ispa tugas kelompok 2

56
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan dikelilingi lautan dan terletak di daerah katulistiwa, sehingga menyebabkan angin bertiup sepanjang tahun dengan kecepatan yang relatif stabil. Hal ini sangat menguntungkan, mengingat iklim dan kecepatan angin menentukan derajat pencemaran udara di suatu tempat. Udara merupakan komponen kehidupan dan peri kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan. 1

Upload: henico-putri

Post on 17-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ispa

TRANSCRIPT

Page 1: Ispa Tugas Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan dikelilingi lautan dan terletak di

daerah katulistiwa, sehingga menyebabkan angin bertiup sepanjang tahun dengan

kecepatan yang relatif stabil. Hal ini sangat menguntungkan, mengingat iklim dan

kecepatan angin menentukan derajat pencemaran udara di suatu tempat. Udara

merupakan komponen kehidupan dan peri kehidupan yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan

dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi

tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. Kualitas dari udara

yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara

yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan.

Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat

memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala

resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang

disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena

infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara

kota. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di kota-kota besar di Indonesia

tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya

bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi

peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan

1

Page 2: Ispa Tugas Kelompok 2

hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam

pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah

penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai

sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari

cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber

pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran

hutan, dll. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi

organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang

dianggap serius.Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia,

hewan,serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung

partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida.

Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa

70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi

kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang bersifat

marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang beresiko

tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat

penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita

maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut

berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin

memprihatinkan. Ada beberapa alasan mengapa pencemaran udara menjadi

masalah yang perlu diperhatikan yaitu:

2

Page 3: Ispa Tugas Kelompok 2

1. Pencemaran melalui udara dapat berjalan dengan cepat dan menyebar secara

luas bahkan dapat bersifat global.

2. Manusia tidak mempunyai daya pilih terhadap bahan-bahan berbahaya yang

ada di udara, artinya pada saat bernafas semua zat-zat yang ada di udara dapat

masuk ke dalam saluran pernapasan.

3. Saluran pernapasan mempunyai bidang permukaan yang sangat luas yang

dapat kontak dengan bahan pencemar sehingga dosis pemaparannya begitu

besar. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain

oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula

yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain

letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi

seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan

manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang

dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau

kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada

mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak

akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.

Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya

jumlah penduduk dari abad ke abad.Populasi manusia yang terus bertambah

mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama

kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-

bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan.

Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

3

Page 4: Ispa Tugas Kelompok 2

memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara

berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan,

harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui

industri.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami tentang pencemaran udara dan dampaknya

terhadap ISPA.

2. Tujuan Khusus

1. Apa definisi pencemaran udara

2. Bagaimana kondisi kebersihan udara saat ini?

3. Apa penyebab terjadinya pencemaran udara?

4. Apa dampak terjadinya pencemaran udara?

5. Apa yang dimaksud dengan ISPA?

6. Hubungan pencemaran udara dengan penyakit ISPA

7. Apa solusi untuk mengurangi dampak pencemaran udara?

C. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Pencemaran Udara

2. Mahasiswa dapat mengetahui dampak-dampak Pencemaran Udara bagi

kesehatan manusia

3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara Penyakit ISPA dengsn

Pencemaran Udara

4

Page 5: Ispa Tugas Kelompok 2

4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mencegah terjadinya pencemaran

udara

5

Page 6: Ispa Tugas Kelompok 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONDISI UDARA DI INDONESIA

Kondisi udara saat ini Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian

Lingkungan Hidup melalui Air Quality Monitoring Station (AQMS), dari sepuluh

kota besar di Indonesia, enam di antaranya yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung,

Medan, Jambi dan Pekanbaru hanya memiliki udara berkategori baik selama 22

sampai 62 hari dalam setahun atau tidak lebih dari 17%. Di Pontianak dan

Palangkaraya penduduk harus menghirup udara dengan kategori berbahaya

masing-masing selama 88 dan 22 hari. Khusus Jakarta, dari data AQMS

menunjukkan, kualitas udara kategori baik di Jakarta selama 2001 hanya 75 hari.

Pada 2002 angka itu menurun menjadi 22 hari dan pada 2003 sebanyak 26 hari.

Sementara pada 2004 warga Jakarta hanya menikmati udara dengan kategori baik

selama 18 hari dalam kurun waktu satu tahun berdasarkan hasil pemantauan alat

monitoring udara ambien. Sedangkan data dari sejumlah kota besar yang lain

pasokan udara bersih tidak lebih dari 60 hari per tahun. Profil kesehatan DKI

Jakarta 2004 menunjukkan bahwa sekitar 46% penyakit gangguan pernapasan

terkait dengan pencemaran udara (ISPA 43%, iritasi mata 1,7% dan asma 1,4%),

dan sekitar 32% kematian kemungkinan terkait dengan pencemaran udara

(penyakit jantung dan paru-paru 28,3% dan pneumonia 3,7%) Di tahun yang

sama di Yogyakarta (Profil Kesehatan Yogyakarta 2004), sebanyak 32% penyakit

ganggugan pernapasan terkait dengan pencemaran udara (ISPA 22%, gangguan

pernapsan lain 7,7%, dan asma 2,2%). Kecenderungan yang sama terhadap

6

Page 7: Ispa Tugas Kelompok 2

penyakit-penyakit saluran pernapasan juga terlihat pada data di kota-kota besar

lain, seperti Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar.

Menurut Bank Dunia, estimasi kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran

udara di Indonesia sebesar US$ 400 miliar setahun. Menurut hasil penelitian

yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) kerugian tersebut belum

termasuk kematian dini dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh PM10 dan

SO2 (World Bank, 2003) Perkiraan kerugian ekonomi yang ditimbulkan

pencemaran udara SO2 terhadap kesehatan adalah senilai Rp. 92.157.163 pada

tahun 2001. Kegiatan industri adalah konsumen bahan bakar kedua terbesar di

Indonesia. Sumber pencemar yang dikeluarkan dari kegiatn industri terutama:

SO2 dan NO2. Pemantauan kinerja pengelolaan lingkungan periode tahun 2004 –

2005 menunjukkan ada beberapa perusahaan seperti industri besi dan baja

(peleburan), industri semen dan industri pulp dan kertas yang telah melakukan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam peraturan pengendalian pencemaran udara

dan melakukan perubahan-perubahan dalam sistem pengendalian pencemaran

udara.

B. PENCEMARAN UDARA

1. Pengertian Pencemaran Udara

Sebelum mendefinisikan pencemaran udara, hendaknya diketahui terlebih

dahulu mengenai definisi pencemaran (lingkungan). Pencemaran lingkungan

terjadi apabila dalam lingkungan tersebut, baik bersifat fisik, biotik, maupun

sosial terdapat bahan tertentu dengan konsentrasi yang sedemikian rupa

sehingga melebihi ambang batas yang normal. Bahan-bahan tersebut justru

7

Page 8: Ispa Tugas Kelompok 2

dihasilkan dari proses aktifitas kehidupan manusia itu sendiri yang akhirnya

dapat mengancam eksistensinya di dunia, dan diidentifikasi sebagai bahan

pencemar atau polutan (Kabinawa, 1991).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1982 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran

lingkungan adalah “masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi dan atau komponen kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas

lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”.

Dengan demikian konsep pencemaran lingkungan tidak terbatas hanya pada

bahan yang bersifat material saja, tetapi juga bentuk tingkah laku manusia

dapat dikategorikan sebagai bahan pencemar selama tingkah laku tersebut

dapat menyebabkan proses kehancuran terhadap eksistensi manusia itu

sendiri.

Dari uraian definisi pencemaran lingkungan diatas, sehingga pencemaran

udara dapat didefinisikan sebagai ”masuknya atau terdapatnya zat-zat,

makhluk hidup atau komponen-komponen lain kedalam udara sehingga

menyebabkan perubahan dan penurunan kualitas udara sampai pada tingkat

tertentu yang menyebabkan udara tidak lagi dapat berfungsi sebagaimana

mestinya”. Atau dengan kata lain pencemaran udara dapat diartikan sebagai

suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh

zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

8

Page 9: Ispa Tugas Kelompok 2

tubuh manusia. Sudrajat (2005) mendefinisikan pencemaran udara sebagai

masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang

dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada

kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Jenis-jenis Pencemaran Udara Menurut asalnya, pencemaran udara dapat

dibagi menjadi dua macam, yakni:

a. Pencemaran Udara Alami

Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat proses-

proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran

garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya.

b. Pencemaran Udara Non- Alami

Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada

umumnya tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas

beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia,

buangan panas dan buangan nuklir.

2. Penyebab Pencemaran Udara

Perkembangan yang pesat , khususnya dalam industri dan teknologi, serta

meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar

fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi

tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Secara umum penyebab

pencemaran udara ada 2 macam, yakni:

a. Karena faktor internal (secara alamiah), Contoh:

1) Debu yang berterbangan akibat tiupan angin.

9

Page 10: Ispa Tugas Kelompok 2

2) Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-

gas vulkanik.

3) Proses pembusukan sampah organik, dll.

a) Karena faktor eksternal (karena ulah manusia),Contoh:

1.1 Hasil pembakaran bahan bakar fosil.

1.2 Debu / serbuk dari kegiatan industri.

1.3 Pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

1.4 Transportasii.

Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi

kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya

yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia

maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended

particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon

monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor

menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter

(SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon

monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari

pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu

di Jakarta.

Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-

tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.

Pencemaran udara dari asap knalpot bus. Seiring dengan laju pertambahan

kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga akan mengalami

10

Page 11: Ispa Tugas Kelompok 2

peningkatan dan berujung pada bertambahnya jumlah pencemar yang

dilepaskan ke udara (Anonim 2006). Pencemaran pada suatu tingkat tertentu

dapat merupakan suatu campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik

berupa padatan, cairan, atau zat yang masuk terdispersi ke udara dan

kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini

sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorology

setempat (Pohan, tanpa tahun) Udara bersih yang kita hirup merupakan gas

yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi

udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota

besar yang banyak industrinya dan padat lalu lintasnya.

Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia.

Terjadinya kerusakan lingkungan berarti berkurangnya (rusaknya) daya

dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia.

Sebenarnya secara alamiah, udara/ atmosfer mempunyai kemampuan

mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya setiap zat pencemar ke

dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer mempunyai keterbatasan

dalam menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar

memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan karekteristik

udara / atmosfer. Selanjutnya akan merubah tingkat laku udara / atmosfer

yang memungkinkan terjadinya perubahan iklim lokal maupun global.

11

Page 12: Ispa Tugas Kelompok 2

3. Dampak Pencemaran Udara

a. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam

tubuh melalui sistem pernafasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke

dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran

besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan

partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-

paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah

ISPA(infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma,

bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

b. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara

tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain

klorosis, nekrosis,bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan

tanaman dapat menghambat proses fotosintesis,Merusak estetikA,

Mengganggu kenyamanan,Merusak gedung, kantor, dan perumahan.

c. Hujan asam

PH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.

Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan

membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam

ini antara lain:

1) Mempengaruhi kualitas air permukaan

12

Page 13: Ispa Tugas Kelompok 2

2) Merusak tanaman

3) Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga

mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

d. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,

ozon, dan N2O di lapisan udara kita, sebenarnya zat-zat ini ada di lapisan

udara menguntungkan, yaitu untuk menghalagi pemantulan panas dari

bumi ke luar angkasa, karena panas terhalangi maka udara di bumi

siangnya tidak terlalu panas dan malam nya tidak terlalu dingin,

menguntungkan jika keberadaannya di udara dengan jumlah sedikit, tapi

fakta nya hari ini jumlah CO2,CFC,N2O di udara sangat banyak

dikarenakan gaya hidup manusia di dunia serba canggih daan serba

menggunakan bahan bakar minyak, karena jumlahnya yang begitu banyak

maka jumlah energi matahari yang masuk ke bumi hanya sedikit yang di

pantulkan kembali ke luar angkasa akibatnya suhu bumi naik, kalu kita

analogikan jumlah sinar matahari yang masuk 100 maka yang di

pantulkan cuma 30, 70 nya lagi tetap berada di bumi. Suhu bumi yang

naik ini lah yang di sebut dengan fenomen global warming (pemanasan

global)

e. Dampak dari pemanasan global adalah:

1) Pencairan es di kutub

2) Naiknya permukaan air laut

3) Perubahan iklim regional dan global

13

Page 14: Ispa Tugas Kelompok 2

4) Perubahan siklus hidup flora dan fauna

5) Tenggelamnya kota-kota di tepi laut

f. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)

merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultra

violet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul

ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai

stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian

molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga

terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon

menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan

kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

C. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

1. Pengertian Ispa

Banyak dampak yang disebabkan oleh pencemaran udara terutama bagi

kesehtan manusia salah satunya adalah ISPA. Dampak kesehatan yang paling

umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di

antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat

pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yaitu organ

tubuh yang di mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa (Romelan, 2006).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab

kematian tersering pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000,

14

Page 15: Ispa Tugas Kelompok 2

ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus

kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009).

Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya

dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30%

(Suhandayani, 2007).

Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen

Kesehatan RI menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang

ditemukan di masyarakat untuk mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010,

dimana salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular

termasuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Depkes RI, 2002).

Sebagai kelompok penyakit,

ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke

sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan

15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit

disebabkan oleh ISPA (Suhandayani, 2007). Penyebab ISPA paling berat

disebabkan infeksi Streptococus pneumonia atau Haemophillus influenzae.

Banyak kematian yang diakibatkan oleh pneumonia terjadi di rumah,

diantaranya setelah mengalami sakit selama beberapa hari. Program

pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan

tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya

pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya

angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004).

15

Page 16: Ispa Tugas Kelompok 2

Hasil survei kesehatan nasional di Indonesia tahun 2001 menunjukkan

bahwa proporsi kematian bayi akibat ISPA masih 28 % artinya bahwa dari

100 bayi meninggal 28 disebabkan oleh penyakit ISPA dan terutama 80 %

kasus kematian ISPA pada balita adalah akibat Pneumonia. Tingginya angka

kejadian ISPA pada bayi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh

pembakaran hutan yang sembarangan. Substansi pencemar yang terdapat di

udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan. Jauhnya

penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.

Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,

sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari

paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke

seluruh tubuh. 

Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih

dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran

bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan

pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak,

karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk

pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang

berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3

sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran

pernafasan dan akut, dimana pengertiannya sebagai berikut :

16

Page 17: Ispa Tugas Kelompok 2

a. Infeksi

Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh

manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

b. Saluran pernafasan

Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ

adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

c. Infeksi Akut

Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari

diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa

penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat

berlangsung lebih dari 14 hari.

ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran

pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru – paru) dan organ adneksa

saluran pernafasan. dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran

pernafasan (respiratory tract). Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan

hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan

dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila

infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat

kematian.Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh

membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring,

dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh

rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan

terjerat dalam lapisan mukosa.

17

Page 18: Ispa Tugas Kelompok 2

Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung

dan ke arah superior menuju faring.Secara umum efek pencemaran udara

terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung

menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat

membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar.

Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran

pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat

dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing

tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal

ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit

common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan

atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama

beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi

pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan

melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman

yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.

Mekanisme pernapasan itu dimulai dari hidung yang berfungsi untuk

menyaring udara yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Dari hidung lalu

masuk ke tenggorokan yang berfungsi untuk memisahkan dari saluran cerna

dengan saluran napas. Lalu pita suara yang berfungsi untuk membentuk vokal.

Dan yang mengalirkan udara ke paru-paru adalah batang tenggorok.Hidung

yang merupakan saluran awal pernapasan, menyaring kuman, kotoran dan

18

Page 19: Ispa Tugas Kelompok 2

debu yang masuk ke hidung dengan silia (rambut halus) dan dikeluarkan

dengan cara bersin. Partikel yang lebih kecil dilapisi lendir dan membran

mukosa yang kemudian digerakkan silia ke tenggorokan. Kuman yang lolos

dari mekanisme inilah yang dapat menyebabkan penyakit ISPA.

ISPA sendiri terjadi karena masuknya kuman dan berkembang biak di

dalam saluran napas manusia sehingga menimbulkan penyakit dan infeksi

pada saluran pernapasan. Hal ini disebabkan oleh bakteri pathogen dan virus.

Bakteri dan virus yang masuk melalui saluran pernapasan lebih tahan dingin

dan akan menyerang saat daya tahan tubuh manusia turun. Penularannya

melalui udara terutama di saat cuaca dingin.Gejala-gejala penyakit ISPA

antara lain, batuk, pilek, demam, hidung mampet, bersin, tenggorokan gatal,

suara serak, nyeri saat menelan dan sesak napas.

2. Penyebab & Pencetus Ispa

Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran

mukosa bersilia (silia = rambut-rambut halus). Udara yang masuk melalui

rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang

kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan

partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia

mendorong lapisan mukosa ke posterior/belakang ke rongga hidung dan ke

arah superior/atas menuju faring.

Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat

menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat

berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi

19

Page 20: Ispa Tugas Kelompok 2

oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan

penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran

pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas

sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari

saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran

pernafasan.

Menurut WHO (World Health Organization = organisasi kesehatan dunia),

pengeluaran lendir atau gejala pilek terjadi pada penyakit flu ringan

disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan/atau

coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa

jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus

infeksi virus pada saluran napas bagian atas.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan

yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran

pernapasannya.

3. Faktor-Faktor Terjadinya Ispa

Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor

lingkungan, faktor individu anak, serta faktor perilaku.

a. Faktor lingkungan

1)   Pencemaran udara dalam rumah

Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk

memasak dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme

20

Page 21: Ispa Tugas Kelompok 2

pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. Hal ini

dapat terjadi pada rumah yang keadaan ventilasinya kurang dan dapur

terletak didalm rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi

dan anak balita bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena bayi dan

anak balita lebih lama berada di rumah bersama-sama ibunya sehingga

dosis pencemaran tentunya akan lebih tinggi. Hasil penelitian

diperoleh adanya hubungan antara ISPA dan polusi udara, diantaranya

ada peningkatan resiko bronchitis, pneumonia pada anak-anak yang

tinggal di daerah lebih terpolusi, dimana efek ini terjadi pada

kelompok umur 9 bulan dan 6-10 tahun.

2)   Ventilasi rumah

Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pengerahan udara ke

atau dari ruangan baik secara alami maupun secara mekanis. Fungsi

dari ventilasi dapat dijabarkan sebagai berikut mensuplai udara bersih

yaitu udara yang mengandung kadar oksigen yang optimum bagi

pernafasan, membebaskan udara ruangan dari bau-bauan, asap ataupun

debu dan zat-zat pencemar lain dengan cara pengenceran udara,

mensuplai panas agar hilangnya panas badan seimbang, mensuplai

panas akibat hilangnya panas ruangan dan bangunan, mengeluarkan

kelebihan udara panas yang disebabkan oleh radiasi tubuh, kondisi,

evaporasi ataupun keadaan eksternal, mendisfungsikan suhu udara

secara merata.

21

Page 22: Ispa Tugas Kelompok 2

3)   Kepadatan hunian rumah

Keadaan tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor

polusi dalam rumah yang telah ada. Penelitian menunjukkan ada

hubungan bermakna antara kepadatan dan kematian dari

bronkopneumonia pada bayi, tetapi disebutkan bahwa polusi udara,

tingkat sosial, dan pendidikan memberi korelasi yang tinggi pada

faktor ini.

b. Faktor individu anak

1)   Umur anak

Sejumlah studi yang besar menunjukkan bahwa insiden penyakit

pernafasan oleh virus melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak dan

tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi pada umur 6-12

tahun.

2)   Berat badan lahir

Berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan

fisik dan mental pada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir

rendah (BBLR) mempunyai resiko kematian yang lebih besar

dibandingkan dengan berat badan lahir normal, terutama pada bulan-

bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti kekebalan

kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi,

terutama pneumonia dan sakit saluran pernafasan lainnya. Penelitian

menunjukan bahwa berat bayi kurang dari 2500 gram dihubungkan

dengan meningkatnya kematian akibat infeksi saluran pernafasam dan

22

Page 23: Ispa Tugas Kelompok 2

hubungan ini menetap setelah dilakukan adjusted terhadap status

pekerjaan, pendapatan, pendidikan. Data ini mengingatkan bahwa

anak-anak dengan riwayat berat badan lahir rendah tidak mengalami

rate lebih tinggi terhadap penyakit saluran pernafasan, tetapi

mengalami lebih berat infeksinya.

3)   Status gizi

Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor resiko yang

penting untuk terjadinya ISPA. Beberapa penelitian telah

membuktikan tentang adanya hubungan antara gizi buruk dan infeksi

paru, sehingga anak-anak yang bergizi buruk sering mendapat

pneumonia. Disamping itu adanya hubungan antara gizi buruk dan

terjadinya campak dan infeksi virus berat lainnya serta menurunnya

daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Balita dengan gizi normal

karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri

akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan

mengakibatkan kekurangan gizi. Pada keadaan gizi kurang, balita

lebih mudah terserang “ISPA berat” bahkan serangannya lebih lama.

4)   Vitamin A

Sejak tahun 1985 setiap enam bulan Posyandu memberikan kapsul

200.000 IU vitamin A pada balita dari umur satu sampai dengan empat

tahun. Balita yang mendapat vitamin A lebih dari 6 bulan sebelum

sakit maupun yang tidak pernah mendapatkannya adalah sebagai

resiko terjadinya suatu penyakit sebesar 96,6% pada kelompok kasus

23

Page 24: Ispa Tugas Kelompok 2

dan 93,5% pada kelompok kontrol. Pemberian vitamin A yang

dilakukan bersamaan dengan imunisasi akan menyebabkan

peningkatan titer antibodi yang spesifik dan tampaknya tetap berada

dalam nilai yang cukup tinggi. Bila antibodi yang ditujukan terhadap

bibit penyakit dan bukan sekedar antigen asing yang tidak berbahaya,

niscaya dapatlah diharapkan adanya perlindungan terhadap bibit

penyakit yang bersangkutan untuk jangka yang tidak terlalu singkat.

(Maryunani, 2010).

5)   Status Imunisasi

Bayi dan balita yang pernah terserang campak dan selamat akan

mendapat kekebalan alami terhadap pneumonia sebagai komplikasi

campak. Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang

berkembang dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

seperti difteri, pertusis, campak, maka peningkatan cakupan imunisasi

akan berperan besar dalam upaya pemberantasan ISPA. Untuk

mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas ISPA, diupayakan

imunisasi lengkap. Bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi

lengkap bila menderita ISPA dapat diharapkan perkembangan

penyakitnya tidak akan menjadi lebih berat. (Maryunani, 2010).

c. Faktor perilaku

Faktor perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit

ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktik penanganan ISPA

di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga

24

Page 25: Ispa Tugas Kelompok 2

lainnya. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang

berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga, satu dengan lainnya

saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga lainnya.

4. Klasifikasi Ispa

Program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) membagi penyakit

ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia (radang paru-paru) dan yang

bukan pneumonia.

Pneumonia dibagi lagi atas derajat beratnya penyakit, yaitu pneumonia

berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk-pilek seperti rinitis,

faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan

sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas

bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis

oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus

diobati dengan antibiotik penisilin.

Berikut ini adalah klasifikasi ISPA berdasarkan P2 ISPA :

a. Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

b. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada

ke dalam.

c. Bukan Pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai

demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.

25

Page 26: Ispa Tugas Kelompok 2

5. Tanda-Tanda Bahaya

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan

keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit

mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh

dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.

Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan

penatalaksanaan yang lebih rumit dengan mortalitas yang lebih tinggi. Maka,

perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah

berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan

pernapasan.

Berikut ini adalah tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada seorang

penderita ISPA :

Tanda-tanda bahaya secara umum :

1) Pada sistem pernafasan : napas cepat dan tak teratur, retraksi/tertariknya

kulit ke dalam dinding dada, napas cuping hidung, sesak, kulit wajah

kebiruan, suara napas lemah atau hilang, mengi, suara nafas seperti ada

cairannya sehingga terdengar keras

2) Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat dan

lemah, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah dan gagal jantung.

3) Pada sistem saraf : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,

kejang, dan koma.

4) Gangguan umum : letih dan berkeringat banyak.

26

Page 27: Ispa Tugas Kelompok 2

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun :

1) tidak bisa minum,

2) kejang,

3) kesadaran menurun,

4) stridor/mendengkur, dan gizi buruk.

Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan :

1) kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari

setengah volume yang biasa diminumnya),

2) kejang,

3) kesadaran menurun,

4) mendengkur,

5) mengi,

6) demam, dan dingin.

Bila ditemukan satu atau lebih tanda-tanda tersebut, segera bawa

penderita ke pusat pelayanan kesehatan

6. Perawatan Penderita Ispa Di Rumah

a. Mengatasi panas (demam)

1) Untuk orang dewasa, diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.

Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara

pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus

dan diminumkan.

27

Page 28: Ispa Tugas Kelompok 2

2) Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan

memberikan parasetamol dan dengan kompres.

Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,

celupkan pada air biasa (tidak perlu air es).

3) Bayi di bawah 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke

pusat pelayanan kesehatan.

b. Mengatasi batuk

1) Dianjurkan memberi obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional

berupa jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½

sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

2) Dapat digunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang

merugikan seperti kodein, dekstrometorfan, dan antihistamin.

c. Pemberian makanan

1) Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-

ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.

2) Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

d. Pemberian minuman

Kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah, dan sebagainya) lebih

banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak dan

mencegah kekurangan cairan.

28

Page 29: Ispa Tugas Kelompok 2

e. Lain-lain

1) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal

dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam à menghambat

keluarnya panas.

2) Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan

menghindari komplikasi yang lebih parah.

3) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang

berventilasi cukup, dengan pencahayaan yang memadai, dan tidak

berasap.

4) Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka

dianjurkan untuk membawa ke dokter.

5) Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, obat yang diperoleh

tersebut harus diberikan dengan benar sampai habis.

6) Dan untuk penderita yang tidak mendapatkan antibiotik, usahakan

agar setelah 2 hari kembali ke dokter untuk pemeriksaan ulang.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ISPA ini antara lain:

a. Memakai masker, 

b. Menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk, 

c. Tidak merokok, 

d. Menghindari penyebab alergi,

e. Mengkonsumsi vitamin C, 

f. Mencuci tangan secara teratur, 

29

Page 30: Ispa Tugas Kelompok 2

g. Olahraga teratur, 

h. Tidak membuang dahak dan ingus sembarangan, 

i. Peduli terhadap kebersihan lingkungan,

j. Melakukan vaksin

D. SOLUSI UNTUK MENGATASI POLUSI UDARA

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada

pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini

kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil

menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang

diakibatkan karenanya.

1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,

sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api,

diperbanyak.

2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu

dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,

terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi

kontribusi polutan udara.

3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas

dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan

tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi

kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

30

Page 31: Ispa Tugas Kelompok 2

4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang

sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi.

Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun

pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan

dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk

melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan

kendaraan yang lain.

6. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,

terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga

mengurangi polusi udara.

7. Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar   gas:

a. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas

berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU.

No.21 tahun 1997

b. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga

harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat

c. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang

Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap

kendaraan baru yang sudah diproduksi

8. Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kebijakan pemerintah untuk

percepatan pembuatan BBN antara lain:

31

Page 32: Ispa Tugas Kelompok 2

a. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi

nasional.

b. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan

pemanfaatan BBN.

c. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional

pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan

pengangguran.

32

Page 33: Ispa Tugas Kelompok 2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencemaran udara dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana kualitas

udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya

maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.Alasan mengapa

pencemaran udara menjadi masalah yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Pencemaran melalui udara dapat berjalan dengan cepat dan menyebar secara

luas bahkan dapat bersifat global

2. Manusia tidak mempunyai daya pilih terhadap bahan-bahan berbahaya yang

ada di udara, artinya pada saat bernafas semua zat-zat yang ada di udara

dapat masuk ke dalam saluran pernapasan.

Banyak dampak buruk yang diakibatkan oleh pencemaran udara yang buruk

salah satunya menyababkan penyakit ISPA.ISPA adalah suatu penyakit yang

menimbulkan Penyakitt Infeksi Saluran Nafas pada manusia. Secara umum efek

pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan

silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat

membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar.

B. Saran

Dengan banyaknya masalah penyakit yang ditimbulkan akibat pencemaran

udara maka dari itu kita dituntut untuk lebih menjaga kebersihan dari lingkungan

kita supaya terbebas dari pencemaran udara.Dan memperbanyak penamaman

33

Page 34: Ispa Tugas Kelompok 2

pohon dan melarang bagi yang menebang pohon secara liar. dan memberikan

sanksi yang berat bagi industry yang membuang limbah hasil industry jika

limbah yang dikelurkannya itu tidak sesuai dengan ketentuan.

34

Page 35: Ispa Tugas Kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

1.       Candara budiman. 2006Pengantar kesehatan lingkungan, Jakarta : EGC.

2.       Charlene, 2001Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC.

4.       Soedomo, Pencemaran Udara , Kumpulan Karya Ilmiah, Institut Teknologi

Bandung, 2000.

5.       Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, 2001

d. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian Pencemaran

Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006.

e. Darmodjo, Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Universitas

terbuka.

f. Mukono. 2006. dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua , Surabaya : Airlangga

University Press Sunu, Pramudya. 2011. Melindungi Lingkungan ISO 14001 ,

Jakarta : PT Grasindo Wardhana, Arya Wisnu. 2001.

g. Dunia Kedokterandokterkecil

ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut   ) 2011 (Ilmu Kesehatan

Anak / Pediatric, Ilmu Penyakit Dalam / Internal Medicine) (ISPA)

35