karies botol

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan jaringan keras gigi, dimulai dari permukaa enamel dan meluas ke arah pulpa. Tersebar luas, dapat menyebabkan infeksi, sakit atau bahkan sampai kehilangan gigi. Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih rentan terhadap karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. Gigi sulung mengandung lebih banyak bahan organik dan air, sedangkan jumlah mineral lebih sedikit dibanding dengan gigi tetap dan ketebalan enamel gigi sulung hanya setengah dari gigi tetap. Pada anak balita karies yang sering dijumpai adalah karies botol, yaitu karies yang disebabkan cara pemberian makanan dan minuman yang salah. Penelitian terbaru menyatakan bahwa peyebab lainnya adalah penambahan pemanis pada minuman bukan hanya cara pemberian makanan dan minman yang salah melalui botol. Early Childhood Caries (ECC) adalah bentuk karies rampan pada gigi sulung dengan suatu pola lesi karies yang unik terjadi pada

Upload: maya-nugraha-annisa

Post on 09-Aug-2015

291 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

early childhood caries

TRANSCRIPT

Page 1: karies botol

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan jaringan keras

gigi, dimulai dari permukaa enamel dan meluas ke arah pulpa. Tersebar luas, dapat

menyebabkan infeksi, sakit atau bahkan sampai kehilangan gigi. Karies dapat

mengenai gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih rentan terhadap karies

karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. Gigi sulung

mengandung lebih banyak bahan organik dan air, sedangkan jumlah mineral lebih

sedikit dibanding dengan gigi tetap dan ketebalan enamel gigi sulung hanya setengah

dari gigi tetap.

Pada anak balita karies yang sering dijumpai adalah karies botol, yaitu karies

yang disebabkan cara pemberian makanan dan minuman yang salah. Penelitian

terbaru menyatakan bahwa peyebab lainnya adalah penambahan pemanis pada

minuman bukan hanya cara pemberian makanan dan minman yang salah melalui

botol. Early Childhood Caries (ECC) adalah bentuk karies rampan pada gigi sulung

dengan suatu pola lesi karies yang unik terjadi pada bayi, balita dan anak disebabkan

penggunaan susu botol dalam jangka waktu yang panjang sejak lahir sampai usia 71

ECC yang tidak dirawat dapat memicu terjadinya kesulitan mengunyah karena sakit

gigi, atau kehilangan dini pada gigi sulung sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan gigi. Tindakan pencegahan yang dilakukan pada ECC adalah instruksi

kebersihan mulut, penyuluhan tentang diet yang tepat dan penggunaan flour,

sedangkan tindakan perawatan adalah melakukan restorasi, perawatan saluran pulpa

dan pencabutan.

Page 2: karies botol

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai hasil dari Belajar Berdasarkan

Masalah (BBM) dan kuliah pakar.

C. Rumusan Masalah

1. Apa definisi karies botol ?

2. Apa etiologi karies botol ?

3. Bagaimana pencegahan karies botol ?

4. Bagaimana cara penanganan karies botol ?

5. Apa komplikasi dari karies botol ?

6. Apa definisi dan etiologi ulkus decubitus ?

7. Apa definisi dan etiologi ulkus traumatikus ?

8. Bagaimana gambaran klinis ulkus decubitus ?

9. Bagaimana pengobatan ulkus decubitus ?

10. Bagaimana hubungan antara karies botol dengan perforasi radix dan ulkus

decubitus ?

Page 3: karies botol

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Karies Botol

Karies dengan pola yang khas seringkali terlihat pada anak dibawah 6 tahun

dengan kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau cairan manis sampai

tertidur atau disap terus menerus sepanjang hari (Djamil. 2011).

Karies botol juga suatu sindrom yang mempunyai karakteristik karies yang

parah pada bagian gigi anterior rahang atas karena pemakaian dot atau botol susu

pada bayi dan balita (Arathi Rad. 2008).

B. Etiologi Karies Botol

Penyebab utama adalah anak yang ditidurkan dengan dot yang berisi susu atau

minuman manis lain. Anak itupun tertidur dan susu atau minuman manis tersebut

menjadi menggenang di bagian gigi anterior rahang atas. Genangan yang terbentuk

tersebut memungkinkan untuk menjadi tempat kultur bagi mikroorganisme

acidogenic. Aliran saliva berkurang selama tidur sehingga pembersihan sisa cairan di

mulut anak itu pun menjadi lambat (Arathi Rad. 2008).

Penambahan pemanis pada minuman melalui botol (Asfria. 2008).

Karies botol terjadi jika terdapat kombinasi/interaksi beberapa factor, yaitu

(Andlaw dan Rock, 1992) :

1. Host

Gigi sulung lebih mudah terserang karies daripada gigi permanen.

Karena enamel gigi sulung mengandung lebih banyak bahan organik dan air

sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi permanen.

Page 4: karies botol

2. Bakteri

Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi, sehingga

membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal pembentukan kolonisasi

bakteri.

3. Substrat

Substrat bagi S. mutans dapat berasal dari susu yang dapat

menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Meminum susu dengan

menggunakan botol ketika tidur sangat tidak baik, cairannya akan

menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam). Bakteri di

dalam rongga mulut memetabolisme gula, kemudian menghasilkan asam yang

akan merusak gigi.

4. Waktu

Bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk

demineralisasi dan progresi karies. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies

untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48

bulan (bila kebiasaan tidur dengan menghisap susu botol atau mengedot

dalam waktu yang lama terus dilakukan)

C. Pencegahan Karies Botol

Memberi ASI daripada menggunakan susu botol karena ASI mengandung

laktosa yang kurang daya kariogeniknya dibandingkan dengan sukrosa (Kidd, Edwina

A.M. 1991)

Melakukan water flouridation agar kebutuhan harian fluor tercukupi,

sehingga akan mencegah terjadinya proses karies (Chu, Sally. 2006)

Memberikan flouride varnish 1 bulan sekali pada anak (Zafar, Sobia et al. …)

Beberapa cara lain untuk mencegah terjadinya karies gigi antara lain adalah

menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung flour, menjaga kebersihan gigi

dengan menyikat gigi dengan benar, fissure sealant atau menutup celah gigi, dan

mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat memperlambat terjadinya karies

seperti ikan, teh, dan apel (Djamil, 2011)

Page 5: karies botol

Kemudian jangan biarkan bayi tertidur dengan botol mengandungi susu di

dalam mulut, hentikan penggunaan botol pada kanak-kanak secara beperingkat,

bersihkan gigi bayi selepas makan dengan tuala atau kain lembut dan bersih dan bawa

berkunjung ke dokter gigi apabila berusia 2-3 tahun (Andlaw dan Rock,1992)

D. Penanganan Karies Botol

Penanganan kasus karies botol dapat direstorasi dengan menggunakan

tumpatan berbahan GIC, composit resin strip crown dan mahkota stainless steel.

Anak-anak dengan keadaan seperti ini adalah mungkin untuk dilakukan preparasi

kavitas klas III dan IV (Cameron, 2003).

Pada bagian yang sudah mengenai saluran akar dilakukan perawatan

endodontik terlebih dahulu sebelum direstorasi. Apabila belum mengenai pulpa dapat

langsung dilakukan restorasi (Riyanti, Unpad)

Penanganan cara lain yaitu dengan melakukan pencabutan gigi dan pulp

capping atau pemberian kalsium hidroksida untuk membentuk dentin sekunder

(Djamil. 2011)

E. Komplikasi Karies Botol

Apabila karies ini dibiarkan tanpa dilakukan perawatan, maka akan terjadi

hal-hal seperti ini (Djamil, 2011) :

Timbulnya peradangan dan nanah pada gusi

Abses pada jaringan gusi dan otot

Peradangan pada tulang rahang bahkan kematian pada tulang rahang

Terjadinya ulcus decubitus

Pembengkakan dan peradangan di kerongkongan sehingga menyebabkan

kesulitan menelan dan tidak bisa membuka mulut

Page 6: karies botol

F. Definisi Ulkus Decubitus

Kerusakan atau kematian kulit sampai kerusakan jaringan akibat adanya

trauma pada suatu area secara terus-menerus. Biasanya terjadi di rongga mulut

(Rajendran dan Sivapathasundharam, 2009).

Ulkus decubitus ini dapat disebabkan karena trauma mekanik, kimiawi atau

suhu (Greenberg. 2008)

G. Definisi dan Etiologi Ulkus Traumatikus

Trauma merupakan penyebab umum terjadinya suatu ulserasi kambuhan pada

membrane mukosa ronggga mulut. Peristiwa seperti tergigit ketika berbicara, tidur,

atau karena pengunyahan merupakan contoh trauma yang dapat menimbulkan ulser.

Bentuk lain dari trauma ini seperti luka akibat reaksi kimia, panas, elektrik, gigi yang

fraktur, karies, malposisi atau malformasi sama seperti halnya erupsi awal gigi dapat

menghasilkan pembentukan ulserasi. Perawatan yang buruk dan pemakaian protesa

gigi yang tidak sesuai mungkin juga menyebabkan trauma. Ulser ini disebut dengan

ulkus traumatikus atau traumatic ulcer. Ulkus ini biasanya terdapat pada mukosa

bukal, mukosa labial, palatum dan tepi lidah (Langlais dan Miller, 2002)

Ulser merupakan suatu defek dalam epitelium berupa lesi dangkal berbatas

tegas serta lapisan epidermis diatasnya menghilang (Greenberg, et al, 2003).

Sedangkan menurut Dorland (1998), ulcer merupakan suatu kerusakan lokal

ekskavasasi permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh jaringan nekrotik

radang. Traumatic ulcer merupakan lesi rongga mulut yang umum, dan dapat

disebabkan oleh trauma fisik seperti pipi atau lidah yang tergigit, iritasi landasan

akrilik, karena objek asing misalnya sikat gigi yang terlalu kuat, iritasi karena gigi

yang patah, kesalahan penggunaan alat kedokteran gigi. Selain itu juga dapat

diakibatkan oleh trauma kimia seperti kontak mukosa dengan obat seperti aspirin,

fenol atau silver-nitrat. Trauma suhu seperti memakan makanan panas pun dapat

menimbulkan traumatic ulcer (Cunningham, 2002).

Page 7: karies botol

H. Gambaran Klinis Ulkus Decubitus

Gambaan klinis dari ulkus decubitus, yaitu (Laskaris, 2006) :

Dasar berwarna kekuning-kuningan dan tepi berwarna merah

Lunak ketika di palpasi

Dapat sembuh tanpa jaringan parut (6-10 hari)

Rasa nyeri

I. Pengobatan Ulkus Decubitus

Pengobatan dari ulkus decubitus yaitu dengan cara memberikan Chlorhexidin

2% (mouth rinse), dan bisa juga dengan memberikan triamcinolone acetonide

(covering agent) (Longman and Field, 2004).

J. Hubungan Karies Botol dengan Perforasi Radix dan Ulkus Decubitus

Gigi sulung yang telah habis mahkotanya akibat karies botol, menyisakan akar

gigi di dalam gusi dan tulang penyangga. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebut

sering membuat kemiringan akar gigi atau inklinasinya berubah. Ujung akar bisa

berubah miring ke arah langit-langit (palatum) atau ke arah bibir dan menyembul ke

arah gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka pada panggkal bibir bagian

dalam yang terkena. Luka inilah yang disebut sebagi ulcus decubitus (Andlaw dan

Rock,1992)

Page 8: karies botol

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat menerima dan mempelajari hasil dari tutorial

ini,bukan hanya dipelajari tetapi juga sebagai penuntun dalam mempermudah

belajar,dan mahasiswa mampu menjelaskan sendiri pengetahuan yang sudah di

pelajari dan di diskusikan dalam tutorial ini.

Page 9: karies botol

DAFTAR PUSTAKA

1. Andlaw, R.J, Rock, W.P. 1992. Perawatan Gigi Anak Edisi 2. Widya Medika: Jakarta

2. Asfria, Ivo. Early Childhood Caries. USU Repository. Medan. 2008:9-333. Cameron, A.C dan R.P. Widmer. 2003. Handbook of Pediatric Dentistry. The

C.V. mosby Company. St. Louis.4. Chu, Sally. Review early childhood caries: risk and prevention in under

served populations. University of California. 2006: vol 145. Cunningham, S., Francis B. Quinn, Matthew W. Ryan. 2002. Ulcerative

Lesions of The Oral Cavity. Dept. of Otolaryngology: Grand Rounds Presentation.

6. Djamil, Melanie Sadono. 2011. A-Z Kesehatan Gigi Panduan Lengkap Kesehatan Keluarga. Metagraf: Solo.

7. Field, A., Longman, L. 2003. Tyldesley’s Oral Medicine. Oxford University Press. Liverpool.

8. Greenberg, M.S and Michael Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine : Diagnosis and Treatment. BC Decker Inc : Spanyol.

9. Greenberg, M.S., Glick, M., Ship, J.A. 2008. Burket’s Oral Medicine. 11th Edition. BCDecker Inc : Hamilton.

10. Kidd, Edwina A.M. 1991. Buku dasar-dasar karies. EGC. Jakarta11. Langlais, R. P; Miller, C. S. 2000. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut

yang Lazim. Hipokrates. Jakarta.12. Laskaris, George. 2006. Color Atlas of Oral Disease: second edition.

Thieme: New York.13. Longman and Field. 2004. Tyldesley’s Oral Medicine. Fifth edition. Oxford :

New York.14. Rad, Arathi. 2008. Principles and practice of pedodontics 2nd edition. Jaypee

brothers medical publisher. New Delhi, India.15. Rajendran and Sivapathasundharam. 2009. Shafer’s Textbook of Oral

Pathology. 6th edition. Elsevier : India.16. Riyanti, Eriska. Penatalaksanaan Perawatan NMC. Unpad17. Zafar, Sobia et al. int dentistry Clinical. Early Childhood Caries etiology,

Clinical cosiderations, consequences and management. Vol 11.