hukum perdata dan hukum acara perdatabaik adalah wni yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah...

164
BUKU AJAR HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATA Irawaty, S.H., M.H., Ph.D Martini, S.H., M.H

Upload: others

Post on 30-Dec-2019

41 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BUKU AJAR

HUKUM PERDATADAN HUKUM ACARA PERDATA

Irawaty, S.H., M.H., Ph.DMartini, S.H., M.H

Page 2: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

2

HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATA

Penulis:Irawaty, S.H., M.H., Ph.DMartini, S.H., M.H

Diterbitkan & Dicetak OlehCV. Jakad Publishing Surabaya 2019Graha Indah Wisesa E11Telp. : 081234408577 Anggota IKAPI No. 222/JTI/2019E-mail : [email protected]

Desain Isi : Dhiky WandanaDesain Sampul : Bichiz DAZ

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Ketentuan Pidana Pasal 112 - 119 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, ataumemperbanyak sebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari penerbit

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Hukum Perdata Dan Hukum Acara PerdataIrawaty, S.H., M.H., Ph.D, Martini, S.H., M.Hx + 154 hlm.; 15,5x23 cmISBN: 978-623-7033-88-2

Page 3: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

3

Hukum Perdata dan Hukum Acara

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa buku se-derhana ini dapat diselesaikan. Buku ini diharapkan dapat menjadi buku ajar untuk mata kuliah Hukum Perdata dan Hukum Acara Perdata untuk mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).

Mahasiswa/i PPKN yang memiliki potensi sebagai guru PPKn sudah seharusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hukum agar dapat melakukan transfer of knowledge yang cukup bagaimana men-jadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik. Salah satu ciri WNI yang baik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air.

Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib di program studi PPKN Universitas Negeri Jakarta. Se-bagai mata kuliah wajib maka diperlukan adanya bahan ajar yang dapat dijadikan acuan baik bagi mahasiswa maupun bagi dosen. Selain itu per-kembangan dalam bidang hukum perdata dan hukum acara perdata cu-kup cepat. Indikator yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:1. Secara sosiologis: dinamika pola hidup masyarakat yang banyak ber-

ubah.2. Secara filosofis: dasar pemikiran masyarakat dalam melakukan hal-

hal yang menyangkut hak dan kewajiban mengalami perubahan.3. Secara yuridis: terdapat perubahan dasar hukum di dalam bidang hu-

kum perdata dan hukum acara perdata.Buku ini ditujukan untuk mahasiswa Program Studi PPKN sehingga

penekanan materi yang disampaikan adalah agar mahasiswa mempero-leh pengetahuan dan memahami content hukum perdata dan hukum aca-ra perdata Indonesia yang selanjutnya dapat mengkritisi apakah hukum perdata dan hukum acara perdata Indonesia sesuai/tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya mahasiswa dapat menyikapi setiap per-aturan perundang-undangan yang dibahas sehingga memiliki pondasi yang kuat dalam menaati peraturan perundang-undangan tersebut yang tercermin dalam tingkah lakunya. Salah satu contoh adalah mengenai Pa-sal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek/BW) yang berisikan mengenai 4 (empat) syarat sahnya suatu perjanjian, yak-

Page 4: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

4

ni: (1) para pihak menyetujui untuk membuat perjanjian; (2) semua pi-hak tersebut merupakan subyek hukum; (3) hal yang diperjanjikan sudah jelas sejak awal; dan (4) hal yang diperjanjikan tersebut sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Hal yang ditekankan di dalam materi ini adalah menganalisis apakah keempat syarat sah perjanjian tersebut se-suai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelibatan mahasiswa untuk melakukan kajian diharapkan menjadi salah satu proses mahasis-wa untuk mengetahui dan memahami syarat sahnya dalam melakukan su-atu perjanjian yang diatur oleh BW. Walaupun BW merupakan peraturan yang disusun oleh Belanda namun keberlakuannya sampai saat ini masih diterima karena sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga diharapkan sikap mahasiswa dapat menerima bahwa ketika membuat perjanjian ke-empat syarat tersebut merupakan syarat yang konstruktif bagi bangsa dan negara. Selanjutnya mahasiswa dapat menerapkan syarat sah perjan-jian tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan/atau dapat mendiseminasi pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya mengenai hal tersebut kepada anak didiknya (salah satu profesi mahasiswa PPKN setelah lulus adalah calon guru) dan kepada masyarakat (dalam kehidupan sehariharinya). Hal ini selaras dengan salah satu fungsi mahasiswa adalah sebagai agent of change.

Buku ajar ini juga memuat konten yang kekinian seiring dengan era teknologi informasi 4.0 yang mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia termasuk bidang hukum perdata dan hukum acara perdata. Sa-lah satu contoh pengaruh tersebut dalam hukum perdata adalah sema-kin maraknya bentuk benda yang tergolong intangible assets (contohnya: hak cipta dan paten) dibandingkan tangible assets sehingga pembahasan mengenai ini perlu dimasukkan di dalam materi hukum benda dengan persentase yang lebih tinggi. Sedangkan di dalam bidang hukum acara perdata adalah perkembangan alat-alat bukti yang saat ini diterimanya percakapan di media social sebagai salah satu alat bukti yang diterima di pengadilan.

Fictie hukum adalah asas dimana semua orang dianggap tahu hukum. Ketika suatu undang-undang dinyatakan berlaku maka tidak ada seorang pun yang dapat mengelak dengan menyatakan tidak tahu hukumnya. Oleh karena itu sebagai Warga Negara Indonesia penting sekali untuk mempel-ajari hukum karena hampir segala aspek kehidupan di Indonesia diatur melalui hukum. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pernyataan di

Page 5: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

5

Hukum Perdata dan Hukum Acara

dalam Pasal 1 Ayat 3 Konstitusi Republik Indonesia bahwa negara kita me-rupakan negara yang berdasarkan hukum.

Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak. Kritik dan saran yang kon-struktif sangat diharapkan untuk memperbaiki kualitas buku ini.

Wassalam,

Penulis

Page 6: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

6

Page 7: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

7

Hukum Perdata dan Hukum Acara

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................. iKata Pengantar ................................................................................. iiiDaftar Isi ............................................................................................. viiDaftar Tabel ...................................................................................... ixDeskripsi Mata Kuliah .................................................................... xiPetunjuk Penggunaan Buku ......................................................... xi

BAB I : Pengantar Hukum Perdata Indonesia ................ 3BAB II : Hukum tentang Orang ............................................. 13BAB III : Hukum tentang Keluarga ........................................ 23BAB IV : Hukum tentang Benda ............................................. 41BAB V : Hukum Perjanjian ..................................................... 52BAB VI : Pengantar Hukum Acara Perdata ........................ 61BAB VII : Tata Cara Mengajukan Gugatan ............................ 71BAB VIII : Pemeriksaan di Persidangan ................................ 81BAB IX : Pembuktian ................................................................. 89BAB X : Putusan dan Pelaksanaan Putusan ..................... 97BAB XI : Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) ........... 105

Glosarium ........................................................................................... 113Soal-Soal Latihan ............................................................................. 117Daftar Pustaka .................................................................................. 147Biodata Penulis................................................................................. 153

Page 8: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

8

Page 9: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

9

Hukum Perdata dan Hukum Acara

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengertian Hukum Perdata ..................................................... 5Tabel 1.2 Sumber-Sumber Hukum Perdata di Indonesia ............. 6Tabel 3.1 BAB UU Perkawinan ................................................................... 26Tabel 3.2 Definisi Hukum Kewarisan/Hukum Waris ..................... 30Tabel 3.3 Pengertian Hibah .......................................................................... 32Tabel 3.4 Asas-Asas Hukum Keluarga .................................................... 34Tabel 3.5 Tugas Hasil Wawancara ............................................................ 37Tabel 4.1 Terminologi Hukum .................................................................... 42Table 4.2 Tugas Ciri-Ciri dan Jenis Benda ............................................. 47Tabel 5.1 Asas-Asas Perjanjian ................................................................... 53Tabel 5.2 Syarat Sah Perjanjian .................................................................. 54Tabel 6.1 Sumber Hukum Acara ................................................................ 64Tabel 6.2 Asas Hukum Acara Perdata ..................................................... 65Tabel 8.1 Tugas Hakim ................................................................................... 84Tabel 9.1 Definisi Bukti .................................................................................. 90Tabel 9.2 Jenis Alat Bukti .............................................................................. 91Tabel 10.1 Tiga Putusan Hakim .................................................................... 99Tabel 10.2 Susunan Isi Keputusan .............................................................. 99Tabel 11.1 Definisi Arbitase dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa ............................................................................................ 106Tabel 11.2 Definisi Cara Alternatif Penyelesaian Sengketa ............ 107

Page 10: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

10

Deskripsi Mata KuliahMata kuliah ini mencakup topik-topik hukum perdata dan hukum

acara perdata yang dapat membantu mahasiswa mengerti, menjelaskan dan menganalisa hukum perdata dan hukum acara perdata. Sehingga to-pik-topik yang diberikan adalah Pengantar Hukum Indonesia, Pengantar Hukum Perdata, Hukum Tentang Orang, Hukum Tentang Keluarga, Hukum Tentang Benda, Hukum Perjanjian; dan hukum acara perdata, yakni Tata Cara Mengajukan Gugatan, Pemeriksaan di Persidangan, Pembuktian, Pu-tusan dan Pelaksanaan Putusan dan Alternatif Penyelesaian sengketa (Al-ternative Disputes Resolution)

Petunjuk Penggunaan BukuBuku ajar ini sebaiknya digunakan bersama dengan buku-buku refe-

rensi hukum perdata dan hukum acara perdata lainnya serta peraturan perundang-undangan yang terkait, antara lain: Kitab Undang-Undang Hu-kum Perdata, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakim-an.

Buku ini ditujukan bagi mahasiswa yang sudah mempelajari dan lulus mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum (PIH) dan Pengantar Hukum Indone-sia (PHI).

Page 11: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

PENGANTAR HUKUMPERDATA INDONESIA

Page 12: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

2

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 13: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB IPENGANTAR HUKUM PERDATA INDONESIA

Peta Konsep

Uraian MateriNegara Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem hukum civil

law. Hal ini terjadi karena dulu Indonesia merupakan negara koloni Belanda yang merupakan civil law country. Pengaruh Belanda terhadap sistem hukum Indonesia sampai saat ini masih cukup besar. Salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk mendukung pernyataan tersebut adalah masih digunakannya beberapa per-aturan peninggalan Belanda sampai saat ini. Sebagai contoh dalam bidang hukum perdata adalah masih digunakannya Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, wa-laupun sudah banyak undang-undang yang secara khusus disusun oleh pemerintah Indonesia (dalam bidang hukum perdata) untuk mengikuti perkembangan masya-rakat. Sebagaimana telah dipelajari di dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum (PHI) bahwa sistem hukum Indonesia terdiri atas: sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum adat, dan sub sistem hukum Islam.

Pokok bahasan Pengantar Hukum Perdata ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yakni: sistem hukum Indonesia, definisi hukum perdata, dan sumber-sumber hu-kum perdata Indonesia.

3

Page 14: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

4

Hukum Perdata dan Hukum Acara

1. Sistem Hukum IndonesiaTelah dikemukakan bahwa Indonesia menganut sistem hukum Eropa Kon-

tinental atau civil law. Salah satu ciri dari sistem hukum ini adalah peraturan perundang-undangan menjadi sumber utama bagi hakim dalam memutuskan perkara. Di dalam Pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan diatur bahwa jenis dan hierarkhi peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut (Fajar Nurhadianto, 2015: 42-43)

2. Definisi Hukum PerdataUntuk memahami apa yang dimaksud dengan hukum perdata maka me-

rupakan hal yang sangat penting mendiskusikan pengertian hukum perdata. Berikut ini adalah beberapa pengertian hukum perdata yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

Page 15: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

5

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tabel 1.1 Pengertian Hukum Perdata

No Nama Pengertian Hukum Perdata

1 Munir Fuady

“Seperangkat/kaidah hukum yang mengatur perbuat-an atau hubungan antarmanusia/badan hukum perdata untuk kepentingan para pihak sendiri dan pihak-pihak lain yang bersangkutan dengannya, tanpa melibatkan kepentingan publik/umum/masyarakat yang lebih luas.”

2Sri Soedewi Masjchoen

Sofwan

“Hukum perdata ialah hukum yang mengatur kepen-tingan antara warga negara yang satu dengan warga negara yang lain.”

3Sudikno

Mertokusu-mo

“Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban orang perorangan yang satu terhadap yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan dalam pergaul-an masyarakat. Pelaksanaannya diserahkan ke masing--masing pihak.”

(Djaja S. Meliala, 2014:1)

4 PaulScholten

“Hukum perdata ialah hukum antara perorangan, hu-kum yang mengatur hak dan kewajiban dari perseo-rangan yang satu terhadap yang lainnya di dalam per-gaulan masyarakat dan di dalam hubungan keluarga.”

Munir Fuady

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hukum perdata merupakan kaidah yang mengatur hubungan hak dan kewajiban antarindivi-du. Dalam hubungan tersebut tidak melibatkan kepentingan umum.

http://repositor y.unpar.ac.id/bitstream/hand-le/123456789/2433/Djaja_142536-p.pdf?sequen-ce=1&isAllowed=y

http://repositor y.unpar.ac.id/bitstream/hand-le/123456789/2433/Djaja_142536-p.pdf?sequen-ce=1&isAllowed=y

Page 16: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

6

Hukum Perdata dan Hukum Acara

3. Sumber-Sumber Hukum Perdata IndonesiaSebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa sistem hukum Indo-

nesia terdiri atas tiga sub sistem hukum, yakni sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum adat, dan sub sistem hukum Islam. Sehingga terjadi pluralisme hukum perdata di Indonesia, yakni:

a. Hukum perdata baratb. Hukum perdata adatc. Hukum perdata Islam

Pluralisme hukum tersebut mempengaruhi pengakuan eksistensi sumber-sumber hukum perdata di Indonesia, sehingga sumber-sumber hukum perdata di Indonesia sebagai berikut ini:

Tabel 1.2 Sumber-Sumber Hukum Perdata di Indonesia

No Sumber Hukum Penjelasan

1 Undang-Undang

Sebagai contoh: KUH Perdata (BW), Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), UU Nomor 1 Tahun 1974 ten-tang Perkawinan.

2 Hukum Adat

Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah me-ngenai pengangkatan anak pada masyarakat adat Bali. Selain meminta penetapan pengadilan, pasangan suami istri yang mengajukan penetapan tersebut telah melak-sanakan upacara pemerasan (Widi Wedana) yang men-jadi salah satu pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan pasangan suami istri tersebut. (Penetapan Nomor: 2880/Pdt. P/2013/PN. Tbn)

Eka Susylawati menyatakan bahwa di dalam UU No-mor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman ter-dapat dua pasal yang dijadikan landasan hakim dalam memutus perkara dengan mempertimbangkan hukum adat yaitu Pasal 25 (1) dan Pasal 28 (2013: 134).

Namun, di dalam UU tersebut sudah diamandemen melalui UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasa-an Kehakiman. Di dalam UU pasal yang dapat dijadikan landasan hakim menggunakan hukum adat sebagai salah satu pertimbangan putusannya adalah Pasal 5 (1).

Page 17: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

7

Hukum Perdata dan Hukum Acara

3 Hukum Islam

Sumber-sumber hukum di dalam agama Islam adalah: Al qur’an, sunnah Rasul, dan Ijtihad (Dedeng Rosidin, n.d).

Siska Lis Sulistiani (2018:103) menyatakan bahwa sum-ber hukum Islam yang disepakati oleh para ulama ada-lah: Al Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas.

Di Indonesia, Lembaga peradilan yang menggunakan hukum Islam sebagai sumber hukumnya adalah Pera-dilan Agama (PA). Dasar hukum PA adalah UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah melalui UU Nomor 3 Tahun 2006 ten-tang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. PA adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam dan menangani per-kara-perkara tertentu. Perkara-perkara tertentu yang dimaksud adalah, antara lain: perkawinan, waris, wasiat, dan hibah (Pasal 49 UU Nomor 3 Tahun 2006)

A. Mukti Arto menyatakan bahwa hakim PA dalam menjalankan tugasnya harus senantiasa menitikberat-kan pada keadilan. Bahkan di dalam Al Qur’an terdapat 40 kali kata yang memiliki makna adil. Sehingga tidak jarang hakim PA perlu melakukan penemuan hukum. (2014:7-9)

4 Hukum agama lain selain Islam

Dalam lapangan hukum perdata yang merupakan la-pangan hukum privat, setiap individu diperbolehkan untuk menerapkan hukum agamanya masing-masing. Pengaturannya tidak harus melalui peraturan perun-dang-undangan. Penerapan tersebut harus memperha-tikan tetap terwujudnya bangsa Indonesia yang harmo-nis. (hukum online.com: 2018)

5 Yurisprudensi Merupakan putusan hakim terdahulu yang dijadikan ru-jukan untuk kasus yang serupa.

6 Perjanjian yang dibuat para pihak

Pacta sunt servanda (Bahasa Latin) memiliki makna para pihak terikat dengan perjanjian yang telah disepakati. Seringkali dinyatakan sebagai perjanjian merupakan UU bagi para pembuatnya. Di dalam KUH Perdata diatur di dalam Pasal 1338 ayat (1) dan (2). (Abdul Rasyid, 2017).

Page 18: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

8

Hukum Perdata dan Hukum Acara

7 Pendapat ahli (dok-trin)

Ahmad Sofian (2016) menyimpulkan bahwa doktrin adalah pendapat ahli mengenai suatu hal tertentu ter-hadap suatu masalah tertentu sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi. Lebih lanjut Beliau membanding-kan dengan teori, bahwa teori didapatkan setelah di-lakukan penelitian yang dilakukan dengan metodologi yang tepat.

8 Traktat/Perjanjian internasional

Traktat merupakan padanan kata treaty (Bahasa Inggris). Harry Purwanto (2009) mengemukakan bahwa traktat merupakan sumber hukum internasional yang mengi-kat negara-negara berdasarkan asas pacta sunt servanda.

Di dalam traktat berlaku juga asas rebus sic stantibus. Berdasarkan asas ini pihak yang telah menyepakati perjanjian internasional dapat menarik atau menunda pelaksanaan perjanjian tersebut jika terjadi suatu hal yang fundamental sebagaimana tercantum di dalam Pasal 62 Konvensi Wina Tahun 1969. (Harry Purwanto, 2011:119)

Rangkuman MateriTerdapat tiga sub sistem hukum yang diimplementasikan di Indonesia, yakni:

sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum adat, dan sub sistem adat. Sub sistem hukum nasional merupakan sub sistem hukum hasil konstruksi pemerin-tah Indonesia. Namun sampai saat ini masih ada peraturan peninggalan kolonial Belanda yang masih diberlakukan, sebagai contoh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek (BW).

Hukum perdata adalah peraturan yang melindungi hak dan mengatur kewa-jiban antarindividu yang tidak melibatkan kepentingan umum sehingga dapat di-katakan campur tangan pemerintah tidak terlalu besar jika terjadi sengketa antar individu.

Sumber-sumber hukum perdata di Indonesia terdiri atas peraturan perun-dang-undangan, hukum adat, hukum Islam, hukum agama lain, yurisprudensi, per-janjian para pihak, doktrin, dan traktat.

Page 19: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

9

Hukum Perdata dan Hukum Acara

TugasSetelah membahas materi di atas, diharapkan mahasiswa dapat mengkarak-

teristikkan hukum perdata Indonesia. Untuk itu merupakan hal yang penting bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas berikut ini.

Mahasiswa membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang. Setiap anggota kelompok mewawancarai orang tua masing-masing atau orang lain yang sudah menikah mengenai proses pernikahan mereka. Tuliskan ha-sil wawancara tersebut di dalam tabel berikut ini (Setiap individu mencatat hasil wawancara yang dilakukannya dan yang dilakukan oleh teman satu kelompoknya).

Susunlah pertanyaan berdasarkan pedoman berikut ini:1. Bagaimana proses pernikahan menurut sub sistem hukum nasional Indonesia.2. Bagaimana proses pernikahan menurut hukum adat.3. Bagaimana proses pernikahan menurut hukum Islam.

No Nama Informan dan Pasangan Keterangan Informan

Page 20: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

10

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 21: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

HUKUM TENTANG ORANG

Page 22: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

12

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 23: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB IIHUKUM TENTANG ORANG

Peta Konsep

Uraian MateriSebagai negara yang pernah dikolonisasi oleh Belanda selama lebih kurang

3,5 abad sampai saat ini Indonesia masih dipengaruhi oleh Belanda. Salah satu pengaruh yang masih ada adalah diterapkannya sistem hukum yang sama dengan Belanda, yakni sistem hukum sipil (civil law sistem). Secara umum sistem hukum di dunia dibedakan menjadi 2, yakni sistem Eropa Kontinental (civil law sistem) dan sistem hukum common law/Anglo Saxon. Materi mengenai kedua sistem hukum tersebut sudah dibahas di dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum (PIH).

13

Page 24: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

14

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Di dalam sistem hukum common law/Anglo Saxon tidak dipisahkan secara tegas antara bidang hukum perdata dengan bidang hukum pidana. Sebagai negara yang mengimplementasikan civil law sistem, Indonesia memisahkan kedua bidang hukum tersebut.

Pengaruh terhadap hukum Indonesia tidak hanya dari Belanda namun juga dari hukum adat dan hukum Islam. Sebagaimana yang telah Anda pelajari dalam mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI) bahwa terdapat tiga sub sistem hukum yang ada di negara kita, yakni:

1. Sub sistem hukum nasional2. Sub sistem hukum adat3. Sub sistem hukum Islam.

Di dalam mata kuliah PHI juga sudah dipelajari bidang-bidang hukum di dalam sub sistem hukum nasional kita. Salah satunya adalah hukum perdata. Apakah yang dimaksud dengan hukum perdata? Hukum perdata adalah suatu bidang hukum yang berisikan kaidah-kaidah mengenai hak-hak dan kewajiban yang disandang dan yang harus ditunaikan oleh natuuralijk persoon dan rechtpersoon.

Sebagaimana telah dinyatakan di atas bahwa hukum perdata mengatur hak dan kewajiban naturlijk persoon dan rechtpersoon maka sebagai pokok bahasan pertama di dalam hukum perdata yang harus dipelajari adalah mengenai persoon (orang).

Di dalam KUH Perdata pengaturan mengenai orang dapat ditemukan di dalam Buku I. Pengertian orang di dalam bidang hukum perdata tidak hanya me-liputi manusia tetapi juga termasuk badan hukum. Konsep orang yang merujuk

Page 25: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

15

Hukum Perdata dan Hukum Acara

pada manusia di dalam Bahasa Belanda digunakan terminologi natuurlijk persoon, sedangkan orang yang merujuk pada badan hukum digunakan terminologi recht-persoon.

Tidak semua naturlijk persoon termasuk subjek hukum. Subjek hukum adalah manusia yang dapat menyandang hak dan kewajiban atau disebut cakap. Salah satu hak yang ada di dalam lapangan hukum perdata adalah persetujuan dalam membu-at perikatan. Tidak semua Naturlijk persoon dinyatakan cakap oleh Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Mereka yang dinyatakan tidak cakap untuk membuat persetujuan adalah sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 1330: (1) orang yang belum dewasa; (2) orang yang ditaruh di bawah pengampuan; (3) perempuan yang telah kawin. Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 1963 tentang Gagasan Menganggap Burgerlijk Wetboek Tidak Sebagai Un-dang-Undang menyatakan bahwa seorang istri dapat melakukan perbuatan hu-kum dan bahkan dapat menghadap ke pengadilan tanpa bantuan atau izin suami. Selanjutnya kedudukan seorang istri tersebut diperkuat melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (hukumonline, 2013).

Di dalam materi naturlijk person akan dibahas mengenai perwalian, pengam-puan, pendewasaan, keadaan tidak hadir, dan domisili. Sedangkan di dalam materi rechtpersoon dibahas mengenai teori-teori justifikasi badan hukum sebagai person dan juga domisili yang merupakan hal yang penting bagi badan hukum untuk me-nentukan kedudukan suatu badan hukum. Pembahasan natuurlijk persoon diuraikan di bawah ini:

1. Natuurlijk PersoonSebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa naturlijk persoon adalah

manusia, bukan orang buatan rekayasa hukum secara legal. Manusia secara alami diberikan hak-hak dasar oleh Tuhan. Di dalam KUH Perdata dinyatakan bahwa tidak ada bentuk hukuman yang dapat meniadakan hak-hak perdata seorang warga (pasal 3). Bahkan jika terdapat suatu kepentingan untuk bayi

Page 26: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

16

Hukum Perdata dan Hukum Acara

yang masih berada di dalam kandungan ibunya maka ia akan dianggap sudah ada. Hal ini untuk melindungi kepentingannya. Apabila bayi tersebut meninggal ketika lahir maka ia dianggap tidak pernah ada. Pengaturan mengenai kepen-tingan bayi yang masih berada di dalam kandungan ibunya tersebut diatur di dalam Pasal 2.

Manusia merupakan makhluk yang cukup kompleks. Sehingga perlin-dungan hukum terhadap hak keperdataan manusia pun harus dapat menga-komodir semua keadaan atau kondisi manusia. Berikut ini beberapa hal yang perlu dipahami oleh mahasiswa berhubungan dengan (potensi) kondisi yang dihadapi oleh manusia pribadi.

a. PerwalianDasar hukum perwalian dapat ditemukan di dalam KUH Perdata

dan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Di dalam Undang-Undang Perkawinan terdapat satu bab khusus yang mengatur mengenai perwalian, yaitu Bab XI namun judulnya tersebut bukan perwalian me-lainkan Perwakilan. Bab XI melingkupi Pasal 50 sampai Pasal 54. UU ini menggunakan terminologi perwakilan karena wali merupakan wakil dari seorang anak terkait diri anak dan harta benda anak tersebut (Pasal 50 ayat (2).

Seseorang berada di bawah pengasuhan wali jika berusia di bawah 18 tahun atau belum menikah dan orang tuanya sudah meninggal atau pun jika orang tuanya dicabut kekuasaannya. Kekuasaan orang tua dapat dicabut apabila lalai terhadap anak/anak-anaknya atau memiliki kelakuan yang sangat buruk (Pasal 49). Salah satu cara orang dewasa untuk dapat menjadi wali adalah melalui penetapan pengadilan. Tanggung jawab seo-rang wali adalah mengurus diri anak tersebut dan juga harta benda anak tersebut sampai anak tersebut dewasa. Hak wali akan berakhir antara lain jika anak yang berada di bawah perwaliannya telah dewasa, anak tersebut telah menikah, atau orang tuanya mendapatkan kekuasaan atas anaknya kembali.

b. Pengampuan (Curatele)Jika perwalian adalah suatu kondisi seorang anak berada di bawah

kekuasaan seorang dewasa selain orang tuanya, maka pengampuan ada-lah suatu kondisi seorang dewasa berada di bawah kekuasaan seseorang dewasa yang lain. Mengapa seorang dewasa harus berada di bawah keku-asaan orang lain? Keadaan tersebut ditujukan kepada orang-orang yang diatur di dalam Pasal 433 KUH Perdata, yaitu orang-orang yang tidak

Page 27: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

17

Hukum Perdata dan Hukum Acara

dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya yang disebabkan secara alami/sakit/karakter yang sangat buruk. Contohnya adalah orang yang sangat boros dan orang yang dungu. Seseorang dapat menjadi pengampu (curator) terhadap orang lain melalui penetapan pengadilan.

c. PendewasaanKondisi ini ditujukan untuk seorang yang belum dewasa (minderja-

righeid) namun melalui konstruksi hukum dianggap telah dewasa (meer-derjarigheid). Pendewasaan yang diberikan melalui konstruksi hukum ter-sebut dapat ditujukan pada hal-hal tertentu saja atau dapat juga terhadap semua hal.

Pendewasaan terhadap hal-hal tertentu diberikan berdasarkan Pasal 426 KUH Perdata setelah mendengar orang tua yang tidak dicabut keku-asaannya atas anak tersebut atau wali jika anak tersebut berada di bawah perwalian. Anak tersebut harus berusia minimal 18 tahun. Sedangkan pendewasaan sempurna dapat diberikan berdasarkan Pasal 424 KUH Perdata). pendewasaan jenis ini diberikan pada seseorang yang minimal sudah berusia 20 tahun.

d. Keadaan tidak hadir (Afwezigheid)Di dalam hukum keberadaan dan ketidakberadaan seseorang me-

miliki konsekuensi hukum. Sehingga hukum perlu juga mengatur menge-nai hal-hal yang berkaitan dan/atau berdampak jika seseorang seseorang dinyatakan secara hukum tidak hadir. Mengenai kriteria seseorang dapat dinyatakan tidak hadir diatur di dalam Pasal 463 KUH Perdata. Pasal ter-sebut menyatakan sebagai berikut:

“Jika terjadi, seorang telah meninggalkan tempat tinggalnya, dengan tidak memberi kuasa seorang wakil, guna mewakili dirinya dan mengurus har-ta kekayaannya, pun ia tidak mengatur urusan-urusan dan kepentingan- kepentingan itu, atau pun jika pemberian kuasa kepada wakilnya tidak berlaku lagi, maka jika ada alasan yang mendesak guna mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan itu, atau guna mengadakan seorang wakil baginya”.

Di dalam Pasal 467 dinyatakan bahwa 5 sejak tidak diketahui keber-adaannya maka seseorang dapat dinyatakan afwezigheid. Di tahun 2006 melalui UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Page 28: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

18

Hukum Perdata dan Hukum Acara

dinyatakan bahwa jika terjadi seseorang tidak diketahui keberadaannya dan jenazahnya juga tidak ditemukan maka catatan sipil baru dapat men-catat setelah ada penetapan pengadilan.

e. Catatan sipilDi dalam Buku I KUH Perdata terdapat peristiwa-peristiwa yang

dicatat di catatan sipil, yaitu kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, dan penggantian nama seseorang. Sehingga catatan sipil dapat didefini-sikan sebagai instansi pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk mencatatkan kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, dan penggan-tian nama seseorang. Di Indonesia saat ini terdapat Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang berada di bawah Kementrian Dalam Negeri.

Namun perlu diingat bahwa untuk masyarakat yang beragama Islam, pencatatan pernikahannya dilakukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA). Sedangkan untuk perceraian dengan jalan gugatan (yang mengajukan perceraian adalah istri) atau talak (pengaju perceraian adalah suami) di-proses di Pengadilan Agama (PA).

f. Domisili (Domicilie)Di dalam KUH Perdata pengaturan mengenai domisili terdapat di

dalam Bab III Pasal 17-25 dengan judul Tempat Tinggal atau Domisili. Jadi sesungguhnya domisili dapat dikatakan sebagai tempat tinggal atau pusat kediamannya. Domisili diperlukan baik oleh natuuralijk persoon (manusia pribadi) maupun oleh rechtpersoon (badan hukum). Pentingnya domisili adalah untuk pengurusan perkawinan, tempat dipanggil hakim, dan mem-permudah ketika membuat perjanjian.

Terdapat beberapa hal atau kriteria untuk menentukan seseorang atau badan hukum dinyatakan berdomisili di suatu tempat tertentu, ya-itu: (1) terdapat tempat yang tertentu, baik tetap atau pun sementara; (2) orang tersebut selalu dapat ditemui di tempat tersebut; (3) hak dan kewajiban orang tersebut didapatkan dan ditunaikan di tempat tersebut. (Munir Fuady, 2014)

Ada tiga macam domisili, yakni: domicile of origin, domicile of depen-dence, dan domicile of choice. Domicile of origin adalah domisili atau tempat tinggal anak-anak mengikuti domisili orang tuanya. Sedangkan domicile of dependence tempat tinggal seorang istri yang mengikuti suaminya. Tera-khir, domicile of choice adalah tempat tinggal yang dipilih oleh seseorang

Page 29: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

19

Hukum Perdata dan Hukum Acara

sebagai tempat kediamannya untuk mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya. (Munir Fuady, 2014)

2. RechtpersoonSebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa rechtpersoon adalah

subyek hukum yang berbentuk badan hukum. Konstruksi hukum ini dibu-at sebagai konsekuensi logis bahwa suatu badan hukum memiliki hak dan kewajiban serta dapat membuat perjanjian seperti manusia pribadi. Badan hukum dapat dibedakan menjadi badan hukum privat dan badan hukum pub-lik. Contoh badan hukum privat adalah Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan contoh badan hukum publik adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ba-dan hukum privat adalah badan hukum yang dimiliki oleh swasta, sedangkan badan hukum privat adalah badan hukum pemerintah (yang kekayaannya di-pisahkan).

Berikut ini adalah beberapa teori yang mendasari dinyatakannya badan hukum sebagai subyek hukum (Tunardy, 2012):

a. Teori fiksi, berdasarkan teori ini badan hukum dikategorikan sebagai sub-yek hukum melalui perumpamaan (fictie).

b. Teori organ, teori ini menyatakan bahwa suatu badan hukum diakui ek-sistensinya jika dilengkapi dengan organ-organ yaitu pengurus badan hu-kum tersebut.

c. Teori kekayaan tujuan, teori ini sesuai dengan koperasi karena suatu ko-perasi dinamakan atau diadakan sesuai dengan tujuannya.

d. Teori milik kolektif, teori ini berdasarkan pada konsep bahwa suatu ba-dan hukum yang terdiri atas beberapa orang dan kesemuanya memiliki hak dan kewajiban.

Rangkuman MateriHukum tentang orang merupakan pengaturan terhadap manusia (naturalijk

person) dan badan hukum (rechtpersoon). Di dalam membahas mengenai manusia maka akan membahas beberapa aspek yang berkaitan dengan manusia, yakni per-walian, pengampuan, pendewasaan, keadaan tidak hadir, catatan sipil, dan domisili.

Sedangkan ketika membicarakan mengenai badan hukum maka hal- hal yang dibahas adalah mengenai teori-teori tentang badan hukum dan domisili badan hukum tersebut.

Page 30: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

20

Hukum Perdata dan Hukum Acara

TugasSetelah membahas materi mengenai orang yang terdiri atas naturalijk persoon

dan rechtpersoon diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep orang di dalam lapangan hukum perdata semaksimal mungkin. Untuk itu merupakan hal yang pen-ting bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas berikut ini:

Mahasiswa membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang. Setiap anggota kelompok mendiskusikan mengenai:

1. Identifikasi di antara anggota kelompok yang mengenal naturalijk persoon yang tidak cakap dalam melakukan perbuatan hukum.

2. Bagaimana keadaan orang yang tidak cakap tersebut? Jeaskan.

3. Identifikasi minimal 5 (dua) rechtpersoon (silakan gunakan jaringan internet). Tuliskan nama, domisili badan hukum tersebut, dan jelaskan apakah rechtper-soon tersebut adalah badan hukum privat atau badan hukum publik.

Page 31: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

HUKUM TENTANG KELUARGA

Page 32: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

22

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 33: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB IIIHUKUM TENTANG KELUARGA

Peta Konsep

Uraian Materi1. Pengertian Hukum Keluarga

Keluarga merupakan kesatuan atau unit terkecil di dalam masyarakat. Se-cara budaya, masyarakat di Indonesia hidup dalam kultur komunal. Keluarga yang awalnya dibentuk oleh satu orang laki-laki dan satu orang perempuan (UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sebagaimana telah diubah melalui UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan) menimbulkan beberapa hal. Beberapa di-antaranya hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban dan hak antara pasangan suami-istri; harta kekayaan; dan warisan. Untuk dapat melindungi hak para pi-hak dalam keluarga dan memastikan para pihak melaksanakan kewajibannya, maka pada masyarakat modern hal-hal tersebut diatur melalui hukum.

23

Page 34: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

24

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Janet Halley dan Kerry Rittich (2010: 757) menulis bahwa pola hubungan yang dibuat oleh Savigny antara hukum keluarga dan hukum kontrak yaitu bahwa hukum keluarga dan hukum kontrak merupakan dua bidang hukum yang sangat berkaitan. Bahkan dapat dikatakan sebagai dua bidang hukum yang saling membentuk. Ketika sepasang calon suami-istri melangsungkan perkawinan maka perkawinan tersebut ada karena timbulnya perjanjian di antara mereka berdua. Mereka menyatakannya sebagaimana berikut ini:

Selanjutnya Janet Halley dan Kerry Rittich (2010: 761) mengemukakan bahwa Hukum Keluarga meliputi, antara lain: perkawinan, perceraian, dan hak-hak orang tua. Secara utuh pendapat mereka sebagaimana dikemukakan di bawah ini:

Sedangkan Ali Afandi dalam Tedy Sudrajat (2011:111) berpendapat bah-wa hukum keluarga adalah sebagai berikut:

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hukum keluarga ada-

Page 35: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

25

Hukum Perdata dan Hukum Acara

lah seperangkat peraturan yang mengatur mengenai hal-hal yang terdapat dalam suatu hubungan yang mengikat maupun yang memutus hubungan, baik antarorang-perorang, dan harta bendanya.

2. Ruang Lingkup Hukum KeluargaHukum Keluarga merupakan bidang hukum yang cukup kompleks. Se-

bagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa hukum keluarga adalah bidang hukum yang mengatur hubungan antarorang yang dapat mem-bentuk hubungan maupun yang meniadakan hubungan, dan berakibat juga pada harta benda yang dimiliki oleh orang-orang tersebut. Ruang lingkup hu-kum keluarga secara terperinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Hukum Perkawinan adalah peraturan yang mengatur mengenai hubung-an suami istri sebagaimana yang diatur di dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 1 menyatakan bahwa

Khusus bagi yang beragama Islam mengenai perkawinan juga diatur di

Page 36: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

26

Hukum Perdata dan Hukum Acara

dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 (Kompilasi Hukum Islam: Buku I, yaitu Pasal 1 – Pasal 169).

UU Perkawinan terdiri atas 67 Pasal yang terbagi dalam 14 Bab. Semua bab tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 BAB UU Perkawinan

Bab Tentang Penjelasan

I Dasar Perkawinan

Pasal 1 - Pasal 5

Pasal-pasal di dalam bab ini mengatur berba-gai hal penting yang menjadi dasar atas sebuah perkawinan, yakni: definisi perkawinan (Pasal 1); bagaimana perkawinan dapat dinyatakan sebagai perkawinan yang sah (Pasal 2); mengenai prinsip monogami (Pasal 3); syarat suami dan tata cara suami yang ingin menikah lagi (Pasal 4 dan 5). Mengenai perkawinan beda agama dapat silakan pindai kode di bawah ini:

Page 37: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

27

Hukum Perdata dan Hukum Acara

II Syarat-syarat per-kawinan

Pasal 6 – Pasal 12

Pada prinsipnya perkawinan dilangsungkan atas persetujuan calon suami isteri. Jika belum men-capai usia 21 tahun maka harus mendapat izin orang tua yang masih hidup. Pasal 7 menyatakan bahwa batas usia perkawinan perempuan ada-lah 16 tahun, namun batas usia tersebut sudah diubah oleh DPR dan Presiden untuk meme-nuhi putusan Mahkamah Konstitusi, menjadi 19 tahun. (Kompas a, 2019). Perubahan batas usia tersebut diwujudkan melalui UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No-mor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 8 memuat perkawinan yang dilarang, namun jika dilakukan maka hanya dapat dikenakan sanksi administratif yaitu perkawinannya tidak dapat dicatatkan (Kompas b, 2019).

III Pencegahan perkaw-inan

Pasal 13 – Pasal 21

Pencegahan perkawinan merupakan upaya-upa-ya yang dapat dilakukan oleh pihak keluarga ter-hadap orang yang akan melakukan perkawinan karena tidak memenuhi syarat-syarat perkawin-an. Perkawinan dapat dicegah melalui putusan pengadilan. Putusan tersebut diberitahukan ke-pada pencatat perkawinan. Perkawinan dapat di-langsungkan jika pengadilan mencabut putusan tersebut atau pemohon menarik permohonan pencegahannya tersebut.

Page 38: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

28

Hukum Perdata dan Hukum Acara

IV Batalnya perkawinan

Pasal 22 – Pasal 28

Perkawinan yang telah dilangsungkan dapat diba-talkan secara hukum jika terdapat keadaan-kea-daan, antara lain: jika perkawinan dilangsungkan di hadapan pegawai pencatat perkawinan yang tidak berwenang; jika perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum; atau terjadi salah sangka mengenai diri pasangannya. Namun, terdapat hal-hal yang tidak berlaku su-rut atas pembatalan perkawinan tersebut, anta-ra lain: anak-anak yang dilahirkan dari perkawin-an tersebut.

V Perjanjian perkaw-inan

Pasal 29

Perjanjian perkawinan di dalam ayat (1) din-yatakan perjanjian perkawinan dapat dilaku-kan pada waktu atau sebelum perkawinan dil-angsungkan. Namun ketentuan tersebut telah diubah oleh MK Nomor 69 Tahun 2015 sehing-ga perjanjian perkawinan pun dapat dibuat sela-ma pasangan sudah terikat perkawinan (Nayara Advocacy, 2016). Hal-hal yang menjadi isi per-janjian perkawinan tidak boleh bertentangan dengan hukum, agama, dan kesusilaan. Ada pun hal-hal yang disepakati adalah mengenai harta bawaan dan utang. (Tri Jata Ayu Pramesti, 2016)

VI Hak dan kewajiban suami isteri

Pasal 30 – Pasal 34

Kata kewajiban dinyatakan sebanyak 6 kali di dalam pasal-pasal tersebut, sedangkan kata hak sebanyak 3 kali. Jika suami atau isteri melalai-kan kewajibannya, ia dapat mengajukan gugatan (perceraian) kepada pengadilan.

VII Harta benda dalam perkawinan

Pasal 35 – Pasal 37

Harta Bersama adalah harta yang didapatkan selama dalam perkawinan. Selain ketentuan di dalam bab ini, harta bersama juga dapat diten-tukan melalui perjanjian perkawinan yang telah dibahas sebelumnya.

Page 39: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

29

Hukum Perdata dan Hukum Acara

VIII Putusnya perkawinan serta akibatnya

Pasal 38 – Pasal 41

Perkawinan dapat putus karena kematian, perce-raian, atau atas keputusan pengadilan. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadil-an setelah pengadilan berusaha mendamaikan pasangan suami istri. Akibat perceraian antara lain: anak-anak tetap menjadi tanggungan orang tuanya; pengadilan dapat mewajibkan bekas sua-mi untuk memberikan biaya dan/atau menentu-kan kewajiban lain untuk bekas isterinya.

IX Kedudukan anak

Pasal 42 – Pasal 44

Kedudukan anak ada 2, yakni anak yang dila-hirkan atau sebagai akibat perkawinan yang sah dan anak yang dilahirkan di luar perkawin-an yang sah. Pasal 43 menyatakan bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mem-punyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya (sesuai dengan hukum Islam), namun MK mengeluarkan putusan Nomor 46/PUU-VIII/2010 yang mengubah aturan tersebut menjadi anak tersebut juga memiliki hubungan perdata dengan ayah biologisnya (dibuktikan melalui iptek). (hukumonline.com, 2018)

XHak dan kewajiban

antara orang tua dan anak

Pasal 44 – Pasal 49

Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya sampai anak-anaknya kawin atau dapat mandiri (ada batas waktu berakhirnya), sedangkan untuk anak ada waktu memulai ke-wajiban memelihara orang tua dan keluarga lurus ke atas yaitu setelah anak dewasa. Kekua-saan orang tua dapat dicabut apabila: melalaikan kewajibannya terhadap anaknya; berkelakuan buruk sekali. Meskipun kekuasaannya dicabut, orang tua tersebut berkewajiban memberi pe-meliharaan kepada anaknya.

Page 40: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

30

Hukum Perdata dan Hukum Acara

XI Perwalian

Pasal 50 – Pasal 54

Pasal-pasal ini mengatur agar seorang anak (di bawah 18 tahun atau belum pernah kawin) yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tuanya tidak terlantar. Wali tidak hanya mengurus pri-badi anak namun juga harta bendanya. Namun, jika wali menyebabkan kerugian terhadap harta benda tersebut makai a dapat diwajibkan meng-ganti kerugian atas tuntutan anak atau keluar-ganya dengan keputusan pengadilan. Pasal 51 mengatur mengenai bagaimana penunjukkan se-orang wali dan perwalian dapat dicabut melalui putusan pengadilan (Pasal 49).

XII Ketentuan-ketentuan lain

Pasal 55 – Pasal 63

Bab ini mengatur 4 hal, yaitu: pembuktian asal- usul anak; perkawinan di luar Indonesia; perka-winan campuran (antara WNI dengan WNA); dan pengadilan (Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam dan Pengadilan Umum bagi yang beragama lain).

XIII Ketentuan peralihan

Pasal 64 – Pasal 65

Pasal-pasal tersebut mengatur mengenai perka-winan yang dilangsungkan sebelum UU Perka-winan ini berlaku dan ketentuan-ketentuan ter-hadap seorang suami yang memiliki isteri lebih dari satu orang.

XIV Ketentuan penutup

Pasal 66 – Pasal 67

Pasal 66 menyatakan bahwa ketentuan-keten-tuan yang telah diatur di dalam UU ini menye-babkan peraturan-peraturan sebelumnya yang mengatur tentang hal yang sama menjadi tidak berlaku lagi, contoh: KUH Perdata. Sedang Pasal 67 mengatur mengenai keberlakuan UU ini, yai-tu sejak diundangkan.

Page 41: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

31

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Hukum Waris di Indonesia dapat dibagi menjadi 3, yakni hukum waris berdasarkan yang diatur di dalam KUH Perdata, berdasarkan Hukum Islam, dan berdasarkan hukum adat (Irawaty dan Diyantari, 2017:212-225). Sesuai dengan prinsip hukum perdata maka setiap orang dan/atau keluarga dapat memilih menggunakan hukum yang paling sesuai. Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) digunakan terminologi Hukum Kewarisan yang diatur di dalam Buku II Pasal 170 sampai Pasal 214). Berikut ini adalah definisi Hukum Kewa-risan/Hukum Waris:

Tabel 3.2 Definisi Hukum Kewarisan/Hukum Waris

Pasal 171 (a) KHI

“Hukum kewarisan adalah hukum yang meng-atur tentang pemindahan hak kepemilikan har-ta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.”

Munir Fuady

(2014:137)

“seperangkat kaidah hukum yang menga-tur tentang berpindahnya hak atas barang--barang warisan yang dimiliki oleh orang yang telah meninggal dunia (pewaris) kepa-da orang yang masih hidup yang ditinggal-kan oleh pewaris yang disebut ahli waris, berikut penentuan tentang siapa-siapa yang tergolong sebagai ahli waris, berapa bagian masing-masing, dan penentuan tentang pro-sedur pewarisan dan syarat-syarat menjadi ahli waris.”

Seseorang dapat meninggalkan pesan sebelum ia meninggal. Pesan terse-but akan dilaksanakan setelah ia meninggal. Di dalam KUH Perdata dinyata-kan di dalam Pasal 875 mengenai surat wasiat, yaitu: “akta berisi pernyataan seseorang tentang apa yang dikehendakinya terjadi setelah ia meninggal, yang dapat dicabut kembali olehnya”. Surat wasiat tersebut, sebagaimana dinya-takan di dalam Pasal 931, surat wasiat dibagi menjadi 3 jenis yaitu wasiat olografis; surat wasiat umum; dan surat wasiat rahasia. (Sovia Hasanah, 2018). Sedangkan di dalam Pasal 171 f KHI dinyatakan “Wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau Lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia.”

Page 42: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

32

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Jika wasiat adalah pemberian seseorang kepada orang lain dan dilaksa-nakan setelah pemberi wasiat meninggal dunia, terdapat suatu cara untuk memberikan sesuatu kepada seseorang yang dilaksanakan semasa pemberi masih hidup, yaitu hibah. Hibah di dalam KUH Perdata diatur di dalam Pasal 1666 – Pasal 1693. Hibah juga diatur di dalam KHI, yakni Pasal 210 – Pasal 214. Pengertian hibah yang tertera di dalam kedua ketentuan tersebut adalah:

Tabel 3.3 Pengertian Hibah

Pasal 1666 KUH Perdata

“Suatu persetujuan dengan mana seorang penghibah menyer-ahkan suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang menerima penyer-ahan barang itu.

Pasal 171 g KHI

“Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tan-pa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: a) yang dihibahkan beru-pa barang; b) diberikan secara sukarela; c) tidak dapat ditarik kembali; dan d) antara orang yang masih hidup.

Meskipun hibah dinyatakan tidak dapat ditarik kembali, Pasal 212 KHI menyatakan bahwa hibah orang tua kepada anak dapat ditarik kembali. Hi-bah orang tua kepada anak di dalam Pasal 211 dapat diperhitungkan sebagai warisan.

Satu lagi pembahasan yang berhubungan keluarga keluarga adalah me-

Page 43: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

33

Hukum Perdata dan Hukum Acara

ngenai wakaf. Wakaf diatur di dalam Buku III KHI, yaitu Pasal 215 – Pasal 229. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

Definisi Wakaf di dalam UU tentang Wakaf dinyatakan di dalam Pasal 1 Angka 1, yaitu:

“Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menye-rahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.”

Benda-benda yang diwakafkan oleh wakif (orang yang mewakafkan) se-nantiasa dikelola oleh nazhir (orang yang menerima harta wakaf) untuk ke-pentingan ibadah dan umtuk memajukan kesejahteraan umum, sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 5 UU Wakaf.

Pasal 16 UU Wakaf menyatakan bahwa benda-benda yang dapat diwa-kafkan meliputi benda bergerak yang tidak bisa habis dikonsumsi (contoh: uang, logam mulia, hak atas kekayaan intelektual), dan benda tidak bergerak (contoh: ha katas tanah, bangunan).

Silakan Anda tuliskan pemahaman Anda mengenai perbedaan warisan, wasiat, hibah, dan wakaf di dalam kolom ini.

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

________________________________________________

Page 44: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

34

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Pengangkatan anak di Indonesia diatur dalam beberapa peraturan per-undang-undangan, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah de-ngan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

3. Kompilasi Hukum Indonesia (Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Peng-angkatan Anak

5. Peraturan Menteri Nomor 110 Tahun 2009 tentang Persyaratan Peng-angkatan Anak

Selain berdasarkan peraturan perundang-undangan di atas, pengangkatan anak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum adat. Skema pengangkatan anak di Indonesia dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Mengenai prosedur, persyaratan pengangkatan anak dan pembahasan mengenai harta waris orang tua untuk anak angkat dapat dibaca dalam artikel “Anak Angkat, Prosedur dan Hak Warisnya”. Silakan Anda pindai kode beri-kut ini:

Page 45: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

35

Hukum Perdata dan Hukum Acara

3. Asas-Asas Hukum KeluargaDi dalam hukum keluarga terdapat beberapa asas yang tercermin dari isi

pasal-pasal yang tercantum di dalam KUH Perdata dan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Asas-asas tersebut adalah sebagaimana tercantum di bawah ini:

Tabel 3.4 Asas-Asas Hukum Keluarga

No Asas-asas KUH Perdata UU Perkawinan1 Asas monogami Pasal 27 Pasal 3

2 Asas konsensual Pasal 28 Pasal 6 Ayat (1)

3 Asas propor-sional - Pasal 31 Ayat (1)

a. Asas MonogamiMerupakan asas yang tidak mutlak di dalam UU Perkawinan. Mo-

nogami adalah perkawinan dimana seorang suami hanya boleh memiliki satu orang isteri. Di dalam UU Perkawinan diatur bahwa seorang suami dapat memiliki isteri lebih dari 1 orang, namun tidak boleh sebaliknya. Apabila seorang suami ingin melangsungkan perkawinan, ia harus me-minta persetujuan isteri/isterinya; memberikan kepastian bahwa ia mam-pu menjamin kehidupan isteri-isteri dan anak-anaknya; dan menjamin akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya (Pasal 5 ayat (1)). Setelah itu ia dapat mengajukan permohonan ke pengadilan di wila-yah tempat tinggalnya. Dalam hal isteri/isteri-isterinya tidak dapat men-jadi pihak atau tidak ada kabar minimal 2 tahun, atau sebab-sebab yang menurut hakim dapat diterima maka persetujuan dari isteri/isteri-isteri tersebut tidak diperlukan.

b. Asas KonsensualMerupakan asas dimana para pihak yang terikat perjanjian meng-

ikatkan diri secara sukarela tanpa paksaan dari pihak mana pun. Asas konsensual ini juga diterapkan di pada pasangan calon pengantin. Kedua calon pengantin hendaknya melaksanakan perkawinan atas persetujuan mereka berdua.

Page 46: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

36

Hukum Perdata dan Hukum Acara

c. Asas ProporsionalTerdapat di dalam Pasal 31 Ayat (1) UU Perkawinan dengan dinya-

takan bahwa “Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hi-dup Bersama dalam masyarakat.” Asas ini tidak terdapat di dalam KUH Perdata karena isteri tidak dapat melakukan perbuatan hukum, seperti menghibahkan, memindahtangankan, maupun menggadaikan tanpa ban-tuan suami dalam akta atau izin tertulis (Pasal 108). Selain itu di dalam Pasal 110 dinyatakan bahwa isteri tidak dapat tampil dalam pengadilan tanpa bantuan suami. Pada tahun 1963 Mahkamah Agung Republik Indo-nesia menganggap tidak berlaku lagi pasal-pasal tersebut. Konsekuensi hukum yang timbul adalah seorang isteri dapat melakukan hal-hal terse-but dengan bebas.

4. Sumber-sumber Hukum KeluargaSumber hukum adalah tempat di mana dapat diketemukannya aturan-

aturan yang mengatur hal-hal tertentu. Sehingga sumber-sumber hukum ke-luarga adalah tempat diketemukannya aturan-aturan yang mengatur tentang keluarga. Sumber-sumber hukum keluarga, sebagaimana yang telah dibahas di dalam bab ini, antara lain:

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdatab. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinanc. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

Selain ketiga peraturan perundang-undangan tersebut di atas, Kemente-rian Agama telah mengkompilasi peraturan perundang-undangan yang dapat dilihat menggunakan kode berikut ini:

Page 47: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

37

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Rangkuman MateriHukum keluarga merupakan bidang hukum yang mengatur mengenai perka-

winan, harta benda dan keluarga pasangan suami isteri. Perkawinan di Indonesia dilakukan berdasarkan hukum perdata nasional, hukum Islam, dan/atau hukum adat. Pada asasnya perkawinan dilaksanakan berdasarkan asas konsensualisme, monogami, dan proporsional.

TugasSetelah membahas materi di atas, diharapkan mahasiswa dapat mengkarak-

teristikkan hukum keluarga. Untuk itu merupakan hal yang penting bagi mahasis-wa untuk mengerjakan tugas berikut ini.

Mahasiswa membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang. Setiap anggota kelompok mewawancarai anggota kelompoknya secara bergantian mengenai hal-hal berikut ini:1. Bagaimanakah pendapat teman Anda mengenai emansipasi wanita di dalam

perkawinan?2. Bagaimanakah pandangan teman Anda mengenai asas konsensualisme dalam

melangsungkan pernikahan terhadap seseorang yang dipaksa menikah oleh orang tuanya?Tuliskan hasil wawancara tersebut di dalam tabel berikut ini (setiap individu

mencatat hasil wawancara yang dilakukannya dan yang dilakukan oleh teman satu kelompoknya).

Tabel 3.5 Tugas Hasil Wawancara

No Nama Pendapat/pandangan1 1

2

Page 48: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

38

Hukum Perdata dan Hukum Acara

2 1

2

3 1

2

4 1

2

Page 49: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

HUKUM TENTANG BENDA

Page 50: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

40

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 51: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB IVHUKUM TENTANG BENDA

Peta Konsep

Uraian Materi1. Pengertian Hukum Benda

Pernahkah Anda berpikir mengapa sesuatu dapat menjadi sangat ber-harga dan membuat hampir semua orang ingin memiliki benda dan/atau hak atas sesuatu tersebut? Ketika terjadi perselisihan maka tentu akan dibuka pedoman mengenai peraturan yang mengatur mengenai kedudukan sesuatu tersebut. Namun, sebelum membahas lebih jauh terlebih dahulu perlu diba-has apa yang dimaksud dengan hukum benda.

Munir Fuady (2014:25) menyatakan bahwa istilah hukum benda berasal dari Bahasa Belanda yaitu zaken recht. Di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris biasa digunakan property law (Henry E. Smith, 2012; Britannica, 2019).

Hukum benda berbeda dengan hukum perjanjian. Hukum perjanjian memberikan keleluasaan kepada para pihak untuk mengatur apa saja yang akan diperjanjikan sepanjang tidak melanggar undang-undang, norma kesusi-laan, dan norma agama. Sehingga hukum perjanjian disebut bersifat terbuka.

41

Page 52: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

42

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sedangkan hukum benda dikatakan bersifat tertutup karena semua orang harus merujuk pada peraturan perundang-undangan saat ingin mengetahui konstruksi hukum mengenai benda. (Munir Fuady, 2014:26).

Terminologi hukum benda diartikan sama dengan hukum kebendaan. Hal ini terlihat dari digunakannya kedua terminologi tersebut untuk hal yang sama. Berikut ini adalah pengertian hukum benda yang dikemukakan oleh para ahli:

Tabel 4.1 Terminologi Hukum

Nama Ahli Istilah yang Digunakan Definisi

Munir Fuady Hukum benda atau hukum kebendaan

“seperangkat kaidah hukum yang menga-tur tentang benda dengan segala aspeknya, termasuk pengaturan tentang hakikat dan berbagai jenis benda, mengatur juga hu-bungan antara benda dengan pemegang atau pemilik dari benda tersebut, sehingga sebagian besar dari kaidah hukum benda mengatur tentang hak-hak kebendaan.” (2014:25)

L.J. Apeldoorn Hukum Ke-bendaan

“peraturan mengenai hak-hak kebendaan.”

(I Ketut Markeling,2016:6)

Sri Soedewi Masjchoen

SofwanHukum Benda

“… pertama-tama mengatur pengertian dari benda, kemudian pembedaan macam--macam benda, dan selanjutnya bagian ter-besar mengatur mengenai macam-macam hak kebendaan.”

(I Ketut Markeling,2016:6)

P.N.H. Siman-juntak Hukum Benda

“Peraturan-peraturan hukum yang meng-atur mengenai hak- hak kebendaan yang sifatnya mutlak.” (I Ketut Markeling,2016:6)

Berdasarkan uraian dan definisi di atas, hukum benda adalah hukum atau per-aturan mengenai benda dan kaitannya dengan hak-hak yang dimiliki oleh se-seorang terhadap suatu benda serta cara-cara pemanfaatan terhadap hak-hak tersebut.

Page 53: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

43

Hukum Perdata dan Hukum Acara

2. Definisi BendaDi dalam Pasal 499 KUH Perdata dinyatakan bahwa “menurut undang-

undang, benda (zaken) adalah tiap barang (goederen) dan tiap hak (rechten) yang dapat menjadi obyek dari hak milik.”

Verawati Br. Sitompul (2017:22) memberi pengertian benda adalah “se-gala sesuatu yang dapat diberikan/diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak milik.”

Jadi benda tidak hanya merujuk pada fisik suatu barang saja tapi juga pada sesuatu yang immaterial (hak) yang dapat dikuasai secara yuridis.

Dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan bahwa indikator dari benda adalah sebagai berikut ini:

a. Barangb. Hakc. Dapat dikuasai berdasar hak milik atau hak kebendaan lainnya

3. Pembagian BendaBenda diatur di dalam Buku II KUH Perdata. Berikut ini adalah skema

pembagian barang (sebagaimana penjelasan sebelumnya, barang merupakan bagian dari benda karena yang dimaksud benda adalah barang dan hak) seba-gaimana yang diatur di dalam Pasal 503 – Pasal 505.

Page 54: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

44

Hukum Perdata dan Hukum Acara

4. Sistem Hukum Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergeraka. Sistem hukum benda bergerak

Pengaturan mengenai barang bergerak sebagaimana yang diatur di dalam KUH Perdata. Pasal 509 memberikan definisi barang bergerak adalah barang yang karena sifatnya dapat berpindah/bergerak sendiri ataupun karena dipindahkan/digerakkan. Sebagai contoh sebagaimana tercantum di dalam Pasal 510 adalah kapal dan kincir. Lebih lanjut lagi di dalam Pasal 511 dinyatakan barang-barang bergerak yang dianggap sebagai barang bergerak karena ditentukan oleh undang-undang, sebagai contoh, adalah: hak pakai hasil dan hak pakai barang-barang bergerak; hak atas bunga yang dijanjikan.

b. Sistem hukum benda tidak bergerakSejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 ten-

tang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, maka ketentuan dalam Buku II KUH Perdata mengenai bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali mengenai hipotik sudah tidak berlaku lagi.

Di dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dinyatakan bahwa negara atas dasar hak menguasai dapat memberikan hak atas tanah kepa-da orang dan badan hukum (Pasal 4 Ayat (1)). Berikut ini adalah hak-hak atas tanah yang dimaksud oleh Pasal tersebut:

Page 55: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

45

Hukum Perdata dan Hukum Acara

5. Benda sebagai JaminanSebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa benda adalah barang

atau hak yang dapat dimiliki oleh seseorang secara yuridis dikenal dengan hak milik. Salah satu manfaat dari hak milik adalah seseorang dapat menjadikan benda yang dimilikinya tersebut sebagai jaminan ketika ia meminjam uang. Jaminan diperlukan agar pihak yang memberikan jaminan (kreditur) menja-di lebih yakin peminjam (debitur) akan membayar utangnya. Meskipun ber-dasarkan Pasal 1131 KUH Perdata ketika seseorang berutang maka segala barangnya (baik yang sudah ada mau pun yang akan ada kemudian) menjadi jaminan (secara otomatis), namun telah menjadi kebiasaan di dalam praktik ketika seseorang membuat perjanjian utang-piutang diikuti dengan perjanjian asessoir (perjanjian tambahan). Di dalam perjanjian tambahan dicantumkan secara eksplisit apa yang menjadi jaminan. (Munir Fuady, 2014:53).

Jaminan sebenarnya dapat berupa jaminan perorangan (borgtoch atau personal guarantee) dan jaminan kebendaan. Jaminan perorangan adalah ja-minan yang diberikan oleh seseorang atau badan hukum bahwa debitur pas-ti akan membayar utangnya kepada kreditur. Sedangkan jaminan kebendaan merupakan jaminan yang berbentuk benda sebagai pengikatan bahwa jika debitur tidak dapat membayar utangnya maka pembayaran utang bisa dida-patkan dari benda yang dijaminkan akan menjadi hak kreditur (baik benda-nya atau dari hasil penjualan benda tersebut). Benda yang dijaminkan dapat berupa barang (bergerak dan/atau tidak bergerak) dan hak. Jaminan-jaminan tersebut tergambar di dalam skema berikut ini (Letezia Tobing,2013a; Letezia Tobing,2013b):

Page 56: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

46

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Pernahkah Anda mendengar atau membaca berita seseorang yang mem-beli kendaraan melalui lembaga penjaminan ketika ia tidak dapat membayar cicilan kemudian kendaraannya diambil secara paksa? Untuk mendapatkan pemahaman agar tidak terjadi hal tersebut silakan Anda baca dan pahami artikel mengenai hal tersebut dengan cara memindai kode berikut ini:

Salah satu perkembangan di dalam penjaminan di Indonesia saat ini paten dan hak cipta telah dapat dijadikan benda jaminan kredit. Hal ini sebagaimana diatur di dalam UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan UU No-mor 13 Tahun 2016 tentang Paten. Namun tampaknya belum dapat diimple-mentasikan, salah satu penyebabnya adalah bagaimana menentukan standar nilai suatu hak cipta atau suatu paten. (Moh. Dani Pratama Huzaini,2018)

Rangkuman MateriHukum benda merupakan serangkaian peraturan yang mengatur mengenai

benda, hak-hak yang dimiliki oleh orang atas benda tersebut, dan bagaimana meka-nisme bagaimana benda tersebut dapat dinikmati. Hukum benda bersifat tertutup.

Benda adalah sesuatu barang dan/atau hak yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh orang dengan hak tertentu. Di dalam KUH Perdata terdapat aturan menge-nai pembagian jenis-jenis barang. Dalam konsep hukum di Indonesia, yang berda-sarkan aturan di dalam Buku II KUH Perdata, Salah satu jenis barang yang terdapat di dalam KUH Perdata adalah barang tidak bergerak. Namun sejak berlakunya UUPA pada tahun 1960, aturan-aturan di dalam buku II KUH Perdata, kecuali mengenai hipotik dinyatakan dicabut.

Benda selain dapat dinikmati oleh pemiliknya dengan cara digunakan, dapat pula dijadikan jaminan. Konstruksi hukum di Indonesia memungkinkan barang bergerak, barang tidak bergerak, maupun hak untuk dijadikan benda jaminan.

Page 57: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

47

Hukum Perdata dan Hukum Acara

TugasSetelah membahas materi di atas, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan

macam-macam benda menurut hukum perdata Indonesia. Untuk itu merupakan hal yang penting bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas ini. Mahasiswa mendata, menuliskan ciri-ciri benda untuk dapat memutuskan benda tersebut termasuk ke dalam kategori jenis benda yang tepat.

Table 4.2 Tugas Ciri-Ciri dan Jenis Benda

No Nama Benda Ciri-ciri Jenis Benda

Page 58: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

48

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 59: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

HUKUM PERJANJIAN

Page 60: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

50

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 61: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB VHUKUM PERJANJIAN

Peta Konsep

Uraian Materi1. Definisi Hukum Perjanjian

Hukum perjanjian adalah seperangkat peraturan atau kaidah yang meng-atur mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, kapan para pihak terikat perjanjian, siapa saja yang dapat membuat perjanjian, apa akibat jika ada pihak yang tidak melaksanakan perjanjian, bagaimana menyelesaikan suatu perse-lisihan atas perjanjian, dan bagaimana implementasi hasil penyelesaian atas perselisihan tersebut.

Hukum perjanjian di dalam istilah hukum yang menggunakan Bahasa Ing-gris adalah contract law (hukum kontrak). Definisi contract law adalah sebagai berikut ini (Fries Rechtsanwalte, n.d):

51

Page 62: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

52

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa hukum kontrak meliputi segala peraturan dan prinsip-prinsip yang mengatur mengenai pembuatan, implementasi dan mengakhiri suatu kontrak.

2. Definisi PerjanjianSubekti menyatakan bahwa perjanjian merupakan bentuk nyata dari per-

ikatan (Hartana, 2016:148). Di dalam Buku III KUH Perdata mengatur me-ngenai perikatan. Pasal 1233 menyatakan bahwa perikatan lahir dapat melalui persetujuan atau undang-undang.

Di dalam Pasal 1313 KUH Perdata dinyatakan bahwa “suatu perjanjian adalah perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”

Page 63: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

53

Hukum Perdata dan Hukum Acara

3. Asas-Asas PerjanjianPerjanjian merupakan manifestasi dari persetujuan pihak-pihak untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Para pihak bebas untuk menentu-kan isi perjanjian. Namun, kebebasan tersebut bukanlah tanpa batas. Di dalam KUH Perdata terdapat asas-asas yang harus diimplementasikan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Asas-asas adalah sebagai berikut (Munir Fuady, 2014:181-184):

Tabel 5.1 Asas-Asas Perjanjian

Asas kebebasan berkontrak

Makna asas ini adalah bahwa para pihak yang mem-buat perjanjian harus membuat isi perjanjian yang: a) sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata; b) tidak dila-rang oleh peraturan perundang-undangan; c) sesuai dengan kebiasaan masyarakat; d) akan dilaksanakan dengan itikad baik.

Asas pacta sunt servanda

Para pihak terikat pada perjanjian yang mereka buat. Kekuatan berlakunya perjanjian tersebut bagi mereka sama dengan kekuatan undang-undang.

Asas konsensual Merupakan kesepakatan para pihak untuk melakukan perjanjian, untuk perjanjian-perjanjian tertentu tidak diperlukan dituangkan dalam perjanjian tertulis.

Asas obligatoir Perjanjian baru merupakan kesepakatan yang berisi hak dan kewajiban di antara para pihak.

Page 64: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

54

Hukum Perdata dan Hukum Acara

4. Syarat Sah PerjanjianMengenai syarat sahnya perjanjian dapat dilihat dalam Pasal 1320 KUH

Perdata, yaitu:

Tabel 5.2 Syarat Sah Perjanjian

1 Sepakat mereka yang mengikatkan diri

Pasal 1321 mengatur bahwa kesepaka-tan harus dilaksanakan secara suka rela di antara para pihak.

Selanjutnya dinyatakan bahwa kekhila-fan tidak mengakibatkan batalnya suatu perjanjian (Pasal 1322). Sedangkan jika kesepakatan terjadi karena paksaan akan berakibat batalnya perjanjian (Pasal 1232). Demikian juga kesepakatan yang tercapai karena penipuan maka dapat dibatalkan, namun penipuan tersebut harus dapat dibuktikan (Pasal 1328)

2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Meskipun pada prinsipnya setiap orang memiliki kewenangan untuk membuat perjanjian, namun diperkecualikan terh-adap orang-orang yang dinyatakan tidak cakap hukum (Pasal 1329).

Lebih lanjut di dalam Pasal 1330 dinya-takan bahwa yang tidak cakap hukum adalah: a) anak yang belum dewasa; b) orang yang di bawah pengampuan; c) perempuan yang telah kawin (namun ketentuan ini telah dicabut melalui Su-rat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun 1963.

Page 65: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

55

Hukum Perdata dan Hukum Acara

3 Suatu hal tertentu Pasal 1332 mengatur bahwa yang dapat dijadikan benda jaminan pokok ada-lah barang yang dapat diperdagangkan saja. Selanjutnya Pasal 1333 menyatakan bahwa barang yang dijadikan jaminan pokok sekurang-kurangnya harus sudah ditentukan jenisnya. Mengenai barang yang baru ada di masa yang akan datang dapat dijadikan benda jaminan kecuali warisan (Pasal 1334).

4 Suatu sebab yang halal Maksud dari sebab yang halal bukan-lah apa yang menjadi dasar atau sebab dari dibuatnya suatu perjanjian. Namun merujuk kepada klausul dan tujuan suatu perjanjian. Sebab yang halal merupakan isi atau klausul perjanjian tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum (tibum), kesusilaan, dan undang-undang. (Tri Wahyu Surya Lestari dan Lukman Santoso, 2017:7).

5. Prestasi dan WanprestasiKetika para pihak membuat perjanjian tentu ada tujuan atau hal yang ha-

rus dilaksanakan; memberikan sesuatu; dan/atau tidak dilaksanakan oleh pihak lainnya (sebagaimana telah diuraikan sebelumnya). Apabila hal-hal tersebut yang diperjanjikan dipenuhi oleh pihak yang sudah setuju untuk melaksana-kannya maka dikatakan pihak tersebut sudah melakukan prestasi. Sebaliknya, jika pihak tersebut tidak melaksanakannya maka pihak tersebut dinyatakan wanprestasi.

Munir Fuady (2014:207) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis atau ka-tegori wanprestasi, yakni: “1) tidak memenuhi prestasi; 2) tidak sempurna memenuhi prestasi; atau 3) terlambat memenuhi prestasi.

Page 66: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

56

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Rangkuman MateriPerjanjian dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang utama di dalam lapang-

an hukum perdata. Merupakan hal yang logis jika terdapat seperangkat peraturan perundang-undangan untuk mengatur mengenai perjanjian. Perjanjian merupakan bagian dari perikatan yang timbul karena adanya kesepakatan. Setiap perjanjian harus merujuk kepada asas-asas perjanjian agar tidak menyimpang dari makna perjanjian. Selain itu para pihak juga harus memperhatikan syarat-syarat yang ter-dapat di dalam Pasal 1320 KUH Perdata agar perjanjian yang dibuat dapat berjalan sebagaimana mestinya.

TugasUntuk tugas di dalam bab ini, Anda diminta membaca membaca artikel yang

berisi perselisihan antara grup Band Dewa dan Aquarius. Untuk membaca artikel tersebut silakan pindai kode berikut ini:

Page 67: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

57

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Setelah membaca dan memahami isi artikel tersebut silakan Anda jawab perta-nyaan-pertanyaan berikut ini:

Page 68: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

58

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 69: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

PENGANTAR HUKUM ACARA PERDATA

Page 70: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

60

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 71: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB VIPENGANTAR HUKUM ACARA PERDATA

Peta Konsep

Uraian Materi1. Pengertian Hukum Acara Perdata

Setelah membahas mengenai hukum perdata dalam Bab I sampai dengan Bab V, mulai Bab VI sampai Bab X akan dibahas mengenai hukum acara per-data. Sebelum memulai membahas materi hukum acara perdata ada baiknya mengulas materi tentang hukum perdata secara singkat. Hukum perdata ada-lah serangkaian kaidah yang mengatur mengenai hak dan kewajiban seseorang atau badan hukum. Hak tersebut timbul karena adanya perikatan yang dapat timbul karena undang-undang maupun melalui perjanjian. Setelah memiliki hak dan/atau kewajiban tersebut terkadang kedua hal tersebut terkadang suatu hak tidak didapatkan dengan baik. Hal tersebut bisa terjadi akibat pi-hak yang seharusnya melakukan kewajiban tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik. Maka diperlukan upaya untuk mendapatkan meluruskan per-selisihan yang terjadi agar pihak yang dirugikan mendapatkan haknya. Salah satu mekanisme yang dapat dilakukan adalah dengan membawa perselisihan tersebut ke Lembaga peradilan. Hak seseorang di dalam kehidupan bernega-ra juga bisa diajukan penetapan hukumnya agar kuat melalui pengadilan. Hak yang dimaksud misalnya apabila seseorang mengganti namanya.

61

Page 72: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

62

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Bagaimana cara seseorang melakukan upaya untuk mendapatkan haknya melalui pengadilan dapat diketahui dengan mempelajari hukum acara perdata. Definisi hukum acara perdata yang dikemukakan oleh Sudikno Mertokusu-mo adalah (Sudikno Mertokusumo,2009:2):

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum acara perdata adalah serangkaian peraturan yang mengatur bagaimana agar aturan-aturan dalam hukum perdata dilaksanakan atau ditaati oleh para pihak. Sehingga hu-kum acara perdata dikatakan sebagai hukum formal, sedangkan hukum per-data adalah hukum materiil.

Ruang lingkup pokok bahasan hukum acara perdata adalah bagaimana tata cara seseorang mengajukan gugatan ke pengadilan sampai bagaimana pu-tusan hakim dilaksanakan. Dapat digambarkan melalui skema berikut ini:

Setelah seseorang memasukkan surat gugatan ke pengadilan, maka di-mulai proses untuk mempersiapkan persidangan yang dimulai dengan penun-jukkan majelis hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama tingkat kota /provinsi. Untuk mengetahui alur proses di pengadilan silakan Anda pelajari began di bawah ini:

Page 73: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

63

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sumber: https://pn-pati.go.id/index.php/29-alur-berperkara/perdata/51-bagan-alur-pro-sedur-perkara-perdata-persidangan-perdata

2. Sumber-Sumber Hukum Acara PerdataDi dalam upaya menegakkan hukum perdata, Lembaga peradilan dan pi-

hak-pihak terkait termasuk para pencari keadilan harus berpedoman pada sumber-sumber hukum acara perdata. Sumber hukum adalah tempat me-nemukan bagaimana sesuatu diatur. Sehingga ketika membicarakan sumber hukum perdata maka yang perlu dikemukakan adalah peraturan-peraturan yang mengatur mengenai proses agar seseorang mendapatkan haknya me-lalui pengadilan. Sumber-sumber hukum acara perdata di Indonesia adalah sebagai berikut ini (Norman Edwin Elnizar,2018):

Page 74: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

64

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tabel 6.1 Sumber Hukum Acara

Peraturan Perundang-Undangan Penjelasan

Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR) Diberlakukan di Jawa dan Madura. Berlaku berdasarkan Ketentuan Peralihan UUD 1945 dan UU Darurat Nomor 1 Tahun 1951 tentang Tndakan-tindakan Sementara untuk Menyelenggarakan Kesatuan Susun-an.

Rechtsglement Buitengewesten (RBg) Diberlakukan di luar Jawa dan Madura. Me-miliki dasar berlaku yang sama dengan HIR.

Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 19 Tahun 1946 tentang Pemerik-saan dan Memutus Perkara.

Menguatkan keberlakuan HIR dan RBg.

UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

UU ini menggantikan UU Nomor 4 Tahun 2004 yang juga menggantikan UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Keha-kiman.

SEMA Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pe-nyelesaian Perkara Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada Empat Lingkungan Peradilan

Mengatur batas waktu yang tegas menge-nai jangka waktu penyelesaian perkara di tingkat pertama (maksimal 5 bulan) dan di tingkat banding (maksimal 3 bulan).

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana (Small Claim Court)

Perkara yang dapat diproses melalui skema beracara ini adalah perkara yang nilai mate-riil gugatannya maksimal Rp 200.000.000,00.

PERMA Nomor 3 Tahun 2018 tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik (e-Court)

Peraturan ini dikeluarkan selaras dengan kemajuan teknologi dengan tujuan agar Lembaga peradilan dapat memberikan pe-layanan yang cepat dan lebih bersih.

3. Asas-Asas Hukum Acara PerdataDi dalam hukum acara perdata terdapat beberapa asas atau prinsip yang

dituangkan di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Salah satu UU yang dapat dipelajari untuk mengetahui asas-asas hukum perdata di Indo-nesia adalah UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Anda dapat mengakses UU tersebut melalui tautan ini:

Page 75: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

65

Hukum Perdata dan Hukum Acara

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_48.pdf Berikut ini adalah contoh asas-asas yang terdapat di dalam UU tersebut. Silakan Anda pelajari tabel berikut ini:

Tabel 6.2 Asas Hukum Acara Perdata

Asas-asas PenjelasanPeradilan dilaksanakan atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa

Pasal 2 Ayat (1)

Peradilan diselenggarakan secara sederhana, cepat, dan biaya ringan

Pasal 2 ayat (4)

Mandiri Pasal 3

Bebas dari intervensi, kecuali terhadap hal-hal yang diatur di dalam konstitusi. Bagi siapa pun yang melanggar dapat dikenakan sanksi pidana.

Non diskriminatif Pasal 4 Ayat (1)

Pengadilan memperlakukan semua orang sama (tidak ada pembedaan).

Pengadilan tidak boleh meno-lak perkara

Pasal 10 Ayat (1)

Tidak boleh berdalih tidak ada atau kurang jelas hukumnya.

Sidang terbuka untuk umum Pasal 13 (1)

Kecuali uu menentukan lain. Lebih lanjut di da-lam Ayat (2) dinyatakan bahwa putusan penga-dilan harus diucapkan di dalam sidang yang ter-buka untuk umum. Konsekuensi jika putusan tidak diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum maka putusan tersebut tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

Putusan diambil melalui musyawarah

Pasal 14

Musyawarah hakim harus dilaksanakan secara rahasia. Jika ada hakim yang memiliki pendapat berbeda maka wajib dituliskan di dalam putus-an.

Page 76: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

66

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Rangkuman MateriHukum acara perdata merupakan hukum formal dari hukum perdata. Kajian

di dalam hukum acara perdata memiliki ruang lingkup mengenai bagaimana seseo-rang memasukkan surat gugatan, proses beracara di pengadilan, sampai penegakan atau pelaksanaan putusan pengadilan.

Di dalam hukum acara perdata di Indonesia terdapat beberapa sumber hu-kum. Diantaranya adalah produk hukum peninggalan Belanda, yaitu HIR dan RBg yang masih berlaku berdasarkan Ketentuan Peralihan UUD 1945. Selain itu sum-ber hukum acara perdata terdapat di dalam UU, SEMA, dan PERMA.

Untuk melaksanakan peradilan yang baik maka diperlukan asas-asas yang ha-rus diterapkan. Beberapa asas yang terdapat di dalam UU Kekuasaan Kehakiman adalah: asas berperkara biaya ringan dan proses peradilan cepat, sederhana, dan biaya murah.

TugasSebagai pengayaan materi di bab ini, silakan Anda baca dan pahami artikel me-

ngenai asas hakim bersifat pasif. Artikel tersebut dapat Anda akses melalui tautan ini:

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5779f8461e551/perge-seran-asas-hakim-bersifat-pasif-dalam-hukum-acara-perdata/ Setelah mempelajari artikel tersebut, silakan jelaskan pemahaman Anda di dalam tabel berikut ini:

Page 77: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

67

Hukum Perdata dan Hukum Acara

1. Apakah yang dimaksud dengan asas hakim bersifat pasif?

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Apakah asas tersebut masih relevan?

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Page 78: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

68

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 79: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

TATA CARA MENGAJUKAN GUGATAN

Page 80: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

70

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 81: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB VIITATA CARA MENGAJUKAN GUGATAN

Peta Konsep

Uraian Materi1. Tuntutan Hak/Gugatan

Sebagaimana telah dikemukakan di dalam bab VII bahwa seseorang da-pat mengajukan gugatan atas haknya atau permohonan untuk mendapatkan pengajuan secara legal melalui pengadilan atas haknya. Di dalam beracara di pengadilan, pihak yang mengajukan permohonan atau gugatan haruslah pi-hak yang memiliki kepentingan langsung atas hal apa yang dimohonkannya atau ia harus memiliki “point d’interest, point d’action” (Sudikno Mertokusu-mo,2009:53). Selanjutnya ia dapat mengajukan gugatannya ke pengadilan se-cara tertulis atau pun secara lisan.

Apabila seseorang tidak memiliki kepentingan secara langsung maka ia dikatakan tidak memiliki kapasitas. Contoh orang yang dikatakan sebagai yang tidak memiliki kapasitas: A mewakili PT Harapan Semesta di dalam persi-dangan padahal ia bukan merupakan anggota direksi PT tersebut. (Letezia To-bing,2013) Istilah lain yang dapat digunakan terhadap orang yang tidak memi-liki kapasitas untuk menggugat adalah error in persona (Sovia Hasanah,2017).

71

Page 82: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

72

Hukum Perdata dan Hukum Acara

2. Pihak-Pihak dalam Perkara PerdataDi dalam perkara sengketa minimal ada 2 (dua) pihak, yaitu penggugat

dan tergugat. Penggugat dan tergugat merupakan pihak pihak materiil (pihak yang berperkara/memiliki kepentingan langsung atas perkara). Jika mereka yang langsung tampil dalam persidangan tanpa diwakili siapa pun maka me-reka juga merupakan pihak formil. Namun, jika mereka atau salah satunya memerlukan bantuan pihak lain untuk tampil dalam persidangan maka pi-hak formilnya adalah orang lain yang mewakilinya. Misal, jika ada pihak yang berada di bawah pengampuan maka yang menjadi pihak formilnya adalah pengampunya. Demikian juga jika ada pihak yang masih anak-anak maka yang menjadi pihak formil adalah walinya. Pengampu dan wali merupakan orang- orang yang terlibat dalam perkara (dapat menjadi pihak penggugat/tergugat) padahal tidak memiliki kepentingan langsung dalam perkara. Ada juga orang yang memerlukan pihak lain (misalnya advokat) untuk beracara di pengadilan, yaitu rechtspersoon (badan hukum). Advokat bukanlah pihak formil atau pun pihak materiil. (Sudikno Mertokusumo,2009:68-69). Silakan pahami ilustrasi berikut ini:

3. Prosedur dan Tata Cara Mengajukan Gugatan ke Pengadilan Ketika seseorang akan mengajukan gugatan ke pengadilan, ia harus meng-ikuti prosedur dan tata cara yang sudah diatur oleh peraturan perundang-undangan. Berikut ini akan dibahas prosedur dan tata cara mengajukan: 1) gugatan sederhana (sejak pendaftaran sampai putusan); 2) gugatan perdata (sejak memasukkan surat gugatan sampai menunggu panggilan sidang); dan 3) gugatan cerai (sejak memasukkan surat gugatan sampai putusan cerai di Pengadilan Agama).

Page 83: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

73

Hukum Perdata dan Hukum Acara

a. Gugatan SederhanaSebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya bahwa gugatan se-

derhana adalah perkara perdata yang nilai sengketanya maksimal Rp 200.000.000,00. Proses gugatan ini dimulai dengan melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir pendaftaran ke pengadilan sesuai dengan kewe-nangan absolut dan kewenangan relative pengadilan.

Lalu formulir tersebut diserahkan ke pengadilan beserta berkas-berkas perkara, dilanjutkan dengan membayar biaya panjar (uang muka) perkara. Selanjutnya pihak penggugat menunggu dipanggil untuk sidang. Setelah menunggu selama maksimal 2 hari, proses persidangan memakan waktu maksimal 25 hari dengan hakim tunggal. Selanjutnya adalah perkara tersebut diputuskan oleh hakim. Jika tidak ada pihak yang keberatan de-ngan putusan tersebut maka putusan tersebut merupakan putusan berke-kuatan tetap. Namun jika ada pihak yang berkeberatan maka dapat diaju-kan upaya hukum dengan mengajukan keberatan dalam waktu maksimal 7 hari sejak putusan diucapkan hakim di dalam persidangan yang terbuka untuk umum. Selanjutnya dilaksanakan persidangan dengan majelis hakim (bukan lagi hakim tunggal). Selanjutnya adalah pembacaan putusan oleh majelis hakim dalam sidang terbuka.

Page 84: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

74

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sumber: http://www.pn-kalianda.go.id/index.php/layanan-hukum/layanan-perkara-perdata/gugatan-sederhana

b. Proses memasukkan surat gugatan sampai menunggu panggilan sidangProses ini menjelaskan alur yang dimulai dari penggugat/pemohon

mendaftarkan surat gugatan/permohonan ke pengadilan sesuai dengan kewenangan absolut dan kewenangan relatif pengadilan. Selanjutnya, pihak pengadilan menghitung berapa besar uang panjar yang harus dibayarkan pihak penggugat/pemohon ke bank yang sudah ditunjuk. Kasir akan me-ngeluarkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Untuk mempermu-dah penggugat/pemohon, beberapa pengadilan saat ini sudah menerapkan aplikasi e-SKUM. Aplikasi ini memungkinkan penggugat/pemohon dapat menghitung sendiri biaya panjar perkara (http://pn-blora.go.id/main/index.php/berita/berita-terkini/966-sosialiasasi-dan-launching-aplikasi-e-skum-serta--sosialisasi-aplikasi-pelayanan-terpadu-satu-pintu-ptsp-pada-pengadilan-nege-ri-blora)

Page 85: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

75

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sumber: https://pn-saumlaki.go.id/home/?page_id=595

c. Proses perceraian di Pengadilan AgamaSebagaimana pembahasan di dalam bab mengenai hukum keluarga

sudah dipaparkan bahwa perkawinan dan perceraian termasuk di dalam lapangan hukum perdata. Proses perceraian yang dibahas di sini adalah proses perceraian melalui Pengadilan Agama untuk pasangan yang bera-gama Islam. Ketika pasangan suami isteri akan bercerai, salah satu pihak dapat mengajukan gugatan cerai (jika yang mengajukan pihak isteri) atau permohonan talak (jika yang memohonkan pihak suami).

Proses yang awal yang harus dijalani oleh pemohon/penggugat pada prinsipnya sama dengan gugatan sederhana dan gugatan hukum perdata. Pada awalnya mengajukan surat permohonan/gugatan lalu mengisi formu-lir dan menyerahkan dokumen, lalu membayar biaya perkara. Setelah itu menunggu panggilan untuk bersidang. Selama proses persidangan para pi-hak dapat diwakili. Putusan hakim dapat berupa putusan cerai atau pene-tapan. Perkara selesai setelah dikeluarkan akta cerai.

Page 86: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

76

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sumber:https://www.pa-tulungagung.go.id/layanan-publik/informasi-layanan-pengadil-an/alur-berperkara

Rangkuman MateriKetika seseorang atau satu pihak merasa tidak mendapatkan haknya sesu-

ai dengan dijanjikan oleh pihak yang mengikatkan janji kepadanya maka ia dapat mengajukan gugatan ke pengadilan. Di dalam sengketa perdata minimal ada dua pihak, yaitu pihak penggugat dan pihak tergugat. Kedua pihak tersebut harus me-miliki kepentingan atau dasar yang kuat dalam perkara yang diajukan.

TugasSebagai pengayaan materi maka tugas di dalam Bab ini adalah mencari materi

tambahan mengenai pihak di dalam gugatan class action. Anda diharapkan dapat menjelaskan hal-hal berikut ini:

1. Apakah yang dimaksud dengan gugatan class action?

2. Siapakah yang dapat menjadi penggugat dalam perkara yang diajukan?

3. Perkara apa saja yang dapat diajukan class action?

Page 87: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

77

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sebagai salah satu rujukan, silakan Anda buka tautan ini: https://www.hukum-online.com/klinik/detail/ulasan/cl2436/class-action/ Silakan tuliskan jawaban Anda di dalam kolom di bawah ini:

1. ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

3. ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Page 88: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

78

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 89: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN

Page 90: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

80

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 91: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB VIIIPEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN

Peta Konsep

Uraian Materi1. Pencabutan/Perubahan Gugatan

Ada kalanya terjadi seseorang atau pihak yang sudah memasukkan surat gugatan ke pengadilan lalu berubah pikiran untuk tidak melanjutkan gugatan-nya tersebut karena hal yang digugat sudah didapatkan atau bisa juga karena ternyata surat gugatan yang diajukan kurang jelas atau keliru.

Terhadap keadaan-keadaan di atas, penggugat dapat melakukan suatu upaya yakni pencabutan surat gugatan. Dasar hukum yang dapat digunakan adalah Pasal 271 Reglement op de Burgerlijke Rechtsverordering (Rv). Pasal ini mengatur mengenai penggugat dapat mencabut gugatannya (Sudikno Merto-kusumo, 2009:106-107):

81

Page 92: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

82

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Jika tergugat juga dituntut secara pidana maka pencabutan gugatan per-data tidak menghentikan atau menunda jalannya perkara pidananya tersebut (Sudikno Mertokusumo,2009:106-107). Apabila penggugat akan mencabut surat gugatannya tersebut maka ia harus menyampaikan surat pencabutan gugatan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Jika pencabutan dilakukan sebelum tergugat menyampaikan jawaban maka perkara akan dicoret di buku register oleh panitera atas perintah ketua Pengadilan Negeri. Namun jika tergugat sudah menyampaikan jawaban maka Ketua Pengadilan akan memerintahkan juru sita menyampaikan pemberitahuan pencabutan gugatan kepada tergugat. (Tri Jata Ayu Pramesti,2018).

Apabila penggugat ingin melakukan perubahan surat gugatannya dapat diperbolehkan sepanjang tidak merugikan tergugat. Maksudnya adalah sepan-jang yang diubah bukan petitum atau hal yang dimintakan untuk dipenuhi tergugat. (Sudikno Mertokusumo,2009:108).

2. Putusan GugurPutusan gugur adalah putusan yang dijatuhkan kepada penggugat atau

wakilnya yang tidak datang pada saat persidangan pertama walaupun sudah dipanggil. Setelah persidangan pertama yang tidak dihadiri pihak penggugat atau wakilnya tersebut, hakim masih memberikan satu kali lagi kesempatan pada penggugat untuk menghadiri sidang. Jika pada sidang yang kedua terse-but penggugat tidak hadir lagi, maka tanpa memeriksa pokok perkara hakim akan menjatuhkan putusan gugur. Apakah penggugat dapat mengajukan gugat-an atas perkara yang sama di kemudian hari? Dapat, dengan catatan penggu-gat membayar perkara lagi. (Sudikno Mertokusumo,2009:109)

Page 93: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

83

Hukum Perdata dan Hukum Acara

3. Putusan Verstek dan VerzetPutusan verstek adalah putusan yang dijatuhkan di luar hadirnya pihak

tergugat atau kuasanya. Namun terdapat perkara yang tidak dapat diputus tanpa hadirnya tergugat yaitu perkara melawan hak atau tidak beralasan. Pu-tusan verstek dapat dijatuhkan pada persidangan pertama saat tergugat tidak hadir atau pada sidang setelah itu ketika tergugat tidak hadir lagi. Jika tergugat tidak hadir namun sudah menyampaikan surat sanggahan atau eksepsi maka hakim memutuskan perkara setelah mendengar dari pihak penggugat. Tidak semua putusan verstek mengabulkan gugatan pihak penggugat. Jika gugatan tidak bersandar pada hukum maka hakim akan memutuskan gugatan tidak dapat diterima (Sudikno Mertokusumo,2009:110).

Jika jumlah tergugat lebih dari satu orang dan semuanya pada sidang per-tama atau kedua tidak hadir, maka hakim dapat menjatuhkan putusan verstek. Namun jika ada tergugat yang hadir maka sidang diundur. (Sovia Hasanah, 2018).

4. PerdamaianPada prinsipnya dalam perkara perdata selalu terbuka untuk dilakukan-

nya perdamaian melalui musyawarah mufakat sampai sebelum hakim memba-cakan putusan. Sehingga pada sidang pertama hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Para pihak diberi kesempatan sampai pada sidang beri-kutnya untuk memutuskan apakah mereka akan melakukan perdamaian atau akan melanjutkan persengketaan dan mencari penyelesaian melalui sidang pengadilan. Peraturan yang dijadikan dasar hukum adalah Pasal 130 HIR, 154 RBg. (Sudikno Mertokusumo,2009:113)

5. Tugas Hakim Apa sajakah tugas hakim? Hakim bertugas memeriksa berkas-berkas per-kara yang masuk, mengadili, memutus perkara sampai penyelesaian perkara. Tugas-tugas terebut dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: mengkonstantir, mengkualifisir, dan mengkonstituir. (Sudikno Mertokusumo,2009:117-120). Penjelasan mengenai ketiga tugas tersebut dapat Anda pelajari di dalam tabel berikut ini (Mukti Arto, 2017:190-192):

Page 94: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

84

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tabel 8.1 Tugas Hakim

Konstantir Kualifisir KonstituirHakim memeriksa kebe-naran fakta yang diberi-kan oleh pihak penggugat dan tergugat.

Pada tahap ini hakim membuat kualifikasi atas fakta-fakta yang diajukan oleh para pihak. Fakta-fakat tersebut dikualifikasi menjadi 2, yaitu: 1) fakta hukum; dan 2) bukan fakta hukum.

Pada tahap ini hakim membuat putusan berdasarkan hal-hal yang didapat pada tahap konstantir dan kualifisir.

Rangkuman MateriSelama proses persidangan di pengadilan dapat terjadi hal-hal berikut ini:

penggugat mencabut surat gugatannya karena beberapa hal; mengubah surat gu-gatannya; penggugat tidak hadir yang berakibat dijatuhkannya putusan gugur oleh hakim; dijatuhkannya putusan verstek oleh hakim jika tergugat tidak hadir; atas putusan vestek tersebut, tergugat dapat mengajukan upaya hukum verzet; selama perkara perdata berjalan sampai sebelum hakim menjatuhkan putusan para pihak selalu diupayakan untuk melakukan perdamaian; hakim dalam menjalankan tugas-nya dapat diklasifikasikan melakukan konstantir, kualifisir, dan konstituir.

TugasTugas di dalam bab ini Anda diminta untuk melakukan pengayaan materi de-

ngan membaca dan memahami materi tentang Panitera dan Panitera pengganti. Silakan cari bahan-bahan yang relevan dari buku dan/atau artikel di internet. Salah satu bahan bacaan yang perlu dibaca dapat diakses melalui: http://pa-purwoda-di.go.id/index.php/26-halaman-depan/artikel/268-peran-panitera-panitera-peng-ganti-dalam-pelaksanaan-peradilan-yang-cepat-dan-biaya-ringan. Setelah membaca bahan tersebut, silakan Anda tuliskan pemahaman Anda di kolom berikut ini:

Page 95: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

85

Hukum Perdata dan Hukum Acara

1. Siapakah panitera dan panitera pengganti?___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Apa saja tugas panitera dan panitera pengganti?___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

3. Apa peran panitera dan panitera pengganti dalam pelaksanaan peradilan cepat, sederhana, dan biaya ringan?________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Page 96: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

86

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 97: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

PEMBUKTIAN

Page 98: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

88

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 99: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB IXPEMBUKTIAN

Peta Konsep

Uraian Materi1. Tujuan Pembuktian

Setelah membahas mengenai jalannya persidangan di dalam Bab IX, di dalam bab ini akan dibahas khusus mengenai pembuktian. Pembuktian me-rupakan salah satu cara yang ditempuh hakim untuk dapat mengkonstantir fakta-fakta yang diajukan.

Sebelum memaparkan tujuan pembuktian perlu dikemukakan apa yang dimaksud dengan bukti. Apa yang dimaksud dengan bukti adalah sebagai ber-ikut (Koesparmono Irsan dan Armansyah,2016:7):

89

Page 100: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

90

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tabel 9.1 Definisi Bukti

Nama Ahli Definisi Bukti

Swanson, dkk “Anything that tends logically to prove or disprove a fact at issue in a judicial case or controversy.”

Stanford H. Kadish

“Probative matter including oral testimony presented at a trial for the purpose of convincing judge or jury of the truth or falsity of charges.”

Dari pengertian bukti di atas dapat disimpulkan bahwa bukti adalah hal-hal yang disampaikan baik tertulis maupun secara lisan di pengadilan secara masuk akal untuk meyakinkan hakim atau juri mengenai mana yang benar dan mana yang tidak benar atas suatu kasus. Sudikno Mertokusumo (2009:138) mengemukakan bahwa dalam membuat keputusan perkara perdata berbeda dengan perkara pidana. Di dalam perkara perdata, hakim tidak perlu memiliki keyakinan tapi cukup berdasarkan “preponderance of evidence”. Sedangkan da-lam perkara pidana dibutuhkan “beyond reasonable doubt.”

Sudikno Mertokusumo (2009:137) mengemukakan bahwa pembuktian dalam yuridis tidak selalu bersandarkan pada kebenaran yang valid karena ada kalanya bukti-bukti yang diajukan tidak berdasarkan pada kejadian atau doku-men-dokumen yang sebenarnya. Pengertian tersebut berbeda dengan mem-buktikan secara ilmiah yang disandarkan pada kebenaran yang dapat mem-berikan kepastian secara mutlak. Sehingga pada akhirnya, tujuan pembuktian adalah upaya para pihak agar hakim memberikan putusan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak-pihak tersebut.

Di dalam pembuktian, tidak semua hal perlu dibuktikan. Hal-hal yang tidak perlu dibuktikan adalah: 1) gugatan yang diakui lawan; 2) apa yang hakim lihat di dalam persidangan; 3) hal-hal yang diketahui oleh umum (I.G.A. Ari Krisnawati,2015:4-5).

2. Hukum Pembuktian PositifDi dalam perkara perdata yang melakukan pembuktian adalah para pihak

materiil, yakni pihak penggugat dan pihak tergugat. Di dalam Pasal 1865 KUH Perdata dinyatakan bahwa:

Alat-alat buktiAda pun jenis-jenis alat bukti dinyatakan di dalam Pasal 1866 Buku IV

KUH Perdata. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi yang salah sa-tunya memungkinkan orang-orang mengirimkan sesuatu pernyataan melalui

Page 101: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

91

Hukum Perdata dan Hukum Acara

email atau SMS maka jenis alat bukti pun bertambah. Hal tersebut terdapat di dalam Pasal 5 UU ITE.

Tabel 9.2 Jenis Alat Bukti

No Jenis Alat Bukti Penjelasan

1 Bukti tertulis

• Surat-surat, dapat berupa akta resmi atau pun akta di bawah tangan.

• Faktur

(jika tidak ada surat asli dan yang ada hanya foto kopi maka bukti tersebut dapat dikesampingkan oleh hakim)

2 Bukti saksi

• Saksi adalah seseorang yang secara langsung mengalami, mendengar, dan melihat peristiwa yang diceritakannya di pengadilan.

• Keterangan seorang saksi saja tidak dapat membuktikan suatu perkara atau peristiwa

3 Persangkaan

• Hakim dapat menarik kesimpulan-kes-impulan dari suatu peristiwa yang terkenal ke arah suatu peristiwa yang tidak dikenal untuk membuat persang-kaan.

• Persangkaan ada 2, yaitu: menurut UU (contoh sebagaimana tercantum di dalam Pasal 633 KUH Perdata yaitu pagar pembatas dianggap milik Bersa-ma); yang nyata atau berdasarkan ken-yataan.

Page 102: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

92

Hukum Perdata dan Hukum Acara

4 Pengakuan

Merupakan hal yang disampaikan oleh pi-hak yang membenarkan apa yang didalil-kan oleh pihak lawannya. Pengakuan tersebut dapat mengakui seluruh dalil lawan atau pengakuan atas sebagian dalil lawan. Pengakuan dapat diungkapkan di depan persidangan atau pun di luar per-sidangan.

5 Sumpah

Jika hal-hal yang diajukan oleh kedua pi-hak tidak cukup membuktikan dalil-dalil mereka namun dimungkinkan ada kebe-naran maka hakim dapat meminta salah satu pihak mengucapkan sumpah sebagai bukti atas apa yang didalilkan pihak lawan adalah tidak benar.

6

Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya mer-upakan alat bukti yang sah (Pasal 5 UU ITE)

Tidak berlaku untuk surat yang menurut UU harus dalam bentuk tertulis, misalnya akta notaris.

Rangkuman MateriBukti adalah hal-hal yang diajukan oleh para pihak untuk meyakinkan hakim

atas apa yang didalilkannya. Tujuannya adalah agar hakim memutuskan perkara sesuai dengan yang diinginkannya. Sehingga pembuktian secara yuridis dapat saja tidak sesuai pada kejadian yang sebenarnya. Hakim di dalam perkara perdata me-nyandarkan putusan pada bukti-bukti formil yang diajukan saja, tidak seperti da-lam perkara pidana yang memutus harus berdasarkan beyond reasonable doubts. Alat-alat bukti seiring dengan kemajuan teknologi pun harus beradaptasi dengan diterimanya surat atau bukti surat elektronik tertulis mau pun hasil cetaknya, ke-cuali untuk akta-akta tertentu.

Page 103: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

93

Hukum Perdata dan Hukum Acara

TugasUntuk tugas pengayaan materi di dalam bab ini Anda diharapkan membaca

mengenai alat-alat bukti dalam perkara perdata. Salah satunya yang berhubungan dengan kemajuan teknologi. Silakan Anda cari satu putusan pengadilan yang meng-gunakan bukti sebagaimana yang dinyatakan di dalam Pasal 5 UU ITE. Sebagai salah satu bacaan yang direkomendasikan, silakan Anda akses melalui tautan ini: https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a27cbecc0fd8/saatnya-mengingat--kembali-alat-alat-bukti-dalam-perkara-perdata/ Silakan tuliskan hasil temuan yang sudah Anda baca dan pahami pada kolom di bawah ini:

Page 104: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

94

Hukum Perdata dan Hukum Acara

1. Jelaskan apa yang dimaksud system pembuktian terbalik yang dikemukakan oleh Yohanes Sogar Simamora sehubungan dengan alat bukti elektronik.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unus testis nullus testis.__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

3. Jelaskan persangkaan dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1083/K/Pdt/1984.________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Page 105: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

PUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

Page 106: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

96

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 107: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB XPUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

Peta Konsep

Uraian Materi1. Definisi putusan

Di dalam Pasal 13 Ayat (2) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasa-an Kehakiman dinyatakan bahwa putusan pengadilan hanya sah dan mempu-nyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Selanjuntnya di dalam Ayat (3) dinyatakan bahwa jika putusan tidak dinyata-kan dalam sidang terbuka maka putusan tersebut batal demi hukum.

Pasal 14 UU Kekuasaan Kehakiman mengatur bahwa putusan harus di-ambil secara musyawarah di dalam sidang rahasia yang dihadiri para hakim. Di dalam sidang tersebut hakim mengemukakan pertimbangan dan pendapatnya secara tertulis terhadap perkara yang disidangkan. Pertimbangan tertulis yang disampaikan para hakim dimasukkan ke dalam putusan. Ada kalanya terjadi putusan diambil tidak berdasar suara bulat karena adanya hakim yang mem-punyai pendapat yang berbeda. Pendapat yang berbeda tersebut dicatat dan dimuat di dalam putusan.

Di dalam UU Kekuasaan kehakiman tidak ditemukan definisi putusan dengan jelas. Namun di dalam Pasal 50 menyatakan bahwa:

97

Page 108: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

98

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Sudikno Mertokusumo memberi definisi bahwa yang dimaksud dengan pu-tusan hakim adalah:

“suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara pi-hak. …. yang dituangkan dalam bentuk tertulis kemudian diucapkan oleh hakim di dalam persidangan.”

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa putusan adalah pernya-taan yang diucapkan oleh hakim di dalam persidangan terbuka untuk umum berdasarkan dokumen tertulis, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang didapatkan dari hasil musyawarah berdasarkan pertimbangan hukum untuk mengakhiri suatu sengketa.

2. Kekuatan putusanSudikno Mertokusumo (2009:215-216) menjelaskan bahwa kekuatan

putusan hakim ada 3, yakni: kekuatan mengikat, kekuatan pembuktian, dan ke-kuatan eksekutorial. Penjelasan mengenai 3 kekuatan putusan hakim tersebut ditulis di dalam tabel berikut ini:

Page 109: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

99

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tabel 10.1 Tiga Putusan Hakim

Kekuatan Mengikat Kekuatan Pem-buktian

Kekuatan Ekse-kutorial

Ketika suatu perkara diputus oleh hakim maka putusan tersebut dimaksudkan un-tuk menyelesaikannya. Para pihak harus mengikuti atau mematuhi putusan hakim.

Putusan hakim harus tertulis agar dapat dijadikan alat bukti bagi para pihak.

Putusan hakim dilanjutkan dengan mengeksekusi isi putusan tersebut.

3. Susunan dan isi putusan

Dokumen Putusan hakim harus memuat beberapa hal, sebagaimana ter-dapat di dalam HIR, UU Nomor 4 Tahun 2004 (sebagaimana telah diubah melalui UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman), RO, dan Rv (Sudikno Mertokusumo,2009:222-228) yaitu:

Tabel 10.2 Susunan Isi Keputusan

Kepala Putusan

Setiap putusan harus memuat kepala putusan yang berbunyi:

“Demi Keadilan berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa”

Identitas Para Pihak Identitas pihak yang harus dimuat adalah: nama, umur, alamat, dan nama advokatnya (jika ada).

PertimbanganPutusan hakim harus memuat pertimbangan atau konsiderans: konsiderans tentang duduk perkara-nya dan konsiderans tentang hukumnya.

Amar Merupakan jawaban hakim atas petitum atau hal yang dimintakan oleh penggugat.

4. Jenis-Jenis Putusan

Page 110: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

100

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Terhadap gugatan yang diajukan oleh penggugat ke pengadilan, putusan yang diputuskan oleh hakim dapat dikategorikan, antara lain, sebagai berikut ini:

a. Putusan CodemnatoirPutusan ini berisi hakim menghukum pihak yang kalah dalam perkara untuk memenuhi prestasi.

b. Putusan ConstitutivePutusan ini merupakan putusan yang meniadakan atau menimbulkan atau menciptakan suatu keadaan hukum. Contoh: putusan cerai.

c. Putusan DeclaratoirPutusan yang mempunyai kekuatan mengikat yang menjelaskan menge-nai sesuatu hal.

5. Pelaksanaan PutusanMengenai pelaksanaan putusan diatur di dalam Bab X Pasal 54 dan Pasal

55 UU Kekuasaan Kehakiman. Di dalam Pasal 54 Ayat (2) dinyatakan bahwa dalam perkara perdata yang melaksanakan putusan adalah panitera dan juru sita dengan dipimpin oleh ketua pengadilan. Selanjutnya dinyatakan bahwa di dalam melaksanakan putusan tersebut para petugas harus memperhatikan nilai kemanusiaan dan keadilan.

Rangkuman MateriSetiap pihak yang membawa perkaranya ke pengadilan pasti mengharapkan

penyelesaian atas permasalahan yang dihadapinya. Penyelesaian tersebut melalui putusan hakim. Putusan tersebut diambil secara musyawarah dalam sidang rahasia dan dituangkan dalam dokumen tertulis. Selanjutnya putusan tersebut diucapkan di dalam sidang terbuka. Tugas pengadilan tidak hanya sampai pada saat hakim membacakan putusan saja namun sampai pelaksanaan isi putusan tersebut.

TugasUntuk tugas pada Bab ini Anda diminta untuk mencari dan mempelajari satu

putusan pengadilan. Silakan Anda buka tautan berikut ini: https://putusan.mahka-mahagung.go.id/pengadilan/mahkamah-agung/direktori/perdata

Page 111: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

101

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tuliskan laporan Anda pada tabel di bawah ini:

Putusan_____________ Nomor______________________

Identitas para Pihak _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pertimbangan Hakim

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Amar

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Page 112: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

102

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 113: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

Hukum Perdata dan Hukum Acara

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASEDAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA (APS)

Page 114: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

104

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 115: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

BAB XIPENYELESAIAN SENGKETA MELALUI

ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA (APS)

Peta Konsep

Uraian Materi1. Penyelesaian sengketa non litigasi

Dalam lapangan hukum perdata penyelesaian sengketa tidak hanya da-pat diselesaikan melalui pengadilan (litigasi). Terdapat mekanisme lain yang disebut non litigasi atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Penyelesai-an sengketa di luar pengadilan dapat dilakukan melalui skema arbitrase atau skema Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS). APS dapat dilakukan melalui: konsultasi, negosiasi, mediasi, konsultasi, dan penilaian ahli. Untuk lebih jelas-nya silakan dipelajari skema berikut ini:

105

Page 116: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

106

Hukum Perdata dan Hukum Acara

2. Dasar Hukum dan DefinisiPemerintah mengeluarkan payung hukum yang mengatur penyelesaian

sengketa non litigasi pada tahun 1999 yaitu UU Nomor 30 Tahun 1999 ten-tang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaain Sengketa. Mengenai definisi arbi-trase dan Alternatif Penyelesaain Sengketa (APS) dapat dibaca di dalam tabel berikut ini:

Tabel 11.1 Definisi Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Arbitrase Alternatif Penyelesaian SengketaPasal 1 Angka 1 Pasal 1 Angka 10

Cara penyelesaian suatu seng-keta perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang di-buat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepa-kati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negos-iasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa Arbitrase merupakan penye-lesaian sengketa di luar pengadilan, demikian juga dengan APS. Untuk APS dapat dilakukan dengan melalui 5 cara yang terdapat di dalam gambar di atas. Berikut ini adalah definisi dari kelima cara tersebut (Siti Yuniarti, 2017; Sophar Maru Hutagalung,2014:312-314):

Page 117: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

107

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tabel 11.2 Definisi Cara Alternatif Penyelesaian Sengketa

Cara Alternatif Penyelesaian Sengketa Definisi

Konsultasi

Seseorang melakukan konsultasi kepada konsultan agar diberikan pendapat atas per-masalahan bisnis/sengketa yang sedang diha-dapinya.

Negosiasi

Para pihak yang terikat perjanjian sedang tidak bersepakat atas sesuatu hal namun berusaha menyelesaikan hal tersebut tanpa bantuan pihak mana lain.

Konsiliasi

Usaha penyelesaian sengketa yang melibat-kan pihak ketiga (konsiliator). Peran kon-siliator adalah merumuskan rekomendasi penyelesaian sengketa tersebut kepada para pihak yang bersengketa.

Mediasi

Cara ini melibatkan pihak ketiga (mediator) yang berusaha mendamaikan pihak yang bersengketa tanpa usaha yang aktif. Peran mediator adalah berusaha menjadi penen-gah dan memberikan pandangan-pandangan yang dapat dijadikan solusi.

Penilaian Ahli

Cara ini dilakukan oleh para pihak yang bersengketa untuk mengetahui bagaimana pendapat ahli mengenai hal-hal teknis yang diperselisihkan.

Sedangkan arbitrase dilaksanakan berdasarkan perjanjian tertulis antara para pihak. Hal ini tertuang di dalam Pasal 1 Angka 3 yang lengkapnya adalah sebagai berikut:

Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa.

Putusan yang ditetapkan oleh Majelis Arbiter atau Arbiter Tunggal ber-

Page 118: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

108

Hukum Perdata dan Hukum Acara

sifat final dan mengikat. Putusan tersebut diserahkan dan didaftarkan ke Pa-nitera Pengadilan Negeri (Pasal 59 Ayat (1). Selanjutnya putusan Pengadilan Negeri akan mengeluarkan penetapan apakah putusan tersebut akan diekse-kusi atau ditolak pengeksekusiannya (Shanti Rachmadsyah,2010). Di dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase terdapat beberapa pihak. Berikut ini adalah para pihak di dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase:

Di dalam Pasal 5 Ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa ruang lingkup seng-keta yang dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa perdagangan. Sengketa yang menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diselesai-kan melalui perdamaian tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase. Sedangkan Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa APS memiliki ruang lingkup yang lebih luas, yakni perdata (tidak hanya perdagangan).

Konsep APS adalah bahwa: 1) penyelesaian sengketa di luar pengadilan untuk keuntungan dan kebaikan para pihak yang bersengketa; dan 2) mengu-rangi biaya dan keterlambatan. Di dalam Pasal UU 6 Nomor 30 Tahun 1999 dinyatakan bahwa:

a. Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pi-hak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara ligitasi di Pengadilan Negeri.

Page 119: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

109

Hukum Perdata dan Hukum Acara

b. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesai-an sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.

Pasal 6 Ayat (1) sampai Ayat (8) diatur mengenai alur penyelesaian seng-keta melalui APS. Namun jika para pihak tidak kunjung menyepakati perda-maian maka di dalam Ayat (9) dinyatakan bahwa para pihak berdasarkan ke-sepakatan secara tertulis dapat mengajukan penyelesaian sengketa melalui lembaga arbitrase atau arbitrase ad-hoc.

3. ProsedurUntuk dapat lebih mudah memahami prosedur penyelesaian sengketa

melalui APS, silakan Anda pelajari dan pahami gambar berikut ini:

Page 120: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

110

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Khusus mengenai prosedur Mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan di-atur di dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Sedangkan pengaturan lebih lanjut mengenai Arbitrase, Badan Arbitrase Nasional Indonesia mengeluarkan peraturan dan prosedur arbitrase. Untuk dapat membaca kedua peraturan tersebut, silakan Anda pindai dengan telefon pintar 2 kode berikut ini:

Rangkuman MateriPemerintah menetapkan UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS). Arbitrase memiliki ruang lingkup yang le-bih terbatas dibandingkan APS, yaitu sengketa perdagangan sedangkan APS seng-keta perdata. Putusan Arbiter atau Majelis Arbiter lebih mengikat dibandingkan putusan APS (yang dapat dilakukan melalui cara mediasi, negosiasi, konsultasi, kon-siliasi, atau pendapat ahli). Namun putusan tersebut harus didaftarkan ke Penga-dilan Negeri. Selanjutnya Pengadilan Negeri dapat memutuskan apakah putusan arbitrase itu akan dilaksanakan atau ditolak.

Page 121: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

111

Hukum Perdata dan Hukum Acara

TugasSebagai pengayaan dari materi yang telah diberikan maka Anda diharapkan

membaca dan memahami mengenai: 1) pelaksanaan putusan arbitrase internasio-nal di Indonesia; dan 2) hak ingkar arbiter. Silakan Anda pindai kode berikut ini lalu tuliskan pemahaman Anda mengenai dua hal tersebut di dalam kotak berikut ini:

(1)

(2)

Page 122: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

112

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 123: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

113

Hukum Perdata dan Hukum Acara

GLOSARIUM

Civil Law Sistem hukum dengan ciri peraturan perundang-undangan tertulis lebih diutamakan sebagai sum-ber hukum.

Common Law Sistem hukum dengan ciri putusan hakim menda-sarkan pada putusan hakim terdahulu (yurispru-densi).

Burgerlijk Wetboek (BW) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Asas Konkordansi Asas yang menjadi dasar diberlakukannya hukum di Belanda kepada orang Eropa yang berada di wi-layah Hindia Belanda

Natuuralijk persoon Manusia pribadi.

Rechtpersoon Badan hukum.

Perwalian Keadaan seseorang yang belum dewasa berada di bawah kekuasaan orang dewasa selain orang tua-nya.

Pengampuan Keadaan seseorang yang telah dewasa namun oleh KUH Perdata ia dinyatakan harus berada di bawah kekuasaan orang dewasa lainnya.

Pendewasaan Keadaan seseorang yang belum dewasa (belum berusia 21 tahun) namun untuk keadaan terten-tu atau untuk semua hal dapat dinyatakan dewasa melalui penetapan pengadilan.

Perkawinan Ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan mem-bentuk keluarga (rumah tangga) yang Bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Asas konsensualisme Asas dimana para pihak yang terikat perjanjian mengikatkan diri secara sukarela tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Page 124: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

114

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Asas konsensual Asas dimana para pihak yang terikat perjanjian mengikatkan diri secara sukarela tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Hak milik Hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat bahwa tanah mempunyai fungsi sosial.

Hak guna usaha Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, memiliki jangka waktu ter-tentu yang peruntukannya adalah digunakan untuk perusahaan perikanan, pertanian atau peternakan.

Hak pakai Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Ne-gara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang ber-wenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini.

Perikatan Perikatan adalah suatu keadaan di mana satu pihak mengikatkan diri atau terikat pada pihak lain yang timbul melalui perjanjian atau undang-undang.

Perjanjian Suatu kesepakatan yang dilakukan oleh minimal dua pihak untuk suatu tujuan tertentu sesuai de-ngan norma yang berlaku di masyarakat.

Cakap Hukum Kewenangan untuk dapat melakukan tindakan hu kum.

Asas cepat Prinsip bahwa perkara yang masuk harus sampai putusan maksimal 5 bulan pada tingkat pengadilan negeri dan maksimal 3 bulan di tingkat pengadilan tinggi.

Asas sederhana Prinsip bahwa perkara yang masuk ke pengadilan diproses dengan efisien dan efektif.

Page 125: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

115

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Asas biaya murah Biaya yang dibebankan kepada para pencari keadil-an atas haknya haruslah terjangkau.

Tuntutan hak/gugatan Hak yang dimintakan oleh suatu pihak yang mera-sa dirinya dirugikan kepada pihak lainnya melalui pengadilan setelah terjadinya persengketaan di an-tara kedua pihak tersebut.

Permohonan Pengajuan seseorang untuk mendapatkan penetap-an pengadilan atas hal yang dimohonkannya. Hal yang dimohonkan tersebut sebagai contoh pene-tapan pergantian nama.

Pihak formil Pihak yang tampil di dalam sidang pengadilan.

Pihak materiil Pihak yang memiliki kepentingan langsung di dalam perkara yang diajukan di pengadilan.

Putusan gugur Putusan yang dijatuhkan hakim karena pihak peng-gugat atau wakilnya tidak hadir dalam sidang per-tama dan sidang kedua.

Putusan verstek Putusan yang dijatuhkan hakim karena pihak ter-gugat atau wakilnya tidak hadir pada saat sidang pertama dan pada sidang kedua.

Verzet Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pihak ter-gugat atas putusan verstek.

Bukti Hal-hal yang diatur di dalam peraturan perun-dang-undangan yang dapat dijadikan dasar atas dalil yang diajukan dalam persidangan baik pihak tergugat mau pun penggugat di persidangan untuk memperkuat apa yang didalilkannya.

Persangkaan Kesimpulan yang ditarik hakim untuk hal-hal ter-tentu berdasarkan peraturan perundang-undang-an.

Putusan codemnatoir Putusan ini berisi hakim menghukum pihak yang kalah dalam perkara untuk memenuhi prestasi.

Putusan constitutive Putusan ini merupakan putusan yang meniadakan atau menimbulkan atau menciptakan suatu keada-an hukum. Contoh: putusan cerai.

Page 126: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

116

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Putusan declaratoir Putusan yang mempunyai kekuatan mengikat yang menjelaskan mengenai sesuatu hal.

Arbiter Seorang atau lebih yang diserahkan untuk me-mutuskan sengketa yang diselesaikan di Lembaga arbitrase. Penunjukkan tersebut dapat dilakukan oleh pihak yang berselisih, Pengadilan Negeri, atau Lembaga Arbitrase.

BANI Badan Arbitrase Nasional Indonesia yang bertu-juan untuk membantu penegakkan hukum di In-donesia dalam bidang perdagangan, industri dan keuangan, contohnya sengketa Hak Kekayaan In-telektual, Lisensi, dan Asuransi.

Page 127: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

117

Hukum Perdata dan Hukum Acara

SOAL-SOAL LATIHAN

BAB I

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang diberlakukan oleh Belanda di

nusantara sebenarnya berasal dari Perancis yang mengambil dari Kitab un-dang-undang Hukum Romawi yang dikenal dengan….

a. Burgerlijk Wetboek

b. Corpus Juris Civilis

c. Wetboek van Koophandel

d. Rechtspersoon

e. Indische Staatsregeling

2. Salah satu pasal dari KUH Perdata yang dicabut oleh Mahkamah Agung melalui Surat Edaran Nomor 3pada tahun 1963 adalah mengenai:

a. Bidang perjanjian perburuhan

b. Pengampuan untuk orang dewasa sedangkan perwalian untuk anak di bawah umur

c. Pengampuan harus ditetapkan oleh pengadilan sedangkan perwalian tidak

d. Tentang benda tidak bergerak berkenaan dengan tanah

e. Tentang ketidakcakapan berbuat istri yang bersuami

3. BW terdiri atas IV buku di mana buku I mengatur mengenai:

a. pembuktian

b. daluarsa

c. benda

d. orang

e. perikatan

Page 128: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

118

Hukum Perdata dan Hukum Acara

4. Berikut ini yang merupakan sub sistem hukum Indonesia adalah:

a. Sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum agama, sub sistem hu-kum adat

b. Sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum Islam, sub sistem hukum adat

c. Sub sistem hukum kolonial, sub sistem hukum agama, sub sistem hu-kum adat

d. Sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum agama, sub sistem hu-kum kolonial

e. Sub sistem hukum nasional, sub sistem hukum kolonial, sub sistem hu-kum adat

5. Sumber hukum dari hukum perdata yang berasal dari putusan hakim ter-dahulu disebut:

a. Sumber hukum material

b. Undang-undang

c. Traktat

d. Yurisprudensi

e. Doktrin6. Sumber hukum dari hukum perdata yang merupakan perjanjian antarneg-

ara disebut:

a. Sumber hukum material

b. Undang-undang

c. Traktat

d. Yurisprudensi

e. Traktat

Page 129: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

119

Hukum Perdata dan Hukum Acara

7. Berlakunya Kitab Undang-undang Hukum Perdata di Indonesia pada masa kolonial Belanda berdasarkan asas:

a. Pacta Sunt Servanda

b. Konkordansi

c. Mutualisme

d. Generalisasi

e. Kolektifisme

8. Siapakah nama ahli hukum yang menyatakan definisi hukum perdata adalah “hukum yang mengatur kepentingan antara warga negara yang satu dengan warga negara yang lain”:

a. Sri Sumantri

b. Munir Fuady

c. Paul Scholten

d. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan

e. Sudikno Mertokusumo

BAB II

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.9. Subyek hukum terdiri atas manusia pribadi dan badan hukum. Badan hu-

kum dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Badan hukum publik dan privat

b. Badan hukum publik dan pemerintah

c. Badan hukum swasta dan publik

d. Rechtspersoon dan natuuralijk persoon

e. Badan hukum yang memiliki domisili dan yang tidak memiliki domisili

Page 130: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

120

Hukum Perdata dan Hukum Acara

10. Salah satu perbedaan perwalian dengan pengampuan adalah:

a. Perwalian untuk orang dewasa sedangkan pengampuan untuk anak di bawah umur

b. Pengampuan untuk orang dewasa sedangkan perwalian untuk anak di bawah umur

c. Pengampuan harus ditetapkan oleh pengadilan sedangkan perwalian ti-dak

d. Perwalian harus ditetapkan oleh pengadilan sedangkan pengampuan ti-dak

e. Pengampuan bagi orang yang orang tuanya sudah meninggal dunia

11. Jika A ingin menikah dengan B dengan cara Islam maka institusi yang memi-liki kewenangan untuk mencatat pernikahannya adalah:

a. Kantor catatan sipil

b. Kantor Urusan Agama (KUA)

c. Pengadilan Agama (PA)

d. Badan hukum

e. BUMN

12. Terdapat beberapa hal atau kriteria untuk menentukan seseorang atau badan hukum dinyatakan berdomisili di suatu tempat tertentu sebagaima-na yang dinyatakan berikut, kecuali:

a. terdapat tempat tetap yang tertentu, baik tetap atau pun sementara

b. terdapat tempat sementara yang tertentu

c. orang tersebut selalu dapat ditemui di tempat tersebut

d. hak dan kewajiban orang tersebut didapatkan dan ditunaikan di tempat tersebut

e. letak kekayaan seseorang

Page 131: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

121

Hukum Perdata dan Hukum Acara

13. Jika seseorang tidak diketahui keberadaannya dan jenazahnya juga tidak ditemukan maka Kantor Catatan Sipil baru dapat mencatatkan bahwa orang tersebut meninggal dunia setelah:

a. Ada putusan pengadilan

b. Ada penetapan pengadilan

c. Ada pihak yang menggugat

d. Ada pihak yang menanyakan ke kantor catatan sipil

e. Ada diceraikan oleh pasangannya

14. Sebagai warga negara yang baik maka kita sudah seharusnya sadar akan hak dan kewajiban kita. Salah satu hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara adalah tercatatnya kita di salah satu wilayah sebagai warga yang berdomisili di daerah tersebut. Berikut ini yang tidak termasuk pent-ingnya domisili adalah:

a. untuk pengurusan perkawinan

b. tempat dipanggil hakim

c. mempermudah ketika membuat perjanjian

d. untuk menentukan lokasi pernikahan

e. alamat yang dicantumkan di dalam perjanjian

15. Rechtpersoon dinyatakan sebagai subyek hukum berdasarkan beberapa te-ori. Teori yang menyatakan bahwa rechtpersoon adalah subyek hukum den-gan dasar perumpamaan dikenal dengan teori:

a. Teori kekayaan tujuan

b. Teori organ

c. Teori fiksi

d. Teori harta kekayaan

e. Teori milik kolektif

Page 132: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

122

Hukum Perdata dan Hukum Acara

16. Setelah bekerja di Jakarta, B memutuskan untuk mencatatkan dirinya se-bagai penduduk DKI Jakarta. Ia membuat KTP dengan alamat tempat ting-galnya di Jakarta. Domisili B yang di Jakarta dikenal sebagai:

a. Domicile of origin

b. Domicile of dependence

c. Domicile of choice

d. Domicile of parent

e. Domicile of his own

BAB III

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.17. Keseluruhan kaidah yang mengatur hubungan hukum yang timbul dari ikatan

perkawinan adalah definisi….

a. Hukum Perdata

b. Norma hukum

c. Hukum Keluarga

d. Rechtspersoon

e. Naturalijk Persoon

18. Sumber hukum berikut ini yang bukan termasuk sumber hukum keluarga adalah

a. Burgerlijk Wetboek

b. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

c. PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

d. Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indo-nesia

e. Inpres Nomor 3 Tahun 1991 tentang Pembubaran Perkawinan

Page 133: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

123

Hukum Perdata dan Hukum Acara

19. Dasar pemikiran perceraian dipersulit adalah….

a. Tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

b. Agar orang enggan menikah

c. Supaya tingkat perceraian rendah

d. Karena menikah seharusnya sekali seumur hidup

e. Karena pernikahan dilakukan berdasarkan asas konsensualisme

20. Berikut ini yang bukan merupakan syarat intern perkawinan berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah:

a. konsensual

b. izin dari orang tua jika belum berusia 21 tahun

c. izin dari pengadilan jika salah satu atau kedua calon pengantin belum mencapai batas usia minimum

d. status lajang atau jika sudah mempunyai istri diberi izin dari istri/istri-is-tri

e. melaksanakan resepsi pernikahan

21. Perceraian pada prinsipnya dipersulit, namun bukan berarti dilarang. Per-nyataan berikut ini yang bukan merupakan konsekuensi perceraian ada-lah….

a. Masing-masing dapat segera menikah dengan orang lain yang dicintainya

b. Kedua belah pihak wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya

c. secara hukum sang ayah wajib membiayai (memberikan nafkah) pada anak-anaknya

d. Jika ayah tidak memiliki kemampuan untuk menafkahi anak-anaknya maka pengadilan dapat menentukan ibu untuk ikut memikul kewajiban tersebut

e. Pengadilan dapat mewajibkan mantan suami memberikan biaya hidup kepada mantan istrinya

Page 134: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

124

Hukum Perdata dan Hukum Acara

22. Jika orang tua dicabut kekuasaannya sebagai orang tua dengan alasan mela-laikan kewajibannya dalam mengurus anak/anak-anaknya maka kaitannya dengan pemberian biaya memelihara anak/anak-anaknya tersebut….

a. Menjadi kewajiban negara

b. Tetap merupakan kewajiban orang tuanya

c. Berpindah menjadi kewajiban keluarga terdekat

d. Menjadi kewajiban orang tua dari ibunya

e. Tidak ada jawaban yang benar

23. Anak yang dilahirkan dalam dan merupakan hasil dari perkawinan yang sah adalah ….

a. Anak angkat

b. Anak tidak sah

c. Anak sah

d. Anak sumbang

e. Anak asuh

24. Jika A dan B menikah dalam kondisi masing-masing sudah memiliki tempat tinggal dan kendaraan, maka pada prinsipnya harta yang A dan B miliki sebe-lum mereka menikah adalah……

a. Menjadi milik berdua

b. Menjadi harta gono-gini

c. Menjadi hak anak-anaknya

d. Menjadi milik berdua jika tidak dibuatkan klausul tetap menjadi milik masing-masing di dalam perjanjian pra-nikah

e. Tetap menjadi hak mereka masing-masing

Page 135: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

125

Hukum Perdata dan Hukum Acara

BAB IV

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

25. Hal-hal yang dapat dijadikan indikator untuk menentukan sesuatu dapat dikategorikan sebagai benda di dalam hukum adalah sebagai berikut ini, ke-cuali….

a. Barang/hak

b. Dapat menjadi objek kepemilikan

c. Hasil dari barang

d. Setiap apa yang melekat pada benda tersebut

e. Setiap kewajiban

26. Hukum benda memiliki sifat yang berbeda dengan hukum perjanjian. Hu-kum perjanjian bersifat terbuka yakni diserahkan pada para pihak selama tidak bertentangan dengan norma-norma masyarakat dan peraturan perun-dang-undangan, sedangkan hukum benda bersifat tertutup. Maksud hukum benda bersifat tertutup adalah….

a. Setiap orang dapat membuat pengaturan hukum benda

b. Pengaturan hukum benda diserahkan pada para pihak

c. Setiap orang dapat membuat tambahan pengaturan mengenai hukum benda

d. Pengaturan hukum benda harus mengikuti peraturan perundangun-dangan

e. Jika pengaturan hukum benda di dalam peraturan perundang- un-dangan salah maka para pihak dapat membuat pengaturan tersendiri

Page 136: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

126

Hukum Perdata dan Hukum Acara

27. Konsep hak milik (eigendom recht) berdasarkan Kitab Undang-Undang Hu-kum Perdata adalah sebagai berikut ini……

a. Pemilik dapat menikmati barang yang dimilikinya secara leluasa tanpa dibatasi

b. Pemilik dapat menikmati barang yang dimilikinya secara leluasa asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

c. Jika negara membutuhkan barang yang menjadi hak milik warga negara-nya maka pemilik harus memberikan pada negara secara suka rela

d. Seseorang dapat menjadikan suatu benda menjadi miliknya asalkan tidak ada pihak yang keberatan

e. Benda yang menjadi hak milik hanya dapat dipindahtangankan melalui jual beli

28. Ketika seseorang memiliki suatu benda maka ia memiliki hak atas benda tersebut. Hak perorangan atas suatu benda yang memiliki jangka waktu berdasarkan perjanjian antara para pihak adalah…

a. Hak sewa

b. Hak pakai

c. Hak guna bangunan

d. Hak milik

e. Hak pengelolaan

29. Berikut ini adalah kelebihan hak kebendaan yang dapat dinikmati oleh pemiliknya, kecuali…

a. Tidak dapat diambil oleh pihak lain kecuali untuk kepentingan umum

b. Dapat dijadikan agunan

c. Dapat diperjualbelikan

d. Pemilik dapat menjual atau menyewakan benda yang dimilikinya

e. Kepemilikannya tanpa ada batasan apa pun

Page 137: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

127

Hukum Perdata dan Hukum Acara

30. Salah satu penggolongan benda adalah benda bergerak dan benda tidak bergerak. Benda bergerak adalah benda yang dapat bergerak atau dapat di-gerakkan, namun di dalam undang-undang terdapat pengaturan benda-ben-da yang memenuhi ciri-ciri benda bergerak dikategorikan ke dalam benda tidak bergerak. Benda yang dimaksud adalah…

a. Hewan ternak

b. Mobil

c. Kapal laut yang minimal memiliki volume 20 m3

d. Perahu layar

e. Mobil van

31. Padanan istilah hukum benda dalam Bahasa Belanda adalah…

a. Zaken recht

b. Property recht

c. Natural recht

d. Persoon recht

e. Zaakwarneming

32. Berikut ini yang tidak termasuk benda terwujud atau tangible property ada-lah….

a. tanah

b. paten

c. buku

d. mobil

e. tanaman

Page 138: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

128

Hukum Perdata dan Hukum Acara

BAB V

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.33. Seperangkat peraturan atau kaidah yang mengatur mengenai syarat-syarat

sahnya suatu perjanjian, kapan para pihak terikat perjanjian, siapa saja yang dapat membuat perjanjian, apa akibat jika ada pihak yang tidak melaksanakan perjanjian, bagaimana menyelesaikan suatu perselisihan atas perjanjian, dan bagaimana implementasi hasil penyelesaian atas perselisihan tersebut, adalah definisi dari…………..

a. Perjanjian

b. Jaminan

c. Perikatan

d. Hukum Perjanjian

e. Hukum perikatan

34. Berikut ini nama ahli hukum yang menyatakan bahwa perjanjian merupakan bentuk nyata dari perikatan adalah………….

a. Subekti

b. Hartana

c. Munir Fuady

d. Fries

e. Tri Wahyu

35. Di dalam KUH Perdata diatur bahwa “suatu perjanjian adalah perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain”. Pengaturan tersebut dinyatakan di dalam Pasal………..

a. 1330

b. 1313

c. 1331

d. 1311

e. 1320

Page 139: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

129

Hukum Perdata dan Hukum Acara

36. Pasal 1233 menyatakan bahwa perikatan dapat timbul melalui dua cara, yaitu melalui…….

a. kewajiban

b. hak

c. perbuatan

d. pemaksaan

e. Persetujuan atau undang-undang

37. Berikut ini hal yang dapat timbul karena adanya perikatan adalah…….

a. wanprestasi

b. jaminan

c. benda jaminan

d. asas kebebasan berkontrak

e. tidak berbuat sesuatu

38. Makna asas ini adalah bahwa para pihak yang membuat perjanjian harus membuat isi perjanjian yang: a) sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata; b) tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan; c) sesuai dengan ke-biasaan masyarakat; d) akan dilaksanakan dengan itikad baik. Asas yang di-maksud adalah…….

a. Asas pacta sunt servanda

b. Asas kebebasan berkontrak

c. Asas konsensual

d. Asas obligatoir

e. Asas mengikat seperti undang-undang

Page 140: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

130

Hukum Perdata dan Hukum Acara

39. Berikut ini adalah syarat-syarat sahnya perjanjian yang tercantum di dalam Pasal 1320 KUH Perdata, kecuali………

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

c. Suatu hal tertentu

d. Minimal terdapat tiga pihak yang mengikatkan diri

e. Suatu sebab yang halal

40. Jenis atau kategori wanprestasi yang dikemukakan oleh Munir Fuady ada-lah……..

a. 4 kategori

b. 5 kategori

c. 1 jenis

d. 2 kategori

e. 3 kategori

BAB VI

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

41. Hukum perdata merupakan hukum materiil, sedangkan hukum acara perda-ta adalah….

a. Hukum formil

b. Corpus Juris Civilis

c. Wetboek van Koophandel

d. HIR

e. RBg

Page 141: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

131

Hukum Perdata dan Hukum Acara

42. Di dalam bagan alur persidangan perkara perdata dapat terjadi gugatan gu-gur. Jika terjadi hal yang demikian maka….

a. Jatuh putusan verstek

b. Penggugat boleh mengajukan gugatan yang sama sekali lagi

c. Penggugat dapat melawan melalui verzet

d. Penggugat tidak boleh mengajukan perkara yang sama

e. Penggugat tidak boleh berperkara di pengadilan lagi

43. Diantara sumber-sumber hukum acara perdata berikut ini yang merupakan peninggalan Belanda dan diberlakukan di Jawa dan Madura adalah….

a. HIR

b. RBg

c. RO

d. IS

e. BW

44. Dasar hukum pemerintah Republik Indonesia memberlakukan HIR dan RBg setelah kemerdekaan adalah….

a. SEMA

b. PERMA

c. BW

d. Ketentuan Peralihan UUD 1945

e. Pembukaan UUD 1945

Page 142: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

132

Hukum Perdata dan Hukum Acara

45. Salah satu upaya agar peradilan dapat dilaksanakan dengan cepat adalah dengan dikeluarkan SEMA Nomor 2 Tahun 2014. Di dalam SEMA tersebut dinyatakan bahwa perkara di tingkat pengadilan negeri harus selesai maksi-mal…..

a. 3 bulan

b. 4 bulan

c. 5 bulan

d. 6 bulan

e. 14 bulan

46. Nilai materiil maksimal perkara yang dapat diajukan melalui Small Claim Court adalah sebanyak….

a. Rp 200.000,00

b. Rp 2.000.000,00

c. Rp 20.000.000,00

d. Rp 200.000.000,00

e. Rp 2.000.000.000,00

47. Salah satu asas di dalam hukum acara perdata adalah sidang terbuka untuk umum. Konsekuensi jika hakim mengucapkan putusan dalam sidang yang ti-dak terbuka untuk umum adalah……….

a. Pacta Sunt Servanda

b. Sah dan mempunyai kekuatan hukum

c. Mempunyai kekuatan hukum

d. sah

e. Tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum

Page 143: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

133

Hukum Perdata dan Hukum Acara

48. Asas dalam hukum acara perdata yang menyatakan bahwa hakim bebas dari intervensi pihak mana pun kecuali ditentukan lain di dalam konstitusi dan bagi siapa pun yang melanggar dapat dikenakan sanksi pidana adalah……..

a. Asas Mandiri

b. Asas Non Diskriminatif

c. Asas Sidang Terbuka untuk Umum

d. Asas Berketuhanan YME

e. Asas Pengadilan Tidak Boleh Menolak Perkara

BAB VII

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

49. Pada hakikatnya yang dimintakan oleh penggugat kepada hakim di dalam peradilan perkara atau sengketa perdata adalah….

a. tanah

b. hak

c. kewajiban

d. prestasi

e. wanprestasi

50. Salah satu syarat terpenting bagi pihak yang mengajukan gugatan adalah ia harus memiliki point d’interest, point d’action yang artinya….

a. Pihak yang mengajukan gugatan adalah pihak yang memiliki kepentingan langsung

b. Pihak penggugat adalah pihak formil

c. Penggugat adalah yang tampil di muka hakim

d. Penggugat harus yang tampil di muka hakim

e. Penggugat tidak boleh lebih dari satu

Page 144: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

134

Hukum Perdata dan Hukum Acara

51. Istilah yang digunakan apabila penggugat dianggap sebagai pihak yang tidak memiliki kapasitas untuk mengajukan gugatan ke pengadilan adalah….

a. Persona non grata

b. Human error

c. Error in persona

d. Personal error

e. To err is human

52. Sesungguhnya pihak-pihak dalam perkara perdata minimal terdiri atas 2 (dua) pihak, yaitu….

a. Hakim dan panitera

b. Penggugat dan hakim

c. Penggugat dan advokat

d. Penggugat dan tergugat

e. Tergugat dan advokat

53. Pihak tergugat dan pihak penggugat haruslah yang memiliki kepentingan langsung dengan perkara yang diajukan ke pengadilan perdata. Kedua pihak ini disebut sebagai….

a. Pihak formil

b. Pihak materiil

c. Pihak sekunder

d. Pihak tertier

e. Pihak primer

Page 145: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

135

Hukum Perdata dan Hukum Acara

54. Proses pertama di lembaga peradilan yang harus dilakukan oleh pihak yang akan mengajukan permohonan atas haknya ke pengadilan adalah….

a. Mengisi formulir pendaftaran

b. Membuat surat gugatan

c. Mencari advokat

d. Meminta hakim untuk menyelesaikan perkara yang diajukan

e. Menghubungi juru sita pengadilan

55. Biaya yang harus dibayarkan oleh penggugat setelah memasukkan formulir pendaftarannya ke pengadilan disebut ……….

a. Biaya sengketa

b. Biaya mengadili

c. Biaya panjar

d. Biaya penyelesaian perkara

e. Biaya teknis

56. Perkara perceraian untuk WNI yang beragama Islam diproses di Pengadilan Agama. Apabila kedua belah pihak tidak menginginkan rujuk, maka perkara ini akan selesai dengan dikeluarkannya…….

a. Akta notaris

b. Putusan hakim

c. Akta pengabulan permohonan

d. Penetapan Pengadilan

e. Akta cerai

Page 146: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

136

Hukum Perdata dan Hukum Acara

BAB VIII

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

57. Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak penggugat apabila hal apa yang di-mintakan di dalam surat gugatannya ternyata sudah didapatkan atau apabila terdapat kekeliruan dalam surat gugatannya adalah ….

a. Pencabutan Posita

b. Pencabutan surat gugatan

c. Pencabutan Petitum

d. Pencabutan putusan Hakim

e. Pencabutan permohonan

58. Pasal yang menjadi dasar hukum diperbolehkannya dilakukan pencabutan surat gugatan adalah ……

a. Pasal 271 Rv

b. Pasal 281 Rv

c. Pasal 261 Rv

d. Pasal 271 RBg

e. Pasal 261 RBg

59. Jika surat gugatan dicabut maka jalannya perkara pidana terhadap tergugat akan menjadi.….

a. Pemeriksaan perkara pidana akan ditunda

b. Perkara pidana akan langsung diputuskan

c. Perkara pidana akan dihentikan

d. Perkara pidana akan terus berjalan

e. Perkara pidana menjadi obscuur libel

Page 147: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

137

Hukum Perdata dan Hukum Acara

60. Penggugat diperbolehkan mencabut surat gugatannya sepanjang surat guga-tan yang baru tersebut……

a. Mendapatkan arahan dari advokat

b. Diajukan oleh advokat

c. Diajukan sebelum lewat 30 hari ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri di pengadilan yang berwenang

d. tidak merugikan tergugat dengan mengubah petitum

e. mendapat persetujuan dari tergugat

61. Surat gugatan dimungkinkan dicabut meskipun tergugat sudah memberikan jawaban, jika hal ini yang terjadi maka Ketua Pengadilan Negeri akan memer-intahkan….

a. Juru sita untuk mencoret surat gugatan di daftar register

b. Juru sita untuk menyampaikan pemberitahuan pencabutan gugatan ke-pada tergugat

c. Panitera untuk mencoret surat gugatan di daftar register

d. Panitera untuk menyampaikan pemberitahuan pencabutan gugatan ke-pada tergugat

e. Panitera Pengganti untuk menyampaikan pemberitahuan pencabutan gugatan kepada tergugat

62. Putusan gugur adalah putusan yang dijatuhkan oleh hakim terhadap gugatan yang diajukan apabila penggugat….

a. Tidak diwakili advokat

b. Mencabut surat gugatan

c. Tidak mencabut surat gugatan

d. Tidak hadir pada sidang pertama dan kedua walaupun sudah dipanggil dengan patut

e. Tidak hadir pada sidang dengan agenda pembacaan putusan

Page 148: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

138

Hukum Perdata dan Hukum Acara

63. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh tergugat terhadap putusan verstek adalah….

a. replik

b. duplik

c. verzet

d. perdamaian

e. putusan gugur

64. Tugas-tugas hakim dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni konstantir, kual-ifisir, dan konstituir. Diantara ketiga tugas tersebut ketika hakim memeriksa kebenaran fakta yang diberikan oleh pihak penggugat dan pihak tergugat termasuk……

a. Konstantir

b. kualifisir

c. konstituir

d. kualifisir dan konstituir

e. konstantir dan kualifisir

BAB IX

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

65. “Anything that tends logically to prove or disprove a fact at issue in a judicial case or controversy” adalah definisi bukti yang dikemukakan oleh….

a. Syracuse

b. Sudikno Mertokusumo

c. Swandaughter, dkk

d. Stanford

e. Swanson dan kawan-kawan

Page 149: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

139

Hukum Perdata dan Hukum Acara

66. Jika di dalam hukum pidana hakim harus memiliki keyakinan di dalam memutus perkara secara beyond reasonable doubts, maka di dalam perkara asas yang digunakan adalah….

a. Preponderance of evidence

b. Pacta sunt servanda

c. Bukti fisik

d. Bukti yang menyeluruh

e. Bukti yang meyakinkan

67. Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa bukti yang dimaksudkan secara yuridis berbeda dengan bukti secara ilmiah. Bukti secara ilmiah selalu disan-darkan pada kebenaran yang valid, sedangkan secara yuridis….

a. Bukti yang tidak valid tidak akan diterima

b. Tidak selalu valid karena terkadang tidak berdasarkan kejadian yang sebenarnya

c. Bukti adalah fakta

d. Bukti merupakan sesuatu yang diperoleh dari kebenaran

e. Bukti harus disertai saksi

68. Di dalam pembuktian ternyata tidak semua harus dibuktikan. Berikut ini yang merupakan hal-hal yang tidak perlu dibuktikan adalah…

a. gugatan yang tidak diakui lawan, apa yang hakim lihat, hal-hal yang diketahui umum

b. gugatan yang diakui lawan, apa yang hakim tidak lihat, hal-hal yang diketahui umum

c. gugatan yang diakui lawan, apa yang hakim lihat, hal-hal yang diketahui umum

d. gugatan yang diakui lawan, apa yang hakim lihat, hal-hal yang tidak diketahui umum

e. gugatan yang tidak diakui lawan, apa yang hakim tidak lihat, hal-hal yang tidak diketahui umum

Page 150: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

140

Hukum Perdata dan Hukum Acara

69. Di dalam hukum perdata berlaku hukum pembuktian positif. Bahwa yang berkewajiban membuktikan ucapannya adalah….

a. Pihak formil

b. Pihak materiil

c. Penggugat saja karena ia yang mengajukan gugatan

d. Tergugat saja karena ia harus bisa membuktikan bahwa ia tidak melaku-kan wanprestasi

e. Hakim yang mengadili untuk mencari kebenaran dalam memutuskan perkara

70. Pasal yang dijadikan dasar hukum pembuktian positif adalah….

a. Pasal 1865 KUH Perdata

b. Pasal 1866 KUH Perdata

c. Pasal 1867 KUH Perdata

d. Pasal 1899 KUH Perdata

e. Pasal 1896 KUH Perdata

71. Berikut ini yang tidak termasuk alat bukti yang dinyatakan di dalam Buku IV Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah ….

a. Bukti tertulis

b. Saksi

c. Persangkaan Hakim

d. SMS

e. Saksi

Page 151: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

141

Hukum Perdata dan Hukum Acara

72. Pasal 5 UU ITE menyatakan bahwa informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah kecuali surat yang menurut UU harus dalam bentuk tertulis, yaitu ……

a. Akta di bawah tangan

b. Akta Notaris

c. Surat perjanjian

d. kwitansi

e. sumpah lawan

BAB X

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

73. Pasal 13 Ayat (2) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa putusan pengadilan hanya sah dan berkekuatan hukum jika….

a. Diucapkan di dalam sidang

b. Diambil secara mufakat

c. Diucapkan di dalam sidang terbuka untuk umum

d. Hakim yang mengadili minimal 3 orang

e. Para pihak hadir di dalam persidangan

Page 152: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

142

Hukum Perdata dan Hukum Acara

74. Konsekuensi putusan hakim yang tidak dinyatakan sebagaimana diatur di dalam Pasal 13 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman adalah…

a. Batal demi hukum

b. Harus dibatalkan

c. Dapat dibatalkan

d. Dimintakan pembatalannya

e. Sidang harus ditunda

75. Di dalam Pasal 50 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dinyatakan bahwa putusan hakim harus memuat hal-hal berikut ini, kecuali….

a. Alasan putusan

b. Dasar putusan

c. Hal-hal yang meringankan tergugat

d. Pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan yang relevan

e. Sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar mengadili

76. Pihak-pihak pengadilan yang harus menandatangani putusan adalah….

a. Ketua pengadilan, hakim yang memutus perkara, dan panitera yang ikut bersidang

b. Cukup hakim yang memutus perkara

c. Ketua Majelis Hakim

d. Ketua Pengadilan Negeri

e. Hakim dan Panitera

Page 153: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

143

Hukum Perdata dan Hukum Acara

77. Tujuan dari putusan hakim adalah….

a. Untuk mengakhiri suatu sengketa

b. Agar kedua belah pihak kembali rukun

c. Agar tidak terjadi sengketa lagi

d. Untuk mewujudkan ketertiban umum

e. Untuk melindungi pihak yang berkepentingan

78. Putusan hakim dilanjutkan dengan mengeksekusi isi putusan merupakan….

a. Kekuatan final

b. Kekuatan eksekutorial

c. Kekuatan mengikat

d. Kekuatan pembuktian

e. Tidak ada jawaban yang benar

79. Putusan hakim sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut ini, kecuali ….

a. Kepala putusan

b. Identitas para pihak

c. Pertimbangan hakim

d. Amar putusan

e. Sanggahan tergugat

80. Putusan hakim yang isinya menghukum pihak yang kalah untuk memenuhi prestasi adalah……

a. Putusan condemnatoir

b. Putusan constituir

c. Putusan constitutive

d. Putusan declaratoir

e. Putusan tetap

Page 154: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

144

Hukum Perdata dan Hukum Acara

BAB XI

Petunjuk pengerjaan: Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk setiap pernyataan berikut ini.

81. Dalam lapangan hukum perdata penyelesaian sengketa tidak hanya dapat diselesaikan melalui pengadilan (litigasi). Terdapat mekanisme lain yang dise-but ….

a. Peradilan umum

b. Peradilan Tata Usaha Negara

c. Non litigasi

d. Peradilan Agama

e. Peradilan Militer

82. Berikut ini yang bukan termasuk 5 (cara) yang termasuk dalam penyelesaian sengketa melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) adalah……….

a. arbitrase

b. konsultasi

c. konsiliasi

d. mediasi

e. negosiasi

83. Salah satu cara menyelesaikan sengketa melalui APS adalah dengan me-minta penilaian dari seorang ahli mengenai hal-hal yang teknis. Cara ini disebut………..

a. arbitrase

b. konsultasi

c. konsiliasi

d. mediasi

e. Penilaian ahli

Page 155: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

145

Hukum Perdata dan Hukum Acara

84. Pengaturan mengenai Arbitrase dan APS dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun….

a. 1998

b. 1999

c. 1989

d. 2009

e. 2019

85. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase harus dituangkan di dalam perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau……

a. Ditambahkan dalam klausul perjanjian yang sudah ada

b. Dibuat suatu perjanjian tersendiri yang dibuat oleh para pihak setelah timbul sengketa

c. Tidak dapat dilaksanakan penyelesaian sengketa melalui arbitrase

d. dapat dilaksanakan APS

e. diselesaikan melalui pengadilan

86. Berbeda dengan APS yang tidak memberikan putusan, arbitrase dapat mengeluarkan suatu putusan yang bersifat……….

a. sementara

b. selamanya

c. langsung dapat dieksekusi

d. Final dan mengikat

e. Dikembalikan kepada para pihak

Page 156: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

146

Hukum Perdata dan Hukum Acara

87. Di dalam proses arbitrase terdapat beberapa pihak. Pihak yang meminta penyelesaian perkara disebut…

a. pemohon

b. penggugat

c. termohon

d. tergugatt

e. arbiter

88. Pasal 6 Ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alterna-tif Penyelesaian Sengketa dinyatakan bahwa jika terjadi perselisihan dalam lapangan perdata, pihak yang berselisih dapat melakukan upaya penyelesaian melalui APS dengan didasarkan pada…..

a. bukti

b. keadilan

c. itikad baik

d. kemampuan finasial

e. data

Page 157: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

147

Hukum Perdata dan Hukum Acara

DAFTAR PUSTAKA

Advocacy, Nayara. (2016). Keberlakuan Putusan MK tentang Perjanjian Kawin terha-dap Perkawinan WNI. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5847e8ddabfea/keberlakuan-putusan-mk-tentang-perjanjian-kawin-terhadap-perkawinan-wni

Ari Krisnawati, I.G.A.. (2015). Diktat Kuliah Pembuktian Perkara Perdata (Bagian Hukum Acara Perdata). Diakses melalui: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ac46262d59f9ea4f78eac3d6f3841958.pdf

Arto, A.Mukti. (2014). Penemuan Hukum Islam oleh Hakim Demi Mewujudkan Ke-adilan http://www.pta-jambi.go.id/attachments/article/1880/PENEMUAN%20HUKUM%20%20DEMI%20MEWUJUDKAN%20KEADILAN.pdf

Br Sitompul, Verawati. (2017). Buku Mengajar Hukum Perdata. Pustaka Mandiri: Ja-karta.

Britannica. (2019). Property Law. Diakses melalui: https://www.britannica.com/topic/property-law/Property-law-and-the-Western-concept-of-private- property

Buku I Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Diakses pada 29 Juni 2019 dari http://hukum.unsrat.ac.id/uu/bw1.htm

Edwin Elnizar, Norman. (2018). Mahkamah Agung Dukung RUU Hukum Acara Perdata Segera Disahkan. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b714ce8044bf/mahkamah-agung-dukung-ruu-hukum-acara-perdata-segera-disahkan/

Elnizar, Normand Edwin. (2018). Pancasila Wajibkan Agama Menjadi Sumber Hukum Nasional. Diunduh dari: https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b60ee-e1cf09f/pancasila-wajibkan-agama-menjadi-sumber-hukum-nasional/

Fuady, Munir. (2014). Konsep Hukum Perdata. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Halley, J., & Rittich, K. (2010). Critical directions in comparative family law: Genealogies and contemporary studies of family law exceptionalism. The American Journal of Comparative Law, 58(4), 753-775.

Page 158: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

148

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Hasanah, Sovia. (2017). Gugatan Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium). Diakses me-lalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5915144389920/gugatan-kurang-pihak-plurium-litis-consortium/

Hasanah, Sovia. (2018). Hubungan Wasiat dengan Surat Wasiat. Diakses melalui: ht-tps://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt588ff5fb6e8c2/hubungan-wasiat-dengan-surat-wasiat

Hasanah, Sovia. (2018). Putusan Verstek Jika Salah Satu Tergugat Tidak Hadir. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5aaf18303d84a/putusan-verstek-jika-salah-satu-tergugat-tidak-hadir/

Hukumonline. (2008). Band Dewa Terbukti Wanprestasi. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20558/band-dewa-terbukti-wanp-restasi/

Hukumonline.com. (2018). Begini Status Hukum Anak Luar Perkawinan. Diakses me-lalui https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b1fb50fceb97/begini-sta-tus-hukum-anak-luar-perkawinan/

Hutagalung, Sophar Maru. Praktik Peradilan Perdata dan Alternatif Penyelesaian Seng-keta

Huzaini, Moh. Dani Pratama. (2018). Profesi Ini Dibutuhkan Jika Kekayaan Intelektual Jadi Objek Jaminan Fidusia. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5bd1d4ff1b6cd/profesi-ini-dibutuhkan-jika-kekayaan-intelek-tual-jadi-objek-jaminan-fidusia

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

Irawaty, I., & Diyantari, D. (2017). Inheritance Laws in Indonesia. Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 1(2), 209-228.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Kompas. (2019 a). DPR dan Pemerintah Sepakat Batas Usia Perkawinan Menjadi 19 Tahun. Diakses melalui https://nasional.kompas.com/read/2019/09/13/21151951/dpr-dan-pemerintah-sepakat-batas-usia-perkawinan-menjadi-19-tahun

Kompas. (2019 b). Bisakah Perkawinan Sedarah Dikenakan Pidana? Pen-jelasan Ahli Hukum. Diakses melalui https://nasional.kompas.com/read/2019/07/05/11033401/bisakah-perkawinan-sedarah-dikenakan-pidana-ini-penjelasan-ahli-hukum

Page 159: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

149

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Lestari, Tri Wahyu Surya dan Lukman Santoso. (2017). Komparasi Syarat Keabsahan “Sebab Yang Halal” Dalam Perjanjian Konvensional Dan Perjanjian Syariah. Al Is-tinbath, Vol. 2 No. 1.

Markeling, I Ketut. (2016). Hukum Perdata (Pokok Bahasan: Hukum Benda). Diakses melalui: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/e3e052b3f4ef-47971bef9be05daad0fa.pdf

Meliala, Djaja S. (2014). Hukum Perdata dalam Perspektif BW. Bandung: Nuansa Aulia

Mertokusumo, Sudikno (2009). Hukum Acara Perdata Indonesia. Liberty: Yogyakar-ta

Nurhadianto, Fajar. (2015). Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol. 11 No. 1. Diunduh dari: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/840/723

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195510071990011-DEDENG_ROSIDIN/SUMBER_HUKUM.pdf

Pangaribuan, Rido. (2017). Perbedaan Pokok Hukum Pidana dan Hukum Perdata. Di-akses pada 30 Juni 2019, dari

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt57f2f9bce942f/perbe-daan-pokok-hukum-pidana-dan-hukum-perdata/

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Pramesti, Tri Jata Ayu. (2016). Perjanjian Perkawinan dan Hal yang Diatur di Dalamnya. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl3184/perjanjian-perkawinan-dan-hal-yang-diatur-di-dalamnya/

Pramesti, Tri Jata Ayu. (2018). Pencabutan Gugatan Perdata Sebelum Masuk Tahap Pemeriksaan. Diakses melalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58004186af718/pencabutan-gugatan-perdata-sebelum-masuk-tahap--pemeriksaan/

Purwanto, Harry. (2009). Keberadaan Asas Pacta Sunt Servanda dalam Perjanjian In-ternasional. Mimbar Hukum, Volume 21 Nomor 1. Diunduh dari: https://jour-nal.ugm.ac.id/jmh/article/viewFile/16252/10798

Page 160: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

150

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Purwanto, Harry. (2011). Keberadaan Asas Rebus Sic Stantibus dalam Perjanjian Inter-nasional, Mimbar Hukum, Edisi Khusus. Diunduh dari: file:///C:/Users/irawaty/Downloads/16160-30708-1-PB%20(1).pdf

Rachmadsyah, Shanti. (2010). Wewenang PN dalam Melaksanakan Putusan Arbitrase. Diakses Melalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl3082/arbitrase/

Rasyid, Abdul. (2017). Asas Pacta Sunt Servanda dalam Hukum Positif dan Hukum Islam. Diunduh dari: https://business-law.binus.ac.id/2017/03/31/asas-pacta- sunt-servanda-dalam-hukum-positif-dan-hukum-islam/

Rechtanwalte, Fries. (n.d). Contract Law. Diakses melalui: https://fries.law/law-of- contracts.html

Republik Indonesia, UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Republik Indonesia, UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Smith, H. (2012). PROPERTY AS THE LAW OF THINGS. Harvard Law Review, 125(7), 1691-1726. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/23214445

Sofian, Ahmad. (2016). Makna “Doktrin” dan “Teori” dalam Ilmu Hukum. Diunduh dari: https://business-law.binus.ac.id/2016/05/30/makna-doktrin-dan-teori- dalam-ilmu-hukum/

Sudrajat, T. (2011). Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Sebagai Hak Asasi Ma-nusia Dalam Perspektif Sistem Hukum Keluarga di Indonesia. Kanun: Jurnal Ilmu Hukum, 13(2), 111-132.

Sulistiani, Siska Lis. (2018). Perbandingan Sumber Hukum Islam. Jurnal Peradaban dan Hukum Islam. Vol. 1 No. 1.

Susylawati, Eka. (2009). Eksistensi Hukum Adat dalam Sistem Hukum di Indonesia. Jurnal al-Ihkam, Vol. IV No. 1

Tobing, Letezia. (2013). Kedudukan Istri dalam Melakukan Perbuatan Hukum. Diak-ses pada 30 Juni 2019, dari https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulas-an/lt51466c18c9a9f/kedudukan-istri-dalam-melakukan-perbuatan-hukum/

Tobing, Letezia. (2013). Pihak yang Dapat bertindak sebagai penggugat. Diakses me-lalui: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt50c75564d7f81/kt-riteria-kapasitas-penggugat/

Page 161: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

151

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Tobing, Letezia. (2013). Tentang Borgtoch. Diakses melalui: https://www.hukumonli-ne.com/klinik/detail/ulasan/lt5175201097ce4/tentang-borgtocht/

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Fidusia

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

W.T, Tunardy. (2012). Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum. Diakses pada 30 Juni 2019, dari http://www.jurnalhukum.com/badan-hukum-sebagai-subyek- hukum/

Page 162: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

152

Hukum Perdata dan Hukum Acara

Page 163: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

153

Hukum Perdata dan Hukum Acara

BIODATA PENULIS

Irawaty memulai Pendidikan S1 di Fakultas Hu-kum Universitas Gadjah Mada pada tahun 1996. Setelah mengajar di Universitas Negeri Jakarta, ia melanjutkan Pendidikan S2 di Program Magis-ter Hukum, Universitas Indonesia. Pada Tahun 2010, ia kembali melanjutkan kuliah di University of Canberra. Setelah kembali ke Indonesia pada akhir tahun 2013 sampai dengan sekarang ia aktif mengajar di Program Studi PPKN Universitas Ne-geri Jakarta. Salah satu mata kuliah yang diampu adalah Hukum Perdata dan Hukum Acara Perdata.

Martini memulai Pendidikan S1 di Fakultas Hu-kum Universitas Gadjah Mada pada tahun 1990. Setelah mengajar di Universitas Negeri Jakarta, ia melanjutkan Pendidikan S2 di Program Magister Hukum, Universitas Indonesia. Aktif mengajar di Universitas Negeri Jakarta sejak tahun 1998. Saat ini Beliau bertugas di Program Studi P-IPS, Fakul-tas Ilmu Sosial. Salah satu mata kuliah hukum yang diampunya adalah mata kuliah Hukum Bisnis.

Page 164: HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATAbaik adalah WNI yang memahami hukum yang diberlakukan di tanah air. Mata kuliah hukum perdata dan hukum acara perdata merupakan mata kuliah wajib

154

Hukum Perdata dan Hukum Acara