jurnal fix

29
KELOMPOK II FTS-STERIL Wandi Wina Laili Maulida Sally hervianti Sri Mulyana Agus Setyawan Sepra Juasna Pratiwi Ayun Ria Cahyanti DeryWidiansyah Yuli Evi Yanti

Upload: wina-laili-m

Post on 24-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Kelompok II FTS-Steril

Kelompok IIFTS-SterilWandiWina Laili MaulidaSally herviantiSri MulyanaAgus SetyawanSepra Juasna PratiwiAyun Ria CahyantiDeryWidiansyahYuli Evi Yanti

FORMULATION DEVELOPMENT AND EVALUATION OF INJECTION OF POORLY SOLUBLE DRUG USING MIXED SOLVENCY CONCEPTTujuanMengetahui teknik pencampuran pelarut yang dapat digunakan dalam formulasi injeksi obat yang memiliki sifat kelarutan yang buruk.MetodeSampel= Rifampicin (Bahan aktif)Penelitian KelarutanStudi kelarutan rifampicin dilakukan dalam minyak jarak. Berbagai campuran campuran disiapkan untuk solubilisasi rifampicin.

Diambil 5 ml masing2 pelarutDimasukkan kedalam vialDitambahkan rifampicinDisegel dan divortex selama 10 menitDisimpan pada suhu 25 C selama 12 jam di pengocok mekanikSetelah 24 jam, larutan yang tidak larut disentrifugasi pada 2000 rpm selama 10 menit dengan menggunakan sentrifus Supernatan diencerkan dengan etanol dan dan dianalisismenggunakan UV / Visible spektrofotometer pada 475 nmRasio peningkatan kelarutan ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :Peningkatan rasio = kelarutan dalam campuran berbaur / kelarutan dalam minyak jarak2. Formulasi sediaan injeksi

Ditimbang bahan, dilarutkan dalam 40ml minyak jarak dalam labu ukur 50 mlDilakukan pengocokan hingga homogenDitambahkan minyak jarak hingga 50 mlDisiapkan sejumlah rifampisin dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan campuran minyak jarakDikocok selama 12 jam pada suhu 37 C untuk memastikan disolusi max.Volume yang dibuat ditepatkan sampai tanda batasBotol disterilkan dengan gas nitrogen, kemudian di isikan dengan 2,5ml volume produk.Tutup dan di segel

3. Uji stabilitas di percepatFormula yang disiapkan disimpan pada suhu 2-8C , 25C, 40C dan 55C untuk mengamati stabilitas obatnya. Setelah hari ke 7,14,21,dan 28 sampel dianalisis dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 475nm. Setelah itu diencerkan dengan etanol untuk menentukan kadar obat yang belum terdekomposisi.4. Efek sinar matahari terhadap degradasi obatSatu set vial berwarna yang mengandung obat yang terkena sinar matahari untuk memperkirakan efek cahaya matahari terhadap stabilitas obat. Satu set vial berwarna yang lain dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan ditempat terlindung dari sinar matahari. Kedua set vial disimpan pada suhu kamar.

Satu vial yang mengandung obat diambil pada masing2 set dan diamati pada hari ke 7- hari ke-28 dan diencerkan dengan etanol kemudian diamati dengan menggunakan spektrofotmetri UV pada panjang gelombang 475nm.

5. Efek oksigen diudara terhadap stabilitas 2ml larutan injeksi dimsukkan dalam ampul ukuran 5ml dan 20ml kemudian udara yang terdapat didalam ampul 20ml tidak digantikan dan langsung disegel sedangkan ampul 5ml diganti dengan gas nitrogen dan disegel.Sampel diambil dalam periode 7 hari dan dihitung kandungan obat.

Hasil1. Studi kelarutan

Efek sinergis pada kelarutan dilakukan dengan metode perhitungan.Total kelarutan adalah 20% b/v dalam larutan tunggal atau kombinasi 4 larutan campuran seperti pada OB11 dapat dihitung dengan cara: =Jumlah kelarutan dalam larutan yang mengandung 20% b/v dari kelarutan individu / 4

2. UJI STABILITAS DIPERCEPAT

Dari tabel data kinetik formulasi injeksi rifampisin , stabilitasnya terlihat baik.Formulasi OB-7 menunjukan penyimpanan maksimum selama 262 hari.Formulasi OB-2 dan OB-3 menunjukan penyimpanan selama 150 dan 210 hari dalam suhu ruangan. Secara fisik stabil yang terlihat dari warna pengendapan dan kekeruhan

EFEK SINAR MATAHARI TERHADAP STABILITAS OBAT

Formulasi OB-7 menunjukan hasil degradasi yang maksimum jika terpapar oleh cahaya, dimana pembandingnya berdasarkan vial lain yang dibungkus dengan aluminium foil dan diletakkan didalam tempat yang terlindung dari cahaya pada suhu kamar.

EFEK OKSIGEN YANG

Formulasi OB-2 yang oksigennya telah dikeluarkan mengandung obat yang banyak dibandingkan dengan botol yang berisi oksigen, sehiingga dapat disimpulkan bahwa oksigen dapat menyebabkan obat terdegradasi.

KesimpulanHasil studi kelarutan mengungkapkan bahwa ada cukup peningkatan kelarutan rifampisin ketika aditif yaitu minyak larut ditambahkan. Peningkatan kelarutan yang bersinergi diamati dalam formulasi OB -2 kelarutan obat ditemukan menjadi 20,10 mg/ml sedangkan peningkatan kelarutan di karenakan adanya pelarut dalam campuran sebanyak 6.85 mg / ml.Masalah toksisitas berkaitan dengan penggunaan pelarut dapat diminimalkan dengan cara mengurangi konsentrasi pelarut tunggal dalam campuran. Hasil penelitian stabilitas mendukung perkembangan formulasi dengan penerapan konsep pencampuran pelarut karena dapat menghasilkan stabilitas yang diinginkan. TERIMA KASIH