tugas ilmu kependudukan 09-04-2014

13
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu hal yang terjadi di dalam masyarakat luas. Pertumbuhan penduduk ini berkaitan dengan proyeksi penduduk . Proyeksi penduduk merupakan suatu estimasi jumlah penduduk yang tentunya berlandaskan pada data yang akurat seperti sensus penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Proyeksi penduduk kelak dapat mempengaruhi semua sektor yang ada di dalam suatu pemerintahan. Seluruh data hasil dari proyeksi penduduk digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan bagi masyarakat dimasa yang akan datang. Suatu negara ataupun wilayah yang tidak memiliki proyeksi penduduk, kerugian untuk suatu negara atau wilayah tersebut bisa begitu panjang dan tentunya akan menghambat suatu pembangunan. Sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan nasional. Olehkarena itu maka proyeksi penduduk atau estimasi penduduk ini dilakukan untuk menyempurnakan

Upload: fadhila-suryantini

Post on 16-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilpenduk

TRANSCRIPT

1. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGPertumbuhan penduduk merupakan salah satu hal yang terjadi di dalam masyarakat luas. Pertumbuhan penduduk ini berkaitan dengan proyeksi penduduk . Proyeksi penduduk merupakan suatu estimasi jumlah penduduk yang tentunya berlandaskan pada data yang akurat seperti sensus penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Proyeksi penduduk kelak dapat mempengaruhi semua sektor yang ada di dalam suatu pemerintahan. Seluruh data hasil dari proyeksi penduduk digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan bagi masyarakat dimasa yang akan datang. Suatu negara ataupun wilayah yang tidak memiliki proyeksi penduduk, kerugian untuk suatu negara atau wilayah tersebut bisa begitu panjang dan tentunya akan menghambat suatu pembangunan. Sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan nasional. Olehkarena itu maka proyeksi penduduk atau estimasi penduduk ini dilakukan untuk menyempurnakan suatu pembangunan baik pembangunan nasional maupun maupun pembangunan suatu daerah.

1. TUJUANTujuan makalah ini adalah untuk mengetahui proyeksi penduduk di Kabupaten Bantul Yogyakarta beserta kebijakan kebijakan daerah yang diambil.

1. PEMBAHASAN

A. LETAK GOEGRAFIS KABUPATEN BANTUL Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 0744'04"-0800'27" Lintang Selatan dan 11012'34"-11031'08" Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah paling selatan di Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman Sebelah Timur :KabupatenGunungkidul

B. DEMOGRAFI Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat sejumlah 911.503jiwa. Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2010 dan laju pertumbuhan SP2000-SP2010maka estimasi jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2012 ini mencapai 930.276 jiwa. Guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat diperlukan pengetahuan mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih efektif. Dari tabel dibawah terlihat bahwa perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan Kabupaten Bantul Tahun 2012 hampir sama.

Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk daerah terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Selain itu, kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Bantul tidak merata, daerah yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.383 jiwa/km2), Sewon (3.937 jiwa/km2), dan Kasihan (3.533 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk geografis terendah terletak di Kecamatan Dlingo (641 jiwa/km2). Kepadatan penduduk geografis Kabupaten Bantul Tahun 2012 mencapai 1,835jiwa per km2.

Selain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk dapat pula ditinjau dari kepadatan penduduk agraris. Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul sebagian besar menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga kepadatan penduduk agraris per wilayah perlu diketahui agar tercapai akurasi kebijakan. Tabel 2.9. Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Berdasarkan data kepadatan penduduk agraris yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi pertanian. Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk menekan laju penyusutannya. Penyusutan lahan banyak terjadi di daerah aglomerasi perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan, dan Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh migrasi dari kota Yogyakarta.

C. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL a. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk Kabupaten Bantul pada tahun 2012 ini mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,98% ( 921263 jiwa menjadi 930276 jiwa) sedangkan pada tahun 2011 pertumbuhan penduduk sebesar 1,07% (911.503 jiwa menjadi 921.263 jiwa). Angka laju pertumbuhan penduduk menurun dari tahun ke tahun sehingga kondisi ini menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.

b. Pengelompokan penduduk Pengelompokan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain berdasarkan persebaran penduduk/geografis, berdasarkan kelompok umur dan berdasarkan jenis kelamin. kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk daerah terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya. Persebaran penduduk menurut umur sangat diperlukan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan banyak sektor seperti tenaga kerja, pendidikan, dan lain-lain. Dengan mengetahui sebaran penduduk kelompok umur dominan di suatu wilayah maka dapat dilakukan kebijakan yang lebih tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah tersebut.

Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk kelompok umur menunjukkan proporsi umur. Berdasarkan kelompok umur terbesar yaitu pada umur 25-29 tahun (8,346%), 40-44 tahun (8,075%) dan 30-34 tahun (8,053%). Berdasarkan data tersebut dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang kesehatan pada kelompok umur 40-44 tahun ke atas harus mendapatkan prioritas dan perhatian lebih sedangkan pada usia 25-34 tahun yang proporsinya paling besar dan merupakan kelompok umur produktif maka kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan. Disamping itu, guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat diperlukan pengetahuan mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih efektif. Pengelompokan penduduk berdasarkan persebaran penduduk/geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah setiap kilometer persegi. Penyebaran penduduk di Kabupaten Bantul tidak merata, daerah yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.383 jiwa/km2), Sewon (3.937 jiwa/km2), dan Kasihan (3.533 jiwa/km2), sedangkan kepadatan penduduk geografis terendah terletak di Kecamatan Dlingo (641 jiwa/km2).. Kepadatan penduduk geografis Kabupaten Bantul Tahun 2012 mencapai 1,835 jiwa per km2.

Sumber : http://bappeda.bantulkab.go.id/documents/20131128152031-2.-bab-2_.pdf http://www.rumusstatistik.com/2013/07/rasio-beban-tanggungan-dependency-ratio.html

TUGASILMU KEPENDUDUKAN

Oleh:Nama : Fadhila SuryantiniNim : G1B013086Kelas : A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKUTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT2013/2014