bab 2 tinjauan pustaka 2.1 konsep ispa 2.1.1 pengertian

28
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (WHO, 2011). ISPA merupakan penyakit umum yang terjadi pada masyarakat dan sering dianggap biasa atau tidak membahayakan. ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor pejamu. Sekelompok penyakit yang termasuk ISPA adalah pneumonia, influenza, dan pernapasan syncytial virus (RSV). Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri.). ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari, pada organ pernapasan berupa hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik bakteri, virus maupun riketsia, tanpa/disertai

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ISPA

2.1.1 Pengertian

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi akut yang menyerang

salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk

adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (WHO, 2011). ISPA merupakan

penyakit umum yang terjadi pada masyarakat dan sering dianggap biasa atau tidak

membahayakan. ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah,

biasanya menular yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang

berkisar dari penyakit tanpa gejala sampai penyakit yang parah dan mematikan,

tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor pejamu.

Sekelompok penyakit yang termasuk ISPA adalah pneumonia, influenza, dan

pernapasan syncytial virus (RSV). Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan

oleh virus atau bakteri.). ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran

Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran

pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang

berlangsung sampai 14 hari, pada organ pernapasan berupa hidung sampai

gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga

tengah dan selaput paru.

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang

disebabkan oleh infeksi jasad renik bakteri, virus maupun riketsia, tanpa/disertai

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

9

radang parenkim paru. ISPA adalah penyakit penyebab angka absensi tertinggi,

lebih dari 50% semua angka tidak masuk kerja atau sekolah karena sakit. Angka

kekerapan terjadinya ISPA tertinggi pada kelompok-kelompok tertutup

dimasyarakat, seperti asrama, kesatrian, sekolah, sekolah-sekolah yang sekaligus

menyelenggarakan pemondokan (boarding school).

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang

salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga kantong

paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung,

rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2002). ISPA dibagi menjadi dua yaitu

Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Bawah.

infeksi saluran pernafasan bagian bawah (pneumonia) memerlukan perhatian yang

besar oleh karena angka kasus kematian (Case Fatality Rate) nya tinggi dan

pneumonia merupakan infeksi yang mempunyai andil besar dalam morbiditas

maupun mortalitas di negara berkembang (Misnadiarly, 2008).

Salah satu faktor penyebab ISPA juga yaitu keadaan lingkungan fisik dan

pemeliharaan lingkungan rumah. Pemeliharaan lingkungan rumah dengan cara

menjaga kebersihan didalam rumah, mengatur pertukaran udara dalam rumah,

menjaga kebersihan lingkungan luar rumah dan mengusahakan sinar matahari

masuk ke dalam rumah disiang hari, supaya pertahanan udara didalam rumah

tetap bersih sehingga dapat mencegah kuman dan termasuk menghindari

kepadatan penghuni karena dianggap meningkatnya terjadinya ISPA

(Maryuni,2010).

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

10

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran

pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai

spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan

sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen

penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. Namun demikian, didalam

pedoman ini, ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang

disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia.

Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai

beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok,

coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Contoh patogen yang

menyebabkan ISPA yang dimasukkan dalam pedoman ini adalah rhinovirus,

respiratory syncytial virus, paraininfluenzaenza virus, severe acute respiratory

syndromeassociated coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza (WHO,

2007).

Menurut Depkes RI (2005), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah

penyakit Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari

saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)

termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

2.1.2 Penyebab

ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun riketsia. Infeksi

bakterial merupakan penyulit ISPA oleh karena virus, terutama bila ada epidemi

atau pandemi. Penyulit bakterial umumnya disertai keradangan parenkim.

Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus,

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

11

mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh

Virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri , virus dan

mycoplasma. ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri umumnya

mempunyai manifestasi klinis yang berat sehingga menimbulkan beberapa

masalah dalam penanganannya. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari

genus streptcocus, Stapilococcus, Pneumococcus, Hemofillus, Bordetella dan

Corinebacterium. Bakteri tersebut diudara bebas akan masuk dan menempel pada

saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri

tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah misalnya saat

perubahan musim panas ke musim hujan. Virus penyebab ISPA antara lain adalah

golongan Miksovirus, Adenovirus, Influenza, Sitomegalovirus, Koronavirus,

Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain. Untuk golongan virus

penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk didalamnya virus

para-influensa, virus influensa, dan virus campak), dan adenovirus. Virus para-

influensa merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis

dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Secara etiologi, ISPA juga

disebabkan oleh Jamur seperti Aspergillus sp., Candida Albicans, Hitoplasma,

dan lain-lain.

Virus pernapasan merupakan peyebab terbesar dari angka kejadian ISPA.

Hingga kini telah dikenal lebih dari 100 jenis virus penyebab ISPA. Infeksi virus

memberikan gambaran klinik yang khas untuk masing-masing jenis virus, akan

tetapi, sebaliknya beberapa jenis virus bersama-sama dapat pula memberikan

gambaran klinik yang hampir sama. Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

12

berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh

manusia. Resiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan

tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua,

serta siapa pun yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan

tubuh yang lemah. ISPA juga akan lebih mudah menyerang orang yang menderita

penyakit jantung atau memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga

beresiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit

untuk pulih dari kondisi ini.

2.1.3 Tanda dan gejala

Penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat menular, hal ini timbul karena

menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan

atau stres. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam

hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan

ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak

merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan

sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan

berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis,

faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis

dan pneumonia (radang paru). Secara umum gejala ISPA meliputi demam, batuk,

dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi atau kesulitan

bernapas) (WHO,2007). ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada

setiap bagian saluran pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat

peradangan dan edema mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mukus

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

13

serta perubahan struktur fungsisiliare (Muttaqin, 2008). Tanda dan gejala ISPA

banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak

nafsu makan), vomitus (muntah), photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk,

keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), retraksi

suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut

pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan mengakibatkan

kematian. (Nelson, 2003).

Menurut DR. A Khrisna (2013) gejala-gejala ISPA bervariasi tergantung

dari penyebabnya :

1. ISPA yang disebabkan oleh alergi dan virus biasanya menimbulkan gejala

rhinitis dengan gejala pada hidung seperti hidung berair, hidung mampet,

bersin, lelah, demam dan kemudian diikuti dengan sakit tenggorokkan dan

suara menjadi serak.

2. ISPA yang disebabkan oleh bakteri biasanya menimbulkan faringitis,

dengan gejala sakit tenggorokkan, tanpa gejala pilek dan bersin.

3. ISPA yang disebabkan oleh jamur biasanya menimbulkan sinusitis.

Gejala- gejala umum seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, perasaan

lemas, capek dan nyeri seluruh badan (A. Khrisna, 2013).

Menurut Dr. H. Masriadi (2017) gejala – gejala ISPA yaitu :

1. Gejala ISPA ringan

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu

atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

14

a. Batuk

b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara

(misal pada waktu berbicara atau menangis).

c. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.

d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak

diraba.

2. Gejala dari ISPA Sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari

ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut.

a. Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur

kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang

berumur satu tahun atau lebih.

b. Suhu lebih dari 39oC (diukur dengan termometer).

c. Tenggorokkan berwarna merah.

d. Timbul bercak – bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.

e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang teling.

f. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).

3. Gejala dari ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala ISPA

ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala sebagi berikut

a. Bibir atau kulit membiru.

b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu

bernapas .

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

15

c. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.

d. Pernapasan berbunyi seperti suara mengorok dan anak tampak gelisah.

e. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

f. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

g. Tenggorokkan berwarna merah.

2.1.4 Patofisiologi

Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran

mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan

dan dilembutkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang

terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam

membran mukosa (Lindawaty,2010). Gerakan silia mendorong membran mukosa

ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring. Secara umum

efek pencemaran udara terhadap pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia

hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat

membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi

lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan

dan makrofage di saluran pernafasan. Akibat dari dua hal tersebut akan

menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri tidak

dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya

infeksi saluran pernafasan akut (Mukono, 2008). Virus yang masuk saluran

pernapasan akan merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan.

Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering.

Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

16

aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas,

sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan

cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk (Rech,2009). K

2.1.5 Klasifikasi ISPA

Menurut Dr. H. Masriadi (2017) klasifikasi ISPA yaitu :

Klasifikasi ISPA

1. Klasifikasi berdasarkan umur

a. Kelompok umur < 2 bulan, diklasifikasikan atas:

1) Pneumonia berat: bila disertai dengan tanda klinis seperti berhenti

menyusu jika sebelumnya (jika sebelumnya menyusu dengan baik),

kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau sulit bangun, stridor pada

anak yang tenang, mengi, demam (38oC atau lebih ) atau suhu

tubuh yang rendah (di bawah 35,5oC), pernapasan cepat 60 kali

atau lebih per menit, penarikan dinding dada berat, sianosis sentral

(pada lidah), serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen

tegang.

2) Bukan pneumonia : jika anak bernafas dengan frekuensi kurang

dari 60 kali per menit dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti

diatas.

b. Kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun , diklasifikasikan atas :

1) Pneumonia sangat berat: batuk atau kesulitan bernafas yang

disertai dengan sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya

penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit dibangunkan.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

17

2) Pneumonia berat : batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan

dinding dada, tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat

minum.

3) Pneumonia : batuk (atau kesulitan bernapas) dan pernapasan cepat

tanpa penarikan dinding dada.

4) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa) : batuk (atau kesulitan

bernapas) tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding dada.

5) Pneumonia persisten : anak dengan diagnosis pneumonia tetap

sakit walaupun telah diobati selama 10 – 14 hari dengan dosis

antibiotik yang adekuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya

terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi

dan demam ringan.

2. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi

a. Infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPaA)

Infeksi yang menyerang hidung sampai bagian faring, seprti pilek,

otitis media, faringitis.

b. Infeksi saluran pernapasan bawah akut (ISPbA)

Infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring sampai

dengan alveoli, dinamakan sesuai dengan organ saluran napas, seperti

epiglotitis, laringitis, laringotrakeitis, bronkitis, bronkiolitis,

pneumonia.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

18

2.1.6 Faktor yang mempengaruhi ISPA

1. Agent

Pada penyakit infeksi saluran pernapasan akut, proses infeksi dapat

mencakup saluran pernapasan atas atau bawah atau bahkan kedua-duanya. Infeksi

dapat disesababkan oleh virus, bakteri, rickettsia, fungi, atau protozoa. Virus

penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus

influenza, virus prainfluenza, dan virus campak) dan adenovirus. Bakteri

penyebab ISPA ada beberapa jenis bakteri, antara lain, streptokokkus hemolitikus,

stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan karna

bakteri difteria.

2. Host (pejamu)

Host (pejamu) pada penyakit ISPA adalah manusia yang terdiri dari 4

aspek yaitu jenis kelamin, usia, status gizi, dan pendidikan. Aspek jenis kelamin,

laki-laki yang banyak terserang penyakit ISPA daripada perempuan karena

mayoritas orang laki-laki merupakan perokok dan sering berkendaraan, sehingga

mereka sering terkena polusi udara. Pada aspek usia, dimana kelompok yang

beresiko tinggi untuk tertular atau mengalami penyakit ISPA adalah kelompok

anak-anak yaitu anak dengan usia < 5 tahun, anak-anak dengan daya tahan tubuh

yang lemah, dan anak dengan sistem imunisasi yang tidak lengkap. Peningkatan

intervensi nutrisi dengan pemberian ASI, tambahan suplemen mikronutrien

seperti pemeberian tambahan zinc, zat besi pada susu formula atau makanan akan

meningkatkan imunisasi anak-anak terutama bayi dan balita (Najmah,2016). Anak

balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang penyakit ISPA. Hal ini

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

19

disebabkan karena banyaknya ibu rumah tangga yang memasak sambil

menggendong anaknya (Dharmage, 2009).

Aspek status gizi, menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga

mencegah atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. Misal dengan

mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan memperbanyak 12 minum air

putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang cukup. Karena dengan tubuh yang

sehat maka kekebalan tubuh akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah

virus ( bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh (Notoatmodjo,2007). Aspek

pendidikan, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh

dalam kesehatan, karena lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta

pengetahuan yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya

penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang kesarana

pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti

bagaimana cara serta pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit ISPA

(Dharmage, 2009).

3. Environment (lingkungan)

Faktor lingkungan mempunyai mempunyai 2 aspek yaitu :

a. Faktor Rumah

Syarat-syarat rumah yang sehat (Suhandayani, 2007):

a) Bahan bangunan

a. Lantai : Ubin atau semen adalah baik. Syarat yang penting disini

adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada

musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

20

berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian

dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-

kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit

gangguan pernapasan.

b. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping

mahal tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-

lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis

khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab

meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding

atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat

menambah penerangan alamiah.

c. Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai

baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap

genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh

masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.

Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu

untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat

dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah

pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam

rumah.

d. Lain-lain (tiang, kaso dan reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di

pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

21

perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang

tikus yang baik. Untuk menghindari ini cara memotongnya barus

menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung

bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.

b) Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah

untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar.

Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2

(oksigen) didalam rumah yang berarti kadar CO2 (karbondioksida)

yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Tidak

cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam

ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan

penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk

bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

c) Cahaya

Cahaya rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak

kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk

kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang

nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup

dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak

cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat

merusakan mata.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

22

b. Faktor Polusi

Adapun penyebab dari faktor polusi terdiri dari 2 aspek yaitu (Lamsidi,

2003) :

1) Cerobong asap

Cerobong asap sering kita jumpai diperusahaan atau pabrik-pabrik industri

yang dibuat menjulang tinggi ke atas (vertikal). Cerobong tersebut dibuat agar

asap bisa keluar ke atas terbawa oleh angin. Cerobong asap sebaiknya dibuat

horizontal tidak lagi vertikal, sebab gas (asap) yang dibuang melalui cerobong

horizontal dan dialirkan ke bak air akan mudah larut. Setelah larut debu halus dan

asap mudah dipisahkan, sementara air yang asam bisa dinetralkan oleh media

Treated Natural Zeolid (TNZ) yang sekaligus bisa menyerap racun dan logam

berat. Langkah tersebut dilakukan supaya tidak akan ada lagi pencemaran udara,

apalagi hujan asam. Cerobong asap juga bisa berasal dari polusi rumah tangga,

polusi rumah tangga dapat dihasilkan oleh bahan bakar untuk memasak, bahan

bakar untuk memasak yang paling banyak menyebabkan asap adalah bahan bakar

kayu atau sejenisnya seperti arang.

2) Kebiasaan Merokok

Satu batang rokok dibakar maka akan mengelurkan sekitar 4.000 bahan

kimia seperti nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen cianida,

ammonia, acrolein, acetilen, benzol dehide, urethane, methanol, conmarin, 4-ethyl

cathecol, ortcresorperyline dan lainnya, sehingga di bahan kimia tersebut akan

beresiko terserang ISPA.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

23

2.1.7 Cara penularan

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang tergolong kedalam air borne

disease dimana penularannya dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar bibit

penyakit dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. penularan

melalui udara terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda

terkontaminasi. Namun, pada kenyataannya sebagian besar penularan melalui

udara dapat juga menular melalui kontak langsung dengan penderita yang

mengidap penyakit ISPA (Najmah,2016).

Pada ISPA dikenal 3 cara penularan infeksi ini:

1. Melalui aerosol yang lambat, terutama oleh karena batuk-batuk.

2. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk-batuk dan

bersin-bersin.

3. Melalui kontak langsung/ tidak langsung dari benda-benda yang telah

dicemari jasad renik (hand to hand transmission).

Pada infeksi virus, transmisi diawali dengan penyebaran virus, terutama

melalui bahan sekresi hidung. Virus ISPA terdapat 10-100 kali lebih banyak

dalam mukosa hidung daripada mukosa faring. (Muhammad Amin,1998).

2.1.8 Pencegahan

Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah

beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan

terhadap ISPA.

a. Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat

umum.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

24

b. Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata

dengan tangan agar Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.

c. Hindari merokok.

d. Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan

daya tahan tubuh.

e. Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini

dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.

f. Berolahraga secara teratur juga bisa membantu meningkatkan kekebalan

tubuh dan mengurangi risiko penularan infeksi. Semakin sering

berolahraga, semakin kecil pula resiko tertular ISPA.

2.2 Konsep Perilaku manusia

2.2.1 Pengertian

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,

sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam

diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam

segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan berperilaku. Perilaku mempunyai

arti yang kongkrit, perilaku lebih mudah dipelajari daripada jiwa dan melalui

perilaku dapat di kenal jiwa seseorang. Karakteristik perilaku ada yang terbuka

dan ada yang tertutup. Perilaku terbuka dalah perilaku yang dapat diketahui oleh

orang lain tanpa menggunakan alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang

hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu misalnya

berfikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut.

Pengertian perilaku menurut para ahli :

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

25

a. Soekidjo Notoatmodjo, 1987

Segala perbuatan atu tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.

b. Robert Y.Kwick, 1972

Tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan

dipelajari.

c. Ensiklopedia Amerika

Suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti

bahwa perilku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka

suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.

d. Skinner

Respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan luar.

Teori Skiinner disebut teori “S-O-R” (Stimulus – Organisme – Respon)

Ada anggapan manusia berperilaku karena dituntut oleh dorongan dari

dalam sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan

yang harus terpuaskan. Jadi perilaku timbul karena dorongan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan. Terdapat berbagai macam kebutuhan diantaranya

kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan

yang menentuka kelangsungan hidup manusia seperti makan, minum,

perlindungan diri, dan jenis. Sedangkan kebutuhan yang lainnya hanyalah

merupakan kebutuhan tambahan. Kebutuhan tambahan sifatnya mendukung atau

menambah kebutuhan dasar manusia. Sementara itu kadang manusia sulit

menentukan perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan, hal itu

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

26

disebabkan oleh kebutuhan yang belu pernah nampak secara lagsung dan istilah

kebutuhan penggunaannya berbeda-beda dalam kehidupan sehari-sehari.

Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku

dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan peran

manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan berketuhanan. Ada beberapa hal

yang perlu dijadikan pedoman dalam penyesuaian diri yaitu :

a. Dapat memenuhi segala kebutuhan dengan tidak menambah dan

mengurangi

b. Tidak mengganggu manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya

c. Melaksanakan pertanggung jawaban dengan sewajarnya dengan sesama

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

1. Keturunan

Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari

Tuhan Yang Maha Esa. Keturunan sering disebut pula dengan pembawaan,

heredity. Teori tentang keturunan disampaikan oleh Gregor Mendel yang dikenal

dengan hipotesa genetika. Teori Mendel menyatakan bahwa :

1. Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan.

2. Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya.

3. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan

memisah dan menerima pasangan faktor keturunan.

Dalam suatu percobaan perkawinan akan menghasilkan generasi baru 50%

dan 25,25 sesuai induknya. Pengaruh faktor keturunan bagi perilaku diperlukan

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

27

pengembangan pada masa pertumbuhannya. Dalam keturunan terdapat beberapa

azas yatu :

1. Azas reproduksi yaitu kecakapan dari ayah atau ibu tidak dapat

diturunkan kepada anaknya karena kecakapan merupakan hasil belajar

tiap individu.

2. Azas variasi yaitu penurunan sifat dari orang tua pada keturunanya

terdapat variasi baik kualitas maupun kuantitas.

3. Azas regresi filial yaitu adanya penyusutan sifat-sifat orang tua yang

diturunkan kepada anak-anaknya.

4. Azas jenis menyilang yaitu apa yang di turunkan yaitu apa yang

diturunkan kepada anak mempunyai sasaran menyilang. Ibu akan

menurunkan lebih banyak sifatnya pada anak laki-laki dan ayah akan

menurunkan lebih banyak sifatnya pada anak perempuan.

5. Azas komfromitas yaitu setiap individu akan menyerupai ciri-ciri yang

diturunkan oleh kelompok rasnya.

2. Lingkungan

Lingkungan sering disebut miliu, environment atau juga disebut nurture.

Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada

diri individu dalam berperilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap

perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat

digolongkan :

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

28

1. Lingkungan manusia. Yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah

keluarga, sekolah, dan masyarakat, termasuk didalamya kebudayaan,

agama, taraf kehidupan dan sebagainya.

2. Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat di sektar manusia yang

turut memberi warna pada jiwa manusia yang berada disekitarnya.

3. Lingkungan geografis. Latar geografis turut mempengaruhi corak

kehidupan manusia. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai

mempunyai keahlian, dan kebudayaan yang berbeda dengan manusia

yang tinggal di daerah gersang.

Lingkungan sosial manusia menerima, mempertahankan dan melanjutkan

warisan hasil ciptaan manusia sebelumnya. Hasil ciptaan tersebut dinyatakan

melalui lingkungan benda. Hasil ciptaan manusia dapat juga dinyatakan dalam

bentuk adat, tari-tarian. Ini memberi warna pada jiwa manusia yang hidup

didalamnya. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan

sifat dan perilaku individu mulai mengalami dan mengecap alam dan sekitarnya.

Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak daripada pengaruh lingkungan

oleh karena itu lingkungan selalu tersedia disekitar kita.

Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu :

lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial dan lingkungan membuat

wajah budaya bagi individu. Dengan ligkungan dapat pengaruh mempengaruhi

perilaku manusia sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai

makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.

Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat pada tahun-tahun pertama

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

29

perkembangan akan mengubah tabiat manusia sebagai manusia. Perubahan tabiat

ini dalam arti manusia tidak akan mampu bergaul dan perilaku sesamanya.

Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber

inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya.

Lingkungan sebagai wajah budaya bagi individu berarti pula bahwa individu

berperan sendiri berperan sebagi pusat dari lingkungan tersebut. dengan individu

menjadi pusatligkungan maka dalam berhadapan dengan lingkungan tersebut

kemungkinan timbulnya peranan lingkungan bagi individu sebagai berikut :

1. Lingkungan sebagai alat individu, alat untuk kelangsungan hidup individu

dan alat untuk kepentingan dalam pergaulan sosial.

2. Lingkungan sebagai tantangan bagi individu. Lingkungan berpengaruh

untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat

merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya.

Individu harus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga mejadi jinak

dan dapat dikuasainya.

3. Lingkungan sebagai sesuatu yang harus diikuti. Sifat manusia senantiasa

ingin mengetahui sesuatu dan mencoba sesuatu dalam batas-batas

kemampuannya. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa

memberikan rangsangan daya tarik kepada individu untuk mengikutinya.

Individu peka akan perubahan lingkungan sehingga individu selalu

berpartisipasi didalamnya.

4. Lingkungan objek penyesuaian diri bagi individu. Lingkungan

mempengaruhi individu, sehingga ia berusaha untuk menyesuaikan dirinya

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

30

dengan lingkungan tersebut. usaha untuk menyesuaikan diri terhadap

lingkungan terdapat dua bentuk yaitu autoplastis dan alloplastis berrarti

bahwa individu berusaha agar lingkungan sesuai dengan dirinya

sedangakan autoplastis penyesuaian diri dimana individu berusaha agar

dirinya sesuai dengan keadaan ligkungan yang bersangkutan.

3. Pengaruh keturunan dan lingkungan terhadap ciri-ciri perilaku individu

Yang dimaksud individu adalah manusia sebagai kesatuan yang terbatas

yaitu manusia perseorangan, yang sering juga disebut orang. Manusia waktu

dilahirkan tidak dapat berdaya sama sekali, dan dalam ketidakberdayaan

memrluan bantuan orang lain, makin besar bayi tersebut akin berkembang sifat-

sifat yang menunjukkan perbedaan dengan yang lain yang merupakan keunikan.

Selain keunikan ini ternyata dalam kehidupannya manusia harus berusaha dan

berjuang untuk mewujudkan apa yang diinginkan atau dicita-citakan. Pembawaan

dan lingkungan mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia.

2.3 Konsep Perilaku Merokok

2.3.1 Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar tembakau kemudian

dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temparatur

sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok

yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

31

bibir perokok (Istiqomah, 2003).Munculnya perilaku dari organisme ini

dipengaruhi oleh faktor stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun

stimulus eksternal. Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul

karena adanya faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti

perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor

lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya). Sari dkk (2003)

menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau

menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok.

2.3.2 Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok pada sebagian orang, umumnya dipicu oleh citra

dalam diri tiap individu dan juga pergaulan dalam lingkungan masyarakatnya.

Terkadang, seseorang merokok karena mengahadapi tekanan hidup dan

menjadikannya sebagai sarana untuk melarikan diri dari masalah yang

dihadapinya hingga akhirnya dan tanpa disadarinya, merokok pun menjadi

kebiasaan dalam dirinya. Bisa dikatakan bahwa keluarga memiliki peranan yag

sangat besar dalam membentuk perilaku merokok dalam diri tiap anggotanya.

Sebagian kalangan menyakini bahwa seseorang yang terbiasa merokok memiliki

karakteristik khusus. Baik perokok aktif maupun perokok pasif, umumnya

memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan yang lainnya. Namun

demikian, tidak diragukan lagi bahwa mereka yang mudah cemas dan emosi,

umumnya akan lebih mudah terjerumus pada kebiasaan merokok dibanding orang

lain. Kebiasaan merokok pun banyak yang dialami oleh banyak orang dewasa

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

32

dengan beragam profesinya: termasuk mereka yang melakukan wirausaha dan

bahkan mereka yang berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa.

2.3.3 Bahaya Merokok

Asap tembakau terdiri atas banyak zat yang membahayakan kesehatan

seperti tar, karbon monoksida, dan nikotin. Tar dapat mengiritasi saluran

pernapasan. karbonmonoksida dapat menempel pada sel darah merah sehingga

mengurangi kemampuan darah dalam membawa oksigen. Nikotin merupakan

suatu zat yang dapat menjadikan seseorang kecanduan. Asap rokok juga

mengandung zat yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan organ

lainnya. Pada jangka panjang, hal ini mungkin dapat menyebabkan kanker paru-

paru dan penyait jantung kardiovaskuler. Anak-anak yang terkena paparan asap

rokok dapat mengalami infeksi telinga, alergi, dan asma. Bayi yang lahir dari ibu

yang perokok biasanya memiliki berat badan lahir lebih kecil dari rata-rata bayi

normal dan berisiko tinggi mengalami sindrom kematian mendadak atau sudden

infant death ndrome. Berikut ini kerugian yang muncul akibat merokok yaitu

saluran pernapasan dari hidung sampai paru-paru teriritasi oleh asap rokok yang

dapat menyebabkan kanker paru-paru dan empisema, meningkatkan risiko

penyakit kardiovaskuler, kanker lidah dan mulut mungkin dapat terjadi akibat

iritasi asap rokok, meningkatkan risiko penyakit kanker faring (tenggorokkan),

dan laring (pita suara).

2.3.4 Jenis – jenis perokok

Menurut Dariyo, (2007) ada dua jenis tipe prokok, yaitu perokok aktif (active

smoker) dan perokok pasif (passive smoker) :

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

33

a. Perokok aktif (active smoker)

Perokok aktif yaitu individu yang benar – benar memiliki kebiasaan

merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga mereka

merasa tidak enak jika sehari tidak merokok.

b. Perokok pasif (passive smoker)

Individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus

menghisap asap rokok yang di hembuskan oleh orang lain yang merokok.

Dampak merokok bagi perokok pasif : Infeksi saluran pernapasan akut,

emphysema (pembengkakan dan kerusakan jaringan paru), hipertensi, pusing,

menggigil, meningkatnya detak jantung, sakit pada dada, asma, dan kanker .

Dampak merokok pada perokok aktif : menguningnya gigi dan ujung jari

sebagaimana menguningnya kertas rokok yang dibakar, memiliki kulit yang

pucat, memiliki rambut yang kusut dan mengeluarkan bau, layaknya asap rokok

dan bahkan terkadang menguning layaknya kertas rokok yang terbakar,

munculnya kerutan pada dahi dan sekitar ujung bibir yang disebabkan karena

kebiasaan mengerutkannya dikala sedang merokok, munculnya kerutan di bawah

mata, mengeringnya bibir dan berwarna lembab karena lebih banyak diasupi oleh

gas karbonmonoksida dibandingkan dengan oksigen yang sudah menjadi

kebutuhannya, hilangnya kejernihan mata dan mata pun menjadi memerah.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

34

2.3.5 Kategori perokok

Menurut Bambang (2006) kategori perokok pada tabel dibawah ini :

No. Kategori Jumlah rokok yang di hisap

1. Sangat berat 31 batang/hari, selang 5 menit setelah bangun pagi.

2. Berat 21 – 30 batang/hari, selang 6 – 30 menit sejak bangun

pagi.

3. Sedang 11 – 21 batang/hari, selang waktu 31 – 60 menit setelah

bangun pagi.

4. Ringan 10 batang/hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun

pagi.

2.3.6 Jenis – jenis rokok

Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi :

1. Rokok organik

Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan adiktif

sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.

2. Rokok gulungan

Peningkatan penggunaan dengan cara melinting sendiri ini sebagian besar

disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.

3. Kretek

Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan

aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam daripada rokok

biasa.

4. Cerutu

Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,

seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.

5. Pipa

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ISPA 2.1.1 Pengertian

35

Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok biasa,

sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan kadar

nikotin yang tinggi dalam tubuh.

6. Pipa air

Sediaan ini telah digunakan berabad – abad dengan persepsi bahwa cara

ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah

hookah, bhang, narghila, shisha.