nur asyiah jalil

Upload: pajingan

Post on 07-Jul-2015

4.839 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PREFERENSI DOSEN TERHADAP KARTU KREDIT

OLEH NUR ASYIAH JALIL H 14103115

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

RINGKASAN

NUR ASYIAH JALIL. Analisis Preferensi Dosen Terhadap Kartu Kredit (dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR). Perkembangan teknologi terus melahirkan karya-karya yang semakin canggih dan praktis untuk dimanfaatkan manusia dalam kehidupannya, termasuk untuk transaksi pembayaran. Penggunaan kartu pembayaran elektronik, termasuk kartu kredit, di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bagi sekelompok masyarakat tertentu, kartu kredit merupakan suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Sedangkan bagi dosen, kartu kredit memiliki penilaian tersendiri. Tingkat pendapatan mereka yang cenderung tetap sebagai pegawai negeri, sementara mereka harus menghadapi kebutuhan hidup yang beragam dan perkembangan teknologi yang tinggi, menuntut mereka untuk memberi tempat tersendiri bagi kartu kredit. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik dosen yang memiliki dan tidak memiliki kartu kredit dan bagaimana hubungan antara karakteristik tersebut dengan kepemilikan kartu kredit, serta menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi preferensi dosen terhadap kepemilikan kartu kredit. Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya dibatasi kepada para akademisi, khususnya dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan penelitian pada kondisi demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, jabatan struktural, lama bekerja, dan pekerjaan lain), finansial (total pendapatan, pengeluaran, dan tabungan rata-rata per bulan), dan pemanfaatan teknologi bagi responden untuk memanfaatkan fasilitas banking service. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur sedangkan data primer diambil melalui wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh responden. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dari masing- masing responden. Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan cara convenience/accidental sampling. Hasil analisis crosstab menunjukkan karakteristik dominan dosen yang memiliki kartu kredit yaitu berusia lebih dari 45 tahun, memiliki total pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan lebih dari lima juta rupiah, tabungan rata-rata per bulan lebih dari dua juta rupah, jumlah anggota keluarga lebih dari empat orang, lama bekerja lebih dari 20 tahun, pendidikan S3, jenis kelamin laki- laki, memiliki jabatan struktural, memiliki pekerjaan lain, dan memanfaatkan teknologi internet untuk banking service. Sedangkan karakteristik dosen yang tidak memiliki kartu kredit sebaliknya. Untuk uji independen dua variabel dilakukan menggunakan chi square test. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel usia, total pendapatan, pengeluaran, dan tabungan rata-rata per bulan, lama bekerja, dan pekerjaan lain memiliki hubungan yang nyata terhadap kepemilikan kartu kredit. Untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dosen terhadap kartu kredit digunakan model logit dengan metode maximum likelihood. Untuk membedakan, model logit yang digunakan memberikan nilai satu (1) jika memiliki kartu kredit, nol (0) jika tidak memiliki kartu kredit. Faktor- faktor yang mempengaruhi kepemilikan kartu kredit adalah total pendapatan dan pengeluaran

rata-rata per bulan, lama bekerja dan jenis kelamin. Koefisien dan odds ratio variabel total pendapatan rata-rata per bulan dan lama bekerja, menunjukkan peningkatan variabel tersebut akan meningkatkan peluang seseorang untuk memiliki kartu kredit. Sedangkan variabel total pengeluaran rata-rata per bulan menunjukkan penurunan pengeluaran seseorang, akan meningkatkan peluangnya untuk memiliki kartu kredit. Variabel jenis kelamin, menunjukkan bahwa laki- laki memiliki peluang 7,29 kali lebih besar untuk memiliki kartu kredit dari pada perempuan. Secara umum, responden berpandangan positif mengenai trend cash less society, karena mereka menganggap trend ini akan membuat suatu sistem transaksi pembayaran yang lebih efisien, praktis, aman, moderen, serta mudah. Berdasarkan penelitian ini, dapat diberikan beberapa saran. Kepada bank/lembaga penerbit kartu kredit agar dapat mempertimbangkan besarnya pengeluaran selain pendapatan calon konsumen. Hal ini mencerminkan perilaku ekonomi seseorang, dimana dengan tingkat pengeluaran yang lebih rendah, akan lebih mudah mengelola keuangannya dan tidak mudah terkendala kredit. Mereka juga harus membentuk image yang baik, karena konsumen akan lebih mengutamakan nama baik bank/lembaga tertentu dalam memilih penerbit kartu kredit. Untuk menciptakan masyarakat cash less society, bank sentral agar lebih gencar melakukan sosialisasi mengenai kelebihan sistem pembayaran elektronik, memberikan jaminan keamanan dan kepastian hukum yang jelas dan kuat, oversight dalam pelaksanaan sistem pembayaran oleh bank/lembaga pengelola kartu kredit, menyediakan manajemen dan sistem administrasi yang efisien, serta menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang terjangkau untuk menggunakan alat pembayaran non tunai. Misalnya dengan memaksimalkan merchant yang dapat bertransaksi menggunakan kartu tidak hanya di kota-kota besar. Penelitian ini tidak memasukkan perilaku penggunaan kartu kredit selain untuk transaksi kredit. Karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat memasukkan perilaku pengambilan uang tunai melalui ATM menggunakan kartu kredit, penggunaan fasilitas transfer dana, pengenaan denda akibat kelalaian konsumen, serta banyaknya merchant yang menerima pembayaran menggunakan kartu kredit.

ANALISIS PREFERENSI DOSEN TERHADAP KARTU KREDIT

Oleh NUR ASYIAH JALIL H14103115

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa Nomor Registrasi Pokok Program Studi Judul Skripsi : Nur Asyiah Jalil : H14103115 : Ilmu Ekonomi : Analisis Preferensi Dosen terhadap Kartu Kredit dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec NIP. 131 803 656

Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872 Tanggal Kelulusan :

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2007

Nur Asyiah Jalil H14103115

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nur Asyiah Jalil. Dilahirkan pada tanggal 24 April 1985 di Jakarta dari pasangan Drs. Abdul Jalil Kasim dan Dra. Salmi Habib. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan. Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai tahun 1996 di SDN 01 Kp. Utan dan dari tahun 1996 sampai tahun 1997 di SDN 01 Pd. Pinang Jakarta. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTPN 87 Jakarta. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 34 Jakarta dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, yaitu BEM FEM, HIPOTESA, UKM Merpati Putih, dan HMI Komisariat FEM. Selain itu penulis juga berpartisipasi di beberapa kepanitian dan tim pertandingan.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kepada Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Rasulullah saw sebagai tauladan dalam menjalani hidup sehingga membawa keselamatan dan kebahagiaan. Judul skripsi ini adalah Analisis Preferensi Dosen terhadap Kartu Kredit dimana penulis mengupas permasalahan tentang perkembangan sistem pembayaran elektronik dan bagaimana pengaruhnya terhadap preferensi masyarakat, khususnya dosen. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Ir. R. Nunung Nuryartono, M.Si. dan Widyastutik, S.E., M.Si. selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat. 3. Kedua orang tua penulis yaitu Drs. Abdul Jalil Kasim dan Dra. Salmi Habib atas doa, perhatian, dukungan, dan perjuangan yang telah dicurahkan. Untuk adik-adikku Yani dan Izur atas doa, dukungan, semangat, dan perhatian yang diberikan. Keluarga besar penulis yang memberikan perhatian dan semangat. Terima kasih juga kepada Rico Ricardo atas waktu, doa, dan dukungan yang diberikan serta masukan-masukan yang sangat berharga.

4. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang diberikan. 5. Teman dan sahabat yang selalu semangat dan ceria menemani dan mendengar keluh kesah penulis Elly, Rio, Weni, Indah, Okti, Devi, keluarga Chil Pink House (Putri, Titi, Septi, Puri, Estri), keluarga Chil Radar 10 (Iman, Andi, Akim, Aldo, JW) 6. Kepada dosen-dosen FEM yang telah bersedia menyisihkan waktunya, Mba Siti, Ka Suhendi, Ka Galih, Ka Siera, Endah, dan Tyas atas dukungan, tenaga, dan bantuan untuk penulis dalam mengumpulkan data-data penelitian dan memberikan masukan yang berharga. 7. Teman-teman seperjuangan Aga, Anna, Giri. Kepada teman-teman yang mewarnai hari- hari selama kuliah Amel, Wida, Heri, Aji, Wiwit, Mimi, Abang, Ratih, Yogi, Wawan, Rama, Ucup, Ade, Jo, Dina, K Budi, keluarga besar UKM Merpati Putih IPB (m Agan, mb No, m Teta, Dede, Dhany, Memel, mb Dhita, dan lain- lain) keluarga besar JSP Komputer, teman-teman KKP (Ai, Nadya, Tedi, K Putra), keluarga besar X-Pedes, kamar 271 (Ratih, Eka, Rara), keluarga d-ReD (Dado, Duvi, Ririn, Nana), KK Humas, EKSIS, dan seluruh teman-teman angkatan 40 dan 41 Ilmu Ekonomi serta seluruh pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bogor, Agustus 2007

Nur Asyiah Jalil H14103115

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 1.3. Tujuan .................................................................................................. 1 1 6 9

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10 1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11 2.1. Definisi Kartu Kredit ........................................................................... 11 2.2. Pengertian Perbankan ........................................................................... 13 2.3. Penyelenggara Sistem Pembayaran di Indonesia ................................. 14 2.4. Karakteristik Sistem Pembayaran yang Efektif ................................... 15 2.5. Sistem Pembayaran Elektronik dan Manfaatnya ................................. 16 2.6. Perilaku Konsumen dan Faktor yang Mempengaruhi Preferensinya .. 18 2.6.1. Perilaku Konsumen .................................................................... 18 2.6.2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................. 19 2.6.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ....... 22 2.6.4. Preferensi Konsumen ................................................................. 25 2.7. Regresi Logistik ................................................................................... 26 2.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Kartu Kredit ................................................................................................... 28 2.9. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 28 2.10. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30

III. METODE PENELITIAN .............................................................................. 31 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33 3.2. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 33 3.3. Metode Pengambilan Contoh ............................................................... 34 3.4. Metode Estimasi dan Pengolahan Data ................................................ 35 3.5. Model Penelitian .................................................................................. 35 3.6. Pendugaan Parameter Model ............................................................... 38 3.7. Uji Taraf Nyata Parameter ................................................................... 40 3.8. Interpretasi Koefisien dan Daya Ramal Prediksi.................................. 41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 44 4.1. Karakteristik Umum Responden .......................................................... 44 4.2. Motivasi dan Persepsi/Sikap Responden ............................................. 49 4.2.1. Motivasi dan Persepsi/Sikap Responden Bukan Pemilik Kartu Kredit .......................................................................................... 50 4.2.2. Motivasi, Persepsi/Sikap dan Perilaku Kepemilikan Responden Pemilik Kartu Kredit ................................................................... 51 4.3. Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Kartu Kredit .................................................................... 56 4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan Kartu Kredit .......... 61 4.5. Pandangan Responden Terhadap Trend Less Cash Society ................ 66 V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 70 5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 70 5.2. Saran ..................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73 LAMPIRAN ........................................................................................................ 75

DAFTAR TABEL

Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Halaman 3 48 49 50 52 53 54 55 55 56 57 57 58 58 60 62

Perkembangan Kartu Kredit di Indonesia ............................................... Deskripsi Nilai Minimum (Minimum), Maksimum (Maximum), RataRata (Mean) dan Standar Deviasi (Std. Deviation) ................................. Sikap/Persepsi Responden Terhadap Kartu Kredit ................................. Motivasi/Alasan Tidak Memiliki Kartu Kredit ....................................... Motivasi Memiliki Kartu Kredit ............................................................. Frekuensi Pemakaian Kartu Kredit ......................................................... Penggunaan Kartu Kredit ........................................................................ Pembayaran Kartu Kredit ........................................................................ Jumlah Kepemilikan Kartu Kredit .......................................................... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Usia ........................ Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Pendapatan RataRata per Bulan ......................................................................................... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Pengeluaran RataRata per Bulan ......................................................................................... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Tabungan Rata- Rata per Bulan ................................................................................................. Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Lama Bekerja ......... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Pekerjaan Lain ........ Hasil Estimasi Maximum Likelihood Model Logit Pertama ...................

Proses Reduksi Model Logit Berdasarkan Metode Maximum Likelihood.. 63 Hasil Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan Kartu Kredit (Model Terbaik) .............................................. 64

DAFTAR GAMBAR

Nomor 1 2 3 4 5 6 7

Halaman 19 32 45 46 47 67 69

Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian ............................................ Kerangka Pemikiran ................................................................................ Persentase Sebaran Responden Menurut Tingkat Usia dan Pendapatan Rata-Rata Per Bulan ................................................................................ Persentase Sebaran Responden Menurut Tingkat Pengeluaran dan Tabungan Rata-Rata Per Bulan ............................................................... Persentase Sebaran Responden Menurut Lama Bekerja dan Jumlah Anggota Keluarga ................................................................................... Jumlah Penerbit Kartu Kredit, ATM, dan Debet .................................... Pandangan Responden Terhadap Trend Cash Less Sosiety ....................

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Halaman 75 75 75 75 76 76 76 76 77 77 77 77 78 78 78 79 79

Output Case Processing Summary SPSS 13 ........................................... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Jumlah Keluarga .... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Tingkat Pendidikan Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Jenis Kelamin ......... Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Kedudukan Struktural ................................................................................................. Analisis Crosstabs Kepemilikan Kartu Kredit dan Pemanfaatan Teknologi ................................................................................................ Output Uji Taraf Nyata Variabel Usia Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ...................................................................................................... Output Uji Variabel Pendapatan Rata-Rata per Bulan Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ....................................................................... Output Uji Taraf Nyata Variabel Pengeluaran Rata-Rata per Bulan Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ....................................................... Output Uji Taraf Nyata Variabel Tabungan Rata-Rata per Bulan Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ....................................................... Output Uji Taraf Nyata Variabel Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ....................................................................... Output Uji Taraf Nyata Variabel Lama Bekerja Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ............................................................................................ Output Uji Taraf Nyata Variabel Pendidikan Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ............................................................................................ Output Uji Taraf Nyata Variabel Jenis Kelamin Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ............................................................................................ Output Uji Taraf Nyata Variabel Jabatan Struktural Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ....................................................................... Output Uji Taraf Nyata Variabel Pekerjaan Lain Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit ............................................................................................ Output Uji Taraf Nyata Variabel Pemanfaatan Teknologi Terhadap Kepemilikan Kartu Kredit .......................................................................

18 19 20

Perkembangan Kartu Kredit, Kartu Debet, dan Kartu ATM di Indonesia .................................................................................................. Output Regresi Logistik SPSS 13 ........................................................... Output Casewise List SPSS 13 ...............................................................

79 80 86

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi terus melahirkan karya-karya yang semakin canggih dan praktis untuk dimanfaatkan manusia dalam kehidupannya. Berbagai aktivitas masyarakat di era modern yang cukup memakan banyak waktu, memaksa mereka untuk bertindak cepat dan efisien dalam setiap aktivitasnya, termasuk dalam bertransaksi. Efisiensi suatu sistem pembayaran dapat diukur dari bagaimana sistem ini bisa meminimalkan biaya dan waktu untuk mendapatkan manfaat dari sebuah transaksi. Tuntutan untuk dapat menggunakan uang secara aman dan praktis dalam bertransaksi menjadi alasan utama dibutuhkannya sebuah instrumen dalam memenuhi hal tersebut. Tuntutan tersebut kini dapat diwujudkan dengan semakin berkembangnya sistem pembayaran secara elektronik (electronic payment system) dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam bertransaksi. Salah satunya adalah kartu kredit ( credit card). Menurut Bank Indonesia (2004), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) adalah seluruh instrumen sistem pembayaran yang pada umumnya berbasis kartu antara lain : kartu Automated Teller Machine (ATM), kartu kredit, kartu debit, serta jenis kartu lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti misalnya kartu smart, e-wallet, serta beberapa alat pembayaran lain yang dapat dipersamakan dengan kartu. Selain itu, untuk menggunakan kartu-kartu tersebut masyarakat harus mampu dan bersedia untuk mengadopsi teknologi (Mantel, 2000).

2

Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994), sistem pembayaran elektronik merupakan sistem pembayaran yang paling mendekati sistem pembayaran yang efektif, dimana memiliki ciri adanya kecepatan pembayaran, kepastian pembayaran, keamanan, kenyamanan, dan biaya yang rendah. Ketika sebuah negara mengganti sistem pembayarannya secara total ke sistem pembayaran elektronik, diestimasi akan menghemat biaya transaksi sebesar 1,88 US dolar per orang per tahun atau 0,6 persen dari GDP per tahun (Humphrey, 2001). Sedangkan Global Insight (2003) menyatakan, pengadopsian sistem pembayaran elektronik akan meningkatkan penjualan barang dan jasa, menurunkan penghalang langsung terhadap kredit dan likuiditas uang, serta menurunkan perekonomian. Kartu kredit merupakan salah satu produk perbankan dewasa ini yang telah diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu media pembayaran yang moderen, terutama kemudahan-kemudahan yang ditawarkan kepada pemegang kartu (cardholder), jaringan penerimaan yang tersebar di seluruh dunia dan masih banyak lagi keuntungan yang dapat dirasakan bagi para pemakainya. Selain praktis, kartu kredit juga memudahkan para pemakainya dalam bertransaksi. Alasan keamanan ketika membawa cash tidak lagi menjadi masalah. Kemudahan dalam penggunaannya pun menjadikan kartu kredit diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari para eksekutif, ibu rumah tangga, sampai masyarakat usia sekolah pun menggunakan fasilitas ini. Tidak terkecuali para akademisi. Berbagai fasilitas yang ditawarkan pihak bank/badan yang penghalang geografis dalam perdagangan dan transaksi

3

menerbitkan kartu kredit (issuer) juga menjadi alasan bagi masyarakat dalam menggunakan kartu plastik tersebut. Penggunaan kartu pembayaran elektronik, termasuk kartu kredit, di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan kartu kredit di Indonesia mencapai 20 sampai 30 persen pertahunnya. Berdasarkan data Bank Indonesia hingga Juni 2006, jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia telah mencapai 8,5 juta kartu denga n total kredit yang dikeluarkan Rp. 18,3 triliun. Total transaksi kartu kredit dalam satu tahun (data tahun 2005) mencapai 88 juta transaksi dengan nilai nominal lebih dari Rp. 45 triliun. Pertumbuhan itu dibarengi persaingan yang semakin ketat di antara bank/badan penerbit kartu kredit. Para issuer berlomba merebut hati konsumen dengan memberikan hadiah dan penawaran khusus. Selain itu didukung juga dengan semakin banyaknya pedagang barang dan jasa (merchant) yang mau menerima pembayaran dengan kartu kredit. Tabel 1. Perkembangan Kartu Kredit di Indonesia Nilai Transaksi Volume Transaksi Tahun (Rp. Milyar) (unit) 2000 13.638.640 37.300.043 2001 19.334.490 50.610.671 2002 24.444.270 55.726.665 2003 28.059.060 63.663.638 2004 37.646.700 82.149.571 2005 45.628.310 88.669.790Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia (2005)

Penyelenggara (unit) 17 16 15 17 20 22

Perkembangan kartu kredit di Indonesia terjadi secara besar-besaran. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat bahwa transaksi dengan menggunakan kartu kredit terus mengalami peningkatan. Begitu pula volume

4

transaksi yang mencapai 88.669.790 transaksi pada tahun 2005 dengan jumlah penyelenggara sebanyak 22 unit. Menurut Bank Indonesia (2004), kartu kredit yang beredar di Indonesia pada umumnya terdiri dari 2 jenis yaitu gold dan silver. Pagu kredit tipe gold dan silver cukup beragam mulai dari Rp. 1 juta sampai Rp. 10 juta untuk tipe silver dan mulai dari Rp. 10 juta sampai Rp. 100 juta untuk tipe gold. Berdasarkan tingkat suku bunga bulanan yang dibebankan kepada cardholder, sebagian besar tingkat suku bunga kedua jenis kartu ini berkisar antara 3 sampai 3,5 persen per bulan. Sedangkan, menurut biaya keanggotaan tahunan ( nnual fee), sebagian a besar penerbit kartu kredit membebankan biaya anggota tahunan untuk kartu tipe gold sebesar Rp. 200 ribu sampai Rp. 300 ribu dan kartu tipe silver sebesar Rp. 100 ribu sampai Rp. 150 ribu (Bank Indonesia, 2004). Seorang konsumen dapat terus menggunakan kartu kreditnya untuk membeli barang/jasa atau mengambil uang tunai sampai batas kreditnya (credit line) tercapai. Oleh karena itu kredit dan kartu kredit merupakan sumber daya ekonomi konsumen yang sangat penting. Melalui mekanisme kredit, konsumen bisa mengkonsumsi produk dan jasa saat ini juga tanpa harus menunggu mempunyai uang yang cukup. Kredit akan meningkatkan daya beli konsumen, sehingga konsumen yang memperoleh sumber kredit akan memiliki peluang untuk meningkatkan konsumsi berbagai produk dan jasa. Gencarnya pemasaran kartu kredit saat ini wajar mengingat pertumbuhan kartu kredit di Indonesia cukup cepat. Bagi pihak bank maupun non bank, produk kartu kredit ini sangat menggiurkan karena bunganya mencapai 3,5 persen per

5

bulan atau 36 persen per tahun. Ditambah lagi dengan iuran tahunan yang dibebankan kepada nasabah. Hal ini ditunjang dengan tingkat penetrasi kartu kredit di Indonesia masih relatif rendah. Oleh karena itu para issuer berlombalomba meraih pelanggan baru dengan berbagai cara, bahkan ada yang berani tidak memberlakukan syarat apa pun kecuali meminta calon pelanggan tersebut mengisi aplikasi dan membubuhkan tanda tangan pada aplikasi tersebut, sedangkan syarat lain disusulkan. Selain memperbanyak jumlah cardholder, pihak issuer juga harus memikirkan bagaimana mendorong meningkatkan frekuensi penggunaan kartu kredit. Salah satu cara yang dapat dilakukan penerbit kartu kredit untuk mendorong cardholder melakukan transaksi adalah dengan mengembangkan kerjasama dengan pihak ketiga. Sejumlah issuer yang gencar berpromosi untuk merebut cardholder antara lain HSBC, GE Finance Indonesia, Bank Permata, Bank BNI, Bank BRI, Bank BII, Bank Mandiri, BCA, Bank Danamon, Bank Niaga, Standard Chartered, ataupun Citibank, dan lain- lain. Semakin maraknya penggunaan kartu kredit menarik minat penulis untuk menganalisisnya lebih mendalam, khususnya kepada para akademisi. Penulis melihat, dengan tingkat pendapatan mereka yang cenderung tetap, sementara dalam memenuhi kebutuhan hidup yang beragam, mereka dihadapkan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Kehidupan mereka di era moderen ini tentunya menuntut mereka untuk mengikuti perkembangan teknologi tersebut, khususnya dalam kehidupan perekonomian mereka. Karena itu penulis merasa perlu untuk meneliti dan membahasnya dalam skripsi ini dengan judul : Analisis Preferensi Dosen terhadap Kartu Kredit.

6

1.2. Perumusan Masalah Sistem pembayaran di Indonesia, secara umum masih di dominasi pembayaran berbasis warkat (paper-based payment system). Seiring dengan dioperasikannya sistem BI-RTGS (sistem transfer dana bernilai besar yang harus melalui proses settlements di BI) pada November 2000, maka sistem pembayaran elektronik menjadi lebih berkembang dan menempati peran penting. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penggunaan pembayaran melalui EFTPOS (Electronic Fund Transfer Point of Sale) pada berbagai pusat perbelanjaan dan ritel. Penggunaan alat pembayaran ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi sektor perekonomian. Perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat menjadikan masyarakat menuntut adanya kemudahan dalam setiap kegiatannya, termasuk dalam kegiatan bertransaksi. Namun, ternyata hal ini masih belum sepenuhnya tercapai. Dalam bertransaksi, masyarakat Indonesia masih banyak menggunakan sistem pembayaran tradisional, yaitu secara tunai (cash). Padahal berbagai cara yang lebih mudah dan efisien sudah semakin berkembang. Salah satunya menggunakan instrumen kartu kredit. Permasalaha n ini ditunjang dari kurangnya pengetahuan masyarakat akan kegunaan dan keuntungan memanfaatkan kartu kredit. Selain itu, pihak bank/badan yang mengeluarkan kartu kredit belum banyak tahu mengenai kondisi masyarakat Indonesia sebagai konsumen mereka. Kontradiksi ini menjadi masalah yang kemudian harus dicari titik temunya.

7

Perkembangan sistem pembayaran dunia terus meningkat. Pada saat ini sedang berkembang trend yang bernama less cash society, yaitu suatu perilaku masyarakat menggunakan non-cash dalam bertransaksi. Mereka memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan pihak perbankan seperti adanya kartukartu plastik, termasuk kartu kredit. Trend ini cukup berkembang di negara- negara maju, dan mulai merambah negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Meski fisik uang sampai saat ini masih banyak digunakan masyarakat dunia sebagai alat pembayaran, namun seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan sistem pembayaran, pola pembayaran tunai (cash) secara berangsur mulai diganti dengan pembayaran non-tunai (non cash). Sebagai gambaran, pertumbuhan card based instruments seperti kartu kredit rata-rata per tahunnya telah mencapai sekitar 15 sampai 30 persen. Saat ini di Indonesia, pengembangan dan penggunaan sistem pembayaran non tunai memiliki potensi yang sangat besar. Data dari World Bank menunjukkan bahwa hanya sekitar 40 persen penduduk usia 15 hingga 65 tahun memiliki rekening tabungan di bank. Selain itu, statistik uang beredar mencatat bahwa rasio penggunaan uang giral dibandingkan dengan uang kartal pada akhir tahun 2005 adalah 34 : 66 persen. Apabila produk inovatif perbankan seperti layanan ATM dan kartu debet diperhitungkan, maka rasio uang giral dan kartal mencapai 52 : 48 persen. Rasio tersebut menunjukkan bahwa instrumen no n-tunai memberikan kontribusi yang besar dalam menekan jumlah peredaran uang kartal namun mempercepat perputaran uang giral. Saat ini perkembangan menuju less cash society merupakan sebuah trend yang tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut antara lain didukung oleh

8

perkembangan infrastruktur dan teknologi sistem pembayaran seperti kartu chip misalnya. Dari sisi konsumen, penggunaan instrumen (non cash payment) seperti card based dan electronic based saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan karena transaksi dapat dilakukan dengan praktis, cepat dan nyaman. Bagi masyarakat, penggunaan pembayaran non-tunai dengan menggunakan kartu, mempermudah transaksi mereka seperti penarikan tunai, transfer dana, dan pembayaran berbagai tagihan rutin lainnya. Semua itu dilakukan tanpa harus datang ke counter atau kantor bank. Secara bertahap masyarakat Indonesia mulai mengikuti adanya

perkembangan teknologi dan memanfaatkannya dalam kegiatan ekonominya. Mereka banyak menggunakan APMK yang merupakan bagian integral dari sistem pembayaran elektronik. Penggunaan alat pembayaran ini sedikit demi sedikit telah merubah pola hidup masyarakat dalam melakukan transaksi ekonomi. Selain itu potensi pasar dan bisnis kartu pembayaran kini semakin meningkat seiring dengan berlangs ungnya proses pemulihan ekonomi. Namun, perkembangan ini ternyata belum mampu menjadikan masyarakat Indonesia mencapai tahap cash-less society. Dalam penelitian ini mencoba untuk menjawab elaborasi permasalahan tersebut. Fokus utama penulis dalam penelitian ini adalah menganalisis kartu kredit sebagai alat pembayaran yang digunakan masyarakat. Secara lebih detailnya, objek penelitian adalah akademisi khususnya dosen. Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

9

1. Bagaimana karakteristik dosen yang memiliki kartu kredit dan yang tidak memiliki kartu kredit, dan bagaimana hubungan antara karakteristik tersebut dengan kepemilikan kartu kredit ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi dosen terhadap kepemilikan kartu kredit ? 3. Bagaimana sikap/persepsi dosen mengenai pandangan terhadap kartu kredit dan trend less cash society? 4. Bagaimana perilaku kepemilikan dosen terhadap kartu kredit ?

1.3. Tujuan Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis karakteristik dosen yang memiliki kartu kredit dan yang tidak memiliki kartu kredit, dan hubungan antara karakteristik tersebut dengan kepemilikan kartu kredit. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dosen terhadap kepemilikan kartu kredit. 3. Menganalisis sikap/persepsi dosen mengenai pandangan mereka terhadap kartu kredit dan trend less cash society. 4. Mengetahui perilaku kepemilikan dosen terhadap kartu kredit.

10

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Pihak perbankan dan instansi lain, sebagai bahan kajian dan rekomendasi dalam pengembangan sistem pembayaran di Indonesia. 2. Masyarakat akademisi, sebagai salah satu referensi objek penelitian dan sebagai pengembang ilmu pengetahuan. 3. Penulis, penelitian ini untuk menambah pengetahuan serta menyelaraskan ilmu yang didapat selama menuntut ilmu dengan kenyataan di lapangan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya dibatasi kepada para akademisi, khususnya kepada dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis tidak meneliti dari sudut pandang pihak perbankan. Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan penelitian pada kondisi demografi, finansial, dan pemanfaatan teknologi bagi responden terhadap kartu kredit.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kartu Kredit Kartu kredit (credit card) adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan mencicil sejumlah minimum tertentu (Siamat, 2001). Sedangkan menurut Bank Indonesia (2004) kartu kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit atau acquirer, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angs uran. Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran dengan cara kredit, dimana konsumen dapat berbelanja meskipun pada saat itu tidak mempunyai uang. Prinsipnya, konsumen berbelanja dengan cara utang. Lebih dari itu, konsumen diperkenankan membayar utang itu dengan mencicil sejumlah minimum tertentu dari total transaksi. Jumlah pembayaran minimum itu biasanya sebesar 10 sampai 20 persen dari saldo tagihan. Tetapi, konsekuensinya terhadap sisa kredit yang belum dilunasi akan dikenakan bunga yang besarnya tergantung pada bank penerbit kartu (issuer). Umumnya tingkat bunga kartu kredit ini berkisar antara 3 sampai 4 persen per bulan. Selain mesti membayar bunga, jika

12

terlambat membayar, konsumen juga akan dikenai denda keterlambatan (late charge). Selain itu kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun ATM (Automated Teller Machine) dimana ada tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri. Kartu kredit yang digunakan adalah Visa, Master Card, Amex Card, Internasional Diners, BCA Card, Procard, Exim Smart, Duta Card, Kassa Card dan beberapa kartu lain yang diterbitkan oleh bankbank penerbit (Siamat, 2001). Terdapat beberapa ketentuan umum yang harus dipahami oleh pemegang kartu kredit sebelum menggunakan ataupun pada saat menggunakan kartu kredit yang dimilikinya. Ketentuanketentuan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ketentuan limit kredit diberikan kepada setiap anggota/nasabah tergantung dari jenis kartu yang dimilikinya gold, silver atau classic. Kartu gold lebih mahal dengan persyaratan tingkat penghasilan nasabah yang lebih tinggi dibandingkan kartu reguler/classic. 2. Pembayaran minimum yang harus dilakukan sekitar 10 sampai 20 persen dari total saldo tagihan dan dibayar paling lambat pada tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan lembaga penerbit setiap bulannya. 3. Tingkat bunga dikenakan atas saldo kredit yang besarnya sesuai dengan tingkat bunga pasar. 4. Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) akan dikenakan denda keterlambatan sebesar persentase tertentu dari pembayaran minimum

13

atau sejumlah tertentu tanpa dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum (Siamat, 2001).

2.2. Pengertian Perbankan Menurut Suyatno, et al. (1994), perbankan adalah suatu badan yang berfungsi sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kedit pada waktu yang ditentukan. Perbankan didefinisikan juga sebagi suatu badan yang memiliki tugas utama menghimpun dana dari pihak ketiga. Sedangkan menurut Nopirin (1992) pengertian perbankan yang lain yaitu bank adalah suatu lembaga keuangan yang tujuan utamanya adalah mencari keuntungan, keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Pendapatan diperoleh dari hasil kegiatan yang berupa pemberian pinjaman dan pembelian surat-surat berharga, sedangkan biayanya berupa pembayaran bunga dan biaya-biaya lain dalam upayanya menarik sumber dana masyarakat. Sedangkan m enurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan adalah, lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Maksud lembaga keuangan menurut undang-undang tersebut adalah semua badan yang kegiatan-kegiatannya dalam bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994), sistem pembayaran adalah prosedur, peraturan, standar serta instrumen yang digunakan untuk pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihak yang terlibat untuk melepaskan

14

diri dari kewajiban. Sementara itu, Mishkin (2001) mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran adalah metode dasar untuk mengatur transaksi dalam perekonomian.

2.3. Penyelenggara Sistem Pembayaran di Indonesia Dasar hukum dari sistem pembayaran nasional Indonesia adalah KUHD (Kitab Undang Undang Hukum Dagang) dan UU No. 3 tentang Bank Sentral. Lembaga yang melayani jasa pembayaran di lndonesia dapat digolongkan sebaga i Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Kondisi dan karakteristik dari masing- masing lembaga tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum Perbankan Indonesia terdiri dari Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral di Indonesia, bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Jasa pembayaran hanya disediakan oleh BI dan bank umum. 2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Sejak terjadinya liberalisasi pada sektor keuangan, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) memegang peran penting sebagai salah satu sumber pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun dan pegadaian. Sesuai ketentuan peraturan yang berlaku pada saat ini, LKBB dapat pula menyediakan jasa kartu kredit (telah dilakukan oleh beberapa LKBB). Kegiatan PT POS Indonesia juga terkait dengan penyelenggaran jasa pembayaran, khususnya pada produk Buku Giro untuk pengiriman uang dan

15

penyetoran pajak. Jasa pengiriman uang ini dijalankan sebagai sistem yang mandiri, di luar dari perbankan.

2.4. Karakteristik Sistem Pembayaran yang Efektif Listfield dan Montes-Negret (1994) menyebutkan bahwa efisiensi sistem pembayaran dapat dikatakan tercapai apabila memenuhi kriteria umum sebagai berikut : 1. Kecepatan pembayaran. Waktu telah menjadi biaya yang sangat berpengaruh dalam transaksi pembayaran, oleh karena itu setiap transaksi memerlukan transfer dana yang efektif dan seketika. Keterlambatan yang terjadi membuat ketidakpastia n dalam penyelesaian transfer dana, serta biaya imbangan dari penginvestasian modal untuk kegiatan perekonomian lain. 2. Kepastian pembayaran (certainty payment). Para pengguna suatu alat pembayaran harus yakin, bahwa pembayaran yang dilakukannya akan sampai pada tangan yang berhak. Jika keyakinan ini tidak ada, maka mereka akan kembali pada sistem pembayaran tunai menggunakan uang koin dan uang fiat, daripada menggunakan sistem pembayaran non-tunai. 3. Keselamatan dan keamanan (safety and security). Pengawasan dari penggelapan. Sistem pembayaran harus didesain sedemikian rupa dengan adanya pengawasan yang cukup untuk menjamin dari adanya penggelapan dan akses yang tak resmi terhadap data ditempat pembayaran.

16

Pengawasan resiko kredit. Dalam beberapa kejadian sehari- hari, sering kali dengan adanya pengguna kartu kredit yang tidak memiliki saldo yang cukup di bank. Keadaan ini terjadi karena pihak penerima pembayaran (ritel dan sebagainya ) tidak mengetahui apakah pihak pembayar (pemilik kartu kredit) memiliki rekening yang cukup untuk membayar barang dan jasa yang

ditransaksikan. Seharusnya resiko kredit harus di antisipasi sejak awal. Kepercayaan. Masyarakat luas harus percaya bahwa data sis tem pembayaran terlindungi dan tidak akan di akses informasinya oleh sumber yang tidak resmi. Data tersebut seharusnya dilindungi baik selama transaksi maupun sesudahnya. 4. Kenyamanan (convenience). Suatu sistem pembayaran harus membuat para pengguna menjadi lebih nyaman, baik untuk memegang maupun melakukan transaksi dengan alat pembayaran tersebut. 5. Biaya. Perekonomian membutuhkan sistem pembayaran yang memiliki biaya paling rendah pada semua aspek.

2.5. Sistem Pembayaran Elektronik dan Manfaatnya Sistem pembayaran elektronik (electronic payment system) dapat didefinisikan sebagai layanan perbankan modern dengan memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat

17

dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas (Wardiana, 2002). Kartu pembayaran elektronik terdiri dari kartu kredit (credit card), charge card, kartu debet (debit card), dan cash card. Secara tidak langsung, manfaat dari sistem pembayaran elektronik ini dapat dirasakan masyarakat dalam suatu negara. Dapat pula diuraikan sebagai berikut (Sridawati, 2006) : 1. Meningkatkan aktifitas perekonomian negara. Sistem pembayaran yang efektif memiliki peran yang semakin penting karena erat kaitannya dengan transaksi serta perputaran alat pembayaran dalam perekonomian. Secara teoritis, kebijakan moneter dipengaruhi oleh jumlah uang beredar serta kecepatan perputaran uang. Di sisi lain, menurut hasil penelitian Global Insight (2003), di Amerika Serikat sistem pembayaran elektronik telah menambah US$ 6,5 triliun dari pengeluaran konsumsi masyarakat. Dengan pertumbuhan sebesar 0,5 persen per tahun dan manfaat kumulatif sebesar US$ 10 triliun. Hal ini berarti penyediaan 1,3 juta lapangan kerja baru. Lalu, berdasarkan hasil analisis data panel pada 50 negara di dunia, peningkatan share bagi sistem pembayaran elektronik sebesar 10 persen akan meningkatkan 0,5 persen dari pengeluaran konsumsi. 2. Mengurangi biaya transaksi. Sistem pembayaran elektronik berpotensi untuk mengurangi biaya transaksi dalam perekonomian sebesar 1 persen dari GDP suatu negara. 3. Pengembangan sektor keuangan dan perbankan.

18

Sistem pembayaran yang efektif menuntut kompetisi sehat dan efektif antara lembaga keuangan peningkatan dalam penyediaan jasa, fasilitas, dan produk. Kondisi ini perlu diimbangi dengan penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif termasuk peraturan yang mendukung.

2.6. Perilaku Konsumen dan Faktor yang Mempengaruhi Preferensinya 2.6.1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu aspek penting yang harus diperhatikan oleh produsen dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk memperoleh produk atau jasa yang mereka inginkan. Dimana didalamnya tercakup pembahasan mengenai jenis alasan, waktu, tempat dan frekuensi pemakaian suatu produk atau jasa. Perilaku konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor. Menurut Engel, et al. (1994) perilaku konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Faktor pengaruh lingkungan terdiri dari lima hal, yaitu : (1) budaya, (2) kela s sosial, (3) pengaruh pribadi, (4) keluarga, dan (5) situasi. Perbedaan individu terdiri dari empat hal, yaitu : (1) sumber daya konsumen, (2) motivasi dan keterlibatan, (3) pengetahuan, dan (4) kepribadian, gaya hidup dan demografi. Sedangkan faktor psikologis terdiri dari empat hal, yaitu : (1) pengolahan informasi, (2) pembelajaran, (3) perubahan, dan (4) sikap/perilaku. Selain itu Engel, et al. (1994) juga menyatakan

19

bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut.

2.6.2. Proses Pengambilan Keputusan Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam membuat suatu keputusan. Tahapan tersebut diawali dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil pembelian konsumen terhadap produk yang telah di beli yang dilihatkan dalam Gambar 1.

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Pembelian

HasilSumber : Engel, et al. (1994)

Gambar 1. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian Realisasi dari keputusan konsumen terlihat dalam aktivitas membeli yang berwujud pada pilihan-pilihan konsumen terhadap jenis produk, jumlah pembelian, pilihan tampilan fisik, pilihan tempat pembelian, dan frekuensi

20

pembelian, kegiatan pembelian berawal dari pengambilan keputusan hingga dilaksanakan dalam bentuk tindakan yaitu membeli suatu produk. Tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan tersebut adalah : 1. Pengenalan Kebutuhan dan Pencarian Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Adanya kebutuhan tersebut disebabkan konsumen merasakan adanya ketidaksesuaian antara keadaan yang nyata dengan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian itu melebihi tingkat tertentu maka kebutuhan dikenali, namun seandainya ketidaksesuaian itu ada di bawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi (Engel, et al., 1994). Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen manghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan yang sebenarnya terjadi. 2. Pencarian Informasi Menurut Engel, et al. (1994) pencarian informasi merupakan aktivitas yang termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Pada tahap ini, menurut Kotler (1997), sumber informasi konsumen terdiri dari (1) sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga), (2) sumber komersil (iklan, penjualan), (3) sumber umum, dan (4) sumber pengalaman. 3. Evaluasi Alternatif Tahap evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk memilih alternatif, konsumen menggunakan atribut tertentu yang disebut sebagai

21

kriteria evaluasi. Kriteria yang sering digunakan oleh konsumen antara lain harga, merek, dan kriteria yang bersifat hedonik (prestise, status). Kriteriakriteria ini biasanya bervariasi sesuai dengan kepentingan relatif mereka. Setelah menentukan kriteria yang akan digunakan untuk alternatif, maka konsumen memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan. Tahap ini terdiri dari menentukan alternatif pilihan, menilai alternatif pilihan dan menyeleksi alternatif pilihan. 4. Pembelian dan Hasil Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Menurut Engel, et al. (1994) pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat pembelian dan pengaruh lingkungan. Salah satu faktor yang m empengaruhi pembelian dan keputusan pembelian adalah sikap atas pendirian orang lain. Pendirian orang lain dapat dipengaruhi alternatif yang disukai seseorang, tergantung pada dua hal, yaitu (1) intensitas dari pendirian negatif yang disukai konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk memenuhi keinginan orang lain. Proses keputusan pembelian akan berlanjut pada penilaian terhadap kinerja produk berdasarkan keinginan dan harapan konsumen. Apabila pembeli merasa puas terhadap produk tersebut maka akan mengukuhkan kesetiaan (loyalitas) pembeli, dan akan menimbulkan keluhan apabila pembeli merasa tidak puas.

22

2.6.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Menurut Engel, et al. (1994) terdapat beberapa determinan yang mempengaruhi variasi dalam perilaku konsumen dan determinan tersebut di bagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Pengaruh lingkungan, konsumen di dalam lingkungan yang kompleks. Perilaku mereka dipengaruhi oleh (1) budaya, (2) kelas sosial, (3) pengaruh pribadi, (4) sikap, dan (5) situasi. Budaya adalah sekumpulan nilai, persepsi, preferensi serta perilaku keluarga dan lembaga- lembaga penting lainnya. Budaya menentukan keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Menurut Kotler (2002), kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri atas individu dengan berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama, atau kelompokkelompok yang relatif homogen dalam suatu masyarakat secara hierarki. Kelas sosial yang berbeda cenderung memunculkan perilaku konsumsi yang berbeda. Pengaruh pribadi adalah tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Orang-orang yang berhubungan erat atau dekat dengan konsumen akan menjadi kelompok acuan. Menurut Kotler (2002), kelompok acuan terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap maupun perilaku seseorang seperti keluarga, organisasi formal dan lainnya. 2. Perbedaan individu, faktor internal ini yang menggerakkan dan

mempengaruhi perilaku. Perilaku mereka dipengaruhi oleh (1) sumber daya

23

konsumen; (2) motivasi dan keterlibatan; (3) pengetahuan; (4) sikap; dan (5) kepribadian, gaya hidup dan demografi. Menurut Engel, et al. (1994) perbedaan yang paling penting pada individu adalah sumber daya. Konsumen menilai tiga sumber daya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini penjual memberikan barang dan jasanya. Ketiga sumberdaya tersebut adalah (1) sumberdaya ekono mi atau pendapatan dan kekayaan, (2) sumberdaya temporal atau waktu, dan (3) sumberdaya kognitif atau kapasitas konsumen untuk mengolah informasi. Umumnya konsumen mempunyai keterbatasan pada setiap sumber daya, sehingga dalam pengalokasiannya dilakukan dengan cermat. Motivasi dan keterlibatan merupakan kebutuhan variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan didefinisikan sebagai perbedaan yang disadari antara keadaan ideal dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat mengaktifkan perilaku. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tingkat pembelian. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi lebih kuat untuk memperoleh dan mengolah informasi serta kemungkinan yang jauh lebih besar dari pemecahan kebutuhan yang diinginkan. Secara umum pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan (Engel, et al., 1994). Pengetahuan konsumen dibagi menjadi tiga kategori, yaitu (1) pengetahuan produk mencakup atribut produk dan kepercayaannya, (2) pengetahuan membeli, yaitu dimana dan kapan membeli, dan (3) pengetahuan pemakaian (dari ingatan konsumen dan iklan). Menurut Engel, et al. (1994) sikap merupakan keseluruhan evaluasi

24

yang dilakukan kons umen. Sikap ini dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dan proses belajar baik dari pengalaman maupun dari yang lain. Intensitasnya, dukungan dan kepercayaannya adalah sikap penting dari sikap seorang konsumen. Masing- masing sikap ini akan bergantung pada kualitas pengalaman konsumen sebelumnya dengan objek sikap. Sedangkan kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, ketaatan dan lainnya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Tentu saja kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk. 3. Proses psikologis, yaitu adanya proses pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap atau perilaku. Pengolahan informasi yaitu cara-cara informasi ditransformasikan, dirinci, disimpan, didapatkan kembali dan digunakan. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh dua jenis utama determinan, yaitu pribadi dan stimulus. Determinan pribadi adalah karakteristik individual seperti motivasi, sikap, adaptasi dan rentang perhatian. Efek dari pengaruh pribadi adalah membuat perhatian sangat selektif, sedangkan faktor stimulus adalah karakteristik dari stimulus itu sendiri.

25

2.6.4. Preferensi Konsumen Preferensi konsumen diartikan sebagai pilihan untuk memiliki atau tidak oleh seseorang terhadap suatu produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut Kotler (2002), preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan dari konsumen. Misalnya, seseorang ingin mengkonsumsi produk dengan sumber daya terbatas maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh menjadi optimal. Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan. Hubungan preferensi ini diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, yaitu : 1. Kelengkapan (completeness). Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah : a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transaksi (transaction). Jika seseorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A daripada B atau lebih menyukai B daripada C. 3. Kontinuitas (continuity). Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai daripada B. Dalam ketiga proporsi di atas diasumsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun ranking semua kondisi atau situasi dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai (Nic holson, 1999). Dari sejumlah alternatif yang ada, orang lebih cenderung memilih alternatif yang memaksimumkan kepuasannya.

26

Preferensi konsumen terhadap suatu barang dapat diketahui dengan menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang sebagai

pertimbangannya untuk memilih barang tersebut. Faktor- faktor tersebut dapat berupa faktor demografis, faktor lingkungan, faktor kegunaan/manfaat, dan faktor lainnya. Penilaian terhadap produk menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk.

2.7. Regresi Logistik Regresi logistik adalah suatu teknik analisis data yang dapat menjelaskan hubungan antara peubah respon yang biasanya terdiri atas data kualitatif yang mencerminkan suatu pilihan alternatif dengan peubah-peubah penjelas yang bisa terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Peubah respon dalam regresi dapat berbentuk dikhotom (biner) maupun polytomous (ordinal atau nominal) (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Kelebihan metode regresi logistik dibandingkan dengan teknik lain yaitu (Kuncoro, 2004) : 1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model, artinya variabel bebas tidak harus memiliki distribusi normal, linier maupun memiliki varians yang sama dalam tiap grup. 2. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinyu, diskrit dan dikotomis.

27

3. Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel tak bebas diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas. Dalam penelitian ini, model logit mencerminkan dua alternatif bagi kepemilikan kartu kredit, yaitu memiliki kartu kredit atau tidak. Untuk mentransformasikan alternatif pilihan dari bentuk kualitatif ke kuantitatif, model logit menggunakan fungsi distribusi normal kumulatif, sehingga nilainya berkisar dari 0 ke 1 (Gujarati, 2003). Model regresi logistik dengan p buah peubah bebas dapat digambarkan dengan menghitung peluangnya (Gujarati, 2003) : Pi ( x ) =

[

1 1 + e g ( x)

]

..........................................................................................

(1)

dimana, g ( x) = 0 + 1 X 1 + 2 X 2 + ... + p X p Nilai Pi pada persamaan (1) untuk melihat Y = 1 atau Y = 0. Karena Yi merupakan variabel acak Bernoulli, maka dapat dilihat : P(Yi = 1) = Pi ........................................................................................ P(Y = 0) = (1 Pi) ................................................................................ Bentuk umum model dapat dinotasikan (Gujarati, 2003) : (2) (3)

P i = ln i = 1 + 2 i + i ..................................................................... (4) 1 Pi dimana : Y = dependent variable, X = independent variable, 1, 2 merupakan nilai parameter

28

2.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Kartu Kredit Menurut Loix, et al. (2005) terdapat beberapa kategori yang dapat digunakan sebagai alat untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengadopsi dan menggunakan elecronic payment system, termasuk kartu kredit. Kategori tersebut adalah : 1. Socio-demographic, terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, dan bahasa. 2. Financial, besarnya penghasilan per bulan responden setelah dikurangi pajak. 3. Technology, menyatakan frekuensi penggunaan mobile phone, komputer pribadi, internet, PDA, dan penggunaan pelayanan bank melalui telepon. 4. Supply-side, yaitu dengan menghitung jumlah POS (Point of Sale) terminals dan ATM (Automated Teller Machine) per ZIP code.

2.9. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2002) mempelajari pemilikan dan perilaku penggunaan kartu plastik serta faktor- faktor yang mempengaruhi kepemilikan dan pelunasan pembayaran kartu kredit oleh keluarga. Penelitian dilakukan di Kota Bandung dengan pendekatan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kartu plastik yang dimiliki responden adalah kartu kredit dan debit (57 persen), kartu kredit saja (30 persen), dan kartu debit saja (13 persen). Frekuensi penggunaan kartu debit relatif lebih sering dibanding dengan kartu kredit. Dari penelitian ini didapatkan bahwa responden yang berpendapatan lebih dari Rp. 3 juta mempunyai peluang yang lebih besar untuk memiliki kartu kredit

29

dibanding yang berpendapatan lebih rendah. Responden yang jumlah anggota keluarganya kurang atau sama dengan 4 orang mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki kartu kredit dibandingkan keluarga dengan jumlah anggo ta lebih dari 4 orang. Responden yang berpendapatan kurang dari sama dengan Rp. 3 juta mempunyai peluang untuk melunasi tagihan kartu kredit lebih besar dibandingkan dengan responden yang tingkat pendapatannya lebih tinggi. Penelitian lain menganalisis perilaku masyarakat terhadap non cash payment oleh Loix, et al. (2005) yang melakukan penelitian pada persepsi masyarakat Belgia terhadap sistem pembayaran yang baru, yaitu sistem pembayaran elektronik. Penelitian ini menggunakan analisis logit dengan alat analisis program SPSS 13. Dalam penelitian ini digunakan empat kategori yaitu : (1) socio demographic yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, dan bahasa; (2) financial (dengan menanyakan berapa penghasilan per bulan responden setelah dikurangi pajak); (3) technology (frekuensi penggunaan mobile phone, komputer pribadi, internet, PDA, dan penggunaan pelayanan bank melalui telepon); (4) supply-side (menghitung jumlah POS (Point of Sale) terminals dan ATM (Automatic Teller Machine) per ZIP code). Keempat kategori ini digunakan sebagai variabel untuk melihat kecenderungan preferensi masyarakat terhadap sistem pembayaran elektronik. Berdasarkan penelitian ini dihasilkan bahwa semua variabel eksogen di atas mempengaruhi kecenderungan preferensi masyarakat untuk menggunakan kartu pembayaran elektronik. Kemudian Zinman (2005) juga melakukan penelitian tentang

perbandingan kartu kredit dan kartu debet. Dalam penelitian ini dilihat kartu mana

30

yang lebih diminati oleh masyarakat dengan pertimbangan keamanan, kemudahan dan time cost. Penelitian ini menunjukkan bahwa kartu yang lebih diminati oleh masyarakat saat ini adalah kartu debit. Penelitian lain dilakukan oleh Chairani (1998) yang meneliti tentang preferensi konsumen bank X terhadap kartu kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban mengenai atribut apa saja yang dipentingkan konsumen dalam menggunakan kartu kredit serta berapa besar angka ideal atribut tersebut dinilai cukup relevan untuk dilaksanakan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor perilaku, yang terdiri atas perilaku kepemilikan kartu dan perilaku pemilik kartu kredit, nyata berhubungan dengan variabel demografis. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis memfokuskan kepada

karakteristik, preferensi, dan perilaku dosen yang tergolong masyarakat dengan tingkat pengetahuan, informasi, dan akses teknologi yang maju terhadap perkembangan perekonomian nega ra, khususnya dalam sistem pembayaran. Sehingga diharapkan akan terlihat suatu gambaran mengenai keadaan aktual masyarakat modern tentang sikap dan pandangannya terhadap kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran, khususnya kartu kredit. Selain itu, secara mikro penelitian ini lebih menunjukkan bagaimana gambaran dan tanggapan dosen terhadap trend less cash society.

2.10. Kerangka Pemikiran Sistem pembayaran kini semakin berkembang. Masyarakat modern cenderung lebih memilih untuk menggunakan sistem pembayaran elektronik

31

dengan alasan kemudahan dan kecepatan transaksi. Sistem pembayaran non-cash ini terus didorong oleh pengetahuan masyarakat terhadap perkembangan teknologi. Salah satu alat pembayaran yang cukup diminati masyarakat untuk transaksi non-cash ini adalah kartu kredit, dimana masyarakat dapat melakukan transaksi jual beli barang atau jasa dengan pelunasan atau pembayarannya dapat dilakukan secara sekaligus atau dengan mencicil sejumlah minimum tertentu pada masa akan datang. Promosi kartu kredit terus dilakukan oleh pihak perbankan. Namun, masyarakat termasuk dosen harus melalui tahap-tahap dalam pengambilan keputusan, apakah ia akan menggunakan kartu kredit atau tidak. Preferensi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, sedangkan dalam penelitian ini akan diteliti variabel- variabel sebagai faktor pengambilan keputusan tersebut. Variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel demografi (jenis kelamin, umur, pendidikan, lama bekerja, jumlah anggota keluarga, kedudukan struktural pekerjaan, dan pekerjaan lain), variabel finansial (total pendapatan rata-rata per bulan, total pengeluaran rata-rata per bula n, dan tabungan rata-rata per bulan), variabel teknologi (penggunaan mobile phone dan/atau internet untuk banking service). Seluruh variabel ya ng digunakan kemudian dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil reduksi model ini akan menganalisis preferensi dosen sehingga diperoleh faktor- faktor yang mempengaruhi preferensi dosen terhadap kartu kredit. Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan dalam Gambar 2.

32

Sistem pembayaran non-cash

Electronic Payment System

Kartu Kredit

Dosen

Masyarakat

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

Analisis Deskriptif

Regresi Logistik

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dosen terhadap kartu kredit

Kesimpulan dan RekomendasiKet : tidak diteliti diteliti

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Keterangan : X1 = Usia X2 = Total Pendapatan Rata-Rata per Bulan X4 = Total Tabungan Rata-Rata per Bulan X5 = Jumlah Keluarga X6 = Lama Bekerja X7 = Pendidikan X8 = Jenis Kelamin X10 = Pekerjaan Lain X11 = Pemanfaatan Teknologi

X3 = Total Pengeluaran Rata-Rata per Bulan X9 = Kedudukan Struktural

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan tujuan responden yaitu dosendosen Institut Pertanian Bogor. Rentang waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2007 meliputi kegiatan penyebaran kuisioner, pengolahan dan analisis data, hingga penulisan laporan dalam bentuk skripsi.

3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam pene litian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survey menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada responden. Survey kepada responden dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini terdiri atas kuisioner terbuka dan tertutup. Dalam kuisioner terbuka, peneliti memberi pertanyaan dan meminta responden menguraikan pendapat/pendiriannya dengan panjang lebar. Sedangkan kuisioner tertutup terdiri atas pertanyaan-pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan dan responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya (Nasution, 2003). Responden yang diwawancarai merupakan dosen-dosen Institut Pertanian Bogor. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur baik dari studi pustaka, majalah, internet, Bank Indonesia, jurnal- jurnal ekonomi moneter dan sumbersumber lainnya yang relevan sebagai referensi. Data primer yang digunakan

34

merupakan cross section data, dimana nilai variabel yang dikumpulkan pada waktu yang sama dari 50 responden dalam satu wilayah (Gujarati, 1997).

3.3. Metode Pengambilan Contoh Objek dari kuisioner ini sebanyak 50 dosen dari 110 dosen PNS (Pegawai Negeri Sipil) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB). Pemilihan dosen FEM IPB didasarkan karena background ilmu pengetahuan yang dimiliki, khususnya bidang ekonomi. Dosen FEM IPB tentunya akan lebih mengetahui mengenai perkembangan perekonomian negara dan lebih peka terhadap sistem pembayaran yang berlaku. Hal ini akan lebih memudahkan penelitian dan diharapkan tercapai tujuan dalam melakukan wawancara dan pengisian kuisioner. Teknik pengambilan contoh menggunakan metode non-probability

sampling dengan cara convenience/accidental sampling (Sarwono, 2005). Teknik ini dilakukan dengan cara menemui responden secara langsung, kemudian dilakukan wawancara atau pengisian kuisioner secara mandiri oleh responden. Kriteria penetapan responden yang dijadikan contoh adalah hanya kepada responden yang bersedia untuk berpartisipasi mengisi kuisio ner, baik yang memiliki kartu kredit maupun yang tidak memiliki kartu kredit. Teknik pengambilan contoh ini dilakukan karena diasumsikan golongan dari masingmasing dosen menggambarkan tingkat pendapatan yang bervariasi, namun senjang diantara masing- masing golongan tidak signifikan sesuai dengan pendapatan PNS.

35

3.4. Metode Estimasi dan Pengolahan Data Data-data yang didapat dalam penelitian ini diestimasi menggunakan metode analisis deskriptif dan regresi logistik. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan metode crosstab (tabel silang) untuk penggunaan data berskala nominal atau kategori. Sedangkan regresi logistik dilakukan melalui tahapan reduksi peubah. Pengolahan data untuk penelitian ini menggunakan software SPSS 13. Variabel yang diamati (variabel eksogen) dalam penelitian ini adalah variabel demografi (umur, jumlah keluarga, lama bekerja, pendidikan, jenis kelamin, kedudukan struktural pekerjaan, dan pekerjaan lain), variabel finansial (total pendapatan, pengeluaran, dan tabungan rata-rata per bulan), variabel teknologi (penggunaan mobile phone, komputer pribadi, internet, dan/atau banking service melalui telepon dan/atau internet). Sedangkan variabel yang dipengaruhi (variabel endogen) adalah preferensi dosen terhadap kartu kredit, apakah memiliki kartu kredit atau tidak.

3.5. Model Penelitian Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

P i = ln i = 1 + 2 1 + 3 2 + 4 3 + 5 4 + 6 5 + 7 X 6 + 8 X 7 1 Pi + 9 X 8 + 10 X 9 + 11 X 10 + 12 X 11 + i ............................ dimana : Y = Kepemilikan kartu kredit (1 = memiliki kartu kredit, 0 = tidak memiliki kartu kredit ) (5)

36

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11

= Usia (tahun) = Total Pendapatan Rata-Rata per Bulan (Rupiah) = Total Pengeluaran Rata-Rata per Bulan (Rupiah) = Total Tabungan Rata-Rata per Bulan (Rupiah) = Jumlah Anggota Keluarga (Orang) = Lama Bekerja (Tahun) = Pendidikan (S1 = 16 Tahun, S2 =18 Tahun, dan S3 = 22 Tahun) = Jenis Kelamin (1 = perempuan; 0 = laki- laki) = Jabatan Struktural (1 = memiliki jabatan struktural, 0 = tidak memiliki jabatan struktural) = Pekerjaan Lain (1 = memiliki pekerjaan lain, 0 = tidak memiliki pekerjaan lain) = Pemanfaatan Teknologi (1 = menggunakan layanan banking service via internet dan/atau mobile phone; 0 = tidak menggunakan layanan banking service via internet dan/atau mobile phone)

1

= Intersep

2 , , 11 = Koefisien-koefisien estimasi ei = Error term Variabel-variabel yang digunakan dalam model ini dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Usia, menggambarkan tingkat usia/umur responden dalam hal kepemilikan kartu kredit. 2. Total pendapatan rata-rata per bulan, menggambarkan pendapatan tiap individu responden yang menjadi anggaran untuk dikonsumsi dalam mencapai tingkat kepuasan tertinggi. Total pendapatan rata-rata per bulan merupakan total dari seluruh pendapatan per bulannya, baik dari pendapatan pokok maupun pendapatan lainnya.

37

3. Total pengeluaran rata-rata per bulan, menggambarkan jumlah pendapatan individu yang dihabiskan untuk pemenuhan kebutuhan, dapat berupa kebutuhan pribadi ataupun keluarga. Besarnya tingkat pengeluaran dapat menentukan seberapa besar kebutuhan hidup dapat dipenuhi dari total pendapatan rata-rata per bulannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepemilikan kartu kredit. 4. Total tabungan rata-rata per bulan, menggambarkan jumlah total pendapatan rata-rata per bulan setelah dikurangi total pengeluaran rata-rata per bulan per individu. 5. Jumlah anggota keluarga, menggambarkan banyaknya tanggungan suatu rumah tangga dengan tingkat pendapatan tertentu. Dalam hal kepemilikan kartu kredit, jumlah anggota keluarga dapat sebagai pertimbangan untuk cara mudah memaksimalkan pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan, yang salah satunya dapat dilakukan dengan cara kredit. 6. Lama bekerja, merupakan jumlah tahun bekerja yang dijalani responden pada pekerjaan saat pengisian kuisioner. Lama bekerja ini diperlukan dapat menentukan tingkat pendapatan pokok responden dari pendapatannya sebagai pegawai negeri, karena lama bekerja secara garis besar dapat menentukan tingkat golongan mereka. Selain itu, ketetapan pendapatan berdasar lama bekerja seseorang dapat dikaitkan dengan kemampuan mereka dalam mengelola kartu kredit. 7. Pendidikan, merupakan jumlah tahun responden menjalankan pendidikan. Pendidikan minimal seorang dosen yaitu S1, kemudian dilanjutkan S2 dan S3.

38

Pendidikan sebagai seorang dosen dapat menentukan tingkat kematangan memilih menggunakan kartu kredit atau tidak, selain didasarkan kebutuhan mereka akan kartu kredit sebagai alat pembayaran yang praktis dan aman. 8. Dummy jenis kelamin, menggambarkan peluang yang dibelikan oleh laki- laki dan perempuan dalam peluang kepemilikan kartu kredit. Laki- laki memiliki nilai nol (0) dan perempuan memiliki nilai satu (1) 9. Dummy jabatan struktural, menggambarkan peluang kepemilikan jabatan struktural terhadap peluang kepemilikan kartu kredit. Responden dengan jabatan struktural, memiliki peluang lebih besar untuk memiliki kartu kredit, dapat disebabkan dengan gaya hidup atau kebutuhan dalam pergaulan. 10. Dummy pekerjaan lain, menggambarkan adanya tambahan pendapatan seseorang. 11. Dummy pemanfaatan teknologi, menggambarkan perilaku seseorang dalam menggunakan layanan banking service menggunakan teknologi internet. Kecenderungan seseorang yang aktif dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, akan menjadi motivasi untuk memanfaatkan teknologi lainnya, termasuk dalam hal transaksi pembayaran, misalnya menggunakan kartu kredit.

3.6. Pendugaan Parameter Model Parameter model dapat diduga dengan suatu penduga kemungkinan maksimum, metode kuadrat terkecil dan analisis diskriminan (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Sedangkan model regresi yang digunakan untuk mendapatkan

39

koefisien regresi logistik pada penelitian ini adalah dengan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood). Fungsi kemungkinan yang ingin

dimaksimumkan adalah memaksimumkan probabilitas dari data yang di observasi. Fungsi likelihood merupakan fungsi kepekatan peluang bersama yang diubah menjadi bentuk logaritma, dengan tujuan untuk mempermudah di dalam pendugaan parameternya. Sehingga dibuatlah fungsi likelihood (likelihood function). Fungsi ini memperlihatkan probabilitas dari data yang diamati sebagai fungsi dalam parameter tidak diketahui (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Jika antara amatan yang satu dengan amatan yang lain diasumsikan bebas, maka fungsi kemungkinan maksimumnya adalah (Gujarati, 2003) :f ( y1 , y 2 ,..., y i ,..., y n ) = f i (Yi ) = Pi (1 Pi )yi i =1 i =1 n n 1 yi

....................................

(6)

dimana ? = simbol untuk perkalian. diduga dengan memaksimumkan persamaan diatas. Pendekatan logaritma

dilakukan untuk memudahkan perhitungan, sehingga fungsi logaritma (log likelihood) sebagai berikut (Gujarati, 2003) :f ( y1 , y 2 ,..., yi ,..., y n ) = {Yi ln Pi + (1 Yi ) ln( 1 Pi )} ...................................i =1 n

(7)

Tujuan dalam maximum likelihood adalah untuk memaksimumkan likelihood function atau log likelihood function, yaitu untuk mendapatkan nilai parame ter sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk mendapatkan nilai Y maksimum. Oleh karena itu, pada persamaan (7) dibuat turunan parsial terhadap setiap nilai parameter kemudian menyamakannya dengan nol dan dicari nilainya.

40

3.7. Uji Taraf Nyata Parameter Hosmer dan Lemeshow (1989) menyebutkan bahwa perbedaan antara nilai hasil observasi dan nilai prediksi variabel tak bebas adalah berdasarkan fungsi log likelihood. Nilai dari fungsi log likelihood merupakan evaluasi terhadap nilai parameter yang diduga dalam regresi. Perhitungan nilai log likelihood menggunakan asumsi bahwa error terdistribusi secara normal dan atau logit. Pengujian ini dibuat untuk memastikan keterkaitan antara variabel- variabel bebas atau peubah penjelas dalam model dengan variabel tak bebasnya. Untuk keperluan pengujian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan nilai chi square menggunakan distribusi df = degrees of freedom sebesar banyaknya variabel bebas dalam model. Hipotesis yang digunakan adalah : H0 : 1 = 2 = = p = 0 H1 : paling sedikit ada satu i ? 0 (i = 1, 2, , p) Kemudian, jika nilai chi square hitung lebih kecil dari chi square tabel maka, H0 diterima. Tetapi jika nilai chi square hitung lebih besar dari chi square tabel maka, H ditolak. Kesimpulan ini dapat juga dilihat dari nilai probabilitasnya, 0 yaitu jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai a atau 0,1, maka H0 ditolak. Uji taraf nyata parameter juga dilakukan secara independen antara dua variabel chi square, dilakukan untuk melihat keterkaitan masing- masing variabel bebas yang diamati dengan kepemilikan kartu kredit. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai chi square dari setiap variabel. Tetapi nilai chi square ini tidak dapat digunakan untuk jumlah data yang diekspektasi dalam suatu kategori masingmasing variabel memiliki nilai ekspektasi kurang dari lima atau lebih dari 20

41

persen. Untuk itu digunakan nilai likelihood ratio, dimana likelihood ratio mengikuti distribusi chi-square dengan df = degrees of freedom sebesar banyaknya variabel bebas. Untuk memeriksa koefisien atau peranan peubah penjelas atau variabel bebas dalam model secara parsial dilakukan uji-Wald. Hipotesisnya : H0 : i = 0 H1 : i ? 0 (i = 1, 2, , p) rumus uji- Wald tersebut adalah : Wi = i S ( i )^^

^

^

.................................................................................

(8)

dimana i merupakan penduga i dan S ( i ) adalah dugaan galat baku dari i .^

Statistik uji-Wald mengikuti sebaran normal baku (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Kriteria uji ini adalah : (1) jika |W| < Za/2 , terima H0 (2) jika |W| > Za/2 , tolak H0

3.8. Interpretasi Koefisien dan Daya Ramal Prediksi Interpretasi koefisien dilakukan pada peubah-peubah yang berpengaruh nyata. Interpretasi dilakukan dengan melihat tanda dari koefisien tersebut. Jika koefisien yang diperoleh bernilai positif maka kecenderungan Y=1 lebih besar terjadi pada peubah bebas X = 1 daripada X = 0. Rasio odds dapat digunakan untuk memudahkan interpretasi koefisien. Rasio odds adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar kecenderungan

42

peubah-peubah penjelas (variabel bebas) terhadap peubah respon (variabel tak bebas) (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Jika suatu variabel bebas mempunyai tanda koefisien positif, maka nilai rasio oddsnya lebih besar dari satu, sebaliknya jika tanda koefisiennya negatif, maka nilai rasio oddsnya lebih kecil dari satu. Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) koefisien model logit ditulis sebagai i = g(x + 1) g(x). Parameter i (slope) mencerminkan perubahan dalam fungsi logit g(x) untuk perubahan satu unit peubah bebas X yang disebut log odds. Log odds merupakan beda antara dua penduga yang dihitung pada dua nilai (misal x = a dan x = b) yang dinotasikan sebagai : ln[ (a , b )] = g ( x = a) g ( x = b) = i ( a b) ............................ sedangkan penduga rasio-odds adalah : = (9)

[ (1) / 1 (1)] [ ( 0) / 1 (0) ]

ln( ) = g (1) g (0)

ln( ) = i .................................................................................... (10) Dimana rasio odds = 1 dapat diartikan bahwa x = 1 akan mempunyai peluang yang sama dengan x = 0 untuk menghasilkan Y = 1. Apabila 1< = 55

1 - 2 jt 2 - 3 jt 3 - 4 jt 4 - 5 jt > 5 jt

Gambar 3. Persentase Sebaran Responden Menurut Tingkat Usia dan Pendapatan Rata-Rata Per Bulan Tingkat total pengeluaran rata-rata per bulan dikelompokkan ke dalam lima kelompok. Responden dengan tingkat total pengeluaran rata-rata per

46

bulannya lebih dari lima juta rupiah sebanyak 13 responden. Kelompok ini menempati kelompok terbesar dengan persentase sebesar 27,7 persen. Kemudian kelompok terbesar kedua yaitu sebanyak 12 responden atau 25,5 persen memiliki tingkat total pengeluaran rata-rata per bulannya sebesar kurang dari satu sampai dua juta rupiah. Kelompok berikutnya, dengan total pengeluaran rata-rata per bulannya sebesar Rp. 2 juta sampai Rp. 3 juta dan Rp. 3 juta sampai Rp. 4 juta, masing- masing sebanyak sepuluh dan sembilan responden atau 21,3 dan 19,1 persen. Kelompok terkecil dengan jumlah responden sebanyak tiga memiliki total pengeluaran rata-rata per bulannya sebesar empat sampai lima juta rupiah (Gambar 4).

21.28% 19.15% 25.53% 27.66% 6.38%

65.96% 14.89% 19.15%

Pengeluaran < 1 - 2 jt 2 - 3 jt 3 - 4 jt 4 - 5 jt > 5 jt

Tabungan

2 jt

Gambar 4. Persentase Sebaran Responden Menurut Tingkat Pengeluaran dan Tabungan Rata-Rata Per Bulan Sementara itu, untuk variabel tingkat tabungan rata-rata per bulan, sebanyak 31 responden atau 66 persen responden memiliki tabungan sebesar kurang dari dan sama dengan satu juta rupiah. Diikuti oleh tingkat tabungan ratarata per bulan sebesar lebih dari dua juta rupiah sebanyak sembilan responden atau 19,1 persen. Kemudian sebanyak tujuh responden atau 14,9 persen responden

47

memiliki tabungan rata-rata per bulannya sebesar satu sampai dua juta rupiah (Gambar 4). Keadaan ini menunjukkan bahwa responden, dalam hal ini dosen, sudah mampu memanfaatkan pendapatannya seefisien mungkin, sehingga sebagian besar dari responden mampu untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan sebagai simpanan cadangan. Hal ini cukup tergambar dari besarnya rata-rata tabungan per bulan, yaitu sebesar Rp. 1.124.468,09 (Tabel 2). Persentase tertinggi untuk variabel lama bekerja, yaitu sebesar 38,3 persen atau sebanyak 18 responden telah bekerja sebagai pegawai negeri selama 11 sampai 20 tahun. Kemudian diikuti oleh responden yang telah bekerja selama 1 sampai 10 tahun dan 21 sampai 30 tahun dengan masing- masing persentase sebesar 31,9 dan 21,3 persen atau 15 dan 10 responden. Sedangkan persentase terendah, yaitu untuk kelompok dengan lama bekerja sebagai pegawai negeri lebih dari 30 tahun hanya sebesar 8,5 persen atau empat reponden saja (Gambar 5).

21.28%

8.51%

21.28%31.91%

25.53% 8.51% 36.17% 31.91%

38.3%

38.3%

38.3%

Lama Bekerja

1 - 10 th 11 - 20 th 21 - 30 th > 30 th

Jumlah KeluargaLama Bekerja 1 - 2 org

Gambar 5. Persentase Sebaran Responden Menurut Lama Bekerja dan Jumlah Anggota Keluarga Gambar 5 menunjukkan sebaran responden menurut jumlah anggota keluarga, yaitu sebanyak 18 responden atau 38,3 persen dengan total jumlah

1 - 10 th org 3-4 11 ->20 org 4 th 21 - 30 th > 30 th

48

anggota keluarga lebih dari empat orang. Sebanyak 17 responden atau 36,2 persen yang memiliki tiga sampai empat anggota keluarga, dan sebanyak 12 responden atau 25,5 persen yang memiliki dua orang anggota keluarga. Rata-rata jumlah anggota keluarga sebesar 4,3 ( 4) orang, dengan jumlah terendah dua dan tertinggi tujuh orang (Tabel 2). Tingkat pendidikan tersebar merata untuk tingkat pendidikan S2 dan S3 yaitu masing- masing sebanyak 23 responden atau 28,9 persen. Sedangkan satu responden lagi atau 2,1 persen masih berpendidikan S1. Untuk variabel dummy jabatan struktural digambarkan oleh nol dan satu, dimana nol berarti tidak memiliki jabatan struktural dan satu memiliki jabatan struktural. Rata-rata dari jabatan struktural sebesar 0,36 berarti sebagian besar responden tidak memiliki jabatan struktural, karena nilainya mendekati nol (Tabel 2). Tabel 2. Deskripsi Nilai Minimum (Minimum), Maksimum (Maximum), RataRata (Mean) dan Standar Deviasi (Std. Deviation)Variables USIA Pendapatan Pengeluaran Tabungan Jumlah Keluarga Lama Bekerja Pendidikan Dummy Jenis Kelamin Dummy Jabatan Struktural Dummy Pekerjaan Lain Dummy Pemanfaatan Teknologi Valid N (listwise) N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 Minimum 28 1500000 1000000 250000 2 1 16 0 0 0 0 Maximum 60 8000000 5500000 2500000 7 39 22 1 1 1 1 Mean 40,34 4546808,51 3432978,72 1124468,09 4,30 15,89 19,91 0,38 0,36 0,49 0,13 Std. Deviation 8,580 2282909,191 1618180,560 840216,868 1,654 9,388 2,083 0,491 0,486 0,505 0,337

Lebih dari 50 persen responden tidak memiliki pekerjaan lain yang menghasilkan pendapatan, dimana terdapat mean sebesar 0,49 untuk dummy pekerjaan lain. Sementara itu, sebagian besar responden tidak memanfaatkan

49

teknologi internet dalam menggunakan layanan banking service karena hanya memiliki mean sebesar 0,13 saja (Tabel 2).

4.2. Motivasi dan Persepsi/Sikap Responden Berbagai alasan atau motivasi setiap responden dalam menentukan pilihan apakah mereka memiliki kartu kredit atau tidak, dicerminkan dari nilai atau poin yang diberikan responden terhadap berbagai jawaban kuisioner. Dalam hal ini beberapa pilihan jawaban dapat dipilih oleh responden, sesuai pilihan masingmasing individu. Penilaian responden untuk persepsi/sikap terhadap kartu kredit, secara umum menyatakan image tentang kartu kredit yang beredar di masyarakat biasa-biasa saja. Tabel 3. Sikap/Persepsi Responden Terhadap Kartu KreditNo Sikap/Persepsi Jawaban Ya Pemilik KKBukan Pemilik (n = 20) KK (n = 27) n % n % 9 45 7 25,9 10 50 16 59,3 1 5 4 14,8 17 11 7 1 8 2 6 8 5 2 85 55 35 5 40 10 30 40 25 10 17 11 5 2 10 5 7 1 7 8 63,0 40,7 18,5 7,4 37,0 18,5 25,9 3,7 25,9 29,6 Jumlah (n = 47) n % 16 34,0 26 55,3 5 10,6 34 22 12 3 18 7 13 9 72,3 46,8 25,5 6,4 38,3 14,9 27,7 19,1

1 Citra/image tentang kartu kredit Ya yang beredar di masyarakat saat ini Biasa saja adalah baik Tidak 2 Pandangan Anda mengenai kartu kredit a. Praktis dan mudah b. Demi keamanan uang cash c. Demi keselamatan diri Anda d. Sebagai cara mudah mendapatkan kredit e. Hanya sebagai alat pembayaran saja f. Meningkatkan status sosial/gengsi g. Bagian dari gaya hidup modern h. Sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan ketika bepergian i. Perintis jalan menuju masyarakat tanpa uang tunai j. Lainnya

12 25,5 10 21,3

Catatan : jawaban ya dapat lebih dari satu pilihan, keculai point 1.

Selain itu mengenai kartu kredit, secara umum, responden berpandangan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran yang praktis dan mudah.

50

Pandangan lain, tidak sedikit dari responden yang setuju bahwa dengan memiliki kartu kredit akan lebih aman daripada membawa cash. Hal ini sesuai dengan penelitian Marlina (2002) yang menyatakan pandangan masyarakat terhadap kartu plastik yaitu praktis dan mudah, demi keamanan uang cash, dan perintis jalan menuju masyarakat tanpa uang tunai. Pandangan lain yang dikemukakan responden di luar kuisioner pun beragam, termasuk pandangan bahwa dengan memiliki kartu kredit cenderung membuat seseorang menjadi lebih konsumtif dan berpandangan kartu kredit hanya sebuah kartu utang (Tabel 3). Kesimpulan secara umum tersebut mewakili dua pihak, baik responden yang memiliki kartu kredit maupun tidak. Oleh karena itu, untuk lebih detailnya dilakukan pula analisis dari dua sudut pandang yang berbeda, baik dari sudut pandang r