

memiliki kandungan protein nabati yang cukup tinggi. Protein tersebut

sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dalam proses pertumbuhan terutama

dalam perkembangan otak.

“ Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat melambatkan proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteria penyebab diarrhoea, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hypertension, dan lain-lain.”(www.tempevstapaiubi.blogspot.com)

2. Bakwan

Bakwan terbuat dari berbagai jenis sayur-sayuran seperti wortel, tauge,

dan kol. Sayur-sayuran tersebut tentu saja kaya akan vitamin, zat besi,

antioksidan dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Bahkan karena pentingnya, kita bisa menderita penyakit yang cukup serius

bila kekurangan salah satu zat tersebut. Sebagai contoh adalah penyakit

avitaminosis akibat kurangnya asupan vitamin.

“Dalam sebuah tulisannya Dra Emma S. Wirakusumah, MSc. mengungkapkan bahwa dari berbagai riset menunjukkan buah dan sayuran selain sarat vitamin dan mineral juga mengandung zat nongizi yang bermanfaat bagi kesehatan antara lain serat, phytokimia, dan lain-lain.”(www.artikel-kesehatan.blogspot.com)

Page 35: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

3. Ubi dan singkong

Ubi dan singkong mengandung banyak serat dan karbohidrat yang

berguna untuk asupan energi. Oleh karena itu, ubi dan singkong bisa

menggantikan nasi menahan lapar untuk sementara waktu. Tak dapat

dipungkiri dengan energi yang sedikit maka aktivitas sehari-hari akan

banyak terganggu. Efek makologis dari singkong adalah sebagai anti

oksidan, anti kanker, anti tumor, dan menambah nafsu makan.(www.mail-

archive.com)

4. Pisang

Sebagai buah, pisang merupakan salah satu buah yang memiliki

kandungan gizi dan vitamin yang cukup tinggi. Selain itu, ternyata semua

bagian pisang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal yang berguna bagi

manusia termasuk dagingnya yang biasa dijadikan gorengan.

“Satu ulir dari pisang kuning itu ternyata mempunyai kandungan 11 mg kalsium, 35 mg fosfor, 1 mg zat besi, 503 mg potassium, 260 IU vitamin A, 1 mg niasin, dan 14 mg vitamin C. Pisang juga diberi anugerah mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa.”(www.jilbab.or.id)

Page 36: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB VI

EFEK GORENGAN BAGI KESEHATAN

Pada Bab IV ini, akan dibahas mengenai efek gorengan bagi kesehatan secara

spesifik dan umum.

6.1 Efek Gorengan Secara Spesifik

Gorengan memang dapat menunda rasa lapar. Selain itu, gorengan juga dapat

menjadi asupan berbagai macam gizi yang baik bagi kesehatan, seperti protein dan

karbohidrat yang didapat dari tempe goreng, tahu goreng, dan berbagai jenis

gorengan lainnya. Tetapi, kita tidak mengetahui sebenarnya, gorengan mengandung

zat yang bisa menyebabkan penyakit yang serius terhadap tubuh kita ini. Seperti

halnya asam lemak yang dikandung gorengan.

Asam lemak yang berbahaya adalah jenis asam lemak trans. Asam lemak ini

dapat membahayakan kesehatan, apalagi dikonsumsi dalam jumlah yang besar.

Menurut beberapa penilitian, menyatakan bahwa asam lemak trans mengurangi

jumlah kolestrol baik (HDL) dan menaikkan kadar kolestrol jahat (LDL).

“Asupan lemak trans yang tinggi di atas enam persen dari energi total secara terus menerus bisa berakibat buruk pada banyak hal. Menurut Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Miranti Gutawa, pengaruh negatif asam lemak trans lebih besar dari asam lemak jenuh dan kolesterol. Konsumsi asam lemak trans akan menaikkan kadar kolesterol jahat dan bisa menurunkan kadar kolesterol baik. Asam lemak trans mempunyai efek negatif dua kali lipat dibanding asam lemak jenuh” (www.keluargasehat.com, 2008).

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa asam lemak trans memang

sangat tidak baik bagi kesehatan kita. Lemak yang menjadi penyebab utama penyakit

jantung memang harus diperhatikan secara khusus. Asam lemak trans membawa

Page 37: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

pengaruh negatif yang lebih besar dari asam lemak jenuh dan kolestrol. Penurunan

jumlah kolestrol yang baik juga membawa dampak yang buruk bagi kesehatan.

“Asam lemak trans juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Pasalnya, konsumsi asam lemak trans pada ibu hamil dapat mengganggu asupan asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh calon bayi. Sebuah studi menunjukkan, wanita di negara yang mengonsumsi asam lemak trans tinggi akan menghasilkan ASI dengan kadar asam lemak trans sebesar 2 persen hingga 5 persen dari total asam lemak susu” (www.keluargasehat.com, 2008).

Kutipan tersebut juga menunjukkan penyakit lain yang ditimbulkan oleh asam

lemak trans, yaitu bayi lahir prematur. Asam lemak trans mengganggu masuknya

asam lemak yang bermanfaat bagi pertumbuhan bayi. Akibatnya, kekurangan gizi

dalam kandungan menyebabkan bayi lahir prematur. Dampak lemak trans juga tidak

hanya dirasakan oleh bayi itu saja, tetapi juga oleh ibunya. ASI yang diberikan pada

bayinya mengandung kadar asam lemak trans antara 2-5%. Kadar asam lemak trans

yang cukup tinggi ini bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi tersebut.

Akibatnya, banyak bayi yang lahir dalam keadaan tidak normal, karena kekurangan

jumlah kolestrol baik (HDL).

Page 38: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

6.2 Efek Gorengan Secara Umum

Selain efek-efek yang lebih spesifik, ada juga berbagai efek yang langsung

dirasakan oleh konsumen saat itu juga. Biasanya, efek tiap-tiap konsumen berbeda-

beda tergantung kondisi jasmaninya. Efek-efek tersebut kembali diteliti melalui

angket yang juga telah disebarkan oleh penulis kepada 50 orang responden yang

merupakan masyarakat Jakarta.

Dari diagram di atas, kebanyakan konsumen tidak merasakan apa-apa setelah

mengonsumsi gorengan. Selain itu, konsumen yang merasakan efek lainnya

berjumlah paling sedikit dibandingkan dengan yang lainnya. Konsumen yang

merasakan sakit tenggorokan setelah mengonsumsi gorengan sebesar 34% dari

seluruh responden yang berjumlah 50 orang. Konsumen yang merasakan batuk-batuk

setelah mengonsumsi gorengan sebesar 10%. Konsumen yang merasakan efek

lainnya setelah mengonsumsi gorengan sebesar 8% dari seluruh 50 orang responden.

Konsumen yang tidak merasakan apa-apa berjumlah 48% atau hampir setengah dari

keseluruhan responden.

Grafik 6.1

Efek yang Dirasakan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Gorengan

34%

10%8%

48%

Sakit Tenggorokan

Batuk-batuk

Lainnya

Tidak Ada

Page 39: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

Dari data-data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa tidak sedikit yang

merasakan efek buruk dari gorengan. Efek buruk yang sering kita dengar dari

konsumen gorengan adalah rasa sakit pada tenggorokan dan batuk-batuk. Dari 50

orang responden, didapat 17 orang yang merasakan sakit tenggorokan dan 5 orang

batuk-batuk. Efek-efek buruk ini dapat memicu penyakit berbahaya yang tidak dapat

diremehkan.

Pada diagram diatas dapat kita lihat berbagai hal yang ditakutkan konsumen

dalam mengonsumsi gorengan. Jumlah konsumen yang takut akan bahan yang

dipakai untuk membuat gorengan sebesar 42% dari 50 orang responden. Jumlah

konsumen yang takut akan kebersihan alat untuk membuat gorengan sebesar 36%

dari 50 orang responden. Sebesar 6% responden mengakui bahwa dirinya takut dan

mengkhawatirkan kondisi lingkungan tempat tukang gorengan berjualan. Sedangkan.

jumlah konsumen yang tidak takut terhadap apapun sebesar 16%.

Dari data yang digambar dalam bentuk diagram dan berdasarkan angket yang

telah dibuat, dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen takut terhadap bahan yang

dipakai dalam membuat gorengan. Jawaban yang paling sedikit dipilih adalah kondisi

lingkungan. Ini menyangkut tempat berjualan tukang-tukang gorengan. Dari 50 orang

Grafik 6.2

Hal yang Ditakutkan Konsumen dalam Mengonsumsi Gorengan

42%

36%

6%

16%Bahan yang Dipakai

Kebersihan Alat

Kondisi Lingkungan

Tidak Ada

Page 40: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

responden, didapat 21 orang yang takut terhadap bahan yang digunakan, seperti

minyak goreng, tahu, tempe, dan sebagainya, serta 3 orang yang takut akan kondisi

lingkungan penjual gorengan

Page 41: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

BAB VII

PENUTUP

Pada Bab VII ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dan saran.

7.1 Kesimpulan

1. Posisi gorengan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat cukup

penting. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas pembelian gorengan dalam 1

minggu, tujuan konsumen membeli gorengan dan jumlah uang yang

dikeluarkan konsumen untuk satu kali membeli gorengan. Posisi gorengan

belum memasuki golongan “penting”, karena sebagian besar masyarakat

membeli gorengan hanya sebagai camilan atau iseng saja. Hal ini

berhubungan erat dengan tradisi malam di Indonesia, di mana nasi masih

menjadi makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia.

2. Gorengan cukup terjangkau oleh masyarakat. Dari segi ekonomis, gorengan

memang sangat murah. Bahkan faktor harga murah inilah yang mayoritas

menjadi pendorong masyarakat untuk membeli gorengan. Dengan sedikit

uang, mereka bisa sedikit mengenyangkan perut dengan gorengan. Dari segi

lokasi, gorengan cukup mudah ditemui di sekitar lingkungan masyarakat.

Hanya saja mayoritas penjual gorengan adalah pedagang keliling, sehingga

masyarakat tidak mengetahui dengan pasti, tempat di mana mereka berjualan.

3. Gorengan tidak hanya menyebabkan berbagai penyakit namun juga memiliki

kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini dapat terlihat

dari bahan dasar pembuatan gorengan yang sudah tidak asing lagi dalam

kehidupan kita seperti tempe, singkong, pisang, dan sayur-sayuran. Jadi

gorengan sangat cocok sekali bagi mereka yang super sibuk tetapi

menginginkan gizi yang seimbang.

4. Gorengan yang telah merakyat ternyata juga mempunyai efek yang buruk bagi

kesehatan. Seperti adanya asam lemak trans dalam gorengan. Berbagai

Page 42: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

penyakit ditimbulkan dari konsumsi asam lemak trans yang terlalu banyak.

Selain itu, ada juga berbagai efek yang langsung dirasakan konsumen, seperti

batuk-batuk.

7.2 Saran

Kepada pedagang gorengan hendaknya lebih menjaga dan memperhatikan

dagangannya mengingat peranan gorengan yang cukup penting dalam masyarakat.

Kepada konsumen gorengan sebaiknya hasrat untuk mengkonsumsi gorengan

dikurangi, demi kebugaran dan kesehatan jasmani.

Kepada pemerintah, sebaiknya harga baku gorengan dijaga, agar tetap stabil.

Sehingga masyarakat kaum menengah ke bawah masih dapat memperoleh

keuntungan dari hasil dagangannya.

Page 43: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Irfan. 2008. http://www.pjnhk.go.id. Makanan Gorengan Bisa Sebabkan

Penyakit Degeneratif.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. KAMUS BESAR BAHASA

INDONESIA ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Gayatri. 2006. http://fataya.blogspot.com. Gorengan dan Pecel Lele.

http://id.wikipedia.org. 2008. Asam lemak. Wikimedia.

http://id.wikipedia.org. 2008. Goreng. Wikimedia.

http://www.gizi.net. 2008. Asam Lemak Penyebab Timbulnya Jantung Koroner.

Jakarta: Indonesian Nutrition Network.

http://www.keluargasehat.com. 2006. Asam Lemak Trans. Jakarta.

http://www.keluargasehat.com. 2008. Gorengan Enak tapi Mematikan.

http://www.reportase.multiply.com. 2007. Manfaat Sayuran bagi Pertumbuhan Anak.

http://www.suarapembaruan.com. 2007. Diet Sehat dengan Buah-buahan.

http://www.tempevstapaiubi.blogspot.com. 2008. Khasiat dan Kandungan Gizi

Tempe.

Utilisimat, Maniho. 2005. http://www.mail-archive.com. SINGKONG.

Page 44: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

LAMPIRAN

Angket Konsumen Gorengan yang disebarkan penulis pada 18-19 April 2008

Angket Konsumen Gorengan di Jakarta

Petunjuk : Pilihlah salah satu opsi jawaban yang telah disediakan dengan sejujurnya.

Pertanyaan:

1. Berapa kali Anda membeli gorengan dalam 1 minggu?o 1-2 kalio 3-4 kalio 5-6 kalio Tidak tentu

2. Berapa banyak penjual gorengan di sekitar Anda?o 1-2 orango 3-4 orango Tidak tentuo Tidak ada

3. Berapa banyak gorengan yang Anda beli setiap Anda membeli gorengan?o 1-2 buaho 3-4 buaho 5-6 buaho Tidak tentu

4. Apa efek yang Anda rasakan setelah mengonsumsi gorengan?o Sakit tenggorokano Batuk-batuko Lainnyao Tidak ada

5. Mengapa Anda membeli gorengan?o Harganya muraho Enak

Page 45: Karya Tulis Pengaruh Gorengan Di Jakarta

o Cepat sajio Mudah ditemukan

6. Apa tujuan Anda membeli gorengan?o Lapar (sebagai lauk)o Iseng (sebagai camilan)o Memenuhi hobio Lainnya

7. Jenis gorengan apa yang sering Anda beli?o Tempeo Tahuo Bakwano Lainnya

8. Apa yang Anda takutkan, ketika mengonsumsi gorengan?o Bahan yang dipakaio Kebersihan alat untuk membuatnyao Kondisi lingkungan tempat berdagango Tidak ada

9. Berapakah uang yang Anda keluarkan untuk membeli gorengan?o Rp. 500,00-Rp 1.000,00o Rp. 1.500,00-Rp 2.000,00o Rp. 2.500,00-Rp 3.000,00o Lebih dari Rp. 3.000,00

10. Dimana biasanya Anda membeli gorengan?o Penjual kelilingo Restorano Tempat lain o Tidak tentu