ispa kelompok keluarga

49
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia saat ini penyakit ISPA merupakan masalah utama yang dapat dialami setiap orang dan berbagai tingkat usia. Penyakit ISPA termasuk penyebab kematian bayi dan balita dan sempat dijuluki sebagai pembunuh utama kematian bayi serta balita di Indonesia. Tentu saja hasil itu merujuk pada hasil Konfrensi Internasional mengenai ISPA di Canberra. Australia, pada bulan juli 1997, yang menemukan 4 juata bayi dan balita di negara-negara berkembang meninggal tiap tahun akibat ISPA. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama ISPA di indonesia mencapai 5 kasus diantara 1000 bayi/balita. Artinya, pneumonia mengakibatkan 150 ribu bayi atau balita meninggal tiap tahunnya, atau 12.500 korban perbulan, atau 416 kasus perhari, atau anak / jam, atau seorang bayi tiap 5 menit. Pada 1995, hasil survey kesehatan rumah tangga melaporkan, proporsi kematian bayi akibat penyakit sisitem pernafasan mencapai 32,1 % sementara pada balita 38,8%. Dari fakta itulah, kemudian pemerintah indonesia menargetkan penurunan kematian akibat pneumonia balita sampai 33%. Pada 1994-1999, sesuai kesepakatan declaration of the world summit for children pada 30 september 1999di new york, AS. Sementara itu, berdasarkan program pembangunan nasional (propenas) bidang

Upload: diah-widiartii

Post on 23-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ispa

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia saat ini penyakit ISPA merupakan masalah utama yang dapat dialami

setiap orang dan berbagai tingkat usia. Penyakit ISPA termasuk penyebab kematian bayi dan

balita dan sempat dijuluki sebagai pembunuh utama kematian bayi serta balita di Indonesia.

Tentu saja hasil itu merujuk pada hasil Konfrensi Internasional mengenai ISPA di Canberra.

Australia, pada bulan juli 1997, yang menemukan 4 juata bayi dan balita di negara-negara

berkembang meninggal tiap tahun akibat ISPA. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan

kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama ISPA di indonesia mencapai 5 kasus

diantara 1000 bayi/balita. Artinya, pneumonia mengakibatkan 150 ribu bayi atau balita

meninggal tiap tahunnya, atau 12.500 korban perbulan, atau 416 kasus perhari, atau anak /

jam, atau seorang bayi tiap 5 menit. Pada 1995, hasil survey kesehatan rumah tangga

melaporkan, proporsi kematian bayi akibat penyakit sisitem pernafasan mencapai 32,1 %

sementara pada balita 38,8%. Dari fakta itulah, kemudian pemerintah indonesia menargetkan

penurunan kematian akibat pneumonia balita sampai 33%. Pada 1994-1999, sesuai

kesepakatan declaration of the world summit for children pada 30 september 1999di new

york, AS. Sementara itu, berdasarkan program pembangunan nasional (propenas) bidang

kesehatan, angka kematian 5/1000, pada tahun 2000 akan turunkan menjadi 3/1000 pada

akhir 2005.(tempointeraktif.com)

Hal tersebut biasa dikarenakan oleh beberapa factor diantaranya seorang anak atau

bayi yang belum di imunisasi, gizi yang kurang adekuat, factor lingkungan yang tidak sehat,

polusi udara, berat badan saat lahir rendah, tempat tinggal yang padat, rendahnya tingkat

pendidikan orang tua, rendahnya tingkat pelayanan (jangkauan ) pelayanan kesehatan.

(tempointeraktif.com).

Disamping factor-faktor tersebut dapat juga disebabkan oleh pencemaran

lingkungan (udara ). Dimana di kota-kota besar polusi udara merupakan salah satu penyebab

penyalit ISPA, 70% berasal dari kendaraan bermotor.(tempointeraktif.com)

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan ISPA.

2. Tujuan Khusus

Dalam tujuan khusus ini mahasiswa mampu :

a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan ISPA.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan ISPA

c. Mampu merenanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada keluarga

dengan ISPA

d. Dapat melakukan tindakan dari perencanaan asuhan keperawatan pada keluarga

dengan ISPA

e. Mampu mengevaluasi perkembangan tindakan keperawtan yang diberikan pada

keluraga dengan ISPA

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup makalah ini membahas tentang konsep dasar secara teoritis mengenai ISPA

yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi,

penatalaksaan. Disamping itu juga membahas tentang konsep dasar keluarga yang meliputi

asuhan keperawatan pada keluarga.

D. METODE PENULISAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai asuhan keperawatan pada keluarga

dengan masalah kesehatan ISPA, penulis menggunakan metode kepustakaan dengan

mempelajari buku-buku refrensi yang berhubungan dengan asuhan keperawata keluarga.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistem penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, ruang lingkup,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Teori

Yang terdiri dari konsep dasar ISPA meliputi pengertian,etiologi, patofisiologi,

komplikasi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan.

Bab III : Pembahasan

Konsep dasar keluarga yang terdiri dari pengertian keluarga, tipe / jenis keluarga,

struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap-tahap dan tugas

perkembangan keluarga serta proses keperawatan keluarga.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah infeksi akut saluran pernafasan

bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah beserta adenaksanya (Depkes RI,

1993).

ISPA adalah infeksi penyakit akut yang melibatkan organ saluran pernafasan,

hidung, sinus, faring, atau laring (www.wikipedia.com)

ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang

disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) kedalam organ

pernafasan yang berlangsung selama 14 hari.(www.google.com)

Jadi dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan ISPA adalah penyakit

akut saluran pernafasan bagian atas yang melibatkan organ saluran pernafasan

disebabkan mikroorganisme, bakteri dan virus .

2. Klasifikasi

Menurut klasifikasinya terdiridari dua yaitu :

a. Non Pneumonia

Berdasarkan gejala hanya batuk pilek biasayang tidak disertai pernafasan yang cepat.

b. Pneumonia

Biasa berupa napas cepat, napas sesak dan ada tarikan dinding dada.

3. Patofisiologi

a. Etiologi

Penyebab dari infeksi saluran pernafasan akut adalah bakteri, virus, jamur, dan benda-

banda asing lainnya.

b. Proses

Tampak tanda dan gejala influenza : seperti batuk, pilek, demam dan sakit kepala.

c. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang sering muncul pada penyakit ISPA seperti : pilek, badan

pegal-pegal, deman, sakit kepala, batuk, sakit pada tenggorokan,tidak nafsu makan,

gelisah / rewel.

d. Factor Predisposisi

Factor predisposisi pada ;penyakit ISPA hádala imunisasi yang tidak lengkap, kurang

Gizo, lingkungan yang tidak sehat.

e. Komplikasi

Penyebab infeksi yang menurun kesaluran pernafasan bawah dapat melihatkan

bronkus yang menimbulkan bronchitis, penyebaran lebih lanjut ke jaringan paru yang

menyebabkan pneumonia.infeksi dapat juga menyebar ketelinga bagian tangah yang

menyebabkan otitis media, dan sinusitis

f. Test Diagnostik

1. Pemeriksaan darah lengkap : HB, leukosit, hematokrit, trombosis.

2. RO foto : thorax

Virus (streptococcus dan stapylococus

Masuk melalui partikel udara (droplet)

Kemudian ke traktus respiratorius (sel nafas)

Melekat pada sel epitel dihidung

Masuk ke Bronkus

4. Penatalaksanaan

Terapi yang diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun

kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa

pemberian obat-obatan terapeutik. Pemberian antibiotik dapat mempercepat

penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat-obatan symtomatik.

Selain itu dengan pemberian antibiotik banyak mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari

bakterial pemberian.pemilihan antibiotik pada penyaki ini harus diperhatikan dengan baik

agar tidak terjadi resistenkuman / bakterial kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA

yang sudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yang sudah menjadi hajau,

pemberian antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan

sudah ada bakteri yang terlibat.

Pada pasien anak, ia harus tinggal didalam lingkungan yang selalu hangat selama

2-3 hari, nafsu makan yang memburuk mungkin dapat dicoba diatasi dengan makanan

kesukaannya, harus memperbaiki gizi yang baik seperti :

a. makanan yang mengandung kalori :nasi, jagung, sagu

b. makanan yang mengandung protein :putih telur, tempe, tahu, ikan, makanan

tersebut berguna agar tidak menjadi lemah.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep Dasar Keluarga

a. pengertian

Menurut Friedman (1998), Keluarga adalah dua atau lebih orang bergabung karena

ikatan tertentu untuk membagi pengalaman dan pendekatan emosional dan

mengindentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Menurut G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989),keluarga hádala dua orang atau lebih

orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan

atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi dengan yang

lain dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan.

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga merupakan unit

terkecil masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih, adanya hubungan dengan

ikatan perkawinan danpertalian darah, hidup dalam suatu rumah tangga.

b. Tipe / Jenis Keluarga

Berdasarkan pengertian-pengertian keluarga, kita dapat mengelompokan tipe keluarga

yaitu :

1) Keluarga Inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terbentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan

yang terdiri dari suami istri dan anak-anak, baik dalam kelahiran(natural) atau

adopsi.

2) Keluarga Asal (Family Of Origin)

Adalah suatu unit keluarga dimana seseorang dilahirkan

3) Keluarga Meluas (Extended Family)

Adalah keluarga inti ditambah anggota yang lain (karena hubungan darah),

misalnya kakek, nenek,bibi, paman, keponakan, sepupu, dan sebgainya.

4) Keluarga Berantai (Serial Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah dari satu kalidan

meruoakan satu keluarga inti.

5) Keluarga Duda / Janda (Single Family)

Adalah keluarga kecil yang terjadi karena perceraian atau kematian.

6) Keluarga Yang Berkomposisi (Composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

7) Keluarga Kabitas (Cahabiltation)

Adalah dua orang yang menjadi satu keluraga tanpa pernikahan.

c. Struktur Keluarga

Struktur keluarga teriri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1) Patrineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu dari garis ayah.

2) Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dari jalur ibu.

3) Matrilokal, yaitu pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

4) Patrilokal, yaitu suami istri yang tinggal bersama sedarah suami.

5) Keluarga Kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembimbingan

keluarga dan bebrapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan suami istri.

d. Peran Keluarga

Berbagai perana yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :

1) Peran Ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik,pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dan lingkungannya.

2) Peran Ibu

Sebagai istri, dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mrmpunyai peranan untuk mengurus

rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan

sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya, disamping itu dapat berperan

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

3) Peran Anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangan baik fisik,mental, social, dan spiritual.

e. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986), ada 5 fungsi keluarga, yaitu :

1) Fungsi Afektif

Fungsi internal dalam keluarga yang berguna untuk pemenuhankebutuhan

psikososial keluarga apabila fungsi afektif ini berjalan baik, dampak keluarga

adalah menjadi gembira.

2) Peran Social

Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga adalah tempat

masing-masing individu (sebagai anggota keluarga ) untuk berinteraksi social dan

belajar berperan dilingkungan social. Sosialisasi dilakukan individu sejak lahir

hingga meninggal, didalamnya juga termasuk kemampuan masing-masing

anggota keluarga untuk belajar disiplin menerima norma dan prilaku melalui

hubungan interaksi dengan orang lain.

3) Fungsi Reproduksi

Adalah fungsi masing-masing untuk kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, dan

papan. Bagaimana keluarga mendayagunakan masing-masing sumber daya untuk

mendapatkan sumber-sumber yang menghasilkan untuk menyehatkan keluarga.

5) Fungsi Perawatan Kesehatan.

Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami

masalah kesehatan serta keinginan yang kuat dari masing-masing anggota

keluarga untuk menjaga kesehatan.

6) Tahap-tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Duvall (1997), daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahap

perkembangan yang mempinyai tugas dan resiko tertentu pada tiap tahap

perkembangan :

a) Tahap 1 Pasangan baru (keluarga baru)

Tugas Perkembangan Keluarga :

Membina hubungan perkawinan yang saling memuaskan. Membina hubungan

saling harmonis dengan saudara dan kerabat. Merencanakan keluarga

(termasuk merencanakan jumlah anak yang direncanakan).

b) Tahap 2 menanti kelahiran (child bearing), atau anak tertua adalah bayi yang

kurang dari 1 tahun.

Tugas Perkembangan Keluarga :

Menyiapkan anggota keluarga yang baru (bayi dalam keluarga). Membagi

waktu individu, pasangan dan keluarga. Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan. Memperkuat hubungan kekeluargaan dalam

keluarga besar. (extended family), dengan tambahan peran sebagai orang tua

dan kakek/nenek.

c) Tahap 3 keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua berusia 2,5 tahun

sampai dengan anak usia 6 tahun

Tugas Perkembangan Keluarga :

Menyatukan kebutuhan masing-masing anggota keluarga meliputi ruangan

atau kamar (privacy) dan keamanan. Mensosialisasikan anak-anak.

Menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda. Mempertahankan hubungan

yang sehat dalam keluarga.

d) Tahap 4 keluarga dengan anak-anak yang tertua berusia 7 tahun sampai usia

12 tahun.

Tugas Perkembangan Keluarga :

Mensosialisasikan anak-anak termasuk didalamnya mambantu anak-anak

mencapai prestasi baik disekolah. Membantu anak-anak membinahubungan

per group dengan teman sebay. Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan. Memenuhi kebutuhan kesehatan masing-masing anggota

keluarga.

e) Tahap 5 keluarga dengan remaja atau anak tertua berusia 13 tahun sampai usia

20 tahun.

Tugas Perkembangan Keluarga :

Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan

perkembangan anak. Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab

sejalan dengan maturitas remaja.

f) Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tugas perkembangan :

Menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru

dengan pernikahan anak-anak yang telah dewasa. Menanti kembali hubungan

perkawinan. Menyiapkan datangnya proses menua, termasuk timbulnya

masalah-masalah kesehatan.

g) Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan.

Tugas perkembangan :

Mempertahankan kontak dengan anak dan cucu. Memperkuat hubungan

perkawinan. Meningkatkan usaha promosi kesehatan.

h) Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut.

Tugas perkembangan :

Merasa kembali kehidupan yang memuaskan. Menyesuaikan kehidupan

dengan penghasilan kurang. Mempertahankan hubungan perkawinan.

Menerima kehilangan perkawinan. Mempertahankan kontak dengan

masyarakat. Menemukan arti hidup.

Friedman (1981), membagi tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh

keluarga, yaitu:

(1) Mengenal ganguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

(2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

(3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan

yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

(4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

(5) Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga, lembaga-

lembaga kesehatan yang menunjukan manfaat fasilitas kesehatan dengan

baik.

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian keluarga

Pengkajian adalah suatu tahap pertama dari proses asuhan keperawatan yang

merupakan daar bagi kegiatan lainnya.

Didalam pengkajian ini, ada beberapa data yang harus dikumpilkan antara lain:

1) Struktur keluarga dan sifat keluarga

Kepala keluarga : identitasa kepala keluarga, nama, jenis kelamin, umur, agama,

pendidikan, pekerjaan, alamat, asuhan anggota keluarga, genogram, type

keluarga, pengambil keputusan : pola pengambil keputusan dan yang paling

berpengaruh dalam pengambil keputusan, hubungan dalam keluarga.

2) Kebutuhan dalam hidup sehari-hari

Kebutuhan nutrisi yang harus dikaji pada klien dengan hipertensi yaitu : makanan

yang disukai, mencakup makanan tinggio garam, tinggi lemak dan kolestrol,

kebutuhan eliminasi, istirahat tidur dikaji klien dengan hipertensi akan dapat

mengalami gangguan seperti kelemahan, kebersihan diri, rekreasi dan pola asuh

anak.

3) Faktor Sosial Budaya Ekonomi

Penghasil dan pengeluaran, pendidikan, system nilai, dan hubungan dengan

masyarakat.

4) Faktor Lingkungan

Perumahan, pengolahan sampah, sumber air, jamban keluarga, pembuangan air

limbah, fasilitas social dan fasilitas kesehatan.

5) Riwayat Kesehatan Dan Medis

Data yang perlu dikaji meliputu riwayat kesehatan dari setiap anggota atau

penyakit yang pernah dederita, keadaan sakit sekarang baik yang telah didiagnosa

maupun yang belum, rencana yang diberikan rencana penyuluhan, yaitu status

imunsasi dari anak dan pemanfaatan fasilitas kesehatan atau fasilitas lain untuk

mencegah penyakit, sumber pelayana kesehatan, bagaimana peran keluarga dalam

melihat kesehatan serta pelayanan dari petugas kesehatan yang professional yang

memuaskan atau tidak.

6) Fungsi Pelayanan Kesehatan

Berkaitan dengan masalah keluraga mengenal masalah ISPA yang dikaji dalam

melakukan penentuan tugas perawatan keluarga meliputi:

a) Anak mengetahui kemampuan keluraga mengenai masalah ISPA yang dikaji

adalah pengetahuan keluarga mengenai fakta-fakta dari masalah ISPA yang

meliputi factor-faktor yang mempengaruhi.

b) Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dalam mengambil keputusan

terhadap tindakan kesehatan adalah sejauh mana pengretahuan keluarga

mengetahui besar dan sifat masalah. Besar manfaat yang dirasakan keluarga

adalah apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada,

apakah kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan apakah keluarga

mendapat informasi yang salah terhadap tindakan.

c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang perlu dikaji adalah dengan perawatan yang dibutuhkan

sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada didalam keluarga

bagaimana sikap keluarga menghadapi keluarga yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan

yang sehat. Data yang diperlukan adalah sumber-sumber yang dimiliki

keluarga, sejauh mana keluarga melihat keuntungan memelihara lingkungan

dan sanitasi, sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit,

sejauh mana sikap keluarga terhadap hygiene dan sanitasi dan sejauh mana

kekompakan antara anggota keluarga.

e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan, hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui

keberadaan fasilitas kesehatan, hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana

keluarga memahami keuntungan fasilitas kesefhatan, sejauh mana tingkat

kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan. Apakah keluarga

mengalami pengalaman yang kurang baik terhadap petugas pelayanan

kesehatan dan apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau.

7) Analisa Data

Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat

perkembangan kesehatan keluarga yaitu:

a) Keadaan rumah dan keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota

keluarga.

b) Sanitasi lingkungan.

c) Karakteristik keluarga.

Dalam menyusun masalah kesehatan dan masalah keperawatan keluarga harus

selalu mengacu tipologi masalah kesehatan dan perawatan serta berbagai

alasan keluarga dalam bidang kesehatan dalam tipologi masalah kesehatan

keluarga ada 3 kelompok besar masalah yaitu:

(1) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya

penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan

yang termasuk kedalam yaitu penyakit menular, sanitasi lingkungan

buruk, imunisasi yang belum lengkap

(2) Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan

yang termasuk dalam keadaan tidak sehat adalah keadaan sakit, kegagalan

dan pertumbuhan dan perkembangan anak

(3) Situasi krisis adalah saat-saat yang dapat menuntun individu atau keluarga

dalam menyesuaikan diri yang termasuk dalam keadaan krisis ini adalah

anggota keluarga

Selain itu juga didalam analisa data harus mengacu pada ketidakmapuan

keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam kesehatan dan

keperawatan yaitu:

(1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

(2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat

(3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

(4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungna rumah yang

dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota

keluarga

(5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

dimasyarakat guna memelihara kesehatan

8) Perumusan masalah

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan yang diambil berdasarkan kepada

penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa data dan standar

yang didapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan

tentang masalah dan keperawatan keluarga.

Dalam menyusun masalah seorang perawat selalu mengacu pada tipologi

masalah. Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah

besar, yaitu:

a) Aktual (terjadi deficit/ gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan dan mengenal tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan

b) Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum pernah terjadi gangguan

misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak

adekuat, stimulasi tumbang yang tidak adekuat.

c) Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan keluarga dapat saja perawat

yang memenuhi sejahtera, sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Dalam suatu keadaan dalam lebih dari satu diagnose keperawatan.

Skala untuk menentukan Prioritas Askep Keluarga

(Bailon dan Maglaya, 1978)

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah

a. Aktual

b. Resiko

c. Potensial

3

2

1

1

2 Kemungkinan Masalah untuk

diubah

a. Mudah

b. Sebagian

c. Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensial masalah

a. Tinggi/mudah

b. Cukuo/sedang

c. rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

a. berat harus segera ditangani

b. tidak perlu segera ditangani

c. tidak dirasakan

2

1

0

1

Skrosing :

i. Tentukan skor untuk setiap criteria

ii. Skor dibagi dengan angka tertinggi kalikan dengan bobot

Skor

--------------------------------------------X bobot

Angka tertinggi

iii. Jumlah skor untuk semua criteria

iv. Skor tertinggi adalah 5 dan sama dengan seluruh bobot

b. Diagnosa keperawatan keluarga

Diagnoas keperawatan keluarga yang digunakan mengacu pada dimensi-dimensi

diagnose dan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) untuk masalah

atau problem. Sedangkan penyebab atau etiologi terkait dengan lima tugas fungsi

keluarga, sebagai contoh: Resiko tinggi terjadi komplikasi ISPA (bronchitis)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

dengan ISPA.

Berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terkait dengan tipologi dan

diagnose keperawatan, yaitu:

1) Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian data mengenai tanda dan gejala dan gangguan kesehatan.

Contoh : tidak efektifnya bersihan jalan nafas padakeluarga berhubungan denan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan ISPA.

2) Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang dapat menunjang namun belum terjadi gangguan. Contoh :

resiko tinggi terjadi komplikasi ISPA (bronchitis) pada keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan ISPA

3) Potensial (Keadaan sejahtera atau “Wellnees)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan

keluarga dapat ditingkatkan. Contoh : potensial terjadinya peningkatan kesejahteraan

pada ibu G keluarga bapak X.

c. Perencanaan keperawatan

Perencanaan adalah sekumpilan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk

dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah diidentifikasi dan dibuat

sesuai diagnose keperawatan prioritas yang telah dirumuskan. Rencana tindakan

keperawatan keluarga dapat bersifat dependent, independent dan interdependent antara

keluarga dan pemberi asuhan kepeerawatan.

Perencanaan keluarga terdiri dari penerapan tujuan, yang mencakup tujuan umum

dan khusus dengan criteria SMART (Specific, Meassure, Acceptable, Responsible,

Time). Dan tujuan khusus terkait dengan lima tugas keluarga, serta dilengkapi engan

criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil

yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang

diterapkan.

Tujuan merupakan pernyataan yang bersufat realities sebagai indicator

keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan bila dilihat dari jangka waktu, maka

tujuan perawat dibagi menjadi :

1) Tujuan umum, ditekankan pada teratasi masalah keperawatan dengan criteria

SMART.

2) Tujuan khusus, ditekankan pada keadaan-keadaan yang mengancam kehidupan dan

terkai dengan lima tugas keluarga dibidang kesehatan.

d. Pelaksanaan keperawatan.

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasrakan kepada rencana

asuhan yang dususun. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan tindakaan

keperawataan keluarga adalah sumber daya keluarga dan keterlibatan keluarga adalah

sumber daya keluarga dan keterlibatan keluarga secara aktif, tingkat pendidikan keluarga

adat istiadat, respon keluarga serta sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah diberikan

berdasarkan doa subjektif dan objektif yang ditemukan pada keluarga untuk dilakukan

penilaian guna melihat keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikan.

Bila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan kepefrawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali

kunjungan keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu

dan kesediaanya.

Evaluasi disusun dengn menggunakan criteria SOAP (subjektif, objektif, analisa

dan planning) secara operasioanal adalah :

S : Adalah hal-hal yang ditemukan oleh keluarga asecara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Keluarga mengatakan bahwa pengertian hipertensi adalah

suatu peningkatan tekanan darah diatas normal.

O : Adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan, misalnya keluarga telah mampu menangani pencegahan

terhadap hypertensi.

A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang

terkait dengan diagnosis.

P : Adalah perencanaan yang akan dating setelah melihat respon dari keluarga pada

tahap evaluasi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. RESUME

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 Maret 2013 pada keluarga Tn A di Jl.

Neman, Anggota keluarga Tn A ada empat orang termasuk Tn. A yaitu Tn. A berumur 42

tahun, tamatan SD sebagai kepala keluarga bekerja sebagai buruh bangunan dengan

pendapatan setiap bulan kurang dari Rp.1.400.000. Istrinya Ny. J berumur 38 tahun, tamatan

SD bekerja sebagai tukang cuci dan ibu rumah tangga. Tn A mempunyai 2 orang anak yaitu

An. N berumur 17 tahun. An. A berumur 9 tahun terlihat kurus dan sedang batuk pilek.

Keadaan rumahnya terlihat permanen dengan dindingnya terbuat dari tembok, lantai terbuat

dari keramik dan atapnya terbuat dari genting. Luas rumah 6X12 m2. Untuk ventilasi cukup,

pencahayaan cukup ada jendela pintu selalu terbuka dan menggunakan listrik sebagai

penerangan dan jumlah kamar ada 2 ruangan ditambah dengan dapur dan kamar mandi

berdekatan ( Tn. A menggunakan WC septitank). Tn. A mengatakan kasurnya jarang dijemur

karena tidak ada tempat untuk menjemur. Rumah Tn. A berdekatan dengan rumah

tetangganya dan harus melalui gang sempit bila kerumah Tn. A. pembuangan sampah dan

limbah dapur dibuang ke tempat sampah dan akan dibawa oleh petugas kebersihan. Jika ada

masalah dilakukan musyawarah untuk menyelesaikan masalah tersebut, dengan pengambilan

keputusan dalam keluarga dilakukan oleh Tn A sendiri. Hubungan keluarga Tn. A dengan

tetangganya baik dan saling membantu.

B. ANALISA DATA

Setelah data dikumpulkan, kemudian akan dianalisa untuk menentukan masalah

kesehatan dan masalah keluarga. Pada tahap jajakan pertama pada keluaraga Tn.A terdapat

2 sifat masalah kesehatan yaitu ancaman kesehatan dan kurang/tidak sehat. Dari sifat

masalah tersebut ditemukan 3 masalah yaitu sebagai berikut:

No Data Fokus Masalah

Kesehatan

Dx. Kep. Keluarga

1 Ds:

Tn. A mengatakan An.

A menderita batuk,

pilek,.

Tn. A mengatakan An.

A tidak dibawa berobat.

Tn. A mengatakan sakit

yang diderita An. A

biasa-biasa saja.

Tn. A mengatakan tidak

tahu tentang penyakit

yang diderita anaknya.

Do:

Tampak kondisi rumah

keluarga Tn. A sedikit

kotor, ventilasinya

kurang, penerangannya

kurang karena luas

rumahnya sempit,

terdapat kandang

Penyakit ISPA KMK mengenal masalah

kesehatan dengan penyakit

ISPA.

2

burung juga.

Tampak An. A batuk-

batuk dan ingusan serta

bersin-bersin.

Ds:

Ny. J mengatakan An. A

baru menyadari anaknya

batuk pilek.

Ny. J mengatakan

anaknya sering

mengalami batuk pilek.

Ny. J mengatakan

tidak tahu penyebab An.

A bisa batuk pilek.

Do:

Tampak An. A

menggigil dan badan

teraba panas dengan

suhunya 38o C.

Tampak Tn. H geleng-

geleng kepala saat

ditanya tentang

penyebab demam An. L.

Ds

Tn. H mengatakan An.L

tidak mau makan.

An. L mengatakan tidak

mau makan.

Penyakit ISPA KMK mengenal masalah

kesehatan dengan penyakit

ISPA.

3

Tn. H mengatakan

kurang memperhatikan

An. L karena sibuk

bekerja.

Do:

Tampak An. L kurus

BB : 9Kg

TB : 100cm

Penyakit

Malnutrisi

KMK mengenal masalah

kesehatan dengan penyakit

malnutrisi.

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga :

1. Pola nafas tidak efektif pada keluarga Tn. H khususnya An. L b.d. KMK mengenal

masalah kesehatan dengan penyakit ISPA, ditandai dengan :

Ds:

− Tn. H mengatakan An. L menderita batuk, pilek, demem,.

− Tn. H mengatakan sakit yang diderita An. L sudah 3 kali kejang demam waktu 1

tahun.

− Tn.H mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya.

Do:

− Tampak kondisi rumah keluarga Tn. H sedikit kotor, ventilasinya cukup,

penerangannya cukup karena luas rumahnya sempit.

− Tampak An.L batuk-batuk dan ingusan serta bersin-bersin, selain itu badan An. L

teraba panas.

2. Resiko tinggi peningkatan suhu tubuh pada keluarga Tn. H khususnya An.B b.d KMK

mengenal masalah kesehatan dengan penyakit ISP

3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn H khususnya

An. L b.d KMK mengenal masalah kesehatan dengan penyakit malnutrisi.

SCORING

Pola nafas tidak efektif pada keluarga Tn. H khususnya An. L

No Kriteria Bobot Score Pembenaran1

2

3

4

Sifat masalah:a. actual : 3b. resiko: 2c. potensial: 1

Kemungkinan masalah untuk diubah: a. mudah :2b. sebagian: 1c. tidak dapat: 0

Potensial masalah untuk dicegah:a. tinggi: 3b. cukup:2c. rendah: 1

Menonjolnya masalah:a. segera diatasi: 2b. tidak segera diatasi:

1c. masalah tidak

dirasakan:0

1

2

1

1

3/3x1=1

1/2x2=1

2/3x1=2/3

0/2x1=0

Sifat masalah sudah actual, hal ini dapat dilihat apabila masalah ini tidak segera diatasi dapat mengakibatkan komplikasi lanjut seperti TBC, pneumonia.

Kemungkinan masalah untuk diubah sebagian, hal ini dapat dilihat dari keluarga lulusan SD dan mau diajak bicara. Setiap anggota keluarga saling mendukung. Saat terjadi masalah, walaupun belum diajak berobat ke dokter dan pengobatan tradisional. Disamping itu masyarakat sekitar membantu keluarga Tn. H.

Potensial masalah untuk dicegah cukup hal ini dapat dilihat dari penghasilan Tn.H yang kurang memadai sedangkan ada anggota keluarga yang sakit dan tidak diajak berobat.

Menonjolnya masalah : tidak dirasakan hal ini dapat dilihat dari, bahwa keluarga mengatakan sakit anaknya biasa-biasa saja.

Total 2 2/3

Resiko tinggi peningkatan suhu tubuh pada keluaraga Tn.H khususnya An. L

No Kriteria Bobot Score Pembenaran1

2

3

4

Sifat masalah:a. actual : 3b. resiko: 2c. potensial: 1

Kemungkinan masalah untuk diubah: a. mudah :2b. sebagian: 1c. tidak dapat: 0

Potensial masalah untuk dicegah:d. tinggi: 3a. cukup:2b. rendah: 1

Menonjolnya masalah:a. segera diatasi: 2b. tidak segera diatasi:

1c. masalah tidak

dirasakan:0

1

2

1

1

2/3x1=2/3

1/2x2=1

2/3x1=2/3

0/2x1=0

Sifat masalah masih risiko hal ini dapat dilihat dari masalah belum terjadi namun terdapat tanda dan gejala yang mendukung seperti demam dengan suhunya 37,80C, dan naik turun. jika tidak segera ditangani akan berlanjut ke actual.

Kemungkinan masalah untuk diubah sebagian hal ini dapat dilihat dari keluarga lulusan SD dan keluarga mau diajak bicara. Setiap anggota keluarga saling mendukung. Saat terjadi masalah, walaupun belum diajak berobat ke dokter dan pengobatan tradisional. Disamping itu masyarakat sekitar mai membantu keluarga Tn. H.

Potensial masalah untuk dicegah: cukup hal ini dapat dilihat dari masalah peningkatan suhu tubuh belum terjadi karena demamnya masih naik turun.

Menonjolnya masalah tidak dirasakan karena keluarga mengatakan sakit yang diderita anaknya biasa-biasa saja.

Total 2 1/3

Risiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.A khususnya An. C

No Kriteria Bobot Score Pembenaran1

2

3

4

Sifat masalah:a. actual : 3b. resiko: 2c. potensial: 1

Kemungkinan masalah untuk diubah: a. mudah :2b. sebagian: 1c. tidak dapat: 0

Potensial masalah untuk dicegah:a. tinggi: 3b. cukup:2c. rendah: 1

Menonjolnya masalah:a. segera diatasi: 2b. tidak segera

diatasi: 1c. masalah tidak

dirasakan:0

1

2

1

1

2/3x1=2/3

1/2x2=1

2/3x1=2/3

0/2x1=0

Sifat masalah masih risiko hal ini dapat dilihat bahwa masalah ini belum terjadi namun terdapat tanda dan gejala yang mendukung dan jika tidak segera diatasi akan berlanjut ke actual seperti marasmus atau kwashiorkor.

Kemungkinan masalah untuk dicegah cukup hal ini dapat dilihat dari, walaupun keluarga terlihat ragu dan kurang memperhatikan An. L, namun masalah masih dapat dirubah dengan tindakan perawatan, penyuluhan tentang cara menyediakan menu seimbang yang keluarga kooperatif untuk menyediakan serta yang mendukung dengan dana .

Potensial masalah untuk dicegah cukup hal ini dapat dilihat dari anaknya hanya makan sedikit dan itupun dipaksa oleh ibunya. Tindakan yang dapat dilakukan keluarga adalah memberikan makanan yang disajikan dengan menarik.

Menonjolnya masalah tidak dirasakan karena keluarga mengatakan sakit anaknya biasa-biasa saja dan keluarga kurang memperhatikan kebutuhan gizi anaknya .

Total 2 1/3

E. Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain:

1. Implementasi mengacu kepada rencana keperawatan yang dibuat.

2. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.

3. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial motivasi dan sumber-sumber pendukung

lainnya jangan diabaikan.

4. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan

menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab

profesi.

F. Evaluasi

1. Sifat evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan keluaraga. Evaluasi

merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat dicapai sesuai yang

ditetapkan dalam tujuan direncana keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi

tujuan tidak tercapai, maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali :

a. Tujuan tidak realistis

b. Tindakan keperawatan tidak tepat

c. Factor-faktor lingkungan yang tidak bias diatasi

2. Kriteria dan standar

a. Criteria

Criteria akan memberikan gambaran tentang factor-faktor tidak tepat yang

memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai

b. Standar

Standar menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan

dengan pelaksanaan yang sebenarnya.

3. Evaluasi kuantitatif dan kualitatif

Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang

telah diberikan, misalnya: jumlah imunisasi, kunjungan ANC pada ibu hamil. Evaluasi

kuantitatif kelemahanya hanya mementingkan jumlah, padahal belum tentu banyaknya

kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang memuaskan.

Sedangkan evaluasi kualitatif dapat dilihat pada:

a. Evaluasi struktur: berhubungan dengan tenaga-tenaga atau bahan-bahan yang

diperlukan dalam suatu kegiatan.

b. Evaluasi proses: evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung

c. Evaluasi hasil: hasil yang dilakukan sebagai akibat dari pemberian asuhan

keperawatan

4. Metode-metode evaluasi :

a. Observasi langsung

b. Memeriksa laporan atau dokumentasi

c. Wawancara atau angket

d. Latihan atau simulasi

5. Catatan perkembangan

Catatan perkembangan perawatan keluarga merupakan indicator keberhasilan tindakan

keperawatan yang diberikan pada keluarga oleh petugas kesehatan. Karakteristik

evaluasi dengan pedoman S, O, A, P memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian

sebagai berikut:

a. Subjektif

Pernyataan atau uraian keluarga, atau sumber lain tentang perubahan yang

dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan

b. Objektif

Data yang bias diamati dan diukur melalui tehnik observasi, inspeksi, palpasi,

perkusi, atau auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada

sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan keperawatan.

c. Analisa

Pernyataan yang menunjukan sejauh mana masalah keperawatan dapat

tertanggulangi

d. Planning

Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan hasil

evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga diperlukan

inovasi dan modifikasi bagi perawat.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit ISPA merupakan infeksi saluran pernafasan bagian acut yang disebabkan oleh

bakteri atau virus. Penyakit ISPA termasuk penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia.

Adapun tanda dan gejala penyakit ISPA antara lain pilek, badan pegal-pegal, demam, sakit

kepala, dan lain-lain. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dengan pemberian antibiotic,

makanan yang bergizi selain itu keluarga sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan

anggota keluarga sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit seperti ISPA.

B. Saran

1. Perawat : Mampu melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur dan tanggap

pada keadaan keluarga.

2. Keluarga : Mampu berperanaktif dalam proses penyembuhan anggota keluarga yang sakit

serta mengetahui factor-faktor terjadinya ISPA dan cara menanggulangi penyakit ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Linda, Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Bandung : Rizki Pres

Corwin, Elizabet, J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Fridman, Marilynn, M. (1998). Keperawatan Keluaga Teori dan Praktek. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Arjatmo dan Hendra Utama. (2001). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Smelzer and Bare.(2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesehatan karena atas berkat dan rahmat-Nya pada kesempatan ini penulis dapat

menyelesaikan tugas makalah mengenai “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penyakit

ISPA” tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapakan banyak terima kasih

kepada :

1. Ns Ritanti, M.Kep, Sp.Komunitas dosen Keperawatan Keluarga dan komunitas.

2. Teman-teman yang telah memberikan saran dan ide serta berpartisipasi dalam pembuatan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,

Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran bagi pembaca agar tujuan penulisan ini

tercapai.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat menambah

wawasan serta informasi yang ada dalam makalah ini.

Jakarta, 25 Februari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan penulisan................................................................................... 1

C. Ruang lingkup....................................................................................... 2

D. Metode panulisan.................................................................................. 2

E. Sistematika penulisan........................................................................... 2

BAB II: TUMBUH KEMBANG...................................................................... 4

A. Definisi Tumbuh kembang................................................................... 4

B. Factor-faktor yang mempengaruhi tumbang........................................ 7

C. Tahap-tahap tumbuh kembang............................................................. 10

D. Tahap-tahap pertumbuhan ................................................................... 11

E. Tahap-tahap perkembangan.................................................................. 13

F. Teori tumbuh kembang......................................................................... 14

G. Pengkajian pertumbuhan...................................................................... 24

BAB III: BERMAIN......................................................................................... 69

A. Definisi bermain................................................................................... 69

B. Fungsi bermain..................................................................................... 69

C. Tujuan bermain..................................................................................... 72

D. Factor yang mempengaruhi aktivitas bermain ..................................... 73

E. Klasifikasi bermain .............................................................................. 75

BAB IV: KASUS (BERMAIN DI RUMAH SAKIT) ..................................... 83

BAB IV: PENUTUP......................................................................................... 89

A. Kesimpulan .......................................................................................... 89

B. Saran .................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA