ilmu filsafat 2009.ppt

132
FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU DRS. D. FELENDITI, MSi DRS. D. FELENDITI, MSi

Upload: sarahhillary

Post on 17-Dec-2015

187 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

  • FILSAFAT ILMUDRS. D. FELENDITI, MSi

  • HAKEKAT FILSAFAT1. Istilah Filsafat Philosophia > Philo (Yun. k.k. philein) = mengasihi Sophia = kebijaksanaan Filsuf = seorang yang mengasihi kebijaksanaan. Tradisi kuno : nama filsuf (philosophos) pertama kali digunakan Pythagoras (ab-6 sM) Pasti : dalam kalangan Sokrates dan Plato (abad ke-5 sM) nama filsafat dan filsuf sudah lazim dipakai. Dialog Plato Phaidros : .... Lebih baik ia dipanggil philosophos, pencinta kebijaksanaan. Nama ini lebih berpatutan dengan makhluk insani.

  • 2. PERISTIWA AJAIB? Abad ke-6 sM : The Greek Miracle. Beberapa faktor peristis : 1) Mitologi yang kaya dan luas = percobaan untuk mengerti Mitos kosmogonis mitos kosmologis Bgs Yun susun mitos2 jadi keseluruhan yang sistematis = tampak sifat rasional bangsa Yun : mau mengerti hub mitos2 satu sama lain. 2) Kesusasteraan Yunani : 2 Puisi Homeros Ilias & Odyssea (850 sM) = buku pendidikan untuk rakyat Yun. Plato Politeia : Homeros telah mendidik seluruh Hellas 3) Pengaruh ilmu penget di Timur Kuno waktu itu. Ilmu Ukur & Ilmu Hitung > Mesir -- Astronomi > Babylonia IP : konteks praksis : tiap tahun diukur kembali tanah sesudah banjir S.Nil (Herodotos abad ke-5 sM) == geometria O Yun pada abad ke-6 sM hidup dalam polis selaku orang merdeka.

  • Mythos dan LogosAbad ke-6 sM : orang cari jawaban rasional atas problem alam semesta.Logos : akal budi, rasio, kata (tuturan, bahasa) ganti mythos.Filsuf2 pertama mulai berpikir sendiri.Cth.Pelangi : Yun tradisional : dewi yg bertugas sbg pesuruh dewa lain.Xenophanes : awanAnaxagoras : pelangi disebabkan oleh pantulan sinar matahari dalam awan.

  • Sifat-sifat Bangsa Yunani1. Segi geografis Wil Yun : daratan Eropa, pesisir di Asia Kecil (Turki kini), p.Sisilia, Italia Selatan, Kyrene di daratan Afrika. Pindah : serbuan suku Doria (1100-1000 sM), alasan ekonomis (750-500 sM) == jadi pelaut pandai merantau == Graecia magna2. Segi politik sosial Bangsa Yun : merdeka >< barbaros = asing : budak Tidak hidup dlm kerajaan seperti di Timur Kuno Hidup dalam Polis : negara kecil, negara kota, rakyat (abad-8 & 7) Meliputi 1 kota & beberapa desa. Plato : 1 polis tdk lebih dr 5000 warga

  • a. Polis sbg lembaga politik Polis : pusat segala aktivitas ekonomi, sosial, politik, religius. Ditandai ciri-ciri : - otonomi - swasembada - kemerdekaan Lembaga-lembaga dpenting :Sidang Umum (ekklesia) : dominan = demokrasi.Dewan Harian (bule) : dominan = oligarki, aristokrasi Pemerintahan jatuh dalam tangan 1 orang = tyrannos : tergantung pada hukum (bukan tiran = seorang lalim)b. Polis sbg latar belakang timbulnya filsafat Dlm suasana polis : bahasa berperan sbg alat politik : sidang umum & Sidang pengadilan == diskusi Refleksi penggunaan bahasa = lahir aliran sofistik & Ilmu retorika. Suasana umum & terbuka Urusan negara : ur.umum. Kepentingan negara atasi kep pribadi dan tak ada yang dirahasiakan. Suasana umum ini terjamin bila seorang tynannos berkuasa. Pusat polis : agora = pasarc. Semua warga negara sederajat tiap warga ambil bagian dlm ur.negara Ttp hak kewarganegaraan terbatas atas sejumlah orang kecil. Pendatang, budak, wanita tidak berhak ambil bagian dalam ur.negara

  • 3. ASAL FILSAFAT Fils : berdiri di tengah kehidupan manusiawi. : ciri khas eksistensi manusia sendiri == makhluk bertanya Mengapa? 3 hal yang mendorong man untuk ber-filsafat : a. Kekaguman / keheranan Manusia : makhluk bertanya == mengapa? Harus ada Sebab untuk semuanya : benda, perbuatan, peristiwa, biasa dan luar biasa/penting sekali. Yunani Purba : permulaan filsafat : kekaguman (thaumasia) Plato : Mata kita memberi pengamatan bintang2, matahari dan langit penyelidikan < filsafat I. Kant (1724-1804) : Coelum stellatum supra me, lex moralis intra me = 2 unsur paling mengherankan : langit berbintang-bintang di atasnya : hukum moral dalam hatinya Karl Jaspers (1883-1969) : asal hal berfilsafat terletak dalam kekaguman, kesangsian, rasa kehilangan arah. Goncang = butuh cari tujuan bagi diri sendiri Filsafat mulai bila benda2 kehilangan ke-jamak-an atau ke-biasa-an.

  • b. Kesangsian Augustinus (350-430), Descartes (1596-1650) = kesangsian : sumber utama pemikiran Heran == ragu-ragu : dunia ini penuh macam-macam pendapat, keyakinan, interpretasi Sikap skeptis (Yunani skepsis = penyelidikan).c. Kesadaran akan keterbatasan Manusia sadar diri kecil - lemah berhadapan dg alam semesta sekeliling. Terpukau dg ketakberhinggaan sekelilingnya == ia heran akan keterbatasan eksistensinya. Harus ada sesuatu yg tak terbatas, ketakterhinggaan yang membatasi segala sesuatu yg lain. Simpulan = harus ada sesuatu yg tak terbatas yg membatasi segala sesuatu yg lain.

  • Tiga jenis abstraksiKagum, sangsi, terbatas == berpikir == metodis : halhal konkrit ke abstrak.Aristoteles(384-322 sM) = pemikiran melewati 3 jenis abstraksi (Latin abstrahere artinya: menjauhkan diri, mengambil dari).Tahap I : Fisika: pengamatan == berpikir : akal melepaskan (mengabstrahir) dari pengamatan inderawi segi-segi tertentu yaitu materi yang dapat dirasakan (hyle aistete). Akal budi hasilkan bersama materi yang abstrak ini, pengetahuan : fisika (Yun.physos = alam)Tahap II: Matesis: akal budi melepaskan materi dari semua perubahan, semua yang dapat dimengerti (hyle noete) == dapat menghitung dan mengukur karena akt ini lepas dari semua gejala dan perubahan. Pengetahuan ini disebut = matesis (matematika). Yunani, mathesis berarti pengetahuan, ilmu.

  • Tahap III: Teologi atau filsafat pertama: abstraksi materi : yang diamati dan diketahui. Berpikir = keseluruhan kenyataan, asal-tujuan, jiwa manusia, kenyataan paling luhur, Tuhan == ditinggalkanlah matesis dan fisika. Pengetahuan jenis ke-3 ini (dalam tradisi Aristoteles) : metafisika, bidang yang datang setelah (meta) fisika. Aristoteles : metafisika, matematika, fisika : kesatuan yang disebut filsafat Dewasa ini : filsafat == filsafat pertama atau metafisika Filsafat datang : sebelum karena semua ilmu khusus : bagian filsafat sebagai batang pohon. : sesudah karena semua ilmu menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang mengatasi batas-batas spesialisasi mereka.

  • 4. Definisi Filsafat a. Suatu pengetahuan kodrati yg diperoleh secara metodis, teratur dan sistematis di mana dikejar keterangan masak2 tentang segala-galanya. b. Percobaan berpikir yg dengannya manusia mengejar pengertian tentang diri sendiri dan menetapkan situasinya dalam dunia. c. I.R. Poedjawijatna : Ilmu yg mencari sebab sedalam- dalamnya bagi segala sesuatu yg ada dan mungkin ada. Obyek materi : Ilmu + Filsafat == realita Beda : Filsafat = cari keumuman & kesamaan segala hal. Segala yang ada/mungkin/harus ada bertemu pada ada terlepas dari pengalaman == sebab terdalam. Ilmu = terbatas pd fenomena indera

  • 5. Makna Filsafat * Sikap = hidup & alam semesta : bagaimana menanggapi keadaan semacam ini? * Metode == cara berpikir refleksif (mendalam), inklusif, sinoptik. * Kelompok persoalan == perennial problems Persoalan : Non-filsafati = fakta2, tertentu ruang - waktu Filsafati = melampaui fakta, ruang- waktu, argumen logis/rasional * Kelompok teori/sistem pemikiran : rasionalisme, empirisme, positivisme, idealisme, materialisme, pragmatisme, dll. * Analisa logis ttg bahasa & penjelasan makna istilah.arti tepat mis ada, baik, indah.Hubungan konsep dasar dalam ilmu = substansi/zat (kimia); ruang (geometri); gerak (mekanika) == umum * Usaha peroleh pandangan menyeluruh : kesimpulan umum ttg sifat2 dasar alam semesta, kedudukan man di dalamnya; pandangan2 ke depan

  • Persoalan Filsafat Kagum = fenomena2 alam = tidak tahu = cari jawaban === filsafat Ciri-ciri persoalan filsafati :Umum : ide2 umum bukan obyek2 khusus. Filsafat tidak tanya : berapa uang yg anda sumbangkan .... == Apa itu keadilan? Berapa jauh jarak ........ == Apa itu jarak?Tidak menyangkut fakta : spekulatif = melampaui batas2 penget ilmiah. Penget ilmiah : menyangkut fakta empiris.Bersangkutan dg nilai2 (values) : etis, moral, estetis, sosial, agama, dst.Kritis : ttg konsep dan arti yg biasa diterima begitu saja oleh ilmu. Memeriksa, menilai asumsi2 ilmu, mengungkapkan arti dan menentukan batas penerapan. Sinoptik : pandang kenyataan secara keseluruhan.Implikatif

  • 7. Ciri-ciri hal berfilsafat Berfilsafat = berpikir --- bukan berpikir = berfilsafat Tidak identik dg berpikir ttp termasuk dalam berpikir = berpikir dengan ciri2 tertentu.a. Radikal = Menyentuh radix = akar segala wawasan dan realita. Filsafat : voraussetzunglos (Jerman) = tanpa andaian. Bdk. IP Positif mis. Fisika = dunia empiris == ruang waktu Biologi = kehidupan Makna ultim tidak ditanyakan. Dkl. Berpikir radikal = berpikir sampai ke hakekat/esensi/substansi = berusaha menangkap penget hakiki = dasar segala pengetahuan inderawi yg selalu berubah.

  • b. Kritis fils. mulai dg kagum mengenai sesuatu. Refleksi kritis ttg pendapat2 prafilsafati : keseluruhan yg kaya akan segala pengalaman manusiawi = segala sesuatu yg ada dan terjadi dalam hidup manusiawi. Terhadap yang pra-filsafati muncul 3 sikap :Dipercaya dan diterima sbg kebenaran pasti.Sangkal semua makna dan nilai pada pra-filsafati. = skeptisisme : tidak ada makna & nilai kebenaran tidak bisa dicapai. contradictio in terminisRefleksi kritis (Y krinein) = Ajukan pertanyaan radikal ttg pra-fils.

  • c. Transendental Fils == obyek transendental == luasnya tak terbatas Problematik fils. == p. Totalitas Gabriel Marcel (1889-1973) : Probleme - Mystere Martin Heidegger (1889-1976) : Zuhandenes - Vorhandenes Ciri-ciri berfilsafat yang lain : Universal : kesimpulan universal Konseptual = hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman ttg hal2 serta proses2 individual. Berpikir bukan ttg manusia tertentu, melainkan manusia secara umum.Koheren dan konsisten : Koheren : sesuai kaidah berpikir (logis) Konsisten : tidak mengandung kontradiksiSistematik : kebulatan == capai tujuan.Komprehensif : mencakup keseluruhan.Bebas : dari prasangka sosial, historis, kultural atau religius.

  • 8. Filsafat : salah satu ciri kemanusiaanFils : disiplin ilmu = memahami implikasi2 segala gejala yg setiap hari membanjiri kita, menilai, mengkritik, menemukan jarak dan mengambil sikap.Fils. Bertitik tolak pada pertanyaan :Peristiwa sehari-hari yg kini tidak dianggap serba biasa.Si penanya sendiri.a. Filsafat dan hidup sehari-hariSetiap permasalahan filsafat selalu berakar dlm manusia yg bertanya-tanya di tengah arus pengalaman sehari-hari dan sejarah.Filsafat tidak mengenal titik nol mutlak; selalu berurusan dg manusia yg sudah berangkat pada perjalanannya.b. Filsafat bercorak transenden terhadap kehidupan sehari-hari.Manusia selalu sadar bahwa ... Manusia berdiri di luar/atas situasi itu.c. Filsafat menunjuk manusia : sedang berkelana mencari jawaban terakhir yg memberi arah kpd kiblat kelananya sehari-hari = ke mana, bagaimana.Pengalaman sudah punya susunan dan kecenderungan berkaitan dg arah kemanusiaan kita == kiblat sosial dan religius.

  • 9. Filsafat dan Ilmu-Ilmu lainPerbedaan filsafat dan ilmu pengetahuan : obyek materiFilsafatRadikal : mis. apa arti ruang? waktu? kehidupan? Holistis : Problematik totalita dan transendental, tidak berhenti pd detail2 spesialisasinya = yang umum keseluruhanKontinuitas perkembangan pemikiran filosofis. Dkl. Filsafat harus dialog dg sejarahnya.Filsafat dan filsuf terikat dg kultur tertentu karena fils bertitik tolak dari kehidupan sehari-hari.Pertanyaan filsafat harus diajukan dari situasi manusia yg selalu berubah.Filsuf berdiri di tengah masanya sendiri dan bertugas memahaminya.

  • Ilmu-Ilmu lainSupervisial : mis. fisika : jabarkan dunia empiris ke ruang dan waktu yg dapat diukur.Biologi = kehidupan = tdk menanyakan makna ultimnya.Perspektivistis / parsial : kaji realitas sejauh tampak dan parsial Obyek materi : seluruh aspek kehidupan yg dapat diuji indera manusia. Tujuan : Mengerti mengapa hal itu terjadi. Memeras hakekat obyek empiris = tahu obyek tsb.Tak perlu tahu banyak ttg sejarahnya. Ketidaktahuan tidak mengurangi kompetensinya di bidang keahliannya

  • Kedudukan fils di tengah ilmu2 dalam situasi sekarang diIndonesiaFils barang luks dalam negara yg sibuk membangun?Banyak tugas mendesak tunggu ditangani IPBagaimana hak eksistensi filsafat tampak dalam kegiatannya?3 tugas filsafat :* Kritis mendampingi penggunaan Iptek Bahaya : terlalu naif menantikan anugerahnya MAX SCHELER : Gejala kehilangan identitas Man secara radikal dan menyeluruh penuh persoalan/ problematis utk dirinya sendiri == tidak tahu lagi siapa dirinya. MARTIN HEIDEGGER : Gejala kehilangan kepastian ttg siapa manusia? Man cenderung jadi benda/obyek Tenggelam dalam dunia material dan dunia sosial == anonim, jadi suatu unsur dari mereka == jadi dangkalDunia dikuasai sikap teknis-ilmiah == tertutup bagi pertanyaan2 ontologis, keseluruhan, makna hidup dan makna kenyataan Manusia mengalami alienasi Zaman kita tahu banyak dan beraneka ragam ttg manusia ttp sekaligus tahu begitu sedikit tentang man. == manusia begitu problematis

  • GABRIEL MARCEL : Gejala kehilangan jalan. Manusia barak yg terasing dan didesak dari peradaban semasa dan tak tahu lagi siapa dirinya? Untuk apa dia hidup?MARTIN BUBER : Gejala keterbelakangan man dari pekerjaannya(Mans lagging behind his works)Manusia ditunggangi hasil kerjanya sendiri : di 3 bidang :Teknik : mesin balik memperbudak manEkonomi : layani kebutuhan man = lampaui jangkauan dan kendali manPolitik : ide2 politis : jelma jadi kuasa tak terkendalikan dan balik hancurkan hidup man.Tugas filsafat : refleksi kritis sistematis tentang citra man dan makna eksistensinya.

  • IP jawab pert. Bagaimana? Fils jawab pert. Untuk apa? Dkl. Fils bicara tentang makna. Albert Camus : soal utama bagi fils adalah bunuh diri karena dengan perbuatan nekad itu ditampilkan pertanyaan amat fundamental : Is life worth while to be lived?Makna kehidupan = persoalan filosofis utama.Dalam konteks kita : apa makna pembangunan? Untuk apa? * Etika : Paul Ricoeur (Prancis): kini kita butuh etika yang soroti ekonomi. Ekonomi (sbg kebijakan politik) = menentukan nasib individu2 dan masyarakat secara mendalam == butuh etika. Etika teropongi pembangunan = pemerataan pembangunan, lingkungan, korupsi, dll

  • 10. Pembagian Filsafat : atas dasar obyek materi : Epistemologi Penget : Logika : Kritik ilmu-ilmu : Metafisika/Ontologi Fils Ada : Theodicea/Fils Ketuhanan :Antrop Filsafati (Fils Man) : Cosmo Filsafati/Fils Alam Aktivitas Man : Etika : Estetika Sejarah : Sejarah Filsafat Pembagian dari Christian Wolff (1677-1754)

  • HAKEKAT ILMUManusia : homo sapiens == berpikir proses === kesimpulan : pengetahuanPengetahuan : 3 masalah pokokApa yang ingin diketaui?Bagaimana memperoleh pengetahuan?Apakah nilai pengetahuan tsb bagi kita?Ilmu : salah satu hasil pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.Sumber kebenaran : - Ilmu : beri kebenaran; ada juga kekurangannya (bukan satu-satunya sumber kebenaran)Filsafat, etika, moral, estetika, agama, dll.

  • 1. Pengertian IlmuIlmu berarti = - science in general - masing2 bidang penget ilmiah yang mempelajari pokok masalah tertentu. = Kumpulan penget yang disusun secara sistematis tentang alam semesta yang diperoleh melalui pengalamatan obyektif. Makna : Ilmu : - Pengetahuan - Aktivitas - Metode Atau : Proses : aktivitas spenelitian Prosedur : metode ilmiah Produk : pengetahuan sistematis

  • Ilmu = rangkaian aktivitas man yang rasional, kognitif, yang dengan berbagai metode, berupa aneka prosedur dan langkah, menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala alam, kemasyarakatan dan perorangan guna mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, mengontrol, memprediksi ataupun melakukan penerapan.

  • 2. Makna Ilmu2.1 Ilmu sebagai aktivitas penelitian

    Ilmu = rangkaian aktivitas berproses yang bersifat rasional, kognitif, teleologis Rasional = gunakan kemampuan berpikir untuk menalar, bukan perasaan/naluri.Kognitif = hal mengetahui, dan hasil mengetahuan == pengetahuan Rangkaian aktivitas : pengenalan, penyerapan, pengkonsepsian, penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan tentang sesuatu hal

  • Teleologis = mengarah pada tujuan tertentu : pengetahuan (knowledge), kebenaran (truth), pemahaman (understanding), penjelasan (explanation), peramalan (prediction), pengendalian (control), penerapan (application)Rangkuman : - Rasional : proses pemikiran yang berpegang pada kaidah2 logika. Ilmu : aktivitas : - Kognitif : proses mengetahui dan memperoleh pengetahuan - Teleologis : kebenaran, pemahaman, penjelasan, penerapan, peramalan, pengendalian

  • 2.2. Ilmu sebagai metode ilmiahMetode = Rangkaian cara dan langkah tertib yang berwujud pola tetap.Metode ilmiah = Prosedur yang mencakup berbagai tindakan, pola kerja, tata langkah dan tata teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang ada.Konsep = Ide umum yang mewakili suatu himpunanPersepsi = Mengenai hal khusus satu per satuHipotesis = Keterangan sementara yang diduga benar dan digunakan sebagai pangkal penjelasanlebih lanjut sampai diperoleh kepastian dengan pembuktian.

  • 2.3 Ilmu sebagai pengetahuan ilmiahI.R. Poedjawijatna :Penget. Biasa : pengetahuan yang dipergunakan orang terutama untuk hidupnya sehari-hari tanpa tahu seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, tak tahu sebab/apa sebab harus demikian.Ilmu : tahu lebih mendalam : ingin tahu hal yang dihadapi dalam keseluruhan. Tahu apa sebab dan mengapa harus demikian.Beberapa sifat ilmiah dari ilmu :Memiliki obyek -- tujuan : kebenaranMemiliki metodeMemiliki sistem -- cari yang umum, bukan khusus satu per satu. Contoh : ilmu ingin tahu tabiat besi pada umumnya jika dipanaskan.Universal == tahu yang umum

  • 3. Beberapa pola penjelasan dalam ilmu3.1 Deduktif : : abstraksi karakteristik tertentu lalu rumuskan hubungan antar karakter-karakter tersebut berupa kesimpulan. Cth. klasik : semua manusia - fana Sokrates - manusia Sokrates - fana Jadi, mengapa Sokrates fana? Karena dia adalah manusia. Il. Ekonomi : mengapa pengangguran? Harga turun/naik?3.2 Probabilistik : mungkin, barangkali Berurusan dengan jumlah besar man/individu denganmacam2 tingkah laku akibat pengaruh macam2 faktor. Mis. Mengapa Presiden Kennedy dibunuh? Banyak digunakan Ilmu Politik.

  • 3.3 Genetis : menunjuk pada apa yang telah terjadi sebelumnya. ? Anak punya tipe rambut tertentu == faktor keturunan Ilmu Psikologi : ? Manusia melakukan tindakan tertentu ? Manusia itu berkulit warna tertentu. Disebut juga penjelasan historis

    3.4 Fungsional : selidiki tempat obyek dalam keseluruhan sistem ? Anak sekolah hormat bendera = jadi anak patriotik jamin cita2 dan kelangsungan bangsa Ilmu Antropologi : ? Masyarakat berbeda-beda = peran berbeda-beda

  • ONTOLOGI ILMU Pengetahuan > hasil berpikir == obor & semen peradaban manusia.Filsafat Ilmu > Epistemologi == kaji hakekat ilmu. = Jawab pert. : a. Obyek yang ditelaah ilmu? b. Bagaimana memperoleh pengetahuan yang benar? c. Nilai pengetahuan?* Obyek materi ilmu = Apa yang ingin diketahui ilmu? Obyek materi ilmu = seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera. Ilmu = Pengetahuan empiris = Tujuan = Mengetahui mengapa hal itu terjadi. Memeras hakekat obyek empiris = tahu ttg obyek tsb Ada 3 kelompok ilmu 1. Ilmu abstrak / simbolik 2. Ilmu Kemanusiaan = Ilmu-ilmu sosial == Il. Empiris 3. Ilmu Alam = deterministik

  • * Asumsi IlmuIlmu = punya beberapa asumsi tentang obyek-obyek empiris - Keragaman - Berulang & saling menjalin secara teratura. Obyek2 tertentu punya keserupaan satu sama lain mis. bentuk, struktur, sifat, dll. - klasifikasi (taxonomi) Lenneaeus (1707-1778) == penggolongan : hewan - tumbuhan Individu2 dalam kelas tertentu punya ciri2 serupa Ilmu bicara = bukan kasus individual = kelas tertentub. Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. = Bukan kelestarian absolut = Kelestarian relatif == sifat2 pokok suatu benda tidak berubah dalam jangka waktu tertentu.

  • c. Determinisme = Tiap gejala bukan merupakan kejadian yang bersifat kebetulan. Bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama. = Bukan hubungan sebab-akibat mutlak : ..... selalu harus ..... == Peluang (probabilistik) * Batas-batas ilmu Ilmu mulai jelajah pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman. Kejadian2 sebelum hidup dan sesudah mati = di luar jelajah ilmu. Mengapa? * Fungsi ilmu = alat bantu manusia untuk menanggulangi masalah-masalah sehari-hari. = menentukan benar/salah suatu pernyataan Baik buruk > etika-moral Indah jelek > estetika * Pembuktian secara metodologis == empirisme

  • * Persoalan Keberadaan1. Kuantitas : berapa banyak kenyataan paling dalam?a. Monisme : hanya ada satu substansi 3 filsuf pertama dari Miletos : cari arche (prinsip, asas) dari alam semesta THALES (625-545 sM) = air : cair, beku, uap Semua berasal dari air dan semua kembali lagi jadi air. Aristoteles : makanan memuat zat lembab Demikian pula benih pada semua makhluk hidup == bumi terletak di atas air ANAXIMANDROS (610-547 sM) = to apeiron (Yunani, peras = batas). Bersifat abadi, tak terubahkan, meliputi segalanya. Ia mencari lolos dari pengamatan inderawi ANAXIMENES (585-528 sM) = udara : melingkupi segalanya. Udara lahirkan semua benda dalam alam semesta karena proses pemadatan dan pengenceran. Udara == angin, air, tanah, batu. . Encer == api

  • HERAKLEITOS (500 Sm) Tiap benda terdiri dari hal-hal berlawanan Hal-hal berlawanan itu tetap satu. Dkl. Yang satu adalah banyak, yang banyak adalah satu Anaximandros : pertentangan itu tidak adil Herakleitos : perang adalah bapak segalanya dan serentak pertentangan adalah keadilan Semuanya : sintesa dari hal-hal yang beroposisiCf. Busur/alatmusik : tali diregangkan antara dua belah yang bertentangan.Tetapi busur adalah busur dan alat musik adalah alat musik justrukarena ketegangan itu.Tidak ada sesuatu yang tetap/mantap : yang sama adalah hidup dan mati, tidur dan jaga, tua dan muda. Kita ada dan kita tidak ada. Tidak ada sesuatu pun yang betul-betul ada, semuanya menjadi

  • Seluruh kenyataan = arus sungai yang mengalir& = adalah api(Diogenes Laertios) : Segalanya mengalir bagaikan sungai.Panta rhei kai uden menei = semuanyamengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggalmantapApi = lambang perubahan == bahan bakar == abu, asap Tetapi api tetap api yang sama == api lambang kesatuan dalam perubahan

  • PARMENIDES (515-450 sM) Realitas : keseluruhan yang bersatu padu, tidak bergerak atau berubah Yang ada itu ada (What is, is), Yang tidak ada tidak ada (What is not is not) == antara keduanya tidak ada jalan tengah Konsekuensinya : Yang ada itu satu, tak terbagi; pluralitas tidak mungkinYang ada tidak dijadikan dan tidak akan dimusnahkan, bersifat kekal; perubahan tidak mungkin, juga gerak. A ----- B = peralihan : tidak/belum ada --- ada Yang ada itu sempurna : Yang ada itu komplit bagaikan bola yang jarak-jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Yang ada itu bulat sehingga mengisi semua tempatTidak ada ruang kosong == tidak mungkin yang ada itu bergerak

  • BARUCH DE SPINOZA (1632-1677) Seluruh kenyataan : satu = Allah - Alam : termuat dalam Allah Alam Allah = aturan kosmos ; kehendak Allah = kehendak alam Hukum alam = kehendak Allah Penyelenggaraan itu = keperluan mutlak = nasib Cinta kepada Allah = cinta kepada nasib (amor Dei = amor fati) Panteisme = Allah disamakan dengan segala sesuatu yang adab. Dualisme = 2 substansi berdiri sendiri-sendiri PLATO (428-348 sM) : dunia = inderawi (dunia bayang-bayang) = intelek (dunia idea) RENE DESCARTES (1596-1650) : 3 ide bawaan : pemikiran, Allah, keluasan Selain Allah, ada 2 substansi : * jiwa == pemikiran * materi == keluasan Manusia = jiwa & materi Tubuh = mesin yang dijalankan oleh jiwa NICOLAS MALEBRANCHE (1638-1715) : 2 substansi : pemikiran & keluasanHubungan jiwa tubuh == okasionalismeTidak saling mempengaruhi = tetapi pada kesempatan terjadi perubahan dalam tubuh, Allah menyebabkan perubahan yang sesuai dengannya dalam jiwa dan begitu sebaliknya.

  • Allah = penyebab menurut hukum tetap ditentukan satu kali untuk selamanyaDualisme Descartes dipertemukan Spinoza : 2 substansi ada bersama : pemikiran (jiwa) & serentak keluasan (tubuh), 2 aspek dari substansi yang sama.IMMANUEL KANT (1724-1804) = Dunia gejala (phenoumena) Dunia hakekat (noumena)Obyek yang ditangkap = bukan benda-pada-dirinya (ding-an-sich) = gejalanya, apa yang tampak daripadanyaFenomena = obyek-sejauh-ditangkap-oleh-subyekNoumena = benda-pada-dirinyac. Pluralisme = banyak substansi EMPEDOKLES (490-430 sM) Setuju dg Parmenides = tidak ada kelahiran baru & tidak ada sesuatu yang binasa = tidak ada ruang kosong Namun saksi indera == pluralitas & perubahan Realitas tersusun dari 4 anasir : Api --- panas Udara --- dingin Tanah --- kering Air --- basah

  • Anasir-anasir sendiri tidak berubah, mis. tanah tidak berubah jadi airBenda berubah karena ke-4 anasir dicampur menurut proporsi yangberlainan.Mis. tulang tersusun dari : 2 bagian tanah, 2 bagian air, 4 bagian apiANAXAGORAS (500-428 sM)Realitas seluruhnya terdiri dari banyak unsur. Banyak unsur itu(Parmenides) : tidak dijadikan, tidak berubah, tidak ada dalam ruangkosong.Realitas terdiri dari banyak anasir, jumlahnya tak berhingga.== benih-benih (spermata)Segalanya terdapat dalam segalanya = semua benih mengandung semua kualitas Mis. Salju berwarna : putih, hitam, merah, hijau, dst. Dalam tulang ada : darah, daging, kuku, dst Terjawablah soal : Bagaimana dapat tumbuh rambut dari bukan rambut? daging dari bukan daging? Dalam makanan sudah ada : rambut, daging dan semua unsur lain.

  • GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (1646-1716) : jumlah subs tak berhinggaRealitas terdiri dari monade2 = tidak punya ukuran = titik-titik = jiwa-jiwa karena punya kesadaranMonade = individu = mikrokosmos = bayangan dari makrokosmos = tidak terbuka untuk makrokosmos di luar = tidak ada jendela = tetapi aktivitas monade berkorelasi dengan monade lain Semua monade diatur oleh Harmonia praestabilita : harmoni yang ditetapkan sebelumnya oleh Allah.

  • 4.2. Kualitas

    a. Spiritualisme : roh adalah kenyataan yang menentukan Mengakui kenyataan benda mati dan roh == roh : tujuan akhir yang terkandung dalam benda mati Plato : dunia idea == gambaran asli segala benda Idea tidak ditangkap dengan indera tetapi dapat dipikirkan Indera menangkap dunia bayang-bayang Leibniz : monade = sederhana, tidak menempati ruang, tidak berbentuk. = sifat umumnya : gerak, menanggapi, berpikir = tiap monade : otonomb. Materialisme : hanya materi yang nyata Pikiran, kesadaran : jelmaan dari materi dan kembali pada unsur2 fisik DEMOKRITOS (460-370) : alam > atom2 kecil, punya bentuk dan badan Jiwa > atom2 == atom2 jiwa lebih kecil, bulat, mudah bergerak. THOMAS HOBBES (1588-1679) : seluruh dunia termasuk manusia : merupakan suatu proses yang berlangsung tiada hentinya atas dasar hukum2 mekanis saja. Pikiran dan perasaan : gerak materi belaka

  • 4.3. Keberadaan : segi proses, kejadian/perubahan a. Mekanisme Semua peristiwa : hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut kaidah-kaidahnya. Dasar : sebab kerja (efficient cause) >< sebab tujuan (final cause) Alam = mesin yang seluruh fungsinya ditentukan secara otomatis oleh bagian-bagiannya. Descartes : hakekat materi : keluasan (extension) dan semua gejala fisik dapat diterangkan menurut kaidah- kaidah mekanik. Kant : kepastian suatu kejadian sesuai kaidah sebab-akibat (causalitas) sebagai kaidah alam. b. Teleologi Kejadian alam = bukan menurut hukum kausalitas = kemauan/kekuatan yg mengarahkan alam ke suatu tujuanAristoteles bedakan 4 macam sebab :- material cause- formal cause- efficient cause- final causeHukum kausalitas = alat bagi alam untuk mencapai tujuan

  • c. Vitalisme : kehidupan tidak sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi Hans Adolf Eduard Driesch (1867-1940) : setiap organisme memiliki entelechy/appetites Henry Bergson (1859-1941) : Elan vital : sumber dari sebab kerja dan perkembangan dari alam. Asas hidup ini mengatur gejala hidup dan sesuaikan dengan tujuan hidup. Vitalisme = finalisme

    d. Organisisme >< mekanisme dan vitalisme Hidup : struktur yang dinamik dan kebulatan yang memiliki bagian2 yang heterogen. Ada sistem yang teratur di mana semua bagian bekerja di bawah kebulatannya.

  • EPISTEMOLOGIPengertian Epistemologi1. Pendahuluan Semua cabang filsafat terdiri dari pengetahuan. Bagaimana orang dapat berfilsafat tanpa memiliki kepastian mengenai daya pengetahuannya sendiri? 1.1 Asal dan arti epistemologi Epistemologi > episteme (Yunani) = pengetahuan; dan logia (Yunani) = ilmu, uraian, ajaran, teori (logos = kata, pikiran, budi). Epistemologi = ilmu / teori tentang pengetahuan

  • 1.2.Definisi Epistemologi = Penyelidikan kritis mengenai nilai kebenaran dari pengetahuan. Obyek epistemologi = nilai kebenaran dari pengetahuan Metode pendekatan = penyelidikan kritis Obyek materi = pengetahuan dalam arti umum Obyek formal = nilai kebenaran pengetahuan Dalam epistemologi diselidiki asal, luas dan batas-batas ide- ide kita. Epis = ilmu kritis > kritikos = mampu membedakan dan memutuskan. Epis menemani metafisika = epistemologi hanya mungkin sesudah manusia mulai berfilsafat. Hegel : berefleksi tentang pemikiran sebelum sendiri berpikir sia-sia. Cfr. Para Skolastik yang hendak belajar berenang sebelum berada dalam air. Heidegger : Kennen ist nachdenken = mengetahui sama dengan berpikir sesudah Aristoteles : filsafat mulai dengan rasa kagum atas apa yang ada perubahan cari arti dari keseluruhan asal segala yang ada.

  • 2. Persoalan-persoalan pokok dalam epistemologi 2.1 Soal pengetahuan : kekaguman sebagai awal munculnya epistemologi Aristoteles : manusia dari kodratnya ingin tahuSokrates : tak seorang pun punya pengetahuan; Sokrates tahu bahwa ia tidak tahuPlato : Filsafat = mulai dengan rasa kagum ingin tahu = menyangkut sesuatu/hal sederhana, biasa. = mulai dengan yang jelas tetapi seolah mulai dengan ambil jarak terhadap yang jelas.Dalam Meno : Tahu apa yang dicari temukan (paradoks)Agustinus (Confessiones XI) : Apa itu waktu? Bila tak ditanya aku tahu, jika jelaskan aku tak tahu. Tak seorang pun benar-benar tahu.Filsafat = usaha memasuki persoalan tertentu daripada kuasai seperangkat jawaban tertentu. = Buka mata terhadap apa yang dialami. Cfr. Plato : Mite tentang Gua. = Balik diri dari apa yang diketahui setiap orang menuju kenyataan hayati. Rasa kagum punya aspek ganda : = menempatkan saya apada pengalaman saya. = menempatkan saya di hadapannya sebagai sesuatu yang asing

  • 2.2 Common sense (anggapan umum/akal sehat) Sadar diri : punya sejumlah pengetahuan yang pasti : ? sering tertipu Penemuan sains tak mau didamaikan dengan keyakinan2 tentang kenyataan dunia harian = ia lihat warna, dengar suara, rasa hangat-dingin, dst. Sains = hal2 di atas tak ada di semesta yang diselidiki == dia heran = tanya benda2 yang dipersepsi. Persepsi = privat? Beda dengan keadaan nyata? Epis. Mutlak perlu = setiap anggapan umum direfleksi temukan kepastian yang lebih pantas dianggap pengetahuan

    2.3 Skeptisisme Realisme : kelekatan tanpa syarat pikir & kenyataan. Pikiran ada saksi terbuka terhadap ada.Skeptik absolut : manusia tak dapat mencapai kebenaran obyektif

  • 2.4.Aspek eksistensial Ingin tahu = keprihatinan eksistensial Pengetahuan : upaya menyatakan kepada diri sendiri kelekatannya pada ada Secara ontologis : dasar ragu = keterbatasan manusia Manusia = bukan pengada dengan batasan-batasan = pengada terbatas = eksistensi manusia selalu belum terpenuhimakhluk yang tidak selesaidalam proses pembentukan diri Benda-benda identik dengan dirinya, lengkap, utuh terwujud, tegas, tanpa cacat. Mereka adalah mereka. Titik. Kierkegaard & Sartre = manusia tidak identik dengan dirinya. Ia harus menjadi dirinya. Eksistensi manusia terbuka bagi masa depan karena juga terbuka bagi masa sekarang. Pengetahuan juga tak pernah melulu jadi milik == perkembangan yang berlangsung terus : ia tak tahu apa yang diketahuinya. Keprihatinan pengetahuan : perjuangan demi menegakkan diri dalam kepastian yang tak tergoyahkan. Epistemologi = ada pengetahuan manusia, tetapi keberadaannya di bawah syarat2 eksistensi manusia.

  • 2.5 Analogi pengetahuan Apa artinya pengetahuan? = sui generis : berhubungan dengan apa yang paling sederhana dan mendasar Bertrand Russerl : sains benar2 pantas disebut pengetahuan pengetahuan lain mendekati kedudukan ilmiah ini. Filsafat tuntut : keterbukaan awal terhadap macam2 arti pengetahuan dan semua cara bisa disebut pengetahuan Thomas Aquinas : analogi pengada = dasar ontologis bagi analogi penget.Analog : tunjuk kenyataan arti yang tidak seluruhnya sama, mirip. = cara benda2 berada : mirip satu sama lain, tetapi juga membedakan satu sama lain Keberadaan man, batu, keindahan, keadilan, pikiran, warna, angka hanya mirip secara analog, maka pengetahuan tentang man, .... juga analog

  • 2.6 Metode Epistemologi Berurusan dengan = pernyataan / pertimbangan = dasar pernyataan / pertimbangan = nilai kebenaran pertimbangan : evidensi Kecenderungan umum : ide, penalaran dan pertimbangan diperlakukan sebagai hal yang bersifat kognitif, sementara segi lain dari pengalaman dianggap tidak relevan secara kognitif. G. Marcel : penting berpikir tentang cinta atau harapan yang bawa kejelasan. Cinta bukannya tidak relevan bagi persoalan pengetahuan = bila jadi sarana pembimbing ke pengetahuan tertentu. Pertimb. = dilihat dalam kerangka evidensi; bukan dilihat hanya dengan cara ahli logika/bahasa melihatnya. = ungkapan asimilasi diri atas kenyataan tak boleh dipisahkan dari seluruh dinamisme subyek yang menangkap pernyataan diri kenyataan. = tatap pengalaman selangsung mungkin dan harus gunakan bahasa sehari-hari.

  • Beberapa Teori Pengetahuan 1. Masalah Pengetahuan tahu / mengetahui Arti populer = merasa pasti bahwa sesuatu itu benar. = menunjuk persangkaan, dugaan, keyakinan, harapan/khawatir Arti filsafati = memperoleh keterangan yang tidak terbuka lagi terhadap pertanyaan-pertanyaan. ? Mampukah manusia memperoleh pengetahuan yang pasti secara mutlak?2. Sofisme Sophistes (Athena, abad-5 sM) = orang bijaksana. = Sangsi ekstrim tentang kemungkinan manusia menemukan sesuatu yang sungguh-sungguh benar. Tidak ada pengetahuan yang pasti Protagoras : Man is the measure of all things Gorgias : Nothing exists, and if it did, no one could know it, and if they knew it, they could not communicate it Segala pengetahuan relative belaka.= ditekankan : sukses dalam hidup di dunia ini. Sokrates = mereka tak memiliki pengetahuan sejati padahal memberanikan diri mengajar orang lain dalam hal sukses duniawi. Mereka dapat disamakan dengan orang buta menuntun sesama orang buta.

  • 3. Sumber Pengetahuan

    3.1 Rasionalisme Sumber pengetahuan yang mencukupi dan dipercaya > rasio (akal)Alasan = memenuhi syarat pengetahuan ilmiah == sifat umum dan mutlak Akal = Tidak perlu pengalaman == menurunkan kebenaran dari diri sendiri. Pengalaman hanya dipakai meneguhkan penget yang telah didapat akalAksioma dasar : pengetahuan diturunkan dari idea yang jelas, tegas, pasti dalam pemikiran.Idea tentang kebenaran sudah ada dalam pemikiran/akal budi man dan pikiran man dapat mengetahui idea tsb.Kebenaran > berpikir rasional, terlepas dari pengalamanDalil : karena pikiran dapat memahami prinsip maka aprinsip itu : = benar dan nyata == dapat digambarkan. = apriori == tidak dikembangkan dari pengalaman. Sebaliknya == pengalaman hanya dimengerti bila ditinjau dari prinsip tsb.Metode == deduksi

  • Plato (428 348 sM)

    a. Wujud pengetahuan Penget. = hal menangkap aspek-aspek/unsur yang tak pernah berubah dari dunia == idea, forma (universalia) Dari mana universalia? Bagaimana tahu itu?b. Asal dan jenis pengetahuandunia idea, bukan pengalaman inderawi = yaitu idea yang telah dilihat jiwa pada masa praeksistensi (jiwa manusia sudah ada pada masa praeksistensi) Dialog Meno = Untuk pelajari sesuatu harus temukan kebenaran yang sebelumnya belum diketahui Tetapi jika belum tahu kebenaran itu bagaimana bisa kenal? Seseorang tidak dapat katakan suatu pernyataan benar kecuali kalau sebelumnya sudah tahu bahwa hal itu benar. Simpulan = Man tidak pelajari apa pun == ia hanya ingat apa yang telah ia ketahui == semua prinsip dasar dan umum sudah ada dalam pikiran. Pengal indera = rangsang ingatan dan kesadaran akan penget yang sudah ada dalam pikiran Teori penget.Plato ini == diintegrasikan dengan hakekat kenyataan Kenyataan dasar == idea/prinsip == forma (bentuk) : mutlak, tak berubah Cth. ke-indah-an, ke-benar-an, ke-adil-an = mutlak, tak berubah kapan pun dan bagi siapa pun. Bagaimana man tahu bentuk-bentuk itu? == proses intuisi rasional. == ada = dasarnya : man dapat menggambarkannya.

  • 1 Jenis pengetahuan :a. Pengetahuan tentang ide-ide Alatnya : rasio (budi) Sifat = teguh, jelas, tidak berubah Disebut = episteme (pengetahuan)b.Pengeta tentang benda-benda jasmani Alatnya : indera = penget. Inderawi Sifat = tidak pasti Disebut = doxa (opinion) 2 cara kerja pengetahuan : a. Pakai indera == peroleh inform kelihatan Semua dapat disangsikan Cfr. Mite tentang Gua (Plato) b. Pakai budi == peroleh inform yang dapat dimengerti (intelligible) == penget. Rasional. Man dilatih untuk dibebaskan dari pengetahuan akan bayang-bayangTinggalkan kepercayaan akan informasi inderawiBerpaling pada dunia rasional dengan daya berpikir

  • b. Rene Descartes (Prancis, 1596-1650)

    = Ajukan argumen untuk pendekatan rasional terhadap penget. Bila ia temukan alasan yang ragukan suatu prinsip dari pengetahuan == prinsip itu harus dikesampingkan. Hanya terima sesuatu yang terhadapnya tidak ada keberatan Dasar = kita dapat peroleh penget yang benar == cari kepastian mutlak Metode == dubium methodicumPenget > indera == bisa menyesatkan (seperti dalam mimpi/khayalan) Tidak dapat diandalkan Tuhan = bisa menipu manusia Ragukan == surga, dunia, pikiran, badanSatu-satunya yang tak diragukan == eksistensi diri sendiriIa tidak ragukan lagi bahwa ia sedang ragu-ragu bahkan jika kemudian dia disesatkan dalam berpikir bahwa ia ada, ia berdalil bahwa penyesatan itu pun merupakan bukti bahwa ada seseorang yang disesatkan.Batu karang kepastian mutlak = Cogito ergo sumDalil = Whatever is clearly and distinctly conceived is true Apa yang jelas dan terpilah-pilah tak mungkin didapatkan dari apa yang ada di luar. Pengetahuan melalui indera = kabur == harus ragukan apa yang diamati

  • Semua harus dipandang tidak pasti :Segala yang didapat dalam kesadaran karena mungkin hasil khayalan/tipuan roh jahat.Segala yang hingga kini dipandang benar2 pasti == penget hasil pendidikan dan pengajaran; penget tentang benda2, tubuh kita, Allah, dalil2 ilmu hitung dan ilmu pasti.Jadi ide-ide yang jelas dan nyata bedanya :Cogito ergo sumAllahDunia fisisDescartes bedakan 3 jenis ide :Ide adventitiae > luar : pengalaman inderawiIde fictitiae > subyek melalui fantasiIde innatae > sudah ada dalam diri subyek yang berpikir sejak ia ada == eksistensi saya, Allah, obyek2 matematis (bulatan, segitiga, dll).Evaluasi kritis :Solipsisme : penget yang benar = menurut anggapan masing-masing.Penget rasional dibentuk idea yang abstrak == eksistensi idea yang pasti dan bawaan itu belum diterima semua orang dengan keyakinan yang sama.Perlakukan ide/konsep seolah benda obyektif == hilangkan benda fisik (sebagai tumpuan) ganti dengan abstraksi samar2 == metode yang sangat meragukan.Gagal menjelaskan perubahan dan perkembangan pengetahuan selama ini.

  • c. Metode berpikir lain Metode IP > masalah/ragu tidak tahu ingin tahu temukan kebenarana. Method of tenacity = bertahan pada pendirian sendiri. = tidak terbuka bagi keyakinan lainb. Method of authority = kebenaran berdasarkan otoritas. Otoritas = sumber utama jawaban. Asumsi = tiap orang hamba institusic. Apriory method = terima pandangan lain = bertanya cari jawaban dengan mengacu pada pengalaman tentang alam

  • 3.2 Metode Deduksi = Dari pernyataan umum kesimpulan khusus1). Silogisme a. PU : A = B Semua logam bila dipanaskan akan memuai PK : C = A X adalah sebatang logam K : C = B X bila dipanaskan akan memuai b. 2 Proposisi + proposisi ke-3 Spirituil PU : spirituil tak dapat mati PK : jiwa spirituil Jiwa man Tak dapat mati K : jiwa tak dapat mati Cth. prop. Term tengah tak sesuai dengan S atau P Yg berkeluasan Jiwa Badan

  • Prinsip-prinsip silogismea. Prinsip identitas -- S. negative ==== Cth. Pertama di atasb. Prinsip perbedaan (diskrepansi) ==== Cth. kedua di atas

    Secara geometris : tS. afirmatif : M ada dalam T t ada dalam MM t ada dalam TTS. negatif : M bukan dalam T t ada dalam M M T t bukan dalam T t

  • Hukum-hukum proposisi1. Tidak dihasilkan kesimpulan dari 2 premis negatif Binatang bukan batu Malaekat bukan binatang Jadi ?2. Premis-premis afirmatif kesimpulan afirmatif == Prinsip identitas3. Kesimpulan selalu mengikuti premis lebih lemah kontraris A E Semua man = terpelajar Tak ada man terpelajar I O Subkontraris Bbrp man = terpelajar Bbrp man bukan terpelajar

  • Premis lebih lemah antara :

    a. A dan E ialah E sebab : Kalau salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif (P. Diskrepansi) E : Tidak ada manusia yang menjadi malaekat A : Semua filsuf manusia E : Tidak ada filsuf yang menjadi malaekatb. A dan I ialah I sebab : Kalau salah satu premis partikulir, kesimpulan harus partikulir A : Semua manusia dapat mati M dalam T I : Beberapa ciptaan manusia Bbrp t dalam M I : Beberapa ciptaan dapat mati Bbrp t dalam Tc. A dan O ialah O sebab : Kalau salah satu premis A, yg lain O, kesimp. harus O : partikulir & negative A : Semua manusia dapat mati O : Beberapa ciptaan tidak dapat mati O : Beberapa ciptaan bukan manusiad. E dan I ialah O : kesimpulan harus negatif partikulir E : Tidak ada manusia yang jadi malaekat I : Beberapa ciptaan manusia O : Beberapa ciptaan bukan malaekat

  • 4. 2 premis partikulir tidak dapat ditarik kesimpulan Beberapa manusia bukan filsuf Beberapa filsuf orang Italia Beberapa orang Italia bukan manusia ? 2) Silogisme hipotetis == premis mayor prop. Hipotetisa. Sil. Kondisional == premis mayor prop. Kondisional Bentuk 1 : Minor memuat syarat Bentuk 2 : Minor memuat yang disyaratkan Hukum : 1. Dari pembenaran syarat, dibenarkan yang disyaratkan, bukan sebaliknya. Kalau yang disyaratkan dibenarkan, tidak mutlak syarat harus dibenarkan, sebab yang disyaratkan dapat dibenarkan karena alasan lain. 2. Dari penyangkalan yang disyaratkan, disangkal syarat, bukan sebaliknya. Sebab kalau yang disyaratkan tidak dibenarkan, berarti syarat tidak dipenuhi.Bentuk 1 : Afirmatif Kalau Petrus berpikir, maka ia hidup Petrus berpikir Jadi ia hidupBentuk 1 : Negatif Kalau Petrus berpikir, maka ia hidup Petrus tidak berpikir Jadi ia hidup

  • b. Silogisme konyunktif = Premis mayor prop. konyunktif 2 Kemungkinan : * Afirmatif negatif = kesimpulan tepat * Negatif afirmatif = kesimpulantidak tepat Cth. Afirm neg : Kartu tidak mungkin sekaligus putih dan hitam Kartu itu putih Jadi kartu itu bukan hitam Neg - Afirm : Kartu itu tidak mungkin sekaligus putih dan hitam Kartu itu bukan putih Kartu itu hitam c. Silogisme disyunktif = Premis mayor prop. Disyunktif 2 kemungkinan seperti sil. Konyunktif : Cth. Afirm neg. : Paulus atau tetap berdiri atau berjalan Paulus tetap berdiri Jadi Paulus tidak berjalan Neg. Afirm : Paulus atau tetap berdiri atau berjalan Paulus tidak tetap berdiri Jadi Paulus berjalan Silogisme hipotetis selalu dapat diredusir menjadi silogisme kategoris Cth. Hipotetis : Paulus atau tetap berdiri atau berjalan Paulus tetap berjalan Jadi Paulus tidak berdiri Kategoris : Barang siapa tetap berdiri tidak berjalan Paulus tetap berdiri Jadi Paulus tidak berjalan

  • 3). Silogisme kurang sempurna == memiliki lebih/kurang dari 3 proposisia. Enthymena = Tarik kesimpulan dengan premis minor sebagai penyebab C = B karena C = A Paulus dapat mati karena ia adalah manusiab. Epicherema = Tambah keterangan pada salah satu atau kedua premisc. Polisilogisme = kesimpulan sil-1 jadi premis mayor darisil.yang lain.d. Sorites : S P == S P == S == P ... dst == kesimpulane. Dilema

    HUKUM PENYIMPULAN KATEGORISDi antara dua hal yg sama, jika yg satu diketahui sama dg hal keiga, maka yg lain pun pasti sama. Cth. Jika semua man berakal budi dan semua yg berakal budi berbudaya, maka semua manusia berbudaya.Di antara dua hal yg sama, jika sebagian yg satu termasuk dalam hal ketiga, maka sebagian yg lain pun termasuk di dalamnya. Cth. Jika yg dimaksud rakyat Indo ialah menjadi WNI, dan sebagian WNI beragama Islam, maka sebagian rakyat Indo beragama Islam.3. Di antara dua hal, jika yg satu sama dan yg lain berbeda dg hal ketiga, maka dua hal itu berbeda. Cth. Jika semua yg berbudaya adalah man, dan semua man bukan keturunan kera, maka semua yg berbudaya bukanlah keturunan kera.

  • 4. Jika sst diakui sbg sifat yg sama dg keseluruhan, maka diakui pula sebagai sifat oleh bagian2 dalam keseluruhan itu. Cth. Jika WNI keturunan Cina adalah rakyat Indo, dan setiap rakyat Indo punya kedudukan sama dalam bidang hukum dan pemerintahan, maka WNI keturunan Cina pun punya kedudukan sama dalam bidang hukum dan pem.5. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari suatu keseluruhan,maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhannya itu. Cth. Jika sebagian makhluk adalah manusia, dan semua manusia berbudaya,maka sebagian makhluk berbudaya.6. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang meliputi keseluruhan, maka meliputi pula bagian-bagian dari keseluruhan itu. Cth. Jika semua warga di pulau itu adalah rakyat Indo, dan semua rakyat Indo harus berKetuhanan YME, maka semua warga di pulau itu harus BKYME7. Jika sesuatu hal tidak diakui oleh keseluruhan, maka tidak diakui pula oleh bagian-bagian dalam keseluruhan itu. Cth. Jika setiap warga di pulau itu adalah WNI, dan semua WNI tidak boleh beraliran komunis, maka setiap warga di pulau itu tidak boleh beraliran komunis.

  • 3.3 Hukum Penyimpulan Majemuk == Sil. HipotetisSilogisme hipotetis :Satu putusan bersyarat = mayor == Apabila P maka Q (P & Q = 2 prop.) danSatu putusan minor dalam 4 bentuk, dan kesimpulan.a. Dan p = Terjadilah Qb. Dan bukan P = Q tidak jadic. Dan Q = P tidak jadid. Dan bukan Q = P tidak jadiCth. a. Apabila hujan, jalan menjadi basah. Dan hujan Maka ? b. Apabila hujan, jalan menjadi basah Dan tidak hujan Maka ? c. Apabila hujan, jalan menjadi basah Dan jalan basah Maka ? d. Apabila hujan, jalan menjadi basah Dan jalan tidak basah Maka ? Bentuk-4 ini penting dalamcara kerja ilmu penget.empiris = asas falsifikasi Hanya bentuk (a) dan (d) = bentuk penalaran yang sah artinya menghasilkan kesimpulan

  • 4. Empirisme Mempersoalkan asal-usul, sumber, sarana dan batas-batas pengetahuan manusia. = Sumber satu-satunya dari pengetahuan = pengalaman. Budi tidak menambah apa pun pada pengetahuanDalil : Kembalilah ke alam untuk mendapatkan pengetahuan.Pengetahuan tidak ada secara apriori dalam budi, melainkan harus diperoleh dari pengalaman.4.1. Beberapa filsuf empiris a. John Locke (1832-1704) Kaum skeptis tolak teori rasionalisme Plato dan Descartes : 2 alasan :a. Adanya perdebatan mengenai kebenaran antara teori2 epistemologisb. Kemajuan IP : disangsikan kemungkinan adanya kebenaran mutlak, pasti dan tetap. Teori2 IP dapat berubah dan diperbaiki.

  • Empirisme tolak innatisme : 3 alasan :a. T.In. bertentangan dengan pengalaman. Cfr. Bayi? Orang liar?b. Kebenaran T. In tak dapat dipastikanb. Argumen2 bagi T.In tak dapat dibuktikan (= konsensus universal, identitas kodrat manusiawi).Proses Pengetahuan :Saat kelahairan jiwa merupakan tabula rasa (as a white paper).Dalil : Nihil est in intellectu quod prius non fuerit in sensu.Proses Pengetahuan terbagi 4 tahap : a. T. Intuisi : tangkap ide-ide tunggal yakni benda-benda luar (persepsi) dan keberadaan kita.Lewat persepsi dihasilkan :Kualitas primer : besar, bentuk, sosok, jumlah dan gerak == kualitas riilKualitas sekunder : warna, bau, bunyi, rasa b. T. Sintetis : dibentuk ide-ide majemuk. == Ahmad dan Hasan c. T. Analisis : dibentuk ide-ide abstrak. == ide abstrak manusia Locke membedakan 2 macam substansi : 1. Substansi sebagai ide majemuk 2. Substansi pada umumnya : ide abstrak : sesuatu yang menopang segala kualitas. Ada substansi korporal dan spiritual tetapi apa itu kita tidak tahu

  • d. T. Komparasi : dibentuklah relasi. Mis. ide penyebab : ide efek === ide kausalitas Kausalitas : ide dari budi, bukan dalam benda-benda/peristiwa- peristiwaNilai dan batas pengetahuan :Manusia tahu eksistensi benda2 secara tidak langsung : lewat hubungan kausal benda-sensasi.Lewat penalaran : hub. kausal == tahu eksistensi Allah dan dunia. Hal2 berhingga --- causa universal : AllahObyek langsung penget. : eksistensi subyek yang berpikirPengetahuan melalui pengalaman (dunia fisis dan spiritual) : terbatas.Toh kita betul2 tahu sesuatu : ada kesesuaian antara ide-ide benda2 konkrit di luar budi.Kesimpulan :Wujud/isi penget : ide tunggal, ide majemuk, ide abstrak, ide relasiSumber pengetahuan : pengalaman inderawiKritik : banyak pengetahuan yang tidak mengikuti hukum empiris == ilusi belaka?

  • b. George Berkeley (1685-1753)

    Apakah ada materi? Berkeley membuktikan bahwa materi tidak ada melalui dialog antara Philonous dan Hylas tentang pengalaman inderawi tentang hal raba, rasa, bau, bunyi, warna. Hylas : eksistensiriil benda2 inderawi tidaklah tergantung pada hal entah dialami subyek. Mereka berada terlepas dan tanpa hubungan dengan hal dialamiHylas : Panas ada di luar budi tak tergantung pada pengalaman.Phyl : Panas tinggi == rasa sakit Tidak dialami 2 hal dalam obyek: panas dalam obyek material dan rasa sakit dalam budi.Hyslas akui : pengalaman inderawi akans panas hebat, rasa sakait ada hanya dalam budi dan tidak dalam obyek.

  • Air : pengalaman akan air bersuhu ruangan. Panas dingin tidak mungkin ada dalam obyek yang sama == hanya sensasi dalam budi.Rasa manis dari gula : nikmat dan siksaan tidak mungkin dalam obyek yang sama == hanya dalam budi.Sensasi bau : Menyenangkan dan menyakitkan tergantung subyek == ada dalam budiBunyi : bunyi yang sesungguhnya == gelombang2 bunyi dalam dunia fisis tak pernah kedengaran.Yang terdengar hanyalah ribut == ada dalam budiWarna : warna dialami secara berbeda tergantung pada kondisi cahaya, kita sendiri, jenis alat optik yang dipakai, dll. == ada dalam subyek.

    Hylas : kualitas primer sungguh ada dalam obyek. Kualitas sekunder (warna, bau, bunyi, rasa) ada hanya dalam budiEsse est percipi = to be is to be perceived = berada berarti ditangkap atau dipikirkan.Inilah teori immaterialisme : materi sama sekali tidak ada. Segala yangditangkap hanya ide-ide, ide-ide hanya ada dalam budi.Benda-benda hanya ada sebagai ide?Ide-ide mesti memiliki semacam eksistensi, terpisah dari budi saya == mesti ada budi lain yang memiliki, mengatur dan memelihara ide2 tsb.== budi universal / Allah dalam smana ide2 bertempat.

  • c. David Hume (1711-1776) a. Prinsip dasar : sumber satu-satunya pengetahuan : pengalaman Obyek pengalaman : bukan obyek di luar = hanya gambaran/representasi/kesanb. Asal usul pengetahuan Kesan (impression) : persepsi yang kuat dan hidup, mis. rasa panas. Ide (idea) : persepsi yang lemah dan kabur, mis. ide tentang panas Hubungan kesan ide :Hukum keserupaan : ide tunggal : gambaran/representasi tepat dari kesan-kesan tunggal mis. ide biru dari kesan biru.Hukum kausalitas : ide tergantung pada kesan, sebab kesan-kesan adalah penyebab ide-ide.

  • Dari mana kesan berasal?a. Kesan-kesansensasi : ada dalam jiwa sudah sejak permulaan, tak diketahui dari mana asalnya.b. Kesan-kesan refleksi : diturunkan dari kesan-kesan sensasi.c. Ingatan dan imajinasi Indera tangkap obyek = kesan; ingatan + imajinasi = ide Ide ingatan kuat dan hidup/ ide imajinasi lemah dan samar-samar Ingatan = kemampuan menghadirkan dalam budi serentetan ide menurut tata yang sudah tertentu. Imajinasi = kemampuan menyusun ide-ide seturut kemauan kita. Ide dari ingatan tergantung ketat pada kesan-kesan asali. Imajinasi tidak mempertahankan ciri-ciri dari kesan-kesan asali == susun ide seturut suka sendiri . Toh mengikuti 2 prinsip/hukum umum :* H. Keserupaan* H. Penggabungan/kedekatan dalam ruang waktu. Mis. Caesar Cicero : temporal Lonceng besar l. Kecil : spasial * H. Kausalitas mis. luka rasa sakit. Ke-3 hukum ini disebut : hukum asosiasi / hukum penggabungan.

  • d. Asal dan nilai dari relasi penyebab akibat Relasi ini hanya diketahui melalui pengalaman. Pengalaman mana? = bukan pengalaman kognitif = pengalaman intuitif == berdasarkan kebiasaan yakni biasa lihat 2 hal selalu berurutan mis. nyala api dan rasa panas == kecenderungan untuk percaya bahwa begitu muncul yang pertama maka segera akan muncul pula yang kedua == lahirlah ide kausalitas. Hubungan kausal mempunyai nikai subyektif melulu, bukan sifat dari obyek == melainkan kebiasaan dari subyek.e. Pengetahuan tentang eksistensi benda-benda, aku dan Allah. Ketiganya tidak bernilai obyektif :Eksistensi benda-benda : bukan benda riil - hanya kesan.Secara instinktif percaya saja akan eksistensinya.Eksistensi aku : aku bukan keberadaan yang berdiri sendiri. Yang ada hanya kesan-kesan yang terpisah-pisah yang digabungkan oleh ingatan subyek.Eksistensi Allah : kebiasaan subyek melulu.Segala sesuatu dapat dianggap ada atau pun tidak ada termasuk Allah.Naluri tentang eksistensi Allah? Tidak, sebab naluri terbentuk berdasarkan data empiris.Bicara ttg Allah berarti berada di luar waktu dan kemanusiaan = mustahil

  • f. Skeptisisme = Saya tidak mungkin memperoleh kepastian mengenai kebenaran pengetahuan saya, sebab pengetahuan saya berasal dari kesan-kesan yang tak ada hubungan satu sama lain. Isi penget : rekaan subyektif belaka, tidak didasarkan pada realitas obyektif. Eksperimentalisme = sikap budi yang hanya menerima apa yang dapat ditangkap dalam pengalaman. Diungkapkan ketakmampuan budi memecahkan masalah2 yang muncul dalam bidang pengalaman, mis. matahari kemarin hari ini = sama? Hume : mengakui selain kemampuan kognitif, juga kecenderungan instinktif.g. Evaluasi kritis : beberapa keberatan :Sangkat intensionalitas ide == obyek konkrit.Prinsip causalitas : sebab == efek.Padahal pengalaman : efek == causa.Merosotkan Aku manusiawi pada sesuatu yang pasif belaka. Aku : sebuah film negatif yang hanya dmenerima stimuli satu per satu.Penyangkalan keabsahan bukti-bukti tentang eksistensi Allah tampak sewenang-wenang: sangkal adanya Penopang tata alam yang luar biasa ini tampak bertentangan dengan pengalaman.

  • Syarat pengetahuan yang benar menurut empirisme1. Ada tidak sesuatu : pengujian publik 2 syarat : a. Beda Subyek (yang mengetahui) dan obyek (yang diketahui) b. Uji kebenaran fakta/obyek : pengalaman Kesulitan : ada obyek/kejadian yang tidak dapat diuji secara langsung. Prinsip verifikasi dari Alfred Ayer = Tentukan makna ucapan bukan kebenaran ucapan. Ucapan = bisa dinyatakan benar atau tidak benar = falsifikasi Ucapan jenis mana bermakna? * Observation-statement. Cfr. Positivisme logis : perlu fakta/data empiris agar aucapan bermakna * Matematika, logika, mis. separuh 14 = 3 + 4 == tidak dapat diverifikasi secara empiris, hanya tergantung pada makna simbol-simbol yang digunakan (tautologi) Ayer akui batas-batas untuk prinsip verifikasi :Verifikasi dapat dilakukan secara tidak langsung saja.Suatu ucapan tidak perlu diverifikasi secara faktual, cukup secara prinsipiil saja.Cukuplah suatu ucapan diverifikasi sebagian saja.

  • Prinsip ini punya konsekuensi :Orang yang menerima prinsip ini harus terima juga bahwa ucapan-ucapan metafisika, teologi, etika, estetika tidak bermakna.Ayer berkata : ucapan2 itu barangkali secara emosional punya arti bagi ybs saja tetapi tidak beri pengenalan tentang realitas.A statement whaich is not relevant to any experience has no factualcontent.2. Prinsip keteraturan Alam/tingkah laku benda : teratur == ramalan perilaku benda di masa depan.3. Prinsip keserupaan Cukup menjadi jaminan untuk membuat kesimpulan umum. Mis. Sebuah pisang enak bergizi4. Pengetahuan didasarkan pada pengalaan inderawi Cfr. John Locke

    Evaluasi kritis :Pengalaman = pengertian yang tak jelas untuk dijadikan dasar bagi teori pengetahuan yang sistematis.Pancaindera manusia terbatas == sering menyesatkan.Empirisme tidak memberi kepastian == perlu mawas diri. Mis. mobil semalam di garasi pagi ini : masih sama?

  • 4.2 Metode Induksi c.p Kambing - mata c.p. Gajah - mata c.p. = Kesimpulan Umum : Kerbau - mata === Binatang - mata c.p. Singa - mata c.p. Kucing - mata

    Kes./kebenaran Umum : bersifat sementara karena induksi bertumpuh pada pengamatan/data yang terbatas sifatnya.

  • 4.2.1. Induksi Gaya Bacon

    IP/Ilmuwan == kontrol, manipulasi alam menurut kehendaknya Alam tidak didekati sebagaimana adanya Alam dipaksa cocok dengancara berpikir manusia/ilmuwan == Simpulkan sebelum percobaan Tetapkan persoalan sesuai kehendaknya Paksa pengalaman sesuai yang dipikirkanKritik kaum rasionalis == Andalkan akal budi == kebenaran Kesampingkan pengamatan inderawi == Kebenaran == apriori == paksa obyek sesuai pikiran Inti Induksi Gaya Bacon :IP bermula dari dan dikendalikan pengamatan yang tak dipengaruhi pengandaian apa pun.Ilmuwan dekati alam dengan mata lugu == tangkap obyek sebagaimana adanya; Biarkan obyek bicara apadanya.

  • a. Ilmuwan harus bebas dari andaian/spekulasi awal Tujuan = cegah bias ilmiah == gunakan data/fakta untuk membenarkan pikiran/teori yang sudah dimiliki. Kebenaran obyektif > didukung fakta/data sebagaimana adanya.b. Perhatikan fakta/data yang bertentangan == yang agak menyimpang/tak diduga.c. Fakta/data dievaluasi, diklasifikasi, dirumuskan dandisimpulkan sesuai kemampuan imuwan.Pada tkt ini ilmuwan gunakan teori/konsep yang telah dimiliki untuk mengolah data yang terkumpul.Akal budi dan pengamatan saling menunjang untuk memperoleh kesimpulan yang diandalkan.Manfaat Induksi Gaya Bacon :Ilmuwan melihat kenyataan secara obyektif.Kesimpulan ungkap kenyataan sebagaimana adanya.Kegiatan ilmiah == tak jatuh jadi ideologi = benarkan ideologi yang ada. == ungkap kenyataan sebagaimana adanya

  • Keberatan Induksi Gaya Bacon :Alam tak pernah didekati dengan mata telanjang.Teori bantu lihat kemiripan, kaitan, regularitas/pengulangan di antara fenomena tertentu.* Teori terbuka untuk diubah berdasarkanfakta/data seadanya. Asumsi teoretis ditinggalkan bila tak sesuai fakta/data.Fakta/data tak pernah tampil telanjang == perlu ditafsirFakta begitu saja tak punya nilai ilmiah == ditangkap punya nilai bagi penemuan ilmiahFenomena selalu diamati/ditangkap dalam konteks konsep tertentu.Paul Feyerabend = IP tak kenal fakta telanjang. Fakta-fakta telah dilihat menurut cara tertentu.

    Induksi tak pernah langkap :Tak pernah tangkap semua fakta/data yg relevan dan yang seharusnya tercakup.Atas dasar segelintir fakta/data == tarik kesimpulan umum yang diandaikan berlaku untuk semua fakta/data.Kebenaran kesimpulan tak pernah mutlak.Selalu ada fakta/data baru yang menggugurkan kesimpulan tadi.

  • 4.2.2. Karl Raimund Popper (1902- )

    Logika Penelitian (1934) == induksi dalam IPA Tugas IP modern = rumuskan hukum2 umum dan mutlak perlu. Cth. logam yang dipanaskan akan memuai. Bagaimana hukum ilmiah ini terbentuk? Jawaban tradisional = proses induksi ! Dari sejumlah kasus yang cukup besar (macam-macam logam memuai setelah dipanaskan) == simpulkan bahwa dalam keadaan tertentu gejala yang sama selalu dan di mana-mana akan terjadi demikian. Metode == observasi eksperimentasi (ciri khas IP) DAVID HUME (Skotlandia, 1711-1776) : = Dari sejumlah fakta betapa pun besar jumlahnya secara logis tak pernah dapat disimpulkan suatu kebenaran umum. = Tak pernah ada keharusan logis bahwa fakta-fakta yang sampai sekarang selalu berlangsung dengan cara yang sama besok juga akan terjadi dengan cara demikian

  • == kecenderungan psikologis Jalan pemecahan masalah menurut K.R. Popper : = Ucapan/teori : ilmiah bukan karena sudah dibuktikan (be tested) ----- dapat diuji (testable) ----- Yaitu melalui percobaan sistematis untuk menyangkal (logam dipanaskanCukuplah mengemukakan satu kasus untuk menyatakan salahnya suatu ucapan ilmiah. Kalau teori setelah diuji tetap bertahan == kebenaran diperkokoh (corroboration). ==== The Thesis of Refutability ==== Artinya = suatu ucapan/hipotese bersifat ilmiah kalau secara prinsipiil terdapat kemungkinan untuk menyangkalnya (refutability) Popper menggunakan satu kebenaran logis sederhana : Observasi angsa-angsa putih betapa pun besar jumlahnya orang tidak dapat sampai pada teoribahwa semua angsa berwarna putih. Cukuplah satu observasi terhadap seekor angsa hitam untuk menyangkal teori tadi. IP cari seekor yang tidak putih. Selama belum ditemukan, teori itu dianggap benar. Pandangan Popper tentang induksi ini sesungguhnya hanya mau membuktikan kebenaran suatu teori.

  • 4.2.3. John Stuart Mill (1806-1873) == Metode Mill Persoalkan = sahnya silogisme deduktif ? Dari mana pengetahuan PM itu yang tak diperoleh dari pengamatan? Jika PM mengawang == secara konkrit gunanya? Jawaban Mill : PM itu diketahui dari pengamatan tapi tanpa kepastian matematik. === The course of nature is uniform === Sumbernya : Law of causality = tiap gejala punya cause yang dicari dalam IP Soal : mampukah manusia mengejar dan mengetahui segala causes? Cara kerja Induksi == 5 metode kausal : a. Method of Agreement : A B C == Z C D E == Z --------------------- C == Z b. Method of Difference : A B C == Z A B -C == -Z -------------------- C == Z c. Joint Method of Agreement and Difference A B C == Z A B C == Z A B C == Z B C E == Z B C E == Z A B D == -Z ---------------- C = Z ------------------------------------ -------- C = Z

  • d. Method of Residures (M. Sisa) : A B C == X Y Z A B == X Y ------------------------------- C == Ze. M. of Concomitent Variation (M. Perubahan Seiring) A B C == X Y Z A B C1 == X Y Z1 A B C2 == X Y Z2 ------------------------------------ C == Z5. Positivisme (Auguste Comte, 1798-1857) Filsafat Comte = anti metafisis = Hanya menerima fakta-fakta syang ditemukan secara positif-ilmiah. Menjauhkan diri dari pertanyaan-pertanyaan yang melamapaui bidang ilmu2 positif Hanya berbicara tentang gejala-gejala (fenomena) = Tak ada gunanya mencari hakekat kenyataan. Penting == savoir por prevoir = tahu supaya siap bertindak. Selidiki gejala = lihat hubungan antara gejala2 == ramalkan Konsep dan hukum = positif : berguna untuk diketahui

  • Hukum 3 tahap H. positif : a.l. pikiran manusia individual, suku bangsa, kebudayaan dansejarah intelek pada umumnya melewati 3 tahap : 1. T. Teologis : animisme, politeisme, monoteisme Animisme : benda-benda berjiwa == suci/sakti == dewa-dewa Dewa-dewa diatur dalam suatu sistem = Politeisme Politeisme dikembangkan sehingga semua gejala dikembalikan pada satu kekuatan/keilahian saja == monoteisme 2. T. Metafisis : dewa-dewa diganti kekuatan-kekuatan abstrak.Semua kekuatan kosmis disimpulkan dalam konsep Alam = asal semua gejala 3. T. Positif : temukan hukum-hukum alam dengan akal budi dan observasi.Ini hukum 3 tahap perkembangan intelek pada umumnya dan pikiran tiap individu :Anak == teolog ; Pemuda == ahli metafisika ; Dewasa == ahli ilmu alam6. Fenomenologi (Edmund Husserl, 1859-1938) a. Fenomenologi = ilmu yang menyelidiki hal sejauh tamspak secara murni pada kesadaran.

  • b. Intuisi Asali Intuisi : hal menangkap obyek secara langsung. Int.asali : tangkap obyek sebagaimana adanya yang asli tanpa/belum dipengaruhi oleh apa pun seperti teori, prasangka, dsb. Apa yang ditangkap? == fenomena = apa yang menampakkan diri secara langsung pada kesadaran, apa yang memberikan diri, sebelum refleksi atau pertimbangan apa pun.c. Reduksi = Prosedur metodis denganmana seseorang diantar kembali pada makna asali obyek yang ditangkap. a) Reduksi eidetis = Prosedur metodis denganmana kita mengangkat pengetahuan kita dari taraf fakta ke taraf ide atau essensi == ciri umum yang murni, khas, tak berubah. = Reduksi eidetis = hal mencari dan menangkap hakekat/inti obyek yang disadari. b) Reduksi fenomenologis = Prosedur metodis dengan mana kita menjabarkan dunia/realitas yang dialami menjadi fenomena melulu yang belum dinilai/dikaji budi. Dalam konteks dunia budaya : red. eidetis == hal menjabarkan dunia budaya ke dunia yang dihayati secara langsung.

  • d. Intensionalitas kesadaran Aristoteles = intentio : keterarahan budi obyeknya Frans Brentano : aktivitas psikis selalu terarah pada obyek atau tujuan tertentu. Husserl = kesadaran selalu terarah pada obyek tertentu yang bukan dirinya. Semua kesadaran : Consciousness-of-something, kesadaran adalah keterarahan. Kesadaran : aktivitas yang memberikan arti kepada obyek. Hubungan kesadaran/subyek dan dunia/obyek == konstitutif. Kesadaran : hal keluar dari diri sendiri, ek-sistence.e. Penilaian Di bidang epistemologi :Metode ini memungkinkan untuk tangkap obyek semurni + seobyektif mungkin.Menghindarkan kita dari sikap ekstrim rasionalisme/idealisme + empirisme. Di bidang filsafat pada umumnya :Sumbangan yang menentukan perkembangan eksistensialisme == kaji mis. ketubuhan, dunia, bahasa, dll.Menentukan pandangan eksistensialisme == hubungan manusia dan dunia.Manusia : suatu ada-dalam-dunia : artinya :Eksistensi manusia terbentuk dalam keterarahannya pada dunia = dan dunia mendapat maknanya dalam hbungannya dengan manusia

  • 7. Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804) a. Kant hidup dalam masa filsafat terbagi dua aliran : rasionalisme dan empirisme.Kant memperlihatkan bahwa pengetahuan selalu merupakan sebuah sintesis :pengalaman inderawi : unsur a-posteriori (yang datang kemudian)akal budi : unsur a-priori (yang datang lebih dahulu) b. Revolusi KopernikanDulu : pengetahuan/pikiran Subyek sesuaikan diri dengan obyek.Kini : obyek mesti disesuaikan dengan pikiran subyek. Obyek harus sesuai dengan forma a-priori dalam Subyek. Pengetahuan : konstruksi aktif subyek terhadap obyek. c. Analisa tentang PertimbanganPertimbangan/Pernyataan = aktivitas budi yang diungkapkan dalam proposisi dengan mana budi memberikan penilaiannya tentang representasi-representasi yang diperolehnya.

  • aa. Pertimbangan analitis a-priori = Hanya menerangkan tanpa menambah sesuatu yang baru pada pengetahuan. Cth. Hari hujan adalah hari yang basah. = Pertimbangan terlepas dari pengalaman. Pengetahuan : hasil unsur a-priori yakni Subyekbb. Pertimbangan sintetis a-posteriori = Pertimb. Sintetis = pertimbangan yang menambah sesuatu yang baru pada pengetahuan Cth. Hari hujan adalah hari yang dingin P.S. a-posteriori = pertimbangan yang tergantung pada pengalaman. Pengetahuan = hasil unsur a-posteriori yakni obyekcc. Pertimbangansintetis a-priori = Gabungan unsur pertimbangananalitis a-priori + sintetis a- posteriori. Obyek disesuaikan dengan forma dalam Subyek. Pengetahuan = hasil sintetis aktivitas Subyek + Obyek yakni S menyediakan forma dan O menyediakan materia

  • d. Phainomenon dan NooumenonObyek pengalaman : bukan benda pada dirinya (Ding-an-sich) : hanya gejalanya : apa yang tampak daripadanya. Fenomena = obyek-sejauh-ditangkap-oleh-subyek. Noumena = benda-pada-dirinya, apa yang tak dilihat.e. EvaluasiP. Sintetis a-priori == pendirian subyektivistis tentang pengetahuan ditekankan peranan S terhadap O.Visi Kant di bidang pengalaman tergolong idealisme.Perbedaan phainomenon dan nooumenon tak dapat dipertahankan == tak terpisahkan.

  • PERTIMBANGAN

    1. Arti Pertimbangan = aktivitas kognitif/pengenalan. = Hal membandingkan atau menghubungkan dua pengertian : Subyek dan Predikat. = Hal mengatakan sesuatu (Obyek) tentang sesuatu (Subyek).Pertimbangan benar bila apa yang diungkapakan dalam pertimbangan betul2 mengungkapkan realitas sebenarnya.(Teori korespondensi : Adaequatio intellectus et rei).2 unsur : * Hubungan faktual S O pertimbangan mis. papan warna putih * Kesesuaian antara penegasan/ungkapan pertimbangan dan hubungan faktual

  • 2. Nilai Obyektif Pertimbangan Faktum : Saya merumuskan pertimbangan, saya dmenegaskan sesuatu == saya mengambil sikap tentang sesuatu. Tanpa pertimbangan tak ada pengetahuan sempurna/kesadaran yang penuh. a. Jawaban skeptisisme klasik P = tidak bermakna, tidak bernilai obyektif, dorongan naluri belaka. = segala pengetahuan relatif belaka, tergantung pada pandangan setiap subyek. Kritik = Skeptis tidak dapat membela pendapatnya. Penegasan dan memberi arti obyektif atas penegasan itu sendiri : kebenaran == menyangkal diri sendiri. Aristoteles : satu-satunya cara skeptis mempertahanakan pendapatnya : membisu seribu basa. Sebab : hal menegaskanbahwa dkebenaran itu relatif sendiri merupakan suatu penegasan yang absolut. b. Jawaban Psikologisme = Pengetahuan dilihat sebagai suatu momen dalam proses kesadaran psikis belaka, sebab setiap pengetahuan pada akhirnya adalah aktivitas kesadaran.Pengetahuan = produk psike manusiaPengenalan = produk subyek relatif = yang riil : ungkapan psikis atau yang riil = yang psikisKebenaran pertimb. faktum kebetulan belaka, kenyataan psikis belaka dari S. Maka hanya berlaku bagi subyek-psikis ybs.

  • c. Jawaban Pragmatisme = Makna/kebenaran konsep/prinsip teoretis terletak pada kegunaan praktisnya. Pengetahuan = fungsi untuk hidup Tujuan hidup = bukan kontemplasi, refleksi, spekulasi = praxis, perbuatan Pengetahuan == praxis menentukan kebenaran. Intelek = bukan untuk tahu kodrat benda-benda = sarana teknis demi memenuhi kebutuhan hidup. Yang benar = apa yang menghantar manusia pada sukses, pemecahan masalah, pembebasan Pertimbangan benar sejauh berguna secara praktis untuk hidup.d. Kebenaran Obyektif Pertimbangan P : Papan itu putih = Kehadiran Obyek (papan) bagi kesadaran = Aktivitas kesadaran menggabungkan papan dan ciri putih Ada aktivitas kesadaran yg mengungkapkan kehadiran Obyek bagi kesadaran. Tidak ada kesangsian = saya sadar akan akivitas saya. Saya lihat bahwa pertimbangan saya dibuat karena pengaruh obyek yang hadir di depan saya. == Maka pertimbangan itu bermakna obyektif : artinya mengungkapkan obyek, sesuai dengan obyek

  • Di satu pihak : saya tidak menuntut bahwa papan itu putih pada dirinya, terlepas dari kesadaran saya. Papan itu putih adalah isi kesadaran saya.Di lain pihak : papan itu putih betul ada sebagai obyek (benda) putih.Pertimbangan saya hanya merekam obyek yang mengoyokkan diri pada saya, tanpa saya menambahkan sesuatu pun pada obyek tsb.= Meneguhkan adanya obyek tsb == pertimb.ber-arti/nilai obyektif.Kritik :Psikologisme = Subyek-yang-mengenal : kondisi psikologis ybs. Tak ada kebenaran pertimbangan yang universal.Pragmatisme = Subyektivisme = tergantung kebutuhan praktis dari S Relativisme = guna praktis berbeda dmenurut pelbagai faktor (pribadi, waktu, kultur, kebutuhan, dsb)Kebenaran obyektif pertimbangan := Kesadaran takluk pada datum obyektif : O yang hadir pada kesadaran.= Intensionalitas (Husserl) = kesadaran tentang sesuatu. Proses pengenalan : noesis (akt menyadari S) dan noema (O yg disadari). Diungkapkan hubungan obyektif antara pertimbangan dan datum obyektif.Kebenaran dan kekeliruan pertimbanganKeb. P = kecocokan P denganO yang diungkapkannya.Kek. P = ketidakcocokan P dengan O yang diungkapkannya.Kecocokan : dualitas + komparabilitasP benar : bila pada obyek dikenakan sifat yang betul dimilikinya. Begitu sebaliknya dengan keliru.

  • Sumber kekeliruan :Obyek = kesempatan (occasio) : keruwetan, kekaburan, jarak == menciptakan kesempatan keliru.Subyek = sikap, kondisi, cara penerimaan)Sikap terburu-buru dan tak ada perhatian SKedakaran subyek (= tak teliti)Kekalutan subyekPrasangka subyekKekeliruan di bidang logisEvidensi Obyektif= Nampak jelasnya obyek pada kesadaran. P tunduk pada obyek yang hadir pada kesadaran saya. Husserl : Zurueck zu den sachen selbst : kesadaran harus kembali ke datum obyektif, lepas dari prasangka.KesimpulanAnalisis struktur pertimbangan = pengetahuan = aktivitas intensaionalAda = transendensi + intensionalitasPengenalan = aktivitas obyektivikasi : pasif + aktif = aktivitas yg menjadikan realitas yang bukan-kesadaran sebagai obyek kesadaran. = Obyek hanya ada sebagai obyek justru berkat aktivitas intensional pengenalan.Pengetahuan : ada unsur : Obyektivitas SubyektivitasTersingkirlah relativisme menyeluruh dan mutlak, sebab pertimbangan berarti : keluarmenuju sesuatu.Pengenalan : aktif = buat O jadi O sejauh pengenalan memperoleh datum obyektif/sejauh kesadaran terarah pada sebuah O.

  • D. Persepsi

    1. Wujud persepsi > perceptio (Latin, k.k. percipere; capere) = hal menangkap sesuatu dengan indera. Filsafat = akt pengenalan di mana S menangkap O Epist. = akt pengenalan yang dihasilkan berkat bantuan organ tubuh. Akt pengenalan : spasio-temporal, hic et nunc : macam-macam data obyektifUnsur-unsur persepsiPersepsi : Hewan : kontak alamiah-obyektif melulu Manusia : kesadaran = obiectum perceptum (pengalaman obyektif) = actus perceptionis (pengalaman subyektif) scio me sentire

  • a. Pengalaman Obyektif== obyek, datum obyektif/korporal yang mengubah/mempengaruhi kesadaran.Ciri-ciri datum korporal :Riil : betul ada, bukan ketiadaan.Korporal : spasial, di-situirTemporal : urutan waktuBeragam-ragam : banyak aspek/sifat berbedaBer-struktur : dibentuk banyak unsur = ruang, waktu, ukuran, jarak, bunyi, bentuk, warna, dsb.== Obyek kompleks = terikat dengan konteks tak pernah saya tangkap obyek simpleksDalam persepsi hadir realitas pada dirinya (in se) : = akt pengetahuan sadar saya tidak menciptakannya melainkan mengandaikan kehadirannya.b. Pengalaman subyektif = realaitas-pada-dirinya itu ada dan riil justru sebab saya menangkapnya.

  • c. Hal menangkap kualitas inderawi (sensible qualities) dari datum obyektif yaitu aspek / determinasi yang membedakan obyek satu sama lain. !! daya/power/virtus : ada secara virtual/potensial = realiter. Mis. kertas putih bukan merah Gula - manis >< obyek lain asam/pahit == in virtute sua ( in its power ) ? sensible qualities = obyektif? Subyektif? Keduanya? Teori konsepsionisme = Bukan milik obyek = Milik representasi/konsepsi tentang obyek tsb Sumber : Cogito tertutup Kartesian = O dilihat ding-an-sich : terpisah dari representasi yang ada dalam kesadaran S Kritik : kualitas : milik O sejauh O ini tampak pada kesadaran. Teori persepsionisme integral = sensible qualities itu obyektif lepas dari penginderaan. Jalan tengah : terjadi kontrak spasial S O = virtualiter memiliki kualitas tertentu yang punya hubungan hakiki dengan organ2 inderawi S Terlepas dari S tak mungkin menentukan apakah kualitas ini pada dirinya mis. Gula manis. Konklusi : sensible qualities mengandung aspek Obyektif + Subyektif.

  • 3. Persepsi dan Representasi

    a. Wujud representasi = akt pengenalan yang menghadirkan O persepsi dalam kesadaran tanpa lewat organ inderawi. = hasil akt pengenalan tsb.b. Ciri-ciri representasiUnsur riil dari kesadaran. Mis. Gambaran seseorang yang lewat.Ciri corporal : menghadirkandatum inderawi dengan ciri spasio-temporalnyaTersimpannya representasi dalam kesadaran tidak tergantung ddari berfungsinsya organ inderawi.Menunjuk datum obyektif/inderawi == intensional.

  • c. Beda persepsi dan representasi Persepsi : - Obyek tak pernah ditangkap secara penuh/lengkap. Husserl : kita melihat in abschattung, in profile, dalam penampang Benda2 terlihat sebagai sesuatu yang muncul dari latar belakang. Melihat dalam perspektif, dalam konteksKesadaran akan waktu : punya struktur waktu / memisahkan O persepsi dari O lain yang turut ditangkap sebagai latar belakang/perspektif.Kesadaran akan ruang = melihat sesuatu disituir dalam ruang. Realitas yang ditangkap dalam ruang-waktu dapat diobservasi.Representasi: - Kita sangka melihat sesuatu secara lengkap, jelas, nyata. Ilusi akan kekonkritan. Sesuatu tampak en block : keseluruhan yang lengkapObyek hadir dalam kesadaran secara tiba-tiba; tanpa jarak waktu.Gambaran muncul sendirian : tidak disituir, hadir dan muncul begitu saja serentak. Dihubungkan dengan persepsi sebelumnya observasi tak mungkin.

  • E. Kebenaran

    1. Kebenaran dala