jurnal kedkom

13
1. Pendahuluan Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan diatas sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Menurut Hadiwiyono, (1983) mengelompokkan sampah berdasarkan dua karakteristik, yaitu kimia organik yaitu sampah yang pada umumnya dapat membusuk dan sampah non organic yaitu sampah yang umumnya tidak membusuk karena tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah / penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pada saat kunjungan ke Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,dilakukan analisa data Puskesmas Tegal Angus, berupa analisa data dari yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah Tanjung Pasir. Informasi lain juga didapatkan mengenai masalah kesehatan dari petugas kesehatan setempat untuk menentukan prioritas masalah dengan metoda Delphi. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya 1

Upload: regina-septiani

Post on 09-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dwdcds

TRANSCRIPT

1. Pendahuluan Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan diatas sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Menurut Hadiwiyono, (1983) mengelompokkan sampah berdasarkan dua karakteristik, yaitu kimia organik yaitu sampah yang pada umumnya dapat membusuk dan sampah non organic yaitu sampah yang umumnya tidak membusuk karena tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah / penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pada saat kunjungan ke Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,dilakukan analisa data Puskesmas Tegal Angus, berupa analisa data dari yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah Tanjung Pasir. Informasi lain juga didapatkan mengenai masalah kesehatan dari petugas kesehatan setempat untuk menentukan prioritas masalah dengan metoda Delphi. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di Kampung Garapan, Tanjung Pasir, didapatkan beberapa area permasalahan. Dari observasi yang telah dilakukan ke beberapa rumah keluarga binaan di Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir didapatkan area permasalahan yang sama pada keluarga binaan dan diputuskan untuk mengangkat permasalahan tentang Pengetahuan tentang pengolahan sampah rumah tangga. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas metode delphi dan melalui berbagai pertimbangan yaitu : Dari hasil wawancara pre-survey dengan kuesioner pada ketiga keluarga binaan terdapat kesamaan permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah dengan benar sebesar 69,23% dari 13 responden Dari hasil wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa pada keluarga binaan belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai pengolahan sampah dengan benar Dari hasil wawancara ketiga keluarga binaan didapatkan bahwa ISPA merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh ketiga keluarga binaan, hal ini dikaitkan dengan pengolahan sampah dengan cara dibakar yang tidak benar. Dari data-data Angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal Angus, didapatkan angka kejadian ISPA menempati urutan pertama dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus, dikaitkan dengan teori bahwa pembakaran sampah yang tidak sesuai dengan pengolahan sampah yang benar dapat berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah ISPA. Pada data didapatkan Angka kejadian ISPA 1.533 orang penduduk per Janari Juni 2014, dengan target pertahun sebesar 1.043 penduduk melalui perhitungan Target ISPA per tahun dari Departermen Kesehatan RI 2006.

2. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode indepth interview untuk menentukan akar penyebab masalah dari variable-variabel independen yang telah dipilih untuk digunakan pada penelitian ini, yaitu tingkat pendidikan, fasilitas, pengalaman, dan social budaya.3. Populasi Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah 3 keluarga berjumlah 17 orang di RT 005/ RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten periode 11 Februari sampai dengan 21 Februari 2015.

4. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah 13 orang di dalam 3 keluarga binaan di RT 005/ RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten.Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sample, yaitu:1. Bersedia untuk menjadi informan2. Merupakan anggota keluarga binaan3. Sehat jasmani dan rohanib. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, yaitu;1. Tidak bersedia menjadi informan2. Anggota keluarga terlalu sibuk bekerja sehingga sulit ditemui3. Memiliki gangguan mental

5. Hasil Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel dalam kuesioner yang dijawab 13 responden pada bulan Februari 2015.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan Tentang Pengolahan Sampah di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Pengetahuan Tentang Pengolahan SampahJumlah Responden (orang)Persentasi (%)

Kurang969,23

Cukup215,38

Baik215,38

Jumlah13100

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai pengolahan sampah rumah tangga.

Tabel 5.2 Distribusi Responden Mengenai Tingkat Pendidikan di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Tingkat PendidikanJumlah Responden (orang)Persentasi (%)

Tinggi17,7

Sedang430,76

Rendah861,53

Jumlah13100

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendahTabel 5.3 Distribusi Responden Mengenai Fasilitas di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Fasilitas Tentang Pengolahan SampahJumlah Responden (orang)Persentasi (%)

Tidak memadai00

Kurang memadai13100

Memadai00

Jumlah13100

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan seluruh responden kurang memiliki ketersediaan fasilitas yang memadai untuk mendapatkan informasi seputar pengolahan sampah.

Tabel 5.4 Distribusi Responden Mengenai Pengalaman di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Pengalaman Pengolahan SampahJumlah Responden (orang)Persentasi (%)

Ada00

Tida Ada13100

Jumlah13100

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan seluruh responden tidak ada pengalaman dalam mengelola sampah rumah tangga.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Mengenai Sosial-Budaya di Keluarga Binaan di RT 005/RW 006, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Februari 2015Sosial-BudayaJumlah Responden (orang)Persentase (%)

Tidak Berpengaruh00

Berpengaruh13100

Jumlah13100

Berdasarkan Tabel 5.5 , didapatkan tingkat sosial budaya berpengaruh terhadap pengetahuan responden tentang pengolahan sampah rumah tangga.

Sesuai dengan hasil dari indepth interviev dengan menggunakan diagram fishbone didapatkan akar-akar penyebab masalah sebagai berikut : 1. Anggapan pendidikan tinggi tidak penting2. Ketidaktahuan masyarakat akan pengolahan sampah yang benar3. Tidak tersedia sarana untuk mendapatkan informasi tentang pengolahan sampah4. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan setempatBerdasarkan penyebab akar masalah tersebut maka ditetapkan rencana intervensi dari setiap akar penyebab masalah sebagai berikut:1. Anggapan pendidikan tinggi tidak penting2. Rencana intervensi : Memberikan sosialisasi mengenai wajib belajar 12 tahun.3. Kebiasaan membakar sampah yang bersifat turun temurun di anggota keluarga dan masyarakat sekitar4. Rencana intervensi : Memberikan penyuluhan mengenai pengolahan sampah yang benar5. Tidak tersedia sarana media masa seperti koran, tv, radio 6. Rencana intervensi : membuat poster, brosur atau leaflat tentang pengolahan sampah7. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan setempat8. Rencana intervensi : Memberikan masukan berupa saran kepada petugas kesehatan setempat agar meningkatkan program penyuluhan

6. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya Pengetahuan yang masih rendah tentang Pengolahan Sampah yang Baik. Dari hasil fish bone didapatkan berbagai macam akar masalah kurangnya Pengetahuan tentang Pengolahan Sampah yang Baik, antara lain :1. Anggapan pendidikan tinggi tidak penting.2. Ketidaktahuan masyarakat akan pengolahan sampah yang benar.3. Tidak tersedia sarana media masa seperti koran, tv, radio.4. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan setempat.Intervensi yang tepilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Memberikan penyuluhan tentang Program Pendidikan Wajib hingga SMA/sederajat sehingga masyarakat keluarga binaan memiliki wawasan yang lebih luas khususnya tentang kesehatan dan berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Memberikan penyuluhan tentang pengolahan sampah yang benar 7. SaranBagi Masyarakat Kampung Garapan :a) Diharapkan masyarakat Kampung Garapan memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan.b) Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk menerapkan Pengetahuan tentang Pengolahan Sampah yang Baik. c) Menghimbau masyarakat sekitar untuk sering mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan.d) Memberikan saran kepada tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakatnya mengikuti penyuluhan tentang Pengetahuan tentang Pengolahan Sampah yang Baik.Bagi Puskesmas Tegal Angus:a) Menyarankan pihak pelayanan kesehatan untuk dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang Pengetahuan tentang Pengolahan Sampah yang Baik.b) Seluruh civitas puskesmas Tegal Angus maupun kader diharapkan dapat bekerja sama membina warga dalam hal terlaksananya Pengolahan Sampah yang Baik.c) Pemerintah setempat bersama pihak Puskesmas Tegal Angus mendukung dengan selalu menghimbau kepada warganya untuk sadar tentang tingginya risiko Pengolahan Sampah yang Baik.

DAFTAR PUSTAKAAnonimous, 2008.Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008. Tentang Pengolahan SampahBapedal. 2008. Peraturan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3). Yogyakarta: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta ; EGCLasma, Rohani. 2007. Perilaku masyarakat dalam pengolahan sampah di desa medan senembah kabupaten deliserdang dan di kelurahan asam kkumbang kota medan tahun 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara MedanMcLeroy, K. 2003. Community Based Interventions. Am J Public Health.Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta; JakartaNur Sulistiawan, Insan. 2008. Skripsi. Pengolahan Sampah Terpadu Di Perumahan Pamungkas Yogyakarta. Yogyakarta: Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universiatas Islam Indonesia

Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 187-191Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Bogor: Penebar SwadayaUnited States Environmental Protection Agency. 2014. Human Health. Dalam : http://www.epa.gov/osw/nonhaz/municipal/backyard/health.htm#hexa (diakses tanggal 25 Februari 2015)

8