kapasitas masyarakat dalam upaya pengurangan …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf ·...

55
KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA TEMPUR KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA TAHUN 2018 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Aulia Annisa NIM. 3201414070 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

i

KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA

PENGURANGAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI

DESA TEMPUR KECAMATAN KELING KABUPATEN

JEPARA TAHUN 2018

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Aulia Annisa

NIM. 3201414070

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

ii

Page 3: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

iii

Page 4: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

iv

Page 5: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Ketika kata saja sudah mengatakan menyerah, tetapi harapan selalu berbisik, coba

sekali lagi, coba sekali lagi (penulis)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan

kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak Sapari Supartono dan Ibu Sri Umiyati, yang

senantiasa mendoakanku dan memberikan dukungan baik moril maupun

materil.

2. Adik tercinta Ifan Arizal, yang senantiasa mendoakan dan mendukungku

sampai saat ini.

3. Alamamaterku Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Sosial,

Pendidikan Geografi.

4. Bapak dan Ibu Pengajar Jurusan Geografi Pendidikan Geografi Fakultas

Ilmu Sosial Unversias Negeri Semarang.

5. Teman-teman mahasiswa pendidikan geografi 2014, yang selama ini telah

memberikan bantuan, dukungan selama menempuh pendidikan.

Page 6: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

vi

6. Sahabat-sahabatku Gotik Family, Riri Safitri, Amalia Fitria, Khikmatul

Ulum, Ellayati Rafsanjani, Ika Ayu Setyoningsih, Fattika Herawati, Mira

Mufidatur, Qurrota A’yuni Saniya, Maharani Candra Dewi, Dwi Puji

Warsih, dan Muhammad Teguh terimakasih atas dukungan, kepedulian,

bantuan dan pengalaman yang telah diberikan.

7. Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan

Nur Solichah terimakasih selalu memberikan dukungan serta bantuan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bidikmisi Universitas Negeri Semarang.

Page 7: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah skripsi yang

berjudul “Kapasitas Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana

Tanah Longsor di Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Tahun

2018” dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi di Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan

Studi Strata di Universitas Negara Semarang.

2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan perijinan dan mengesahkan skripsi

ini.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi perijinan

selama proses penyusunan skripsi.

4. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyawati, M.Si, dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, dan mengarahkan

dengan penuh kesabaran hingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

viii

Page 9: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

ix

SARI

Annisa, Aulia. 2018. Kapasitas Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Risiko

Bencana Tanah Longsor di Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.

Skripsi, Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si.

Kata Kunci : Kapasitas Masyarakat, Upaya Pengurangan Risiko Bencana, Tanah

Longsor

Bencana tanah longsor yang sering terjadi di Desa Tempur, tidak hanya

disebabkan oleh kondisi fisik desa, akan tetapi juga penggunaan lahan yang tidak

sesuai. Oleh karena itu, dibentuklah desa tangguh bencana untuk meningkatkan

kapasitas masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan kapasitas masyarakat dalam menghadapi

bencana tanah longsor dan menganalisis upaya pengurangan risiko bencana tanah

longsor yang telah dilakukan di Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten

Jepara.

Populasi dalam penelitian adalah penduduk Desa Tempur sebanyak 1233

KK. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling

dengan penentuan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh

sampel berjumlah 92 KK. Variabel dalam penelitian ini kapasitas masyarakat dan

pelaksanaan upaya pengurangan risiko bencana. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah tes, angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas masyarakat dibedakan

berdasarkan kapasitas mitigasi, kapasitas kesiapan, dan kapasitas bertahan hidup.

Kapasitas mitigasi di Desa Tempur cenderung cukup baik dengan rata-rata

persentase 70,21%. Kapasitas terhadap kesiapan cenderung ke sikap sangat setuju

dalam menghadapi bencana tanah longsor dengan rata-rata persentase 54%.

Sedangkan kapasitas bertahan hidup dibedakan berdasarkan strategi adaptasi

ekonomi, sosial, struktural, dan kultural. Pelaksanaan upaya pengurangan risiko

bencana tanah longsor dibedakan berdasarkan penilaian risiko bencana,

pengembangan pengetahuan kebencanaan, kebijakan dan kelembagaan, penetapan

ukuran pengurangan risiko bencana, dan sistem peringatan dini.

Saran untuk penelitian ini adalah peningkatan kapasitas masyarakat dalam

upaya pengurangan risiko bencana memerlukan dukungan dari berbagai pihak

baik dari pemerintah, desa, dan masyarakat. Minimnya pelatihan dan sosialisasi

kebencanaan perlu ditingkatkan kembali frekuensinya. Agar masyarakat lebih siap

dan siaga dalam menghadapi bencana.

Page 10: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

x

ABSTRACT

Annisa, Aulia. 2018. Community Capacity in Efforts on Landslide Disaster Risk

Reduction in Tempur Village, Keling District, Jepara Regency. Essay, Department

of Geography. Faculty of Social Science. Semarang State University. Supervisor:

Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Sc.

Keywords: Community Capacity, Disaster Risk Reduction Efforts, Landslides

Landslides that often occur in Desa Tempur are not only due to physical

condition of the village, but also by inappropriate land use . Therefore, disaster

resilient villages were formed to increase community capacity in efforts to reduce

disaster risk. This study aims to describe the capacity of the community to deal

with landslides and analyze efforts to reduce the risk of landslides that have been

carried out in the Village of Tempur, Keling District, Jepara Regency.

The population in the research is 1233 families from Tempur Village. The

sampling technique used was simple random sampling with the determination of

sample size using the Slovin formula to obtain a sample of 92 families. Variables

in this study are community capacity and implementation of disaster risk

reduction efforts. Data collection technique used are tests, questionnaires,

observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is

descriptive analysis and frequency distribution.

The results of the research indicate that community capacity is

distinguished based on mitigation capacity, preparedness capacity, and survival

capacity. Mitigation capacity in Desa Tempur tends to be quite good with an

average percentage of 70,21%. Capacity to readiness tends to be very agreeable in

the face of landslides with an average percentage of 54%. Whereas the capacity

for survival is distinguished by economic, social, structural, and cultural

adaptation strategies. The implementation of landslides risk reduction efforts is

distinguished based on disaster risk assessment, development of disaster

knowledge, policy and institutions, the determination of disaster risk reduction

measure, and early warning systems.

The suggestions for this research is that increasing community capacity

in disaster risk reduction efforts requires support from various parties, both from

the government, the villages and community. The lack of disaster training and

socialization needs to be increased in frequency. So that people are more prepared

and alert in facing disasters.

Page 11: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vii

SARI ....................................................................................................................... ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 6

2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 6

E. Batasan Istilah .............................................................................................. 7

1. Kapasitas ................................................................................................. 7

2. Pengurangan Risiko Bencana .................................................................. 8

3. Desa Tangguh Bencana ........................................................................... 8

4. Desa Tangguh Bencana Desa Tempur .................................................... 9

Page 12: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10

A. Deskripsi Teoritis ....................................................................................... 10

1. Kapasitas ............................................................................................... 10

2. Pengurangan Risiko Bencana ................................................................ 17

3. Manajemen Bencana ............................................................................. 20

4. Pengetahuan ........................................................................................... 21

5. Desa Tangguh Bencana ......................................................................... 23

6. Desa Tangguh Bencana Desa Tempur .................................................. 24

B. Penelitian yang relevan .............................................................................. 26

C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 32

A. Populasi Penelitian ..................................................................................... 32

B. Sampel dan Teknik Sampling .................................................................... 32

C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37

E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 38

F. Metode dan Analisa Data ........................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 45

A. Gambaran Umum ....................................................................................... 45

1. Lokasi Penelitian ................................................................................... 45

2. Penggunaan lahan .................................................................................. 47

3. Kemiringan Lereng ................................................................................ 50

4. Kondisi Geologi .................................................................................... 50

5. Bentuk Lahan ........................................................................................ 52

6. Jenis Tanah dan Tekstur Tanah ............................................................. 52

Page 13: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xiii

7. Iklim ...................................................................................................... 53

8. Kependudukan ....................................................................................... 53

9. Profil Responden ................................................................................... 56

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 58

1. Kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor ........ 58

2. Upaya Pengurangan Risiko Bencana..................................................... 86

C. Pembahasan ................................................................................................ 95

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 107

A. Simpulan .................................................................................................. 107

B. Saran ......................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109

LAMPIRAN ........................................................................................................ 113

Page 14: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Kapasitas ............................................................................... 11

Tabel 2.2 Perkembangan Konsep Penanggulangan Bencana .............................. 19

Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 26

Tabel 3.1 Populasi Kepala Keluarga Penduduk Desa Tempur ............................ 32

Tabel 3.2 Persebaran Sampel Setiap Dukuh ........................................................ 34

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas ................................................................ 42

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Desa Tempur Tahun

2018 ...................................................................................................... 54

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tempur Tahun

2018 ...................................................................................................... 54

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Sedang Berjalan

di Desa Tempur Tahun 2018 ................................................................ 55

Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan di Desa Tempur .......................................................... 55

Tabel 4.5 Usia Responden Penelitian................................................................... 56

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Responden ........................................................... 56

Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Responden .................................................................. 57

Tabel 4.8 Tingkat Pendapatan Responden Perbulan ............................................ 58

Tabel 4.9 Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi pada Tahapan Mengingat

di Desa Tempur .................................................................................. 59

Tabel 4.10 Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi pada Tahapan Memahami

di Desa Tempur .................................................................................. 61

Tabel 4.11 Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi pada Tahapan

Menerapkan di Desa Tempur ............................................................. 63

Tabel 4.12 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi pada Tiap Dukuh

di Desa Tempur Tahun 2018 .............................................................. 65

Tabel 4.13 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi di Desa Tempur

Tahun 2018 ......................................................................................... 66

Tabel 4.14 Sikap Masyarakat tentang Pentingnya Kebijakan Pengurangan

Risiko Bencana ................................................................................... 68

Page 15: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xv

Tabel 4.15 Sikap Masyarakat tentang Penyebarluasan Informasi Desa Tangguh

Bencana .............................................................................................. 69

Tabel 4.16 Sikap terhadap Kebijakan Transparansi Alokasi Dana Desa untuk

Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana ............................................. 70

Tabel 4.17 Sikap terhadap Diperlukannya Buku Panduan Mitigasi Bencana bagi

Masyarakat ......................................................................................... 71

Tabel 4.18 Kesediaan Bergabung dengan Anggota Relawan Desa Tangguh

Bencana .............................................................................................. 72

Tabel 4.19 Kesediaan mengikuti Kegiatan Kebencanaan yang Diselenggarakan

oleh Kelompok Kerja Desa Tangguh Bencana .................................. 73

Tabel 4.20 Kesediaan dalam Pemasangan Jalur Evakuasi .................................... 74

Tabel 4.21 Pembentukan Pos Siaga Bencana tanpa Menunggu Pemerintah ........ 75

Tabel 4.22 Sikap Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor di

Tiap Dukuh ......................................................................................... 76

Tabel 4.23 Strategi Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah

Longsor di Desa Tempur .................................................................... 79

Tabel 4.24 Skala Dampak Bencana dan Kriteria Bencana di Desa Tempur ......... 87

Page 16: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 31

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Tempur Kecamatan Keling ........................ 46

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Desa Tempur Kecamatan Keling .............. 48

Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Desa Tempur ............................................. 49

Gambar 4.4 Peta Kemiringan Lereng Desa Tempur ............................................ 51

Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi Tahapan

Mengingat di Desa Tempur Tahun 2018 ......................................... 60

Gambar 4.6 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi Tahapan

Memahami di Desa Tempur Tahun 2018 ........................................ 62

Gambar 4.7 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi Tahapan

Menerapkan di Desa Tempur Tahun 2018 ...................................... 64

Gambar 4.8 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi pada Tiap

Dukuh di Desa Tempur Tahun 2018................................................ 66

Gambar 4.9 Sikap Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor di

Tiap Dukuh Desa Tempur ................................................................ 77

Gambar 4.10 Sikap Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor di

Desa Tempur .................................................................................... 78

Gambar 4.11 Kondisi Rumah Di Dukuh Kemiren ................................................ 85

Gambar 4.12 Ritual Sedekah Bumi ....................................................................... 86

Gambar 4.13 Pelatihan Kebencanaan di Desa Tempur Tahun 2016 .................... 89

Gambar 4.14 Pelatihan Kebencanaan bagi Relawan Anggota Desa Tangguh

Bencana ............................................................................................ 90

Gambar 4.15 Peringatan Kawasan Longsor di Dukuh Pekoso ............................. 92

Gambar 4.16 Jalur Evakuasi di Dukuh Glagah ..................................................... 93

Gambar 4.17 Titik Kumpul di Dukuh Glagah (PKD) ........................................... 93

Gambar 4.18 Terasering di Desa Tempur ............................................................. 94

Page 17: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Kapasitas Terhadap Mitigasi ......................................... 114

Lampiran 2. Kisi-Kisi Kapasitas Terhadap Kesiapan ........................................ 115

Lampiran 3. Kisi-Kisi Observasi ....................................................................... 116

Lampiran 4. Instrumen Penelitian ...................................................................... 117

Lampiran 5. Rubrik Kapasitas Terhadap Kesiapan............................................ 127

Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 130

Lampiran 7. Identitas Responden ....................................................................... 131

Lampiran 8. Tabulasi Kapasitas Terhadap Mitigasi .......................................... 133

Lampiran 9. Tabulasi Kapasitas Terhadap Kesiapan ......................................... 136

Lampiran 10. Kapasitas Terhadap Bertahan Hidup ............................................ 138

Lampiran 11. Hasil Wawancara Kapasitas Terhadap Bertahan Hidup ............... 147

Lampiran 12. Hasil Observasi ............................................................................. 152

Lampiran 13. Hasil Wawancara dengan Ketua Desa Tangguh Bencana ............ 153

Lampiran 14. Rekapitulasi Indikator Capaian dan Indeks Ketangguhan Desa

Tempur.......................................................................................... 157

Lampiran 15. Daftar Kelompok Kerja Desa Tangguh Bencana Tempur............ 158

Lampiran 16. Daftar Relawan Desa Tangguh Bencana Tempur ........................ 159

Lampiran 17. Rencana Kontijensi Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten

Jepara ............................................................................................ 160

Lampiran 18 Pokja Destana Tempur.................................................................. 164

Lampiran 19. Surat Pernyataan Penelitian .......................................................... 168

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian ................................................................ 169

Page 18: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih
Page 19: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana alam telah menjadi isu nasional dalam beberapa tahun ini.

Berdasarkan Data Informasi Bencana (DIBI) Badan Nasional

Penanggulangan Bencana menunjukkan peningkatan jumlah kejadian

bencana pada tahun 2016 mencapai 35% dari tahun sebelumnya. Persentase

tersebut merupakan peningkatan tertinggi selama dua dekade terakhir. Selain

itu persentase jumlah kejadian bencana dan korban jiwa per-jenis kejadian

bencanapun meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan Indonesia

memiliki kondisi geologis, geografis, hidrologis, demografis, dan sosiologis

yang menjadikannya rawan bencana. Baik bencana alam, non alam, maupun

bencana sosial (Ervin, 2017:87).

Kejadian bencana yang terjadi di Indonesia menimbulkan banyak

kerugian berupa kematian, luka, sakit, jiwa yang terancam, hilangnya rasa

aman, jumlah orang mengungsi, kerusakan maupun kehilangan harta, serta

gangguan kegiatan masyarakat secara sosial dan ekonomi. Dampak kerugian

tersebutlah yang disebut risiko bencana. Komponen–komponen yang terdapat

di dalam risiko bencana adalah ancaman (hazard), kerentanan (vulnerability),

dan kapasitas (capacity) (Nugraha, 2001:17). Bencana terjadi apabila

perbandingan kemampuan komunitas lebih rendah dibandingkan dengan

ancaman yang ditimbulkan. Suatu ancaman dapat menjadi bencana apabila

komunitasnya rentan, atau memiliki kapasitas yang lebih rendah bila

Page 20: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

2

dibandingkan bahaya yang dihadapi, atau bahkan menjadi salah satu sumber

ancaman tersebut (Paripurno, 2008).

Menurut Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) nomor 4 tahun 2008 dinyatakan bahwa masyarakat sebagai pelaku

awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana harus mampu dalam

batasan tertentu menangani bencana, sehingga diharapkan bencana tidak

berkembang ke skala yang lebih besar. Masyarakat perlu mempunyai

pemahaman mengenai upaya menghadapi bencana yang dapat mengancam

keselamatan. Pemahaman dan kemampuan masyarakat inilah yang disebut

sebagai komponen kapasitas masyarakat.

Bencana dalam kenyataan keseharian menyebabkan berubahnya pola–

pola kehidupan dari kondisi normal, merugikan harta benda dan jiwa

manusia, merusak struktur sosial komunitas, serta memunculkan lonjakan

kebutuhan pribadi atau komunitas. Oleh karena itu bencana cenderung terjadi

pada komunitas yang rentan, dan akan membuat komunitas semakin rentan

(Suharini, 2013:3).

Pengurangan risiko bencana (Disaster Risk Reduction) merupakan

bentuk pengembangan kerangka kerja baru yang digunakan untuk

mengurangi risiko atau kerugian yang ditimbulkan dari bencana dengan

menitikberatkan pada upaya pemberdayaan individu maupun masyarakat

dalam menghadapi bencana. Pengurangan risiko bencana adalah pendekatan

proaktif yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas individu maupun

masyarakat dalam mitigasi dalam meminimalisir dampak kejadian bencana

Page 21: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

3

sehingga masyarakat memiliki kemampuan atau kapasitas untuk bertahan dan

bangkit dari bencana dalam upaya penghidupan berkelanjutan (sustainibility

livelihood). DRR merupakan pendekatan yang komprehensif untuk

mengurangi risiko bencana yang diharapkan nantinya dapat menurunkan

kerugian yang ditimbulkan dari bencana (Hendarsah, 2012:236).

Potensi risiko bencana di Indonesia tergambar melalui Indeks Risiko

Bencana (IRB). Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang mempunyai

indeks resiko bencana yang tinggi dengan berbagai karakteristik. Jenis

bencana yang sering terjadi di Jawa Tengah adalah gempa, banjir, dan tanah

longsor (Suharini, 2013:1).

Data Indeks Risiko Bencana tahun 2013 menunjukkan bahwa

Kabupaten Jepara menempati peringkat ke-209 tingkat nasional, dan tingkat

Jawa Tengah peringkat ke-15 dengan skor 163 yang tergolong ke kelas risiko

tinggi. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Jepara ancaman bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten

Jepara dari tahun 2011-2018 adalah ancaman banjir, tanah longsor, dan angin

puting beliung.

Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara merupakan salah

satu desa yang diprioritaskan dalam penanggulangan bencana di Kabupaten

Jepara, Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan Desa Tempur merupakan desa yang

sering mengalami kejadian bencana selama 20 tahun terakhir. Intensitas

kejadian bencana yang terjadi tidak terlepas dari letak desanya yang berada di

ujung tenggara Kabupaten Jepara, dengan topografi yang berbukit dan

Page 22: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

4

pegunungan dari sisa kawah gunung Muria (Rencana Penanggulangan

Bencana Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Tahun 2016).

Bencana yang pernah terjadi di Desa Tempur adalah bencana tanah longsor,

banjir bandang, kebakaran hutan, dan kekeringan. Berdasarkan data

rekapitulasi kejadian bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dari tahun 2006-2017, intensitas bencana yang meningkat adalah

bencana tanah longsor yaitu sebanyak 12 kejadian bencana yang terjadi.

Bencana tanah longsor yang terjadi mengakibatkan 29 ha sawah rusak, 59

rumah rusak, 1 sekolah rusak, jalan tertimbun, arus listrik terputus, dan 195

KK (554 jiwa) mengungsi.

Dampak yang ditimbulkan dari bencana tanah longsor yang terjadi di

Desa Tempur tidak terlepas dari peranan manusia dalam interaksinya dengan

lingkungan. Penggunaaan lahan yang ada di Desa Tempur banyak ditanami

tumbuhan sengon, sehingga akarnya tidak terlalu kuat untuk mengikat tanah

(Rahma, 2018:31). Akibatnya terjadi longsor di wilayah tersebut.

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa masyarakat belum mempunyai

kapasitas atau kemampuan yang mendukung dalam menghadapi bencana

tanah longsor dibuktikan dengan penggunaan lahan yang tidak sesuai. Atas

dasar intensitas bencana yang meningkat di Desa Tempur dan kapasitas

masyarakatnya yang belum mendukung menggerakkan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengeluarkan surat kepada Badan

Penanggulangan Bencana Daerah yang berisi penujukkan Desa Tempur

sebagai salah satu Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Jepara pada tahun

Page 23: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

5

2016 sesuai dengan SK No.69/BNPB/PK.02.01/03/2016 perihal lokasi

kegiatan penguatan kelembagaan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten

Jepara Tahun 2016. Berdasarkan penunjukan tersebut, masyarakat diharapkan

dapat terlibat aktif dalam kegiatan kebencanaan. Karena masyarakat sebagai

korban sekaligus pelaku dalam penanggulangan bencana sehingga diharapkan

penetapan desa tangguh bencana mampu meminimalisir dampak yang

ditimbulkan dari bencana.

Penetapan desa tangguh bencana merupakan bentuk pengembangan

kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Pengembangan kapasitas

untuk pengurangan risiko bencana telah diidentifikasi sebagai salah satu cara

utama mengurangi kerugian bencana (Hagelsteen, 2016:43). Desa Tempur

termasuk dalam kriteia desa tangguh bencana tingkat madya dengan skor 50,

sehingga upaya–upaya untuk meningkatkan kapasitas belum teruji.

Berdasarkan hal tersebutlah yang mendasari peneliti untuk melakukan

pengkajian kapasitas masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti perlu membatasi

permasalahan yang akan dikaji. Adapun rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tanah

longsor di Desa Tempur ?

2. Bagaimana upaya pengurangan risiko bencana yang telah dilakukan di

Desa Tempur ?

Page 24: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ditentukan, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tanah

longsor di Desa Tempur

2. Menganalisis upaya pengurangan risiko bencana yang telah dilakukan di

Desa Tempur

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis dan

teoritis bagi masyarakat dan pihak terkait maupun berkepentingan. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang kebencanaan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi

masyarakat dan pihak–pihak berkompeten yang terkait.

Page 25: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

7

E. Batasan Istilah

Sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai

permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dirasa perlu adanya

batasan istilah yang berkaitan dengan judul yang telah ditetapkan.

1. Kapasitas

Kapasitas mengacu pada semua kekuatan, atribut, dan sumber daya

yang tersedia dalam komunitas, organisasi, atau masyarakat untuk

mengelola, dan mengurangi risiko bencana dan memperkuat ketahanan

(Terminologi UNISDR, 2017). Konsep kapasitas dalam penelitian ini

yang diteliti adalah pengetahuan, sikap, dan adaptasi yang dimiliki oleh

seseorang atau kelompok yang memungkinkan mereka untuk

mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, menanggulangi

dampak buruk, atau memulihkan diri dari bencana.

Kapasitas masyarakat dibedakan berdasarkan kapasitas mitigasi,

kapasitas kesiapan, kapasitas bertahan hidup. Kapasitas mitigasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan mitigasi. Kapasitas

kesiapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat

dalam menghadapi bencana tanah longsor. Kapasitas bertahan hidup

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adaptasi masyarakat dalam

menghadapi bencana tanah longsor berdasarkan strategi coping yang

terdiri dari aspek ekonomi, sosial, struktural, dan kultural.

Page 26: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

8

2. Pengurangan Risiko Bencana

Pengurangan risiko bencana merupakan desain baru dalam

pengembangan kerangka kerja untuk mengurangi risiko dengan

menitikberatkan pada upaya pemberdayaan individu dan masyarakat

dalam menghadapi bencana. Parameter yang digunakan dalam penelitian

ini adalah yang tercantum di UNISDR 2004 dalam (Lassa, 2014: 6)

sebagai berikut:

a. Penilaian risiko, termasuk di dalamnya analisis ancaman serta

analisis kapasitas dan kerentanan

b. Pengembangan pengetahuan termasuk pendidikan, pelatihan,

penelitian, dan informasi

c. Komitmen kebijakan dan kerangka kelembagaan termasuk

organisasi, kebijakan, legislasi, dan aksi komunitas

d. Penerapan ukuran–ukuran PRB seperti pengelolaan lingkungan, tata

guna lahan, perencanaan perkotaan, proteksi fasilitas–fasilitas

penting (critical facilities), penerapan ilmu dan teknologi, kemitraan

dan jejaring, intrumen keuangan; dan

e. Sistem peringatan dini termasuk di dalamnya prakiraan dan sebaran

peringatan.

3. Desa Tangguh Bencana

Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan

mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana,

serta memulihkan diri dengan segera dari dampak–dampak yang

Page 27: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

9

merugikan (Peraturan Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana

Nomor 1 Tahun 2012).

4. Desa Tangguh Bencana Desa Tempur

Penelitian dilakukan di Desa Tempur yang merupakan salah satu

desa tangguh bencana di Kabupaten Jepara. Penunjukan sebagai desa

tangguh bencana dikuatkan dengan pengeluaran SK

No.69/BNPB/PK.02.01/03/2016 perihal lokasi kegiatan penguatan

kelembagaan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Jepara Tahun 2016.

Page 28: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Kapasitas

Kapasitas mengacu pada semua kekuatan, atribut, dan sumber daya

yang tersedia dalam komunitas, organisasi, atau masyarakat untuk

mengelola dan mengurangi risiko bencana dan memperkuat ketahanan

(Terminlogi UNISDR, 2017). Konsep kapasitas dalam penelitian ini yang

diteliti adalah pengetahuan, sikap, dan adaptasi yang dimiliki oleh

seseorang atau kelompok yang memungkinkan mereka untuk

mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, menanggulangi

dampak buruk, atau memulihkan diri dari bencana.

Menurut Anderson dan Woodrow (1989) mengkategorikan kapasitas

menjadi 3 macam yaitu: sosial, fisik dan motivasi (IIRR & Cordaid, 2007).

Departemen Pembangunan Internasional (DFID) mengemukakan bahwa

kapasitas termasuk dalam kerangka kerja sumber mata pencaharian yang

berkesinambungan sebagai modal, fisik, sosial, sumber daya alam,

keruangan, dan sumber daya manusia. Kapasitas dalam konsep

pengurangan risiko bencana dianalisis sebagai hubungan kekuatan dari

macam sumber daya tersebut oleh beragam kelompok berisiko dan

keseluruhan sistem maupun struktur masyarakat yang dapat meningkatkan

atau menurunkan kapasitas dalam menghadapi ancaman.

Page 29: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

11

Dari uraian–uraian mengenai kapasitas masyarakat maka untuk

mengukur kapasitas masyarakat dalam upaya mengurangi risiko bencana

pada penelitian ini menggunakan indikator kapasitas terhadap mitigasi,

kapasitas terhadap kesiapan, dan kapasitas terhadap bertahan hidup atau

adaptasi masyarakat dalam menghadapi bencana. Berdasarkan pengalaman

dalam menerapkan pengurangan risiko bencana oleh masyarakat IIRR &

Cordaid (2007) mengelompokkan kapasitas sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kategori Kapasitas

Komponen Kapasitas Keterangan (Merujuk pa da)

Kapasitas dalam hubungannya dengan ancaman

Mitigasi (kegiatan yang

berhubungan dengan

ancaman)

Mitigasi mencakup usaha–usaha

mengurangi dampak akibat ancaman

dan karenanya juga mengurangi tingkat

bencana. Usaha–usaha mitigasi bisa

terdiri dari usaha fisik seperti penataan

rumah yang berbasis pengurangan risiko

bencana, dan usaha–usaha non fisik

antara lain pelatihan, membentuk

organisasi relawan, kesadaran

masyarakat, program keamanan

perlindungan masalah–masalah

lingkungan.

Pencegahan Pencegahan mencakup kegiatan yang

dilakukan untuk mencegah kejadian

yang bisa menyebabkan bahaya pada

masyarakat dan berbagai fasilitas.

Kapasitas dalam hubungannya dengan kerentanan

Tingkat bertahan hidup

(kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan

kerentanan individu)

Berusaha bertahan hidup dalam keadaan

yang sulit.

Kesiapan (kegiatan yang

berhubungan dengan

kerentanan masyarakat)

Kelompok/organisasi masyarakat yang

berfungsi sebagai sistem yang disapkan

untuk segala ancaman yang akan terjadi.

Sumber : IIRR & Cordaid, 2007 dalam Prihananto (2013:10)

Berdasarkan pedoman tabel tersebut, peneliti menguraikan

pengelompokan kapasitas sebagai berikut.

Page 30: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

12

a. Kapasitas terhadap mitigasi

Mitigasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi

pengaruh ataupun dampak dari suatu bahaya sebelum bahaya itu terjadi.

Istilah mitigasi mempunyai cakupan yang luas dimulai dari

perlindungan secara fisik seperti konstruksi bangunan yang lebih kuat

sampai tersusun secara sistematis (Coburn, 1994).

Mitigasi adalah upaya maupun tindakan yang direncanakan dan

dilakukan untuk meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan dari

bencana. Mitigasi bukanlah langkah akhir untuk menghadapi bencana,

akan tetapi sebagai langkah awal untuk mengurangi risiko atau kerugian

yang ditimbulkan dari bencana, baik itu berupa korban jiwa dan atau

kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan

kegiatan manusia.

Langkah awal dan penting dalam pelaksanaan mitigasi adalah

pemahaman penuh akan sifat-sifat bahaya yang akan dihadapi. Setiap

negara dan setiap daerah tipe-tipe bahaya yang dihadapi berbeda-beda.

Beberapa negara rentan angin topan, yang lain rentan bencana banjir,

dan yang lain dikenal sebagai daerah gempa bumi. Pengaruh bahaya

yang muncul dan kerusakan yang ditimbulkan bergantung pada kondisi

di suatu darerah yang meliputi masyarakatnya, bangunan-bangunannya,

sumber daya yang dimiliki, dan infrastruktur. Pemahaman mengenai

sifat-sifat bahaya yang dihadapi mencakup pemahaman tentang:

Page 31: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

13

1) Kemungkinan jenis bahaya yang terjadi dan besarnya bahaya

yang akan muncul

2) Penyebab-penyebab terjadinya bencana

3) Aktivitas-aktivitas yang rentan menimbulkan bahaya

4) Dampak yang ditimbulkan dari bahaya (Coburn, 1994)

Upaya-upaya mitigasi bencana dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu

mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural

berupa pembangunan infrastruktur fisik untuk meminimalisir dampak

yang ditimbulkan. Sedangkan mitigasi non struktural dapat berupa

sosialisasi, pelatihan, dan pembentukan relawan desa.

b. Kapasitas terhadap kesiapan

Kapasitas terhadap kesiapan dalam penelitian ini berhubungan

dengan kemampuan masyarakat atau kelompok dalam menghadapi

ancaman bencana yang terjadi. Kemampuan masyarakat dalam konteks

pengurangan risiko bencana diharapkan dapat dilakukan secara

berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan yang

dijadikan sebagai landasan dalam pembentukan kelompok masyarakat

yang diberdayakan dalam menghadapi ancaman bencana. Kebijakan

tersebut berupa ditetapkannya Desa Tempur sebagai Desa Tangguh

Bencana. Peneliti menilai sikap masyarakat terhadap kebijakan yang

telah ditetapkan dan peran masyarakat dalam penyelengggaran desa

tangguh bencana.

Page 32: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

14

Peran masyarakat dalam tercapainya tujuan pengurangan risiko

bencana sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Kepala Badan

Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012 juga patut

diperhitungkan. Hal tersebut dikarenakan peran masyarakat merupakan

salah satu tujuan yang tertuang dalam kebijakan pengurangan risiko

bencana. Sehingga sikap masyarakat dalam mewujudkan upaya

pengurangan risiko bencana dijadikan pengukuran dalam menilai

kapasitas terhadap kesiapan.

c. Kapasitas terhadap bertahan hidup

Kapasitas terhadap bertahan hidup dalam penelitian ini didasarkan

pada kemampuan masyarakat dalam beradaptasi menghadapi bencana.

Menurut Howard dalam Wetebossy (2001) adaptasi merupakan suatu

proses yang terjadi pada individu ataupun populasi terhadap kondisi

lingkungan yang mengakibatkan individu atau populasi tersebut dapat

bertahan (survive) atau tersingkir.

Pengertian tersebut mengandung arti bahwa adaptasi merupakan

penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup baik secara

individu maupun kelompok. Dimana individu maupun kelompok yang

dapat beradaptasi akan bertahan. Sebaliknya individu maupun

kelompok yang tidak dapat beradaptasi akan tersingkir.

Smith dalam Wetebossy (2001) mengemukakan bahwa konsep

strategi mengarah pada rencana tindakan pada jangka waktu tetentu

yang dilakukan oleh kelompok tertentu atau keseluruhan manusia

Page 33: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

15

sebagai upaya untuk mengerahkan kemampuan yang dimiliki. Strategi

adaptasi memiliki tingkatan pelaku pada suatu kondisi sosial. Individu

atau masyarakat yang dihadapkan pada lingkungan atau kondisi baru

harus mampu menyusun strategi agar dapat merespon kondisi yang baru

dialami.

Menurut Twigg (2004), startegi coping didefinisikan sebagai

implementasi atau penerapan pengetahuan asli masyarakat dalam

menghadapi bahaya dan ancaman berdasarkan pengalaman yang telah

dimiliki dan didapat secara turun menurun. Menurut Heryanti (2012),

strategi coping didefinisikan sebagai kebiasaan atau perilaku

masyarakat dalam upaya mengurangi risiko terjadinya bencana dan

mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana.

Strategi coping masyarakat lokal dalam menghadapi bencana

dibedakan menjadi strategi coping ekonomi, sosial, struktural dan

kultural Twigg (2004). Berikut ini adalah penjelasan macam dari

strategi coping.

1) Strategi coping ekonomi

Strategi coping ekonomi masyarakat adalah pengerahan sumber

daya ekonomi yang dimiliki masyarakat, baik secara individu

maupun kelompok, yang lebih difokuskan dalam mendapatkan

sumber penghasilan lain diluar pekerjaan utamanya untuk

mendapatkan tambahan penghasilan.

Page 34: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

16

Tujuan dari strategi coping adalah diversifikasi ekonomi.

Maksud dari diversifikasi ekonomi adalah memiliki lebih dari satu

sumber penghasilan, ketika beberapa kegiatan ekonomi sebagai

penunjang utama kelangsungan hidup tidak memungkinkan untuk

dilakukan saat terjadi bencana.

2) Strategi coping sosial

Strategi coping sosial difokuskan pada kegiatan sosial, misalnya

gotong royong dan kegiatan lain yang bersifat berkelompok, seperti

mengadakan pertemuan warga untuk membahas kegiatan yang akan

dilakukan dalam mengantisipasi bencana longsor. Hubungan

interpersonal keluarga juga mempunyai peran yang penting untuk

mengatasi situasi fisik maupun mental dalam keluarga

(Samaraweera, 2018:679).

3) Strategi coping struktural

Strategi coping struktural difokuskan dalam pembangunan yang

bersifat fisik dan aplikasi teknologi yang bertujuan untuk

mengurangi kerugian akibat bencana dan menimalisir risiko

terjadinya bencana.

4) Strategi coping kultural

Strategi kultural merupakan penerapan kearifan lokal

masyarakat yang telah diwariskan secara turun-menurun dari

generasi ke generasi, yang merupakan salah satu cara agar terhindar

dari bencana longsor.

Page 35: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

17

2. Pengurangan Risiko Bencana

Perkembangan pengurangan risiko bencana dimulai dari

pembentukan dekade internasional pengurangan bencana (International

Decade for Natural Risk/IDNDR) yang kemudian dilanjutkan oleh strategi

internasional pengurangan bencana (International Strategy or Disaster

Reduction/ISDR), muncul istilah pengurangan risiko bencana (PRB) yang

lebih memberikan pesan menguatkan penanggulangan bencana pada aspek

antisipatif, preventif, dan mitigatif. Komponen–komponen utama atau

parameter PRB berdasarkan UNISDR (2004) dalam (Lassa, 2014:6)

sebagai berikut :

a. Penilaian risiko, termasuk di dalamnya analisis ancaman serta analisis

kapasitas dan kerentanan;

b. Pengembangan pengetahuan termasuk pendidikan, pelatihan, penelitian,

dan informasi;

c. Komitmen kebijakan dan kerangka kelembagaan termasuk organisasi,

kebijakan, legislasi, dan aksi komunitas;

d. Penerapan ukuran–ukuran PRB seperti pengelolaan lingkungan, tata

guna lahan, perencanaan perkotaan, proteksi fasilitas–fasilitas penting

(critical facilities), penerapan ilmu dan teknologi, kemitraan dan

jejaring, intrumen keuangan; dan

e. Sistem peringatan dini termasuk di dalamnya prakiraan dan sebaran

peringatan.

Page 36: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

18

Pengurangan risiko bencana (PRB) harus disosialisasikan kepada

masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia adalah daerah rawan

bencana. Didukung oleh kondisi di Indonesia yang memiliki kerentanan

bencana, diantaranya adalah 1) masih rendahnya kinerja penanganan

bencana; 2) masih rendahnya perhatian perlunya pengurangan risiko

bencana; dan 3) masih lemahnya peran sekolah dalam pendidikan mitigasi

bencana (Dwiningrum, 2010:35).

Pengurangan Risiko Bencana bertujuan untuk mengurangi

kerentanan–kerentanan sosial, ekonomi, fisik maupun bahaya lingkungan

yang dapat menimbulkan kerentanan. Paradigma penanggulangan bencana

ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemerintah

untuk menekan risiko yang ditimbulkan dari bencana. Jadi, perubahan

paradigma ini mengandung tiga hal penting yaitu sebagai berikut :

1) Penanggulangan bencana tidak lagi berfokus pada aspek tangga darurat

tetapi pada keseluruhan manajemen risiko.

2) Perlindungan masyarakat mengenai ancaman bencana merupakan hak

asasi rakyat bukan semata–mata menjadi tanggung jawab pemerintah.

3) Penanggulangan bencana bukan hanya urusan pemerintah saja, tetapi

masyarakat, lembaga yang terbentuk, dan pemerintah sebagai

penanggungjawabnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, konsep penanggulangan bencana

mengalami perkembangan. Konsep tersebut disajikan sebagai berikut:

Page 37: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

19

Tabel 2.2 Perkembangan Konsep Penanggulangan Bencana

Paradigma Pemahaman Tujuan

Paradigma

Bantuan

(relief) dan

kedaruratan

(emergency)

(Tahun

1960an)

Penanggulangan

bencana yang

difokuskan pada

penyelamatan korban

berupa pemberian

bantuan (relief) yaitu

pangan, tempat

penampungan, dan

kesehatan.

Menekankan tingkat

kerugian, kerusakan, dan

mempercepat pemulihan

(recovery).

Paradigma

Mitigasi

(Tahun

1980an)

Penanggulangan

bencana yang

menitikberatkan pada

pengenalan bahaya pada

individu atau

masyarakat melalui

persiapan mitigasi baik

yang bersifat mitigasi

fisik/struktural maupun

mitigasi non fisik.

Tujuannya diarahkan pada

identifikasi daerah–daerah

rawan bencana, mengenali

pola-pola yang dapat

menimbulkan kerawanan,

dan melakukan kegiatan-

kegiatan mitigasi, baik

fisik/struktural maupun non-

struktural seperti

penyuluhan, penataan ruang,

building code, dsb.

Paradigma

Pembangunan

(Tahun

1990an)

Paradigma yang

memfokuskan pada

faktor-faktor penyebab

dasar dan proses yang

menimbulkan terjadinya

kerentanan pada

masyarakat terhadap

bencana.

Upaya–upaya yang dilakukan

bersifat mengintegrasikan

upaya penanggulangan

bencana dengan program

pembangunan. Misalnya

melalui perkuatan ekonomi,

penerapan teknologi,

pengentasan kemiskinan,

dsb.

Paradigma

Pengurangan

Risiko

(Tahun

2000an)

Pendekatan ini

merupakan perpaduan

dari sudut pandang

teknis dan ilmiah

dengan perhatian

kepada faktor-faktor

sosial, ekonomi dan

politik dalam

perencanaan

pengurangan bencana.

Penanggulangan bencana

bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola

dan menekan risiko

terjadinya bencana. Hal

terpenting dalam pendekatan

ini adalah memandang

masyarakat sebagai subyek

bukan obyek dari

penanggulangan bencana

dalam proses pembangunan.

Sumber : Mutu’ali (2014) dan Setyowati (2017)

Page 38: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

20

Meminimalisir risiko pada hakikatnya dalah mengurangi

kerentanan, mengurangi ancaman dan meningkatkan kapasitas. Hubungan

antara kerentanan dan ancaman berbanding lurus dengan risiko. Artinya

semakin tinggi kerentanan dan ancaman maka semakin tinggi pula risiko

yang ditimbulkan, sedangkan semakin tinggi kapasitas maka semakin

rendah risiko yang ditimbulkan.

Salah satu komponen yang penting dalam penanggulangan bencana

adalah penyelenggaraan pengurangan risiko berbasis komunitas yang

memberdayakan masyarakat sebagai pelaku utama dalam kegiatan

tersebut. Berdasarkan peraturan Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB) No.1 Tahun 2012 mengenai pedoman umum

desa/kelurahan tangguh bencana dibentuk relawan penanggulangan

bencana sebagai instrumen regulasi dan kebijakan untuk mengakomodasi

pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Sehingga dikatakan

masyarakat merupakan komponen utama dan penting dalam

penyelenggaraan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas.

3. Manajemen Bencana

Manajemen bencana didefinisikan sebagai istilah kolektif yang

meliputi semua perencanaan untuk merespon bencana, termasuk kegiatan

yang direncanakan sebelum maupun setelah bencana (Shaluf, 2008).

Perencanaan tersebut dilakukan secara terstruktur dan dilakukan dengan

koordinasi oleh pihak-pihak terkait agar dapat menghadapi keadaan

darurat saat terjadi bencana.

Page 39: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

21

Tahapan manajemen bencana dalam siklusnya, terdapat empat

aktivitas yang penting untuk dilakukan. Empat siklus tersebut adalah

mitigasi, kesiapsiagaan, respons dan pemulihan (Kusumasari, 2014:21).

4. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari kegiatan penginderaan yang

dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek. Penginderaan terhadap

suatu objek melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasa, dan peraba. Proses penginderaan menghasilkan

pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap

obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetahuan merupakan komponen yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian,

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih berkelanjutan

dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan.

Menurut Anderson (2014) pengetahuan dibedakan menjadi 6 proses yaitu

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Mengingat merupakan proses kognitif yang digunakan untuk

meretensi, sedangkan proses–proses yang lainnya digunakan untuk

mentransfer.

a. Mengingat

Mengingat merupakan proses mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses mengingat pemting

Page 40: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

22

digunakan untuk membandingkan informasi yang diterima dengan

pengetahuan yang dimiliki. Kata kerja yang dapat digunakan dalam

proses mengingat adalah mengenali, menyebutkan, dan sebagainya.

b. Memahami

Menurut Wawan dan Dewi (2011) memahami merupakan

kemampuan dalam mempresentasikan suatu objek dengan baik dan

benar. Berdasarkan pengertian tersebut, memahami tidak hanya sekedar

menyebutkan suatu objek akan tetapi dapat menjelaskan dengan gaya

bahasa sendiri. Proses–proses kognitif dalam kategori memahami

meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,

meyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan adalah kemampuan dalam menerapkan

pengetahuan yang dimiliki pada suatu kondisi atau situasi yang

sebenarnya. Kata kerja yang digunakan dalam proses mengingat adalah

menerapkan, mengeksekusi, mengimplementasikan, dan lain–lain.

d. Menganalisis

Menganalisis merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu

materi dan dapat menghubungkan materi tersebut dengan materi terkait.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan

kriteria dan standar.

Page 41: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

23

f. Mencipta

Mencipta merupakan proses menyusun elemen elemen mejadi

sebuah produk baru yang koheren dan fungsional.

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian adalah pengetahuan

masyarakat terhadap mitigasi dari proses, mengingat, dan

mengaplikasikan. Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang mitigasi

bencana tanah longsor peneliti menggunakan referensi dari penelitian

(Juhadi, 2016:220) yang membedakan tingkat pengetahuan berdasarkan 4

kategori, yaitu kategori baik, cukup, kurang baik dan tidak baik.

5. Desa Tangguh Bencana

Desa Tangguh Bencana adalah Desa yang memiliki kemampuan

mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana,

serta memulihkan diri dengan segera dari dampak–dampak bencana yang

merugikan (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Nomor 1 Tahun 2012).

Tujuan Pengembangan Desa Tangguh Bencana meliputi :

a. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari

dampak–dampak merugikan bencana.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan

dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko

bencana.

Page 42: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

24

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam rangka

pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi

pengurangan risiko bencana.

d. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan

sumberdaya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana.

e. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam

PRB, pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM,

organisasi masyarakat dan kelompok–kelompok lainnya yang peduli.

6. Desa Tangguh Bencana Desa Tempur

Desa Tempur merupakan salah satu desa dari tiga desa di

Kabupaten Jepara yang ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. Dua

desa lainnya yang dijadikan sebgaai desa tangguh bencana adalah Desa

Bungu dan Desa Batukali. Penetapan Desa Tangguh bencana didasarkan

oleh Surat Keputusan No.69/BNPB/PK.02.01/03/2016 perihal lokasi

kegiatan penguatan kelembagaan desa tangguh bencana tahun 2016.

Kriteria desa tangguh bencana ada tiga, yaitu desa tangguh pratama, desa

tangguh madya, dan desa tangguh utama. Kriteria Desa Tempur

Kecamatan Keling Kabupaten Jepara berada pada tingkat madya. Hal ini

didasarkan pada rekapitulasi dan perhitungan indeks ketangguhan desa

berdasarkan perka BNPB No.1 Tahun 2012.

Kategori Desa Tangguh berdasarkan Perka BNPB Tahun 2012

dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut; desa tangguh utama (51-

60), desa tangguh madya (36-50), desa tangguh pratama (20-35), desa

Page 43: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

25

belum tangguh (>20). Berdasarkan kriteria tersebut, maka desa tempur

masuk ke dalam kriteria desa tangguh madya.

Adapun pada tingkat madya dicirikan sebagai berikut :

a. Adanya kebijakan PRB yang tengah dikembangkan di tingkat desa atau

kelurahan.

b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah tersusun tetapi belum

terpadu ke dalam instrumen perencanaan desa.

c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil–wakil dari masyarakat,

termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, tetapi belum

berfungsi penuh dan aktif.

d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang terlibat dalam kegiatan

peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan bagi

para anggotanya dan masyarakat pada umumnya, tetapi belum rutin dan

tidak terlalu aktif.

e. Adanya upaya–upaya untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen

risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan–kegiatan

ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan, tetapi

belum terlalu teruji.

f. Adanya upaya–upaya untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan

serta tanggap bencana yang belum teruji dan sistematis.

Page 44: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

26

B. Penelitian yang relevan

Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang berkaitan

dengan variabel–variabel penelitian. Penelitian tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.3 Penelitian Yang Relevan

No Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Heru

Setiawan

Analisis tingkat

kapasitas dan

strategi coping

masyarakat lokal

dalam

menghadapi

bencana longsor

studi kasus di

tawangmangu,

karanganyar,

jawa tengah

Variabel (X1)

adalah kapasitas

masyarakat.

Variabel (X2)

adalah strategi

coping.

Variabel (Y)

adalah

kemampuan

dalam

menghadapi

bencana

longsor.

Metode

penelitiannya

adalah

deskriptif

dengan uji

analisis statistik

deskriptif,

analisis

korelasi,

analisis chi-

square dan

analisis regresi

linier berganda.

Secara umum,

tingkat kapasitas

masyarakat

Kecamatan

Tawangmangu

dalam

menghadapi

longsor berada

pada tingkat

sedang hingga

tinggi

Masyarakat

Tawangmangu

menerapkan

empat jenis

strategi coping

dalam

menghadapi

longsor yaitu

coping ekonomi,

struktural, sosial,

dan kultural.

2 Haruman

Hendarsah

Pemetaan

parsitipatif

ancaman, strategi

coping, dan

kesiapiagaan

masyarakat

Variabel (X1)

adalah ancaman

Variabel (X2)

adalah strategi

coping

paya

penanggulangan

bencana banjir

lahar, masyarakat

memiliki

kapasitas

Page 45: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

27

Tabel 2.3 Penelitian yang relevan

No Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

dalam upaya

pengurangan

risiko bencana

berbasis

komunitas di

kecamatan salam

kabupaten

magelang.

Variabel (X3)

adalah

kesiapsiagaan

masyarakat

Variabel (Y)

adalah upaya

pengurangan

risiko bencana

berbasis

komunitas

Metode

penelitiannya

adalah

deskriptif

kualitatif dan

Participatory

Geographic

Information

System (P-GIS).

Pengambilan

data dilakukan

melalui

pengamatan

lapangan,

wawancara

mendalam, dan

diskusi

kelompok

terarah (Focus

Group

Discussion)

penanggulangan

bencana (coping

capacity) yang

cukup baik. Hal

ini dilakukan

melalui

mekanisme

penanggulangan

(coping

mechanism)

meliputi strategi –

strategi yang

dilakukan

sebelum bencana,

saat terjadi

bencana, dan

setelah terjadi

bencana.

Tingkat

kesiapsiagaan

masyarakat dalam

menghadapi

ancaman (hazard)

banjir lahar di

Kecamatan Salam

sudah cukup baik.

3 Fuad Galuh

Prihananto

dan Lutfi

Muta’ali

Kapasitas

masyarakat

dalam upaya

pengurangan

risiko bencana

berbasis

komunitas

(PRBBK) di desa

wonolelo

kecamatan pleret

kabupaten bantul

Variabel (X)

kapasitas

masyarakat

Variabel (Y)

upaya

pengurangan

risiko bencana

berbasis

komunitas

Secara

keseluruhan

tingkat kapasitas

Desa Wonolelo

adalah tinggi

dengan persentase

68%, tingkat

kapasitas sedang

25,3%, dan

kapasitas rendah

6,7%.

Page 46: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

28

Tabel 2.3 Penelitian yang relevan

No Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Metode yang

diguanakan

dalam penelitian

ini adalah

deskriptif

kualitatif dan

kuantitatif.

Selain itu

metode

pengambilan

sampel adalah

survei sampel

terpilih.

Tingkat kapasitas

masyarakat dalam

upaya

pengurangan

risiko bencana

berhubungan

dengan faktor

usia, jenis

kelamin, tingkat

pendidikan

serta pengetahuan

dan persepsi

masyarakat

terhadap bencana.

Kendala

melaksanakan

program

Pengurangan

Risiko Bencana

Berbasis

Komunitas

(PRBBK) terletak

pada regulasi dan

kebijakan

penanggulangan

bencana.

4 Puguh Dwi

Raharjo dan

Sueno

Winduhutomo

Kondisi sosial

masyarakat

pada

karakteristik

fisik

lingkungan

dalam

mempengaruhi

risiko longsor

di

karangambung

Variabel (X1)

adalah kondisi

sosial

masyarakat

Variabel (X2)

kondisi fisik

Variabel (Y)

risiko longsor

Risiko longsor di

Kecamatan

Karangsambung

menunjukkan

bahwa kriteria

risiko longsor

rendah sekitar

86,94%, dan

risiko longsor

edang sekitar

9,89%, dan risiko

longsor tinggi

sekitar 3,17%.

Pebedaan

persentase ini

Page 47: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

29

Tabel 2.3 Penelitian yang relevan

No Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

didasarkan pada

faktor penduduk,

ekonomi, sarana-

prasarana,

kesiapan

masyarakat, dan

dari potensi fisik

lahan yang

berpotensi

terjadinya longsor

Sumber : Setiawan (2014); Hendarsah (2012); Prihananto (2013);

Raharjo, dkk (2015)

Penelitian–penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penilaian

kapasitas masyarakat memberikan manfaat pada peneliti dalam penyusunan

penelitian. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

terletak pada fokus yang akan diteliti atau tujuan yang dirumuskan oleh

peneliti. Penelitian ini difokuskan pada penilaian kapasitas yang didasarkan

oleh kapasitas masyarakat terhadap mitigasi, kapasitas masyarakat terhadap

kesiapan, dan kapasitas masyarakat terhadap bertahan hidup. Penilaian

tersebut dianalisis secara terpisah agar mengetahui perbedaaan dari masing–

masing sub variabel. Sub variablel kapasitas terhadap mitigasi diukur dengan

tes pengetahuan mitigasi. Kemudian sub variabel kapasitas terhadap kesiapan

diukur dengan angket sikap masyarakat dalam menghadapi bencana tanah

longsor. Setelah itu, sub variabel kapasitas terhadap bertahan hidup diukur

menggunakan perilaku masyarakat beradaptasi menghadapi bencana tanah

longsor melalui aspek ekonomi, sosial, struktural, dan kultural. Selain itu,

Page 48: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

30

peneliti mengkaji pelaksanaan upaya pengurangan risiko bencana dengan

menggunakan parameter yang ada dengan menggunakan instrumen observasi.

C. Kerangka Berfikir

Kejadian bencana yang sering terjadi di Desa Tempur Kecamatan

Keling Kabupaten Jepara menimbulkan banyak kerugian baik kerugian fisik

kerusakan rumah dan fasilitas–fasilitas umum, lahan hutan, sawah, kerugian

materi, kerugian secara psikologis dan sebagainya. Hal tersebut dikarenakan

faktor alam dan penggunaan lahan yang tidak sesuai. Akibat risiko yang

ditimbulkan BNPB mengeluarkan surat kepada BPBD Kabupaten Jepara

yang berisi penetapan Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara

sebagai Desa Tangguh Bencana. Kriteria ketangguhan di Desa Tempur masuk

ke dalam kriteria madya. Salah satu indikator yang paling penting yang

menjadikan kriteria berada di tingkat madya dikarenakan upaya-upaya untuk

meningkatkan kapasitas belum secara sistematis. Untuk mengetahui sejauh

mana kapasitas masyarakat maka diperlukan pengkajian mengenai kapasitas.

Berdasarkan Gambar 2.1 kapasitas masyarakat dalam penelitian ini dibedakan

menjadi kapasitas mitigasi, kapasitas kesiapan, dan kapasitas bertahan hidup.

Ketiganya merupakan kemampuan yang digunakan dalam menghadapi

bencana tanah longsor. Pelaksanaan upaya pengurangan risiko bencana

dibedakan menjadi lima yaitu penilaian rsiko bencana, pengembangan

pengetahuan kebencanaan, kebijakan dan kelembagaan, penetapan ukuran-

ukuran PRB dan sistem peringatan dini. Diharapkan dengan adanya penelitian

Page 49: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

31

ini dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan kapasitas

masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Intensitas bencana tanah longsor meningkat

karena kapasitas masyarakat yang belum

mendukung pelaksanaan pengurangan risiko

bencana

Kapasitas Masyarakat

Pelaksanaan upaya pengurangan

risiko bencana

1. Penilaian risiko bencana

2. Pengembangan pengetahuan

kebencanaan

3. Kebijakan dan kelembagaan

4. Penerapan ukuran- ukuran PRB

5. Sistem Peringatan dini

Peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya

pengurangan risiko bencana

Kapasitas

terhadap Mitigasi

Kapasitas

terhadap kesiapan

Kapasitas

terhadap bertahan

hidup

Page 50: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

107

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor di

Desa Tempur ditinjau dari pengetahuan masyarakat tentang mitigasi yaitu

dapat mengenali ancaman bencana di lingkungan sekitar dan menerapkan

upaya mitigasi di lingkungan sekitar. Sikap masyarakat dalam menghadapi

bencana tanah longsor yang dominan pada sikap setuju atas kebijakan

pengurangan risiko bencana maupun peranan masyarakat dalam pengurangan

risiko bencana, dan adaptasi masyarakat dalam menghadapi bencana tanah

longsor yang dominan pada adaptasi dalam aspek struktural yaitu berupa

pemasangan bronjong kawat dan dinding penguat dari batu, menyokong

rumah dengan bambu, terasering, dan memperkuat konstruksi jalan dengan

beton.

Perwujudan dari kapasitas masyarakat dapat dilihat dari upaya-upaya

pengurangan risiko bencana yang telah dilakukan di Desa Tempur terutama

pada kebijakan dan kelembagaan dalam upaya pengurangan risiko bencana

yang terdiri dari rencana penanggulangan bencana, rencana kontijensi,

pembentukan kelompok kerja desa tangguh bencana, dan pembentukan

relawan desa tangguh bencana. Legislasi yang sudah tersusun menunjukkan

bahwa upaya-upaya mitigasi dapat dilakukan karena sudah ada payung

hukum yang tetap.

Page 51: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

108

B. Saran

1. Keberhasilan aksi pengurangan risiko bencana merupakan dukungan dari

berbagai pihak, baik dari pemerintah, desa, BPBD Kabupaten Jepara,

masyarakat, dan relawan anggota desa tangguh bencana. Oleh karena itu,

tetap selalu menjaga hubungan yang baik agar terjalin komunikasi yang

baik dalam menyumbangkan pikiran, tenaga, maupun dana demi

terlaksananya aksi pengurangan risiko bencana di Desa Tempur.

2. Perlunya peningkatan sarana dan prasarana secara merata di semua dukuh.

Tujuannya untuk memudahkan dalam penunjang aksi pengurangan risiko

bencana.

3. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya pengurangan risiko

bencana dapat dilakukan melalui frekuensi pelatihan maupun sosialisasi

yang ditingkatkan dan penambahan jumlah relawan di tiap dukuhnya.

Page 52: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

109

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W dan David R.Krathwohl. 2015. Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Astjario dan Kusnida. 2007. ‘Penafsiran Struktur Geologi Semenanjung Muria

dari Data Citra Satelit’. Jurnal Geologi Kelautan. Vol.5 No. 2. Hal. 63-71.

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2018. Rekapitulasi Kejadian Bencana

selama 6 tahun (2012-2017) di Kabupaten Jepara. Jepara: BPBD.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Keling Dalam Angka Tahun 2016.

Jepara: Badan Pusat Statistik.

Baiquni, M. 2009, “Social Affairs: Gotong Royong As Loca Wisdom” in The

Jogjakarta and Central Java Earthquake 2006, dalam Recovery Status

Report 01. Yogyakarta: International Recovery Platform. Hal.112 – 115.

BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). 2013. Indeks Risiko Bencana

Tahun 2013. Bogor: Direktorat Pengurangan Risiko Bencana Deputi Bidang

Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

Coburn, Spence, dan Pomonis. 1994. Program Pelatihan Manajemen Bencana.

Malting Lane: Cambridge Architectural Reasearch Limited.

Dealmas, Stefy. 2013 ‘Sikap Anak-Anak Anggota Klub Sepak Bola dalam Iklan

Rokok’. Jurnal E-Komunikasi. Vol.1 No. 3. Hal. 232-241.

DFID. 1999. Sustainable Livelihoods Guidance Sheets. Departement dor

International Development. http://www.livelihoodscentre.org.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti dan Sudaryono. 2010. ‘Peran Sekolah dalam

Pembelajaran Mitigasi Bencana’. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana.

Vol. 1 No. 1. Hal 30-42.

Ervin, Akhmad; Apik Budi Santoso; dan Juhadi. 2017. Pelaksanaan Program

Siaga Bencana di Sekolah Menengah Pertama pada Kawasan Rawan

Bencana. Jurnal Edu Geography. Vol. 5 No. 3 Hal. 86-94.

Erwin, Agus dan Dyah. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava

Media.

Page 53: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

110

Hagelsteen, Magnus dan Joanne Burke. 2016. ‘Particel Aspect of capacity

development in the context of disaster risk reduction’. International Jurnal

of Disaster Risk Reduction. No. 16. Hal. 43-52.

Hendarsah, Haruman. 2012. ‘Pemetaan Partisipatif Ancaman, Strategi Coping dan

Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana

Berbasis Masyarakat di Kecamatan Salam Kabupaten Magelang’. Jurnal

Sosiokonsepsia Vol. 17 No. 3. Hal. 318-334.

Hendro, Hendy dkk. 2018. ‘Rehabilitasi Sub DAS Kritis pada Kawasan

Pegunungan Muria dengan Pendekatan Teknologi Agroforesti Berbasis pada

Potensi Sumber Daya’. Prosiding Seminar Nasional Unimus. Vol. 1. Hal

641-642.

Janti, Suhar. 2014. ‘Analisis Validitas dan Reliabilitas dengan Skala Likert

terhadap Pengembangan Si/Ti dalam Penentuan Pengambilan Keputusan

Penerapan Strategic Planning pada Industri Garmen’. Artikel Sain dan

Teknologi. Hal. 155-160.

Juhadi; Wahyu Setyaningsih; dan Nia Kurniasari. 2016. Pola Perilaku Masyarakat

Dalam Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor di Kecamatan

Banjarwangu Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Jurnal Geografi. Vol.

13 No. 2. Hal. 217-224.

Khasyir, Muhammad; Ananto Aji; dan Wahyu Setyaningsih. 2016. Penilaian

Risiko Bencana Tanah Longsor Desa Wanadri Kecamatan Bawang

Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Geografi. Vol. 5 No. 2. Hal. 2-6.

Kusumasari, Bevaola. 2014. Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah

Lokal. Yogyakarta: Gavamedia.

Lassa, Jonathan. 2014. Panduan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis

Komunitas (PRBBK). Jakarta: MPBI.

Mutu’ali, Lutfi. 2014. Perencanaan Pengembangan Wilayah Berbasis

Pengurangan Risiko Bencana. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas

Geografi Universitas Gadjah Mada.

Nugraha, Jaka; Fitri Nugraheni; dan Irwan Nuryana Kurniawan. 2001. ‘Model

Kapasitas Masyarakat dalam Menghadapi Bencana menggunakan Analisis

Regresi Logistik Ordinal’. Jurnal Ilmu-Ilmu MIPA. No. 2. Hal. 17-26.

Nugraheni, Puspasari Dwi. 2016. ‘Kajian Kapasitas Masyarakat dalam Upaya

Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas di Kecamatan Kotagede

Kota Yogyakarta’. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Paripurno, Eko Teguh. 2008. Pengelolaan Risiko Bencana oleh Komunitas.

DREam.

Page 54: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

111

Pemerintah Desa Tempur. 2016. Rencana Kontijensi di Desa Tempur Tahun

2016-2020.

Pemerintah Desa Tempur. 2016. Rencana Penanggulangan Bencana di Desa

Tempur Tahun 2016-2020.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.1 Tahun 2012

tentang Desa Tangguh Bencana.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.2 Tahun 2012

tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Prihananto, Fuad Galuh dan Lutfi. 2013. ‘Kapasitas Masyarakat dalam Upaya

Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) di Desa

Wonolelo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul’. Tesis-S2. Yogyakarta:

Fakultas Geografi Universitas Negeri Gadjah Mada.

Raharjo, Dwi Puguh dan Sueno. 2015. ‘Kondisi Sosial Masyarakat pada

Karakteristik Fisik Lingkungan dalam Mempengaruhi Risiko Longsor di

Karangsambung Kebumen’. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol. 23 No.

1. Hal. 2-11.

Rahma, Ayu Dyah dan Djati Mardiatno. 2018. ‘Potensi Kerawanan Banjir dan

Longsor Berbasis Karakteristik Geomorfologi di Sub-DAS Gelis Keling

Jepara’. Majalah Ilmiah Globe. Vol. 20 No. 1. Hal. 23-34.

Samaraweera. 2018. ‘Coping Strategies Identified and Used by Victims of Flood

Disaster In Kolonawa Area: An Analysis From A Social Work Perspective’.

International Procedia Enginering. No. 212. Hal. 675-682.

Setyowati, Dewi Liesnoor dkk. 2012 ‘Model Agrokonservasi untuk Perencanaan

Pengelolaan DAS Garang Hulu’. Jurnal Tata Loka. Vol.14 No.2. Hal. 131-

141.

Setyowati, Dewi Liesnoor. 2017. Pendidikan Kebencanaan (Bencana Banjir,

Longsor, Gempa, dan Tsunami). Semarang: Sanggar Krida Aditama.

Setiawan, Heru. 2014. ‘Analisis Tingkat Kapasitas dan Strategi Coping

Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Longsor-Studi Kasus di

Tawangmangu,Karanganyar,Jawa Tengah’. Jurnal Peneliian Sosial dan

Ekonomi Kehutanan. Vol. 11 No. 1. Hal. 70-81.

Siregar, Syofyan. 2017. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Page 55: KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN …lib.unnes.ac.id/34109/1/3201414070maria.pdf · Kawan-kawanku, Desi Riyana, Puput Okky, Sukma Mulliana, Ika Nur dan Nur Solichah terimakasih

112

Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Jakarta: Salemba Empat.

Suharini, Erni; Dewi Liesnoor; dan Edi Kurniawan. 2015. ‘Pembelajaran

Kebencanaan Bagi Masyarakat di Daerah Rawan Bencana Banjir Das

Beringin Kota Semarang’. Jurnal Geografi. Vol. 42 No. 2. Hal. 184-195.

Suharko. 2014. ‘Pencegahan Bencana Lingkungan Hidup melalui Pendidikan

Lingkungan’. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol. 21 No. 2. Hal. 254-

260.

Twigg, J. 2004. Disaster Risk Reduction: Mitigation and Preparedness in

Development and Emergency Programming. London: Humanitarian

Practice Network Overseas Development Institute.

UNISDR Terminology. 2017. Terminology on Disaster Risk Reduction.

https://www.unisdr.org/we/inform/terminology.

Wawan dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku.Yogyakarta: Nuha Medika.

Wetebossy, Alexander Yoseph Samuel. 2001. ‘Strategi Adaptasi Ekologi dan

Sosial Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat Korban Bencana Alam

Tsunami Peserta Program Resettlement di RW Angkasa Mulyono

Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari Kabupaten Manokwari’.

Skripsi. Papua: Universitas Negeri Papua.

Wiyono, Joko dan Sunarto. 2016. ‘Regional Resources Management Based on

Landscape Ecology in Nothern Muria Peninsula, Central Java’.Indonesian

Journal of Geography. Vol. 48. No. 1. Hal. 54-61.