2a kependudukan
TRANSCRIPT
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 4II - 4
PENDUDUK II A
BAB II
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
A. PENDUDUK
A.1. Tekanan Jumlah Penduduk Terhadap Lingkungan
Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang, pangan,
papan, air bersih, dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi terhadap sumber daya
alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan aspek-aspek lingkungan hidup. Masalah
lingkungan timbul pada saat pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia melebihi kapasitas
daya dukung lingkungan serta adanya permasalahan dan konflik yang berkaitan dengan hak-hak
atas sumber daya alam antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Masalah pertumbuhan penduduk sesungguhnya tidaklah terlalu mendasar andaikata
semua faktor kebutuhan selalu siap (tumbuh) mengikuti perkembangan laju pertumbuhan
penduduk. Faktor-faktor pangan, air minum, lahan, permukiman/perumahan, pendidikan,
angkatan kerja dan lain-lain pertumbuhannya terlalu terbatas terutama bagi mereka yang hidup di
negara-negara sedang berkembang. Lebih lagi bila dihubungkan dengan pengadaan energi alam
seperti minyak, gas bumi, barang tambang dan mineral, karena sifatnya nonrenewable, atau tidak
dapat diperbaharui lagi.
Pertumbuhan penduduk selalu menuntut pertumbuhan faktor-faktor persediaan
kebutuhan. Karenanya, kecenderungan pertumbuhan penduduk yang kian pesat, akan diikuti
dengan pengurasan kemampuan alam, pengorbanan sumber daya berupa punahnya
keanekaragaman hayati, pencemaran serta tersitanya sumber daya alam lingkungan (natural
resources).
A.2. Populasi, Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Tegal
Jumlah penduduk di Kota Tegal cenderung bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun
2010 jumlah penduduk 240.540 jiwa, terdiri dari 121.173 jiwa perempuan dan 119.367 jiwa laki-
laki. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan penduduk laki-laki.
Pertumbuhan penduduk di Tegal 5 tahun terakhir tahun 2006 sampai 2010 mengalami gejala
yang fluktuatif, yaitu naik hingga 1,83% pada tahun 2009, namun menurun pada tahun 2010 (-
5,03%) akibat adanya migrasi penduduk keluar kota Tegal yang jumlahnya cukup
signifikan. Rasio jenis kelamin penduduk Tegal mencapai angka 99, yang berarti terdapat 99
penduduk laki – laki dalam penduduk perempuan berjumlah 100 jiwa.
Penduduk Tegal tahun 2010 tersebar di 27 Kecamatan. Ditinjau dari distribusi/persebaran
penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Tegal Timur, yaitu sebesar 31%, dan
penduduk paling sedikit di Kecamatan Margadana sebesar 18,96% dari seluruh penduduk Kota
Tegal. Penduduk yang bermukim pada daerah pesisir (Tegal Barat dan Tegal Timur) mencapai
15 % dari jumlah penduduk keseluruhan.
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 4II - 4
PENDUDUK II A
Dilihat menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun sebesar 26% (63.888 jiwa)
dan penduduk usia 65 tahun keatas sebesar 2,75% (5.420 jiwa), sedang penduduk usia 15 – 64
tahun sebesar 71,25% (171.874 jiwa).
Grafik 2.1 Penduduk Kota Tegal
Grafik 2.2 Jumlah Penduduk menurut umur dan jenis kelamin
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 4II - 4
PENDUDUK II A
Luas Wilayah Kecamatan antara satu dengan yang lain tidak sama dan Kecamatan yang
paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Tegal Barat (15,13 km2), sedangkan luasan daerah
yang sempit adalah Kecamatan Tegal Timur (6,36 km2).
Secara jelas, populasi, pertumbuhan dan kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kota
Tegal dapat dilihat pada Grafik 2.1 sampai Grafik 2.2. Data terinci dapat dilihat pada Tabel DE-1,
DE-2, DE-3, DE-4, DE-5 Buku 2 Data Laporan SLHD Kota Tegal 2011.
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 4II - 4
PENDUDUK II A
A.3. Penduduk Dan Tenaga Kerja
Penduduk Kota Tegal paling banyak bekerja sebagai pedagang (26.360 orang atau 20,66 persen)
dan buruh industri (19.618 orang atau 15,37 persen).
A.4. Pendidikan
Sarana pendidikan di
Kota Tegal pada tahun
2010, yaitu untuk
pendidikan pra sekolah
(TK) 67 sebanyak
sekolah, pendidikan
dasar baik negeri
maupun swasta (SD
Negeri, Swasta, dan MI)
sebanyak 153 sekolah,
pendidikan menengah
pertama baik negeri
maupun swasta (SMP
Negeri dan Swasta,
MTs Negeri dan
Swasta) berjumlah 33
sekolah.
Sedangkan pendidikan menengah atas baik negeri maupun swasta (SMA Negeri dan Swasta,
SMK Negeri dan Swasta, Madrasah Aliyah) sebanyak 31 sekolah.
Adapun peta fasilitas pendidikan Kota Tegal adalah sebagai berikut :
Grafik 2.3
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 5II - 5
PENDUDUK II A
Gambar 2.1 Peta Fasilitas Pendidikan Kota Tegal
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 7II - 7
PENDUDUK II A
A.5. Perpindahan Penduduk
Pada tahun 2011, penduduk Tegal melakukan migrasi yang jumlahnya cukup signifikan, yaitu 6357
penduduk datang dan 20.946 pindah, sehingga berdampak pada pertumbuhan penduduk. Pola
migrasi yang dilakukan disebabkan oleh faktor ekonomi dan pendidikan, dimana penduduk Tegal
cenderung bermigrasi untuk melakukan kegiatan ekonomi atau mengenyam pendidikan di kota lain.
A.5.1. Urbanisasi
Dampak urbanisasi menciptakan masalah kemiskinan baru, antara lain akibat tidak
tersedianya lapangan pekerjaan, ketidaksiapan infrastruktur, perumahan dan layanan
publik tetapi urbanisasi berdampak positif kepada percepatan pertumbuhan ekonomi kota.
Di Indonesia, sekalipun faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi merupakan jalinan
multidimensional, tetapi variabel ekonomi sangat dominan. Fenomena urbanisasi di
Indonesia sangat dipengaruhi menyempitnya lapangan kerja di perdesaan, perubahan
struktur atas kepemilikan tanah, serta bertambahnya populasi petani gurem berlahan
sempit. Dengan demikian, fenomena urbanisasi sangat diwarnai motif mikro untuk
meningkatkan kesejahteraan.
Lapangan pekerjaan di perdesaan semakin berkurang seiring dengan
menyempitnya areal pertanian akibat tekanan industrialisasi ataupun tekanan demografis.
Di samping itu, urbanisasi sebagai proses mobilitas penduduk dapat dipandang sebagai
hal yang berdampak positif dan berdampak negatif. Di satu sisi, urbanisasi merupakan
penyerapan tenaga kerja eks pertanian untuk bekerja di sektor industri, khususnya yang
bersifat padat karya. Jadi, urbanisasi merupakan mekanisme pemenuhan kebutuhan
dunia industri akan tenaga kerja. Di sisi lain, urbanisasi yang “berlebih” menimbulkan
problema kompleks di masyarakat perkotaan. Contohnya kepadatan penduduk dan
kemiskinan, yang kemudian bermetamorfosis menambah kompleksitas permasalahan
kota. Kepadatan penduduk membawa kerusakan pada lingkungan, sedangkan
pengangguran dan kemiskinan melahirkan bentuk-bentuk kriminalitas. Sedangkan bagi
desa, kekurangan tenaga penggarap lahan pertanian akan membuat matinya desa
sebagai pemasok komoditas pertanian.
Selama desa tidak dianggap menarik sebagai penjamin kesejahteraan, urbanisasi
akan terus terjadi. Dengan adanya otonomi daerah sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk
merestrukturisasi sentralisme pembangunan kota. Pemerintah harus mengubah image
dan stigma desa menjadi daerah yang berbeda dengan kota dari segi spesialisasi. Karena
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2011 II - 7II - 7
PENDUDUK II A
kebanyakan motif urbanisasi adalah ekonomi, desa juga harus bisa membendung
urbanisasi melalui penyediaan lapangan kerja dan sumber-sumber ekonomi.
Desa yang dikelola melalui potensi perdesaan yang menjanjikan pendapatan tinggi akan
meminimalisasi urbanisasi.