ilmu kependudukan

3
Salah satu penyebab begitu cepatnya pertumbuhan penduduk Indonesia adalah suatu kelalaian yang dilakukan sebelum tahun 1949 yaitu pada zaman pemerintah kolonial Belanda serta adanya gerakan yang menyetujui kelahiran pada zaman Presiden Soekarno (Kartoyo, 1981). Akan tetapi pemerintah telah mengadakan berbagai program untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini. Pada zaman kepemimpinan Presiden Soeharto, beliau ikut menanda tangani ‘’Deklarasi PBB tentang kependudukan’’ (United Nations Declaration on Population). Kemudian diikuti dengan berdirinya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada tahun 1969, yang merupakan badan semi pemerintah. Akhirnya kegiatan ini ditingkatn lagi, menjadi suatu badan milik pemerintah, dengan mengganti badan yang mengelolanya dari LKBN menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN), pada tahun 1970. Salah satu tujuan dari program ini saat itu ialah menurunkan angka keahiran kasar (CBR) sebanyak 50% pada tahun 1990 dibandingkan pada tahun 1971. Kartoyo, Azwini. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas EKonomi Universitas Indonesia.

Upload: jovan-bimaa-pramana

Post on 08-Apr-2016

12 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Keluarga berencana

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Kependudukan

Salah satu penyebab begitu cepatnya pertumbuhan penduduk Indonesia adalah suatu kelalaian yang dilakukan sebelum tahun 1949 yaitu pada zaman pemerintah kolonial Belanda serta adanya gerakan yang menyetujui kelahiran pada zaman Presiden Soekarno (Kartoyo, 1981). Akan tetapi pemerintah telah mengadakan berbagai program untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini. Pada zaman kepemimpinan Presiden Soeharto, beliau ikut menanda tangani ‘’Deklarasi PBB tentang kependudukan’’ (United Nations Declaration on Population). Kemudian diikuti dengan berdirinya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada tahun 1969, yang merupakan badan semi pemerintah. Akhirnya kegiatan ini ditingkatn lagi, menjadi suatu badan milik pemerintah, dengan mengganti badan yang mengelolanya dari LKBN menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN), pada tahun 1970. Salah satu tujuan dari program ini saat itu ialah menurunkan angka keahiran kasar (CBR) sebanyak 50% pada tahun 1990 dibandingkan pada tahun 1971.

Kartoyo, Azwini. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas EKonomi Universitas Indonesia.

Page 2: Ilmu Kependudukan

Kesehatan Masyarakat dan Pertambahan Penduduk

Telah disebutkan bahwa pertambahan penduduk yang mulai agak meningkat pada tahun 1650 bukanlah disebaban oleh usaha-usaha kesehatan masyarakat tetapi karena mulai majunya taraf sosio-ekonomi masyarakat Eropa waktu itu. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan erat antara pertumbuhan penduduk dengan sosial dan kemajuan eko. Hal ini telah dikemukakan dalam buku ‘’The Determinants and Consequences of Population Trends’’, 1953, oleh Population Division of the United Nation, Departement of Social Affairs, dimana antara lain disebutkan bahwa perkembangan penduduk bukanlah karena sesuatu faktor saja seperti misalnya kesehatan masyarakat, akan tetapi disebabkan oleh beberapa faktor yang kompleks dan saling berhubungan satu dengan yang lain dan menimbulkan adanya suatu dinamika kependudukan.

Perlu diketahui, kesehatan masyarakat turut menyumbangkan pertambahan penduduk yang melonjak melalui 4 cara, yaitu :

1. Dengan memperbaikikemungkinan terjadinya suatu konsepsi yang berhasil.2. Dengan memperbaiki kemungkinan survival diantara bayi-bayi dan anak-anak.3. Dengan mencegah kematian pada orang dewasa yang merupakan usia-usia subur sehingga

menambah fertilitas.4. Dengan mengurangi jumlah perkawinan yang putus karena kematian salah satu pasangan.

Pertama-tama perlu ditekankan bahwa usaha kesehatan masyarakat adalah penting untuk pembangunan suatu masyarakat. Ini telah dibuktikan dengan antara lain yaitu bahwa usaha kesehatan masyarakat telah meningkatkan kuantitas dan kwalitas dari tenaga-tenaga produktif (manusia). Usaha kesehatan masyarakat juga telah merubah pandangan umum hidup dari suatu masyarakat kearah yang lebih baik yaitu kesadaran bahwa perubahan adalah mutlak diperlukan, sehingga dapat mendorong mereka berfikir lebih inovatif. Akan tetapi, hal ini akan sulit dicapai oleh masyarakat yang sakit atau cacat.

Walsh Mc Dermott dalam Lubis (1982:98) telah menggambarkan adanya lingkaran fertilitas mortalitas dimana fertilitas yang tinggi dan cenderung mempunyai jumlah anak yang banyak, sering dilingkari oleh kehidupan yang miskin dan kebodohan. Keadaan ini menyebabkan tingginya angka kematian anak-anak. Dikatakannya bahwa menurunkan angka kematian anak-anak adalah keharusan untuk memutuskan lingkaran antara fertilitas dan mortalitas bayi tersebut. Apabila kematian bayi tinggi akan menyebabkan fertilitas yang tinggi, dan sebaliknya yang akan terjadi.

Terdapat hubungan erat antara fertilitas yang tinggi dengan masalah kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak. Fertilitas yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya resiko kematian ibu dan anak. Untuk mengurangi angka kematian ibu usia reproduksi dan kematian anak yang masih tinggi di negara-negara berkembang, diperlukan usaha untuk mengurangi tingkat fertilitas yang masih tinggi melalui program Keluarga Berencana.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tietze, C, dkk, kematian wanita tanpa kontrasepsi adalah lebih tinggi dari kematian wanita yang menggunakan kontrasepsi macam apapun.

Page 3: Ilmu Kependudukan

Lubis, F. 1982. Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: C.V. Akadoma