askep-keluarga-dengan-ispa dikumpulkan.docx

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kebudayaan umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. (Duval & Logan ; 1986). Keluarga merupakan salah satu fokus utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai sebuah tujuan, tugas, fungsi, serta peran masing-masing yang apabila sebuah keluarga tidak mampu menjalankannya maka dikhawatirkan dalam keluarga akan muncul masalah yang erat kaitannya dengan proses pemberian pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam hal ini proses keperawatan secara klinik membantu tim kesehatan khususnya perawat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan didalam keluarga untuk mengatasi permasalahan tersebut. Banyak sekali permasalahan atau gangguan kesehatan yang bisa timbul di dalam keluarga dan itu terdiri dari semua sistem, termasuk gangguan sistem pernapasan. ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas 1

Upload: una-aprilia-faziera

Post on 16-Jul-2016

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

kebudayaan umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,

dan sosial dari tiap anggota. (Duval & Logan ; 1986).

Keluarga merupakan salah satu fokus utama dalam pelayanan kesehatan

masyarakat. Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai sebuah tujuan,

tugas, fungsi, serta peran masing-masing yang apabila sebuah keluarga tidak

mampu menjalankannya maka dikhawatirkan dalam keluarga akan muncul

masalah yang erat kaitannya dengan proses pemberian pelayanan kesehatan

yang ada di masyarakat.

Dalam hal ini proses keperawatan secara klinik membantu tim kesehatan

khususnya perawat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan

didalam keluarga untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Banyak sekali permasalahan atau gangguan kesehatan yang bisa timbul

di dalam keluarga dan itu terdiri dari semua sistem, termasuk gangguan sistem

pernapasan. ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau

lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli saluran

bawah, termasuk jaringan adreksya seperti sinus-sinus rongga telinga tengah

dan pleura (Depkes RI, 2002).

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di negara berkembang masih

merupakan masalah kesehatan yang menonjol, terutama pada anak. Penyakit

ini pada anak merupakan penyebab kesakitan (morbiditas) dan kematian

(mortalitas) yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara

10 -15 %, sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi.

1

Page 2: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian keluarga?

b. Bagaimana struktur keluarga?

c. Bagaimana tipe-tipe keluarga?

d. Apa fungsi keluarga?

e. Bagaimana tugas dan perkembangan keluarga?

f. Bagaimana tugas kesehatan keluarga

g. Apaka pengertian ISPA?

h. Bagaimana etiologi tentang ISPA?

i. Bagaimana cara penularan penyakit tentang ISPA?

Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan ISPA ?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Tujuan umum  :

Untuk memahami teoritis dan asuhan keperawatan keluarga dari penyakit

ISPA.

2) Tujuan khusus :

a. Untuk memahami teoritis dari ISPA (definisi, etiologi, predisposisi,

klasifikasi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi,

penatalaksanaan)

b. Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan keluarga yang

tepat (pengkajian, pmeriksaan fisik, diagnosa, intervensi,

implementasi, evaluasi) untuk keluarga penderita ISPA.

1.4 Manfaat Penulisan

Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan

keluarga dengan ISPA dengan pendekatan Student Center Learning.

2

Page 3: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga

sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan

darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta

mempertahankan budaya.

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan

adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi

satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling

tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan

(Leininger, 1976).

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua

orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,

hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan

emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan

untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam

rangka mencapai tujuan bersama.

2.1.2 Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

1) Bersifat terbuka dan jujur

2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga,

3) Berpikiran positif

4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

3

Page 4: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai

suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat

dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa

anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan

anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana

atau malah berdiam diri di rumah.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah

perilaku orang lain ke arah positif.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu

budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang

baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

2.1.3 Tipe-tipe Keluarga

a. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anaknya dalam satu rumah.

b. Keluarga besar (Extanded Family) yaitu keluarga inti di tamdah

dengan sanak saudara, misalnya kakek, nenek, bibi, keponakan,

saudara sepupu dll.

c. Keluarga berantai (Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

satu keluarga inti.

d. Keluarga duda/ janda (Single Family) yaitu keluarga yang terjadi

perceraian atau kematian.

4

Page 5: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang

perkawinanya berpoligami dan hidup bersama.

f. Keluarga kabitas (Cohabitation) yaitu dua orang yang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.1.4 Fungsi Keluarga (Friedman)

a. Fungsi afektif

-   Perlindungan psikologis.

-   Rasa aman.

-   Interaksi.

-   Mendewasakan.

-   Mengenal identitas diri individu.

b. Fungsi sosialisasi peran

-   Fungsi dan peran di masyarakat.

-   Sasaran untuk kontak sosial di dalam dan di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi

-   Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup

bermasyarakat.

d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan

-   Sandang, pangan dan papan.

-   Perawatan kesehatan.

e. Fungsi ekonomi

- Pengadaan sumber dana, pengalokasian dana dan pengaturan

keseimbangan.

f. Fungsi pengontrol/ pengatur

- Memberikan pendidikan dan norma-norma.

2.1.5 Tugas dan perkembangan (Duvall)

a. Keluarga baru (Beginning Family)

Pasangan yang belum mempunyai anak yang mempunyai tugas

perkembangan antara lain: membina hubungan dan kepuasan

bersama, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan

5

Page 6: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

keluarga lain, merencanakan jumlah anak dan mempersiapkan diri

menjadi orang tua.

b. Keluarga dengan anak I < 30 bln ( Child bearing).

Tugas perkembangannya adalah membagi peran dan tanggung jawab

melakukan penataan ruangan bagi anak, bertanggung jawab merawat

anak, melakukan kebiasaan spiritual, menyediakan biaya bagi anak

dan memfasilitasi role learning bagi anggota keluarga.

c.   Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada

anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar

dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

d.   Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 th)

Tugas keluarga adalah mendorong mencapai pengembangan daya

intelektual, menyediakan peralatan untuk aktivitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 th)

Tugas perkembangan keluarga memelihara komunikasi tetap terbuka

dan pengembangan terhadap anak remaja.

f.  Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas

dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,

kakek nenek.

g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)

Tugas keluarga adalah mempersiapkan masa tua atau pensiun dan

mempersiapkan aktivitas guna mengisi waktu luang yang lebih

banyak.

h. Keluarga lanjut usia.

Tugas perkembangan keluarga menyesuaikan terhadap masa pensiun

dengan merubah cara hidup serta menerima kematian pasangan,

kawan dan mempersiapkan kematian.

6

Page 7: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

2.1.6Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas

keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji

pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga.

Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana

persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,

tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap

masalah yang dialami keluarga.

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh

mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,

bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga

menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap

akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah

kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan

keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan

perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada

dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit.

4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti

pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan

penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan

yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam

menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang

berdampak terhadap kesehatan keluarga.

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan

7

Page 8: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas

kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga,

adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

2.2 Konsep Dasar ISPA

2.2.1 Pengertian ISPA

ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau

lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli

saluran bawah, termasuk jaringan adreksya seperti sinus-sinus rongga

telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002).

Pengertian lain dari ISPA adalah sebagai berikut menurut

Nelson,1999. ISPA adalah infeksi yang terutama mengenai struktur

saluran diatas Laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian

saluran atas dan bawah secara stimulant berurutan. Infeksi Saluran

Pernafasan Akut atau ISPA adalah Infeksi Saluran Pernafasan yang

berlangsung dalam jangka waktu sampai dengan 14 hari. Yang dimaksud

saluran pernapasan adalah organ dari hidung sampai alveoli beserta

organ-organ adreksanya, misalnya sinus, ruang telinga tengah, pleura

(Ismail Djauhar, 1996).

2.2.2 Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan

richetsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus:

a. Streptococcus,

b. Staphylococcus,

c. Pneumococcus,

d. Haemophylus,

e. Bordetella dan Corinebacterium.

Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus,

Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan

lain-lain.

8

Page 9: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap

kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status

gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan

yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran

pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi

saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik,

menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi

saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus,

sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim

dingin.

2.2.3 Cara Penularan Penyakit ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne

Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan

yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda

terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula

menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang

sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang

mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Penularan

penyakit ISPA dapat terjadi melalui:

1. Polusi udara

2. Asap Rokok

3. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan

4. Asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk

memasak

9

Page 10: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

2.2.4 Predisposisi

Beberapa faktor yang dapat mepengaruhi terjadinya ISPA terutama

pada keluarga yaitu meliputi kuman penyebab, keadaan lingkungan,

kondisi keadaan sosial ekonomi, gizi (nutrisi), imunisasi dan perilaku

keluarga.

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit

ISPA.Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh

budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Dengan makin

meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan

berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga

kesehatan Balita agar tidak terkena penyakit ISPA yaitu melalui

upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat.

2. Keadaan lingkungan

Pemukiman dapat menjadi reservoir penyakit bagi

keseluruhan lingkungan, pemeliharaan rumahpun dapat

mempengaruhi penghuninya. Segala fasilitas yang disediakan,

apabila tidak dipelihara dengan baik akan menyebabkan terjadinya

penyakit. Contoh : lantai yang sering kali tidak dibersihkan, banyak

mengandung debu dan tanah yang berasal dari berbagai tempat yang

mengandung bakteri atau pun zat-zat yang menimbulkan alergi.

Selain itu dari segi kesehatan kepadatan penghuni juga sangat

bermakna pengaruhnya, karena sebetulnya kepadatan sangat

menentukan insidensi penyakit maupun kematian dimana penyakit

menular masih banyak sekali terdapat penyakit pernafasan dan

semua penyakit yang menyebar lewat udara menjadi mudah sekali

menular. Kemudian asap dari dapur maupun dari udara kotor diluar

rumah juga menentukan terjadinya penyakit saluran pernafasan

(Slamet,1998).

Berkaitan dengan bagian-bagian rumah, ventilasi rumah

mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah agar aliran udara

dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan

10

Page 11: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

oksigen yang diperlukan penghuni rumah tersebut terjaga.

Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen didalam

rumah, yang berarti kadar karbondioksida yang bersifat rawan bagi

penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan

naik. Kelembaban ini akan menjadi baik bagi patogen-patogen

(bakteri penyebab penyakit).

Fungsi kedua dari pada ventilasi udara adalah masuknya

cahaya matahari pada ruangan dan bakteri-bakteri terutama bakteri

patogen mati karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus

menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

Rumah yang sehat juga memerlukan cahaya yang cukup, tidak

kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya udara yang masuk ke

dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang

nyaman, juga merupakan media/tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit-bibit penyakit. Cahaya ini sangat penting

karena dapat membunuh bakteri-bakteri pathogen di dalam rumah.

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup, untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus

disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak

sebanding dengan penghuninya akan menyebabkan penjubelan (over

croweded ). Hal ini tidak sehat sebab di samping menyebabkan

kurangnya oksigen juga bila salah satu keluarga terkena penyakit

infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain

(Notoatmojo, 1997).

3. Kondisi ekonomi

Dengan adanya alasan keadaan ekonomi yang kurang akan

menyebabkan menurunya kemampuan menyediakan lingkungan

pemukiman yang sehat, serta kurangnya untuk memenuhi hidup

sehat mendorong peningkatan jumlah balita yang rentan terhadap

berbagai serangan penyakit menular termasuk ISPA. Pada akhirnya

11

Page 12: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA pada balita (Depkes

RI, 2002).

4. Gizi (nutrisi)

Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi

tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya

berkurangnya gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit

– penyakit infeksi (Notoatmojo, 1997).

5. Imunisasi

Upaya pencegahan merupakan komponen strategi dalam

pemberantasan pneumonia pada anak terdiri atas pencegahan melalui

upaya imunisasi dan pencegahan non imunisasi. Progam

pengembangan.

6. Perilaku keluarga

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama dalam

pencegahan penyakit ISPA. Perilaku yang sehat dan bersih sangat

dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan pendidikan keluarga.

Dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan pada keluarga akan

berpengaruh positif terhadap meningkatnya pemahaman masyarakat

dan keluarga dalam menjaga kesehatan bayi dan balita agar tidak

terkena penyakit ISPA yaitu melalui upaya memperhatikan rumah

sehat dan lingkungan sehat (Depkes RI, 2002).

2.2.5 Klasifikasi

Klasifikasi ISPA Menurut Depkes RI (1999) dibagi menjadi 3 yaitu :

1. ISPA Ringan

Tanda dan gejala : Batuk pilek, demam, tidak ada nafas cepat 40 kali

permenit, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

2. ISPA Sedang

Tanda dan gejala : Sesak nafas, suhu lebih dari 39°C, bila bernafas

mengeluarkan suara seperti mengorok.

12

Page 13: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

3. ISPA Berat

Tanda dan gejala : Kesadaran menurun, nadi cepat/tidak teraba,

nafsu makan menurun, bibir dan ujung jari membiru (sianosis).

2.2.6 Manifestasi Klinis

Menurut Depkes RI (2002), tanda dan gejala klasifikasi penyakit

ISPA dibagi berdasarkan jenis dan derajat keparahanya yang

digolongkan dalam 2 kelompok umur yaitu : bayi umur kurang dari 2

bulan dan umur 2 bulan sampai dengan umur 5 tahun.

1. Bayi umur kurang 2 bulan

Untuk bayi umur kurang dari 2 bulan, tanda dan gejala

penyakit ISPA digolongkan menjadi dua klasifikasi penyakit:

Pneumonia berat : batuk atau juga disertai kesulitan bernafas, nafas

sesak/penarikan dinding dada sebelah bawah kedalam (severe care

indrowing), dahak berwarna kehijauan atau seperti karet. Klasifikasi

yang kedua yaitu bukan Pneumonia (batuk pilek) : tidak ada tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada nafas cepat umur 2

bulan sampai umur <12 bulan, kurang 50 kali permenit > umur 1

tahun sampai 5 tahun kurang 40 kali permenit, kadang disertai

demam.

2. Anak umur 2 bulan sampai umur 5 tahun

Tanda dan gejala ISPA untuk anak yang berumur 2 bulan

sampai 5 tahun digolongkan menjadi 3 klasifikasi penyakit yaitu :

a. Pneumonia berat

Batuk atau juga disertai kesulitan bernafas, nafas

sesak/penarikan dinding dada sebelah bawah kedalam (severe

care indrowing), dahak berwarna kehijauan atau seperti karet.

b. Pneumonia

Berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam saat bernafas, bersama dengan peningkatan frekwensi

nafas) perkusi pekak, fremitur melemah, suara nafas melemah

dan ronki.

13

Page 14: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

c. Bukan Pneumonia (batuk pilek)

Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam,

tidak ada nafas cepat umur 2 bulan sampai <12 bulan kurang 50

kali permenit, > umur 1 tahun sampai 5 tahun kurang 40 kali,

kadang disertai demam.

2.2.7 Patofisiologi

Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia

bakteri penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus, stafilikokus,

pnemokokus, hemorilus, bordetelle, adenovirus, korinobakterium. Virus

penyebab ISPA antara lain adalah golongan miksovirus, adenovirus,

koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpes virus dan lain – lain.

Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran pernafasan, mereka

menginfeksi mukosa hidung trachea dan bronkus. Infeksi virus primer

pertama kali ini akan menyebabkan mukosa membengkak dan

menghasilkan banyak mucus lendir dan terjadilah akumulasi sputum di

jalan nafas.

Pembengkakan mukosa dan produksi lendir yang meningkat ini

akan menghambat aliran udara melalui pipa-pipa dalam saluran nafas.

Batuk merupakan tanda bahwa paru-paru sedang berusaha mengeluarkan

lendir dan membersihkan pipa pernafasan karena batuk merupakan suatu

refleks produktif yang timbul akibat iritasi percabangan trakheobronkial.

Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk

membersihkan saluran nafas bagian bawah. Bila seseorang mengalami

infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Batuk akan menyebabkan sedikit

sputum dalam bentuk percikan ke udara. Orang – orang yang berada

sangat dekat dengan pasien ini akan menghirup udara yang sudah tidak

bersih ini. Inilah caranya bagaimana infeksi saluran nafas menyebar ke

orang lain. Karena penularan dapat melalui percikan ludah (droplet), dan

tebaran di udara (aerosol) (Ganong, 2000).

14

Page 15: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

Bakteri dapat berkembang dengan mudah dalam mukosa yang

sudah terserang virus, infeksi bakteri sekunder ini menyebabkan

terbentuknya nanah dan memperburuk penyakit. Kadang – kadang

infeksi ini menyebar ke bawah laring dan menyebabkan radang paru-

paru (pneumonia). Bila menyerang laring dan saluran nafas bagian

bawah sangat berbahaya karena pipa-pipa ini menjadi lebih sempit dan

lebih mudah tersumbat. Tetapi jika laring, bronkus dan bronkiolus

tersumbat udara tidak dapat masuk ke dalam alveoli dan keadaan ini

akan membuat sakit lebih parah terjadinya akumulasi secret di bronkus

dan alveolus dapat menimbulkan sesak nafas dengan tanda-tanda

wheezing, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, pernafasan cepat dan

cuping hidung kembang kempis. Hal tersebut merupakan mekanisme

untuk memperoleh oksigen yang cukup untuk tubuh. Kadang-kadang

infeksi menyebar ke telinga tengah dan menyebabkan peradangan

telingga bagian tenggah (otitis media) (Biddulph, 1999).

Selain itu infeksi dapat menyebabkan demam, batuk pilek dan sakit

tenggorokan serta mungkin tidak mau makan. Pathogenesis demam

berasal dari toksin bakteri. Misalnya : Endotoxin yang bekerja pada

monosit, makrofag dan sel-sel kupffer untuk menghasilkan beberapa

macam sitoksin yang bekerja sebagai pirogen endogen kemudian

mengaktifkan daerah preptik hipotalamus, sitokin juga dihasilkan dari

sel-sel SSP (system syaraf pusat) apabila terjadi rangsangan oleh infeksi

dan sitoksin tersebut mungkin bekerja secara langsung pada pusat-pusat

pengatur suhu. Demam yang ditimbulkan oleh sitoksin mungkin

disebabkan oleh pelepasan prostaglandin ke dalam hipotalamus yang

menyebabkan demam. Infeksi bakteri dalam pembuluh darah juga dapat

menyebabkan komplikasi misalnya, meningitis purulenta dll (Suzanne,

2001).

2.2.8 Komplikasi

Kondisi yang memberat dan tujuan penanganan pada ISPA

menurut Ngastiyah (1996), adalah ISPA merupakan self limited disiese

15

Page 16: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

yang sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain.

Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba

eustachi, dan penyebaran infeksi. Sinusitis paranasal : komplikasi ini

hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil sinus

paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih berat, nyeri kepala

bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis

dan maksilaris. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan foto rontgen

dan transluminasi (pada anak besar). Kadang-kadang disertai sumbatan

hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus menerus disertai

secret purulen dapat unilateral maupun bilateral. Bila didapatkan

pernafasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa

sebab yang jelas perlu dipikirkan terjadinya komplikasi sinusitis.

Sinusitis paranasal ini dapat diobati dengan diberikan antibiotic.

Penutupan tuba Eustachi : Tuba Eustachi yang buntu memberi

gejala tuli, dan infeksi dapat menembus langsung ke daerah telinga

tengah dan menyebabkan otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada

anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi

(Hiperpireksia), kadang menyebabkan kejang demam, anak sangat

gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang

telinganya yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan cara

menekan telinganya dan bayi biasanya akan menangis dengan keras).

Kadang-kadang hanya ditemui gejala demam, gelisah juga disertai

muntah atau diare. Karena bayi yang menderita batuk pilek sering

menderita infeksi pada telinga tengah sehingga menyebabkan terjadinya

OMA dan juga dapat menyebabkan kejang demam, maka bayi perlu

dikonsulkan di bagian THT. Biasanya bayi dilakukan parasintesis jika

setelah 48-72 jam diberikan antibiotika jika keadaan tidak membaik.

Parasintesis (penusukan selaput telinga) dimaksudkan untuk mencegah

membrana tympani pecah sendiri dan terjadi otitis media perforate

(OMP).

Penyebaran infeksi : penjalaran infeksi skunder dari nasofaring

kearah bawah dapat menyebabkan radang saluran nafas bagian bawah

16

Page 17: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

seperti laryngitis, trakeitis, bronchitis dan bronkopnemonia. Selain itu

dapat pula terjadi komplikasi jauh misalnya terjadi meningitis purulenta.

2.2.9 Penatalaksanaan

1. Nonfarmakologi

Penatalaksanaan ISPA menurut (MTBS, 2005) menurut jenis dan

derajat keparahanya yaitu:

a. Bukan pneumonia

1) Ibu diminta memperhatikan timbulnya tanda-tanda yang

mengarah pada pneumonia selain 3 gejala pokok yaitu : nafas

cepat, sukar bernafas, tidak bisa minum atau menetek,

bertambah parah, timbul demam. Jelaskan dengan kata-kata

yang dimengerti ibu jika ibu tidak mengerti mungkin ibu

tidak akan kembali pada waktu anak menderita pneumonia

dan anak mungkin akan meninggal.

2) Kunjungan anak sehat berikutnya

Nasehati ibu kapan harus kembali ke klinik untuk pemberian

imunisasi dan suplemen vitamin A kecuali jika telah terlalu

banyak hal yang harus diingat ibu dan ibu memang harus

kembali.

3) Menasehati ibu tentang kesehatannya sendiri

Pada kunjungan sewaktu anak sakit, tanyakan apakah ibu

sendiri mempunyai masalah. Ibu mungkin membutuhkan

pengobatan atau rujukan untuk masalah kesehatannya sendiri

yaitu : jika ibu sakit beri perawatan untuk ibu atau dirujuk,

jika ibu mempunyai permasalahan dengan payudaranya

(pembengkakan, nyeri pada putting susu, infeksi payudara)

beri perawatan atau dirujuk untuk pertolongan lebih lanjut,

nasehati pada ibu untuk makan makanan yang bergizi untuk

memjaga kekuatan dan kesehatan dirinya.

b. Pneumonia

Kunjungan ulang untuk pneumonia. Setiap anak dengan

pneumonia harus kembali ke petugas kesehatan setelah 2 hari

17

Page 18: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

untuk kunjungan ulang yaitu : periksa adanya tanda bahaya umum,

periksa untuk batuk atau adanya sukar bernafas. Tanyakan pada ibu

: apakah anak bernafas lebih lambat? Apakah nafsu makan anak

membaik?

Tindakan:

a) Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada ke

dalam, beri 1 dosis antibiotic pilihan kedua atau suntikan

kloramfenikol. Selanjutnya rujuk segera.

b) Jika frekwensi atau nafsu makan anak tidak menunjukkan

perbaikan gantilah dengan menggunakan antibiotik pilihan

kedua dan anjurkan pada ibu untuk kembali dalam 2 hari bila

anak sudah mendapat kotrimoksazol ganti dengan amoxillin.

c) Jika nafas melambat atau nafsu makannya membaik lanjutkan

pemberian antibiotic hingga seluruhnya 5 hari dan pastikan

ibu mengerti pentingnya menghabiskan obat itu walaupun

keadaan anak sudah membaik (WHO,2002)

18

Page 19: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA

a. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn. N Pendidikan : SD tidak tamat

(kelas 2)

Umur : 56 Tahun Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam Alamat : Dukuwaluh RT 01

RW 02 Purwokerto,

Banyumas

Suku : Jawa/Indonesia No.Telp : -

b. Komposisi Keluarga

No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan

1.

2.

3.

4.

Ny. W

An. F

An. A

R

P

P

L

P

40 Th

11 Th

4 Th

12 Th

Istri

Anak

Anak

Keponakan

IRT

Pelajar

Blm

sekolah

Pelajar

SD

SD

-

SD

19

Page 20: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

c. Genogram

Keterangan :

: wanita

: klien

: meninggal dunia

: laki-laki

: garis keturunan

d. Type Keluarga :

a) Jenis type keluarga : Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe

keluarga Extended Family (keluarga besar) dimana terdiri dari

keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah keponakan .

20

4056

12

11 4

Page 21: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :

Dalam keluarga Tn. N khususnya pada An. A umur 4 tahun

mengidap batuk, pilek sudah 5 hari yang lalu. Menurut keterangan Ny.

W mengatakan bahwa An. A sudah minum obat beli di apotik.

e. Suku Bangsa :

a) Asal suku bangsa : Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan

kewarganegaraan Indonesia

b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : percaya adanya adat istiadat

yang mengikat dan memegang teguh tradisi yang ada di wilayah tempat

tinggalnya.

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :

Keluarga Tn. K beragama Islam, taat dalam menjalankan ibadah.

Keluarga Tn. K menganggap bahwa agama adalah keyakinan akan adanya

Tuhan dan manusia sebagai hambanya harus mengabdi dengan

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Keyakinan yang

dianut dalam keluarga Tn. K tidak ada yang bertentangan dengan

kesehatan.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :

a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. N

b) Penghasilan : Rp. 500.000 – Rp 1000.000,-

c) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :

TV, alat-alat perlengkapan masak , sepeda motor dan lain-lain.

d) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Tidak menentu

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Kegiatan waktu luang keluarga adalah

nonton TV bersama.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :

Tahapan perkembangan dengan anak sekolah dimana anak An. F dari

Tn N berumur 11 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai buruh yang

berangkat  pagi dan pulang sore hari.

21

Page 22: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :

Memenuhi kebutuhan dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga (makan seadanya, mainan anak

cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah, tidak ada fasilitas kamar mandi dan

WC, bila anak sakit terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep

dokter,bila tak sembuh baru diperiksakan ke Puskesmas).

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :

a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek sudah 5 hari

yang lalu dan sudah minum obat beli di apotik. Ny. W mengatakan bila

anak sakit, anak hanya dibelikan obat apotik apabila tidak sembuh

kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.

b) Riwayat penyakit keturunan :

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

No Nama Umur BBKeadaan

Kesehatan

Imunisasi

(BCG/Polio/DPT

/HB/Campak)

Masalah

kesehatan

Tindakan

yang telah

dilakukan

1.

2.

3.

4.

5.

Tn. N

Ny. W

An. F

An A

An. R

56 th

40 th

11 th

4 th

12th

74

52

30

14

32

Baik

Baik

Baik

Sakit

Baik

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap

-

-

-

ISPA

-

Membantu

pemeriksaan

dipelayanan

kesehatan

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :

Keluarga Tn.K mengutamakan kesehatan, sehingga jika ada salah

satu anggota keluarga yang sedang sakit bisa dicegah dengan obat-

obatan yang tersedia ataupun langsung merujuk ke puskesmas

terdekat.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

22

Page 23: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

Dalam keluarga Tn. N ditemukan adanya penyakit menular TBC yang

pernah diidap oleh adik dan kakak dari Ny. W, serta adik ipar atau ibu dari

An. R. Bahkan ayahnya An.R meninggal dunia karena menderita penyakit

TBC.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah

a) Luas rumah : 6,5 x 8 m2

b) Type rumah : permanen

c) Kepemilikan : rumah milik sendiri (Tn. K)

d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 kamar tidur, rung tamu, ruang

keluarga, dapur dan kamar mandi.

e) Ventilasi/jendela : Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian

tidak dibuka sehingga siang hari tampak gelap ruangan yang lain tidak

ada ventilasi (jendela).

f) Pemanfaatan ruangan : Kondisi ruangan dalam rumah kurang tertata

rapi dan kurang bersih, rumah berdinding batu bata dan sudah

diplester, banyak pakaian yang bergantungan.

g) Septic tank : tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di

sungai (kali) yang tidak jauh dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.

h) Sumber air minum : Persediaan air bersih untuk minum dan memasak

diambil dari sumur. Air untuk minum dimasak terlebih dahulu.

i) Kamar mandi/WC : Terdapat kamar mandi berlantai semen, tetapi

tidak terdapat WC

j) Sampah : Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai. Limbah RT

Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang

dihasilkannya dan dibiarkan meresap ke dalam tanah.

k) Kebersihan lingkungan :

Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela

dan meja kursi tampak  banyak debu. Halaman rumah dan ruangan

selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di kamar dan ruang

makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari

23

Page 24: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

tampak gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan kondisi

rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W memasak dengan kayu bakar

di dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

a) Kebiasaan :

Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan

pedagang. Hubungan dengan anggota masyarakat tidak ada masalah.

Setiap bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang diadakan oleh RT

dan setiap bulan sekali mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu

sekali.  Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N menderita

penyakit TBC.

b) Budaya :

Bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi antar anggota

keluarga dengan menggunakan bahasa jawa banyumasan. Keluarga

menguasai bahasa jawa dan bahasa Indonesia .

c. Mobilitas Geografis Keluarga :

Tn. N menetap di rumah atau tinggal di rumah yang telah dimilikinya kini,

dari warisan orang tua.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:

Kegiatan berkumpul dengan keluarga, tanpa terganggu oleh kesibukan

masing-masing biasanya dilakukan pada waktu sore hari dan malam hari

yaitu dengan nonton TV bersama- sama. Jika dalam keluarga tersebut

sedang ada permasalahan maka akan di bahas bersama- sama. Di dalam

keluarga selalu melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.

Sedangkan interaksi dengan masyarakat atau tetangga sekitar baik Tn. N

dan Ny. W dalam bentuk arisan, kerja bakti dan atau pertemuan rutin

warga seperti pengajian dan PKK.

e. Sistem Pendukung Keluarga

Jumlah anggota keluarga 5 orang yaitu Tn.N, Ny.W, An.F, An. A dan

keponakannya An.R. Masyarakat sekitarpun juga sebagai pendukung yang

baik ketika keluarga ini sedang dalam kondisi sakit. Menurut Ny. W

24

Page 25: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

biasanya warga masyarakat akan saling membantu, jika di antara warga

masyarakat ada yang membutuhkan pertolongan atau mempunyai hajat.

IV. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :

Pola hubungan komunikasi Tn. N dengan anggota keluarga lain

termasuk dengan anaknya tampak baik. Dalam berkomunikasi sehari- hari

Tn. N dan seluruh anggota keluarga yang lain menggunakan bahasa jawa

banyumasan dan hubungan antar anggota keluarga tampak baik dan akrab.

Selain itu, pola komunikasi yang diterapkan dalam keluarga ini dengan

menggunakan komunikasi terbuka, antar anggota keluarga jika ada

masalah atau ada sesuatu yang terlupa saling mengingatkan

b. Struktur Kekuatan Keluarga :

Didalam keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan

terhadap segala masalah terutama masalah kesehatan adalah Tn. N dengan

tidak mengesampingkan pendapat dari anggota keluarga lain. Saat An. A

kondisinya kurang baik maka Tn. N memutuskan untuk memeriksakan

anaknya ke puskesmas terdekat. Tn.N cukup mengatakan mampu

mengendalikan perilaku istri, dan anaknya. Demikian juga menurut Ny.W

jika jengkel dengan suami dan anaknya akan marah sebentar kemudian

setelahnya akan baik kembali

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)

o Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai

buruh.

o Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus

keluarga beserta anak-anaknya.

o An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. W yang

merupakan anak pertama  berperan sebagai anak sekolah.

o An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N dan Ny. W berperan

sebagai anak pra sekolah.

o An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang

saat ini diasuh oleh keluarga Tn. N sejak kecil diasuh oleh Tn. N

karena ayah dari An. R meninggal dunia karena menderita TBC sejak

25

Page 26: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

An. R masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai TKW di

Malaysia (terkadang ibunya pulang dan tinggal dikeluarga Tn. N,

biasanya pulang 6 bln-1 tahun sekali).

d. Nilai dan Norma Keluarga

Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah

norma/budaya Jawa, semua anggota keluarga beragama Islam dan

menjalankan ajaran agama, misalnya sholat 5 waktu, mengaji dan

sebagainya

V. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif :

Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan

menghargai satu sama lainnya.

b. Fungsi sosialisasi

a) Kerukunan hidup dalam keluarga :

Hubungan antar anggota keluarga tampak baik dan akrab.

b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :

Biasanya antar anggota keluarga jika ada masalah atau ada sesuatu

yang terlupa saling mengingatkan

c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :

Didalam keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan

terhadap segala masalah terutama masalah kesehatan adalah Tn.K

dengan tidak mengesampingkan pendapat dari anggota keluarga lain.

d) Kegiatan keluarga waktu senggang :

Kegiatan berkumpul dengan keluarga, tanpa terganggu oleh kesibukan

masing-masing biasanya dilakukan pada waktu sore hari dan malam

hari yaitu dengan nonton TV bersama- sama.

e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :

Segala kegiatan baik arisan RT, PKK, pengajian ibu-ibu atau pengajian

bapak-bapak, kerja bakti dan kegiatan sosial yang ada baik Tn. K

maupun Ny.S selalu aktif mengikutinya.

26

Page 27: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

c. Fungsi perawatan kesehatan

a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah

kesehatan keluarganya :

Saat ditanya tentang kesehatan An.A, Ny. W mengatakan bahwa

An. A sudah mengidap batuk dan pilek 5 hari yang lalu.. Keluarga

sendiri sudah tahu tentang penyakit yang dialami oleh An. A yaitu

ISPA, tetapi penyebab, tanda gejala serta perawatannya dari pihak

keluarga belum tahu.

b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang

tepat :

Ny. W mengatakan kalau keluarganya sakit hanya diberikan obat

yang dibeli dari apotik, mereka beranggapan kalau dari keluarga tidak

merasakan gejala tidak enak badan maka keluarga Tn. N tidak

memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Tetapi anggota keluarga akan

pasti akan berobat jika ada anggota keluarga yang sakit. Pada keluarga

Tn. N khususnya pada An. A umur 4 tahun mengidap batuk, pilek

sudah 5 hari yang lalu. Menurut keterangan Ny. W mengatakan bahwa

An. A sudah minum obat beli di apotik. Tetapi kondisi An. A tidak

segera membaik, akhirnya keluarga membawanya ke puskesmas

terdekat.

c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :

Tn. N mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit

akan diberi obat yang dibeli dari puskesmas, jika tidak ada perubahan

anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke puskesmas terdekat.

d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :

Keluarga tidak tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan

rumah yang sehat dan bagaimana menjaga supaya lingkundan rapi. Hal

ini dapat dilihat pada kondisi sekitar rumah yang kotor, ventilasi

kurang, penerangan kurang, dan halaman rumah yang kurang rapi.

e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :

27

Page 28: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

Tn. N mengatakan bahwa selama ini jika ada keluarga yang

sakit maka akan berusaha membawanya ke pusat pelayanan kesehatan

terdekat seperti puskesmas, namun sebelumnya jika sudah sembuh

dengan pengobatan yang ada di apotik maka tidak perlu dibawa ke

puskesmas. Fasilitas yang digunakan untuk menjangkau ke tempat

pelayanan kesehatan biasanya menggunakan angkutan umum yang ada

atau sepeda motor.

d. Fungsi reproduksi

Dari perkawinannya Tn. N dan Ny. W mempunyai dua orang anak

yaitu: An. F dan An. A ditambah keponakan yaitu An. R. Saat ini keluarga

ini dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah. Dahulu

Ny. W untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga dengan mengikuti

beberapa program KB seperti pil dan KB suntik

e. Fungsi ekonomi

a) Upaya pemenuhan sandang pangan :

Keluarga Tn. N setiap bulannya mendapatkan pemasukan untuk

kebutuhan keluarga tidak menentu untuk pengeluaran 1 bulannya tidak

menentu.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek :

Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya an.A sedang batuk.

b. Stressor jangka panjang :

Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan

keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya.

b. Respon keluarga terhadap stressor :

Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian atau

cobaan dari Tuhan.

c. Strategi koping :

Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain

untuk mencari jalan keluar.

d. Strategi adaptasi disfungsional :

28

Page 29: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional

meskipun dalam kondisi yang  parah.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Identitas

Nama : An. A

Umur : 4 Tahun

L/P : Perempuan

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini:

Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek. Ny. W

mengatakan bila anak sakit, anak hanya dibelikan obat apotik apabila tidak

sembuh kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya

d. Tanda-tanda vital : TD : - , N: 96x/ menit, RR: 30x/ menit, S: 36,5oC, BB:

14 kg, TB: 97 cm . (BB normal : 16.500 gram)

e. Perkembangan Anak

Pra sekolah (3 – 5 tahun)

1) Biologis : pertumbuhan fisik lambat

2) Motorik : menulis, memakai/melepas baju

3) Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah bereksperimen, sosialisasi > luas,

meniru

4) Kognitif : prekonseptual, intuitive

5) Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks

6) Sosial : berdiskusi dengan orangtua

Tugas perkembangan keluarga tahap  Keluarga dengan Anak Pra Sekolah :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga

2) Membantu anak untuk sosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak ke 2

4) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga

5) Pembagian tanggungjawab anggota keluarga

29

Page 30: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

6) Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak

Masalah kesehatan pada keluarga dengan anak pra sekolah :

1) Masalah kesehatan fisik pada anak ; sakit, jatuh

2) Kes psikososial : hubungan perkawinan

3) Persaingan kakak – adik

4) Masalah komunikasi keluarga

5) Masalah pengasuhan anak,

f. Sistem Respirasi : Irama teratur, ronchi basah (+)

VIII. HARAPAN KELUARGA

a. Terhadap masalah kesehatannya :

Keluarga Tn. N ingin anaknya segera sembuh

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :

Keluarga Tn. N mengharapkan agar petugas kesehatan dapat

memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila

keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.

Kediri, .............................................

30

Page 31: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1.

2.

DS :

- Ny. w mengatakan bahwa

An. A sekarang ini sedang

batuk dan pilek sudah 5 hari.

Sudah dibelikan obat di

apotik dan diminumkan tetapi

belum sembuh

DO :

- An. A batuk dan pilek

- Badan tak panas, suhu badan

36,5 ºC

- Pada pemeriksaan auskultasi paru

An.A terdengar ronchi basah

(+)

- RR 28 kali/menit

- Nadi 96 kali/menit

DS :

- Tn. N mengatakan ayah dan

ibunya An.R menderita TBC

bahkan ayahnya meninggal

karena menderita TBC.

Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas An.

A pada keluarga Tn. N

Resiko terjadinya

penyakit TBC An. A

pada keluarga Tn. N

Ketidakmampuan

keluarga mengenal

tentang penyakit ISPA

Ketidakmampuan

keluarga

memodifikasi

lingkungan yang

mendukung kesehatan

31

Page 32: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

- Tn N mengatakan

tetangganya belakang rumah

(Ny.R) menderita TBC.

DO:

- Memasak dengan kayu bakar

dan asapnya masuk ke rumah

- Tiap kamar mempunyai

jendela tetapi tidak dibuka

sehingga siang hari ruangan

tampak gelap.

- Imunisasi anak-anak Tn.N

tidak lengkap

- BB An.A 14 kg (kurang ideal

untuk umur 4 tahun)

- Komposisi makanan keluarga

Tn.N seadanya, makan 3

kali/hari,kadang 2x/hari.

32

Page 33: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An.A pada keluarga Tn N

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal tentang

penyakit ISPA

2. Resiko terjadinya penyakit TBC An. A pada keluarga Tn. N

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang mendukung kesehatan.

33

Page 34: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No

Diagno

sa Kep

Kriteria Skor Bobot Nilai

Total

Pembenaran

1. Sifat masalah :Skala : Tidak/ kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera

321

1 3/3 x 1= 1

An. A sudah 5 hari sakit

batuk dan  pilek atau tidak

sehat dan memerlukan

tindakan mencegah

komplikasi

Kemungkinan masalah dapat diubah :Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

210

2 2/2 x 2 = 2

Pengetahuan sumber daya

dan fasilitas kesehatan

tersedia dan dapat

dijangkau/dimanfaatkan

Potensial masalah untuk dicegah :Skala : Tinggi Cukup Rendah

321

1 3/3 x 1 = 1

ISPA adalah penyakit yang

dapat dicegah dan diobati bila

keluarga mengetahui

Menonjolnya masalah :Skala : Masalah berat, harus segera ditanganiAda masalah, tetapi tidak perlu ditanganiMasalah tidak dirasakan

2

10

10/2 x 1 = 0

-

TOTAL SKOR 4

34

Page 35: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No

Diagn

osa

Kep

Kriteria Skor Bobot Nilai

Total

Pembenaran

2. Sifat masalah :Skala : Tidak/ kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera

321

1 2/3 x 1

= 2/3

Merupakan ancaman kesehatan

karena bila tidak ditangani dapat

menyebabkan terjadinya penyakit

Kemungkinan masalah dapat diubah :Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

210

2 1/2 x 2

= 1

Dapat dicegah dengan pengetahuan

yang cukup dan pola hidup yang

sehat

Potensial masalah untuk dicegah :Skala : Tinggi Cukup Rendah

321

1 2/3 x 1

= 2/3

Dapat dicegah dengan pengetahuan

yang cukup dan pola hidup yang

sehat

Menonjolnya masalah :Skala : Masalah berat, harus segera ditanganiAda masalah, tetapi tidak perlu ditanganiMasalah tidak dirasakan

2

10

1 0/2 x 1

= 0

-

TOTAL SKOR 3 1/3

35

Page 36: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An.A

pada keluarga Tn N berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal tentang

penyakit ISPA

4

2. Resiko terjadinya penyakit TBC An. A pada

keluarga Tn. N berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang mendukung kesehatan.

3 1/3

36

Page 37: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DX Keperawatan : ITujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional

Tujuan

Umum :

Setelah

dilakukan

kunjungan

2 kali

dalam

seminggu ,

ISPA yang

diderita

An. A

sembuh

dan jalan

nafas

kembali

lancar.

Tujuan

Khusus :

1. Setelah

dilaksan

akan

tindaka

n

kepera

watan

selama

2 x 15

mnt Tn.

N dapat

Kognitif

Kognitif

Keluarga mampu

menyebutkan pengertian,

pemyebab dan gejala

Keluarga mampu

mengetahui tentang

penyakit ISPA

o Gali pengetahuan

tentang ISPA

o Beri penyuluhan

kepada keluarga

tentang penyakit

ISPA dengan

menggunakan

media leaflet.

o Agar keluarga

mengetahui dan

memahami

tentang

pengertian,

penyabab dan

gejala ISPA.

o Agar keluarga

lebih aktif dalam

memahami

tentang penyakit

ISPA

37

Page 38: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

mengen

al

masalah

kesehat

an

dengan

menjela

skan

masalah

kesehat

an

2. Setelah

penyulu

han 1 x

15 mnt

keluarg

a dapat

menga

mbil

keputus

an

dengan

tindaka

n yang

cepat.

3. Setelah

tindaka

n 1 x 15

mnt

keluarg

a Tn. N

Kognitif

Psikomo

tor

Keluarga mampu

mengetahui tentang

pencegahan ISPA

Keluarga mampu

mendemonstrasikan cara

pembuatan obat

tradisional

Cara membuat obat

tradisional batuk dan

pilek (Jeruk-Kecap):

o Siapkan baki dan

pengalas

o Potong jeruk nipis,

kemudian jeruk

diperas dan ainya

disaring.

o Ambil kecap

sebanyak 1 sendok

makan, kemudian

dituang kedalam

gelas.

o Diskusikan

bersama keluarga

tentang

pencegahan ISPA

.

o Demonstrasikan

cara pembuatan

obat tradisional.

o Agar keluarga

mengerti

bagaimana cara

mencegah

penyakit ISPA

o Agar keluarga

mengetahui

bagaimana cara

pembuatan obat

tradisional

38

Page 39: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

dapat

merawa

t

Anggot

a

keluarg

a yang

sakit

ISPA.

o Ambil 1 sendok

makan air jeruk nipis,

kemudian tuangkan

kedalam gelas  berisi

kecap.

o Aduk hingga merata

o Berikan pada anak

untuk diminum

39

Page 40: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

Dx Keperawatan : II

Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi RasionalTujuan

Umum :

Setelah

dilakuka

n

tindakan

kunjung

an 2x30

menit

diharapk

an :

keluarga

dapat

mengen

dalikan resiko/ko

mplikasi

dari TBC

tidak

terjadi.

Tujuan

Khusus

:

Setelah

penyuluh

an 1 x 15

menit :

1. Kelua

Kognitif

Kognitif

Keluarga mampu

menyebutkan pengertian,

penyebab dan gejala TBC

keluarga mampu

mengetahui tentang

penyakit TBC

o Gali pengetahuan

tentang TBC

o Berikan

penyuluhan

kepada keluarga

tentang penyakit

TBC dengan

menggunakan

media leaflet

o Agar keluarga

mengetahui dan

memahami

tentang

pengertian,

penyabab dan

gejala TBC.

o Agar keluarga

lebih aktif dalam

memahami

tentang penyakit

TBC

40

Page 41: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

rga

meng

enal

tanda-

tanda

TBC

2. Cara

penul

aran

TBC

dan

pence

gahan

TBC

41

Page 42: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

BAB IV

PENUTUP

2.3 Kesimpulan

Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi

dan anak-anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena

pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan

tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan

pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu

peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dan kader

kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan

angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.

Seperti yang diuraikan diatas bahwa ISPA mempunyai variasi klinis

yang bermacam-macam, maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik)

dan pengelolaannya.Sampai saat ini belum ada obat yang khusus

antivirus.Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial adalah pengobatan secara

rasional.Pengobatan yang rasional adalah apabila pasien mendapatkan

antimikroba yang tepat sesuai dengan kuman penyebab. Untuk dapat

melakukan hal ini, kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan

mengambil material pemeriksaan yang tepat,kemudian dilakukan

pemeriksaan mikrobiologik, barusetelah itu diberikan antimikroba yang

sesuai.

2.4     Saran

Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena

pneumonia, maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya

dapat diprioritaskan.Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang

penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara

42

Page 43: ASKEP-KELUARGA-DENGAN-ISPA dikumpulkan.docx

berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA

yang sudah dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :

Sagung Seto

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta 1999.

Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset, Teori &

Praktik. Jakarta: EGC

R. Jhouson & Leni R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.

Yogyakarta: Nuha Medika

Rasmaliah. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dan Penanggulangannya.

[http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkm-

rasmaliah9.pdf]. Diakses tanggal 18 November 2014.

Manurung, Santa. 2009. Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Pernafasan

Akibat Infeksi. Jakarta Timur : CV. Trans Indo Media.

43