hukum kependudukan

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat gemerlapnya cara hidup orang kota dan kehidupan kota menarik minat orang desa untuk pergi ke kota. Mereka orang desa, ingin pergi ke kota karena di kota banyak hiburan, lapangan pekerjaan, dan terlihat mudah mencari uang. Menurut Saladin (1989), ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik bagi orang-orang desa pergi ke kota, yaitu : 1. di kota lebih banyak lapangan pekerjaan 2. kota merupakan pusat aktivitas seperti pusat hiburan, pusat kebudayaan, dan pusat perdagangan 3. keadaan lingkungan dan kehidupan di kota lebih menyenagkan, antara lain tersedia pendidikan, tempat hiburan, dan transportasi lancer Adanya daya tarik kota seperti yang di sebutkan tadi, menyebabkan banyaknya penduduk desa pergi ke kota. Lebih- lebih hal ini di dorong semakin berkurangnya lahan

Upload: franuria-t-hajindra

Post on 23-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Standar Pelayanan Rumah Sakit Pemerintah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat gemerlapnya cara hidup orang kota dan kehidupan kota menarik minat orang desa untuk pergi ke kota. Mereka orang desa, ingin pergi ke kota karena di kota banyak hiburan, lapangan pekerjaan, dan terlihat mudah mencari uang.

Menurut Saladin (1989), ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik bagi orang-orang desa pergi ke kota, yaitu :

1. di kota lebih banyak lapangan pekerjaan

2. kota merupakan pusat aktivitas seperti pusat hiburan, pusat kebudayaan, dan pusat perdagangan

3. keadaan lingkungan dan kehidupan di kota lebih menyenagkan, antara lain tersedia pendidikan, tempat hiburan, dan transportasi lancer

Adanya daya tarik kota seperti yang di sebutkan tadi, menyebabkan banyaknya penduduk desa pergi ke kota. Lebih-lebih hal ini di dorong semakin berkurangnya lahan pertanian di desa (khusus pulau jawa) dan sempitnya lapangan pekerjaan di desa.

Adanya kepergian penduduk dari desa ke kota untuk mengadu nasib bukanlah masalah manakala mereka mempunyai keterampilan tertentu yang di butuhkan oleh kota. Namum kenyataannya banyak diantara mereka datang ke kota tidak mempunnyai keterampilan kecuali bertani. Oleh karena itu sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Terpaksa mereka bekerja sebagai buruh harian, penjaga malam, pembantu rumah tangga, tukang becak dan pekerjaan lain yang sejenis. Bahkan mereka yang gagal mendapatkan pekerjaan yang sejenis itu menjadi tuna karya, tuna wisma, dan tuna susila. Hal itu mendorong mereka melakukan perbuatan yang kurang benar. Misalnya mendirikan gubuk-gubuk di pinggir rek kereta api, di daerah-daerah jalur hijau, dan di daerah-daerah bantaran sungai. Di sisi lain, urbanisasi menyebabkan pertambahan penduduk di kota semakin cepat. Hal itu mendorong di bukanya tempat-tempat perdagangan, pusat-pusat industri dan dikembangkannya fasilitas transportasi.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami telah merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Apa yang menjadi penyebab urbanisasi ?2. Bagaimana upaya untuk menekan laju urbanisasi?

BAB II

PEMBAHASANA. Pengertian

Istilah Urbanisasi adalah istilah yang banyak dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan baik di Indonesia, maupun di negeri lain. Istilah tersebut tidak hanya dikenal, tetapi juga dialami oleh penduduk kota dan desa terutama di negara yang sedang berkembang

Urbanisasi merupakan gejala, atau proses yang sifatnya multi-sektoral, baik ditinjau dari sebab maupun akibat yang ditimbulkan. Permasalahan nampak sederhana namun sefatnya sangat kompleks. Menurut Kantsebovskaya (1976) Being a complex socio-economics process closely connected with the scientific tecnological revolution. As a complex many-sided process its study requires, a comprehensive approach in involving many disciplines

Urbanisasi di negara Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti, sehingga kecenderungan semakin meluasnya problema sosial ekonomi di berbagai kota di Indonesia dapat mengakibatkan problema nasional dan menjadi masalah sosial bagi negara Indonesia Pengertian lain dari Urbanisasi itu sendiri adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada umumnya mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan mengadu nasib dikota

B. Urbanisasi dan Urbanisme

Dalam rangka menemukan sebuah defenisi atau konsepsi urbanisasi diperlukan beberapa pertimbangan, dimana pertimbangan ini didasarkan atas sifat yang dimiliki arti dan istilah urbanisasi, yaitu multi-sektoral dan kompleks, misalnya saja :

1. Dari segi demografi, urbanisasi ini dilihat sebagai suatu proses yang ditunjukkan melalui perubahan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Masalah-masalah mengenai kepadatan penduduk berakibat lanjut terhadap masalah perumahan dan masalah kelebihan tenaga kerja menjadi masalah yang sangat merisaukan karena dapat menghambat pembangunan Pemerintah secara khusus menangani masalah perumahan dengan diadakannya Departemen Perumahan

2. Dari segi ekonomi, urbanisasi adalah perubahan struktural dalam sektor mata pencaharian. Ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk desa yang meninggalkan pekerjaannya di bidang pertanian, beralih bekerja menjadi buruh atau pekerja kasar yang sifatnya non agraris di kota. Masalah-masalah yang menyangkut mata pencaharian sektor informasi atau yang lebih dikenal dengan istilah pedagang kaki lima

3. Dalam pengertian sosiologi maka urbanisasi dikaitkan dengan sikap hidup penduduk dalam lingkungan pedesaan yang mendapat pengaruh dari kehidupan kota. Dalam hal ini apakah mereka dapat bertahan pada cara hidup desa ataukah mereka mengikuti arus cara hidup orang kota yang belum mereka kenal secara mendalam, sehingga akan dapat, menimbulkan masalah-masalah sosiologis yang baru. Dari segi sosiologi, urbanisasi dapat menimbulkan lapisan sosial yang baru dan menjadi beban kota, karena kebanyakan dari mereka yang tidak berhasil hidup layak di kota dan akan menjadi penggelandang membentuk daerah slum atau daerah hunian liar

4. Dalam pengertian geografi, Urbanisasi ini dilihat dari segi distribusi, difusi perubahan dan pola menurut waktu dan tempat, hal ini tercermin dari pernyataan :

Geography deals firts and foremost with spatial aspects of urbanization, its purpose being to reveal its forms geography variants and types and the specific features of the particular course taken by urbanization under the impact of different social, economic and natural condit ions.

Untuk membuat defenisi urbanisme harus memenuhi kriteria tertentu, sebagai berikut :1. Harus adanya golongan penduduk di kota yang mempunyai bidang pekerjaan yang sifatnya non agraris

2. Adanya suatu sistem pendidikan yang menyebarkan pendidikan ke terampilan

3. Adanya suatu kestabilan politik agar kontinuitas dapat terselenggara

4. Adanya golongan pedagang dan pelayanan yang dapat menyediakan dan manipulasi bahan kebutuhan penduduk kota

Oleh sebab itu istilah urbanisasi dikaitkan dengan proses terbentuknya kota dan perkembangannya, sedangkan istilah urbanisme dikaitkan dengan perilaku hidup atau cara hidup kota

Namun, menurut King dan Colledge urbanisasi dapat dikenal melalui empat proses utama keruangan, yaitu :

a. Adanya pemusatan kekuasaan pemerintah kota sebagai pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan hubungan kota dan daerah sekitarnya

b. Adanya arus modal dan investasi untuk mengatur kemakmuran kota dan wilayah sekitarnya

c. Difusi, inovasi dan perubahan yang berpengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik di kota akan dapat meluas di kota-kota yang lebih kecil, bahkan ke daerah pedesaan

d. Migrasi dan pemukiman baru dapat terjadi apabila pengaruh kota secara terus-menerus masuk ke daerah pedesaanC. Arti dan Konsep Urbanisasia. Urbanisasi sebagai Gejala Geografis

Dintinjau dari konsep keruangan dan ekologis, urbanisasi merupakan gejala geografis, karena :

a. Adanya gerakan/perpindahan penduduk dari satu wilayah atau perpidahan penduduk ke luar wilayahnya

b. Gerakan/perpindahan penduduk yang terjadi disebabkan adanya salah satu komponen dari ekosistemnya berkurang/tidak berfungsi secara baik, sehingga terjadi ketimpangan dalam ekosistem setempat

c. Terjadinya adaptasi ekologis yang baru bagi penduduk yang pindah dari daerah asal ke daerah yang baru, dalam hal ini kota

Dapat juga urbanisasi dipandang sebagai suatu proses dalam arti sebagai berikut :

1. Meningkatnya jumlah penduduk kota menjadi lebih menggelembung atau membengkak sebagai akibat dari pertambahan penduduk, baik oleh hasil kenaikan fertilitas penghuni kota maupun karena adanya tambahan penduduk dari desa yang bermukim dan berkembang di kota

2. Bertambahnya jumlah kota dalam suatu negara atau wilayah sebagai akibat dari perkembangan ekonomi, budaya dan teknologi yang baru3. Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi suasana kehidupan kota

Urbanisasi dapat menimbulkan beberapa permasalahan baik bagi kota maupun bagi desa. Secara umum dapat dikatakan bahwa keseimbangan hidup kota dan desa mengalami perubahan atau guncangan dengan adanya urbanisasi

Konsep urbanisasi ini memiliki dua arti yaitu :

1. Urbanisasi dalam arti sempit, yaitu menyangkut pertambahan kota dan pentingnya kota terhadap kehidupan masyarakat

2. Urbanisasi dalam arti luas, yaitu menyangkut suatu proses sosiologi ekonomis yang mempunyai banyak segi

Usul pembagian ini adalah dari Pivovarov (1972). Pembagian ini hanya membedakan aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang sesungguhnya agak sukar dipisahkan.

Dalam hal peranan kota dan penduduknya yang semakin penting fungsinya terhadap perkembangan daerah sekitarnya, sehingga pengaruh ini menarik penduduk desa, yang kemudian banyak terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota. Pandangan tersebut juga terdapat dalam salah satu definisi yang dikemukakan oleh Bintarto (1977) yaitu bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari daerah pedesaan yang agraris ke daerah masyarakat perkotaan yang kegiatannya ada di bidang manajemen, perdagangan, manufaktur atau kegiatan lain yang sejenis, dengan demikian peranan kota terhadap kehidupan desa lebih diperhatikan oleh defenisi urbanisasi

Urbanisasi ternyata memiliki dwi fungsi, disatu pihak sebagai daya tarik penduduk desa ke kota, di lain pihak berfungsi sebagai penyebar pengaruh cara hidup atau way of life. Dengan kata lain urbanisasi mempunyai sifat atau daya sentripetal dan sentrifugal.

D. Pengukuran Urbanisasi

Walaupun terdapat definisi dan konsep yang beragam dalam menggambarkan urbanisasi, namun ukuran yang umum digunakan adalah tingkat urbanisasi dalam pengertian proporsi penduduk negara tersebut yang bertempat tinggal di perkotaan.

Dalam tingkat urbanisasi ini ada tiga komponen utama yang menentukan yaitu:

1. migrasi desa-kota

2. pertumbuhan alami

3. reklasifikasi wilayah

Tingginya tingkat migrasi desa-kota akan meningkatkan pula tingkat urbanisasi. Oleh karenanya fakor-faktor yang mempengaruhi migrasi desa kota sekaligus akan mempengaruhi tingkat urbanisasi. Banyak ahli yang meneliti factor yang mempengaruhi migrasi desa-kota sehubungan dengan pengaruhnya terhadap urbanisasi. Menurut Hawser dan Gardner (1985) ada tiga fakor yang mendorong arus penduduk dari desa ke kota, yaitu :

1. Tingkat pendapatan perorangan meningkat

2. Pertambahan pendapatan cenderung dibelanjakan terutama untuk barang-barang bukan pertanian

3. Produksi dan konsumsi lebih berdaya guna di perkotaan

Berkaitan dengan produksi yang lebih berdaya guna di kota, hal ini pada dasarnya mengacu pada migrasi angkatan kerja dari desa ke kota. Terbukanya kesempatan kerja di kota, karena adanya industrialisasi dan berkembangnya sektor jasa, telah menarik angkatan kerja pedesaan untuk mencari kerja ke kota. Menurut Yeremias (1988) gejala ini lebih dipicu lagi oleh pesatnya pertumbuhan penduduk pedesaan, sehingga sektor pertanian tidak mempu lagi menyerap pertumbuhan angkatan kerjanya. Dengan demikian, baik pertumbuhan alami di kota maupun di desa, sama-sama memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat urbanisasi. Dari sisi infrastruktur, dapat dilihat bahwa kelancaran transportasi akan meningkatkan laju migrasi desa-kota. Menurut Mantra (1991), lancarnya transportasi telah mendekatkan jarak relative desa-kota. Disamping itu dari sisi migrant, kelancaran transportasi dapat mengurangi biaya perjalanan bermigrasi. Seperti yang dikemukakan sebelumnya, reklasifikasi juga merupakan determinan urbanisasi. Pada dasarnya ini lebih merupakan kebijakan pemerintah dalam menetapkan suatu wilayah desa untuk menjadi kota. Namun demikian, jika dilihat pertimbangan kebijakan pemerintah dalam memutuskan hal tersebut adalah berdasarkan karakteristik wilayah desa. Artinya bila suatu wilayah desa sudah mendekati ciri kota, maka akan ditetapkan sebagai suatu kota. Mendekatnya ciri wilayah desa ke ciri kota, disebabkan karena meningkatnya kualitas penduduk. Penduduk dengan kualitas hidup yang lebih baik, membutuhkan fasilitas-fasilitas modern yang lebih baik pula. Banyaknya fasilitas modern di desa pada tahap selanjutnya akan menyebabkan desa tersebut dapat digolongkan menjadi kota.E. Penyebab Urbanisasi

Dari sejarah awalnya, terdapat perbedaan faktor penstimulir urbanisasi di Negara maju dan Negara berkembang (Jeremias, 1988). Di Negara maju awal dari urbanisasi distimulir oleh industrialisasi, tetapi di Negara sedang berkembang terutama berasal dari sistem ekonomi imperial. Kota-kota di Negara dunia ketiga mula-mula hanya merupakan pusat-pusat administrasi, tempat pelabuhan barangbarang komoditi hasil eksploitasi dan manufaktur kecil yang didirikan khusus untuk kepentingan penjajah. Pada tahap selanjutnya urbanisasi di Negara-negara sedang berkembang tidak hanya ditentukan oleh keadaan ekonomi saja. Perubahan-perubahan mendasar yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dan kelembagaan telah ikut mempengaruhi tingkat urbanisasi ini. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa dengan tingkat aspek kehidupan dan kelembagaan yang berbeda, laju urbanisasi di Negara-negara sedang berkembang juga berbeda. Namun demikian, meskipun Sebab-sebab dari adanya urbanisasi ini diberbagai negara memang agak berlainan, secara umum dapat dikatakan adalah karena ketimpangan keruangan (spatial imbalances) termasuk didalamnya ketimpangan penduduk dan ekonomi. Di Filipina misalnya, penyebaran kota yang tidak merata secara gradual boleh dikatakan tidak ada, yang ada disana adalah peranan kota Metropolitan Manila yang mendominasi segala kegiatan ekonomi, politik administratif, budaya, pendidikan dan sebagainya.Di Korea faktor-faktor yang dominant terhadap penyebab urbanisasi adalah :

1. perpindahan penduduk dari desa ke kota

2. fasilitas dan perkembangan transportasi

3. perbedaan nilai tanah antar daerah pusat dengan daerah tepian kota

4. kesempatan kerja yang lebih banyak dan bervariasi di kota

5. pola tata guna lahan

6. pola kegiatan / aktivitas ekonomi

Di Thailand tingkat urbanisasinya masih tergolong rendah. Urbanisasi yang terjadi di Negara ini disebabkan terutama karena pertambahan penduduk yang cepat di Bangkok dan lebih-lebih karena ibu kota Negara ini juga merupakan kota metropolitan atau primate city yang mempunyai daya tarik yang kuat bagi penduduk daerah di sekitarnya. Kegiatan di bidang industri, jasa dan perdagangan banyak terdapat di kota Bangkok ini dan pola seperti ini meningkatkan daya tarik atau attractiveness kota ini terhadap para migrant potensial di daerah sekitarnuya.

Di Indonesia, sebab-sebab urbanisasi adalah :

a. sebagai akibat dari pertambahan penduduk alami di kota

b. sebagai akibat dari perpindahan penduduk desa ke kota

c. berkembangnya daerah tepian kota

Kadang-kadang ketiga sebab tersebut terjadi bersamaan, sehingga dapat mempercepat proses urbanisasi di suatu wilayah tertentu. Selain itu, kecepatan urbanisasi di Indonesia tergantung pada beberapa faktor lain diantaranya:

a. tingkat pendidikan penduduk yang terlibatb. tingkat kesehatan masyarakat

c. persentase penduduk yang miskin

d. latar belakang pertanian di daerah pedesaan

e. kondisi geografis

f. fungsi serta peranan kota-kota sebagai factor penarik, dan masih beberapa faktor lain

Kecepatan urbanisasi ini juga merupakan akibat dari lajunya pembangunan kota dan sekitarnya antara lain perluasan daerah industri di tepian kota dan kadangkadang juga ada yang di dalam kota, sehingga kesempatan kerja pun lebih meningkat, dan menarik tenaga kerja dari daerah di sekitar kota tersebut. Perluasan dan perkembangan kota khususnya pembangunan perumahan dan pelebaran atau peningkatan kelas jalan banyak pula menarik tenaga kerja.

F. Dampak yang ditimbulkan UrbanisasiPertambahan penduduk kota yang berlebihan dan tak terduga akan menjadi beban kota. Dan perpindahan ini akan menjadi masalah ketika perpindahan tersebut menimbulkan masalah sosial baik bagi penduduk kota yang didatangi maupun bagi si pendatang atau secara luas bagi negara. Tetapi kota yang statis dan jumlah pertambahan penduduk kota yang tidak mampu mengisi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang deras arusnya, juga akan kurang menguntungkan perkembangan dan pertumbuhan kota itu sendiri.Kenaikan proporsi penduduk yang tinggal di kota mengakibatkan timbulnya pengaruh baik yang positif maupun yang negatif bagi kota maupun bagi desa. Dalam buku BN Marbun, disebutkan dampak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dampak Positif

Pandangan yang positif terhadap urbanisasi, melihat urbanisasi sebagai usaha pembangunan yang menyeluruh, tidak terbatas dalam pagar administrasi kota. Selain itu kota dianggap sebagai agen modernisasi dan perubahan. Mereka melihat kota sebagai suatu tempat pemusatan modal, keahlian, daya kreasi dan segala macam fasilitas yang mutlak diperlukan bagi pembangunan

Tanggapan lain adalah bahwa kita tidak mungkin membayangkan bagaimana pertumbuhan dan keadaan Jakarta sekarang ini dan juga pusat-pusat industri di dunia lainnya bias tercapai bila seandainya tidak ada urbanisasi

Di samping itu, ada suatu kelompok yang tergolong dalam Group Optimistik yang berpendapat bahwa proses urbanisasi hanyalah suatu fenomena temporer yang tidak menghambat pembangunan. Dan menekankan bahwa kota merupakan suatu leading sektor dalam perubahan ekonomi, sosial dan politik. Urbansiasi merupakan variable independen yang memajukan pembangunan ekonomi.

2. Dampak Negatif

Tanggapan negatif terhadap urbanisasi adalah karena adanya akibat buruk yang timbul karena adanya urbansiasi. Beberapa akibat dari urbansiasi yang tidak terkendali adalah :

a. masalah rumah dan tempat tinggal

b. masalah pedagang kaki lima

c. masalah gelandangan

d. masalah pengangguran yang meningkat

e. masalah transportasi

f. masalah ekologi

Arus urbansiasi yang tidak terkendali ini dianggap merusak strategi rencana pembangunan kota dan menghisap fasilitas perkotaan di luar kemampuan pengendalian pemerintah kota. Beebrapa akibat negatif tersebut akan meningkat pada masalah kriminalitas yang bertambah dan turunnya tingkat kesejahteraan

Dampak negatif lainnnya adalah terjadinya overurbanisasi yaitu dimana prosentase penduduk kota yang sangat besar yang tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi negara. Selain itu juga dapat terjadi underruralisasi yaitu jumlah penduduk di pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara produksi yang ada

Pada dampak negatif ini, diuraikan oleh pendapat Group Pesimistik. Kelompok ini berpendapat bahwa kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki urban. Hal ini menimbulkan terjadinya pengangguran dan underemployment. Kota dipandang sebagai inefisien dan artificial proses pseudo-urbanisastion. Sehingga urbanisasi merupakan variabel dependen terhadap pertumbuhan ekonomi

G. Pemecahan Masalah Urbanisasi

Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun program-program yang dikembangkan diantaranya:

1. intensifikasi pertanian

2. mengurangi / membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program Keluarga Berencana

3. memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan4. program pelaksanaan transmigrasi

5. memperluas dan mengembangkan lapangan pekerjaan di kota6. penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah

7. pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa8. perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanahBAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

Konsep urbanisasi mencakup diantaranya:

1. urbanisasi merupakan pertumbuhan dari desa menjadi kota

2. perpindahan penduduk/ migrasi dari desa ke kota3. kenaikan prosentase penduduk kota

4. Urbanisasi tidak sama dengan pertumbuhan suatu kota karena urbanisasi merupakan pertumbuhan dari desa menjadi kota

5. Urbanisasi yang berlebihan dan tidak terkendali dapat mempengaruhi perkembangan suatu kota, hal ini menimbulkan berbagai dampak diantaranya dampak negatif dan dampak positifnya. Segala dampak positif ini dapat menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kota. Sedangkan dampak negatifnya dapat dipecahkan sebagian kecil dengan adanya program dan kebijakan dari pemerintahB. Saran

Dalam upaya untuk penekanan arus urbanisasi kami memiliki saran yaitu optimalisasi potensi daerah supaya penduduk bisa memanfaatkan potensi daerah tersebut agar mengurangi keinginan warga untuk melakukan urbanisasi, hal ini diperlukan karena masing-masing daerah itu sebenarnya memilki potensi yang bisa dioptimalkan, sehingga dapat meningkatkan gerakan ekonomi rakyat, hal ini didasarkan atas upaya pemerintah daerah yang belum serius dalam mengoptimalkan potensi-potensi daerah tersebut.DAFTAR PUSTAKA

PT Cipta Adi Pustaka. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 17. Jakarta. 1988 Nani Swondo, 1982, Hukum Dan Kependudukan, Bandung, Ofset Angkasa Harjoko, TY. Negara Berkembang dan Pola Permukiman. Bahan Ceramah Umum UNIJA. Jakarta. 1995 Harjoko, TY. Urbanisasi. Diktat Kuliah Teori Perencanaan Permukiman 2. Jakarta. 1995 Marbun, BN. Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek. Edisi kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1990

Sutrisno Hadi, 1987, Urbanisasi dan Permasalahannya, Jakarta, Rajawali Press

Vredenbergt, Jacob, 1981, Metode dan Tehnik Penelitian Masyarakat, Jakarta, PT Gramedia