jurnal minyak vco beraroma2

9
MINYAK VCO BERAROMA KAMBOJA MENGGUNAKAN METODE ENTRAPPING DAN CELUP Imroatul Hasanah 1 , Meitha Rizqi Dharmayanti 1 , Rian Adi Putra 1 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember ABSTRAK Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang berasal dari daging buah kelapa segar yang disebut VCO (Virgin Coconut Oil). Kualitas dari minyak kelapa dapat diperbaiki dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan ekstraksi maupun destilasi. Praktikum mengenai minyak beraramo bertujuan untuk mengaetahui pengaruh metode (celup dan entrapping) yang digunakan terhadap warna dan aroma yang dihasilkan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini setiap perlakuan menggunakan minyak VCO 40gram dan bunga kamboja sebanyak 20 gram. Bahan tersebut ditimbang terlebih dahulu, pada praktikum yang telah dilakukan terdapat 2 perlakuan yaitu perlakuan a (metode celup) dan perlakuan b (metode entrapping). Aroma yang dihasilkan oleh metode celup beraroma kamboja namun, sedikit berbau busuk. Metode entrapping menghasilkan aroma kamboja yang tidak terlalu menyangat dibandingkan dengan metode celup. Warna dari minyak yang dihasilkan oleh metode celup bening.Pada metode entrapping warna yang dihasilkan tidak mengalami perubahan.Mminyak yang dihasilkan oleh metode celup menghasilkan aroma yang lebih menyengat dibandingkan metode entrapping. Selain itu, warna yang dihasilkan oleh metode celup lebih bening dibandingkan metode entrapping. Kata kunci: Celup, entrapping, kamboja, warna, aroma PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki sumber daya alam melimpah. Banyak berbagai tanaman dapat

Upload: nena-och-exha-part-ii

Post on 23-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas kuliah hilir

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Minyak VCO Beraroma2

MINYAK VCO BERAROMA KAMBOJA MENGGUNAKAN METODE ENTRAPPING DAN CELUP

Imroatul Hasanah1, Meitha Rizqi Dharmayanti1, Rian Adi Putra1

1Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil PertanianTeknologi Hasil Pertanian

Universitas Jember

ABSTRAKMinyak kelapa merupakan minyak nabati yang berasal dari daging buah

kelapa segar yang disebut VCO (Virgin Coconut Oil). Kualitas dari minyak kelapa dapat diperbaiki dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan ekstraksi maupun destilasi. Praktikum mengenai minyak beraramo bertujuan untuk mengaetahui pengaruh metode (celup dan entrapping) yang digunakan terhadap warna dan aroma yang dihasilkan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini setiap perlakuan menggunakan minyak VCO 40gram dan bunga kamboja sebanyak 20 gram. Bahan tersebut ditimbang terlebih dahulu, pada praktikum yang telah dilakukan terdapat 2 perlakuan yaitu perlakuan a (metode celup) dan perlakuan b (metode entrapping). Aroma yang dihasilkan oleh metode celup beraroma kamboja namun, sedikit berbau busuk. Metode entrapping menghasilkan aroma kamboja yang tidak terlalu menyangat dibandingkan dengan metode celup. Warna dari minyak yang dihasilkan oleh metode celup bening.Pada metode entrapping warna yang dihasilkan tidak mengalami perubahan.Mminyak yang dihasilkan oleh metode celup menghasilkan aroma yang lebih menyengat dibandingkan metode entrapping. Selain itu, warna yang dihasilkan oleh metode celup lebih bening dibandingkan metode entrapping.Kata kunci: Celup, entrapping, kamboja, warna, aroma

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki sumber daya alam

melimpah. Banyak berbagai tanaman dapat tumbuh dengan subur, salah satu jenis

tanaman yang dapat tumbuh adalah kelapa. Komoditas tersebut dapat tumbuh di

berbagai wilayah baik dataran tinggi, dataran rendah maupun daerah pesisir. Pada

dunia industri pangan dan industri pertanian kelapa sangat berperan penting dalam

meningkatkan perekonomian negara. Salah satu jenis olahan kelapa yaitu minyak

kelapa.

Page 2: Jurnal Minyak VCO Beraroma2

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang berasal dari daging buah

kelapa segar yang disebut VCO (Virgin Coconut Oil). Minyak nabati mengandung

asam lemak tak jenuh dan beberapa asam lemak esensial seperti asam oleat, linolet

dan linolenat (Ketaren, 1986). Minyak kelapa dapat digunakan untuk memperbaiki

kualitas dari suatu produk maupun sebagai fungsi lain, misalnya digunakan sebagai

minyak pijat kerik maupun sebagai minyak aromaterapi dan cem-ceman (Sutarmi dan

Rosaline, 2006).

Minyak aroma terapi merupakan minyak yang beraroma yang disebabkan

oleh suatu bahan tertentu. Pembuatan minyak aromaterapi selama ini dilakukan

dengan metode ekstraksi dan penyulingan minyak dari bahan tertentu. Misalnya

dalam pembuatan minyak aromaterapi berbahan ekstraksi maupun destilasi daun kayu

putih. Minyak cem-ceman merupakan suatu metode yang juga dapat digunakan untuk

menghasilkan minyak yang beraroma.

Minyak cem-ceman memiliki standar mutu yang sesuai. Mutu dari minyak

cem-ceman dipengaruhi kekuatan aroma dan warna dari minyak yang dihasilkan.

Selain Hal yang mempengaruhi mutu tersebut adalah metode yang dilakukan untuk

menghasilkan minyak yang beraroma. Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktikum

mengenai pengaruh metode yang dilakukan terhadap aroma dan warna dari minyak

yang dihasilkan.

METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum dilakukan pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2015. Bertempat

di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Teknologi

Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.

Alat dan Bahan

Proses praktikum meliputi beberapa tahap, seperti menyiapkan alat dan

bahan. Alat yang digunakan dalam praktikum adalah neraca analitik, beaker glass,

Page 3: Jurnal Minyak VCO Beraroma2

sloki dan saringan. Bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain minyak VCO

sebanyak, bunga kamboja, palstik dan tali rafia.

Preparasi Sampel

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini setiap perlakuan menggunakan

minyak VCO 40gram dan bunga kamboja sebanyak 20 gram. Bahan tersebut

ditimbang terlebih dahulu, pada praktikum yang telah dilakukan terdapat 2 perlakuan

yaitu perlakuan a (metode celup) dan perlakuan b (metode entrapping)

Perlakuan a

Kamboja sebanyak 20 gram yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam platik

kemudian ditambahkan minyak VCO sebanyak 40 gram. Platik yang telah berisi

minyak dan kamboja selanjutnya ditutup rapat dengan menggunakan tali rafia dan

diberi ruang udara untuk mencegah terjadinya pembusukan dan disimpan selama 24

jam.

Perlakuan b

Kamboja sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam platik, kemudian minyak VCO

sebanyak 40 gram yang telah dimasukkan ke dalam sloki diletakkan di dalamnya.

Plastik yang telah berisi minyak dan kamboja selanjutnya ditutup rapat dengan

menggunakan tali rafia dan diberi ruang udara untuk mencegah terjadinya

pembusukan dan disimpan selama 24 jam.

Parameter Pengamatan

Warna

Pengamatan warna dilakukan dengan cara pengamatan langsung. Pengamatan

ini dilakukan untuk membandingkan warna minyak yang dihasilkan dari masing-

masing perlakuan. Warna semakin bernilai (+) apabila warna dari minyak semakin

jernih.

Aroma

Page 4: Jurnal Minyak VCO Beraroma2

Pengamatan aroma dilakukan secara langsung, penilaian aroma dari minyak

yang dihasilkan yaitu menggunakan tanda (+). Semakin banyak nilai (+) maka aroma

minyak yang dihasilkan semakin wangi bunga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aroma

Aroma yang dihasilkan oleh metode celup dan entrapping disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Aroma minyak VCO

Metode AromaCelup +++Entrapping +

Keterangan:

Aroma = semakin +, semakin beraroma kamboja

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa aroma yang dimiliki

oleh metode celup lebih beraroma kamboja dan aroma blondo tidak tercium. Namun,

aroma kamboja yang didapatkan berbau busuk. Minyak yang beraroma kamboja yang

busuk dapat disebabkan oleh proses hidrolisis yang terjadi akibat terdapatnya air yang

disebabkan oleh proses respirasi bunga. Selain itu, bunga yang digunakan pada

praktikum dalam kondisi basah karena embun. Kandungan H2O yang berasal dari

hasil proses respirasi dan kondisi bunga yang basah yang disebabkan oleh embun

menyebabkan lemak pada minyak mengalami kerusakan (Guanter, 1987 dalam Sani,

dkk., 2012). Pada metode entrapping aroma kamboja yang dihasilkan tidak

menyengat dan masih terdapat aroma blondo yang tercium. Aroma blondo yang

masih tercium dan aroma kamboja yang tidak menyengat dapat disebabkan oleh

reaksi yang tidak cepat dan kemampuan adsorbsi lemak yang rendah karena lemak

tidak kontak langsung dengan minyak. Selain kedua penyebab tersebut, kondisi

bunga yang digunakan juga dapat memengaruhi. Kondisi bunga kamboja yang

digunakan pada praktikum adalah mekar penuh. Hal ini dapat menyebabkan aroma

Page 5: Jurnal Minyak VCO Beraroma2

yang dimiliki oleh bunga menguap dan aroma yang dihasilkan tidak terlalu

menyengat. Penguapan tersebut disebabkan oleh senyawa kimia yang berperan dalam

aroma adanya senyawa volatil. Senyawa kimia yang menimbulkan aroma pada

kamboja yaitu pentakosan (5,68%), Heksakosan (4,88%), Benzil Alkohol (4,35%),

Ttrakosan (4,18%) dan Heptakosan (3,01%). Menurut Sani, dkk. (2012) kondisi

bunga dan metode yang digunakan untuk pengambilan minyak atsiri berpengaruh

terhadap kualitas dari aroma yang didapatkan. Lemak yang kontak langsung dengan

kamboja dapat menyebabkan percepatan reaksi sehingga menyebabkan aroma yang

dihasilkan lebih menyengat (Guanter, 2011 dalam Hetik, dkk., 2013).

Warna

Warna yang dihasilkan oleh metode celup dan entrapping disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Warna minyak VCO

Metode WarnaCelup +++Entrapping +

Keterangan:

Warna = semakin +, semakin bening

Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa metode celup

menghasilkan warna minyak yang lebih bening dibandingkan minyak dari metode

entrapping. Warna bening dapat disebabkan oleh proses kontak langsung antara

minyak dan kamboja. Kontak langsung antara kamboja dan minyak akan melarutkan

zat warna pada minyak (Guanter, 2011 dalam Hetik, dkk., 2013 dan Guanter, 1987

dalam Sani, dkk., 2012). Namun, pada minyak dengan metode entrapping warna

yang dihasilkan tidak mengalami perubahan. Pada metode entrapping bunga tidak

kontak langsung dengan minyak sehingga tidak terdapat proses pelarutan zat warna.

KESIMPULAN

Page 6: Jurnal Minyak VCO Beraroma2

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

minyak yang dihasilkan oleh metode celup menghasilkan aroma yang lebih

menyengat dibandingkan metode entrapping. Selain itu, warna yang dihasilkan oleh

metode celup lebih bening dibandingkan metode entrapping.

DAFTAR PUSTAKA

Hetik., M. Dawam Maghfoer., Tatik Wardiyati. 2013. Pengaruh Jenis Adsorben Teehadap Kualitas Minyak Atsiri Pada Dua Kultivar Bunga Sedap Malam (Polianthes Tuberosa). Jurnal Produksi Tanaman Vol 1. No. 4. Malang: Universitas Brawijaya.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : UI Press

Sani, N. S., Rofiah Rahmawati., Mahfud. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri dari Melati dengan Metode Enfleurasi dan Ekstraksi Pelarut Menguap. Jurnal Teknik Pomits Vol 1. No 1. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Sutarmi dan Rozaline, H., 2005. Taklukkan Penyakitdengan VCO. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 11-29.