kapita selekta

Click here to load reader

Upload: arib-anang-maruf

Post on 09-Aug-2015

31 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

  1. 1. KAPITA SELEKTA (2): TEORI Alip Kunandar
  2. 2. TRADISI TEORI KOMUNIKASI (Robert Craig) Semiotika Fenomenologi Sibernetika Sosiopsikologi Sosiokultural Kritis Retorika
  3. 3. 1. SEMIOTIKA Semiotika adalah studi mengenai tanda (sign) dan simbol. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya, yang berada di luar diri. Konsep dasar tradisi semiotika adalah tanda yang diartikan sebagai stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya. Aspek utamanya adalah PESAN, karena pesan memiliki tiga unsur: (1) Tanda dan simbol, (2) bahasa, (3) wacana (John H. Powers). Tanda merujuk pada sesuatu yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sedangkan makna atau arti adalah hubungan antara objek atau ide dengan tanda Kelompok teori ini menjelaskan bagaimana tanda dihubungkan dengan makna dan bagaimana tanda diorganisasi untuk menjelaskan makna.
  4. 4. Charles Saunders Pierce: Pierce dianggap sebagai bapak semiotika modern Pierce: semiotika adalah hubungan antara tanda (simbol), objek, dan makna. Tanda mewakili objek (referen) yang ada dalam pikiran orang yang menginterpretasikannya (interpreter). Representasi dari suatu objek disebut dengan interpretant.
  5. 5. Segitiga Makna (Ogden & Richard) Kata/Tanda/Simbol: ANJING Objek/Referent Makna: Lucu, Galak Cat: Makna membutuhkan konteks agar bisa dipahami.
  6. 6. Wilayah Semiotika SEMANTIK: Semantik membahas bagaimana tanda berhubungan dengan referennya. Anjing dan Hewan Berkaki Empat SINTAKTIK: Sintaktik mempelajari hubungan di antara dua tanda (atau lebih). Anjing Lo (sambil menunjuk seseorang) tidak bisa dimaknai sebagai hewan berkaki empat PRAGMATIK: Mempelajari bagaimana tanda menghasilkan perbedaan dalam kehidupan manusia. Pragmatik mempelajari penggunaan tanda serta efek yang dihasilkan tanda. Pragmatik dapat digunakan untuk terjadinya pemahaman (understanding) dan kesalahpahaman (misunderstanding). Pragmatik sangat dipengaruhi oleh sistem sosial dan kebudayaan.
  7. 7. Wilayah2 Tanda (Marcel Danesi) TANDA-TANDA TUBUH: non verbal, sinyal, ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, sentuhan, isyarat, tarian, dll TANDA-TANDA VISUAL: Warna, Representasi visual, peta, seni visual, sinema, dll BAHASA: Kata, nama komunikasi verbal, tulisan, seni verbal, dll METAFORA: Majas, kiasan, metonimi, hiperbola, ironi, simile (bagaikan), dll MITOS dan NARASI: Narasi (teks puisi, novel cerita, dll), mitos, biografi, dll SENI: Teater, musik, senirupa
  8. 8. Wilayah2 Tanda (Marcel Danesi) PAKAIAN: Pakaian vs Baju, Kode Pakaian, Ketelanjangan, Fashion, dll MAKANAN: Makanan vs Masakan, kode makanan, makanan siap saji, simbolisme makanan, dll OBJEK: Teknologi, komputer, dll RUANG dan BANGUNAN: Kode Ruang, arsitektur, kota, dll TELEVISI: Pengaruh, TV sebagai teks sosial, mitologi TV, dll PERIKLANAN: Nama/merk, logo, bahasa iklan, budaya iklan, dll KOMUNIKASI: Komunikasi hewan, tumbuhan, manusia
  9. 9. 2. FENOMENOLOGI Tradisi fenomenologi memfokuskan perhatiannya pada PENGALAMAN SADAR seorang individu. Tradisi ini berpandangan bahwa manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga dapat memahami lingkungan melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungannya. Tradisi fenomenologi memberikan penekanan pada PERSEPSI dan INTERPRETASI dari pengalaman subjektif manusia. Tradisi fenomenologi memandang cerita atau pengalaman individu lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar daripada hipotesis penelitian sekalipun. Fenomenologi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realitas. Apa yang diketahui seseorang adalah apa yang dialaminya. Eks CINTA tidak bisa dijelaskan oleh orang lain, tetapi harus dirasakan sendiri!
  10. 10. PRINSIP DASAR FENOMENOLOGI (Stanley Deetz) PENGETAHUAN ADALAH KESADARAN. MAKNA ATAS SESUATU TERDIRI DARI POTENSI SESUATU ITU PADA HIDUP SESEORANG. BAHASA ADALAH KENDARAAN MAKNA. MANUSIA MENDAPATKAN PENGALAMAN MELALUI BAHASA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDEFINISIKAN DAN MENJELASKAN DUNIANYA.
  11. 11. INTERPRETASI Proses interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam fenomenologi. Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu pengalaman. Dalam SEMIOTIKA, interpretasi merupakan bagian terpisah dari realitas, tetapi dalam FENOMENOLOGI interpretasi adalah realitas bagi seorang individu Dalam FENOMENOLOGI, orang yang melakukan interpretasi mengalami suatu peristiwa atau situasi dan ia akan memberikan makna kepada setiap peristiwa atau situasi yang dialaminya. Pengalaman dan pemberian makna akan saling bertukar tempat (bolak-balik)
  12. 12. 3 Aliran Fenomenologi FENOMENOLOGI KLASIK. Tokoh, Edmund Husserl. Menurutnya, dunia dapat dirasakan atau dialami tanpa harus membawa serta berbagai kategori yang dimiliki orang lain yang ingin mengetahui pengalaman itu, karena hal itu dapat mempengaruhi proses merasakan pengalaman itu: Fenomenologi objektif. FENOMENOLOGI PERSEPSI. Tokoh, Maurice Merleau-Ponty. Menurutnya, manusia adalah makhluk yang memiliki kesatuan fisik dan mental yang menciptakan makna terhadap dunianya. Manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dan sebaliknya. Suatu objek atau peristiwa mempengaruhi objek atau peristiwa lainnya: Fenomenologi Subjektif. FENOMENOLOGI HERMENEUTIK: Tokoh, Martin Heidegger. Menurutnya, realitas terhadap sesuatu tidak dapat diketahui hanya mengenai analisis yang berhati-hati, tetapi melalui pengalaman alami yang terbentuk melalui penggunaan bahasa dalam kehidupan setiap hari. Yang dialami adalah penggunaan bahasa dalam konteks.
  13. 13. 3. SIBERNETIKA Sibernetika merupakan tradisi yang membahas suatu sistem yang kompleks di mana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Teori-teori yag terdapat dalam tradisi ini menawakan perspektif yang luas, yaitu bagaimana berbagai variasi yang luas dari proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Komunikasi difahami sebgai ssistem yang terdiri atas bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem juga membentuk sekaligus mengawasi karakter dari keseluruhan sistem dan sebagaimana setiap organisme, sistem tersebut juga mencapai keseimbangan dan perubahan. Selain memiliki ketergantungan, sistem juga memiliki ciri, yaitu kemampuanya untuk mengatur dan mengawasi diri sendiri. Dengan kata lain, sistem memiliki kemampuan untuk mengamati, mengatur, dan mengawasi hasil kerjanya dalam upayanya agar tetap stabil dalam mencapai tujuannya.
  14. 14. Teori2 Sibernetika TEORI INTEGRASI INFORMASI: (1) Teori Nilai Harapan (expectancy-value theory) (Martin Fishbein), menurut teori ini perubahan sikap dapat terjadi karena tiga faktor yakni a. Informasi mengubah tingkat atau bobot kepercayaan yang sudah ada sebelumnya, b. Informasi mengubah nilai suatu kepercayaan, c. Informasi menambahkan kepercayaan baru ke dalam struktur sikap. (2) Teori Tindakan Beralasan (theory of reasoned action) (Icek Ajzen & Fishbein), menurut teori ini niat atau kehendak seseorang untuk melakukan tindakan tertentu ditentukan oleh sikapnya erhadap tindakan itu sendiri serta seperangka kepercayaan mengenai bagaimana orang lain menginginkan ia bertindak.
  15. 15. Teori2 Sibernetika TEORI KONSISTENSI: (1)Teori Disonansi Kognitif / Ketidaksesuaian kognitif (Leon Festinger), menyatakan bahwa manusia membawa berbagai unsur atau elemen kognitif dalam dirinya berupa sikap, persepsi, pengetahuan dan tingkah laku yang berhubungan satu sama lain tetapi juga bertentangan eks; daging mengandung kolesterol, tapi masih makan karena daging mengandung protein; rokok. (2)Teori Kepercayaan, Sikap, dan Nilai (Milton Rokeach), menyatakan bahwa manusia memiliki sistem kepercayaan, sikap dan nilai yang sangat terorganisir yang membimbing tingkah laku atau sikap tindak manusia. Semakin tinggi posisi kepercayaan dalam suatu sistem, maka akan semakin sulit kepercayaan itu untuk berubah. eks
  16. 16. 4. SOSIOPSIKOLOGI Tradisi Sosiopsikologi memandang individu sebagai makhluk sosial, sehingga orang memandang dirinya sendiri sebagai individu yang memiliki tubuh, otak, dan kulit yang membatasi dirinya dengan dunia luarnya. Dalam tradisi ini, individu dipandang sebagai sesuatu yang berbeda dengan individu lainnya, atau unik. Pemikiran sosiopsikologi digunakan untuk memahami berbagai situasi sosial di mana kepribadian menjadi penting di dalamnya, bagaimana penilaian seseorang (judgement) menjadi bias karena adanya faktor kepercayaan (belief) dan perasaan (feeling), serta bagaimana seseorang memiliki pengaruh terhadap orang lain.
  17. 17. Cabang Sosiopsikologi TEORI PERILAKU: Teori ini memberikan perhatian bagaimana seseorang berperilaku atau bertindak dalam berbagai situasi komunikasi yang dihadapinya. Teori ini melihat adanya hubungan yang kuat antara stimulus yang diterimanya degan respons yang diberikan. Teori perilaku melihat hubungan antara perilaku komunikasi apa yang dilakukan dalam hubungannya dengan variabel seperti sifat, perubahan situasi, dan pembelajaran. TEORI KOGNITIF: Teori ini memberikan perhatian pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan mengolah informasi yang akan menghasilkan perilaku dan tindakan. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan dalam suatu situasi komunikasi tidak hanya bergantung pada pola stimulus dan respons, tetpi juga pada mental yang muncul ketika kita mengelola informasi. TEORI BIOLOGIS: Menjelaskan bagaimana peran dan struktur otak serta faktor genetik yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya. Asumsi teori inni menjelaskan bahwa sifat, cara berpikir dan perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor situasional, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor biologis yang dibawa sejak lahir.
  18. 18. Teori di Bawah Sosiopsikologi TEORI MENDAPATKAN KEPATUHAN (Gaining Compliance Theory) dari KOGNITIF. Teori Kepatuhan berkaitan dengan Pertukaran. Menurut Marwell dan Schmitt kepatuhan adalah pertukaran dengan ssuatu yang lain yang diberikan oleh pencari kepatuhan. Ex. Jika kamu mengerjakan apa yang saya inginkan, maka saya akan memberikan sesuatu sebagai imbalan, mis pernghormatan, persetujuan, uang, dll. Marwell dan Schmitt menyajikan 17 strategi mendapatkan kepatuhan, misalnya (1) Janji. Menjanjikan hadiah bagi kepatuhan, (2) Ancaman, menunjukkan bahwa hukuman akan dikenakan bagi yang tidak patuh, dll (lihat Morissan)
  19. 19. 5. SOSIOKULTURAL Pendekaan sosiokultural dalam teori komunikasi membahas bagaimana berbagai pengertian, norma, peran, dan aturan yang ada, bekerja saling berinteraksi dalam proses kounikasi. Tradisi ini mendalami dunia interaksi di mana di dalamnya manusia hidup. Teori ini menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui suatu proses dimana interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya.
  20. 20. Teori dalam Sosiokultural INTERAKSI SIMBOLIK: Interasi simbolik mempengaruhi pengaruh yang sangat penting dalam tradisi ini karena berangkat dari ide bahwa struktur sosial dan makna diciptakan dan dipelihara dalam interaksi sosial. KONSTRUKSI SOSIAL: (Berger & Luckmann), menurut teori ini identitas suatu objek merupakan hasil darimana kita membicarakan objek yang bersangkutan bahasa yang digunakan untuk menuangkan konsep kita, dan cara bagaimana kelompok sosial memberikan perhatian kepada pengalaman bersama mereka. SOSIOLINGUISTIK: Menurut teori ini manusia menggunakan bahasa secara berbeda daam kelompok sosial dan budaya yang berbeda. Dalam hal ini bahasa tidak semata-mata dipandang sebagai kendaraan untuk menghubungkan individu, namun bahasa menentukan siapa kita sebagai makhluk sosial dan budaya.
  21. 21. 6. KRITIS Tradisi ini berupaya memahami sistem yang sudah baku yang diterima masyarakat begitu saja (taken for granted) termasuk struktur kekuasaan dan kepercayaan atau ideologi yang mendominasi masyarakat. Pertanyaannya adalah kepentingan siapa yang akan dilayani oleh struktur kekuasaan yang ada, siapa yang mendapatkan keuntungan dari kekuasaan, dll Teori Kritis menunjukkan ketertarikan pada bentuk-bentuk penindasan sosial dan mengusulkan suatu pengaturan kekuasaan (power arrangements) dalam mendukung terjadinya masyarakat yang lebih bebas dalam memenuhi kebutuhannya Mencoba memadukan antara teori dan tindakan. Teori yang selalu normtif harus bisa diimplementasikan dalam mendorong perubahan di tengah masyarakat.
  22. 22. Cabang Kritis Marxisme: Ekonomi dianggap sebagai dasar semua struktur sosial. Pada sistem kapitalis, keuntungan mendorong produksi sehingga menindas buruh dan kaum pekerja. Frankfurt School: Theodor Adorno, Horkheimer mencoba mendorong munculya pemikiran sosial yang luas dan mampu menawarkan kajian yang komprehensif yang dapat mendorong perubahan aau transformasi sosial. Postmodernisme: 6 pernyataan pos,o (1) sebuah periode dimana janji modernisme tidak dapat dibenarkan, mis, dunia makin maju (2) Kita telah menjadi alat dari alat yang kita buat (3) setiap klaim kebenaran dan kepastian moral adalah tersangka, fakta itu tidak ada yang ada bahwa interpretasi yang kita buat atas fakta , meragukan agama, ideologi, kepercayaan (4) Gambaran menjadi lebih penting dari apa yang diwakilinya (5) dengan bantuan media, kita dapat mencampur dan mencocokan gaya dan selera dalam menciptakan suatu yang unik (6) dapat dilihat sebagai bentuk tata ekonomi baru, suatu masyarakat konsumen berdasarkan kapitalisme multinasional. Feminisme: gerakan melindungi hak perempuan, upaya mengakhiri segala bentuk penindasan
  23. 23. 7. RETORIKA Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan. Sekarang, fokus retorika meluas lagi dengan mencakup penggunaan simbol untuk mempengaruhi siapa saja yang ada di dekatnya dan mmbangun dunia di mana mereka tinggal. Lima ajaran (kanon) retorika, yakni penciptaan (invention), pengaturan (arrangement), gaya (style), penyapaian (delivery), dan ingatan (memory).
  24. 24. METODOLOGI Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian
  25. 25. KUANTITATIF Paradigma tradisional, positivis, eksperimental, empiris. Menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Realitas bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti. Bebas nilai dan tidak bias. Pendekatan deduktif (dari umum ke khusus). Pengujian teori dan analisis kuantitatif.
  26. 26. KUALITATIF Pendekatan konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern. Menekankan pada pemahaman mengenai masalah- masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas. Realitas bersifat subyektif dan berdimensi banyak. Peneliti berinteraksi dengan fakta yang diteliti. Tidak bebas nilai dan bias. Pendekatan induktif (dari khusus ke umum). Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.
  27. 27. Perbedaan Perbedaan antara Paradigma Kuantitatif dengan Paradigma Kualitatif terletak pada asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian. Perbedaan selanjutnya akan memengaruhi strategi dan desain penelitian. Perbedaan asumsi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Hubungan peneliti dengan fakta yang diteliti menurut paradigma kuantitatif diasumsikan bersifat independen sehingga peneliti dapat menguji realitas fakta secara obyektif, terbatas pada dimensi tunggal, bebas nilai. Sebaliknya menurut asumsi paradigma kualitatif, penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti sehingga lebih bersifat subyektif, tidak bebeas nilai, 2 Proses penelitian paradigma kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, sedangkan pada penelitian paradigma kualitatif menggunakan pendekatan induktif. 3. Paradigma kuantitatif menekankan pengujian teori dengan analisis kuantitatif dibandingkan pendekatan kualitatif yang memberikan tekanan pada penyusunan teori melalui pengungkapan fakta dengan analisis kualitatif.
  28. 28. Penelitian Kuantitatif Longitudinal Peneliti menggunakan waktu cukup lama dan proses penelitian yang teliti untuk meneliti sebuah gejala yang terus berlangsung disebut penelitian longitudinal. Longitudinal adalah penelitian yang memerlukan waktu yang lama serta tenaga dan biaya yang banyak selama penelitian dilakukan, sehingga peneliti menganggap penelitian ini kurang efisien. Peneliti pun tak bisa mengendalikan kondisi-kondisi buruk yang akan terjadi. Penelitian Cross-Sectionalmerupakan kompromi antara one-shot method (menembak satu kali terhadap kasus) dan longitudinal method (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama). Penelitian Survei: hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup yaitu ciri-ciri demografis masyarakat; lingkungan sosial mereka, aktivitas mereka, dan pendapat dan sikap mereka. Penelitian Assessment: hal paling menonjol dalam penelitian ini adalah keterlibatan peneliti mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai proyek selesai dilaksanakan. Karena sifat penelitian ini yang mengutamakan menilai semua aspek proyek itu, maka assessment menggunakan frame of reference, yaitu pedoman pelaksanaan proyek, maka kadang assessment juga dapat digunakan sebagai penelitian kuantitatif. Penelitian Evaluatif: tidak selalu membutuhkan keterlibatan peneliti mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai akhir pelaksanaan proyek. Peneliti evaluative dapat memulai penelitian di tengah-tengah proses pelaksanaan proyek. Kegiatan evaluative dapat dilakukan pada tahap evaluasi proyek, dengan mempelajari kegiatan formulasi dan implementasi kegiatan proyek itu sendiri. Penelitian Aksi lebih: mengutamakan fokus pendekatannya pada hal-hal yang praktis. Penelitian aksi dilakukan sepanjang proyek dengan keterlibatan peneliti yang signifikan, peneliti terus-menerus mencari kelemahan-kelemahan untuk suatu penyempurnaan, dengan menekankan proses trial and error sebagai metode utama dalam penelitian tersebut.
  29. 29. Kuantitatif Kepustakaan Penelitian kepustakaan ini mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan. Penelitian kepustakaan ini menghasilkan kesimpulan tentang kecenderungan sebuah teori digunakan dari waktu ke waktu, perkembangan sebuah paradigm, dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Penelitian Laboratorium: penelitian-penelitian laboratories lebih banyak dilakukan oleh ilmu-ilmu alam dan pada kenyataannya ilmu pengetahuan alam lebih dulu menggunakan penelitian sebelumnya. Penelitian Kancah: merupakan bagian terbesar dari berbagai bentuk penelitian yang telah dikembangkan dank arena kancah dihuni oleh masyarakat maka dapat dipastikan bahwa keseluruhan penelitian kancah berhubungan dengan pranata dan budaya serta pengalaman hidup masyarakat, kelompok, dan individu.
  30. 30. Penelitian Kuatitatif Murni Penelitian murni dimaksudkan sebagai upaya untuk mengembangkan teori tertentu dalam konteks keilmuan. Pure research dimaksudkan pula sebagai sebuah penggolongan penelitian untuk mengembangkan salah satu cabang ilmu pengetahuan dan hasil penelitiannya tidak dimaksud untuk diaplikasikan di masyarakat. Penelitian Terapanpenelitian ini digunakan untuk mengaplikasikan teori di masyarakat, karena itu penelitian terapan adalah penelitian yang langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
  31. 31. Kuantitatif Historis Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hal-hal yang telah terjadi di masa lalu. Prosesnya menggunakan kaidah dan prosedur penelusuran, pencatatan, analisis, dan menginterpretasikan kejadian-kejadian masa lalu guna menemukan generalisasi yang bertujuan untuk menjelaskan masa lalu juga masa kini. Penelitian Ekspos-Fakto: bertujuan mengekspos kejadian-kejadian yang sedang berlangsung. Peneliian Eksperimen: bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang akan terjadi di antara variable-variabel tersebut atau hubungan di antara mereka, agar ditemukan hubungan, pengaruh, atau perbedaan salah satu atau lebih variable.
  32. 32. Kuantitatif Bertahap Menurut ragam taraf penelitian, penelitian kuantitatif dibagi menjadi kuantitatif deskriptif dan kuantitatif eksplanasi. Penelitian kuantitatif deskriptif dimaksud, hanya untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variable penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan documenter. Peneletian kuantitatif eksplanasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari berbagai variable yang timbul di masyarakat.
  33. 33. Jenis Pen. Kualitatif PENELITIAN BIOGRAFI. Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip- arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
  34. 34. Langkah Pen. Biografi 1. Biografi Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu: a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan. b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode. c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis. d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut. e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu. f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.
  35. 35. Jenis. Pen. Kualitatif 2. Fenomenologi Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
  36. 36. Langkah Pen. Fenomenologi Fenomenologi Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu: a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data. c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan). d. Pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi. e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi). f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut. g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.
  37. 37. Jenis Pen. Kualitatif Grounded theory Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
  38. 38. Langkah Pen. Grounded 3. Grounded theory Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu: a. Mengorganisir data b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari. d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut. e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding. Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.
  39. 39. Jenis Pen. Kualitatif Etnografi Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
  40. 40. Langkah Pen. Etnografi 4. Etnografi Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu: a. Mengorganisir file. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti. d. Menginterpretasi penemuan. e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.
  41. 41. Jenis Pen. Kualitatif 5. Studi kasus Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu
  42. 42. Langkah Pen. Studi Kasus 5. Studi kasus Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu: a. Mengorganisir informasi. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f. Menyajikan secara naratif.
  43. 43. Met. Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
  44. 44. Met. Pengumpulan Data 2. Observasi Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
  45. 45. Met. Pengumpulan Data Dokumen Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
  46. 46. Met. Pengumpulan Data 4. Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
  47. 47. Keabsahan Data 1. Kredibilitas Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu: a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan- dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
  48. 48. Keabsahan Data 2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. 3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. 4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
  49. 49. Realiabilias Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.