hubungan screen time dengan konsumsi sayur … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan...

19
HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA KENAIKAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : ROSSY PRATIWI J 310 161 032 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: lamquynh

Post on 11-Mar-2019

334 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH

SERTA KENAIKAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

ROSSY PRATIWI

J 310 161 032

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

i

Page 3: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

ii

Page 4: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

iii

Page 5: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

1

HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH

SERTA KENAIKAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK

Konsumsi sayur dan buah yang kurang pada seseorang berisiko menjadi

kelebihan berat badan dan obesitas. Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi

dan perubahan kebiasaan konsumsi sayur dan buah pada mahasiswa adalah screen

time yang tinggi. Screen time adalah durasi yang dihabiskan untuk kegiatan

didepan layar, screen time dapat meningkatkan resiko kenaikkan berat badan dan

mempengaruhi status gizi kearah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan screen time dengan konsumsi sayur dan buah serta

kenaikan berat badan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Jumlah

subjek penelitian sebanyak 62 dipilih dengan metode proportional random

sampling. Data screen time diperoleh dari kuesioner yang diisi responden, data

konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan

menggunakan kuesioner semi quantitative food frequency (SQ-FFQ), data

kenaikan berat badan diperoleh dari penimbangan secara langsung. Analisis data

dengan uji Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan screen time

35 responden (56,5%) termasuk dalam kategori rendah, konsumsi sayur dan buah

46 responden (74,2%) termasuk dalam kategori kurang, kenaikan berat badan 32

responden (51,6%) termasuk kategori berat badan naik. Ada hubungan screen

time dengan konsumsi sayur dan buah serta konsumsi sayur dan buah dengan

kenaikan berat badan nilai p=0,025 dan p=0,037. Tidak ada hubungan screen time

dengan kenaikan berat badan nilai p=0,06.

Kata Kunci: Screen time, konsumsi sayur dan buah, kenaikan berat badan

ABSTRACT

Consumption of less vegetables and fruits in a person risks becoming

overweight and obese. One of the causes of nutritional problems and changes in

consumption habits of vegetables and fruits in students is a high screen time.

Screen time is the duration spent on activities in front of the screen, screen time

can increase the risk of weight gain and affect nutritional status towards

obesity.To determine the association of screen time with consumption of

vegetables and fruits and weight gain on students of Faculty of Health Sciences

Muhammadiyah University of Surakarta. This r.esearch is an observational

research with cross sectional approach. The number of research subjects as many

as 62 selected by the method proportional random sampling. Screen time data

obtained from questionnaires filled with respondents, vegetables and fruit

consumption data obtained by interviews assisted by using semi-quantitative food

frequency questionnaire, weight gain data obtained from weighing directly. Data

analysis with Pearson Product Moment test. Screen time mostly included in low

category (56,5%). Consumption of vegetables and fruits mostly included in the

Page 6: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

2

category of less (74.2%). Mostly gained weight (51.6%). Result of Pearson

Product Moment test for screen time with vegetable and fruit consumption p value

= 0,025, screen time with weight gain p value = 0,06, and consumption of

vegetables and fruit with weight gain value p = 0,037. There was a association of

screen time with consumption of vegetables and fruits, vegetable and fruit

consumption with weight gain, but there was no association of screen time with

weight gain in FIK UMS students. Suggestions for respondents to reduce screen

time duration and increase consumption of vegetables and fruit in order to avoid

excessive weight gain resulting in more nutritional status.

Keywords: Screen time, consumption of vegetables and fruit, weight gain

1. PENDAHULUAN

Mahasiswa remaja akhir adalah seseorang yang berusia 19 sampai 28 tahun,

dimana pada usia ini menjadi dasar masa perpindahan dari masa remaja ke masa

dewasa (Siswoyo, 2007). Pada masa usia ini faktor gizi memiliki peran untuk

meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja, dimana gizi bukan hanya

berpengaruh pada derajat kesehatan tetapi juga dapat mendukung kualitas

kecerdasan intelektual pada manusia (Hidayat, 1997). Kehidupan mahasiswa usia

19-28 tahun menyebabkan terjadinya perubahan pola makan. Pada usia dewasa

pola makan biasanya akan menjadi pedoman kebiasaan perilaku makan yang

menetap dan sulit untuk diubah untuk usia selanjutnya (Brown, 2005). Hal inilah

yang menyebabkan mahasiswa termasuk golongan yang rentan terhadap status

gizi (Thamrin, dkk., 2008). Data Riskesdas 2013 di Jawa Tengah menunjukkan

bahwa prevalensi obesitas pada kelompok 15 tahun keatas mencapai 28,97%,

sedangkan kejadian obesitas di Kota Surakarta sebanyak 32,5 %. Hal tersebut

menunjukkan bahwa prevalensi di kota Surakarta lebih tinggi dibandingkan

prevalensi Jawa Tengah.

Salah satu faktor penyebab obesitas adalah gaya hidup pada mahasiswa yang

lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget, laptop dan televisi. Durasi

yang dihabiskan untuk kegiatan di depan layar seperti menonton televisi,

menggunakan komputer, laptop, handphone dan bermain video game disebut

dengan screen time (Houghton, dkk., 2015). Penelitian Pramadhan (2016)

menyebutkan bahwa 87,50 persen siswa sekolah temasuk dalam kategori high

screen time. Durasi screen time yang tidak sesuai dengan rekomendasi kurang dari

Page 7: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

3

2 jam/hari akan menyebabkan perubahan pola makan. Screen time yang tinggi

dapat meningkatkan asupan energi akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanan

ringan dan cemilan pada saat melakukan kegiatan di depan layar, sehingga

mengakibatkan ketidak seimbangan energi dan berpotensi meningkatkan berat

badan, hal ini disebabkan oleh kegagalan individu mengenali atau mencatat sinyal

rasa kenyang saat di depan layar sehingga menyebabkan asupan energi menjadi

tinggi dan terjadi penurunan konsumsi sayur dan buah (Lipsky dan Lannoti,

2012).

Sayur dan buah merupakan sumber zat gizi mikro yang diperlukan untuk

proses metabolisme tubuh (Kemenkes, 2014). Masyarakat Indonesia dianjurkan

untuk mengonsumsi sayur dan buah 250 gram per hari dan 150 gram per hari

sesuai dengan rekomendasi Pedoman Gizi Seimbang (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan Survey Konsumsi Makan Individu Provinsi Jawa Tengah (2014),

diketahui rata-rata konsumsi sayur dan buah penduduk usia 19-55 tahun 42,6

gram per orang per hari. Hasil ini dapat membuktikan bahwa rata-rata konsumsi

sayur dan buah penduduk di Provinsi Jawa Tengah masih tergolong rendah jika

dibandingkan dengan rekomendasi Pedoman Gizi.

Selain mempengaruhi konsumsi sayur dan buah, screen time juga dapat

mempengaruhi aktivitas fisik. Penelitian Kenny, dkk., (2016) menyebutkan bahwa

screen time yang tinggi dapat menyebabkan remaja beresiko dua kali lipat lebih

mungkin untuk menjadi gemuk, karena saat remaja menggunakan smartphone,

tablet, komputer, dan bermain video game membuat aktivitas fisik remaja diluar

rumah menjadi berkurang. Aktivitas fisik yang rendah akan menyebabkan

peningkatan berat badan diluar batas normal, karena tubuh menjadi jarang

bergerak sehingga kalori yang masuk lebih besar dari pada yang digunakan.

Kelebihan kalori didalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak, jika hal ini

terus menerus terjadi maka status gizi individu akan rentan mengalami obesitas

(Freitag, 2010).

Hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan pada 20 mahasiswa di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta didapatkan

bahwa mahasiswa dengan durasi screen time diatas rata-rata sebesar 80% dan

Page 8: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

4

mahasiswa dengan durasi dibawah rata-rata sebesar 20%. Selain itu didapatkan

bahwa mahasiswa dengan konsumsi sayur dan buah kurang sebesar 85% dan

mahasiswa dengan konsumsi sayur dan buah baik sebesar 15%. Berdasarkan

uraian tersebut maka peneliti tertarik meneliti tentang hubungan sreen time

dengan konsumsi sayur dan buah serta kenaikan berat badan pada mahasiswa

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. METODE

Jenis penelitian ini bersifat observasional. dengan pendekatan cross-

sectional. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017. Lokasi

penelitian dilakukan di FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. Populasi dari

penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa FIK yang berjumlah 631 orang. Besar

sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan adalah 62

orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara Propotionate Stratified Random

Sampling, yaitu mengambil sampel dari tiap kelas jurusan secara seimbang sesuai

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing kelas. Jika jumlah sampel pada

masing-masing kelas telah diketahui maka pengambilan sampel diambil dengan

cara mengundi nomor urut sesuai dengan kerangka absen. Nomor yang terpilih

akan menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel memperhatikan kriteria inklusi

dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu tidak sedang menjalani

diet penurunan berat badan atau mengkonsumsi obat penurunan berat badan.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa yang sedang mengalami

sakit kronis.

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

meliputi data identitas, konsumsi sayur dan buah, data screen time, data

antropometri berat badan. Data identitas diri menggunakan kuesioner pernyataan

kesediaan sebagai responden sedangkan data konsumsi sayur dan buah

menggunakan formulir Semi Quantitative Food Frequency selama 1 bulan

terakhir dan alat bantu food picture. Kategori konsumsi sayur dan buah dikatakan

kurang jika <400 gram/hari dan baik jika ≥400 gram/hari (Kemenkes, 2014).

Page 9: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

5

Data screen time diperoleh dengan cara meminta responden responden

untuk mengisi kuesioner screen time. Responden diberikan waktu satu minggu

untuk mengisi kuesioner screen time dengan cara mengisi durasi yang dihabiskan

untuk kegiatan didepan layar, seperti menonton televisi, menggunakan

komputer/laptop, menggunakan handphone/ smartphone, dan bermain play

station. Kuesioner diberikan pada awal penelitian dan diambil seminggu

berikutnya. Kategori screen time dikatakn rendah jika <rata-rata/hari dan tinggi ≥

rata-rata/hari

Data berat badan diperoleh dari hasil penimbangan, diambil sebanyak dua

kali yaitu diawal penelitian dan diakhir penelitian dengan rentang waktu satu

bulan. Berat badan responden dikatakan tidak naik jika ≤berat badan awal dan

dikatakan naik jika >berat badan awal. Uji kenormalan data menggunakan

Kolmogorov Smirnov. Hubungan screen time, konsumsi sayur dan buah serta

kenaikan berat badan menggunakan uji Pearson Product Moment. Data sekunder

terdiri dari gambaran FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta dan jumlah

mahasiswa yang diperoleh dengan cara dokumentasi dan observasi, yaitu dengan

mencatat dan mengamati keadaan lingkungan di FIK Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) umumnya memiliki kegiatan

yang yang sama yaitu waktu kuliah yang padat dari pagi hingga sore kemudian

ditambah dengan jadwal praktik. Kegiatan yang padat dapat mempengaruhi

aktifitas fisik pada mahasiswa yang banyak dihabiskan untuk duduk dikelas

dan mengerjakan tugas kuliah dirumah, sehingga aktivitas fisik menjadi sangat

rendah. Selain itu kegiatan mahasiswa dalam membuat tugas kuliah dan

kemudahan dalam mengakses internet menyebabkan mahasiswa tidak dapat

lepas dari penggunaan media elektronik, sehingga durasi yang dihabiskan di

depan layar menjadi tinggi.

Kegiatan yang padat dan penggunaan media elektronik dengan durasi

yang lama akan mempengaruhi kebiasaan pola makan mahasiswa, yaitu sering

Page 10: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

6

mengkonsumsi makanan cepat saji. Hal ini dipilih mahasiswa karena

mahasiswa harus mendapatkan makanan secara cepat dan mudah kenyang.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada mahasiswa dan kantin yang

tersedia di kampus, mahasiswa FIK rata-rata mengkonsumsi makanan yang

dijual di kantin. Makanan yang dijual di kantin adalah makanan siap santap dan

merupakan makanan cepat saji yang hanya tinggi karbohidrat, lemak, dan

kolesterol seperti nugget, sosis, batagor dan goreng-gorengan. Selain itu,

berdasarkan kuesioner penelitian diketahui bahwa mahasiswa FIK sebanyak

72,5% tidak tinggal bersama orang tua atau memiliki tempat tinggal di kos, hal

ini dapat mempengaruhi pemilihan makanan yang akan di konsumsi

mahasiswa. Penelitian Nurlita dan Mardiyati (2016) diketahui bahwa sebagian

besar mahasiswa FIK yang memiliki tempat tinggal di kos sering

mengkonsumsi fast food, sehingga konsumsi sayur dan buah menjadi rendah.

Kebiasaan konsumsi sayur pada mahasiswa tidak bervariatif karena hanya

membeli sayur yang sering tersedia di warung makan seperti wortel, jamur,

kangkung dan sawi. Sedangkan untuk kebiasaan konsumsi buah mahasiswa

lebih sering mengkonsumsi buah yang diolah dalam bentuk jus dan buah

potong yang tersedia disekitar kampus dan kos seperti pepaya, semangka,

mangga, melon dan lainnya. Alasan untuk responden memilih buah yang

dikonsumsi dalam bentuk jus karena lebih praktis dikonsumsi dan memiliki

manfaat yang lebih optimal bagi tubuh karena mudah dicerna, sedangkan

alasan responden yang mengonsumsi buah dalam bentuk segar atau dimakan

secara langsung antara lain karena lebih segar, enak, lebih banyak mengandung

zat gizi seperti vitamin dibandingkan jika diolah terlebih dahulu. Berdasarkan

survey dilingkungan kampus pedagang makanan yang menjual buah dan sayur

lebih sedikit dibandingkan makanan cepat saji. Sehingga mahasiswa lebih

sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan lebih sedikit mengkonsumsi

sayur dan buah.

Kebiasaan menghabiskan waktu di depan layar dengan durasi yang tinggi

dan kebiasaan konsumsi sayur dan buah yang rendah kemudian tidak diimbangi

dengan aktifitas fisik dapat meningkatkan resiko mahasiswa FIK mengalami

Page 11: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

7

kenaikan berat badan yang dapat menyebabkan status gizi pada mahasiswa

menjadi obesitas.

3.2. Analisis Univariat

3.2.1.Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FIK Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan distribusi karakteristik jenis kelamin

seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 14 22,6

Perempuan 48 77,4

Total 62 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin

perempuan yaitu sebesar 77,4%. Berdasarkan penelitian Wardhani (2015)

pada mahasiswa TBP-IPB didapatkan hasil bahwa ada hubungan antar jenis

kelamin responden dengan konsumsi sayur dan buah, yakni responden

perempuan mengkonsumsi buah dan sayur lebih banyak dari pada laki-laki.

Selain itu penelitian Othman, dkk., (2012) yang dilakukan di Malaysia pada

responden dewasa awal menyatakan, jenis kelamin berpengaruh terhadap

tingkat konsumsi sayur dan buah, dimana wanita cenderung mengkonsumsi

sayur dan buah lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Penelitian Nasution

(2014) pada siswa SD di Bogor juga menyatakan terdapar perbedaan durasi

screen time antar laki-laki dan perempuan.

3.2.2.Distribusi Responden menurut Usia

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FIK Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan distribusi karakteristik usia seperti pada

Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Responden menurut Usia

Usia (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

19 45 72,6

20 16 25,8

21 1 1,6

Total 62 100

Page 12: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

8

Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 19 tahun

sebesar 72,6%. Pada masa usia ini faktor gizi memiliki peran untuk

meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja, dimana gizi bukan

hanya berpengaruh pada derajat kesehatan tetapi juga dapat mendukung

kualitas kecerdasan intelektual pada manusia (Hidayat, 1997). Kehidupan

mahasiswa menyebabkan terjadinya perubahan pola makan. Pada usia dewasa

pola makan biasanya akan menjadi pedoman kebiasaan perilaku makan yang

menetap dan sulit diubah untuk usia selanjutnya (Brown, 2005). Perilaku

konsumsi makanan yang salah akan mengakibatkan konsumsi zat gizi tidak

sesuai dengan kecukupan zat gizi yang harus dipenuhi. Hal inilah yang

menyebabkan mahasiswa termasuk golongan yang rentan terhadap status gizi

(Thamrin, dkk., 2008).

3.2.3.Distribusi Screen Time

Durasi screen time dalam penelitian ini diambil menggunakan kuesioner. Data

diambil dengan cara menanyakan dan mencatat durasi yang dihabiskan untuk

kegiatan didepan layar selama 7 hari, kemudian dikonversikan menjadi durasi

screen time rata-rata perhari dalam bentuk satuan menit. Distribusi statistik

deskriptif menurut durasi screen time dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Statistik Deskriptif menurut Durasi Screen Time

Statistik Deskriptif Screen Time (menit)

Rata-rata 316,30

Standar deviasi 199,16

Nilai Maksimal 874,28

Nilai Minimal 21,42

Responden dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata durasi screen time

sebesar 316,30±199,16 menit dengan nilai maksimal 874,28 menit yang

tergolong dalam kategori durasi screen time tinggi dan nilai minimal 21,42

menit yang tergolong dalam kategori durasi screen time rendah. Kategori

screen time dikatakan rendah jika durasi <317 menit/hari dan tinggi jika durasi

≥317 menit/hari. Distribusi responden menurut durasi screen time dapat dilihat

pada Tabel 4.

Page 13: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

9

Tabel 4. Distribusi Responden menurut Screen Time

Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Rendah 35 56,5

Tinggi 27 43,5

Total 62 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki screen time dalam

kategori rendah <317 menit/hari sebesar 56,5% dan screen time tinggi ≥317

menit/hari sebesar 43,5%. Durasi screen time yang rendah kemungkinan dapat

dipengaruhi oleh kegiatan mahasiswa yang padat seperti jadwal kuliah dari

pagi hingga sore. Hasil ini tidak sejalan dengan penenlitian Worang, dkk

(2017) pada anak SMA Kristen Eben Haezar Manado siswa kelas XI

didapatkan hasil yaitu screen time tinggi sebesar 82,6%. Perbedaan hasil

penelitian ini diduga disebabkan oleh perbedaan standar durasi screen time

yang digunakan peneliti yaitu American Academy of Pediatrict (2001) yang

menyatakan, screen time terbagi menjadi dua kategori yaitu low screen time

(LST) yang berdurasi kurang dari 2 jam/hari dan high screen time (HST) yang

berdurasi lebih besar sama dengan 2 jam/hari. Namun standar ini tidak sesuai

untuk responden mahasiswa karena aktivitas dari mahasiswa yang tidak bisa

lepas dari penggunaan media elektronik pada kegiatan sehari-hari dan kegiatan

mengerjakan tugas kuliah. Selain itu faktor waktu dan wilayah penelitian juga

mempengaruhi sehingga terdapat perbedaan gaya hidup yang mengakibatkan

perbedaan rata-rata screen time.

Hasil kusioner dalam 7 hari terakhir dapat diketahui bahwa durasi screen

time terlama adalah 14,57 jam/hari sedangkan durasi terpendek adalah 0,35

jam/hari. Durasi screen time paling tinggi adalah penggunaan smartphone,

komputer dan laptop, hal ini berkaitan dengan kegiatan mahasiswa dalam

membuat tugas kuliah dan kemudahan akses internet yang dapat digunakan

dimana saja seperti melakukan streaming serta mahasiswa juga aktif dalam

menggunakan media social seperti instagram, facebook dan twitter. Hasil

penelitian Kairupan (2012) menyebutkan bahwa durasi screen time terlama

adalah 10 jam 23 menit per hari dengan rata-rata screen time secara

keseluruhan adalah 2 jam 19 menit per hari.

Page 14: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

10

Gambar 1. Screen time selama satu minggu

Gambar 1 menunjukan rata-rata screen time tertinggi adalah pada hari

Minggu dan yang terendah adalah hari Jumat. Hal ini kemungkinan

disebabakan karena hari minggu merupakan hari libur sehingga responden

memiliki lebih banyak waktu luang yang memungkinkan untuk melakukan

aktivitas di depan media elektronik. Umardani (2011) menyebutkan bahwa

rata-rata kegiatan ringan seperti duduk, menonton televisi, dan bermain ringan

(komputer dan play station) pada hari libur meningkat 2,5 jam pada responden

laki-laki dan 2,3 jam pada responden perempuan.

Jika ditinjau berdasarkan hari kuliah, sebaran screen time pada hari Senin,

Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat cenderung seimbang. Hal ini karena responden

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar di kampus. Rata-rata

screen time hari sabtu lebih tinggi dari hari kuliah lainnya karena pada hari

Sabtu sebagian responden ada yang libur kuliah dan sebagian lainnya

melakukan kegiatan organisasi di kampus sehingga memiliki waktu luang yang

lebih banyak untuk screen time.

5.11 5.12

4.98 4.97

5.35

5.68 5.73

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Screen Time (Jam/Hari)

Page 15: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

11

Gambar 2. Jenis kegiatan screen time selama satu minggu

Gambar 2 menunjukan sebagian besar responden menghabiskan waktu

untuk menggunakan HP 71% dan sebagian kecil responden bermain play

station 1%. Hal ini disebabkan sebagian besar responden adalah perempuan

sehingga cenderung jarang bermain play station. Penelitian Anderson, dkk.,

(2008) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa waktu rata-rata anak usia 4-11

tahun untuk menonton televisi adalah dua jam per hari. Sebesar 50 persen dari

responden penelitian Mark, dkk., (2006) di Kanada menonton televisi 2,29-2,71

jam/hari. Lipsky dan Lannotti (2012) menyebutkan bahwa rata-rata

penggunaan komputer remaja di Amerika Serikat adalah 2,8 jam/hari. Selain

itu penelitian Nasution (2014) pada siswi di Bogor menyatakan rata-rata durasi

screen time adalah 2,81±2,06 jam/hari, dengan durasi terlama banyak

dihabiskan didepan layar televisi sekitar 10,5 jam/hari. Perbedaan hasil

penelitian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan umur dan wilayah penelitian

sehingga gaya hidup responden juga kemungkinan berbeda. Selain itu,

penelitian screen time pada mahasiswa masih sangat sedikit dilakukan.

4. PENUTUP

Screen time responden sebagian besar termasuk dalam kategori rendah sebesar

56,5%, konsumsi sayur dan buah responden sebagian besar termasuk dalam

11%

17%

1%

71%

Screen Time

Menonton TV Menggunakan Komputer/laptop

Bermain Play Station (PS) menggunakan Hp

Page 16: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

12

kategori kurang sebesar 74,2%, kenaikan berat badan responden sebagian besar

termasuk dalam kategori naik sebesar 51,6%. Ada hubungan signifikan antara

screen time dengan konsumsi sayur dan buah, konsumsi sayur dan buah dengan

kenaikan berat badan dan tidak ada hubungan antara screen time dengan kenaikan

berat badan pada mahasiswa FIK di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disarankan bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta perlu diadakan

penyuluhan pada setiap fakultas atau membuat poster mengenai ajakan konsumsi

sayur dan buah serta membatasi kebiasaan screen time sehingga diharapkan

mahasiswa dapat mengurangi durasi screen time dan meningkatkan konsumsi

sayur dan buah agar tidak terjadi peningkatan berat badan yang berlebihan

sehingga berakibat pada status gizi obesitas. Sedangkan untuk peneliti selanjutnya

disarankan untuk meneliti yang faktor lain yang mempengaruhi screen time,

konsumsi sayur dan buah serta kenaikan berat badan pada mahasiswa (uang saku,

tempat tinggal, aktifitas fisik) serta peneliti dapat menggunakan metode penelitian

yang gold standart seperti food weighting pada konsumsi sayur dan buah, untuk

waktu pengamatan pada screen time serta kenaikan berat badan dapat diamati

dengan jangka waktu yang lebih panjang agar hasil penelitian lebih

menggambarkan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hazzaa, H. M., Al-Sobayel, H. I., Abahussain, N. A., Qahwaji, D. M.,

Alahmadi, M. A., Musaiger, A. O. 2013. Association of dietary habits with

levels of physical activity and screen time among adolescents living in

Saudi Arabia. J Hum Nutr Diet.

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anderson, S. E., Economs, C.D., Must, A. 2008. Active play and screen time in

US children aged 4 to 11 years in relation to sociodemographic and weight

status characteristics: anationally representative cross-sectional analysis.

BMC Public Health.

American Academy of Pediatrics. 2001. Children, adolescents, and television.

Committee on Public Education. Pediatrics. 107:423─6.

Apriadji, WH. 1986. Gizi Keluarga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 17: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

13

Blanchette, L,. Brug, J. 2005. Determinants of Fruit and Vegetable Consumption

among 6-12 Year Old Children and Effective Interventions to Increase

Consumption. Journal Human Nutrition Diet. 18(6): 431-43.

Bowman S, Gortmaker S, Ebbeling, Pereira M, and Ludwig S. 2004. Effect of

Fast Food Consumption on Energy Intake and Diet Quality Among

Children in a National Household Survey. Pediatrics. Vol. 113 No.1

Brown, JE. 2005. Nutrition Through the Life Cycle (edisi kedua). Thomson

Wadsworth. USA.

Buijsse, B., Feskens, EJM., Schulze, MB., Forouhi, NG., Wareham, NJ., Sharp,

S., Palli, D., Tognon, G., Halkjaer, J., Tjonneland, A. 2009. Fruit and

vegetable intakes and subsequent changes in body weight in European

populations: results from the project on Diet, Obesity, and Genes. The

American Journal of Clinical Nutrition. 90(1) : 202-207.

Diarly, M. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Penerbit

Pustaka Obor Populer. Jakarta.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2007. World Watch List for Domestic

Animal Diversity 3rd Ed. Rome (CI): FAO.

Farisa, S. 2012. Hubungan sikap, pengetahuan, ketersediaan dan keterpaparan

media massa dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMPN 8 Depok

tahun 2012. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Indonesia. Depok.

Fauziyah, R. 2015. Sehat dengan Buah dan Sayur. Penerbit Notebook.

Yogyakarta

Freitag, H. 2010. Bebas Obesitas tanpa Diet Menyiksa. Media Pressindo.

Yogyakarta

Hidayat, Syarief. 1997. Membangun SDM Berkualitas. Suatu Telahan Gizi

Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. IPB. Bogor.

Hill, JO., Wyatt, HR., Peters, JC. 2012. Energy balance and obesity.

Circ.126(1):126-132.

Houghton, S., Hunter, SC., Rosenberg, M., Wood, L., Zadow, C., Martin, K.,

Shilton, T. 2015. Virtually impossible: limiting Australian children and

adolescents daily screen based media use. BMC Public Health. 15:5 1471-

2458/15/5.

Kenny, E., Gortmaker, S. 2016. United States Adolescents' Television,

Computer, Videogame, Smartphone, And Tablet Use: Associations With

Sugary Drinks, Sleep, Physical Activity, And Obesity. Journal Pediatr.

Page 18: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

14

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.

Khasanah, N. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola

Makan. Cetakan Pertama Yogyakarta: Penerbit Laksana.

Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Khomsan, A. 2009. Rahasia Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: PT

Kompas Medium Nusantara.

Kairupan, T. S. 2012. Hubungan antara aktivitas fisik dan screen time dengan

status gizi pada siswa-siswa SMP Kristen Eben Haezar 2 Manado. Tesis.

Program Pasca Sarjana Program Study Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Manado.

Lestari, AD. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi

Buah dan Sayur Pada Siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan Tahun 2012.

Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta.

Lipsky, LM., Lannotti, RJ. 2012. Associations of Televition Viewing with Eating

Behaviors in the 2009 Health Behaviour in School-aged Children Study.

Arch Pediatr Adolesc Med. 166(5):465-72.

Lock, K., Pomerleau, J., Causer, L., Altmann, DR., McKee, M. 2005. The global

burden of disease attributable to low consumption of fruit and vegetables:

implications for the global strategy on diet. Bulletin of the World Health

Organization. 83:100-108.

Mark, A. E, Boyce, W. F, Janssen, I. 2006. Television viewing, computer use and

total screen time in Canadian youth. Paediatr Child Health.

Nasution, IN. 2014. Screen time, asupan lemak dan serat serta status gizi siswa

sekolah dasar di Kota Bogor. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia. IPB.

Bogor.

Ness, A. R., Maynard, M., Frankel, S., Davey, S., Frobisher, C., Leary, S. D.,

Emmett, P. M., Gunnell, D. 2005. Diet in Childhood and Adult

Cardiovascular and All cause Mortality: The Boyd Orr Cohort.

Cardiovascular Medicine. 91(4) : 894-898.

Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni . Jakarta: PT Rineka

Cipta

Nurlita, N., Mardiyati, NL. 2016. Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat

Saji (Fast Food) dengan Tempat Tinggal pada Mahasiswa FIK dan FT

UMS. Jurnal. 2579-9622.

Page 19: HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN KONSUMSI SAYUR … · konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan wawancara dibantu dengan ... batagor dan goreng-gorengan. ... survey dilingkungan kampus

15

Othman, K.I., Karim, M. S. Ab., Karim, R., Adzhan, N., Halim, N. A., Osman, S.

2012. Factors influencing fruits and vegetables consumption behaviour

among adults in Malaysia. Journal of Agribusiness Marketing. 5 : 29-46.

Pramadhan, Y. 2016. Keterkaitan Screen Time, Aktivitas Fisik, Asupan Zat Gizi

Dengan Status Gizi Dan Tingkat Kecukupan Energi Pada Siswa Sd Gadog

03 Bogor. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Bogor.

Rasjad, IM. 2006. Dasar Genetik Obesitas Viseral. Jurnal Kedokteran

Brawijaya, Vol. XXII No.1.

Schulz, MB., Fung, TT., Manson, JE., Willett, W.C, Hu, FB. 2006. Dietary

Patterns and Changes in Body Weight in Women. Obesity (Silver

Spring).14:1444–53.

Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakata: UNY Press.

Survey Konsumsi Makan Individu. 2014. Studi Diet Total: Survey Konsumsi

Makan Individu Provinsi Jawa Tengah. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Suryanti R, Jafar N, Syan A. 2013. Gambaran jenis dan jumlah konsumsi fast

food dan soft drink pada mahasiswa obesitas di Universitas Hasanudin.

Skripsi. Fakultas kesehatan masyarakat Universitas Hasanudin. Makassar.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Story, M., Sztainer, DN., French, S. 2002. Individual and Enviromental Influence

on Adolescent Eating Behaviors. J Am Diet Assoc. 102: 40-51.

Syifa, P.C., 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.

Thamrin, MH., Kusharto, CM., Setiawan, B. 2008. Kebiasaan Makan dan

Pengetahuan Reproduksi Remaja Putri Peserta Pusat Informasi dan

Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jurnal Gizi dan

Pangan: Bogor.

Umardani, M. R. 2011. Kebiasaan jajan, aktivitas fisik, status gizi dan kesehatan

serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar di Kota

Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[WHO] World Health Organization. 2003. Fruit and Vegetable Promotion

Initiative Report of The Meeting. Geneva: WHO. US.