makala hukum acara perdata putusan verstek

21
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hukum Acara Perdata PUTUSAN VERSTEK” guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Acara Perdata. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen yang telah membimbing serta rekan-rekan semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat serta memberi pengetahuan baik penulis maupun pembacanya. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan

Upload: daniel-samosir

Post on 03-Aug-2015

1.868 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta karunia-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hukum Acara Perdata

PUTUSAN VERSTEK” guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Acara Perdata. Penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen yang

telah membimbing serta rekan-rekan semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan

penulisan makalah selanjutnya.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat serta memberi pengetahuan baik penulis

maupun pembacanya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Istilah Pengertian VERSTEK

2.2 Bentuk dan Upaya Hukum terhadap Putusan Verstek

2.3 Syarat Putusan verstek

2.4 Eksekusi Putusan Verstek

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Page 2: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum acara perdata adalah merupakan suatu Peraturan hukum yang mengatur

bagaimana caranya ditaatinya hukum acara perdata materil dengan perantaraan hakim.

Atinya hukum acara perdata merupakan rangkaian-rangkaian peraturan-peraturan yang

memuat cara bagaimana orang harus bertindak dalam proses Penyelidikan di muka

pengadilan dan cara bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk

melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan hukum perdata materil. Lebih konkrit lagi

dapatlah dikatakan, bahwah hukum acara perdata mengatur tentang bagaimana caranya

mengajukan tuntutan hak, memeriksa serta memutuskan dan serta pelaksanaan dari pada

putusannya.

Tuntutan hak dalam hal ini merupakan suatu perlindungan hukum yang diinginkan

oleh masyarakat terhadap dirinya dalam sengketa-sengketa yang terjadi dilingkunagan

masyarakat, sehingga mereka yang bersengketa ingin mempertahankan apa yang menjadi hak

dan kewajiban dalam suatu sengketa atau perkara yang di hadapai mereka dalam persoalan

PERDATA.

Hukum perdata lah yang menjadi patokan masyarakat dalam melakukan suatu

tindakan hukum melalui hakim yang akan menjadi pengambil putusan terhadap sengekta atau

perkara-perkara yang dialami oleh masyarakat. Dalam hal proses di pengadilan seorang

hakim akan bertindak pasif, hakim hanya dapat mengambil keputusan dari hasil penyelidakan

di pengadilan, sedangkan mereka yang berperkara akan meyakinkan hakim melalui bukti-

bukti dan saksi-saksi di muka pengadilan, dengan katalain mereka yang berperkaralah yang

aktif untuk meyakinkan kepada hakim bahwah sanya di lah yang mempunyai hak atau

kewajiban dalam hal yang disengketakan kedua belah pihak tersebut.

Dalam proses beracara di pengadilan ada tahapan-tahapan penyelidikan yang akan di

lalui oleh mereka yang berperkara melalui tahapan-tahapan tersebut hakim akan mengambil

suatu kesimpulan dan akan memutus sapakah yang akan menjadi pemilik hak atau kewajiban

dalam perkara tersebut.

Page 3: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

Proses pemeriksaan dianggap selesai, apabila telah menempuh tahap jawaban dari

tergugat sesuai Pasal 121 HIR, Pasal 113 Rv, yang dibarengi dengan replik dari penggugat

berdasarkan Pasal 115 Rv, maupun duplik dari tergugat, dan dilanjutkan dengan proses tahap

pembuktian dan konklusi. Jika semua tahap ini telah tuntas diselesaikan, majelis menyatakan

pemeriksaan ditutup dan prosesselanjutnya adalah menjatuhkan atau pemgucapan putusan

Dari beberapa proses penyelidikan di muka pengadilan ada yang dikatakan dengan

PUTUSAN VERSTEK ,dalam hal ini putusan yang dimaksuda adalah suatu putusan yang

diambil oleh majelis hakim karena ketidak hadiran salah satu dari pihak yang berperkara.

Maka dalam makala ini penulis akan menjelaskan suatu putusan yang di ambil oleh

hakim disaat salah satu dari pihak yang berperkara tidak hadir dalam proses sidang di

pengadilan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Arti dan Istilah Pengertian VERSTEK ?

2. Apa saja Bentuk Putusan Verstek ?

3. Apa Syarat Acara verstek?

4. Bagaimana Eksekusi Putusan ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Arti dan Istilah Pengertian VERSTEK.

2. Untuk mengetahui Bentuk putusan Verstek.

3. Untuk mengetahui Syarat Acara verstek.

4. Untuk Eksekusi Putusan.

Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini merupakan trobosan yang dibuat oleh penulis agar masyarakat

mengetahui apa hukum acara perdata dalam proses pengambilan putusan verstek yang mana

salah satu dari pihak yang berperkara tidak menghadiri persidangan dan untuk memberi tau

masyarakat dalam hal proses persidangan di pengadilan tidak mengabaikan panggilan yang

telah dipanggil oleh hakim untuk menghdiri persidangan dan memberi tahu konsekuensi apa

bila salah satu dari pihak yang bersengketa tidak menghadiri persidangan.

penulisan makalah ini juga bermanfaat bagi penulis sendiri dalam menambah ilmu

pengetahuan penulis sendiri maupun yang membaca dan memperkaya khasana perpustakaan.

Page 4: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Istilah Pengertian VERSTEK

Istilah

Dalam mepergunakan istilah “Hukum acara tanpa hadir” sedangkan soepomo

menyebut “acara luar hadir” (verstek). Dilain pihak, subekti tetap mempergunakan istilah

aslinya, tetapi tulisannya “perstek”, bukan “verstek”.

Istilah “acara luar hadir” dijumpai juga di Kamus Hukum sebagai terjemahan dari

verstek procedure, dan verstekvonnis diberi istilah putusan tanpa hadir atau putusan di luar

hadir tergugat atau penggugat.

Sistem common law memberi istilah “default prosedure” yang sama maksudnya

dengan verstek procedure, yaitu acara luar hadir, dan untuk verstekvonnis (putusan tanpa

hadir) disebut default judgement. Tidak terapat perbedaan maksud yang terkandung dalam

itilah common law dengan civil law yang dianut di Indonesia.

Tidak ada perbedaan anatara istilah di atas karena dalam dalam penulisan maupun

pratik pengadilan telah baku bahwah istilah yang dipakai adalah verstek dan dalam khasanah

terminologi hukum di Indonesia telah mempergunakan istilah verstek tersebut.

Pengertian VERSTEK

Pengertian verstek tidak terlepas kaitannya dengan fungsi beracara dan penjatuhan

putusan atas perkara yang disengketakan, yang memberi wewenang kepada hakim menjatuh

kan putusan tanpa hadirnya penggugat atau tergugat. Jadi verstek merupakan suatu

kewenangan hakim untuk mengambil putusan tanpa kehadiran penggugat atau tergugat

padahal pengadilan telah memanggil secara sah kedua belah pihak yang bersengketa untuk

menghadiri persidangan namun salah satu dari penggugat atau tergugat tidak menghadiri

persidangan .

Page 5: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

Sehubungan dengan itu persoalan verstek tidak lepas kaitannya dengan ketentuan

pasal 124 HIR (Pasal 77 Rv) dan pasal 125 ayat (1) HIR (Pasal 73 Rv.

a. Pasal 124 HIR , Pasal 77 Rv, Mengatur Verstek kepada Penggugat

Berdasarkan Pasal diatas, hakim berwenang menjatuhkan putusan di luar hadir atau

tanpa hadir penggugat dengan syarat.

- Bila penggugat tidak hadir pada sidang yang ditentukan tanpa alasan yang sah,

- maka dalam peristiwa seperti itu, hakim berwenang memutus perkara tanpa

hadirnya penggugat yang disebut petusan verstek, yang memuat:

1. membebaskan tergugat dari perkara tersrbut,

2. menghukum penggugat membayar biaya perkara

- terhadap putusan verstek itu penggugat tidak dapat mengajukan perlawanan

(verzet) maupun upaya banding dan kasasi, sehingga terhadap putusan tertutup

upaya hukum,

- upaya yang dapat dilakukan penggugat adalah mengajukan kembali gugatan itu

sebagai perkara baru dengan membayar biaya perkara.

b. Pasal 125 Aayat (1) HIR, Pasal 78 Rv, Mengatur verstek terhadapa tergugat

Berdasarkan Pasal tersebut kepada hakim diberi wewenang menjatuhkan putusan di

luar hadir atau tanpa hadirnya tergugat, dengan syarat;

- Apabila tergugat tidak datang menghadiri sidang pemeriksaan yang ditentukan

tanpa alasan yang sah (default without reason),

- Dalam hal seperti itu, hakim menjatuhkan putusan verstek yang berisi diktum:

1. Mengabulkan gugatan seluruhnya tau sebagiannya, atau

2. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima apabila gugatan tidak mempunyai

dasar hukum.

Page 6: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

Tujuan VERSTEK

Tujuan utama sistem verstek dalam hukum acara adalah untuk mendorong para pihak

menaati tata tertib beracara, sehingga proses pemeriksaan penyelesaian perkara terhindar dari

anarki atau kesewenagan.

Memperhatikan akibat buruk yang terjadi, yaitu apabila keabsahan proses

pemeriksaan digantungkan atas kehadiran para pihak atau tergugat, undang-undang perlu

mengantisipasinya melalui acara pemeriksaan verstek. Pemeriksaan dan penyelesaian perkara

tidak mutlak digantungkan atas kehadiran tergugat di persidangan. Apabila ketidak hadiran

itu tanpa alasan yang sah (unreasonable default), dapat diancam dengan penjatuhan putusan

tanpa hadir (verstek). Meskipun penerapan verstek tidak imperatif, namun pelembagaannya

dalam hukum acara dianggap sangat efektif menyelesaikan perkara.

Yahyah Harahap, S.H. Hukum acara perdata, sinar grafika januari 2010, hal 381-383

2.2 Bentuk Putusan Verstek

Mengenai bentuk putusan verstek yang dapat dijatuhkan, diatur dalam Pasal 125 ayat

(1) HIR, Pasal 149 RBG, dan Pasal 78 Rv. Pasal 125 ayat (1) berbunyi:

Jika tergugat tidak datang pada hari perkara itu diperiksa, atau tidak pula menyuruh

orang lain menghadap mewakilinya, meskipun ia dipanggil dengan patut maka

gugatan itu diterima dengan tidak hadir (verstek), kecuali kalau nyata kepada PN

bahwa pendakwaan itu melawan hak atau tidak beralasan.

Bentuk putusan verstek yang dijatuhkan pengadilan berdasarkan pasal diatas yaitu:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat

Bentuk putusan verstek yang pertama, mengabulkan gugatan penggugat. Apabila

hakim hendak menerapkan acara verstek, pada prinsipnya, putusan yang harus dijatuhkan

mengabulkan gugatan penggugat.

Page 7: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

a. Mengabulkan Seluruh Gugatan

Apabila perkara diputus melalui acara verstek harus ditegakan secara konsekuen

ketentuan yang dimaksud yaitu mengabulkan seluruh gugatan persis seperti yang

dirincikan dalam petitum gugatan.

b. Boleh Mengabulkan Sebagian Saja

Sangat objektif dan rasional menerapkan pengabulan sebagai gugatan melalui putusan

verstek, namun dalam mengabulkan permohonan penggugat dalam hal putusan

verstek harus melihat segi keadilannya, dimana dalam petitum meinta 10 kalilipat

jumlah yang didalilkan dalam gugatan maka hakim akan mempertimbangkan dari segi

keadilannya, apakah seluruh atau sebagian yang menjadi permohonan pengugat akan

dikabulkan oleh hakim, sepanjang petitum gugatan benar-benar sesuai denagn dalil

gugatan, serta dalil gugatannya mempunyai landasan hukum yang kuat, objektif dan

rasional.

Ny. Retnowulan Sutantio, S.H. Iskandar Oeripkartawinata, S.H. Hukum Acara Perdata, 1997. Bandung: Cv Mandar Maju.

Hal, 27

2. Menyatakan Gugatan Tidak Dapat Di Terima

Hakim harus menyatakan gugatan tidak dapat diterima apabila:

a. Melawan hukum atau ketertiban dan kesusilaan (unlawful), dan

b. Tidak beralasan dan tidak mempunyai dasar hukum (no basic reason).

3. Menolak Gugatan Penggugat

Jika menurut pertimbangan hakim, gugatan yang diajukan tidak didukung alat bukti

yang memenuhi batas minimal pembuktian, hakim dapat menjatuhkan putusan verstek

yang memuat diktum: Menolak guhatan penggugat. Sekiranya penggugat keberatan

terhadap putusan itu, ia dapat mengajukan banding berdasarkan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang No. 20 Tahun 1947.

Penolakan gugatan merupakan putusan yang bersifat positif sehingga apabila putusan

berkekuatan hukum tetap, pada putusan melekat ne bis en idem berdasarkan Pasal

1917 KUHPerdata.

Yahyah Harahap, S.H. Hukum acara perdata, sinar grafika januari 2010, hal 397

Page 8: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

2.3 Syarat Putusan verstek

Dalam hal ini yang akan di bahas adalah acra verstek terhadap tergugat, perihal syarat

sahnya penerapan acara verstek kepada tergugat, merujuk kepada ketentuan Pasal 125 ayat

(1) HIR atau Pasal 78 Rv.

Dari pasal-pasal tersebut dapat dikemukakan syarat-syarat sebagai berikut.

1. Tergugat Telah Dipanggil dengan Sah dan Patut

a. Yang melaksanakan panggilan juru sita (Pasal 338 jo. Pasal 390 ayat (1) HIR.

Apabila diluar dari yuridiksi relatif yang dimilikinya maka pemanggilan akan

berdasarkan pasal 5 Rv.

b. Bentuknya dengan surat panggilan (Pasal 390 ayat 1, Pasal 2 ayat 3 Rv) Panggilan

dilakukan dalam bentuk:

- Surat tertulis yang disebut surat panggilan atau relaas Panggilan (bericht, report);

- Panggilan tidak sah dalam bentuk lisan (oral) karena secara teknis yustisial, sangat

sulit atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga dapat merugikan

kepentingan tergugat.

c. Cara pemanggilan yang sah (Pasal 390 ayat (1) dan (3) atau Pasal 6 ke-7 Rv

d. Jarak waktu pemanggilan dengan hari sidang, agar panggilan sah dan patut, harus

berpedoman kepada Pasal 122 HIR atau Pasal 10Rv

- Dalam keadaan normal, digantungkan pada faktor jarak tempat kediaman tergugat

dengan gedung PN:

a. 8 (delapan) hari, apabila jaraknya tidak jauh,

b. 14 (empat belas) hari, apabila jaraknya agak jauh, dan

c. 20 (dua puluh) hari apabila jaraknya jauh.

- Dalam keadan mendesak, menurut Pasal 122 HIR, dalam keadaan mendesak jarak

waktunya dapat dipersingkat, tetapi tidak boleh kurang dari 3 (tiga) hari.

Page 9: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

2. Tidak Hadir Tanpa Alasan yang sah

Tergugat tidak datang menghadiri panggilan sidang tanpa alasan yang sah (default

without reason). Syarat ini ditegaskan dalam Pasal 125 ayat(1) HIR:

- Tergugat tidak datang pada hari perkara itu diperiksa, atau

- Tidak menyuruh orang lain sebagai kuasa yang bertindak mewakilinya,

- Padahal tergugat telah dipanggil dengan patut, tetapi tidak menghiraukan dan

menaati penggilan tanpa alasan yang sah,

- Dalam kasus seperti itu, hakim dapat dan berwenag menjatuhkan ptusuan verstek,

yaitu putusan diluar hadir tergugat.

Penerapan alasan yang sah Pasal 125 ayat (1), tidak mengatur tentang hal ini. Akan

tetapi, bertitik tolak dari pendekatan kepatutan dihubungkan dengan prinsip fair trial, tidak

adil menghukum tergugat dengan putusan verstek, apabila ketidak hadirannya disebabkan

alasan yang masuk akal (common sense) secara objektif.

Tidak dibenarkan menerapkan acara verstek karena ketidak hadiran terggat sebagai

berikut:

- Disebabkan tergugat ditugaskan oleh atasan bertugas di luar kota atau daerah

- Karena sakit yang dikuatkan dengan keterangan dokter

- Berada diluar negri didukung dengan surat keterangan dari pihak yang

berkompeten untuk itu

- Sedang menjalankan tugas yang di perintahkan atasan yang tidak dapat

ditinggalkan.

Yang berwenag menilai alasan tersebut apakah layak dan patut adalah kewenagan dari

hakim, Penggugat dapat mengajukan putusan verstek kepada hakim, namun yang tetap

berwenang dalam mengabil putusan verstek tersebut adalah hakim.

Yahyah Harahap, S.H. Hukum acara perdata, sinar grafika januari 2010 hal 383. Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H.

Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty yogyakarta pebuari 2006. M

Page 10: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

2.4 Eksekusi Putusan Verstek

Dasar hukum mengenai eksekusi putusan verstek diatur dalam Pasal 128 HIR, jo

Pasal 195 HIR. Putusan Verstek tidak dapat dieksekusi sebelum lewat tenggang 14 hari dari

tanggal pemberi tahuan putusan, putusan verstek harus diberitahukan kepada tergugat.

Patokan tennggang waktu mengajukan verstek diatur dalam Pasal 129 ayat (2) HIR,

menurut ketentuan tersebut patokan tenggang waktu yang diterapkan sebagai landasan umum

adalah 14 hari dari tanggal pemberitahuan putusan verstek kepada penggugat.

Eksekusi terhadap putusan verstek baru dapat dijalankan apabila lewat tenggang

waktu mangajukan verstek baru, dan selama tenggang masih berlaku, tergugat tidak

mengajukan perlawanan (verzet). Eksekusi baru dapat dijalankan apabila putusan tersebut

telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, Pasal 128 ayat (1) HIR.

Dapat di eksekusi sebelum lewat 14 hari atas alasan sangat perlu dapat dilaksanakan

eksekusi putusan verstek, meskipun tenggang waktu mengajukan perlawanan belum lewat,

pengecualian tersebut diatur dalam Pasal 128 ayat (2) HIR. Ketentua Pasal 180 HIR yang

memberi wewenang kepada ketua Pengadilan Negri melaksanakan putusan lebih dahulu

(vitvoerbaar bij voorraad) meskipun tergugat mengajukan perlawanan atau banding.

Terdapat keadaan yang sangat perlu syarat ini disebut dengan tegas dalam Pasal 128

ayat (2) HIR dengan mempergunakan keadaan yang sangat perlu. Aada perintah dari

penggugat agar putusan verstek dilaksanakan terlebih dahulu meskipun belum lewat 14 hari

dari tanggal pemberitahuan. Permohonan harus dibarengi dengan alsan-alasan yang benar-

benar memenuhi katagori.

Dari syarat-syarat diatas yang dianggap sah dan memenuhi syarat putusan verstek

yang bersifat komulatif bukan alternatif.

Yahyah Harahap, S.H. Hukum acara perdata, sinar grafika januari 2010, hal 416.

Page 11: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam mepergunakan istilah “Hukum acara tanpa hadir” sedangkan soepomo

menyebut “acara luar hadir” (verstek). Dilain pihak, subekti tetap mempergunakan istilah

aslinya, tetapi tulisannya “perstek”, bukan “verstek

Tidak ada perbedaan anatara istilah di atas karena dalam dalam penulisan maupun

pratik pengadilan telah baku bahwah istilah yang dipakai adalah verstek dan dalam khasanah

terminologi hukum di Indonesia telah mempergunakan istilah verstek tersebut.

Putusan verstek adalah putusan yang diambil oleh hakim karena ketidak hadiran

penggugat atau tergugat dalam persidangan di pengadilan, dimana hakim belum memeriksa

pokok perkara antar kedua bela pihak yang bersengketa nammun telah diambil suatu putusan

yang disebut dengan putusan verstek.

Sehubungan dengan itu persoalan verstek tidak lepas kaitannya dengan ketentuan

pasal 124 HIR (Pasal 77 Rv) dan pasal 125 ayat (1) HIR (Pasal 73 Rv.

Pasal 124 HIR , Pasal 77 Rv, Mengatur Verstek kepada Penggugat

Berdasarkan Pasal diatas, hakim berwenang menjatuhkan putusan di luar hadir atau

tanpa hadir penggugat dengan syarat.

- Bila penggugat tidak hadir pada sidang yang ditentukan tanpa alasan yang sah,

- maka dalam peristiwa seperti itu, hakim berwenang memutus perkara tanpa

hadirnya penggugat yang disebut petusan verstek, yang memuat:

1. membebaskan tergugat dari perkara tersrbut,

2. menghukum penggugat membayar biaya perkara

- terhadap putusan verstek itu penggugat tidak dapat mengajukan perlawanan

(verzet) maupun upaya banding dan kasasi, sehingga terhadap putusan tertutup

upaya hukum,

- upaya yang dapat dilakukan penggugat adalah mengajukan kembali gugatan itu

sebagai perkara baru dengan membayar biaya perkara.

Page 12: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

Pasal 125 Aayat (1) HIR, Pasal 78 Rv, Mengatur verstek terhadapa tergugat

Berdasarkan Pasal tersebut kepada hakim diberi wewenang menjatuhkan putusan di

luar hadir atau tanpa hadirnya tergugat, dengan syarat;

- Apabila tergugat tidak datang menghadiri sidang pemeriksaan yang ditentukan

tanpa alasan yang sah (default without reason),

- Dalam hal seperti itu, hakim menjatuhkan putusan verstek yang berisi diktum:

1. Mengabulkan gugatan seluruhnya tau sebagiannya, atau

2. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima apabila gugatan tidak

mempunyai dasar hukum.

Tujuan utama sistem verstek dalam hukum acara adalah untuk mendorong para pihak

menaati tata tertib beracara, sehingga proses pemeriksaan penyelesaian perkara terhindar dari

anarki atau kesewenagan. Bentuk dari putusan verstek senderi merupakan suatu putusan yang

diambil oleh hakim yang berbentuk:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat

2. Menyatakan Gugatan Tidak Dapat Di Terima, dan

3. Menolak Gugatan Penggugat.

Dalam mengambil putusan verstek banyak pertimbangan-pertimbagan yang harus

dilihat oleh hakim. Apakah putusan yang diambil tersebut adail atau tidak apabila seorang

yang tidak hadir dalam proses pemeriksaan di pengadilan di putus oleh hakim dengan

putusan verstek. Maka hakim harus melihat kelayakan pemanggilan dan apa alasan yang

menjadi ketidak hadiran salah satu dari yang berperkara penggugat atau terggugat, apabila

ketidak hadiran tersebut beralasan maka hakim tidak akan mengambil putusan verstek

tersebut dan alasan tersebut juga mempunyai dasar yang memenuhi kategori sesorang yang

dipanggi dipengadilan tidak dapat hadir karena sebagai berikut:

- Disebabkan tergugat ditugaskan oleh atasan bertugas di luar kota atau daerah

- Karena sakit yang dikuatkan dengan keterangan dokter

- Berada diluar negri didukung dengan surat keterangan dari pihak yang

berkompeten untuk itu

- Sedang menjalankan tugas yang di perintahkan atasan yang tidak dapat

ditinggalkan.

Page 13: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

Eksekusi dalam verstek harus dijalankan setelah 14 hari pemberitahuan putusan

verstek tersebut, namun ada peralihan yang mengatur sebelum lewat batas waktu yang telah

ditentukan eksekusi terhadap putusan verstek tersebut dapat dijalankan. dalam Pasal 128 ayat

(2) HIR, Ketentua Pasal 180 HIR yang memberi wewenang kepada ketua Pengadilan Negri

melaksanakan putusan lebih dahulu (vitvoerbaar bij voorraad) meskipun tergugat

mengajukan perlawanan atau banding.

2.5.Saran

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca memperkaya

khasanah perpustakaan serta bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna kesempurnaan penulisan

makalah selanjutnya.

Page 14: Makala Hukum Acara Perdata Putusan Verstek

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Taufik Makaro, SH. MH, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, 2004. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

M. Yahya Harahap,S.H. Hukum Acara Perdata, 2010. Jakarta: Sinar Grafita

Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. Hukum Acara Perdata Indonesia, 1998. Yogyakarta:

Liberty Yogyakarta.

Ny. Retnowulan Sutantio, S.H. Iskandar Oeripkartawinata, S.H. Hukum Acara Perdata,

1997. Bandung: Cv Mandar Maju.

Wibisono oedoyo. Modul Hukum Acara Perdata.2011.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, 2010. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Herzien Indonesia Reglement (HIR).

Drs. Sudarsono, S.H., M.Si. Kamus Hukum, PT Asdi Mahasatya, Cetakan ke kelima febuari

2007 jakarta.