jurnal skripsi

24
JURNAL SKRIPSI PENERAPAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMKN 3 JAKARTA. Di ajukan Oleh : Ade Setiawan 5215077547 PROGRAM STUDI PEND. TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Upload: dekith

Post on 05-Jul-2015

308 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL SKRIPSI

JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM UPAYA PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA INDUSTRI DI

SMKN 3 JAKARTA.

Di ajukan Oleh :

Ade Setiawan

5215077547

PROGRAM STUDI PEND. TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

Page 2: JURNAL SKRIPSI

ABSTRAK

Chairiah(2009) : Penerapan Pengajaran Dan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta.

Penelitian ini dilakukan di kelas I SMKN 3 Jakarta pada mata diklat Elektronika Industri. Peneliti melihat rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar ( ≥7 dan jumlah yang lulus sebanyak 60%). Nilai rata-rata siswa adalah 6.61 selain itu jumlah siswa yang lulus hanya 11 orang dari 28 siswa (58%),

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pengajaran dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching ang Learning). Pengajaran dan Pembelajaran kontekstual (CTL) ini melibatkan 7 (tujuh) aspek yaitu : 1)kontruktivis, 2)menemukan (inquiry), 3)bertanya (questioning), 4)masyarakat belajar (learning community), 5) pemodelan (modelling), 6)refleksi (reflection), 7)penilaian otentik (authentic assesment).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dengan rancangan penelitian The One Shot Case Study. Objek penelitian ini adalah siswa kelas I dengan jumlah siswa 29 orang. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifkan dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual pada mata diklat Elektronika Industri.

Sebelum soal-soal tes diberikan, dilakukan uji coba instrumen di SMKN 3 Jakarta diperoleh indeks reliabilitas instrumen 0.764. Dari hasil analisis data, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen = 7.13 dengan nilai tertinggi 8.25 dan nilai terendah 6.4 dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 26 orang (89%). Sedangkan pada kedua kelas kontrol nilai rata-rata kelas secara berurutan antara lain 6.58 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 siswa dan kelas yang ketiga nilai rata-ratanya adalah 7.00 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 orang dari 26 siswa.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Dasar di SMKN 3 Jakarta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kontekstual (CTL) di kelas I SMKN 3 Jakarta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah melihat hasil dari penelitian ini maka disarankan para tenaga pendidik khususnya di sekolah kejuruan teknik dapat menerapkan metode pembelajaran CTL ini pada mata diklat produktif lainnya. Dan untuk selanjutnya kepada rekan-rekan mahasiswa untuk dapat menerapkan metode CTL ini pada mata diklat produktif lainnya untuk penelitian lebih lanjut.

Page 3: JURNAL SKRIPSI

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi

kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah mencakup segala aspek

kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut dibutuhkan

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Pendidikan merupakan

salah satu bidang yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang handal dan

berkompeten di segala bidang.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan akan

menghasilkan SDM yang mampu bersaing secara sehat dalam ketatnya kompetisi dalam

Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Sehingga sangat diharapkan adanya lembaga yang

menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dibidangnya.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang akan menghasilkan

lulusan yang nantinya diharapkan mempunyai lulusan yang dibutuhkan baik di dunia

usaha/dunia industri (DU/DI). Sekolah yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang terampil dan berkualitas lebih ditujukan kepada SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan). Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990,

Pasal 3 ayat 2, yaitu, “Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap profesional”.

Berbicara mengenai pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah

khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seringkali masih menimbulkan persoalan

yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, hal ini terjadi dikarenakan

banyaknya siswa yang mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik tentang materi ajar

yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya siswa tidak memahami konsep yang diajarkan.

Page 4: JURNAL SKRIPSI

Siswa mampu menghapal berbagai rumus-rumus dan konsep-konsep yang

berhubungan dengan materi ajar teknik elektro tetapi mereka tidak mampu menghubungkan

atau mengkaitkan materi ajar yang mereka terima di sekolah dengan bagaimana pengetahuan

tersebut akan digunakan nantinya. Melihat hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika

Industri di SMKN 3 Jakarta, menunjukkan bahwa belum tercapainya Standar Ketuntasan

Belajar Mengajar (SKBM) dengan nilai rata – rata siswa pada SMKN 3 Jakarta pada mata

diklat Elektronika Industri adalah 6.61 dan jumlah siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 58

% (Tata Usaha SMKN 3 Jakarta). Melihat rata – rata nilai pada ketiga sekolah diatas

menunjukkkan belum tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) dimana

batas kelulusan mata diklat produktif adalah ≥ 70 dan persentase kelulusan mencapai 60%

(Depdiknas 2006).

Page 5: JURNAL SKRIPSI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian pra-eksperimental. Dalam

rancangan penelitian ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu

dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka

waktu tertentu lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama (Muri Yusuf,

2005:227). Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variabel perlakuan. Model

penelitian ini dikenal dengan The One Shot Case Study. Bagan rancangan penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelas Pretest Treatment Postest

Eksperimen

Kontrol

-

-

X

-

T2

-

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan untuk kelas eksperimen, yaitu penerapan model pembelajaran

CTL

T2 : Tes akhir yang diberikan untuk kelas eksperimen

Page 6: JURNAL SKRIPSI

B. Objek Penelitian

Untuk melakukan penelitian eksperimental maka jumlah siswa kelas I yang

berjumlah 80 orang siswa dibagi dalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dengan asumsi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti guru, materi

pelajaran, faktor internal siswa dan yang lainnya diabaikan.

1. Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan tindakan. Untuk menetukan kelas

eksperimen terlebih dahulu mengumpulkan daftar nilai siswa pada semester sebelumnya

dan melihat nilai rata-rata kelas terendah, sebagai kelas eksperimen dipilih kelas I

sebagai kelas dengan rata-rata kelas terendah selain itu pihak sekolah memberikan saran

dan masukan untuk melakukan penelitian pada kelas tersebut. Pada kelas eksperimen

diberikan pembelajaran berbasis kontekstual (CTL).

2. Kelas Kontrol

Kelas kontrol pada penelitian berfungsi sebagai pembanding, yaitu untuk melihat apakah

terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk

kelas kontrol peneliti memilih kelas I.1 dan I.2. Pada kelas kontrol diberikan model

pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru sebelumnya. Materi pelajaran untuk kedua

kelompok kelas ini sama, yang membedakan hanya metode pembelajarannya.

Page 7: JURNAL SKRIPSI

C. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas yaitu penggunaan metode pembelajaran dan pengajaran kontekstual

(CTL).

b. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa setelah perlakuan atau pengajaran

diberikan.

2. Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer yaitu data yang diambil dari kelas sampel berupa nilai akhir setelah

diberikan tindakan dan pemberian tes akhir belajar.

Data sekunder yaitu data tentang hasil belajar siswa pada semester sebelumnya yang didapat

dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan data hasil observasi.

Page 8: JURNAL SKRIPSI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yang uraiannya

meliputi tiga hal yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Pada bagian ini disajikan data – data hasil penelitian yang meliputi hasil observasi

penerapan CTL di kelas dan pemaparan tes hasil belajar. Berikut rincian masing-masing data

tersebut

1. Observasi Penerapan CTL di kelas

a. Konstruktivisme

b. Menemukan (Inquiry)

c. Bertanya (questioning)

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

e. Refleksi (Reflection)

f. Pemodelan (Modelling)

g. Penilaian Otentik (Authentic Assesment)

2. Tes Akhir Hasil Belajar

Setelah dilakukan tes akhir diperoleh data tentang hasil belajar siswa pada mata

diklat Elektronika Industri yang menggunakan metode pembelajaran kontekstual (CTL).

Tes hasil belajar ini diberikan kepada 29 orang siswa I SMKN 3 Jakarta. Data tersebut

dianalisis sehingga diperoleh deskripsi statistik nilai dari kelas sampel seperti yang

terlihat dibawah ini.

Tabel 18 : Hasil Analisis Data Tes Akhir

Kelas x s Xmaks Xmin

Sampel 7.31 2.7 8.12 6.45

Page 9: JURNAL SKRIPSI

Kontrol 1 6.58 1.14 7.75 5.0

Kontrol 2 7.00 1.06 8.08 5.0

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat rata-rata nilai kelas sampel setelah dilakukan

metode pembelajaran adalah 7.31 dengan nilai tertinggi adalah 8.12 dan nilai terendah

6.45 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 26 dari 29 orang dan persentase

ketuntasan belajar 89 %. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol 1 adalah 6.58

dengan nilai tertinggi 7.75 dan nilai terendah adalah 5.00 dengan persentase kelulusan 65

%. Nilai rata-rata kelas kontrol 2 adalah 7.00 dan nilai tertinggi 8.08, nilai terendah

adalah 5.00.

B. Analisa Data

Untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh dari tes hasil belajar

dilakukan analisis secara statistik. Sebelum uji statistik dilaksanakan terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas data.

1. Uji Normalitas

Untuk uji normalitas digunakan uji lilifors terhadap hasil belajar Elektronika

Industri siswa kelas sampel. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh hasil yang

menunjukkan bahwa pancaran titik-titik grafik untuk kelas sampel berada dekat garis

lurus, kemudian setelah melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel 19 : Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel

Kelas N α Lo Lt Distribusi

Sampel 29 0,05 0.1409 0.161 Normal

Page 10: JURNAL SKRIPSI

Dari data yang diperoleh pada tabel di atas terlihat bahwa pada kelas sampel

nilai Lo < Lt yaitu 0.1409 < 0.1764, berarti data tersebut terdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji-F. Berdasarkan hasil analisis

uji-F dapat dilihat bahwa pada selang kepercayaan 95% diperoleh T-value(thitung) = 0.04

dengan dk(0.95)(77)= 3.13, maka berdasarkan hasil disebut Hi diterima bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar yang signifikant menggunakan metode pembelajaran

kontekstual (CTL) pada mata diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata diklat

Elektronika Industri pada kelas sampel terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat

pada nilai terendah siswa adalah 6.45 dan yang tertinggi adalah 8.12. Jumlah siswa yang

tidak mencapai standar ketuntasan belajar sebanyak 3 (tiga) orang. Dengan demikian

persentase ketuntasan belajar pada penelitian ini mencapai 89%. Sedangkan pada kelas

kontrol 1 perolehan rata-rata nilai siswa adalah 6.58 dengan nilai tertinggi 7.75 dan nilai

terendah 5.00 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 dari 26 orang siswa (65%).

Sedangkan pada kelas kontrol 2 nilai rata-rata kelas adalah 7.00, nilai tertinggi 8.08

sedangkan nilai terendah 5.00, jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 dari 25 orang siswa

(80%).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer terlihat bahwa

antusias siswa dalam belajar mengalami peningkatan. Hal ini terjadi dikarenakan siswa

terlibat langsung dalam mencari materi dan informasi yang dibutuhkannya. Tugas proyek

Page 11: JURNAL SKRIPSI

yang diberikan merupakan simulasi perancangan dan pemasangan instalasi listrik baik

pasangan dalam (inbow) dan pasangan luar (outbow) dengan subjek lokasi di lapangan dan

lingkungan siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil tugas proyek yang telah dilakukan siswa

terlihat kekurangan dalam hal kemampuan siswa dalam menyusun laporan.. Banyak indikator

yang tidak muncul pada setiap pembahasan. Pada kontruktivis sudah sebagian besar

terlaksana, siswa masih belum dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka di kelas.

Penerapan menemukan (inquiry) belum maksimal pelaksanaannya, pada indikator

kedua terlihat siswa telah menemukan konsep materi yang mereka butuhkan melalui kegiatan

penyelidikan terhadap masalah di lapangan, hal itu terlihat paparan teori yang disampaikan

siswa beragam dan ada sebagian teori yang tidak dituliskan pada modul. Kurangnya indikator

pertama muncul dikarenakan durasi pembelajaran langsung atau ceramah sangat singkat

sehingga indikator tersebut jarang muncul di setiap pertemuan.

Pada penerapan bertanya terlihat pencapaian yang sangat baik. Dimana sebagian

besar indikator muncul disetiap pertemuan. Setelah siswa melakukan pengamatan, masing-

masing kelompok akan mempresentasikan karya mereka didepan kelas, dan siswa lainnya

akan menanggapi. Pada bagian ini terlihat antusias siswa dalam bertanya sangat meningkat

meskipun cara mereka bertanya terkadang masih dengan bahasa yang kurang baik. Dari segi

peneliti sendiri masih merasa kesulitan dalam membuat pertanyaan untuk mengukur

pemahaman siswa pada saat pembelajaran langsung dilakukan.

Penerapan masyarakat belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik, hal itu

terlihat aktivitas siswa yang menunjukkan perkembangan ketika dilakukan pembelajaran

kelompok (cooperative learning). Dengan dibentuknya kelompok belajar mereka melakukan

tugas proyek dengan baik, disamping itu terlihat kemampuan siswa dalam menyerap materi

Page 12: JURNAL SKRIPSI

semakin membaik dan banyak keluar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa dalam

kelas, pertanyaan tersebut banyak yang dijawab oleh kelompok lain dan terjadi interaksi

dalam belajar mengajar. Peneliti sendiri lebih banyak berfungsi sebagai pengarah dan pada

akhir pertemuan dilakukan refleksi untuk meluruskan dan menguatkan hasil-hasil yang telah

dipelajari pada pertemuan itu. Kekurangan yang ditemukan peneliti dalam ini adalah

kurangnya kemampuan guru dalam mengendalikan kelas sehingga kelas terkesan heboh.

Penerapan refleksi dapat dikatakan cukup baik, pada ini merupakan tugas dari

peneliti dimana menyimpulkan materi dan hasil diskusi dan juga meluruskan beberapa

pernyataan dan pendapat siswa. Pada bagian ini terlihat siswa banyak yang mencatat

informasi yang diberikan.

Penerapan penilaian otentik belum maksimal pada penelitian kali ini, hal itu

dikarenakan dalam melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa, waktu yang tersedia

cukup singkat untuk mengingat nama dan karakter siswa di kelas. Penilaian yang dilakukan

merupakan penilaian tugas proyek, presentasi dan kuis-kuis diakhir pertemuan dengan bobot

20%, Dan tes akhir diberikan bobot 50% dilanjutkan dengan tes pemahaman dan

kemampuan siswa dengan menggunakan tes essay dalam melakukan perancangan,

menggambar dan memasang instalasi listrik dengan bobot 30%. Penilaian tanggapan dan

peningkatan aktifitas siswa belum dapat dilakukan.

Penerapan pembelajaran kontekstual ini menggunakan 3 (tiga) strategi

pembelajaran yaitu : Pembelajaran langsung (DI), Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI), dan

Cooperative Learning. Pada pertemuan I,II dan VIII dilakukan Pembelajaran Langsung,

Pertemuan III,IV,V dilakukan Perbelajaran Berbasis Masalah dan Pertemuan VI,VII

dilakukan pembelajaran kelompok. Kendala yang ditemui peneliti adalah dalam melakukan

Page 13: JURNAL SKRIPSI

pembelajaran langsung atau disebut juga metode ceramah, terlihat siswa banyak yang

membuat kegaduhan dan kurang merespon. Siswa lebih aktif pada strategi pembelajaran

yang lainnya. Siswa tampak lebih bersemangat ketika menggunakan strategi berbasis

masalah dan cooperative learning.

PENUTUP

Page 14: JURNAL SKRIPSI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) dapat meningkatkan

hasil belajar dan pemahaman siswa di kelas I Elektronika Industri.

2. Hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Industri di kelas I SMKN 3 Jakarta

setelah dilakukan metode pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) mengalami

peningkatan yang cukup signifikan nilai rata-rata setelah diberikan tindakan adalah 7.13,

jumlah siswa yang lulus sebanyak 26 orang (89%), sedangkan pada kelas kontrol yaitu

kelas I.2 nilai rata-rata kelas 6.58 dan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 dari 26 orang

siswa (65%). Sedangkan untuk kelas I.3 nilai rata-rata kelas 7.00 jumah siswa yang lulus

sebanyak 19 dari 25 orang siswa (80%). Dengan demikian proses belajar mengajar di

kelas I.1 dikatakan mencapai Standar Ketuntasan Belajar Mengajar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan para guru mata diklat produktif di SMKN 3 Jakarta dapat menggunakan

metode pembelajaran kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Untuk selanjutnya diharapkan lembaga yang terkait dapat menyusun standar penerapan

metode kontekstual di sekolah kejuruan khususnya di kelompok Teknologi..

3. Pada penelitian ini peneliti lebih menekankan pada peningkatan bidang kognitif siswa,

diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengamati hasil belajar siswa pada aspek

afektif dan psikomotor.

Page 15: JURNAL SKRIPSI

4. Sebaiknya dalam penerapan pendekatan kontekstual ini dilakuakan selama 1 (satu)

semester penuh untuk hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1984). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.

Anas, Sudijono. (1998). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Arikunto, Suhaimi. (1997). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suhaimi. (1992). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Basrul, Donna. (2005). Perbandingan Hasil Belajar Matematika Yang Menggunakan

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dan Pembelajaran Konvensional Di Kelas II

SMPN 3 Skripsi. FMIPA: UNJ.

Depdiknas. (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. (2007). Model Penilaian SMK. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Sosialisasi KTSP. Jakarta : Depdiknas.

Djohar, M.S. (2003). Pendidikan Strategik, Alternatif untuk Pendidikan Masa

Depan Menuju Masyarakat Madani. Bandung : Remaja Rosma Karya.

Fitriza, Rozi. (2005). Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning/Ctl) Pada Siswa Kelas II SMPN

8 Jakarta Dan Pendekatan Konvensional Pada Siswa Kelas II SMPN 7 Jakarta. Skripsi.

FMIPA:UNJ.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Page 16: JURNAL SKRIPSI

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bandung : Bumi Aksara.

Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What is and

why it's here to stay. Bandung : MLC.

Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. (2004). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Rosyidah, Fima. (2005). Pengembangan KBK Melalui Strategi Pembelajaran

Kontekstual. www.pendidikan-net.com. Diakses tanggal 28 Februari 2007.

Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (1992). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Sumarni, Siti. (2006). Reorientasi Paradigma Pembelajaran. www.pikiran

rakyat.com, 17 Januari, hal 14.

Uyanto, Stanislaus. (2006). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Yusuf, A.Muri. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: UNJ Press.