ibnu 'arabi_tugas mata kuliah sej. pemik. islam

Upload: ahmadmuthi

Post on 03-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Filsafat

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Kesatuan RealitasPemikiran Ibn Arabi 1165-1240 MPemakalah : Muammal SyarifAchmad Napis qurtubiAhmad MuthiUmi Faridah03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M1Muhammad bin Ali bin Muhammad bin al-Arabi al-Thai al-Tamimi.Lahir di Mursia, Spanyol bagian tenggara, tanggal 17 Ramadhan 560 H/28 Juli 1165 M, pada masa pemerintahan Muhammad bin Said bin Mardnisy.Wafat tanggal 16 Nopember 1240 M/28 Rabi al-awwal 638 M, di Damaskus, dalam usia 78 tahun.Gelar : Muhyiddin (penghidup agama), al-Syaikh al-akbar (Doktor Maximus).03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M2Riwayat Hidup Ibnu ArabiDimulai di Seville, ketika ayahnya menjabat di istana, dengan pelajaran yang umum saat itu; al-Quran, hadits, fiqih, teologi, dan filsafat skolastik.Karena kecerdasannya, pada usia belasan tahun, Ibnu Arabi menjadi sekretaris gubernur.Kondisi keluarga dan lingkungan yang kondusif dan kaya mempercepat pembentukan Ibnu Arabi sebagai tokoh sufi yang terpelajar. Dan sejak usia 20 tahun, Ibnu Arabi telah masuk thariqat.Selama menetap di Seville, Ibnu Arabi sering melakukan kunjungan ke berbagai kota di Spanyol, untuk berguru dan bertukar fikiran dengan para tokoh sufi dan sarjana termuka. Diantaranya, bertemu dengan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), dimana saat itu Ibnu Arabi menglahkannya dalam perdebatan dan tukar fikiran.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M3PendidikannyaPada tahun 1193 M, Ibnu Arabi mulai keluar dari semenanjung Iberia menuju Tunis untuk berguru pada Ibn Qusi, kemudian pergi ke Fez dan tinggal di sana selama 4 tahun, terus ke Marrakesy, Almaria, Bugia dan kembali ke Tunis (1202 M).Selama pengembaraan ini, ia sempat menelorkan beberapa karya tulis, seperti Mawaqi al-Nujum, Insya al-Dawair, dll.Pada 1201 M, ia melarikan diri ke Makkah, karena situasi religio-politis tidak mengizinkannya tinggal lama di Spanyol.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M4Selama di Makkah sekitar 3 tahun, ia mendapat ilham untuk menulis karya monumentalnya, yaitu al-futuhat al-makkiyah, dll.Kemudian ia mengembara ke berbagai kota; Madinah, Yerusalem, Baghdad, Musol, Konya, Damascus, Hebron, Kairo.Ibnu Arabi juga bertemu Suhrawardi al-Zanzani (w. 630 H/1233 H), penulis kitab Awarif al-Maaraf.Tahun 1224 M, Ibnu Arabi menetap di Damaskus, atas permintaan khalifah al-Malik al-Adil (1227 M). Disini ia menyelesaikan kitab monumentalnya; al-Futuhat al-Makkiyah, dan menulis kitab al-Fushush al-Hikam, di samping kitab-kitab lainnya.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M5Abdurrahman al-Jami (Nafahat al-Uns): karya Ibn Arabi sekitar 500 buku.Asy-Syarani (al-Yawaqit wa al-Jawahir): karya Ibn Arabi sekitar 400 buku.Osman Yahia: karya Ibn Arabi tidak kurang dari 700, tetapi hanya 400 yang masih ada.Prof. Abul Ala Afifi: karya Ibn Arabi tak lebih dari 289 buku.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M6Karya-Karya Tulis Ibnu ArabiFutuhat al-Makiyyah (Wahyu-Wahyu Makkah) 560 Bab, prinsip-prinsip Metafisika, Sains Sakral dan juga pengalaman spiritual Ibnu ArabiFushush al-Hikam (Untaian Mutiara Kebijaksanaan) 27 Bab, Dasar-dasar Esoterisme, dllInsya al-Dawahir (Penciptaan ruang-ruang Samawi)Uqlat al-Mustawfiz (Mantera Hamba yang taat)Al-Tadbirat al-Ilahiyah (Pengarahan-pengarahan Tuhan)Risalat al-Khalwah (Risalah Pengasingan Spiritual)Al-Washaya (Nasihat-nasihat)Turjuman al-Asywaq (Tafsir Kerinduan)Dan lain-lainnya.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M7Ibn Arabi a/ tokoh mistik yang menuliskan pengalaman ruhaninya lewat cara fikir filsafat.Mistik a/ sebuah pencarian kebenaran lewat jalan experience (penghayatan) dengan atas dasar cinta.Menurut Mutahhari : Perbedaan sufisme dengan filsafat ; Pertama, filsafat memijakkan argumennya pada postulat-postulatnya, sementara mistik mendasarkan argumennya pada visi dan intuisi serta kemungkinan berbagai teorinya secara teoritis. 03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M8Antara Mistik dan FilsafatKedua, dalam mencapai tujuannya, filsafat menggunakan rasio dan intelektualnya, sementara mistik menggunakan kalbu dan jiwa suci serta upaya spiritual terus menerus.Ketiga, tujuan dalam filsafat a/ memahami alam semesta, sementara dalam mistik, persoalan intelek atau rasio tidak begitu menarik (capaian tertinggi manusia a/ kembali kepada asal-usulnya guna menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan untuk berusaha hidup abadi dalam diri Tuhan).

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M9Ibnu Arabi /sufisme: kebenaran terdiri atas tiga bagian;-Indera: sarana penting u/ mencapai kebenaran; sangat terbatas, hanya mampu mengkaji sejauh apa yang nampak, rentan terhadap kesalahan, kekuatannya baru pada tahap mendekati yang hakiki, belum mencapai hakiki.-Rasio: sarana penting u/ mencapai kebenaran, mampu menjangkau rahasia yang ada di balik alam indera, tetapi tidak mampu menjangkau yang transenden, kekuatannya baru pada tahap mendekati yang hakiki (knowledge about).-Intuisi: pengetahuan intuitif diperoleh lewat experience (penghayatan), unggul dan terpercaya, dengan jiwa bersih bisa memahami realitas wujud yang hakiki (pengetahuan tentang/knowledge of).03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M10Ibn Arabi menetapkan lima tahapan secara gradual u/ pembersihan hati:Membersihkan jiwa dengan menjauhkan diri dari segala perilaku dosa dan kemaksiatan disaming semakin rajin dalam melakukan kebajikan.Meninggalkan seluruh pengaruh- dunia; menghentikan pemandangan terhadap aspek fenomena dunia dan kesadaran terhadap aspek nyata yang menjadi dasar fenomenanya.Menjauhkan diri dari atribut-atribut dan kualitas-kualitas wujud kontingen dengan kesadaran bahwa semua itu a/ kepunyaan Allah semataMenghilangkan semua hal yang selain Allah, tetapi tidak menghilangkan tindakan itu sendiri.Melepaskan atribut-atribut Tuhan serta hubungan-hubungan dari atribut-atribut tersebut.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M11Jika seseorang telah mencapai derajat ittihad, kesatuan diri dengan Tuhan, ia akan menerima ilmu langsung secara vertikal, dalam bentuk ilham. Pengetahuannya datang langsung lewat pancaran Tuhan (emanasi) yang tamak dalam batinnya.Ibnu Arabi tidak pernah terpaku pada salah satu tokoh filsafat. Menurut Husain Nasr, pemaparan Ibn Arabi banyak mengikuti al-Hallaj (858-913 M), filsafat Ibn Sina (980-1037 M), teori Neo-Epidocles Ibn Massarah (w. 923 M), Neo-Pithagoras Ikhwan as-Shafa dan Neo-Platonisme.Menurut Affifi, pemikiran metafisika Ibn Arabi tampak tidak beraturan, tidak konsisten dan banyak mengambil pikiran-pikiran filsafat sebelumnya.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M12Menurut Ibnu Arabi, eksistensi a/ wujud dari essensi. Sesuatu bisa dianggap wujud atau ada jika termanifestasikan dalam apa yang disebut tahapan wujud (maratib al-wujud), yaitu;Eksis dalam wujud sesuatu (wujud al-syai fi ainih)Eksis dalam pikiran atau konsepsi (wujud al-syai fi al-ilm)Eksis dalam ucapan (wujud al-syai fi al-alfazh)Eksis dalam tulisan (wujud al-syai fi ruqum)

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M13Essensi dan EksistensiDalam perspektif ontologis Ibn Arabi, apa yang wujud itu, terbagi dua bagian;Wujud mutlak a/ sesuatu yang eksis dengan dirinya sendiri dan untuk dirinya sendiri, dan itu adalah Tuhan.Wujud nisbi a/ sesuatu yang eksistensinya terjadi oleh dan untuk wujud lain (wujud bi al-ghair). Wujud nisbi terbagi dua bagian; Wujud bebas; berupa substansi-substansi, ada yang substansi material dan spiritual. Wujud bergantung; berupa atribut-atribut, kejadian-kejadian, dan hubungan-hubungan yang bersifat spesial dan temporal.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M14145/3/2015Dalam pandangan Ibn Arabi, semua yang ada dalam semeta ini, dalam semua keadaannya, telah ada dan persis seperti apa yang ada dalam ilmu Tuhan, sedang ilmu Tuhan sendiri adalah al-ayan ats-tsabitah (entitas permanen).Menurut Kautsar, dalam struktur ontologis Ibn Arabi, entitas-entitas permanen tidak juga sama dan sederajat dengan Dzat Tuhan, tetapi ada di bawah-nya. Tepatnya, ia menempati posisi tengah antara Tuhan dan alam, antara keabsolutan-Nya dan semesta, sehingga ia bersifat aktif sekaligus pasif. Aktif dalam hunbungannya dengan apa yang lebih rendah darinya, yakni alam semesta, dan pasif dalam hubungannya dengan yang lebih tinggi, yakni diri Tuhan. Tarik menarik keduanya terjadi dalam apa yang disebut sebagai proses penampakan diri (tajalli) Tuhan sama dengan proses penciptaan semesta dalam konsep emanasi.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M15Sistem mendua (ambiguis) itu juga berlaku pada soal perbuatan manusia, jabariyah sekaligus qadariyah. Yakni, perbuatan manusia diciptakan oleh manusia, tetapi tidak oleh manusia atau perbuatan manusia diciptakan bukann oleh Tuhan tetapi oleh Tuhan.Jadi menurut Kautsar, ciri khas sistem berpikir Ibn Arabi a/ ambiguitas dan paradoksal sikalitas radikal.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M16Bagi Ibn Arabi, seluruh realitas yang ada ini, meski tampak beragam, adalah hanya satu, yakni Tuhan sebagai satu-satuya realitas dan realitas yang sesugguhnya.Wahdat al-wujud a/ konsep yang menyatakan bahwa la maujuda illa al-wujud al-wahid. Artinya: Tidak ada yang maujud kecuali wujud yang Esa, dan Yang Esa itu berbilang sejumlah bilangan taayyunat. Akan tetapi berbilangnya itu tidaklah berarti menjadikan-Nya berbilang dalam Dzat yang wujud itu, sebagaimana berbilangnya jumlah manusia juga tidak berarti bahwa hakikat manusia itu berbilang.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M17WAHDAT AL-WUJUDDalam satu paham wahdat al-wujud, Nasut yang ada dalam hulul diubah oleh Ibn Arabi menjadi khalq dan lahut menjadi haq, khalq dan haq adalah dua aspek bagi tiap sesuatu. Aspek sebelah luar disebut khalq dan aspek yang sebelah dalam disebut haq.Kata-kata khalq dan haq merupakan sinonim dari al-ardh dan al-jauhar, dan sinonim dari al-Zhahir dan al-bathin.Menurut paham ini, tiap-tiap yang ada mempunyai dua aspek. Aspek luar yang merupakan al-ardh dan khalq yang merupakan sifat kemakhlukan dan aspek dalam yang merupakan jawhar dan haq yang mempunyai sifat ketuhanan.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M18Paham wahdat al-wujud timbul dari paham bahwa Allah ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya dan oleh karena itu dijadikan-Nya alam ini (sesuai dengan hadits kuntu kanzan makhfiyan fa ahbabtu an urafa fa khalaqtu al-khalqa fihi arofuni)maka alam ini merupakan cermin bagi Allah. Dikala ia ingin melihat diri-Nya, ia melihat kepada alam, pada benda-benda yang ada di alam. Karena dalam tiap benda itu terdapat sifat ketuhanan. Tuhan melihat diri-Nya. Dari sini timbul paham kesatuan. 03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M19Ibn Arabi menggunakan simbol cermin, alam semesta sebagai cermin bagi Tuhan.pertama, untuk menjelaskan sebab penciptaan alam, yakni bahwa penciptaan ini adalah sarana untuk memperlihatkan diri-Nya. Dia ingin memperkenalkan dirinya lewat alam.Kedua, untuk menjelaskan hubungan Yang Satu dengan yang banyak dan beragam dalam semesta. Yakni bahwa Tuhan yanng bercermin adalah satu, tetapi gambar-Nya amat banyak dan beragam sesuai dengan jumlah dan model cermin tersebut.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M20Di dalam Fushush al-Hikam, Ibn Arabi berkata: Kita untuk Dia seperti argumen yang kita tetakan dan kita untuk kami. Tidak ada bagi-Nya selain kejadianku, maka kita bagi Dia seperti kita bersama kami. Maka aku unya dua wajah, Dia dan aku, dan tidak ada bagi-Nya dengan Aku. Akan tetapi dalam diri saya tampak Dia, dan kita bagi Dia semisal aku.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M21Ibn Arabi mengatakan bahwa wujud ini pada hakikatnya adalah satu, yakni wujud Allah yang mutlak. Wujud yang mutlak ini menampakkan diri dalam tiga martabat yaitu:Martabat AhadiahMartabat WahidiahMartabat Tajalli Syuhudi 03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M22Dari segi tasybih, Tuhan sama dengan alam, karena alam tidak lain adalah perwujudan dan aktualisasi sifat-sifat-Nya, dari segi tanzih, Tuhan berbeda dengan alam, karena alam terikat oleh ruang dan waktu, sedang Tuhan adalah absolut dan mutlak.

Ibn Arabi menyatakan Huwa la Huwa (Dia bukan Diayang kita bayangkan). Sedekat-dekat manusia menyatu (ittihad) dengan-Nya, tetap tidak pernah benar-benar menyatu dengan Tuhan.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M23Dari segi epistemologis, ada pergeseran atau perkembangan pada sistem pemikiran Ibn Arabi.Awalnya cenderung paripatetik, Aristotelian (eksistensi adalah patokan segala sesuatu).Lalu menjadi Platonis (wujud yang sebenarnya bukan pada sesuatu yang tampak nyata dan konkret ini tetapi pada yang transenden dan itu hanya satu, yakni Tuhan).Kemudian perpaduan antara Platonis dan Aristotelian, yakni realitas adalah perpaduan antara yang transenden dan yang nyata (wahdat al-wujud) dengan pemikiran khas arabian.

03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M24Pemikiran kesatuan realitas (wahdat al-wujud) adalah gagasan orisinal Ibn Arabi, meski dasar-dasarnya diambil dari pemikiran ittihad (penyatuan manusia dengan Tuhan) al-Hallaj (858-913 M).Perbedaan antara keduanya;Teori al-Hallaj : persoalan yang ditekankan hanya hubungan antara Tuhan (al-lahut) dan manusia (an-nasut), sifat kemanusiaan hadir pada Tuhan dan sifat ketuhananhadir hanya pada manusia, tidak ada yang lain; teori Ibn Arabi menjadi lebih luas, yakni hubungan antara Tuhan (al-haqq) dan semesta (al-khalq).teori al-Hallaj: masih ada dualisme manusia dan Tuhan, dalam Ibn Arabi dualisme tersebut tidak ada, keculi dualisme semu, nisbi, yang ada hanya keesaan. Konsep ini lebih berani dibanding gagasan emanasi al-Farabi atau yang lain, karena dalam emanasi masih ada jarak dan perbedaan antara Tuhan dan makhluk, baik dari kualitas maupun kuantitas; sementara dalam wahdat al-wujud tidak ada lagi jarak di antara keduanya.03/05/2015Kesatuan Realitas Pemikiran Ibn 'Arabi 1165-1240 M25