ispa diannnnnnn

30
Pengertian ISPA ISPA adalah infeksi saluran pernapasan y a n g berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasanadalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organd i s e k i t a r n y a seperti : sinus, ruang telinga tengah dan s e l a p u t p a r u (Setiowulan, 2001).Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifatr i n g a n s e p e r t i batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan d en ga n antibiotik. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas iniialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcs jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobatidengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapata n t i b i o t i k ( D e p k e s R I , 2 0 0 7 ) . bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semuagolongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin (Pusdiknakes, 1990).R i s i k o t e r u t a m a terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasitdan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.(Setiowulan, 2001).Penularan ISPAISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udarapernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang s e h a t kesaluran pernapasannya. Tanda dan GejalaSebagian besar oang dengan infeksi saluran nafas bagian a ta smemberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafasbagian bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepatdan retraksi dada. Selain batuk gejala ISPA juga dapat dikenali yaitu flu,demam dan suhu tubuh meningkat lebih dari 38,5 0 Celcius dan disertais e s a k n a f a s ( P D P E R S I , 2002).Menurut derajat keparahannya, I S P A dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu (Suyudi, 2002):1). Gejala ISPA ringanSeorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejalasebagai berikut :

Upload: ratih-kusuma

Post on 06-Aug-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ispa Diannnnnnn

   Pengertian ISPAI S P A a d a l a h i n f e k s i s a l u r a n p e r n a p a s a n y a n g berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasanadalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organd i s e k i t a r n y a s e p e r t i : s i n u s , r u a n g t e l i n g a t e n g a h d a n s e l a p u t p a r u (Setiowulan, 2001).Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifatr i n g a n s e p e r t i b a t u k p i l e k d a n t i d a k m e m e r l u k a n p e n g o b a t a n d e n g a n antibiotik. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini i a l ah v i ru s dan t i dak d ibu tuhkan t e r ap i an t i b io t i k .Faringitis oleh kuman Streptococcs jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobatidengan an t i b io t i k pen i s i l i n , s emua r adang t e l i nga aku t ha rus mendapa t a n t i b i o t i k ( D e p k e s R I , 2 0 0 7 ) .  bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semuagolongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin (Pusdiknakes, 1990).R i s i k o t e r u t a m a terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasitdan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.(Setiowulan, 2001).Penularan ISPAI S P A d a p a t d i t u l a r k a n m e l a l u i a i r l u d a h , d a r a h , b e r s i n , u d a r a pe rnapasan yang mengandung kuman yang t e rh i rup o l eh o r ang s eha t kesaluran pernapasannya. Tanda dan GejalaS e b a g i a n b e s a r o a n g d e n g a n i n f e k s i s a l u r a n n a f a s b a g i a n a t a s memberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafasbagian bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepatdan r e t r aks i dada . Se l a in ba tuk ge j a l a ISPA juga dapa t d ikena l i ya i t u f l u , demam dan suhu t ubuh men ingka t l eb ih da r i 38 ,5 0 Ce l c iu s dan d i s e r t a i s e s a k n a f a s ( P D P E R S I , 2 0 0 2 ) . M e n u r u t d e r a j a t k e p a r a h a n n y a , I S P A dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu (Suyudi, 2002):1). Gejala ISPA ringanSeo rang d inya t akan mende r i t a ISPA r i ngan j i ka d i t emukan ge j a l a sebagai berikut :a . B a t u k .

b.Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara(misalnya pada waktu berbicara atau menangis)

.c.Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.

d.Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C. Jika menderita ISPA ringan maka perawatan cukup dilakukan di rumah tidakperlu dibawa ke dokter atau Puskesmas. Di rumah dapat diberi obat penurunpanas yang dijual bebas di toko-toko atau Apotik tetapi jika dalam dua har

  6A. 

Page 2: Ispa Diannnnnnn

PengertianISPA adalah suatu penyakit pernafasan akut yang ditandai dengan gejala batuk,pilek, serak, demam dan mengeluarkan ingus atau lendir yang berlangsung sampaidengan 14 hari (Depkes RI, 2000).ISPA adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu dan atau lebih bagiandari saluran napas, mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) hingga alveoli(saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, ronggatelinga tengah dan pleura yang disebabkan oleh masuknya kuman (bakteri, virus atauriketsia) ke dalam organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari.Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut dari suatu penyakit,meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses inidapat berlangsung lebih dari 14 hari.Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaituISPA ringan, ISPA sedang, dan ISPA berat. Pembagian menurut deajat keparahantersebut didasarkan pada gejala-gejala dan tanda-tandanya . ISPA ringan dapatberkembang menjadi ISPA sedang atau ISPA berat jika keadaan memungkinkan,misalnya penderita kurang mendapat perawatan atau saat penderita dalam keadaanlemah hingga daya tahan tubuKlasifikasiMenurut derajat keparahannya, ISPA dapat di bagi menjadi 3 golongan yaitu :a)

 ISPA ringanSeorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebihgejala-gejala sebagai berikut :i) Batuk ii) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnyapada waktu berbicara atau menangis).iii) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.  7iv) Panas atau demam, suhu tubuh lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba

dengan penggung tangan terasa panas.b) ISPA sedangSeorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala-gejalaISPA ringan disertai gejala-gejala berikut :i) Pernapasan>50 kali per menit pada anak yang berumur>1 tahun atau>40kali per menit pada anak yang berumur 1 tahun atau lebih.ii) 

Page 3: Ispa Diannnnnnn

Suhu tubuh lebih dari 390C.iii) Tenggorokan berwarna merah.iv) Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.v) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.vi) Pernapasan berbunyi seperti mendengkur atau mencuit-cuit.Dari gejala-gejala ISPA sedang, perlu berhati-hati jika anak menderita ISPAringan sedangkan suhu tubuhnya lebih dari 390C atau gizinya kurang baik,atau umurnya≤4 bulan, maka anak tersebut menderita ISPA sedang danharus mendapat pertolongan dari petugas kesehatan.c) ISPA beratSeorang anak dinyatakan menderita ispa berat jika dijumpai gejala-gejala ISPAringan atau ISPA sedang disertai gejala berikut :i) Bibir atau kulit membiru.ii) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas.iii) Kesadaran menurun.iv) Pernapasan berbunyi berciut-ciut dan anak tampak gelisah.v) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.vi) Nadi cepat, lebih dari 160 kali per menit atau tidak terab  8vii) Tenggorokan berwarna merah.Penderita ini harus dirawat di puskesmas atau rumah sakit, karena perlumendapat perawatan dengan peralatan khusus seperti oksigen dan atau cairaninfus

EtiologiEtiologi ISPA terdiri dari :Bakteri :Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus pyogenes,Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, dan lain-lain

  9Virus :Influenza, adenovirus, sitomegalovirusJamur :Aspergillus sp, Candida albicans, Histoplama, dan lain-lain.Aspira :Makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak)biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing(biji-bijian,

Page 4: Ispa Diannnnnnn

mainan plastic kecil, dan lain-lain).Disamping penyebab, perlu juga diperhatikan faktor resiko, yaitu faktor yangmempengaruhi atau mempermudah terjadinya ISPA. Secara umum ada 3 faktoryaitu:a) Keadaan social ekonomi dan cara mengasuh atau mengurus anak.b) Keadaan gizi dan cara pemberian makan.c) Kebiasaan merokok dan pencemaran udara  9Virus :Influenza, adenovirus, sitomegalovirusJamur :Aspergillus sp, Candida albicans, Histoplama, dan lain-lain.Aspira :Makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak)biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing(biji-bijian, mainan plastic kecil, dan lain-lain).Disamping penyebab, perlu juga diperhatikan faktor resiko, yaitu faktor yangmempengaruhi atau mempermudah terjadinya ISPA. Secara umum ada 3 faktoryaitu:a) Keadaan social ekonomi dan cara mengasuh atau mengurus anak.b) Keadaan gizi dan cara pemberian makan.c) Kebiasaan merokok dan pencemaran udaraFaktor yang meningkatkan morbiditas adalah anak usia 2 bulan, gizi kurang,Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pemberian Air Susu Ibu (ASI) tidak memadai,polusi udara, kepadatan dalam rumah, imunisasi tidak lengkap dan menyelimuti anak berlebihan.Faktor yang meningkatkan mortalitas adalah umur kurang dari 2 bulan, tingkatsocial ekonomi rendah, gizi kurang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tingkatpengetahuan ibu rendah, kepadatan dalam rumah, imunisasi tidak lengkap danmenderita penyakit kronis.E. Patologi dan Gejala klinisBila virus masuk ke dalam pernapasan maka hanya dalam waktu 1-3 hari akantimbul gejala penyakitnya. Gejala sistemik influenza mulainya mendadak dan disertaidemam (samapai 104 derajat Farenheit), mengigil, nyeri kepala, mialgia (nyeri otot)  9Virus :Influenza, adenovirus, sitomegalovirusJamur :Aspergillus sp, Candida albicans, Histoplama, dan lain-lain.Aspira :Makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak)biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing(biji-bijian, mainan plastic kecil, dan lain-lain).Disamping penyebab, perlu juga diperhatikan faktor resiko, yaitu faktor yangmempengaruhi atau mempermudah terjadinya ISPA. Secara umum ada 3 faktoryaitu:a) Keadaan social ekonomi dan cara mengasuh atau mengurus anak.b) Keadaan gizi dan cara pemberian makan.c) Kebiasaan merokok dan pencemaran udaraFaktor yang meningkatkan morbiditas adalah anak usia 2 bulan, gizi kurang,Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pemberian Air Susu Ibu (ASI) tidak memadai,polusi udara, kepadatan dalam rumah, imunisasi tidak lengkap dan menyelimuti anak berlebihan.Faktor yang meningkatkan mortalitas adalah umur kurang dari

Page 5: Ispa Diannnnnnn

2 bulan, tingkatsocial ekonomi rendah, gizi kurang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tingkatpengetahuan ibu rendah, kepadatan dalam rumah, imunisasi tidak lengkap danmenderita penyakit kronis.E. Patologi dan Gejala klinisBila virus masuk ke dalam pernapasan maka hanya dalam waktu 1-3 hari akantimbul gejala penyakitnya. Gejala sistemik influenza mulainya mendadak dan disertaidemam (samapai 104 derajat Farenheit), mengigil, nyeri kepala, mialgia (nyeri otot)Farmakologii) Analgesik-antipiretik untuk mengobati gejala demam seperti parasetamol danaspirin.ii) Kombinasi dekongestan dan anti alergi untuk pilek dan flu. Contoh :dekongestan antara lain pseudoefedrin, fenil propanolamin. Contoh antialergiadalah dipenhidramin.iii) Ekspektoran untuk batuk berdahak. Contoh : ammonium klorida.iv) Mukolitik untuk batuk berdahak. Contoh : ambroksol, bromheksin, gliserilgualakolat.v) Antitusif untuk meringankan gejala batuk kering. Contoh : dekstrometorfan.vi) Antibiotik  12Antibiotik yang paling sesuai untik ISPA oleh bakteri adalah golonganpenisilin (missal : amoksilin) dan eritromisin.H. PencegahanSebagai tindakan mencegah terjadinya penularan penyakit ISPA, maka :a) Keadaan gizi dijaga agar tetap baik.b) Imunisaai lengkap.c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan terutama sanitasi rumah.d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

A q q q q q q q q q

Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing

dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan

menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian

Roberts; 1990; 450).

Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam

menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).

Page 6: Ispa Diannnnnnn

ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari

istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan

pengertian sebagai berikut (Indah, 2005)

Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya

seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup

saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-

paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk

dalam saluran pernafasan (respiratory tract)

Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil

untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan

dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

B.     Klasifikasi

Berdasarkan lokasi anatomis ISPA dibagi menjadi 2 yaitu:

1.      Infeksi saluran pernafasan bagian atas.

Merupakan infeksi akut yang menyerang hidung hingga faring.

Infeksi saluran pernafasan bagian bawah.

Merupakan infeksi akut yang menyerang daerah di bawah faring sampai dengan alveolus

paru-paru.

Tanda dan gejala menurut tingkat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi tiga golongan

yaitu (Suyudi, 2002) :

1.      ISPA Ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut:

a.       Batuk.

b.      Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara

atau menangis).

Page 7: Ispa Diannnnnnn

c.       Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.

d.      Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan punggung

tangan terasa panas

2.Gejala ISPA Sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan dengan

disertai gejala sebagai berikut :

a.       Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih dari

40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.

b.      Suhu lebih dari 390C.

c.       Tenggorokan berwarna merah

d.      Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak

e.       Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

f.       Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.

g.      Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.

3.      Gejala ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau sedang

disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:

a.       Bibir atau kulit membiru

b.      Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas

c.       Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun

d.      Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah

e.       Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah

f.       Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas

g.      Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba

h.      Tenggorokan berwarna merah

C.     Etiologi

1.      Virus Utama :

         ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus

Page 8: Ispa Diannnnnnn

         ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus

2.      Bakteri Utama: Streptococus, pneumonia, haemophilus influenza, Staphylococcus aureus

3.      Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah : Mycoplasma

pneumonia.

D.    Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.

Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada

permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu

tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan

epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983).

Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Jeliffe, 1974).

Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas

kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi

pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan

tersebut menimbulkan gejala batuk (Kending and Chernick, 1983). Sehingga pada tahap awal

gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat

infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme

perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan

bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus

pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak

tersebut (Kending dan Chernick, 1983). Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi

mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas

sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini

dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan

penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran

nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak (Tyrell, 1980).

Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang lain dalam

tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa menyebar ke saluran nafas

Page 9: Ispa Diannnnnnn

bawah (Tyrell, 1980). Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas

bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan

atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan

pneumonia bakteri (Shann, 1985).

Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek imunologis

saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang sebagian besar

terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada umumnya. Sistem imun

saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas

system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada

saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa sekretori

IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas (Siregar,

1994).

E.     Manifestasi Klinik

Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi

hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi

gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts;

1990; 451).

Tanda dan gejala yang muncul ialah:

1.      Demam, Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh

bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.

2.      Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi

selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada

punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.

3.      Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah

minum dan bhkan tidak mau minum.

4.      Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut

mengalami sakit.

5.      Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat

infeksi virus.

Page 10: Ispa Diannnnnnn

6.      Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis

mesenteric.

7.      Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah

8.      Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini

merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.

9.      Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara

pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419)

F.      Pemeriksaan Diagnostik

Pengkajian terutama pada jalan nafas:

Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta irama dari

pernafasan.

1.      Pola, cepat (tachynea) atau normal.

2.      Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati melalui

pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.

3.      Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.

4.      Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.

5.      Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu

tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada

rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum

Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah

1.      pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+)

sesuai dengan jenis kuman,

2.      Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan

adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia, dan

3.      Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan

G.    Diagnosis Banding

Penyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding yaitu difteri,

mononukleosis infeksiosa dan agranulositosis yang semua penyakit diatas memiliki

manifestasi klinis nyeri tenggorokan dan terbentuknya membrana. Mereka masing-masing

Page 11: Ispa Diannnnnnn

dibedakan melalui biakan kultur melalui swab, hitungan darah dan test Paul-bunnell. Pada

infeksi yang disebabkan oleh streptokokus manifestasi lain yang muncul adalah nyeri

abdomen akut yang sering disertai dengan muntah.

H.    Pencegahan ISPA

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA adalah:

1.      Mengusahakan Agar Anak Mempunyai Gizi Yang Baik

a.       Bayi harus disusui sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang paling baik

untuk bayi.

b.      Beri bayi makanan padat sesuai dengan umurnya.

c.       Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu mengandung cukup

protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

d.      Makanan yang bergizi tidak berarti makanan yang mahal. Protein misalnya dapat di peroleh

dari tempe dan tahu, karbohidrat dari nasi atau jagung, lemak dari kelapa atau minyak

sedangkan vitamin dan mineral dari sayuran,dan buah-buahan.

e.       Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah beratnya

sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit yang menghambat

pertumbuhan.Dinkes DKI (2005)

2.      Mengusahakan Kekebalan Anak Dengan Imunisasi

Agar anak memperoleh kekebalan dalam tubuhnya anak perlu mendapatkan imunisasi yaitu

DPT (Depkes RI, 2002). Imunisasi DPT salah satunya dimaksudkan untuk mencegah

penyakit Pertusis yang salah satu gejalanya adalah infeksi saluran nafas (Gloria Cyber

Ministries, 2001).

3.      Menjaga Kebersihan Perorangan Dan Lingkungan

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA,

sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan berbagai

penyakit. Perilaku ini dapat dilakukan melalui upaya memperhatikan rumah

4.      Pengobatan Segera

Page 12: Ispa Diannnnnnn

Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak memberikan makanan

yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya minuman dingin, makanan

yang mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan pewarna, pengawet dan makanan yang terlalu

manis. Anak yang terserang ISPA, harus segera dibawa ke dokter (PD PERSI, 2002)

I.       Pengobatan Pada Ispa

1.      ISPA Berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus , di beri oksigen

dan sebagainya

2.      ISPA ringan : diberi obat antibiotik melaui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol, jika terjadi

alergi / tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin

3.      ISPA ringan : tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk

dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang

merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan

gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai

pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman

streptococcuss dan harus diberi antibiotik selama 10 hari.

Perawatan Dirumah

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita

ISPA.

1.      Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan samapai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol

atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.

Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi

sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan

menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

2.      Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½

sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kalsehari.

3.      Pemberian makanan

Page 13: Ispa Diannnnnnn

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari

biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

4.      Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya.

Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit

yang diderita.

5.      Lain-lainnya

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih

pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung , yang berguna untuk mempercepat

kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat

tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama

perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau

petugas kesehatan.

J.       Pemberantasan Ispa

Yang Dilakukan Adalah :

.    Komplikasi

Adapun komplikasinya adalah

1.      Meningitis

2.      OMA

3.      Mastoiditis

4.      Kematian

II.    KONSEP KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1.      Aktivitas/istirahat

Gejala :

         Kelemahan, kelelelahan

         Insomnia

Tanda ;

Page 14: Ispa Diannnnnnn

         Letargi

         Penurunan toleransi terhadap aktivitas

2.      Sirkulasi

Gejala : Riwayat adanya/GJK kronis

Tanda :takikkardia

Penampilan kemerahan atau pucat

3.      Integritas Ego

Gejala :

         Banyakya stressor, masalah finansial

4.      Makanan/Cairan

Gejala :

         Kehilangan nafsu makan,mual/muntah

Tanda :

         ]Distensi abdomen

         Hiperaktif bunyi usus

         Kulit kering dengan turgor buruk

         Penampilan kakeksia(malnutrisi)

5.      Neurosensori

Gejala :sakit kepala daerah frontal (influnza)

Tanda :perubahn mental (bingung, samnolen )

6.      Nyeri/kenyamanan

Gejala :

        sakit kepala

Nyeri dada(pleuritik), meningkat oleh batuk, nyeri dada subternal(influenza)mialgia,artralgia,

nyeri tenggorokan

7.      Pernafasan

Gejala :

         Riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret.

Page 15: Ispa Diannnnnnn

Tanda :

         Adanya sputum atau sekret

         Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi

         Bunyi nafas :menurun atau tidak ada di atas area yang terlibat , atau nafas yang bronkhial

         Warna :pucat atau sianosis bibir/kuku

8.      Keamanan 

Gejala :

         Demam (mis :38,5-39,76oC)

Tanda :

         Berkeringat

         Menggigil berulang, gementar, kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela

9.      Penyuluhan/Pembelajaran

Tanda :

     Bantuan dengan perawatan diri: tugas pemeliharaan rumah

         Oksigen mungkin diperlukan, bila ada kondisi pencetus

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran pernafasan,

aadanya sekret

2.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi mekanik dari jalan

nafas oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan produksi sekret

3.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

4.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak,

hospitalisasi pada anak

5.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

6.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan

7.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk

8.      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, intake inadekuat

9.      Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang

informasi

Page 16: Ispa Diannnnnnn

  Intervensi keperawatan

1.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran pernafasan,

aadanya sekret

Tujuan: Pola nafas kembali efektif dengan

Kriteria: Usaha nafas kembali normal dan meningkatnya suplai oksigen ke paru-paru.

Intervensi:

a.       Observasi tanda vital, adanya cyanosis, serta pola, kedalaman dalam pernafasan

Rasional: sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya

b.      Berikan posisi yang nyaman pada pasien

Rasional : Semi fowler dapat meningkatkan ekspansi paru dan memperbaiki ventilasi

c.       Ciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.

Rasional : Untuk memperbaiki ventilasi

d.      Anjurkan untuk tidak memberikan minum selama periode tachypnea.

Rasional : Agar tidak terjadi aspirasi

e.       Kolaborasi

         Pemberian oksigen

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan oksigen

         Nebulizer

Rasional: Mengencerkan sekret dan memudahkan pengeluaran sekret

         Pemberian obat bronchodilator

Rasional: Untuk vasodilatasi saluran pernapasan

2.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi mekanik dari jalan

nafas oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan produksi sekret.

Tujuan                     :Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret

Kriteria Hasil          : Jalan nafas yang bersih dan patent, meningkatnya pengeluaran sekret, suara napas bersih

Intervensi:

a.       Kaji bersihan jalan napas klien

Rasional : Sebagai indicator dalam menentukan tindakan selanjutnya

b.      Auskultasi bunyi napas

Page 17: Ispa Diannnnnnn

Rasional : Ronchi menandakan adanya sekret pada jaan nafas

c.       Berikan posisi yang nyaman

Rasional : Mencegah terjadinya aspirasi sekret (semiprone dan side lying position).

d.      Lakukan suction sesuai indikasi

Rasional: membantu mengeluarkan sekret

e.       Anjurkan keluarga untuk memberikan air minum yang hangat

Rasional: membantu mengencerkan dahak sehingga mudah untuk dikelurkan

f.       Kolaborasi

         Pemberian ekspectorant

Rasional : Untuk mengencerkan dahak

         Pemberian antibiotic

Rasional: Mengobati infeksi sehingga terjadi penurunan produksi sekret

3.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan                   :Nyeri terkontrol atau menghilang

Kriteria Hasil          :Nyeri terkontrol ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi wajah rileks,

klien tidak gelisah dan rewel

Intervensi                :

a.       Kaji nyeri yang dirasakan klien , perhatikan respon verbal dan nonverbal

Rasional: sebagai indicator dalam menentukan intervensi selajutnya

b.      Anjurkan keluarga memberikan minum air hangat

Rasional: Mengurangi nyeri pada tenggorokan

c.       Berikan lingkungan yang nyaman

Rasional: meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan istirahat

d.      Kolaborasi

         Pemberian antibiotik

Rasional: Mengobati infeksi

         Pemberian ekspectoran

Rasional : Memudahkan pengeluaran sekret sehingga mengurang rasa sakit saat batuk

Page 18: Ispa Diannnnnnn

4.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak,

hospitalisasi pada anak

Tujuan                      :Keluarga mengalami pengurangan ansietas dan peningkatan melakukan koping

Kriteria Hasil          :Orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat, mendiskusikan kondisi dan perawatan anak

dengan tenang, terlibat secara positif dalam perawatan anak

Intervensi:

a.       Kenali kekhawatiran dan kebutuhan orang tua untuk informasi dukungan

Rasional: Sebagai dasar dalam menentukan tindakan selanjutnya

b.      Gali perasaan keluarga dan masalah sekitar hospitalisasi

Rasional: Mengetahui masalah dan perasaan yang dirasakan oleh keluarga. Dapat mengurangi

kecemasan

c.       Berikan dukungan sesuai kebutuhan

Rasional: dukungan yang adekuat menghasilkan mekanisme coping yang efektif

d.      Anjurkan kepada keluarga agar terlibat secara langsung dan aktif dalam perawatan anaknya.

Rasional: Dapat mengurangi rasa cemas karena dapat memantau langsung perkembangan anaknya

e.       Jelaskan terapi yang diberikan dan respon anak terhadap terapi yang diberikan.

Rasional: Peningkatan pengetahuan mengembangkan kooperatif dan mengurangi kecemasan

5.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan       : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

KH              : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses infeksi hilang

Intervensi :

a.       Kaji peningkatan suhu tubuh yang dialami oleh klien

Rasional: sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanutnya

b.      Observasi tanda-tanda vital

Rasional: Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya.

Page 19: Ispa Diannnnnnn

c.       Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan kompres dengan air pada daerah dahi dan

ketiak

Rasional: Dengan memberikan kompres maka akan terjadi proses konduksi / perpindahan panas dengan

bahan perantara .

d.      Anjurkan keluarga untuk mempertahankan pemberian cairan melalui rute oral sesuai indikasi

Rasional: Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.

e.       Anjurkan keluarga untuk menghindari pakaian yang tebal dan menyerap keringat

Rasional: Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap

keringat.

f.       Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiuretik

Rasional: Untuk mengontrol panas

6.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan

Tujuan                   :Volume cairan tetap seimbang

Kriteria Hasil         :Volume cairan tetap seimbang ditandai dengan turgor kulit baik, membrane mukosa lembab,

TTV dalam batas normal

d.      Jelaskan kepada orang tua pentingnya cairan yang adekuat bagi tubuh

Rasional :Peningkatan pengetahuan mengembangkan kooperatif orang tua dalam tindakan keperawatan

e.       Kolaborasi pemberian cairan parenteral

Rasional: Untuk memenuhi kebutuhan cairan klien

7.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk

Tujuan                    : Pola tidur kembali optimal

Kriteria Hasil               :Pola tidur membaik ditandai dengan orang tua melaporkan anaknya sudah dapat tidur, klien

nampak segar

Intervensi                   :

a.       Kaji gangguan pola tidur yang dialami klien

Rasional: sebagai indicator dalam melakukan tindakan selanjutnya

b.      Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional : Mengurangi rangsangan suara yang dapat menyebabkan klien tidak nyaman untuk

tidur

Page 20: Ispa Diannnnnnn

c.       Berikan bantal dan seprei yang bersih

Rasional: meningkatkan kenyamanan

Intervensi              :

a.       Kaji tanda-tanda dehidrasi

Rasional: Sebagai dasar dalam menentukan tindakan selanjutnya

b.      Observasi TTV

Rasional: Perubahan TTV merupakan indicator terjadinya dehidrasi

c.       Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan cairan peroral

Rasional: Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang

Kolaborasi

         Pemberian obat sedatif

Rasional :membantu klien untuk istirahat

         Pemberian antibiotic

Rasional: Mengobati infeksi

8.      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, intake inadekuat

Tujuan                   : Tidak terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan

Kriteria Hasil            : Nutrisi adekuat ditandai dengan nafsu makan klien meningkat, porsi makan yang diberikan

nampak dihabiska, tidak terjadi

penurunan berat badan 15-20%

Intervensi                 :

a.       Kaji status nutrisi klien

Rasional: Sebagai indikator dalam menentukan intervensi selanjutnya

b.      Timbang berat badan setiap hari

Page 21: Ispa Diannnnnnn

Rasional: Mengetahui perkembangan terapi

c.       Berikan diet dalam porsi kecil tapi sering

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien

d.      Anjurkan keluarga untuk menyajikan makanan dalam keadaan hangat

Rasional: Meningkatkan nafsu makan

e.       Jelaskan kepada keluarga pentingnya nutrisi yang adekuat dalam proses kesembuhan

Rasional : Peningkatan pengetahuan mengembangkan kooperatif keluarga dalam pemberian tindakan

f.       Kolaborasi dengan bagian gizi

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien sesuai kebutuhan

9.      Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang

informasi

Tujuan                      : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat setelah dilakukan

tindakan keperawatan

Kriteria Hasil          :Pengetahuan orang tua klien meningkat ditandai dengan orang tua mengerti tentang penyakit

anaknya, nampak tidak sering bertanya, terlibat aktif dalam proses perawatan

Intervensi :

a.       Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya

Rasional:sebagai dasar dalam menetukan tindakan selanjutnya

b.      Jelaskan pada keluarga klien tentang Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan,

pencegahan dan komplikasi dengan memberikan penkes.

Rasional: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga

c.       Bantu orang tua klien untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan dirumah sakit

seperti : diet, istirahat dan aktivitas yang sesuai

Rasional: Melibatkan keluarga dalam perencanaan dapat meningkatkan pemahaman keluarga

d.      Beri kesempatan pada orang tua klien untuk bertanya tentang hal yang belum dimengertinya

Rasional: Menghindari melewatkan hal yang tidak  dijelaskan dan belum dimengerti oleh keluarga

Evaluasi

Page 22: Ispa Diannnnnnn

1.      Pola nafas kembali efektif ditandai dengan usaha nafas kembali normal dan meningkatnya

suplai oksigen ke paru-paru.

2.      Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret ditandai dengan jalan nafas yang bersih dan

patent, meningkatnya pengeluaran sekret, suara napas bersih

3.      Nyeri terkontrol ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi wajah rileks,

klien tidak gelisah dan rewel

4.      Keluarga mengalami pengurangan ansietas dan peningkatan melakukan koping ditandai

dengan orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat, mendiskusikan kondisi dan perawatan

anak dengan tenang, terlibat secara positif dalam perawatan anak

5.      Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh ditandai dengan suhu tubuh dalam batan norma,

keluarga melaporkan anaknya tidak demam

6.      Volume cairan tetap seimbang ditandai dengan turgor kulit baik, membrane mukosa lembab,

TTV dalam batas normal

7.      Pola tidur membaik ditandai dengan orang tua melaporkan anaknya sudah dapat tidur, klien

nampak segar

8.      Nutrisi adekuat ditandai dengan nafsu makan klien meningkat, porsi makan yang diberikan

nampak dihabiska, tidak terjadi penurunan berat badan 15-20%

9.      Pengetahuan orang tua klien meningkat ditandai dengan orang tua mengerti tentang penyakit

anaknya, nampak tidak sering bertanya, terlibat aktif dalam proses perawatan

Page 23: Ispa Diannnnnnn

DAFTAR PUSTAKA

Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih bahasa oleh Dr. yohanes

gunawan. Jakarta: EGC.

Whalley & wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II   book 1. USA: CV.

Mosby-Year book. Inc

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakarta

Yu. H.Y. Victor & Hans E. Monintja. (1997). Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus.

Jakarta: Balai penerbit FKUI.