bab ii tinjauan pustaka a. ispa 1. pengertian ispa

33
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes RI, 2011). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2007:6). Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari. Ispa merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah. Ispa dapat menimbulkan gejala ringan (batuk, pilek), gejala sedang (sesak) bahkan sampai gejala yang berat. Ispa yang berat jika mengenai jaringan paru˗paru akan menyebabkan terjadinya Pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Ispa

1 Pengertian Ispa

ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu

bagianlebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk

adneksanya (sinus rongga telinga tengah pleura) (Depkes RI 2011)

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran

pernapasan atas atau bawah biasanya menular yang dapat menimbulkan

berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau

infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan tergantung

pada patogen penyebabnya faktor lingkungan dan faktor pejamu ISPA

didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan

oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO

20076)

Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi saluran pernapasan

yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari

Ispa merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan

bagian atas dan bagian bawah Ispa dapat menimbulkan gejala ringan

(batuk pilek) gejala sedang (sesak) bahkan sampai gejala yang berat Ispa

yang berat jika mengenai jaringan paru˗paru akan menyebabkan

terjadinya Pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab

8

kematian nomor satu pada balita R Tosepu (dalam Yuslinda Yusnani

Ardiansyah 2017)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran

pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom)

Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab (multifaktorial) (Widoyono

2011204)

Istilah ISPA mengandung tiga unsur yaitu infeksi saluran

pernapasan dan akut seperti dalam penjelasan berikut

a Infeksi adalah masuknya bibit kiman atau mikroorganisme kedalam

tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala

penyakit

b Saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga

alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah

dan pleura Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran

pernapasan bagian atas saluran pernapasan bagian bawah (termasuk

jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan

c Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari

Batas ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk

beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini

dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Purnama 20169)

9

2 Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA

sebagai berikut

a Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding

dada kedalam (chest indrawing)

b Pneumonia ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat

c Bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek bisa disertai

demam tanpa tarikan dinding dada kedalam tanpa napas cepat

Rinofaringitis faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia

3 Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari

a Bakteri Diplococcus pneumoniae pneumococcus streptococcus

pyogenes Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae dan lain-

lain

b Virus influenza adenovirus sitomegalovirus

c Jamur Aspergilus sp Candida albicans Histoplasma dan lain-

lain

d Aspirasi makanan asap kendaraan bermotor BBM (bahan bakar

minyak) biasanya minyak tanah cairan amnion pada saat lahir benda

asing (biji-bijian mainan plastik kecil dan lain-lain) Aspirasi dapat

diartikan atau sama dengan menghirup benda asing

(Widoyono 2011205)

10

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit

menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap

tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA

juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di

fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak

Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan

Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling

umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan

oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah

virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA

akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi

memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya

yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan

kebersihan (WHO 200712)

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran

nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran

bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan

bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena

masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas

memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak

Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari

sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk

bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat

11

seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen

yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen

yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus

parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated

coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)

4 Tanda atau Gejala ISPA

Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu

dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi

demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak

napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya

berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti

bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam

dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang

sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis

faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga

bronkhitis dan pneumonia (radang paru)

a Gejala Penyakit ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan

satu atau lebih gejala sebagai berikut

1) Batuk

2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)

3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)

12

4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba

b Gejala Penyakit ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala

sebagai berikut

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1

tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1

tahun atau lebih

2) Panas atau demam

3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)

4) Tenggorokan berwarna merah

5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)

6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur

8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut

c Gejala Penyakit ISPA Berat

1) Bibir atau kulit membiru

2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas

3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba

5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas

6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

8

kematian nomor satu pada balita R Tosepu (dalam Yuslinda Yusnani

Ardiansyah 2017)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran

pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom)

Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab (multifaktorial) (Widoyono

2011204)

Istilah ISPA mengandung tiga unsur yaitu infeksi saluran

pernapasan dan akut seperti dalam penjelasan berikut

a Infeksi adalah masuknya bibit kiman atau mikroorganisme kedalam

tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala

penyakit

b Saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga

alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah

dan pleura Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran

pernapasan bagian atas saluran pernapasan bagian bawah (termasuk

jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan

c Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari

Batas ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk

beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini

dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Purnama 20169)

9

2 Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA

sebagai berikut

a Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding

dada kedalam (chest indrawing)

b Pneumonia ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat

c Bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek bisa disertai

demam tanpa tarikan dinding dada kedalam tanpa napas cepat

Rinofaringitis faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia

3 Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari

a Bakteri Diplococcus pneumoniae pneumococcus streptococcus

pyogenes Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae dan lain-

lain

b Virus influenza adenovirus sitomegalovirus

c Jamur Aspergilus sp Candida albicans Histoplasma dan lain-

lain

d Aspirasi makanan asap kendaraan bermotor BBM (bahan bakar

minyak) biasanya minyak tanah cairan amnion pada saat lahir benda

asing (biji-bijian mainan plastik kecil dan lain-lain) Aspirasi dapat

diartikan atau sama dengan menghirup benda asing

(Widoyono 2011205)

10

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit

menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap

tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA

juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di

fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak

Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan

Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling

umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan

oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah

virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA

akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi

memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya

yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan

kebersihan (WHO 200712)

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran

nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran

bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan

bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena

masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas

memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak

Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari

sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk

bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat

11

seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen

yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen

yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus

parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated

coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)

4 Tanda atau Gejala ISPA

Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu

dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi

demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak

napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya

berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti

bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam

dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang

sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis

faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga

bronkhitis dan pneumonia (radang paru)

a Gejala Penyakit ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan

satu atau lebih gejala sebagai berikut

1) Batuk

2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)

3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)

12

4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba

b Gejala Penyakit ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala

sebagai berikut

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1

tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1

tahun atau lebih

2) Panas atau demam

3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)

4) Tenggorokan berwarna merah

5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)

6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur

8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut

c Gejala Penyakit ISPA Berat

1) Bibir atau kulit membiru

2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas

3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba

5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas

6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

9

2 Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA

sebagai berikut

a Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding

dada kedalam (chest indrawing)

b Pneumonia ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat

c Bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek bisa disertai

demam tanpa tarikan dinding dada kedalam tanpa napas cepat

Rinofaringitis faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia

3 Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari

a Bakteri Diplococcus pneumoniae pneumococcus streptococcus

pyogenes Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae dan lain-

lain

b Virus influenza adenovirus sitomegalovirus

c Jamur Aspergilus sp Candida albicans Histoplasma dan lain-

lain

d Aspirasi makanan asap kendaraan bermotor BBM (bahan bakar

minyak) biasanya minyak tanah cairan amnion pada saat lahir benda

asing (biji-bijian mainan plastik kecil dan lain-lain) Aspirasi dapat

diartikan atau sama dengan menghirup benda asing

(Widoyono 2011205)

10

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit

menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap

tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA

juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di

fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak

Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan

Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling

umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan

oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah

virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA

akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi

memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya

yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan

kebersihan (WHO 200712)

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran

nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran

bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan

bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena

masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas

memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak

Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari

sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk

bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat

11

seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen

yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen

yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus

parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated

coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)

4 Tanda atau Gejala ISPA

Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu

dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi

demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak

napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya

berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti

bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam

dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang

sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis

faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga

bronkhitis dan pneumonia (radang paru)

a Gejala Penyakit ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan

satu atau lebih gejala sebagai berikut

1) Batuk

2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)

3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)

12

4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba

b Gejala Penyakit ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala

sebagai berikut

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1

tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1

tahun atau lebih

2) Panas atau demam

3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)

4) Tenggorokan berwarna merah

5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)

6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur

8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut

c Gejala Penyakit ISPA Berat

1) Bibir atau kulit membiru

2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas

3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba

5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas

6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

10

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit

menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap

tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA

juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di

fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak

Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan

Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling

umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan

oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah

virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA

akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi

memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya

yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan

kebersihan (WHO 200712)

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran

nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran

bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan

bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena

masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas

memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak

Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari

sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk

bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat

11

seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen

yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen

yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus

parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated

coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)

4 Tanda atau Gejala ISPA

Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu

dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi

demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak

napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya

berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti

bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam

dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang

sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis

faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga

bronkhitis dan pneumonia (radang paru)

a Gejala Penyakit ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan

satu atau lebih gejala sebagai berikut

1) Batuk

2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)

3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)

12

4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba

b Gejala Penyakit ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala

sebagai berikut

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1

tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1

tahun atau lebih

2) Panas atau demam

3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)

4) Tenggorokan berwarna merah

5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)

6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur

8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut

c Gejala Penyakit ISPA Berat

1) Bibir atau kulit membiru

2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas

3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba

5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas

6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

11

seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen

yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen

yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus

parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated

coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)

4 Tanda atau Gejala ISPA

Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu

dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi

demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak

napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya

berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti

bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam

dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang

sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis

faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga

bronkhitis dan pneumonia (radang paru)

a Gejala Penyakit ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan

satu atau lebih gejala sebagai berikut

1) Batuk

2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)

3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)

12

4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba

b Gejala Penyakit ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala

sebagai berikut

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1

tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1

tahun atau lebih

2) Panas atau demam

3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)

4) Tenggorokan berwarna merah

5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)

6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur

8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut

c Gejala Penyakit ISPA Berat

1) Bibir atau kulit membiru

2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas

3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba

5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas

6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

12

4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba

b Gejala Penyakit ISPA sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala

sebagai berikut

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1

tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1

tahun atau lebih

2) Panas atau demam

3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)

4) Tenggorokan berwarna merah

5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)

6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur

8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut

c Gejala Penyakit ISPA Berat

1) Bibir atau kulit membiru

2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas

3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba

5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas

6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

13

7) Timbul bercak bercak merah pada kulit

8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

9) Tenggorokan berwarna merah

10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah

penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan

tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan

membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme

pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal

Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi

mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan

mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika

pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara

melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk

merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong

lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan

Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain

melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman

ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di

sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika

kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

14

pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA

(Departemen Kesehatan RI 19968)

6 Penularan ISPA

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh

karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease

Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui

kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar

penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur

penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)

Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh

orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan

dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang

terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan

suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan

perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen

Kesehatan RI 19968)

Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit

masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam

salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara

yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak

dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian

besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

15

langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh

bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan

reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri

penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam

keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik

pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)

7 Pencegahan

Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan

menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas

perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman

diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar

dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus

pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat

mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam

pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan

melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan

proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti

karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan

pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

16

Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk

pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit

berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)

B Faktor Resiko Terjadinya ISPA

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang

saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen

penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini

disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)

Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang

berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras

etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur

organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu

penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik

bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan

lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia

sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses

terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)

1 Agen

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru

Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis

simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

17

lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab

penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)

2 Host

a Usia

Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang

terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari

ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin

berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik

yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung

(httpwikipediaorgwikiUmur)

Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya

ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan

dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi

dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum

terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain

itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih

sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan

lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly

(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

18

b Jenis Kelamin

Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin

Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan

oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)

Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau

bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang

mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens

lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis

kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA

lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan

(Maryunani Anik 2010)

c Status Gizi

Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap

infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan

terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi

maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia

(Depkes RI 20117)

Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang

dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak

beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh

adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan

pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

19

melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan

tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)

d Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan

lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula

dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif

antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan

komponen lingkungan (Achmadi 2005)

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek

yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)

Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah

aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan seperti

1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang

terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya

untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah

kesehatan yang lainnya

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

20

3) Perilaku peran orang sakit

Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika

balita terkena ISPA

3 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan

lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan

kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah

pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya (Notoatmodjo 2011169)

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat

pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah

yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No

829MENKESSKVII1999)

Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban

kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana

pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan

penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

21

kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan

sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam

Oktaviani 200913)

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit

dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak

sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika

kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan

rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat

kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun

berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)

a Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan

kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m

dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di

bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan

tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam

rumah yang telah ada

Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang

tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

22

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang

optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai

dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga

oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam

rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin

cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran

b Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah

untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun

bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya

ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

23

Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu

terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara

akan selalu mengalir

Ada dua macam ventilasi yakni

1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin

lubang-lubang pada dinding dan sebagainya

2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus

untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan

mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)

Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi

alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak

pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan

gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat

terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC

secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

24

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya

penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur

pertukaran udara antara lain yaitu

a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai

dengan sistem ventilasi silang

b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c) Menggunakan exhaust fan

d) Mengatur tata letak ruang

c Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang

dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam

rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga

merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan

berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya

dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni

1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh

karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya

yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

25

sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah

2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya

(Notoatmodjo 2011174)

Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh

terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan

berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi

akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang

dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya

yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam

ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat

benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux

(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999

pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60

Lux dan tidak menyilaukan

d Penggunaan Bahan Bakar

Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih

banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

26

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa

keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi

pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian

bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta

bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang

sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat

mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan

tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-

partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan

menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi

ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan

memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan

lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)

Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara

berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia

memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa

tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa

pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan

rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap

debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi

yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi

dibandingkan bahan bakar menggunakan gas

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

27

Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan

meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil

Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO

NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal

Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial

dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan

CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari

penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang

berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya

berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA)

e Dinding

Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah

di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan

kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan

perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti

papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang

berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung

masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA

karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan

debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi

berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

28

Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana

ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci

harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI

No829MenkesSKVII1999)

f Lantai

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA

karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA

Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak

lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi

paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi

ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL

2002)

Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting

untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu

menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut

Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah

lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan

Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak

retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu

lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah

g Kelembaban

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

29

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab

penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono

20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara

dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak

baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak

kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami

dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang

dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik

yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)

h Langit˗langit Rumah

Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang

rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan

dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah

permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas

sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak

terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan

dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit

bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai

struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

30

ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit

langit atau plafon antara lain

1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak

rangka atapnya

2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah

genteng

3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung

4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

31

C Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO

2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut

1 Agent Penyebab

Penyebab penyakit ini

adalah virus Myxovirus

Coxsackie dan Echo

2 Host

a Umur b Jenis kelamin

c Status gizi

d Perilaku

3 Lingkungan

a Kepadatan hunian

ruang tidur

b Ventilasi

c Pencahayaan

d Bahan bakar untuk

memasak

e Dinding

f Lantai

g Kelembaban

h Langit-langit

Kejadian ISPA

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

32

Gambar 21

Kerangka Teori

D Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep

sebagai berikut

Lingkungan Fisik Rumah

Gambar 22

Kerangka Konsep

1 Kepadatan hunian

ruang tidur

2 Ventilasi

3 Pencahayaan

4 Bahan bakar untuk

memasak

5 Dinding

6 Lantai

7 Kelembaban

8 Langit-langit

Kejadian ISPA

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

33

E Definisi Operasional

Tabel 21

Definisi Operasional

N

o

Vari

abel

Definisi Cara

Ukur

Alat ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1 Kep

adat

an

huni

an

kam

ar

tidur

Jumlah orang

yang tinggal

dalam satu ruang

tidur kepadatan

hunian ruang

tidur minimal

luasnya 8m2 dan

tidak dianjurkan

digunakan lebih

dari 2 orang

kecuali anak di

bawah umur 5

tahun

Wawanc

ara dan

penguku

ran

Kuesioner

dan Roll

meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur 8 m2

untuk 2

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur

kecuali anak

di baawah

umur 5

tahun

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

luas kamar

tidur lt8 m2

untuk 2

Ordinal

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

34

orang

dewasa

dalam satu

ruang tidur di

tambah anak

di atas umur

5 tahun

2 Vent

ilasi

Rum

ah

Rongga atau

lubang pada

dinding yang

berfungsi

sebagai tempat

sirkulasi udara

yang terjadi di

dalam ruangan

untuk menjaga

udara ruangan

tetap segar

Syarat luas

ventilasi

minimal 10

dari luas lantai

Penguku

ran

Ceklis dan

Roll meter

1 Memenuhi

syarat jika

luas ventilasi

ge10 luas

lantai

ruangan

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

lt10 luas

lantai

ruangan

Rasio

3 Penc

ahay

aan

Pencahayaan

adalah intensitas

penerangan yang

masuk kedalam

ruangan rumah

yang bersumber

dari

Penguku

ran

Ceklis dan

Lux Meter

1 Memenuhi

syarat jika

pencahayaan

di dalam

ruangan le60

- ge120 lux

2 Tidak

Rasio

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

35

pencahayaan

alam Cahaya

yang cukup

untuk

pencahayaan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia Dalam

Kepmenkes No

829

MenkesSKVII

1999 tentang

Persyaratan

Kesehatan

Perumahan

dengan syarat

pencahayaan

alam dalam

ruangan min 60

Lux

memenuhi

syarat jika

lt60 dan

gt120 lux

4 Pen

ggu

naan

baha

n

baka

Jenis bahan

bakar yang

digunakan

Beberapa

macam bahan

bakar yang

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklist dan

Kuesioner

1 Menggunaka

n Listrik

2 Menggunaka

n LPG

3 Menggunaka

n minyak

Ordinal

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

36

r digunakan untuk

memasak

contohnya

gasminyak

tanahdan kayu

bakar

tanah

4 Menggunaka

n kayu bakar

5 Menggunaka

n Arang

6 Menggunaka

n sekam

7 Menggunaka

n briket

batubara

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

37

5 Din

ding

Salah satu

elemen

bangunan yang

berfungsi

memisahkan dan

membentuk

ruangan

Syarat dinding

di ruang tidur

dan ruang

keluarga harus

dilengkapi

ventilasi Di

kamar mandi

dan tempat cuci

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Permanen

2 Semi

permanen

3 Bilik Papan

Nomin

al

6 Lant

ai

permukaan

bawah dari

sebuah ruangan

Syarat dinding

harus kedap air

dan mudah

dibersihkan

Observa

si

Ceklis 1 Memenuhi

syarat jika

lantai kedap

air dan

mudah

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

Nomin

al

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

38

syarat jika

lantai tidak

kedap air dan

tidak mudah

dibersihkan

7 Kele

mba

ban

Kelembaban

udara adalah

jumlah uap air di

udara

Kelembaban

ruang lebih

besar dari 60

beresiko terkena

ISPA di

bandingkan yang

tinggal pada

rumah dengan

kelembapan

lebih kecil atau

sama dengan

60

Penguku

ran

Hygromete

r

1 Memenuhi

syarat jika

kelembaban

40-60

2 Tidak

memenuhi

syarat jika

kelembaban

le40 dan

ge60

Rasio

8 Lan

git-

lang

it

Langit-langit

adalah bagian

dari bangunan

rumah yang

berfungsi

sebagai

penampung debu

yang berjatuhan

Observa

si dan

wawanc

ara

Ceklis dan

Kuesioner

1 Memenuhi

syarat

apabila

terdapat

langit-langit

tidak rawan

kecelakaan

dan mudah

Nomin

al

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ispa 1. Pengertian Ispa

39

dari atap Syarat

langit-langit

harus mudah

dibersihkan dan

tidak rawan

kecelakaan Dan

jika rumah tidak

terdapat langit-

langit maka

termasuk tidak

memenuhi

syarat

dibersihkan

2 Tidak

memenuhi

syarat

apabila tidak

terdapat

langit-langit

rawan

kecelakaan

dan tidak

mudah

dibersihkan