jurnal terob 2012

14
" *1r;* { #3

Upload: sandy-rosandy

Post on 05-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Jurnal Pengkajian dan Penciptaan SeniTEROB Volume III Nomor 4 April 2012ISSN 2087 - 314XMural Dalam Pencitraan Ruang Publik KotaOleh : Bramantljo dan Timbul Harvono

TRANSCRIPT

  • " *1r;*{#3

  • TER@BJURNAL PENGKAJIAN DAN PENCIPTAAN SENI

    Vo ume lll Nomor 4, A,ptll 2A12

    'Soreng - defille FKI Vll'(FKl Vll l5l Surakarta, 201 1)

    E

  • TER@tsJURNAL PENGKA"JIAN DAN PENCIPTAAN SENI

    Volume lll Nomor 4, April 20]2

    JUna|TEROB adalah wahana untuk memublikasikan karya ilmiah tentang pengkajian.penciptaan, dan gagasan seni.Terbit pertama kalitahun 2010, dua kalisetahun.

    Susunan RedakJiPelindung

    Ketua STKW SurabayaPenasehatWaka l,ll,lll

    PenangggungjawabKepala UPT STKW Surabaya

    Pemimpin RedaksiLuwar, M.5n.Mita Bestari

    Prof Dr. Rahayu Supanggah, S.Kar.Prol Dr Soetarno, DEA.

    Prof. Dr. A.M. Hermin KusmayatiDr. M. DwiMarianto

    Prof. Dr. SetyaYuwana Sudikan, MA.Dewa. Redaki

    Trinil Windrowati, M.5n.Nandi Saefufi ohman, M.Sn.

    Drs. Bramantijo, M.5n.Drs. Mario, l$.Pd.

    BendaharaDra. Yekti Herlina, M.Sn.

    Desain GrafisSitur Kuswantoro, S.Sn.

    Dra. Sufiana, M.Sn.Tata Usaha

    AliMaluf,s.Sos.Distribusi

    Drs. Andri SetiawanTaufiq Sholekhuddin, S.5n.

    PenerbitUPT STIQV Surabaya

    Sampuldepan :Sampulbelakang:

    soreng - defile FKI Vll l5l Suraka rta Okober 2012 (foto: Situr Kusw.ntoro)AROKAT polae Agus Gepeng, Su menep, Juli 201 I

    Alamat Redaki/Iata Usaha :STXWSurabayaJl.KlampisAnom Il KompleksWismaMuktiSurabayaTelp. Fax. (031) s94994s

    TEROB Jurnal Pngkajian dan Penciptaan Seni, diterbitkan oleh LP2M STKW SuEbaya.

  • TIEROBJURNAL PENGKAJIAN DAN PENCIPTAAN SENI

    Volume lll Nomor 4,

    Multianalisis pada Batik Pesisiran sebagai Produk Kebudayaan 01- l6Oleh: Mistaram

    Muraldalam Pencitraan Ruang Publik Kota' Oleh: Bramantio danTimbulHaryono 17-26

    Musik Saronen di MaduraOleh: Sabar 27 -35

    Pefi unjukan Tari Gambuh TamengOleh: Suripno ?7 -46

    Perkembangan Musikal SeniKarawitan Jawa dan Pengaruhnya 47 -62teihadap Masyarakat PendukungnyaOleh : Hartono

    Paham Dualismedalam Joged Gebyog Jembtana gali 63- 70Oleh: I Wayan Sama

    Peran Tata Cahaya sebagai Pendukung struktur Suasana dalam 71 -a2Sebuah PergelaranOleh : Heny Poernomo

    Pentas SeniSiswa danTaman Remaia Surabaya (Titikorientasi 83 -90antara Pasar Mainan Anakdan Pendidikan Estetika)Oleh :TrinilWindrowati

  • -=ROB Jumol Pengkojion

    - beri

    islran

    EEn terhadaSemba

    ik danjuga-:iap daerah

    MURAL DALAM PENCITRAAN RUANG PUBLIK KOTAOlh: Bramantljo* dan Timbul Harvono*+

    ABSTRACT

    Pu blic tPace of city become a deno(ratic space that can be entered bv anvbodv for anvpurpose, ihetefore pubLic spa.e ofcitvdeveloP into competition arna for some purposes,frompotitical, economic, social, cLrltubl pu rpos5 and othet purpose5 that all will be expre$ed as vnualimage in PUblic sPace of city

    At present, we can almost n.d lv'luraL in various public spaces in Yogvakafta MuGl has becomea part of city so.iety dynamjcs in expre$ing some soclallife problemsfaced bvthem, muralk arepresentation of society. The visualexpre$ion ofsocletv in the form of mual in publi' spa'es 'fciiymaybesenas aesthetic behavior, but,on theotherhand, it mavbedeemed tomakethefa'_"ofcityto be dilty, in fact to bevisualgarbage

    This paper isthe result of rview to muralpresence in public spaces ofYogvakarta Citv from2ooo up to 2olO bystudying some documents concerning muralworksthat once or stillexist in citypublic spaces, worked based onjoint plan ofcitvgovernmen! such as APotikKomikand logja MuralForum or based on individuaI or Iroup nitiative with tome aims and purposes This discLIsronemphasizes on sociologlcally approach and esthetics ofpubllc spaces PubLiccommentas writtenin printed media or mural documentation become important data to know the society respondtoward mural presence in public sPacet of Yogvakarta cltv

    Thesuc.e5s ofYogyakarta cltv in accommodating muralas contern po6ry element of citva so gives an effect for public space imaging of cltv, positlve or negative Expressed image throughpubllc spa(es be.ome the reflection ofmanagement of public space bv govemment citv and citvsociety comPrehension on public space.

    Keyword: mural, publicspace Yogyakana city

    11. PendahuluanBerderet sebutan di5andang kotaYogyakarta, sebagai kota budaya, kota keraton, kota gudheg, kota

    :e:jar, kota batik, kota bakpia, dan sebutan lainnya, tak menyu-rutkan warga Yogyakarta untuk kreatifre:rggali dan mengembangkan berbagai kekhasan dari khasanah budaya yang tumbuh bersama

    --(embangan zaman. Mural sebagai salah satu bentuk seni kontemporer yang berkembang seiringir;,rl ika kota kota di d unia, ikut pula menggeja la di Yogyakarta melalu i pa ra perupanya. Sejak ta h u n 20021r9a saat ini mural telah menjadi bagian dari elemen estetis kola dan mengisi ruang publik kota'ieradaan muraldiruang publik kota Yogya karta memang tidak serta merta direncanakan oleh pemerintahc. penggiat seni, atau pihak-pihak lain untuk kepentingan estetika kota. Banyak mural yang dikeiakan-:? llar atas inisiatifindividu atau kelompokdengan berbagai maksud, tetapikeberadaannyajauh lebjhra-an dilihat bila dibandingkan dengan munculnya coretan coretan liar yang lebih banyak bersifat6_calismedan membuat coreng moreng wajah kotaYogyakarta. Nlural menjadj penang ka I coreta n vandal.

    Kehadiran mural di kakiJembatan Layanq Lempuyangan yang masih dapat kita saksikan saat ini

    -..!Ei contoh, menghadirkan keunikan senitradisi semakin memperkokoh fungsi muraldalam memberi

    r' {.as kota Yogyakarta. Mural ini 5eolah menjadi klimaks dari ribuan mural yang bertebaran di dindingti.d.g kota, di gang-gang perkampungan, di dinding sekolah,dsb. Dinila i klimaks, selajn karena ukurannya_-c resar, letaknya yang strategis, tetapi yang lebih penting karena mural di kaki Jembatan Layang

    -e:Bryangan mampu menghadirkan citra estetis pada ruang publik kota serta berperan sebagai ikon kota

    tahun2OOl

  • : _: :: _::: :emokratis, yang bisa djmasuki oleh siapapun untt.. \:i. menjadiajang pertarungan berbagai kepentjngan, mul

    - t:j : rudaya, dan beragam kepentingan lainnya, yanq semuanva aki: :-: . s.]a da ar. ruang publik kota_

    :,::-::-:.:icpk',MuraldalampencitraanruanEpublikkotayogyakarta,,inimerupakanha,:

    . '=.-:.=. k:hadiran rnural di ruang publik kota yogyakarta dari tahun 2OOO s/d 20lO,dengi

    _:-:.'-:i beberapa dokumen karya muralyang pernah atau masih bertebaran di ruangpublikkol:: i iang dikerjakan dengan perencanaan bersama pemerintah kota sepertjyang dilakukan Apotik Komcan loqia Ay'urar Forum atau atas inisiatif individu maupun kerompok rainnya, dengan berbagai maksLdan kepeftingan Pendekatan yang bersifat sosiorogis dan estetika ruanlJ pubrik meniaditekanan darapembahasan ini. Komentar publik yang termLrat di media cetak maupun dokumentasi mLrral menjadidalpenting untuk mengetahuj bagajmana respon masyarakat terhadap kehadiran mural di ruanE publik kojYogyakafta.

    B. Memperebutkan Ruang publik KotaAntara masyarakat dan kotanya (fisik kota), keduanya bagaikan sekeping mata uang dengan du

    sisinya. Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, b!daya, dan beragarn preclikat lainnya akamengekspresikan karakteristik yang berbeda dengan kota lainnya. Sebagaikota seni,yogyakarta mampmenghadirkan pusat-pusat kesenian yang dibidani tidak hanya oleh pemerintah kota, tetapijugmasyarakatnya Keberadaaf institusi pendidikan senidengan berbagaiaktivitasnya, berbagai peristiwkesenian, memperkuat aura yogyakarta sebagai kota seni. Karakteristik masyarakatnya yang memegankuat tradisi menambah suasana kota semakin terasa kelokalannya,

    Apabila karakter sebuah kota kuat, maka masyarakat pendatang bjasanya akan lebur daiam emolkota yang ditempati dan local genius suatu kot: tidak luntur. Bagi sebuah kota, masyarakat kota menjacjiwa dan karakter kota, aspek fisik rnenjadi raganya (Hariyono, 2OO7;89). Oleh karena itu membangun kot(cit, pada dasarnya membangan (jiwa) masyarakatnya. Apabila jiwa masyarakatnya rapuh maka kota (clt)lambat laun akan rapuh puia. Kota sebagaiwadah masyarakat perlLr memperhatikan masatah peradabaroleh karena itu peran peradaban dan kebudayaan cukup penting dalam membangun sebuah kota modenyang baik dan sehat. Denqan kata lain, kota rnodern tidak sekedar aspek teknis rn;mbangun gedung yan(modern, melainkan perlu memperhatikan segi manusianya dengan beragam kebutrrhannya untulberkembang da am suasana nyaman, sehingga kebutuhaf rLrang publik menjaJi penting bagisebuah kota

    Ruang publik kota kota di lndonesia umumnya masih menyirnpan banyak persoalan akibat berbag.macam kepentingan. Ruang publi kota diperebutkan oleh banyak pihak, sepertj pengguna talu lintaspejalaf kakj, pedagang kaki ljma, tempat parkir, papan reklame, dsb. Mengacu pada pengertian ruan.publik perkotaan Madanipour, j996), bahwa ruang public perkotaan (public uhan spoce) adalah n)ancyang memunqkinkan dan mernbiarkan masyarakat yang berbeda kelas, etnik, gender, dan u5ra salin;bercampur baur. Pengertjan injdipahami sebagaj kondjsi r!ang publjk yang demok;atis. Ruang_ruang yan.dimaksud adalah ruang yang dapat diakses secara fisik dan visual oleh masyarakat umum, termasuk ialartaman, ruang-ruang terbuka ja jnnya,

  • :=R@ts

    Ruang publik, yakni ruang-ruang terbuka di kota yang dirancang sebagai sumbu bagi pertemuan

    5erbagai kepentingan beKama masyarakatnya, telah bergeser menjadi medan magnityang sarat kepentingan.:uang publik telah tersedot oleh kuatnya dorongan kearah ekonomisasi, kalau bukan kapitalisasi dan:,.ivatisasi.Taman-taman menjadi pasar, jalur htau menjadi lahan permukiman, dan para pejalan kakiterselip:iantara ribuan unit ekonomi di semua sudut kota.Tanpa kita sadari pertatungan sutvival of the fittest jugaaerlaku di ruang-ruang publik kita.

    Ruang publikkitajuga sarat dengan warna dan suasana politik Di masa Orde Baru ruang-ruang:trblik menjadi saluran yang efektif bagi amanat pembenaran dan pelanggengan sejarah penguasa atau(.lompok partisan tertentu. Pada saat itu karya seni rupa yang berada di ruang publik seperti monumen,:ioGma, postel adalah kendaraan bagi cerita-cerita besal yang mampu menyumbat ide-ide keci|masyarakat,:ahkanmenghantuimimpimerekaOlehkecenderunganprakmatikdanpolitiknya,ruangpublikkitaGhilangan sifat puitiknya. Karena kecenderungan sifat steriotip dan hegemonik pemanfaatannya' ruang

    :ublikdan karya seni rupa publik kita kehilangan kewajaran dan daya guguhnya

    Kawasan strategis kota yang memiliki nilai ekonomi dan politis menjadi area yang diperebutkan'

    =hingga bermunculan poster_poster produk komersial, pedagang kakilima, papan reklame, graffiti' poster

    :erpol dan pilitisi, dsb. Kawasan yang diperebutkan memiliki nilai ekonomi tinggi, dan para pengiklan

    -erasa berhak karena telah merasa membayar pajak, para politikus dan partai politik merasa memiliki.jasa karena meaekayang menghandelkebijakan publik, pedagang kakilima membutuhkan lahan strategis-gardagangannyalaku,para"bomber"jugamerasaberhakkarenaruangpubliksebagaiareatakbertuan,:nq bisa dikuasaioleh yang kuat dan"peduli'l Perebutan ruang pLlblik kota inibukan tidak dipahami oleh:Emerintah kotayang diberi kewenangan sah oleh undang-undang untuk mengelola, tetapi nilai ekonomis-rang publiktampaknya lebih menggiurkan bagipengambil kebUakan, sehingga ruang yang bagi pengiklan

    =akan memperoleh priorjtas pada ruang publik. Halini melahirkan kecemburuan sosial dalam pemanfaatan

    -:ang publik. Kecemburuan itu melahirkan reaksi yang yang beragam, diantaranya yang paling terasa:cialah perang posterdan coretan liar di ham pir setiap dinding jala na n dikawasan strategis tersebut. wajah-ranq public menjadicarut marut.

    Mempercbutkan dinding dinding kata(dokunentasi Brcnantia 2 0 1 0)

    Dalam 10 tahun terakhit kota Yogyakarta mulai menyadari benar pentingnya ruang bagi masyarakat{::a yang bersifat partisipatif dan mencerminkan ekspresi masyarakatnya, sehingga kebijakan publikEmerintah kota memberikan ruanq bagi masyarakat untuk berpartisipasi mengisi ruang publik dengan

    UNTUK

    mulaiakan

    hasil

    (omikksud

    dalamidatakota

    duaakan

    kota,

    njadikota(city)

    n,

    yan9jalan,

    yanguntuk

    bagailintas,ruangruangsaling

  • berbagai karya seni dan pertunjukan senj, khususnya yang berkaitan dengan even seni. Karya seni rupakontemporer, seperti seni instalasi, patung, mural, graffiti, dan yang lainnya silih berganti mengisi ruangpublik kota, sejalan dengan even kesenian yang bertangsung. Kampung_kampuntdi kota yogyakartatampillebih ekspresifdengan menghadirkan muralyang dikerjakan oleh warganya. Thomas Eric Bantley,pakararsitekur kota asalAmerika Serikat menyatakan,,,aspek imajinasisangat penting dalam pertumbuhanpembangunan perkotaan, secara kejiwaan hal tersebut bisa memacu semangat dan kreativitas.C. Mural dan "estetisasi,,ruang publik

    DiYogyakarta, ide mural dilatar belakangi oleh sempitnya ruang publik yang bisa digunakan olehmasyarakat untuk berkreasi dan berekspresi. Bisa dikatakan hampir seluruh ruang publik yang ada diYogyakarta habis dikapling untuk kepentingan promosi industri dan partai politik. Wajah kota meluludipenuhi papan reklame, seakan akan seluruh ruang kosong di kota menjadi hak para pengiklan. penataankota semakin menyedihkan, banyaknya papan reklame di setiap bagian kota berprilaku,,meneror,, kesada ra nwarga kota, Memang ada semacam perlawanan darisebagian warga masya ra kat terhadap penataan kotasemacam itu. Sebagian seniman misalnya, ada yang menjuluki kotanya sebagai,,yogya Berhafl lklan,,yangdiplesetkan dari"yogya Berhati Nyaman,,.yan9 ekstrim ada yang melakukan perlawanan dengan mencorat_coret tembok kosong dengan cat semprot dan spidol. Akibatnya hampir tidak ada tembok kosong yangluput dari coretan-coretan yang maknanya tidakjeras.Tindakan ini menimburkan masarah yang rebih ruas,masyarakat menjadi terganggu dan merasa tidakaman.

    proyek Mutotdi KakiJembatan Layongt kmpuy ganTahun2oo2

    Bagi sebagian perupa yogya ka rta, ,,Estetjsa si,,tembok dipandang sebagai cara yang beradap untutmenyebarkan pesan-pesan da mai dan menggugah daya khayal;berperan meredam kek;rasan dan kekasardJpr'laku masyarakatyang menguat. para perupa mela ngga r stigma ,,kebersiha n kota"dengan berbagaiternalukisan mural. Para perupa mengubah tembok tembok lota yang steril menjadi sebuah penanda yarEpunya makna. Pada Agustus 2002 Apotik Komik mencoba mempelopori mural di ruang publik kota. Djalan Wahidin Sudirohusodo, tepatnya dibawahjalan layang Lempuyangan sisitimur, t0 seniman mengubah

    *

    ,I

    T

    :

    i!

    ItIIiaIai

  • -EF]Ots

    dinding dan tonggak-tonggak beton jalan layang yang biasanya penuh coretan graffiti, diganti denganmuralyang"indahi Berbagailukisan dengan beragam tema tergambar dengan begitu apik, dengan warnawarna yanq sejuk, mampu menyegarkan mata para penggunajalan. Berbagaiseruan serta harapan agarmasyarakat tetap bersemangat dalam menghadapi hidup atau mengutamakan perdamaian dari padagontok-gontokan, terselip di antara gambar-gambar raksasa tersebut, seolah menjadi dopplrq bagimasyarakat untuk berani melawan dan tidakterus larut dalam budaya permisif.

    Agenda mural dalam aki"Mural untuk Semua"juga dilakukan di Jl Perwakilan, Jl. Malioboro (dekatMarqaria), dan Jl.5agan oleh puluhan remaja atas seijin Dinas Pariwisata Pemkot. Yogyakarta untuknengganti graffiti dUala na n yang dinilai mengganggu estetika/keindahan kota. Wa likota Yogyakarta HerryZudianto mengaku pihaknya memberikan kesempatan luas para aktivis komik mural untukmengaktualisasikan karyanya pada beberapa lokasi sudut kota (Bernas, Selasa Pon, 20 Agustus 2002)Sehingga pertumbuhan muraldiharapkan bisa menyegarkan mata siapapun yang memandang,yang padagilirannya akan memacu kreasibaru. Pertumbuhan m ura I diYogyakarta seolah menemukan momentumnya'

    Hal initampakdari dukungan pemerintah maupun tanggapan dari masyarakat kota yang tercermin dariopini public yang ditulis di beberapa harian lokal maupun nasionalyang terbit mengiringi beberapakeqiatan mural.

    Mutol dj koki Jehbdtan Layanq Lenpuydngon, prcyek Tando Moto dari togja"lDakunentasi Btan dntija, 20 1 0)

    Proyek m u ra I sebaga i strategi merebut ruang public kota daricoretan liar yang meng ura ngi estetikakotaterus berlanjut dalam banyak even mural, baikyang digagas Apotik Komikdalam proyek mural"Sama-sama"tahun 2OO2 atau proyek mural"Tanda l\4ata dariJogja" tahun 2007 oleh Jogja Mural Forum atauproyek-proyek lainnya oleh kelompok masyarakat dengan tujuan yang beragam. Perwujudannya jugamengalami transformasi dalam bentuk, ide, dan cita rasa sehingga makin mengentalkan penampilannyasebagai p{./b/rc drt atau seni rakyat yang terbuka. Awalnya muralterfokus ke sejumlah tembokdi beberapatitik kota, sepertidijalan Suryanegaran, Gadjah i\,4ada, atau.Jembatan Lempuyangan. Kini hampir disemuatembok penjuru kota dipenuhi mural. Bahkan demam muraltelah menyergap ruang-ruang kosong lain,mulai dari dinding perumahan, penokoan, bioskop, aspal, baksampah, gardu listrik, kios kecil, hinggaWcumum. Kini masyarakat merasa berhak ikut serta berekspresi melalui mural Ditangan masyarakat yang

    duutulddtoh Pa.itdon Aenq Pubk Kotu Bnndnti. & nn6ut Ho.t{.

  • .r--e .:-or 4,

    p{ural, penampilan mural menjadi bermacam-macam. Ada yang bercorak realis, ekspresit impresionis,bahkan abstrak. Keragaman corak menunjukkan penjelajahan dan eksperimentasi dari masyarakat untukmenempa gagasan dan mengasah kemampuan visualdemi melahirkan tampilan yang memikat. Fenomenatersebut mencairkan elitisme seniyang cenderung sulit dimengerti dan hanya dikuasai para seniman.

    Hadirnya mural kota melalui proyek-proyek mural yang direstui pemerintah kota ini bukan tanpaefek samping, baik secara social maupun terhadap perbedaan selera estetis. Restu pemerintah terhadapproyek muraljuga ditanggapi beragam, seolah muraldapat ditempatkan dimanapun dan oleh siapapun,sehingga beragam mural menjamur di dinding-dinding kota, tak beda dengan keberadaan qraffitidancoretan liar sebelumnya. Area persebarannya semakin luas dan kelompok pelaku terus pertambah. Sulitmendeteksi satu persatu, masing-masing memiliki karakteristik visual yang unik. YORC (yogyakarta ArtCrime) misalnya, kelom pok street d/t diYogyakafta yang cukup intens mengisi dinding-dinding kota dengangraffitidan mural hingga saat ini. Variasi visual mereka cukup kaya dan intensifmemprovokasi pada dindingkota hingga saat ini. Dariteks yang ada, dapat diidentifikasibeberapa kelompokyang masih eksis mengisidinding-dinding kota, sepertiARTZ, QZR,JXZ, dll.Taksedikit karya muralyang akhirnya menjadisampahvisual. Ekspresivisual dan tema-tema yang dipilih para pemural tidak semuanya dapat dipahami olehmasyarakat kota, karya-karya mural menjadisajian visualyang asing bagi mereka. Keadaan initentu takberbeda dengan kehadiran iklan komersial yang didesain dengan estetika tinggi yang berfungsimenghegemoni pemahaman estetis masyarakat tetapi yang sebenarnya tidak mereka memahami danmembutuhkan.

    D. Muraldan upaya membangun citra ruang publikDibeberapa tempat didunia, proyeksenirupayang menggarap tingkungan urban sebenarnya sudah sering

    terjadi. Lingkungan urban sepertikota dapat menjadisitus spesifikyang menantang para perupa untuk menancapkangagasan senirupa merekayang memilikidan menunjukkan kaitan dengan masalah masalah budaya dan kehidupankaum ulban. Kita diyakinkan bahwa makna senirupa kinijuga tidak ditentukan daridalam (rv[h,n) tetapijuga berasa]dari apa yang seakan tidak bertaut dengannya (withour). Bahkan makna dapat berasatdari sesuatu yang dianggaphanya pararel atau contrapuntal (bertentangan), yakni suatu yang pernah dikatakan untuk terus mencari,?uangketiga"di dalam pengertian aksidan refleksi.

    Hubungan antara seni rupa dan kota kita selama jni adalah hubungan yang saling menolak atauantithesis. Para perupa biasanya mencari ilhamnya dengan cara membuat jarak dengan kota maupunkehidupan urban sebagai semangat romantic yang masih tersisa. Mereka merasa tak ada esensi seni yangbisa digali dalam kehidupan kota yang penuh warna namun kehilangan keaslian. l\,4elalui proyek muralpara perupa tampaknya berupaya menciptakan sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang kebanyakan.Pemahaman para pemuralterhadap kajdah-kaidah estetika yang biasa dipahami oleh orang kebanyakan(publ,c) menjadi tantangan yang tidak mudah. Para pemural yang sebagian berada dalam kungkunganestetika kontemporer seharusnya mampu menerobos sekat sekat estetika yang dipahami oleh publikbukan sebaliknya publikdipaksa mema hami persepsi estetis para pemuralyang akan semakin menjauhkanmereka dari publik.

    L|utat d.lak Peneitaan Ruanq Pubtk Ko.a

  • i danSulit

    man,

    Anpa

    nts,

    k

    p

    n,

    Artqan

    ng

    paholehtak

    ngsiidan

    srinq

    Mural seboqai ganbaruh sudtdna kejiwoan nasyardkot kota,lokosi di bowdh Jenbatan Kewek (Dokumentasi Branantiio, 2A09)

    Ruang publikmerupakan representasi dari masyara kat serta apa yang ada dan teiadidiruang publikrnggambarkan suasana kultural, sosial, dan kejiwaan. Ruang publikjuga menggambarkan bagaimana-:guasa (pemerintah kota) mengelola ruang dan rakyatnya, bagaimana membangun ruang interaks;dan-mberikan kebebasan dalam banyakaspek.Tebaran mural, graffiti indah ataupun coretan liar, poster dankan komersial yanq tumpang tindih dengan iklan politik, cukup memberigambaran betapa pemerintah'?Yogyakarta cukup leluasa menyediakan ruang untuk beragam kepentingan. citra ruang publiksebagai-;n9 demokratis tercermin di sini. Akan tetapi sekaligus memberikan gambaran bahwa ruang publik-=,iebut tidak sepenuhnya mampu dikelola dan dikendalikan oleh pemerintah kota, sehingga kesan:EIebut dan saling kanibal antara satu dengan lainnya menyeruak di sana sini- Tidak sedikit warga kota-rarg merasa hak prifalnya maupun hak publiknya terganggu akibat perbedaan selera estetis dan persepsi-e.iang ruang publik yang sehat. Tidak adanya kesadaran publik bahwa ruang tersebut milik mereka-..sama menyebabkan ruang publik menjad i tida k te rawat-

    Kebijakan dalam penggunaan ruang publikharus mempertimbangkan kepublikan,yang salah satu.nrumennya adalah keterlibatan peran masyarakat dalam menentukan keputusan yang menyangkut-asyarakat itu sendiri (Miles, 1997). Kepublikan merupakan gambaran dari hubungan komunikasidalamrasyarakat. Bagi Habermas, ruang publik itu memungkinkan para warga negara untuk bebas menyatakan-tap mereka, karena ruang publik itu menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan warga negara-l1:uk menggunakan kekuatan argument. Ruang publik politis itu sebagai kondisi kondisi komunikasi,3ukan institusidanjuga bukan orga n isasi denga n keanggotaan tertentu dan aturan-aturan yang mengikatFrdiman, 2009; 135). Semakin demokratis suatu masyarakat, semakin tinggitingkat partisipasimasyarakat

    =,am menentukan keputusan yang menyangkut dirinya, termasuk di dalamnya tentang ruang publik.

    Dalam hubungan antara seni dan politil! seni rupa tidak sekedar mengekspresikan makna yangE-dah dirumuskan (5loted meanings) dati suatu gerakan politik yang khas, tetapi juga berpartisipasi di

    sal

    gapang

    ataupun

    yanqmural

    nganbtik,

    snnonqa & Itnbul Haryona

  • .:f,e .i._.: 4'

    dalam kontribusi makna. Disamping itu wacana seni rupajuga berperan aktif didalam produksi makna didalam kebudayaan kontemporer. Maka jika wacana tentang seni rupa bergerak melampaui determinasipesan pesan politis dari seni atau pernyataan mengenai otonomi seni yang djanggap bersifat melekatpada seni itu sendiri, niscaya pedu untukterus mengujiwacana seni itu juga. Yakn i bagaimana menempatkanseni (rupa) didalam kebidupan keseharian dapat merupakan upaya untuk mendefinisikan ulang batasantara representasi dan pengalaman.

    Dalam pemahaman para penggagas proyek mural, kota memerlukan sentuhan seni rupa mutakhir,ruang publik dapat mengakomodasi kegeli5ahan para perupa kontemporer untuk mencari kaitan antarawacana seni rupa dengan kehidupan kota sebagai representasi keseharian. Kota telah menjadiarena bagikekerasan massa dan warganya menjadi semakin tidak pedulidengan kehadiran serta kebutuhan manusialain. Sekarang setiap orang dapat mempunyai latar belakang yang lebih berwarna kalau berjalan dikeramaianjalan jalan kota Yogyakarta. Pedagang kakilima dapat bersandar pada sebuah pemandanganmaya, bersahabat dan "menjadi bagian"dari gambar di dalam lukisan mural.

    A4utol sebagai elenen enetis ruong pubtik(Dokumen Branantijo, 2009)

    Wali kota Yogyakarta memberikan pernyataan "Diakuiatau tidak bahwa karya mural kota, kitamerasakan bahwa yang hidup itu akan semakin hidup". tJngkapan itu kelihatan sederhana, namun didalamnya ada nuansa yang sarat makna.Yang hidup itu entah dinamika kota yogyakarta atau nuansa hidupmasyarakat, senipublik itu menambah keindahan kota. "Bukan Kota Yogyakarta yang semakin indah,tetapjjiwa jiwa masyarakat Yogyakartajuga akan terhibur ketika melihat gambaFgambar yang digarap denganintens oleh seniman yang kreatif. Itulah yang hidup akan semakin hidup (Kompas, Rabu, 13 November2002).

    Keberadaan mural ditembok-tembok kota Yogya ka rta yang terawat baik telah memberikan gambaranbahwa masya rakat setem pat tela h dapat menerima bentuksenimuraldalam kehidupan keseharian mereka.Penerimaan masyarakat terhadap mural ini pada akhirnya dijadikan taktik baru perusahaan periklanan,mereka mulai menggunakan mural sebagai media untukmengiklankan produk komersial, baikyang secanterang terangan maupun yang bersembunyi di balik kegiatan mural dengan mencantumkan logo didalamnya. Pada akhirnya iklan dalam bentuk mural kian menjamur menghiasitembok kota, sehinggasuasana dindingjalanan semakin penuh. Masyarakat kembali merindukan ruang kosong.

    =

    =

    -

    =

    :-

    Murcl datan Penutaon tunq Prba t\atd

  • =?ots Jumol Pengkojion

    Hadirnya karya karya visual di ruang publik kota tampaknya tidak sepenuhnya didasari olehFtimbangan penataan ruang publik dalam persepsi estetika ruang a15itektural. Kohsep ruang dalam-r-

  • ,. L-e No-or I,

    (EPUSIAKAANBitteiimann, Elea nor. Ari h Moden Architecturc.New yotkt Reinhotd p! btishinq Corporation, 1952.Batry, Syamsut Jolonan Seni Joianan yogyakona.yogyakatta: studiu m, 2008.Cartiere, Camercn, and Shelly Willis, ed.Ihe practice of public,4rr New york Routtedge, 2008.Cockroft, Eva, John Pitman Weber, a nd iames Cockroft. Iowa ds peopte Arts: The Contenporar, Mutot Movemqt. Mexico:

    University of New lv,lexico Presr 1 998,Hardiman, E Budi. Demokrort Derbentif: Meninbang Negorc Hukum dan Ruang pubrik dalamredi asku'us )uryen Habemor.

    Yogyakana: Kanisius, 2009.

    _. Ruong publik A4eta@k,partisipasj Demokrdtis,, darj paljs sonpaj Cybe6poce. yogyakana: Kan isius, 2Ot o.

    Hafyono, Paulus.sosiologi Kota Untuk Arsltek,Jakarta: Bu rn i Aksa6, 2007.lndratma, Samuel. "Kampung sebagai caleri H idup" dalam KanpungSebeloh An project. yogyakarra: logja N,turatForum,

    2008.Madanipout, Ali. Design of Utbon

    'pace, an tnquiry into a Sacial Spdrjal process. New york John witey & Son. 1 996.

    rvlilet Malcolm. Arf Spdce a nd lhe Cii/: Publi. At and Uftan Fururer. London: Routtedge, 1997.Prawoto, Eko. "Mu ral Kamp! ng sebagaiUpaya

    ^4enghidupkan Ruang Kehidupan"datam Kanpung Sebetoh Att prcject.

    Yogyakarta: Jogja [,lu ral Foru m, 2008.Redstone, LouisG. Publiclrr. NewYork N4cGraw-Hill, tnc., I981.sugihato, Bambang, d kk Mr tol Rasa Jagjo.\ogyakattat Jogja rMurat Foru m, 2oos.Van de Ven, Cometk- Ruorg da lan ARiteklur. Jakaftat .danedia pustaka urama, 1 991 .Victoria D., Alexander, dan N,larilyn RueschemeyeL Arr dDd the State:The Wsuot Arts in Comporctive perspective.patg?vel

    lvlacmillan, 200s.

    "Mutol untuk Rdkydt Sejukkan l4atd Pubtik". Bel".as, Setasa pon, 20 Agustus 2OO2"seni Rupo Publik dan lmajinasi l(ordl Kompat Rabu, 1 3 November 2OO2Anak-dnak Muda Pelopapi Mutol Kota: Membikin yogya Lebih tndah". Minggu pagj, Minggu , itaret 2003,Rubik Matalah KitalMengapa Harus Cont-.otet Tenbok: Keda utatan Rakyat, Senin, 2l .,uti 2003."Murcl di Yogyakdid terut be*enbdng1 Kompas Edisi .logja, 2 Oktober 2004.

    BIODATA PENUI-IS

    Drs. Bramantljo, M.Sn.LahirdiTuban,20 september I068. s1 Jurusan Pend. SeniRupa lKtp rvlalang (1991),52 SeniRupa dan Desain FSRDlTB, sejak2009 menempuh program 53 Pengkajian Senipe unjukan da n Seni Rupa di Sekotah pascasaiana UGt4.saat ini sebagai staf pengajar DPK pada lurusan SeniRupa STKW surabaya.

    Prof. Dr. Tinbul Haryono, M.S