konsep kependudukan

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ummat manusia di muka bumi ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi keadaan yang terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup manusia, keilmuan tekhnologi dan perubahan lainnya. Perubahan ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya manusia maka diperlukannya pula sikap dan usaha bagaimana cara menghadapinya dan mencari solusinya. Melihat kejadian-kejadian yang terjadi terhadap perkembangan sekarang ini terutama sektor pertumbuhan penduduk yang terjadi di Negara kita Indonesia semakin lama semakin menunjukkan pertambahan dari jumlah penduduk yang begitu cepat. Hal ini merupakan salah satu akibat semakin berkembangnya manusia maka berkembangnya pula sektor-sektor yang lainnya. Apalagi Negara kita adalah Negara yang berkembang yang masih dalam proses menuju Negara yang mandiri. Dari hal pertumbuhan penduduk yang begitu cepat mengakibatkan peningkatan perekonomian Negara, sedangkan yang kita ketahui saat ini bahwa Negara kita sedang dalam keadaan krisis ekonomi. Lapangan pekerjaan sangat dibutuhkan sedang masyarakat terus berkembang jumlahnya, sandang, pangan dan papan pun menjadi kebutuhan mendesak sedang kita pun masih 1

Upload: gladeva-yugi-antari

Post on 26-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ummat manusia di muka bumi ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi keadaan yang terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup manusia, keilmuan tekhnologi dan perubahan lainnya. Perubahan ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya manusia maka diperlukannya pula sikap dan usaha bagaimana cara menghadapinya dan mencari solusinya.

TRANSCRIPT

Page 1: konsep kependudukan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ummat manusia di muka bumi ini

menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi keadaan yang

terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup manusia, keilmuan tekhnologi dan

perubahan lainnya. Perubahan ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya manusia

maka diperlukannya pula sikap dan usaha bagaimana cara menghadapinya dan mencari

solusinya.

Melihat kejadian-kejadian yang terjadi terhadap perkembangan sekarang ini terutama

sektor pertumbuhan penduduk yang terjadi di Negara kita Indonesia semakin lama semakin

menunjukkan pertambahan dari jumlah penduduk yang begitu cepat. Hal ini merupakan salah

satu akibat semakin berkembangnya manusia maka berkembangnya pula sektor-sektor yang

lainnya. Apalagi Negara kita adalah Negara yang berkembang yang masih dalam proses

menuju Negara yang mandiri. Dari hal pertumbuhan penduduk yang begitu cepat

mengakibatkan peningkatan perekonomian Negara, sedangkan yang kita ketahui saat ini

bahwa Negara kita sedang dalam keadaan krisis ekonomi. Lapangan pekerjaan sangat

dibutuhkan sedang masyarakat terus berkembang jumlahnya, sandang, pangan dan papan pun

menjadi kebutuhan mendesak sedang kita pun masih mengimport kebutuhan tersebut dari

Negara lain, kesehatan pun ikut menjadi bagian yang diperlukan sedang masyarakat miskin

tak mampu menjalankan. Kesemua itu adalah fenomena kehidupan yang dialami Negara kita

bahwa kebutuhan, kesejahteraan dan peningkatan kualitas bangsa ini disesuaikan oleh laju

pertumbahan penduduk.

Usaha untuk menurunkan angka kelahiran dilakukan dengan jalan mengajak PUS

untuk berkeluarga berencana. Di samping itu diusahakan pula dengan jalan

meningkatkan tingkat pendidikan sehingga masyarakat dapat lebih mudah menerima

tatanan hidup baru. Guna menunjang usaha tersebut telah diupayakan untuk

memasukkan pendidikan kependudukan ke dalam pendidikan formal dan non formal.

1

Page 2: konsep kependudukan

2

Oleh karenanya, jika hal tersebut di atas tidak segera ditanggulangi dan dicarikan solusi

maka akan berpengaruh negatif terhadap pembangunan nasional, karena pemerintah bisa

kewalahan menyediakan sarana perekonomian, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, tempat

wisata dan sebagainya. Menjadi tanggung jawab kementrian kesejahteraan rakyat sebagai

pemerintah yang mengola laju pertumbahan rakyat dan kita bersama sebagai masyarakat

wajib dan sadar akan apa yang telah kita alami agar ikut berpartisipasi menjalankan

aturannya.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui konsep kependudukan dalam bidang kontrasepsi dan keluarga

berencana

BAB II

Page 3: konsep kependudukan

3

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kependudukan

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua yaitu

orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah

tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan

bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah

geografi dan ruang tertentu. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal di Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan

jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,

persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi,

sosial, dan budaya.

Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk

mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi

penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan

perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh

keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang

meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,

kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan

menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian,

berkebangsaan dan hidup layak.

Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studi-

studi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari kata Yunani demos

– penduduk dan Grafien – tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah

studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga

faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat

kuantitatif dan yang bersifat kualitatif. Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang

disebut Formal Demography – Demography Formal) lebih banyak menggunakan hitungan-

Page 4: konsep kependudukan

4

hitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak

menerangkan aspek-aspek kependudukan secara deskriptif analitik. Sedangkan studi-studi

kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan, fenomena dan masalah-masalah

penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial di sekitarnya.

Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah lebih

menyerupai studi antar disiplin ilmu yang dipadu dengan analisis demografi yang lazim

diberi istilah Demografi Sosial. Disiplin lain banyak berhubungan dengan demografi antara

lain matematika, geografi, sosilogi, ekonomi, kedokteran.

2.2 Tujuan dan Kegunaan Ilmu Kependudukan

Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu kita

perhatikan, cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Sedangkan dua

faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan tingkat perkawinan. Ketiga

komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian digunakan sebagai variabel (perubah)

yang dapat menerangkan hal ihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat

tertentu, tentang pertumbuhan masa lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antara

perkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi

pertumbuhan penduduk di masa mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya.

Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat berguna bagi berbagai pihak di

dalam masyarakat. Bagi pemerintah informasi tentang kependudukan sangat membantu di

dalam menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian,

pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang

kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha industri dapat menggunakan

informasi tentang kependudukan untuk perencanaan produksi dan pemasaran.

2.3 Teori Tentang Pertumbuhan Penduduk

Meskipun masalah kependudukan telah lama diperbincangkan di kalangan masyarakat,

namun baru di sekitar abad ke 18 banyak diantaranya yang mulai menganalisis masalah

kependudukan secara sitematis. Meskipun banyak para ahli yang menulis tentang masalah

Page 5: konsep kependudukan

5

kependudukan di dunia, akan tetapi diantara tokoh-tokoh yang dianggap pakar ilmu

kependudukan klasik adalah Thomas Malthus dan Karl Marx, sedangkan untuk generasi

berikutnya yang paling menonjol adalah Warren Thompson dengan teori demografi

transisinya.

1. Teori Malthus Tentang Penduduk

Orang pertama yang menulis secara sistematis tentang bahaya daripada pada

pertumbuhan penduduk adalah Thomas Malthus. Ia adalah salah seorang pendeta dan

juga ahli politik ekonomi bangsa Inggris. Pada tahun 1978 ia menerbitkan buku analisis

kependudukan berjudul “Essay On The Principle of Population” dan mempertahankan

pendapatnya bahwa “natural law” atau hukum alamiah yang mempengaruhi atau

menentukan pertumbuhan penduduk. Menurut Malthus, penduduk akan selalu bertambah

lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh

karena apa yang ia sebutkan sebagai moral restrains, seperti misalnya wabah penyakit

atau malapetaka.

2. Teori Transisi Demografi

Pertumbuhan penduduk di belahan dunia sebelah barat tidak dapat dijelaskan hanya

oleh teori Malthus saja. Selama dan setelah revoluasi industri, banyak negara barat

mengalami fenomena pertumbuhan yang terus berlangsung hingga abad ke-20 setelah

perang Dunia Ke-1,beberapa diantara negara-negara itu seperti Perancis, Inggris dan

Skandinavia menunjukkan bahwa pertumbuhannya telah terhenti atau adanya gejala akan

berhenti. Oleh karena itu perlu adanya teori baru yang dapat menjelaskan pertumbuhan

yang eksplosif sifatnya dan juga pertumbuhan yang terhenti-henti sifatnya. Observasi ini

digarap secara sistematis oleh para ahli demografi berkebangsaan Amerika Warren

Thompson pada tahun 1929 dan diberi nama hipotesis transisi demografi. Thompson dan

kawan-kawannya terus menghaluskan hipotesisnya secara sistematis dan sekarang

dikenal dengan nama “theory of the demografic transition” atau teori transisi demografi.

Teori ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan yang dinyatakan

menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk.

Page 6: konsep kependudukan

6

Tahap 1 : Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan

angka pertumbuhan nol (zero).

Tahap 2 : Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran,

maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat

terus.

Tahap 3 : Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya angka

kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi

menurun.

Tahap 4 : Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya adalah

pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan mencapai nol

(zero).

2.4 Dinamika Kependudukan

a. Pengertian

Dinamika penduduk yaitu suatu proses perubahan penduduk secara terus menerus

yang mempengaruhi jumlah. Dinamika kependudukan merupakan perubahan

kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu.

b. Penyebab perubahan penduduk

Dinamika penduduk dipengaruhi beberapa faktor yaitu kelahiran, kematian,

perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di

masyarakat. Dari berbagai penyebab tersebut dapat digolongkan menjadi 2 yaitu

penyebab langsung dan tidak langsung.

1) Penyebab langsung

Yang dimaksud dari penyebab langsung dari pertumbuhan penduduk adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara langsung tanpa melalui

variabel antara lain kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Berdasarkan

faktor-faktor tersebut, maka pertambahan penduduk secara sederhana terbagi

menjadi; 1) pertumbuhan penduduk alami yaitu pertambahan penduduk karena

adanya selisih antara kelahiran dan kematian, 2) pertambahan penduduk sosial yaitu

pertambahan penduduk disebabkan selisih antara kelahiran kematian dan migrasi

2) Penyebab tidak langsung

Page 7: konsep kependudukan

7

Faktor yang mempengaruhi perubahan penduduk secara tidak langsung melalui

variabel antara yaitu keadaan sosial ekonomi dan budaya. Menurut King Sley Davis

dan Judith Blake, variabel antara yang dapat mempertinggi / menekan fertilitas suatu

masyarakat yaitu :

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan oleh hubungan kelamin (inter

couse variable)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi (conception

variable)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran selamat (gestation

variable)

Usia perkawinan juga akan berpengaruh pada dinamika penduduk, jika perkawinan

terjadi pada usia muda maka usia reproduktif yang dialami oleh pasangan usia muda

tersebut akan lebih panjang daripada pasangan usia lanjut akibatnya kemungkinan jumlah

anak yang dihasilkan oleh pasangan muda akan lebih banyak daripada pasangan usia

lanjut.

Status sosial, pekerjaan dan latar belakang pendidikan sedikit banyak berpengaruh

pada tinggi rendahnya fertilitas maupun mortalitas dalam suatu masyarakat. Tingkat

fertilitas umur lebih rendah pada wanita yang berusia lebih tua yang mempunyai

penghasilan lebih rendah. Ini karena tingkat ekonomi masyarakat rendah sehingga secara

tidak langsung status sosial ekonomi berpengaruh pada dinamika penduduk

2.5 Faktor Demografi yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk (Growht Rate)  ditentukan oleh tingkat kelahiran dan

tingkat kematian. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate) dan tingkat kematian kasar

(Crude Death Rate) masing-masing menunjukkan jumlah kelahiran hidup dan jumlah

kematian per 1000 penduduk pertahun. Dengan demikian ada 4 kemungkinan dari 2 variabel

ini 1) tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi, 2) tingkat kelahiran tinggi dan

tingkat kematian rendah, 3) tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah, 4) tingkat

kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi.

Page 8: konsep kependudukan

8

Faktor-Faktor Demografik Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk

1. Angka Kelahiran (Fertilitas)

Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seseorang wanita secara ril

untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Tinggi rendahnya

kelahiran erat hubngannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran,

perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan

serta pembangunan. Besar kecilnya angka kelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor

pendorong dan penghambat yaitu:

a) Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)

Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki

Sifat alami manusia ingin melanjutkan keturunan

Pernikahan usia dini

Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya dibandingkan anak

perempuan sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan

berusaha mempunyai anak laki-laki

Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak sehingga bagi keluarga yang belum

memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.

b) Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)

Adanya program keluarga berencana

Kemajuan diidang IPTEK dan obat-obatan

Adanya peraturan pemerintah tentan g pembatasan tunjangan anak bagi

PNS

Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan

Penundaan usia pernikahan karena alsan ekonomi, pendidikan dan karir

Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.

Page 9: konsep kependudukan

9

Beberapa fertilitas yang sering digunankan adalah :

a. Angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate)

Angaka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran

pertahun disatu tempat perseribu penduduk. CBR dapat dihitung dengan rumus

berikut ini :

Keterangan :

CBR : angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate)

L : jumlah kelahiran selama satu tahun

P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun

1000 : Konstanta

Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam :

CBR< 20 termasuk kriteria rendah

CBR antara 20-30 termasuk kriteria sedang

CBR > 30 termasuk kriteria tinggi

b. Angka Kelahiran Khusus ( Age Spesifik Birth Rate)

Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukan banyaknya kelahiran bayi

setiap 1000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung

dengan rumus berikut ini :

Keterangan :

ASBR : angka kelahiran khusus

Li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu

Pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun.

Page 10: konsep kependudukan

10

1000 : konstanta

c. Angka Kelahiran Umum ( General Fertiliti Rate )

Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukan banyaknya kelahiran setiap

1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun. GFR dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut ini :

Keterangan :

GFR : angka kelahiran umum

L : jumlah kelahiran selama satu tahun

W(15-49): jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun

1000 : konstatnta

2. Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)

Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian setiap

1000 penduduk dalam waktu satu tahun. CDR dapat dihitung dengan rumus berikut

ini:

Keterangan :

CDR : angka kematian kasar

M : jumlah kematian selama satu tahun

P : jumlah penduduk pertengahan tahun

1000 : konstanta

Page 11: konsep kependudukan

11

Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan dalam tiga macam :

CDR < 10 termasuk kriteria rendah

CDR antara 10-20 termasuk kriteria sedang

CDR > 20 termasuk kriteria tinggi

b. Angka Kematian Khusus (Age Spesifik Death Rate)

Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian setiap

1000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat

dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

Keterangan :

ASDR : angka kematian khusus

Mi : jumlah kematian pada kelompok umur tetentu

Pi : jumlah penduduk pada kelompok tertentu

1000 : konstanta

c. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortaliti Rate )

Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukan banyaknya kematian bayi ( anak

yang umurnya dibawah satu tahun ) setiap 1000 kelahiran bayi hidup dalam satu

tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :

Keterangan : D= jumlah kematian bayi sebelum umur 1 tahun

P = jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama

Kriteria angka kematian bayi :

IMR < 35 termasuk kriteria rendah

IMR antara 35-75 termasuk kriteria sedang

IMR antara 76-125 termasuk kriteria tinggi

IMR = (Db/Pb)x1000

Page 12: konsep kependudukan

12

IMR > 125 termasuk kriteria sangat tinggi

3. Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka pertumbuhan

penduduk. Migrasi adalah perpindhan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan

migrasi apabila orang tyersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain. Jenis-

jenis migrasi :

1) Transmigrasi: Perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap kedaerah lain

didalam wilayah republik indonesia

2) Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari desa kekota besar

3) Emigrasi: Perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap keluar

negeri.

4) Imigrasi: Perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap ke dalam

negeri

5) Reemigrasi: Kembali ketempat asal

Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dar suatu wilayah menuju wilayah lain

dan bertujuan untuk menetap diwilayah yang didatangi. Migrasi masuk adalah

masuknya penduduk dari wilayah lain kesuatu wilayah dengan tujuan menetap

diwilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari

daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi

ditinjau dari daerah tujuannya.

a) Rasio ketergantungan

Rasio ketergantungan (Depedency Ratio ) adalah perbandingan antara jumlah

penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas

dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan

dapat dilihat menurut usia yakni rasio ketergantungan mudah dan rasio

ketergantungan tua.

Rasio ketergantungan merupakan indikator demografi yang sangat penting.

Semakin tingginya presentase depedency ratio menunjukan semakin tingginya

beban yang ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi.

Sedangkan presentasi dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin

Page 13: konsep kependudukan

13

rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan

didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk belum produktif ( 0-14 tahun)

dan jumlah penduduk yang tidak produktif (65 tahunj keatas) dengan jumlah

pemnduduk usia produktif (15 -64 tahun).

Keterangan :

RK total : rasio ketergantungan penduduk usia muda dan tua

RK muda : rasio ketergantungan penduduk usia muda

RK tua : rasio ketergantungan penduduk usia tua

P (0-14 ) : jumlah penduduk usia muda 0-14 tahun

P (65+) : jumlah penduduk usia tua 65 tahun keatas

P (15-64) :jumlah pemduduk usia produktif

b) Angka perkawinan umum

Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yanag berstatus

kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan tahun

untuk satu tahun tertentu. Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan

dimana seorang laki-laki dan seorang perepuan hidup bersama dalam kurun waktu

yang lama.

c) Pengaruh program KB

Berikut ini adalah istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana beserta

definisinya :

Pasangan usia subur / PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-

49 tahun

Page 14: konsep kependudukan

14

Pemakai alat atau cara KB adala seseorang yang sedang atau pernah memakai alat

atau cara KB

Pernah memakai alat atau cara KB (ever user ) adalah seseorang yang pernah

memakai alat atau cara KB

Pemakai alat atau KB aktif ( current user) adalah seseorang yang sedang memakai

alat atau cara KB

Alat atau cara KB adalah alat atau cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.

Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (unmed need) adalah presentase perempuan

usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran

berikutnya tetapi tidak memakai alat atau cara KB.

2.6 Transisi Demografi

Transisi demografi adalah berkembangnya keadaan peralihan penduduk yang semula

relatif tetap (stationer) berkembangnya dengan pesat dan akhirnya mencapai tetap (stationer)

kembali. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas antara lain :

a) Perkembangan teknologi di bidang pertanian dan perkembangan industri modern /

dewasa ini dikenal juga revolusi hijau yang ada pada masyarakat Indonesia ditetapkan

sebagai panca usaha di bidang pertanian.

b) Munculnya pemerintahan yang relatif stabil/mantap yang memungkinkan mantapnya

fasilitas penyaluran bahan makanan dan jasa.

c) Kemajuan sanitasi lingkungan menimbulkan kondisi lingkungan yang sehat

d) Kemajuan di bidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-progran kesehatan

masyarakat.

2.7 Masalah Kependudukan di Indonesia

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas

Robert Malthus yang hidup pada tahun 1886-1824. Dalam edisi pertamanya, Essay on

Population Th 1798, Malthur mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu kebutuhan

penduduk seperti bahan makanan adalah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu

manusia tidak dapat ditahan dan tidak terbatas. Dari dua hal tersebut dia mengemukakan

Page 15: konsep kependudukan

15

pendapatnya bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cpat dari pertumbuhan bahan

makanan. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu jumlah penduduk meningkat secara

geometris (deret ukur) sedangkan kebutuhan hidup kian meningkat secara alat aritmatika

(deret hitung), akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang beasar antara

jumlah penduduk dan kebutuhan hidup. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar

antara 2,15 % hinggá 2,49 % per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu

dipengaruhi oleh tiga factor utama, yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),

dan perpindahan penduduk ( migrasi).

Peristiwa kematian dan kelahiran disuatu daerah menyebabkan berubahnya jumlah

dan komposisi penduduk. Sedangkan peristiwa perpindahan penduduk dapat menambah

maupun mengurangi jumlah penduduk disuatu daerah, mengurangi bagi yang

ditinggalkan dan menambah bagi daerah yang didatangi. Selain penyebab langsung

seperti kelahiran, kematian dan migrasi, terdapat penyebab tidak langsung seperti

keadaan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan., politik, dsb. Pertumbuhan penduduk

seperti dikemukakan diatas dapat dikatakan terlalu tinggi karena dapat menimbulkan

berbagai persoalan.  

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antar

daerah di Indonesia. Secara ekonomis,  permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah

rendahnya produktivitas daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.

a. Struktur Umur Penduduk

Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama.

Pengelompokan penduduk berdasarkan kedua karakteristik tersebut selalu diperlukan

dalam menganalisis data. Melalui analisis komponen penduduk berdasarkan umur dan

jenis kelamin disuatu daerah atau Negara, dapat dihitung berbagi perbandingan atau

rasio (ratio) antara lain : rasio jenis kelamin (sex ratio),  rasio jenis kelamin waktu

lahir (sex ratio birth), rasio ibu dan anak (child women ratio), dan rasio beban

ketergantungan (dependenty ratio). Komposisi penduduk di Indonesia termasuk

dalam model exposive atau umur muda. Komposisi tersebut mengandung masalah

penyediaan lapangan kerja, pendidikan dan beban kelompok produktif.

Page 16: konsep kependudukan

16

b. Kelahiran dan Kematian

1) Kelahiran

Ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah

angka kelahiran total atau Total Fertlity Rate (TFR) dan angka kelahiran menurur

umur atau Age Specific Fertility Rate (ASFR). TFR merupakan ukuran tingkat

kelahiran yang menunjukan rata – rata jumlah anak yang akan dilahirka oleh

seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai akhir masa reproduksinya

(umur 15 – 49 tahun). ASFR mempunyai pengertian yang sama dengan

menggunakan metode anak kandung (Own Children). Adapun pertimbangan

penerapan metode tersebut antara lain :

1. Karena tidak tersedianya data angka kelahiran secara lengkap dari hasil

registrasi selama periode tahun 1990 – 2000.

2. Dapat menghasilkan ukuran kelahiran menurut umur ibu (ASFR).

3. Paling memungkinkan untuk keperluan trend dan untuk menjaga

kesinambungan data.

2) Data yang disiapkan

Jumlah anak menurut kelompok umur tunggal

Jumlah ibu menurut kelompok umur tunggal (14 – 65)

Jumlah wanita kawin

3) Prosedur perhitungan

Tentukan Own Children, diasumsikan 0,01 % (mengacu BPS)

Non Own Children didistribusikan ke kelompok umur anak dengan menghitug

explanation factor (Ki) = 1 + ∑ Non Own Children umur X ∑ Own Children

Umur X.

Estimasi probabilitas kelangsungan hidup anak, tentukan koefisien α & β

sesuai level kematian mengacu manual X.

Estimasi probabilitas hidup wanita dewasa.

Memperkirakan kelahiran anak 14 tahun kebelakang.

Memperkirakan jumlah wanita s/d 14 tahun yang lalu.

2.8 Rumusan Tahapan Kualitas Keluarga

Page 17: konsep kependudukan

17

1. Keluarga Pra-sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, kesehatan dan keluarga

berencana

2. Keluarga sejahtera tahap I yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial

psikologisnya seperti keburuhan akan pendidikan, interaksi dan keluarga, interaksi

dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

3. Keluarga sejahtera tahap II yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik

dan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan informasi

4. Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

fisik, sosial psikologis dan pengembangannya secara teratur kepada masyarakat

sekitanya, misalnya dalam bentuk sumbanagn materiil dan keuangan, serta aktif menjadi

pengurus lembaga sosial kemasyarakatan yang ada dilingkungannya

5. Keluarga sejahtera tahap III plus yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhannya serta memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga di sekitarnya

2.9 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran

sedemikian rupa, sehingga, bagi ibu maupun bayinya, dan bagi ayah serta keluarganya atau

masyarakat yang bersangkutan, tidak menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari

kelahiran tersebut.

Keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau

pencegahan terjadinya pembuahan atau pencegahan pertemuan antara sel mani dari laki-laki

dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan.

Menurut WHO keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk 1) mendapatkan objektif0objektif tertentu, 2) menghindari

kelahiran yang tidak diinginkan, 3) mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, 4)

mengatur interval di antara kehamilan, 5) mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan

dengan umur suami istri, 6) menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Page 18: konsep kependudukan

18

Secara garisbesar definisi ini mencakup beberapa komponen pelayanan

kependudukan/KB yang dapat diberikan sebagai berikut :

a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

Tujuan:

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan

peserta baru

Membina kelestarian peserta KB

Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin

berlangsungnya proses penerimaan

b. Konseling

Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE, yang dibutuhkan bila seseorang

menghadapi suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri

Tujuan konseling:

Memahami diri secara lebih baik

Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya

Lebih realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi sehingga mampu

memecahkan masalah secara kreatif dan produktif, memiliki taraf aktualisasi diri

sesuai dengan potensi yang dimiliki, terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah

penyesuaian diri, mampu menyelesaikan dengan situasi dan lingkungan serta

memperoleh dan merasakan kebahagian

c. Pelayanan kontrasepsi (PK)

Tujuan:

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya

NKKBS

Penurunan angka kelahiran yang bermakna

d. Pelayanan infertilitas

Page 19: konsep kependudukan

19

Kurang lebih 10% dari pasangan usia subur di Indonesia menurut sensus 1980,

tidak/belum berhasil mempunyai anak. Sesuai dengan tujuan Program Nasional KB yaitu

Norma Keluarga Kecil yang Bahagia Sejahtera, seyigianya diberikan pelayanan

infertilitas kepada mereka ini

e. Pendidikan seks (sex education)

Dulu orang beranggapan bahwa pada waktunya orang akan tahu sendiri tentang seks.

Kenyataannya tidaklah demikian. Berapa banyak dari para remaja kita yang mengalami

kecelakaan karena ketidaktahuannya. Oleh karena itu masalah sex education sudah tidak

dapat ditunda

f. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan

Kebutuhan akan hal ini secara nyata telah diperlihatkan oleh masyarakat kita dengan

adanya masa pertunangan, serta nasihat pernikahan

g. Konsultasi genetik

Dengan program K/KB maka orang akan mempunyai anak yang relatif lebih sedikt

dibandingkan dengan mereka yang hidup puluhan tahun yang lalu. Untuk itu diperlukan

jaminan bahwa anak yang dilahirkan itu bebas dari kelainangenetik yang akan

membebani orang tuanya dan masyarakat

h. Test keganasan

Melalui program KB maka pelayanan yang bersifat health maintenance ini dapat

dikembangkan. Hal ini pada gilirannya akan sangat meningkatkan penerimaan NKKBS

i. Adopsi

Di Indonesia anak-anak yang terlantar cukup banyak, sedangkan pasangan yang infertil

kira-kira 10% dari PUS. Alangkah baiknya bila anak yang terlantar dipertemukan dengan

pasangan yang infertil tersebut

Page 20: konsep kependudukan

20

2.10 Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana Terpadu/ Gerakan Hidup Sehat (GHS)

Meliputi pelayanan tehnis medis dan pelayanan penyuluhan dari 6 program utama:

a) Pelayanan Gizi: penimbangan balita, pemberian paket gizi, penyuluhan gizi

b) Pelayanan KIA: pemeriksaan kehamilan, bayi, penimbangan bayi, pemeriksaan ibu

menyusui, penyuluhan KIA dan pemeriksaan anak balita

c) Pelayanan KB: pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan ulang kontrasepsi dan

penyuluhan KB

d) Pelayanan Immunisasi: pemberian immunisasi pada ibu hamil, bayi dan penyuluhan

imunisasi

e) Pelayanan Diare: pemberian oralit, penyuluhan diare, pembuatan larutan gula garam

f) Pelayanan Kesehatan Lingkungan: pengadaan jamban keluarga, sarana air bersih,

sarana pembuangan air limbah dan penyuluhan kesehatan lingkungan.

Page 21: konsep kependudukan

21

BAB III

KESIMPULAN

Pelaksanaan pembangunan di bidang kependudukan juga diarahkan untuk

menumbuhkan sikap dan perilaku masyarakat yang semakin aktif dalam pemecahan

masalah kependudukan. Pelaksanaan tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan

peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Besarnya masalah kependudukan di Indonesia telah mendorong tumbuhnya pusat-

pusat studi kependudukan di daerah. Dengan adanya pusat studi kependudukan (PSK) ini

baik pemerintah daerah setempat maupun pemerintah pusat lebih mudah dalam memantau

perkembangan pelaksanaan pemecahan masalah kependudukan. Untuk itu usaha

peningkatan PSK terus ditingkatkan dan dimantapkan agar permasalahan kependudukan

di daerah makin dapat teratasi. Kegiatan utama pusat studi kependudukan adalah

melakukan penelitian di bidang kependudukan.

Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya

keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara keadaan kependudukan dan lingkungan

hidup. Kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar dapat mengelola sumber

daya alam dan lingkungan hidup secara lebih optimal dan ber tanggung jawab atas usaha

pembangunan selanjutnya.

Dalam rangka mencapai sasaran program kependudukan dan KB telah dilaksanakan

usaha-usaha kependudukan dan keluarga berencana secara terpadu dengan sektor

pembangunan lainnya. Bentuk keterpaduan ini bervariasi, mulai dari kegiatan yang hanya

sekedar memberikan dorongan sampai dengan kegiatan yang bersifat langsung

diusahakan bersama-sama dengan sektor terkait. Sejalan dengan itu telah dibentuk

forum komunikasi mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Melalui forum

komunikasi ini berbagai pihak dapat mengutarakan permasalahan yang ditemui dalam

persiapan maupun pelaksanaan di lapangan dan mengusahakan penyelesaiannya secara

bersama-sama.

Usaha menurunkan tingkat kematian dilakukan melalui perbaikan gizi keluarga,

terutama gizi bayi dan anak-anak. Semakin tinggi gizi anak semakin baik kesehatannya

dan selanjutnya akan menurunkan tingkat kematian anak. Hal ini akan mendorong

Page 22: konsep kependudukan

22

penurunan tingkat kelahiran karena makin besarnya kemungkinan anaknya akan hidup

dapat menyebabkan keinginan untuk mempunyai anak banyak semakin menurun.

Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih

meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam berkeluarga

berencana. Dengan telah besarnya jumlah peserta program KB, maka pelaksanaan program ini

perlu makin ditingkatkan kualitasnya. Sehubungan dengan itu maka pesan-pesan penerangan KB

telah diarahkan kepada pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif dengan tingkat

perlindungan terhadap kehamilan yang lebih tinggi. Kegiatan penerangan juga meliput

penerangan medis yang bertujuan meningkatkan pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi.

Pada akhirnya kegiatan penerangan dan motivasi ditujukan pada usaha pelembagaan

yaitu mendorong timbulnya keikutsertaan masyarakat secara aktif dan kreatif dalam

berkeluarga berencana. Pelembagaan pelaksanaan program keluarga berencana yang

dibentuk secara sukarela ini diusahakan secara bertahap dan terus ditingkatkan untuk

lebih mempercepat penerimaan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Selanjutnya diharapkan pula agar secara bertahap masyarakat dapat melaksanakan sendiri

program KB.

Pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih

membudayakan masyarakat dalam norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).

Kegiatan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana terutama ditujukan untuk

generasi muda baik yang ada di bangku sekolah maupun yang tidak. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk memberi bekal pengetahuan dalam pemecahan masalah

kependudukan dan KB sehingga akan tumbuh dan berkembang pengertian dan kesadaran

yang selanjutnya akan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab

dalam menghadapi masalah kependudukan dan KB.

Program KB telah berkembang sehingga menjangkau seluruh wilayah dan lapisan

masyarakat. Dalam rangka peningkatan mutu pengelolaan dan pelayanan diperlukan

peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana program.

Keberhasilan program KB tidak terlepas dari mutu pelayanan yang dilaksanakan dan

penyediaan sarana yang diperlukan. Untuk mendekatkan pelayanan keluarga berencana

kepada masyarakat maka pelayanan dalam bentuk penyediaan kontrasepsi yang tidak

Page 23: konsep kependudukan

23

memerlukan pelayanan medis, seperti pil dan kondom, disalurkan melalui Pos KB,

PPKBD dan Sub-PPKBD. Sedangkan pelayanan KB yang memerlukan pelayanan media

dilaksanakan melalui Rumah Sakit, Puskesmas ataupun klinik KB dan Tim KB Keliling

(TKBK).

Usaha untuk meningkatkan peserta KB aktif dilakukan melalui pembinaan para

peserta KB agar tetap memakai alat kontrasepsi. Usaha itu juga dilaksanakan dengan

memberikan motivasi agar mereka bersedia memakai alat kontrasepsi yang lebih efektif

yang mempunyai tingkat kelangsungan lebih tinggi.

Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai merupakan komponen penting

dalam mendukung lancarnya pelaksanaan pro-gram. Dalam program KB sarana utama

adalah alat dan obat kontrasepsi. Oleh karena itu selalu diusahakan pemenuhan kebutuhan

akan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai baik jenis, jumlah maupun mutunya serta

waktu pengadaannya.

Dengan luasnya jangkauan dan besarnya aktivitas program KB diperlukan adanya

pemantauan atas pelaksanaan program ini agar secara teratur dapat diperoleh informasi

yang memadai mengenai perkembangan hasil-hasil dan masalahnya.